MAKALAH MAGIC
Transcript of MAKALAH MAGIC
Makalah
Disusun Oleh:
KELOMPOK 7
1. IRA AGUSFIA (1101102010015)
2. NOVA MUTIA (1101102010056)
3. MEIZAR FUZIA (1101102010118)
4. YENI SAFRIANA (1101102010122)
S1 MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Yang telah
senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya serta kesempatan
dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “ Corporate Culture and Leadership“. Shalawat
beserta salam kita sampaikan ke pangkuan Nabi besar Muhammad saw.
Yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al quran dan Sunnah
untuk keselamatan umat didunia sehingga hidup kita menjadi
terarah. Beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.
Adapun makalah ini membahas tentang pentingnya budaya
perusahaan dan kepemimpinan dalam sebuah perusahaan. Strategi
perusahaan tidak terlepas dari budaya yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut dan gaya kepemimpinan yang dikembangkan untuk
mensukseskan eksekusi strategi sesuai dengan yang telah
dirancang. Berbagai aspek yang terdapat dalam budaya perusahaan
menjadi indikator penting yang dapat mendorong suksesnya
pelaksanaan strategi serta dengan kepemimpinan yang sesuai dengan
budaya dalam perusahaan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih penulis ucapakan
kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Fairuzzabadi yang telah
bersedia membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh
dari sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan, ataupun
penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna memperbaiki kesalahan yang ada
di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga proposal ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak baik pembaca maupun penulis
sediri.
Banda Aceh, Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu
kelompok manusia atau organisasi. Kitapun hidup dalam suatu
masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda dengan budaya
masyarakat yang lain. Misalnya saja kebudayaan umum orang
Indonesia adalah ramah tamah dan suka berbasa-basi, serta
menjujung tinggi nilai kebersamaan atau kelompok, lain halnya
dengan orang barat yang tanpa basa-basi dan bersifat
individualis. Kebudayaan yang kita miliki secara sadar atau
tidak akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita dalam berbagai
aspek kehidupan.
Tidak berbeda dengan budaya yang mempengaruhi masyarakatnya,
maka budaya organisasi juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku
semua anggota organisasi tersebut. Budaya yang kuat dalam
organisasi dapat memberikan paksaan atau dorongan kepada para
anggotanya untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan oleh organisasi. Budaya organisasi ini perlu untuk
diketahui oleh pemimpin atau manager untuk memudahkan mereka
dalam menentukan sikap, bagaimana mereka harus bertindak agar
para anggotanya bisa diarahkan menuju suatu sikap dan perilaku
yang akan berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat vital di dalam
sebuah organisasi maupun perusahaan. Seorang pemimpin terkecil
pun sangat besar peranannya bagi bawahannya dan yang bersangkutan
kepadanya. Budaya adalah seluruh cara hidup dari sebuah
masyarakat: nilai, praktik hidup, simbol, lembaga, dan
hubungan antar manusia. Sebagai cara hidup, budaya merupakan
salah satu kontributor, dipahami sebagai jawaban terhadap
aneka pertanyaan tentang mengapa terjadi perbedaan tingkat
keterampilan, kemakmuran, kecakapan, dan upah di antara berbagai
bangsa.
Uraian di atas berisi bahwa seorang pemimpin harus mampu
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar dimanapun mereka
berada. Peran budayalah yang mempengaruhi tingkah laku mereka
sehingga apa yang dilakukan mereka haruslah sesuai dengan budaya
di mana tempat mereka memijakkan kaki. Dan budaya membuat seorang
pemimpin menjadi wajib untuk menyesuaikan diri sesuai dengan
peraturan yang berlaku karena masyarakat adalah penilainya dan
yang akan merasakan hasil dari kepemimpinan itu.
Budaya di sini lebih khususnya pada adaptif istiadat dan
norma agama yang berlaku di Negara kita. Bangsa kita masyarakat
Indonesia mengharapkan dan menginginkan seorang pemimpin yang
tidah hanya bisa beradaptasi namun juga harus bisa memberikan
contoh pada masyarakatnya dalam beragama. Budaya memang
memberikan corak yang berbeda-beda pada setiap individu. Jika
masyarakat menganggap orang Jawa Barat kurang tegas dalam
memimpin dan orang Jawa tulen menginginkan seorang pemimpin yang
dapat memimpin dengan agama pula maka itulah yang termasuk dalam
bagian budaya di Negara kita.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka macam suku,
agama, dan ras. Karena banyaknya perbedaan budaya yang
beragam seorang pemimpin dituntut untuk mampu beradaptasi.
Sondang P. Siagian (2003:108) menyatakan bahwa: “Kepemimpinan
selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial
yang berarti bahwa gaya kepemimpinan orang misalnya gaya
demokratik tidak mungkin dapat diterapkan secara sangat
konsisten tanpa memperhitungkan situasi dan kondisi yang
dihadapi, factor waktu dan factor ruang.”
Budaya menjadi faktor dominan dalam mendorong kemajuan dalam
memimpin. Maju berarti hidup yang lebih panjang, lebih sehat,
tanpa banyak belitan derita, dan lebih berbobot. Secara sosial,
maju berarti terciptanya hubungan yang saling menguntungkan di
antara berbagai kelompok, tanpa ada prasangka dan diskriminasi
yang memicu kekerasan. Etos kerja keras, berhemat, dan menabung
merupakan nilai budaya yang menjadi pilar kemajuan bangsa
merupakan kekuatan ekonomi yang unggul.
Meskipun demikian, penolakan terhadap eksistensi budaya
masih kerap terjadi. Kadang budaya hanya menjadi suplemen dari
teori pilihan rasional. Budaya dilihat sebagai "adonan adat
istiadat", sebentuk fosil tua yang dikagumi, namun tidak
digunakan. Budaya dianggap statis dan dangkal sehingga tidak
mampu mengurai benang kusut kehidupan modern. Terabaikannya
budaya membuat negara gagal merumuskan kebijakan secara tepat,
investasi melayang, dan usaha produktif gulung tikar. Implikasi
lanjutannya adalah dehumanisasi: perbudakan manusia atas
kemewahan materi. Nilai kompetisi diruntuhkan oleh pendewaan
politik sarat eksploitasi. Kekayaan dan kemewahan diperoleh
dengan kemampuan memelihara hati dan kebaikan sang pemimpin,
bukan oleh etos kerja keras dan sifat berhemat.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam
menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan
itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan,
kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri
1.2 Perumusan masalah:
1. Apa pengertian Budaya Perusahaan dan Kepemimpinan itu?
2. Bagaimana eksistensi Budaya perusahaan dan Kepemimpinan
dalam sebuah perusahaan?
3. Bagaimana bentuk kepemimpinan yang baik dalam proses
eksekusi strategi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian budaya perusahaan dan
kepemimpinan dalam sebuah perusahaan untuk mengeksekusi
strategi secara baik.
2. Untuk mengetahui pengaruh budaya perusahaan dan kepemimpinan
yang konsisten untuk mensukseskan pelaksanaan strategi.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kepemimpinan yang ideal
pada sebuah perusahaan untuk mengeksekusi strategi yang
tel;ah ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Budaya Perusahaan
Menanamkan Budaya Perusahaan yang Baik dalam Meningkatkan
Pelaksanaan Strategi
Budaya Perusahaan yaitu menghubungkan nilai-nilai bersama,
keyakinan, prinsip-prinsip bisnis, dan tradisi yang baik dalam
upaya untuk menumbuhkan gaya operasi perusahaan, norma-norma
perilaku, sikap yang melekat, dan suasana kerja . Sebuah budaya
perusahaan penting karena mempengaruhi tindakan perusahaan dan
pendekatan untuk melakukan bisnis. Budaya merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan karena dapat dikatakan
budaya merupakan DNA bagi sebuah perusahaan. DNA adalah blueprint
yang mencetak hirarki yang terdiri dalam sebuah perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki setiap budayanya sendiri. Karakter
dari sbuah budaya perusahaan atau iklim kerja adalah sebuah
produk dari nilai inti dan prinsip bisnis yang mendukung
eksekutif, standar dari etika apa yng bisa diterima dan apa yang
tidak, kebiasaan kerja dan norma dari perilaku untuk
mendefinisikan “how we do thing around here”pendekatan untuk
orang dalam manajemen dan gaya operasional, “chemistery” dan
“personality” yang disebarkan dalam lingkungan kerja, dan
bercerita dan memberikan ilustrasi lebih banyak dan menguatkan
nilai dalam perusahaan pelatihan bisnis dan tradisi.Inti dari
Budaya perusahaan adalah berkenaan dengan karakter suasana
internal perusahaan (suasana kerja), yang ditampilkan dalam
bentuk sebuah system dari pembagian nilai, kepercayaan, standar
etika dan tradisi dalam mendefinisikan norma perilaku, sikap yang
sudah melekat, menerima praktek kerja dan gaya dari operasional.
Fitur Kunci dari Budaya Perusahaan sebuah Organisasi
Nilai-nilai, prinsip, standar etika dalam penggunaan actual.
Ini merupakan kunci bagi sebuah budaya perusahaan,
tapitindakan yang dilakukan lebih dari kata-kata ini
Praktek manajemen dan kebijakan organisasi. Pendekatan yang
dilakukan perusahan untuk orang yang ada dalam manajemen dan
kebijakan official, prosedur, dan praktek operasional dalam
menyediakan pedoman untuk berperilaku bagi anggota
perusahaan.
Suasana dan semangat yang terkandung dalam iklim kerja
perusahaan. Apakah tempat kerja yang menberikan semngat dan
kesenangan? sesuai dengan metode dan semua bisnis? Tegang
dan menganggu? tingkat persaingan yang tinggi dan
dipolitisi. Apakah semua orang tertarik dengan perkerjaan
mereka dan secara emosional terhubung dengan bisnis dalam
perusahaan atau mereka hanya tertarik dengan pembayaran?
Apakah tekanan dapat menguasai kreativitas kinerja, atau
mereka hanya memiliki sedikit keleluasaan dalam
menyelesaikan pekerjaan mereka.
Bagaimana manajer dan karyawan berinteraksi antara satu sama
lain. Kepercayaan dalam kelompok kerja dan keterbukaan
komunikasi, penyampaian untuk persahabatan yang baik, apakah
seseorang memanggil dengan nama depan mereka, apakh para
pekerja manghabuska sedikit atau sebagian waktu bersama
diluar tempat kerja.
Kekuatan akan tekanan dari sesama untuk menyesuaikan diri
dan memperhatikan norma-norma. Apakah tindakan dan perilaku
mendorong dalam dasar pertemanan.
Tindakan dan perilaku dan penghargaan. Tindakan dan perilaku
jelas didorong dan dihargai dalam manajemen dalam bentuk
kompensasi dan promosi.
Tradisi dan cerita tentang “bagaimana kita melakukan
berbagai hal”
Bagaimana perusahaan memperlakukan stakeholder. Apakah
perusahaan memperlakukan pemasok sebagai patnerbisnis atau
bersikap lebih keras, rencana bisnis yang lebih luas dan
kekuatan dan kewajaran dari komitmen untuk anggota
perusahaan dan lingkungan secara keberlanjutan
Nilai kepercayann dan praktek dalam budaya perusahaan bisa
datang dimanapun dalam hirarki organisasi sebagian besar biasanya
mewakili filosofi bisnis dan biaya manajerial dari pengaruh
eksekutif tapi juga hasilnya berasal dari tindakan yang patut
dicontoh dalam bagian dari anggota perusahaan dan terbentuk
berdasarkan persetujuan tentang norma yang tepat dalam
berperilaku.
Peran dan nilai inti dari etika
Fondasi dari budaya perusahaan sebuah perusahaan hampir selalu
didedikasikan untuk nilai inti dan etika berperilaku dalam
pekerjaan. Dua peranan membangun budaya dari nilai inti
perusahaan dan standar etika.
Transformasi nilai inti dan standar etika menjadi norma budaya.
Nilai dan standar etika diadopsi secara formal, mereka harus
menjadikan itu tradisi dalam kebijakan perusahaan, praktek ,
ditanamkan dalam perusahaan itu. Filosofi tradisi sebuah
perusahaan dengan cerita yang dipecayai lebih dari sekedar kata-
kata yang didoktrin dna kekuatan dari tradisi untuk menanamkan
nilai dan menjalankan tingkah laku sesuai etika. Tapi banyak
perusahaan menggunakan berbagai teknik, penarikan dalam beberapa
atau seluruhnya dalam mengikuti:
Maksud nilaiinti danstandar
etika dalamperusahaan
Membantu menciptakan suasana kerja dimana anggota perusahaan dapat bersikap biasa dan betul-betul menetapkan pendirian tentang bagaimana bisnis dalam perusahaan
Menyajikan sesuatu sebagai ukuran untuk menetapkan kepantasan dari aksi yang khusus, keputusan dan perilaku, dengan demikian akan membantu anggota perusahaan dalam menjalankan dua hal, yaitu
Merekrut dan mempekerjakan calon karyawan dengan nilai-nilai
dan etika yang harmonis untuk orang-orang perusahaan
Memasukkan pernyataan nilai-nilai dan kode etik dalam
orientasi dan program pelatihan
Eksekutif senior harus sering mengulangi dan menekankan
nilai-nilai perusahaan dan prinsip-prinsip etika
Menggunakan nilai pernyataan dan kode etik sebagai tolak
ukur untuk kebijakan dan praktek perusahaan
Menggunakan nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip etika
ketika mengevaluasi kinerja masing-masing karyawan
Mendorong seluruh karyawan untuk membantu menegakkan
ketaatan nilai-nilai inti dan standar etika
Secara berkala mengadakan ceremonial untuk mengenali
individu dan kelompok yang menampilkan nilai-nilai
perusahaan dan prinsip-prinsip etika
Lembaga penegakan prosedur etika yang ketat.
Mengabadikan Budaya
Menyaring dan menyeleksi karyawan baru yang dapat
berhubungan baik dengan budaya perusahaan.
Pengindoktrinasian kepada anggota baru secara sistematis
dalam budaya yang fundamental
Dukungan vokal oleh manajer senior. Dukungan dari manajer
senior untuk mengulangi nilai inti dalam percakapan sehari-
hari dan pengumuman-pengumuman
Mengadakan upacara menghormati karyawan. Ceremonial diadakan
untuk menghargai karyawan yang memperlihatkan perilaku yang
sesuai dari budaya perusahaan
Menghargai mereka yang menampilkan norma-norma budaya
Selalu menceritakan sejarah perusahaan
Kekuatan budaya
Kekuatan yang menjadi penyebab budaya perusahaan dapat
berkembang. Nilai dan norma dari perusahaan sangat melekat dalam
perilaku yaitu dengan membagi-bagikan secara luas dan mngatur
tingkah laku dalam bisnis perusahaan. Bagimanapun, budaya tidak
tetap, seperti strategi dan struktur organisasi,mereka
berkembang. Tantangan baru dipasar, revolusi teknologi dan
perubahan kondisi internal khususnya pengikisan prospek bisnis,
krisis internal, atau pergantian top eksekutif. Demikian pula
diversifikasi ke dalam bisnis baru, ekspansi ke luar negeri, laju
pertumbuhan yang membawa sebuah pemsukan karyawan baru dan dengan
merger dan akuisisi dengan perusahaan lain bisa dengan signifikan
mengubah budaya.
Budaya Perusahaan Bisa Menjadi Kuat atau Lemah
Budaya perusahaan merubah kekuatan dan saling mempengaruhi.
Budaya yang kuat melekat dan memiliki pengaruh besar pada
pelatihan operasi perusahaan dan perilaku individu perusahaan.
Budaya yang lemah mendarah daging dan memiliki dampak yang kecil
pada perilaku dan bagaimana aktivitas perusahaan berlangsung.
Budaya perusahaan yang kuat
● Telah melekat nilai-nilai secara luas, norma-norma perilaku,
dan pendekatan operasi.
● Menegaskan bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang
tercermin dalam keputusan dan tindakan yang diambil oleh
semua personil perusahaan.
● Dalam budaya perusahaan yang kuat, nilai dan budaya sangat
tertanam dalam tingkah laku yang dibagikan secara luas dan
mengatur tingkah laku dalam bisnis perusahaan.
Dalam mengembangkan budaya perusahaan yang kuat diperlukan dua
factor yang memberkan kontribusi kepada perusahaan, yaitu :
“Budaya perusahaan erat kaitannya dalam pelaksanaan strategi yang
baik serta dengan perhatian penuh dari eksekutif senior.”
Budaya perusahaan yang lemah
● Tidak memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang
konsisten di beritakan secara luas.
● Memiliki sedikit atau tidak ada tradisi, keyakinan, nilai-
nilai, atau norma-norma perilaku.
Mengapa Budaya Perusahaan Berarti bagi Proses Pelaksanaan
Strategi
Sebuah budaya sudah tertanam didalam tindakan, tingkah laku dan
praktek kerja yang londusif untuk membantu implementasi strategi
yang baik yang mendukung eksekusi strategi dalam tiga cara yaitu
♦ Sebuah budaya yang baik akan cocok dengan persyaratan dari
upaya eksekusif strategi memfokuskan perhatian karyawan pada
apa yang paling penting untuk upaya ini
♦ Culture-induced peer pressure induces personnel to do things
in a manner that aids good strategy execution.
♦ Sebuah budaya yang konsisten dengan persyaratan untuk
pelaksanaan strategi yang baik bisa menguatkan
karyawan,memperdalam komitmen mereka untuk melaksanakan
strategi,dan meningkatkan produktivitas karyawan
Jenis-jenis budaya
Budaya yang sehat mmbantu eksekusi strategi yang baik
Sebuah Budaya yang kuat, memberikan rangkulan terhadap eksekusi
strategi secara sportif, tingkah laku dan praktek kerja dapat
didefinisikan senbagai budaya yang sehat. Dua tipe budaya yang
sehat dan sebagian besar mendukung pelaksanaan strategi dengan
baik yaitu:
High performance culture
Dalam budaya yang memiliki kinerja yang tinggi, pengertian
kekuatan bersangkutan dengan bagian dari anggota perusahaan
dan tekanan dari inisiatif dan usaha atau dukungan. Kinerja
yang diharapkan adalah menggambarkan fengan jelas perusahaan
secara keseluruhan unuk tiap unit organisasional dan untuk
tiap individu, tantangan dalam menciptakan budaya yang
memiliki kinerja yang tinggi adalah membangkitkan kesetiaan
yang tinggi dan dedikasi dari setiap bagian karyawan seperti
mereka bekerja dengan giat untuk upaya terbaik mereka
seterusnya untuk melakukan sesuatu yang benar dan
mengahsilkan sesuatuyang tidak biasa
Adaptive Culture
Secara resmi budaya perusahaan yang dapat menyesuaikan diri
adalah kesediaan dalam bagian dari anggota organisasi untuk
menerima perubahan dan menerima tantangan dari pengenalan
dri eksekusi strategi baru. Penyusunan strategi perusahaan
sebagai adaptasi budaya adalah pasti berhubungan dalam
implementasi strategi, proses eksekusi strategi sebagai
bandingan untuk budaya yang melawan perubahan
Performance
Pelaksanaan Budayayang Baik
High-PerformanceCultures
Adaptive Cultures
Komitmen untuk Kesediaan untuk
Budaya tidak sehat
Budaya tidak sehat dapat menghambat eksekusi startegi dengan
baik. Berbagai hal yang menyebabkan budaya perusahaan menjadi
idak sehat, yaitu:
Menentang perubahan budaya .
Tindakan menentang perubahan budaya , disaat budaya ingin
berubah merupakan salah satu factor yang membuat budaya
tidak sehat, tindakan seperti ini menyebabkan eksekusi
strategi menjadi gagal.
Insular, Terlalu berfokus pada budaya yang ada.
Bersifat picik dalam perusahaan dapat menjadi factor yang
mengganggu eksekusi strategi. perusahaan yang memiliki
kekuasaan sebagai pemimpin industry kadang kala bersikap
terlalu focus pada strategi yang merek miliki.
Komitmen untuk Kesediaan untuk
Budaya yang tidak pantas dan dijalankan dengan keserakahan.
Eksekutif manajemen dalam sebuah perusahaan jika jika
mempunyai budaya yang tidak sepantasnya dan memiliki
keserakahan maka dapat menghambat eksekusi strategi
Subbudaya yang bertentangan.
Perusahaan harus menjalan kan subbudaya yang seharusnya ntuk
mensukseskan pelaksanaan strategi, jika menjalankan
subbudaya yang tidak sesuai maka perusaahn akan malakukan
kesalahan dalam eksekusi startegi
Budaya dipolitisi .
Jika budaya dalam perusahaan hanya boleh diputuskan oleh
satu pihak yang tidak meneriam pendapat dari pihak lain
dalam perusahaan maka budaya tersebut tidak akan bisa
mensukseskan eksekusi strategi
2.2 Kepemimpinan
2.2.1 Peran Kepemimpinan dalam Masalah Mengubah Budaya
Sebuah kekuatan yang tidak seimbang, atau budaya yang tidak
sehat harus di ubah dalam rangka menyukseskan pelaksanaan
strategi . Pemimpin tingkat atas yang kompeten di perlukan dalam
upaya perubahan budaya yang lebih baik.
Making a Compelling Case for Culture Change
Menjelaskan mengapa dan bagaimana norma-norma perilaku
tertentu dan praktek kerja merupakan hambatan bagi pelaksanaan
yang baik dari inisiatif strategis. Menjelaskan bagaimana
perilaku baru dan praktek kerja akan menghasilkan hasil yang
baik. Mengutip alasan mengapa strategi saat ini harus diubah,
jika kebutuhan akan perubahan budaya adalah karena perubahan
strategi.
Langkah-langkah yang diambil dalam perubahan masalah budaya
Langkah 1 : Mengidentifikasi budaya sebagai yang mengakibatkan
pelaksanaan strategi itu baik atau tidak.
Langkah 2 : Menetapkan apakah tindakan baru, perilaku, dan
praktek kerja yang jelas secara jelas dalam budaya
yang baru.
Langkah 3 : Mengemukakan secara terbuka tentang masalah pada
budaya sekarang dan bagaimana perilaku baru akan
memperbaiki kinerja perusahaan.
Langkah 4 : Mengikuti dengan jelas, aksi yang kuat, keduanya
nyata dan simbolik untuk melekatkan budaya baru pada
perilaku, praktek, dan norma.
Substantif budaya - mengubah tindakan
Mengganti eksekutif kunci yang tidak melakukan perubahan dan
budaya yang dibutuhkan
Mempromosikan individu yang melakukan advokasi untuk
perubahan budaya dab dapat berfungsi sebagai model peran
bagi perilaku budaya
Menunjukkan kepada pihak luar segala atribut budaya untuk
mencapai posisi profil yang tinggi
Menyaring kandidat untuk setiap posisi dengan hati-
hati,mempekerjakan hanya yang tampaknya cocok dengan budaya
baru
Menamanatkan bahwa semua personel mengikuti budaya-pelatihan
Desain insentif kompensasi yang meningkatkan gaji tim dan
individu
Simbol Budaya dalam Mengubah Tindakan
Ada berbagai simbol yang harus diperhatikan dalam upaya
untuk mengubah tindakan dalam budaya perusahaan, yaitu:
Perilaku top eksekutif dan manajemen atas
Top Level Manajemen harus memiliki sikap yang sesuai dengan
budaya yang baru yang di akan di jalankan ddalam perusahaan.
Sikap dan gaya kepemimpinan yang tepat dapat mensukseskan
tindakan untuk mengubah budaya dalam menghasilkan
peningkatan kinerja yang lebih baik.
Acara untuk menghargai karyawan teladan
Perusahaan dapat menghargai semua karyawan yang memberikan
kontribusi yang baik kepada perusahaan dalam berbagai hal,
seperti dalam bentuk kompensasi dan promosi.
Simbol fisik yang mewakili budaya baru
Jika budaya dalam suatu perusahaan berubah, maka secara
otomatis simbol fisik yang merepresentasikan/ mewakili
budaya perusahaan yang baru juga harus diubah sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam budaya baru perusahaan
tersebut.
Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Mengatasi Permasalah Budaya
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan
budaya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada berbagai hal yang
menjadi indicator penting dalam mengatasi permasalahan budaya,
yaitu:
Mengatasi permasalahan budaya tidak dapat dilakukan dalam
latihan jangka pendek
Sebuah upaya yang berkelanjutan dan terus menerus untuk
memperkuat budaya disetiap kesempatan melalui kata-kata dan
perbuatan sangat diperlukan
Butuh waktu untuk sebuah budaya yang baru muncul dapat
diterima dan dibutuhkan lebih lama untuk menjadi tertanam
Memperbaiki masalah budaya dan menanamkan satu set baru
sikap dan perilaku dapat mengambilahun dua samapi lima tahun
2.2.1 Strategi Kepemimpinan dalam Melaksanakan Strategi
Pelaksanaan strategi kepemimpinan menbutuhkan:
Tetap di atas dan memantau setiap kejadian yang terjadi .
Menempatkan tekanan konstruktif pada organisasi untuk
mengeksekusi strateegi dengan baik dan mencapai keunggulan
operasional .
Melalui tindakan perbaikan untuk meningkatkan pelaksanaan
strategi dan mencapai hasil kinerja yang ditargetkan .
Management by Walking Around (MBWA)
● Digunakan oleh para pemimpin untuk tetap mendapatkan
informasi tentang seberapa baik proses eksekusi strategi itu
maju .
● Termasuk menghabiskan waktu dengan para karyawan perusahaan,
dengan mengajukan pertanyaan, mendengarkan pendapat dan
keprihatinan mereka, dan mengumpulkan informasi langsung
tentang seberapa baik aspek proses eksekusi strategi
berjalan .
Menekankan unit strategi untuk menjalankan strategi yang baik dan
mencapai keunggulan operasional
Perlakukan karyawan seperti mitra yang dihargai
Menumbuhkan esprit de corps yang memberikan energi kepada
kryawan
Menggunakan pemberdayaan untuk menciptakan tenaga kerja yang
optimal
Membuat kompetisi kepada kryawan untuk melapori ide-ide baru
atau memenangkan kompetisi
Tetapkan tujuan yang objektif yang membutuhkan personil
untuk memberikan yang terbaik dalam mencapai target kinerja
Mengunakan benchmarking,rekayasa ulang,tqm,six sikma untuk
memusatkan perhatian pada perbaikan secara terus menerus
Menggunakan teknik motivasi dan insentif kompensasi untuk
menginspirasi,memelihara iklim kerja yang berorientasi pada
hasil dan menegakkan standar yang tinggi
Merayakan keberhasilan individu kelompok dan keberhasilan
perusahaan
Proses Kepemimpinan dalam membuat penilaian kolektif
Dalam membuat tindakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
keberhasilan mengeksekusi strategi dibutuhkan berbagai hal,
yaitu:
Sebuah analisis mendalam tentang situasi.
Pertimbangan bisnis yang baik dalam memutuskan tindakan apa
yang harus dilakukan.
Implementasi yang baik dalam perbaikan tindakan .
BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Ada beberapa poin yang dapat dijadikan kesimpulan dalam
pembahasan ini, yaitu:
Sulit untuk memisahkan kepemimpinan dari proses eksekusi
strategi dan proses strategi.
Membuat, menerapkan, dan melaksanakan strategi merupakan
proses yang berkesinambungan yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan pengaturan dari strategi agar sesuai dengan
perubahan keadaan.
Uji kepemimpinan strategis adalah tentang apakah perusahaan
memiliki strategi yang baik dan model bisnis, apakah
strategi yang kompeten dijalankan, dan apakah perusahaan
tersebut mencapai target kinerjanya
Jika ketiga kondisi ini ada, maka perusahaan memiliki
kepemimpinan strategis yang baik dan merupakan perusahaan
yang dikelola dengan baik