Tugas makalah
-
Upload
universitasislamriau -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Tugas makalah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuatan keputusan (decision-making) berada di antara
perumusan kebijakan dan implementasi. Akan tetapi kedua
hal tersebut saling terkait satu sama lain. Keputusan
memengaruhi implementasi dan implementasi tahap awal
akan memengaruhi tahap pembuatan keputusan selanjutnya
yang pada gilirannya akan memengaruhi impelementasi
berikutnya. Pembuatan keputusan, karena itu bukanlah
proses pasif. Keputusan adalah sebuah proses dan
keputusan awal sering kali hanyas merupakan sinyal
penunjuk arah atau dorongan awal, atau percobaan awal,
yang nantinya akan mengalami revisi dan diberi
spesifikasi.1
Apapun pengaruh dari penentuan agenda
“internasional” atau “global”, lokus pembuatan
keputusan tetap berada di wiliyah Negara bangsa. Jika
mendefinisikan pembuatan keputusan sebagai proses
penentuan pilihan atau pemilihan opsi-opsi, maka
gagasan tentang keputusan akan menyangkut satu poin
atau serangkaian poin dalam ruang dan waktu ketika
pembuat kebijakan mengalokasikan nilai-nilai (values).2
1 Etzioni,A.1968, The Active Society:A Theory Of Societal and Political Processes. New York: Free Press. Halaman 2032Wayne Parsons.2011. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana. Halaman 247
1
Analisis proses kebijakan cenderung disibukkan dengan
isu. Akan tetapi setelah era 1960-an muncul minat apada
apa yang disebut fase “pasca keputusan” dari kebijakan
public. Pada tahun 1970-an semakin tampak jelas bahwa
banyak program dan kebijakan tidak berjalan sebaik
seperti yang diharapkan.3 Karenanya pembuatan keputusan
terjadi di arena dan level yang berbeda-beda. Akan
tetapi, “proses kebijakan” ini bukan hanya sangat
bervariasi. Kerangka yang dipakai untuk menerangkan
proses ini juga multidimensional dan multidisipliner.
Analisis keputusan berkaitan dengan apa yang oleh
Lasswell diringkaskan sebagai “siapa yang mendapatkan
sesuatu, kapan dan bagaimana ia
mendapatkannya.4Analisis pembuatan keputusan adalah
semacam penjelsan yang bertujuan untuk menerangkan atau
mendeskripsikan bagaimana satu keputusan, atau
serangkaian keputusan dibuat. Bentuk lain dari tujuan
analisis keputusan adalah untuk memberikan argument
tentang cara keputusan itu diambil atau bagaimana
keputusan itu seharusnya dibuat. Namun, analisis proses
pembuatan keputusan dan analisis untuk(for)dan dalam(in)
proses keputusan atau pengetahuan tentang dan
pengetahuan dalam pembuatan kebijakan bukanlah kategori
yang eksklusif. Kerangka deskriptif memuat kerangka
normatif, dan kerangka normatif memuat asumsi tentang
3 Ibid. ,Halaman 4594 Lasswell.1936. Politics: Who Gets What, When, How. Cleveland: Meridian Books.
2
bagaimana jalannya proses keputusan. Kerangka yang
mengkonseptualisasikan apa itu proses pembuatan
keputusan, atau bagaimana seharusnya proses pembuatan
keputusan, 5
Kerangka kebijakan public konsekuensinya dibentuk
oleh kelanjutan dan perhatian bersama terhadap biaya-
efektivitas, pelaksanaan kebijakan dan pelayanan,
peningkatan manajemen sumberdaya manusia serta
pengawasan dan evaluasi secara lebih baik.6Peran
analisis kebijakan dalam proses pembuatan keputusan
akan tergantung kepada apa pendapat kita tentang apa
realitas pembuatan keputusan sebagai sebuah proses.
Analisis kebijakan sebagai seni dan keterampilan
menurut Lasswell bertujuan untuk mengklarifikasikan
nilai-nilai yang menginformasikan baik itu analisis
proses pembuatan keputusan maupun bentuk pengetahuan
yang dipakai dalam proses tersebut. Jadi, analisis
proses pembuatan keputusan dapat dilihat sebagai
analisis yang melibatkan dua dimensi analisis tentang
dan analisis di dalam yang saling terkait satu sama
lain.7Untuk dapat memahami hal tersebut di dalam
makalah ini penulis berusaha menguraikan analisis
proses pembuatan keputusan dalam kebijakan
pemerintah/kebijakan public.
5 Opcit.,Halaman 248-2496 OECD.1993. Public Management Developments.Paris: OECD7Opcit.,Halaman 249
3
1.2 Perumusan masalah
2. Bagaimanaproses pembuatan keputusan dalam
kebijakan pemerintah/kebijakan public ?
3. Bagaimana analisis proses pembuatan keputusan
dalam kebijakan pemerintah/kebijakan public ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan keputusan dalam
kebijakan pemerintah/kebijakan public.
2. Untuk mengetahui analisis proses pembuatan
keputusan dalam kebijakan pemerintah/kebijakan
public.
1.4 Kerangka Teori
Menurut Harold D.Laswell mengatakan bahwa
kebijakan public adalah suatu program pencapaian
tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang
terarah.Sedangkan menurut Carl J. Frederick yang
mengatakan bahwa kebijakan public adalah serangkaian
tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan
4
menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan
terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Atau ada pula
menurut David Easton yang mengatakan bahwa kebijakan
public adalah sebuah proses pengalokasian nilai-nilai
secara paksa kepada seluruh masyarakat yang dilakukan
oleh lembaga yang berwenang seperti pemerintah.
Kebijakan public menitikberatkan pada apa yang
oleh Dewey katakan sebagai “public dan problem-
problemnya”. Menurut Dye kebijakan public adalah studi
tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah, mengapa
pemerintah mengambil tindakan tersebut, dan apa akibat
dari tindakan tersebut.8Kebijakan public membahas soal
bagaimana isu dan persoalan-persoalan tersebut disusun
(contructed) dan didefinisikan, dan bagaimana kesemuanya
itu diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda
politik.
Berdasarkan sekilas tentang sejarah dan sedikit
penjelasan definitive di atas kemudian Raksasatnya
menyimpulkan bahwa kebijakan public pada dasarnya
memiliki 3 (tiga) elemen yaitu :9
1. Identifikasi dan tujuan yang ingin dicapai
2. Taktik atau strategi dan berbagi langkah untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
8 Dye.T.R.1976. What governments, Why They Do It, What Differenceit Makes.Tuscaloosa:University of Alabama Press. 9 Eddi Wibowo.dkk. 2004. Hukum dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: YPAPI. Halaman 24
5
3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan
pelaksanaan secara nyata dan taktik maupun
strategi tersebut di atas
Dari tiga elemen dalam kebijakan public tersebut
terlihat dengan jelas bahwa pada dasarnya kebijakan
public adalah sikap dan pemerintahyang berorientasi
pada tindakan.Artinya, disini bahwa kebijakan
publikmerupakan sebuah kerja konkret dan adanya sebuah
organisasi pemerintah.Ide kebijakan public mengandung
anggapan bahwa ada suatu ruang atau domain dalam
kehidupan yang bukan privat atau murni milik
individual, tetapi milik bersama atau milik umum.Oleh
karenanya, dengan meminjam pendapat Harold Lasswell,
orientasi kebijakan bisa diringkas sebagai orientasi
yang :
- Multi-method
- Multi-discliplinary
- Berfokus pada problem (problem-focused)
- Berkaitan dengan pemetaan kentekstualitas proses
kebijakan, opsi kebijakan, dan hasil kebijakan
- Bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan ke
dalam suatu disiplin yang menyeluruh (overarching)
untuk menganalisis pilihan public dan pengambilan
keputusan dan karenanya ia ikut dalam
demokratisasi masyarakat.
6
Sedangkan karakteristik kebijakan itu sendirin
adalah sebagai berikut:
1. Kejelasaan isi kebijakan. Ini berarti semakin jelas
dan rinci isi sebuah kebijakan akan mudah
diimplementasikan karena implementor mudah memahami
dan menterjemahkan dalam tindakan nyata. Sebaliknya,
ketidakjelasan isi kebijakan merupakan potensi
lahirnya distrosi dalam implementasi kebijakan.
2. Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan
teoretis. Kebijakan yang memiliki dasar teoretis
memiliki sifat lebih mantap karena sudah teruji,
walaupun untuk beberapa lingkungan sosial tertentu
perlu ada modifikasi.
3. Besarnya alokasi sumberdaya financial terhadap
kebijakan tersebut. Sumberdaya keuangan adalah
faktor krusial untuk setiap program sosial. Setiap
program juga memerlukan dukungan staff untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi dan
teknis, serta memonitor program, yang semuanya itu
perlu biaya.
4. Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar
berbagai institusi pelaksana. Kegagalan program
sering disebabkan kurangnya koordinasi vertical dan
horizontal antarinstansi yang terlibat dalam
implementasi program.
7
5. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan
pelaksana.
6. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan.
7. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk
berpartisipasi dalam implementasi kebijakan. suatu
program yang memberikan peluang luas bagi masyarakat
untuk terlibat akan relatif mendapat dukungan
daripada program yang tidak melibatkan masyarakat.10
Analisis kebijakan berasal dari periode perang,
terutama sejak muncul OR (operations research) dan teknik
analisis ekonomi. Karenanya, di antara jenis-jenis
pertama analisis kebijakan adalah analisis yang
dilakukan dalam pembuatan kebijakan ekonomi dan
pertahanan. Akan tetapi, pada tahun 1960-an di Amerika
Serikat dan beberapa Negara lainnya, pemerintah semakin
membutuhkan lebih banyak informasi dan analisis
pendidikan, transportasi, perencanaan tata kota,
kesehatan dan sebagainya.11Meltser mencatat bahwa
istilah analisis kebijakan dan analis kebijakan di era
modern ini sering dipakai pada tahun 1960-an oleh Dror,
dan sering muncul dalam berbagai paper pemerintah.
Menurut Wildavsky, analisis kebijakan (policy analysis)
adalah kajian terhadap kebijakan public yang bertujuan
untuk mengintegrasikan dan mengontekstualisasikan model
dan riset dari disiplin-disiplin tersebut yang
10 Bahan Kuliah Kebijakan Publik : Implementasi kebijakan. Halaman97-9811Opcit. ,Halaman 20-21
8
mengandung orientasi problem dan kebijakan. Seperti
yang telah didefinisikan oleh Wildavsky, analisis
kebijakan merupakan subbidang terapan yang isinya tidak
dapat ditentukan berdasarkan disiplin yang terbatas,
tetapi dengan segala sesuatu yang tampaknya sesuai
dengan situasi dari masa dan hakikat dari persoalan.
Studi analisis kebijakan lebih terfokus pada studi
pembuatan keputusan (decision making) dan penetapan
kebijkan (policy formation) dengan menggunakan model-model
staristik dan matematika yang canggih.12Dalam kerangka
analisis yang berbeda-beda akan menggunakan dua
kategorisasi luas :
- Analisis proses kebijakan : bagaimana cara
mendefinisikan problem, menetapkan agenda,
merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, serta
mengevaluasi dan mengimplementasikan kebijakan
- Analisis dalam dan untuk proses kebijakan :
kategori ini meliputi kajian penggunaan teknik
analisis, riset, dan advokasi dalam pendefinisian
problem, pengambilan keputusan, serta evaluasi dan
implementasinya.
12 Subarsono.2005. Analisis Kebijakan Publik:Konsep, Teori dan Pembahasan.Yogyakarta:Pustaka pelajar. Halaman 5
9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Pembuatan Keputusan dalam KebijakanPemerintah/Kebijakan Public
Proses Dasar
Pembuatan kebijakan merupakan sebuah tahap
dalam siklus hidup kebijakan.siklus hidup atau
tahap-tahap dari suatu kebijakan pada dasarnya
yaitu dimulai dari perumusan masalah, identifikasi
alternative solusi, penilaian alternatif, seleksi
alternatif, implementasi kebijakan dan kembali
pada perumusan masalah.13
Perumusan kebijakan
Evaluasi
Implementasi
13 Samodra Wibawa.2011. Politik Perumusan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 5
10
Implementasi
Identifikasi alternatif
Interpretasi
Evaluasi
Pemilihan
alternative
Ada beberapa pendapat lain tentang tahap-tahap
(stages) dalam proses/siklus kebijakan yang berbeda
dengan itu, namun pada dasarnya mirip satu sama lain.
Pendapat-pendapat dibawah ini menraik untuk dicermati
dan diperbandingkan satu sama lain:
Harold D. Lasswell (1956)
Inteligensi
Promosi
Preskripsi
Invocation (perujukan ke kebijakan yang lebih
tinggi)
Aplikasi
Terminasi (perhentian)
Evaluasi (appraisal)
R.Mack (1971)
Memutuskan untuk menetapkan (pengenalan problem)
Merumuskan alternative dan kriteria pemilihan
11
Menentukan keputusan yang terbaik
Melahirkan akibat kebijakan (effectuation)
Koreksi dan penambahan (supplementation)
B.W. Hogwood dan L.A.Gunn (1984)
Memutuskan untuk memutuskan (pencarian isu dan
penentuan agenda)
Memtuskan cara bagaimana memutuskan
Mendefinisikan isu
Meramalkan, memperkirakan, forecasting
Menentukan tujuan dan prioiritas
Analisis opsi
Implementasi kebijakan, monitoring dan control
Evaluasi dan review
Pemeliharaan kebijakan, penggantian dan
penghentian14
Para pakar yang menjelaskan, mendeskripsikan atau
menganalisis suatu proses kebijakan dengan menguraikan
tahap-tahap dari pembuatan kebijakan tersebut disbut
kaum stagist. Cara mengupas suatu kebijakan oleh kaum
stagist ini disebut dengan pendekatan textbook.Dalam
hal ini diandaikan, bahwa kebijakan public adalah hasil
karya policy maker (bersama dengan orang-orang
kepercayaan mereka di dalam lingkaran kekuasaan), dan
tahap-tahap tersebut adalah langkah-langkah yang harus
atau biasanya dilalui oleh policy maker untuk
14 Ibid. ,Halaman 6-7
12
menghasilkan suatu kebijakan serta peristiwa atau
tindakan yang mengikutinya.15
Ada beberapa model dalam proses pembuatan
keputusan yang diambil dari sejumlah ilmu sosial. Model
tersebut adalah :
- Ilmu politik
- Sosiologi
- Teori organisasi
- Ilmu ekonomi
- Psikologi
- Manajemen
Adapun tahap-tahap dalam proses pembuatan
kebijakan public (Parson, 1997) sebagai berikut :16
a. Tahap Meta Pembuatan Kebijakan Publik (Mefapolicy-
malthzgsfage):
1) Pemrosesan nilai
2) Pemrosesan realitas
3) Pemrosesan masalah
4) Survey, pemrosesan dan pengembangan sumber daya
5) Desain, evaluasi, dan redesain sistem pembuatan
kebijakan public
6) Pengalokasian masalah, nilai dan sumber daya
7) Penentuan strategi oembuatan kebijakan
b. Tahap pembuatan kebijakan (policy-making stage):15 Ibid. ,Halaman 7-816 Edi Wibowo. Dkk 2004. Hukum dan Kebijakan Publik.Yogyakarta: YPAPI. Halaman 56-57
13
1) Sub alokasi sumber daya
2) Penetapan tujuan operasional, dengan beberapa
prioritas
3) Penetapan nilai-nilai yang signifikan, dengan
beberapa prioritas
4) Penyiapan alternative-alternatif kebijakan
secara umum
5) Penyiapan prediksi yang realities atas berbagai
alternative tersebut di atas, berikut keuntungan
dan kerugiannya
6) Membandingkan masing-masing alternative yang ada
itu sekaligus menentukan alternative mana yang
terbaik
7) Melakukan ex-ante evaluation atas alternative terbaik
yang telah dipilih tersebut di atas
c. Tahap pasca pembuatan kebijakan public (post-policy-
making stage):
1) Memotivasi kebijakan yang hendak diambil
2) Mengambil dan memutuskan kebijakan public
3) Mengevaluasi proses pembuatan kebijakan
public yang telah dilakukan
4) Komunikasi dan umpan balik atas seluruh fase
yang telah dilakukan
Dari delapan belas tahap dan proses pembuatan
kebijakan public tersebut diatas terlihat pula
bagaimana sesungguhnya proses pembuatan kebijakan
public itu juga berangkat dari realitas yang ada di
14
dalam masyarakat. Realitas tersebut bisa berupa
aspirasi yang berkembang, masalah yang ada maupun
tuntutan atas kepentingan perubahan-perubahan. Dari
realitas tersebut maka proses berikutnya adalah
mencoba untuk mencari sebuah jalan keluar yang terbaik
yang akan dapat mengatasi persoalan yang muncul atau
memperbaiki keadaan yang ada sekarang. Hasil dari
pilihan solusi tersebutlah yang dinamakan hasil
kebijakan public.17
Formulasi kebijakan public adalah langkah yang
palingn awal dalam proses kebijakan public secara
keseluruhan. Yang harus diingat adalah bahwa formulasi
kebiajakn public yang baik adalah fomulasi kebijakan
public yang bererientasi pada implementasi dan
evaluasi.Sebab seringkali para pengambil kebijakan
beranggapan bahwa formulasi kebijakan public yang baik
itu adalah sebuah uraian konseptual yang sarat dengan
pesan-pesan ideal dan normative, namun tidak
membumi.Padahal sesungguhnya formulasi kebijakan public
yang baik adalah sebuah uraian atas kematangan
pembacaan realitas sekaligus alternative solusi yang
fisibel terhadap realitas tersebut. Dan ternyata
formulasi kebijakan public, utamanya dalam paradigm
kritis, banyak memberikan ruang bagi tersedianya
kebutuhan akan berkualitasnya hasil dan proses
pembentukan hukum yang akan dilakukan dan ditetapkan.
17 Ibid., halaman 59-60
15
Proses Politik/Proses Kebijakan
Kerangka ini terdiri dari berbagai pendekatan
untuk menjelaskan konteks politik dari pembuatan
kebijakan. Kita bisa mengemukakan enam pendekatan
utama:
- Stragist approaches: yang memandang proses
pembuatan kebijakan sebagai proses yang terdiri
dari serangkaian tahapan atau urut-urutan.
Pandangan ini berasal dari dari Lasswell, Simon
dan Easton, dan Almond. Pendekatan ini
menganalisis kebijakan dari sudut pandang proses
yang dimulai dengan “agenda-setting” dan diakhiri
dengan evaluasi dan terminasi kebijakan.
- Pluralist-elitist approaches: yang berfokus pada
kekuasaan dan distribusinya diantara kelompok dan
elite (segitiga besi) dan cara mereka membentuk
kebijakan.
- Neo-Marxist approaches: yang mengkaji aplikasi
ide-ide marx dan marxis untuk menjelaskan
pembuatan kebijakan dalam masyarakat kapitalis.
- Sub-system approaches: yang menganalisis pembuatan
kebijakan dalam term metafora baru
16
- Policy discourse approaches: yang mengkaji proses
kebijakan dari sudut pandang bahasa dan
komunikasi. Pendekatan ini didasrakan pada karya
teori kritik Jerman dan Prancis.
- Institutionalism: yang kurang berkembang ketimbang
pendekatan lainnya, tetapi muncuul sebagai
pendekatan baru yang penting untuk proses
kebijakan.18
Kebijakan Publik Komperatif
Kebijakan public komperatif adalah seperti yang
dinyatakan Feldman, sebuah metode studi kebijakan
public dengan mengadopsi pendekatan komparatif untuk
proses kebijakan serta output dan hasil kebijakan.
Pendekatan komperatif cenderung menggunakan tiga metode
utama (Harrop:1992). Satu studi kasus terhadap satu
area kebijakan disatu Negara (Parsons,1988). Analisis
statistic terhadap beberapa studi kasus dan beberapa
Negara (Castles,1989), atau perbandingan yang lebih
focus pada area atau sector kebijakan di antara
sejumlah negara pilihan yang dapat diperbandingkan.
2.2 Analisis Proses Pembuatan Keputusan dalam
Kebijakan Pemerintah/Kebijakan Public
Dalam menganalisis proses pembuatan keputusan, ada
lima kategori dan pendekatan utama, yaitu :18 Wayne parsons.2011.Publik Policy:Pengantar Teori dan Praktek Analisis Kebijakan.Jakarta: Kencana. Halaman 40-41
17
a. Pendekatan kekuasaan untuk pembuatan keputusan
Model kekuasaan (power) memandang pembuatan
keputusan sebagai sesuatu yang dibentuk dan
ditentukan oleh struktur kekuasaan: kelas, orang
kaya, tatananbirokrasi dan tatanan politik,
kelompok penekan, dan kalangan professional atau
ahli pengetahuan teknis. Ada enam pendekatan dan
variannya :19
a) Model Elitis dan Non-elitis
Model proses kebijakan elitis berpendapat bahwa
kekuasaan terkonsentrasi di tangan segelintir
orang atau kelompok. Menurut model ini pembuatan
keputusan adalah proses yang dilaksanakan demi
keuntungan elite-elite tersebut. Dikatakan bahwa
dalam dunia riil ada pihak-pihak yang berada di
atas yang memegang kekuasaan dan ada “massa” yang
tak memegang kekuasaan. Weber juga memfokuskan
pada konteks organisasional atau birokratis dari
kekuasaan dengan menunjukkan bagaimana
“rasionalisasi” dalam masyarakat kapitalis
menghasilkan formulasi birokrasi yang pasti akan
menggantikan bentuk-bentuk oprganisasi lainnya
dan, karena tidak adanya akuntabilitas
parlementer yang kuat, akan memunculkan ancaman
19 Ibid. ,Halaman 250-273
18
bagi pengambilan keputusan demokratis oleh
politisi pemilih.
b) Pendekatan Pluralisme dan Neopluralis untuk
Pembuatan Keputusan
Salah satu pendukung utama model “neo-pluralis”
adalah Charles Lindblom, yang gagasannya
tentangbpebuatan kebijakan sebagai “muddling
through”.Lindblom adalah tokoh utama dalam
kebijakan public, dan perkembangan argumennya
telah menjadi focus perhatian para mahasiswa
kebijakan.lindblom mengemukakan pandangan
pluralisnya pertama kali pada 1950-an: pertama
bersama Dahl, dan kemudian dalam Lindblom. Mereka
berpendapat bahwa politik pluralis tidak
dimainkan di tingkat lapangan. Kepentingan bisnis
sangat memengaruhi proses pembuatan keputusan
dalam demokrasi liberal.
c) Marxisme Lama dan Baru: Pembuatan Keputusan
di Dalam Masyarakat Kapitalis
Pandangan Marxis tentang bagaimana isu-isu dan
problem didefinisikan juga berkembang, seperti
halnya pandangan pluralisme.Sebagaimana pluralis
mulai meninggalkan gagasan dangkal tentang dunia
pembuatan keputusan yang terbuka dan kompetitif,
demikian pula Marxis mulai menerima gambaran yang
lebih kompleks ketimbang gagasan dominasi kelas
19
dan negara sebagai instrument kekuasaan kelas.
Dalam satu pengertian, model ini menghadirkan
sebentuk pluralism Marxis karena ia mengatakan
bahwa pembuatan keputusan di dalam masyarakat
kapitalis lebih kompleks ketimbang yang
dinyatakan oleh model instrumental sederhana.
d) Korporatisme
Korporatisme adalah istilah yang berasal dari
abad pertengahan dan dalam gerakan fasis pada
periode antra-perang dunis. Istilah ini
mengandung teori tentang masyarakat yang
didasarkan pada pelibatan (incorporation) kelompok-
kelompok dalam proses pembuatan kebijakan.
b. Rasioalitas dan Pembuatan Keputusan
a) Rasionalitas: Konteks Sosiologis dan Ekonomi
Pendekatan rasional untuk pembuatan keputusan
punya dua konteks atau sumber yaitu:
ide rasionalitas ekonomi seperti yang
dikembangkan dalam teori ekonomi
ide rasionalitas birokratis seperti yang
dirumuskan oleh teori sosiologis tentang
organisasi dan masyarakat industry
Rasionalitas dibangun sebagai tema utama dalam
analisis pembuatan keputusan sebagai akibat dari
20
pengaruh sosiologi Jerman Max Weber (1864-1920).
Ide rasionalitas adalah ide sentral dalam teori
dan praktik pembuatan keputusan di era pasca
perang.model pembuatan keputusan yang berfokus
pada rasionalitas mengatakan bahwa, apabila kita
ingin memahami dunia keputusan riil, kita harus
mempertimbangkan sejauh mana keputusan itu adalah
hasil dari proses yang rasional.
b) Simon: Rasionalitas yang Terkekang (Bounded
Rationality)
Kontribusi Simon terhadap studi pembuatan
keputusan dengan mengambil rute sebagai berikut:
Studi awalnya tentang “perilaku administrative”
(1945)
Bagaimana aspek ekonomi dari perilaku
administrative dikembangkan dalam karya
selanjutnya
Bagaimana aspek psikologis dari perilaku
administrative dikembankan dalam karya
selanjutnya
Bagaimana kerangka analitisnya berhubungan
dengan rumusan atau solusinya20
Tahap KarakteristikPerumusan Memberikan informasi mengenai
20 Ibid.,halaman 274-286
21
Masalah kondisi-kondisi yang menimbulkan
masalahForecasting
(Peramalan)
Memberikan informasi mengenai
konsekuensi di masa mendatang dari
diterapkannya alternative
kebijakan, termasuk apabila tidak
membuat kebijakanRekomendasi
Kebijakan
Memberikan informasi mengenai
manfaat bersih dari setiap
alternative, dan merekomendasikan
alternative kebijakan yang
memberikan manfaat bersih paling
tinggiMonitoring
Kebijakan
Memberikan informasi mengenai
konsekuensi sekarang dan masa lalu
dari diterapkannya alternative
kebijakan termasuk kendala-
kendalanyaEvaluasi
Kebijakan
Memberikan informasi mengenai
kinerja atau hasil dari suatu
kebijakanSumber:William N. Dunn, 1994:17
Analisis kebijakan merupakan proses kajian yang
mencakup lima komponen, dan setiap komponen dapat
berubah menjadi komponen yang lain melalui prosedur
metodologi tertentu, seperti perumusan masalah,
peramalan, rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi.
22
Melakukan analisis kebijakan berarti menggunakan kelima
prosedur metodologi tersebut, yakni merumuskan masalah
kebijakan, melakukan peramalan, membuat rekomendasi,
melakukan pemantauan, dan melakukan evaluasi
kebijakan.21
Evaluasi Perumusan Masalah Peramalan
21Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik: konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: pustaka pelajar. Halaman 18
23
KINERJAKEBIJAKAN
HASIL-HASILKEBIJAKAN
Perumusan Masalah
Pemantauan Rekomendasi
Sumber: Dunn, 1994:149.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
AKSIKEBIJAKAN
MASALAHKEBIJAKAN
MASA DEPANKEBIJAKAN
Pembuatan kebijakan merupakan sebuah tahap dalam
siklus hidup kebijakan.siklus hidup atau tahap-tahap
dari suatu kebijakan pada dasarnya yaitu dimulai dari
perumusan masalah, identifikasi alternative solusi,
penilaian alternatif, seleksi alternatif, implementasi
kebijakan dan kembali pada perumusan masalah. Dalam
penyusunan kebijakan ada tiga kegiatan yang perlu
dilakukan yakni: (1) membangun persepsi dikalangan
stakeholders bahwa sebuah fenomena benar-benar dianggap
sebagai masalah. (2) membuat batasan masalah. (3)
memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk
dalam agenda pemerintahan. Adapun proses pembuatan
kebijakan tersebut adalah:
1. Perumusan masalah
2. Forecasting
3. Rekomendasi kebijakan
4. Monitoring kebijakan
5. Evaluasi kebijakan
Proses analisis kebijakan public adalah
serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam
proseskegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis
tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang
mencakup penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi
kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian
kebijakan.sedangkan aktivitas perumusan masalah,
25
forecasting, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas
yang lebih bersifat intelektual.
3.2 Saran
Dalam proses pembuatan keputusan hendaknya
pemerintah mengetahui dan melaksanakan proses pembuatan
keputusan sesuai dengan prosedur atau sistematika yang
telah ada. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna.Oleh karena itu kritikan dan saran
dari pembaca sangat membantu penulis dalam pembuatan
makalah ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
Dunn, William N. (1994), Public Policy Analysis: An Introduction,
Prentice-Hall International, Englewood Cliffs, New
Jersey
Dye.(1976), What Governments, Why They Do It, What Difference It
Makes. Tuscaloosa, University Of Alabama Press
Etzioni. (1986), The Active Sociiety: A Theory Of Societal and
Political Processes. New York, Free Press
Lasswell. (1936), Politics: Who Get What, When, How.
Cleveland, Meridian Books
OECD.(1993),Public Management Developments. Paris, OECD
27
Parsons, Wayne. (2011), Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik
Kebijakan, Jakarta, Kencana
Subarsono.(2005), Analisis Kebijakan Publik: konsep, Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta, pustaka pelajar
Wibawa, Samodra. (2011),Politik Perumusan Kebijakan Publik,
Yogyakarta, Graha Ilmu
Wibowo, Dkk.(2004), Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta,
YPAPI
Bahan Kuliah Kebijakan Publik : Implementasi kebijakan
28