MAKALAH MAGIC

32
Makalah Disusun Oleh: KELOMPOK 7 1. IRA AGUSFIA (1101102010015) 2. NOVA MUTIA (1101102010056) 3. MEIZAR FUZIA (1101102010118) 4. YENI SAFRIANA (1101102010122) S1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Transcript of MAKALAH MAGIC

Makalah

Disusun Oleh:

KELOMPOK 7

1. IRA AGUSFIA (1101102010015)

2. NOVA MUTIA (1101102010056)

3. MEIZAR FUZIA (1101102010118)

4. YENI SAFRIANA (1101102010122)

S1 MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Yang telah

senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya serta kesempatan

dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “ Corporate Culture and Leadership“. Shalawat

beserta salam kita sampaikan ke pangkuan Nabi besar Muhammad saw.

Yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al quran dan Sunnah

untuk keselamatan umat didunia sehingga hidup kita menjadi

terarah. Beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.

Adapun makalah ini membahas tentang pentingnya budaya

perusahaan dan kepemimpinan dalam sebuah perusahaan. Strategi

perusahaan tidak terlepas dari budaya yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut dan gaya kepemimpinan yang dikembangkan untuk

mensukseskan eksekusi strategi sesuai dengan yang telah

dirancang. Berbagai aspek yang terdapat dalam budaya perusahaan

menjadi indikator penting yang dapat mendorong suksesnya

pelaksanaan strategi serta dengan kepemimpinan yang sesuai dengan

budaya dalam perusahaan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih penulis ucapakan

kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Fairuzzabadi yang telah

bersedia membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh

dari sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan, ataupun

penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun guna memperbaiki kesalahan yang ada

di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga proposal ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak baik pembaca maupun penulis

sediri.

Banda Aceh, Desember 2013

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu

kelompok manusia atau organisasi. Kitapun hidup dalam suatu

masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda dengan budaya

masyarakat yang lain. Misalnya saja kebudayaan umum orang

Indonesia adalah ramah tamah dan suka berbasa-basi, serta

menjujung tinggi nilai kebersamaan atau kelompok, lain halnya

dengan orang barat yang tanpa basa-basi dan bersifat

individualis.  Kebudayaan yang kita miliki secara sadar atau

tidak akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita dalam berbagai

aspek kehidupan.

Tidak berbeda dengan budaya yang mempengaruhi masyarakatnya,

maka budaya organisasi juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku

semua anggota organisasi tersebut. Budaya yang kuat dalam

organisasi dapat memberikan paksaan atau dorongan kepada para

anggotanya untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang

diharapkan oleh organisasi. Budaya organisasi ini perlu untuk

diketahui oleh pemimpin atau manager untuk memudahkan mereka

dalam menentukan sikap, bagaimana mereka harus bertindak agar

para anggotanya bisa diarahkan menuju suatu sikap dan perilaku

yang akan berguna untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan merupakan hal yang sangat vital di dalam

sebuah organisasi maupun perusahaan. Seorang pemimpin terkecil

pun sangat besar peranannya bagi bawahannya dan yang bersangkutan

kepadanya. Budaya adalah seluruh cara hidup dari sebuah

masyarakat: nilai, praktik hidup, simbol, lembaga, dan

hubungan antar manusia. Sebagai cara hidup, budaya merupakan

salah satu kontributor, dipahami sebagai jawaban terhadap

aneka pertanyaan tentang mengapa terjadi perbedaan tingkat

keterampilan, kemakmuran, kecakapan, dan upah di antara berbagai

bangsa.

Uraian di atas berisi bahwa seorang pemimpin harus mampu

untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar dimanapun mereka

berada. Peran budayalah yang mempengaruhi tingkah laku mereka

sehingga apa yang dilakukan mereka haruslah sesuai dengan budaya

di mana tempat mereka memijakkan kaki. Dan budaya membuat seorang

pemimpin menjadi wajib untuk menyesuaikan diri sesuai dengan

peraturan yang berlaku karena masyarakat adalah penilainya dan

yang akan merasakan hasil dari kepemimpinan itu.

Budaya di sini lebih khususnya pada adaptif istiadat dan

norma agama yang berlaku di Negara kita. Bangsa kita masyarakat

Indonesia mengharapkan dan menginginkan seorang pemimpin yang

tidah hanya bisa beradaptasi namun juga harus bisa memberikan

contoh pada masyarakatnya dalam beragama. Budaya memang

memberikan corak yang berbeda-beda pada setiap individu. Jika

masyarakat menganggap orang Jawa Barat kurang tegas dalam

memimpin dan orang Jawa tulen menginginkan seorang pemimpin yang

dapat memimpin dengan agama pula maka itulah yang termasuk dalam

bagian budaya di Negara kita.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka macam suku,

agama, dan ras. Karena banyaknya perbedaan budaya yang

beragam seorang pemimpin dituntut untuk mampu beradaptasi.

Sondang P. Siagian (2003:108) menyatakan bahwa: “Kepemimpinan

selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial

yang berarti bahwa gaya kepemimpinan orang misalnya gaya

demokratik tidak mungkin dapat diterapkan secara sangat

konsisten tanpa memperhitungkan situasi dan kondisi yang

dihadapi, factor waktu dan factor ruang.”

Budaya menjadi faktor dominan dalam mendorong kemajuan dalam

memimpin. Maju berarti hidup yang lebih panjang, lebih sehat,

tanpa banyak belitan derita, dan lebih berbobot. Secara sosial,

maju berarti terciptanya hubungan yang saling menguntungkan di

antara berbagai kelompok, tanpa ada prasangka dan diskriminasi

yang memicu kekerasan. Etos kerja keras, berhemat, dan menabung

merupakan nilai budaya yang menjadi pilar kemajuan bangsa

merupakan kekuatan ekonomi yang unggul.

Meskipun demikian, penolakan terhadap eksistensi budaya

masih kerap terjadi. Kadang budaya hanya menjadi suplemen dari

teori pilihan rasional. Budaya dilihat sebagai "adonan adat

istiadat", sebentuk fosil tua yang dikagumi, namun tidak

digunakan. Budaya dianggap statis dan dangkal sehingga tidak

mampu mengurai benang kusut kehidupan modern. Terabaikannya

budaya membuat negara gagal merumuskan kebijakan secara tepat,

investasi melayang, dan usaha produktif gulung tikar. Implikasi

lanjutannya adalah dehumanisasi: perbudakan manusia atas

kemewahan materi. Nilai kompetisi diruntuhkan oleh pendewaan

politik sarat eksploitasi. Kekayaan dan kemewahan diperoleh

dengan kemampuan memelihara hati dan kebaikan sang pemimpin,

bukan oleh etos kerja keras dan sifat berhemat.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan

tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai

tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal

tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam

menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan

itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan,

kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri 

1.2 Perumusan masalah:

1. Apa pengertian Budaya Perusahaan dan Kepemimpinan itu?

2. Bagaimana eksistensi Budaya perusahaan dan Kepemimpinan

dalam sebuah perusahaan?

3. Bagaimana bentuk kepemimpinan yang baik dalam proses

eksekusi strategi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian budaya perusahaan dan

kepemimpinan dalam sebuah perusahaan untuk mengeksekusi

strategi secara baik.

2. Untuk mengetahui pengaruh budaya perusahaan dan kepemimpinan

yang konsisten untuk mensukseskan pelaksanaan strategi.

3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kepemimpinan yang ideal

pada sebuah perusahaan untuk mengeksekusi strategi yang

tel;ah ditetapkan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Budaya Perusahaan

Menanamkan Budaya Perusahaan yang Baik dalam Meningkatkan

Pelaksanaan Strategi

Budaya Perusahaan yaitu menghubungkan nilai-nilai bersama,

keyakinan, prinsip-prinsip bisnis, dan tradisi yang baik dalam

upaya untuk menumbuhkan gaya operasi perusahaan, norma-norma

perilaku, sikap yang melekat, dan suasana kerja . Sebuah budaya

perusahaan penting karena mempengaruhi tindakan perusahaan dan

pendekatan untuk melakukan bisnis. Budaya merupakan hal penting

yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan karena dapat dikatakan

budaya merupakan DNA bagi sebuah perusahaan. DNA adalah blueprint

yang mencetak hirarki yang terdiri dalam sebuah perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki setiap budayanya sendiri. Karakter

dari sbuah budaya perusahaan atau iklim kerja adalah sebuah

produk dari nilai inti dan prinsip bisnis yang mendukung

eksekutif, standar dari etika apa yng bisa diterima dan apa yang

tidak, kebiasaan kerja dan norma dari perilaku untuk

mendefinisikan “how we do thing around here”pendekatan untuk

orang dalam manajemen dan gaya operasional, “chemistery” dan

“personality” yang disebarkan dalam lingkungan kerja, dan

bercerita dan memberikan ilustrasi lebih banyak dan menguatkan

nilai dalam perusahaan pelatihan bisnis dan tradisi.Inti dari

Budaya perusahaan adalah berkenaan dengan karakter suasana

internal perusahaan (suasana kerja), yang ditampilkan dalam

bentuk sebuah system dari pembagian nilai, kepercayaan, standar

etika dan tradisi dalam mendefinisikan norma perilaku, sikap yang

sudah melekat, menerima praktek kerja dan gaya dari operasional.

Fitur Kunci dari Budaya Perusahaan sebuah Organisasi

Nilai-nilai, prinsip, standar etika dalam penggunaan actual.

Ini merupakan kunci bagi sebuah budaya perusahaan,

tapitindakan yang dilakukan lebih dari kata-kata ini

Praktek manajemen dan kebijakan organisasi. Pendekatan yang

dilakukan perusahan untuk orang yang ada dalam manajemen dan

kebijakan official, prosedur, dan praktek operasional dalam

menyediakan pedoman untuk berperilaku bagi anggota

perusahaan.

Suasana dan semangat yang terkandung dalam iklim kerja

perusahaan. Apakah tempat kerja yang menberikan semngat dan

kesenangan? sesuai dengan metode dan semua bisnis? Tegang

dan menganggu? tingkat persaingan yang tinggi dan

dipolitisi. Apakah semua orang tertarik dengan perkerjaan

mereka dan secara emosional terhubung dengan bisnis dalam

perusahaan atau mereka hanya tertarik dengan pembayaran?

Apakah tekanan dapat menguasai kreativitas kinerja, atau

mereka hanya memiliki sedikit keleluasaan dalam

menyelesaikan pekerjaan mereka.

Bagaimana manajer dan karyawan berinteraksi antara satu sama

lain. Kepercayaan dalam kelompok kerja dan keterbukaan

komunikasi, penyampaian untuk persahabatan yang baik, apakah

seseorang memanggil dengan nama depan mereka, apakh para

pekerja manghabuska sedikit atau sebagian waktu bersama

diluar tempat kerja.

Kekuatan akan tekanan dari sesama untuk menyesuaikan diri

dan memperhatikan norma-norma. Apakah tindakan dan perilaku

mendorong dalam dasar pertemanan.

Tindakan dan perilaku dan penghargaan. Tindakan dan perilaku

jelas didorong dan dihargai dalam manajemen dalam bentuk

kompensasi dan promosi.

Tradisi dan cerita tentang “bagaimana kita melakukan

berbagai hal”

Bagaimana perusahaan memperlakukan stakeholder. Apakah

perusahaan memperlakukan pemasok sebagai patnerbisnis atau

bersikap lebih keras, rencana bisnis yang lebih luas dan

kekuatan dan kewajaran dari komitmen untuk anggota

perusahaan dan lingkungan secara keberlanjutan

Nilai kepercayann dan praktek dalam budaya perusahaan bisa

datang dimanapun dalam hirarki organisasi sebagian besar biasanya

mewakili filosofi bisnis dan biaya manajerial dari pengaruh

eksekutif tapi juga hasilnya berasal dari tindakan yang patut

dicontoh dalam bagian dari anggota perusahaan dan terbentuk

berdasarkan persetujuan tentang norma yang tepat dalam

berperilaku.

Peran dan nilai inti dari etika

Fondasi dari budaya perusahaan sebuah perusahaan hampir selalu

didedikasikan untuk nilai inti dan etika berperilaku dalam

pekerjaan. Dua peranan membangun budaya dari nilai inti

perusahaan dan standar etika.

Transformasi nilai inti dan standar etika menjadi norma budaya.

Nilai dan standar etika diadopsi secara formal, mereka harus

menjadikan itu tradisi dalam kebijakan perusahaan, praktek ,

ditanamkan dalam perusahaan itu. Filosofi tradisi sebuah

perusahaan dengan cerita yang dipecayai lebih dari sekedar kata-

kata yang didoktrin dna kekuatan dari tradisi untuk menanamkan

nilai dan menjalankan tingkah laku sesuai etika. Tapi banyak

perusahaan menggunakan berbagai teknik, penarikan dalam beberapa

atau seluruhnya dalam mengikuti:

Maksud nilaiinti danstandar

etika dalamperusahaan

Membantu menciptakan suasana kerja dimana anggota perusahaan dapat bersikap biasa dan betul-betul menetapkan pendirian tentang bagaimana bisnis dalam perusahaan

Menyajikan sesuatu sebagai ukuran untuk menetapkan kepantasan dari aksi yang khusus, keputusan dan perilaku, dengan demikian akan membantu anggota perusahaan dalam menjalankan dua hal, yaitu

Merekrut dan mempekerjakan calon karyawan dengan nilai-nilai

dan etika yang harmonis untuk orang-orang perusahaan

Memasukkan pernyataan nilai-nilai dan kode etik dalam

orientasi dan program pelatihan

Eksekutif senior harus sering mengulangi dan menekankan

nilai-nilai perusahaan dan prinsip-prinsip etika

Menggunakan nilai pernyataan dan kode etik sebagai tolak

ukur untuk kebijakan dan praktek perusahaan

Menggunakan nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip etika

ketika mengevaluasi kinerja masing-masing karyawan

Mendorong seluruh karyawan untuk membantu menegakkan

ketaatan nilai-nilai inti dan standar etika

Secara berkala mengadakan ceremonial untuk mengenali

individu dan kelompok yang menampilkan nilai-nilai

perusahaan dan prinsip-prinsip etika

Lembaga penegakan prosedur etika yang ketat.

Mengabadikan Budaya

Menyaring dan menyeleksi karyawan baru yang dapat

berhubungan baik dengan budaya perusahaan.

Pengindoktrinasian kepada anggota baru secara sistematis

dalam budaya yang fundamental

Dukungan vokal oleh manajer senior. Dukungan dari manajer

senior untuk mengulangi nilai inti dalam percakapan sehari-

hari dan pengumuman-pengumuman

Mengadakan upacara menghormati karyawan. Ceremonial diadakan

untuk menghargai karyawan yang memperlihatkan perilaku yang

sesuai dari budaya perusahaan

Menghargai mereka yang menampilkan norma-norma budaya

Selalu menceritakan sejarah perusahaan

Kekuatan budaya

Kekuatan yang menjadi penyebab budaya perusahaan dapat

berkembang. Nilai dan norma dari perusahaan sangat melekat dalam

perilaku yaitu dengan membagi-bagikan secara luas dan mngatur

tingkah laku dalam bisnis perusahaan. Bagimanapun, budaya tidak

tetap, seperti strategi dan struktur organisasi,mereka

berkembang. Tantangan baru dipasar, revolusi teknologi dan

perubahan kondisi internal khususnya pengikisan prospek bisnis,

krisis internal, atau pergantian top eksekutif. Demikian pula

diversifikasi ke dalam bisnis baru, ekspansi ke luar negeri, laju

pertumbuhan yang membawa sebuah pemsukan karyawan baru dan dengan

merger dan akuisisi dengan perusahaan lain bisa dengan signifikan

mengubah budaya.

Budaya Perusahaan Bisa Menjadi Kuat atau Lemah

Budaya perusahaan merubah kekuatan dan saling mempengaruhi.

Budaya yang kuat melekat dan memiliki pengaruh besar pada

pelatihan operasi perusahaan dan perilaku individu perusahaan.

Budaya yang lemah mendarah daging dan memiliki dampak yang kecil

pada perilaku dan bagaimana aktivitas perusahaan berlangsung.

Budaya perusahaan yang kuat

● Telah melekat nilai-nilai secara luas, norma-norma perilaku,

dan pendekatan operasi.

● Menegaskan bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang

tercermin dalam keputusan dan tindakan yang diambil oleh

semua personil perusahaan.

● Dalam budaya perusahaan yang kuat, nilai dan budaya sangat

tertanam dalam tingkah laku yang dibagikan secara luas dan

mengatur tingkah laku dalam bisnis perusahaan.

Dalam mengembangkan budaya perusahaan yang kuat diperlukan dua

factor yang memberkan kontribusi kepada perusahaan, yaitu :

“Budaya perusahaan erat kaitannya dalam pelaksanaan strategi yang

baik serta dengan perhatian penuh dari eksekutif senior.”

Budaya perusahaan yang lemah

● Tidak memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang

konsisten di beritakan secara luas.

● Memiliki sedikit atau tidak ada tradisi, keyakinan, nilai-

nilai, atau norma-norma perilaku.

Mengapa Budaya Perusahaan Berarti bagi Proses Pelaksanaan

Strategi

Sebuah budaya sudah tertanam didalam tindakan, tingkah laku dan

praktek kerja yang londusif untuk membantu implementasi strategi

yang baik yang mendukung eksekusi strategi dalam tiga cara yaitu

♦ Sebuah budaya yang baik akan cocok dengan persyaratan dari

upaya eksekusif strategi memfokuskan perhatian karyawan pada

apa yang paling penting untuk upaya ini

♦ Culture-induced peer pressure induces personnel to do things

in a manner that aids good strategy execution.

♦ Sebuah budaya yang konsisten dengan persyaratan untuk

pelaksanaan strategi yang baik bisa menguatkan

karyawan,memperdalam komitmen mereka untuk melaksanakan

strategi,dan meningkatkan produktivitas karyawan

Jenis-jenis budaya

Budaya yang sehat mmbantu eksekusi strategi yang baik

Sebuah Budaya yang kuat, memberikan rangkulan terhadap eksekusi

strategi secara sportif, tingkah laku dan praktek kerja dapat

didefinisikan senbagai budaya yang sehat. Dua tipe budaya yang

sehat dan sebagian besar mendukung pelaksanaan strategi dengan

baik yaitu:

High performance culture

Dalam budaya yang memiliki kinerja yang tinggi, pengertian

kekuatan bersangkutan dengan bagian dari anggota perusahaan

dan tekanan dari inisiatif dan usaha atau dukungan. Kinerja

yang diharapkan adalah menggambarkan fengan jelas perusahaan

secara keseluruhan unuk tiap unit organisasional dan untuk

tiap individu, tantangan dalam menciptakan budaya yang

memiliki kinerja yang tinggi adalah membangkitkan kesetiaan

yang tinggi dan dedikasi dari setiap bagian karyawan seperti

mereka bekerja dengan giat untuk upaya terbaik mereka

seterusnya untuk melakukan sesuatu yang benar dan

mengahsilkan sesuatuyang tidak biasa

Adaptive Culture

Secara resmi budaya perusahaan yang dapat menyesuaikan diri

adalah kesediaan dalam bagian dari anggota organisasi untuk

menerima perubahan dan menerima tantangan dari pengenalan

dri eksekusi strategi baru. Penyusunan strategi perusahaan

sebagai adaptasi budaya adalah pasti berhubungan dalam

implementasi strategi, proses eksekusi strategi sebagai

bandingan untuk budaya yang melawan perubahan

Performance

Pelaksanaan Budayayang Baik

High-PerformanceCultures

Adaptive Cultures

Komitmen untuk Kesediaan untuk

Budaya tidak sehat

Budaya tidak sehat dapat menghambat eksekusi startegi dengan

baik. Berbagai hal yang menyebabkan budaya perusahaan menjadi

idak sehat, yaitu:

Menentang perubahan budaya .

Tindakan menentang perubahan budaya , disaat budaya ingin

berubah merupakan salah satu factor yang membuat budaya

tidak sehat, tindakan seperti ini menyebabkan eksekusi

strategi menjadi gagal.

Insular, Terlalu berfokus pada budaya yang ada.

Bersifat picik dalam perusahaan dapat menjadi factor yang

mengganggu eksekusi strategi. perusahaan yang memiliki

kekuasaan sebagai pemimpin industry kadang kala bersikap

terlalu focus pada strategi yang merek miliki.

Komitmen untuk Kesediaan untuk

Budaya yang tidak pantas dan dijalankan dengan keserakahan.

Eksekutif manajemen dalam sebuah perusahaan jika jika

mempunyai budaya yang tidak sepantasnya dan memiliki

keserakahan maka dapat menghambat eksekusi strategi

Subbudaya yang bertentangan.

Perusahaan harus menjalan kan subbudaya yang seharusnya ntuk

mensukseskan pelaksanaan strategi, jika menjalankan

subbudaya yang tidak sesuai maka perusaahn akan malakukan

kesalahan dalam eksekusi startegi

Budaya dipolitisi .

Jika budaya dalam perusahaan hanya boleh diputuskan oleh

satu pihak yang tidak meneriam pendapat dari pihak lain

dalam perusahaan maka budaya tersebut tidak akan bisa

mensukseskan eksekusi strategi

2.2 Kepemimpinan

2.2.1 Peran Kepemimpinan dalam Masalah Mengubah Budaya

Sebuah kekuatan yang tidak seimbang, atau budaya yang tidak

sehat harus di ubah dalam rangka menyukseskan pelaksanaan

strategi . Pemimpin tingkat atas yang kompeten di perlukan dalam

upaya perubahan budaya yang lebih baik.

Making a Compelling Case for Culture Change

Menjelaskan mengapa dan bagaimana norma-norma perilaku

tertentu dan praktek kerja merupakan hambatan bagi pelaksanaan

yang baik dari inisiatif strategis. Menjelaskan bagaimana

perilaku baru dan praktek kerja akan menghasilkan hasil yang

baik. Mengutip alasan mengapa strategi saat ini harus diubah,

jika kebutuhan akan perubahan budaya adalah karena perubahan

strategi.

Langkah-langkah yang diambil dalam perubahan masalah budaya

Langkah 1 : Mengidentifikasi budaya sebagai yang mengakibatkan

pelaksanaan strategi itu baik atau tidak.

Langkah 2 : Menetapkan apakah tindakan baru, perilaku, dan

praktek kerja yang jelas secara jelas dalam budaya

yang baru.

Langkah 3 : Mengemukakan secara terbuka tentang masalah pada

budaya sekarang dan bagaimana perilaku baru akan

memperbaiki kinerja perusahaan.

Langkah 4 : Mengikuti dengan jelas, aksi yang kuat, keduanya

nyata dan simbolik untuk melekatkan budaya baru pada

perilaku, praktek, dan norma.

Substantif budaya - mengubah tindakan

Mengganti eksekutif kunci yang tidak melakukan perubahan dan

budaya yang dibutuhkan

Mempromosikan individu yang melakukan advokasi untuk

perubahan budaya dab dapat berfungsi sebagai model peran

bagi perilaku budaya

Menunjukkan kepada pihak luar segala atribut budaya untuk

mencapai posisi profil yang tinggi

Menyaring kandidat untuk setiap posisi dengan hati-

hati,mempekerjakan hanya yang tampaknya cocok dengan budaya

baru

Menamanatkan bahwa semua personel mengikuti budaya-pelatihan

Desain insentif kompensasi yang meningkatkan gaji tim dan

individu

Simbol Budaya dalam Mengubah Tindakan

Ada berbagai simbol yang harus diperhatikan dalam upaya

untuk mengubah tindakan dalam budaya perusahaan, yaitu:

Perilaku top eksekutif dan manajemen atas

Top Level Manajemen harus memiliki sikap yang sesuai dengan

budaya yang baru yang di akan di jalankan ddalam perusahaan.

Sikap dan gaya kepemimpinan yang tepat dapat mensukseskan

tindakan untuk mengubah budaya dalam menghasilkan

peningkatan kinerja yang lebih baik.

Acara untuk menghargai karyawan teladan

Perusahaan dapat menghargai semua karyawan yang memberikan

kontribusi yang baik kepada perusahaan dalam berbagai hal,

seperti dalam bentuk kompensasi dan promosi.

Simbol fisik yang mewakili budaya baru

Jika budaya dalam suatu perusahaan berubah, maka secara

otomatis simbol fisik yang merepresentasikan/ mewakili

budaya perusahaan yang baru juga harus diubah sesuai dengan

nilai-nilai yang terkandung dalam budaya baru perusahaan

tersebut.

Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Mengatasi Permasalah Budaya

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan

budaya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada berbagai hal yang

menjadi indicator penting dalam mengatasi permasalahan budaya,

yaitu:

Mengatasi permasalahan budaya tidak dapat dilakukan dalam

latihan jangka pendek

Sebuah upaya yang berkelanjutan dan terus menerus untuk

memperkuat budaya disetiap kesempatan melalui kata-kata dan

perbuatan sangat diperlukan

Butuh waktu untuk sebuah budaya yang baru muncul dapat

diterima dan dibutuhkan lebih lama untuk menjadi tertanam

Memperbaiki masalah budaya dan menanamkan satu set baru

sikap dan perilaku dapat mengambilahun dua samapi lima tahun

2.2.1 Strategi Kepemimpinan dalam Melaksanakan Strategi

Pelaksanaan strategi kepemimpinan menbutuhkan:

Tetap di atas dan memantau setiap kejadian yang terjadi .

Menempatkan tekanan konstruktif pada organisasi untuk

mengeksekusi strateegi dengan baik dan mencapai keunggulan

operasional .

Melalui tindakan perbaikan untuk meningkatkan pelaksanaan

strategi dan mencapai hasil kinerja yang ditargetkan .

Management by Walking Around (MBWA)

● Digunakan oleh para pemimpin untuk tetap mendapatkan

informasi tentang seberapa baik proses eksekusi strategi itu

maju .

● Termasuk menghabiskan waktu dengan para karyawan perusahaan,

dengan mengajukan pertanyaan, mendengarkan pendapat dan

keprihatinan mereka, dan mengumpulkan informasi langsung

tentang seberapa baik aspek proses eksekusi strategi

berjalan .

Menekankan unit strategi untuk menjalankan strategi yang baik dan

mencapai keunggulan operasional

Perlakukan karyawan seperti mitra yang dihargai

Menumbuhkan esprit de corps yang memberikan energi kepada

kryawan

Menggunakan pemberdayaan untuk menciptakan tenaga kerja yang

optimal

Membuat kompetisi kepada kryawan untuk melapori ide-ide baru

atau memenangkan kompetisi

Tetapkan tujuan yang objektif yang membutuhkan personil

untuk memberikan yang terbaik dalam mencapai target kinerja

Mengunakan benchmarking,rekayasa ulang,tqm,six sikma untuk

memusatkan perhatian pada perbaikan secara terus menerus

Menggunakan teknik motivasi dan insentif kompensasi untuk

menginspirasi,memelihara iklim kerja yang berorientasi pada

hasil dan menegakkan standar yang tinggi

Merayakan keberhasilan individu kelompok dan keberhasilan

perusahaan

Proses Kepemimpinan dalam membuat penilaian kolektif

Dalam membuat tindakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan

keberhasilan mengeksekusi strategi dibutuhkan berbagai hal,

yaitu:

Sebuah analisis mendalam tentang situasi.

Pertimbangan bisnis yang baik dalam memutuskan tindakan apa

yang harus dilakukan.

Implementasi yang baik dalam perbaikan tindakan .

BAB III

SIMPULAN

3.1 Simpulan

Ada beberapa poin yang dapat dijadikan kesimpulan dalam

pembahasan ini, yaitu:

Sulit untuk memisahkan kepemimpinan dari proses eksekusi

strategi dan proses strategi.

Membuat, menerapkan, dan melaksanakan strategi merupakan

proses yang berkesinambungan yang membutuhkan banyak

penyesuaian dan pengaturan dari strategi agar sesuai dengan

perubahan keadaan.

Uji kepemimpinan strategis adalah tentang apakah perusahaan

memiliki strategi yang baik dan model bisnis, apakah

strategi yang kompeten dijalankan, dan apakah perusahaan

tersebut mencapai target kinerjanya

Jika ketiga kondisi ini ada, maka perusahaan memiliki

kepemimpinan strategis yang baik dan merupakan perusahaan

yang dikelola dengan baik