Pemeriksaan Kerusakan Jembatan Guntur DKI Jakarta
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Pemeriksaan Kerusakan Jembatan Guntur DKI Jakarta
\
PEMERIKSAAN KERUSAKAN JEMBATAN GUNTUR
DKI JAKARTA
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN
PEMERIKSAAN KERUSAKAN JEMBATAN GUNTUR
DKI JAKARTA
~ ~,;_ , , . , _, ' 1-;;. i~ .::.t \JAAI ~ Vlooi..JoJI
V 8 '\Li f 3~ . \1 3 . PJ •
• ·~ · P E R P U S f A 0:. A A. 'J
Oltarima t,::: !.: N6 r 11 i."5inl ii L
N. I.: CJ1/ 8lf'L N.K.· : 6 Z .q ' 2.. ( I I_, 0,1 t'
014 68
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PU
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN
DAFTAR lSI
HALAMAN
I . PENDAHULUAN .................................
I I. EVALUASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2. 1 . Eva 1 uas i mut u bah an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.1.1. Mutu beton jembatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.1.2. Mutu tulangan baja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1 .3. Kapasitas elemen struktur dalam memikul gay a... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1 .4. Gaya-gaya batang akibat berat sendiri 6
2.1.5. Kemampuan batang dalam memikul beban hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2. 1 . 6. Kemampuan lantai beton 8
2.2. Pembebanan statis (static loading test)... 8
III. KESIMPULAN DAN SARAN 1 9
3.1. Kesimpulan 19
3.2. Saran 20
LAMPIRAN DAN FOTO
I. PENDAHULUAN
Sesuai permintaan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Daerah Khusus Ibukota melalui suratnya nomor 12.098/073.55 perihal kerusakan Jembatan Guntur dan kaitannya dengan beban lalu lintas, pihak Pusat Litbang Jalan telah membentuk tim untuk melakukan evaluasi dan pengujian terhadap jembatan Guntur diatas. Dari rapat yang diadakan oleh Dinas PU DKI dengan tim dari Pusat Litbang Jalan, telah diputuskan untuk melakukan pengujian beban terhadap jembatan Guntur.
Jembatan Guntur yang mempunyai panjang 28.8 meter terdiri dari konstruksi rangka beton yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Data/gambar dari jembatan ini tidak tersedia secara lengkap. Secara fisik kerusakan yang terlihat terutama ~erjadi pada batang-batang tarik bawah, dimana bagiari betonnya banyak yang gompal serta tulangan bajanya putus. Demikian juga batang pengikat melintang (diafragma) bagian bawah mengalami kerusakan seperti diatas. Sebagian tulangan dari pelat lantai jembatan telah mengalami pengkaratan.
Untuk memperoleh data mengenai kondisi beton dan tulangan baja yang ada dilapangan, maka dilakukan uji core drill dan pengambilan contoh tulangan baja jembatan Guntur untuk kemudian diuji di laboratorium. Data yang diperoleh dari pengujian lapangan dan laboratorium ini menjadi masukan penting didalam menentukan kapasitas batas dari masing-masing elemen jembatan.
Untuk mengetahui seberapa jauh respon/kemampuan jembatan ini didalam menerima beban, maka pada tanggal 26 September 1994 tim Pusat Litbang Jalan dengan disertai staf Dinas Pekerjaan Umum DKI melakukan berbagai pengu11an terhadap jembatan Guntur. Adapun jenis pengujian yang dilakukan meliputi; pengUJlan beban, pengukuran lendutan, pengukuran regangan serta pengambilan contoh bahan jembatan.
1
II. Evaluasi hasil pengujian
2.1. Evaluasi mutu bahan.
2.1 .1. Mutu beton jembatan
Untuk memperoleh data mengenai kondisi kekuatan/mutu beton yang ada dilapangan (existing), maka dilakukan pengUJlan terhadap elemen-elemen struktur beton jembatan Guntur.
Dua jenis pengujian mutu beton yang dilaksanakan adalah:
a. Core drill test
Dilakukan terhadap tiga titik pelat beton jembatan, lihat Gambar 1. Keuntungan yang diperoleh dari uji core drill ini selain secara tepat dapat menggambarkan mutu beton yang ada, juga dapat mengetahui· ketebalan dari pelat beton serta lapis peraspalan diatasnya. Hasil yang diperoleh dari uji core drill ini dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan mutu beton yang diperoleh dari pengujian tekan terhadap hasil core drill dapat dilihat pada Lampiran 1. Kuat tekan silider mencapai 199 k~/cm2 atau kurang lebih 235 kg/cm2 bila berdasarkan kubus standar 15x15x15 cm3.
;j\
--,-
; zoo
-
·----=+· - 0 .. ~
~ -f- ~ . - ~ '2CO UlO
-'f-
Gambar 1. Lokasi titik uji core drill
N LOKASI BETON (CM) ASPAL (CM) TOTAL (CM)
1 TENGAH BAG IAN HULU (1) 22 8 30
2 PINGGIR (2) 17 13 30
3 TENGAH BAGIAN HILIR (3) 20 10 30
Tabel 1. Tebal pelat beton jembatan
2
Dari data diatas, terlihat bahwa tebal pelat ~eton ditengah bentang bervariasi yaitu 22 em dan 20 em, sedangkan tebal pelat beton diujung jembatan 17 em. Diperkirakan tebal standar dari pelat beton lantai adalah 20 em. Semakin ketengah jembatan lantai menjadi semakin tebal yaitu 22 em ditengah bentang jembatan. Tebal pelat 17 em sebagaimana yang diperoleh dari hasil core drill no.2 adalah merupakan tebal sisa dari pelat yang sudah mengalami penggompalan bagian atasnya.
b. Hammer test
Untuk mengetahui keseragaman kual it as serta tambahan data men gena i mut u bet on j embat an, maka pad a t i ap-t i ap e 1 emen struktur jembatan seperti batang bawah, batang diagonal, batang tegak dan batang atas diadakan sejumlah titik uji dengan menggunakan pa 1 u bet on. Data dar i mut u bet on yang diperoleh dari pengujian non destruktif ini dapat dilihat pada lampiran 2. Kekuatan tekan karakteristik dari elemen struktur yang diperoleh dari pengujian palu beton bervari.asi mulai dari 190 kg/cm2 sampai dengan 300 kg/cm2.
2.1 .2. Mutu tulangan baja
Tulangan baja yang diambil untuk pengU]lan mutunya diambil dari tulangan baja palos diameter 30 mm yang berada pada batang tarik bawah. Hasil dari pengU)lan terhadap dua benda uji tulangan baja dapat dilihat pada lampiran 3. Batas ulur dicapai saat tegangan baja mencapai 3800 kg/cm2. Didalam klasifikasi peraturan tulangan, maka tulangan baja ini masuk dalam katagori BJTP 30.
2.1 .3. Kapasitas elemen struktur dalam memikul gaya
Dari pemeriksaan visual terhadap elemen-elemen struktur jembatan, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. Batang bawah
Pada sebagian batang bawah ditemukan kerusakan-kerusakan yang berupa gompalnya bagian beton serta terkorosi bahkan putusnya sebagian tulangan. Penggompalan bagian beton dimungkinkan terjadi .akibat bagian beton ini tidak kuat menahan gaya tarik, mengingat batang-batang bawah direncanakan untuk memikul gaya tarik. Oleh karena itu bagian beton yang mengalami over stress akan menjadi retak untuk kemudian diikuti dengan gompalnya bagian beton. Dengan jatuhnya bagian-bagian beton, maka tulangan baja menjadi terbuka terhadap udara. Akibatnya tulangan baja menjadi mudah terserang karat.
3
b. Batang diagonal
Batang-batang diagonal direncanakan memikul gaya tarik yang relatif lebih kecil dibandingkan gaya tarik pada batangbatang bawah. Kondisi batang-batang diagonal yang ada masih dalam keadaan utuh, tidak ditemukan adanya retakan pada bagian betonnya.
c. Batang tegak
Batang-batang tegak direncanakan memikul gaya tekan. Kondisi yang ada menunjukkan keadaan batang yang masih utuh. Tidak ditemukan adanya retakan akibat tekan yang berlebih. Diperkirakan selama masa pelayanannya batang tegak ini memikul gaya yang masih berada dibawah tegangan yang diijinkannya.
d. Batang atas
Batang-batang atas menerima akibat beban diatasnya. masih dalam keadaan baik.
pada tengah batang.
e. Pelat lantai
kombinasi gaya tekan dan Kondisi yang ada pada Tidak ditemukan adanya
mom en umumnya retakan
Pada sebagian pelat lantai, tulangan tarik bawah mempunyai tebal selimut beton yang bervariasi dari mulai 0.5 em sampai dengan 2 em. Pada bagian tulangan yang mempunyai selimut beton tipis, maka udara/air dapat masuk menembus beton dan mencapai tulangan yang mengakibatkan terjadinya pengkaratan/korosi. Akibat karat, maka akan terjadi pengembangan volume tulangan yang mendesak/mengakibatkan jatuhnya lapisan tipis dari selimut beton. Setelah tulangan pelat terbuka, maka laju pengkaratan akan berjalan lebih cepat lagi.
d. Evaluasi kapasitas dari masing-masing elemen
Dengan melihat hasil pengujian mutu beton, mak~ kualitas dari beton pada jembatan Guntur dapat diambil sebesar 200 kg/cm2 atau setara dengan K-200. Sedangkan mutu dari tulangan baja polos adalah BJTP 30 atau U-38. Akibat dari adanya karat, maka diameter tulangan baja polos sebesar 30 mm dikoreksi dahulu menjadi hanya diperhitungkan sebesar 27 mm.
Dengan mengetahui mutu dari kedua bahan diatas, maka kapasitas penampang dari setiap elemen struktur dalam memikul gaya dapat dihitung sebagaimana terlampir dalam lampira~ 4.
Gaya batang maksimum yang dapat dipikul oleh setiap elemen struktur jembatan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
4
Tabel 2. Gaya-gaya batang maksimum yang diijinkan.
--------------------------------------------------------No Batang Gaya max (ton): Keterangan
--------------------------------------------------------
2
3
4
5
6
7
8
9
B
D 1
A 1
= 8 2
B = B
B
3 6
4
D
2
B
5
D D 3 6
D = D 4 5
T = T 1 7
T = T 2 6
T T 3 5
T
4
s/d
B = 8 7 8
D = D 7 8
A
8
5
151,155
176,347
201,537
138,558
88,173
75,577
234,400
211 , 200
1 51 , 800
129,800
134,640
I
I
I. I
Tarik
Tekan
2.1.4. Gaya-gaya batang akibat berat sendiri.
Gaya-gaya batang yang terjadi akibat berat sendiri jembatan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Gaya-gaya batang akibat berat sendiri.
/-----------------------------------------------------------\ NO I NAMA 9ATANG GAYA 9ATANG I KETERANGAN
I I ____ i ____________________ i __________________ i ______________
1 91 = 98 0
2 92 = 97 37,200
3 93 = 96 63,770
4 94 = 95 79,710 TARIK
5 01 = 08 52,600
6 02 = 07 37,576
7 03 = 06 22,540
8 04 = 05 7,480
-------------------- ------------------ --------------9 T1 = T7 37,200
10 T2 = T6 26,570
1 1 T3 = T5 15,940
12 T4 10,627
13 A1 = A8 37,200 TEKAN
14 A2 = A7 63,770
15 A3 = A6 79,710
16 A4 = AS 85,000
\-----------------------------------------------------------/
6
2.1 .5. Kemampuan batang dalam memikul beban hidup.
Dengan cara mengurangi kapasitas maksimum batang-batang dengan gaya yang timbul pada batang akibat berat sendiri jembatan, maka sisa gaya yang mampu dipikul oleh batangbatang dalam memikul beban hidupnya dapat dihitung. Tabel 4 dibawah ini menunjukkan daftar kemampuan dari batang-batang didalam memikul beban hidup yang lewat diatas jembatan.
Tabel 4. Kemampuan batang dalam memikul beban hidup.
/---------------------------------------~-------------------\ NO : NAMA 8ATANG : GAYA 8ATANG : KETERANGAN
----L--------------------L------------------L--------------1 81 = 88 151,155
2 82 = 87 113,955
3 83 = 86 112,577
4 84 = 85 121,827 TARIK
5 01 = 08 85,958
6 02 = 07 100,982
7 03 = 06 65,633
8 04 = 05 68,097 -------------------- ------------------ --------------
9 T1 = T7 197,200
10 T2 = T6 184,630
11 T3 = TS 131,860
12 T4 119,173
13 A1 = A8 97,440 TEKAN
14 A2 = A7 70,870
15 A3 = A6 54,930
16 A4 = AS 49,640
\-----------------------------------------------------------/
7
2.1 .6. Kemampuan lantai beton
Dari analisa terhadap hasil core drill terlihat bahwa ketebalan pelat beton bervariasi dari mulai 17 em sampai 22 em Dengan melihat kondisi permukaan pelat tebal 17 em dapat dipastikan bahwa pelat tersebut telah mengalami penggompalan bagian permukaannya, sedangkan tebal pelat 22 em terjadi akibat adanya penebalan untuk keperluan drainase (kem~ringan) permukaan. Oleh karena itu ketebalan pelat rencana diasumsikan setebal 20 em.
Kemampuan dari pelat beton dengan tebal 20 em yang mempunyai tulangan tarik diameter 12 mm dengan jarak 150 mm serta tulangan pembagi diameter 10 mm jarak 150 mm, dapat memikul momen sebesar 2,66 ton m/m, lihat lampiran 5. Sedangkan momen akibat berat sendiri dan beban hidup 100 % BM adalah sebesar 2.663 tm/m. Jadi pada kondisi utuh, palat tersebut seharusnya mampu memikul beban 100 % BM.
Akan tetapi mengingat adanya kerusakan pada pelat yang berupa penggompalan dan korosi, maka pada kenyatannya sebagian dari pelat jembatan terutama yang tebal 17 em mempunyai kemampuan memikul momen maksimum hanya sebesar 70 % BM, 1 i hat 1 ampi ran 8.
Agar pelat beton mampu memikul beban hidup 100% BM, dianjurkan untuk memberikan perkuatan dengan cara menggunakan sistem steel plat bonding dibawah lantai jembatan yang ada.
2.2. Pembebanan statis (static loading test)
a. Metoda Pembebanan
Uji beban statis diberikan terhadap jembatan Guntur guna mengetahui respons setiap elemen utama jembatan didalam menerima beban. Sebagai beban digunakan 4 buah truk yang dimuati penuh. Beban as belakang truk adalah 13.0 ton, sedangkan beban as depan adalah 3.5 ton, sehingga beban merata yang terjadi mencapai 1.33 ton/m2. Data dari beban dan ukuran truk yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 6. Penempatan truk diatur sedemikian rupa sehingga rangka tengah bagian hilir (rangka nomor 2) menerima beban paling maksimum, lihat Gambar 2. Alat pengukur regangan dipasang pada setiap elemen batang rangka ini.
Pembe~anan terhadap jembatan dilakukan secara bertahap, dimu1ai dengan pembebanan truk 1, kemudian semua sensor regangan dan lendutan dibaca. Setelah selesai pembacaan kemud1an truk 2 masuk, semua sensor dibaca kembali, dst. Proses ini dilakukan sampai keempat truk beban berada diatas jembatan, lihat Gambar 3.
8
Gambar 2. Pembebanan maksimum terjadi pada rangka no 2.
TAHAP I TAt-tAP lt
TAHAP Iii
Gambar 3. Tahapan pembebanan jembatan.
9
b. Pengukuran regangan
Untuk mengetahui besarnya tegangan yang timbul, maka pada setiap elemen jembatan (batang bawah, batang tegak dan batang diagonal) dipasang strain meter (strain gage) yang dihubungkan ke alat pembaca jenis Vishay. Sebagai pembanding digunakan juga strain meter DEMEC. Lokasi dari penempatan strain meter dan Demec dapt dilihat pada Gambar 4.
~-:: STRAIN GAUGE
D : D~ME::C
Gambar 4. Lokasi penempatan strain meter.
Dari hasil rekaman regangan yang terjadi selama pembebanan, terlihat bahwa semua elemen jembatan berada dalam kondisi 1inier (elastis), 1ihat Gambar dan 8 berikut ini. Tegangan dan gaya batang terjadi pada setiap batang yang diuji diberikan dalam 5 dibawah ini.
10
proses masih 5,6,7
yang Tabel
.....
.....
HASIL UJI STRAIN
=--==~==z=-.-=:-:-:=.::.-=.::;. :..;_-,_:..:;_ =
N TIPE BEBAN(KG) PEMBACAAN REGANGAN PADA BATANG (x 10"' ·6)
8E8AN R1 R2 P1 P2 84-2 85-2 86-2 87-2 86-1 04-2 05-2 06-2 07-2 08-2
1 . 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 I 6740 6940 1630 1790 24 13 25 2 25 6 2 11 3 5
3 II 6640 6840 2700 2490 44 30 50 5 50 7 6 21 11 5
4 III 5640 6170 1740 1960 64 37 58 11 57 6 9 32 18 10 II 5 -- --f-·
IV 6760 7170 1810 1850 88 48 79 11 67 4 12 48 22 15 ---· 6 . 0 0 0 0 30 -9 -11 2 5 -8 -10 -10 -22 22
_ ··c~-o=== -==~=~-=--=c-= -- --
PERHITUNGAN TEGANGAN PAOA 8ATANG • 8ATANG KRITIS
E = 2100000 A1 = 68.71 AZ = 80.158 AJ = 91.61
N TIPE REGANGANPAOA8ATANG TEGANGANPAOA8ATANG GAYAPADABt
f.--t-~E8AN 84-2 86-2 86-1 06-2 .84-2 86-2 86-1 06-2 84-2 86-2 8
1 . 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 I 24 25 25 11 50.4 52.5 52.5 23.1 4617.1 4208.3 42 3
~-II 44 so so 21 92.4 lOS 105 44.1 8464.8 8416.6 84
4 III 64 58 57 32 134.4 121.8 119.7 67.2 12312 9763.2 95 ··-f---s IV 88 79 67 48 184.8 165.9 140.7 100.8 16930 13298 11 --
6 . 30 ·11 s -10 63 ·23.1 10.5 ·21 5771.4 ·1852 84 -·
9·~~-t·~~~m-.i .66 -841.7
=-=...-::::~:-:=::-;=::~--
Tabel 5. Gaya batang yang timbul akibat beban
-N
~ u 1 -c,:,
.... ~ I\) --
~ ~ c,:,
~
Gambar 5. GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN - REGANGAN BATANGB4-2
__ // ////
//
//"' //
~~~----r-------~~------~--------~-------s~~~--~~----~ 80 90 10 20 30 40 50
REGANGAN ( X 10" -6 )
60
-. N
~
~ ~ -
~ ~ ~
~ ~
Gam bar 6. GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN • REGANGAN BATANGB6-l
160~------------------------------------------------------------------
--~-----
10 20 30 40 50 60 70
REGANGAN ( X 10 A -6 )
-M
~
~ .._
~ ~ t.!i
~ t.!i
~
Gambar 7. GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN- REGANGAN BATANGB6-2
18~-----------------------------------------------------------------------·
160
140
/ ,.. ··- ,-- ~--
10 20 30 40 50
REGANGAN ( X 10" -6 )
/////
/
---r--60
I 70
//
80
-N
~ u .... -U1
~ -~ ~
~ ~
~
Gambar 8.
1
10
81
60
20
GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN - REGANGAN BATANGD6-2
-----------------------,
/'
/'
//
///
./
//
0 r---~-----------·-r - -· - --- ---,-------0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
REGANGAN ( X 10 A -6 )
Tegangan yang timbul pada batang bawah 84 akibat beban uji adalah 184.8 kg/cm2 atau ekivalen dengan gaya tarik batang sebesar 16.93 ton. Dari Tabel 4 terlihat bahwa batang bawah ini masih mempunyai kemampuan memikul gaya akibat beban hidup sebesar 121 ton. Dari sini terlihat batang bawah tersebut masih akan cukup kuat menahan beban yang lebih besar lagi yang setara dengan 100% BM.
Demikian pula untuk batang-batang lainnya, terlihat jelas bahwa batang-batang tersebut masih mempunyai sisa kekuatan yang cukup untuk menerima beban yang jauh lebih besar 1 ag i .
c. Pengukuran lendutan
Elevasi jembatan pada keadaan kosong diukur dengan menggunakan alat ukur waterpas. Denah dari titik-titik pengukuran diatas jembatan dapat dilihat pada Gambar 5 berikut in i .
.7
t-- G
1 z 3 9 4 9 ~ • • . .
Gambar 5. Denah titik pengukuran elevasi jembatan.
Defleksi yang terjadi selama proses pembebanan terus menerus diukur dan dicatat. Perubahan elevasi jembatan dalam arah mernanjang dan melintang jernbatan dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.
16
l2..MAI1
---=-..... --= - 1 'l-'t Wl.M
Gambar 7. Lendutan jembatan arah melintang.
17
t<OAJOI<;; I "'OSO"l6
KO-"'JOl$1 Dl BE:"l3AA1/
ex a6o = 2.eso
-t6MA-1
........:~::=..::__ __ _!__ ___________ __L _ __:_:~~----= 1 "_[_ rr
KET: __ KOAPI<SI KOSOAl.G
_ _ _ \<O.t-1 D l $1 D \ Bt:? SAl'! I
Gambar 8. Lendutan jembatan arah memanjang.
18
Oari hasil pengukuran terlihat bahwa lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang disisi hulu jembatan ad a 1 a h s e k i t a r 3 mm sedan g k an pad a t i t i k pen g u k u ran d i as sepe rempat bent ang j em bat an 1 endut an yang t e r j ad i sebesar 4 mm. Lendutan-lendutan yang terjadi ini masih berada dibawah batas lendutan ijin, yaitu sebesar L/1000 = 28 mm (AASHTO, Bridge spesification 1993 ).
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
- Mutu beton jembatan yang mewakili adalah K-200. kan mutu dari tulangan baja adalah U-38.
Sedang-
- Pelat lantai beton jembatan masih mampu memikul beban kendaraan sampai dengan 70% BM.
- Lendutan yang terjadi akibat beban uji sebesar 1.33 t/m2 cukup kecil, yaitu sebesar 4 mm pada bagian tepi atau sebesar 6mm ditempat beban berada . Hal ini menunjukkan bahwa jembatan tersebut masih cukup kaku.
- Batang-batang elemen struktur mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul muatan BM 100% , apabila dikembalikan ke kondisi semula.
3.2. SARAN
Beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah:
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan agar supaya pelat dapat memikul muatan BM 100 %, antara lain ..
o Penggantian total seluruh lantai jembatan dengan lantai beton baru yang memenuhi standar mutu BM 100%
o Melaksanakan perkuatan ( steel plate bonding ) pada sebagian pelat yang terlihat masih utuh dan penggantian pelat untuk pelat-pelat yang tulangannya sudah terbuka dan terkorosi.
19
PJ.
Elemen - elemen batang jembatan dapat memikul muatan BM 100% setelah dilakukan upaya perbaikan yang berupa :
o Penyambungan I penggantian kembali batang-batang tulangan yang putus dan yang sudah terserang korosi berat. Penyambungan tulangan dapat dilakukan dengan cara pengelasan, dengan panjang las minimum pada bagian tulangan yang overlap, sepanjang 30 em serta dilapisi steel plate bonding.
o Batang - batang bawah serta diafragma yang bagian betonnya gompal/terlepas perlu diperbaikidengan menggunakan beton non- shrinkage yang bagian 1uarnya dilapisi steel plate bonding.
Bandung, Oktober 1994 Mengetahui
Tim
1 .
Pusat Litbang Jalan <
~ LITBANG JALAN
IR. WAWAN W,MSC,ME NI 110031879
2. ~ MSC
3.
20
Tgl. penerimaan : 28-9-94
Macam contob : SELINDER Uk. 010 CM
Proyek
Pelaoana
Ditest oleb : Lab. Konstruksi BPJ
PENGUJIAN SELIDER BETON
== Berat Luas
Tanggal Tanggal Umur Selinder Berat isi Bidang
No Pengambilan Pengujian Hari kg kg/dm3 cm2
I 26-9-94 29-9- 94 - 2.322 78.5
II 26-9-94 29-9-94 - 0.939 78.5
Mengetahui
~b penelitian
IR. WAWAN WITARNAWAN MSC ME
Gay a
Tekan
ton
18
24
-
Faklor
Koreksi
0.87
0.65
~
Kuat
ekan 1 Keterangan
/cm2
199 I Hasil corcdrill
lantai jembatan
199 I Guntur
------
Bandun~_19 - 9 - 1994
_J~guj!<!'=-Cl/ /1. '
If:~:--\ ~-AM AT
I
I
PENGWIAN BETON DENGAN HAMMER
JEMBATAN GUNTUR JAKARTA
(} b- bm ab- bnV;2 KONDISI I KETERANGAN
8.1-3 28 265
Satang 27 235
bawah 27 235
28 265
28 265
30 310
30 310
26 225
I 26 225
27 235
29 295
30 310
3175
ll 8.1-4 35 380
35 380
36 410
35 380
36 410
37 440
35 380
36 410
35 380
35 380
35 380
36 380
4710
Ill 8.1-2 32 340
35 380
33 350
32 340
33 340
34 360
34 360
35 380
33 340
32 340
31 320
30 310
I 4160
I
I
I
0
30
30
0
0
900
900
0
0 0
45 2025
45
0 4
40
30
30
45
ubm = 265
13
13
17
13
17
47
13
17
13
13
13
13
vbm = 393
7
33
3
7
7
13
13
33
7
7
27
37
I
I I
2025
1600
1600
900
900
2025
12875
169
169
289
169
289
2209
169
289
169
169
169
169
4428
49
1089
9
49
49
169
169
1089
49
49
72.9
1369
b'"bm = 347 4868
I I I
i
I Rusak berat I Beton terlepas
1 bt besi terlihat
I
I s = 33
jubk = 265 - 1 .64 X 33
= 211 kg/cm2
I Rusak ringan Sebagian beton
ada yang retak
s = 19
<Jbk = 393 - 1.64 X 19
= 362 kg/cm2
Rusak berat Beton terl epas
2 bt besi terlihat
8=20
Gbk = 347- 1.64 X 20
= 314 kg/an2 I I
jNO
I
J,v,
I i
! ! I
: I
I I I i
I
I I
v
VI
I I
LOKASI I ANGKA I ([ b
PANTULj
8.2-3 !
Satang I
bawah I
I I I
i I
I
8.2-2
8.3-1
I
28
27
27
28
28
30
31
26
29
27
29
30
32
30
29
29
30
31
33
34
29
30
34
32
26
26
28
28
25
25
25
29
29
29
30
30
I I
I I I i I I i
I i I
I I
I I
I
265
235
235
265
265
310
320
225
225
235
295
310
3185
340
310
295
295
310
320
350
360
295
310
360
340
3885
225
225
265
265
220
220
220
295
295
295
310
310
3145
(f b -fum (lib -ubm}2
I
i 0 I I
30
I 30
I 0 I I 0
45
45
I 45 I iVbm = 265]
40
40
30
30
I
16 I I I
I I 14
29
29
14
4
26
36
29
14
36
16
Vbm = 324
37
37
3
3
42
42
42
33
33
33
48
48
~bm = 262
0
900
900
0
0
2025
2025
1600
1600
900
900
2025
12875
256
196
841
841
196
16
676
1296
841
196
1296
256
6907
1369
1369
9
9
1764
1764
1764
1089
1089
1089
2304
2304
15923
KONDISI I
KETERANGAN I I !
Rusak berat I i
Beton terl epas i ' I
I
1 bt besi terlihat
I
I i
s = 33
lvbk = 265- 1.64 x 33
j - 211 kg/cm2 -
i i
I i ' I Rusak ringan i Sebagian beton I I I
ada yang retak
s = 24
vbk = 324 - 1 .64 X 24
= 285 kg/cm2
Rusak berat Beton terl epas
5 bt besi terlihat
s = 36 I
c-bk = 262 - 1 .64 X 361
= 203 kg/cm2 I
NO LOKASI ANGKA ub
PANTUL
vb-fbm ~Ub -6bm)2 ! l
\
VII I s~!-:g II
I I bawah
I, I I I I
VIII 8.4-4
IX B.7-4
I I
26
27
27
28
28
30
31
32
32
27
29
28
32
30
29
29
30
30
30
31
29
30
30
225
1
,
235
235
265
265
i 340
235
I 295 i
53
63
63
13
13
32
42
62
62
63
17
! 265 13
: 3330 Ubm = 278
340
310
295
295
310
310
310
320
295
310
310
34
4
11
11
4
4
4
14
11
4
4
2809
3969
3969
I
169
169
1o24 1
1764 I
3844 I ! i 3844
3969 ,' 289
169
25988
1156
16
121
121
16 .
16
16
196
121
16
16
28 265 41 256
26
26
27
27
25
25
25
28
29
29
30
30
3670 vbm = 306 2067
225
225
235
235
220
220
220
265
295
29
29
19
19
34
34
34
11
41
295 41
310 56
310 56
3055 ~bm = 254
841
841
361
361
1156
1156
1156
121 1
1681 I
1681
3136
3136
15627 I
KONDISI j KETERANGAN
i
Rusak berat Beton terlepas
Rusak berat
Rusak berat
! I
i l
3 bt besi terlihat
s = 47
vbk = 278-1.64 x 47
= 201 kg/cm2
Beton terl epas
1 bt besi terlihat
s = 13
Ubk = 306 - 1 .64 X 13
= 285 kg/cm2
Beton terl epas
1 bt besi terlihat
S=36
~bk = 254 - 1 .64 X 36 I
= 195 kg/cm2 I
I
i I
I I
iNO LOKASI I ANGKA I ub 1 vb -fum ~fu .fbm)2 KONOISI I KETERANGAN ! I PANTULi I l
I I
i I
I I 0.1-1 32 270 23
-I
529 I
Baik Beton belum ada I i I Batang . 32 i 270 23 529 beton belum ada yang' i I I !
I I i 1 diagonal 33 !
285 8 64 I retak !
! ! 33 285 8 64 i I
34 310 17 289
34 310 17 289
33 285 8 64
33 285 8 64
35 325 32 1024 s = 18
35 325 32 1024 6bk = 293 - 1 . 64 X 1 8 1
I f i I
j '
I I 33 : 285 8 64 i ! I
I i k;bm = 293 : I I
3520 4068 I
J
33 285 8 64 I
I
= 263 kg/cm2
I I
I I
! I
I
I
I i I II 0.1-3 35 325 14 196 ' Idem (sda) ' Idem (sda) I
I 35 325 14 196 I
34 310 1 1
34 310 1 1
34 310 1 1
33 285 26 676
33 285 26 676
37 355 44 1936 s = 24
37 355 44 1936 ubk = 311 - 1.64 X 24
34 310 1 1 = 272 kg/cm2
33 285 26 676
33 285 26 676
3740 ~m = 311 6972
Ill 0.2-1 34 310 1 1 Idem (sda) Idem (sda)
32 270 59 3481
36 340 29 841
34 310 1 1
33 285 26 676
35 325 14 196
36 340 29 841
33 285 26 676
I 35 325 14 196 I
34 310 1 1 s = 24
35 325 14 196 (/bk = 311 - 1.64 X 24
34 310 1 1 = 272 kg/cm2
3735 1Cibm = 311 7107
I I I I
'
NO LOKASI
I IV 1
I 0.2-2 i I Batang 1
I l 1 diagonal
I
I V
VI
i I
I I I
I i I
I
I I
I
I 0.1-4
0.4-3
ANGKA! ub
i Gb-6bm
PANTUL!
32
32
33
33
35
34
33
34
35
35
36
36
32
30
30
34
30
29
29
28
28
31
31
30
36
36
37
37
36
38
37
38
39
38
38
37
I I '
i
I
I I
270 I
35
270 ! 35 ' I 285 !
285 !
20
20
325 20
310 5
285 20
310 5
325 20
325 20
340 35
340 I 35
3670 bom = 305
I 270 I 33
I 230 7
230 7
310 3
230 3
220 17
220 17
200 37
200 37
250 13
250 13
230 7
2840 (ibm= 237
340 19
340 19
355 4
355 4
340 19
370 11
355 4
370 11
390 39
370 11
370 11
355 4
4310 P"bm = 359
r6b -<Tbm)21
i I I I
:
I I
I
I
I
1225
1225
400
400
400
25
400
25
400
400
1225
1225
7350
1089
49
49
9
9
289
289
1369
1369
169
169
49
4908
361
361
16
16
361
121
16
121
1521
121
121
16
3152
I
I I I I
i
I
I I
I
KONOISI i KETERANGAN I
! I
! I Baik Beton belum ada I
yang retak ' '
s = 25 I
ubk = 305 - 1 .64 x 25 !
= 264 kg/cm2
Idem (sda) Idem (sda) i
s = 20
6bk = 237 - 1.64 X 20
= 204 kg/cm2
Idem (sda) Idem (sda)
s = 16
~bk = 359- 1.64 X 16
= 332 kg/cm2
I I I
i I
NO LOKASI
I VII I 0.5-1
1 I Satang
i ·diagonal I I
I
VIII 0.7-2
IX 0.8-4
I I
I
ANGKA i
PANTULI
32
36
33
33
35
34
33
30
30
32
36
33
35
35
34
33
34
33
33
32
33
34
35
35
35
35
35
34
34
33
33
32
33
34
35
35
I :
! i
I I
l
I
I
ub
270
340
285
285
325
310
285
230
230
270
340
285
3455
325
325
310
285
310
285
285
270
285
310
325
325
3640
325
325
310
310
310
285
270
270
285
310
325
325
I
I !
i I
I :
' I
Gb-Obm
17
53
2
2
38
27
2
43
43
17
'
I I
I I I
I I
I I
I
Gb- <ibm)2
289
2809
4
4
1444
729
4
1849
1849
289
!
I
I
I
1 53 1 2809
2 ~ obm = 287 12083 '
22 484
22 484
7 49
18 324
7 49
18 324
18 324
33 1089
18 324
7 49
22 484
22 484
6bm = 303 4468
20 400
20 400
5 25
5 25
5 25
20 400
35 1225
35 1225
20 400
5 25
20 400
20 400
3650 ~bm = 305 4950
I
KONOISI KETERANGAN
Baik I
Beton belum ada I
I yang retak I I
I
I I
I I I i
s = 32 I ivbk = 287- 1.64 x 32!
I = 234 kg/cm2 I
!
I : ! i
Idem {sda) I I Idem {sda)
s = 19
Gbk =303-1.64x19
= 272 kg/cm2
Idem (sda) Idem (sda)
s = 20
Ubk = 305 - 1 .64 X 20
= 272 kg/cm2
I
NO LOKASI ANGKA ub
PANTULI
vb-<ibm - bni'2 KONDISI
T.2-1
Satang
vertikal
230
200
200
270
220
230
1
29
29
49
g
1
841
841
2401
81
220 81
250 21 441
250 21 441
Baik
KETERANGAN
Beton belum ada
yang retak
s = 21
30
28
28
32
29
30
29
31
31
30
29
30
230 1 KJbk = 229- 1.64 X 21 I
II I I ~: I ~ ! 811
! I
!---+-------1'---+1_2_7_5_0--r--~-b_m_=_2_2_9: il ~~5_2-_1-2~~ 7 1 _ ___ I
I I i I I T.2-3 34 310 I 31 961 II Idem (sda) II
34 310 31 961
36 340 1
37 355 14
38 370 29
34 310 31
36 340 1
38
38
38
35
35
370 29
370 29
370 29
325 16
325 16
4095 IG"bm = 341
1
196
841
961
1
841
841
841
256
256
6957
= 195 kg/cm2 I
!
Idem (sda) I I
s = 24
Cihk = 341 - 1 .64 X 24 I
= 302 kg/cm2
Ill T.3-1 32
33
30
34
36
32
36
32
30
34
270
285
230
14 196 Idem (sda) 1
Idem (sda)
l
310
1 340
210 I 340
' 270
230
310
I
1
54
26
56
14
56
14
54
26
1
2916 1
676
3136
196
3136 I 196
2916
676
32 270 14 196
33 285 1 1
3410 ~m = 284 14242 , I I 1
I
s = 34
uhk = 284 - 1 .64 x 34
= 228 kg/cm2
I i
NO LOKASI ANGKA (fb v b..(ibm Jib -vbm)2 KONDISI
I KETERANGAN !
PANTUL I I !
I I I I IV T.3-2 j 38 370 ! 10 I 100 Baik Beton belum ada I
Satang I I i I i ! 38 i 370 I 10 100 I yang retak I I
I
i I I I I vertikal i 39
I 390 ; 30 i 900 I I
I I I
I I
40 410 I
50 2500 I I
I I I I
I
I I I I i ! 39 390 I 30 i 900 i i
I I I I I
I 39 390 30 I
900 I I I
I 36 I 340
I 20 i 400 I I
I I
I 37 355 5
I 25
I
i ! I I 35 I 325
I 35
I 1225 s = 29 I
I = 360 - 1 .64 X 291 35 325 35 I 1225 IUbk
I 36 340 I 20 400 = 312 kg/cm2 I
I I 35 325 35 1225
4330 (fbm = 360 9900 I
I
v T.4-3 34 310 18 324 Idem (sda) Idem (sda)
34 310 18 324
36 340 12 144
37 355 27 729
35 325 3 9
34 310 18 324
36 340 12 144
36 340 12 144 s = 15
34 310 18 324 ~k = 328 - 1 .64 X 15
36 340 12 144 = 303 kg/cm2
35 325 3 9
35 325 3 9
3930 6bm = 328 2628
VI T.6-1 32 270 18 324 Idem (sda) Idem (sda)
32 270 18 324
32 270 18 324
35 325 37 1369
33 285 3 9
33 285 3 9
34 310 22 484
35 325 37 1369 s = 28
35 325 37 1369 Ubk = 288 - 1.64 X 28
30 230 58 3364 = 242 kg/cm2
32 I 270 18 324
33 I
285 3 9
I p-bm = 288
; I
3450 9278 I I
i l I
NO LOKASI ANGKA I (}b ub- bm ~- bmJ2 KONDISI KETERANGAN : PANTUL I
VII T.8-3 33 285 45 2025 Baik Beton belum ada I ! I
Satang 34 310 i 30 900 I
yang retak
I I I vertikal 34 310 I 10 I 100 I
35 325 I 15 I 225 I
I I
I i I
35
I 325
I 15 225
I I 36 340 0 j 0 I
I I I I !
I 36 340 ! 0 I 0 ! I
I !
I 38 370 30 !
900 i I
I j i I I
I IObk
I
38 370 30 900 s = 27 I I
I 36 340 0 0 = 340 - 1.64 X 27 i I
I
I i
38 370 30 I 900 I = 296 kg/cm2 I
I I i
I
I
I 39 390 50 I 2500
I I
I
4075 G"bm = 340 8675 I
i I I
I I I I
VIII T.8-4 36 340 6 I 36 Idem (sda) Idem (sda) I
33 285 49 2401 I
33 285 49 2401
33 285 49 2401
33 285 49 2401
35 325 9 81
35 325 9 81
36 340 6 36 s = 42
38 370 36 1296 vbk = 334 - 1.64 X 42
38 370 36 1296 = 265 kg/cm2
40 410 76 5776
39 390 56 3136
4010 Gbm = 334 21342
IX T.7-3 34 310 4 16 Idem (sda) Idem {sda)
34 310 4 16
36 340 34 1156
36 340 34 1156
35 325 19 361
35 325 19 361
I 35 325 19 361
I s = 20 1 33 285 21 441
33 285 21 441 Gbk = 306 - 1 . 64 X 20
34 310 4 16 = 273 kg/cm2
35 325 4 16
I 33 285 21 441
3765 ribm = 306 4782
I I i
NO LOKASI ANGKA u b
PANTUL
vb-Gbm r- bm}21 KONDISI l KETERANGAN i I
I IDIA.1-2
I 1 Diafrag-
1 !ma II;
: I
I I I
i i I I ! I
; i
i II DIA.3-2
I
I
Ill DIA.5-2
I
28
28
28
26
27
27
26
26
27
28
27
26
26
26
25
25
24
25
27
27
26
25
26
24
24
24
25
27
24
25
26
27
28
25
24
25
265
I 265
265
225
235
235
225
225
23
23
23
17
7
7
17
17
1 235 1
265 23
235 7
225 7
2900 ~bm = 242
225 4
225 4
220 1
220
200
220
235
235
225
220
225
1
21
1
14
14
4
1
4
200 1
2650 (ibm = 221
20
20
0
15
20
! I I i
i I I I
529
529
529
289
49
49
289
289
49
529 i 49 ! 49 I
3228 1
16
16
1
1
441
1
196
196
16
1
16
1
902
400
400
0
225
400
200
200
220
235
200
220
225
235
265
220
200
220
0 0
2640
5 25
15 225
45 I 2025
o 1 o
~ I ~o I Ubm=220~ I i i
Rusak
I l I '
: Sebagian permukaan ;
' beton lepas sehmgga I
: I
1 basi tulangan terlihat !
/Gbk I ! i
1 I
s = 16
= 242 - 1 .64 X 16 ,
= 216 kg/cm2
Idem (sda) I Idem (sda)
Idem (sda)
I
s = 9
ubk = 221 - 1 .64 x 9
= 206 kg/cm2
Idem (sda)
i I
s = 18 ! jubk = 220-1.64 x 18 i
= 190 kg/cm2
i i
I NO! LOKASII ANGKA (/b I I ijb I KONDISI 1 (/b -Ubm i (O"b- m)2j KETERANGAN
I I PANTUL
A.4-3 33 180 27 729 Rusak Sebagian permukaan
Lantai 34 200 7 49 beton lepas sehingga
34 200 7 49 besi tulangan terlihat 1
35 220 13 169 i I
34 200 7 49 I
34 200 .7 49
I I
33 180 27 729 I I
I I !
27 i
33 180
I
729 I !
I
I 35 220 13 169 I s = 21 i
I I
I I I
35 220 I 13 169 I (fbk = 20 7 - 1 .64 X 21 /
36 240 33 I 1089 I = 173 kg/cm2
I I
36 240 33 1089
2480 ubm = 207 5068
II A.6-3 33 180 34 1156 Idem (sda) Idem (sda)
Lantai 30 120 26 676
30 120 26 676
30 120 26 676
32 165 19 361
30 120 26 676
30 120 26 676
32 165 19 361 s = 27
32 165 19 361 6bk = 146- 1.64 X 27
33 180 34 1156 = 102 kg/cm2
33 180 34 1156
30 120 26 676
1755 (ibm= 146 8607
'NO LOKASI ANGKA (Jb I Ub- (}bm (lfb - (fbm) 21 KONDISI
I KETERANGAN l
PANTUL I I I ! I
i
I Sebagian permukaan I ABT.1 32
I 270 I 20 400 Rusak
I I 32 270 I 20 I 400 1 beton ada yang retak
I I 33 285 15 I 225 I I
I I 34 310
I 20 400
I I
I 33 285 5 25 I
'
I I I !
I 35 I 325 35 1225 i
I 36 I
340 I
50 2500 I !
I I
I 32 270 20 400 s = 23
32 270 20 400 libk = 290- 1.64 X 23
33 285 1 15 225
33 285 5 25 ! = 252 kg/cm2
33 285 5 25
3480 ubm = 290 6250
II ABT. 2 30 230 9 81 Idem (sda) Idem (sda)
30 230 9 81
30 230 9 81
30 230 9 81
31 250 11 121
31 250 11 121
32 270 31 961
32 270 31 961 s = 16
30 230 9 81 fbk = 239- 1.64 X 16
30 230 9 81 = 213 kg/cm2
29 220 19 361
30 230 9 81
2870 (j"bm = 239] 3092
PENGUJIAN DENGAN HAMMER DAN KUAT TEKAN
HASIL COREDRIL LANTAI JEMBATAN GUNTUR
NOI LOKASI ANGKA (}b 1 (}b - (/bm ! ( b- bm)2j ! I
PANTUL I I !
I
I I
I I I LANTAI 34 310
I 59
I 3484
33 285 34 1156 I !
I I I i 33 285 I 34 1156
I I I 32 I 270 19 361 I
I I
I
31 250 1 1 I I I
31 250 1 i !
31 250 1 1
31 250 1 1
28 200 51 2601
28 200 51 2601
30 230 21 441
30 230 21 441
3010 ~m = 251 12242
II LANTAI 29 220 14 196
29 220 14 196
29 220 14 196
32 270 36 1296
29 220 14 196
32 270 36 1296
28 200 34 1156
31 250 16 256
31 250 16 256
30 230 4 16
30 230 4 16
30 230 4 16
2810 P"bm = 234 5092
KONDISI I KETERANGAN
I Sebagian permukaan Rusak
I beton ada yang retak I
I s = 31
KJbk = 251 - 1.64 X 31
= 200 kg/cm2
HASIL KUAT TEKAN J DARI BENDA UJI SE-
UNDER = 199 KG/C
Idem (sda) Idem (sda)
s = 20
Obk = 234 - 1 .64 X 20
= 201 kg/cm2 ,
HASIL KUAT TEKAN
DARI BENDA UJI SE-
LINDER= 199 KG/CM
Tgl. penerimaan
Macam contoh
Sumber contoh
Pelaksana
Ditest oleh
: 28-9-1994
: Besi bet on pol os
: Ex Jemb. Guntur Jakarta
: Lab. Konstruksi BPJ
PERCOBAAN TARIK DAN LENTUR
No.
1.
2.
--
Diameter Batas ulur Kuat tarik
mm kg/mm kg/mm -
30 38.34 47.12
30 38.34 38.34
L___
Mengetahui,
Pe~b penelitian
lr.Wawan Witarnawan MSc ME
NIP. 110013551
Regang Percobaan lentur dingin
dalam 200 mm sudut lengkung 170o-180o
14.28 Ba i k
19.28 Ba i k
-~
Kualitas Keterangan ' -- '=1
BJTP.30
BJTP.30 '
I
Bandung, 1-10-1994
BESARNYA GAYA MAXIMUM YANG MAMPU DITAHAN OLEH MASING-MASING BATANG
BATANG BAWAH
0 B1 = B2 = B7 = Ba
95 27 - 7,5 ----> 12 95 27
As = 68,706 cm2
p = As . fa
= 68,706 X 2200
= 151155 kg = 151,155 ton
0 B3 = Be
14 95 27
As = 80' 1 57 cm2
p = As . ra = 80,157 X 2200
= 176347 kg = 176,347 ton
0 B4 = B5
16 95 27
As = 91,609 cm2
p = As · cfa
= 91,609 X 2200
= 201537 kg = 201,537 ton
0 01 = 02 = 07 = o8
1 1 0 27
As = 62,981 cm2
p = As . rra
= 62,981 X 2200
= 138558 kg = 135,558 ton
0 03 = 06
7 0 27
As = 40,078 cm2
p = As . era
= 40,07~ X 2200
= 88173 kg = 88.173 ton
0 04 = o5
6 0 27
As = 34,353 cm2
p = As . <f"a
= 34,353 X 2200
= 75577 kg = 75.577 ton
BATANG TEGAK (TEKAN)
Oiasumsikan bahwa luas tulangan adalah minimum, .yaitu 1 %
dari Ac
0 Batang T1 = T7
I I Ac = 2325 + 350= 2675 cm2
As = 1 % Ac = 26,75 cm2
I I 3"1 zs 3"1
p = Ac x(b + As x <fa
= 2675 X 66 + 26,75 X 2200 = 235,400 ton
I za,c; -;z.c;; ZB.t;, I I ·
p = Ac X ~b + As X ra
Ac = 2050 + 350 = 2400 cm2
As = 1 % Ac = 24,00 cm2
= 2400 x 66 + 24,00 x 2200 = 211,200 ton
o Satang T 3 = T 5
Ac = 1375 + 350 = 1725 cm2
As= 1 % Ac = 17,25 cm2
2..? 1~ I I I .
p = Ac X ~b + As X ra = 1725 x 66 + 17,25 x 2200 = 151,800 ton
o Satang T4
Ac = 1125 + 350 = 1475 cm2
As = 1 % Ac = 14,75 cm2
I '10 I 2.5 I 10 I
p = Ac X rb + As X ra = 1475 x 66 + 14,75 x 2200 = 129,800 ton
KONTROL TEKUK SATANG TEKAN
Dalam perencanaan praktis, kolom dikategorikan sebagai kolom langsing atau pendek. Kolom langsing direncanakan untuk kekuatan dengan cara s~ma sebagaimana kolom pendek, tetapi harus ditambah momen tambahan (atau diperbesar). Kolom sangat langsing dengan perbandingan kelangsingan ( Le/r > 120 ) mempunyai reduksi kekuatan sangat besar dan tidak diijinkan.
Batas kelangsingan kolom pendek adalah
o Untuk kolom terikat :
Le ~ 25
r
o Untuk kolom tidak terikat
Le
r
dimana
Le
r
< 22
Le = panjang tekuk ( m )
r = jari-jari girasi ( m = 0.3 D
D = lebar penampang ( m )
Le 3.6 = ------- = -----------
0.3 D 0.0 X 0.39
= 24.4 $ 25 -----> kolom pendek
Jadi batang tekan merupakan kolom pendek, sehingga tidak perlu adanya momen tambahan sebagaimana kolom langsing.
SATANG ATAS ( TEKAN )
: No :
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1
Ac = 25,5 X 60 =
t~ As = 15,3 cm2
p = 1530 X 66 +
= 134,640 ton
Gaya maximum yang mampu dipikul oleh masing-masing batang
1530 cm2
15,3 X 2200
8atang : Gaya max (ton): Keterangan
81 = 82 = 87= B8 151;155 Tarik
83 = 86 176,347
84 = 85 201,537
01 = 02 = 07= o8 138,558
03 = 06 88,173
04 = o5 75,577
T1 = T7 234,400 Tekan
T2 = T6 211 '200
T3 = T5 151,800
T4 129,800
A1 s/d A8 134,640
-------------------------------------------------------
PERHITUNGAN KAPASITAS PENAMPANG PELAT
/ II 112-~ ~-;7-r~~~T---~~----~.-----~~-----------r~~
~~~'" rr11" .of --~s~s~.~s-,~~L---,-~-~-------------+1 ~1
Luas tulangan tarik (As) = ¢ 12- 15 = 7,54 cm2
Luas tulangan tekan (As')=¢ 12- 30 = 3,77 cm2
6 As'
= ----- = 0,5 As
7,54 100 n ~ = 100 X 23 X = 9,634
100 X 18
Dari tabel lentur 'n' dengan i = 0,4 diperoleh
1 = 0,891
¢ = 2,03
¢' = 2,913
! = 0, 330
Momen maksimum yang dapat dipikul penampang pelat
M = As ra h
= 7,54 X 2200 X 0,891 X 18
= 266038 kgcm
= 2,66 tm
KONTROL TULANGAN PADA PLAT BETON LANTAI
u u o Beban mat i :
b.s plat lantai = 0,22 x 2500 x 1 = 550 kg/m'
be rat asp a 1 = 0,08 X 2200 X 1 = 176 kg/m'
berat air = 0.05 X 1000 X 1 = 50 kg/m'
q = 776 kg/m'
M max = 1/10 x q x 12
= 310,4 kgm'
o Beban bergerak
s + 0,6 20 M max = 0,8 ( ---------) P. K ---> k = 1 + ------
10 50 + L
M max
s + 0,6 = 0,8 (----------) 10000. 1,254
10
= 2353 kgm -------> 100 % BM
1,745 +0,6
20
= 1 + ----------50 + 28,8
= 1,254
M max = 0,8 ( ) 7000 . 1,254 10
= 1647 kgm ------> 70% BM
M total 100 % = 310 + 2353
= 2663,4 kgm -----> 100 % BM
M tot a 1 70 % = 310,4 + 1647
= 1957,4 kgm -----> 70 % BM
h = 20 - 2 = 18 em
U.38 ------> rJa = 0,58 X 3800 = 2200 kg/cm2
K.200 -----> cfb = 0,33 X 200 = 66 kg/cm2
330 330 n = ----- = ------ = 23
~ '{20o
fr 2200 0o = ----- = ------
n .f'b 23 .66
= 1,449
h 18 Ca = --------- = ------------- = 3,411 ---> 100% BM
V~3.2663,4
---------1 . 2200
18 Ca = ----------- = 3,979 ------> 70 % BM
v==:_~=~~~4 1.2200
100 % BM
6 = 0,4 ca = 3,411 ----> 0 = 1,985 > 0o ok
100 nw = 9,827
9,827 A= w.b.h = ------ . 100.18 = 7,691 cm2
100.23
70 % BM
~ = 0,4 ca = 3,979 ----> 0 = 2,333 > 0o ok
100 nw = 7,258
A= c-J.b.h = 7,258
100.18 = 5,680 cm2 100.23
100% BM ------> 0 12 - 14,5 ( 7,80 cm2)
70% BM ------> 0 12 - 16 ( 7,07 cm2)
8 8689 :
L1 = 3.70 M
R1 = 6740 KG
8 8316 :
L1 = 3.70 M
R1 = 6640 KG
8 8689 :
L1 = 3.65 M
R1 = 5640 KG
8 8689 :
L1 = 3.60 M
R1 = 6760 KG
SPESIFIKASI KENDARAAN UJI
IFJ'::~~:I
I P.;..
jill(fJ! 0
?,
L rz z s ' 'd P .t JlfJtCJ • -________ _j~I~''='~J='':!~o~
I L L,
L2 = 1.40 M L3 = 1.70 M 8 = 1.80 M
R2 = 6940 KG P1 = 1630 KG P2 = 1790 KG
L2 = 1.40 M L3 = 1.50 M 8 = 1.00 M
R2 = 6840 KG P1 = 2700 KG P2 = 2490 KG
L2 = 1.10 M L3 = 1.40 M B = 1.80 M
R2 = 6170 KG P1 = 1740 KG P2 = 1960 KG
L2 = 1.10 M L3 = 1.40 M 8 = 1.80 M
R2 - 7170 KG P1 = 1810 KG P2 = 1850 KG
PERHITUNGAN GAYA BATANG
PEMBEBANAN
0 Be ban mat i
b.s gel agar = 1500 kg/m'
b.s pel at lantai 2 X 0.02 X 2500 = 1000 kg/m'
be rat aspal 2 X 0,08 X 2200 = 352 kg/m'
be rat air 2 X 0,05 X 1000 = 100 kg/m'
q = 2942 kg/m'
o Beban hidup -----> 70 % BM
be ban garis p
1 2 ton p = 70 % X -------- X a X s
2,75 12
= 70 % X -------- X 0,75 X 2,0 2,75 12
= 70 % X -------- X 0,75 X 2,0 2,75
= 4,582 t = 4582 kg
beban merata q
2,2 q = 70 % X ----- t/m' X a X s
2,75
2,2
= 70 % X ----- X 0,75 X 2,0 2,75
= 0,84 t/m' = 8400 kg/m'
Pc = 4,582 t
q = 2,952 + 0,84
= 3,792 t/m'
P = Q X 3,6 = 13,651 t
4,582 + (3,792x28,8) RA = RB = ----------------------
2
= 56,896 t.
Yz. p p
f LPc.
p p lp l A.., l Az A:> A4 lp A c;; l A6 lAB --
,.., '\. ·, D:z.
B.~ Be
GAYA SATANG
, I : I ; I i i NO NAMA SATANGI GAYA SATANG !GAYA SATANG 1 KETERANGAN :
I I 70% SM (KG) 1100% SM (KG)!
1 S1 = S8 0.000 I 0.000 I SATANG TARIK:
2 S2 = S7 50.078 55.562 II
3 S3 = S6 86.570 96.185 II
4 I S4 = S5 109.329 121.867 II
I
5 01 = 08 70.821 I 78.576 II !
I
6 02 = 07 51.604 I 57.045 " I
I 7 03 = 06 32.186 36.320
II
I 8 04 = 05 12.873 15.196
II
9 T1 = T7 50.078 55.562 SATANG TEKAN
10 T2 = T6 36.490 40.623 "
11 T3 = T5 22.759 25.680 II
12 T4 18.233 21.485 II
13 A1 = A8 50.000 55.562 II
14 A2 = A7 86.500 96.184 II
15 A3 = A6 109.258 121.865 " I
16 A4 = A5 118.375 132.610 II
I
PERHITUNGAN KAPASITAS PENAMPANG PELAT YANG SUDAH MENGALAMI PENGGOMPALAN DAN KOROSI
Tebal pelat yang tergompal = 17 em.
Diameter tulangan sesudah terkorosi 11 mm.
(dari hasil pengukuran) -
011- ?>OC>
• (J d 7
•
0 •
12511 - 150
(As = G,.L\ cm 2 )
As
100 nw = 100 X n X -----b X h
6,4 = 100 X 23 X ------
100x15
= 9,80
Dari tabel lentur , n,. , dengan f; = 0,4 diperoleh
7 - 0,890 -
¢' = 2,830
¢ = 1,985
3 = 0,335
Momen yang dapat dipikul penampang adalah
M - As _ 0" a . 7 - h
= 8,4 X 2200 X 0,890 X 15
= 1, 9 tm 70% BM ( = 1,96 tm )
Foto 1. Pengukuran elevasi dan lendutan sebelum dan saat pe~bebanan
Foto 2. Pengukuran beban kendaraan
Foto 7. Kondisi batang bawah, tampak tulangan· terbuka dan korosi
Foto 8. Kondisi pelat lantai yang sudah terkelupas dan tulangan terserang korosi
Foto g. Hampir seluruh batang diafragma bagian a~as kondisi betonnya mengalami kerusakan/terkelupas sehingga besi tulangan kelihatan
Foto 10. Pengujian dengan alat hammer (palu beton) pada lantai
1 70 1 515 70 1 360
I 360
1 I I ~ ~
KE JL. SULTAN AGUNG G)
2880
360 3 60 3!;Q 360
I I ~
---- ----- - - - - - - -- -- - - - -
TAMPAK CAN POT. MEMANJANG
1: 100
2 8 80 ~----
------ - -- - -- - --
I 360 70 515 70
KE JL. LATUHARHARI
~ ' --+"20
i 1400
I
I ~ -- 5~, 5 ~ --- ~ 7 ~ 0 ~- ---- -~- -~ 2 ~ 88 ~ 0 ~ 1 , 2 ~ , 1 ~ 44 ~ 0 -- ----- -~ -- ~ 36 ~ o -- ~ -- 3 ~ ro ~-~ - 3 ~ 6 ~ o - ~~ -- 3 _ 6o __ ~ 7o 4-_--= 5 ' 5 ~-- - - ~2 ~
I i I I f
4 KE JL. SULTAN AGUNG - --- +SOO-
DENAH
I:I()Q _
~
i
1 117 it 800 rr ~ !1
t il ~
I 'I I I' 0 1: I
PIPA AIR MINUM
IIi 1!1!!111 ~KJ
Ill 30 ljll 1 It it !1 1
l" u . . J ~~~-~ 25 t ~
___ _l___ _ I
I 125 1
~----r ~ ~ :-'_25_ :
200 200 200
M.A.N
POTONGAN 4
1:100
854
27 8 00
tt--:I I,
127
I 106 I ~~ -- ---r
I 125 I ,- --~
200
I
~
200 200 127
POTONGAN 3 DAN 5
1:100
JEMBATAN GUNTUR 01 DKI
I
]l