Makalah B.indonesia
Transcript of Makalah B.indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai mahasiswa, penulisan ilmiah dengan cara baik dan
benar sangat penting dalam penulisan laporan makalah dan
skripsi ataupun penulisan formal lainnya. Penulisan ilmiah ini
tidak hanya penting dalam mata kuliah Bahasa Indonesia saja,
namun pada semua mata kuliah, khususnya pada saat pembuatan
laporan praktikum, makalah, dan skripsi.
Seringkali ilmu tentang penulisan ilmiah ini dianggap remeh
atau disepelekan bagi sebagian orang. Tetapi pada kenyataannya
ilmu penulisan ilmiah ini akan selalu berguna khususnya dalam
masa perkuliahan. Manfaat kita menulis dengan cara penulisan
ilmiah yang baik dan benar adalah tulisan kita menjadi
terstruktur, rinci, dan urut, sehingga pembaca lebih mudah
memahami apa yang kita tulis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja macam ragam tulisan dan pengertiannya?
1.2.2. Apa perbedaan dari tulisan ilmiah dan tulisan
sastra?
1.2.3. Bagaimana ciri-ciri tulisan ilmiah?
1.2.4. Apa saja jenis tulisan ilmiah?
1.2.5. Apa saja syarat kebahasaan tulisan ilmiah?
1.2.6. Bagaimana bentuk (struktur / bagian) dari tulisan
ilmiah?
1.2.7. Bagaimana kiat untuk membuat tulisan ilmiah?
1
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk menjelaskan macam ragam ilmiah dan
pengertiannya.
1.3.2. Untuk menjelaskan perbedaan dari tulisan ilmiah dan
tulisan sastra.
1.3.3. Untuk menjelaskan apa saja ciri-ciri tulisan ilmiah.
1.3.4. Untuk mengetahui jenis tulisan ilmmiah.
1.3.5. Untuk menjelaskan kebahasaan tulisan ilmiah.
1.3.6. Untuk mengetahui bentuk (strultur / bagian) tulisan
ilmiah.
1.3.7. Untuk memberikan kiat dan praktik dalam menulis
tulisan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Macam ragam tulisan dan pengertiannya
2.1.1 Tulisan Ilmiah
Untuk memahami jenis tulisan ilmiah secara lebih dekat,
akan lebih baik bila dilakukan terlebih dahulu pengkajian
terhadap pengertian kata tulisan dan ilmiah itu sendiri.
Tulisan, menurut Dr. Slamet Suseno, adalah istilah yang
digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun
berdasarkan tulisan, karangan,dan pernyataan gagasan orang
lain. seseorang yang menyusun kembalihal-hal yang sudah
2
dikemukakan orang lain disebut penulis, bukan pengarang. Sebab
ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan
menjadi satu) berbagai bahan informasi sedemikian rupa
sehingga tercipta sebuah tulisan baru yang lebih utuh.
Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memnuhi syarat
(kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya
yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah
menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan,
menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah,
serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti
objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis,
lugas, jelas, dan konsisten.
Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang
didasarkan atas penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai
berkembang suatu paradigma baru bahwa suatu karya tulis ilmiah
tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melaikan
juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh
ahlinya secara professional.
Banyak pendapat mengenai pengertian dari tulisan ilmiah
menurut beberapa ahli, antara lain;
a) Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah
dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil
pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
3
dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo,
M. Eko, 1995:11).
b) Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha
memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan
oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan
sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca.
c) Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi
penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis
yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta
umum serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar.
Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung
fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
d) Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu
permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh
melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui
penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis
untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap
permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban
ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah
hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang
kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat
disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah
4
ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang
ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan,
dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
2.1.2 Tulisan Sastra (Non-Ilmiah)
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta
pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum,
dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
ditulis berdasarkan fakta pribadi,
fakta yang disimpulkan subyektif,
gaya bahasa konotatif dan populer,
tidak memuat hipotesis,
penyajian dibarengi dengan sejarah,
bersifat imajinatif,
situasi didramatisir,
bersifat persuasif.
tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah
- dongeng
- cerpen
- novel
- drama
- roman
.
2.2 Perbedaan Tulisan Ilmiah dan Tulisan Sastra:
5
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang
sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis.
Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari
bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk
diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki
perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.
Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah
adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri.
Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-
cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan
penentuan strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan
ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-
perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah yang telah
disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah
adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
6
tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum.
Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau
abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat
emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak
sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit
informasi
persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk
meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative
deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif
jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
2.3 Ciri - Ciri Tulisan Ilmiah:
2.3.1 Empiris; artinya informasi yang disampaikan bersifat
faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan,
kajian pustaka, penelitian.
2.3.2 Mengacu kepada teori; artinya karangan ilmiah wajib
memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir /
kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.
2.3.3 Berdasarkan fakta; artinya setiap informasi dalam
kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan
konkret.
7
2.3.4 Logis; artinya setiap keterangna dalam kerangka
ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut
alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
2.3.5 Objektif; artinya dalam kerangka ilmiah semua
keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif,
senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun
golongan.
2.3.6 Sistematis; baik penulisan / penyajian maupun
pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin,
teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem
yang berlaku, terurut, dan tertib.
2.3.7 Sahih / Valid; artinya baik bentuk maupun isi
karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah
yang berlaku.
2.3.8 Jelas; artinya setiap informasi dalam karangan
ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan
sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan
dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.
2.3.9 Seksama; baik penyajian maupun pembahasan dalam
karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan
penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan
betapa pun kecilnya.
2.3.10 Tuntas; pembahasan dalam karangan ilmiah harus
sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas,
pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
2.3.11 Bahasanya Baku; Bahasa dalam kerangka ilmiah harus
baku artinya harus sesuai dengan bahasa yang dijadikan
8
tolak ukur / standar bagi betu l tidaknya penggunaan
bahasa.
2.3.12 Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional /
internasional); Tapi perlu diperhatikan bahwa tata cara
penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga
tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.
2.4 Jenis - Jenis Tulisan Ilmiah
2.4.1 Artikel ilmiah : karya tulis yang dirancang untuk
dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis
dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi
ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua
(a) artikel hasil penelitian dan (b) artikel
nonpenelitian.
2.4.2 Makalah ilmiah : karya tulis yang memuat hasil
pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan
runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif.
Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis dan (b)
makalah nonteknis
2.4.3 Laporan ilmiah : Karya ilmiah jenis ini biasanya
ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,
observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang.
2.4.4 Laporan Praktik Kerja; adalah karya tulis ilmiah
yang memaparkan data hasil temuan di lapangan atau
instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya
ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma
III (DIII) yang biasanya ada pada tingkat akademi;
9
2.4.5 Skripsi; adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya
ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar
sarjana (S-1). Secara umum ada 2 jenis skripsi, yang
pertama adalah yang bersifat langsung yaitu mengadakan
penelitian ke lapangan, dan yang kedua adalah yang
bersifat tidak langsung yaitu dengan mengadakan studi
kepustakaan;
2.4.6 Tesis atau Thesis; adalah karya tulis ilmiah yang
mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian
terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih
mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah
ini ditulis pada program pasca sarjana (S-2) untuk meraih
gelar magister atau master;
2.4.7 Disertasi; adalah karya tulis ilmiah yang
mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan
berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya
ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih
gelar doktor (S-3).
2.4.8 Kertas Kerja; adalah karya tulis ilmiah yang
bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan
menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang
bersifat empiris dan objektif. Makalah sering ditulis
untuk disajikan dalam kegiatan penelitian dan tidak untuk
didiskusikan, sedangkan kertas kerja ditulis untuk
disajikan dalam seminar atau lokakarya;
2.5 Syarat Kebahasaan Tulisan Ilmiah
10
2.5.1 Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, baik mengenai struktur kalimat maupun
kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan
penulisan sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
2.5.2 Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia
ragam ilmiah dapat diterima akal.
2.5.3 Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur
secara pasti.
2.5.4 Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang
dimaksudkan oleh penulis dan tidak mengandung makna ganda
(ambigu).
2.5.5 Denotatif
Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti
sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat
ilmu itu objektif.
2.5.6 Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai
dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak
berlebihan, tetapi isinya bebas.
2.5.7 Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan
tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
11
2.6 Bentuk (Struktur) Penulisan Tulisan Ilmiah
2.6.1 Kelengkapan awal:
Kulit luar / cover / sampul;
Halaman judul;
Halaman pengesahan;
Halaman penerimaan;
Halaman persembahan
Abstrak, dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia;
Kata Pengantar;
Daftar tabel;
Daftar grafik;
Daftar gambar;
Daftar singkatan dan daftar lambang;
Daftar lampiran
2.6.2 Kelengkapan isi:
Pendahuluan
Kajian teori atau tinjauan pustaka
Data dan informasi mengenai objek penelitian,
meliputi focus (topik) dan locus(lokasi)
Pembahasan
Penutup
2.6.3. Kelengkapan Akhir:
Daftar pustaka
Riwayat hidup penulis
Lampiran data
Penulisan index (indeks)
12
2.7 Kiat dalam Penulisan Tulisan Ilmiah
Sebelum membahas secara teori, perlu untuk diketahui adanya
beberapa hal yang menjadi perhatian utama dalam memulai
pembuatan suatu karya tulis ilmiah, diantaranya:
Penulis harus melakukan beberapa kegiatan sebelum membuat
suatu tulisan ilmiah, diantaranya menentukan tema yang akan
dijadikan patokan/pedoman dalam menulis sekaligus melakukan
penggalian data awal.
Mencoba menganalisis data awal yang diperoleh pada
kegiatan sebelum menulis sehingga dapat dijadikan suatu
latar belakang yang baik bagi pembuatan karya tulis ilmiah
tersebut.
Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang tersebut.
Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup tulisan,
dan pada akhirnya merumuskan atau menentukan judul tulisan
yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.
Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam
pembuatan tulisan ilmiah;
2.7. 1 Pemilihan Topik
Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
topik itu sudah dikuasai;
topik itu paling menarik perhatian
topik itu ruang lingkupnya terbatas;
data itu objektif;
memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau
teori-teori sebelumnya;
13
memiliki sumber acuan.
2.7.2 Penentuan Judul
Ada beberapa metode bijak untuk menentukan judul dari
penulisan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi,
tugas akhir, tugas khusus dan lainnya. Cara-cara tersebut
adalah :
2.7.2.1 Sesuaikan judul dengan basic interest/kesukaan
Perlu diketahui kenapa saya memberikan poin pertama untuk
sesuaikan judul dengan basic interest adalah ketika kita
berbuat atau melakukan sesuatu akan terdorong oleh minat yang
kuat. Minat ini terbangun atas adanya dorongan mental dari
dalam diri kita.
Bagaimana kita bisa menjadi mau untuk mengerjakan sesuatu
jika kita saja tidak suka. Yang ada jika ini dipaksakan adalah
hanya pengerjaan setengah hati. Totalitas Anda akan terhambat.
Terkadang juga orang tidak berani melakukan sesuatu karena
tidak mengakui bahwa kita mempunyai kekuatan tersembunyi dalam
diri kita masing-masing, kekuatan yang membuat kita mau dan
berani mengambil tindakan. Tidak hanya dalam angan angan. Yang
mendasari adalah bagaimana sudut pandang kita terhadap
sesuatu.
Yang saya maksud di sini adalah sebenarnya kita mampu, hanya
saja kita perlu untuk menyadari bahwa kita memang mampu.
Dengan menentukan judul sesuai dengan kesukaan Anda, ini
akan menambah gain interest atau alasan melakukan sesuatu dan
bertanggung jawab nantinya terhadap judul yang anda tentukan
dengan mengerjakan karya ilmiah.
2.7.2.2 Sesuaikan dengan kemampuan
14
Hal ini lebih kepada saat Anda mengerjakan project Anda dan
menjadikannya mejadi karya ilmiah. Ketika Anda menjadi
pembicara dalam sebuah presentasi dapat dipastikan bahwa apa
yang Anda ungkapkan tidak lebih dari 70 persen dari kemampuan
Anda.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan apa yang
Anda bisa dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap
karya tulis yang sedang atau akan Anda buat, akan riskan
jadinya jika Anda menentukan sebuah judul karya ilmiah padahal
Anda tidak punya kemampuan terhadap apa yang Anda kerjakan.
Banyak waktu Anda akan terbuang percuma untuk mendapatkan
informasi terhadap materi judul yang akan Anda buat jika tidak
mempunyai basic kemampuan dalam terhadap materi judul. Anda
akan belajar mulai dari awal dan inilah yang saya anggap
riskan. Untuk memahami materi tidak semudah membalikkan
telapak tanga, butuh waktu, tenaga dan materi yang banyak. Dan
pastinya akan menghambat Anda dalam pembuatan karya ilmiah
walaupun ini bisa ditutupi dengan penggalian informasi melalui
referensi, tetap saja akan mengganggu hasil dari karya ilmiah
yang Anda buat.
Kita harus paham bahwa karya ilmiah bertujuan untuk
menemukan hasil temuan baru dari hasil penelitian/karya ilmiah
yang dibuat. Bukan hanya mengaplikasikan materi atau referensi
yang sudah ada saja. Terasa tidak ada yang spesial jika tidak
ada perubahan dari masa-ke masa terhadap karya tulis.
2.7.2.3 Cari referensi yang mendukung
Referensi ini sebenarnya adalah langkah kedua dalam
menetukan judul setelah Anda yakin bahwa judul yang dibuat
15
telah mantap. Referensi ini dilakukan untuk menunjang karya
ilmiah hingga penulisannya. Tidak mungkin kita menulis karya
ilmiah hanya hasil temuannya saja tanpa ada dasar materi.
Demikian juga judul yang kita buat mungkin sudah ada yang
pakai, kan gak OK klu judul sama ketika kita meakukan pencaria
di google. Oleh sebab itu lakukan perbandingan dengan
melakukan pencarian referensi.
2.7.2.4 Sharing dosen, teman, kolega dan lainnya
Dalam sharing ini Anda akan mendapatkan saran dan kritik
dalam pengambilan keputusan menentukan judul. Dengan sharing
Anda mengetahui kekurangan, kelemahan, kekuatan dan kelebihan
dari judul yang Anda buat dari sumber lain yang kompeten,
dianggap kompeten karena orang-orang yang mejadi sumber
sharing adalah orang-orang yang mengetahui materi dalam judul
yang Anda buat dan perilaku diri Anda sendiri.
2.7.2.5 Do It
Ironis memang, sekarang ini banyak orang kebingungan tentang
apa yang harus dilakukan. Sharing sudah, simulasi sudah, cari
refensi sudah, tapi yang kurang mengenakkan adalah seringkali
kita merasa masih kurang dan kurang, akhirnya tidak
mendapatkan apa-apa. Mulailah bertindak sedikit demi sedikit
untuk judul Anda, tidak harus sempurna. Dan pada prosesnya
nanti Anda akan mengerti bagaimana harus bertindak dan judul
Anda sudah pasti selesai/ditentukan dengan mudah, tidak
mungkin secara ceroboh Anda melakukan hal ini bukan, so
bertindaklah sekarang juga untuk judul Anda.
2.7.3 Penulisan Kerangka Karangan
16
Penyusunan rancangan karangan adalah langkah prapenulisan
setelah penentuan topik. Dalam kerangka karangan itu akan
tampak butir-butir isi karangan yang menggambarkan
sub-subtopik, karangan baik dari segi jumlah dan jenisnya
urutan sub-subtopik isi karangan
hubungan antarsubtopik dalam karangan: hubungan logis
atau kronologis, dan hubungan setara atau hubungan
bertingkat.
Kerangka karangan yang baik akan membantu anda dalam hal-hal
berikut.
- kerangka karangan memungkinkan anda dapat mengarang
secara terarah karena isi kerangka sebenarnya
menggambarkan arah sebuah karangan.
- kerangka karangan berguna untuk menghindari kerja ulang.
- kerangka karangan memungkinkan anda dapat memasukkan dan
menempatkan materi tulisan yang anda temukan dalam bab
atau subab tertentu, bahkan dalam bab atau subab yang
baru.
- kerangka karangan memungkinkan anda dapat bekerja lebih
fleksibel dari segi penyelesaian bagian karangan.
2.7.4 Pengumpulan Data
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data:
mencari informasi/data dari kepustakaan;
menyusun daftar angket;
melakukan wawancara;
melakukan pengamatan di lapangan;
melakukan percobaan di laboratorium
17
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan
informasi, yakni didasarkan pada 3 obyek yang berupa tulisan-
tulisan dalam kertas, manusia dan tempat. Untuk mempermudah
mengingatnya dapat disingkat Tiga P. Yakni Paper, Person dan
Place.
Adapun yang dimaksud dengan Tiga P tersebut adalah :
1. Paper : membaca dokumen, buku-buku, majalah, surat
kabar atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori,
laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
2. Person : bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan
para ahli atau manusia sumber.
3. Place : Tempat, lokasi atau benda-benda disekitar yang
terdapat di tempat penelitian. Artinya melihat dan
mengamati fakta yang ada disuatu tempat atau lingkungan
sekitar.
Biasanya, berdasarkan ketiga obyek tersebut (tidak harus
ketiga obyek tersebut, karena mungkin saja hanya melalui salah
satu obyek dari Tiga P tersebut seseorang mendapatkan data
awal yang dianggapnya cukup), seorang penulis dapat menggali
data yang diperlukan dalam memulai suatu penulisan karya
ilmiah. Akan sangat sulit bagi seseorang untuk menulis suatu
karya ilmiah jika tidak memiliki data awal yang akan
dipaparkan dalam bagian latar belakang, hal ini dikarenakan
data awal akan menunjukkan betapa pentingnya suatu tulisan
tersebut sehingga menggambarkan suatu latar belakang yang
menjadi dasar dalam merumuskan suatu permasalahan.
2.7.5 Penyusunan Data
18
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan
mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan
data menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan
data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus
mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik
yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat
kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik
statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya
ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
Data awal yang didapat melalui pengumpulan informasi
berdasarkan obyek tertentu, (dalam hal ini baik melalui Paper,
Person ataupun Place), kemudian dicoba untuk dianalisis.
Apabila masuk ke tahap ini, maka untuk mempermudah
menganalisisnya, perlu ditentukan bahwa data awal tersebut
dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
masyarakat. Biasanya merupakan fakta, fenomena, kasus yang
didapat langsung dari lapangan, termasuk informasi langsung
dari masyarakat, kebiasaan yang muncul dihadapan penulis,
ataupun kasus hukum yang terjadi disekitar. Singkatnya
merupakan suatu data yang belum diolah.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah diolah,
mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian
yang berwujud laporan, buku harian termasuk dokumen pribadi
dan data sekunder yang bersifat publik seperti data arsip dan
data resmi lainnya.
Apabila kedua data telah ditentukan, maka langkah berikutnya
adalah menganalisis dengan cara melakukan perbandingan,
19
mencari hubungan atau korelasi antar data ataupun mencari
kesenjangan antara data yang didapat. Sistem menganalisis ini
tidak terlepas dari logika berpikir yang digunakan oleh si
penulis, apakah akan menggunakan logika deduktif (dari luas ke
sempit) atau secara induktir (dari sempat ke luas). Apabila
telah ditentukan logika berpikirnya, akan mempermudah pula
dalam menganalisis. Setelah dianalisis, biasanya akan muncul
motivasi dari si penulis serta alasan dipilihnya tema
permasalahan tersebut. Pada akhirnya, diujung penulisan latar
belakang, akan dijelaskan harapan yang ingin dicapai oleh
seorang penulis melalui karya ilmiah tersebut.
Berikut gambaran membuat latar belakang berdasarkan logika
berpikir yang dipilih untuk digunakan oleh si penulis :
Logika berpikir yang digunakan:
Deduktif : (dari luas ke sempit), (dari teori ke fakta)
Induktif : (ari sempit ke luas), (dari fakta ke teori)
Membuat pemaparan : Secara teoritis atau berdasarkan
fakta, kasus, fenomena,
Ada analisis
Memuat motivasi (motif) si peneliti serta alasan memilih
variabel judul
Menjelaskan harapan yang ingin dicapai
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa dalam membuat
suatu latar belakang perlu diketahui beberapa hal berikut
ini :
Latar belakang merupakan suatu gambaran ringkas tema dari
penelitian atau tema tulisan. Latar belakang dapat dibuat
dengan mendasarkan pada kenyataan yang terjadi dilapangan,
20
berupa fenomena, kasus, data dan fakta (Das sein) serta
berdasarkan keadaan yang sebaiknya atau seharusnya terjadi
menurut teori atau peraturan (Undang-Undang) yang berlaku.
(Das sollen)
Latar belakang harus memuat motivasi penulis yang dibuat
setelah membandingkan dan menganalisis ke dua hal tersebut
pada point 2.
Latar belakang juga harus menjelaskan alasan memilih tema
dan judul tulisan, baik alasan sesuai bidang ilmu maupun
berdasarkan faktor yang menarik dari permasalahan tersebut.
Latar belakang juga harus memaparkan hal yang diharapkan
untuk didapat dari hasil tulisan atau penelitian tersebut.
2.7.6 Pemeriksaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pemeriksaan:
penyusunan paragraf;
penerapan kalimat baku;
penerapan diksi atau pilihan kata;
penerapan EYD.
2.7.7 Pengetikan
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi
kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak
unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata
unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam
halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur
dalam daftar pustaka.
21
2.7.7.1 Jenis Huruf (font), spasi, dan margin (tepi batas) Pias
pada Karya Ilmiah / Karangan Ilmiah
Jenis huruf (font) yang digunakan:
Untuk teks: Times new roman ukuran 12 pt atau Arial ukuran 11
pt
Untuk judul karya ilmiah dan judul bab: Times new
roman ukuran 14 pt atau Arial ukuran 13 pt
Untuk nama lembaga / sekolah / perguruan tinggi (dipakai
pada cover bagian bawah): Times new roman ukuran 16 pt
atau Arial ukuran 15 pt
2.7.7.2 Penomoran pada Karya Ilmiah / Karangan Ilmiah
Pemberian nomor mengikuti ketentuan seperti berikut ini:
1. Nomor Romawi Kecil, dipakai pada:
halaman judul, diletakkan pada bagian bawah
tengah (center footer)
abstrak, diletakkan pada bagian bawah tengah (center footer)
kata pengantar atau prakata, diletakkan pada bagian
bawah tengah (center footer)
daftar isi, diletakkan pada bagian bawah tengah (center
footer)
daftar tabel, diletakkan pada bagian bawah tengah (center
footer)
daftar grafik, diletakkan pada bagian bawah
tengah (center footer)
daftar singkatan dan lambang, diletakkan pada bagian
bawah tengah (center footer)
2. Nomor Romawi Besar, dipakai pada:
22
tajuk bab pendahuluan, contoh: BAB I, diletakkan di
bagian atas tengah
bab teoretis, contoh: BAB II, diletakkan di bagian atas
tengah
bab metode dan objek penelitian, contoh: BAB II,
diletakkan di bagian atas tengah
bab analisis data, contoh: BAB III, diletakkan di
bagian atas tengah
bab penutup, contoh: BAB IV dan atau BAB V, diletakkan
di bagian atas tengah
3. Nomor Angka Arab, mulai dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan
seterusnya, dipakai pada:
Penomoran halaman mulai dari Bab I dan seterusnya.
Untuk halaman yang merupakan awal dari sebuah bab,
sebagai contoh halaman yang judul atasnya menerangkan
Bab I, bab II, dan seterusnya, maka nomor halamannya
diletakkan pada bagian bawah tengah (center footer)
Untuk halaman selanjutnya, penomoran halaman diletakan
pada bagian atas kanan(right header)
2.7.7.3 Jenis Kertas dan Jumlah Halaman Penulisan Karya
Ilmiah / Karangan Ilmiah
Jenis kertas yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
adalah HVS dan ukurannya adalah A4 (21,0 x 29,7). Warna tinta
adalah hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah tidak
lebih dari 15 halaman. sedangkan untuk skripsi minimal 40
halaman, tesis minimal 80 halaman, dan disertasi minimal 250
halaman. Ini adalah ketentuan secara umum, mungkin ada aturan
23
lain di beberapa sekolah atau perguruan tinggi walaupun sangat
jarang ditemukan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam menulis tulisan ilmiah, kita harus melihat dan
memperhatikan ciri-ciri, bentuk, dan kebahasaan. Untuk itu
sebelum menulis tulisan ilmiah maka kita perlu memahami tata
cara penulisan ilmiah yang baik dan benar.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah tulisan ilmiah ini, kami
mengharapkan pembaca dapat menerapkan ilmu penulisan ilmiah
ini dengan sebaik-baiknya. Dan semoga makalah ini dapat
24
Syahid, 2012. Tips Cara Menentukan Judul Skripsi, Tesis, Disertasi, Tugas Akhir,
Tugas Khusus, dan Penulisan Karya Ilmiah (online),
(http://www3.petra.ac.id/library/tips.php?tid=44)
Anto, 2012. Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah (online),
(http://www.artikelkomplit.com/2012/10/tata-cara-
penulisan-karya-ilmiah.html)
Mettamustika, 2011. Kerangka Karangan (online),
(http://mettamustika.wordpress.com/2011/04/07/kerangka-
karangan/)
Imam, 2011. Karya Tulis Ilmiah Populer (online),
(http://www.academia.edu/4940675/KARYA_TULIS_ILMIAH_POPULER)
Aidafiteri, 2012. Pengertian dan Ciri-ciri Karangan (online),
(http://aidafiteri.blogspot.com/2012/04/pengertian-dan-
ciri-ciri-karangan.html)
Muhdin, 2009. Penulisan Karya Ilmiah Artikel Ilmiah (online),
(http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-
ilmiah-artikel-ilmiah/)
Dya, 2012. Karya Ilmiah Ciri-ciri Macam-macam Sikap Ilmiah (online),
(http://dya08webmaster.blog.com/2012/04/20/karya-ilmiah-ciri-
ciri-macam-macam-sikap-ilmiah/)
26