Makalah formalin

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan.

Transcript of Makalah formalin

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Di sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya.

Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau

pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal,

gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam

dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan

kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan

produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan

untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi

untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat

untuk produk kayu lapis (plywood). Dalam konsentrasi yag sangat kecil

(<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen

seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut,

perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri

perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa

hidup di sisik ikan.

Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan

penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir.

Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan. Ambang

batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan yang diobati

malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya. Formalin

banyak digunakan dalam pengawetan specimen ikan untuk keperluan

penelitian dan identifikasi. Di dunia kedokteran formalin digunakan

untuk pengawetan mayat manusia untuk dipakai dalam pendidikan

mahasiswa kedokteran. Untuk pengawetan biasanya digunakan formalin

dengan konsentrasi 10%.

Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan

untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering

ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan

tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat. Bahan makanan yang

diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan

asin dan beberapa makanang minnya. Formalin adalah larutan yang tidak

berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung

sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet

biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan

pengawet makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa

tahan dalam lebih dari 12 jam.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1.      Apakah formalin itu?

2.      Apakah dampak makanan yang mengandung formalin bagi kesehatan?

C.     Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran KIMIA

2. Untuk mengetahui dampak makanan berformalin bagi kesehatan

3. Untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita

semua.

D.    Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis.

1.      Manfaat Teoretis

Secara teoretis penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan

kita tentang senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari, terutama

tentang formalin.

2.      Manfaat Praktis

Secara praktis, penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan kebahasaan bagi peneliti dan pembaca.

a.       Peneliti

Bagi penulis, penelitian ini memberikan masukan serta menjadi acuan

untuk pembuatan makalah berikutnya.

b.      Pembaca

Bagi pembaca, penelitian ini memberikan penjelasan tentang formalin

pada makanan.

E.    Sistematika penulisan Makalah

Untuk memberikan gambaran terperinci mengenai langkah-langkah

dalam penelitian ini, maka diberikan sistematika penulisan ini sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini menguraikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penyusunan makalah, manfaat, dan sitematika

penulisan makalah.

Bab II, Landasan Teori, bab ini menguraikan tentang Formalin, yang

meliputi pengertian, faktor-faktor, bentuk dan jenis korosi,dan

penelitian korosi

Bab III, Penutup yang merupakan simpulan dan saran.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN FORMALIN

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),

merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau

cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai

paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh

kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh

Hoffman tahun 1867.

Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi

katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan

dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap

pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer

bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen

terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.

Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai

metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.

Formalin merupakan salah satu pengawet yang akhir-akhir ini

banyak digunakan dalam makanan, padahal jenis pengawet tersebut sangat

berbahaya bagi kesehatan. Formalin merupakan larutan tidak berwarna,

berbau tajam, mengandung formaldehid sekitar 37% dalam air, biasanya

ditambahkan metanol 10-15%.

Formalin mempunyai banyak nama atau sinonim, seperti formol,

morbicid, methanal, formic aldehyde, methyl oxide, oxymethylene,

methyl aldehyde, oxomethane, formoform, formalith, oxomethane, karsan,

methylene glycol, paraforin, poly-oxymethylene glycols, superlysoform,

tetraoxymethylene dan trioxane.

B. SIFAT FORMALIN

Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi

dengan protein, karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu,

formalin akan mengikat unsur protein mulai dari bagian permukaan tahu

hingga terus meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah

terikat unsur kimia dari formalin maka bila ditekan tahu terasa lebih

kenyal . Selain itu protein yang telah mati tidak akan diserang

bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, Itulah sebabnya tahu

atau makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet.

Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam

bakteri dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering

dan membentuk lapisan baru di permukaan. Artinya, formalin tidak saja

membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang melindungi

lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila

desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara

membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka

formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam

materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya.

Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang

protein yang banyak terdapat di dalam tubuh  manusia seperti pada

lambung. Terlebih, bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki

dosis tinggi.

Masalahnya, sebagai bahan yang digunakan hanya untuk mengawetkan

makanan, dosis formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek

samping dari mengkonsumsi makanan berformalin tidak akan dirasakan

langsung oleh konsumen.

Banyak pihak mengingatkan formalin juga memiliki sifat karsinogen

atau dapat menyebabkan kanker.Tetapi kemunculan kanker akibat bahan

berbahaya ini dengan kanker dari penyebab yang lain hampir sulit

dibedakan, keduanya membutuhkan waktu panjang untuk menyerang tubuh

manusia.

Isu kandungan formalin dalam berbagai produk makanan mendapat

tanggapan serius dari pemerintah, karena dalam jangka panjang dapat

memicu terjadinya kanker. Menurut Kepala Badan Pengawasan Obat dan

Makanan (BPOM), sampai kadar tertentu, formalin diizinkan untuk

pengawet kosmetik, yaitu untuk pasta gigi maksimum 0,1% dan untuk

produk kosmetik lainnya 0,2%. Ketentuan ini sesuai dengan aturan yang

berlaku secara internasional seperti ASEAN Cosmetic Directive,

European Union Directive, dan SK BPOM untuk kosmetik.

C. PEMBUATAN FORMALIN

a.      Persiapan bahan baku pembuatan formalin

Metanol cair dengan temperatur ± 30°C dipompa dari metanol tank dan

dipanaskan di preheater (MP) sampai temperatur 65°C lalu dimasukkan dalam

vaporizer (VP). Di dalam vaporizer terjadi perubahan fase dari cair menjadi

gas dengan suhu dalam vaporizer 65–75°C. Metanol gas dari vaporizer

dipanaskan lagi dengan super heater (SH) di bagian atas vaporizer sampai

suhu 95°C dan langsung dimasukkan ke mix gas (MG).

Udara dihisap melalui air filter (penyaring udara) dengan blower. Setelah

dipanaskan dengan pemanas udara sampai suhu ±110°C lalu dimasukkan ke

dalam mix gas (MG). Steam masuk melalui steam filter pada suhu 140 oC ke mix

gas (MG).

b.      Proses Reaksi

Udara, steam dan metanol gas bercampur rata di mix gas pada suhu 140 oC

lalu masuk ke reaktor (RE) dengan melewati mix gas filter (MGF) untuk

menjaga agar tidak ada tetes-tetes cairan (kondensat) masuk ke reaktor.

Pada saat start operation, temperatur katalis dinaikkan oleh heater

sebagai pemanas awal sampai suhu 400–450°C, setelah itu heater dimatikan

sehingga suhu katalis naik dengan sendirinya sampai suhu operasi yang

diinginkan karena adanya reaksi eksoterm. Di dalam reaktor terjadi reaksi

pembuatan gas formaldehid dengan bantuan katalis perak pada suhu

operasi 650–700°C. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

1.      Reaksi oksidasi metanol

CH3OH + ½ O2 ——–>  CH2O + H2O           -37 kcal/mol

2.      Dehidrogenasi metanol

CH3OH   ———>   CH2O + H2                             +21 kcal/mol

Gas formaldehide yang terbentuk kemudian di-spray dengan larutan crude

formalin 44% dengan temperature 80 oC untuk menurunkan suhu gas

formaldehid  sampai dibawah 250 oC. Spray crude formalin ini juga dapat

menyebabkan terjadinya reaksi samping yaitu terbentuknya paraform dan

asam format (formic acid). Reaksi samping yang terjadi di dalam reaktor

yaitu:

1.      Reaksi pembentukan paraform (methylen glycol)

CH2O + H2O      ———>  HOCH2OH (methylen glycol)

atau polymer dapat ditulis :

n CH2O + H2O ———->  HO(CH2O)n H

2.      Reaksi pembentukan asam format (formic acid)

2 CH2O + H2O   ———->   HCOOH   +   CH3OH

(asam format)         (methanol)

c. Proses Absorbsi

Gas formaldehide dari reaktor (RE) dialirkan ke bagian bawah

packed tower . Gas ini dikontakkan dengan larutan formalin 44% suhu 40 oC

yang dialirkan dari atas menara dengan bantuan distributor cairan agar

larutan formalin yang digunakan tersebar secara merata didalam packed

tower dan membasahi seluruh permukaan raschig ring sehingga penyerapan

maksimal.

            Hasil penyerapan di packed tower berupa formalin cair masuk ke control

tank (CT). Sisa gas yang belum terserap di packed tower masuk ke dalam

bubble cap tower  yang akan diserap oleh pure water dari atas menara. Sisa

dari penyerapan itu yang masih lolos nantinya dibakar di flare stack yang

sebelumnya melewati demister. Hasil penyerapan dari bubble cap tower masuk

ke control tank (CT).

d. Proses pendinginan

Larutan crude formalin pada control tank (CT) temperaturnya ± 80°C,

karena temperaturnya masih relatif tinggi maka didinginkan lagi dengan

dilewatkan cooler (CO). Cooler yang digunakan yaitu frame and plate dengan

temperatur keluar 40°C. Selain itu agar formalin yang terbentuk

sempurna, setelah melewati cooler larutan tersebut masuk ke crude formalin

filter (CF) baru masuk ke crude formalin tank . Kadar formalin di crude formalin

tank (T-03) sekitar 43-44%.

e. Proses pengenceran

Untuk memperoleh formalin dengan kondisi standar yang digunakan

oleh PT. PAI yaitu formalin dengan kadar 37,3% maka formalin dari crude

formalin tank  diencerkan dengan menggunakan pure water di mixing tank .

Setelah terbentuk larutan formalin 37,3% disimpan dalam tangki

penyimpanan.

D. MANFAAT DAN KEGUNAAN FORMALIN

Formalin selain harganya murah, mudah didapat dan pemakaiannya

pun tidak sulit sehingga sangat diminati sebagai pengawet oleh

produsen pangan yang tidak bertanggung jawab.

Hasil survei dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan, sejumlah

produk pangan menggunakan formalin sebagai pengawet.

Anjuran penggunaan formalin yang benar adalah:

         sebagai pembunuh kuman, sehingga banyak dipakai dalam pembersih

lantai, pakaian, kapal dan gudang,

         pembasmi lalat dan serangga lainnya,

         salah satu bahan dalam pembuatan sutera buatan, zat pewarna cermin

kaca dan bahan peledak,

         pengeras lapisan gelatin dan kertas foto,

         bahan pembuatan pupuk urea, parfum, pengeras kuku dan pengawet

produk kosmetik,

         pencegah korosi pada sumur minyak,

         bahan untuk insulasi busa, dan,

         bahan perekat kayu lapis.

Dalam konsentrasi kurang dari 1%, formalin digunakan sebagai pengawet

dalam pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, sampo

mobil, lilin, dan karpet.

E. BAHAYA FORMALIN BAGI KESEHATAN

Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk

pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh

manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah

tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan

mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.

Bahaya bila terpapar oleh Formalin (Dep Kes RI, 2006)

Bahaya utama

Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit, dan

tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa luka bakar pada kulit,

iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada

manusia.

  Bahaya jangka pendek (akut)

Bila terhirup

         Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa

terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk

         Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang

paru, pembengkakan paru.

         Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tenggorokan, sakit dada

yang berlebihan, kelelahan, jantung berdebar, sakit kepala, mual, dan

muntah.

         Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian .

Bila terkena kulit

Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yaitu

kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa, dan ada rasa terbakar

Bila terkena mata

Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata

memerah, rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan

mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka

formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi

kerusakan pada lensa mata.

Bila tertelan

Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan, dan perut terasa terbakar,

sakit saat menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi

pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan

darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat

terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan

saraf pusat, dan ginjal.

  Bahaya jangka panjang ( kronis )

Bila terhirup

Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit

kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir

hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal, gangguan haid dan

infertilitas pada perempuan, kanker pada hidung, rongga hidung, mulut,

tenggorokan, paru, dan otak. Efek neuropsikologis meliputi gangguan

tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi,

dan daya ingat berkurang.

Bila terkena kulit

Apabila terkena kulit akan terasa panas, mati rasa, serta gatal-gatal

dan memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan

pada kulit, serta terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.

Bila terkena mata

Jika terkena mata bahaya yang utama adalah terjadinya radang selaput

mata.

Bila tertelan

Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran

pernafasan ,muntah-muntah, dan kepala pusing, rasa terbakar pada

tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.

F. DAMPAK BURUK FORMALIN BAGI TUBUH MANUSIA

         Kulit : Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi

kulit.

         Mata : Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan.

         Hidung : Mimisan.

         Saluran Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit

tenggorokan.

         Saluran Pencernaan : Iritasi lambung, mual muntah, mules.

         Hati : Kerusakan hati.

         Paru-paru : Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis).

         Saraf : Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar

konsentrasi, mudah lupa.

         Ginjal : Kerusakan ginjal.

         Organ Reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi,

infertilitas sekunder.

G. MENGHINDARI PRODUK BERFORMALIN

Keberadaan formaldehida sendiri ada dalam berbagai macam produk.

Formaldehida juga ditemukan pada asap rokok dan udara yang tercemar

asap kendaraan bermotor. Selain itu bisa didapat juga pada produk-

produk termasuk antiseptik, obat, cairan pencuci piring, pelembut

cucian, perawatan sepatu, pembersih karpet dan bahan adhesif.

Formaldehida juga ada dalam kayu lapis terutama bila masih baru. Kadar

formaldehida akan turun seiring berjalannya waktu.

Formaldehida secara natural sudah ada dalam bahan makanan mentah

dalam kisaran 1 mg per kg hingga 90 mg per kg.

Deteksi formalin secara akurat baik secara kualitatif maupun

kuantitatif hanya dapat dilakukan di laboratorium. Namun demikian,

untuk menghindarkan terjadinya keracunan, masyarakat harus dapat

membedakan bahan/produk makanan yang mengandung formalin dan yang

sehat. Beberapa ciri produk berformalin antara lain:

Ikan asin:

         Tahan lama pada suhu kamar (25oC), lebih dari 1 bulan.

         Warna bersih dan cerah (tidak kuning kecoklatan).

         Tekstur keras, tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur.

         Tidak dihinggapi lalat. Ikan basah/udang.

         Insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang.

         Warna putih bersih dengan tekstur yang kenyal.

         Awet sampai 3 hari pada suhu kamar, tidak mudah busuk dan bau.

Ayam potong:

         Warna putih bersih.

         Awet dan tidak mudah busuk.

Tahu mentah:

         Tekstur kenyal, tidak padat tetapi tidak mudah hancur.

         Awet sampai 3 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam

lemari es.

         Aroma menyengat bau formalin (kadar 0,5-1,0 ppm).

Mi basah:

         Mengkilat, tidak lengket dan sangat berminyak.

         Awet sampai 2 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam

lemari es.

         Aroma menyengat (tidak berbau mi) dan tidak mudah basi.

Bakso:

         Tidak rusak selama 5 hari pada suhu kamar.

         Tekstur sangat kenyal.

H. ANALISIS KADAR FORMALIN PADA TAHU

1.      Uji Foramlin Sederhana

Ada beberapa metode yang dilakukan untuk pengujian kadar formalin yang

terdapat di dalam produk namun sayangnya kebanyakan metode yang

dilakukan hanya bisa dilakukan di laboratorium dan tidak bisa

dilakukan oleh masyarakat awam.

Pada makalah kali ini akan dibahas metode yang bisa dilakukan oeh

masyarakat dengan mudah yaitu,

a.       Persiapkan bahan yang akan diuji (sample) sebanyak 5 gram, alat dan

bahan yang akan digunakan. Alat yang diperlukan yaitu sebuah kompor,

panci, sendok, gelas tahan panas, sedangkan bahan yang digunakan untuk

menguji sample adalah asam kromatofat sebanyak 5 ml, aquades sebanyak

50 ml.

b.      Nyalakan kompor, lalu pasang panci dan rebus aquades hingga

mendidih. Masukan sampel yang akan diuji kedalam gelas, lalu rendam

kedalam aquades yang sudah mendidih. Masukan asam kromatofat kedalam

gelas lalu aduk campuran dengan sendok. Sample yang mengandung

formalin akan ditunjukan dengan berubahnya warna air dari bening

menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu berarti kadar formalin

semakin tinggi.

c.       Jika cara diatas belum menghasilkan uji yang positif, pasang

kembali panci di atas kompor, rebus aquades yang baru masukan gelas

yang berisi campuran sampel kedalam panci. Waktu perebusan selama 20

menit.

2.      Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji formalin

Sample diambil sebanyak 3 gram lalu ditambahkan 0.02 gram Chromotropic

acid disodium salt dehydrate (C10H6Na2O8S2.2H2O) dan ditambahkan juga 3

ml H2SO4 pekat, kocok, kalau ungu positif formalinnya, kalau kuning

negatif.

3.      Tahu yang mengandung formalin dapat ditandai dengan :

         Semakin tinggi kandungan formalin, maka tercium bau obat yang

semakin menyengat; sedangkan tahu tidak berformalin akan tercium bau

protein kedelai yang khas.

         Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa

sangat kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan

hancur.Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tak

berformalin paling hanya tahan satu dua hari.

         Tahu yang memakai pewarna buatan dapat ditandai dengan cara melihat

penampakannya. Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya sangat

homogen/seragam dan penampakan mengilap. Sedangkan jika memakai

pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak cerah). Jika

kita potong tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya

tidak homogen atau seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.

I. CARA MENGURANGI KADAR FORMALIN PADA TAHU

Ada cara yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar formalin

yaitu dengan cara merendam sampel dalam air selama 60 menit yang mampu

menurunkan kadar formalin sampai 61,25 persen, dengan air leri

mencapai 66,03 persen, sedang pada air garam hingga 89,53 persen.

Ini artinya hanya dengan perlakuan dan pengetahuan yang baik

sebelum dikonsumsi, kadar formalin akan hilang.

Adapun untuk tahu sedikitnya ada beberapa tahap penanganan untuk

mengurangi kadar formalin, direndam dalam air biasa, dalam air panas,

direbus dalam air mendidih, dikukus kemudian direbus dalam air

mendidih dan diikuti dengan proses penggorengan.

J. PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBERANTAS PENYALAHGUNAAN FORMALIN DI

INDONESIA

Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di

Indonesia

Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali

dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang

tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata

penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih

merajalela.

Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu

dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa

langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen

merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan

manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan

tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan

sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam

proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek

keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan

POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan

POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM

tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi

pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini

masih kurang gencar dalam melakukan razia.

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai

berikut:

  Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),

merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau

cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai

paraformaldehyde atau trioxane.

  Pembuatan formalin

         Persiapan bahan baku pembuatan formalin

         Proses Reaksi

         Proses Absorbsi

         Proses pendinginan

         Proses pengenceran

  Dampak buruk formalin bagi tubuh manusia

         Kulit : Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi

kulit.

         Mata : Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan.

         Hidung : Mimisan.

         Saluran Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit

tenggorokan.

         Saluran Pencernaan : Iritasi lambung, mual muntah, mules.

         Hati : Kerusakan hati.

         Paru-paru : Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis).

         Saraf : Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar

konsentrasi, mudah lupa.

         Ginjal : Kerusakan ginjal.

         Organ Reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi,

infertilitas sekunder.