MAKALAH PDCA
Transcript of MAKALAH PDCA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang
pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-
standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman,
yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang
bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak Mutu merupakan kepatuhan terhadap
standar yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya
telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan
penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan
kebidanan bersifat multi dimensional. Artinya setiap
orang dapat berbeda persepsi penilaiannya tergantung
dari dimensi penilaian yang dipakai. Salah satu cara
untuk menilai mutu pelayanan adalah dengan menggunakan
siklus PDCA.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri
dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawan
kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus
dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA
digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian
masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
Dalam sistem tenaga kesehatan ini tidak
luput merupakan tugas untuk bagaimana membangun dengan
indikator Mutu pelayanan Kebidanan maka.Kami membuat
suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan
Kebidanan Berdasarkan Daftar Tilik, salah satunya kami
menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action) yaitu
Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan
siklus PDCA.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan
masalah dengan siklus PDCA.
C. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus PDCA
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check,
Act" adalah suatu proses pemecahan masalah empat
langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian
kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards
Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian
kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan
siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini
sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart,
yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian
kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi
PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih
menggambarkan rekomendasinya.
B. Siklus PDCA
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu
perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya
menjabarkan cara penyelesaian masalah yang
ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap
serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat
dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara
penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari
perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja
penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan.
Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang
baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana
yaitu:
a Judul rencana kerja (topic),
b Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu
yang dihadapi (problem statement),
c Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap
dengan target yang ingin dicapai (goal, objective,
and target),
d Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
e Organisasi dan susunan personalia pelaksana
(organization and personnels)
f Biaya yang diperlukan (budget)
g Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan
(milestone).
2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan
rencana yang telah disusun. Pada tahap ini
diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan
pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama
yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial,
yaitu :
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk
menimbulkan pengertian staf terhadap cara
pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk
mendorong staf bersedia menyelesaikan cara
penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk
mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian
masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk
mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara
berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai
dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara
penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan
bagian mana yang belum berjalan dengan baik
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup
tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang
dilakukan memerlukan perbaikan
Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara
penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering
dipergunakan yakni:
a Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang
digunakan untuk mencatat secara periodik setiap
penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan
lembar pemeriksan adalah:
1) Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
2) Tetapkan jangka waktu pengamatan
3) Lakukan perhitungan penyimpangan
b Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang
mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat
bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah
:
1) Tetapkan garis penyimpangan minimum dan
maksimum
2) Tentukan prosentase penyimpangan
3) Buat grafik penyimpangan
4) Nilai grafik
4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah
melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah
penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu
mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian
masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang
telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali.
Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang
dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan
serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang
sesuai.
Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan
a. Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang
digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan
sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi
teknis, persepsi klien, dsb.
b. Lihat sasaran penilaian
1) Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Observasi: suatu penyelidikan yg dijalankan
secara sistematis & sengaja diadakan dgn
menggunakan alat indra terutama mata terhadap
kejadian-kejadian yg langsung (Bimo Walgito,
1987:54)
a) dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah
dirumuskan lebih dulu.
b) direncanakan secara sistematis.
c) hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn
tujuannya.
d) dpt diperiksa validitas, reliabilitas &
ketelitiannya
e) bersifat kwantitatif.
2) Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek
pemahaman
Kartono (1980: 171) interview (wawancara) :
suatu percakapan yg diarahkan pd suatu masalah
ttt; ini merupakan proses tanya jawab lisan,
dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik.
Dalam proses interview terdapat 2 pihak dgn
kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi sebagai
penanya, disebut pula sebagai interviewer,
lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi
(Information supplyer), interviewer atau
informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai
jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan
paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban
interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat
& mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia
juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut
& berusaha melakukan “probing” (rangsangan,
dorongan) .
3) Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi.
Biasanya, dokumen ditulis di kertas &
informasinya ditulis memakai tinta baik memakai
tangan atau memakai media elektronik. melihat
kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku
catatan.
2.2. Posyandu
posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan
antara satu program dengan program lainnya yang
merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau
berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat (BKKBN, 1989).
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi
alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat
dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan
dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang
dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat
mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3
intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival)
yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak
sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang
ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara
sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap
menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud
untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi
dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh
masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari
petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu
merupakan strategi yang tepat untuk intervensi
ini.Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan
memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.
Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
- Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar
- Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah
kesehatan
- Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu
2. Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat
- Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan
- Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah
kesehatan
3. Bagi Puskesmas
- Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan strata 1
- Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan
- Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana
dengan pemberian pelayanan secara terpadu
4. Bagi Sektor Lain
- Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah
- Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai
tupoksi masing-masing
Jenis Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu
diperlukan intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih
belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan
dan kader aktifnya terbatas.Keadaan ini dinilai ‘gawat’
sehingga intervensinya adalah pelatihan kader
ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan
dilakukan pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata
jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi)
masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu
:
a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang
sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan
masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat.
3.Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang
frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata
jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA,Gizi dan Imunisasi) lebih
dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin
sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi
pada posyandu di tingkat ini adalah :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan
masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di
posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat
tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota
minimal 50% KK atau lebih.
4. Posyandu mandiri (warna biru)
Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau
lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan utamanya lebih dari
50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana sehat
yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan
pembinaan program dana sehat, memperbanyak program
tambahan sesuai dengan masalah dan pendekatan PKMD.
Tujuan penyelenggara Posyandu.
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga
Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan
Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Kegiatan Pokok Posyandu :
a. KIA
b. KB
c. lmunisasi.
d. Gizi.
e. Penanggulangan Diare.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang
ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada
hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat
dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB Kesehatan :
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke
mulut tiap Februari dan Agustus.
- Pembagian pil atau kondom
- Pengobatan ringan.
- Kosultasi KB-Kes.
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader
PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis
(petugas kesehatan, desa, perawat ).
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya
masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan
jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang
dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1. Kasus semu
Suatu hari, seorang ibu yang baru saja selesai
menimbang anaknya diposyandu, mengeluh bahwa pelayanan
yang diberikan oleh petugas kesehatan di Posyandu ini
kurang memuaskan.Petugas kesehatannya tidak menampakkan
sikap ramah kepada pasiennya.saat ini Sudah 6,8% Ibu
yang berkunjung keposyandu mengeluh petugas kurang
ramah di Posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab utamanya
adalah kurangnya petugas dalam memberikan pelayanan
secara 5S.
3.2. Penyelesaian masalah dengan siklus PDCA
a. Planning
1. Judul Rencana
menurunkan angka keluhan klien terhadap petugas
kesehatan yang kurang ramah di posyandu XX pada tahun
2013.
2. Rumusan pernyataan masalah dan penyebab masalah
6,8% Ibu yang berkunjung keposyandu mengeluh petugas
kurang ramah di Posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab
utamanya adalah kurangnya petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan secara 5S.
3. Rumusan tujuan
Menurunkan angka keluhan ibu yang datang berkunjung
keposyandu di Posyandu XX tahun 2012 terhadap petugas
kesehatan yang kurang ramah dari 6,8% menjadi 2% pada
tahun 2013.
4.Uraian Kegiatan
Plan Do Check Action- Buat peraturan
tertulis
-
Sosialisasikan pera
turan tersebut
- Buat perjanjian
reward
atau penghargaan ji
ka iamemenuhi
kriteria
- Membuat
peraturan
tertulis
-
mensosialisasikan
peraturan
tersebut
- Membuat
perjanjian reward
ataupenghargaan j
Evaluasi
dengan
kuesioner
kembali pada
bulanberikutn
ya
- Memberlakukan
sebagai
kegiatan rutin
- Memberikan
penghargaan
- Buat perjanjian
sangsi jika ia
melanggar
- Terapkan prinsip
5S
- Buat kuesioner
- Buat kotak saran
ika iamemenuhi
kriteria
- membuat
perjanjian
sangsi jika ia
melanggar
- menerapkan
prinsip 5S
- Membuat
kuesioner dan
menyebarkan
kuesioner
- Buat kotak
saranMenerapkan
prinsip 5S
(senyum, sapa,
salam, sopan,
santun) pada
petugas kesehatan
5. Metode dan kriteria penilaian
- Kuesioner yang berisi tentang bagaimana kepuasan klien
dengan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan,
criteria nilai 2 jawaban iya 1 jawaban tidak mengandung
arti bahwa pelayanan yang diberikan sudah menerapkan
prinsip 5S, sedangkan 2 jawaban tidak 1 jawaban iya
mengandung arti bahwa pelayanan yang diberikan tidak /
belum menerapkan prinsip 5S.
- menyediakan kotak saran dimana klien dapat menulis
keluhan-keluhannya.
- Menerapkan prinsip 5S (senyum, sapa, salam, sopan,
santun) kepada petugas kesehatan
6. Waktu
NO KEGIATANMEI JUNI
1 2 3 4 1 2 3 4
1Membuat peraturan
tertulis x 2 Buat kuesioner x 3 Buat kotak saran x4 Menyebarkan kuesioner x5 Meninjau kotak saran x6 Mengevaluasi kuesioner x
7Memberlakukan peraturan
sebagai kegiatan rutin x
7. pelaksana
No Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab1. Elita Membuat peraturan2. Kiki Desi Membuat kuesioner, menyebarkan
kuesioner3. Refina Membuat kotak saran dan meninjau
kotak saran
8. biaya
biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan posyandu
ini + Rp. 750.000
Pengeluaran BiayaPengetikan Rp. 250.000Fotocopi Rp. 150.000Peralatan kotak saran Rp. 50.0000Konsumsi Rp. 200.000Transportasi Rp. 100.000Jumlah Rp. 750.000
b. DO
- Membuat peraturan tertulis yaitu “Menerapkan prinsip
5S (Senyum, sapa, salam, sopan, santun) kepada klien”
- mensosialisasikan dan mulai menerapkan prinsip 5S
(senyum, sapa, salam, sopan, santun) kepada setiap
klien yang berkunjung ke posyandu
- Buat perjanjian reward atau penghargaan jika ia
memenuhi kriteria
- Buat perjanjian sangsi jika ia melanggar berupa
teguran selama 3x, dan dilanjutkan penggantian tenaga
kesehatan yang lain.
- Buat kuesioner
Pertanyaan Ya TidakApakah petugas
kesehatan
melakukan
pelayanan di
posyandu dengan
baik?Apakah anda puas
dengan pelayanan
yang diberikan
petugas kesehatan
diposyandu dan
bersedia melakukan
kunjungan
keposyandu bulan
depanApakah dalam
menjalankan
pelayanannya
petugas kesehatan
menerapkan prinsip
5S (senyum, sapa,
salam, sopan,
santun) kepada
anda?
- Mengevaluasi Kuesioner, hasil:
100 klien yang berkunjung ke posyandu yang telah
mengisi kuesioner, 40 klien memilih 2 jawaban iya dan 1
jawaban tidak, 40 klien memilih 3 jawaban iya, dan 20
klien memilih 2 jawaban tidak. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikanoleh petugas
kesehatan telah menggunakan prinsip 5S.
- Membuat kotak saran dan menyediakan kertas serta
bulpoin yang diletakkan di atas kotak saran.
c. Check
No Kegiatan Dilakukan Tidak
Dilakukan1 Petugas kesehatan
memberikan sapa
dan salam kepada
klien yang baru
datang
√
2 Petugas kesehatan
memberikan
pelayanan
√
kesehatan dan
penyuluhan dengan
senyum, sopan dan
santun3 Melakukan
pelayanan
kesehatan
diposyandu sesuai
dengan standar
√
d. Action
Memberlakukan prinsip 5S sebagai kegiatan rutin yang
dilakukan petugas kesehatan terhadap klien yang
berkunjung keposyandu serta memberikan reward dan
punishment terhadap petugas kesehatan.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri
dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan
kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus
dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA
terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
2. Pelaksanaan ( Do )
3. Pemeriksaan ( Check )
4. Perbaikan (Action)
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih
teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari
Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Pada masalah 6,8% Ibu yang berkunjung ke posyandu
mengeluh petugas kurang ramah si posyandu XX pada tahun
2012. Penyebab utamanya adalah kurangnya petugas dalam
memberikan pelayanan secara 5S. Penyelesaian masalah
ini mengunakan siklus PDCA yaitu :
Plan Do Check Action- Membuat peraturan
tertulis
-
Sosialisasikan pera
turan tersebut
- Buat perjanjian
reward
atau penghargaan ji
- Membuat
peraturan
tertulis
-
mensosialisasika
n peraturan
tersebut
- Membuat
Evaluasi
dengan
kuesioner
kembali pada
bulanberikutn
ya
- Memberlakukan
sebagai
kegiatan rutin
- Memberikan
penghargaan
ka iamemenuhi
kriteria
- Buat perjanjian
sangsi jika ia
melanggar
- Terapkan prinsip
5S
- Buat kuesioner
- Buat kotak saran
perjanjian
reward
ataupenghargaan
jika iamemenuhi
kriteria
- membuat
perjanjian
sangsi jika ia
melanggar
- menerapkan
prinsip 5S
- Membuat
kuesioner dan
menyebarkan
kuesioner
- Buat kotak
saranMenerapkan
prinsip 5S
(senyum, sapa,
salam, sopan,
santun) pada
petugas
kesehatan
Check(pemeriksaan)
No Kegiatan Dilakukan Tidak
Dilakukan1 Petugas kesehatan
memberikan sapa
dan salam kepada
klien yang baru
dating
√
2 Petugas kesehatan
memberikan
pelayanan
kesehatan dan
penyuluhan dengan
senyum, sopan dan
santun
√
3 Melakukan
pelayanan
kesehatan
diposyandu sesuai
dengan standar
√
Dari hasil penyelesaian masalah didapatkan bahwa
pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehata sudah
menggunakan prinsip 5S dimana sudah melakukan pelayanan
kesehatan dengan lebih ramah kepada klien.
4.2. Saran
- sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap
menggunakan prinsip 5S dalam melakukan pelayanan
kesehatan.
- sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat
suatu masalah karena siklus PDCA mampu memecahkan
masalah yang sedang dialami.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri
dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan
kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus
dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA
terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
2. Pelaksanaan ( Do )
3. Pemeriksaan ( Check )
4. Perbaikan (Action)
B. Saran
- sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap
menggunakan prinsip 5S dalam melakukan pelayanan
kesehatan.
- sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat
suatu masalah karena siklus PDCA mampu memecahkan
masalah yang sedang dialami.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam
Pelayanan Kesehatan.
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2006. Buku
1 Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Yulifah, dkk. 2009. .Komunikasi dan Konseling Dalam
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika