MAKALAH HADIST

30
Beberapa waktu lalu saya sudah memaparkan tentang Tata Krama Dalam Bergaul . Di postingan tersebut sebagian dari arti pergaulan dan rambu-rambu dalam pergaulan sudah saya jabarkan. Pada artikel kali ini saya akan mengupas lebih lanjut tentang Memelihara Etika Pergaulan, yang mana apa saja yang berkaitan dengan etika pergaulan akan saya bicarakan disini. A. Apakah Etika Pergaulan itu ? Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. B. Mengapa Etika Pergaulan harus diperhatikan ? 1. Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu. 2. Agar tingkah laku kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita. 3. Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri C. Apa yang harus diperhatikan dalam etika pergaulan ? 1. Pandai menempatkan diri 2. Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya : o Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati. o Orang yang sebaya harus dihargai o Orang yang lebih muda harus disayangi. o Di Rumah : MAKALAH AKHLAK PERGAULAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUSUN OLEH: HAIRUL MUSLIMIN (12531059) DOSEN PENGAMPUH: Drs. Murni yanto,M.pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) CURUP 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak mulia dalam pergaulan laki-laki dan perempuan berperan penting dalam

Transcript of MAKALAH HADIST

Beberapa waktu lalu saya sudah memaparkan tentang  Tata Krama Dalam Bergaul . Dipostingan tersebut sebagian dari arti pergaulan dan rambu-rambu dalampergaulan sudah saya jabarkan. Pada artikel kali ini saya akan mengupas lebihlanjut tentang  Memelihara Etika Pergaulan, yang mana apa saja  yang berkaitandengan etika pergaulan akan saya bicarakan disini.A.  Apakah  Etika Pergaulan  itu ?Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuaidengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baiknorma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.B. Mengapa Etika Pergaulan harus diperhatikan ?1. Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu.2. Agar tingkah laku kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan

kita.3. Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiriC. Apa yang harus diperhatikan dalam etika pergaulan ?1. Pandai menempatkan diri2. Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan

yang lebih muda. Misalnya :o Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.o Orang yang sebaya harus dihargaio Orang yang lebih muda harus disayangi.o Di Rumah :

MAKALAHAKHLAK PERGAULAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUANDI SUSUN OLEH:HAIRUL MUSLIMIN(12531059)DOSEN PENGAMPUH: Drs. Murni yanto,M.pdPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMJURUSAN TARBIYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI(STAIN) CURUP2013BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAkhlak mulia dalam pergaulan laki-laki dan perempuan berperan penting dalam

mewujudkan suatu kehidupan bermakna, damai dan bermartabat. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan agama.Sering kali terdengar bila bicara soal akhlak laki-laki dan perempuan yang kerap terdengar adalah segala penyimpangannya, tetapi ada juga akhlak yang sangat kontras yaitu mereka yang menjaga akhlaknya. Mereka menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu, bahkan banyak juga yang masih remaja sudah hapalAl-Qur’an.Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang bertakwa. Dengan akhlak yang baik, pelakunya akan terangkat ke derajat yang tertinggi. Tidak ada amalan yang lebih berat dalam timbangan seorang muslim dihari kiamat nanti dari pada akhlak yang baik.Pengarahan yang tepat ialah dengan mengikuti contoh konkret lewat keteladanan Rasulullah saw. Dengan dukungan orang tua dan pendidikan formal, insyaAllah akan memperkuat dasar akidah remaja sehingga dia akan siap terjun dalam pergaulan masyarakat yang lebih luas. Dia biasa menjalankan tanggung jawabnya terhadap diri sendiri dan lingkunganya yang semuanya akan bermuara pada realisasi tanggung jawabnya kepada Allah swt.B. Rumusan MasalahDalam makalah ini secara garis besar rumusan masalahnya adalah :a) Model Pergaulan Dalam Perspektif Islamb) Tata Cara Bergaul Dengan Lawan Jenisc) Menjauhi Perbuatan Zinad) Tata Cara Pergaulan Remajae) Tata Cara Pergaulan Lawan Jenis Berdasarkan Repotase HadistC. TujuanTujuan pembahasan makalah ini yang bertemakan ahklak pergaulan laki-laki dan perempuan yaitu agar orang-orang khususnya laki-laki dan perempuan menyadari betapa pentingnya ahklak dalam pergaulan laki-laki dan perempuan. Selain itu agar mereka senantiasa membiasakan diri untuk berprilaki terpuji dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dan agar remaja mengetahui bentuk dan contoh dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuanBAB IIPEMBAHASANA. Model Pergaulan Dalam Perspektif IslamAllah Swt menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan.Sementara itu, islam adalah agama yang sempurna, yang di dalamnya di atur seluk-beluk kehidupan manusia, termasuk di antaranya adalah bagaimana pergaulan laki-laki dan perempuan. Dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan, islam telah menetapkan adab dan etika cara bergaul. Adap pergaulan laki-laki dan perempuanmemang di butuhkan oleh setiap manusia demi meraih ridho dan kecintaan allah

Swt. Di samping itu, karena hubungan antar lawan jenis bisa menjadi perangkap setan yang berbahaya apabila batasan-batasan yang berlaku didalamna tidak dihiraukan.Terutama bagi laki-laki dan perempuan yang telah beranjak dewasa, diperlukan batasan-batasan yang harus dipahami. Seorang muslim yang beriman tidak mncintai selain karna Allah Swt dan Rasul-Nya.Dalam islam etika pergaulan laki-laki dan perempuan ada aturanna da nada batas-batasnya. Misalnya dalam perjalanan seorang perempuan dengan seorang laki-laki yang bukan muhrimna tidak dibolehkan, dan hukumna haram. Di sana harus diikuti oleh muhrimnya, untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingini. Dan agar seorang perempuan tidak dicap namana jelek.Perempuan dianggap lebih rendah dari pada laki-laki.Dari sini muncul doktrin ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan.Perempuan tidak cocok memegang kekuasaan ataupun memiliki kemampuan ang dimiliki laki-laki, dan dianggap tidak setara dengan laki-laki.Laki-laki harus memiliki dan mendominasi perempuan, menjadi pemimpinna, menentukan masa depanna dengan brtindak baik bagai ayah, saudara laki-laki ataupun suami.Artinya demi kepentingannyalah diatunduk kepada jenis kelamin yang lebih unggul.Dengan dibatasi dirumah, didapurdianggap tidak mampu untuk mengambil keputusan di luar wilaahna.Akan ada malapetaka yang sangat besar, demikian dikatakan apabila ada perempuan yang menjadi penguasa.Dalam kesetaraan status laki-laki dan perempuan, terbagi dalam dua hal yaitu: pertama, dalam pengertianna yang umum, ini berarti penerimaan martabat kedua jenis kelamin dalam ukuran yang setara. Kedua, orang harus mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai hak-hak ang setara dalam bidang social, ekonomi dan politik.Artinya keduanya harus memiliki hak yang setara dalam mengatur harta miliknya tanpa campur tangan orang lain, keduanya harus bebas memilih profesi atau cara hidup, dan keduanya harus setara dalam tanggung jawab sebagaimana dalam hal kebebasan.Dalam al-Quran dinyatakan bahwa kedua jenis kelamin ini memiliki asal-usul dari satu makhluk hidup yang sama makanya memiliki hak yang sama.Secara ilmu fiqhnya antara laki-laki dan perempuan juga mempunyai perbdaan.Terutama dalam hal pembagian harta waris antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan, juga dalam hal hokum sebagai saksi dalam suatu persoalan.Di mana kekuatan hukum seorang perempuan tidak bisa disamakan dengankekuatan hukum seorang laki-laki.Artinya perbandingan seorang perempuan menjadi saksi hukum dengan laki-laki adalah, satu banding dua.Yaitu seorang laki-laki dengan dua orang perempuan.Adab pergaulan antara laki-laki perempuan berguna agar kaum Muslim tidak tersat di dunia sehingga mereka merugi di akhirat. Adab-adab tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenisAllah berfirman:“Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30)”Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 31)2. Tidak berdua-duaanRasulullah saw bersabda: “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (khalwat) dengan.3. Tidak berbicara berduaan dengan orang lainSeorang muslim yang memahami agama memiliki perasaan dan kesadaran. Dia menghormati perasaan orang lain dan tidak melukai mereka. Oleh karenanya, dia memakai cara-cara yang baik ketika berbicara kepada mereka, dan diantara cara-cara yang baik adalah tidak berbicara berduaan ketika ada orang yang ketiga.4. Tidak menyentuh lawan jenisDi dalam sebuah hadits, Aisyah ra berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janjisetia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari)Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satuperkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan)B. Tata Cara Bergaul dengan Lawan JenisAllah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sempurna, teratur, dan berpasang-pasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada dunia ada akhirat, ada surga dan neraka, ada tua dan ada muda, ada laki-laki dan ada perempuan.Laki-laki dan perempuan: merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan scara berpasang-pasangan. jadi, merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah indahnya kehidupan.Laki-laki dan perempuan ditentukan dalam sunah Allah untuk saling tertarik satu dengan yang lainnya. Laki-laki tertarik dengan perempuan, demikian juga sebaliknya, perempuan tertarik kepada laki-laki. Allah Swt. memberikan rasa indah untuk saling menyayangi di antara mereka. Tidak jarang juga masing-masing merindukan yang lainnya. Rindu untuk saling menyapa, saling melihat, serta saling membenci atas. dasar ketulusan dan kasih sayang.Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama.

Inilah yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang sangat jelas dala pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.Seorang laki-laki yang bukan muhrim, dilarang untuk berduaan di tempat-tempat yang memungkinkan melakukan perbuatan yang dilarang. Kalau pun bersama-sama sebaiknya disertai oleh muhrimnya atau minimal ditemani tiga orang, yaitu: dualaki-laki dan satu perempuan. atau Juga pergaulan untuk belajar atau bergaul jika ada dua orang perempuan dan seorang laki-laki. Hal ini memungkinkan untuklebih menjaga diri.Salah satu hadis mengemukakan bahwa jika seseorang pergi dengan orang lain yang bukan muhrimnya serta berlinan jenis kelamin, maka yang ketiganya pasti syetan yang selalu berusaha untuk menjerumuskan dan menghinakan. ltulah yang disinyalir dalam ayat A!-Quran, agar jangan mendekati zina. Mendekatinya sudahdilarang dan haram, apalagi melakukannya. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32:Artinya: . ‘ -‘jadi janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zinaitu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra: 32)Mencintai dan menyayangi seseorang merupakan hal yang wajar. Hendaklah pikirandan perasaan kita arahkan kepada hal-hal yang positif, dan bukan sebaliknya. Contohnya, karena cinta dan sayang, seseorang mengorbankan segalanya termasuk hal-hal yang paling “berharga” dan dilarang oleh Allah Swt. Membuktikannya, hendaklah dengan sesuatu yang diridai oleh Allah. Hal inilah yang dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidzi:

دى( وداود والترم�ي� ر )رواه اب�� ت� خ� لي� اه ف�� خ�� م ا! دك� ب� اخ� ح� ا ا! د� ا'Artinya:“Jika salah seorang di antara kamu mencintai saudaranya, hendaklah ia membuktikannya”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah, bukan karena derajat, pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena Allah. Hal ini pernah diriwayatkan dalam salah satu hadis dari Umar bin Khattab, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, suatu ketika Rasulullah saw pernah bersabda,Yang artinya: “Bahwasannya di antara hamba-hamba Allah ada manusia yang bukan nabi-nabi, bukan pula para syuhada’,tetapi sangat tinggi kedudukan di sisi Allah. Para sahabat bertanya: “Siapakah gerangan orang itu, ya Rasullullah”:Nabi saw menjawab: “itulah orang yang saling mencintai (menyayangi), karena harta. Demi Allah, maka wajah mereka bersinar-sinar, tiada merasa kekuatan dikala mereka dalam keadaan ketakutan” (HR. Abu Daud).Sesudah itu, Rasulullah saw membaca ayat:

ون) ب�� حز� م ي�� هم ولاه� لي� وف� ع� اء ال�له لاخ�� ي� الا ان) اول�Artinya:“Ketahuilah, bahwa wali-wali (penolong) Allah, mereka tidak merasa takut dan tidak merasa bersedih ‘. (Sumber. Khuluqul Muslim”, karangan Muhammad Al-Ghazali)Cinta karena Allah merupakan titik puncak dan tingginya kualitas iman seseorang Hasilnya tidak dapat dilihat, melainkan hanya dapat dirasakan oleh orang yang telah nyaris sempurna keikhlasannya. Cinta yang mendalam. ini merupakan bukti kesempurnaan serta ketulusan iman, yang kedua-duanya berhak untuk mendapatkan pahala yang paling besar di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

ها ي� ع ف�� ق ي� مه ف�� ي� Dظ ار ع� د ن�� وف� ى ال�له وان) ب� ض� ف� غ� ي� Oى ال�له وي� ب� ف� ح هما وان) ي�� واه� اس� م ه م� ي� ب� ال� وله اح� ون) ال�له ورس� ك ن) ن�� : ا! مان) ي]� لاوه الا د خ� ه وخ�� ي� ن) ف�� ن) ك� لاثa م� aن�ا )رواه م�سلم( e!ئ ي� اال�له س� سرك�j ن�� ن) ان) ي�� ه م� ي� ب� ال� اح�Artinya:“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, makaakan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya; Mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim)Orang yang bersahabat, bergaül, dan berkomunikasi dengan yang lainnya hanya karena Allah, tandanya adalah senantiasa berusaha untuk mendoakan dengan tulus. Dalam hal ini, Rasulullah saw pernah bersabda:

كj )رواه م�سلم( ال� ل د� aي كj م� : ول� jك ال ال�مل ب� ف� ي� غ� هر ال� Dظ ه ب�� ي� ح�� ل لا خ�� ا ال�ر ادع� د� ا'Artinya:“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)• Takaful (saling bertanggung jawab)Jika ada masalah yang dihadapi, maka diupayakan untuk dipikul atau dipertanggung jawabkan bersama-sama, dan tidak membiarkan salah satu pihak menderita. Dalam peribahasa diungkapkan: ‘Berat sama dipikul ringan sama dijinjing” Rasulullah saw bersabda:

) ارى� خ� ا )رواه ال�ب� eغض� ه ب�� غض� د ب�� aس ي�� ان) ي� ي� ي� ال� ك� ن) م� ن) ال�مو! Oي ن) ب�� م� مو! ال�Artinya:“Seseorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan suatu bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. HR. Bukhari)• TASAMUH (Saling Toleransi)Sikap toleransi dipandang sifat yang sangat baik untuk menciptakan kondisi pergaulan yang lebih harmonis, dengan saling mengoreksi dan saling mengisi

kekurangan masing-masing, sehingga tidak ada seorang pun yang merasa dikecewakan atau disakiti oleh teman bergaul lainnya.C. Menjauhi perbuatan zinaPergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa dan maksiat. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :1. Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.2. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.D. Tata Cara Pergaulan RemajaSemua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :a. Mengucapkan SalamUcapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapansalam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.b. Meminta IzinMeminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harusmeminta izin terlebih dahuluc. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih mudaRemaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalahmemberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.d. Bersikap santun dan tidak sombong

Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkansombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.e. Berbicara dengan perkataan yang sopanIslam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .f. Tidak boleh saling menghinaMenghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.g. Tak boleh saling membenci dan iri hatiRasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaatMasa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.i. Mengajak untuk berbuat kebaikanOrang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.E. Tata CaraPergaulan Lawan Jenis Berdasarkan Repotase Hadist1. Haram Duduk Berdua (Berkhilwat) Dengan Perempuan Bukan Muhram.Uqbah Ibn Amir ra. Menerangkan:“Bahwsannya Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu masuk ke kamar-kamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi SAW menjawab; ipar itu adalah kematian (kebinasaan).”(al bukhari 67:111: muslim 39:8: Al lu’lu-u wal marjan 3;69-70)Nabi tidak membenarkan kita masuk ke kamar-kamar perempuan, maka hal ini memeberi pengertian, bahwa kita dilarang duduk-duduk berdua-duaan saja dalam sebuah bilik dengan seorang perempuan tanpa mahramnya.Ahli hadis tidak ada yang mengetahui nama orang anshar yang bertanya kepada Rasul tentang hukum kerabat-kerabat si suami yang selain dari ayah dan anaknya, masuk ke tempat istri si suami itu. Diterangkan oleh An Nawawy, bahwayang dimaksud dengan Hamwu disini, ialah kerabat-kerabat si suami seperti saudaranya, anak saudaranya dan kerabat-kerabat lain yang boleh mengawini istrinya bila ia di ceraikan atau meninggal.

Yang tidak masuk ke dalam kerabat disini ialah ayah dan anak si suami karena mereka di anggap mahram.Nabi menerangkan bahwa kerabat-kerabat si suami menjumpai si istri itu sama dengan menjumpai kematian, karena menyendiri dalam kamar memudahkan timbul nafsu jahat yang membawa pada kemurkaan Allah dan membawa kepada kebinasaan, atau menyebabkan si suami menceraikan istrinya jika sang suami pencemburu. Jelasnya, takut kepada mudah timbul kejahatan dari kerabat-kerabat itu adalah lebih mudah daripada yang dilakukan oleh yang bukan kerabat. Karena kerabat itu lebih leluasa masuk kedalam bilik-bilik si perempuan dengan tidak menimbulkan prasangka tang tidak-tidak. Mengingat hal ini perlu dihindari masuk ke dalam bilik orang lain.Dikarenakan jika kita berada dalam satu bilik dengan seorang perempuan yang bukan mahram. Dikhawatirkan kita akan terjebak untuk mengikuti hawa nafsu. Apabila seorang bergerak mengikutinya meskipun hanya selangkah.Ia akan terpaksa untuk mengikuti langkah itu dengan langkah berikutnya.Dalam Al-Kafi, Imam As shidiq a.s diriwyatkan berkata: “waspadalah hawa nafsumu sebagaimana engkau mewaspadai musuhmu. Sebab tidak ada musuh yang lebih berbahaya bagi manusia selain kaetundukan pada hawa nafsu dan perkataan lidahnya.”2. Haram melihat perempuan yang Bukan MahramDari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina keduamata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara. Zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan atau tidk dibuktikan oleh kemaluan.(HR. Bukhari Muslim)Dalam Hadits tersebut mengandung arti bahwa hadits Imam Bukhari termasuk zina anggota tubuh , tetapi semuanya tidak hanya dilakukan lewat kemaluan saja melainkan lewat anggota tubuh lainnya. Misalnya pandangan mata karena awal mula timbulnya hasrat dari pandangan mata yang tidak terkontrol atau tidak dijaga terhadap hal-hal yang memancing nafsu birahi , kemudian lisannya bicarayang tidak baik misalnya menggunjing orang lain, berdusta dan berbicara yang tidak menjurus perbuatan yang menimbulkan hasrat dengan lawan jenis.3. Wanita boleh keluar rumah untuk memenuhi hajatnyaAisah r.a. berkata: pada suatu hari saudah binti Zam’ah r.a. keluar dari rumahuntuk suatu keperluan dan ia wanita yang gemuk besar, hampir semua orang mengenalnya, maka dilihat oleh Umar bin Al Khattab dan menegurnya: “ya Saudah,demi Allah engkau tidak samar terhadap kami, karena itu hendaknya engkau perhatikan ketika keluar rumah: Saudah mendengar teguran itu segeralah ia kembali, sedang Rasulullah SAW. Ketika itu sedang makan dirumahku dan ditanganNabi SAW. Maka Saudah masuk dan berkata: ya Rasulallah, aku keluar untuk suatu

hajat tiba-tiba Umar menegur begini kepadaku. Tiba-tiba turunlah wahyu sedang daging masih tetap ditangan nabi SAW. Lalu bersabda: “sungguh telah di izinkanbagi kalian keluar untuk hajatmu”. (HR. Bukhari Muslim).Dari kutipan hadits di atas dapat diketahui bahwa pada hakekatnya wanita diperkenankan keluar rumah walaupun awalnya sahabat Umar melarang perbuatan tersebut.4. Hadits tentang memandang wanita.“Tidaklah seorang muslim yang memandang seorang wanita dalam pandangan pertamanya.Kemudian ia palingkan pandangannya kecuali Allah menjadikannya nilai ibadah yang akan dirasakan kemanisannya.”“Memandang wanita (bukan muhram) merupakan salah satu anak panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut akan Adzab Allah. Maka Allah akan menganugrahkan kepadanya iman yang dirasakan manisnya dalam hatinya.”Islam mengajarkan kita agar selalu menjaga mata kita agar tidak melakukan zinamata.Jikalau ada satu kenikmatan, maka yang pertama itu ibadah dan selanjutnyaitu perangkap syaithan.Karena itulah jauhi dalam memandang wanita secara terus-menerus, karena bisa jadi, yang pertama itu merupakan nikmat Allah dan pandangan yang kedua itu panah iblis.5. Boleh memboncengkan perempuan yang bukan mahram apabila keletihan di jalan.“Azzubair mengawini aku dan ia tidak mempunyai harta di muka bumi ini.Tidak mempunyai budak dan tidak mempunyai apa-apa selain dari seekor unta yang dipergunakan untuk mengangkut air dan selain kudanya.Aku selalu memberi memberi makan kudanya, menimba air, membetulkan timbanya dan merema tepung.Sedang aku tidak pandai membuat roti.Tetangga-tetanggaku dari golongan Anshar membuat roti untukku.Mereka adalah perempuan-perempuan yang benar dan aku mengangkut dengan kepala aku atah-antah biji kurma dari kebun Azzubair dandiberikan Rasulullah kepanya. Tanah itu jaraknya dari rimahku kira-kira 2,3 farsah (1,2 mil).Maka pada suatu hari aku datang sedang biji anak kurma di atas kepalaku.Lalu aku menjumpai Rasulullah, bersamanya ada beberapa orang Anshar. Maka Rasulullah memanggil aku dan berkata;ikh, ikh. Beliau menidurkan untanya untukdapat membawaku dibelakangnya. Aku merasa malu berjalan bersama-sama orang laki-laki. Dan aku ingat tentang kecemburuan Azzubair.Dia orang yang paling cemburuan.Rasulullah menjumpai aku sedang anak kurma ada di atas kepalaku.Dan bersama-sama Nabi SAW ada beberapa sahabatnya lalu Nabi menidurkan untanya supaya aku menungganginya, tetapi aku malu kepada Nabi dan aku mengetahui kecemburuan kecemburuan anda. Maka Azzubair berkata : demi Allah aku memikul atau membawa biji kurma adalah lebih keras teknanannya atas diriku daripada engkau menunggangi unta bersamanya. Asma’ berkata : kemudian Abu Bakar mengirim kepadaku seorang pelayan yang menggantiku dalam pemeliharaan kuda itu. Karenanya seolah-olah Abu Bakar telah memerdekakan aku.” (Al Bukhari

67:107. Muslim 39 : 14, Al lu’lu-u wal Marjan 3: 73-74)Menurut hadits ini adalah hendaknya ada kerjasama antara suami dan istri dalammembina rumah tangga.Dan hadist ini menyatakan pula kebolehan kepada Negara memberikan tanah Negara kepada sebagian rakyatnya. Dan tanak itu tidak dapat dimiliki oleh seseorang, kalau tidak diberikan oleh kepala Negara(pemerintah).Dan pemerintah boleh mencabut kembali dan mengalihkan hak milik tanah kepada orang itu menurut kemaslahatan.Dan pemerintah boleh juga memberi tanah itu sekedar di ambil manfaatnya saja, bukan dengan memberi hak milik atas tanah itu.Demikianlah hukunnya terhadap tanah yang dimiliki oleh Negara.Adapun tanahyang pernah diolah maka dapat dikerjakan oleh seorang tanpa izin pemerintah menurut pendapat malik, Asyafi’i dan jumhur. Menurut Abu Hanifah, harus juga dengan mendapat izin pemerintah lebih dulu.Hadits ini menyatakan kebolehan kita memboncengkan seorang perempuan yang telah kepayahan di jalan.Di samping itu menyatakan pula tentang kerendahan hati Nabi terhadap umatnya.Beliau tidak keberatan memboncengkan Asma’.Kebolehan kita memboncengkan perempuan yang bukan mahram adalah apabila kita menjumpai di suatu tempat di jalan, sedang dia tidak sanggup berjalan lagi khususnya apabila kita bersama-sama dengan orang lain. Akan tetapi ada yang mengatakan sebagai Al Qadhi Iyadh, bahwa membonceng perempuan yang bukan muhrim adalah dari khususiyah Nabi SAW. Tidak dapat dilakukan oleh orang lain.Nabi Memboncengkan Asma’ itu adalah seorang anak perempuan dari Abu Bakar, saudara dari Aisyah dan istri dari Azzubair.Maka dapat dipandang sebagai salahseorang keluarganya.Lebih-lebih lagi Rasulullah adalah orang yang sangat kuat menahan Nafsunya.”BAB IIIPENUTUPKESIMPULANPergaulan yang baik ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hukum syara’, serta memenuhi segala hal yang berhak mendapatkannya masing-masing menurut kadarnya.Islam sebagai agama yang mempunyai karakteristik moderat memberikan batasan pergaulan antara lawan jenis, diantaranya:• Haram Duduk Berdua (Berkhilwat) Dengan Perempuan Bukan Muhram.• Haram melihat perempuan yang Bukan Mahram• Wanita boleh keluar rumah untuk memenuhi hajatnya• Hadits tentang memandang wanita• Boleh memboncengkan perempuan yang bukan mahram apabila keletihan di jalanSARANDemikian makalah kami tentang tata pergaulan lawan jenis.Tugas ini disusun guna memenuhi tugas wajib mata kuliah akhlak tasauf di semester 2. Dan semoga makalah sekiranya bisa bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca.Kami sadar

makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif saya harapkan demi penyempurnaan makalah kami.DAFTAR PUSTAKAPamungkas, imam. 2012. Akhlak muslim modern, bandung: marjaSusanti, reni. 2012. Akhlak tasawuf, curup: LP2 stain curupIlyas, Yunahar. 2011. Kuliah akhlak, Yogyakata: lembaga pengkajian dan pengalaman islam (LPPI)Ali al-Hasyimi, Muhammad. 2004. Muslim ideal, Yogyakarta: mitra pustakahttp://dewandakwahjabar.com/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan-islam/http://rangga-bachdar.blogspot.com/2012/05/akhlak-pergaulan-dalam-islam.h

Larangan Berduaan Tanpa MahramIlustrasi

(Istimewa)

SMP MUGA - Manusia diciptakan sang Kaliq berdasarkan fithrah adalah makhluq sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, melainkan harus ada teman atau pendamping dalam kehidupan didunia. Nah sekarang Admin postingkan artikelAhmad Chuenk, yang memberi  pengetahuan satu diantara beberapa batasan dalam pergaulan yang penting untuk diketahui dan tentunya dipraktikkan dalam kehidupan sosial. selamat menyimak.

Larangan Berduaan Tanpa Mahram

ع م� ه الا مرا! �ر ال� ساف� حزم ولا ي� وم� عهاد� وم� ه الا مرا! ا� ل ن�� لون) رخ�� خ� ول : لاي�� ق ب� ب�� ظ خ� ه و س�لم ي�� مغب رس�ول ال�له ص�لى ال�له ع�لي� ال : س� ه ف� ي� ى ال�له ع� ه رض� ي� وع�ق ق� . م�ي jك ب] ع ا' مرا! م� حج) لق ف�� ط ال : اب�� ق ا، ف�� د� اوك� د� وه ك� ز� ى غ�� ب ف� ي� ي¤ ي ى اك� � ن§ هe و ا' ا ج� ب خ� زح�� ى خ�� ن] مرا! ن) ا' ارس�ول ال�له، ا' ال:ن�� ق ل. ف�� ام رخ�� ق حزم. ف�� ى� م� د�ه  ع�لي�· Terjemahan  Hadits :  "Ibnu Abbas berkata : "Saya mendengar Rasulullah SAW berkotbah, "Janganlahseorang laki-laki bersama dengan seorang perempuan, melainkan (hendaklah) besertanya (ada) mahramnya, dan janganlah bersafar (bepergian) seorang perempuan, melainkan dengan mahramnya. "Seorang berdiri dan berkata : Ya Rasulullah, istri saya keluar untuk haji, dan saya telah mendaftarkan diripada peperangan anu dan anu." Maka beliau bersabda, "Pergilah dan berhajilah bersama istrimu." [Rachmat Syafe'I, Al-Hadits (Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum), Jakarta: PT. Pustaka Setia, 2003, h.217]

Penjelasan Hadits

Larangan tersebut, antara lain dimaksudkan sebagai batasan dalam pergaulanantara lawan jenis demi menghindari fitnah. Dalam kenyataannya, di negara-negara yang menganut pergaulan bebas, norma-norma hukum dan kesopanan

merupakan salah satu pembeda antara manusia dengan binatang seakan-akan hilang. Hal ini karena kesenangan dan kebebasan dijadikan sebagai rujukan utama. Akibatnya, perzinahan sudah bukan hal yang aneh, tetapi sudah biasaterjadi, bahkan di tempat-tempat umum sekalipun. Kalau demikian adanya, apa bedanya antara manusia dengan binatang ?

Oleh karena itu, larangan Islam, tidak semata-mata untuk membatasi pergaulan, tetapi lebih dari itu yaitu, untuk menyelamatkan peradaban manusia. Berduaan dengan lawan jenis merupakan salah satu langkah awal terhadap terjadinya fitnah. Dengan demikian, larangan perbuatan tersebut, sebenarnya sebagai langkah preventif agar tidak melanggar norma-norma hukum yang telah ditetapkan oleh agama dan yang telah disepakati masyarakat.

Adapun larangan kedua, tentang wanita yang bepergian tanpa mahram, terjadiperbedaan pendapat di antara para ulama. Ada yang menyatakan bahwa larangan tersebut sifatnya mutlak. Dengan demikian, perjalanan apa saja, baik yang dekat maupun yang jauh, harus disertai mahram. Ada yang berpendapat bahwa perjalanan tersebut adalah perjalanan jauh yang memerlukan waktu minimal dua hari. Ada pula yang berpendapat bahwa larangan tersebut ditujukan bagi wanita yang masih muda-muda saja, sedangkan bagi wanita yang sudah tua diperbolehkan, dan masih banyak pendapat lainnya.

Sebenarnya, kalau dikaji secara mendalam, larangan wanita mengadakan safaradalah sangat kondisional. Seandainya wanita tersebut dapat menjaga diri dan meyakini tidak akan terjadi apa-apa. Serta merasa bahwa ia akan merepotkan mahramnya setiap kali akan pergi. Maka perjalanannya dibolehkan. Misalnya pergi untuk kuliah, kanotr dan lain-lain yang memang sudah biasa dilakukan setiap hari, apabila kalau kantor atau tempat kuliahnya dekat. Namun demikian, lebih baik ditemani oleh mahramnya, kalautidak merepotkan dan menganggunya.Dengan demikian, yang menjadi standar adalah kemaslahatan dan keamanan.

Begitu pula pergi haji, kalau diperkirakan akan aman, apalagi pada saat ini telah ada petugas pembimbing haji yang akan bertanggung jawab terhadapkeselamatan dan kelancaran para jamaah haji, maka seorang wanita yang pergi haji tidak disertai mahramnya diperbolehkan kalau memang dia sudah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan ibadah haji. (Ahmad/AM)

Seringkali para suami / istri mengabaikan permasalahan berhubungan komunikasi dan bergaul dengan ipar – ipar mereka, sehingga tak jarang mereka kerap akrab, bergaul tanpa batas, bahkan saat sang Ipar tinggal bersama 1 rumah, suami / istri kerap kali melalaikan etika Islam dalam halberbusana, istri tak canggung memakai busana minim didepan Ipar lelakinya,begitu juga sang Ipar adik istri tak canggung menggunakan busana seenaknyadi depan suami kakaknya .. 

Akibatnya, banyak kasus terjadi, dari mulai pandangan hingga boncengan berujung kepada janjian dan terjadilah kecelakaan, ini semua akibat dari kelalaian keluarga dan kelalaian kita dalam hal ilmu ilmu agama Islam.

Ipar Bukanlah Mahrom (Kedudukan Ipar dalam Islam)Defisi mahrom menurut Imam an-Nawawi :

ها اح ل�حزم�ي ب� م�ي� د ي��سي� ي� ي]� ا! كاح�ها ع�لى ال�ي ك�ل م�ن) خ�زم ن��Setiap wanita yang haram untuk dinikahi selamanya, disebabkan sesuatu yang mubah, karena statusnya yang haram. (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 9:105)

Ipar (adik / kakak istri / suami) bukanlah mahrom , khususnya adik / kakaknya sang istri, dia hanya dilarang dinikahi selama si istri masih menjadi istri kita, karena terkait larangan mengumpulkan dua saudara sebagaimana firman Allah:

ن) ي� ئ ح�� يOن) الا! معوا ب�� ج� ن) ي� وا!“(Kalian tidak boleh) menggabungkan dua perempuan bersaudara…” (QS. an-Nisa: 23)Maksudnya, tidak boleh menikahi dua wanita bersaudara, baik saudara kandung maupun sepersusuan.

Artinya jika sang istri sudah bercerai dengan kita, dan istri sudah habis masa ‘iddahnya, kita boleh menikahi ipar kita tersebut.

Ipar adalah Bahaya

Melihat penjelasan diatas, maka kedudukan ipar sama halnya dengan kaum muslimin dan muslimah lainnya, oleh karena itulah Nabi memperingatkan bahayanya :

موث مو ال� ج ال: ال� مو؟ ف� ج �ت ال� ي� �را! ف� ول ال�له، ا! ا رس� ار: ن�� ض ب�� ن) الا! ل م� ال رخ�� ق ساء. ف�� لى ال�ن� ول ع� خ�� م وال�د اك� ن]� ا'“Hati-hati kalian masuk ke tempat para wanita!” Berkatalah seseorang dari kalangan Anshar, “Wahai Rasulullah! Apa pendapat anda dengan ipar?” Beliau menjawab, “Ipar adalah maut.” (HR. Al-Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 5638)Ipar di sini adalah kerabat suami selain ayah dan anak laki-lakinya. Makna “Ipar adalah maut”, kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu, bahwa kekhawatiran terhadap ipar lebih besar daripada orang selainnya. Kejelekanbisa terjadi darinya dan fitnahnya lebih besar. Karena biasanya ia bisa masuk dengan leluasa menemui wanita yang merupakan istri saudaranya atau istri keponakannya, serta memungkinkan baginya berdua-duaan dengan si wanita tanpa ada pengingkaran, karena dianggap keluarga sendiri. Beda halnya kalau yang melakukan hal itu laki-laki ajnabi yang tidak ada hubungan keluarga dengan si wanita. (Al-Minhaj, 14/ 378)

Maka tak pelak lagi, untuk menjaga kemadhorotan yang terjadi lebih besar lagi, Nabi melarangnya secara umum untuk berkhalwat dan berduaan dengan Ipar, sebagaimana sabda beliau :

خ�دك�م لون) ا! خ� هما لا ي�� aال�ي aطان) ن� ي� aن) ال�س ا' ه ف�� امرا! ن�� .“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan adalah orang yang ketiga.” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban 1/436, dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Pemahaman hadits diatas pun tentu saja berlaku bagi wanita pula .

Maka ada beberapa hal yang sebaiknya kita perhatikan dalam bergaul dengan Ipar : 1. Memisahkan ipar dari tempat tinggal suami dan istri2. Jika memang terpaksa 1 rumah, maka ini sebuah perkara yang berat, suami / istri mesti benar benar menjaga diri mereka dan memberikan pengertian pulapada iparnya , sehingga mereka benar benar bisa saling menjaga pandangan, menjaga aurat dan menjaga diri dan hati masing-masing, dan ini sangat berat, karena menjaga khalwat, menjaga segala sesuatunya bukan sebuah hal yang sangat mudah. akan sanggupkah kita ?3. Menjaga pergaulan, sehingga memberlakukan ipar sebagaimana muslim / muslimah lainnya yang bukan mahromnya, artinya tidak halal memboncengnya, tidak halal menyentuh kulitnya, dan lain lainnya..

Jalan terbaik tentulah menjaga dan menutup pintu fitnah bagi keluarga kita, karena tak sedikit kasus perselingkuhan terjadi akibat tidak adanya batasan antara kita dengan ipar, wal’iyadzubillah ..

Disusun Oleh : Muhammad Yusuf Abu Iram

Macam-Macam Zina Bagi Anggota BadanRatings:  (0)|Views: 357 |Likes: 4Published by Yunita NurwidiyaSee more

 MACAM – MACAM ZINA BAGI ANGGOTA BADAN zina itu secara hukum fiqh adalah hubungan suami istri oleh yg bukan suami dan istri.sedangkan ajaran dlm islam adalah jauhilah zina. jadi jangankan melakukan,mendekatinya pun dilarang.ada 6 jalan mendekati zina: mata, telinga, lidah, tangan, kaki dan hati.semuanya perlu dijaga dari mendekati zina.Abu Huraira menyampaikan bahwa Rasulullah (saw) mengatakan: Allah telahmenetapkan bagian dari perzinahan yang seseorang akan terjerumus ke dalamnya. Tidak bisa lari dari itu.Zina mata adalahpandangan yang penuh nafsudan Zina telinga adalah mendengarkan ygmenggairahkan (lagu atau pembicaraan)dan zina dari lidah adalah ucapan cabuldan perzinahan tangan adalah cengkeraman bernafsu (memeluk)dan Zina kaki adalah berjalan (ke tempat) di mana ia berniat melakukan perzinahandan hati merindukan dan menginginkansesuatu yang dia [kemaluannya] mungkin akan atau mungkin juga tidak melakukannya[yaitu berzina]. jadi bisa dimengertikan, kenapa orang tua melarang anaknya pacaran.. :-)wallahu a'lam“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatanyang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra: 32).lihat jg An-Nur: 30 – 31Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. Sabdanya : "Nasib anak Adam mengenai zinatelah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanyamemandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan zinanyamemegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj(kemaluan) hanya mengikuti atau tidak mengikuti." (Hadis Shahih Muslim No. 2282)

Ibnu Abbas r.a.. menyatakan, “Tidak ada yang kuperhitungkan lebihmenjelaskan tentangdosa-dosa kecil daripada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullahsaw. bersabda: „Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pastidia lakukan. Zinanya mata adalah melihat [dengan syahwat], zinanya lisan adalahmengucapkan [dengan syahwat], zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan[pemenuhan nafsu syahwat] …‟.” (HR Bukhari & Muslim) Hadits tersebut menunjukkan bahwa “zina mata”, “zina lisan”, dan “zina hati” itutergolong “mendekati zina”. Namun, disamping tiga macam “zina kecil” ini, masih ada banyak jenis aktivitas “mendekati zina” lainnya, seperti „zina tangan‟, „zina kaki‟, „zina bibir‟, dan „zina-zina bagian tubuh lainnya‟, kecuali alat kelamin. (Kalau bersetubuh

 menggunakan alat kelamin, maka ini bukan lagi “mendekati zina”, melainkan sudahbenar-benar berzina.)Memang, sebagaimana penjelasan IbnuAbbas dalam hadits tersebut, dosa “mendekatizina” itu tergolong “dosa kecil”. Sungguhpun demikian, perbuatan dosa yang “kecil” inicenderung diremehkan oleh pelakunya. Inilah yang dalam hadits di atas disebut sebagai“bagiannya dari zina yang pasti dia [manusia] lakukan”. Padahal, bila diremehkan, yang kecil itu bisa membesar. Ingatlahbahwa perbuatan zinaselalu diawali dengan “mendekati zina” terlebih dahulu! Dengan kata lain, dosa besar iniselalu diawali dengan dosa-dosa kecil. Dengan demikian, kalau dosa-dosa kecil itudiremehkan, maka dosa BESAR sudah menanti.Lagipula, meski dosanya kecil, ancaman siksaannya kelak di alam kubur dan nerakatidaklah ringan. Semua siksaan ini berat.

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya penghuni neraka yang siksaannya yang palingringan itu ialah yang memakai dua sandal dengan kedua talinya (tali di atas sandal) yangterbuat dari api, maka mendidihlah otaknya sebagaimana mendidihnya kuwali (panci daritanak). Orang ini mengira bahwa tidak ada orang yang mendapatkan azab lebih beratdaripada dirinya, padahal ia mendapatkan azab yang paling ringan.” (HR Bukhari &Muslim dari Nu‟man bin Basyir r.a.) 

BAB IIPEMBAHASAN

         A.    Pengertian zina

Zina adalah setiap persetubuhan yang terjadi bukan karenapernikahan yang sah, bukan karena semu nikah, dan bukan pulakarena pemilikan (terhadap hamba). Secara garis besar, pengertianini telah disepakati oleh para ulama islam, meski mereka masihberselisihpendapat tentang manakah yang dikatakan syubhat, yangmenghindarkan hukuman hadd, dan mana pula yang tidakmenghindarkan hukuman tersebut.[1]

Ulama Malikiyah mendefinisikan zina me-wathi nya seoranglaki-laki mukallaf terhadap faraj wanita yang bukan miliknyadilakukan dengan sengaja. Ulama Syafi’iyah mendefinisikan bahwazina adalah memasukkan zakar kedalam faraj yang haram dengantidak syubhat dan secara naluri memuaskan hawa nafsu.

Konsep tentang tindak pidana penzinaan menurut hukum Islamjauh berbeda dengan system hukum barat, karena dengan hukumIslam, setiap hubungan seksual yang diharamkan itulah zina, baikyang dilakukan oleh orang yang telah berkeluarga maupun yangbelum berkeluarga asal ia tergolong orang mukallaf, meskipundilakukan dengan rela sama rela, jadi tetap merupakan tindakpidana.

Konsep syari’at ini adalah untuk mencegah menyebarluasnyakecabulan dan kerusakan aklak serta untuk menumbuhkan pandanganbahwa penzinaan itu tidak hanya mengorbankan kepentinganperorangan, tetapi lebih-lebih kepentingan masyarakat.

Kerusakan moral yang melanda dunia barat menurut para ahlijustru karena diperbolehkannya perzinaan bila dilakukan olehorang dewasa yang dilakukan dengan rela sama rela, sehinggabanyak laki-laki yang berpaling dari kehidupan rumah tangga yangbahagia. Hal ini sudah tentu membuatnya menjadi oaring yang tidakbertanggung jawab, sebab kebutuhan seksualnya dapat terpenuhimelalui hubungan seksual dengan setiap wanita yang bukan istrinyaasal rela sama rela.

Dengan demikian, jelaslah bahwa masalah perzinaan itu tidakhanya menyinggung hak perorangan, melainkan juga menyinggung hakmasyarakat.[2]

B.     Macam-macam Zina Anggota Tubuh

Hadisnya yang berbunyi:

ج ال� ى� ص� ن«� ن) ا ب«� ل ا هي� ا س� ي� د ي�¿ ب� خ� ي� ا وه� ي� د ي�¿ ومى� خ� ام ال�مح�ز� aس و ه� ب]� ا ا! ن«� ر ت� ج� ور ا! ص ي� ن) م� ق ب�� ح ا اس� ي� ي«¿ د خ�jدرك� ا م� ن�� ن) ال�ر� ه م� ي� Oي ض دم ب�� ا! ن) ب«� لى� ا ب� ع� ي ال ك� م ف� ل ه وس� لي� ى� ال�له ع� ل ى� ص� ب� ن) ال�ي� ره ع� ي]� ز ى� ه� ن«� ن) ا ع�

د ي� لام وال� ك اه ال� ن�� سان) ر� ماع وال�ل ي س� ما الا! اه� ن�� ر� ان) ن]� د� ز والا! Dظ ما ال�ي� اه� ن�� ر� ان) ئ� عي� ال� اله ف�� خ كj لام� ل� د�ه ب«� د� ك ن«� و ف�زح) كj ال� ل� ق د� د ض ى وب«� مب� ي هوى وي�� لت� ي�� ق ا وال� ط خ� ا ال� اه� ن�� ل ر� خ�� شa وال�ر ظ ي� ا ال� اه� ن�� ر�

ت�ره( ا وغ� ن�� ه م�ن) ال�ر� Dن) ادم ح�ظ در ع�لى اب�� اث� ف� در ن�� اث� ال�ق ى ك�ي ه م�سلم ف� زج� ) اخ��Artinya: Abdurrahman Ibn Shakhar (Abu Hurairah) Ra. Bahwa Nabi SAW bersabda: “telah

diterapkan bagi anak-anak Adam yang pasti terkena, kedua mata zinanya adalahmelihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berkata-kata,tangan zinanya adalah menyentuh, kaki zinanya adalah berjalan, hati zinanya adalahkeinginan (hasrat) dan yang membenarkan dan mendustakannya adalah kemaluan.(HR. Muslim dalam kitab Qadr bab ketentuan batas-batas ziina dan lainnya bagi anak-anak Adam).[3]1. Yaitu zina dengan kedua mata: memandang wanita yang tidakhalal, misalnya memandang wanita yang bukan muhrimnya.

Rasulullah SAW bersabda:

ز Dظ ال�ي� ن) ي� ي� عي� ا ال� ن�� ر�“Zina kedua mata ialah memandang wanita yang bukan muhrim.” (H.R. Ibnu

Sa’ad, Thabrani, dan Abu Nu’Aim dari Alqamah bin Huwarits)Adapun Rasulullah SAW bersabda:

ر ا ي�! ي� ن) ال�ك م� ا ث ي� ي� ئ� ح�� ßز الا Dظ         ب��

“Memandang wanita ajnabiyyat (bukan muhrim) termasuk dosa-dosa besar” Keterangan: Kata Ajnabiyyat, artinya wanita yang halal

dinikahi. Termasuk dosa besar, yakni jika dalam pandangantersebut menimbulkan nafsu dan kecenderungan hati kepadanya,tetapi jika tidak, tidak termasuk dosa besar.2. Yaitu zina  kedua kaki: Yaitu barjalan ketempat maksiat.Seperti berjalan ke tempat-tempat yang di larang oleh agama.3. Yaitu zina dengan kedua tangan: Yaitu bertindak dengan tangannnya dengan cara kekerasan tanpa alasan yang dibolehkan.

Maka Rasulullah SAW bersabda:

ز Dظ ال�ي� ن) ي� ي� ا ال�عي� ن�� شa و ر� ظ ي� ال� ن) ب]� د ي� ا ال� ن�� ى� ور� aال�مش ن) لي� خ�� ا ال�ر ن�� ر�“ Zina kedua kaki adalah berjalan, dan zina kedua tangan adalah bertindak

dengan kasar, serta zina kedua mata ialah memandang kepada yang tidak halal”4. Yaitu zina kedua telinga, ialah mendengar sesuatu yangmembuka ‘aib seseorang/ mendengarkan yang tidak baik (menguping).5. Yaitu zina lisan, ialah sesuatu yang membuka ‘aib seseorang,beerkata-kata yang kasar, dan  berkata-kata yang tidak benar(menuduh) seseorang berzina,6. Yaitu zina dengan hidung, ialah mencium yang bukan muhrim,atau mencium parfum seseorang yang bukan muhrim apabila Iabersyahwat.7. Yaitu degan faraj, ialah memasukkan kemaluan laki-lakikedalam kemaluan perempuan yang tidak halal disetubuhi/yang bukanmuhrim.

Maka Rasulullah SAW bersabda :

eه ي� ن) س� عي� ي� مل س� ط ع� ي� ح ده ي� ه واخ� ي� ي«� ر�“Melakukan zina satu kaliakan menghapuskan amal selama tujuh puluh tahun.”.[4]

Riwayat Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya disebutkan bahwaRasulullah SAW. Bersabda, “seorang ahli ibadah (pendeta)dari BaniIsrail telah beribadah kepada Allah Taala selama enam puluh tahundidalam tempat ibadahnya (sinagoga). Suatu ketika, hujan turundan bumi subur menghijau. Kemudian, pendeta itu melihat dari

sinagoga dan memperhatikan, lalu berkata, “jika aku turun danberzikir kepada Allah, maka akan bertambahlah kebaikan. “ Laludia turun dengan membawa sepotong atau dua potong roti. Ketikaberjalan, dia bertemu dengan seorang wanita sehingga terjadilahpercakapan yang akhirnya melakukan zina, kemudian dia pingsan.Setelah siuman, dia turun kakali untuk mandi. Tiba-tiba datanglahseorang pengemis, lalu pendeta itu menunjuk dengan tangannyakepada pengemis agar mengambil dua potong roti tersebut, kemudiandia meninggal dunia. Lalu, ditimbanglah ibadahnya selama enampuluh tahun dengan perbuatan zinanya dan ternyata zina tersebutlebih berat timbangannya daripada ibadah selama enam puluh tahun.Lalu, dua roti yang dia sedekahkan disimpan dalam itukebaikannya, maka kebaikannya menjadi lebih berat sehingga diadiampuni.” Demikian tercantum dalam kitab Zawajir.

C.    Unsur-unsur ZinaMeskipun para Ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan

zina, tetapi mereka sepakat terhadap dua unsure zina,yaitu wathi haram dan sengaja atau ada I’tikad jahat. Seseorangdianggap memiliki I’tikad jahat apabila ia melakukan perzinaandan ia tahu bahwa perzinaan itu haram.

Yang dimaksud Wathi haram ialah Wathi pada paraj wanita bukanistrinya atau hambanya yang masuknya zakar itu seperti masuknyaember kedalam sumur dan tetap dianggap zina meskipun adapenghalang antara zakar dengan farajnya selama penghalang itutidak menghalangi kenikmatan.

Dasar keharaman zina dalam syari’at Islam adalah firman AllahSWT sebagai berikut:tûïÏ%©!$#ur öNèd öNÎgÅ_rã�àÿÏ9 tbqÝàÏÿ»ym ÇÎÈ   

žwÎ) #’n?tãöNÎgÅ_ºurø—r& ÷rr& $tB ôMs3n=tB öNåkß]»yJ÷ƒr&öNåk¨XÎ*sù çŽö�xî šúüÏBqè=tB ÇÏÈ   Ç`yJsù 4ÓxötGö/$#uä!#u‘ur y7Ï9ºsŒ y7Í´¯»s9'ré'sù 

ãNèd tbrߊ$yèø9$# ÇÐÈ  Artinya: Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka

atau budak yang mereka miliki Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada

terceIa., Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yangmelampaui batas.(QS. Al-Mukminun:5-7)

Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangandengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luarpeperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu,wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaummuslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasaan inibukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaanini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidakikut tertawan bersama-samanya.

Dan maksud dari kata melampaui batas diatas, ialah zina, atauhomoseksual, dan sebagainya.

Bahkan tidak hanya zinanya yang haram, melainkanmendekatinyapun haram, sebagaimana difirmankan Allah SWT:

Ÿwur (#qç/t�ø)s? #’oTÌh“9$# ( ¼çm¯RÎ) tb%x. Zpt±Ås»sùuä!$y™ur Wx‹Î6y™ ÇÌËÈ  

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatuperbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk(QS. Al-Isra:32).[5]

D.    Zina yang mengharuskan pemberian hukumanSemua bentuk hubungan kelamin yang menyimpang dari ajaran

agama (Islam) dianggap zina yang dengan sendirinya mengundanghukuman yang telah digariskan, karena ia (zina) merupakan salahsatu diantara perbuatan-perbuatan yang telah dipastikan hukumnya.

Batasan zina yang mengharuskan hukuman itu ialah masuknyakepala kemaluan laki-laki (atau seukuran kepala kemaluan itu,bagi orang yang terpotong kemaluannya) kedalam kemaluan wanitayang tidak halal disetubuhi oleh laki-laki yang bersangkutan,tanpa ada hubungan pernikahan antara keduanya, sekalipun tanpakeluarnya sperma. Tetapi jika terjadi perbuatan (mesum) antaraseorang laki-laki dengan seorang wanita tanpa menyentuh daerahterlarang itu, maka atas perbuatan tersebut tidak dapatdijatuhkan hukuman zina, melainkan hanya hukuman taziir.

E.     Klasifikasi pelaku zinaPelaku zina itu diklasifikasikan kedalam dua bagian: Perawan

atau Jejaka dan bukan perawan atau bukan jejaka (Muhshan).

Dan hukuman bagi perawan atau jejaka tersebut. Para Ulamatelah bersepakat, bahwa hukuman yang dikenakan atasdiri perawanatau jejaka yang melakukan zina ialah dera/pukulan sebanyakseratus kali. Dasarnya ialah firman Allah:

èpu‹ÏR#¨“9$# ’ÎT#¨“9$#ur (#rà$Î#ô_$$sù ¨@ä. 7‰Ïnºur$yJåk÷]ÏiB sps�($ÏB ;ot$ù#y_ ( Ÿwur /

ä.õ‹è{ù's? $yJÍkÍ5×psùù&u‘ ’Îû ÈûïÏŠ «!$# bÎ) ÷LäêZä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ÏQöqu‹ø9$#ur Ì�ÅzFy$# ( 

ô‰pkô¶uŠø9ur $yJåku5#x‹tã×pxÿͬ!$sÛ z`ÏiB 

tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇËÈ  Artinya: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang

dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanyamencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan olehsekumpulan orang-orang yang beriman.(surat An-Nur ayat 2)[6]

Dalam PASAL 91, Bila seseorang menuduh orang lain berbuatzina, maka wajib baginya had qadzaf dengan delapan syarat.

Tiga syarat terdapat pada pihak penuduh yaitu:1.    Dia sudah baligh2.    Berakal sehat3.    Bukan orang tua bagi pihak tertuduh.Adapun lima syarat terdapat pada pihak tertuduh yaitu:

1.    Dia orang Islam2.    Sudah baligh3.    Berakal sehat4.    Merdeka5.    Selalu memelihara diri dari perbuatan zina.Orang yang menuduh seseorang berzina tanpa ada bukti did eradengan:

1.    Kalau orang merdeka did era 80 kali.2.    Kalau hamba (budak) did era separonya yaitu 40 kali.[7]

F.     Analisis Saya

Menurut pendapat saya, Adapun dosa-dosa yang ditetapkan Allahkepada anak-anak Adam yaitu ada dua macam: Ialah dosa besar dandosa kecil.

Diantaranya dosa-dosa kecil yaitu: Seperti zina mata, telinga,lisan, kedua tangan, dan kedua kaki dengan bersyahwat. Adapundosa besar yaitu: zina dengan faraj. Maksudnya zina dengan farajdisini ialah memasukkan kemaluan laki-laki kedalam kemaluanperempuan, dan zina ini adalah merupakan dosa terbesar diantaradosa-dosa besar setelah Syirik.

Dan adapun Rasulullah bersabda:Artinya: “Perbuatan zina itu mendatangkan kefakiran.”(H.R. al-Qadhi dan

al-Baihaqi dari Umar bin Khattab).Maksudnya mendatangkan kefakiran disini ialah menyedikitkan

keberkahan rezeki, maka dari itu kira dilarang melakukan zina,disamping merupakan perbuatan keji dan berdosa juga bisamenimbulkan kefakiran atau menghilangkan keberkahan rezeki.

BAB IIIPENUTUP

SimpulanMacam-macam zina anggota tubuh yang telah paparkan diatas:1. Zina dengan kedua mata.2.  Zina dengan kedua kaki,

3. Zina dengan kedua tangan,4. Zina dengan kedua telinga,5. Zina dengan lisan,6. Zina dengan hidung,7. Dan zina dengan faraj.

Karena dalam pandangan tersebut akan menimbulkan nafsu dan kecendrungan hati kepadanya, maka akan termasuk dosa besar.

Maka Rasulullah SAW bersabda:“Tidak ada dosa yang lebih besar dihadapan Allah Ta’ala setelah Syirik

(menyekutukan Allah) daripada seorang laki-laki yang meletakkan air mani’ nya pada seorang wanita yang tudak halal (melakukan zina).” (H.R. Ibnu Abi Dunya dariHaitsim bin Malik ath Tha’i).

Hadis diatas menyatakan bahwa sesungguhnya zina merupakan dosa terbesar dari dosa-dosa besar setelah kufur. Akan tetapi, hadis yang lebih sahih daripada ini menerangkan bahwa membunuh merupakan dosa terbesar setelah menyekutukan Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Bahansi, Fathi. Al-siyasahn al-jinayahDjazuli. 1997. Fiqih Jinayah. Grafindo Persada: JakartaDiibul Bigha, Musthafa. 1984. Fiqih Syafi’i. Bintang Pelajar: JakartaJa’far, Abidin. 2006. Hadits Nabawi.  MT. Furqan: Banjarmasin

Muhammad, Syekh. 1994. Penafsiran Hadis Rasulullah SAW secara kontekstual.Trigenda Karya: BandungRusyd, Ibnu. 1990. Bidayatul Mujtahid. Asy-Syifa: semarangSabiq, Sayyid. 1995. Fiqih Sunah 9. Al-Ma’arif: Bandung

[1] Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Asy-Syifa, (Semarang: 1990). Hal.613

[2] Drs. H. A. Djazuli, Fiqih Jjinayah, PT. Grafindo Persada, (Jakarta: 1997), hal.35-36

[3] H. Abidin Ja’far, Lc., MA, Hadits Nabawi, CV. MT. Furqan, (Banjarmasin: 2006). Hal 63

[4] Syekh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani, Penafsiran Hadis Rasulullah SAW Secara Kontekkstual, Trigenda Karya, (Bandung: 1994), hal. 264-266

[5] Fathi Bahansyi, Al-Siyasah al-Jinayah, hal.36-37[6] Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah 9, PT. Al-Ma’arif, (Bandung: 1995),

hal.93-95[7] Musthafa Diibul Bigha, Fiqih Syafi’I, CV. Bintang Pelajar,

(Jakarta: 1984), hal.448