MAKALAH PDCA

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar- standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat multi dimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai. Salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan adalah dengan menggunakan siklus PDCA. PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian

Transcript of MAKALAH PDCA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang

pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-

standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman,

yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang

bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk

menghasilkan dampak Mutu merupakan kepatuhan terhadap

standar yang telah ditetapkan.

Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya

telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan

penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan

kebidanan bersifat multi dimensional. Artinya setiap

orang dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung

dari dimensi penilaian yang dipakai. Salah satu cara

untuk menilai mutu pelayanan adalah dengan menggunakan

siklus PDCA.

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri

dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawan

kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus

dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA

digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian

masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan

kesehatan.

            Dalam sistem tenaga kesehatan ini tidak

luput merupakan tugas untuk bagaimana membangun dengan

indikator Mutu pelayanan Kebidanan maka.Kami membuat

suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan

Kebidanan Berdasarkan Daftar Tilik, salah satunya kami

menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action) yaitu

Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan

siklus PDCA.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan

masalah dengan siklus PDCA.

C. Manfaat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Siklus PDCA

PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check,

Act" adalah suatu proses pemecahan masalah empat

langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian

kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards

Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian

kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan

siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini

sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart,

yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian

kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi

PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih

menggambarkan rekomendasinya.

B. Siklus PDCA

Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan ( Plan )

Tahapan pertama adalah membuat suatu

perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya

menjabarkan cara penyelesaian masalah yang

ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap

serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat

dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara

penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari

perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja

penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan.

Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang

baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana

yaitu:

a Judul rencana kerja (topic),

b Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu

yang dihadapi (problem statement),

c Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap

dengan target yang ingin dicapai (goal, objective,

and target),

d Kegiatan yang akan dilakukan (activities),

e Organisasi dan susunan personalia pelaksana

(organization and personnels)

f Biaya yang diperlukan (budget)

g Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan

(milestone).

2. Pelaksanaan ( Do )

Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan

rencana yang telah disusun.  Pada tahap ini

diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan

pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama

yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial,

yaitu :

a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk

menimbulkan pengertian staf terhadap cara

pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan

b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk

mendorong staf bersedia menyelesaikan cara

penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan

c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk

mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian

masalah mutu yang dilaksanakan

d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk

mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.

3. Pemeriksaan ( Check )

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara

berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai

dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.

Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :

a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara

penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan

b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan

bagian mana yang belum berjalan dengan baik

c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup

tersedia

d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang

dilakukan memerlukan perbaikan

Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara

penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering

dipergunakan yakni:

a Lembaran pemeriksaan (check list)

Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang

digunakan untuk mencatat secara periodik setiap

penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan

lembar pemeriksan adalah:

1) Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati

2) Tetapkan jangka waktu pengamatan

3) Lakukan perhitungan penyimpangan

b Peta kontrol (control diagram)

Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang

mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi

dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat

bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah

yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah

:

1) Tetapkan garis penyimpangan minimum dan

maksimum

2) Tentukan prosentase penyimpangan

3) Buat grafik penyimpangan

4) Nilai grafik

4. Perbaikan (Action)

Tahapan keempat yang dilakukan adalah

melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah

penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu

mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian

masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang

telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali.

Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang

dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan

serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang

sesuai.

Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan

a. Lihat daftar tilik

Daftar tilik adalah suatu instrumen yang

digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh

pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar

yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan

sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi

teknis, persepsi klien, dsb.

b. Lihat sasaran penilaian

1) Observasi : mengamati pada saat pelayanan

Observasi: suatu penyelidikan yg dijalankan

secara sistematis & sengaja diadakan dgn

menggunakan alat indra terutama mata terhadap

kejadian-kejadian yg langsung (Bimo Walgito,

1987:54)

a) dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah

dirumuskan lebih dulu.

b) direncanakan secara sistematis.

c) hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn

tujuannya.

d) dpt diperiksa validitas, reliabilitas &

ketelitiannya

e) bersifat kwantitatif.

2) Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek

pemahaman

Kartono (1980: 171) interview (wawancara) :

suatu percakapan yg diarahkan pd suatu masalah

ttt; ini merupakan proses tanya jawab lisan,

dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan

secara fisik.

Dalam proses interview terdapat 2 pihak dgn

kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi sebagai

penanya, disebut pula sebagai interviewer,

lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi

(Information supplyer), interviewer atau

informan.

Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai

jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan

paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban

interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat

& mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia

juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut

& berusaha melakukan “probing” (rangsangan,

dorongan) .

3) Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi.

Biasanya, dokumen ditulis di kertas &

informasinya ditulis memakai tinta baik memakai

tangan atau memakai media elektronik. melihat

kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku

catatan.

2.2. Posyandu

posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan

antara satu program dengan program lainnya yang

merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan

dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau

berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan

masyarakat (BKKBN, 1989). 

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi

alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat

dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan

pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan

dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis

untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang

dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan

sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat

mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari

proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3

intervensi yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival)

yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak

sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang

ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara

sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap

menjadi tenaga kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud

untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi

dalam pembangunan bangsa dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh

masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari

petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu

merupakan strategi yang tepat untuk intervensi

ini.Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan

memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.

Manfaat Posyandu

1. Bagi Masyarakat

-          Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan dasar

-          Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah

kesehatan

-          Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

2. Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat

-          Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan

-          Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah

kesehatan

3. Bagi Puskesmas

-          Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat

pelayanan kesehatan strata 1

-          Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan

-          Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana

dengan pemberian pelayanan secara terpadu

4. Bagi Sektor Lain

-          Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah

-          Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai

tupoksi masing-masing

Jenis Posyandu

Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu

diperlukan intervensi sebagai berikut :

1.  Posyandu pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih

belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan

dan kader aktifnya terbatas.Keadaan ini dinilai ‘gawat’

sehingga intervensinya adalah pelatihan kader

ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan

dilakukan pelatihan dasar lagi.

2.  Posyandu madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata

jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi

cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi)

masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,

kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah

cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu

:

a.   Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang

sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.

b.   Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan

masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk

menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi

dan kondisi setempat.

3.Posyandu purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang

frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata

jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5

program utamanya (KB, KIA,Gizi dan Imunisasi) lebih

dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin

sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi

pada posyandu di tingkat ini adalah :

a.  Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan

masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di

posyandu

b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat

tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota

minimal 50% KK atau lebih.

4.  Posyandu mandiri (warna biru)

Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih

dari 8 kali pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau

lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan utamanya lebih dari

50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana sehat

yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan

pembinaan program dana sehat, memperbanyak program

tambahan sesuai dengan masalah dan  pendekatan PKMD.

Tujuan penyelenggara Posyandu.

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian

Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)

2. Membudayakan NKKBS.

3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat

untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta

kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya

masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga

Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan

Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Kegiatan Pokok Posyandu :

a.       KIA

b.      KB

c.       lmunisasi.

d.      Gizi.

e.       Penanggulangan Diare.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang

ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK

Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada

hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat

dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :

Meja I : Pendaftaran.

Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

Meja V : Pelayanan KB Kesehatan :

- Imunisasi

- Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke

mulut tiap Februari dan Agustus.

- Pembagian pil atau kondom

- Pengobatan ringan.

- Kosultasi  KB-Kes.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader

PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis

(petugas kesehatan, desa, perawat ).

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya

masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan

jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta

sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang

dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1. Kasus semu

Suatu hari, seorang ibu yang baru saja selesai

menimbang anaknya diposyandu, mengeluh bahwa pelayanan

yang diberikan oleh petugas kesehatan di Posyandu ini

kurang memuaskan.Petugas kesehatannya tidak menampakkan

sikap ramah kepada pasiennya.saat ini Sudah 6,8% Ibu

yang berkunjung keposyandu mengeluh petugas kurang

ramah di Posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab utamanya

adalah kurangnya petugas dalam memberikan pelayanan

secara 5S.

3.2. Penyelesaian masalah dengan siklus PDCA

a. Planning

1. Judul Rencana

menurunkan angka keluhan klien terhadap petugas

kesehatan yang kurang ramah di posyandu XX pada tahun

2013.

2. Rumusan pernyataan masalah dan penyebab masalah

6,8% Ibu yang berkunjung keposyandu mengeluh petugas

kurang ramah di Posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab

utamanya adalah kurangnya petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan secara 5S.

3. Rumusan tujuan

Menurunkan angka keluhan ibu yang datang berkunjung

keposyandu di Posyandu XX tahun 2012 terhadap petugas

kesehatan yang kurang ramah dari 6,8% menjadi 2% pada

tahun 2013.

  4.Uraian Kegiatan

Plan Do Check Action-    Buat peraturan

tertulis

-   

Sosialisasikan pera

turan tersebut

-    Buat perjanjian

reward

atau penghargaan ji

ka iamemenuhi

kriteria

-    Membuat

peraturan

tertulis

-   

mensosialisasikan 

peraturan

tersebut

-    Membuat

perjanjian reward

ataupenghargaan j

Evaluasi

dengan

kuesioner

kembali pada 

bulanberikutn

ya

- Memberlakukan

sebagai

kegiatan rutin

- Memberikan

 penghargaan

-    Buat perjanjian

sangsi jika ia

melanggar 

- Terapkan prinsip

5S

-   Buat kuesioner 

-    Buat kotak saran

ika iamemenuhi

kriteria

-    membuat

perjanjian

sangsi jika ia

melanggar 

- menerapkan

prinsip 5S

-   Membuat

kuesioner dan

menyebarkan

kuesioner

-    Buat kotak

saranMenerapkan

prinsip 5S

(senyum, sapa,

salam, sopan,

santun) pada

petugas kesehatan

5. Metode dan kriteria penilaian

- Kuesioner yang berisi tentang bagaimana kepuasan klien

dengan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan,

criteria nilai 2 jawaban iya 1 jawaban tidak mengandung

arti bahwa pelayanan yang diberikan sudah menerapkan

prinsip 5S, sedangkan 2 jawaban tidak 1 jawaban iya

mengandung arti bahwa pelayanan yang diberikan tidak /

belum menerapkan prinsip 5S.

- menyediakan kotak saran dimana klien dapat menulis

keluhan-keluhannya.

- Menerapkan prinsip 5S (senyum, sapa, salam, sopan,

santun) kepada petugas kesehatan

6. Waktu

NO KEGIATANMEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4

1Membuat peraturan

tertulis x 2 Buat kuesioner x 3 Buat kotak saran  x4 Menyebarkan kuesioner  x5 Meninjau kotak saran  x6 Mengevaluasi kuesioner  x

7Memberlakukan peraturan

sebagai kegiatan rutin  x

7. pelaksana

No Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab1. Elita Membuat peraturan2. Kiki Desi Membuat kuesioner, menyebarkan

kuesioner3. Refina Membuat kotak saran dan meninjau

kotak saran

8. biaya

biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan posyandu

ini + Rp. 750.000

Pengeluaran BiayaPengetikan Rp. 250.000Fotocopi Rp. 150.000Peralatan kotak saran Rp. 50.0000Konsumsi Rp. 200.000Transportasi Rp. 100.000Jumlah Rp. 750.000

b. DO

-    Membuat peraturan tertulis yaitu “Menerapkan prinsip

5S (Senyum, sapa, salam, sopan, santun) kepada klien”

-    mensosialisasikan dan mulai menerapkan prinsip 5S

(senyum, sapa, salam, sopan, santun) kepada setiap

klien yang berkunjung ke posyandu

-    Buat perjanjian reward atau penghargaan jika ia

memenuhi kriteria

-    Buat perjanjian sangsi jika ia melanggar berupa

teguran selama 3x, dan dilanjutkan penggantian tenaga

kesehatan yang lain.

-    Buat kuesioner 

Pertanyaan Ya TidakApakah petugas

kesehatan

melakukan

pelayanan di

posyandu dengan

baik?Apakah anda puas

dengan pelayanan

yang diberikan

petugas kesehatan

diposyandu dan

bersedia melakukan

kunjungan

keposyandu bulan

depanApakah dalam

menjalankan

pelayanannya

petugas kesehatan

menerapkan prinsip

5S (senyum, sapa,

salam, sopan,

santun) kepada

anda?

- Mengevaluasi Kuesioner, hasil:

100 klien yang berkunjung ke posyandu yang telah

mengisi kuesioner, 40 klien memilih 2 jawaban iya dan 1

jawaban tidak, 40 klien memilih 3 jawaban iya, dan 20

klien memilih 2 jawaban tidak. Dari data ini dapat

disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikanoleh petugas

kesehatan telah menggunakan prinsip 5S.

- Membuat kotak saran dan menyediakan kertas serta

bulpoin yang diletakkan di atas kotak saran.

c. Check

No Kegiatan Dilakukan Tidak

Dilakukan1 Petugas kesehatan

memberikan sapa

dan salam kepada

klien yang baru

datang

2 Petugas kesehatan

memberikan

pelayanan

kesehatan dan

penyuluhan dengan

senyum, sopan dan

santun3 Melakukan

pelayanan

kesehatan

diposyandu sesuai

dengan standar

d. Action

Memberlakukan prinsip 5S sebagai kegiatan rutin yang

dilakukan petugas kesehatan terhadap klien yang

berkunjung keposyandu serta memberikan reward dan

punishment terhadap petugas kesehatan.

BAB 4

PENUTUP

4.1. Simpulan

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri

dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan

kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus

dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA

terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1.      Perencanaan ( Plan )

2.      Pelaksanaan ( Do )

3.      Pemeriksaan ( Check )

4.      Perbaikan (Action)

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih

teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari

Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan

untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta

pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga

berencana yang mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Pada masalah 6,8% Ibu yang berkunjung ke posyandu

mengeluh petugas kurang ramah si posyandu XX pada tahun

2012. Penyebab utamanya adalah kurangnya petugas dalam

memberikan pelayanan secara 5S. Penyelesaian masalah

ini mengunakan siklus PDCA yaitu :

Plan Do Check Action-    Membuat peraturan

tertulis

-   

Sosialisasikan pera

turan tersebut

-    Buat perjanjian

reward

atau penghargaan ji

-    Membuat

peraturan

tertulis

-   

mensosialisasika

n peraturan

tersebut

-    Membuat

Evaluasi

dengan

kuesioner

kembali pada 

bulanberikutn

ya

- Memberlakukan

sebagai

kegiatan rutin

- Memberikan

 penghargaan

ka iamemenuhi

kriteria

-    Buat perjanjian

sangsi jika ia

melanggar 

- Terapkan prinsip

5S

-   Buat kuesioner 

-    Buat kotak saran

perjanjian

reward

ataupenghargaan 

jika iamemenuhi

kriteria

-    membuat

perjanjian

sangsi jika ia

melanggar 

- menerapkan

prinsip 5S

-   Membuat

kuesioner dan

menyebarkan

kuesioner

-    Buat kotak

saranMenerapkan

prinsip 5S

(senyum, sapa,

salam, sopan,

santun) pada

petugas

kesehatan

Check(pemeriksaan)

No Kegiatan Dilakukan Tidak

Dilakukan1 Petugas kesehatan

memberikan sapa

dan salam kepada

klien yang baru

dating

2 Petugas kesehatan

memberikan

pelayanan

kesehatan dan

penyuluhan dengan

senyum, sopan dan

santun

3 Melakukan

pelayanan

kesehatan

diposyandu sesuai

dengan standar

Dari hasil penyelesaian masalah didapatkan bahwa

pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehata sudah

menggunakan prinsip 5S dimana sudah melakukan pelayanan

kesehatan dengan lebih ramah kepada klien.

4.2. Saran

- sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap

menggunakan prinsip 5S dalam melakukan pelayanan

kesehatan.

- sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat

suatu masalah karena siklus PDCA mampu memecahkan

masalah yang sedang dialami.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri

dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan

kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus

dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA

terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1.      Perencanaan ( Plan )

2.      Pelaksanaan ( Do )

3.      Pemeriksaan ( Check )

4.      Perbaikan (Action)

B. Saran

- sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap

menggunakan prinsip 5S dalam melakukan pelayanan

kesehatan.

- sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat

suatu masalah karena siklus PDCA mampu memecahkan

masalah yang sedang dialami.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam

Pelayanan Kesehatan.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2006. Buku

1 Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Yulifah, dkk. 2009. .Komunikasi dan Konseling Dalam

Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika

Yulifah, Rita, dkk. 2009. ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS.

Jakarta: Salemba Medika.