BAB VI ANALISIS PERANCANGAN

55
68 BAB VI ANALISIS PERANCANGAN A. Peruangan 1. Kriteria Ruang Tujuan: Menentukan kriteria ruang hotel konvensi. Dasar Pertimbangan: Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No. PM.53/ HM.001/ MPEK/ 2013 tentang Syarat dan ketentuan hotel bintang 5. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 2017 tentang fasilitas konvesi. Hasil Analisis: a. Hotel 25) Penanda Arah Papan nama hotel (sign board) yang jelas dan mudah terlihat. Tanda arah menunjukan fasilitas hotel (hotel directional sign) yang jelas dan mudah terlihat. Tanda arah menuju jalan keluar yang aman (evacuation sign) yang jelas dan mudah terlihat. 26) Taman atau Landscape Terdapat taman diluar ataupun didalam hotel. Tanaman di dalam bangunan hotel. 27) Parkir Terdapat tempat parkir beserta pengaturan lalu lintasnya. Terdapat area menurunkan tamu (drop off) 28) Lobby Luas minimum 100 m 2. Lobby dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of BAB VI ANALISIS PERANCANGAN

68

BAB VI

ANALISIS PERANCANGAN

A. Peruangan

1. Kriteria Ruang

Tujuan:

Menentukan kriteria ruang hotel konvensi.

Dasar Pertimbangan:

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No.

PM.53/ HM.001/ MPEK/ 2013 tentang Syarat dan ketentuan hotel bintang 5.

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomer

2 Tahun 2017 tentang fasilitas konvesi.

Hasil Analisis:

a. Hotel

25) Penanda Arah

Papan nama hotel (sign board) yang jelas dan mudah terlihat.

Tanda arah menunjukan fasilitas hotel (hotel directional sign) yang

jelas dan mudah terlihat.

Tanda arah menuju jalan keluar yang aman (evacuation sign) yang

jelas dan mudah terlihat.

26) Taman atau Landscape

Terdapat taman diluar ataupun didalam hotel.

Tanaman di dalam bangunan hotel.

27) Parkir

Terdapat tempat parkir beserta pengaturan lalu lintasnya.

Terdapat area menurunkan tamu (drop off)

28) Lobby

Luas minimum 100 m2.

Lobby dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Aksesibilitas (ramp) bagi penyandang cacat.

Terdapat area receptionist.

Terdapat Launge.

29) Front Office

Terdapat gerai serta meja dan kursi.

Sertifikat / decal tanda bintang sesuai golongan kelas hotel.

Terdapat gerai pelayanan tamu.

Terdapat ruang penitipan barang berharga.

Terdapat ruang penitipan barang tamu.

30) Pusat Layanan Bisnis (Business Center)

Terdapat ruang pelayanan bisnis.

31) Area Belanja

Pilihan apotik/ bank/ gerai penukaran uang/ travel agent/ airlines/ souvenir

shop/ lainnya.

32) Lift

Terdapat lift untuk tamu (untuk bangunan diatas 5 lantai dari lantai

dasar).

Terdapat lift untuk karyawan (untuk bangunan diatas 5 lantai dari

lantai dasar).

33) Koridor / Selasar

Koridor dengan tanda yang jelas.

Koridor dengan akses penyelamatan darurat, tangga darurat, dan

lampu darurat.

Pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.

34) Fasilatas Makan dan Minum

c) Restoran

Ruang makan dan minum dengan sirkulasi udara dan

pencahayaan yang baik.

Terdapat meja dan kursi makan serta perabotnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

d) Restoran Spesial / Tematik

Ruang makan dan minum dengan sirkulasi udara dan

pencahayaan yang baik.

Specially Restaurant, interior sesuai dengan tema.

Meja dan kursi makan serta perabotnya sesuai dengan tema.

35) Room Service

Letaknya berdekatan dengan dapur dan akses ke kamar.

36) Public Bar

Terdapat public bar beserta peralatan dan perlengkapannya.

37) Kamar Tidur Tamu

Terdapat kamar mandi di dalam kamar.

Terdapat kamar standard dengan jumlah minimal 100 kamar dengan

ukuran minimal 26m².

Terdapat kamar suite dengan jumlah minimal 4 kamar dengan

ukuran minimal 56m².

Kamar dilengkapi dengan pendeteksi asap dan sprinkler.

Pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.

Terdapat tempat tidur beserta perlengapannya.

Memenuhi ketentuan tingkat kebisingan.

Terdapat kamar untuk tamu difabel.

38) Kamar Mandi Tamu

Kamar mandi tamu dengan lantai yang tidak licin.

Kamar mandi dengan kelengkapan minimal wastafel, closet, dan

shower.

Terdapat kamar mandi untuk difabel.

39) Sarana Olahraga, Rekreasi, dan Kebugaran

Terdapat sarana Olahraga, Rekreasi, dan Kebugaran di dalam hotel.

40) Ruang Rapat

Terdapat ruang rapat didalam hotel.

41) Dapur

Luas dapur menyesuaikan kebutuhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Terdapat pantry.

Drainase dilengkapi dengan penangkap lemak

Dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara dan pencahayaan yang

baik.

Terdapat rauang penyimpanan bahan makanan.

42) Area Penerimaan Barang

Terdapat area penerimaan barang untuk kebutuhan hotel.

43) Area Penyimpanan Barang

Terdapat gudang umum.

Terdapat gudang penyimpanan bahan makanan dan minuman.

Terdapat gudang Engineering.

Terdapat gudang barang bekas.

Terdapat ruang penyimpanan bahan bakar.

44) Ruang Karyawan

Terdapat kamar mandi karyawan.

Terdapat ruang ganti karyawan dilengkapi dengan loker.

Terdapat ruang makan karyawan.

45) Kantor

Terdapat ruang kepala hotel.

Terdapat ruang pengelola hotel.

46) Keamanan

Terdapat ruang security di beberapa bagian hotel.

47) Utilitas

Terdapat ruang instalasi air bersih dan perlengkapannya.

Terdapat ruang genset dan perlengkapannya.

Terdapat ruang AHU dan perlengkapannya.

Terdapat ruang instalasi listrik dan perlengkapannya.

48) Area Pengelolaan Limbah

Terdapat tempat penampungan sampah.

Terdapa IPAL.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b. Konvensi

1. Fasilitas Umum

Memiliki ruang utama dengan daya tampung minimum 300 orang

dalam bentuk classroom.

Tersedia fasilitas pendukung dan pelayanan konvensi yang baik untuk

untuk sesi yang dibutuhkan seperti plenary, breakout, banquet, dan

exhibition.

Memiliki breakout room dengan daya tamping minimum 80% dari

kapasitas ruang utama.

Tersedia ruangan secretariat dengan fasilitas memadai seluas 20m2 yang

berada terpisah dan dekat dengan ruang utama.

Memliki ruang atau area makan dengan kapasitas 60% dari kapasitas

ruang utama.

Tersedia foyer/lobby dan circulation area dengan ketersediaan listrik,

telepon, dan internet yang dapat digunakan untuk melaksanakan

kegiatan antaralain:

1) Registrasi;

2) Rehat kopi;

3) Poster session;

4) Information counter;

5) Pra-resepsi; dan/atau

6) Display materi promosi

Tersedia akses yang terpisah dari akses tamu untuk masa persiapan dan

masa pembongkaran kegiatan yang memadai.

Memiliki fasilitas keamanan dan sistem proteksi kebakaran sesuai

peraturan perundang-undangan.

Tersedia board room; ruang singgah (VIP dan VIP room), dan gudang.

Tersedia sistem cadangan sumber tenaga listrik (genset) sesuai dengan

karakteristik penggunaan venue sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

1) Untuk fungsi venue convention harus mampu menyuplai seluruh

kebutuhan listrik;

2) Untuk fungsi venue exhibition mampu menyuplai minimum public

area, sistem pegendali suhu udara dan general lighting pada

area/ruang tempat dilangsungkannya kegiatan/event.

Tersedia fasilitas parkir sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

2. Spesifikasi Standar Ruangan

Tinggi mnimum plafon (ceiling) ruang utama adalah 6 meter.

Memiliki sistem pengendalian suhu udara dengan kapasitas minimum

1000 btu/hr/sq.m.

Tersedia jaringan koneksi internet yang mudah diakses di seluruh area

venue.

Ruang konvensi dan ruang pertemuan memiliki standar akustik

reverberation time 60dB (RT60) < 1.2 S.

Ruang konvensi dan ruang pertemuan memiliki pemisah dengan

spesifikasi minimum:

1) Dinding solid dengan kemampuan meredam suara dari luar ruangan

lebih dari 70 dbA; dan

2) Partisi antar ruangan dengan kemampuan meredam suara antar

ruang lebih dari 48 dbA.

Memiliki sistem pencahayaan dimmable dengan in room control dengan

minimum cahaya ruang sebesar 400 lux dan sistem zona pencahayaan

ruang yang terpisah dan dapat dikendalikan secara fleksibel antara zona

presentasi dan zona peserta.

Tersedia fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman dan nyaman bagi

penyandang disabilitas dan lanjut usia ke seluruh ruang dan fasilitas

venue.

3. Peralatan Ruang Konvensi

Memiliki perlengkapan Furniture, Fixture dan Equipment namun tidak

terbatas pada panggung, kursi, meja podium.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tersedia fasilitas audio visual equipment, simultaneous interpreter,

discussion system dan kelengkapan lainnya.

4. Area Khusus Pameran

Tinggi minimum plafon (ceiling) area pameran adalah 6m dengan luas

minimum 1000 m2.

Memiliki akses yang dapat dilalui kendaraan dari dan/atau menuju ke

area pameran.

Area loading dan unloading barang dilengkapi peralatan memadai yang

memperhatikan aspek keamanan.

Venue memiliki area parkir yang dapat difungsikan sebagai loading dan

unloading barang yang berada dekat dengan area pameran.

Memiliki lift barang dengan tinggi minimum 2,5m dan luas minimum 4

m2 untuk area pameran pada venue dua lantai atau lebih.

5. Standar Operasional Venue

Tersedia petunjuk arah ruang dan fasilitas venue di seluruh public area.

Mampu menyediakan ruang kesehatan dan staf medis yang dapat

dipanggil.

Tersedia tempat untuk penempatan informasi dalam area venue.

Memiliki business centre.

Tersedia ruang atau tempat ibadah dengan kelengkapannya yang

memadai.

Tersedia tempat khusus merokok sesuai ketentutan peraturan

perundang-undangan.

Tersedia toilet yang terpisah antara pria dan wanita, dengan

kelengkapan dan jumlah sesuai dengan standard an/atau ketentutan

peraturan perundang-undangan.

Tersedia sarana evakuasi yang meliputi sistem peringatan bahaya

(emergency alert), jalur evakuasi, pintu keluar darurat (emergency exit

sign), dan tempat/titik berkumpul (assembly point) sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2. Pola Hubungan Ruang Makro

Tujuan:

Mengetahui hubunngan keterkaitan antar ruang yang ada di hotel konvensi bintang 5

di Banyuwangi.

Dasar Pertimbangan:

Pola kegiatan pengguna

Kelompok kegiatan

Kebutuhan ruang

Zonasi ruang

Hasil Analisis:

Metode yang digunakan dalam analisis pola hubungan ruang menggunakan metode

gelembung, dengan penjeasan sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar 6.1 Metode Gelembung dan Keterangan

Sumber: Materi Kuliah KPPA, 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

3. Peruangan dan Besaran Ruang

Tujuan:

Mendapatkan besaran ruang yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dan peraturan

yang ada.

Dasar Pertimbangan:

Analisis besaran ruang didasarkan pada asumsi jumlah pengguna ruang dan

aktivitas pengguna yang diwadahinya. Selain itu besaran furniture yang

direncanakan, tata ruang, dan kenyamanan sirkulasi menjadi hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam menentukan besaran ruang. (AP)

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No.

PM.53/ HM.001/ MPEK/ 2013 tentang Syarat dan ketentuan hotel bintang 5.

(PH)

peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomer

2 Tahun 2017 tentang fasilitas konvesi. (PK)

Time Saver Standards for Building Types (TSS)

Hotel Planning and Design (HPD)

Data Arsitek, Ernest Neuvert (DA)

Gambar 6.2 Hasil Analisis Pola Hubungan Ruang Makro.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Penentuan angka sirkulasi flow, berdasarkan buku Time Saver Standart of

Building Type: 2nd Edition.

5% - 10% = Standard minimum

20% = Kebutuhan keleluasaan fisik

30% = Tuntutan kenyamanan fisik

40% = Tuntutan kenyamanan psikologis

50% = Tuntutan persyaratan spesifikasi kegiatan

70% - 100% = Keterkaitan dengan banyak kegiatan

Hasil Analisis:

Analisis peruangan dan besaran ruang didasarkan pada kelompok pengguna hotel

konvensi bintang 5 di Banyuwangi agar didapatkan kebutuhan ruang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing kelompok pengguna.

a. Penghuni Hotel

1) Peruangan

Terdapat empat tipe kamar yang disediakan pada hotel konvensi yaitu

superior room, deluxe room, junior suite, dan presidential suite. Unit kamar disusun

berhadap-hadapan dan disatukan oleh koridor ditengahnya. Alur peruangan pada

masing-masing tipe kamar sebagai berikut:

a) Superior room

Kamar tipe ini merupakan kamar yang paling banyak tersedia dalam sebuah

hotel dengan fasilitas standard. Fasilitas yang disediakan di kamar berupa

perabot standard yaitu tempat tidur, meja rias, almari, meja dan kursi. Selain

Gambar 6.3. Alur Peruangan Superior Room.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

itu faslitas standard lainnya berupa TV kabel, AC, dan coffee maker. selain

itu kamar mandi dilengkapi dengan shower dengan air dingin dan air

hangat.

b) Deluxe room

Kamar tipe ini merupakan kamar yang memiliki fasilitas lebih lengkap

daripada kamar tipe superior. Fasilitas yang disediakan di kamar berupa

perabot standard yaitu tempat tidur, meja rias, almari, meja dan kursi. Selain

itu faslitas standard lainnya berupa TV kabel, AC, coffee maker, dan

terdapat tambahan kulkas. Pada umumnya, tipe kamar ini disediakan

tambahan sofa kecil di sudut kamar dekat jendela. Kamar mandi juga

biasanya dilengkapi dengan bathup.

c) Junior suite

Gambar 6.4. Alur Peruangan Deluxe Room.

Gambar 6.5. Alur Peruangan Junior Suite.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Kamar tipe ini dilengkapi dengan area duduk terpisah berupa sofa beserta

meja di dalam kamar. Area duduk tersebut pada umumnya berada di

ruangan yang sama dengan ruang kamar namun dibatasi oleh partisi atau

dibiarkan terbuka dan menyatu dengan area tidur. Fasilitas yang disediakan

di kamar berupa perabot standard yaitu tempat tidur, meja rias, almari, meja

dan kursi. Selain itu faslitas standard lainnya berupa TV kabel, AC, coffee

maker, dan kulkas. Kamar mandi juga biasanya dilengkapi dengan bathup.

d) Presedential suite

Kamar tipe ini merupakan tipe terbesar dan terbaik yang disediakan oleh

suatu hotel. Tipe ini terletak dilantai teratas pada gedung dan menawarkan

view terbaik di hotel tersebut. Tipe ini terdiri dari beberapa ruangan terpisah

seperti kamar tidur, kamar mandi, ruang kerja, ruang makan, serta ruang

dan dengan fasilitas tambahan lainnya.

2) Besaran Ruang

Tabel 6.1 Analisis Besaran Ruang Kamar Hotel.

No Jenis Ruang Standard Kapasitas Luasan Volume Sumber

1 Superior Room 26m²/unit

Tinggi = 3m

104 unit 2.704 m² 8.112 m³ DA

2 Deluxe Room 32m²/unit

Tinggi = 3m

76 unit 2.432 m² 7.296 m³ HPD

3 Junior Suite 48m²/unit

Tinggi = 3m

52 unit 2.496 m² 7.488 m³ DA

Gambar 6.6. Alur Peruangan Presedential Suite.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

4 Presedential

Suite

100m²/unit

Tinggi = 3m

16 unit 1.600 m² 4.800 m³ HPD

5 Koridor 1,6m² x 5 x (jumlah unit)

Tinggi = 3m

1.984 m² 5.952 m³ PH

Jumlah 248 unit 11.216 m² 33.648 m³

Sirkulasi 30% 3.365 m² 10.094 m³

JUMLAH TOTAL 14.581 m² 43.742 m³

b. Pengguna Fasilitas Konvensi

1) Peruangan

Terdapat tiga tipe ruang konvensi yang disediakan pada hotel konvensi

yaitu meeting room, convention room, dan ballroom. Unit ruang konvensi

disusun berjajar secara linier dan dibagian depannya terdapat area prefunction.

Alur peruangan pada masing-masing tipe kamar sebagai berikut:

a) Meeting room

Meeting room merupakan tipe ruang konvensi dengan luas ruangan

yang paling kecil dan dengan kapasitas pengguna paling sedikit

diantara 2 tipe lainnya. Tipe ruang konvensi ini mampu menampung

100 orang dalam bentuk formasi kursi auditorium, atau 50 orang dalam

bentuk formasi kursi class room, atau 25 orang dalam formasi kursi u-

shape, atau 60 orang dalam formasi kursi banquet.

b) Convention room

Convention room merupakan tipe ruang konvensi dengan luas ruangan

sedang diantara 2 tipe lainnya. Tipe ruang konvensi ini mampu

menampung 450 orang dalam bentuk formasi kursi auditorium, atau 250

orang dalam bentuk formasi kursi class room, atau 100 orang dalam

formasi kursi u-shape, atau 300 orang dalam formasi kursi banquet.

c) Ballroom

Ballroom merupakan tipe ruang konvensi dengan luas ruangan yang

paling besar dan dengan kapasitas pengguna paling banyak diantara 2

tipe lainnya. Tipe ruang konvensi ini mampu menampung hingga 2000

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

orang dalam bentuk formasi kursi auditorium, atau 1000 orang dalam

bentuk formasi kursi class room, atau 400 orang dalam formasi kursi u-

shape, atau 1000 orang dalam formasi kursi banquet.

2) Besaran Ruang

Tabel 6.2 Analisis Besaran Ruang pada Fasilitas Konvensi.

No Jenis Ruang Standard Kapasitas Luasan Volume Sumber

1 Galeri Seni Minimal 8m x 5,5m

Ukuran yang digunakan

= 16m x 8m

Tinggi = 4m

1 unit 128 m² 512 m³ DA

2 Lobby Konvensi Menampung minimal

20% dari jumlah

maksimal tamu

(400 x 1,6m²)

Tinggi = 4m

1 unit 640 m² 2.560 m³ AP

3 Area Prefunction 25% dari luas fasilitas

konvensi

Tinggi = 4m

1 unit 1.279 m² 5.116 m³ PK

4 Meeting room Jumlah tamu x 1,6m²

100 orang x 1,6 m²

Tinggi = 3m

4 unit 640 m² 1.920 m³ PK

Gambar 6.7. Alur Peruangan Fasilitas Konvensi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

5 Convention room Jumlah tamu x 1,6m²

450 orang x 1,6 m²

Tinggi = 3m

2 unit 1.440 m² 4.320 m³ PK

6 Ballroom Jumlah tamu x 1,6m²

2000 orang x 1,6 m²

Tinggi = 8m

1 unit 3.200 m² 25.600 m³ PK

7 Ruang

Administrasi

Satandard ruang kerja

minimal 4m² /orang x

jumlah pengguna

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 48 m³ DA

8 Mushola 1,6m² x 40 orang

Tinggi = 3m

1 unit 64 m² 192 m³ DA

9 Lavatory

a. Pria

b. wanita

15m²

25m²

Tinggi = 3m

1 unit

1 unit

15m²

25m²

45m³

75m³

TSS

TSS

Jumlah 7.447 m² 40.388 m³

Sirkulasi 30% 2.234 m² 12.116 m³

JUMLAH TOTAL 9.681 m² 52.504 m³

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

c. Pengelola Administratif

1) Peruangan

2) Besaran Ruang

Tabel 6.3 Analisis Besaran Ruang pada Ruang Pengelola Administratif.

No Jenis Ruang Standard Kapasitas Luasan Volume Sumber

1 Area Transisi asumsi = 8m x 8m

Tinggi = 4m

1 unit 64 m² 256 m³ AP

2 Ruang Loker

Karyawan

Standard ruang =

2,7m²/orang x jumlah

karywan

(2,7m² x 25 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 68 m² 204 m³ DA

3 Dept. Front

Office

Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 4 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 64 m³ DA

4 Ruang Manager Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 4 orang)

1 unit 16 m² 64 m³ DA

Gambar 6.8. Alur Peruangan Ruang Pengelola Administratif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tinggi = 3m

5 Ruang Sekertaris Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 4 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 64 m³ DA

6 Dept. Personalia Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 8 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 32 m² 96 m³ DA

7 Dept. Keuangan Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 4 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 64 m³ DA

8 Dept. HRD Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 4 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 64 m³ DA

9 Dept. F & B Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 4 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 64 m³ DA

10 Dept.

Engineering

Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 8 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 32 m² 96 m³ DA

11 Dept. Sales &

Marketing

Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 4 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 64 m³ DA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

12 Dept.

Housekeeping

Satandard ruang kerja

minimal 4m²/orang x

jumlah pengguna

(4m² x 12 orang)

Tinggi = 3m

4 unit 192 m² 576 m³ DA

13 Ruang Rapat 2,7m²/orang x jumlah

pengguna

Tinggi = 3m

1 unit 68m² 204 m³ DA

14 Lavatory

a. Pria

b. wanita

15m²

25m²

Tinggi = 3m

1 unit

1 unit

15m²

25m²

45m³

75m³

TSS

TSS

Jumlah 608 m² 2.000m³

Sirkulasi 30% 183 m² 600 m³

JUMLAH TOTAL 791 m² 2.600 m³

d. Pengunjung Hotel

1) Peruangan

2) Besaran Ruang

Tabel 6.4 Analisis Besaran Ruang pada Ruang Fasilitas Umum.

No Jenis Ruang Standard Kapasitas Luasan Volume Sumber

1 Lobby Hotel 1,1m² x 12 x jumlah

kamar atau

1 unit 3.274 m² 13.096 m³ PH

Gambar 6.9. Alur Peruangan Ruang Fasilitas Umum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Minimal 100m²

Tinggi = 4m

2 Restaurat

Banyuwangi

a. Dinning

room

b. Dapur

1,9m² x 100 orang

Tinggi = 4m

30% dari luas dinning

room

(30% x 190m²)

Tinggi = 4m

100 orang

1 unit

190 m²

57 m²

760 m³

228 m³

DA

PH

3 Café

a. Ruang

Utama

b. Ruang

Bartender

1,5m² x 100 orang

Tinggi = 4m

5m² x jumlah pengguna

(5m² x 4orang)

Tinggi = 4 m

1 unit

1 unit

150 m²

20m²

600 m³

80 m³

DA

DA

4 Lounge

a. Ruang

Utama

b. Dapur

c. Ruang

Bartender

1,75m² x 100 orang

Tinggi = 4m

20% dari luas ruang

utama

(20% x 175m²)

Tinggi = 4m

(5m² x 4orang)

Tinggi = 4 m

1 unit

1 unit

1 unit

175 m²

35 m²

20 m²

700 m³

140 m³

80 m³

DA

DA

DA

5 Rooftop Lounge

a. Ruang

Utama

b. Dapur

c. Ruang

Bartender

1,75m² x 100 orang

Tinggi = 4m

20% dari luas ruang

utama

(20% x 175m²)

Tinggi = 4m

(5m² x 4orang)

Tinggi = 4 m

1 unit

1 unit

1 unit

175 m²

35 m²

20 m²

700 m³

140 m³

80 m³

DA

DA

DA

6 Kolam Renang

a. Loker,

shower,

15m x 30m

0,1 x luas kolam

Tinggi = 3m

1 unit

2 unit

450 m²

90 m²

270m³

DA

DA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dan

lavatory

7 Gym Center

a. Ruang

Latihan

b. Ruang

Senam

c. Ruang

Sauna

d. Loker,

shower,

dan

Lavatory

4,7m²/ orang x 25 orang

Tinggi = 3 m

3m²/ orang x 25 orang

Tinggi = 3m

1,9m²/orang x 20 orang

Tinggi = 3m

0,6m²/orang x 70 orang

Tinggi = 3m

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

118 m²

75 m²

38 m²

42 m²

354 m³

225 m³

114 m³

126 m³

HPD

TSS

HPD

DA

8 Massage & Spa 9,3m²/orang x 5 orang

Tinggi = 3m

1 unit 50 m² 150 m³ TSS

9 Mini Market 0,12m² x Jumlah Kamar

(0,12m² x 248 unit)

Tinggi = 3m

1 unit 30 m² 90 m³ PH

10 Money Changer 0,12m² x Jumlah Kamar

(0,12m² x 248 unit)

Tinggi = 3m

1 unit 30 m² 90 m³ PH

11 Travel Agent 0,12m² x Jumlah Kamar

(0,12m² x 248 unit)

Tinggi = 3m

1 unit 30 m² 90 m³ PH

12 Toko Souvenir 0,12m² x Jumlah Kamar

(0,12m² x 248 unit)

Tinggi = 3m

1 unit 30 m² 90 m³ PH

13 Business Center 0,12m² x Jumlah Kamar

(0,12m² x 248 unit)

Tinggi = 3m

1 unit 30 m² 90 m³ PH

14 Lavatory

a. Pria

b. wanita

15m²

25m²

Tinggi = 3m

1 unit

1 unit

15m²

25m²

45m³

75m³

TSS

TSS

Jumlah 5.204 m² 18.413m³

Sirkulasi 30% 1.561 m² 5.524 m³

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

JUMLAH TOTAL 6.765 m² 23.937 m³

e. Pengelola Service

1) Peruangan

2) Besaran Ruang

Tabel 6.5 Analisis Besaran Ruang pada Ruang Service.

No Jenis Ruang Standard Kapasitas Luasan Volume Sumber

1 Area Transisi Asumsi 8m x 8m

Tinggi = 4m

1 unit 64 m² 256 m³ AP

2 Ruang Loker

Karywan

Standard ruang =

2,7m²/orang x jumlah

karywan

(2,7m² x 125 orang)

Tinggi = 3m

1 unit 270 m² 810 m³ DA

3 Ruang Karyawan

a. Ruang

Istirahat

b. Ruang

Makan

c. Pantry

0,6m² x 125 orang

Tinggi = 3m

0,9 m² x 50% x 125

orang

Tinggi = 3m

25m²/ unit

Tinggi = 3m

4 unit

4 unit

4 unit

300 m²

225 m²

100 m²

900 m³

675 m³

400 m³

PH

HPD

HPD

Gambar 6.10. Alur Peruangan Ruang Service.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

4 Janitor Standard ukuran janitor

= 1m x 1,8m

Tinggi = 3m

16 unit 29 m² 87 m³ DA

5 Ruang Panel Standard ukuran ruang

panel = 6m x 4m

Tinggi = 3m

5 unit 120 m² 360 m³ HPD

6 Ruang AHU Standard ruang AHU =

12m x 8m

Tinggi= 3m

5 unit 480 m² 1440 m³ TSS

7 Ruang Genset 64 m²/ unit

Tinggi = 3m

1 unit 64 m² 192 m³ TSS

8 Ruang Trafo Asumsi ruang = 4m x

4m

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 48 m³ AP

9 Ruang Operator Asumsi ruang = 4m x

4m

Tinggi = 3m

1 unit 16 m² 48 m³ AP

10 Ruang Chiller 0.47m² x jumlah kamar

(0,47m² x 248)

Tinggi = 3m

1 unit 117 m² 351 m³ HPD

11 Ruang PABX 0.14m² x jumlah kamar

(0,14m² x 248)

Tinggi = 3m

1 unit 35 m² 105 m³ HPD

12 Gudang Kering 0.2m² x jumlah kamar

(0,2m² x 248)

Tinggi = 3m

1 unit 50 m² 150 m³ HPD

13 Gudang Dingin 0.25m² x jumlah kamar

(0,25m² x 248)

Tinggi = 3m

1 unit 62 m² 186 m³ HPD

14 Gudang Peralatan 0.3m² x jumlah kamar

(0,3m² x 248)

Tinggi = 3m

1 unit 74 m² 222 m³ HPD

15 Pos Security 8m²/ unit

Tinggi = 3m

2 unit 16 m² 48m³ AP

16 Lavatory

c. Pria

d. wanita

15m²

25m²

1 unit

1 unit

15m²

25m²

45m³

75m³

TSS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tinggi = 3m TSS

Jumlah 2.078 m² 6.398 m³

Sirkulasi 30% 623 m² 1.919 m³

JUMLAH TOTAL 2.701 m² 8.317 m³

3. Kebutuhan Ruang Parkir

Tujuan:

Menentukan kebutuhan ruang parkir pada hotel konvensi.

Dasar Pertimbangan:

Jumlah kamar hotel

Jumlah pengunjung maksimal fasilitas konvensi

Jumlah karyawan

Satuan rasio parkir (SRP) hotel dan fasilitas konvensi

Hasil Analisis:

Kebutuan ruang parkir dibedakan menjadi 2 yaitu area parkir basement dan area parkir

outdoor. Perkiraan kebutuhan parkir di dasarkan pada jumlah kamar hotel, jumlah

pengunjung maksimal konvensi, jumlah karyawan, dan rasio kebutuhan parkir hotel

dan fasilitas konvensi berdasarkan peraturan Depertemen Perhubungan Darat Tahun

1998 Tentang Pedoman Perencanaan dan Pengoprasian Fasilitas Parkir.

a. Kebutuhan parkir pengunjung hotel

Jumlah kamar : SRP hotel bintang 5.

248 kamar x 1 parkir mobil/ 5 kamar = 50 mobil

b. Kebutuhan parkir pengunjung fasilitas konvensi

Luasan fasilitas konvensi x SRP fasilitas konvensi.

9.681 m² x (1,5/100 m²) = 146 mobil

c. Kebutuhan parkir karyawan

Jumlah karyawan x presentase karywan yang membawa mobil

150 x 10% = 15 mobil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

150 – 15 = 135 motor

Tabel 6.6 Analisis Kebutuhan Parkir Hotel Konvensi.

No Jenis

Kendaraan

Jumlah

Kendaraan

Dimensi (m²) Luasan(m²) Sumber

1 Mobil 211

P x L =

4,5m x 2m =

9m²

211 x 9m²

1.899 m² DA

2 Motor 135

P x L =

2.5m x 1m =

2,5m²

135 x 2,5m²

338 m² DA

Jumlah 2.237 m²

Sirkulasi 100% 2.237 m²

Jumlah Total 4.474 m²

B. Analisis Perhitungan Lahan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomer 8 Tahun 2012

Tentang Bangunan Gedung, diperoleh beberapa data rencana tata ruang dan wilayah pada

lokasi tapak yang berada di Jalan Yos Sudarso (jalan arteri primer kabupaten).

Jumlah lantai = Maksimum 8 lantai

KDB maksimum (%) = 60%

KLB = 240%

KDH minimum (%) = 30 %

1. Analisis Luas Lantai Dasar Bangunan

Luasan tapak = 50.422 m2

KDB yang digunakan = 20%

= 50.422 m2 x 20%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

= 10.084 m2

Dari perhitungan KDB maksimal pada tapak diperoleh hasil bahwa luasan lantai dasar

pada bangunan hotel konvensi yang akan di bangun adalah 10.084 m2

Tabel 6.7. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Besaran Ruang Hotel Konvensi.

Kelompok Ruang Luas (m²)

Ruang untuk pengguna hotel 14.581 m²

Ruang untuk pengguna fasilitas konvensi 9.681 m²

Ruang untuk pengelola administrative 791 m²

Ruang untuk pengelola service 2.701 m²

Ruang untuk pengunjung hotel 6.765 m²

Ruang untuk parkir 4.474 m²

JUMLAH 38.993 m²

Pada perhitungan jumlah total kebutuhan ruang pada hotel konvensi bintang 5

diperoleh hasil bahwa jumlah luasan ruang yang dibutuhkan melebihi angka KDB yang

digunakan, sehingga bangunan harus memiliki lebih dari satu lantai.

2. Analisis Tinggi Bangunan

KLB = 240%

Luasan Tapak = 50.422 m2

= 240% x 50.422 m2

= 121.013 m2

Jumlah Lantai = KLB / KDB

= 121.013 m2 / 10.084 m2

= 12 lantai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Dari hasil analisis jumlah lantai yang akan dibangun diperoleh hasil bahwa jumlah

lantai melebihi batas maksimum yang diizinkan, sehingga bangunan harus dibagi

menjadi beberapa gedung agar tidak melebihi batas maksimal jumlah lantai yang

diizinkan.

C. Tapak

1. Analisis Pola Pencapaian

Tujuan:

Mendapatkan pola pencapain ke dalam tapak yang hasilnya berupa penentuan letak

akses masuk Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE).

Dasar Pertimbangan:

Pola pencapaian harus dapat dimengerti oleh siapapun termasuk kaum awam.

Efisiensi dan kemudahan akses menuju lokasi tapak.

Kemudahan akses untuk pejalan kaki.

Fungsi ME dan SE

Hasil Analisis:

Pada gambar di atas merupakan sirkulasi kendaraan di sekitar tapak dan akses

menuju lokasi tapak. Jalan utama pada tapak adalah jalan Yos Sudarso dan merupakan

jalan satu-satunya menuju lokasi tapak. Jalan Yos Sudarso adalah jalan arteri primer

Gambar 6.11. Analisis Pola Pencapaian menuju Tapak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

kabupaten dengan lebar ±10 meter dengan kepadatan jalan cukup tinggi yang banyak

dilalui kendaraan mobil, bus, dan truk. Jalan Yos Sudarso ini menjadi jalan utama

menuju pelabuhan ketapang dan jalan utama keluar masuk Banyuwangi dari arah utara

yang menjadi jalur favorit karena dianggap memiliki view yang menarik.

Dari hasil analisis di atas, hanya terdapat satu akses menuju lokasi tapak yaitu

melalui jalan Yos Sudarso sehingga main entrance (ME) diletakkan pada sisi barat

tapak yang menghadap langsung ke jalan Yos Sudarso. Main entrance (ME) digunakan

sebagai akses masuk kendaraan (mobil, motor, bus, dan truk) serta pejalan kaki. Side

entrance (SE) yang digunakan sebagai akses untuk kendaraan service, tidak memiliki

akses khusus dari luar tapak dikarenakan akses menuju lokasi tapak hanya ada satu

sehingga untuk menuju tapak kendaraan service harus melewati main entrance (ME)

dahulu. Kemudian untuk peletakkan side entrance (SE) berada di belakang gedung

hotel konvensi yang terhubung langsung ke area service bangunan.

2. Analisis View dan Orientasi

Tujuan:

Mendapatkan orientasi bangunan berdasarkan analisis view dari tapak dan dari luar

tapak.

Dasar Pertimbangan:

Akses menuju tapak

Kemudahan orang dalam melihat dan mengenali bangunan

Potensi view di sekitar tapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Hasil Analisis:

a. View ke Luar

1) View dari tapak menuju ke luar tapak sebelah barat. Pada bagian barat terdapat

jalan Yos Sudarso, Pada bagian ini jalan Yos Sudarso terlihat langsung dari

dalam tapak, sehingga perlunya pengolahan landscape agar view tidak langsung

menuju ke jalan Yos Sudarso. View ke luar tapak sebelah barat juga memiliki

potensi berupa view perbukitan dan gunung Ijen sehingga view ini perlu

dimanfaatkan sebagai view ke luar hotel konvensi.

2) View dari tapak menuju ke luar tapak sebelah utara. pada bagian utara terdapat

lahan kosong dan POM bensin klatak sehingga pada bagian ini perlunya

pengolahan tapak dan landscape sebagai penanda batas tapak. view ke luar

tapak sebelah utara juga memiliki potensi berupa view garis pantai selat Bali,

selat Bali dan Pulau Bali karena tidak adanya bangunan tinggi di sekitar tapak

sehingga view ini perlu dimanfaatkan sebagai view ke luar hotel konvensi.

3) View dari tapak menuju ke luar sebelah timur. Pada bagian ini tapak langsung

berbatasan dengan lahan kosong sehingga pada bagian ini perlunya pengolahan

tapak dan landscape sebagai penanda batas tapak. view ke luar tapak sebalah

barat juga memiliki potensi berupa view garis pantai selat Bali, selat Bali dan

Pulau Bali karena tidak adanya bangunan tinggi di sekitar tapak sehingga view

ini perlu dimanfaatkan sebagai view ke luar hotel konvensi.

Gambar 6.12. Analisis View ke Dalam dan ke Luar pada Tapak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

4) View dari tapak menuju ke luar sebelah selatan. Pada bagian ini tapak langsung

berbatasan dengan area hotel mirah sehingga pada bagian ini perlunya

pengolahan tapak dan landscape sebagai penanda batas tapak dan sebagai

penghalang view menuju hotel mirah. View keluar tapak sebelah selatan juga

memiliki potensi berupa view garis pantai selat Bali, selat Bali, Pulau Bali, dan

Kota Banyuwangi karena tidak adanya bangunan tinggi di sekitar tapak

sehingga view ini perlu dimanfaatkan sebagai view ke luar hotel konvensi.

b. View ke Dalam

1) View dari jalan Yos Sudarso menuju tapak. Pada bagian ini perlunya

pengolahan landscape dan fasad bangunan untuk menciptakan kesan welcome

pada bangunan serta identitas bangunan.

2) View dari utara menuju tapak. pada bagian ini perlunya pengolahan fasad

bangunan untuk membentuk karakter dan identitas bangunan karena pada

bagian ini bangunan akan terlihat dari jalan Yos Sudarso karena tidak adanya

bangunan tinggi disekitar tapak.

3) View dari timur menuju tapak. pada bagian ini pengolahan fasad bangunan

tidak terlalu penting karena pada sebelah timur hanya terdapat lahan kosong

dan pantai.

4) View dari selatan menuju tapak. pada bagian ini perlunya pengolahan fasad

bangunan untuk membentuk karakter dan identitas bangunan karena pada

bagian ini bangunan akan terlihat dari jalan Yos Sudarso karena tidak adanya

bangunan tinggi di sekitar tapak.

c. Orientasi Bangunan

Untuk menentukan orientasi bangunan didasarkan pada akses menuju

tapak, kemudahan orang dalam mengenali bangunan, dan potensi view di sekitar

tapak. dari hasil analisis pola pencapaian menuju tapak diperoleh hasil bahwa akses

menuju lokasi tapak hanya melalui sisi barat tapak. Dari hasil dari analisis view ke

luar dan view ke dalam pada tapak diperoleh hasil bahwa pada setiap sisi tapak

memiliki potensi view yang baik dan semua sisi tersebut akan dimanfaatkan sebagai

view hotel konvensi. sedangkan kemudahan untuk mengenali bangunan cendrung

dari sisi barat, utara dan selatan karena tidak adanya bangunan tinggi di sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

tapak.dari pertimbangan-pertimbangan di atas, bangunan akan dibagi menjadi 3

gedung dengan orientasi barat, utara, dan selatan. Namun orientasi utama

keseluruhan bangunan ke arah barat menuju main entrance (ME).

D. Analisis Pendekatan Arsitektur Regionalisme

Tujuan:

Membangun bangunan hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi dengan menerapkan

arsitektur regionalisme ke dalam bangunan.

Dasar Pertimbangan:

Keadaan klimatologi di sekitar tapak

Budaya arsitektur di sekitar tapak

Tekhnologi bahan bangunan yang digunakan

Hasil Analisis:

1. Pemahaman Arsitektur Regionalisme

Sebelum menganalisis pendekatan arsitektur regionalisme pada hotel konvensi

bintang 5 di Banyuwangi, perlunya pemahaman tentang arsitektur regionalisme itu

sendiri. Dari landasan teoritis tentang arsitektur regionalisme diperoleh pemahaman

sebagai berikut.

Gambar 6.13. Bagan Pemahaman Arsitektur Regionalisme.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Dari bagan di atas dapat disimpulkan bahwa arsitektur regionalisme menurut Curtis

(1985) merupakan percampuran antara arsitektur lama dan arsitektur baru. Kemudian

di dukung oleh teori Suha Ozkan (1985) bahwa arsitektur regionalisme dipengaruhi

oleh 3 unsur yaitu iklim, budaya, dan tekhnologi. Dari 3 unsur tersebut akan menjadi

acuan dalam merancang hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi.

2. Iklim (Analisis Klimatologi)

Secara geografis Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa. Wilayah

daratannya terdiri atas daratan tinggi berupa pegunungan dan daratan rendah berupa

daerah di sekitar garis pantai. Banyuwangi bagian barat dan utara pada umumnya

merupakan pegunungan, bagian selatan dan timur pada umumnya merupakan daratan

rendah di sekitar garis pantai. Tingkat kemiringan tanah rata-rata di daerah barat dan

utara adalah 40°, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi dari daerah lainnya.

Sedangkan kemiringan rata-rata di daerah selatan dan timur hanya 15°, dengan curah

hujan cukup memadai. Pada daerah daratan rendah di sekitar garis pantai memiliki

kecepatan angin cukup tinggi karena di pengaruhi oleh angin darat dan angin laut.

Tapak yang dipilih merupakan daerah Banyuwangi bagian selatan dan merupakan

daratan rendah di sekitar garis pantai. Pada area sekitar tapak tidak memiliki bangunan

tinggi, di sekitar tapak cendrung di dominasi oleh bangunan hotel dan resort yang

memiliki tidak lebih dari 3 lantai dan letaknya jauh dari lokasi tapak sehingga angin

dan cahaya matahari tidak terhalang oleh bangunan lain.

a) Analisis pergerakan matahari

Gambar 6.14. Analisis Pergerakan Matahari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Matahari pada pagi hari hingga menjelang siang cendrung secara

langsung mengenai sisi timur bangunan atau fasad depan bangunan dan

ketika menjelang siang sinar matahari cendrung terasa panas. Respon

desain pada sisi timur bangunan yaitu perlunya banyak bukaan untuk

mengoptimalkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami. Selain itu

pada bukaan perlu adanya filter cahaya / sun shading dalam bentuk

secondary skin agar cahaya matahari saat panas tidak langsung masuk

ke dalam bangunan.

Matahari pada siang hingga sore hari cendrung secara langsung

mengenai sisi barat bangunan. Respon desain pada sisi barat bangunan

yaitu perlunya bukaan untuk mengoptimalkan cahaya matahari sebagai

pencahayaan alami di dalam bangunan. Selain itu pada bagian sisi barat

bangunan juga perlu filter cahaya / sun shading dalam bentuk secondary

skin, agar cahaya matahari saat panas tidak langsung masuk ke dalam

bangunan.

b) Analisis pergerakan Angin

Angin yang berhembus ke tapak cendrung berasal dari semua arah,

namun intensitas angin paling banyak berasal dari arah timur dan barat

karena dipengaruhi oleh angin darat pada malam hari dan angin laut pada

siang hari. Respon desain terhadap pergerakan angin yaitu memperbanyak

penggunaan cross ventilation di sisi timur dan barat bangunan baik secara

vertikal dengan menggunakan void dan secara horizontal dengan desain

Gambar 6.15. Analisis Pergerakan Angin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

bangunan yang menggunakan bukaan lebar disertai dengan roster untuk

memanfaatkan angin sebagai penghawaan alami. Selain itu, penahan angin

juga diperlukan di sisi timur dan barat bangunan untuk mengantisipasi

tingginya kecepatan angin darat dan angin laut yang berhembus.

3. Budaya Arsitektur di Banyuwangi

Bangunan yang akan di bangun adalah hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi

dengan pendekatan arsitektur regionalisme. Salah satu poin pendekatan diterapkan

dengan cara mengaplikasikan kaidah-kaidah arsitektur lokal ke dalam bangunan.

Dalam kasus ini, arsitektur rumah Suku Osing Banyuwangi akan menjadi acuan dalam

penerapan budaya arsitektur lokal ke dalam bangunan.

a) Bentuk Atap

Bentuk atap yang akan diterapkan pada hotel konvensi bintang 5 di

Banyuwangi adalah bentuk atap tipe tikel balung yang terdiri dari 4 bidang atap.

Bentuk atap ini dipilih karena dianggap memiliki bentuk paling kompleks di

antara 2 bentuk lainnya selain itu atap tikel balung juga merupakan dasar modul

pada rumah adat Suku Osing Banyuwangi.

Pada dasarnya penutup atap rumah Suku Osing banyuwangi menggunakan

genteng tanah liat, namun penutup atap yang digunakan pada hotel konvensi

bintang 5 di Banyuwangi menggunnakan atap aspal. Penutup atap ini dipilih

dengan pertimbangan atap aspal lebih ringan, tahan air, dan lebih awet daripada

genteng tanah liat.

Gambar 6.16. Bentuk Atap Tikel Balung.

Sumber: https://www.lulianstudiolab.wordpress.com/ diakses pada 9 November 2018.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

b) Gubahan Massa dan Bentukan Ruang

Hotel konvensi bintang 5 di rancang menggunakan pendekatan arsitektur

Regionalisme yang mengacu pada arsitektur rumah Suku Osing Banyuwangi.

Sehingga dalam menentukan gubahan massa dan bentuk ruang menerapkan

gubahan massa yang ada pada arsitektur rumah Suku Osing banyuwangi yang

menerapkan konsep close ended plan dan konsep dualitas. Konsep close ended

plan ini dan konsep dualitas membagi ruang secara simetris yang terbagi atas

laiki-laki dan perempuan, luar dan dalam, kiri dan kanan, gelap dan terang,

depan dan belakang, sacral dan profane. Sehingga untuk mencapai konsep

tersebut diperlukan gubahan massa dan bentuk ruang berbentuk simetris dan

efisien yaitu persegi/ persegi panjang.

Menurut Francis D.K Ching dalam bukunya “Form, Space, and Order”

dan Edward T. White dalam bukunya “Site Analysis”, terdapat beberapa

elemen arsitektural yang membentuk karakter.

Gambar 6.17. Atap Aspal.

Sumber: google.co.id. diakses pada 20 November 2018.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 6.8. Tabel Bentuk dan Karakteristik Ruang

Sumber: Francis D.K Ching dan Edward T. White..

Dari tabel diatas bentuk persegi/ persegi panjang merupakan bentuk paling

efisien sebagai bentuk ruang. Sehingga pemilihan gubahan massa dan bentuk

ruang berbentuk persegi berdasarkan arsitektur rumah Suku Osing

Banyuwangi, merupakan bentuk yang paling efisien sesuai dengan teori yang

berkembang dalam arsitektur.

c) Tatanan Ruang

Sebagai masyarakat egaliter, penataan ruang pada rumah Suku Osing

mengalir begitu saja menyesuaikan kebutuhan pemilik rumah dengan konsep

centralitas dan dualitas. Pada umumnya dalam 1 unit hunian terbagi atas 4

bagian yaitu amper (public), bale (semi publik), jerumah (private), dan pawon

(service) dengan masing-masing bagian memiliki batas yang jelas.

Pembagian ruang tersebut juga diterapkan pada hotel konvensi bintang 5 di

Banyuwangi karena fungsi bangunan hotel termasuk fungsi tempat tinggal.

Sesuai dengan konsep peruangan pada rumah Suku Osing bahwa Njerumah

menjadi sentral/ pusat dari rumah/ bangunan. Penataan tatanan ruang hotel

konvensi yang mengadaptasi dari rumah Suku Osing dijelaskan sebagai berikut.

Amper: Area drop off

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Bale: Lobby utama, galeri seni Banyuwangi, lobby fasilitas

konvensi, dan fasilitas umum hotel konvensi.

Njerumah: Kamar hotel dan ruang konvensi.

Pawon: Area service hotel dan area service fasilitas konvensi.

Khusus pada area lobby utama hotel dan lobby area konvensi akan

diterapkan konsep dualitas yang membagi antara laki-laki dan perempuan. Pada

area kanan kanan lobby sebagai area laki-laki dan pada area kiri lobby sebagai

area perempuan. Konsep dualitas tersebut berdasarkan konsep pada ruang tamu

(bale) rumah Suku Osing yang membagi 2 area pada bale yaitu kanan untuk

laki-laki dan kiri untuk perempuan.

Untuk peruangan pada kamar hotel akan dibuat layaknya peruangan pada

rumah Suku Osing dengan 3 ruang utama yang terdiri dari bale, njerumah,

pawon, dan 1 ruang penunjang yaitu Ampok dengan batasan-batasan yang jelas

berupa tembok maupun partisi.

1) Superior Room

Gambar 6.18. Peruangan pada Superior Room.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

2) Deluxe Room

3) Junior Suite

4) Presential Suite

Gambar 6.19. Peruangan pada Deluxe Room.

Gambar 6.20. Peruangan pada Junior Suite Room.

Gambar 6.21. Peruangan pada Presedential Suite Room.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Konsep kamar hotel juga akan menerapkan konsep dualitas yang membagi

kamar untuk laki-laki dan kamar untuk perempuan. Kamar pada sisi kanan

bangunan hotel untuk laki-laki dan kamar pada sisi kiri bangunan hotel untuk

perempuan. Pembagian kamar ini hanya berlaku untuk pengguna kamar hotel

yang datang tidak bersama pasangan sah saja. Untuk pengguna kamar hotel

yang datang bersama pasangan sah atau keluarga boleh memilih kamar mana

saja yang mereka inginkan.

d) Detail Dekorasi

Dekorasi yang akan diterapkan pada hotel konvensi bintang 5 di

Banyuwangi juga akan mengikuti dekorasi yang ada pada rumah Suku Osing

Banyuwangi. Dekorasi yang ada pada rumah Suku Osing yaitu slimpetan,

mataharian, ukel, dan kawung. Dekorasi-dekorasi tersebut oleh masyarakat

Suku Osing dianggap sebagai penolak bala. Dekorasi pada hotel konvensi

bintang 5 akan diterapkan di lobby utama hotel, lobby konvensi, restaurant,

koridor, kamar hotel, dan ruang konvensi.

Bahan material dekorasi yang akan diterapkan pada hotel konvensi Bintang

5 menggunakan berbagai material seperti kayu, logam kuningan, dan gypsum.

Gambar 6.22. Konsep Dualisme pada Peruangan Hotel.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

4. Tekhnologi (Material Bangunan)

Material bangunan yang digunakan pada hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi

menggunakan material lama dan material terbarukan selain itu bahan bangunan yang

dipilih juga mempertimbangkan material lokal yang diproduksi di Banyuwangi.

Tabel 6.9. Tabel analisis material pada bangunan hotel konvensi

No Jenis Material Bentuk Material Aplikasi pada Bangunan

1

Bata Merah

(Tegaldimo,

Banyuwangi)

Roster, dinding bata

merah expose, sun

shading

2 Bata Ringan

Material utama dinding

hotel konvensi

3

Cor Beton

(Kalipuro,

Banyuwangi)

Material utama struktur

bangunan hotel konvensi

Gambar 6.23. Motif Dekorasi yang diterapkan pada Hotel Konvensi.

Sumber: https://lulianstudiolab.wordpress.com/ diakses pada 9 November 2018.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

4

Kayu Jati dan

Kayu Bendo

(Kemiren,

Banyuwangi)

Pembatas antar ruang, sun

shading, penutup kolom

beton, dekorasi, pintu,

penutup langit-langit.

5 Parket Kayu

Material utama lantai

kamar hotel

6 Marmer

Material lantai hotel

konvensi kecuali kamar

hotel

6 Kaca Tempered

Jendela, pembatas antar

ruang, pintu

7 Genteng Aspal

Material utama penutup

atap hotel konvensi

8 Baja Ringan

Material utama struktur

atap hotel konvensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

9

Batu Alam

(Tegaldimo,

Banyuwangi)

Penutup dinding sebagai

estetika pada bangunan

5. Ide / Gagasan Desain

Gambar 6.24. Ide Penataan Bangunan Hotel Konvensi

Gambar 6.25. Ide Alternatif 1 Desain Bangunan Lobby Utama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

E. Analisis Landscape

Tujuan:

Menentukan elemen landscape yang akan digunakan pada area bangunan agar tercapainya

keseimbangan antara bangunan dan lingkungan.

Dasar Pertimbangan:

Kesesuaian dengan fungsi vegetasi

Estetika pada landscape

Kenyamanan pengguna

Hasil Analisis:

Gambar 6.26. Ide Alternatif 2 Desain Bangunan Lobby Utama.

Gambar 6.27. Ide Desain Bangunan Hotel.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Analisis pada landscape dibagi menjadi 2 yaitu elemen vegetasi dan elemen perkerasan.

1. Elemen Vegetasi

Dalam memilih dan melakukan penataan/peletakan elemen vegetasi perlu

memperhatikan fungsi dari vegetasi itu sendiri agar tidak mengganggu sirkulasi

manusia mauppun sirkulasi kendaraan yang ada di dalam tapak.

Tabel 6.10. Tabel analisis Vegetasi pada Bangunan Hotel Konvensi

Fungsi Vegetasi Jenis Vegetasi

Vegetasi pencegah erosi Rumput gajah mini, rumput jepang

Vegetasi untuk filter

udara dan suara

Cemara, bambu kuning mini,

Vegetasi Peneduh terminalia mantaly, pohon kelapa

Vegetasi Pengarah

Sirkulasi

Palem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Vegetasi dekorasi Bougenville, sweet alyssum, bunga airis

2. Elemen Perkerasan

Elemen perkerasan dalam landscape difungsikan sebagai jalur sirkulasi kendaraan

dan sirkulasi manusia ataupun hanya sebagai dekorasi landscape.

Tabel 6.11. Tabel Analisis Perkerasan pada Bangunan Hotel Konvensi

Jenis Perkerasan Karakteristik Fungsi

Cor Beton

Memiliki tekstur sehingga

tidak licin

Mampu menahan beban

berat

Tahan lama dan tidak mudah

rusak

Sebagai sirkulasi manusia

penghubung antar bangunan

hotel konvensi

Paving Block Air dengan mudah masuk

kedalam tanah

Mudah dalam pemasangan

dan pembongkaran

Mampu menahan beban

berat

Sebagai sirkulasi keluar

masuk kendaraan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Andesit Memiliki tekstur yang kasar

Lebih estetis dan natural

Mudah dalam pemasangan

dan pembongkaran

Sebagai sirkulasi manusia di

area tebuka hujau dan

pedestrian

Guiding Block Bertektur kasar dan tidak

licin

Mampu menahan beban

berat

Sebagai pengarah jalan

bagi penyandang diffabel

Batu alam cladding Bertektur kasar

Lebih terlihat natural

Sebagai pot untuk tanaman

dekorasi

Batu koral Lebih terlihat natural dan

estetis

Sebagai penutup tanah

pada tanaman dekorasi dan

sebagai dekorasi landscape

F. Analisis Struktur

Tujuan:

Menentukan struktur yang sesuai dengan keadaan tapak dan bentuk bangunan.

Dasar Pertimbangan:

Ukuran bangunan dan banyaknya lantai

Tekhnologi terbaru

Ukuran ruang

Hasil Analisis:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Sistem struktur pada suatu bangunan pada dasarnya merupakan penggabungan dari

berbagai macam elemen struktur yang cukup rumit. Fungsi utama sistem struktur pada

suatu bangunan adalah menahan beban yang ada pada bangunan secara aman dan efektif

yang kemudian menyalurkannya ke tanah melalui pondasi. Secara umum beban yang ada

pada suatu bangunan terdiri dari beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban hujan,

dll.

1. Analisis Pembebanan pada Bangunan

a) Beban Mati

Merupakan beban dari semua bagian bangunan yang memiliki nilai tetap,

termasuk semua peralatan tetap yang ada pada bangunan (fixed equipment) dan

struktur bangunan itu sendiri.

b) Beban Hidup

Merupakan beban yang berasal dari kegiatan yang terjadi di dalam bangunan

dan dari barang-barang yang dapat dipindahkan (moveable equipment) serta

barang-barang yang dapat diganti ketika mengalami kerusakan (replaceable

equipment).

c) Beban Angin

Merupakan beban yang diakibatkan oleh pergerakan angin yang mengenai atau

melalui bagian dari struktur bangunan.

d) Beban Hujan

Merupakan beban yang diakibatkan oleh air hujan.

2. Analisis Rancangan Struktur

a) Sub Struktur

Sub struktur (pondasi) merupakan bagian struktur paling bawah yang berfungsi

meneruskan beban ke dalam tanah. Terdapat beberapa jenis sub struktur yang

dapat menjadi alternative yaitu pondasi batu kali, footplate, tiang pancang, dan

sumur bor. Namun sub struktur yang paling cocok digunakan pada bangunan

hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi adalah tipe tiang pancang karena

bangunan hotel konvensi memiliki lebih dari 4 lantai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

b) Super Struktur

Super struktur merupakan struktur tengah pada bangunan yang terletak diatas

permukaan tanah dan dibawah struktur atap. Yang dimaksud struktur atap

adalah kolom, dinding dan balok. Terdapat 2 alternatif super struktur yaitu

struktur bearing wall dan struktur riggid frame. Super struktur yang akan

digunakan pada hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi adalah struktur

bearing wall pada bangunan hotel dan riggid frame pada bangunan konvensi.

c) Upper Struktur

Upper struktur merupakan struktur paling atas pada bangunan yang berfungsi

sebagai struktur pada atap bangunan. Terdapat beberapa alternative upper

struktur yaitu struktur space frame, struktur truss frame, struktur rangka baja,

dan struktur folded plate. Upper struktur yang akan digunakan pada hotel

konvensi bintang 5 di banyuwangi adalah struktur rangka baja karena struktur

ini paling cocok untuk membuat rangka atap berbentuk tikel balung berskala

besar.

Gambar 6.28. Pondasi Tiang Pancang.

Sumber: Google.co.id diakses pada 2 Desember 2018.

Gambar 6.29. (A) Sistem Bearing Wall (B) Struktur Riggid Frame.

Sumber: Google.co.id diakses pada 2 Desember 2018.

A B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

G. Analisis Utilitas

Tujuan:

Menentukan sistem utilitas pada keseluruhan bangunan agar tercipta keamanan dan

kenyamanan bagi pengguna bangunan.

Dasar Pertimbangan:

Kenyamanan cahaya di dalam bangunan (alami dan buatan)

Kenyamanan penghawaan di dalam bangunan

Kenyamanan noise di dalam bangunan

Keamanan di dalam bangunan

Kemudahan dalam perawatan utilitas

Hasil Analisis:

Penggunaan Sistem utilitas bangunan hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi ini agar

tercipta keamanan dan kenyamanan dalam keberlangsungan kegiatan pada bangunan

sehingga pengguna merasa lebih nyaman. Sistem utilitas pada bangunan ini

mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut.

Kenyamanan dalam penggunaan cahaya baik alami maupun buatan

Kenyamanan dalam penggunaan sistem udara

Kenyamanan dalam pengelolaan kebisingan

Kenyamanan akan kemungkinan bahaya kebakaran

Kenyamanan akan tindak kriminalitas

Kenyamanan dalam pemasangan dan pemeliharaan system

Gambar 6.30. Struktur Rangka Baja.

Sumber: Google.co.id diakses pada 2 Desember 2018.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

1. Instalasi Listrik

Sistem Listrik yang akan digunakan pada bangunan berasal dari PLN. Selain

itu untuk mengantisipasi pemadam listrik oleh PLN, disediakan genset pada

bangunan sehingga kegiatan di dalam bangunan tidak terganggu.

Listrik yang berasal dari PLN akan di alirkan menuju Transformator yang

berfungsi menaikkan maupun menurunkan tegangan listrik, kemudian baru

dialirkan ke seluruh bangunan. Ketika listrik dari PLN padam otomatis sumber

listrik akan dialihkan ke genset oleh ATS (automatic transfer switch).

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan dalam bangunan ini mempertimbangkan

pemenuhan tingkat intensitas terang yang memenuhi syarat untuk masing-masing

ruang. Setiap ruang memiliki intensitas yang berbeda.

a) Lobby hotel dan lobby fasilitas konvensi 400 lux

b) Fasilitas umum hotel konvensi 200 lux

c) Ruang galeri seni 200 lux

d) Kamar hotel 100 lux

e) Ruang konvensi 600 lux

f) Restaurant 250 lux

g) Ruang kantor pengelola administrasi 100 lux

h) Area servis 80 lux

Gambar 6.31. Sistem Distribusi Listrik pada Bangunan..

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

3. Sistem Akustik

Sistem ini digunakan pada ruang konvensi dengan menggunakan insulan

pada dinding ruangan dan menggunakan plafon yang dapat meredam suara.

Penggunaan ini sebagai pemenuhan kebutuhan ruangan yang membutuhkan tingkat

audio visual yang tinggi serta keramaian pengguna. Sistem ini digunakan agar

kegiatan yang berada di dalam ruang konvensi tidak mengganggu kegiatan di ruang

lainnya.

4. Sistem Penyedia Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang kemudian ditampung

pada upper tank atau reservoir atas kemudian dapat disalurkan langsung ke ruang-

ruang yang membutuhkan melalui shaft yang terdapat di setiap lantai. Instalasi air

bersih dapat disalurkan untuk berbagai kebutuhan bangunan.

a) Distribusi air bersih pada toilet

b) Distribusi air bersih pada dapur dan pantry

c) Distribusi pada instalasi mesin pendingin (AC)

d) Distribusi pada instalasi antisipasi kebakaran (sprinkler dan hidrant) yang

terdapat di dalam dan di luar bangunan

Gambar 6.32. Sistem Akustik pada Ruangan..

Sumber: google.co.id. diakses pada 2 Desember 2018.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

5. Sistem Pembuangan Limbah

Pembuangan limbah pada bangunan ini dibagi menjadi 3 yaitu limbah

sampah, limbah grey water yang berasal dari air buangan dari toilet dan dapur, serta

limbah black water yang berasal dari kloset. Sistem pembuangan limbah sampah

dimulai dengan membuang ke shaft sampah yang terhubung ke satu area tempat

sampah kemudian diangkut oleh pengumpul sampah sebelum dibawa ke

pembuangan akhir. Sedangkan limbah grey water berupa air buangan dari toilet dan

dapur akan diteruskan melalui riol yang berada di saluran bawah kemudian

dilanjutkan menuju riol kota yang setiap 10 meter memiliki bak kontrol. Sementara

limbah black water yang berasal dari closet akan disalurkan langsung menuju

proses penetralan di STP.

Gambar 6.33. Sistem Distribusi Air Bersih.

Gambar 6.34. Sistem Pembuangan Grey Water.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

6. Sistem Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan dimaksudkan untuk menciptakan temperatur

udara sesuai kebutuhan penggunanya pada suatu ruangan. Penghawaan buatan yang

digunakan pada bangunan hotel konvensi bintang 5 di Banyuwangi adalah air

conditioner (AC) sentral dan split.

Pada area public dan ruang-ruang yang memiliki kapasitas pengunjung

cukup besar akan digunakan AC sentral agar lebih mudah dalam mengontrol suhu

ruangan. Untuk area private dengan kapasitas pengunjung kecil akan menggunakan

AC split agar suhu ruangan dapat diatur sesuai dengan keinginan pengunanya.

Tingkat pengkondisian ruangan yang diinginkan dalam menjaga kualitas ruang dan

kenyamanan pengguna adalah sebagai berikut.

1) Temperatur 18-24oC untuk kamar hotel dan ruang pengelola administrasi

2) Temperatur 22-24 oC untuk ruang konvensi

3) Temperatur 24-27 OC untuk lobby hotel dan lobby konvensi

4) Temperatur 24-27 OC untuk fasilitas umum hotel konvensi

5) Temperatur 24-27 OC untuk area servis

6) Seluruh ruangan memiliki kelembapan 40-50%

Gambar 6.35. Sistem Pembuangan Black Water.

Gambar 6.36. Contoh AC Central dan AC Split.

Sumber: Google.co.id. diakses pada 2 Desember 2018.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

7. Sistem Penanggulangan Kebakaran

Sistem ini bekerja pada saat keadaan darurat seperti kebakaran. Sistem ini

berfungsi sebagai penanggulangan pertama sebelum petugas pemadam kebakaran

tiba di lokasi.

a) Sistem detektor Kebakaran

Terdapat heat detector untuk mendeteksi adanya panas yang berlebih

Terdapat smoke detector untuk mendeteksi tingkat asap yang berlebih

Terdapat Flame detector untuk mendeteksi adanya lidah api di sekitar

bangunan

b) Titik Panggil Manual (TPM)

Sistem ini digunakan sebagai alat pemanggil manual yang dapat ditekan ketika

terjadi kebakaran.

c) Lampu alarm darurat

Sistem ini akan menyala ketika alarm kebakaran aktif. Sistem ini sebagai sistem

informasi kebakaran kepada seluruh pengguna bangunan

d) Penunjuk arah evakuasi (exit sign)

Sistem ini digunakan sebagai mempermudah evakuasi pengguna ketika

kebakaran. Penunjuk arah diletakkan di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu

darurat, dan pintu keluar.

e) Tangga Kebakaran

Tangga Kebakaran terdapat di setiap lantai atas dengan posisi yang mudah

dijangkau oleh pengguna

f) Sistem pemadam

Sprinkler

Sistem ini memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau bahan

pemadam api lainnya. Radius yang dapat dijangkau adalah 25m2/unit.

Pemadam ringan (Fire extinguisher)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Merupakan alat pemadam berisi bahan kimia yang dapat digunakan dengan

cara mudah seperti dry portable extinguisher.

8. Sistem Penangkal Petir

Sistem ini merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk menetralisir

sambaran petir terhadap bangunan dengan menyalurkan energi statis ke dalam

tanah. Sistem yang digunakan adalah memasang instalasi farraday dengan

menghubungkan kawat tembaga ke tongkat grounding yang dipasang di dalam

tanah, sistem ini lebih efisien dan tidak mengganggu estetika bangunan namun

membutuhkan biaya yang lebih mahal.

Gambar 6.37. Sistem Penanggulangan Kebakaran.

Gambar 6.38. Sistem Penangkal Petir.

Sumber: google.co.id. diakses pada 2 Desember 2018.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user