MESIN BUBUT (LATHE)
Transcript of MESIN BUBUT (LATHE)
MESIN BUBUT
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pemesinan
Dosen Pengampu : Danar Susilo W., S.T., M.Eng.
Disusun oleh:
Riasty Purwandari
K2512059
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2013
I. Pengertian Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang
digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut
sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda
kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan.
II. Komponen Utama Mesin Bubut
Keterangan:
1. Kepala Tetap(Headstock)
Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri
mesin,bagian inilah yang memutarkan benda kerja.
Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi
serta roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat
terdiri atas tiga atau empat buah keping dengan
garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar oleh
suatu motor yang letaknya dibawah atau disamping
roda tersebut melalui suatu ban.
2. Kepala Lepas(Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya
disebelah kanan mesin dan dipasang diatas mesin,
berfungsi:
a. Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang
dibubut
b. Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor
c. Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas
mesin.kepala lepas terdiri atas dua bagian : yaitu
alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau
3 baut.ikat dan dapat digerakkan dipenggeser itu di
perlukan apabila.
a.Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat
b.Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat
misalnya untuk menghasilkan pembubutan yang tirus.
3. Alas(Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu
a.Tempat kedudukan kepala lepas
b.Tempat kedudukan eretan (cariage/support)
c.Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)
Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat
tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat saat membubut.
4. Eretan (cariage/support)
Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan
eretan atas.eretan alas adalah eretan yang
kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu
melalui roda yang dihubungkan roda batang gigi
panjang yang dipasang dibawah alas melalui
penghantar.
a.Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya
melintang terhadap alas .fungsi eretan lintang
adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat
saat membubut bagian ujung pahat dengan putaran
tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan pada
bubut.
b. Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan
di ikat oleh baut dengan mur ikat.fungsi eretan
atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas
bubut dan memberi gerakan yang diperlukan.
5. Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja.
III. Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan
dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada
mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400
mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja
sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan
dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja.
Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda
kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan
sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku.
Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan
variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara
pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda
kerja.
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi
dua jenis yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut
otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang
proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh
manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis
adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis
memotong benda kerja dan mundur setelah proses
diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau
diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer.
Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan
tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat
diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit
pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini
lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical
Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem
komputer kontrol numerik).
Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
secara singkat dapat diartikan suatu mesin
yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numerik (perintah gerakan dan
berhenti dengan menggunakan kode angka dan huruf)
(Lilih, 2001). Misalnya jika diberikan perintah
M04, maka spindle mesin akan berputar
berlawanan terhadap arah jarum jam, sedang
jika diberikan perintah M03 maka spindel mesin
akan berputar searah jarum jam.
Dengan adanya mesin CNC pekerjaan
operator dapat dikurangi dan digantikan dengan
perintah yang telah dimasukkan dalam mesin
sehingga selama mesin sedang beroperasi,
operator hanya mengawasi jalannya proses
pemesinan benda kerja, tentunya hal ini
mempermudah serta mempercepat pengerjaan suatu
produk. Mesin CNC memiliki banyak keuntungan
dibandingkan dengan mesin perkakas konvesional
sejenis. Keuntungan mesin CNC antara lain:
produktivitas tinggi, ketelitian pengerjaan
tinggi, waktu produksi lebih cepat, biaya
pembuatan lebih murah, kapasitas produksi lebih
besar, dapat digabung dengan mesin lain, dalam
hal ini adalah mesin CAD/CAM dengan perangkat
tambahan sehingga pemakaian mesin CNC akan
lebih efektif, dan masih banyak lagi
keuntungan mesin CNC yang lain. (Wirawan S, 2003).
S al ah sat u k el em ah an d al
am p en g g u n aan f as i l i t as
berteknologi tinggi seperti mesin CNC terutama
pada harganya yang relatif mahal dan membutuhkan
operator mesin yang memiliki pengetahuan yang
cukup untuk dapat mengoperasikan mesin CNC.
Selain itu mesin bubut CNC juga membutuhkan
perawatan yang khusus. Penggunaan mesin CNC
memiliki keunggulan yaitu ekonomis untuk
pembuatan produk massal.
Secara umum mesin bubut CNC dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu mesin bubut CNC Training
Unit (TU) dan Mesin bubut Production Unit (PU).
Kedua jenis mesin tersebut pada prinsip
kerjanya sama hanya dalam penerapan dan
penggunaannya yang berbeda. Mesin bubut CNC Training
Unit digunakan untuk latihan pembubutan dasar,
mengerjakan pekerjaan ringan dan ukuran benda
kerja yang relatif kecil. Mesin bubut CNC
Production Unit digunakan untuk membuat produk,
sehingga mesin ini dilengkapi dengan
aksesoris atau perlengkapan yang lebih
kompleks dan mahal, seperti sistem cairan
pendingin otomatis, sistem chuck otomatis,
konveyor pembuangan tatal (chip) dan lain-lain.
Salah satu contoh mesin bubut PU adalah mesin
bubut CNC ET 242.
IV. Proses Bubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk
menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris
yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Prinsip
dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan
permukaan luar benda silindris atau bubut rata:
1. Benda kerja berputar
2. Mengunakan single-point cutting tool
3. Gerakan pahat sejajar sumbu benda kerja
Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik
dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut
tirus ) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di
atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu
terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut
kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman
potong, sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat
bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata
potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena
pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri.
Selain itu proses pengaturan (setting) pahatnya tetap
dilakukan satu persatu.
Parameter yang dapat diatur pada proses bubut yaitu:
1. Kecepatan putar spindel (speed)
2. Kecepatan pemakanan (feed)
3. Kedalaman potong (depth of cut)
1. Dimana :
2. Vc /Cs : Kecepatan potong (M/menit)
3. n : Kecepatan putaran mesin (RPM)
4. D : Diameter (mm)
5. 1/1000 : 1 mm = 1/1000 m
Kecepatan putar (speed) berhubungan dengan:,
1. Sumbu utama (spindel)
2. Benda kerja.
Kecepatan potong ditentukan oleh:
1. Diameter benda kerja.
2. Jenis bahan
3. Jenis material pahat
Gerak makan (f) dan kedalaman potong (a).
Kecepatan pemakanan f (feed):
jarak yang ditempuh oleh pahat dalam satu kali
putaran benda kerja.
Kedalaman potong a (depth of cut):
Tebal bagian benda kerja yang dibuang atau jarak
antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan
yang belum terpotong.
Proses pemotongan logam banyak ditemukan pada
industri manufaktur, proses ini mampu menghasilkan
komponen yang memiliki bentuk rumit dengan tingkat
akurasi yang tinggi. Prinsip pemotongan logam dapat
diartikan sebagai sebuah proses dari sebuah alat
potong yang bersentuhan dengan sebuah benda kerja
untuk membuang permukaan benda kerja tersebut dalam
bentuk geram. Untuk melakukan proses pemotongan
harus diperhitungkan kekuatan material yang akan
dipotong dengan kekuatan pahat yang akan digunakan.
Pahat potong yang digunakan harus lebih keras
dari material (benda kerja) juga harus
disesuaikan dengan kecepatan potong pada proses
tersebut. Untuk kecepatan potong yang lebih tinggi
dibutuhkan pahat potong yang lebih kuat.
Salah satu contoh proses pemotongan logam
adalah proses bubut. Proses ini terjadi dengan cara
alat potong bergerak translasi terhadap benda kerja
yang berputar bersama pencekam (chuck), sehingga
terjadi pemotongan logam dan menghasilkan geram.
Gambar 2.1 adalah skematis dari sebuah proses bubut
dimana n adalah putaran poros utama, f adalah
pemakanan, dan a adalah kedalaman potong. Pada proses
bubut terdapat tiga parameter utama yang berpengaruh
terhadap gaya potong, peningkatan panas, keausan,
dan kondisi permukaan benda kerja yang dihasilkan.
Ketiga parameter itu adalah kecepatan potong (V),
pemakanan (f), dan kedalaman potong (a). Kecepatan
potong adalah kecepatan keliling benda kerja
dengan satuan meter per menit (m/min),
pemakanan adalah perpindahan atau jarak tempuh
pahat tiap satu putaran benda kerja dengan satuan
milimeter per putaran (mm/rev), dimana arah
pemakanan adalah sejajar poros spindel (aksial),
kedalaman potong adalah tebal material terbuang pada
arah radial dengan satuan milimeter (mm). Bagian-
bagian serta tatanama (nomenclature) dari alat potong
yang digunakan pada proses bubut dijelaskan pada
Gambar 2.2. Menurut Kalpakjian & Schmid (2006),
pahat kanan adalah pahat yang bergerak dari kanan ke
kiri seperti pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Skematis proses pembubutan
(Sumber: Kalpakjian & Schmid, 2006)
Gambar 2.2. Tatanama pahat kanan(Sumber: Kalpakjian & Schmid,
2006)
V. Jenis Pengerjaan pada Mesin Bubut
1. Pembubutan rata
a.Pasanglah dan jepitlah bendakerja pada pelat
cekam.
b.Usahakan agar permukaan ujung benda kerja sejajar
dengan pelat cekam dan sentris.
c.Pasanglah pahat bubut untuk pembubutan muka
setinggi senter.
d.Jalankan mesin dan bubutlah rata bagian mukanya.
e.Hentikanlah mesin dan gantilah pahat bubut muka
dengan pahat bubut lurus.
f.Jalankan mesin dan sayatkan pahat mulai dari
sebelah kanan sampai benda kerja seluruhnya
tersayat lurus.
2. Pembubutan rata muka(facing)
a.Pasang dan jepitlah benda kerja pelat cekam.
b.Usahakan agar permukaan ujung benda kerja sejajar
dengan pelat cekam dan sentris.
c.Pasanglah pahat bubut yang sesuai untuk pembubutan
muka (facing) dengan ujungnya setinggi senter.
d.Kencangkan baut pengikat pahat pada eretan denga
kunci, sesudah pahat didekatkan pada permukaan
benda kerja.
e.Jalankan mesin, gerakkan supor atas dengan tangan
sampai pahat menyayat benda kerja.
f.Gerakkan supor melintang dengan tangan sampai
seluruh permukaan benda kerja terbubut rata
3. Pembubutan ulir
a.Tentukan jenis mesin bubut yang sesuai
b.Siapkan benda kerja sesuai dengan diameter luar
ulir
c.Pasang benda kerja dengan baik
d.Setel pahat ulir dan eretan atas pada posisi yang
benar
e.Tentukan kisar dengan mengatur tuas-tuas pada
gearbox
f.Tentukan kecepatan potong, biasanya dipilih 1/3
dari kecepatan potong pembubutan biasa.
g.Hitung kedalaman pemotongan ulir
h.Beri batasan panjang bagian benda kerja yang
diulir
i.Cek kembali kebenaran kisar ulir dengan picth
gauge
j.Lakukan pembubutan ulir dengan benar
k.Cek ulir yang telah dibuat
4. Pembuatan tirus(taper)
Membubut tirus serupa dengan membubut lurus hanya
bedanya gerakan pahat disetel mengikuti sudut tirus
yang dikehendaki pada eretan atas, atau penggeseran
kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment
(perlengkapan tirus). Jenis pahatnya pun serupa yang
digunakan dalam membubut lurus. Penyetelan peralatan
eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau
dengan alat bantu taper attachment pada saat membubut
tirus tergantung pada susut ketirusan benda kerja
yang akan dikerjakan
5. Pembubutan Ekstrensil
Membubut eksentrik dimulai dari pergeseran senter:
a.Tentukan putaran mesin
b.Persiapkan pahat kasar, muka, dan pahat finishing
c.Kotak kunci atau tool box
d.Pemasangan benda kerja
e.Pemasangan dan penyetelan pahat bubut
Langkah kerja membubut eksentrik adalah sebagai
berikut: