Makalah B.indonesia

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahasiswa, penulisan ilmiah dengan cara baik dan benar sangat penting dalam penulisan laporan makalah dan skripsi ataupun penulisan formal lainnya. Penulisan ilmiah ini tidak hanya penting dalam mata kuliah Bahasa Indonesia saja, namun pada semua mata kuliah, khususnya pada saat pembuatan laporan praktikum, makalah, dan skripsi. Seringkali ilmu tentang penulisan ilmiah ini dianggap remeh atau disepelekan bagi sebagian orang. Tetapi pada kenyataannya ilmu penulisan ilmiah ini akan selalu berguna khususnya dalam masa perkuliahan. Manfaat kita menulis dengan cara penulisan ilmiah yang baik dan benar adalah tulisan kita menjadi terstruktur, rinci, dan urut, sehingga pembaca lebih mudah memahami apa yang kita tulis. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Apa saja macam ragam tulisan dan pengertiannya? 1.2.2. Apa perbedaan dari tulisan ilmiah dan tulisan sastra? 1.2.3. Bagaimana ciri-ciri tulisan ilmiah? 1.2.4. Apa saja jenis tulisan ilmiah? 1.2.5. Apa saja syarat kebahasaan tulisan ilmiah? 1.2.6. Bagaimana bentuk (struktur / bagian) dari tulisan ilmiah? 1.2.7. Bagaimana kiat untuk membuat tulisan ilmiah? 1

Transcript of Makalah B.indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai mahasiswa, penulisan ilmiah dengan cara baik dan

benar sangat penting dalam penulisan laporan makalah dan

skripsi ataupun penulisan formal lainnya. Penulisan ilmiah ini

tidak hanya penting dalam mata kuliah Bahasa Indonesia saja,

namun pada semua mata kuliah, khususnya pada saat pembuatan

laporan praktikum, makalah, dan skripsi.

Seringkali ilmu tentang penulisan ilmiah ini dianggap remeh

atau disepelekan bagi sebagian orang. Tetapi pada kenyataannya

ilmu penulisan ilmiah ini akan selalu berguna khususnya dalam

masa perkuliahan. Manfaat kita menulis dengan cara penulisan

ilmiah yang baik dan benar adalah tulisan kita menjadi

terstruktur, rinci, dan urut, sehingga pembaca lebih mudah

memahami apa yang kita tulis.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa saja macam ragam tulisan dan pengertiannya?

1.2.2. Apa perbedaan dari tulisan ilmiah dan tulisan

sastra?

1.2.3. Bagaimana ciri-ciri tulisan ilmiah?

1.2.4. Apa saja jenis tulisan ilmiah?

1.2.5. Apa saja syarat kebahasaan tulisan ilmiah?

1.2.6. Bagaimana bentuk (struktur / bagian) dari tulisan

ilmiah?

1.2.7. Bagaimana kiat untuk membuat tulisan ilmiah?

1

1.3 Tujuan

1.3.1. Untuk menjelaskan macam ragam ilmiah dan

pengertiannya.

1.3.2. Untuk menjelaskan perbedaan dari tulisan ilmiah dan

tulisan sastra.

1.3.3. Untuk menjelaskan apa saja ciri-ciri tulisan ilmiah.

1.3.4. Untuk mengetahui jenis tulisan ilmmiah.

1.3.5. Untuk menjelaskan kebahasaan tulisan ilmiah.

1.3.6. Untuk mengetahui bentuk (strultur / bagian) tulisan

ilmiah.

1.3.7. Untuk memberikan kiat dan praktik dalam menulis

tulisan ilmiah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Macam ragam tulisan dan pengertiannya

2.1.1 Tulisan Ilmiah

Untuk memahami jenis tulisan ilmiah secara lebih dekat,

akan lebih baik bila dilakukan terlebih dahulu pengkajian

terhadap pengertian kata tulisan dan ilmiah itu sendiri.

Tulisan, menurut Dr. Slamet Suseno, adalah istilah yang

digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun

berdasarkan tulisan, karangan,dan pernyataan gagasan orang

lain. seseorang yang menyusun kembalihal-hal yang sudah

2

dikemukakan orang lain disebut penulis, bukan pengarang. Sebab

ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan

menjadi satu) berbagai bahan informasi sedemikian rupa

sehingga tercipta sebuah tulisan baru yang lebih utuh.

Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memnuhi syarat

(kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya

yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan

menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah

menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan,

menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah,

serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti

objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis,

lugas, jelas, dan konsisten.

Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang

didasarkan atas penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai

berkembang suatu paradigma baru bahwa suatu karya tulis ilmiah

tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melaikan

juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh

ahlinya secara professional.

Banyak pendapat mengenai pengertian dari tulisan ilmiah

menurut beberapa ahli, antara lain;

a) Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu

pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut

metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah

dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil

pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,

disusun menurut metode tertentu dengan sistematika

penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat

3

dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo,

M. Eko, 1995:11).

 

b) Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha

memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan

oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan

sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para

pembaca. 

c) Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi

penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis

yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta

umum serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar.

Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya

bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung

fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.

d) Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu

permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan

penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh

melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui

penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis

untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap

permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban

ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah

hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang

kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari

penelitian tersebut.

Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat

disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah

4

ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang

ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan,

dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.

2.1.2 Tulisan Sastra (Non-Ilmiah)

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta

pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum,

dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa

digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :

ditulis berdasarkan fakta pribadi,

fakta yang disimpulkan subyektif,

gaya bahasa konotatif dan populer,

tidak memuat hipotesis,

penyajian dibarengi dengan sejarah,

bersifat imajinatif,

situasi didramatisir,

bersifat persuasif.

tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah

- dongeng

- cerpen

- novel

- drama

- roman

.

2.2 Perbedaan Tulisan Ilmiah dan Tulisan Sastra:

5

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang

sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis.

Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa

menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari

bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk

diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan

nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki

perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari

beberapa aspek.

Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu

hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah

adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.

Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau

empiri. 

Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.

Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-

cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan

terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan

penentuan strategi. 

Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan

ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan

menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-

perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam

melakukan pengklasifikasian.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah yang telah

disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah

adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang

6

tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,

cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara

penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum.

Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan

umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau

abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun

kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat

emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak

sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit

informasi

persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk

meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir

pembaca dan cukup informative

deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan

subjektif

jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

2.3 Ciri - Ciri Tulisan Ilmiah:

2.3.1 Empiris; artinya informasi yang disampaikan bersifat

faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan,

kajian pustaka, penelitian.

2.3.2 Mengacu kepada teori; artinya karangan ilmiah wajib

memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir /

kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.

2.3.3 Berdasarkan fakta; artinya setiap informasi dalam

kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan

konkret.

7

2.3.4 Logis; artinya setiap keterangna dalam kerangka

ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut

alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.

2.3.5 Objektif;  artinya dalam kerangka ilmiah semua

keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif,

senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak

diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun

golongan.

2.3.6 Sistematis; baik penulisan / penyajian maupun

pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin,

teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem

yang berlaku, terurut, dan tertib.

2.3.7 Sahih / Valid; artinya baik bentuk maupun isi

karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah

yang berlaku.

2.3.8 Jelas; artinya setiap informasi dalam karangan

ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan

sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan

dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.

2.3.9 Seksama; baik penyajian maupun pembahasan dalam

karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan

penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan

betapa pun kecilnya.

2.3.10 Tuntas; pembahasan dalam karangan ilmiah harus

sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas,

pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.

2.3.11 Bahasanya Baku; Bahasa dalam kerangka ilmiah harus

baku artinya harus sesuai dengan bahasa yang dijadikan

8

tolak ukur / standar bagi betu l tidaknya penggunaan

bahasa.

2.3.12 Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional /

internasional); Tapi perlu diperhatikan bahwa tata cara

penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga

tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

2.4 Jenis - Jenis Tulisan Ilmiah

2.4.1 Artikel ilmiah : karya tulis yang dirancang untuk

dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis

dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi

ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua

(a) artikel hasil penelitian dan (b) artikel

nonpenelitian.

2.4.2 Makalah ilmiah : karya tulis yang memuat hasil

pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan

runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif.

Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis dan (b)

makalah nonteknis

2.4.3 Laporan ilmiah : Karya ilmiah jenis ini biasanya

ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,

observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok orang.

2.4.4 Laporan Praktik Kerja; adalah karya tulis ilmiah

yang memaparkan data hasil temuan di lapangan atau

instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya

ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma

III (DIII) yang biasanya ada pada tingkat akademi;

9

2.4.5 Skripsi; adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan

pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya

ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar

sarjana (S-1). Secara umum ada 2 jenis skripsi, yang

pertama adalah yang bersifat langsung yaitu mengadakan

penelitian ke lapangan, dan yang kedua adalah yang

bersifat tidak langsung yaitu dengan mengadakan studi

kepustakaan;

2.4.6 Tesis atau Thesis; adalah karya tulis ilmiah yang

mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian

terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih

mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah

ini ditulis pada program pasca sarjana (S-2) untuk meraih

gelar magister atau master;

2.4.7 Disertasi; adalah karya tulis ilmiah yang

mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan

berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya

ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih

gelar doktor (S-3).

2.4.8 Kertas Kerja; adalah karya tulis ilmiah yang

bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan

menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang

bersifat empiris dan objektif. Makalah sering ditulis

untuk disajikan dalam kegiatan penelitian dan tidak untuk

didiskusikan, sedangkan kertas kerja ditulis untuk

disajikan dalam seminar atau lokakarya;

2.5 Syarat Kebahasaan Tulisan Ilmiah

10

2.5.1 Baku

Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia, baik mengenai struktur kalimat maupun

kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan

penulisan sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD).

2.5.2 Logis

Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia

ragam ilmiah dapat diterima akal.

2.5.3 Kuantitatif

Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur

secara pasti.

2.5.4 Tepat

Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang

dimaksudkan oleh penulis dan tidak mengandung makna ganda

(ambigu).

2.5.5 Denotatif

Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti

sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat

ilmu itu objektif.

2.5.6 Ringkas

Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai

dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak

berlebihan, tetapi isinya bebas.

2.5.7 Runtun

Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan

tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.

11

2.6 Bentuk (Struktur) Penulisan Tulisan Ilmiah

2.6.1 Kelengkapan awal:

Kulit luar / cover / sampul;

Halaman judul;

Halaman pengesahan;

Halaman penerimaan;

Halaman persembahan

Abstrak, dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia;

Kata Pengantar;

Daftar tabel;

Daftar grafik;

Daftar gambar;

Daftar singkatan dan daftar lambang;

Daftar lampiran

2.6.2 Kelengkapan isi:

Pendahuluan

Kajian teori atau tinjauan pustaka

Data dan informasi mengenai objek penelitian,

meliputi focus (topik) dan locus(lokasi)

Pembahasan

Penutup

2.6.3. Kelengkapan Akhir:

Daftar pustaka

Riwayat hidup penulis

Lampiran data

Penulisan index (indeks)

12

2.7 Kiat dalam Penulisan Tulisan Ilmiah

Sebelum membahas secara teori, perlu untuk diketahui adanya

beberapa hal yang menjadi perhatian utama dalam memulai

pembuatan suatu karya tulis ilmiah, diantaranya:

Penulis harus melakukan beberapa kegiatan sebelum membuat

suatu tulisan ilmiah, diantaranya menentukan tema yang akan

dijadikan patokan/pedoman dalam menulis sekaligus melakukan

penggalian data awal.

Mencoba menganalisis data awal yang diperoleh pada

kegiatan sebelum menulis sehingga dapat dijadikan suatu

latar belakang yang baik bagi pembuatan karya tulis ilmiah

tersebut.

Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang tersebut.

Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup tulisan,

dan pada akhirnya merumuskan atau menentukan judul tulisan

yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.

Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam

pembuatan tulisan ilmiah;

2.7. 1 Pemilihan Topik

Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah

sebagai berikut:

topik itu sudah dikuasai;

topik itu paling menarik perhatian

topik itu ruang lingkupnya terbatas;

data itu objektif;

memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau

teori-teori sebelumnya;

13

memiliki sumber acuan.

2.7.2 Penentuan Judul

Ada beberapa metode bijak untuk menentukan judul dari

penulisan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi,

tugas akhir, tugas khusus dan lainnya. Cara-cara tersebut

adalah :

2.7.2.1 Sesuaikan judul dengan basic interest/kesukaan 

Perlu diketahui kenapa saya memberikan poin pertama untuk

sesuaikan judul dengan basic interest adalah ketika kita

berbuat atau melakukan sesuatu akan terdorong oleh minat yang

kuat. Minat ini terbangun atas adanya dorongan mental dari

dalam diri kita.

Bagaimana kita bisa menjadi mau untuk mengerjakan sesuatu

jika kita saja tidak suka. Yang ada jika ini dipaksakan adalah

hanya pengerjaan setengah hati. Totalitas Anda akan terhambat.

Terkadang juga orang tidak berani melakukan sesuatu karena

tidak mengakui bahwa kita mempunyai kekuatan tersembunyi dalam

diri kita masing-masing, kekuatan yang membuat kita mau dan

berani mengambil tindakan. Tidak hanya dalam angan angan. Yang

mendasari adalah bagaimana sudut pandang kita terhadap

sesuatu. 

Yang saya maksud di sini adalah sebenarnya kita mampu, hanya

saja kita perlu untuk menyadari bahwa kita memang mampu.

Dengan menentukan judul sesuai dengan kesukaan Anda, ini

akan menambah gain interest atau alasan melakukan sesuatu dan

bertanggung jawab nantinya terhadap judul yang anda tentukan

dengan mengerjakan karya ilmiah.

2.7.2.2 Sesuaikan dengan kemampuan 

14

Hal ini lebih kepada saat Anda mengerjakan project Anda dan

menjadikannya mejadi karya ilmiah. Ketika Anda menjadi

pembicara dalam sebuah presentasi dapat dipastikan bahwa apa

yang Anda ungkapkan tidak lebih dari 70 persen dari kemampuan

Anda.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan apa yang

Anda bisa dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap

karya tulis yang sedang atau akan Anda buat, akan riskan

jadinya jika Anda menentukan sebuah judul karya ilmiah padahal

Anda tidak punya kemampuan terhadap apa yang Anda kerjakan.

Banyak waktu Anda akan terbuang percuma untuk mendapatkan

informasi terhadap materi judul yang akan Anda buat jika tidak

mempunyai basic kemampuan dalam terhadap materi judul. Anda

akan belajar mulai dari awal dan inilah yang saya anggap

riskan. Untuk memahami materi tidak semudah membalikkan

telapak tanga, butuh waktu, tenaga dan materi yang banyak. Dan

pastinya akan menghambat Anda dalam pembuatan karya ilmiah

walaupun ini bisa ditutupi dengan penggalian informasi melalui

referensi, tetap saja akan mengganggu hasil dari karya ilmiah

yang Anda buat.

Kita harus paham bahwa karya ilmiah bertujuan untuk

menemukan hasil temuan baru dari hasil penelitian/karya ilmiah

yang dibuat. Bukan hanya mengaplikasikan materi atau referensi

yang sudah ada saja. Terasa tidak ada yang spesial jika tidak

ada perubahan dari masa-ke masa terhadap karya tulis.

2.7.2.3 Cari referensi yang mendukung 

Referensi ini sebenarnya adalah langkah kedua dalam

menetukan judul setelah Anda yakin bahwa judul yang dibuat

15

telah mantap. Referensi ini dilakukan untuk menunjang karya

ilmiah hingga penulisannya. Tidak mungkin kita menulis karya

ilmiah hanya hasil temuannya saja tanpa ada dasar materi.

Demikian juga judul yang kita buat mungkin sudah ada yang

pakai, kan gak OK klu judul sama ketika kita meakukan pencaria

di google. Oleh sebab itu lakukan perbandingan dengan

melakukan pencarian referensi.

2.7.2.4 Sharing dosen, teman, kolega dan lainnya

Dalam sharing ini Anda akan mendapatkan saran dan kritik

dalam pengambilan keputusan menentukan judul. Dengan sharing

Anda mengetahui kekurangan, kelemahan, kekuatan dan kelebihan

dari judul yang Anda buat dari sumber lain yang kompeten,

dianggap kompeten karena orang-orang yang mejadi sumber

sharing adalah orang-orang yang mengetahui materi dalam judul

yang Anda buat dan perilaku diri Anda sendiri.

2.7.2.5 Do It 

Ironis memang, sekarang ini banyak orang kebingungan tentang

apa yang harus dilakukan. Sharing sudah, simulasi sudah, cari

refensi sudah, tapi yang kurang mengenakkan adalah seringkali

kita merasa masih kurang dan kurang, akhirnya tidak

mendapatkan apa-apa. Mulailah bertindak sedikit demi sedikit

untuk judul Anda, tidak harus sempurna. Dan pada prosesnya

nanti Anda akan mengerti bagaimana harus bertindak dan judul

Anda sudah pasti selesai/ditentukan dengan mudah, tidak

mungkin secara ceroboh Anda melakukan hal ini bukan, so

bertindaklah sekarang juga untuk judul Anda.

2.7.3 Penulisan Kerangka Karangan

16

Penyusunan rancangan karangan adalah langkah prapenulisan

setelah penentuan topik. Dalam kerangka karangan itu akan

tampak butir-butir isi karangan yang menggambarkan

sub-subtopik, karangan baik dari segi jumlah dan jenisnya

urutan sub-subtopik isi karangan

hubungan antarsubtopik dalam karangan: hubungan logis

atau kronologis, dan hubungan setara atau hubungan

bertingkat. 

Kerangka karangan yang baik akan membantu anda dalam hal-hal

berikut.

- kerangka karangan memungkinkan anda dapat mengarang

secara terarah karena isi kerangka sebenarnya

menggambarkan arah sebuah karangan.

- kerangka karangan berguna untuk menghindari kerja ulang.

- kerangka karangan memungkinkan anda dapat memasukkan dan

menempatkan materi tulisan yang anda temukan dalam bab

atau subab tertentu, bahkan dalam bab atau subab yang

baru.

- kerangka karangan memungkinkan anda dapat bekerja lebih

fleksibel dari segi penyelesaian bagian karangan.

2.7.4 Pengumpulan Data

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data:

mencari informasi/data dari kepustakaan;

menyusun daftar angket;

melakukan wawancara;

melakukan pengamatan di lapangan;

melakukan percobaan di laboratorium

17

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan

informasi, yakni didasarkan pada 3 obyek yang berupa tulisan-

tulisan dalam kertas, manusia dan tempat. Untuk mempermudah

mengingatnya dapat disingkat Tiga P. Yakni Paper, Person dan

Place.

Adapun yang dimaksud dengan Tiga P tersebut adalah :

1. Paper : membaca dokumen, buku-buku, majalah, surat

kabar atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori,

laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.

2. Person : bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan

para ahli atau manusia sumber.

3. Place : Tempat, lokasi atau benda-benda disekitar yang

terdapat di tempat penelitian. Artinya melihat dan

mengamati fakta yang ada disuatu tempat atau lingkungan

sekitar.

Biasanya, berdasarkan ketiga obyek tersebut (tidak harus

ketiga obyek tersebut, karena mungkin saja hanya melalui salah

satu obyek dari Tiga P tersebut seseorang mendapatkan data

awal yang dianggapnya cukup), seorang penulis dapat menggali

data yang diperlukan dalam memulai suatu penulisan karya

ilmiah. Akan sangat sulit bagi seseorang untuk menulis suatu

karya ilmiah jika tidak memiliki data awal yang akan

dipaparkan dalam bagian latar belakang, hal ini dikarenakan

data awal akan menunjukkan betapa pentingnya suatu tulisan

tersebut sehingga menggambarkan suatu latar belakang yang

menjadi dasar dalam merumuskan suatu permasalahan.

2.7.5 Penyusunan Data

18

Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan

mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan

data menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan

data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus

mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik

yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat

kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik

statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya

ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.

Data awal yang didapat melalui pengumpulan informasi

berdasarkan obyek tertentu, (dalam hal ini baik melalui Paper,

Person ataupun Place), kemudian dicoba untuk dianalisis.

Apabila masuk ke tahap ini, maka untuk mempermudah

menganalisisnya, perlu ditentukan bahwa data awal tersebut

dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

masyarakat. Biasanya merupakan fakta, fenomena, kasus yang

didapat langsung dari lapangan, termasuk informasi langsung

dari masyarakat, kebiasaan yang muncul dihadapan penulis,

ataupun kasus hukum yang terjadi disekitar. Singkatnya

merupakan suatu data yang belum diolah.

Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah diolah,

mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian

yang berwujud laporan, buku harian termasuk dokumen pribadi

dan data sekunder yang bersifat publik seperti data arsip dan

data resmi lainnya.

Apabila kedua data telah ditentukan, maka langkah berikutnya

adalah menganalisis dengan cara melakukan perbandingan,

19

mencari hubungan atau korelasi antar data ataupun mencari

kesenjangan antara data yang didapat. Sistem menganalisis ini

tidak terlepas dari logika berpikir yang digunakan oleh si

penulis, apakah akan menggunakan logika deduktif (dari luas ke

sempit) atau secara induktir (dari sempat ke luas). Apabila

telah ditentukan logika berpikirnya, akan mempermudah pula

dalam menganalisis. Setelah dianalisis, biasanya akan muncul

motivasi dari si penulis serta alasan dipilihnya tema

permasalahan tersebut. Pada akhirnya, diujung penulisan latar

belakang, akan dijelaskan harapan yang ingin dicapai oleh

seorang penulis melalui karya ilmiah tersebut.

Berikut gambaran membuat latar belakang berdasarkan logika

berpikir yang dipilih untuk digunakan oleh si penulis :

Logika berpikir yang digunakan:

Deduktif  : (dari luas ke sempit), (dari teori ke fakta)

Induktif : (ari sempit ke luas), (dari fakta ke teori)

Membuat pemaparan : Secara teoritis atau berdasarkan

fakta, kasus, fenomena, 

Ada analisis

Memuat motivasi (motif) si peneliti serta alasan memilih

variabel judul

Menjelaskan harapan yang ingin dicapai

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa dalam membuat

suatu latar belakang perlu diketahui beberapa hal berikut

ini :

Latar belakang merupakan suatu gambaran ringkas tema dari

penelitian atau tema tulisan. Latar belakang dapat dibuat

dengan mendasarkan pada kenyataan yang terjadi dilapangan,

20

berupa fenomena, kasus, data dan fakta (Das sein) serta

berdasarkan keadaan yang sebaiknya atau seharusnya terjadi

menurut teori atau peraturan (Undang-Undang) yang berlaku.

(Das sollen)

Latar belakang harus memuat motivasi penulis yang dibuat

setelah membandingkan dan menganalisis ke dua hal tersebut

pada point 2.

Latar belakang juga harus menjelaskan alasan memilih tema

dan judul tulisan, baik alasan sesuai bidang ilmu maupun

berdasarkan faktor yang menarik dari permasalahan tersebut.

Latar belakang juga harus memaparkan hal yang diharapkan

untuk didapat dari hasil tulisan atau penelitian tersebut.

2.7.6 Pemeriksaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pemeriksaan:

penyusunan paragraf;

penerapan kalimat baku;

penerapan diksi atau pilihan kata;

penerapan EYD.

2.7.7 Pengetikan

Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi

kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak

unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata

unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam

halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur

dalam daftar pustaka.

21

2.7.7.1 Jenis Huruf (font), spasi, dan margin (tepi batas) Pias

pada Karya Ilmiah / Karangan Ilmiah

Jenis huruf (font) yang digunakan:

Untuk teks: Times new roman ukuran 12 pt atau Arial ukuran 11

pt

Untuk judul karya ilmiah dan judul bab: Times new

roman ukuran 14 pt atau Arial ukuran 13 pt

Untuk nama lembaga / sekolah / perguruan tinggi (dipakai

pada cover bagian bawah): Times new roman ukuran 16 pt

atau Arial ukuran 15 pt

2.7.7.2 Penomoran pada Karya Ilmiah / Karangan Ilmiah

Pemberian nomor mengikuti ketentuan seperti berikut ini:

1. Nomor Romawi Kecil, dipakai pada:

halaman judul, diletakkan pada bagian bawah

tengah (center footer)

abstrak, diletakkan pada bagian bawah tengah (center footer)

kata pengantar atau prakata, diletakkan pada bagian

bawah tengah (center footer)

daftar isi, diletakkan pada bagian bawah tengah (center

footer)

daftar tabel, diletakkan pada bagian bawah tengah (center

footer)

daftar grafik, diletakkan pada bagian bawah

tengah (center footer)

daftar singkatan dan lambang, diletakkan pada bagian

bawah tengah (center footer)

2. Nomor Romawi Besar, dipakai pada:

22

tajuk bab pendahuluan, contoh: BAB I, diletakkan di

bagian atas tengah

bab teoretis, contoh: BAB II, diletakkan di bagian atas

tengah

bab metode dan objek penelitian, contoh: BAB II,

diletakkan di bagian atas tengah

bab analisis data, contoh: BAB III, diletakkan di

bagian atas tengah

bab penutup, contoh: BAB IV dan atau BAB V, diletakkan

di bagian atas tengah

3. Nomor Angka Arab, mulai dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan

seterusnya, dipakai pada:

Penomoran halaman mulai dari Bab I dan seterusnya.

Untuk halaman yang merupakan awal dari sebuah bab,

sebagai contoh halaman yang judul atasnya menerangkan

Bab I, bab II, dan seterusnya, maka nomor halamannya

diletakkan pada bagian bawah tengah (center footer)

Untuk halaman selanjutnya, penomoran halaman diletakan

pada bagian atas kanan(right header)

2.7.7.3 Jenis Kertas dan Jumlah Halaman Penulisan Karya

Ilmiah / Karangan Ilmiah

Jenis kertas yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah

adalah HVS  dan ukurannya adalah A4 (21,0 x 29,7). Warna tinta

adalah hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah tidak

lebih dari 15 halaman. sedangkan untuk skripsi minimal 40

halaman, tesis minimal 80 halaman, dan disertasi minimal 250

halaman. Ini adalah ketentuan secara umum, mungkin ada aturan

23

lain di beberapa sekolah atau perguruan tinggi walaupun sangat

jarang ditemukan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam menulis tulisan ilmiah, kita harus melihat dan

memperhatikan ciri-ciri, bentuk, dan kebahasaan. Untuk itu

sebelum menulis tulisan ilmiah maka kita perlu memahami tata

cara penulisan ilmiah yang baik dan benar.

3.2. Saran

Setelah membaca makalah tulisan ilmiah ini, kami

mengharapkan pembaca dapat menerapkan ilmu penulisan ilmiah

ini dengan sebaik-baiknya. Dan semoga makalah ini dapat

24

menjadi acuan kedepannya untuk membuat suatu tulisan ilmiah

yang lain.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

25

Syahid, 2012. Tips Cara Menentukan Judul Skripsi, Tesis, Disertasi, Tugas Akhir,

Tugas Khusus, dan Penulisan Karya Ilmiah (online),

(http://www3.petra.ac.id/library/tips.php?tid=44)

Anto, 2012. Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah (online),

(http://www.artikelkomplit.com/2012/10/tata-cara-

penulisan-karya-ilmiah.html)

Mettamustika, 2011. Kerangka Karangan (online),

(http://mettamustika.wordpress.com/2011/04/07/kerangka-

karangan/)

Imam, 2011. Karya Tulis Ilmiah Populer (online),

(http://www.academia.edu/4940675/KARYA_TULIS_ILMIAH_POPULER)

Aidafiteri, 2012. Pengertian dan Ciri-ciri Karangan (online),

(http://aidafiteri.blogspot.com/2012/04/pengertian-dan-

ciri-ciri-karangan.html)

Muhdin, 2009. Penulisan Karya Ilmiah Artikel Ilmiah (online),

(http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-

ilmiah-artikel-ilmiah/)

Dya, 2012. Karya Ilmiah Ciri-ciri Macam-macam Sikap Ilmiah (online),

(http://dya08webmaster.blog.com/2012/04/20/karya-ilmiah-ciri-

ciri-macam-macam-sikap-ilmiah/)

26

Bascom, 2011. Tips Awal Membuat Karya Tulis Ilmiah (online),

(http://www.bascommetro.com/2011/06/tips-awal-membuat-

karya-tulis-ilmiah.html)

27