Makalah M1d

37
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Teori Ekonomi yang diberikan guru kami untuk memenuhi nilai pada semester pertama kami, serta melatih kami untuk lebih memahami pelajaran ini. Makalah ini disusun agar pembaca makalah dapat memahami pengertian Prilaku Konsumen dan Perilaku Produsen yang kami buat berdasarkan data dari berbagai sumber. Sehingga para pembaca dapat mengantisipasi berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang tentunya berhubungan dengan Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen. Karena tanpa kita sadari banyak hal di sekitar kita yang berhubungan dengan tema yang dibahas tersebut. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya, walaupun kami sadari masih banyak kekurangan. Untuk itu kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Terima kasih.

Transcript of Makalah M1d

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah,

makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada

waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

untuk memenuhi tugas Teori Ekonomi yang diberikan guru

kami untuk memenuhi nilai pada semester pertama kami,

serta melatih kami untuk lebih memahami pelajaran ini.

Makalah ini disusun agar pembaca makalah dapat

memahami pengertian Prilaku Konsumen dan Perilaku

Produsen yang kami buat berdasarkan data dari berbagai

sumber. Sehingga para pembaca dapat mengantisipasi

berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

yang tentunya berhubungan dengan Perilaku Konsumen dan

Perilaku Produsen. Karena tanpa kita sadari banyak hal

di sekitar kita yang berhubungan dengan tema yang

dibahas tersebut.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang

lebih luas bagi pembacanya, walaupun kami sadari masih

banyak kekurangan. Untuk itu kami sebagai penyusun

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Akhirnya penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah

ini. Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………..01

B. Fokus Kajian …………………………………………………………….02

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………...02

D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………….02

BAB 2 PEMBAHASAN

A. KONSUMEN

A.1 Pengertian Konsumen ………………………………………………03

A.2 Perilaku Konsumen …………………………………………………03

A.3 Bentuk Perilaku Konsumen …………………………………………06

A.4 Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen

…………………..08

A.5 Roda Analisis Konsumen …………………………………………...09

A.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen …………..11

B. PRODUSEN

B.1 Pengertian Produsen ………………………………………………...15

B.2 Prisnsip Ekonomi produsen …………………………………………16

B.3 fungsi Produksi ……………………………………………………...17

B.4 Permintaan Tenaga Kerja …………………………………………...18

B. 5 Least Cost Combination (LCC)

…………………………………….19

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….21

B. Saran …………………………………………………………………22

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku

manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti

masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara

kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat

pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Atau dengan

kata lain, masalah dasar dari ekonomi adalah bagaimana

menggunakan semua sumber daya yang terbatas untuk

selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-

bainya. Permasalahan itu kemudian meyebabkan

kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang

berasal dari produsen dan konsumen.

Semakin lama pola pikir konsumen berubah

seiring perkembangan jaman. Dalam mengenal konsumen

kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai

perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu

sendiri. Perkembangan zaman saat ini menuntut konsumen

bersikap pintar, cermat, efisien dan efektif dalam

memilih produk yang diinginkan. Dengan adanya sikap

itu, maka konsumen tidak akan kecewa dengan apa yang

telah mereka beli.

Dalam kehidupan sehari-hari konsumen di

hadapi dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti,

karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari

kebutuhan dan tidak akan terpuaskan dari kebutuhan

mereka. Kebutuhan konsumen tersebutlah yang akan

membuka peluang bisnis bagi mereka yang dinamakan

produsen. Produsen akanmelihat peluang yang besar

dengan adanya kebutuhan konsumen yang tidak ada

hentinya. Mulai dari produk yang bersifat kecil

kebutuhannya sampai yang bersifat besar.

Dengan meningkatnya permintaan konsumen dari

berbagai produk, maka produsen berusaha akan memenuhi

kebutuhan yang konsumen inginkan. Dengan itu, produsen

menciptakan berbagai produk yang bervariatif serta

berbagai pilihan produk itu sendiri. Bahkan produsen

akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah

dibutuhkan oleh konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang

menjadi dilemma bagi konsumen. Apakah mereka akan

mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau

kebutuhan. Maka konsumen akan melihat factor-faktor

apakah yang cocok bagi mereka, sehingga mereka dapat

mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi

kehidupannya.

B. Fokus Kajian

Atas dasar latar belakang mengenai perilaku

konsumen dan produsen, ada beberapa fokus kajian yang

dapat di ambil yaitu :

a. Apa yang dimaksud dengan konsumen ?

b. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

konsumen ?

c. Apa yang dimaksud dengan produsen ?

d. Apa fungsi dari produsen ?

e. Bagaimana perilaku produsen ?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memberikan pemahaman tentang perilaku seorang konsumen

maupun produsen dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan.

Serta dapat mengetahui apa saja faktor penting dan

kiat-kiat menjadi seorang konsumen maupun produsen.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah

dapat memberikan pemahaman mengenai apa yang dimaksud

dengan konsumen maupun produsen, serta bagaiman

perilaku konsumen terhadap pemenuhan kebutuhan mereka

dan bagaiman produsen dapat mengatasi kebutuhan

konsumen yang tidak terbatas. Dari penulisan ini juga

akan diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen maupun produsen.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. KONSUMEN

A.1 PENGERTIAN KONSUMEN

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang

dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

A.2 PERILAKU KONSUMEN

Untuk dapat memahami perilaku konsumen maka

kita perlu mengetahui secara jelas pengertian perilaku

konsumen. Menurut David I.London dan Albert J.Dello

Bitta dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (1998:3)

mendefinikan perilaku konsumen sebagai berikut :

“Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan proses dan

hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok

atau organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu

produk.”

Sedangkan menurut American Marketing

Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku

dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan

aspek pertukaran dalam hidup mereka. Paling tidak ada

tiga idé penting dalam definisi tersebut.

Defenisi diatas menekankan bahwa perilaku konsumen itu

dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen serta 

masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang

waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat

dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang

tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran

yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang

waktu, pasar dan industri.

Hal yang kedua menekankan dalam definisi perilaku

konsumen adalah keterlibatan interaksi  antara pengaruh

dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar. Ini

berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan

strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa

yang mereka pikirkan dan mereka rasakan, apa yang

mereka lakukan (perilaku), dan apa yang dipikirkan,

dirasa, dan dilakukan konsumen.

Model perilaku konsumen yang di kemukakan  oleh Kotler

adalah perilaku yang sederhana. Dalam model perilaku

ini Kotler memberikan istilah kotak hitam (Black Box) 

untuk proses pengambilan keputusan dan karakteristik

pembeli. Model perilaku menurut Kotler seperti pada

gambar di bawah ini :

Stimulus

Pada gambar diatas terlihat bahwa konsumen mendapat

stimulus dari  pemasaran dan stimulus yang lain.

Stimulus pemasaran berupa informasi  tentang  produk,

tentang harga, tempat dan promosi yang diterima dari

media cetak atau elektronik. Sedangkan stimulus yang

lain seperti faktor ekonomi, teknologi, politik dan

budaya.

Kotak Hitam Konsumen

Dalam kotak hitam ini Kotler membagi dua bagian yaitu

pertama adalah Karakteristik pembeli yang berisi

tentang faktor kultural, sosial, pribadi dan faktor

psikologis sedangkan yang kedua adalah faktor proses

keputusan pembeli.

Tanggapan Konsumen

Tanggapan konsumen adalah proses dimana terjadinya

suatu  keputusan untuk membeli suatu produk dengan

pilihan produk yang diinginkan, pilihan merek, pilihan

tempat untuk membeli, waktu untuk membeli dan jumlah

barang yang akan dibeli.

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas

ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,

pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian

produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari

konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk

barang berharga jual rendah proses pengambilan

keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk

barang berarga jual tinggi, proses pengambilan

keputusan dengan matang.

Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah

penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et al. (1994),

perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan

mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua

elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu: (1)

proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik yang

melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan

menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 1990).

Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat

diaplikasikan dalam beberapa hal, yaitu :

1. Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang

baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat

perusahaan memberikan diskon untuk menarik

pembeli.

2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan

membuat kebijakan public. Misalnya dengan

mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan

transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat

merencanakan harga tiket transportasi di hari raya

tersebut.

3. Dalam hal pemasaran sosial yaitu penyebaran ide di

antara konsumen.

Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi

sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih

cepat dan efektif. Dan juga dapat memberikan gambaran

kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian

harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar

dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan

pada pemasar tersebut.

A.3 BENTUK PERILAKU KONSUMEN

Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam

mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam,

yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen

irasional.

A.3.1 Perilaku Konsumen Rasional

Adalah perilaku konsumen yang didasari atas

pertibangan rasional (nalar) dalam mengosumsi suatu

produk. Suatu konsumsi dikatakan rasional jika

memerhatikan hal berikut :

a. Produk tersebut mampu memberikan kegunaan

optimal (optimum utility) bagi konsumen.

Suatu pembelian dapat dikatakan rasional bila

dalam membeli barang, barang tersebut benar-benar

dapat memenuhi kebutuhan kita. Semakin lama jangka

waktu pemuasannya, maka akan semakin baik.

Misalnya, akan lebih baik jika kita membeli

pakaian yang dapat digunakan dalam banyak acara

daripada membeli pakaian yang hanya bisa digunakan

dalam satu acara.

b. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan

konsumen.

Butuh tidaknya kita akan barang tersebut dapat

dilihat dari posisi barang tersebut dalam skala

prioritas kita. Bila manusia membeli barang yang

ada di posisi paling atas dalam skal prioritas,

berarti manusia telah melakukan tindakan konsumsi

rasional.

c. Mutu Produk Terjamin.

Suatu produk dapat dikatakan terjamin bila sudah

terdaftar di departemen kesehatan.

d. Harga Terjangkau dan sesuai dengan kemampuan

konsumen yang membeli.

Suatu pembelian dapat dikatakan rasional bila ada

kesesuaian antara harga yang harus dibayar dan

uang yang dimiliki.

A.3.2 Perilaku Konsumen Tidak Rasional (irrasional)

Sebuah tindakan dalam berbelanja dapat dikatakan

tidak rasional bila seorang konsumen memutuskan membeli

barang tanpa pertimbangan yang baik tanpa memikirkan

kegunaannya terlebih dahulu. Contoh perilakunya yaitu:

a. Membeli barang hanya karena tertarik dengan

iklannya.

Banyak iklan yang menipu atau menyembunyikan

informasi. Kalau kita memperhatikan iklan dan keesokan

harinya kalian membeli barang karena barang itu

kelihatan bagus di iklan, berarti kita termasuk

konsumen yang irrasional.

b. Tertarik membeli barang hanya karena mereknya

yang terkenal.

Banyak orang yang menganggap kalau mereka

mempunyai barang merek tertentu mereka akan dianggap

hebat. Namun, kalau kalian membeli jeans hanya karena

mereknya yang terkenal tanpa meneliti dan membandingkan

kualitasnya dengan produk lain, maka hal tersebut dapat

dikatakan perilaku irrasional.

c. Membeli barang hanya karena obral atau untuk

memperoleh bonus.

Membeli barang bukan karena kebutuhan tetapi

karena barang tersebut obral dan memiliki bonus,maka

konsumen seperti inilah perilaku konsumen irrasional.

d. Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi.

A.4 PENDEKATAN DALAM MENELITI PERILAKU KONSUMEN.

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti

perilaku konsumen :

A.4.1 Pendekatan Interpetif

Pendekatan ini menggali secara mendalam

perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi

dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan  focus

group discussion  untuk memahami apa makna

sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang

dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan

menggunakannya.

A.4.2 Pendekatan Tradisional

Pendekatan tradisional ini yang didasari pada

teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial,

dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan

ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk

menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen.

Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk

menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang

bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat

keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap

perilaku konsumen.

A.4.3 Sain Pemasaran

Sains pemasaran ini didasari pada teori dan

metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini

dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba

model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia

menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh

strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi,

yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.

Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan

tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen

dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan

analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja

menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,

tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan

tersebut.

A.5 RODA ANALISIS KONSUMEN

Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja

yang digunakan pemasar untuk meneliti, menganalisis,

dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan

strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis

konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi,

lingkungan, dan perilaku afeksi dan kognisi. 

A.5.1 Afeksi Dan Kognisi

Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap

suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen

menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada

pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya

konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal

dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem

kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki

keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.

Manusia dapat merasakan empat tipe respons

afektif: emosi, perasaan tertentu, suasana hati/mood,

dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons

positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda

dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas

perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya,

semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh,

misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan

pernapasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di

perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada

tubuh tidak akan terasa.

Tipe respon aktif

Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental,

yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih,

dan berpikir. Proses memahami adalah proses

menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek

tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan.

mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek

dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif

atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan

berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah

untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti

membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan

menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir

adalah aktivitas kognisi yang terjadi dalam keempat

proses yang disebutkan sebelumnya.

Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk

menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti

aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen.

Fungsi ke dua adalah memproses interpretasi menjadi

sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran

dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan

alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih

alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.

Besar kecilnya intensitas proses sistem

kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya,

produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu

melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif, dalam

beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir

sebelum membeli sebuah produk.

A.6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

A.6.1. Faktor Sosial

A.6.1a. Grup

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh

banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut

berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut

membership group. Membership group terdiri dari dua,

meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan

rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan

memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok

keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang).

(Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).

A.6.1b. Pengaruh Keluarga.

Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam

perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa

peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam

pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak

sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam

keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler,

Bowen, Makens, 2003, p.204).

A.6.1c. Peran dan Status

Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti

keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah

role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada

seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di

sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang

merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh

masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).

A.6.2. Faktor Personal

A.6.2a. Situasi Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi

pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen

kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen

menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat

mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian

pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006,

p.137).

A.6.2b. Gaya Hidup

Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan

dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang

tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan,

kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja

mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong,

2006, p.138)

A.6.2c. Kepribadian dan Konsep Diri

Personality adalah karakteristik unik dari

psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon

terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri,

contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka

bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi,

agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang

memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku

seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri

tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).

A.6.2d. Umur dan Siklus Hidup

Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli

seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-

baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan

dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life

cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan

umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini

mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam

umur antara orang-orang yang menentukan strategi

marketing dan orang-orang yang membeli produk atau

servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206).

A.6.2e. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan

jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering

membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat

kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full

service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa

makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran

cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p.

207).

A.6.3. Faktor Psikologi

A.6.3a. Motivasi

Berdasarkan teori Maslow, seseorang

dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.

Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari

yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak

(kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri).

Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah

terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi

motivator,dan orang tersebut akan kemudian mencoba

untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya

(Kotler,Bowen,Makens,2003,p.214).

A.6.3b. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang

memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi

untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari

dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi

yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen,

Makens, 2003, p.215).

A.6.3c. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu

berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi

terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca,

diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman

sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima

maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback

bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa

depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004,

p.207).

A.6.3d. Beliefs and Attitude

Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa

seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan

pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler,

Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah

evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan

kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang

pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006,

p.145).

A.6.4. Faktor Kebudayaan

Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan

perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan

lembaga penting lainnya (kotler, Amstrong, 2006,

p.129). penentu paling dasar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-

nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang

dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah

lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003. Pp.201-202).

A.6.4a. Subkultur

Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai

berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan,

seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler,

Amstrong, 2006, p.130). meskipun konsumen pada Negara

yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap,

dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis

(Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).

A.6.4b. Kelas Sosial

Pengelompokan individu berdasarkan kesamaan

nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya

ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya pendapatan,

tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan,

kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).

B. PRODUSEN

B.1 Pengertian Produsen

Pengertian produsen adalah setiap orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan

hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun

bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan

kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Produsen dalam ekonomi adalah orang yang

menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau

dipasarkan,sedangkan proses menghasilkan barang dan

jasa disebut produksi.

Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan

produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu

tinggi, bisa diterima dimasyarakat dan menghasilkan

laba.

Satu masalah pokok seorang produsen yaitu

bagaimana denan Sumber Daya yang terbatas mereka dapat

mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar.

Beberapa contoh perilaku produsen :

a. Mencari keuntungan dengan pemakaian modal

seminimal mungkin tetapi dengan hasil

semaksimal mungkin.

b. Mematok biaya produksi berdasarkan tingkat

harga baramng modal

c. Member potongan harga kepada konsumen yang

membeli produk dalam jumlah banyak.

d. Tidak hanya menghasilkan barang atau jasa

yang sesuai kebutuhan, tetapi juga sesuai

trend pasar saat ini.

e. Memberi diskon besar-besaran untuk produk

yang telah lama mereka produksi.

f. Produsen juga mengadaptasi isu global atau

keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu

untuk memasarkan barang dan jasa yang mereka

jual.

Perilaku prosuden dalam kegiatan perekonomian :

a. Bagi masyarakat : tanggung jawab produsen terhadap

masyarakat.

b. Bagi pemerintah : produsen merupakan partner untuk

menjalankan tugas pemerintah dalam mewujudkan

tatanan masyarakat.

Perilaku produsen dalam kegiatan produksi :

a. Perencanaan : factual dan realistis, logis dan

rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensi.

b. Pengorganisasian : dalam pengorganisasian ini

rencana dilakukan dengan cara mengkoordinasi.

c. Pengarahan : suatu cara agar produsen bisa

melakukan rencana dengan baik atau rencana bisa

terwujud.

d. Pengendalian : proses pengontrolan yang dilakukan

oleh produsen.

B.2 Prinsip Ekonomi Produsen

Prinsip ekonomi produsen yaitu dengan modal

yang dimiliki berusaha menghasilkan barang yang

berkualitas dan mendatangkan keuntungan besar.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh produsen

dalam prinsip ini adalah :

1. Memilih produk yang sesuai dengan selera konsumen.

2. Menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas.

3. Memilih alat-alat produksi yang baik dengan harga

yang relative lebih murah.

4. Menekan biaya produksi sekecil-kecilnya.

B.3 Fungsi Produksi

Setiap proses produksi mempunyai landasan

teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi

adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan

hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor

produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang

dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-

harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga

produk. Dalam teori ekonomi, fungsi produksi

diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut

sebagai, The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan

Hasil Berkurang).

Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan

satu macam input ditambah sedang input-input yang lain

tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap

tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula

naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input

tersebut terus ditambahkan. The Law of Diminishing

Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :

a. Produksi total dengan increasing returns,

b. Produksi total dengan decreasing returns,dan

c. Produksi total yang semakin menurun.

Marginal Psychical Product (MPP) adalah

tambahan output yang dihasilkan sebagai akibat dari

pertambahan unit input.

MPP disebut juga dengan The Law Of Diminishing

Marginal Physical Product. Kurva Total Physical Product

(TPP) adalahkurva yang mneunjukan tingkat produksi

total pada berbagai tingkat penggunaan input variable.

Kurva MPP adalah kurva yang menunjukan tambahan dari

total Physical product yang disebabkan oleh penggunaan

tambahan 1 unit input variable.

Kurva Averege Physical Product (APP) adalah

kurva yang menunjukan hasil rata rata perunit input

variable pada berbagai tingkat penggunaan input

tersebut.

B.4 Permintaan Tenaga Kerja

B.4.a  Produk Fisik Marjinal (MPP) dan Produk Fisik

Rata-rata (APP)

Produk fisik marjinal dibedakan antara produk

fisik marjinal tenaga kerja (MPPL) dan produk fisik

marjinal modal (MPPK). Produk fisik marginal tenaga

kerja (MPPL) yaitu perubahan output karena tambahan

satu orang yang bekerja, dengan asumsi ceteris paribus.

Sedangkan produk fisik marjinal modal (MPPK)

yaitu perubahan output karena tambahan satu satuan

input modal, dengan asumsi ceteris paribus. Produk fisik

marjinal tenaga kerja (MPPL) merupakan slope dari kurva

total produk. Kurva total produk yaitu jumlah output

yang dihasilkan pada saat perusahaan mempekerjakan

lebih banyak orang.

Produk fisik rata-rata tenaga kerja (APPL)

merupakan jumlah output yang mampu diproduksi oleh tiap

pekerja.

Dimana:

APPL= produk fisik rata-rata tenaga kerja

      q = output perusahaan

      L = jumlah tenaga kerja

Hubungan antara kurva produk fisik marjinal dan

produk fisik rata-rata yaitu ketika kurva produk fisik

marjinal (MPP) berada diatas kurva produk fisik rata-

rata (APP) terjadi saat APP menaik. Ketika kurva MPP

berada dibawah kurva APP terjadi saat kurva APP

menurun. Kurva MPP berpotongan dengan kurva APP pada

saat kurva APP mencapai titik puncaknya. Asumsi

pertambahan hasil yang semakin berkurang (deminishing

returns) menyebabkan kurva APP menurun pula.

 

        Hubungan Kurva MPP, APP dan TPP

B.5 LEAST COST COMBINATION (LCC)

Penggunaan kombinasi factor produksi dengan

menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS

(marginal rate of technical substitution), bila

menambah salah satu inputmaka mengurangi penggunaan

input. Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik

dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output

itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk

produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga

masukan. Anggaplah bahwa produsen telah di

pelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga

dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200

per unit tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga

kemungkinan alternatif sebelumnya.

a) Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10

unit itu.

b) Untuk menghabiskan jumlah tersebuthanya pada tenaga

kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.

c) Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada

modal dan sebagian pada tenaga kerja.

Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis

isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang

dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan

dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan

rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu 1:5. Dengan

menggabungkan isoquant dan garis harga faktor,

seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-

faktor yang akan memaksimalkan output.

Equal produk kurva IQ1, IQ2, dan IQ3

merupakan outputdari 1000 unit, 2000 unit dan 3000

masing-masing unit. AB adalah garis harga faktor. Pada

titik E garis faktor-harga bersinggungan dengan IQ2

isoquant mewakili 2.000 unit output. Point E

menunjukkan jumlah ibu-maxi-modal dan tenaga kerja yang

perusahaan dapat bergabung untuk menghasilkan 2.000

unitoutput. The IQ3 isoquant jatuh di luar garis harga

faktor AB dan karenanya tidak dapat dipilih oleh

perusahaan.

Di sisi lain, isoquantIQ1 tidak akan disukai

oleh perusahaan meskipun antara R dan S itu jatuh di

dalam garis harga faktor Poin R dan. S tidak cocok

karena output dapat ditingkatkan tanpa meningkatkan

biaya tambahan dengan pemilihan yang lebih kombinasi

inputyang sesuai. Point E, oleh karena itu, kombinasi

yang ideal adalah yang memaksimalkan output atau

meminimalkan biaya per unit, itu adalah titik di mana

perusahaan berada dalam ekuilibrium.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari berbagai data dan informasi yang dipeoleh

mengenai perilaku konsumen dan produsen bahwa perilaku

konsumen merupakan tingkah laku atau proses yang

dilakukan oleh individu, keluarga, lingkungan

masyarakat, atau budaya yang berhubungan dengan proses

pengambilan keputusan dalam mendapatkan, memuaskan dan

menggunakan produk atau jasa yang diinginkan. Dengan

faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

tersebut yang didapat dari pengalaman, sosial,

psikologi, dan lingkungan . Serta ada berbagai bentuk

perilaku konsumen yang mempengaruhi proses transaksi

jual beli.

Perilaku konsumen sebagai tingkah laku dari

konsumen itu sendiri, dimana perlu pendekatan kepada

konsumen agar konsumen mendapatkan kepuasan laten pada

suatu produk atau jasa yang dijual produsen. Pada

pendekatan ini konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah

produk tertentu akan berusaha memaksimalkan kepuasan

totalnya baik yang dapat diukur ataupun tidak.

Perilku produsen mengajarkan kita untuk lebih

teliti dalam memberikan harga jual yang tidak merugikan

produsen dan juga tidak memberatkan konsumen sehingga

daya konsumsi pun stabil karena selain konsumen

membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan produsen,

konsumen juga mampu membeli barang atau jasa yang di

jual.

Produsen adalah orang yang menciptakan atau

menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau

dipasarkan demi tujuan untuk memenuhi kebutuhan

manusia, dengan demikian Produsen itu memiliki tujuan

tertentu untuk menjadikan produksi mereka yang optimal

dan mempunyai harga yang kompetitif.

B. SARAN

Dengan berkembangnya zaman mengakibatkan

perilaku konsumen berubah serta kebutuhan seorang

konsumen menjadi berbeda sehingga produsen harus mampu

memahami strategi pemasaran yang dapat mengerti

kebutuhan konsumen. Selain itu, sebagai seorang

konsumen harus dapat mengatur dan menentukan apa yang

mereka butuhkan sehingga apa yang mereka lakukan dalam

transaksi menjadi tidak sia-sia.

Begitu pula produsen, para produsen harus mampu

menciptakan suatu barang atau jasa yang dapat memenuhi

kebutuhan konsumen. Selain itu, produsen harus mampu

memperhitungkan biaya yang akan dibebankan kepada

produsen yang sesuai dengan tingkat kualitas barang dan

jasa tersebut sehingga tidak ada complain dari

konsumen. Produsen harus mampu mengoptimalkan

produktifitas barang dengan penjualan barang agar tidak

mengalami kerugian dan dan berlebihan yang dapat

membuat perusahaan tersebut bangkrut.

DAFTAR PUSTAKA

http://dimasnopalio.blogspot.com/2013/03/prilaku-

produsen.html

http://dkey0303.blogspot.com/2012/03/makalah-perilaku-

konsumen.html

https://www.google.com/search?

q=kurva+teori+produksi+dan+biaya+produksi&newwindow

http://ssantoso.blogspot.com/2011/11/teori-perilaku-

produsen-teori-produksi.html

http://nadianudnoviani.blogspot.com/2013/04/perilaku-

produsen.html

http://myleaf-clover.blogspot.com/2013/04/perilaku-

produsen.html

http://dickysyuhada.blogspot.com/2011/05/perilaku-

produsen.html

http://azenismail.wordpress.com/2011/04/10/perilaku-

produsen/