PERANCANGAN JEMBATAN GANTUNG MENGGUNAKAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of PERANCANGAN JEMBATAN GANTUNG MENGGUNAKAN ...
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
200
PERANCANGAN JEMBATAN GANTUNG MENGGUNAKAN
KONSTRUKSI KABEL DI SUNGAI BOYONG KABUPATEN SLEMAN,
YOGYAKARTA
Gabriel Kristianto Mering
Magister Teknik Sipil
Program Pascasarjana
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No. 44, Yogyakarta, 55281
Arif Damar I.I.K
Sarjana Teknik Sipil
Program Sarjana
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No. 44, Yogyakarta, 55281
Abstract
The suspension bridge is part of a means of transportation that helps human mobility which has aesthetic value
and requires less funds when compared to conventional bridges. The design of a suspension bridge stretching
on the Boyong River, Sleman Regency is the right choice because it will help the community and village
government because there are several tourist attractions around the location and if the two locations are
combined it will have even better value, therefore the suspension bridge design functions as a connecting two
tourist objects that have economic value, the authors designed a Class II suspension bridge with a bridge width
of 1.2 meters.The design results obtained a span length of 115 meters with 25 meters of left and right spans,
and 90 meters of center span, and a height of 7.6 meters from the water level. The floor of the suspension
bridge uses 3/25 wooden dacks. The longitudinal girder uses UNP 100x50x6 mm, and for the cross girder uses
80x45x6 mm profile steel. For cable materials using Ø40 mm for the main cable, while for hanging cables
using Ø16 mm steel slings. The deflection that occurs in one-quarter of the span is 0.51 meters.
Keywords: suspension bridge, bridge design, cable bridge, simple bridge, suspension bridge
Abstrak
Jembatan gantung merupakan bagian dari sarana transportasi yang membantu mobilitas manusia yang memiliki
nilai estetika dan memerlukan dana yang tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan jembatan
konvensional. Perancangan jembatan gantung membentang pada Sungai Boyong Kabupaten Sleman
merupakan pilihan yang tepat karena akan membantu masyarakat serta pemerintah desa karena disekitar lokasi
tersebut terdapat beberapa objek wisata dan jika dua lokasi tersebut digabungkan akan memiliki nilai yang
lebih baik lagi, oleh karena itu perancangan jembatan gantung berfungsi sebagai penghubung dua objek wisata
yang memiliki nilai ekonomis maka penulis merancang jembatan gantung Kelas II dengan lebar jembatan 1,2
meter. Hasil perancangan didapatkan panjang bentang 115 meter dengan 25 meter bentang kiri dan kanan, serta
90 meter bentang tengah, dan ketinggian dari muka air 7,6 meter. Lantai jembatan gantung menggunakan dack
kayu 3/25. Gelagar memanjang menggunakan UNP 100x50x6 mm, dan untuk gelagar melintang menggunakan
baja profil 80x45x6 mm. Untuk material kabel menggunakan Ø40 mm untuk kabel utama, sedangkan untuk
kabel penggantung menggunakan sling baja Ø16 mm. Lendutan yang terjadi pada seperempat bentang adalah
0,51 meter.
Kata Kunci: jembatan gantung, perancangan jembatan, jembatan kabel, jembatan sederhana, suspension
bridge
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
201
PENDAHULUAN
Pada tahun 2015 kebutuhan infrastruktur lebih tepatnya jembatan gantung diperkirakan
mencapai ribuan, banyaknya jembatan gantung bertujuan untuk meningkatkan mobilitas
masyarakat dibeberapa daerah. Menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tahun 2017 jembatan yang sudah dibangun berjumlah 70 tersebar diseluruh
Indonesia, sedangkan 2019 Kementerian Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
menargetkan untuk membangun sekitar 200 jembatan gantung yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Jembatan gantung merupakan sarana transportasi yang masih dibutuhkan diberbagai daerah
di Indonesia, oleh karena itu pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat membangun jembatan gantung dijadikan alternative karena memiliki
berbagai kelebihan berupa biaya untuk membangun jembatan gantung lebih murah
dibandingkan jika membangun jembatan konvensional, waktu yang dibutuhkan untuk
membangun jembatan gantung relatif tidak memakan waktu yang lama, dan memiliki nilai
estetika yang memiliki daya tarik tersendiri.
Desa Sinduarjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman merupakan daerah yang dilewati
oleh Sungai Boyong salah satunya pada Dusun Kadipuro dan Kancilan. Dusun tersebut
dipisahkan oleh Sungai Boyong sedangkan padahal dua daerah terebut memiliki potensi
wisata yang cukup baik.
Dusun Kancilan tedapat Pusat Balai dan Sastra sedangkan pada Dusun Kadipuro terdapat
beberapa lokasi outbond, hotel, sekolah alam, taman baca dan beberapa restoran heritage,
akan tetapi lokasi tersebut saat ini belum disatukan sehingga terkesan berpisah dan tidak
saling mendukung. Oleh karena itu perlu dirancangkan jembatan gantung Sungai Boyong
untuk kedua destinasi tersebut dengan memberikan sarana infrastruktur maka akan
memberikan dampak yang positif pada peningkatan pariwisata pada daerah tersebut dan
akan berdampak positif bagi ekonomi pada desa tersebut.
LANDASAN TEORI
Peraturan-Peraturan Acuan
Peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan jembatan gantung ini antara lain
terdapat beberapa peraturan-peraturan dan Standar Nasional Indonesia.
1. Departemen Pekerjaan Umum, 2010, Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil tentang Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung
untuk Pejalan Kaki.
2. SNI 03-1725-1989, Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya.
3. SNI 07-0722-1989, Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum.
4. SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
5. SNI 07-2529-1991, Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton.
6. SNI 03-3527-1994, Mutu Kayu Bangunan.
7. SNI 03-4433-1997, Spesifikasi Beton Siap Pakai.
8. SNI 03-4810-1998, Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan.
9. SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
202
10. RSNI T-02-2005, Standar Pembebanan Untuk Jembatan.
11. AASHTO M 169-02 Steel Bars, Carbon Finished, Standart Quality.
PEMODELAN STRUKTUR
Jembatan gantung Sungai Boyong merupakan jembatan tanpa pengaku dengan
menggunakan portal pylon dan tumpuan jepit yang dimodelkan menggunakan sistem 3
dimensi yaitu menggunakan software SAP 2000.
Gambar 1. Pemodelan Struktur Jembatan Gantung Menggunakan Software SAP200
METODE PERANCANGAN
Persiapan Perancangan
Dalam mempersiapkan pekerjaan pengumpulan data dan pengolahan data perlu dilakukan
penyusunan yang berkaitan dengan tujuan dan maksud dari perancangan jembatan gantung
agar dapat lebih efisien dan efektif. Berikut tahapan-tahapan perancangan jembatan gantung.
1. Perumusan masalah dan identifikasi.
2. Survei ke lokasi secara langsung agar mendapatkan gambaran umum permasalahan di
lokasi.
3. Menentukan kebutuhan data yang akan dipakai dipenelitian.
Tahap-Tahap Perencanaan
Setelah data primer dan data sekunder didapatkan maka dilakukan pengolahan data dan
analisis untuk ke tahap perencanaan. Tahapan perencanaan pada jembatan gantung sebagai
berikut.
1. Perhitungan kabel, untuk perhitungan kabel pada jembatan gantung dibedakan menjadi
tiga jenis kabel antaralain kabel utama, kabel angkur, kabel ikatan angin, dan kabel
penggantung.
2. Kelandaian memanjang pada jembatan gantung dapat dibangun apabila kelandaian
jembatan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku dalam peraturan.
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
203
3. Dimensi balok angkur akan berpengaruh terhadap kekuatan dari kabel yang akan
direncanakan dimana balok angkur merupakan kekuatan yang akan menahan kabel pada
jembatan gantung.
4. Menara/pylon memiliki fungsi untuk menahan stabilitas terhadap tekuk beban static
ekuivalen dan juga sebagai tumpuan kabel utama.
5. Fondasi jembatan di desain untuk menahan kapasitas beban pada jembatan gantung.
Gambar Desain
Gambar desain untuk jembatan gantung yang direncanakan dilakukan dengan menggambar
situasi jembatan yang akan direncanakan seperti tampak jembatan dari atas dan samping.
Penggambaran tampak jembatan gantung juga digambarkan secara detail pada setiap elemen
pada jembatan gantung. Penggambaran jembatan gantung termasuk denah situasi, gambar
tampak, dan gambar potongan serta detail rencana bangunan akan menggunakan program
AutoCAD.
HASIL PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG
Desain dan Pemodelan
Dimensi elemen-elemen struktur jembatan gantung sebagai berikut.
Jenis model : Jembatan gantung tipe II.
Panjang betang kiri, L1 : 25 m.
Panjang betang tengah, L2 : 90 m.
Panjang betang kanan, L3 : 25 m.
Lebar Menara, w : 2 m.
Tinggi Menara, H1 : 10 m.
Jumlah segmen kiri, N1 : -.
Jumlah segmen tengah, N2 : 59.
Jumlah segmen kanan, N3 : -.
Mutu baja (fy’) : 390 MPa.
Dimensi menara : IWF 450 x 300 x 10 x 15
Dimensi gelagar memanjang : Kanal UNP 100 x 50 x 6
Dimensi gelagar melintang : Kanal UNP 80 x 45 x 6
Diameter kabel utama : 32 mm.
Diameter batang pengantung : 30 mm.
Gambar 2. Model Struktur Tampak 3 Dimensi
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
204
Analisis Perhitungan Manual
Kelas Pengguna Lebar
(m)
Beban Terpusat
(kN)
Beban Distribusi
Merata (kPa)
Lendutan
Ijin
Jembatan gantung
pejalan kaki kelas I
(beban hidup
maksimum sampai
dengan kendaraan
ringan)
1,8
20 5
(1/200) L 1 motor ringan
pada 1 bentang
jembatan
Jembatan gantung
perjalanan kaki kelas II
(beban hidup dibatasi
hanya untuk pejalan
kaki dan sepeda motor)
1,4 -
4
(1/100) L
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 2000
Oleh karena itu untuk data perencanaan jembatan gantung adalah sebagai berikut.
Lebar jembatan : 1,2 m.
Beban terpusat : 20 kN.
Beban terdistribusi merata : 4,0 kPa = 4,0 kN/𝑚2
Bentang jembatan : 90,0 m
Lendutan izin : (1/100) L = 0,90 m
1 kPa : 0,01019716 kgf/𝑐𝑚2
Fc’ beton : 20 MPa
Fy : 290 MPa
Analisis Perhitungan Struktur dan Pembebanan
(1/11) L < (1/8) L
Dipilih d = (1/9). L = 10 m
Panjang antar menara L = 90 m
Kelandaian maksimum = (1/20) L = 4,5 m
Beban simetris 2 kPa = 2 kPa
Beban tidak simetris 2,5 kPa = 1,3 kPa
1 kN = 0,102 ton
1 kPa = 1 kN/𝑚2
1,25 kPa = 1,25 kN/𝑚2
Beban Hidup per Satu Kabel
Beban hidup per satu kabel merupakan beban yang ditopang satu kabel yang melayani
setengah bentang dari jembatan.
Lebar desain jembatan = 1,2 m.
Lebar jembatan satu kabel = 1,2/2 = 0,6 m.
Beban hidup simetris per meter Panjang Phas = 2 x 0,6
= 1,2 kN/m
Beban hidup asimetris per meter Panjang Phas = 2,5 x 0,6
= 1,5 kN/m
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
205
Dimensi Kabel
Dimensi kabel merupakan ukuran kabel utama dan ukuran kabel penggantung yang
digunakan untuk perancangan jembatan gantung.
Diameter kabel (D) = 40 mm.
Luas penampang kabel = A = 1
4𝜋𝐷2 = 0,0012560 𝑚2
7,849 t/𝑚3 = 78,5 kN/𝑚3 = 1256,00 𝑚𝑚2
Berat kabel = 78,5 kN/𝑚3x 0,0012560 𝑚2 = 0,099 kN/m
Dimensi Balok
Dimensi balok pada perancangan jembatan gantung Sungai Boyong menggunakan baja
kanal UNP 100 x 50 x 5.
Tipe balok = Baja kanal UNP 100 x 50 x 5
Dimensi = 100 x 50 x 5
Berat balok = 18,7 Kg/m = 1,83 kN/m
Wx = 824 𝑐𝑚3
Ix = 4120 𝑐𝑚4
Berat Lantai Jembatan
Berat lantai jembatan merupakan beban utama yang akan ditopang secara langsung oleh
jembatan gantung yang menjadikan dasar struktur kabel utama.
Beban lantai jembatan = tebal papan x lebar layan 1 kabel x BV papan
Tebal papan = 2,5 cm = 0,03 m
Berat volume papan = 8,0 KN/𝑚3
Berat lantai jembatan = 0,03 x 0,6 x 8,0
= 0,12 KN/m
Beban Mati Kabel Total
Beban mati balok = 1,83 kN/m
Beban kabel = 0,099 kN/m
Beban papan = 0,12 kN/m
Beban sandaran, ikatan angin, penggantung, sambungan = 0,15 kN/m
Beban mati total kabel = 2,2 kN/m
Tegangan Kabel
Tegangan kabel merupakan tegangan yang diterima secara langsung oleh kabel jembatan
gantung yang diakibatkan oleh beban pada jembatan.
Hasil perhitungan = 654,29 > 414 T max Backstay ……Aman
Penentuan lendutan
Penentuan lendutan dihitung untuk mendapatkan hasil berupa angka lendutan untuk
jembatan gantung sehingga bisa didesain senyaman mungkin.
Hasil perhitungan = 0,5 m < (1/100). L = 0,9 m ….. Aman
Momen maksimum / tegangan pada balok Momen maksimum tegangan pada balok merupakan momen tertinggi yang dapat diterima
oleh balok.
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
206
Hasil perhitungan = 𝜎𝑚𝑎𝑥 = 66,81 Mpa < 240 Mpa 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛….. Aman
Tegangan Menara
Tegangan menara merupakan tegangan yang diterima oleh menara jembatan gantung yang
diakibatkan oleh beban yang melewati pada jembatan gantung.
Hasil perhitungan = ∑ 133,22 MPa < 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 240 MPa ….. Aman
Perhitungan Fondasi
Perhitungan fondasi jembatan gantung merupakan perhitungan yang akan digunakan pada
jembatan untuk fondasi dalam menahan beban dari jembatan gantung.
Hasil perhitungan daya dukung = 59.569 Kg
Hasil Perhitungan Bore Pile = Jumlah Tiang yang digunakan = 4
= Q tiang pancang = η. Q izin 1 tiang
= 0,832 x 140242,13 Kg
= 116681,45 > Pmax = 49935,6 Kg
METODE PELAKSANAAN
Langkah kerja yang diperlukan dalam pembangunan jembatan gantung supaya meperoleh
hasil yang maksimal maka diperlukan tahapan antaralain site plan, pekerjaan struktur bawah,
pekerjaan pemasangan portal, pekerjaan pemasangan roller, pekerjaan pemasangan kabel
utama jembatan gantung, pekerjaan pemasangan hanger, pekerjaan merangkai pengaku
grider dan batang tegak sandaran, pekerjaan pemasangan grider, pekerjaan pemeriksaan
chamber, pekerjaan pemasangan sandaran, pekerjaan pemasangan lantai jembatan,
pekerjaan pemeriksaan chamber kembali, pekerjaan pemasangan kabel angin dan ikatan
angin, pekerjaan pengecoran plat injak, dan pemeriksaan akhir.
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam perancangan jembatan gantung sebagai berikut.
1. Pedoman perhitungan jembatan gantung menggunakan acuan standar dari dinas
pekerjaan umum.
2. Pada metode pelaksanaan jembatan gantung sudah terdapat rangkaian urutan
pelaksanaan yang memudahkan ketika pelaksanaan konstruksi berlangsung.
3. Pada perencanaan jembatan gantung Sungai Boyong yang dilakukan penulis dengan
lebar bentang perencanaan 90 meter bentang utama dan 25 meter bentang kanan dan kiri
jembatan dengan lebar jembatan 1,2 meter menggunakan dimensi kabel utama diameter
40 mm dan kabel penggantung menggunakan sling baja diameter 16 mm.
4. Lantai jembatan gantung menggunakan dack kayu 3/25.
5. Gelagar memanjang menggunakan UNP 100 x 50 x 6 mm.
6. Gelagar melintang menggunakan baja profil 80 x 45 x 6 mm.
7. Lendutan pada seperempat bentang adalah 0,51 m.
8. Software analisis dan perancangan struktur SAP 2000 (Structural Analysis Program)
membantu dalam melakukan perancangan dan desain sehingga didapatkan gambaran
output gaya yang akan dilayani jembatan gantung yang direncanakan.
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
207
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO M 169-02 Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality.
Aditya, Rayfan. 2014. Perancangan Jembatan Gantung Pejalan Kaki Desa Kendalsari –
Dompol, Klaten. Teknik Sipil dan Lingkungan. Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada Yogyakarta.
Arifin, Bustanul. 2013. Perancangan Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe 1 Dusun Tekar
Desa Malang Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo. Teknik SIpil. Fakultas Teknik
Universitas Jember.
Departemen Pekerjaan Umum.1998. Pedoman Pemasangan Jembatan Gantung Produksi PT.
Amarta Karya Tipe 120m.Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1998. Pedoman Pemasangan Jembatan Gantung Produksi
PT. Amarta Karya Tipe 120m. Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum. 2000. Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa
Sipil tentang Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung untuk
Pejalan Kaki.
Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Pedoman perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi
Jembatang Gantung untuk Pejalan kaki. Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi
Jembatan Gantung untuk Pejalan Kaki.
Irwan Rendik, Tristanto Lanneke, dkk. 2011. Perencanaan Teknis Jembatan Cable Stayed.
Bandung: Puslibang Jalan dan Jembatan Bina Marga.
RSNI-T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan. Badan Standarisasi Nasional
BSN. Jakarta. hal 132.
Schodeck. 1991. Struktur (Alih Bahasa: Suryoatmojo). Jakarta: PT.Eresco.
SNI 03-1725-1989, Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya. Badan
Standarisasi Nasional BSN. Jakarta.
SNI 07-0722-1989, Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum. Badan Standarisasi
Nasional BSN. Jakarta.
SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan Standarisasi Nasional
BSN. Jakarta.
SNI 07-2529-1991 Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton. Badan Standarisasi Nasional
BSN. Jakarta.
SNI 03-3527-1994 Mutu Kayu Bangunan. Badan Standarisasi Nasional BSN. Jakarta.
SNI 03-4433-1997 Spesifikasi Beton Siap Pakai. Badan Standarisasi Nasional BSN. Jakarta.
SNI 03-4810-1998 Metode Pembuatan & Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan. Badan
Standarisasi Nasional BSN. Jakarta.
SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Badan
Standarisasi Nasional BSN. Jakarta.
SNI T-02-2005 Standar Pembebanan Untuk Jembatan. Dep. PU. Badan Standarisasi
Nasional BSN. Jakarta.
SNI-03-2847-2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Badan
Standarisasi Nasional BSN. Jakarta. hal. 255.
Supriyadi, B.2007. Analisis Struktur Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.
Supriyadi dan Muntohar. 2007. Jembatan. Beta Offset. Yogyakarta.
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no. 567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum
Jaringan Jalan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23
Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung, 23 – 24 Oktober 2020
208
LAMPIRAN