makalah haji

27
HAJI Disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Fiqih Dosen Pengampu : Dra. Lailatu Rohmah, M.S.I Oleh : Nama : Iswatun Khoiriah NIM : 13480090 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Transcript of makalah haji

HAJI

Disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Fiqih

Dosen Pengampu : Dra. Lailatu Rohmah, M.S.I

Oleh :

Nama : Iswatun Khoiriah

NIM : 13480090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat

dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

gigih memperjuangkan agama yang haq ini sehingga sampai pada

kita semua.

Alhamdulillahirrabbil’alamin, makalah tentang Haji dapat

terselesaikan dengan baik, semoga kita semua suatu saat nanti

dapat berkunjung ke Baitullah aamiin. Karena ibadah Haji

merupakan salah satu rukun Islam yang terakhir, betapa

bahagianya kita bila mampu menyempurnakan.

Penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas mata

kuliah Pembelajaran Fikih MI, semoga makalah ini dapat

membantu teman-teman untuk memperdalam materi pembelajaran

fikih.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

membantu kelancaran penyusunan makalah ini. Penyusun berharap

tulisan ini dapat bermanfaat bagi semuanya, kritik dan saran

kami harapkan guna perbaikan dalam menyusun makalah ini dan

makalah-makalah selanjutnya.

Yogyakarta, 10 April 2014

Penyusun

3

4

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................... 1

Kata Pengatar .................................... 2

Daftar Isi ....................................... 3

BAB I

Pendahuluan ...................................... 4

A. Latar Belakang .............................. 4

B. Tujuan ...................................... 4

C. Rumusan Masalah ............................. 4

BAB II

Pembahasan ....................................... 5

A. Definisi Haji ............................... 5

B. Dasar Hukum ................................. 5

C. Syarat Ibadah Haji .......................... 6

D. Rukun Haji .................................. 7

E. Wajib Haji .................................. 10

F. Larangan Saat Berhaji ....................... 12

G. Perbedaan Haji dan Umrah .................... 13

H. Macam-macam Haji ............................ 14

BAB III

PENUTUP .......................................... 16

A. Kesimpulan .................................... 16

B. Saran ......................................... 16

Daftar Pustaka ................................... 17

a.

5

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGTelah ditetapkan dari Nabi SAW dalam hadis Bukhori dan

Muslim bahwa beliau bersabda : “ Islam itu dibangun atas

lima dasar “ yaitu : 1) Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain

Allah dan Muhammad itu utan Allah, 2) Menegakkan sholat, 3)

Menunaikan zakat, 4) Puasa Ramadhan, 5) Pergi haji ke

baitulah.

Haji adalah salah satu rukun dari rukun Islam, tidak

sempurna Islamnya seseorang yang mampu menunaikan ibadah

haji sampai ia berhaji. Tetapi merupakan nikmat Allah

ta’ala bahwa haji itu diwajibkan sekali seumur hidup.

Melaksanakan haji itu hanya untuk mencari ridha Allah

semata, tidak riya’ dan sum’ah. Melaksanakannya juga

hendaklah sesuai dengan apa yang dituntunkan Nabi SAW.

B. TUJUAN

Mengetahui definisi dari haji, kemudian mengetahui

dasar hukum, cara pelaksanaan, syarat dan rukun serta apa

saja hal-hal yang dilarang dalam berhaji.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari haji?

2. Apa dasar hukum dari haji?

3. Bagaimana cara pelaksanaan haji?

4. Kapan waktu pelaksanaan haji?

5. Apa syarat dan rukun haji?

6

6. Apa saja hal yang dilarang dalam haji?

7

BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISI HAJIHaji (al-hajju) dalam bahasa Arab berarti al- qashu yaitu

menyengaja atau menuju. Dalam istilah syara’ al-hajjberarti sengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan ibadahtertentu.

Haji termasuk ibadah yang telah dikenal pada syariatagama-agama terdahulu, sebelum Islam. Nabi Ibrahim danIsma’il membangun Ka’bah sebagai rumah ibadah untmenyembah Allah semata dan beliau menyeru umat manusiauntuk berhaji ke Baitullah. Orang-orang mematuhiseruannya, datang dari berbagai penjuru dan mempelajaridasar-dasar agama tawhid.1

Menurut pengertian bahasa (lughah), haji mempunyai

arti: لصد .yaitu menyengaja atau menuju ال�ق�Menurut pengertian syara’, yang dimaksudkan dengan

haji yaitu: menyengaja mengunjungi Ka`bah atau Baitullahdi tanah suci Makkah untuk melakukan beberapa amalibadah, dengan tata cara dan syarat-syarat tertentu.2

B. DASAR HUKUM HAJIPara ulama telah sepakat bahwa melaksanakan ibadah

haji itu wajib hukumnya bagi setiap umat Islam yangmampu.3

Ibadah haji termasuk rukun Islam yang diwajbkansekali seumur hidup berdasarkan firman Allah sebagaiberikut : 4

1 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 2072 Nursyamsudin, fiqih, hlm 1923 Ibid4 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 208

8

...

Artinya : “….. mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadapAllah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan keBaitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), makasesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semestaalam” (QS.Ali Imran : 97).

Kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, sedangkanhaji berikutnya hukumnya sunah. Sabda Rasulullah saw.

ع و ط هو ت�� اد ف�� ة� ف��من� ز� مر حج� ل� ا#Artinya :“Haji itu wajibnya hanya satu kali, dan selebihnya adalah sunnah”(HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah)

Sabda Rasulullah SAW :

ام ي' وص� حج� اة� وال� ك� اء ال�ز� ي� ي/' لاة� وا1 ام ال�ص ق�� وا1 د اهلل وح� ن� ي�' لى ا# ع� مسة� لى خ�� لام ع� س� الا1ان� ص� زم�

Artinya: “Islam itu ditegakkan atas lima dasar yaitu: bersaksi bahwa tiadaTuhan selain Allah dan bahwa nabi Muhammad itu utusan Allah, mendirikansalat, menunaikan zakat, mengerjakan haji, dan berpuasa pada bulanRamadan”. (HR. Bukhari dan Muslim)

C. SYARAT IBADAH HAJISyarat wajib haji adalah sifat-sifat yang harus

dipenuhi oleh seseorang sehingga dia diwajibkan untukmelaksanakan haji, dan barang siapa yang tidak memenuhisalah satu dari syarat-syarat tersebut, maka dia belumwajib menunaikan haji.5

Kewajiban haji ini dibebankan atas orang yang telahmmenuhi beberapa persyaratan, yaitu :

5 Nursyamsudin, fiqih, hlm 194

9

1. Islam. Seperti ibadah lainnya, haji tidak wajib dantidak sah dilakukan oleh orang kafir.

2. Baligh.3. Berakal.4. Merdeka, sebab tuan seorang budak berhak atas manfaat

dirinya, dan membebankan kewajiban haji atas budakdapat merugikan kepentingan tuannya. Nabi bersabda :

رى ة� اخ�� Hج ة ح� علي' ق� ف�� ت� م اع� Sث� ج� د ح� Hي ما ع� 'Wي اArtinya : seorang hamba yang telah haji, kemudian dimerdekakan, maka wajib atasnya haji sekali lagi.

5. Mampu. Allah SWT menyatakan bahwa haji itu adalah bagimereka yang mampu. Para ulama menafsirkan kemampuan(istita’ah) itu dengan :a. Tersedianya bekal untuk perjalanan pergi dan

kembali selama berada di tanah suci.b. Tersedianya kendaraan, baik dengan memiliki atau

dengan menyewa, dengan harga atau sewa yan pantas.(kendaraan disyaratkan bagi mereka yang tempattinggalnya jauh).

c. Aman di perjalanan, artinya tidak ada ancaman yangberarti terhadap jiwa, kehormatan, dan hartanya.

d. Memugkinkan melakukan perjalanan. Artinya, setelahseseorang mendapatkan biaya, masih tersedia cukupwaktu untuk melakukan perjalanan haji. 6

Akan tetapi haji yang dilakukan oleh anak kecil danbudak tidak menggugurkan kewajiban hajinya sebagaiseorang Muslim, menurut pendapat yang lebih kuat,berdasarkan hadits:“Barang siapa (seorang budak) melaksanakan haji, kemudian iadimerdekakan, maka ia berkewajiban untuk melaksanakan haji lagi, barangsiapa yang melaksanakan haji pada usia anak-anak, kemudian mencapaiusia baligh, maka ia wajib melaksanakan haji lagi.“

Adapun “mampu” hanya merupakan syarat wajib haji.Apabila seorang yang “tidak mampu” berusaha keras dan

6 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 210-211

10

menghadapi berbagai kesulitan hingga dapat menunaikanhaji, maka hajinya dianggap sah dan mencukupi. Hal iniseperti shalat dan puasa yang dilakukan oleh orang yangkewajiban tersebut telah gugur darinya. Maka shalat danpuasanya tetap sah dan mencukupi.7

D. RUKUN HAJIRukun yaitu sesuatu yang tidak sah haji melainkan

dengan melakukannya, dan ia tidak boleh diganti dengandam (menyembelih binatang disebabkan melakukan hal-halyang dilarang dalam pelaksanaan ibadah haji).8

1. IhramIhram (niat). Yakni berniat memulai ibadah haji atau

umrah dengan mengenaka pakaian ihram yaitu slendangyang menutup bagian badan atas kecuali kepala dansarung yang menutup badan bagain bawah.9

Yang dimaksud dengan ihram yaitu berniat untukmemulai ibadah haji. Nabi SAW bersabda :

ات� ي' ا ل�ن\ Hمال ب� ما الاع� اي��Artinya : “sesungguhnya, tiap-tiap amal hanya (sah)dengan niat…(Muttafaq ‘Alayh).

Berdasarkan hadits ini jelaslah bahwa niat (ihram)haji temasuk rukun haji. Akan tetapi, melakukan ihramdari miqat merupakan salah satu wajib haji. Miqat ituada dua macam, yaitu miqat zamani dan miqat makani.

Miqat zamani bagi ibadah haji adalah bulan-bulanSyawal, Zu al-qa’dah dan sepuluh hari dari bulan Zual-hijjah. Ihram untuk haji tidak sah dilakukankecuali pada bulan-bulan ini.

Miqat Makani ialah tempat-tempat yang ditentukanuntuk melakukan ihram, menurut daerah asal atau arahdatangnya dalam perjalanan ke Makkah.

7 Nursyamsudin, fiqih, hlm 1958 ibid9 Ibid, hlm 196

11

Orang yang dalam perjalanannya tidak melewati salahsatu miqat ini, maka miqatnya adalah tempat yangsetentang dengan miqat terdekat dengan jalan yangdilaluinya.

Bagi orang yang bertempat tinggal atau muqim diMakkah muqatnya adalah kota Makkah itu sendiri,sedangkan orang yang tinggal di luar kota Makkah,tetapi tidak melampaui salah satu dari miqat tersebutdiatas, maka miqatnya adalah desanya sendiri, danmereka ihram dari tempat tinggalnya.10

Sunnah dalam persiapan melakukan ihram :1. Mandi, sekalipun ia perempuan yang sedang haid atau

nifas. Dalam hadits Zayd ibn Sabit disebutkan :“Nabi SAW mandi untuk melakukan ihramnya.(HR.Tirmidzi).

2. Menanggalkan pakaian berjahit yang sedangdipakainya.

3. Memakai izar (sarung), rida’ (selendang) dan sandal. Dansebaiknya kain selendang itu berwarna putih. (HR.AbuDawud dan Tirmidzi).

4. Memakai wangi-wangian pda tubuhnya.5. Melakukan shalat dua rakaat.

Selanjutnya, setelah melakukan hal-hal inibarulah ihram dilakukan dengan berniat melakukanhaji, sambil mengucapkan talbiyah.11

2. WuqufArtinya hadir di Arofah mulai dari tergelincir

matahari (waktu dzuhur) tanggal 9 dzulhijjah sebelumterbit fajar pada tanggal 10 dzulhijjah. Arofah adalahnama suatu padang disebelah timur kota Makkah yangjaraknya kurang lebih 9 mil.12

10 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 214-21511 Ibid, hlm 216-21712 Nursyamsudin, fiqih, hlm 196

12

Wuquf dilaksanakan di Arafah pada waktu antaratergelincir matahari pada hari Arafah sampai terbitfajar pada hari idul Adha.

Sunnah melaksanakan wuquf :1. Mandi.2. Berwuquf di dekat al-sakhrat, jabal al-Rahmah,

yakni tempat Nabi melakukan wuqufnya.3. Menghadap ke Kiblat, karena Nabi SAW juga selalu

menghadap qiblat, dan itulah arah yang terbaikpada setiap majlis.

4. Banyak berdo’a, untuk dirinya, orang tuanya, dansebagainya. Diantara doa yang baik diucapkanalah :

كd لة 'fي ر Sدة لاش اهللi وح� لاالة الا5. Mengangkat tangan ketika berdo’a.6. Berwuquf sejak tergelincir matahari sampai

terbenamnya.13

3. ThawafThawaf adalah mengelilingi ka`bah sebanyak tujuh

kali putaran, dimulai dari hajar aswad, dengan posisika`bah disebelah kiri orang yang thawaf.14

Thawaf yang menjadi rukun haji ialah thawaf ifadah.Para ulama telah ijma’ bahwa itulah yang dimaksudkandalam ayat :

... Artinya :”…dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazarmereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawafsekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al-Hajj : 29).

Selain thawaf ifadah yang menjadi rukun haji, adadua thawaf yang berkaitan engan pelaksanaan haji, yaituthawaf qudum, sunnah dilakukan ketika tiba di Makkah,

13 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 23014 Nursyamsuddin, Fiqih, hlm 196

13

dan thawaf wada’ yang diwajibkan ketika hendakmeninggalkan kota suci itu.

Thawaf artinya mengelilingi baitullah sebanyak tujuhkali, dengan memenuhi beberapa syarat, yaitu :

1. Menutup aurat2. Thahrah dari hadats dan najis pada badan, pakaian

dan tempat.3. Menempatkan baitullah di sebelah kirinya.4. Dimulai dari hajar aswad.5. Thawaf itu dilakukan dalam masjid, tetapi diluar

baitullah.15

4. Sa’iSa’i yakni berlari kecil antara bukit shofa dan

bukit marwah.16

Dalam mengerjakan sa’i, harus diperhatikanketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Sa’i mesti dikerjakan setelah melakukan thawafterlebih dahulu, sesuai contoh yang diberikanoleh Rasulullah SAW. Bila sa’i tidak dikerjakansetelah thawaf qudum, maka ia harus dikerjakansetelah thawaf ifadah.

2. Tartib, dimulai dari Shafa.3. Sa’i itu mesti dikerjakan tujuh kali dengan

ketentuan bahwa perjalanan dari Shafa ke Marwahdihitung satu kali, dan berikutnya dari Marwah keShafa pun demikian.

Dalam beberapa hadits, Nabi SAW melakukan sa’isetelah selesai thawaf. Beliau naik ke atas bukitShafa, sehingga baitullah tampak olehnya, kemudianbeliau menghadap ke sana, bertakbir dan mengucapkandzikir dan doa seraya mengangkat tangannya. 17

5. Tahalul15 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 22316 Nursyamsuddin, Fiqih, hlm 19617 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 227-228

14

Yang dimaksud tahalul adalah penghalalan beberapalarangan dalam berihram. Adapun penghalalannyaseperti: memakai pakaian biasa, memakai wangi-wangian,bercukur, dan lain sebagainya. Kecuali nikah danmenggauli istrinya, masih tetap dilarang (haram),sampa selesai thawaf ifadhah yang dinamakan tahalulkedua.18

Setelah melakukan tahalul, masih berkewajibanmalanjutkan pekerjaan hajinya yang belum selesai,yaitu melempar jumrah dan bermalam di Mina pada haritasyriq.19

6. TertibDalam hal ini tertib berarti melaksanankan rukun-

rukun haji ssuai dengan urutan yang semestinya. Ihrammesti dikerjakan sebelum melakukan yang lainnya, wuqufharus lebih dulu sebelum thawaf ifadhah, dan thawafmesti lebih dahulu daripada sa’i kecuali bila sa’itelah dikerjakan setelah thawaf qudum.20

E. WAJIB HAJI1. Ihram (yakni niat berhaji dari Miqot)21

2. Bermalam di MuzdalifahWaktu bermalam di Muzdalifah ialah pada malam hari

nahar, setelah selesai melakukan wuquf di Arafah.Firman Allah SWT :

Artinya : “…Maka apabila kamu telah bertolak dari ´Arafat,berdzikirlah kepada Allah di Masy´arilharam. Dan berdzikirlah (denganmenyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dansesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orangyang sesat”. (QS. Al-Baqarah : 198)

18 Nursyamsuddin, Fiqih, hlm 19619 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 23520 Ibid, hlm 23621 Nursyamsuddin, Fiqih, hlm 196

15

Masy’arilharam yang dimaksudkan dalam ayat ituadalah Muzdalifah yang juga disbut Jam’. Beberapaulama tabi’in memasukannya pada fardhu haji, apabilameninggalkannya akan diwajibkan qadha tahunberikutnya, Jumhur mengatal=kan itu wajib, biladitinggalkan mewajibkan dam, tetapi ada juga yangmengatakan sunnah.

Dalam beberapa riwayat Nabi SAW bertolak dari Arafahsetelah terbenam matahari, berjalan dengan tenang,tetapi ditempat-tempat yang lapang beliau mempercepatjalan kendaraannya, dan melakukan shalat maghrib danisya’ dengan jama’ di Muzdailifah, dan tetap diMuzdalifah sampai terbit fajar kemudian shalat subuh. 22

Pada waktu berada di Muzdalifah, disunnahkan pulamengambil batu-batu untuk digunakan melempar jumrahpada hari sesudahnya. Sebelum bertolak ke Mina untukmelempar jumrah ‘Aqabah, setelah subuh Nabi naik keQazh untuk berdo’a sampai cahaya matahari menguningdari timur sebelum matahari terbit.23

3. Bermalam di MinaYakni bermalam di Mina. Mina merupakan kota antara

Makkah dan Muzdalifah, yang jaraknya 8 km dari kotaMakkah dan 5 km dari Muzdalifah.24

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa Nabi SAWbermalam di Mina selama hari-hari tasyriq.25

4. Melempar JumrahPada hari Nahr 10 Zulhijjah, di Mina dilakukan

melempar jumrah Aqobah dengan tujuh batu. Melemparjumrah ini disunnahkan setelah terbit matahari.

Kemudian pada hari-hari tasyriq, setiap haridilakukan pelemparan tiga jumrah, mulai dari jumrah

22 Ibid, hlm 23123 Ibid, hlm 23224 Nursyamsuddin, Fiqih, hlm 19625 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 235

16

pertama yang berada dekat masjid al-Khayf atau jumrahUla, jumrah kedua jumrah Wustho dan jumrah Aqabah,masing-masing dengan tujuh batu. Waktu yang baik untukmelempar yaitu mulai tergelincirnya matahari sampaiterbenamnya matahari seriap hari,

Pada setiap kali melempar, disunnahkan membacatakbir. Dan setelah selesai melemparkan tujuh batupada jumrah pertama disunnahkan berhenti beberapawaktu untuk berdo’a, begitu pula pada jumrah kedua,namun Nabi tidak berhenti setelah jumrah ketiga.

Bila seseorang tidak mampu melakukannya, karenasakit misalnya, maka boleh meminta orang lain untukmenggantikannya.26

5. Thawaf Wada’Thawaf Wada’ yakni thawaf yang diwajibkan ketika

hendak meninggalkan kota Makkah.27 Thawaf wada’ adalah sebagai penghormatan terakhir pada

Masjidil Haram. Jadinya thawaf wada’ adalah amalanterakhir bagi orang yang menjalankan haji sebelum iameninggalkan Mekkah, tidak ada lagi amalan setelah itu.Dari  Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

ض� ات�# ح ال� ن� ف� ع� ف� ة خ�� �Wن لا ا# ، ا1 ت� ي' sن ال� Hم ب� هده� ر ع� خ�� wون� ا ك ن� ب�' اس ا# مر ال�ي� ا#Artinya : “Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinyaadalah di Baitullah (dengan thowaf wada’) kecuali hal ini diberikeringanan bagi wanita haidh.” (HR. Bukhari no. 1755 danMuslim no. 1328).28

F. LARANGAN SAAT BERHAJI

Beberapa perbuatan yang haram dilakukan selama

berihram, dan orang yang melanggarnya wajib membayar dam.

Larangan tersebut ialah :26 Ibid, hlm 232-23327 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 22328 http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/thawaf-wada-akhir-haji.html

17

1. Mencukur rambut, Allah SWT berfirman :

...

... Artinya : ”…dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korbansampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakitatau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblahatasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban.”(QS. Al-Baqarah : 196)

Ayat ini jelas melarang mencukur rambut kepala,tetapi para ulama mengatakan bahwa larangan itu jugameliputi perbuatan memendekan atau mencabut rambut,baik yang ada di kepala maupun pada bagian badanlainnya.

2. Menyisir atau meminyaki rambut, karena perbuatanmenghias diri tidak sesuai dengan keadaan ibadah. Bilarambutnya ada yang gugur ketika menyisirnya, iadikenakan wajib fidyah. 29

3. Memotong kuku, hal ini di qiyaskan kepada mencukurrambut, berdasarkan persamaan keduanya merupakanperbuatan menghias diri.

4. Menutup kepala bagi laki-laki, dan menutup muka bagiperempuan.

5. Memakai pakaian berjahit.6. Memakai wangi-wangian, baik di badan maupun di

pakaiannya.7. Melakukan aqad nikah. Orang yang sedang berihram tidak

dibenarkan melaksanakan aqad nikah baik sebagai suami,sebagai wali, atau sebagai wakil dari mereka. Nabi SAWbersabda :

كج ي� 'Wي محرم ولا كج ال� ي� 'Wي لا29 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 219

18

Artinya : “orang yang sedang ihram tidak menikah dan tidak pula menikahkan. (HR. Muslim).

8. Bersetubuh, dan mubasyarah dengan syahwat. Allah SWT berfirman :

...

Artinya : “…maka barang siapa yang menetapkan niatnya dalambulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasikdan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji”.(QS.Al-Baqarah:197)

9. Membunuh binatang buruan. Firman allah SWT :

... Artinya : “…dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruandarat, selama kamu dalam ihram…”. (QS. Al-Maidah : 96).30

G. PERBEDAAN HAJI DAN UMRAHAllah SWT menyebut umrah bersamaan dengan haji pada ayat :

Artinya : “dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karenaAllah.”(QS. Al-Baqarah :196)

Dari ayat ini jelaslah bahwa umrah itu disyari’atkandalam Islam. Akan tetapi, mengenai hukumnya, masihterdapat perbedaan fatwa para ulama.31

Di samping memiliki sejumlah kesamaan, ada banyakpula hal yang membedakan antara ibadah haji dengan umroh,perbedaan tersebut meliputi perbedaan waktu, banyaknyatempat, dan dalam tata cara pelaksanaannya.

Perbedaan haji dan umrah adalah :1. haji hanya dilakukan pada bulan haji, yaitu

tanggal 9-13 Zulhijjah, sedangkan umrah dapatdilakukan kapan saja.

2. haji dilakukan tidak hanya di Makkah, akan tetapijuga wuquf di Arafah dan jumrah di Mina. Adapunumrah hanya dilakukan di Masjidil Haram, di

30 Ibid, hlm 219-22231 Ibid, hlm 238

19

Mekkah, yaitu dengan melaksanakan ritual tawafdan sa’i.

HAJI UMRAH Pelaksanaan ibadah haji dapat

ditempuh dengan tiga cara, yaitu:1. Setelah melaksanakan tahallul

umroh (sudah berganti dengan pakaian biasa), pada 8 Zulhijjah, jamaah berpakaian ihrom lagi untuk melaksanakanibadah haji. Ini disebut HajiTamattu’

2. Setelah melaksanakan umrah tidak bertahallul (tetap dalam pakaian ihram), kemudian langsung melaksanakan ibadah haji. Inidisebut Haji Qiran.

3. Melaksanakan ibadah haji sajatanpa umrah terlebih dahulu. Ini disebut Haji Ifrad.

Tanggal 8 Zulhijjah disebut hariTarwiyyah, di mana seluruh jamaah haji setelah berpakaian ihram berangkat menuju padang Arafah untuk melaksanakan wukuf.

Tanggal 9 Zulhijjah, sekitar waktu Magrib, jamaah haji berangkat ke Muzdalifah dan menginap satu malam di sana, sambil memungut batu-batu kecil sebanyak 70 buah.

Tanggal 10 Zulhijjah pagi-pagi (masih gelap), jamaah harus sudah ada di Mina untuk melaksanakan Jumratul ’Aqabah, yaitu melemparkan 7 buah batu dengan 7 kali lemparan di satu tempat.

Setelah tahallul, jamaah melaksanakan penyembelihan kurban di Mina.

Siang harinya berangkat ke Makkah untuk melaksanakan tawaf

Melakukan ihram, yaitu memakai pakaian ihram setelah mandi dan berwudhu,kemudian shalat dua rakaat dan berniat ihram.

Tempat berangkatnya adalah salah satu dari tempat-tempat berikut ini, yaitu:

1. Dzulhulaifah untuk jamaah yang berangkat dari arah Madinah2. Juhfah untuk jamaah yang

berangkat dari arah Mesirdan Syria

3. Qarnulmanazil untuk jamaah yang berangkat dari arah Najd

4. Yulamlam untuk jamaah yang berangkat dari arah Yaman, India, Asia Tenggara

5. Dzati Iraq untuk jamaah yang berangkat dari arah Irak

6. Makkah untuk jamaah yang berangkat dari Mekah

Kemudian berangkat menuju Masjidil Haram, lalu melakukan tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah tujuh kali dimulai dari arah HajarAswad, di mana Ka’bah beradadi sebela kiri orang yang tawaf.

Dilanjutkan dengan melakukansa’i, yaitu lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah.

Setelah sa’i, jamaah melakukan tahallul, yaitu dengan memotong rambut sedikit agar bebas dari

20

ifadhah. Sebelum Magrib tanggal 10, jamaah sudah harus berada di Mina lagi.

Tanggal 11, 12, 13 (atau hanya tangal 11 dan 12 saja, jamaah pulang ke Makkah sebelum waktu Magrib tanggal 12) untuk melaksanakan umrah lanjutan dengan melemparkan batu pada tiga tempat, yaitu 7 batu dengan7 lemparan (sehari 21 kali lemparan).

Selesai jumrah seluruhnya, jamaah menuju kota Makah untuk bersiap pulang ke tanah air.

Menjelang pulang diperintahkan untuk melaksanakan tawaf wada’ atau tawaf perpisahan.

ketentuan-ketentuan ihram. Setelah tahallul ini, selesai pulalah ibadah umrah. 32

H. MACAM-MACAM HAJIDari segi hukumnya, haji terbagi dua, wajib dan

sunnah. Seperti telah di-kemukakan pada bagian lalu, padadasarnya haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup atasorang yang mampu melakukannya, dan ini disebut jugadengan haji Islam, karena merupakan salah satu rukunIslam. Haji sunnah adalah haji yang dilakukan sebagaitambahan setelah lebih dahulu menunaikan haji wajib.

Menurut cara pelaksanaannya, haji itu ada tigamacam, yaitu ifrad, tamattu’ dan qiran. 33

Berikut ini akan dijelaskan tiga macam cara itudengan singkat :

a. IfradHaji ifrad adalah orang yang berniat saat

ihramnya hanya untuk haji saja. Ia mengucapkan ( dك 'iiiي sل�ن حج� Hب�)  kemudian memasuki Mekah untuk thawaf qudum, danterus ihram hingga datang waktu haji. Kemudian ia

32 http://islamobile.net/?p=9933 Lahmuddin Nasution, Fiqih Ibadah, hlm 240

21

tunaikan manasik haji; wukuf di Arafah, mabit diMuzdallifah, melontar jumrah Aqabah, thawaf ifadhah,sa’iy antara Shafa Marwa, bermalam di Mina untukmelontar jumrah pada hari tasyriq. Kemudian setelahusai menunaikan seluruh manasik haji itu ia tahallulkedua, lalu keluar dari Mekah memulai ihram yangkedua dengan niat umrah, jika mau melaksanakanmanasiknya.

Haji ifrad adalah manasik paling afdhal menurutSyafi’i dan Maliki karena dengan manasik ini tidakmembayar dam. Dan kewajiban dam adalah untukmenambal kekurangan yang ada. Sebagaimana hajiRasulullah saw, menurut mereka adalah ifrad.

b. Tamattu’Haji tamattu’ adalah haji dengan terlebih

dahulu ihram untuk melaksanakan umrah dari miqat.

Dengan mengucapkan ( عمiiiiرة� Hب� dك 'iiiiي sل�ن)  kemudian memasuki kotaMekah, menyempurnakan manasik umrah thawaf dan sa’ilalu memotong atau mencukur rambut, kemudiantahallul dari ihram. Halal baginya segala laranganihram termasuk berhubungan suami istri. Ia dalamkeadaan demikian sehingga dating tanggal 8Dzulhijjah lalu ihram haji, melaksanakan manasiknyawukuf di Arafah, thawaf, sa’i dsb. Ia melaksanakanseluruh  manasik umrah, kemudian melaksanakanmanasik haji dengan sempurna pula. Haji tamattu’adalah cara paling afdhal menurut mazhab Hambali.

Syarat haji tamattu adalah memadukan umrah danhaji dalam satu perjalanan di satu musim (bulan)haji di tahun yang sama menurut jumhurul fuqaha’.Mazhab Hanafi menambahkan syarat lain yaitu: bukanpenduduk Mekah, seperti dalam firman Allah: 

.... 22

Artinya : “…. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagisiapa yang ingin mengerjakan `umrah sebelum haji (di dalam bulanhaji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. (QS.Al Baqarah: 196)

c. QiranHaji qiran adalah dengan berniat ketika ihram

sekaligus haji dan umrah dengan mengucapkan:kemudian memasuki Mekah thawaf qudum, dan terusdalam keadaan ihram sehingga datang waktumelaksanakan manasik haji. Ia melaksanakan manasikitu dengan sempurna, wuquf di Arafah, melontarjumrah, thawaf ifadhah, sa’i antara Shafa dan Marwaserta manasik lainnya. Ia tidak berkewajiban thawafdan sa’i lain untuk umrah, cukup dengan thawaf dansa’i haji. Seperti yang pernah Rasulullah katakanakepada Aisyah RA : thawaf-mu di Ka’bah dan sa’i-muantara Shafa dan Marwa sudah cukup untuk haji danumrahmu” HR. Muslim.

Haji Qiran adalah haji yang paling afdhalmenurut mazhab Hanafi.

Bagi orang menunaikan haji tamattu’ dan qiranwajib menyembelih hewan hadyu, minimal seekorkambing, dan jika tidak mampu bias diganti denganpuasa sepuluh hari: tiga hari di antaranya dilakukanpada waktu haji, (setelah memulainya dengan ihram) dan yang afdhal pada sepuluh hari pertamaDzulhijjah, diperbolehkan pula puasanya pada haritasyriq juga seperti dalam hadits Al Bukhari: Tidakada rukhshah berpuasa di hari tasyriq kecuali bagiorang yang tidak mendapatkan al hadyu. Jika puasatiga hari lewat waktunya maka ia wajibmengqadha’nya. Dan tujuh hari lainnya ketika sudahkembali ke tanah air, tidak disyaratkanberkelanjutan puasa itu  kecuali pada tiga haripertama.  Dan tujuh hari berikutnya tidak wajib 

23

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN Haji (al-hajju) dalam bahasa Arab berarti al- qashu yaitu

menyengaja atau menuju. Dalam istilah syara’ al-hajjberarti sengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukanibadah tertentu.

Haji termasuk ibadah yang telah dikenal pada syariatagama-agama terdahulu, sebelum Islam. Nabi Ibrahimdan Isma’il membangun Ka’bah sebagai rumah ibadah untmenyembah Allah semata dan beliau menyeru umatmanusia untuk berhaji ke Baitullah. Orang-orangmematuhi seruannya, datang dari berbagai penjuru danmempelajari dasar-dasar agama tawhid.

Syarat Wajib Haji :a. Islam.b. Baligh.c. Berakal.d. Merdeka,e. Mampu

Adapun Rukun Haji sebagai berikut :a. Ihram (niat).b. Wukuf di Arafah.c. Thawaf Ifadhah.d. Sa’i. e. Tahalul.f. Tertib.

Wajib Haji :a. Ihram yakni niat berhaji dari Miqot.b. Mabit di Muzdalifah.c. Mabit di Mina. d. Melontar Jumroh Ula, Wustho dan Aqobahe. Thawaf Wada’.

Larangan Dalam Haji :a. Bersetubuh.b. Menikah atau menjadi wali nikah.

25

c. Memakai pakaian jahitan, wewangian.d. Bagi perempuan menutup muka dan kedua telapak

tangan. Macam-macam Haji :

d. Ifrade. Tamattu’f. Qiran

A. SARANSekiranya masih banyak kekurangan dari makalah ini

penyusun mengharap kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih.

26

DAFTAR PUSTAKA

http://islamobile.net/?p=99 diakses pada hari kamis, 10April 2014 pukul 16:20 WIB

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/thawaf-wada-akhir-haji.html Diakses Hari Sabtu, 05 April 2014 Pukul 20:16WIB

http://www.dakwatuna.com/2011/10/28/15772/fiqih-haji-bagian-ke-5-macam-macam-haji-ifrad-qiran-tamattu%e2%80%99/#ixzz2yTZUnEKC diakses pada hari kamis, 10April 2014 pukul 16:40 WIB

Lahmuddin Nasution, 1999, Fiqih Ibadah, Jakarta : LogosWacana Ilmu

Nursyamsuddin, 2012, Fiqih, Jakarta :Kasubditlembagadiktiss

27