TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI KEHUTANAN : KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN

15
SOSIOLOGI KEHUTANAN II. KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN (Studi Kasus Prov. Sulawesi Tenggara)

Transcript of TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI KEHUTANAN : KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN

SOSIOLOGI KEHUTANAN

II. KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN

(Studi Kasus Prov. Sulawesi Tenggara)

Oleh Kelompok 2 :

• Edi Sumarno (M1A1 13 136)• Masbul Arjan (M1A1 13 131) • Muh.Nur gibal (M1A1 13 132)• Saifullah Safiudin (M1A1 13

133)• Ikbal Ansar (M1A1 13 134)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangProvinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Pulau Sulawesi yang memiliki wilayah daratan seluas 38.140 km² dan wilayah perairan seluas 110.000 km². Secara administratif provinsi ini terdiri dari 17 (tujuh belas) wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Buton, Buton Utara, Buton Tengah, Buton Selatan, Muna, Muna Barat, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Wakatobi, Bombana, dan 2 (dua) wilayah kota, yaitu Kota Bau-Bau dan Kota Kendari yang sekaligus sebagai ibukota provinsi.

LANJUTAN……Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri pertambangan juga menyediakan lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi pertambangan yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara sangat beragam diantaranya adalah Tambang aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten KolakaUtara, Konawe Utara dan Konawe, Tambang emas di Bombana, potensi tambang marmer, batu granit dan krom tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara dan untuk potensi tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton. Hal ini membuktikan bahwa Sulawesi Tenggara memilki potensi pertambangan yang dapat diandalkan. Sektor pertambangan provinsi Sulawesi Tenggara menjadi perhatian investor nasional maupun asing yang bergerak di bidang pertambangan.  Sehingga banyak investor yang tergoda dengan potensi ini untuk mendirikan perusahaan tambang yang mengolah hasil tambang tersebut.

B. Rumusan Masalah• Apa jenis kegiatan pertambangan yang ada di Sulawesi Tenggara

• Apa tujuan dilakukan kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara

• Bagaimana dampak kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan masyarakat di Sulawesi Tenggara

• Bagaimana peran Pemerintah dalam mengatur dan mengontrol perkembangan pertambangan di Sulawesi Tenggara

• Bagaimana solusi untuk menanggulangi dampak dari kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara

C. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

• Mengetahui jenis kegiatan pertambangan apa saja yang dilakukan di Sulawesi Tenggara

• Mengetahui tujuan dilakukan kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara

• Mengetahui dampak-dampak dari kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan masyarakat Sulawesi Tenggara

• Mengetahui upaya pemerintah dalam mengahadapi masalah pertambangan di Sulawesi Tenggara

• Mengetahui solusi terbaik untuk mengatasi dampak kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertambangan  Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam

rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).

Pertambangan pada hekekatnya merupakan upaya pengembangan sumberdaya alam mineral dan energy yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat, melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, pengusahaan dan pemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut bertumpu pada pendayagunaan berbagai sumberdaya, terutama sumberdaya energy dan mineral, didukung sumberdaya energy manusia yang berkualitas, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen.

Lanjutan….• Industri pertambangan di Sulawesi Tenggara menjadi primadona, karena merupakan komoditas unggulan. Tersedianya Sumberdaya Alam menjadikan peluang untuk memanfaatkannya agar mendapatkan hasil dan keuntungan. Beberapa Sumberdaya Alam yang sudah termanfaatkan atau dilakukan kegiatan eksplorasi yaitu tambang aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara dan Konawe, tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton, Tambang Emas di Bombana, dan potensi tambang marmer, batu granit dan krom  yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara.

B. Tujuan Pertambangan

Tujuan dari dilakukannya pertambangan yaitu sebagai bentuk pemanfaatan kekayaan alam yang tersedia untuk mencapai salah satu tujuan bangsa untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat. Kegiatan pertambangan mempunyai banyak keunggulan diantaranya memberikan pemasukan devisa Negara, memberikan pemasukan anggaran biaya daerah, dan  menyediakan lapangan kerja. Namun  sebagian besar hasil dari kegiatan pertambangan berdampak negatif baik terhadap lingkungan maupun masyarakat.

C. Dampak Negatif kegiatan Pertambangan

Kegiatan pertambangan mempunyai banyak dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif yang ditimbulkan pada kegiatan pertambangan antara lain, masyarakat setempat mempunyai kesempatan untuk bekerja di perusahaan tersebut, mendapat ganti rugi tanah yang digunakan untuk kegiatan pertambangan, dan Perusahaan pertambangan dapat merupakan potensial bagi hasil bumi maupun jasa yang tersedia dari masyarakat setempat. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan di Sulawesi Tengara antara lain Timbul kecemburuan sosial, karena kekayaan alamnya diambil oleh pihak lain, juga terdapat kesenjangan pendapatan antara para pendatang dengan penduduk asli, timbul gangguan berupa polusi udara, air tanah dan kebisingan, rusaknya jalan dan jembatan Karena dilewati banyak kendaraan milik perusahaan pertambangan.

D. Peraturan Pemerintah Tentang Kegiatan PertambanganPemerintah mengatur  kegiatan pertambangan dalam undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang ditemukan investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai kontraktor.

E. Solusi Menanggulangi Dampak Aktivitas Pertambangan

Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang    ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut : 1.Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga akan mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).2.Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place).3.Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (law enforcement)4.Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.

 BAB IVPENUTUP

A.    Kesimpulan      Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Jenis kegiatan pertambangan di Sultra adalah tambang aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara dan Konawe, tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton, Tambang Emas di Bombana, dan potensi tambang marmer, batu granit dan krom  yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan dari dilakukannya pertambangan yaitu sebagai bentuk pemanfaatan kekayaan alam yang tersedia untuk mencapai salah satu tujuan bangsa untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat.

3. Kegiatan pertambangan mempunyai dampak positif maupun dampak negative bagi lingkungan dan masyarakat. Dampak negatif dari pertambangan adalah terjadi pengundulan hutan yang berlebihan sehingga akan terjadi tanah longsor, banjir, kekeringan, dan margasatwa yang hidup pada daerah tersebut berpindah tempat atau bahkan mati.

4. Upaya pemerintah dalam mengatur  kegiatan pertambangan ada pada undang-undang (UU). UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan.

Lanjutan….5. Adapun solusi untuk menanggulangi dampak aktivitas Tambang adalah dengan melakukan 4 pendekatan yaitu, Pendekatan Teknologi, Pendekatan Lingkungan (Ekologi), Pendekatan Administratif, dan Pendekatan Edukatif.

B. SaranSaran yang bisa kami sampaikan melalui makalah ini adalah kepada para pelaku industri pertambangan di Sulawesi Tenggara baik itu investor lokal maupun asing agar tetap memperhatikan kegiatan tambang yang dilakukan, menimbang aspek yang berkaitan lingkungan dan masyarakat agar tidak ada yang dirugikan. Dan kepada pemerintah agar menangani masalah pertambangan di Sulawesi Tenggara dengan serius. Perlu adanya penataan kembali peraturan yang berlaku untuk pertambangan