Makalah M1d
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Makalah M1d
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah,
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Teori Ekonomi yang diberikan guru
kami untuk memenuhi nilai pada semester pertama kami,
serta melatih kami untuk lebih memahami pelajaran ini.
Makalah ini disusun agar pembaca makalah dapat
memahami pengertian Prilaku Konsumen dan Perilaku
Produsen yang kami buat berdasarkan data dari berbagai
sumber. Sehingga para pembaca dapat mengantisipasi
berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
yang tentunya berhubungan dengan Perilaku Konsumen dan
Perilaku Produsen. Karena tanpa kita sadari banyak hal
di sekitar kita yang berhubungan dengan tema yang
dibahas tersebut.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas bagi pembacanya, walaupun kami sadari masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Akhirnya penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………..01
B. Fokus Kajian …………………………………………………………….02
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………...02
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………….02
BAB 2 PEMBAHASAN
A. KONSUMEN
A.1 Pengertian Konsumen ………………………………………………03
A.2 Perilaku Konsumen …………………………………………………03
A.3 Bentuk Perilaku Konsumen …………………………………………06
A.4 Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen
…………………..08
A.5 Roda Analisis Konsumen …………………………………………...09
A.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen …………..11
B. PRODUSEN
B.1 Pengertian Produsen ………………………………………………...15
B.2 Prisnsip Ekonomi produsen …………………………………………16
B.3 fungsi Produksi ……………………………………………………...17
B.4 Permintaan Tenaga Kerja …………………………………………...18
B. 5 Least Cost Combination (LCC)
…………………………………….19
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….21
B. Saran …………………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti
masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Atau dengan
kata lain, masalah dasar dari ekonomi adalah bagaimana
menggunakan semua sumber daya yang terbatas untuk
selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-
bainya. Permasalahan itu kemudian meyebabkan
kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang
berasal dari produsen dan konsumen.
Semakin lama pola pikir konsumen berubah
seiring perkembangan jaman. Dalam mengenal konsumen
kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai
perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu
sendiri. Perkembangan zaman saat ini menuntut konsumen
bersikap pintar, cermat, efisien dan efektif dalam
memilih produk yang diinginkan. Dengan adanya sikap
itu, maka konsumen tidak akan kecewa dengan apa yang
telah mereka beli.
Dalam kehidupan sehari-hari konsumen di
hadapi dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti,
karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari
kebutuhan dan tidak akan terpuaskan dari kebutuhan
mereka. Kebutuhan konsumen tersebutlah yang akan
membuka peluang bisnis bagi mereka yang dinamakan
produsen. Produsen akanmelihat peluang yang besar
dengan adanya kebutuhan konsumen yang tidak ada
hentinya. Mulai dari produk yang bersifat kecil
kebutuhannya sampai yang bersifat besar.
Dengan meningkatnya permintaan konsumen dari
berbagai produk, maka produsen berusaha akan memenuhi
kebutuhan yang konsumen inginkan. Dengan itu, produsen
menciptakan berbagai produk yang bervariatif serta
berbagai pilihan produk itu sendiri. Bahkan produsen
akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah
dibutuhkan oleh konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang
menjadi dilemma bagi konsumen. Apakah mereka akan
mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau
kebutuhan. Maka konsumen akan melihat factor-faktor
apakah yang cocok bagi mereka, sehingga mereka dapat
mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi
kehidupannya.
B. Fokus Kajian
Atas dasar latar belakang mengenai perilaku
konsumen dan produsen, ada beberapa fokus kajian yang
dapat di ambil yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan konsumen ?
b. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen ?
c. Apa yang dimaksud dengan produsen ?
d. Apa fungsi dari produsen ?
e. Bagaimana perilaku produsen ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang perilaku seorang konsumen
maupun produsen dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan.
Serta dapat mengetahui apa saja faktor penting dan
kiat-kiat menjadi seorang konsumen maupun produsen.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
dapat memberikan pemahaman mengenai apa yang dimaksud
dengan konsumen maupun produsen, serta bagaiman
perilaku konsumen terhadap pemenuhan kebutuhan mereka
dan bagaiman produsen dapat mengatasi kebutuhan
konsumen yang tidak terbatas. Dari penulisan ini juga
akan diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen maupun produsen.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. KONSUMEN
A.1 PENGERTIAN KONSUMEN
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
A.2 PERILAKU KONSUMEN
Untuk dapat memahami perilaku konsumen maka
kita perlu mengetahui secara jelas pengertian perilaku
konsumen. Menurut David I.London dan Albert J.Dello
Bitta dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (1998:3)
mendefinikan perilaku konsumen sebagai berikut :
“Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan proses dan
hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok
atau organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu
produk.”
Sedangkan menurut American Marketing
Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku
dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan
aspek pertukaran dalam hidup mereka. Paling tidak ada
tiga idé penting dalam definisi tersebut.
Defenisi diatas menekankan bahwa perilaku konsumen itu
dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen serta
masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang
waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat
dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang
tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran
yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang
waktu, pasar dan industri.
Hal yang kedua menekankan dalam definisi perilaku
konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh
dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar. Ini
berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan
strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa
yang mereka pikirkan dan mereka rasakan, apa yang
mereka lakukan (perilaku), dan apa yang dipikirkan,
dirasa, dan dilakukan konsumen.
Model perilaku konsumen yang di kemukakan oleh Kotler
adalah perilaku yang sederhana. Dalam model perilaku
ini Kotler memberikan istilah kotak hitam (Black Box)
untuk proses pengambilan keputusan dan karakteristik
pembeli. Model perilaku menurut Kotler seperti pada
gambar di bawah ini :
Stimulus
Pada gambar diatas terlihat bahwa konsumen mendapat
stimulus dari pemasaran dan stimulus yang lain.
Stimulus pemasaran berupa informasi tentang produk,
tentang harga, tempat dan promosi yang diterima dari
media cetak atau elektronik. Sedangkan stimulus yang
lain seperti faktor ekonomi, teknologi, politik dan
budaya.
Kotak Hitam Konsumen
Dalam kotak hitam ini Kotler membagi dua bagian yaitu
pertama adalah Karakteristik pembeli yang berisi
tentang faktor kultural, sosial, pribadi dan faktor
psikologis sedangkan yang kedua adalah faktor proses
keputusan pembeli.
Tanggapan Konsumen
Tanggapan konsumen adalah proses dimana terjadinya
suatu keputusan untuk membeli suatu produk dengan
pilihan produk yang diinginkan, pilihan merek, pilihan
tempat untuk membeli, waktu untuk membeli dan jumlah
barang yang akan dibeli.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas
ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian
produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk
barang berharga jual rendah proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk
barang berarga jual tinggi, proses pengambilan
keputusan dengan matang.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah
penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et al. (1994),
perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan
mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua
elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu: (1)
proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik yang
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 1990).
Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat
diaplikasikan dalam beberapa hal, yaitu :
1. Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang
baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat
perusahaan memberikan diskon untuk menarik
pembeli.
2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan
membuat kebijakan public. Misalnya dengan
mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat
merencanakan harga tiket transportasi di hari raya
tersebut.
3. Dalam hal pemasaran sosial yaitu penyebaran ide di
antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi
sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih
cepat dan efektif. Dan juga dapat memberikan gambaran
kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian
harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar
dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan
pada pemasar tersebut.
A.3 BENTUK PERILAKU KONSUMEN
Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam
mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam,
yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen
irasional.
A.3.1 Perilaku Konsumen Rasional
Adalah perilaku konsumen yang didasari atas
pertibangan rasional (nalar) dalam mengosumsi suatu
produk. Suatu konsumsi dikatakan rasional jika
memerhatikan hal berikut :
a. Produk tersebut mampu memberikan kegunaan
optimal (optimum utility) bagi konsumen.
Suatu pembelian dapat dikatakan rasional bila
dalam membeli barang, barang tersebut benar-benar
dapat memenuhi kebutuhan kita. Semakin lama jangka
waktu pemuasannya, maka akan semakin baik.
Misalnya, akan lebih baik jika kita membeli
pakaian yang dapat digunakan dalam banyak acara
daripada membeli pakaian yang hanya bisa digunakan
dalam satu acara.
b. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan
konsumen.
Butuh tidaknya kita akan barang tersebut dapat
dilihat dari posisi barang tersebut dalam skala
prioritas kita. Bila manusia membeli barang yang
ada di posisi paling atas dalam skal prioritas,
berarti manusia telah melakukan tindakan konsumsi
rasional.
c. Mutu Produk Terjamin.
Suatu produk dapat dikatakan terjamin bila sudah
terdaftar di departemen kesehatan.
d. Harga Terjangkau dan sesuai dengan kemampuan
konsumen yang membeli.
Suatu pembelian dapat dikatakan rasional bila ada
kesesuaian antara harga yang harus dibayar dan
uang yang dimiliki.
A.3.2 Perilaku Konsumen Tidak Rasional (irrasional)
Sebuah tindakan dalam berbelanja dapat dikatakan
tidak rasional bila seorang konsumen memutuskan membeli
barang tanpa pertimbangan yang baik tanpa memikirkan
kegunaannya terlebih dahulu. Contoh perilakunya yaitu:
a. Membeli barang hanya karena tertarik dengan
iklannya.
Banyak iklan yang menipu atau menyembunyikan
informasi. Kalau kita memperhatikan iklan dan keesokan
harinya kalian membeli barang karena barang itu
kelihatan bagus di iklan, berarti kita termasuk
konsumen yang irrasional.
b. Tertarik membeli barang hanya karena mereknya
yang terkenal.
Banyak orang yang menganggap kalau mereka
mempunyai barang merek tertentu mereka akan dianggap
hebat. Namun, kalau kalian membeli jeans hanya karena
mereknya yang terkenal tanpa meneliti dan membandingkan
kualitasnya dengan produk lain, maka hal tersebut dapat
dikatakan perilaku irrasional.
c. Membeli barang hanya karena obral atau untuk
memperoleh bonus.
Membeli barang bukan karena kebutuhan tetapi
karena barang tersebut obral dan memiliki bonus,maka
konsumen seperti inilah perilaku konsumen irrasional.
d. Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi.
A.4 PENDEKATAN DALAM MENELITI PERILAKU KONSUMEN.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti
perilaku konsumen :
A.4.1 Pendekatan Interpetif
Pendekatan ini menggali secara mendalam
perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi
dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus
group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang
dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
A.4.2 Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional ini yang didasari pada
teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial,
dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan
ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen.
Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk
menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat
keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap
perilaku konsumen.
A.4.3 Sain Pemasaran
Sains pemasaran ini didasari pada teori dan
metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba
model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia
menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh
strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi,
yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan
tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen
dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan
analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja
menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan
tersebut.
A.5 RODA ANALISIS KONSUMEN
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja
yang digunakan pemasar untuk meneliti, menganalisis,
dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan
strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis
konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi,
lingkungan, dan perilaku afeksi dan kognisi.
A.5.1 Afeksi Dan Kognisi
Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap
suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen
menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada
pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya
konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal
dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem
kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons
afektif: emosi, perasaan tertentu, suasana hati/mood,
dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons
positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda
dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas
perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya,
semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh,
misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan
pernapasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di
perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada
tubuh tidak akan terasa.
Tipe respon aktif
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental,
yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih,
dan berpikir. Proses memahami adalah proses
menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek
tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan.
mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek
dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif
atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan
berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah
untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti
membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan
menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir
adalah aktivitas kognisi yang terjadi dalam keempat
proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk
menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti
aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen.
Fungsi ke dua adalah memproses interpretasi menjadi
sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran
dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan
alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih
alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem
kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya,
produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu
melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif, dalam
beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir
sebelum membeli sebuah produk.
A.6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
A.6.1. Faktor Sosial
A.6.1a. Grup
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh
banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut
berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut
membership group. Membership group terdiri dari dua,
meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan
rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan
memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok
keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang).
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
A.6.1b. Pengaruh Keluarga.
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam
perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa
peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam
pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak
sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam
keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, p.204).
A.6.1c. Peran dan Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti
keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah
role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada
seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di
sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang
merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh
masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
A.6.2. Faktor Personal
A.6.2a. Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi
pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen
kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen
menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat
mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian
pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006,
p.137).
A.6.2b. Gaya Hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan
dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang
tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan,
kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja
mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong,
2006, p.138)
A.6.2c. Kepribadian dan Konsep Diri
Personality adalah karakteristik unik dari
psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon
terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri,
contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka
bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi,
agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang
memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku
seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri
tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
A.6.2d. Umur dan Siklus Hidup
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli
seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-
baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan
dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life
cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan
umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini
mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam
umur antara orang-orang yang menentukan strategi
marketing dan orang-orang yang membeli produk atau
servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206).
A.6.2e. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan
jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering
membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat
kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full
service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa
makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran
cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p.
207).
A.6.3. Faktor Psikologi
A.6.3a. Motivasi
Berdasarkan teori Maslow, seseorang
dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.
Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari
yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak
(kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri).
Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah
terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi
motivator,dan orang tersebut akan kemudian mencoba
untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya
(Kotler,Bowen,Makens,2003,p.214).
A.6.3b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi
untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari
dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi
yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen,
Makens, 2003, p.215).
A.6.3c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu
berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi
terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca,
diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman
sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima
maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback
bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa
depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004,
p.207).
A.6.3d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa
seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan
pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler,
Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah
evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang
pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006,
p.145).
A.6.4. Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan
lembaga penting lainnya (kotler, Amstrong, 2006,
p.129). penentu paling dasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-
nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang
dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah
lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003. Pp.201-202).
A.6.4a. Subkultur
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai
berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan,
seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler,
Amstrong, 2006, p.130). meskipun konsumen pada Negara
yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap,
dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
A.6.4b. Kelas Sosial
Pengelompokan individu berdasarkan kesamaan
nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya
ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya pendapatan,
tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan,
kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
B. PRODUSEN
B.1 Pengertian Produsen
Pengertian produsen adalah setiap orang
perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Produsen dalam ekonomi adalah orang yang
menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau
dipasarkan,sedangkan proses menghasilkan barang dan
jasa disebut produksi.
Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan
produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu
tinggi, bisa diterima dimasyarakat dan menghasilkan
laba.
Satu masalah pokok seorang produsen yaitu
bagaimana denan Sumber Daya yang terbatas mereka dapat
mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar.
Beberapa contoh perilaku produsen :
a. Mencari keuntungan dengan pemakaian modal
seminimal mungkin tetapi dengan hasil
semaksimal mungkin.
b. Mematok biaya produksi berdasarkan tingkat
harga baramng modal
c. Member potongan harga kepada konsumen yang
membeli produk dalam jumlah banyak.
d. Tidak hanya menghasilkan barang atau jasa
yang sesuai kebutuhan, tetapi juga sesuai
trend pasar saat ini.
e. Memberi diskon besar-besaran untuk produk
yang telah lama mereka produksi.
f. Produsen juga mengadaptasi isu global atau
keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu
untuk memasarkan barang dan jasa yang mereka
jual.
Perilaku prosuden dalam kegiatan perekonomian :
a. Bagi masyarakat : tanggung jawab produsen terhadap
masyarakat.
b. Bagi pemerintah : produsen merupakan partner untuk
menjalankan tugas pemerintah dalam mewujudkan
tatanan masyarakat.
Perilaku produsen dalam kegiatan produksi :
a. Perencanaan : factual dan realistis, logis dan
rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensi.
b. Pengorganisasian : dalam pengorganisasian ini
rencana dilakukan dengan cara mengkoordinasi.
c. Pengarahan : suatu cara agar produsen bisa
melakukan rencana dengan baik atau rencana bisa
terwujud.
d. Pengendalian : proses pengontrolan yang dilakukan
oleh produsen.
B.2 Prinsip Ekonomi Produsen
Prinsip ekonomi produsen yaitu dengan modal
yang dimiliki berusaha menghasilkan barang yang
berkualitas dan mendatangkan keuntungan besar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh produsen
dalam prinsip ini adalah :
1. Memilih produk yang sesuai dengan selera konsumen.
2. Menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas.
3. Memilih alat-alat produksi yang baik dengan harga
yang relative lebih murah.
4. Menekan biaya produksi sekecil-kecilnya.
B.3 Fungsi Produksi
Setiap proses produksi mempunyai landasan
teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi
adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan
hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor
produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-
harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga
produk. Dalam teori ekonomi, fungsi produksi
diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut
sebagai, The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan
Hasil Berkurang).
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan
satu macam input ditambah sedang input-input yang lain
tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap
tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula
naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input
tersebut terus ditambahkan. The Law of Diminishing
Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
a. Produksi total dengan increasing returns,
b. Produksi total dengan decreasing returns,dan
c. Produksi total yang semakin menurun.
Marginal Psychical Product (MPP) adalah
tambahan output yang dihasilkan sebagai akibat dari
pertambahan unit input.
MPP disebut juga dengan The Law Of Diminishing
Marginal Physical Product. Kurva Total Physical Product
(TPP) adalahkurva yang mneunjukan tingkat produksi
total pada berbagai tingkat penggunaan input variable.
Kurva MPP adalah kurva yang menunjukan tambahan dari
total Physical product yang disebabkan oleh penggunaan
tambahan 1 unit input variable.
Kurva Averege Physical Product (APP) adalah
kurva yang menunjukan hasil rata rata perunit input
variable pada berbagai tingkat penggunaan input
tersebut.
B.4 Permintaan Tenaga Kerja
B.4.a Produk Fisik Marjinal (MPP) dan Produk Fisik
Rata-rata (APP)
Produk fisik marjinal dibedakan antara produk
fisik marjinal tenaga kerja (MPPL) dan produk fisik
marjinal modal (MPPK). Produk fisik marginal tenaga
kerja (MPPL) yaitu perubahan output karena tambahan
satu orang yang bekerja, dengan asumsi ceteris paribus.
Sedangkan produk fisik marjinal modal (MPPK)
yaitu perubahan output karena tambahan satu satuan
input modal, dengan asumsi ceteris paribus. Produk fisik
marjinal tenaga kerja (MPPL) merupakan slope dari kurva
total produk. Kurva total produk yaitu jumlah output
yang dihasilkan pada saat perusahaan mempekerjakan
lebih banyak orang.
Produk fisik rata-rata tenaga kerja (APPL)
merupakan jumlah output yang mampu diproduksi oleh tiap
pekerja.
Dimana:
APPL= produk fisik rata-rata tenaga kerja
q = output perusahaan
L = jumlah tenaga kerja
Hubungan antara kurva produk fisik marjinal dan
produk fisik rata-rata yaitu ketika kurva produk fisik
marjinal (MPP) berada diatas kurva produk fisik rata-
rata (APP) terjadi saat APP menaik. Ketika kurva MPP
berada dibawah kurva APP terjadi saat kurva APP
menurun. Kurva MPP berpotongan dengan kurva APP pada
saat kurva APP mencapai titik puncaknya. Asumsi
pertambahan hasil yang semakin berkurang (deminishing
returns) menyebabkan kurva APP menurun pula.
Hubungan Kurva MPP, APP dan TPP
B.5 LEAST COST COMBINATION (LCC)
Penggunaan kombinasi factor produksi dengan
menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS
(marginal rate of technical substitution), bila
menambah salah satu inputmaka mengurangi penggunaan
input. Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik
dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output
itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk
produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga
masukan. Anggaplah bahwa produsen telah di
pelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga
dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200
per unit tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga
kemungkinan alternatif sebelumnya.
a) Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10
unit itu.
b) Untuk menghabiskan jumlah tersebuthanya pada tenaga
kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
c) Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada
modal dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis
isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang
dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan
dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan
rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu 1:5. Dengan
menggabungkan isoquant dan garis harga faktor,
seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-
faktor yang akan memaksimalkan output.
Equal produk kurva IQ1, IQ2, dan IQ3
merupakan outputdari 1000 unit, 2000 unit dan 3000
masing-masing unit. AB adalah garis harga faktor. Pada
titik E garis faktor-harga bersinggungan dengan IQ2
isoquant mewakili 2.000 unit output. Point E
menunjukkan jumlah ibu-maxi-modal dan tenaga kerja yang
perusahaan dapat bergabung untuk menghasilkan 2.000
unitoutput. The IQ3 isoquant jatuh di luar garis harga
faktor AB dan karenanya tidak dapat dipilih oleh
perusahaan.
Di sisi lain, isoquantIQ1 tidak akan disukai
oleh perusahaan meskipun antara R dan S itu jatuh di
dalam garis harga faktor Poin R dan. S tidak cocok
karena output dapat ditingkatkan tanpa meningkatkan
biaya tambahan dengan pemilihan yang lebih kombinasi
inputyang sesuai. Point E, oleh karena itu, kombinasi
yang ideal adalah yang memaksimalkan output atau
meminimalkan biaya per unit, itu adalah titik di mana
perusahaan berada dalam ekuilibrium.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai data dan informasi yang dipeoleh
mengenai perilaku konsumen dan produsen bahwa perilaku
konsumen merupakan tingkah laku atau proses yang
dilakukan oleh individu, keluarga, lingkungan
masyarakat, atau budaya yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, memuaskan dan
menggunakan produk atau jasa yang diinginkan. Dengan
faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
tersebut yang didapat dari pengalaman, sosial,
psikologi, dan lingkungan . Serta ada berbagai bentuk
perilaku konsumen yang mempengaruhi proses transaksi
jual beli.
Perilaku konsumen sebagai tingkah laku dari
konsumen itu sendiri, dimana perlu pendekatan kepada
konsumen agar konsumen mendapatkan kepuasan laten pada
suatu produk atau jasa yang dijual produsen. Pada
pendekatan ini konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah
produk tertentu akan berusaha memaksimalkan kepuasan
totalnya baik yang dapat diukur ataupun tidak.
Perilku produsen mengajarkan kita untuk lebih
teliti dalam memberikan harga jual yang tidak merugikan
produsen dan juga tidak memberatkan konsumen sehingga
daya konsumsi pun stabil karena selain konsumen
membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan produsen,
konsumen juga mampu membeli barang atau jasa yang di
jual.
Produsen adalah orang yang menciptakan atau
menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau
dipasarkan demi tujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, dengan demikian Produsen itu memiliki tujuan
tertentu untuk menjadikan produksi mereka yang optimal
dan mempunyai harga yang kompetitif.
B. SARAN
Dengan berkembangnya zaman mengakibatkan
perilaku konsumen berubah serta kebutuhan seorang
konsumen menjadi berbeda sehingga produsen harus mampu
memahami strategi pemasaran yang dapat mengerti
kebutuhan konsumen. Selain itu, sebagai seorang
konsumen harus dapat mengatur dan menentukan apa yang
mereka butuhkan sehingga apa yang mereka lakukan dalam
transaksi menjadi tidak sia-sia.
Begitu pula produsen, para produsen harus mampu
menciptakan suatu barang atau jasa yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Selain itu, produsen harus mampu
memperhitungkan biaya yang akan dibebankan kepada
produsen yang sesuai dengan tingkat kualitas barang dan
jasa tersebut sehingga tidak ada complain dari
konsumen. Produsen harus mampu mengoptimalkan
produktifitas barang dengan penjualan barang agar tidak
mengalami kerugian dan dan berlebihan yang dapat
membuat perusahaan tersebut bangkrut.
DAFTAR PUSTAKA
http://dimasnopalio.blogspot.com/2013/03/prilaku-
produsen.html
http://dkey0303.blogspot.com/2012/03/makalah-perilaku-
konsumen.html
https://www.google.com/search?
q=kurva+teori+produksi+dan+biaya+produksi&newwindow
http://ssantoso.blogspot.com/2011/11/teori-perilaku-
produsen-teori-produksi.html
http://nadianudnoviani.blogspot.com/2013/04/perilaku-
produsen.html
http://myleaf-clover.blogspot.com/2013/04/perilaku-
produsen.html
http://dickysyuhada.blogspot.com/2011/05/perilaku-
produsen.html
http://azenismail.wordpress.com/2011/04/10/perilaku-
produsen/