PERANCANGAN FTTH
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PERANCANGAN FTTH
PERANCANGAN DAN DESAIN JARINGAN LOKAL AKSES FIBER
(JARLOKAF) DENGAN TEKNOLOGI PON KONFIGURASI JARINGAN FIBER
TO THE HOME (FTTH)
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) adalah jaringan
yang menggunakan kabel serat optic untuk menghubungkan antara
sentral local dengan terminal pelanggan. Teknologi pada
Jarlokaf yang sudah berkembang dengan baik antara lain: DLC
(Digital Lopp Carrier), PON (Passive Optical Network), AON (Active Optical Network)
danHFC(Hybrid Fiber Coax).
Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa
kriteria antara lain :
1. Jenis jasa dan kapasitas.
2. Kemudahan O&M.
3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).
4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard
(compatibility).
5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
6. Biaya efektif.
7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi
JARLOKAF.
Teknologi PON mempunyai keunggulan utama karena
menggunakan passive spliter.Melalui passive spliter ini, maka
kabel serat optic dapat dipecah (di-split) menjadi beberapa
kabel optik lagi.Dalam PON atau AON terdapat tiga komponen
utama yaitu Optical Line Terminal (OLT),Optical Distribution Network (ODN)
dan Optical Network Unit (ONU).OLT berfungsi untuk:Interfacing
dengan sentral local, Multiplexing/Demultiplexing, Cross-
connect & Controller dan Interfacing dengan ODN. Dalam sebuah
OLT bisa terdiri atas beberapa ODN yang berfungsi untuk
transport dan distribusi data dari OLT ke ONU. Komponen
pendukung lainnya adalah Passive/Active Splitter (PS/AS) yang
berfungsi untuk mendistribusikan daya optik ke semua cabang.
Sedangkan komponen utama ONU berfungsi untuk: Interfacing
dengan ODN, Multiplexing/Demultiplexing dan Interfacing
dengan terminal pelanggan.
Lokasi perangkat opto elektronik di sisi
pelangganselanjutnya disebut Titik Konversi Optik
(TKO)..Jarlokaf dengan Konfigurasi FTTH adalah menempatkan
TKO di rumah pelanggan atau dapat dianalogikan sebagai
pengganti Terminal Blok (TB) pada JARLOKAT.
1.2 DASAR TEORI
1. Serat Optik
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel
yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus
dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya
adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih
kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat
optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih
besar daripada indeks bias dari udara, karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan
transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat
bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
2. Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum.
Sistem jarlokaf paling sedikit memiliki 2 (dua) buah
perangkat optoelektronik yaitu 1 (satu) perangkata opto-
elektronik di sisi sentral dan satu lagi (satu) lagi
perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut
Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO
menimbulkan modus arsitektur jarlokaf berbeda pula yaitu
:
a. Fiber To The Zone (FTTZ)
TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik
didalam kabinet dengan kapasitas besar.Terminal
pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada
daerah peruahan yang letaknya jauh dari sentral atau
infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah
tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel
tembaga.
b. Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, didalam
kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil.
Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO memalui kabel
tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTCdapat
diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul
di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-
gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang
pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.
c. Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada
ruang telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan
diletakkan pada beberapa lantai di gedung
tersebut.Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga indoor.FTTB dalam diterapkan bagi
pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi
pelanggan perumahan di apartement.
d. Fiber To The Home (FTTH)
Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu
format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia
(provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat
optik sebagai medium penghantaran.Perkembangan teknologi
ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi
serat optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel
konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple
Play Services yaitu layanan akan akses internet yang
cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV
Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.
Gambar 1.1 Arsitektur FTTx
3. Prinsip Dasar GPON
Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal
dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter
yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal
dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan
memberikan data – data dan sinyal yang diinginkan oleh
user. Pada prinsipnya, Passive Optical Network adalah sistem
point-to-multipoint, dari fiber ke arsitektur premise network
dimana unpowered optikal splitter (splitter fiber) serat optik
tunggal.Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time
Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan
DS3. ONT mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan data
di 3 mode power. Pada mode 1, ONT akan mentransmisikan
pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3
ONT akan mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada
mode 1 yang mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT
menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi sinyal dari
ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi
perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal
dari ONT terlalu lemah.
Tabel 1.1 Standar dari Teknologi GPON
4 Standar Umum Perangkat
Persyaratan teknik perangkat yaitu mampu menyalurkan
atau membawa multilayanan (voice, data, video) dalam satu
platform teknologi berbasis Passive Optical Network
(PON) pada lingkungan jaringan masa depan (NGN).
Persyaratan system GPON yaitu :
Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream
dan 1.244 Gbps upstream dengan menggunakan single
fiber, sistem G-PON harus sesuai dengan ITU-T
G.984.x series (G.984.1/2/3/4).
Modul GPON dapat diekspansi, yang memungkinkan
terbentuknya sistem perangkat yang fleksible.
Karakteristik GPONStandardization ITU-T G.984Frame ATM / GEMSpeed Upstream 1.2 G / 2.4 GSpeedDownstream
1.2 G / 2.4 G
Service Data, Voice,Video
TransmissionDistance
10 km / 20 km
Number ofBranches
64
Wavelength Up 1310 nmWavelength Down 1490 nmSplitter Passive
Sistem arsitektur GPON harus dalam satu rak yang
terintegrasi untuk semua layanan. Semua layanan
dikontrol oleh sebuah NMS
Arsitektur internal backplane perangkat GPON harus
berbasis arsitektur IP. Kemampuan switching bersifat
non-blocked matrix.
Perangkat GPON terdiri dari :
a. Optical Line Termination (OLT) dipasang di Central
Office
Persyaratan umum untuk OLT yaitu :
Backplane OLT menyediakan sistembackup
(redudansi) dan koneksi independent 10 Gigabit
Ethernet full duplex untuk masing-masing servis
slot.
Kemampuan switching fabric OLT mempunyai
arsitektur non-blocking 150 Gbps full duplex per
shelf.
OLT memiliki universal service slot Untuk PON card
b. Sejumlah Optical Network Terminal (ONT) atau Optical
Network Unit (ONT) diletakkan di beberapa lokasi
dalam jaringan akses broadband point-to-multipoint
antara central office dan customer premises.
Persyaratan umum untuk ONT yaitu :
Aplikasi di perumahan, kantor, atau pada
building (HRB) dan curbs.
Dapat dikontrol secara lokal dan remote
melalui OMCI sesuai dengan G.984.4
Menggunakan fiber optik single mode bidirectional
untuk 1310 nm (upstream) dan 1490 nm
(downstream)
Dapat mendukung λ 1550 nm untuk RF video.
c ODN terdiri dari fiber optik dan passive
splitters/couplers serta aksesoris lain seperti konektor
yang menjadikan elemen-elemen ODN terkoneksi.
Spesifikasi untuk ODN (Optical Distribution Network) yaitu
:
Beroperasi menggunakan transmisi single optik.
Physical Reach ODN
Jarak maksimum dari OLT ke ONT/ONU sebesar 20
Km dengan cascadingsplitter 2 stage dan minimum 32
port ONT/ONU.
Perangkat dapat beroperasi menggunakan single
fiber optic mengacu standard single mode fiber
(ITU-T G.652).
5. Komponen GPON
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya yang digunakan untuk memancarkan
cahaya yang membawa informasi merupakan hasil
pengubahan sinyal listrik menjadi sinyal optik.
Sumber cahaya yang digunakan dalam teknologi GPON
adalah Injection Laser Diode (ILD). Jenis ILD yang
digunakan pada sistem GPON antara lain Fabry Perot
Laser dan Distributed Feddback Laser (DFB), dengan lebar
spektrum masing – masing 3nm dan 1nm.
b. Serat optik yang digunakan
Jenis serat optik yang digunakan dalam GPON yang
diaplikasikan untuk komunikasi jarak jauh harus
memiliki kemampuan untuk membawa banyak sinyal
dengan laju bit yang tinggi. Dari dua jenis serat
optik yang ada yaitu single mode dan multimode, yang
digunakan sebagai media transmisi teknologi GPON
adalah jenis single mode, hal ini dikarenakan daerah
kerja panjang gelombang single mode lebih tinggi
daripada daerah kerja panjang gelombang multimode.
Sehingga serat optik jenis ini lebih sesuai
digunakan pada transmisi jarak jauh yang memerlukan
transmisi kecepatan tinggi dan rugi – rugi yang
kecil.
c. Optical Line Termination (OLT)
Optikal Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat dari
sistem jaringan. OLT merupakan gabungan dari CWDM,
Gigabit-capable Ethernet (GbE) dan SONET/SDH yang
dipergunakan untuk mentransmisikan suara, data dan
video yang melewati GPON .
Gambar 1.2 Bagian – bagian OLT
d. Optical Network Terminal (ONT)
Gambar 1.3 Optical Network Terminal
Optikal Network Terminal (ONT) berada di sisi pelanggan
dari sistem jaringan. Optimate 1000NT (ONT)
mempunyai tugas utama yaitu dipergunakan untuk
mentransmisikan suara, data dan video yang melewati
jaringan Gigabit-capable Passive Optikal Network
(GPON) kepada para pelanggan dan OLT.
e. Flex Manage
Flex Manage yang adalah suatu software untuk
memonitor dari layanan GPON. Flex Manage merupakan
solusi dari management jaringan dari FlexLight yang
dirancang berdasarkan system yang berbasiskan web.
Flexmanage dioperasikanuntuk mensetting jaringan
atau mengoperasikan jaringan guna menghindari
downtime (dapat untuk menanggulangi ataupun
menghindari downtime. Dari Flex Manage dapat
diketahui alarm apa yang aktif, sistem reporting,
ataupun kegagalan jaringan GPON.
f. Splitter
Splitter adalah optikal fiber coupler sederhana yang
membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple
path) atau sinyal – sinyal kombinasi dalam satu
path. Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk
merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal
optik. Splitter terdiri dari 3 port dan bisa mencapai
dari 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standart
direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32
pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64
berdasarkan ITU-T G.984 GPON standart. Splitter
mendukung beberapa pilihan ratio pembagian sinyal.
Ratio pembagian dapat menggunakan sebuah alat untuk
splitter, sebagai contoh pemakaian splitter tunggal
1:32, atau pemakaian splitter secara pararel
seperti 1:8 dan 1:4 atau 1:16 atau 1:2.
Gambar 1.4 Splitter
g. Splicer
Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan
fusion splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk
menyambung core serat optik yang berbasis kaca
yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah
dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar
laser yang berfungsi memanasi kaca yang putus pada
core sehingga terhubung kembali secara baik. Alat
sambung splicer ini harus memiliki keakuratan tinggi
sehingga pada saat penyambungan (splicing) bisa
mendekati sempurna, karena proses terjadinya
pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca
yang menghasilkan suatu media yang tersambung
dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki
karakter media yang memiliki senyawa yang sama.
Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena tidak
mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Bila
hal ini terjadi maka proses penyambungan harus
diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil-
kecilnya (dibawah 0.2 dB)
h. Konektor
Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang
terhubung langsung pada perangkat.Konektor pada
fiber optik terbuat dari material yang sederhana
seperti plastik, karet dan kaca sehingga lebih
praktis.
Konektor memiliki beberapa jenis, antara lain :
FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel
single mode dengan akurasi yang sangat tinggi
dalam menghubungkan kabel dengan transmitter
maupun receiver. Konektor ini menggunakan
sistem drat ulir dengan posisi yang dapat
diatur, sehingga ketika dipasangkan ke
perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah
berubah.
SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel
single mode, dengan sistem dicabut-pasang.
Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan
dapat diatur secara manual serta akurasinya
baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet
berkunci hampir mirip dengan konektor BNC.
Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi
mode maupun single mode. Sangat mudah
digunakan baik dipasang maupun dicabut.
6. Keunggulan GPON
Keunggulan GPON antara lain :
a. Mendukung aplikasi triple play (voice,data,dan video)
pada layanan FTTx.
b. Memberikan power hingga loop terakhir.
c. Alokasi bandwidth dapat diatur atau managable.
d. Passive component membutuhkan biaya maintenence yang
ringan dan.
e. Proses instalasi dan upgrade menjadi sederhana.
Program perangkat sistem GPON dikemas dalam bentuk modul
agar memudahkan proses instalasi.Disamping itu,
penambahan kapasitas jaringan pada GPON dapat dlakukan
secara mudah dan tidak mahal.
f. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON
dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan
laju bit dan format yang berbeda karena setipe laju bit
dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang
yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan
2.44 Gbit/s untuk downstream.
g. Biaya pemasangan,pemeliharaan dan pengembangan
lebih efisien. Halini dikarenakan arsitekture jaringan
GPON lebih sederhana daripada arsitektur jaringan serat
optik konvensional.
h. Dengan adanya GPON mengurangi penggunaan banyak
serat optik dan peralatan pada kantor pusat atau central
office bila dibandingkan dengan arsitektur point to
point, Hanya satu port optik di central office (menggantikan
multiple port).
7. Parameter Untuk Kelayakan Hasil Perancangan Link Power
Budget
Spsα Ns.cNc.αseratL.αtotα
Link power budget dihitung sebagai syarat agar link yang kitarancang dayanya melebihi batas ambang dari daya yangdibutuhkan. Untuk menghitung Link power budget dapatdihitung dengan rumus:
Bentuk persamaan untuk perhitungan margin daya adalah :
M = ( Pt – Pr ) - α total - SM
Keterangan :
Pt = Daya keluaran sumber optik (dBm)
Pr = Sensitivitas daya maksimumdetektor dBm)
SM = Safety margin, berkisar 6-8dB
α tot = Redaman Total sistem (dB)
L = Panjang serat optik ( Km)
α c = Redaman Konektor (dB/buah)
α s = Redaman sambungan (
dB/sambungan)
α serat = Redaman serat
optik ( dB/ Km)
Ns = Jumlah sambungan
Nc = Jumlah konektor
Sp = Redaman Splitter (dB)
Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari 0
(nol), margin daya adalah daya yang masih tersisa dari power
transmit setelah dikurangi dari loss selama proses
pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan
pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver.
Rise Time Budget
Rise time budget merupakan metode untuk menentukan batasan
dispersi suatu link serat optik. Metode ini sangat berguna
untuk menganalisa sistem transmisi digital. Tujuan dari
metode ini adalah untuk menganalisa apakah unjuk kerja
jaringan secara keseluruhan telah tercapai dan mampu memenuhi
kapasitas kanal yang diinginkan. Umumnya degradasi total
waktu transisi dari link digital tidak melebihi 70 persen dari
satu periode bit NRZ (Non-retum-to-zero) atau 35 persen dari satu
periode bit untuk data RZ (return-to-zero). Satu periode bit
didefinisikan sebagai resiprokal dari data rate. Untuk
menghitung Rise Time budget dapat dihitung dengan rumus :
ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½
Keterangan :
ttx = Rise time transmitter (ns); trx = Rise time
receiver (ns)
tintermodal = bernilai nol (untuk serat optik single mode)
tintramodal = tmaterial + twaveguide
tmaterial = ∆σ x L x Dm
twaveguide = L[n2+n2∆(vb)]
C dv
∆σ = Lebar Spektral (nm)
L = Panjang serat optik (Km)
Dm = Dispersi Material (ps/nm.Km)
N2 = Indeks bias selubung
c = kecepatan rambat cahaya 3x108
v = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2
λ
a = Jari-jari inti
n1 = indeks bias inti
n2 = Indeks bias selubung
1.3 LOKASI STUDI KASUS
Lokasi yang dipilih dalam tugas ini adalah perumahan
Buana Soetta dengan asumsi bahwa perumahan tersebut merupakan
perumahan baru dengan daya huni diatas 200 unit dan terdiri
dari beberapa type dengan harga di atas 500 juta rupiah.
Dengan lokasi berada di pusat kota bandung yakni di Jalan
soekarno HattaGede Bage, kodya Bandung.
Perumahan Buana Soetta terdiri dari tiga type yakni :
1. Ruko type 115 / 60 m dengan jumlah 20 Unit
2. Rumah type 86/90 m dengan jumlah 64 Unit
3. Rumah type 40/84 m dengan jumlah 236 Unit
BAB IIPerangkat
2.1 PON (Passive Optical Networking)
Gambar 2.1 Passive Optical Networking
Voice dan data melalui single fiber
Dua panjang gelombang (wavelength) dari dua arah
yang berlawanan
Video
Satu panjang gelombang dari arah downstream
7342 ISAM FTTU memberikan jaringan akses berbasis GPON
dengan menggunakan 3 fungsi komponen, yaitu:
Packet OLT (P-OLT)
ONT-series
Element Management Station (EMS)
P-OLT menyediakan central switching, processing, dan
control functions untuk 7342 ISAM FTTU
ONT menyediakan connectivity antara peralatan pelanggan
dan P-OLT. Tipe-tipe ONT, yaitu :
Indoor ONT
Outdoor ONT
Business ONT
Modular ONT
EMS menyediakan fungsi-fungsi manajemen elemen, termasuk
operation, administration, dan maintenance. Manajer
pokok untuk 7342 ISAM FTTU adalah 5520 AMS (Access
Management System)
Gambar 2.4 Skema Data Solution
2.2 Alcatel Lucent 7342 ISAM FTTU – P-OLT
Alcatel Lucent memiliki beberepa fitur, diantaranya :
Line Rates
2,4 Gb/s downstream menggunakan 1490 nm
1,2 Gb/s upstream menggunakan 1310 nm
Class B + lasers : 28 dB optical budget
Hingga 64 splits
Hingga 30 km
RF video (option) (outband video)
Menggunakan 1550 nm
3,584 subcriber per shelf/system
ITU-T G.984.x compliant
GEM-GPON encapsulation mode (data transfer)
AES – Advanced encryption standard (security)
FEC – Forward Error Correction
Keterangan :
2,4 Gb/s = 2488,320 Mb/s
1,2 Gb/s = 1244,160 Mb/s
Gambar 2.5 General Architecture
Gambar 2.6 P-OLT Functional Block Diagram
XAUI – X (roman 10) Attachment Unit Interface
NT Control = CAMP = Control and Management Plane
Sync = MCSD = Master Clock Synchronisation and
Distribution
orange color = (Ethernet) switching functionality
green color = additional, surrounding circuitry
Gambar 2.7 Optical Line Terminating Shelf (OLTS)
Optical Line Terminating Shelf
Termasuk BITS-B dan SMAC
Present di connector area
LSM area mounting slots
1 x ACU
2 x NT-unit
14 x LT-unit
Mountable
19" rack
600 mm rack
Amount of Subscriber
3584 per shelf (1:64 split)
Peralatan RF Video :
Gambar 2.8 Video Coupler Rack
FIST-GR2
Fiber Infrastructure System Technology – Generic
Rack
Mampu untuk konfigurasi-konfigurasi yang berbeda
Base frame + side ducts
Patchcord Management
Untuk storage dari functional patchcord overlength
Patchcord Storage
Gambar 2.9 Video Coupler Shelf
2.3 Alcatel Lucent 7342 ISAM FTTU – ONT-series
Alcatel-Lucent Gigabit Passive Optical Network (GPON)
Optical Network Terminal (ONTs) dirancang untuk mengirimkan
superior triple-play dengan kapasitas bandwidth yang tinggi
kepada pengguna akhir. Alcatel-Lucent 7342 Intelligent
Services Access Manager (ISAM) tersedia dalam pilihan yang
berbeda, yang menawarkan fleksibilitas tertinggi dalam
penggunaan serat fiber optik. Alcatel-Lucent 7342
Intelligent Services Access Manager (ISAM) dirancang untuk
menawarkan kemampuan tambahan seperti konsumsi daya yang
rendah, diagnosis optik jarak jauh untuk mengatasi masalah,
dan fungsi gerbang perumahan untuk lingkungan jaringan rumah
yang maju.
Gambar 2.10 Subscriber Interfaces
Sistem 7342 Intelligent Services Access Manager Fiber to
the User (ISAM FTTU) solusi unggul GPON untuk digunakan di
FTTH. Berdasarkan standar FSAN, 7342 ISAM FTTU menyediakan
layanan triple play (suara, video dan data) lebih dari satu
untai serat.
Implementasi GPON ini dengan bandwidth 2,5 Gbps,
jangkauan 20 km, dan QoS yang paling kuat untuk layanan
triple play. Alcatel-Lucent 7342 ISAM FTTU mengintegrasi
dengan jaringan suara dan jaringan video RF, mendukung
layanan generasi berikutnya seperti IPTV dan VoIP, dan
menawarkan kecepatan download gigabit yang sesungguhnya.
Sebagai semua platform yang berbasis IP, 7342 ISAM FTTU dapat
menurunkan biaya operasi dengan menggunakan passive outside
plant, dan mengurangi churn dengan layanan budel yang
menarik, meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya
akuisisi pelanggan.
Keuntungan dari Alcatel-Lucent ISAM 7342 FTTU diantaranya :
Solusi biaya terendah untuk memberikan layanan Triple-
Play dalam konstruksi baru
Memberikan bandwidth hingga 4-8 kali lebih banyak
dibandingkan dengan teknologi PON lainnya
Operasi jaringan Sederhana dan outside plant mengurangi
pemeliharaan
Peningkatan pendapatan dari rangkaian lengkap pada
layanan, termasuk video digital dan akses Internet
ultra-broadband
Konvergensi Biaya-efektif, memungkinkan IMS melalui SIP
dan IPTV
Fitur-fitur yang diberikan adalah sebagai berikut :
Ethernet / arsitektur berbasis IP menyediakan kapasitas
tinggi yang diperlukan untuk memberikan IPTV dan layanan
jaringan terkonvergensi ke lebih dari 64 end-point per
PON dan 2.000 end-point per sistem
2.488/1.25 Gb / s PON menggunakan metode capsulation
FSAN ditentukan G.984.3 GPON (GEM)
FSAN-specified ONT Manager Control Interface (OMCI) per
G.984.4
Dikelola dengan menggunakan sistem manajemen broadband
Alcatel-Lucent yang ada
Rentang terminal jaringan optik dirancang untuk single
dan unit multi-dwelling/tenant, serta penghentian
layanan bisnis klasik
Menyediakan interface untuk layanan suara yang
menggunakan VOIP modern dan protokol SIP/H.248
Gambar 2.11 Konfigurasi ONT
Keterangan:
S – series P - POTS
I – indoor E - Ethernet
O – outdoor MDU - modular
B – business
Gambar 2.12 I – series ONT (indoor)
Indoor series
Home / residential applications
Indoor use
MEGACO / SIP cable
RF video overlay option
Models
I-220E/I-221E
I-020E/I-040G
Gambar 2.20 PON Feeder Redundancy (LT)
Transceiver optical dikonfigurasi aktif atau standby
Mengurangi kapasitas 50%
Membutuhkan “inverted splitters” (N:2 splitter)
Downstream : hanya enabled transceiver yang
mentransmit traffic
Upstream : hanya enabled transceiver yang
menerima traffic
Pada kasus “loss of signal” (PONLOS atau
TXFAIL), LT switch dari aktif menjadi standby
PON (no auto-switch back)
Tidak ada perubahan dalam bridging table pada LT
dan NT
BAB IIIIMPLEMNENTASI DAN PERANCANGAN JARINGAN
3.1 Optical Line Terminal (OLT)
Optical Line Termination yang digunakan dalam perancangan ini
sesuai dengan standard ITU-T G.984 dan yang di rekomendasikan
oleh PT.Telkom. Pemilihan perangkat Optical Line Termination ini
dengan melihat nilai optical transmit power (Ptx) yang sebaiknya
bernilai besar karena akan berpengaruh terhadap link power budget
dan juga memperhitungkan nilai lebar spektral (Δσ), rise time
dan fall time yang sebaiknya bernilai relative kecil karena akan
berpengaruh terhadap nilai rise time budget. Spesifikasi OLT yang
digunakan dapat dilihat di tabel 3.1.
Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat OLT
3.2 Fiber Optik
Fiber optik yangdigunakan adalah yangsesuai denganstandar ITU- T G.652 dandrop fiber G.657. Fiberoptik yang digunakanpada perancanganini adalah perangkatdengan spesifikasiyang dapat dilihat di tabel 3.2. Dari ODP sampai ke pelangganmenggunakan fiber optik ITU-T G.657 yang memiliki spesifikasiseperti pada tabel 3.3.
Parameter
Spesifi
kasi UnitOptical Transmit
Power 5 dBmDownlink
Wavelength 1490 nmUplink
Wavelength 1310 nmVideo Wavelength 1550 nmSpectrum Width 1 nmDownstream Rate 2.4 GbpsUpstream Rate 1.2 GbpsOptical Rise
Time 150 PsOptical Fall
Time 150 PsMax.Work
Temperature 45 Z̊Z CMin.Work
Temperature -5 Z̊Z CPower Supply
(DC) -48 V
Tabel 3.2 Spesifikasi Fiber Optik G.657
Tabel 3.3 SpesifikasiFiber Optik G.652
3.3
Konektor
Konektor yang digunakan adalah konekor SC. Konektor SC
digunakan pada bagian OLT,ODC,ODP dan ONT. Spesifikasi
konektor seperti pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Spesifikasi Konektor
Parameter Spesifi
kasi
Unit
Attenuation (1310
nm)
≤ 0.35 dB/
KmAttenuation (1383
nm)
≤ 0.31 dB/
KmAttenuation (1550
nm)
≤ 0.21 dB/
KmAttenuation (1625
nm)
≤ 0.23 dB/
Km
Parameter Spesifi
kasi
Unit
Attenuation at 1310 nm ≤ 0.35 dB/KmAttenuation at 1550 nm ≤ 0.21 dB/KmAttenuation at 1490 nm ≤ 0.28 dB/KmChromatic Dispersion
(1285nm-1330nm)
≤ 3.5 ps/
(nm.km)Chromatic Dispersion
(1550nm)
≤ 18 ps/
(nm.km)
3.4 Splitter
Splitter yang digunakan
adalah splitter merck PLANK,
dengan tipe 2 x N. Pada studi kasus kali ini sebuah passive
splitter untuk 64 ONT.
Tabel 3.5 Spesifikasi Splitter
m
Spesifik
asi
Uni
t
Fiber Type
SM
10/125 -Insertion
Loss 0.2 dB
3.5 Lokasi Implementasi dan Perancangan Jaringan
3.5.1 Peta Lokasi
Alamat lokasi yang digunakan pada studi kasus ini
adalah di Jalan soekarno HattaGede Bage, kodya
Bandung.
3.5.2 Tipe-tipe rumah
Tipe-tipe rumah di Perumahan Buana Soetta dapat
dilihat pada gambar-gambar di bawah ini :
Gambar 3.3 Model-model Ruko dan Rumah di Perumahan Buana
Soetta Residence
Ruko tipe 115 / 60
Rumah tipe 86 / 90
Rumah tipe 40 / 84
Gambar 3.4 Tipe-tipe Ruko dan Rumah di Perumahan Buana Soetta
Residence
3.5.3 Lokasi OLT
Kita asumsikan peralatan OLT terletak di Jalan Raya
Ujung Berung, ditunjukkan oleh huruf B pada gambar
peta di bawah ini.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Plasa Telkom Bandung Timur,
JL. Raya Ujung Berung
Gambar 3.5 Lokasi OLT
3.6 Konfigurasi Perangkat
3.6.1 Konfugurasi Passive Splitter
Tipe konfigurasi passive splitter adalah N:2 Optical
Splitter. Terdiri dari 4 buah splitter untuk seluruh
area perumahan pada studi kasus ini.
Gambar 3.6 PON Feeder Redundancy (LT)
Transceiver optical dikonfigurasi aktif atau standby
Mengurangi kapasitas 50%
“inverted splitters” (N:2 splitter)
Downstream : hanya enabled transceiver yang
mentransmit traffic
Upstream : hanya enabled transceiver yang
menerima traffic
Pada kasus “loss of signal” (PONLOS atau
TXFAIL), LT switch dari aktif menjadi standby
PON (no auto-switch back)
Tidak ada perubahan dalam bridging table pada LT
dan NT
Port GPON /
Board
Rasio Passive
Splitter
Konfigurasi Optical
Transceiver
Area
PON 1 (A) 2:64 AktifI
PON 1 (B) 2:64 StandbyPON 2 (A) 2:64 Aktif
IIPON 2 (B) 2:64 StandbyPON 3 (A) 2:64 Aktif
IIIPON 3 (B) 2:64 StandbyPON 4 (A) 2:64 Aktif
IVPON 4 (B) 2:64 Standby
3.6.3 Analisa Link Budget
Perhitunganlink budget untuk mengetahui batasan
redaman total yang diijinkan antara daya keluaran
pemancar dan sensitivitas penerima. Perhitungan ini
dilakukan berdasarkan standarisasi ITU-T G.984 dan juga
peraturan yang diterapkan oleh PT. TELKOM yaitu jarak
tidak lebih dari 20 km dan redaman total tidak lebih
dari 28 dB.
Bentuk persamaan untuk perhitungan redaman total pada
link power budget yaitu :
αtot = L.αserat+Nc.αc+Ns. αs+Sp + Red Instalasi(1)
Bentuk persamaan untuk perhitungan margin daya adalah :
M = ( Pt – Pr ) -
α total - SM (2)
Keterangan :
Pt = Daya keluaran sumber optik ( dBm)
Pr = Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)
SM = Safety margin, berkisar 6-8 dB
α tot = Redaman Total sistem (dB)
L = Panjang serat optik ( Km)
α c = Redaman Konektor (dB/buah)
α s = Redaman sambungan ( dB/sambungan)
α serat = Redaman serat optik ( dB/ Km)
Ns = Jumlah sambungan
Nc = Jumlah konektor
Sp = Redaman Splitter (dB)
Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih
dari 0 (nol), margin daya adalah daya yang masih tersisa
dari power transmit setelah dikurangi dari loss selama
proses pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety
margin dan pengurangan dengan nilai sensitifitas
receiver.
Data-data yang digunakan pada perhitungan antara lain :
Daya keluaran sumber optik (OLT/ONU): 5 dBm
Sensitivitas detektor (OLT/ONU) : -29 dBm
Redaman Serat optik G.652 (1310/1490) : (0.35,
0.28) dB/Km
Redaman Serat optik G.657 (1310/1490) : (0.35,
0.28) dB/Km
Redaman Splice : 0.05 dB/splice
Konektor : 0.2 dB
Jenis PS 1:64 : 21,9 dB
Jumlah Sambungan : 4 buah
Jumlah Konektor : 4 buah
Redaman Instalasi : 2,86497 dB
Perhitungan link power budget pada GPON akan dibagi
menjadi dua bagian dan akan menghitung jarak dari STO
ke ONT yangletaknya paling terjauh, dikarenakan
teknologi GPON memiliki panjang gelombang asimetrik
dalam pentransmisiannya. Sehingga jika untuk ONT
terjauh memenuhi kelayakan, maka untuk jarak yang lebih
dekat pun akan memenuhi kelayakan.Panjang gelombang
untuk uplink sekitar 1310 nm sedangkan untuk downlink
sekitar 1490 nm.
Perhitungannya dapat diuraikan sebagai berikut :
Perhitungan Link Power Budget dengan jarak-jarak sebagai
berikut :
STO – ODC sepanjang 3,2 km
ODC – ODP sepanjang 1,5 km
ODP – ONT sepanjang 0,05 km
Jalur dari STO Ujung Berung ke ODC lalu ke ODP
(Splitter 1) sampai pada ONT.
Downlink
+ Redaman Instalasi
α tot = (3,2x0,28) + (1,5x0,28)+
(0,05x0,28)+(4x0,2)+(4x0,05)+(21,9)+2,86497
α tot= 27,09497 dB
Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah sebagai
berikut :
Pr = Pt - α tot - 6
Pr = 5 – 27,09497 – 6
Pr = -28,09497 dBm
M =( Pt – Pr(Sensitivitas)) – α total – SM
M = ( 5 + 29 ) – 23.951– 6
M =0,90503 dBm
Nilai M yang diperoleh dari hasil perhitungan
downlink ternyata menghasilkan nilai yang masih berada
diatas 0 (nol) dB. Hal ini mengindikasikan bahwa link
diatas memenuhi kelayakan link power budget.
Uplink
+ Sp +Redaman Instalasi
α tot = (3,2x0,35)+ (1,5x0,35)+
( 0,05x0,35)+(4x0,2)+(4x0,05)+(21,9)+ 2,86497
αtot = L.αserat+Nc.αc+Ns. αs+Sp
αtot = L.αserat+Nc.αc+Ns. αs
α tot = 27,42747 dB
Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah sebagai
berikut :
Pr = Pt - α tot - 6
Pr = 5 – 27,42747 – 6
Pr =- 28,42747dBm
M =( Pt – Pr(Sessitivitas)) - α total - SM
M = ( 5 + 29 ) – 27,42747– 6
M =0,57253 dBm
Nilai M yang diperoleh dari hasil perhitungan
uplink ternyata menghasilkan nilai yang masih berada
diatas 0 (nol) dB.Hal ini mengindikasikan bahwa link
diatas memenuhi kelayakan link power budget.
4.1.2 Rise Time Budget
Rise time budget merupakan metode untuk menentukan
batasan dispersi suatu link serat optik. Metode ini
sangat berguna untuk menganalisis sistem transmisi
digital.Tujuan dari metode ini adalah untuk
menganalisis apakah unjuk kerja jaringan secara
keseluruhan telah tercapai dan mampu memenuhi
kapasitas kanal yang diinginkan. Umumnya degradasi
total waktu transisi dari link digital tidak melebihi
70 persen dari satu periode bit NRZ (Non-Retum-to-Zero)
atau 35 persen dari satu periode bit untuk data RZ
(Return-to-Zero). Satu periode bit didefinisikan sebagai
resiprokal dari data rate.
Spesifikasi alat untuk perhitungan rise time budget
adalah :
Panjang Gelombang : 1310 nm dan
1490 nm
Lebar Spektral (Δσ) (OLT/ONU) : 1 nm / 1 nm
Rise time sumber cahaya ( ttx) (OLT/ONU) : (150x10-3/
200 x10-3)ns
Dispersi material (Dm) (1310/1490) :
(3,56/13,64) ps/nm.Km
Rise time receiver (trx) (OLT/ONU) : (150x10-
3/200x10-3)ns
Pengkodean NRZ
Menggunakan Single Mode
Indeks bias inti (n1) : 1,465
Indeks bias selubung (n2) : 1,46
Jari-jari inti (a) : 4,5μm
Perhitungan Link Power Budget dengan jarak-jarak sebagai
berikut :
STO – ODC sepanjang 3,2 km
ODC – ODP sepanjang 1,5 km
ODP – ONT sepanjang 0,05 km
Jalur dari STO Ujung Berung ke ODC lalu ke ODP (Splitter 1)
sampai pada ONT.
Downlink
Bit Ratedownlink (Br) = 2.4 Gbps dengan format NRZ,
sehingga :
tr =
0.7Br
=0.7
2.4x109=0.2917ns
0.7Br
= 0.7155.520x10⁶
=4.5nsMenentukan t intramodal/ t
material
Tmaterial = ∆σ x L x Dm
= 1 nm x 4,75Km x 0.01364 ns/nm.Km = 0,06479
ns
∆s = n1-n2
n1
∆s = 3.412x10-3
V = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2
λ
V =2 x 3 . 14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2
1,49 μm
= 2,295
twaveguide= L[n2+n2∆(vb)]
C dv
twaveguide= 47 50 [1,46+(1,46x3.412x10-3x1,2)]
3x108
= 2,321x10-5ns
tintramodal= tmaterial + twaveguide
Sehingga besarnya untuk serat optik singlemode:
ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½
= [(0,15)² +(2,321x10-5)2+(0,06479)² + (0)2 +
(0,2)²]1/2
= 0.2583 ns
Dari hasil perhitungan rise time total sebesar 0.2583 ns
masih di bawah maksimum rise time dari bit rate sinyal NRZ
sebesar 0.2917 ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa
sistem memenuhi rise time budget.
Uplink
Bit Rateuplink (Br) = 1.2 Gbps dengan format NRZ,
sehingga :
tr =
0.7Br
=0.7
1.2x109=0,5833ns
0.7Br
= 0.7155.520x10⁶
=4.5nsMenentukan t intramodal
Tmaterial = ∆σ x L x Dm
= 1 nm x 4,75 Km x 0,00356 ns/nm.Km= 0,0169 ns
∆s = 3.412x10-3
V =2 x 3.14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2
1,31 μm
= 2,610
twaveguide= 47 50 [1,46+(1,46x3.412x10-3x1,25)]
3x108
= 2,321x10-5 ns
Sehingga besarnya untuk serat optik singlemode:
ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½
= [(0,2)² +(2,321x10-5)2+(0,0169)² + (0)2 +
(0,15)²]1/2
= 0.2506 ns
Dari hasil perhitungan rise time total sebesar 0.2506ns
masih dibawah maksimum rise time dari bit rate sinyal NRZ
sebesar 0.5833 ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa
sistem memenuhi rise time budget.