TUGAS AKHIR STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA
Tugas Makalah MESIN LISTRIK
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Tugas Makalah MESIN LISTRIK
Tugas Makalah
MESIN LISTRIK
Oleh :
A.M. BASKARA JOYO
342 11 025
3B ENERGI
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERS ENERGI
BAB I
PENDAHULUAN
Genx (2009) mengemukakan bahwa mesin listrik adalah
alat listrik yang berputar dan dapat mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik (menggunakan Generator
AC/DC) dan dapat mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis (menggunakan Motor AC/DC), serta dapat juga
mendistribusikan energi listrik dari satu rangkaian ke
rangkaian lain (menggunakan Transformator) dengan
tegangan yang bisa berubah-rubah dan dengan frekuensi
yang tetap melalui suatu medium berupa medan magnet atas
dasar prinsip Elektro Magnetis. Transformator itu di
golongkan menjadi mesin listrik statis sedangkan
generator dan motor di golongkan menjadi mesin listrik
dinamis.
Menurut Hammer (2013) Pada dasarnya terdapat dua
macam generator, yaitu generator DC dan generator AC.
1
Demikian pula dengan motor, terdapat motor DC dan motor
AC.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat
eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC
yaitu generator penguat terpisah, generator shunt,
generator kompon. (Hage, 2009). Berdasarkan system
pembangkitannya generator AC atau generator sinkron ini
dibagi menjadi 2 yaitu generator 1-phasa dan generator 3-
phasa. (Marlina, 2013).
Pratama (2013) mengemukakan bahwa motor AC di bagi
menjadi 2 yaitu motor sinkron dan motor induksi
(asinkron). Sedangkan motor DC berdasarkan
pembangkitannya dibagi menjadi 3 yaitu motor DC shunt,
motor DC seri, dan motor DC gabungan.
BAB II
GENERATOR
A. Generator AC
2
1. Pengertian
Marwan (2007) mengemukakan bahwa generator AC
adalah jenis mesin listrik yang banyak digunakan
pada pembangkit tenaga listrik. Generator AC juga
bisa disebut Alternator yang umum digunakan
adalah Mesin sinkron yang juga kadang digunakan
sebagai motor listrik untuk memperbaiki power
factor. Keuntungan pada mesin sinkron adalah
karena tidak menggunakan sikat komutasi. Tegangan
yang dibangkitkan pada Alternator adalah
sebanding dengan fluks dan putarannya, sedangkan
frekuensinya sebanding dengan putaran dan jumlah
kutubnya.
2. Prinsip kerja
Menurut Putra (2013) prinsip kerja Generator
AC menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika
sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan
terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip generator
3
ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa
tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila
konduktor tersebut bergerak pada medan magnet
sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan
kanan berlaku pada generator dimana menyebutkan
bahwa terdapat hubungan antara penghantar
bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan
dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu
jari menunjukkan arah gerakan penghantar,
telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah
menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.
Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai
pengganti penghantar yang digerakkan.
3. Klasifikasi
Prasetya (2011) mengemukakan bahwa generator
ac ditinjau dari sumbernya dibagi menjadi 2
yaitu:
a. Generator ac 1-phasa
4
Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya
dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor AC
tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga
belitan yang menghasilkan medan putar dan
padarotor sangkar terjadi induksi dan interaksi
torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan
padamotor satu fasa memiliki dua belitan
stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-
U2) dan belitanfasa bantu (belitan Z1-Z2),
lihat gambar1.
Gambar 1. Prinsip medan magnet utama dan medanmagnet bantu generator satu fasa
5
Belitan utama menggunakan penampang kawat
tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi
lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat
dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah
belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya
lebih besar dibanding impedansi belitan utama.
b. Generator ac 3-phase
Generator 3-fasa memiliki prinsip kerja
yang sama dengan generator 1-fasa. Tiga lilitan
konduktor disusun secara melingkar sehingga
jarak antar lilitan adalah sebesar 120 derajat.
Medan magnet yang berputar di tengah-tengah
ketiga lilitan konduktor tersebut menginduksi
lilitan-lilitan tersebut sehingga menghasilkan
tegangan listrik pada masing-masing lilitan.
Jika digambarkan menjadi sebuah kurva, maka
akan membentuk tiga kurva yang masing-masing
memiliki jarak 120 derajat. (Apriyahanda,
2011).
6
Gambar 2. Prinsip dasar generator ac 3 fasa
4. Konstruksi Generator AC
Menurut Putra (2013) Konstruksi generator
arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian
utama, yaitu:
a. Stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan
tegangan bolak-balik.
Stator terdiri dari badan generator yang
terbuat dari baja yang berfungsi melindungi
bagian dalam generator, kotak terminal dan name
7
plate pada generator. Inti Stator yang terbuat
dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis
dan terdapat alur-alur tempat meletakkan
lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan
tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan,
rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau
kutub dengan celah udara sama rata (rotor
silinder).
b. Rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan
medan magnit yang menginduksikan ke stator.
5. Karakteristik generator ac
Karakteristik motor ac Harga lebih murah.
Pemeliharaannya lebih mudah. Ada berbagai bentuk
displai untuk berbagai lingkungan pengoperasian.
Kemampuan untuk bertahan pada lingkungan
pengoperasian yang keras. Secara fisik lebih
kecil dibandingkan dengan motor dc dari HP yang
sama. Biaya perbaikan lebih murah. Kemampuan
untuk berputar pada kecepatan di atas ukuran
8
kecepatan kerja yang tertera di nameplate.
(Putra, 2013).
B. Generator DC
1. Pengertian
Putra (2013) mengemukakan bahwa Generator DC
merupakan sebuah perangkat Motor listrik yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Menurut Marwan (2007) Mesin DC bisa dioperasikan
sebagai motor maupun generator.
Hammers (2013) mengatakan bahwa Terdapat dua
jenis motor DC, yaitu motor penguat terpisah, dan
motor penguat sendiri. Motor penguat sendiri
meliputi:motor seri, motor shunt dan motor
kompon yang merupakan kombinasi antara motor seri
dan motor shunt. Sedangkan generator pada
dasarnya adalah sama, tetapi yang sering
digunakan adalah jenis generator terpisah.
9
Karakteristik motor penguat Terpisah adalah
arus eksitasinya tidak tergantung dari sumber
tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan
turun jika momen torsinya naik.
2. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan
menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub
rotor, regulator tegangan digital, proteksi
terhadap beban lebih, starter eksitasi,
penyearah, bearing dan rumah generator atau
casis, serta bagian rotor. Gambar berikut
menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi
generator DC.
Gambar 3. Konstruksi generator DC
10
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator,
yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian
rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar.
Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan
stator, sikat arang, bearing dan terminal box.
Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk
perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodic /
berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran
sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang
yang mengisi celah-celah komutator, gunakan
amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat
arang. (Putra, 2013).
Belitan Generator Terdiri dari:
a. Belitan sangkar
b. Belitan Kutub bantu
c. Belitan eksitansi
11
Arus beban mengalir melalui dua belitan yang
pertama, belitan ini mempunyai resistensi yang
kecil. Sistem pengukuran tahanan belitan jangkar
ini ada beberapa metode pengukuran yang bisa
dilakukan antara lain metode ohm meter, volt, dan
ampere meter, metode dinamis dan statis. (Marwan,
2007).
3. Prinsip kerja
Menurut Sabrina (2013) prinsip kerja generator DC
itu sendiri di hasilkan pembangkit listrik
melalui induksi dengan 2 cara yaitu :
a. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan
tegangan induksi bolak-balik.
b. dengan menggunakan komutator, menghasilkan
tegangan DC.
Jika rotor beruptar pada pada sekeliling
medan magnet maka akan menghasilkan perpotongan
medan magnet pada lilitan kawat pada rotor itu
sendiri . rotor pada generator dc akan
12
menghasilkan tegangan bolak balik dan fungsi
sebuah komutator adalah sebagai penyearah tegangan
itu sendiri menjadi AC .
Besarnya tegangan yang di hasilkan dari
sebuah generator DC sebanding dengan perputaran
yang di hasilkan rotor. (Sabrina, 2013).
Gambar 4. Prinsip Kerja generator
4. Klasifikasi Generator DC
Menurut Hage (2009) Generator DC dibedakan
menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian
belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap
jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
a.Generator Penguat terpisah
13
Pada generator penguat terpisah, belitan
eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung
menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis
generator penguat terpisah, yaitu:
1). Penguat elektromagnetik (a)
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat
elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan
tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan
secara elektronik atau magnetik. Generator ini
bekerja dengan catu daya DC dari luar yang
dimasukkan melalui belitan F1-F2.
2). Magnet permanent / magnet tetap (b)
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan
tegangan output generator yang konstan dari
terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V
relatif konstan dan tegangan akan menurun
sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati
harga nominalnya.
14
Gambar 5. Generator penguat terpisah.
Karakteristik generator penguat terpisah
Gambar 6. Karakteristik generator penguat
terpisah
Gambar 6 menunjukkan:
Karakteristik generator penguat terpisah saat
eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi
15
setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus
eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output
generator akan sedikit turun jika arus beban
semakin besar.
Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
Penurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan
reaksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan
turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet,
sehingga tegangan induksi menjadi kecil.
b. Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2
terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan
awal generator diperoleh dari magnet sisa yang
terdapat pada medan magnet stator. Rotor
berputar dalam medan magnet yang lemah,
dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan
magnet stator, sampai dicapai tegangan
nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang
melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan
16
geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin
besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan
tegangan terminal meningkat sampai mencapai
tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator
shunt dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram rangkaian generator shunt
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus
eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada,
atau jika belitan eksitasi salah sambung atau
jika arah putaran terbalik, atau rotor
terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan
atau energi listrik yang dihasilkan oleh
generator tersebut.
17
Karakteristik Generator Shunt
Gambar 8. Karakteristik generator shunt
Generator shunt mempunyai karakteristik
seperti ditunjukkan pada Gambar 8. Tegangan
output akan turun lebih banyak untuk kenaikan
arus beban yang sama, dibandingkan dengan
tegangan output pada generator penguat terpisah.
18
Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari
generator penguat terpisah dan generator shunt
tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah
generator mempunyai tegangan output yang
konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada
generator kompon. (Hage, 2009).
c. Generatot Kompon
Hage (2009) mengemukakan bahwa generator
kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti
kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi
merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan
penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon
ditunjukkan pada Gambar 9. Pengatur medan magnet
(D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
19
Gambar 9. Diagram angkaian generator kompon
Karakteristik generator kompon
Gambar 10. Karakteristik generator kompon
Gambar 10 menunjukkan karakteristik generator
kompon. Tegangan output generator terlihat
konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada
arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini
disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri,
20
yang cenderung naik tegangannya jika arus beban
bertambah besar. (Hage, 2009).
BAB III
MOTOR LISTRIK
A. Motor AC
1. Pengertian
Gede (2013) mengemukakan bahwa Motor AC adalah
adalah motor listrik yang digerakkan oleh arus bolak-
balik (Alternating Current). Jadi perbedaan utama
motor AC dan motor DC adalah sumber arusnya. Seperti
yang telah dibahas sebelumnya, motor AC dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu motor sinkron dan motor
induksi/motor asinkron. Motor sinkron didefinisikan
sebagai motor yang memiliki output kecepatan putaran
motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan
frekuensi listrik yg masuk ke statornya. Sedangkan
motor induksi didefinisikan sebagai motor yang
21
bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke
rotornya. Arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif
antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
2. Konstruksi Motor AC
Seperti motor-motor jenis lainnya, menurut Gede
(2013) motor induksi pada dasarnya mempunyai 3
bagian penting sebagai berikut:
a. Stator yaitu bagian yang diam dan mempunyai
kumparan yang dapat menginduksikan medan
elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
b. Celah (air gap) yaitu celah udara antara stator
dan rotor. Air gap ini merupakan tempat
berpindahnya energi dari startor ke rotor. Pada
celah udara ini lewat fluks induksi stator yang
memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor
berputar. Celah udara yang terdapat antara stator
22
dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga
didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila
celah udara antara stator dan rotor terlalu besar
akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,
sebaliknya bila jarak antara celah terlalu
kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis
pada mesin.
c. Rotor, yaitu bagian yang bergerak akibat adanya
induksi magnet dari kumparan stator yang
diinduksikan kepada kumparan rotor.
Menurut Gede (2013) Berdasarkan bentuk
konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Rotor sangkar (squirrel cage) adalah bagian dari
mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian
dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunayi
slot dengan batang alumunium / tembaga yang
dihubungkan singkat pada ujungnya.
23
b. Rotor kumparan (wound rotor) adalah kumparan
yang dihubungkan bintang dibagian dalam dan ujung
yang lain dihubungkan dengan slipring ke tahanan
luar. Kumparan sendiri dapat dikembangkan menjadi
pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja
normal slipring hubung singkat secara otomatis,
sehingga rotor bekerja seperti rotor sangkar.
Gambar 11. Bagian-bagian motor ac
3. Klasifikasi Motor AC
Motor AC dibedakan menjadi dua jenis yaitu
motor asinkron atau biasa juga disebut motor
induksi dan motor sinkron.
a. Motor asinkron/induksi
24
Motor induksi didefinisikan sebagai motor
yang bekerja berdasarkan induksi medan magnet
stator ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan
arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar (rotating magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator. (Gede, 2013).
1). Prinsip Kerja
Nugraha (2011) mengemukakan bahwa motor
induksi bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong
kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl)
atau tegangan induksi dan karena penghantar
(kumparan) rotor merupakan rangkaian yang
tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan
rotor.
25
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri
arus ini berada dalam garis gaya fluks yang
berasal dari kumparan stator sehingga kumparan
rotor akan mengalami gaya Lorentz yang
menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan
rotor sesuai dengan arah pergerakan medan
induksi stator. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-
slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup
tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan
berputarnya medanstator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah
kutup akan mengakibatkan makin kecilnya
kecepatan putar medanstator dan sebaliknya.
Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut
kecepatan sinkron.
Menurut Azhary (2011) jika dijelaskan secara
sistematis maka prinsip kerja motor induksi itu
sebagai berikut:
26
a). Pada keadaan beban nol ketiga phasa stator
yang dihubungkan dengan sumber tegangan tiga
phasa yang setimbang menghasilkan arus pada
tiap belitan phasa.
b). Arus pada tiap phasa menghasilkan fluksi
bolak-balik yang berubah-ubah.
c). Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah
secara sinusoidal dan arahnya tegak lurus
terhadap belitan phasa.
d). Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada
stator motor yang besarnya adalah e1 = -N d
Ф / dt ( Volt ) atau 4,44FN1 Ф
(Volt ).
e). Penjumlahan ketiga fluksi bolak-balik
tersebut disebut medan putar yang berputar
dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns
ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi
stator f yang dirumuskan dengan Ns = 120 F / P
( rpm ).
27
f). Fluksi yang berputar tersebut akan memotong
batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada
kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl)
sebesar E2 yang besarnya 4,44FN2 Ф
( Volt )
dimana :
E2 = Tegangan induksi pada rotor
saat rotor dalam keadaan diam (Volt)
N2 = Jumlah lilitan kumparan rotor
Фm = Fluksi maksimum(Wb)
g). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian
tertutup, maka ggl tersebut akan menghasilkan
arus I2.
h). Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya F pada rotor.
i). Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F
cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor
akan berputar searah medan putar stator.
j). Perputaran rotor akan semakin meningkat
hingga mendekati kecepatan sinkron. Perbedaan
28
kecepatan medan stator (ns) dan kecepatan rotor
(nr) disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S =
Ns - Nr / Ns
k). Pada saat rotor dalam keadaan berputar,
besarnya tegangan yang terinduksi pada kumparan
rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip.
Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E2s yang
besarnya E2s = 4,44FN2 Фm ( Volt )
Dimana: E2s = tegangan induksi pada rotor
dalam keadaan berputar (Volt)
f2 = s.f = frekuensi rotor (frekuensi
tegangan induksi pada rotor dalam keadaan
berputar)
l). Bila ns = nr, tegangan tidak akan
terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada
kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan
kopel. Kopel ditimbulkan jika nr < ns.
29
2) Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Gambar 12. Analogi dan rangkaian ekivalen motor
induksi
Dari analogi diatas, pengoperasian motor
induksi pasti menghasilkan power loss. Power
loss tersebut dapat berasal dari daya mekanik
motor, rugi-rugi tembaga rotor, dan rugi-rugi
tembaga stator. (Gede, 2013).
30
3) Pengaplikasian Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di
dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum
dipakai adalah motor induksi 3-fasA dan motor
induksi 1-fasA. Motor induksi 3-fasA
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang
industri, sedangkan motor induksi 1-fase
dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasA yang
banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin,
lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya
karena motor induksi 1-fasA.
Keuntungan penggunaan motor induksi:
1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama
bila rotor dengan motor sangkar.
2. Harganya relative murah dan kehandalannya
tinggi.
31
3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan
normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan
kecil.
4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan
motor hampir tidak diperlukan.
Kerugian penggunaan motor induksi:
1. Kecepatan tidak mudah dikontrol.
2. Power faktor rendah pada beban ringan.
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus
nominal.
b. motor sinkron
Gede (2013) mengemukakan bahwa Synchronous
Motor atau motor sinkron atau motor serempak
didefinisikan sebagai motor yang memiliki output
kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding
(tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg masuk ke
statornya. Karakteristik dari motor ini adalah
putarannya konstan meskipun beban motor berubah-
ubah.Motor akan melepaskan kondisi sinkronnya
32
apabila beban yang ditanggung terlalau besar
(Torsi Pull-out). Kurangan motor sinkron adalah
ketidakmampuannya melakukan start awal. Hal ini
dikarenakan motor sinkron tidak memiliki torsi
start awal. Oleh karena itu, motor sinkron
memerlukan beberapa alat bantu untuk membantu
proses start awal sehingga masuk didalam kondisi
sinkron. Berbeda dengan motor induksi dimana
rotor memiliki slip terhadap stator. Kecepatan
rotor terlambat dari perputaran fluks stator
supaya arus induksi terjadi pada rotor. Jika
induksi rotor motor tersebut itu bertujuan untuk
mencapai kecepatan sinkron, maka tidak ada garis
gaya yang memotong melalui rotor, sehingga tidak
ada arus yang akan diinduksikan ke rotor dan
tidak ada torsi yang akan ditimbulkan. Setelah
kecepatan motor sinkron mendekati/mencapai
kecepatan sinkron, barulah kemudian eksitasi
dimasukan.
33
Selain digunakan sebagi motor penggerak, motor
sinkron sering pula dipergunakan sebagai
perbaikan faktor daya; yaitu dengan jalan memberi
penguatan lebih pada motor tersebut.
1). Konstruksi motor sinkron
Motor sinkron terdiri dari dua bagian penting
yaitu:
a) Rotor, yaitu bagian dari motor sinkron
yang berputar. Perbedaan utama antara motor
sinkron dan motor induksi adalah bahwa rotor
motor sinkron berjalan pada kecepatan putar
yang sama dengan perputaran medan magnet.
Hal ini menyebabkan medan magnet rotor tidak
lagi terinduksi. Rotor pada motor sinkron
memiliki magnet permanen atau arus DC
excited, yang dipaksa untuk mengunci pada
posisi tertentu bila di hadapkan pada medan
magnet lainnya. Tipe rotor pada motor
sinkron terbagi menjadi 2, yaitu salient
34
pole (menonjol) dan non-salient pole (tidak
menonjol). (Gede, 2013).
b) Stator, yaitu bagian dari motor sinkron yang
diam. Stator pada motor sinkron menghasilkan
medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekuensi listrik yang dimasuk ke stator.
Medan magnet di stator ini berputar pada
kecepatan sinkron yang besarnya sebesar Ns =
120F/P
Dimana: NS= Kecepatan sinkron , F=
Frekuensi, P= Jumlah kutub
Gambar 13. Bagian Motor Sinkron
2). Prinsip Kerja Motor Sinkron
35
Bila field winding dihubungkan dengan
sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir
arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga fasa
pada field winding ini menghasilkan medan putar
homogen (Bs). Seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, motor sinkron berbeda dengan motor
induksi, yaitu motor sinkron mendapat eksitasi
dari sumber DC eksternal yang dihubungkan ke
rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat.
Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan
magnet rotor (Br) yang tetap. Kutub medan rotor
mendapat tarikan dari kutub medan putar stator
hingga turut berputar dengan kecepatan yang
sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor
sinkron merupakan fungsi sudut torsi (δ).
Semakin besar sudut antara kedua medan magnet,
maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar
seperti persamaan berikut :
T = k .Br .Bnet sin δ
36
Pada beban nol, sumbu kutub medan putar
berimpit dengan sumbu kumparan medan (δ = 0).
Setiap penambahan beban membuat medan motor
“tertinggal” dari medan stator, berbentuk sudut
kopel (δ); untuk kemudian berputar dengan
kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum
tercapai ketika δ = 90. Penambahan beban lebih
lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi
dan motor disebut kehilangan sinkronisasi. Oleh
karena pada motor sinkron terdapat dua sumber
pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC)
pada stator dan arus searah (DC) pada rotor.
Ketika arus medan pada rotor cukup untuk
membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan
motor, maka stator tidak perlu memberikan arus
magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja
pada faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada
rotor kurang (penguat bekurang), maka baru
stator akan menarik arus magnetisasi dari jala-
jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya
37
terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus
pada medan rotor berlebih (penguat berlebih),
kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan
stator akan menarik arus yang bersifat
kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor
bekerja pada faktor daya mendahului (leading).
Dengan demikian, faktor daya motor sinkron
dapat diatur dengan mengubah-ubah harga arus
medan (IF). (Gede, 2013).
3). Rangkaian Motor Sinkron
Motor sinkron pada dasarnya adalah sama
dengan generator sinkron, kecuali arah aliran
daya pada motor sinkron merupakan kebalikan
dari generator sinkron. Oleh karena arah
aliran daya pada motor sinkron dibalik, maka
arah aliran arus pada stator motor sinkron
juga dibalik.
38
Gambar 14. Rangkaian motor sinkron
Dari rangkaian elektrik motor sikron
diatas, persamaan tegangan rangkaian ekivalen
motor sinkron adalah sebagai berikut :
Vθ= Ea + Ia.Ra + j.Ia.XS
Ea = Vθ- Ia.Ra – j.Ia.XS
Berikut ini adalah gambaran fasor motor sinkron :
39
4). Pengaplikasian Motor Sinkron
Motor Sinkron biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan juga industry seperti pada
generator, conveyor, mesin penggilingan, mesin
penghancur, kompresor, kompa-kompa sentrifugal.
Keuntungan penggunaan motor sinkron:
1. Daya motor sinkron lebih baik sehingga
efisiensi energi sangat besar.
2. Putaran tidak berkurang meskipun beban
bertambah.
3. Bila terjadi overload, motor akan langsung
berhenti sehingga akan lebih aman.
4. Dapat memperbaiki faktor daya.
5. Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat
medan.
Kerugian penggunaan motor sinkron:
1. Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.
2. Tidak mampu menstart sendiri.
3. Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar.
41
B. MOTOR DC
Hanief (2013) mengemukakan bahwa Motor DC
merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah
sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda
tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan
berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari
tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan
terbalik pula. Sebuah motor DC terdiri dari komponen
statis atau disebut stator dan komponen yang berputar
pada sumbunya yang disebut rotor. Berdasarkan tipe
mesinnya, baik stator maupun rotor mengandung konduktor
untuk mengalirkan arus listrik yang berbentuk lilitan.
Biasanya stator dan rotor dibuat dari besi untuk
meperkuat medan magnet.
1. Pengertian
Menurut Fahmizal (2012) Motor DC adalah piranti
elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat
jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap
42
kumparan berujung pada cincin belah (komutator). Dengan
adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat
berperan sebagai saklar kutub ganda (double pole,
double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan
prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah
konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet,
maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz)
akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan
magnet dan arah aliran arus. Mekanisme ini
diperlihatkan pada Gambar berikut ini:
Gambar 16. Mekanisme kerja motor DC
2. Konstruksi Motor DC
Menurut Marwan (2007) Belitan motor ini terdiri
dari:
43
1. Belitan jangkar
2. Belitan kutub bantu
3. Belitan Eksitansi/Belitan Medan
Sjatry (2013) Mengemukakan bahwa ada tiga
komponen penting dalam motor DC yaitu:
a. Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi
dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada
motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada
ruang di antara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar
melintasi bukaan di antara kutub – kutub dari utara
menuju selatan. Untuk motor yang lebih besar atau
lebih kompleks, terdapat satu atau lebih
elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari
sumber daya luar sebagai penyedia struktur medan.
b. Rotor
44
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka
arus ini akan menjadi elektromagnet. Rotor yang
berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakkan beban. Untuk motor DC yang
kecil, rotor berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan
kutub selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini
terjadi, arus berbalik untuk merubah kutub – kutub
utara dan selatan rotor.
c. Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan
berfungsi untuk membalikkan arah arus listrik dalam
kumparan jangkar. Komutator juga membantu dalam
transmisi arus antara kumparan jangkar dan saluran
daya.
1) Prinsip Kerja Motor DC
Menurut Sjatry (2013) Sebuah motor DC magnet
permanen biasanya tersusun atas magnet permanen,
kumparan jangkar, dan sikat (brush). Medan
magnet yang besarnya konstan dihasilkan oleh
45
magnet permanen, sedangkan komutator dan sikat
berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari
sumber di luar motor ke dalam kumparan jangkar.
Letak sikat di sepanjang sumbu netral dari
komutator, yaitu sumbu dimana medan listrik yang
dihasilkan bernilai nol. Hal ini dimaksudkan
agar pada proses perpindahan dari sikat ke
komutator tidak terjadi percikan api.
Gambar 17. Prinsip kerja motor DC
46
Medan stator memproduksi fluks Φ dari kutub
U ke kutub S. Sikat – arang menyentuh terminal
kumparan rotor di bawah kutub. Bila sikat –
arang dihubungkan pada satu sumber arus serah di
luar dengan tegangan V, maka satu arus I masuk
ke terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan
keluar dari terminal di bawah kutub S. Dengan
adanya fluks stator dan arus rotor akan
menghasilkan satu gaya F bekerja pada kumparan
yang dikenal dengan gaya Lorentz. Arah
Fmenghasilkan torsi yang memutar rotor ke arah
yang berlawanan dengan jarum jam. Kumparan yang
membawa arus bergerak menjauhi sikat – arang dan
dilepas dari sumber suplai luar. Kumparan
berikutnya bergerak di bawah sikat – arang dan
membawa arus I. Dengan demikian, gaya F terus
menerus diproduksi sehingga rotor berputar
secara kontinyu. (Sjatry, 2013).
4. Klasifikasi Motor DC
47
a. Motor DC Shunt/Parallel
Kumparan medan sama seperti pada penguat
terpisah, tetapi kumparan medan terhubung secara
paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang
sama digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan
rotor. Oleh karena itu, total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar.
Kecepatan motor DC jenis ini pada prakteknya
konstan, tidak tergantung pada beban (hingga torsi
tertentu setelah kecepatannya berkurang). Oleh
karena itu, motor DC jenis ini cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah,
seperti peralatan mesin. (Sjatry, 2013).
Gambar 18. Motor DC Shunt/Parallel
48
Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC
tipe shunt adalah :
1. Kecepatan pada prakteknya konstan tidak
tergantung pada beban (hingga torque tertentu
setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena
itu cocok untuk penggunaan komersial dengan
beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
2. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara
memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan
memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
bertambah).
b. Motor Seri
Kumparan medan dihubungkan secara seri dengan
kumparan jangkar. Oleh karena itu, arus medan sama
dengan arus jangkar. Pada saat kondisi awal, arus
starting pada motor DC jenis ini akan sangat besar.
Untuk itu, pada saat menjalankan motor harus
disertai beban sebab apabila tanpa beban motor akan
49
mempercepat tanpa terkendali. Kumparan medan terbuat
dari sejumlah kecil kumparan dengan penampang kawat
yang besar. Tipe demikian dirancang untuk
mengalirkan arus besar dan terhubung seri/deret
dengan kumparan rotor. Motor DC jenis ini cocok
untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan
awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat
hoist. (Sjatry, 2013).
Gambar 19. Skematik Motor DC Seri
Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC
tipe seri adalah :
1. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
50
2. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa
ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa
terkendali.
c. Motor DC kompon/kombinasi
Konfigurasi motor DC tipe ini menggunakan
gabungan dari kumparan seri danshunt/paralel. Pada
motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara
paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan
demikian, motor DC jenis ini akan memiliki torsi
penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil.
Semakin tinggi persentase penggabungan, yaitu
persentase kumparan medan yang dihubungkan secara
seri, maka semakin tinggi pula torsi penyalaan awal
yang dapat ditangani. (Sjatry, 2013).
Menurut Hanief (2013) karakter dari motor DC
tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan
medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
51
pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh
motor ini.
5. Pengaplikasian Motor DC
Motor DC bisa digunakan di bidang robotika,
misalnya sebagai roda line tracer, sebagai aktuator
lengan robot. Di bidang persenjataan misalnya aktuator
meriam otomatis, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyahanda, Onny. (2011). Generator dan Sistem Eksitasi,
(Online), (http://artikel-teknologi.com/generator-
dan-sistem-eksitasi/, diakses 11 Agustus 2014).
Azhary, Arie. (2011). Prinsip Kerja Motor Induksi, (Online),
(http://ariestarlight.blogspot.com/2011/04/perinsip-
kerja-motor-induksi.html, diakses 6 Agustus 2014).
Fahmizal. (2012). Driver Motor DC pada Robot Beroda dengan
Konfigurasi H-BRIDGE MOSFET, (Online),
(http://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/motor-dc-
adalah/, diakses 11 Agustus 2014).
52
Gede, I.G.A. (2013). Motor AC, (Online),
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211083igustiagung
gede/2013/04/29/motor-ac/, diakses 6 Agustus 2014).
Genx, Dicky. (2009). Definisi Mesin Listrik. (Online).
(http://nationalinks.blogspot.com/2009/07/definisi-mesin-listrik.html,
diakses 11 Agustus 2014).
Hage. (2009). Generator DC, (Online), (http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html ,
diakses 11 Agustus 2014).
Hammers, H. (2013). Pengertian Tentang Mesin-Mesin Listrik.
(Online).
(http://handihammers.blogspot.com/2013/05/pengertian
-tentang-mesin-mesin-listrik.html, diakses 11
Agustus 2014).
Hanief, I.R. (2013). Pengantar Elektronika. Motor DC, (Online),
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211021isnarasyadh
anief/2013/04/27/motor-dc/, diakses 11 Agustus
2014).
53
Marlina, Dini. (2013). Generator AC, (Online),
(http://dinnim.blogspot.com/2013/02/generator-
ac.html, diakses 11 Agustus 2014).
Marwan, (2007). Praktikum Mesin Listrik. Makassar: Fakultas
Teknik Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Nugraha, Ican. (2011). Prinsip Kerja Motor induksi, (Online),
(http://icannugraha.blogspot.com/2011/08/prinsip-
kerja-motor-induksi.html, diakses 6 Agustus 2014).
Prasetya, H.D. (2011). Generator Ac dan Dc, (Online),
(http://www.scribd.com/doc/46409085/generator-AC-DC,
diakses 11 Agustus 2014).
Pratama, M.A. (2013). Motor AC, (Online),
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033muhammadarf
anpratama/2013/04/29/motor-ac/, diakses 11 Agustus
2014).
--------------------------. (2013). Motor DC, (Online),
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033muhammadarf
anpratama/2013/04/29/motor-dc/, diakses 11 Agustus
2014).
Putra, A.S. (2013). Generator Ac And Dc, Miscellaneous Subjects, &
Preparing Equipments Specifications, (Online),
54
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasa
njayaputra/, diakses 11 Agustus 2014).
Sabrina. (2013). Sabrina News. Prinsip Kerja generator DC,
(Online),
(http://sabrina-brinasworld.blogspot.com/2013/11/pri
nsip-kerja-generator-dc.html, diakses 11 Agustus
2014).
Sjatry, M.R. (2013). Pengenalan Tentang Motor DC, (Online),
(http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pengenala
n-tentang-motor-dc.html, diakses 11 Agustus 2014).
55
SOAL
A. Asinkron
1. Motor induksi rotor lilit 60cps, 6 kutub, 3 phase,
220 v. lilit stator disambung segitiga, sedangkan
rotor dalam bintang. Jumlah lilitan rotor setengah
jumlah lilitan stator. Pada kecepatan 1110 rpm,
Hitunglah:
a. Slip (s)
b. GGL induksi pada saat rotor ditahan (EBR)
per-phase
c. GGL induksi rotor saat motor berputar dengan
slip s (E2S)
d. Tegangan antar terminal rotor
56
e. Frekuensi rotor
2. Suatu motor induksi tiga phase berkutub 6,50 Hz,
tahanan lilitan rotor per phase 0,4 ohm, reaktansi
lilitan rotor per phase pada saat diam (s=1) 12 ohm,
tegangan rotornya 80 volt. Putaran motor 935 rpm.
Tentukan:
a. Slip motor
b. Arus rotor saat n = 935 rpm
c. Torsi motor
3. Suatu motor 3 phase, masing-masing lilitan phase
mempunyai tahanan murni 50 ohm dan induktansi ( L )
0,3 Henry, sumbernya adalah 415 V, 50 cps.
Hitunglah daya total motor dalam keadaan tanpa beban
jika motor dalam sambungan bintang dan segitiga.
4. Sebuah motor asinkron tiga phase hubungan segitiga
jika dihubungkan langsung pada sumber 415 volt, 50
Hz mengambil arus start 120 A pada masing-masing
phase nya. Tentukan:
a. Arus line untuk starting langsung disambung
sumber.
57
b. Arus line dan arus phase pada saat start
menggunakan:
- Saklar Y – Δ
- Autotransformator dengan pengaturan saat
start 70%
5. Sebuah motor 3 phase, 50 kVA, terhubung Y
Cosø=0,8. Tegangan Sumber Line- Line 660 Volt.
Tentukan:
a. Berapa Tegangan Phasa(Vp)
b. Berapa Arus Line (IL)
c. Berapa Arus Phasa (Ip)
d. Daya Aktif`dan Daya Reaktif Motor
B. Sinkron
1. Suatu generator serempak 3 fase, 16 kutub mempunyai
144 alur dan tiap alur berisi 4 penghantar.
Kecepatan 375 rpm, fluks 5 x 102 Wb perkutub. Gawang
lilitan 150 derajat listrik. Hitung EMF perfase dan
antara fase!
58
2. Motor Sinkron 3Φ, 12 kutub, mempunyai impedansi
jangkar 100 ohm, dan reaktansi 0.5 ohm/fasa.
Beroperasi dengan 2000 V, 3Φ, 25 Hz. Bila pengaturan
80% dari kemampuan, hitunglah daya maksimum dan
torsi dalam Nm sebelum mesin keluar dari
sinkronisasi!
3. Generator Sinkron memiliki data name plate 3 phasa,
2 HP, 50 Hz, 400 V. 4 kutub. Hitungkan putaran
Sinkron permenit!
4. Suatu generator serempak 3Φ, 1200 KVA, 6600 volt,
hubungan bintang dengan
resistans jangkar 0,4 ohm perfase dan reaktans
sinkronsnya 5,8 ohm perfase, hitung EMF antara fase
yang harus dibangkitkan!
5. Generator 2KW, 220V/50Hz digerakkan dengan mesin
diesel, listrik yang dihasilkan dipakai untuk
memberikan listrik untuk sejumlah rumah. Bagaimana
cara agar generator tersebut menghasilkan tegangan
220V dan frekuensinya 50Hz.
59
C. Pertanyaan tampungan
1. Apa perbedaan antara motor asinkron dan motor
sinkron?
Beberapa perbedaan antara motor
sinkron dan asinkron :
1.Untuk Frekuensi tertentu motor sinkron bekerja
pada putaran konstan ----- ns = f x 60 / P
sedangkan motor asinkron bila dibebani n
( putaran ) akan turun.
2.Motor sinkron dapat bekerja pada power factor
yang berbeda, lagging atau leading. Motor
asinkron selalu lagging
3.Motor sinkron kopel startnya kecil.
4.Pada motor sinkron perubahan tegangan input tidak
terlalu mempengaruhi torsi, tidak seperti motor
asinkron.
5.Motor sinkron memerlukan eksitasi DC.
6.Motor sinkron lebih kompleks dan lebih mahal
dibanding motor asinkron.
60