Jembatan Elastis
Transcript of Jembatan Elastis
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JEEL JKS (Jembatan Elastis Jawa Sumatera) Untuk Indonesia Tahan
Gempa
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT
Diusulkan oleh:
1. Aan Pambudi (12405241051) Angkatan 2012
2. Murti Wandari (13416241053) Angkatan 2013
3. Dwi Sri Astuti (13416244017) Angkatan 2013
4. Anna Rizka Nuraini (12417141034) Angkatan 2012
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Program Kreativitas Mahasiswa
dengan judul “JEEL JKS (Jembatan Elastis Jawa Sumatera) Untuk Indonesia
Tahan Gempa ” tepat pada waktunya. Tidak lupa sholawat serta salam kami
sanjungkan kepada tauladan terbaik kita Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tidak
lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dan
memberikan dorongan kepada kami, diantaranya :
1. Ibu Anik Widiastuti, M. Pd. Selaku dosen pembimbing
2. Kedua orang tua yang senatiasa mendukung dan mendoakan kami
3. Teman-teman yang telah berkerjasama untuk menyelesaikan karya ini
4. Pihak-pihak yang memberikan semangat dan doanya.
Semoga segala bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan
kepada kami menjadi amal yang diterima dan mendapat balasan yang setimpal
dari Allah SWT. Aamiin
Namun demikian, kami menyadari bahwa karya ini jauh dari kata
sempurna. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan karya tersebut, segala
kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan akan kami sambut terbuka
demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak
Yogyakarta, 27 Ferbuari 2014
Penyusun ,
ii
DAFTAR ISI
Judul
Halaman Pengesahan................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Ringkasan.................................................................................................................1
PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................2
Tujuan Penulisan Gagasan...........................................................................3
Manfaat Penulisan........................................................................................3
GAGASAN..............................................................................................................3
KESIMPULAN........................................................................................................6
Gagasan yang diajukan................................................................................6
Teknik implementasi yang dilakukan..........................................................6
Prediksi hasil yang akan diperoleh...............................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
LAMPIRAN.............................................................................................................9
iii
RINGKASAN
Pengangkatan sebuah permasalahan yang sering muncul pada jembatan
sering runtuh akibat terjadi gempa akhirnya bermuara pada penulisan gagasan
tentang pembangunan jembatan Jawa-Krakatau-Sumatera yang merupakan
kawasan gempa dengan konsep Jembatan Elastis. Konsep dari Jembatan Elastis
menjawab permasalahan runtuhnya jembatan gantung yang selama ini marak di
Indonesia.
Dengan adanya Jembatan Elastis yang menghubungkan antara Pulau Jawa,
kemudian melewati Krakatau, hingga berakhir di Pulau Sumatera dapat
mempermudah aksesibilitas kegiatan antar pulau tersebut. Selain itu, dengan
adanya Jembatan Elastis ini juga akan memberikan rasa lebih aman ketika
melewatinya, sebab apabila suatu ketika terjadi gempa setidaknya jembatan yang
dilewati sudah berwawasan gempa. Fenomena Jembatan runtuh akibat gempa
yang terjadi di Kabupaten Lhokseumawe tahun 2012 lalu member bukti bahwa
kurangnya perhatian pembangunan jembatan yang berwawasan gempa. Padahal
kita tahu bahwa kebanyakan daerah di Indonesia merupakan kawasan gempa.
Jembatan Elastis JKS dengan meperhitungkan kenyamanan, keamanan ,
dan aspek keberlanjutan masa depan. Bahan karet sebagai bahan utama konsturksi
jembatan selain kerangkan alumunium memberikan efek elastis jika terjadi
goncangan di saat gempa. Jembatan Elastis JKS setidaknya dapat menjaga
keamanan pengendara ditengah bahaya gempa yang mengancam setiap saat tanpa
kita tahui kapan akan terjadinya.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari ribuan
pulau yang saling terpisah. Pulau yang saling terpisah ini akan menyulitkan
kegiatan ekonomi masyarakat. Masyarakat akan sulit menjangkau wilayah lain
karena akses yang sulit. Untuk itu pembangunan jembatan akan sangat penting
agar kepulauan di Indonesia ini bisa saling terhubung sehingga perekonomian
akan lebih berkembang. Infrastruktur penghubung tersebut dapat berupa jembatan
yang menghubungkan antara kepulauan yang satu dan kepulauan yang lain.
Namun, Indonesia merupakan negara yang sering dilanda oleh bencana.
Sebagaimana informasi yang kami ambil dari BMKG yang diakses dari
www.bmkg.go.id bencana ini terjadi karena Indonesia merupakan wilayah
tumbukan tiga lempeng besar yaitu lempeng australia, lempeng eurasia, dan
lempeng samudera pasifik. Sehingga aktivitas tektonik di Indonesia tinggi.
Dengan kondisi seperti itu, menyebabkan banyak wilah di Indonesia masuk dalam
zona tektonik aktif. Bencana yang di akibatkan oleh aktivitas tektonik ini bisa
berupa gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami.
Pulau Sumatra dan Jawa merupakan dua pulau yang terletak di pertemuan
antara lempeng indo –australia dan lempeng Eurasia. Sehingga pulau Sumatra ini
sering terjadi gempa bumi dan banyak gunung berapi. Sedangkan Sumatra dan
jawa ini merupakan pulau yang aktivitas ekonominya paling maju dibandingkan
dengan pulau yang lain. Di selat sunda juga terdapat gunung berapi yang
letusannya melegenda yaitu gunung krakatau. Oleh karena itu, diantara kedua
pulau ini penting untuk dikembangkan infrastruktur jembatan yang dapat
menghubungkan aktivitas ekonomi masyarakatnya. Namun, jembatan di kawasan
ini haruslah jembatan yang tahan terhadap gempa, bahaya letusan vulkanik, dan
tsunami mengingat didaerah ini terdapat gunung berapi yang masih aktif yaitu
krakatau yang pada tahun 1883 menimbulkan letusan dahsyat sehingga dapat
menimbulkan tsunami waktu itu.
Pengembangan jembatan di selat sunda yang tahan terhadap aktivitas
tektonik sangat penting untuk dikembangkan didaerah ini. Jembatan ini harus
mampu untuk meredam gempa bumi dan tahan terhadap tsunami. Oleh sebab itu
jembatan ini harus elastis. Jembatan elastis ini akan bertahan lebih lama daripada
jembatan yang kaku. Sebagaimana berita yang telah diambil dari (Utomo,
Yunanto Wijiwww.kompas.com) pada tanggal 21 Februari 2014 terdapat
Jembatan putus akibat gempa yang terjadi pada tanggal 12 April 2012 di
Kabupaten Lhokseumawe, satu orang meninggal dunia. Dengan adanya kasus
seperti di atas, dapat disimpulakan bahwa jembatan yang tidak memperhatikan
aspek kegempaan akan menimbulkan kerugian dan kerusakan , bahkan tak luput
juga menimbulkan korban jiwa. Oleh karena itu, jembatan di daerah yang rawan
gempa perlu dibuat dengan mempertimbangkan aspek keamanan apabila terjadi
gempa.
2
Dengan demikian, Jembatan Elastis diharapkan dapat mengatasi persoalan
kegempaan. Perlu di ingat bahwa gaya gempa horizontal menyerang pada titik-
titik lemah struktur dengan kekuatan tidak memadai dan akan langsung
menyebabkan keruntuhan serta gaya gempa vertikal timbul di titik-titik pada masa
struktur (Muto, 1993:1). Dengan pertimbangan itulah, maka perlu dibuat jembatan
elastis yang tahan gempa. Hal itu mengingat daerah sekitar jawa dan sumatera
merupakan daerah rawan gempa, sedangkan kita tahu bahwa daerah tersebut
merupakan jalur strategis untuk berbagai kegiatan ekonomi. Walaupun elastis
jembatan ini harus bisa dilewati oleh bus atau truk yang bermuatan besar karena
merupakan penghubung dua pulau yang aktivitas ekonominya tinggi.
Selain itu, mengingat kondisi lautan di antara Pulau Jawa dan Sumatera
berdasarkan artikel Pariwono (1999:7-14) tipe pasang lautnya adalah campuran
cenderung dominan tunggal, dan dengan kondisi lautan yang semacam itu, tidak
ada yang perlu dikahawatirkan dalam pembanguan jembatan Jawa-Sumatera
(JEEL JKS).
Tujuan Penulisan Gagasan
1. Mengembangkan konsep pembuatan Jembatan Elastis JKS untuk
mengatasi kerusakan apabila terjadi gempa mengingat daerah tersebut
merupakan daerah rawan gempa.
2. Mempermudah aksesibilitas dan meningkatkan keamanan pengguna jalan
khususnya antar pulau Jawa dan Sumatera, hal itu mengingat kegiatan
antar pulau tersebut cukup padat.
3. Dapat menjadikan Jembatan Elastis penghubung pulau Jawa dan Sumatera
sebagai jembatan yang selain dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan pengguna jalan, juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk
melihat pemandangan laut yang dilintasi oleh jembatan tersebut. Dengan
demikian, tentu juga akan memberikan manfaat dalam bidang
perekonomian untuk warga sekitar.
Manfaat Penulisan Gagasan
Gagasan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pembuatan
jembatan antara pulau Jawa dan Sumatera mengingat aktivitas atau kegiatan
ekonomi antar kedua pulau tersebut bisa dibilang padat. Jembatan layang
penghubung antar dua pulau tersebut dibuat dengan memperhatikan aspek
lingkungan, dimana antara pulau Jawa dan Sumatera merupakan daerah atau
kawasan yang rawan terjadi gempa dan vulkanologi. Adapun jembatan yang
memperhatikan aspek lingkungan yang kami maksud adalah berupa jembatan
elastis. Model Jembatan Elastis yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera
ini dapat menjadi solusi alternatif untuk mengangani masalah ambrolnya jembatan
karena adanya gempa akibat aktivitas vulkanologi. Dengan adanya jembatan
elastis yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera ini tentunya akan
menambah rasa aman pada pengguna jalan mengingat aktivitas yang padat antar
kedua pulau tersebut dan termasuk pada daerah rawan gempa vulakanik.
GAGASAN
Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan untuk kembali kebentuk semula
setelah mengalami pembebanan yang mengaibatkan perubahan bentuk. Elastisitas
harus diperhatian dalam pemilihan bahan konstruksi, misalnya konstruksi
jembatan. Jika dalam konstruksi jembatan tidak memilki aspek elastisitas akan
berakibat fatal karena jembatan selalu menerima pembebanan yang berubah-ubah.
Konstruksi jembatan akan berubah bentuk jika hal tersebut terus terjadi. Disinilah
sifat elastisitas diperlukan agar jembatan dapat kembali kebentuk semula dan
tidak mengalami kerusakan.
Menurut Nasution (1996:42) pertumbuhan perusahaan angkutan sejalan dengan
pertumbuhan jumlah kendaraan dan jumlah muatan yang cukup tinggi. Dengan
melihat acuan di atas, dapat kita jadikan acuan untuk mempertimbangkan
pembunganan jalan yang memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pengguna
jalan. Apalagi kawasan yang akan dijadikan tempat pembangunan jembatan
merupakan daerah atau kawasan yang rawan untuk terjadi gempa.
Jembatan layang yang diterapkan di Indonesia saat ini kebanyakan tidak
memperhatikan aspek lingkungan. Dimana salah satunya mengenai gejala alam,
yaitu gempa bumi. Masih banyak jembatan yang konstruksinya dibuat tanpa
memperhatikan standar kegempaan. Padahal kita tahu, bahwa posisi Indonesia ini
khususnya daerah Jawa-Sumatera merupakan daerah yang sangat rawan untuk
terjadi gempa.
Jembatan yang pernah ada sebelumnya dirasa belum menjamin
keselamatan pengguna jalan. Hal ini dibuktikan dari kasus jembatan yang rusak
dan retak, bahkan ambrol akibat adanya gempa. Contohnya, kami Jembatan di
Kabupaten Lhokseumawe runtuh akibat adanya gempa. Hal semacam ini tentulah
dapat menjadi gambaran bahwa jembatan yang berwawasan bencana alam (dalam
hal ini adalah gempa) belum terlalu diperhatiakan di Indonesia.
Jembatan elastis yang dimaksudkan disini adalah jembatan yang bisa
untuk meredam gempa bumi dan tahan terhadap aktivitas tektonik. Gempa bumi
akan memberikan tekanan yang kuat terhadap jembatan. Maka, bahan yang
digunakan dalam jembatan haruslah bahan yang memiliki elastisitas sangat tinggi.
Dengan begitu, jembatan tahan terhadap gempa dan dapat bertahan lama. Gagasan
jembatan elastis tahan gempa kami adalah jembatan elastis yang konstruksinya
menggunakan kabel sebagai alat penyeimbang dan penggantung jembatan.
Namun, perlu diingat juga sebelumnya mengenai perancangan tahan
gempa sebagaiaman yang dikemukakan oleh Muto (1993:3) bahwa dalam
3
perancangan tahan gempa, struktur direncanakan terhadap gempa bumi yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang, langkah pertama adalah menaksirkan
gerakan gempa yang akan terjadi di tempat yang ditijau dari rekaman dan data
siesmologi di masa lampau. Jadi, Koefisien gempa dari gerkan gempa bumi
taksiran pada suatu tempat bisa dipakai. Karena gerakan gempa untuk daerah
tertentu sulit ditaksir. Adapun taksiran harus dibuat secara umum untuk suatu
daerah atau kawasan.
Bahan utama dari jembatan elastis tahan gempa adalah bahan yang
elastisitasnya tinggi. Elastisitas bahan harus di pertimbangkan dalam
pembangunan jembatan elastis tersebut. Bahan yang elastis dapat berupa
campuran bahan yang elastis atau bahan yang murni elastis. Bahan tersebut bisa
berupa logam maupun nonlogam. Bahan nonlogam yang dapat digunakan sebagai
bahan pembuatan jembatan tahan gempa misalnya bahan fiber dan karet. Kedua
jenis bahan ini sangat elastis sehingga cocok digunakan sebagai bahan utama.
Permukaan jalan diberi bahan yang resisten sehingga tidak mudah
mengalami pelapukan. Selain bahan yang resisten bahan di permukaan haruslah
bahan yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi karena permukaan
jembatan akan menerima sinar matahari secara langsung dan menerima tekanan
dari kendaraan yang melewatinya. Permukaan jalan juga harus diberi drainase
yang cukup sehingga air tidak menggenang dan dapat tersalurkan dengan baik.
Air yang menggenang diatas jembatan dapat merusak jembatan dan dapat
menyebabkan jembatan menjadi berumur singkat.
Rangka jembatan dipilih bahan yang kuat. Untuk menopang badan
jembatan yang memiliki beban berat diperlukan bahan yang kuat. Memilih baja
sebagai rangka merupakan pilihan yang tepat karena baja memiliki elastisitas
yang tinggi dibandingan dengan logam lain, misalnya tembaga atau alumunium.
Keunggulan lain dari baja yaitu baja sangat kuat dan lebih ringkas daripada
penggunaan bahan dari beton. Baja sebagi rangka jembatan akan lebih tahan
gempa dibandingkan dengan bahan yang lain. Rangka jembatan termasuk juga
tower yang menjadi tumpuan tali pengait. Tower harus ditancapkan dengan kuat
dan harus mampu untuk menahan beban jembatan.
Tali pengait pada jembatan tahan gempa adalah tali pengait yang kuat dan
elastisserta tidak mudah putus apabila menjadi penompang berat badan jembatan
termasuk juga berat kendaraan yang melaluinya. Tali pengait ini bisa berupa karet
yang elastis sehingga tahan terhadap goncangan dan tekanan. Tali pengait
dipasang di tower sebagai penyangga dan mengangkat badan jembatan.
Selat Sunda merupakan selat yang memisahan antara pulau Sumatera dan
pulau jawa. Kedua pulau ini terletak di zona tumbukan lempeng berakibat sering
terjadi gempa. Selat Sunda juga terdapat gunung api yang masih aktif yaitu
gunung anak krakatau. Jembatan elastis tahan gempa sangat cocok untuk
dikembangan di daerah ini.
Jembatan elastis gempa diharapkan bisa dibangun diantara titik yang
memiliki jarak paling dekat diantara pulau sumatera dan pulau jawa. Jembatan
dapat dibangun melalui pulau-pulau kecil diantara selat sunda sehingga dalam
proses pembangunannya menjadi lebih mudah. Pulau kecil tersebut bisa juga
menjadi tempat peristirahatan pengguna jalan apabila lelah selama berkendara di
atas jembatan.
Jembatan sumatera ke jawa juga dapat dijadikan sebagai obyek wisata.
Jembatan yang dibangun di selat sunda apabila dibangun lebih besar dapat
berfungsi sebagai obyek wisata yang menarik. Dibangun lebih besar maksudnya
disisi kanan dan kiri jembatan dibuat tempat pemberhentian kendaraan sehingga
pengunjung dapat menikmati keindahan laut dari jembatan. Menurut (Oglesby,
1996:27)Pelebaran jalan untuk tempat parkir (Parking turnouts) yang
memungkinkan bus sekolah, mobil pengangukut surat, dan kendaraan lainnya
untuk berhenti sebentar, merupakan tambahan penting pada jalan raya kota utama.
Pada saat jalan ini mendekati daerah perkotaan, serta pada jalan bebas hambatan
dan jalan perkotaan, tempat berhenti sementara di tepi jalan bagi kendaraan
transportasi umum juga merupakan hal yang penting. Tersedianya tempat parkir di
tepi jalan pada tempat-tempat pemandangan yang indah atau tempat-tempat
bersejarah, berfungsi untuk mencegah terhalangnya jalan oleh kendaraan dan
terjadinya kecelakaan.
Faktor lain yang semakin meyakinkan untuk membuat Jembatan Jawa-
Sumatera selain tingkat aktivitas yang tinggi antar kedua pulau tersebut adalah
mengenai dukungan kondisi alam yang memungkinkan untuk dibangun jembatan
tersebut. Sebagaimana artikel Pariwono (1999:7-14) tipe pasang lautnya adalah
campuran cenderung dominan tunggal Artinya, dalam satu hari terjadi satu kali air
pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
Tinggi air (cm) Waktu (Jam) 6 0 18 DT, dan itu berarti untuk pemasangan patok
atau tiang penyangga pada jembatan layang tidak akan ada masalah. Selanjutnya,
gelombang di perairan Profinsi Lampung tidak banyak ditemui. Dengan begitu,
tentunya memberikan keuntungan tersendiri untuk pembangunan jembatan layang
Jawa dan Sumatera.
Selain sebagai tempat wisata, jembatan yang diberikan tempat untuk
pemberhentian kendaraan tersebut juga dapat dipakai untuk parkir kendaraan
mogok di jalan sembari menunggu mobil derek, sehingga kemacetan tidak akan
terjadi di jalan yang ramai tersebut.Selain itu, jembatan ini sebaiknya dibangun
dengan dua jalur, yaitu jalur mobildan motor. Jalur ini masing-masing terpisah
dan ada dua arah bolak-balik. Dengan demikian akses transportasi yang melewati
sumatera dan jawa akan menjadi lebih mudah. Selain akses transportasi antara
pulau Jawa dan Sumatera menjadi lebih mudah, keamanan ketika berkendara pun
juga akan meningkat mengingat konstruksi jembatan yang dibuat dengan
memperhatikan aspek kegempaan dan tektonik.
5
KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan
1. Konsep Jembatan Elastis diterapkan untuk menghubungkan Pulau Jawa dan
Sumatera untuk memberikan kemudahan dalam hal aksesibilitas dan
mempermudah dalam kegiatan ekonomi maupun hal lainnya antara kedua
pulau tersebut.
2. Jembatan Elastis dapat memberikan rasa aman bagi pengguna jalan, karena
posisi atau lokasi jalan yang berada di kawasan gempa mampu diakali
dengan inovasi jembatan elastis yang berwawasan bencana alam yaitu
gempa dan aktivitas vulkanologi.
3. Jembatan Elastis yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera dapat
menghambat terjadinya kemacetan akibata adanya kendaraan yang berhenti
di sepanjang jalan dan kendaraan yang mogok, karena di pinggir jalan
terdapat tempat berhenti untuk kendaraan.
4. Dapat menambah devisa bagi daerah yang dilalui, karena tentunya
pengunjung akan tertarik utnuk melewati jembatan yang inovatif ini, hal
itu mengingat juga bahwa jembatan ini melewati laut yang indah. Dengan
demikian dapat diprediksi pengunjung akan tertarik untuk berada di situ.
Teknik Implementasi yang akan dilakukan
Tahap I, meliputi
Pengukuran jembatan yang akan dirancang guna memenuhi target
jembatan elastis yang dapat meredam goncangan akibat gempa bumi. Proses ini
melibatkan pihak-pihak terkait seperti Pemerintah, Dinas Pekerjaan Umum, dan
para tenaga kerja partner Dinas Pekerjaan Umum. Pembangunan serta
pengukuran jembatan dilihat titik-titik faktor keamanan yang memadai. Seperti
perancangan tahan gempa yang mengalami gerakan vertikal dan horizontal. Dari
kedua gaya ini, gaya dalam arah vertikal hanya sedikit mengubah gaya gravitasi.
Sedangkan gaya gempa horizontal menyerang titik-titik lemah pada struktur yang
kekuatannya tidak memadai dan akan langsung menyebabkan
keruntuhan/kegagalan (failure). Atas alasan ini, prinsip utama dalam perancangan
tahan gempa (earthquake resistant design) ialah meningkatakan kekuatan
structure terhadap gaya lateral (kesamping) yang umunya tidak memadai (Muto,
1993:1). Pembangunan keelastisitasan jembatan digunakan karet elastomeric
diatasnya berbahan spalringan, sedangkan kaki-kaki jembatan menggunakan
beton sebagai penopang goncangan gempa.
Tahap II, meliputi
Pemilihan bahan karet yang digunakan dalam pemasangan karet pada
setiap sisi jembatan. Dilihat dari panjangnya jembatan elastic ini yang
dihubungkan pada sisi bawah jembatan, penggantung jembatan, dan lapisan atas
jembatan di sertai aspal ringan yang berfungsi sebagai penahan beban roda
kendaraan yang akan diterapkan pada konsep jembatan elastis Jawa-Sumatera.
Beberapa pilihan karet elastomeric bering pads yang di bentuk dengan bahan
karet yang khusus dengan sifat mempunyai ketahanan getaran, gesekan, dan
6
panas. Elastomeric bearing pads dengan tipe plate atas bawah adalah elastomeric
bearing pads yang dibentuk dengan bahan karet yang dia atas karet ada besi plate
dan di bawah karet ada besi plate yang khusus dengan sifat mempunyai ketahanan
getaran, gesekan, dan panas.
Tahap III, meliputi
Pembangunan jembatan elastis yang meliputi dari pembanguan tower
penyanngga sekaligus pengait jembatan gantung Jawa-Sumatera tersebut.
Pembangunan di badan jembatan elastis ini juga memperhitungkan tempat
pemberhentian kendaraan sebagai nilai plusnya. Adapun proses pembuatan
Jembatan elastis tersebut mencakup:
1. Penanaman penopang jembatan yang kemudian di tanam di tengah laut
yang berada di antara pulau Jawa hingga Sumatera. Kedalaman
penanaman penopang jembatan adalah 20 m.
2. Pembangunan kerangka badan jalan yang akan di lalui oleh kendaraan
penghubung Pulau Jawa dan Sumatera. Bahan yang digunakan berupa
campuran bahan baja dan pelindung jalan dengan maksut untuk
mendapatkan tingkat keelastisitasan yang tinggi, karena baja merupakan
bahan yang paling elastis dibandingkan dengan jenis logam lainnya.
3. Jembatan dibuat dengan sistem dua arah. Dengan bagian tengah diberi
pembatas sebagai tempat drainase air hujan yang tumpah di badan jalan.
Lebar jalan 30 meter.
4. Perancangan tempat pemberhentian kendaraan dengan lebar 2 meter,
dengan tujuan memberikan fasilitas kepada pengguna jalan jika terjadi
mogok kendaraan atau ingin melihat keindahan laut antara Pulau Jawa dan
Sumatera.
5. Perancangan pengait badan jalan dengan penopang jembatan yang tadi
sudah ditanam. Pengait menggunakan bahan elastis berupa kabel dari
bahan fiber.
Tahap IV, meliputi
Pengawasan dan monitoring pihak terkait pada terapan Jembatan Elastis Jawa-
Krakatau-Sumatera untuk mendapatkan hasil yang maksima. Monitoring dengan
tujuan mengetahui komposisi Jembatan Elastis sudah sesuai pada kebutuhan.
Monitoring juga diperlukan untuk mengetahui titik kelemahan Jembatan Elastis
Jawa-Krakatau-Sumatera untuk kemudian dievaluasi lebih lanjut.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
Konsep Jembatan Elastis Jawa-Krakatau-Sumatera dapat meningkatakan
keamanan pengguna jalan mengingat daerah tersebut merupakan kawasan gempa.
Selain itu, Jembatan Elastis Jawa-Krakatau-Sumatera juga dapat mempermudah
aktivitas perekonomian dan kegiatan di sector lain antara Pulau Jawa dan
Sumatera. Hal itu juga mengingat kegiatan antara kedua pulau tersebut yang
cukup padat. Jembatan Elastis ini juga memberikan destinasi wisata alam yang
menarik. Selain melewati lautan indah di sepanjang jembatan, arah jembatan
7
menuju pada Gunung Krakatau yang cukup melegenda peristiwanya itu.
Sehingga, dengan begitu wisatawan akan tertarik untuk melintas pada jalur ini.
Tentunya, dengan kondisi yang seperti itu turut menambah penghasilan atau
pendapatan warga sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Muto, Kiyosi. 1993. Analisis Perencanaan Gedung Tahan Gempa (Wira). Jakarta:
Erlangga.
Nasution. 1996. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia.
Oglesby, Clarkson H. 1996. Teknik Jalan Raya (Purwanto Setianto). Jakarta:
Erlangga.
Pariwono, Jhon. I. 1999. Kondisi Oseanografi Perairan Pesisir Lampung.
Diakses dari www.crc.uri.edu/download/oseanografi.pdf tanggal 4
Maret 2014.
www.bmkg.go.id yang diakses pada tanggal 22 Februari 2014.
www.kompas.com yang diakses pada tanggal 22 Februari 2014.
8
9
LAMPIRAN
Gambar 1. Jembatan Elastis di lihat dari sudut penampang atas.
Tempat kendaraan jika
ingin berhenti atau
mogok
Jalur dua arah yang
berbeda.
30 m
Tempat kendaraan jika
ingin berhenti atau
mogok
2 m
2 m
Bahan elastis
(kabel)
Lapisan terdiri dari
baja dan lapisan
pelindung
9
Gambar 2. Jembatan Elastis Jawa-Krakatau-Sumatera di lihat dari sudut
penampang samping.
Gambar 3. Penampang bagian tengah jembatan untuk tempat drainase air hujan
yang tumpah ke badan jalan agar tidak terjadi genangan air.
75 cm
10
Biodat Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap :Anik Widiastuti, M.Pd.
b. NIDN : 0018118401
c. Fakultas/ Prodi : Pendidikan IPS
d. Pangkat : Penata Muda TK I/ IIIb
e. Jabatan : Asisten Ahli
f. Alamat Rumah :Pandean, Gg. Cendani No. 93, RT 07 RW 56,
Condongcatur, Depok, Sleman
g. Telp/ HP : 085213232505
Yogyakarta, 28 Februari 2014
Anik Widiastuti, M.Pd.
NIDN: 0018118401