Tugas 2 - 3 medan listrik dan hukum gauss
Transcript of Tugas 2 - 3 medan listrik dan hukum gauss
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Banyak Fisikawan yang mengajukan argument, seperti
antara tahun 1838 dan 1851. Richad laming mengembangkan
gagasan bahwa atom terdiri dari materi inti yang
dikelilingi oleh partikel subatom yang memiliki muatan
listrik. fisikawan Jerman William Weber pada awal tahun
1846, berteori bahwa listrik terdiri dari fluida yang
bermuatan positif dan negatif, dan interaksinya
mematuhi hukum kuadrat terbalik.
Fisikawan Irlandia George jhonstone Stony pada
tahun 1874 Setelah mengkaji fenomena elektrolisis, Ia
mengajukan bahwa terdapat suatu "satuan kuantitas
listrik tertentu" yang merupakan muatan sebuah ion
monovalen. Ia berhasil memperkirakan nilai muatan
elementer e ini menggunakan Hukum Elektrolis Faraday
Namun, Stoney percaya bahwa muatan-muatan ini secara
permanen terikat pada atom dan tidak dapat dilepaskan.
fisikawan Jerman Hermann Von Helmholtz Pada tahun 1881
berargumen bahwa baik muatan positif dan negatif dibagi
menjadi beberapa bagian elementer, yang "berperilaku
seperti atom dari listrik". Kemudian pada tahun 1894,
Stoney menciptakan istilah electron untuk mewakili
muatan elementer ini. Kata electron merupakan kombinasi
1
kata electric dengan akhiran on, yang digunakan
sekarang untuk merujuk pada partikel subatomik seperti
proton dan neutron.
Kata “Listrik” bisa membangkitkan bayangan
teknologi modern yang kompleks: komputer, cahaya,
motor, daya listrik. Tetapi gaya listrik akan tampak
memainkan peranan yang lebih dalam pada kehidupan kita:
menurut teori atom, gaya yang bekerja antara atom dan
molekul untuk menjaga agar mereka tetap bersatu untuk
membentuk zat cair dan padat adalah gaya listrik dan
gaya listrik juga terlibat pada proses metabolisme yang
terjadi dalam tubuh kita.
BAB II
MATERI DAN PEMBAHASAN
II. 1 Medan Listrik
Suhu setiap titik dalam suatu ruangan memiliki
nilai tertentu. Kita dapat mengukur suhu di sembarang
titik atau kombinasi titik-titik dengan menempatkan
termometer di tempat tersebut. Kita menyebut distribusi
hasil dari suhu sebagai medan suhu. Dengan cara yang
sama, kita dapat membayangkan sebuah medan tekanan di
atmosfer. Medan tekanan terdiri dari distribusi nilai
2
tekanan udara, satu untuk setiap titik di atmosfer. Dua
contoh besaran di atas merupakan medan skalar karena
suhu dan tekanan udara merupakan besaran skalar.
Sedangkan medan listrik merupakan medan vektor. Medan
listrik terdiri dari distribusi vektor, satu untuk
setiap titik di daerah sekitar benda bermuatan, seperti
batang yang bermuatan. Pada dasarnya, kita dapat
mendefinisikan medan listrik di beberapa titik di
daerah sekitar benda bermuatan, seperti batang yang
bermuatan. Pada dasarnya, kita dapat mendefinisikan
medan listrik di beberapa titik dekat benda bermuatan.
Dalam ruang disekitar benda bermuatan listrik A,
kita jumpai beberapa gejala. Sebagai contoh benda
bermuatan lain B dapat bergerak menjauhi atau mendekati
A (Gambar 1). Gejala ini disebabkan bekerjanya suatu
gaya pada benda bermuatan apa saja yang diletakkan
dalam ruang di sekitar benda bermuatan A. Kita sebut
gejala dalam ruang di sekitar suatu benda bermuatan
lisrik ini medan listrik.
Gambar 1 : Gaya yang bekerja pada muatan-muatan
yang diletakkan dalam ruang disekitar benda bermuatan A
3
Jadi, Medan Listrik adalah ruang di sekitar benda
bermuatan listrik dimana benda-benda bermuatan listrik
lainnya dalam ruang ini akan merasakan atau mengalami
gaya listrik.
Kuat Medan Listrik
Telah diketahui bahwa muatan listrik yang berada di
dalam medan listrik mengalami gaya elektrostatik. Gaya
elektrostatik yang dialami oleh satu satuan muatan
positif yang diletakan di titik itu.
Kuat Medan Listrik adalah besaran yang menyatakan gaya
coloumb per satuan muatan di suatu titik. Misalnya di
titik P, Lihat gambar di bawah ini.
o Jika titik P di beri muatan, maka muatannya dinamakan
muatan penguji (q), dan selalu bermuatan positif
o Q = Sumber muatan
o Arah Kuat Medan Listrik (E), searah dengan arah gaya
(F)
Secara matematik kuat medan Listrik dirumuskan :
4
E=Fq atau E=
k Q.qr2
q
Karena Besar gaya Colomb antara muatan sumber Q dan
muatan uji q, maka Rumus Kuat Medan Listrik adalah
sebagai berikut :
E=k Qr2
dengan :
E = kuat medan listrik (N/C)
Q = muatan sumber (C)
r = jarak muatan uji trhadap muatan sumber (m)
k = konstanta = =9×109 Nm2/C2
ε0 = permitivitas listrik vakum = 8,85 x 10-12 C2/Nm2
Contoh soal :
Sebuah benda bermuatan listrik q=+50μC, di udara.Tentukan kuat medan di titik P yang berjarak 30 cm dari
muatan itu!
Penyelesaian
Diketahui : q=+50μC=+5x10−5C r=30cm=3x10−1m k=9x109Nm2/C2
Ditanyakan : E = . . . .?
5
Jawab
E=k qr2=9x10
9 5x10−5
(3x10−1)2=5x106N/C
II. 2 Perhitungan Intensitas Listrik
Bagian sebelum ini mengutamakan suatu cara
eksperimental guna mengukur intensitas listrik di
sebuah titik. Metodenya seperti berikut : tempatkan
sebuah muatan tes yang kecil di titik tersebut, ukur
gaya yang bekerja terhadapnya, lalu tentukan
perbandingan antara gaya dan muatan. Intensitas listrik
di sebuah titik juga dapat dihitung berdasarkan hukum
coulomb jika besar dan posisi semua muatan yang
menimbulkan medan diketahui. Jadi, untuk mencari
intensitas listrik di sebuah titik P dalam ruang pada
jarak r dari sebuah muatan titik q, bayangkan sebuah
muatan tes q’ ada di P. Gaya terhadap muatan tes ini,
berdasarkan hukum Coulomb, ialah :
F=k qq'r2
Dan intensitas listrik di P karena itu ialah :
E=Fq'
=k qr2
Arah medan menjauhi muatan q jika muatan positif dan
menuju q jika muatan negatif. Baik besar maupun arah E
dapat di ungkapkan dengan satu persamaan vektor saja.
Misalkan r ialah vektor dari muatan q ke titik P, dan r
6
vektor yang besarnya sama dengan satu satuan (vektor
satuan) dalam arah r. Dengan demikian:
E=k qr̂r2
Karena besar r satu satuan, maka besar E ialah kq/r2.
Jika q positif, arah E sama dan seterusnya dari sebuah
titik P. Masing-masing mengerjakan gaya terhadap sebuah
muatan tes q’ yang di tempatkan di titik itu, dan gaya
resultan terhdap muatan tes sama dengan penjumlahan
semua gaya tersebut. Intensitas listrik resultan sama
dengan penjumlahan vektor senua intensitas listrik.
E=E1+E2+...=k∑ qr̂r2
Karena tiap suku yang akan dijumlahkan merupakan
vektor, hasilnya pun merupakan hasil penjumlahan
vektoral.
II. 3 Garis Gaya Listrik
Konsep garis gaya diketengahan oleh Michael Faraday
(1791-1867) utuk membantu dalam memvisulakan medan
listrik (dan medan magnet). Yang dimaksud dengan garis
gaya (dalam medan listrik) ialah sebuah garis khayal yang
ditarik demikian rupa sehingga arahnya di sembarang titik (jadi, arah
tangennya) sama dengan arah medan di titik yang bersangkutan.
Karena, umumnya arah suatu medan berada dari titik ke
titik, garis gaya biasanya lengkungan.
7
Garis gaya listrik dapat dikatakan juga sebagai
petunjuk arah medan magnet listrik menggunakan sejumlah
garis khayal. Nilai tangen pada suatu titik menunjukan
arah gaya listrik pada titik tersebut.
Adapun beberapa karakterstik garis gaya listrik
adalah :
o Arah gaya garis berasal dari muatan positif menuju
muatan negatif
o Dua garis gaya listrik tidak berinteraksi satu sama
lainnya
o Tegak lurus terhadap permukaan muatan
o Garis dapat mengembangkan dalam arah lateral
II. 4 Hukum Gauss
Karl Friedrich Gauss (1777-1855) seorang fisika dan
matematikawan Jerman yang banyak sumbangannya kepada
ilmu fisika teori dan fisika eksperimental. Rumusnya
yang dikenal sebagai hukum Gauss merupakan ungkapan
tentang suatu sifat penting medan elektrostatik.
Fluks Listrik
Sebelum membahas lebih lanjut tentang hukum Gauss, kamu
perlu mengetahui terlebih dahulu konsep fluks listrik.
Dalam pengertian umum, fluks berkaitan dengan aliran
suatu zat dari suatu tempat menuju tempat lainnya.
Pengertian fluks listrik adalah jumlah total garis gaya
8
listrik yang menembus tegak lurus suatu bidang. Secara
matematis, fluks listrik adalah perkalian titik anatara
kuat medan listrik (E) dan vector luas (A).
Φ=EA
Atau
Φ=EA cosθ
Dimana : Φ=FluksListrik
θ=SudutantaraEdanarahnormalbidang
Jika suatu permukaan ditempatkan tegak lurus terhadap
medan listrik, garis gaya listrik yang menembus
permukaan tersebut akan bernilai maksimum. Akibatnya,
fluks listrik yang menembus permukaan tersebut juga
bernilai maksimum.
Φ=EA=EA cos0°
Φ=EA
Jika suatu permukaan ditempatkan sejajar dengan medan
listrik, tidak ada garis gaya listrik yang menembus
permukaan tersebut.
Φ=EA=EA cos0°
Φ=0
9
Satuan fluks listrik Nm2/C atau voltmeter. Satuan ini
berasal dari satuan kuat medan listrik (N/C) dan luas
permukaan (m2). Satuan (Nm2/C) sering disebut weber
(Wb).
1 Weber = 1 (Nm2/C)
Hukum Gauss berguna dalam penentuan fluks total yang
mengenai permukaan dan muatan neto yang dilengkapi oleh
permukaan tersebut. Menurut Gauss, jumlah total fluks
listrik yang menembus suatu permukaan tertutup
berbanding lurus dengan mautan total yang dilengkapi
oleh permukaan ini. Jika dirumuskan akan diperoleh:
Φ=EA cosθ= Qεo
Sejumlah muatan q1, q2, q3,…. Qn. Dapat menggambarkan
bola khayal sekitar setiap muatan sehingga fluks
listrik yang menembus bola tersebut sesuai dengan hukum
Gauss. Fluks yang melengkapi muatan q1 adalah :
Φ1=q1εo
fluks yang melengkapi muatan q2 adalah
Φ2=q2εo
fluks yang melengkapi muatan qn adalah
10
Φn=qnεo
Dengan demikian fluks listrik total menjadi :
Φ=Φ1+Φ2+Φ3+.......Φn
ɸ = q1ɛ0+ q2ɛ0 +
qnɛ0
………….
II. 5 Penerapan Hukum Gauss
1. Lokasi muatan lebih pada sebuah konduktor
Intensitas listrik E adalah nol di semua titik di
dalam sebuah konduktor bila muatan di dalamnya dalam
keadaan diam. Jika E tidak nol, maka muatan akan
bergerak. Oleh karena itu bila permukaan Gauss
misalnya permukaan A dibentuk dalam sebuah konduktor
bermuatan yang bentuknya sembarang, di semua titik
pada permukaan tersebut E = 0. Apabila integral
permukan E itu nol berdasarkan hukum Gauss, maka
muatan netto di dalam permukaan itu nol pula.
11
Apabila permukaan tersebut menyusut, hingga dapat
dikatakan melingkupi sebuh titik, muatan titik itu
haruslah nol. Proses ini dapat berlangsung di
sembarang titik dalam konduktor tersebut sehingga tak
akan ada muatan netto di titik mana pun di dalamnya.
Misalkan ada rongga dalam konduktor, dan
konduktor ini tidak ada muatan. Permukaan B tidak
dapat menyusut sampai nol dan tetap ada dalam bahan
konduktor. Permukaan itu meliputi volum terkecil yang
mungkin ada jika terletak tepat di luar dinding
rongga. Integral permukaan B tetap nol dan muatan
netto di dalamnya juga nol. Hal itu tidak membuktikan
bahwa seluruh dinding rongga itu tidak bermuaan,
mungkin dinding tersebut bermuatan positif di
beberapa titik dn bermuatan negatif di beberapa titik
lain.
Kini misalkan ada muatan q di dalam rongga
tetapi terisolasi dari rongga seperti pada gambar 25-
13. Penerapan hukum Gauss terhadap permukaan B
memperlihatkan lagi bahwa muata netto di dalam
permukaan adalah nol, sehingga pada dinding rongga
seharusnya ada muatan, sama besar dan erlawanan tanda
dengan muatan q.
Masuknya muatan ke dalam rongga sebuah konduktor
berrongga akan mengakibatkan timbulnya muatan yang
tepat sama pada permukaan luar konduktor.
12
Permukaan Gaussian
q
Bila benda bermuatan dalam rongga tersebut
disentuhkan pada dinding rongga, maka muatan lebih
pada dinding rongga akan menetralkan muatan q, dan
menyebabkan konduktor sebelah dalam menjadi tak
bermuatan.
2. Hukum Coulomb
Dalam penerapan hukum Gauss untuk menghitung E,
integral permukaannya harus dapat diganti dengan
sebuah perkalian dimana E adalah salah satu
faktornya.
Perhatikan medan listrik muatan titik positif q,
berdasarkan simetri medan itu radial dan besarnya
sama di semua titik yang yang letaknya sama-sama
sejauh r dari muatan. Jika sebuah permukaan sferis
yang radiusnya r merupakan permukaan Gauss, En = E =
konstan di semuatitik permukaan. Dengan demikian
13
+
E
EE
q
r
∮EndA=EA=4πr2E
dan berdasarkan hukum Gauss
4πr2E= qε0danE= 1
4πε0qr2=k
qr2
Gaya terhadap sebuah muatan titik q’ pada jarak r dari
muatan q adalah
F=q'E=k qq'r2
3. Medan sebuah konduktor
Intensitas di sembarang titik dapat dihitung
berdasarkan persamaan 25-4.
E=k∫ r̂dqr2
Tetapi hal itu lebih mudah apabila menggunakan
hukum Gauss. Jika d bentuk permukaan Gauss yang
berradius r, dimana radius r lebih besar dari radius
R bola dan q adalah muatan total. Maka
4πr2E= qε0
E=1
4πε0
qr2=k
qr2
14
Medan di luar bola sama seperti seluruh muatan
terpusat di sebuah titik di tengah-tengahnya. Tepat
di luar permukaan bola di mana r = R.
E=kq /R2
Apabila bola itu pejal, maka E = 0.berdasarkan
hukum Gauss, di sela-sela antara bola bermuatan dan
bola rongga sepusat yang mengelilinginya.
4. Medan muatan garis dan medan konduktor silindris
bermuatan
Hukum Gauss dalam hal ini digunakan untuk mencari
intensitas listrik yang ditimbulkan oleh sebuah kawat
halus dan panjang yang bermuatan dengan
mengintegrasikan persamaan vektor.
E=k∫ r̂dqr2
Jika kawat tersebut sangat panjang, dan kita
berada tidak terlalu dekat dengan kedua ujungnya,
maka berdasarkan simetri, garis-garis gaya di luar
kawat radial dan terletak pada bidang yang tegak
lurus pada kawat. Besar intensitas adalah sama di
semua titik pada jarak radial yang sama dari kawat.
Ini menunjukkan bahwa permukaan Gauss harus memakai
sebuah silinder dengan radius sebarang r dan panjang
15
sembarang l yang ujung-ujungnya tegak lurus pada
kawat.
λl=ε0E.2πrlE=1
2πε0
λr
=2k λr
Meskipun seluruh muatan pada kawat bagian dalam
menimbulkan medan E, tapi bila kita menerapkan hukum
Gauss dari muatan total hanya muatan yang terletak
dalm permukaan Gauss saja yang masuk hitungan. Andai
kawat itu pendek maka tidak dapat enarik kesimpulan
bahwa medan di salah satu ujung silinder akan sama
dengan medan di tenga-tengahnya, atau di mana-mana
garis gaya akan tegak lurus pada kawat. Jadi, seluruh
muatan pada kawat dimasukkan dalam perhitungan tetapi
secara tidak langsung.
5. Muatan sebuah lempengan bidang tak berhingga yang
bermuatan
Sebuah silinder yang luas ujungnya A dan
dindingnya tegak lurus pada lempengan muatan.
Berhubung lempengan itu ta berhingga, intenitas
listrik E sama pada kedua sisi permukaan, merata, dan
tegak lurus menjauhi lempengan muatan. Tidak ada
garis gaya memotong dinding silinder, artinya
komponen tegak lurus E pada dinding sama dengan nol.
Integral permukaan E yang dihitung untuk seluruh
16
permukaan silinder berkurang menjadi 2EA. Jika σ
adalah muatan persatuan luas di dalam bidang
lempengan itu, muatan netto pada permukaan gauss
adalah σ A. Oleh karena itu
σA=2ε0EA,E=σ2ε0
=2πkσ
Besar medan tidak bergantung pada jarak dari
lempengan dan tidak berkurang secara terbalik dengan
kuadrat jarak. Garis ini tetap lurus, paralel, dan
berjarak seragam. Oleh karena itu lempengan dianggap
luas tak terhingga.
6. Medan sebuah pelat konduktor tak berhingga yang
bermuatan
Apabila sebuah pelat logam diberi suatu muatan
netto, muatan ini akan menyebar sendiri ke seluruh
permukaan luar pelat itu. Jika tebal pelat itu sama
dan tak berhingga luasnya, muatan akan merata per
satuan luas, dan sama pada kedua permukaannya.
Apabila σ adalah muatan per satuan luas dalam
lempengan muatan pada kedua belah permukaan. Di titik
a, di luar pelat di sebelah kiri, komponen intensitas
17
listrik E1, yang ditimbulkan lempengan muatan pada
muka kiri, mengarah ke kiri dan besarnya σ/2Ɛ0.
Komponen E2 yang ditimbulkan lempengan muatan pada
muka kanan pelat itu mengarah ke kiri pula dan
besarnya σ/2Ɛ0. Besar intensitas resultan E adalah
E=E1+E2=σ2ε0
+ σ2ε0
= σε0
7. Medan antara dua pelat yang muatannya berlawanan
Apabila dua pelat konduktor paralel yang luas dan
jaraknya sama besar diberi muatan yang sama besar dan
berlawanan tandanya maka medan di sekitarnya
mendekati. Sebagian besar muatan itu berkumpul pada
permukaan pelat yang berhadapan, dan medan di ruang
pemisah pada hakikatnya merata. Sedangkan pada
permukaan luar kedua pelat hanya ada sedikit muatan.
18
Apabila kedua pelat itu dibuat lebih luas dan
jaraknya dipersempit, perumbaian akan relatif
berkurang. Intensitas listrik di sembarang titik
dapat dianggap sebagai resultan intensitas listrik
yang ditimbulkan dua lempengan yang berlawanan tanda
atau dicari dengan hukum Gauss. Pada gambar 25-20(b)
E1 dan E2 maasing-masing besarnya σ/2Ɛ0 tetapi arahnya
berlawanan sehingga resultannya sama dengan nol. Di
titik b di antara pelat-pelat tersebut kedua komponen
tersebut sama arahnya dan resultannya σ/2Ɛ0.
8. Medan tepat di luar sembarang konduktor bermuatan
Kerapatan pada suatu permukaan berbeda dari titik
ke titik lain. Sebuah permukaan Gauss berbentik
silinder kecil yang permukaan salah satu ujungnya
(seluas A) terletak dalam konduktor tersebut.
Sedangkan yang satu lagi tepat di luarya. Muata dalam
permukaan Gauss itu adalah σA. Intensitas listrik saa
dengan nol di semua titik dalam konduktor. Sedangkan
d luar konduktor, komponen noral E sama dengan nol
pada dinding silinder sedangkan pada ujungnya
komponen normal itu sama dengan E. Berdasarkan hukum
Gauss
EA=σAε0
E=σε0
19
Tepat di luar permukaan sebuah bola yang
radiusnya R, intensitas listrik adalah
E=k qR2=
14πε0
qR2
Karena kerapatan muatan pada permukaan bola
adalah q/4πR2 sehingga E = σ/Ɛ0.
20
BAB III
PENUTUP
II. 1 Kesimpulan
Suatu medan listrik, garis medannya mempunyai awal
dan akhir, yaitu berawal dari kawat penghantar yang
bertegangan sebagai sumbernya dan berakhir pada
struktur konduktif, misalnya tanah atau permukaan
benda-benda yang berada di atas tanah seperti bangunan,
pepohonan dan merupakan titik akhir garis medan listrik
tersebut. Besaran medan dinyatakan dalam kuat medan
listrik E dengan satuan kV/m. Kuat medan listrik
tertinggi terdapat pada permukaan kawat penghantar,
sedangkan yang terendah pada permukaan tanah atau
benda-benda yang berada di atas permukaan tanah.
21