Isi Tugas Listrik Kapal new

119
BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Dewasa ini tenaga listrik memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, khususnya dalam bidang industri dan pabrik sebagai tenaga penggerak mesin-mesin produksi, penerangan dan sebagainya. Jikalau kebutuhan listrik ditelaah dari sudut pandang ilmu ekonomi, maka kebutuhan listrik dapat dikategorikan sebagai kebutuhan primer bersanding dengan kebutuhan primer manusia lainnya seperti sandang, pangan, dan papan. Demikian halnya dalam industri Perkapalan, listrik memegang peranan penting karena digunakan sebagai alat bantu dalam pengoperasian suatu kapal. Sejumlah peralatan kapal membutuhkan listrik sebagai media pengoperasiannya, seperti alat navigasi, peralatan bongkar muat, peralatan di ruang mesia peralatan di bagian hull kapal. Jika disempitkan sedikit, intinya kapal tidak dapat beroperasi dan berlayar jika tidak ada energi listrik yang menjadi inhibitor dalam pengoperasiannya. Energi listrik di kapal sangat berhubungan dengan kapasitas genset ( generator set ). Karena semua peralatan-peralatan yang membutuhkan listrik, akan mengambil energi listrik dari genset tersebut. Sehingga, generator set harus di desain sedemikian rupa agar supply listrik dikapal mencukupi. Selain faktor pemenuhan supply listrik di kapal, ELECTRIC INSTALATION PROJECT 1

Transcript of Isi Tugas Listrik Kapal new

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Dewasa ini tenaga listrik memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia sehari-hari, khususnya dalam bidang industri

dan pabrik sebagai tenaga penggerak mesin-mesin produksi,

penerangan dan sebagainya. Jikalau kebutuhan listrik ditelaah

dari sudut pandang ilmu ekonomi, maka kebutuhan listrik dapat

dikategorikan sebagai kebutuhan primer bersanding dengan

kebutuhan primer manusia lainnya seperti sandang, pangan, dan

papan.

Demikian halnya dalam industri Perkapalan, listrik

memegang peranan penting karena digunakan sebagai alat bantu

dalam pengoperasian suatu kapal. Sejumlah peralatan kapal

membutuhkan listrik sebagai media pengoperasiannya, seperti

alat navigasi, peralatan bongkar muat, peralatan di ruang

mesia peralatan di bagian hull kapal. Jika disempitkan

sedikit, intinya kapal tidak dapat beroperasi dan berlayar

jika tidak ada energi listrik yang menjadi inhibitor dalam

pengoperasiannya. Energi listrik di kapal sangat berhubungan

dengan kapasitas genset ( generator set ). Karena semua

peralatan-peralatan yang membutuhkan listrik, akan mengambil

energi listrik dari genset tersebut. Sehingga, generator set

harus di desain sedemikian rupa agar supply listrik dikapal

mencukupi. Selain faktor pemenuhan supply listrik di kapal,

ELECTRIC INSTALATION PROJECT1

generator set juga harus di desain dengan mengedepankan faktor

ekonomi. Sedapat mungkin daya yang dihasilkan oleh generator

set tidak mubasir (total daya generator set total daya yang

dibutuhkan peralatan di kapal).

Selain ini, banyak metode untuk menghitung kapasitas

generator set di kapal. Metode paling terkemuka yang di

berlakukan di Indonesi adalah metode BKI. Karena sebelum kapal

diluncurkan, segala aspeknya harus di periksa oleh BKI,

termasuk instalasi listriknya. Berangkat dari penuturan di

atas, maka dibuatlah laporan mengenai perencanaaan kapasitas

generator pada kapal dengan menggunakan metode BKI.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari perencanaan generator ini

adalah :

Bagaimana menghitung kebutuhan daya pompa-pompa yang ada di

atas kapal

Bagaimana menghitung kebutuhan daya alat-alat operasi yang

ada di atas kapal

Bagaimana cara merencanakan generator sebagai pembangkit

listrik di atas kapal

C. TUJUAN

Maahasiswa mengetahui cara menghitung kebutuhan daya pompa-

pompa yang ada di atas kapal

Mahasiswa mengetahui cara menghitung kebutuhan daya alat-

alat operasi yang ada di atas kapal

Mahasiswa mengetahui cara merencanakan generator sebagai

pembangkit listrik di atas kapal

ELECTRIC INSTALATION PROJECT2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ELECTRIC INSTALATION PROJECT3

A. JENIS-JENIS POMPA

Jenis-jenis pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua

bagian, yaitu pompa sentrifugal dan pompa Dalam pengoperasian

kapal tidak lepas dari penggunaan sistem perpompaan yang ada

diatas kapal. Pada umumnya pompa diletakkan di dasar ganda

( double bottom ) yang digunakan untuk membantu kelancaran

sistem-sistem yangada diatas kapal seperti sistem ballast,

sistem pemadam kebakaran, sistem sanitary, sistem air tawar,

dan sebegainya.

Untuk itu, pompa-pompa yang digunakan diatas kapal

tersebut antara lain :

1. Pompa Ballast

Ballast yang ditempatkan pada ceruk haluan dan ceruk

buritan berfungsi untuk melayani perubahan trim kapal. Tanki-

tangki ballast dasar ganda dan deep tank diisi dengan ballast

berfungsi untuk mendapatkan kondisi draft pada lambung kapal

dan menghilangkan kemiringan. Dalam pengoperasian secara

sentraslisasi tangki-tangki ballast diisi dan dikosongkan

dengan menggunakan pompa yang biasa disebut pompa ballast.

2. Pompa Sanitary

Sistem sanitary digunakan untuk menyingkirkan atau membuang

air dari geladak dan juga menbuang air yang sudah dipakai dari

tempat-tempat mandi, wc, laundry, bar-bar makanan dan minuman,

dapur, dan sebagainya. Dari setiap geladak air mengalir turun

ke geladak yang lebih rendah melalui pipa-pipa scupper, dimana

akhirnya sampai pada geladak yang paling rendah / akhir

diatas garis air dan akhirnya dibuang melalui freeing port

ELECTRIC INSTALATION PROJECT4

yang dipasang pada bulwark. Sistem sanitary ini dilancarkan

pengoperasiannya oleh pompa sanitaray yang memompa

air/kotoran-kotoran untuk dibuang.

3. Pompa Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran dapat digunakan untuk semua

peristiwa kebakaran untuk memadamkan api diatas kapal, kecuali

bila yang tebakar itu batu bara, minyak, atau peralatan

listrik. Sistem pemadam kebakaran dikapal adalah sistem

sentralisasi (dipusatkan) dan dipasang dari pipa tembaga atau

pipa yang berdiameter 50 sampai 100 mm. Pipa utama dipasang

memanjang sepanjang kapal dan dilengkapai dengan risers (flens

pemadam kebakaran) yang berjarak tidak lebih dari 20 m.

Paling sedikit 2 risers pemadam kebakaran yang dipasang pada

kapal yaitu di sisi kapal dalam kamar mesin dan pada ruangan

ketel uap. Setiap pipa utama harus dilengkapi dengan suatu

alat untuk mensuplay air dari sumber diluar kapal. Untuk

melancarkan penggunaan sistem ini maka pompa pemadam kebakaran

yang ada diatas kapal harus berfungsi dengan baik. Biasanya

umumnya pompa pemadam kebakaran ini dileletakkan pada double

bottom, pada geladak utama dan pada deck house.

4. Pompa Air Tawar

Air tawar biasanya diletakkan pada tangki-tangki persediaan

(store tanks) dan tangki dinas yang berada pada upper deck dan

dari tempat inilah air tesebut dialirkan ketempat-tempat yang

membutuhkan air tawar dengan bantuan pompa air tawar seperti

kamar mandi, wc, dapur, laundry, dan sebagainya melalui pipa-

pipa. Seluruh sistem air tawar ini harus berdiri sendiri dan

ELECTRIC INSTALATION PROJECT5

penggunaan pipa-pipa, pompa-pompa, dan tangki-tangki air tawar

tidak digunakan untuk keperluan lain selain sistem air tawar.

5. Pompa Air Tawar Pendingin Mesin Induk

Air yang digunakan untuk mendinginkan mesin induk biasanya

diletakkan pada tangki yang ada di double bottom. Dan untuk

melancarkan sistem ini digunakan pompa air tawar yang

diletakkan double bottom yang kemudian dialirkan kekamar

mesin. Sistem ini dipisahkan dari sistem air tawar untuk

keperluan air minum.

6. Pompa Minyak Pelumas

Minyak pelumas disimpan pada tangki minyak pelumas yang

terletak pada double bottom yang berada dibawah kamar mesin.

Untuk mengalirkan minyak pelumas ke mesin induk maupun mesin

bantu digunakan pompa minyak pelumas yang juga diletakkan pada

double bottom.

7. Pompa Bahan Bakar untuk Tangki induk dan Tangki Harian

Bahan bakar disimpan dalam tangki bahan bakar yang berada

didouble bottom dibawah kamar mesin dan untuk mengalirkannya

ke tangki induk dan harian digunakan pompa bahan bakar yang

juga diletakkan di double bottom. Pompa bahan bakar untuk

tangki induk dan tangki harian dipisahkan penggunaannya untuk

menjaga efisiensi dari pompa tersebut dalam mengalirkan bahan

bakar.

8. Pompa Drainase

Pompa drainase ini diletakkan pada double bottom dimana

sistem drainase atau sistem pengeringan diatas kapal ini

digunakan untuk keperluan pengeringan diatas kapal.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT6

B. PERLENGKAPAN PENERANGAN

Perlengkapan penerangan diatas kapal berupa lampu-lampu

operasi yang diletakkan sepanjang kapal sesuai dengan

keperluan pada berbagai ruangan yang berada diatas kapal

seperti di main deck, deck house dan sebagainya. Lampu-lampu

diatas kapal ada juga yang disebut lampu navigasi yaitu lampu-

lampu kapal yang harus dipasang pada waktu kapal berlayar

diantara matahari terbit dan terbenam, sedemikian rupa

sehingga jenis kapal, letak dan arah kapal dapat diketahui.

( Menurut Convention on The International Regulation For

Preventing Collisions At Sea, 1972).

Adapun yang termasuk lampu-lampu navigasi, yaitu :

1. Lampu tiang agung ( Masthead light)

Yaitu lampu navigasi berwarna putih yang dipasang pada tiang

agung dengan sudut sinar 225 derajat. Dengan tinggi vertikal =

4/3 x tinggi lampu sisi (lampu lambung).

2. Lampu lambung ( Side light )

Lampu-lampu navigasi yang berwarna merah sisi sebelah kiri

dan warna hijau sisi sebelah kanan, yang dipasang disisi kapal

dengan ketinggian sama dengan navigation bridge deck dan sudut

sinar 112.5 derajat.

3. Lampu-lampu jangkar ( Anchor light )

Lampu isyarat yang dipasang pada ujung haluan kapal, yang

memberikan isyarat pada waktu malam hari bahwa kapal sedang

lego jangkar. Dan lampu navigasi ini mempunyai sudut sinar 360

derajat dengan tinggi vertikal lebih dari 6 m

ELECTRIC INSTALATION PROJECT7

4. Lampu buritan ( Stern light )

Lampu navigasi berwarna putih yang dipasang pada buritan

kapal dengan sudut sinar 135 derajat, tinggi vertikal pada

jarak 15 ft lebih rendah dari lampu jangkar = 15 x 0.3024 =

4.5 m

5. Lampu isyarat tanpa komando ( Not Under Command light )

Lampu navigasi ini memberikan isyarat bahwa kapal dalam

keadaan tidak dikendalikan. Lampu ini dipasang pada tiang

agung ( masthead ) dengan sudut sinar 225 derajat dan berwarna

merah.

6. Lampu tanda muatan bahaya ( Dangerous cargo light )

Lampu navigasi yang memberikan isyarat bahwa kapal membawa

muatan atau sedang membongkar dan memuat muatan yang

berbahaya. Lampu ini dipasang pada puncak tiang agung dengan

sudut sinar 360 derajat dan berwarna merah.

Perlengkapan penerangan, instalasi pompa, instalasi

pemanas, sistem navigasi komando dan tanda bahaya yang berada

diatas kapal dapat dioperasikan dengan menggunakan daya

listrik yang tersedia diatas kapal, antara lain :

1. GENERATOR

Generator adalah piranti atau peralatan listrik yang dapat

digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi

listrik, dapat berupa generator arus searah maupun bolak-

balik.

Generator sebagai alat pembangkit tenaga listrik utama

diatas kapal hanya mampu untuk mensuplai seluruh kebutuhan

daya listrik yang akan dipakai oleh pemakai daya.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT8

Pada kapal laut umumnya digunakan paling sedikit dua

generator agar dapat lebih mengefesienkan penggunaan daya

mesin. Generator dapat disebut sebagai mesin listrik, karena

generator ini sendiri terdiri atas generator arus searah dan

bolak-balik sehingga mesin juga dapat terbagi atas mesin arus

searah dan mesin arus bolak-balik. Pada umumnya kapal laut

menggunakan mesin arus bolak-balik sebagai pembangkit listrik

utamanya. Keuntungan penggunaan masin jenis ini adalah

tegangannya dapat dengan mudah diubah dari tegangan tinggi ke

tegangan rendah atau sebaliknya dengan menggunakan

transformator. Disamping menentukan jenis tenaga yang dipakai

maka perlu juga ditentukan besarnya tegangan yang akan dipakai

agar generator ini dapat berfungsi dengan baik.

2. AKUMULATOR

Sebagai pembangkit tenaga listrik cadangan yang berfungsi

untuk mensuplai pesawat-pesawat pemakai beban darurat pada

saat terjadi gangguan di sistem pembangkit utama.

Setiap kapal layaknya harus dilengkapai dengan

Akumulator ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan jika seandanya pembangkit listrik utama terjadi

kemacetan.

C. PERSYARATAN UMUM INSTALASI PIPA DI KAPAL

Berdasarkan USSR Shipping Register semua sistem pipa

secara umum harus memenuhi syarat-syarat berikut :

Sistem pipa harus dilaksanakan sepraktis mungkin, dengan

minimum bengkokan dan sambungan las (brazing) sedapat

ELECTRIC INSTALATION PROJECT9

mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat dilepas atau

dipisahkan bila mana perlu.

Semua pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga

terhindar dari kerusakan mekanis dan harus ditutup atau

dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran.

Pada tempat-tempat dimana pipa-pipa menembus dinding kedap

air, pipa-pipa dari seluruh sistem di atas kapal harus

diletakkan pada dinding kedap itu dengan bantuan flens-flens

yang dilas atau dikeling

Semua lubang saluran masuk samping kapal harus ditutup

dengan sebuah saringan atau kisi-kisi untuk mencegah

masuknya kotoran yang akan menyumbat saluran-saluran dari

bottom valves.

Semua alat-alat pemutusan hubungan (disconnecting fitting)

harus dibuat sedemikian rupa sehingga orang dengan sepintas

lalu dapat melihat apakah tertutup atau terbuka.

Selain ketentuan umum diatas, Biro Klasifikasi pada

umumnya memberikan ketentuan ketentuan lain yang harus

dipenuhi sebagai berikut :

a. Sambungan-sambungan pipa berupa sambungan flens harus

digunakan untuk sambungan pipa yang dapat dilepas. Sambungan

ulir hanya dapat dipergunakan untuk diameter luar sampai

dengan 2 inchi.

b. Ekspansi dari sistem perpipaan yang disebabkan kenaikan suhu

atau perubahan bentuk lambung, harus diimbangi sedapat

mungkin dengan lengkungan-lengkungan pipa, pipa kompensator

ELECTRIC INSTALATION PROJECT10

ekspansi, sambungan-sambungan yang menggunakan penahan

packing dan cara yang sejenis.

c. Pipa yang melalui sekat-sekat, atau dinding-dinding, harus

dibuat secara kedap air atau kedap minyak. Lobang-lobang

baut untuk sekrup atau baut-baut pengikat tidak boleh

terletak pada dinding-dinding tangki.

d. Sistem pipa di sekitar papan penghubung, harus terletak

sedemikian rupa agar dapat menghindari kemungkinan kerusakan

pada instalasi listrik, apabila terjadi kebocoran pada pipa.

e. Pipa udara, duga, limpah maupun pipa yang berisikan zat cair

yang berlainan tidak boleh melalui tangki-tangki air minum,

air pengisi ketel dan minyak pelumas. Bilamana hal tersebut

tidak dapat dihindarkan, pengaturan penembusan pipa-pipa

tersebut pada tangki harus ditentukan bersama dengan pihak

klasifikasi. Semua pipa yang melalui ruang muat dan bak

rantai harus dilindungi terhadap benturan dan kerusakan

dengan pemasangan selubung.

f. Sistem pipa pengering dan ventilasi direncanakan sedemikian

rupa sehingga dapat mengkosongkan, mengalirkan dan memberi

ventilasi pada sistem tersebut. Sistem pipa, yangmana

cairannya dapat berkumpul dan mempengaruhi cara kerja mesin,

harus dilengkapi dengan alat pengering khusus, seperti pipa

uap dan pipa udara bertekanan.

g. Semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat

untuk mencegah pergeseran dan lenturan, jarak antara support

pipa ditentukan oleh diameter dan massa jenis media yang

mengalir. Jika sistem jaringan pipa dilalui oleh fluida yang

ELECTRIC INSTALATION PROJECT11

panas, maka penunjang pipa diusahakan sedemikian rupa

sehingga tidak menghalangi thermal expansion.

h. Kotak laut (sea chest) pada lambung kapal harus diatur pada

kedua sisi kapal dan dipasang serendah mungkin, dan

dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau pipa udara dengan

diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan paling

kecil 30 mm, yang dapat ditutup dengan katup dan dipasang

sampai diatas geladak sekat. Juga dilengkapi dengan saringan

air laut untuk mencegah masuknya kotoran yang akan menyumbat

saluran katup alas (bottom valve).

i. Pipa-pipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai

pelepas uap di sea chest dan membersihkan saringan kotak air

laut (grating). Pipa uap atau pipa udara bertekanan tersebut

harus dilengkapi dengan katup-katup yang melekat langsung

pada sea chest. Tekanan udara pembersih (blow off sea chest )

sebesar (2 – 3) kg/cm2.

j. Katup-katup lambung kapal harus mudah dicapai, katup-katup

pemasukan dan pengeluaran air laut harus mudah dilayani dari

pelat lantai. Kran-kran pada lambung kapal pengaturannya

harus sedemikian rupa, sehingga pemutarannya hanya dapat

dibuka, ketika kran-kran tersebut dalam keadaan tertutup.

Pada pemasangan hubungan-hubungan pipa dengan lambung dan

katup-katup, harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak

terjadi perembesan air.

k. Lubang saluran pembuangan sanitari tidak boleh dipasang di

atas garis muat kosong (empety load water line) di daerah tempat

perluncuran sekoci penolong atau harus ada alat pencegah

ELECTRIC INSTALATION PROJECT12

pembuangan air kedalam sekoci penolong. Lokasi lubang harus

diperhitungkan juga dalam pengaturan letak tangga kapal /

pandu.

l. Pipa pembuangan yang keluar dari ruangan dibawah geladak

lambung timbul dan dari bangunan atas dan rumah geladak yang

tertutup kedap cuaca, harus dilengkapi dengan katup searah

otomatis yang dapat dikunci dari tempat yang selalu mudah

dicapai di atas geladak lambung timbul. Alat penunjuk, bahwa

katup terbuka atau tertutup harus disediakan pada tempat

penguncian. Dalam sistem perpipaan, komponen pendukung

antara lain :

Sumber (source) yang berasal dari tangki.

Pompa sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan fluida.

Pengaturan aliran debit, arah, tekanan, temperatur,

viscositas dan lainnya dapat berupa : katup, fitting, heat

exchanger .

Pembuanagn (discharge) dapat langsung ke overboard, tangki,

tangki penampung dan lainnya.

Dalam pemasangan instalasinya, dipasang penyangga pipa

sangat diperlukan guna mencegah kerusakan yang diakibatkan

oleh :

Berat pipa.

Pemuaian akibat suhu dan tekanan.

Beban inersia akibat getaran dan gerak kapal.

Beban inersia akibat getaran dan gerakan pada instalasi

pipa.

1. Sistem Bilga

ELECTRIC INSTALATION PROJECT13

Susunan Pipa Bilga Secara Umum

Susunan pipa bilga secara umum harus ditentukan dengan

persyaratan dari BKI :

Pipa-pipa bilga dan penghisapannya harus ditentukan

sedemikian rupa sehingga kapal dapat dikeringkan sempurna

walaupun dalam keadaan miring/ kurang sempurna

(menguntungkan).

Pipa-pipa hisap harus diatur kedua sisi kapal pada ruangan-

ruangan kedua ujung masing-masing kapal cukup dilengkapi

dengan satu pipa hisap yang dapat mengeringkan ruangan-

ruangan tersebut.

Ruangan yang terletak dimuka sekat tubrukan dan di belakang

tabung poros propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem

pompa bilga umum harus dikeringkan dengan cara yang memadai.

Pipa Bilga yang melalui tangki-tangki

Pipa bilga yang melewati tanki-tanki pipa bilga tidak boleh

dipasang melalui tanki minyak lumas dan air minum.

Jika pipa bilga melalui tangki bahan bakar yang terletak

diatas alas ganda dan berakhir dalam ruangan yang sulit

dicapai selama pelayaran maka harus dilengkapi dengan katub

periksa atau check valve tambahan, tepat dimana pipa bilga

tersebut dalam tangki bahan bakar.

Pipa Expansi

Dari jenis yang telah disetujui harus digunakan untuk

menampung expansi panas dari sistem bilga. Expansi karet

tidak diijinkan untuk dipergunakan dalam kamar mesin dan

tangki-tangki.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT14

Pipa Hisap Bilga dan Saringan-saringan

Pipa hisap harus dipasng sedemikian rupa sehingga tidak

menyulitkan dalam membersihkan pipa hisap dan kotak

pengering pipa hisap dilengkapi dengan saringan yang tahan

karat.

Aliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan

pipa hisap tersebut terletak pada jarak yang cukup dari alas

dalam.

Katub dan Perlengkapan Pipa Bilga

Katub alih atau perlengkapan pada pipa bilga terletak pada

tempat yang mudah dicapai dalam ruangan dimana pompa bilga

ditempatkan.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT15

Gambar : Diagram Sistem Bilga

2. Sistem Ballast

Susunan Pipa Ballast Secara Umum

Pipa hisap dalam tanki-tanki ballast harus diatur sedemikian

rupa sehingga tangki-tangki tersebut dapat dikeringkan sewaktu

kapal dalam keadaan trim atau kapal dalam keadaan kurang

menguntungkan.

Pipa ballast yang melewati ruang muat.

Jika pipa ballast terpasang dari ruang pompa belakang ke

tangki air ballast didepan daerah tangki muatan melalui tangki

muatan maka tebal dinding pipa harus diperbesar lengkung pipa

untuk mengatasi pemuaian harus ada pada pipa ini.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT16

Gambar : Diagram Sistem Ballast

3. Sistem Bahan Bakar

Susunan Pipa Bahan Bakar Secara Umum

Pipa bahan bakar tidak boleh melalui tanki air tawar

maupun tanki minyak lumas, pipa bahan bakar tidak boleh

terletak disekitar komponen-komponen yang panas.

Pipa Pengisi dan Pengeluaran

Pengisian pipa bahan bakar cair harus disalurkan melalui

pipa yang diletakkan dari geladak terbuka/tempat-tempat

pengisian bahan bakar di bawah geladak. Disarankan pada

pengisian dari kedua sisi kapal. Penutupan pipa di atas

geladak harus dapat dilakukan pengaliran bahan bakar

menggunakan pipa pengisian.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT17

Gambar : Diagram Sistem Bahan Bakar

4. Sistem Pipa Air Tawar

Susunan pipa air tawar secara umum :

Pipa-pipa yang berisi air tawar tidak boleh melalui pipa-

pipa yang bukan berisi air tawar. Pipa udara dan pipa

limbah air tawar boleh dihubungkan dengan pipa lain dan

juga tidak boleh melewati tanki-tanki yang berisi air tawar

yang dapat diminum.

Ujung-ujung atas dari pipa udara harus dilindungi terhadap

kemungkinan masuknya serangga kapal ke dalam pipa tersebut,

pipa duga harus cukup tinggi dari geladak, dan terbuka

serta tidak boleh melalui tanki isinya bahan cair yang

digunakan untuk air minum. Pipa air tawar tidak boleh

dihubungkan pipa air lain yang bukan air minum.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT18

Gambar : Diagram sistem air tawar.Keterangan :1. Tangki persediaan 6. Pompa centrifugal 11. Heating coil2. Pipa pengisian 7. Tangki dinas 12. Pipaudara3. Pipa udara 8. Pipa pengisap 13. Ovenflow pipa4. Sounding pipa (pipa duga) 9. Pipa pembagi 14. Katup test5. Pompa tangan 10. Tempat penggunaan 15. Selang (Hose)

16. Pipa Utama

5. Sistem Saniter, Scupper, dan Sewage

Pipa Saniter dan Scupper

ELECTRIC INSTALATION PROJECT19

Berdiameter antara 50 ~ 10 mm. Direncanakan 3” (80 mm)

(SDK Hal.43) tebal direncanakan 4,2 mm.

Lubang Pembuangan Scupper dan Saniter

a) Lubang pembuangan dalam jumlah dan ukuran cukup untuk

mengeluarkan air laut harus di pasang geladak cuaca dan

pada geladak lambung timbul dalam bangunan atas dan rumah

geladak yang tidak tertutup kedap air harus disalurkan ke

luar.

b) Pipa pembuangan dari ruangan di bawah garis muat musim

panas, harus dihubungkan pipa bilga dan harus dilindungi

dengan baik.

c) Lubang pembuatan dan saniter tidak boleh dipasang di atas

garis muat kosong di daerah tempat peluncuran sekoci

penolong.

Sistem Sewage (Sistem Pembuangan Kotoran)

Diameter pipa sewage minimal 100 mm (SDK Hal. 45).

Direncanakan berdiameter = 4” tebal 4,5 mm.

6. Sistem Pipa Udara dan Pipa Duga

Susunan Pipa Udara Secara Umum

a) Semua tanki dan ruangan kosong dan lain-lain pada bagian

yang tertinggi harus dilengkapi dengan pipa udara yang

dalam keadaan dipanasi harus berakhir di geladak biasa.

b) Pipa-pipa udara dari tanki-tanki pengumpulan atau

penampungan minyak yang tidak dipanasi boleh terlihat di

geladak mesin.

c) Pipa-pipa udara harus dipasang sedemikian rupa sehingga

tidak terjadi pengumpulan cairan dalam pipa tersebut.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT20

d) Pipa udara dari tanki penyimpanan minyak lumas, boleh

berakhir pada kamar jika dinding tanki penyimpanan minyak

lumas tersebut merupakan bagian dari lambung kapal. Maka

pipa-pipa udaranya harus berakhir di selubung kamar mesin

di atas geladak lambung timbul.

e) Pipa udara dari tanki-tanki cofferdam dan ruangan yang

merupakan pipa hisap bilga harus dipasang dengan pipa udara

yang berakhir di rungan terbuka.

Pipa Duga

Diameter pipa duga minimal adalah 32 mm dan direncanakan 1

¼”, letak pipa duga secara umum menurut BKI 2006 adalah

sebagai berikut :

a) Tanki-tanki ruangan, cofferdam dan bilga dalam ruangan yang

tidak mudah dicapai setiap saat harus dilengkapi pipa duga,

sedapat mungkin pipa duga tersebut harus memanjang ke bawah

sampai mendekati alas.

b) Pipa duga yang ujungnya terletak di bawah garis lambung

timbul harus dilengkapi dengan katup otomatis. Pipa duga

seperti itu hanya diijinkan dalam ruangan yang dapat

diperiksa dengan temperatur.

c) Pipa duga harus dilengkapi dengan pelapis dibawahnya

bilamana pipa duga tersebut dihubungkan dengan kedudukan

samping atas pipa cabang di bawah pipa tersebut harus

dipertebal secukupnya.

d) Pipa duga tanki dilengkapi dengan lubang pengatur tekanan

yang dibuat sedikit mungkin di bawah geladak tanki.

Bahan Pipa Duga

ELECTRIC INSTALATION PROJECT21

a) Pipa baja harus dilindungi terhadap pengkaratan pada bagian

dalam dan lainnya.

7. Pipa Ekspansi

Pipa ekspansi dari jenis yang telah disetujui harus

dihubungkan untuk menampung ekspansi panas dan sistem bilga

konsperator ekspansi karet tidak diijinkan untuk dipergunakan

dalam kamar mesin dan tangki-tangki.

8. Pipa hisap bilga dan saringan-saringan

a) Pipa hisap harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak

memungkinkan pembersih pipa hisap dan katup pengering pipa

hisap dilengkapi dengan saringan yang tahan karat dan mudah

dilepas.

b) Aliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan

pipa hisap tersebut terletak pada jarak yang cukup dari

alas dalam.

9. Katup dan perlengkapan pipa bilga

a) Katup-katup dan perlengkapan dalam sistem bilga pada posisi

peralihan tidak boleh terjadi pada hubungan antara pipa-

pipa bilga dengan pipa ballast.

b) Katup-katup dan perlengkapan pada pipa bilga harus terletak

pada tempat-tempat yang dijangkau dalam ruangan-ruangan

dimana pompa bilga ditempatkan.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT22

BAB III

PERHITUNGAN DAYA

1) DATA KAPAL

Berdasarkan tugas prarancangan kapal, maka diperoleh data

kapal sebagai berikut :

Ukuran Utama Kapal

LBP = 94,45 m

LWL = 98,23 m

B = 16,68 m

T = 6,43 m

H = 8,14 m

Vs = 14,5 knot

DWT = 4900 ton

LWT = 2280,65 ton

Hdb kamar mesin = 1,5 × Hdb

= 1,5 × 1,10

= 1,65 m

Koefisien Bentuk Kapal

Cb = 0,66

Cm = 0,98

Cw = 0,79

Cpv = 0,67

ELECTRIC INSTALATION PROJECT23

Cph = 0,84

Kapasitas Tangki-Tangki

Pada laporan ini akan ditampilkan perhitungan kapasitas

tangki-tangki yang tidak dihitung pada tugas prarancangan.

Berikut penjabarannya.

Tangki Ballast

Berdasarkan buku “Sistim dan Perlengkapan Kapal (Ship Outfitting)” by

Soekarsono N.A halaman 173, berat tangki ballast dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

Wballast = (10 – 17 %) ×

Dimana :

= Displacement kapal yaitu 7180,65 ton

Sedangkan besarnya persentase displacement yang diambil

untuk perhitungan berat tangki ballast adalah 15 %.

Sehingga :

Wballast = 15 % ×

= 15 % × 7180,65 ton

= 1077,09 ton

Tangki Pembuangan Air Sisa (Sewage)

Volume tangki pembuangan air sisa dapat dihitung dengan

menggunakan rumus empiris berikut :

VSewage = (n × T × crew)/1000

Dimana :

n = Jumlah kotoran yang dikeluarkan, diperkirakan

sebanyak 5 liter/hari/orang

T = Lama pelayaran yaitu 7,16 hari

ELECTRIC INSTALATION PROJECT24

crew = Jumlah crew kapal yaitu 20 orang

Sehingga :

VSewage = (5 liter/hari/orang × 7,16 hari × orang)/1000

= 0,716 m3

Sehingga, apabila digabungkan dengan kapasitas tangki yang

telah dihitung pada tugas prarancangan, maka total tangki dan

kapasitas yang digunakan pada kapal rancangan dapat

diperlihatkan pada tabel berikut :

Jenis Tangki Berat Berat Jenis VolumeI II III II / III

Bahan Bakar 129,44 ton 0,98 ton/m3 132,08 m3

Minyak

Pelumas

10,13 ton 0,93 ton/m3 9,4209 m3

Diesel Oil 19,38 ton 0,90 ton/m3 21,53 m3

Air Tawar 65,64 ton 1,00 ton/m3 65,64 m3

Sanitary - - 1,5 m3

Ballast 1077,09 ton 1,025 ton/m3 1050,82 m3

Sewage - - 0,716 m3

2) PERHITUNGAN DAYA POMPA

A. SISTEM BALLAST

Pompa ballast digunakan untuk mengisi dan mengosongkan

air laut dari tangki-tangki ballast di kapal. Tangki-tangki

ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kapal agar tegak kembali

setelah mengalami kemiringan, atau untuk memperbaiki

ELECTRIC INSTALATION PROJECT25

stabilitas kapal pada saat kapal dalam posisi tidak full

loading.

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “ Marine Power Plant oleh P. Akimov Halaman 492”,

kapasitas pompa ballast dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

Q = Vb/t (m3/jam)

Dimana :

Vb = Volume tangki ballast yaitu 1050,82 m3

T = Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki

ballast yaitu 6 jam

Sehingga :

Q = Vb

t= 1050,82 m3 / 6 jam

= 175,14 m3/jam

= 2,92 m3/menit

= 0,049 m3/detik

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang

terletak antara 1,60 - 3,15 m3/menit, memiliki diameter 150 mm.

Karena kapasitas pompa rancangan (Q) bernilai 2,92 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 150 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT26

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa

ballast dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 150 mm

So = (150×16)20×80×1

= 1,50 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 1,50 mm + 3 + 0

= 4,50 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = ha + hp + hv + h1 (m)

Dimana :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT27

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi

keluar

= ht - hi

ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm di atas sarat kapal

= T + 0,3 m – hdb kamar mesin

= 6,43 m + 0,3 m - 1,65 m

= 5,08 m

hi = Tinggi pipa isap ( Hdb – 0,05 )

= 1,10 m – 0,05 m

= 1,05 m

Sehingga :

ha = 5,08 m – 1,05 m

= 4,03 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki

= hpi – hpt

hpi = Tekanan pada tangki isap

= 0 ( tangki berada dibawah pompa )

hpt = Tekanan pada tangki penampungan

= 0 ( Tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang

ke laut)

Sehingga :

hp = 0

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair

= V2

2gV = Kecepatan aliran fluida (m/s)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT28

= QAQ = Debit air (m/s)

= 0,049 m3/detik

A = Luas penampang pipa (m2)

= 14πD2

= ¼ × 3,14 × 0,152 m214×3,14×0,082

= 0,02 m2

V = (0,049 m/s) / (0,02 m2) 0,05m /s0,005024m2

= 2,45 m/s

g = 9,8 m/s2

Sehingga :

hv = V2

2g= (2,45 m/s)2 / (2 × 9,8 m/s2)

= 0,31 m

hl = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan

sepanjang pipa

= hl1 + hl2

hl1 = 10,666×Q1,85×L

C1,85×D4,85

Dimana :

Q = Debit aliran (m3/s)

= 0,049 m3/sekon

L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT29

= 45,8 m

C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku

“Pompa dan Kompressor”)

= 130 ( untuk pipa besi cor baru )

D = Diameter pipa (m)

= 0,15 m

Sehingga :

hl1 = 10,666×(0,049)1,85×45,8(130)1,85×(0,15)4,85

= 2,24 m

hl2 = K×(V2

2g)

Dimana :

V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)

= 2,45 m/s

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

= 9,8 m/s2

K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel

berikut :

Penyebab Jumlah Koefisien NilaiI II III II ×III

Gate Valve 7 10 70Katup Close Return

Blend

2 2,2 4,4

Saringan 2 1,97 3,94Sambungan Siku 5 0,75 3,75 Sambungan T 6 1,8 10,8

ELECTRIC INSTALATION PROJECT30

92,89

hl2 = 92,89×((2,45)2

2×9,8 )

= 28,16 m

Sehingga,

hl = hl1 + hl2

= 2,24 m + 28,16 m

= 30,40 m

Sehingga :

H = ha + hp + hv + h1

= 4,03 m + 0 m + 0,31 m + 30,40 m

= 34,74 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan daya pompa dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 175,14 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 34,74 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

ELECTRIC INSTALATION PROJECT31

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 175,14×34,74×10253600×75×0,98= 23,57 Hp

= 17,68 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 180 M SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 1435 mm

Tinggi = 390 mm

Diameter pompa = 470 mm

Diameter poros = 380 mm

Berat = 280 Kg

RPM = 1450 RPM

Input = 18,5 kW = 25 Hp

Menurut BKI Vol. III , Bab II tentang pipa-pipa, katup -

katup, peralatan-peralatan, dan pompa pompa , N 2 Hal. 159

dikatakan bahwa jumlah dan kapasitas dari pompa ballast harus

sesuai dengan daerah pelayarannya, minimal 2 buah pompa.

Sehingga, pompa yang direncanakan adalah :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

ELECTRIC INSTALATION PROJECT32

Total pompa = 2 buah

B. SISTEM PENDINGIN MESIN

Pompa ini digunakan untuk mensuplai air tawar yang

mendinginkan mesin induk kapal.

KAPASITAS POMPA

Kapasitas pompa sistem pendingin mesin dapat dihitung

dengan menggunakan rumus empiris berikut:

Q = V/t

Dimana :

V = Volume tangki air pendingin mesin yaitu 34,86 m3

t = Waktu yang diperlukan untuk mengisi tangki yaitu 1

jam

Sehingga :

Q = 34,86m3

1jam= 34,86 m3/jam

= 0,581 m3/menit

= 0,0097 m3/sekon

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang

terletak antara 0,40 – 0,80 m3/menit, memiliki diameter 80 mm.

Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,581 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 80 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT33

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa sistem

pendingin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 80 mm

So = (80×16)20×80×1

= 0,80 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,8 mm + 3 + 0

= 3,8 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = ha + hp + hv + h1 (m)

Dimana :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT34

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi

keluar

= ht - hi

ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm di atas sarat kapal

= T + 0,3 m – hdb kamar mesin

= 6,43 m + 0,3 m - 1,65 m

= 5,08 m

hi = Tinggi pipa isap ( Hdb – 0,05 )

= 1,10 m – 0,05 m

= 1,05 m

Sehingga :

ha = 5,08 m – 1,05 m

= 4,03 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki

= hpi – hpt

hpi = Tekanan pada tangki isap

= 0 ( tangki berada dibawah pompa )

hpt = Tekanan pada tangki penampungan

= 0 ( Tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang

ke laut)

Sehingga :

hp = 0

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair

= V2

2gV = Kecepatan aliran fluida (m/s)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT35

= QAQ = Debit air (m/s)

= 0,0097 m3/sekon

A = Luas penampang pipa (m2)

= 14πD2

= 14×3,14×0,082

= 0,005 m2

V = 0,0097m3/sekon

0,005m2

= 1,94 m/s

g = 9,8 m/s2

Sehingga :

hv = V2

2g

= (1,94)2

2×9,8= 0,19 m

hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh

gesekan sepanjang pipa

= hl1 + hl2

hl1 = 10,666×Q1,85×L

C1,85×D4,85

Dimana :

Q = Debit aliran (m3/s)

= 0,0097 m3/sekon

L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT36

= 20,00 m

C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku

“Pompa dan Kompressor”)

= 130 ( untuk pipa besi cor baru )

D = Diameter pipa (m)

= 0,08 m

Sehingga :

hl1 = 10,666×(0,0097)1,85×20,00(130)1,85×(0,08)4,85

= 1,05 m

hl2 = K×(V2

2g)

Dimana :

V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)

= 1,94 m/s

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

= 9,8 m/s2

K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel

berikut :

Penyebab Jumlah Koefisien NilaiI II III II ×III

Gate Valve 1 10 10Saringan 2 1,97 3,94Sambungan Siku 3 0,75 2,25Sambungan T 0 1,8 0

16,19

ELECTRIC INSTALATION PROJECT37

hl2 = 16,19×((1,94)2

2×9,8 )

= 3,08 m

Sehingga,

hl = hl1 + hl2

= 1,05 m + 3,08 m

= 4,13 m

Jadi :

H = ha + hp + hv + h1

= 4,03 m + 0 m + 0,19 m + 4,13 m

= 8,35 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 34,86 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 8,35 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT38

N = 34,86×8,35×10253600×75×0,98= 1,13 Hp

= 0,85 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = MA – 80 SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 365 mm

Tinggi = 182 mm

Diameter pompa = 154 mm

Diameter poros = 125 mm

Berat = 15 Kg

RPM = 3450 RPM

Input = 0,90 kW = 1,20 Hp

Jumlah pompa yang direncanakan :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

C. SISTEM BILGA

Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa

drainase yang berfungsi untuk mengeringkan ruang muat jika

pada saat melakukan pelayaran kapal pemasukan air laut dari

ELECTRIC INSTALATION PROJECT39

lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air dari pori-pori

plat.

Selain itu pompa ini juga berfungsi menguras zat-zat cair

yang tidak diperlukan dari sumur penampungan (Bilga Cpurse)

untuk dibuang kelaut setelah mengalami penyaringan dan

pemisahan limbah.

PERHITUNGAN DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “ BKI VOLUME III Section 11 N 2.3 “, diamater pipa

bilga dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

D = 30 √ (B+H)l + 35

Dimana :

l = Jarak antara cofferdam atau sekat kedap ruang

pompa dengan sekat kedap stern tube yaitu 20 m

B = Lebar kapal yaitu 16,68 m

H = Tinggi kapal yaitu 8,14 m

Sehingga :

D = 30 √ (16,68+8,14)20 + 35

D = 30 √496,4 + 35= (30 × 22,28) + 35

= 87,28 mm

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 Halaman 31 Tabel 6.1”, bahwa

diameter pipa standar tidak ada yang berdiameter 87,28 mm.

Sehingga diameter pipa bilga standar adalah :

D = 90 mm

TEBAL PIPA

ELECTRIC INSTALATION PROJECT40

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa bilga

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 90 mm

So = (90×16)20×80×1

= 0,90 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,90 mm + 3 + 0

= 3,90 mm. Diambil 4,00 mm

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “ Marine Power Plant “ oleh P. Akimov halaman

492, kapasitas pompa bilga dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

Q = (¾ × D)2 (m3/jam)

Dimana :

D = Diamater pipa dalam yaitu 9,00 cm

Sehingga :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT41

Q = (¾ × 9,00)2

= 45,56 m3/jam

= 1093,44 m3/hari

= 0,75 m3/menit

= 0,013 m3/sekon

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = ha + hp + hv + h1 (m)

Dimana :

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi

keluar

= ht - hi

ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm di atas sarat kapal

= T + 0,3 m – hdb kamar mesin

= 6,43 m + 0,3 m - 1,65 m

= 5,08 m

hi = Tinggi pipa isap ( Hdb – 0,05 )

= 1,10 m – 0,05 m

= 1,05 m

Sehingga :

ha = 5,08 m – 1,05 m

= 4,03 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki

= hpi – hpt

ELECTRIC INSTALATION PROJECT42

hpi = Tekanan pada tangki isap

= 0 ( tangki berada dibawah pompa )

hpt = Tekanan pada tangki penampungan

= 0 ( Tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang

ke laut)

Sehingga :

hp = 0

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair

= V2

2gV = Kecepatan aliran fluida (m/s)

= QAQ = Debit air (m/s)

= 0,013 m3/sekon

A = Luas penampang pipa (m2)

= 14πD2

= ¼ × 3,14 × (0,09)2 m214×3,14×0,082

= 0,0064 m2

V = (0,013 m3/sekon) / (0,0064 m2) 0,05m /s0,005024m2

= 2,03 m/s

g = 9,8 m/s2

Sehingga :

hv = V2

2g

ELECTRIC INSTALATION PROJECT43

= (2,03 m/s)2 / (2 × 9,8 m/s2)

= 0,21 m

hl = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan

sepanjang pipa

= hl1 + hl2

hl1 = 10,666×Q1,85×L

C1,85×D4,85

Dimana :

Q = Debit aliran (m3/s)

= 0,013 m3/sekon

L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)

= 25,00 m

C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku

“Pompa dan Kompressor”)

= 130 ( untuk pipa besi cor baru )

D = Diameter pipa (m)

= 0,09 m

Sehingga :

hl1 = 10,666×(0,013)1,85×25,00(130)1,85×(0,09)4,85

= 1,25 m

hl2 = K×(V2

2g)

Dimana :

V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)

= 2,03 m/s

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT44

= 9,8 m/s2

K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel

berikut :

Penyebab Jumlah Koefisien NilaiI II III II ×III

Gate Valve 5 10 50Katup Close Return

Blend

2 2,2 4,40

Saringan 2 1,97 3,94Sambungan Siku 4 0,75 3,00Sambungan T 3 1,8 5,40

66,74

hl2 = 66,74×((2,03)2

2×9,8 )

= 13,89 m

Sehingga,

hl = hl1 + hl2

= 1,25 m + 13,89 m

= 15,14 m

Sehingga :

H = ha + hp + hv + h1

= 4,03 m + 0 m + 0,21 m + 15,14 m

= 19,38 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

ELECTRIC INSTALATION PROJECT45

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 45,56 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 19,38 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 45,56×19,38×10253600×75×0,98= 3,42 Hp

= 2,57 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 100 L SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 960 mm

Tinggi = 327 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT46

Diameter pompa = 350 mm

Diameter poros = 270 mm

Berat = 100 Kg

RPM = 1450

Input = 3 kW = 4 Hp

Menurut BKI Vol. III , Bab II Pipa-pipa, katup - katup,

peralatan-peralatan, dan pompa pompa , M 3.6 Hal. 156

dikatakan bahwa pada umumnya kapal kapal barang harus

mempunyai 2 buah pompa bilga yang digerakkan oleh mesin dan

berdiri sendiri.

Sedangkan menurut tabel 2.3 "Buku Pompa dan kompressor oleh

Haruo Tahara dan Sularso" dijelaskan bahwa jumlah pompa terpasang

untuk mengisap dan menyalurkaan jika debit yang direncanakan

sampai 2800 m3/hari maka jumlah pompa keseluruhan 2 buah, 1

pompa utama dan 1 cadangan. Karena Q = 1093,44 m3/hari maka

pompa yang direncanakan :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

D. SISTEM AIR TAWAR HARIAN

Pompa ini digunakan untuk mensuplai air tawar dari tangki

utama ketangki harian air tawar.

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “Marine Power Plant” oleh P.Akomov halaman

492, kapasitas pompa air tawar harian dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT47

Q = V/t

Dimana :

V = Volume tangki air tawar harian yaitu :

= (Vtangki air tawar maksimum – Vair pendingin mesin) / Waktu pelayaran

= (65,64 m3 – 34,86 m3) / 7,16 hari

= 4,29 m3

t = Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki

yaitu 25 menit = 0,42 jam

Sehingga :

Q = 4,29m3

0,42jam= 10,21 m3/jam

= 0,17 m3/menit

= 0,0028 m3/sekon

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang

terletak antara 0,16 – 0,32 m3/menit, memiliki diameter 50 mm.

Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,17 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 50 mm

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa air

tawar harian dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

ELECTRIC INSTALATION PROJECT48

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 50 mm

So = (50×16)20×80×1

= 0,50 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,5 mm + 3 + 0

= 3,5 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = ha + hp + hv + h1 (m)

Dimana :

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi

keluar

= ht - hi

ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm di atas sarat kapal

ELECTRIC INSTALATION PROJECT49

= T + 0,3 m – hdb kamar mesin

= 6,43 m + 0,3 m - 1,65 m

= 5,08 m

hi = Tinggi pipa isap ( Hdb – 0,05 )

= 1,10 m – 0,05 m

= 1,05 m

Sehingga :

ha = 5,08 m – 1,05 m

= 4,03 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki

= hpi – hpt

hpi = Tekanan pada tangki isap

= 0 ( tangki berada dibawah pompa )

hpt = Tekanan pada tangki penampungan

= 0 ( Tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang

ke laut)

Sehingga :

hp = 0

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair

= V2

2gV = Kecepatan aliran fluida (m/s)

= QAQ = Debit air (m/s)

= 0,0028 m3/sekon

A = Luas penampang pipa (m2)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT50

= 14πD2

= 14×3,14×0,052

= 0,0019625 m2

V = 0,0028m3/sekon

0,0019625m2

= 1,43 m/s

g = 9,8 m/s2

Sehingga :

hv = V2

2g

= (1,43)2

2×9,8= 0,103 m

hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh

gesekan sepanjang pipa

= hl1 + hl2

hl1 = 10,666×Q1,85×L

C1,85×D4,85

Dimana :

Q = Debit aliran (m3/s)

= 0,0028 m3/sekon

L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)

= 12,00 m

C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku

“Pompa dan Kompressor”)

= 130 ( untuk pipa besi cor baru )

ELECTRIC INSTALATION PROJECT51

D = Diameter pipa (m)

= 0,05 m

Sehingga :

hl1 = 10,666×(0,0028)1,85×12,00(130)1,85×(0,05)4,85

= 0,61 m

hl2 = K×(V2

2g)

Dimana :

V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)

= 1,43 m/s

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

= 9,8 m/s2

K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel

berikut :

Penyebab Jumlah Koefisien NilaiI II III II ×III

Gate Valve 6 10 60Saringan 2 1,97 3,94Sambungan Siku 7 0,75 5,25Sambungan T 3 1,8 4,8

73,99

hl2 = 73,99×((1,43)2

2×9,8 )

= 7,64 m

Sehingga,

ELECTRIC INSTALATION PROJECT52

hl = hl1 + hl2

= 0,61 m + 7,64 m

= 8,25 m

Jadi :

H = ha + hp + hv + h1

= 4,03 m + 0 m + 0,103 m + 8,25 m

= 12,383 m

Tapi Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" halaman 62,

head total pompa biasanya berkisar antara (40 ~ 50) meter

untuk sistem hydrophore dan (30 ~ 40) meter untuk  comtinous

running system. Karena dalam perencanaan, desainer menggunakan

hydrophore, maka head total dari pompa yang digunakan adalah :

H = 50 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 10,21 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 50 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

ELECTRIC INSTALATION PROJECT53

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 10,21×50×10253600×75×0,98= 1,98 Hp

= 1,48 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 90 - L SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 720 mm

Tinggi = 265 mm

Diameter pompa = 350 mm

Diameter poros = 220 mm

Berat = 52 Kg

RPM = 1450

Input = 1,5 kW = 2,00 Hp

Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup,

peralatan –peralatan, dan pompa pompa , P.1. Hal. 163;

mengenai sistem air tawar tidak ditentukan jumlah pompa air

tawar yang harus digunakan. Jadi direncanakan pompa sebagai

berikut :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

ELECTRIC INSTALATION PROJECT54

Total pompa = 2 buah

E. SISTEM BAHAN BAKAR TANGKI HARIAN

Pompa ini digunakan untuk mensuplai bahan bakar dari

tangki utama ketangki harian bahan bakar.

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “Marine Power Plant” oleh P.Akomov halaman

492, kapasitas pompa bahan bakar harian dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut :

Q = V/t

Dimana :

V = Volume tangki bahan bakar yaitu :

= (Vtangki bahan bakar) / Waktu pelayaran

= (132,08 m3) / 7,16 hari

= 18,45 m3

t = Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki

yaitu 30 menit atau 0,5 jam

Sehingga :

Q = 18,45m3

0,5jam= 36,90 m3/jam

= 0,615 m3/menit

= 0,01025 m3/sekon

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapa sitas pompa (Q) yang

ELECTRIC INSTALATION PROJECT55

terletak antara 0,40 – 0,80 m3/menit, memiliki diameter 80 mm.

Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,615 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 80 mm

Untuk diamter pipa pengisian pada Bunker direncanakan 2

kali dari pipa service harian yaitu 80 × 2 = 160 mm.

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa bahan

bakar tangki harian dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 80 mm

So = (80×16)20×80×1

= 0,80 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,80 mm + 3 + 0

= 3,8 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT56

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = ha + hp + hv + h1 (m)

Dimana :

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi

keluar

= ht - hi

ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm di atas sarat kapal

= T + 0,3 m – hdb kamar mesin

= 6,43 m + 0,3 m - 1,65 m

= 5,08 m

hi = Tinggi pipa isap ( Hdb – 0,05 )

= 1,10 m – 0,05 m

= 1,05 m

Sehingga :

ha = 5,08 m – 1,05 m

= 4,03 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki

= hpi – hpt

hpi = Tekanan pada tangki isap

= 0 ( tangki berada dibawah pompa )

hpt = Tekanan pada tangki penampungan

= 0 ( Tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang

ke laut)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT57

Sehingga :

hp = 0

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair

= V2

2gV = Kecepatan aliran fluida (m/s)

= QAQ = Debit air (m/s)

= 0,01025 m3/sekon

A = Luas penampang pipa (m2)

= 14πD2

= 14×3,14×0,082

= 0,005 m2

V = 0,01025m3/sekon

0,005m2

= 2,05 m/s

g = 9,8 m/s2

Sehingga :

hv = V2

2g

= (2,05)2

2×9,8

= 0,21 m

hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh

gesekan sepanjang pipa

ELECTRIC INSTALATION PROJECT58

= hl1 + hl2

hl1 = 10,666×Q1,85×L

C1,85×D4,85

Dimana :

Q = Debit aliran (m3/s)

= 0,01025 m3/sekon

L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)

= 8,00 m

C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku

“Pompa dan Kompressor”)

= 130 ( untuk pipa besi cor baru )

D = Diameter pipa (m)

= 0,08 m

Sehingga :

hl1 = 10,666×(0,01025)1,85×8,00(130)1,85×(0,08)4,85

= 0,46 m

hl2 = K×(V2

2g)

Dimana :

V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)

= 2,05 m/s

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

= 9,8 m/s2

K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel

berikut :

Penyebab Jumlah Koefisien Nilai

ELECTRIC INSTALATION PROJECT59

I II III II ×IIIGate Valve 7 10 70Saringan 2 1,97 3,94Sambungan Siku 7 0,75 5,25Sambungan T 3 1,8 4,8

83,99

hl2 = 83,99×((2,04)2

2×9,8 )

= 17,65 m

Sehingga,

hl = hl1 + hl2

= 0,46 m + 17,65 m

= 18,11 m

Jadi :

H = ha + hp + hv + h1

= 4,03 m + 0 m + 0,21 m + 18,11 m

= 22,90 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT60

Q = Kapasitas pompa yaitu 36,90 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 22,90 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 36,90×22,90×10253600×75×0,98= 3,27 Hp

= 2,46 Kw

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 100 L SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 960 mm

Tinggi = 327 mm

Diameter pompa = 350 mm

Diameter poros = 270 mm

Berat = 100 Kg

RPM = 1450

Input = 3 kW = 4 Hp

Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup,

peralatan –peralatan, dan pompa pompa , P.1. Hal. 163;

ELECTRIC INSTALATION PROJECT61

mengenai sistem bahan bakar harian tidak ditentukan jumlah

pompa bahan bakar yang harus digunakan. Jadi direncanakan

pompa sebagai berikut :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

F. SISTEM BAHAN BAKAR TANGKI INDUK

Pompa ini digunakan untuk mensuplai bahan bakar dari

bunker menuju tangki induk bahan bakar.

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “Marine Power Plant” oleh P.Akomov halaman

492, kapasitas pompa bahan bakar tangki induk dapat dihitung

dengan menggunakan rumus berikut :

Q = V/t

Dimana :

V = Volume tangki bahan bakar yaitu 132,08 m3

t = Dengan pertimbangan untuk mendapatkan daya pompa

yang optimal, maka waktu yang diperlukan untuk

tangki adalah 1 jam

Sehingga :

Q = 132,08m3

1jam= 132,08 m3/jam

= 2,20 m3/menit

= 0,036 m3/sekon

ELECTRIC INSTALATION PROJECT62

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapa sitas pompa (Q) yang

terletak antara 1,60 – 3,15 m3/menit, memiliki diameter 150 mm.

Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 2,20 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 150 mm

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa bahan

bakar tangki induk dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 150 mm

So = (150×16)20×80×1

= 1,50 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 1,50 mm + 3 + 0

ELECTRIC INSTALATION PROJECT63

= 4,50 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = ha + hp + hv + h1 (m)

Dimana :

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi

keluar

= ht - hi

ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm di atas sarat kapal

= T + 0,3 m – hdb kamar mesin

= 6,43 m + 0,3 m - 1,65 m

= 5,08 m

hi = Tinggi pipa isap ( Hdb – 0,05 )

= 1,10 m – 0,05 m

= 1,05 m

Sehingga :

ha = 5,08 m – 1,05 m

= 4,03 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki

= hpi – hpt

hpi = Tekanan pada tangki isap

= 0 ( tangki berada dibawah pompa )

hpt = Tekanan pada tangki penampungan

ELECTRIC INSTALATION PROJECT64

= 0 ( Tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang

ke laut)

Sehingga :

hp = 0

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair

= V2

2gV = Kecepatan aliran fluida (m/s)

= QAQ = Debit air (m/s)

= 0,036 m3/sekon

A = Luas penampang pipa (m2)

= 14πD2

= 14×3,14×0,152

= 0,0176 m2

V = 0,036m3/sekon

0,0176m2

= 2,05 m/s

g = 9,8 m/s2

Sehingga :

hv = V2

2g

= (2,05)2

2×9,8

= 0,21 m

ELECTRIC INSTALATION PROJECT65

hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh

gesekan sepanjang pipa

= hl1 + hl2

hl1 = 10,666×Q1,85×L

C1,85×D4,85

Dimana :

Q = Debit aliran (m3/s)

= 0,036 m3/sekon

L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)

= 15,00 m

C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku

“Pompa dan Kompressor”)

= 130 ( untuk pipa besi cor baru )

D = Diameter pipa (m)

= 0,15 m

Sehingga :

hl1 = 10,666×(0,036)1,85×15,00(130)1,85×(0,15)4,85

= 0,42 m

hl2 = K×(V2

2g)

Dimana :

V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)

= 2,05 m/s

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

= 9,8 m/s2

ELECTRIC INSTALATION PROJECT66

K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel

berikut :

Penyebab Jumlah Koefisien NilaiI II III II ×III

Gate Valve 8 10 80Saringan 2 1,97 3,94Sambungan Siku 7 0,75 5,25Sambungan T 3 1,8 4,8

93,99

hl2 = 93,99×((2,05)2

2×9,8 )

= 19,95 m

Sehingga,

hl = hl1 + hl2

= 0,42 m + 19,95 m

= 20,37 m

Jadi :

H = ha + hp + hv + h1

= 4,03 m + 0 m + 0,21 m + 20,37 m

= 24,61 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT67

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 132,08 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 24,61 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 132,08×24,61×10253600×75×0,98= 12,59 Hp

= 9,44 Kw

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 160 – M SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 1155 mm

Tinggi = 360 mm

Diameter pompa = 390 mm

Diameter poros = 310 mm

Berat = 148 Kg

RPM = 1450

ELECTRIC INSTALATION PROJECT68

Input = 11 kW = 15 Hp

Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup,

peralatan –peralatan, dan pompa pompa , P.1. Hal. 163;

mengenai sistem bahan bakar induk tidak ditentukan jumlah

pompa bahan bakar induk yang harus digunakan. Jadi

direncanakan pompa sebagai berikut :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

G. SISTEM MINYAK PELUMAS HARIAN

Pompa ini berfungsi untuk memindahkan minyak pelumas dari

tangki induk ke tangki harian untuk dapat digunakan pada mesin

utama dan generator.

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “Marine Power Plant” oleh P.Akomov halaman

492, kapasitas pompa minyak pelumas harian dapat dihitung

dengan menggunakan rumus berikut :

Q = V/t

Dimana :

V = Volume tangki minyak pelumas harian yaitu :

= Vminyak lumas / Lama pelayaran terjauh

= 9,4209 m3 / 7,16 hari

= 1,32 m3

t = Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh tangki

yaitu 10 menit atau 0,166 jam

ELECTRIC INSTALATION PROJECT69

Sehingga :

Q = 1,32m3

0,166jam= 7,95 m3/jam

= 0,13 m3/menit

= 0,0022 m3/sekon

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang

terletak di bawah 0,20 m3/menit, memiliki diameter 40 mm.

Karena kapasitas pompa rancangan (Q) bernilai 0,13 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 40 mm

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa minyak

pelumas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 40 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT70

So = (40×16)20×80×1

= 0,40 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,40 mm + 3 + 0

= 3,4 mm. Diambil tebal pipa standar yaitu 3,5 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = ha + hp + hv + h1 (m)

Dimana :

ha = Perbedaan tinggi muka air antara sisi isap dan sisi

keluar

= ht - hi

ht = Tinggi pipa buang minimal 30 cm di atas sarat kapal

= T + 0,3 m – hdb

= 6,43 m + 0,3 m - 1,1 m

= 5,63 m

hi = Tinggi pipa isap ( Hdb – 0,05 )

= 1,10 m – 0,05 m

= 1,05 m

Sehingga :

ha = 5,63 m – 1,05 m

ELECTRIC INSTALATION PROJECT71

= 4,58 m

hp = Perbedaan tekanan antara kedua tangki

= hpi – hpt

hpi = Tekanan pada tangki isap

= 0 ( tangki berada dibawah pompa )

hpt = Tekanan pada tangki penampungan

= 0 ( Tangki tidak ada karena fluida langsung dibuang

ke laut)

Sehingga :

hp = 0

hv = Kehilangan akibat kecepatan zat cair

= V2

2gV = Kecepatan aliran fluida (m/s)

= QAQ = Debit air (m/s)

= 0,0022 m3/sekon

A = Luas penampang pipa (m2)

= 14πD2

= 14×3,14×0,042

= 0,001256 m2

V = 0,0022m3/sekon

0,001256m2

= 1,75 m/s

g = 9,8 m/s2

ELECTRIC INSTALATION PROJECT72

Sehingga :

hv = V2

2g

= (1,75)2

2×9,8= 0,16 m

hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh

gesekan sepanjang pipa

= hl1 + hl2

hl1 = 10,666×Q1,85×L

C1,85×D4,85

Dimana :

Q = Debit aliran (m3/s)

= 0,0022 m3/sekon

L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)

= 8,00 m

C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku

“Pompa dan Kompressor”)

= 130 ( untuk pipa besi cor baru )

D = Diameter pipa (m)

= 0,04 m

Sehingga :

hl1 = 10,666×(0,0022)1,85×8,00(130)1,85×(0,04)4,85

= 0,77 m

hl2 = K×(V2

2g)

Dimana :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT73

V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)

= 1,75 m/s

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

= 9,8 m/s2

K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel

berikut :

Penyebab Jumlah Koefisien NilaiI II III II ×III

Gate Valve 7 10 70Saringan 3 1,97 5,70Sambungan Siku 7 0,75 5,25Sambungan T 3 1,8 4,8

85,75

hl2 = 85,75×((1,75)2

2×9,8 )

= 13,26 m

Sehingga,

hl = hl1 + hl2

= 0,77 m + 13,26 m

= 14,03 m

Jadi :

H = ha + hp + hv + h1

= 4,58 m + 0 m + 0,16 m + 14,03 m

= 18,77 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

ELECTRIC INSTALATION PROJECT74

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 7,95 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 18,77 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 7,95×18,77×10253600×75×0,98= 0,60 Hp

= 0,45 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = MA – 80 SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 340 mm

Tinggi = 173 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT75

Diameter pompa = 135 mm

Diameter poros = 112 mm

Berat = 13 Kg

RPM = 2850

Input = 0,50 kW = 0,75 Hp

Jadi direncanakan pompa sebagai berikut :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

H. SISTEM SANITARI , SCUPPER, dan SEWAGE

Sistem sanitari dan scupper bertugas untuk mengalirakn

air dari geladak dan membuang air yang sudah terpakai di kamar

mandi, laundries, galley, store room, dan lain lain.

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “ Marine Power Plant “oleh P. Akimov halaman

492, kapasitas pompa sanitari dapat dihitung dengan

menggunakan langkah-langkah berikut :

Lama pelayaran = 7,16 hari. Namun direncanakan

setiap 3,58 hari pelayaran, isi tangki di buang ke laut.

Volume tangki = 1,5 m3 = 1,5 ton

Jumlah crew = 20 orang

Kotoran yang dihasilkan = 5lt/hari/orang

Lama pemompaan = 1 jam

Sehingga kapasitas pompa adalah :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT76

Q = Totalkotoranyangdihasilkan+VolumetangkiLamapemompaan

(m3/jam)

Q = (5<¿hari /orang×20orang×3,58hari1000 )+1,5m3

1jam

Q = 1,858 m3/jam

Q = 0,031 m3/menit

Q = 0,0005 m3/sekon

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang

terletak di bawah 0,20 m3/menit, memiliki diameter 40 mm.

Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,031 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 40 mm

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa

sanitari, sewage, dan sludge dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

ELECTRIC INSTALATION PROJECT77

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 40 mm

So = (40×16)20×80×1

= 0,40 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,40 mm + 3 + 0

= 3,40 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN (HEAD)

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

H = C2

2g+pr +z(m)

Dimana :

C = Kecepatan aliran zat air yaitu 2 m/s

g = Percepatan gravitasi 9,8 m/s2

p = Tekanan yang ditunjukkan pada barometer yaitu

25000 Kg/m3

r = Massa jenis air asin yaitu 1025 Kg/m3

z = Tinggi kedudukan pompa dari zat yang yang dipompa

yaitu 1,65 m = Hdb kamar mesin

Sehingga :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT78

H = C2

2g+pr +z

= 22

2×9,8+25001025

+1,65

= 26,245 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 1,858 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 26,245 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 0,0005×26,245×10253600×75×0,98= 0,19 Hp

= 0,14 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

ELECTRIC INSTALATION PROJECT79

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 71 – B SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 610 mm

Tinggi = 245 mm

Diameter pompa = 300 mm

Diameter poros = 230 mm

Berat = 37 Kg

RPM = 1450

Input = 0,37 kW = 0,50 Hp

Jadi, direncanakan pompa sebagai berikut :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

I. SISTEM PEMADAM

Pompa pemadam berfungsi untuk menyuplai air ke sistem

pemadam kebakaran. Kadang juga pompa ini digunakan sebagai

pompa cadangan untuk ballast atau sistem bilga. Tiap pompa

memenuhi syarat yang telah ditentukan, yang mana tiap pompa

tersebut dapat memberikan pancaran air sekurang-kurangnya 2

pancaran air yang kuat ke segala arah di atas kapal.

Untuk Pompa Pemadam Yang Diletakkan di Geladak Utama

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “ BKI Volume III Section 12-7 “, kapasitas pompa

pemadam pada dapat direncanakan sebesar :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT80

Q = 25 m3/jam

atau

Q = 0,42 m3/menit

Q = 0,0069 m3/sekon

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang

terletak antara 0,40 – 0,80 m3/menit, memiliki diameter 80 mm.

Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,42 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 80 mm

TEBAL PIPA

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa

pemadam dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 80 mm

So = (80×16)20×80×1

ELECTRIC INSTALATION PROJECT81

= 0,80 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,80 mm + 3 + 0

= 3,80 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN

Berdasarkan buku “ BKI Volume III Halaman 214 Bagian 4.3.6”

perhitungan kenaikan tekanan dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

H = c2

2g+pr +z

Dimana :

c = Kecepatan aliran zat cair yaitu 2 m/s

g = Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2

p = Tekanan maksimum pada barometer yaitu 25000 kg/m2

r = Massa jenis zat cair 1025 kg/m3

z = Tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa

= Hkapal yaitu 8,14 m

Sehingga :

H = (2)2

2×9,8+250001293

+8,14

= 32,734 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

ELECTRIC INSTALATION PROJECT82

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 25 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 32,734 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 25×32,734×10253600×75×0,98= 3,17 Hp

= 2,38 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 100 L SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 960 mm

Tinggi = 327 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT83

Diameter pompa = 350 mm

Diameter poros = 270 mm

Berat = 100 Kg

RPM = 1450

Input = 3 kW = 4 Hp

Jadi, direncanakan pompa sebagai berikut :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

Untuk Pompa Pemadam Yang Diletakkan di Double Bottom

KAPASITAS POMPA

Berdasarkan buku “ BKI Volume III Section 12-7 “, kapasitas pompa

pemadam pada dapat direncanakan sebesar :

Q = 25 m3/jam

atau

Q = 0,42 m3/menit

Q = 0,0069 m3/sekon

DIAMETER PIPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 23 Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang

terletak antara 0,40 – 0,80 m3/menit, memiliki diameter 80 mm.

Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,42 m3/menit,

maka diperoleh diameter pipa yaitu :

D = 80 mm

TEBAL PIPA

ELECTRIC INSTALATION PROJECT84

Berdasarkan buku “BKI 2006 Section 11 – C.2.1”, tebal pipa

pemadam dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

S = So + c + b

Dimana :

So = (D×Pc)

20×σperm×V

σperm = 80 N/mm (maksimum tegangan rencana yang diizinkan

untuk steel 1200

Pc = 16 bar

V = 1,00

D = 80 mm

So = (80×16)20×80×1

= 0,80 mm

c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3

b = 0

Sehingga :

S = 0,80 mm + 3 + 0

= 3,80 mm

PERHITUNGAN TINGGI KENAIKAN TEKANAN

Berdasarkan buku “ BKI Volume III Halaman 214 Bagian 4.3.6”

perhitungan kenaikan tekanan dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

H = c2

2g+pr +z

Dimana :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT85

c = Kecepatan aliran zat cair yaitu 2 m/s

g = Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2

p = Tekanan maksimum pada barometer yaitu 25000 kg/m2

r = Massa jenis zat cair 1025 kg/m3

z = Tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa

= Hdb kamar mesin yaitu 1,65 m

Sehingga :

H = (2)2

2×9,8+250001293

+6,15

= 26,245 m

PERHITUNGAN DAYA POMPA

Berdasarkan buku “Pompa dan Kompresor” by Prof. Dr. Haruo

Tahara halaman 27, perhitungan tinggi kenaikan tekanan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η (Hp)

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 25 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 26,245 m

γ = Massa jenis air laut (kg/m3)

= 1025 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk

pompa baru )

ELECTRIC INSTALATION PROJECT86

Sehingga :

N = 25×26,245×10253600×75×0,98= 2,54 Hp

= 1,90 kW

POMPA YANG DIGUNAKAN

Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi

berikut :

Tipe = 100 L SERIES

Dimensi Pompa :

Panjang = 760 mm

Tinggi = 265 mm

Diameter pompa = 350 mm

Diameter poros = 270 mm

Berat = 57 Kg

RPM = 1450

Input = 2,2 kW = 3 Hp

Jadi, direncanakan pompa sebagai berikut :

Pompa utama = 1 buah

Pompa cadangan = 1 buah

Total pompa = 2 buah

3) PERHITUNGAN ALAT-ALAT OPERASI

A. KOMPRESOR

Kompresor udara utama digunakan untuk mensuplai udara ke

botol angin utama dimana udara yang bertekanan tinggi dalam

ELECTRIC INSTALATION PROJECT87

botol angin tersebut akan digunakan untuk starting mesin utama

dan mesin bantu.

VOLUME BOTOL ANGIN

Berdasarkan “ BKI Volume III Halaman 2-14, Bagian 4.3.6”, volume

botol angin dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

VBA = a

(D+H)+ √H

(p−q )(z.b.c.d) (m3)

Dimana :

D = Diameter silinder (bore) mesin utama yaitu 540 mm

H = Langkah torak (stroke) mesin utama yaitu 850 mm

z = Jumlah silinder mesin utama 6

p = Tekanan pada botol angin yaitu 25 kg/cm3

q = Tekanan minimum untuk langkah torak yaitu 9 kg/cm3

a = 3500 × √D + 2500= 3500 × √540 + 2500= 83832,65 mm

b = 0,3 (untuk mesin 4 tak)

c = 1 (untuk mesin tunggal)

d = 1 (untuk ≤ 25 kg/m3)

Sehingga :

VBA = 83832,65(540+850)

+ √850(25−9 )

(6×0,3×1×1)

= 63,591 liter

= 0,064 m3

KAPASITAS KOMPRESOR

Berdasarkan buku “ BKI Volume III Halaman 214 Bagian 4.3.6”

kapasitas kompresor dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT88

Q = 1,7 × VBA × (p-q)

Dimana :

VBA = 0,064 m3

p = Tekanan pada botol angin yaitu 25 kg/cm3

q = Tekanan minimum untuk langkah torak yaitu 9 kg/cm3

Sehingga :

Q = 1,7 × 0,064 m3 × (25 kg/cm3 - 9 kg/cm3)

= 1,73 m3/jam

PERHITUNGAN KENAIKAN TEKANAN (Head)

Berdasarkan buku “ BKI Volume III Halaman 214 Bagian 4.3.6”

perhitungan kenaikan tekanan dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

H = c2

2g+pr +z

Dimana :

c = Kecepatan aliran gas yaitu 5 m/s

g = Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2

p = Tekanan maksimum pada barometer yaitu 25000 kg/m2

r = Massa jenis udara 1293 kg/m3

z = Tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa

= Hdb yaitu 1,1 m

Sehingga :

H = (5)2

2×9,8+25001293

+1,1

= 21,71 m

ELECTRIC INSTALATION PROJECT89

PERHITUNGAN DAYA KOMPRESOR

Berdasarkan buku “ Marine Power Plant” oleh P.Akimov halaman

495, perhitungan daya kompresor dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

N = Q×H×γ3600×75×η

Dimana :

Q = Kapasitas pompa yaitu 1,73 m3/jam

H = Tinggi kenaikan tekanan (m)

= 21,71 m

γ = Massa jenis udara (kg/m3)

= 1293 kg/m3

η = Efisiensi pompa

= 0,98 ( untuk pompa baru )

Sehingga :

N = 1,73×21,71×12933600×75×0,98= 0,184 Hp

= 0,138 Kw

B. BLOWER

Berdasarkan untuk mempertahankan suhu kamar mesin agar

tetap dalam keadaan stabil.

PERHITUNGAN DAYA BLOWER

Berdasarkan buku “ BKI Volume III Halaman 214 Bagian 2 - 4”

kapasitas blower dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

N = Kekuatan Pompa × VKM (m3/jam)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT90

Dimana :

VKM = Volume kamar mesin yaitu :

= Panjang kamar mesin × Bkapal × (Hkapal – Hdb)

= 11,922 m × 16,68 m × (8,14 m – 1,1 m)

= 1399,97 m3

Kekuatan pompa yaitu 3,8 Hp/100 m3

Sehingga :

N = 1399,97 × 3,8 Hp/100 m3

= 53,20 Hp

= 39,90 kW

C. MESIN KEMUDI

Fungsi kemudi adalah untuk menentukan dan mengatur arah

haluan kapal sesuai gerak kapal yang diinginkan.

DAYA POMPA

Berdasarkan buku “ BKI Volume II Section 14-2 “, daya tenaga

penggerak mesin kemudi dapat dihitung dengan menggunakan rumus

:

N = (Mke×Nk)21620

Dimana :

Nk = Besar sudut yang ditempuh setiap menit yaitu 70o

Mke = Momen pada tongkat kemudi yaitu 6×Dt3

1000

Dt = Diameter tongkat kemudi

= 4,2 × √Qr

Kr

ELECTRIC INSTALATION PROJECT91

CR = X1 × X2 × X3 × 132 × A × Vo2 × Xt

C = Lebar rata-rata daun kemudi yaitu 1,6 m

A = T/3 × 2 × C

= 6,43/3 × 2 × 1,6

= 6,85 m2

X1 = a+23

a = b2

Ab = Tinggi rata-rata daun kemudi yaitu 2/3 × T

= 4,287 m

a = (4,287)2

6,85

= 2,68

X1 = 2,68+23

= 1,56

X2 = Koefisien kemudi, untuk kemudi yang berbentuk

pelat yaitu 0,9

X3 = Koefisien kemudiyang tergantung pada letak daun

kemudi yaitu 1,150

Xt = Koefisien kecepatan yaitu 1

Vo = kecepatan kapal yaitu 14,5 knot

Sehingga :

CR = (1,56 × 0,9 × 1,150 × 132 × 6,85 × (14,5)2 × 1)/10

= 30728,209 N

QR = CR × t

t = C × (a-Kb)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT92

= 1,6 × (0,55 – 0,08)

= 0,752 m

Sehingga :

QR = 30728,209 N × 0,752 m

= 23107,613 Nm

Kr = (Reh/235)0,75. Untuk Reh > 235 N/mm2 = 250

= (250/235)0,75

= 1,048

Sehingga :

Dt = 4,2 × √23107,6131,048

= 62,381 mm

= 0,062 m

Mke = 6׿¿¿

= 6׿¿

= 1456,467 Nm

Jadi,

N = (1456,467×70o)21620

= 4,716 Hp

= 3,516 Kw

D. WINDLASS JANGKAR

Mesin jangkar berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan

jangkar pada saat kapal berlabuh dilaut lepas atau sandar di

pelabuhan.

KEBUTUHAN JANGKAR

ELECTRIC INSTALATION PROJECT93

Dalam buku “BKI VOLUME II 1989” tentang perhitungan

perencanaan jangkar, maka kebutuhan jangkar pada kapal

rancangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Z = D2/3 + 2.H.B + A/10

Dimana :

D = Displacement kapal yaitu 7180,65 ton

= ( 7180,65 )2/3

= 372,20 ton

H = fb + hi

Fb = Tinggi lambung timbul yaitu 1,71 m

hi = Jumlah tinggi dalam meter, pada garis tengah dari

setiap tingkat rumah geladak yang mempunyai lebar

lebih B/4

= 5 × 2,2 m

= 11,00 m

H = 1,71 m + 11,00 m

= 12,710 m

B = Lebar kapal yaitu 16,68 m

A = Luas dalam m2 pandangan samping lambung timbul,

bangunan atas, dan rumah geladak yaitu 202,28 m2

Sehingga :

Z = D2/3 + 2.H.B + A/10

= 372,20 + (2 × 12,710 × 16,68) + 202,28/10

= 816,43

Menurut Tabel 2a BKI Volume II halaman 191, berdasarkan

nilai Z maka diperoleh kebutuhan jangkar sebagai berikut :

Jumlah Jangkar 3 buah

ELECTRIC INSTALATION PROJECT94

Berat 1 Jangkar 2460 KgDiameter 1 (d1) 50 mmDiameter 2 (d2) 44 mmDiameter 3 (d3) 40 mmPanjang rantai sekang untuk

jangkar haluan (l)

467,5 m

Panjang tali tarik 190 mPanjang tali tambat 170 mJumlah tali tambat 4 buahBerat rantai 0,25 × l ×

(d2)2

= 0,226 ton

PERHITUNGAN DAYA MOTOR UNTUK JANGKAR 1

Berdasarkan buku “ Alat dan Perlengkapan Kapal ”, oleh Sukarsono

N.A. halaman 63, bahwa daya motor pompa untuk jangkar 1 harus

disesuaikan dengan tabel electric windlass yaitu :

Diameter rantai = 50 mm

Gaya tarik = 12375 kg

Kecepatan motor = 7,3 m/menit

Daya motor = 40 Hp

= 30 kW

PERHITUNGAN DAYA MOTOR UNTUK JANGKAR 2

Berdasarkan buku “ Alat dan Perlengkapan Kapal ”, oleh Sukarsono

N.A. halaman 63, bahwa daya motor pompa untuk jangkar 2 harus

disesuaikan dengan tabel electric windlass yaitu :

Diameter rantai = 44 mm

ELECTRIC INSTALATION PROJECT95

Gaya tarik = 9525 kg

Kecepatan motor = 7,5 m/menit

Daya motor = 30 Hp

= 22,5 kW

PERHITUNGAN DAYA MOTOR UNTUK JANGKAR 3

Berdasarkan buku “ Alat dan Perlengkapan Kapal ”, oleh Sukarsono

N.A. halaman 63, bahwa daya motor pompa untuk jangkar 3 harus

disesuaikan dengan tabel electric windlass yaitu :

Diameter rantai = 40 mm

Gaya tarik = 7125 kg

Kecepatan motor = 10,4 m/menit

Daya motor = 30 Hp

= 22,5 kW

E. WINDLASS SEKOCI

Mesin ini berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan sekoci

pada saat kapal akan digunakan atau terjadi kecelakaan.

PERHITUNGAN DAYA SEKOCI

Berdasarkan buku “ Sistem dan Perlengkapan Kapal ”, oleh

Sukarsono N.A. halaman 75, bahwa daya windlass sekoci dapat

menggunakan rumus berikut :

N = W×H60×75×η

Dimana :

W = berat sekoci + berat perlengkapan + berat crew (kg)

Berat sekoci dan perlengkapannya yaitu 2960 kg ( menurut

buku “ Sistem dan Perlengkapan Kapal ”, oleh Sukarsono N.A.)

ELECTRIC INSTALATION PROJECT96

Untuk kapasitas muat yaitu 20 orang

Berat rata-rata crew yaitu 75 kg

Sehingga :

W = 2960 Kg + (20 × 75 kg)

= 4460 kg

H = Tinggi sekoci yaitu 1,5 m

η = Efisiensi motor yaitu 0,98 ( untuk motor baru )

Jadi ,

N = 4460×1,560×75×0,98

= 1,52 Hp

= 1,14 kW

F. WINDLASS TANGGA

Mesin ini berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tangga

pada saat akan digunakan atau sandar di pelabuhan. Tangga yang

dimaksud adalah tangga akomodasi yang terletak di lambung kiri

dan kanan kapal.

PERHITUNGAN DAYA MOTOR TANGGA PENDARAT

Berdasarkan buku “ Sistem dan Perlengkapan Kapal ”, oleh

Sukarsono N.A. halaman 75, bahwa daya windlass tangga dapat

menggunakan rumus berikut :

N = W×H60×75×η

Dimana :

W = Berat tangga yaitu 1600 Kg

H = Tinggi tangga akomodasi yaitu 9 m

η = Efisiensi motor yaitu 0,98 ( untuk motor baru )

ELECTRIC INSTALATION PROJECT97

Jadi ,

N = 1600×9,060×75×0,98

= 3,27 Hp

= 2,45 kW

G. AIR CONDITIONER (AC)

AC berfungsi untuk mendinginkan ruangan agar para crew

dapat merasa lebih nyaman.

VOLUME RUANGAN

MAIN DECK

No ItemJumla

h

Dimensi Volum

e

(m3)P L T

1Kamar Serang dan Juru

Mudi 11 4,20 4,32 2,2 39,92

2 Ruang Santai ABK 1 2,85 3,46 2,2 21,693 Kamar Juru Minyak 1 dan 2 1 4,20 4,32 2,2 39,92

4Kamar Juru Masak Dan Juru

Mudi 21 4,20 4,15 2,2 38,35

5 Kamar Mandor Mesin 1 3,20 3,86 2,2 27,176 Gudang Perlengkapan 1 2,10 3,95 2,2 18,257 Toilet 1 2,80 3,58 2,2 22,058 Gudang Perbekalan 1 4,60 1.83 2,2 18,529 Dapur 1 4,60 3,42 2,2 34,6110 Ruang Makan 1 4,60 6,40 2,2 64,77

Jumlah 325,2

ELECTRIC INSTALATION PROJECT98

5

POOP DECK

No ItemJumla

h

Dimensi Volum

e

(m3)P L T

1 Kamar Mualim 1 1 4,00 5,05 2,2 44,442 Kamar Masinis 1 1 4,00 5,05 2,2 44,443 Toilet 1 2,40 3,21 2,2 16,954 Mushollah 1 3,15 3,23 2,2 22,38

5Kamar Mualim 2 Dan

Operator Radio1 4,38 4,32 2,2 41,63

6 Kamar Masinis 2 1 4,06 4,32 2,2 38,59

Jumlah173,4

3

BOAT DECK

No ItemJumla

h

Dimensi Volum

e

(m3)P L T

1 Kamar KKM 1 5,00 5,05 2,2 55,552 Kamar Kapten 1 5,00 5,05 2,2 55,553 Ruang Rapat ABK 1 4,31 4,50 2,2 42,674 Kantor Kapten 1 3,47 3,48 2,2 26,575 Kantor Kepala Kamar Mesin 1 3,65 2,54 2,2 20,40

Jumlah 200,7

ELECTRIC INSTALATION PROJECT99

4

NAVIGATION DECK

No ItemJumla

h

Dimensi Volum

e

(m3)P L T

1 Ruang Kemudi 1 3,20 8,24 2,2 58,002 Ruang Peta 1 2,80 3,62 2,2 22,303 Ruang Radio 1 3,20 3,91 2,2 27,53

Jumlah107,8

3

No Item Volume1 MAIN DECK 325,25 m3

2 POOP DECK 173,43 m3

3 BOAT DECK 200,74 m3

4 NAVIGATION DECK 107,83 m3

JUMLAH 807,25 m3

PERHITUNGAN DAYA MOTOR

Berdasarkan buku “ Sistem dan Perlengkapan Kapal ”, oleh

Sukarsono N.A. halaman 75, bahwa daya motor untuk air

conditioner dapat menggunakan rumus berikut :

N = 3,8×V100

Dimana :

V = Volume ruangan yaitu 807,25 m3

ELECTRIC INSTALATION PROJECT100

Jadi ,

N = 3,8×807,25100

= 30,67 Hp

= 23,00 kW

H. LAMPU PENERANGAN

PENERANGAN DALAM

( “Merchant Ship Design Hand Book Volume V)

MAIN DECK

No ItemJumla

h

Dimensi

(m) W/m2

Kebutuh

an Daya

(Watt)P L1 Kamar Serang dan Juru

Mudi 1

14,20

4,3

2

30 544,32

2Ruang Santai ABK

12,85

3,4

6

30 295,83

3Kamar Juru Minyak 1 dan 2

14,20

4,3

2

30 544,32

4 Kamar Juru Masak Dan Juru

Mudi 2

14,20

4,1

5

30 522,90

5Kamar Mandor Mesin

13,20

3,8

6

30 370,56

6Gudang Perlengkapan

12,10

3,9

5

30 248,85

7Toilet

12,80

3,5

8

30 300,72

ELECTRIC INSTALATION PROJECT101

8Gudang Perbekalan

14,60

1.8

3

30 252,54

9Dapur

14,60

3,4

2

30 471,96

10Ruang Makan

14,60

6,4

0

30 883,20

Jumlah 4435,20

NAVIGATION DECK

No ItemJuml

ah

Dimensi

(m) W/m2

Kebutuh

an Daya

(Watt)P L

1 Kamar Mualim 1 1 4,005,0

5

30 606,00

2 Kamar Masinis 1 1 4,005,0

5

30 606,00

3 Toilet 1 2,403,2

1

30 231,12

4 Mushollah 1 3,153,2

3

30 305,24

5Kamar Mualim 2 Dan

Operator Radio1 4,38

4,3

2

30 567,65

6 Kamar Masinis 2 1 4,064,3

2

30 526,18

Jumlah 2842,19

BOAT DECK

ELECTRIC INSTALATION PROJECT102

No ItemJumla

h

Dimensi

(m) W/m2

Kebutuh

an Daya

(Watt)P L1

Kamar KKM1

5,005,0

5

30 757,50

2Kamar Kapten

15,00

5,0

5

30 757,50

3Ruang Rapat ABK

14,31

4,5

0

30 581,85

4Kantor Kapten

13,47

3,4

8

30 362,29

5Kantor Kepala Kamar Mesin

13,65

2,5

4

30 278,13

Jumlah 2737,27

NAVIGATION DECK

No ItemJumla

h

Dimensi

(m) W/m2

Kebutuh

an Daya

(Watt)P L1

Ruang Kemudi1

3,208,2

4

30 791,04

2Ruang Peta

12,80

3,6

2

30 304,08

3Ruang Radio

13,20

3,9

1

30 375,36

Jumlah 1470,48

ELECTRIC INSTALATION PROJECT103

LAIN-LAIN

No ItemJumla

h

Dimensi

(m) W/m2

Kebutuh

an Daya

(Wat)P L1

Ruang Mesin1 12,6

0

12,

55

30 4743,90

2 Lampu Jalan Tiap Deck 60 - - 40 2400,00Jumlah 7143,90

TOTAL PENERANGAN DALAMNo Item Kebutuhan Daya (Watt)1 MAIN DECK 4435,202 POOP DECK 2842,193 BOAT DECK 2737,274 NAVIGATION DECK 1470,485 LAIN-LAIN 7143,90

Jumlah 18629,04

PENERANGAN LUAR

No Item Kebutuhan Daya (Watt)1 Gang Luar Navigasi 1202 Tempat Peluncuran Sekoci 10003 Lubang Palka 12004 Gang Luar Poop Deck 1000

Jumlah 3320

ELECTRIC INSTALATION PROJECT104

PENERANGAN LAMPU NAVIGASI

( “Merchant Ship Design Hand Book Volume V)

No ItemDaya

(Watt)Jumlah

Daya Total

(Watt)1 Lampu Utama (Head Mast

Light)

500 1 500

2 Lampu Samping

a. Starboard Side

b. Port Side

50

50

1

1

50

503 Lampu Morse 100 1 1004 Lampu Jangkar

a. Bow Anchor Light

b. Stern Anchor Light

40

40

2

1

80

405 Lampu Buritan 75 1 756 Lampu Bongkar Muat 500 1 5007 Lampu Pelayaran 40 1 408 Lampu Sekoci 75 2 1509 Lampu Sorot 1000 1 1000

Jumlah 2585

TOTAL DAYA UNTUK PENERANGAN

= total penerangan dalam + total penerangan luar + total

penerangan lampu navigasi

= 18629,04 + 3320 + 2585

= 5985 Watt

= 5,985 kW

ELECTRIC INSTALATION PROJECT105

I. ALAT ELEKTRIK LAINNYA

PERLENGKAPAN DAPUR

( “Merchant Ship Design Hand Book Volume VI” )

No Item Daya (KW)1 Electric Cooking Range 252 Electric Rice Boiler 83 Electric Water Boiler 24 Electric Universal

Cooking Machine

0,75

5 Electric Coffe Burn 0,16 Electric Fryer 57 Refrigerator 2,58 Baking Oven 109 Hot Plate 410 Soup Boiler 911 Rice Washer 0,412 Lemari Es 413 Lain-Lain 15

Jumlah 85,75

PERLENGKAPAN CUCI

( “Merchant Ship Design Hand Book Volume VI” )

No Item Daya (KW)1 Mesin Cuci Piring 0,502 Laundry ( 2 × 800 Watt ) 1,60

Jumlah 2,10

ELECTRIC INSTALATION PROJECT106

PERLENGKAPAN NAVIGASI DAN KOMUNIKASI

( “Merchant Ship Design Hand Book Volume VI” )

No Item Daya (KW)1 Marine Radar 0,502 Echo Sounder 0,303 RDF (Radio Direction

Finder)

0,30

4 Navigasi Satelit (GPS) 1,005 Telegraf 0,086 Jaringan Telepon PABX 0,087 Radio SSB 0,308 VHF Multi Chanel 0,50

Jumlah 3,06

TOTAL DAYA ALAT ELEKTRIK

= total penerangan dapur + total penerangan cuci + total

penerangan navigasi

= 85,75 + 2,10 + 3,06

= 90,91 kW

J. ALAT ANGKAT

Berdasarkan buku “Marine Power Plan and Auxilarry Power” by

P.Akimov, tegangan tarik pada alat angkat adalah :

PG = P + Q

Dimana :

ELECTRIC INSTALATION PROJECT107

P = Beban angkat

Q = Tambahan Beban Akibat Tegangan Kritis

P + Q = 24 Kg

Sehingga untuk 1 kali angkat :

SWL = 20 ton atau 20.000 Kg

PQ = ( 20.000 Kg + 24 Kg ) / 0,9

= 22.248,889 Kg

Jadi daya yang diperlukan :

N = ( PQ × V ) / 75

Dimana :

V = 0,75 m/s

Jadi,

N = ( 22.248,889 × 0,75 ) / 75

= 222,488 HP

= 163,529 kW

Karena memakai 2 winch, maka daya keseluruhannya adalah :

N = 2 × 163,529 kW

= 327,058 kW

4) TABEL ELECTRIC BALANCE

NO NAMA KOMPONEN

Kapasitas LOAD FACTOR (%) DAN BEBAS (Kw)BERLAYAR

DayaJumlah

Work SIANG MALAM

Kw Set Set CL IL % CL IL %A. Pompa-Pompa1 Pompa Ballast 18,5 2 1 0 0 0 0 0 0

2 Pompa Pendingin Mesin 0,9 2 1 0,9 0100 0,9 0 100

3 Pompa Bilga 3 2 1 00,75 25 0

0,75 25

ELECTRIC INSTALATION PROJECT108

4 Pompa Air Tawar Harian 1,5 2 1 00,225 15 0

0,225 15

5Pompa Bahan Bakar TangkiHarian 3 2 1 3 0

100 3 0 100

6Pompa Bahan Bakar TangkiInduk 11 2 1 0

4,95 45 0

4,95 45

7 Pompa Minyak Pelumas 0,5 2 1 0 0 0 0 0 0

8Pompa Sanitai, Sewage dan Sludge 0,37 2 1 0

0,111 30 0

0,111 30

9 Pompa Pemadam 5,5 4 2 0 0 0 0 0 0B. Alat-Alat Operasi

1 Kompressor0,138 1 1

0,138 0

100

0,138 0 100

2 Blower 39,9 1 139,9 0

100

39,9 0 100

3 Mesin Kemudi3,516 1 1

3,516 0

100

3,516 0 100

4 Windlass Jangkar 1 30 1 1 0 0 0 0 0 05 Windlass Jangkar 2 22,5 1 1 0 0 0 0 0 06 Windlass Jangkar 3 22,5 1 1 0 0 0 0 0 07 Windlass Sekoci 1,14 2 1 0 0 0 0 0 08 Windlass Tangga 2,45 1 1 0 0 0 0 0 0

9 Air Conditioner 23 1 1 23 0100

11,5 0 50

10 Alat Penerangan Dalam18,63 1 1 0

10,25 55

18,63 0 100

11 Alat Penerangan Luar 3,32 1 1 00,664 20

3,32 0 100

12 Peralatan Lampu Navigasi2,585 1 1 0 0 0

2,585 0 100

13 Peralatan Dapur85,75 1 1 0

30,01 35 0

30,01 35

14Peralatan Cuci dan Loundry 2,1 1 1 0

1,05 50 0 0 0

15Peralatan Navigasi dan Komunikasi 3,06 1 1

3,06 0

100

3,06 0 100

16 Alat Angkat327,1 2 0 0 0 0 0 0 0

73,51

48,01

86,55

36,05

NO NAMA KOMPONEN

Kapasitas LOAD FACTOR (%) DAN BEBAS (Kw)BERLABUH

DayaJumlah

Work SIANG MALAM

Kw Set Set CL IL % CL IL %A. Pompa-Pompa1 Pompa Ballast 18,5 2 1 0 0 0 0 0 0

ELECTRIC INSTALATION PROJECT109

2 Pompa Pendingin Mesin 0,9 2 1 0 0 0 0 0 03 Pompa Bilga 3 2 1 0 1,5 50 0 0 0

4 Pompa Air Tawar Harian 1,5 2 1 00,15 10 0

0,15 10

5Pompa Bahan Bakar TangkiHarian 3 2 1 0 0,3 10 0 0,3 10

6Pompa Bahan Bakar TangkiInduk 11 2 1 0 3,3 30 0 3,3 30

7 Pompa Minyak Pelumas 0,5 2 1 00,05 10 0

0,05 10

8Pompa Sanitai, Sewage dan Sludge 0,37 2 1 0

0,056 15 0

0,056 15

9 Pompa Pemadam 5,5 4 2 0 0 0 0 0 0B. Alat-Alat Operasi

1 Kompressor 0,138 1 1 00,006 45 0 0 0

2 Blower 39,9 1 1 07,98 20 0

7,98 20

3 Mesin Kemudi 3,516 1 1 0 0 0 0 0 04 Windlass Jangkar 1 30 1 1 0 7,5 25 0 7,5 25

5 Windlass Jangkar 2 22,5 1 1 05,625 25 0

5,625 25

6 Windlass Jangkar 3 22,5 1 1 05,625 25 0

5,625 25

7 Windlass Sekoci 1,14 2 1 0 0 0 0 0 0

8 Windlass Tangga 2,45 1 1 00,735 30 0

0,735 30

9 Air Conditioner 23 1 1 05,75 25 0 6,9 30

10 Alat Penerangan Dalam 18,63 1 1 09,315 50

18,63 0 100

11 Alat Penerangan Luar 3,32 1 1 00,664 20

3,32 0 100

12 Peralatan Lampu Navigasi 2,585 1 1 0 0 02,585 0 100

13 Peralatan Dapur 85,75 1 1 021,44 25 0

21,44 25

14Peralatan Cuci dan Loundry 2,1 1 1 0

0,525 25 0 0 0

15Peralatan Navigasi dan Komunikasi 3,06 1 1

3,06 0

100

3,06 0 100

16 Alat Angkat 327,1 2 0 0 0 0 0 0 03,06

70,52

27,59

59,66

NO NAMA KOMPONENKapasitas LOAD FACTOR (%) DAN BEBAS (Kw)

BONGKAR MUATDay Juml Wor SIANG MALAM

ELECTRIC INSTALATION PROJECT110

a ah kKw Set Set CL IL % CL IL %

A. Pompa-Pompa

1 Pompa Ballast18,5 2 1 0

13,88 75 0

13,88 75

2 Pompa Pendingin Mesin 0,9 2 1 00,225 25 0

0,225 25

3 Pompa Bilga 3 2 1 00,75 25 0

0,75 25

4 Pompa Air Tawar Harian 1,5 2 1 00,15 10 0

0,15 10

5Pompa Bahan Bakar TangkiHarian 3 2 1 0 0,3 10 0 0,3 10

6Pompa Bahan Bakar TangkiInduk 11 2 1 0 3,3 30 0 3,3 30

7 Pompa Minyak Pelumas 0,5 2 1 00,05 10 0

0,05 10

8Pompa Sanitai, Sewage dan Sludge

0,37 2 1 0

0,093 25 0

0,093 25

9 Pompa Pemadam 5,5 4 2 0 0 0 0 0 0B. Alat-Alat Operasi

1 Kompressor0,138 1 1 0

0,001 10 0 0 0

2 Blower39,9 1 1 0

7,98 15 0

7,98 15

3 Mesin Kemudi3,516 1 1 0 0 0 0 0 0

4 Windlass Jangkar 1 30 1 1 0 7,5 25 0 12 25

5 Windlass Jangkar 222,5 1 1 0

5,625 25 0 9 25

6 Windlass Jangkar 322,5 1 1 0

5,625 25 0 9 25

7 Windlass Sekoci1,14 2 1 0 0 0 0 0 0

8 Windlass Tangga2,45 1 1 0

0,613 25 0

0,613 25

9 Air Conditioner 23 1 1 05,75 25 0 6,9 30

10 Alat Penerangan Dalam18,63 1 1 0

9,315 50

18,63 0 100

11 Alat Penerangan Luar3,32 1 1 0

0,664 20

3,32 0 100

12 Peralatan Lampu Navigasi2,585 1 1 0 0 0

2,585 0 100

13 Peralatan Dapur85,75 1 1 0

21,44 25 0

21,44 25

14Peralatan Cuci dan Loundry 2,1 1 1 0

0,525 25 0 0 0

15Peralatan Navigasi dan Komunikasi

3,06 1 1

3,06 0

100

3,06 0 100

16 Alat Angkat 327 2 0 327 0 10 327 0 100

ELECTRIC INSTALATION PROJECT111

,1 ,1 0 ,1330,1

83,78

354,7

85,67

NO NAMA KOMPONEN

Kapasitas LOAD FACTOR (%) DAN BEBAS (Kw)DARURAT

Daya

Jumlah

Work SIANG MALAM

Kw Set Set CL IL % CL IL %A. Pompa-Pompa

1 Pompa Ballast18,5 2 1 0

18,5

100 0

18,5 100

2 Pompa Pendingin Mesin 0,9 2 1 0 0 0 0 0 03 Pompa Bilga 3 2 1 0 0 0 0 0 04 Pompa Air Tawar Harian 1,5 2 1 0 0 0 0 0 0

5Pompa Bahan Bakar TangkiHarian 3 2 1 0 0 0 0 0 0

6Pompa Bahan Bakar TangkiInduk 11 2 1 0 0 0 0 0 0

7 Pompa Minyak Pelumas 0,5 2 1 0 0 0 0 0 0

8Pompa Sanitai, Sewage dan Sludge

0,37 2 1 0 0 0 0 0 0

9 Pompa Pemadam 5,5 4 2 11 0100 11 0 100

B. Alat-Alat Operasi

1 Kompressor0,138 1 1 0 0 0 0 0 0

2 Blower39,9 1 1 0 0 0 0 0 0

3 Mesin Kemudi3,516 1 1

3,516 0

100 0 0 100

4 Windlass Jangkar 1 30 1 1 0 0 0 0 0 0

5 Windlass Jangkar 222,5 1 1 0 0 0 0 0 0

6 Windlass Jangkar 322,5 1 1 0 0 0 0 0 0

7 Windlass Sekoci1,14 2 1 1,14 0

100 1,14 0 100

8 Windlass Tangga2,45 1 1 0 0 0 0 0 0

9 Air Conditioner 23 1 1 0 0 0 0 0 0

10 Alat Penerangan Dalam18,63 1 1

18,63 0

100

18,63 0 100

11 Alat Penerangan Luar3,32 1 1 0 0 0 3,32 0 100

12 Peralatan Lampu Navigasi2,585 1 1 0 0 0

2,585 0 100

13 Peralatan Dapur85,75 1 1 0 0 0 0 0 0

14Peralatan Cuci dan Loundry 2,1 1 1 0 0 0 0 0 0

ELECTRIC INSTALATION PROJECT112

15Peralatan Navigasi dan Komunikasi

3,06 1 1 3,06 0

100 3,06 0 100

16 Alat Angkat327,1 2 1 0 0 0 0 0 0

37,35

18,5

39,73

18,5

5) TABEL KEBUTUHAN DAYA BERDASARKAN 2 KONDISI

TABEL KEBUTUHAN DAYA OPERASIONAL PERALATAN PADA SIANG HARIEQUIPMENT SATUAN BERLAYAR BERLABUH BONGKAR MUAT DARURAT

INTERMITTEN LOAD          1. TOTAL LOAD KW 48,008 70,518 83,777 18,500

2. DIVERSITY FACTOR   0,650 0,650 0,650 0,6503. NECESSARY LOAD KW 31,205 45,837 54,455 12,025

TOTAL IL KW 143,522CONTINOUS LOAD KW 73,514 3,060 330,118 37,345

TOTAL CL KW 444,037PB = TOTAL LOAD

( CL+IL) KW 587,559PB BERSIH = PB + (15% × PB) KW 675,6931962

TABEL KEBUTUHAN DAYA OPERASIONAL PERALATAN PADA MALAM HARIEQUIPMENT SATUAN BERLAYAR BERLABUH BONGKAR MUAT DARURAT

INTERMITTEN LOAD          1. TOTAL LOAD KW 36,049 59,658 85,673 18,500

2. DIVERSITY FACTOR   0,650 0,650 0,650 0,6503. NECESSARY LOAD KW 23,432 38,778 55,687 12,025

TOTAL IL KW 129,921CONTINOUS LOAD KW 86,548 27,594 354,652 39,734

TOTAL CL KW 508,528PB = TOTAL LOAD

( CL+IL) KW 638,449PB BERSIH = PB + (15% ×PB) KW 734,2167525

Sehingga daya yang dipakai untuk dua kondisi :

Siang Hari = 675,69 KW

Malam Hari = 734,22 KW

ELECTRIC INSTALATION PROJECT113

Dari hasil perhitungan generator di atas, maka kapasitas

generator yang dipakai dan akan dicari pada brosur mesin yaitu

734,22 atau yang daya pakai yang terbesar. Berdasarkan brosur

mesin, maka didapatkan spesifikasi generator sebagai berikut :

ModelNo.OfCyl

Bore(mm)

Stroke(mm)

Cycle

Length

(mm)

Weight

(Kg)

MaxPower(Kw)

Rated

Rpm3508BS2 HD1600

8 170 215 4 2310 5261 746 1600

Untuk mengantisipasi kemungkinan macet atau rusaknya

generator, maka pada kapal disediakan dua buah generator jenis

yang sama.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT114

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Data-data beban

Data-data yang dapat dilayani oleh generator pada kapal

rancangan adalah Beban pompa-pompa, Beban alat khusus dan

Beban alat opersaioal kapal.

2) Jadwal pemakaian

Pemakaian daya listrik olehmasing-masing beban,

tergantung daripengoperasian kapal yang dikaitkan dengan

jadwal operasinya. Adapunoperasi kapal dapat digolongkan

sebagai berikut:

Kapal sedang berlayar pada waktu siang

Kapal sedang berlayar pada waktu malam

Kapal sedang berlabuh pada waktu siang

Kapal sedang berlabuh pada waktu malam

Kapal sedang dalam keadaan darurat

6) Perhitungan beban/daya

Perhitungan beban dimaksudkan untuk menghitung jumlah

total beban daya listrik yang akan disuplai oleh generator.

Perhitungan beban generator dapat dilihat pada tabel

perhitungan beban atau electric balance. Dari hasilperhitungan

electric balance maka didapatkan jumlah beban daya listrik

padamasing-masing operasi kapal, hasil perhitungan sebagai

berikut:

Kapal sedang berlayar pada waktu siang = 122 kw

ELECTRIC INSTALATION PROJECT115

Kapal sedang berlayar pada waktu malam = 123 kw

Kapal sedang berlabuh pada waktu siang = 73,6 kw

Kapal sedang berlabuh pada waktu malam = 87,3 kw

Kapal sedang bongkar muat pada waktu siang = 414 kw

Kapal sedang bongkar muat pada waktu malam = 440 kw

Kapal sedang dalam keadaan darurat waktu siang = 55,8 kw

Kapal sedang dalam keadaan darurat waktu malam = 58,2 kw

7) Penentuan Kapasitas Daya dan Generator terpakai

Spesifikasi mesin generator yang digunakan adalah :

Merek = CATERPILLAR

Model = 3508B S2 HD 1600

Jumlah Silinder = 8

Rpm = 1600

BHP = 746 KW

Bore = 170 mm

Stroke = 215 mm

Berat = 5261 Kg

Panjang = 2310 mm

B. Saran

1) Dibutuhkan cukup literatur untuk mengerjakan tugas ini

2) Partisipasi aktif mahasiswa sangat menentukan kelancaran

laporan ini

3) Bimbingan dosen juga sangat diperlukan

ELECTRIC INSTALATION PROJECT116

DAFTAR PUSTAKA

Akimov, P. 1990. Marine Power Plant.

Arsip. Tugas Prarancangan Kapal

BKI Volume II Edisi 1978

BKI Volume Edisi 1989

Bochary, Lukman. 2013. Perlengkapan Kapal. Makassar.

Brosur Mesin “ Marine Engine A Motorship Supplement “ 2005

Brosur Pompa “ Bombas Azcue Cataloge “

ELECTRIC INSTALATION PROJECT117

Ir. Sularso, MSME dan Prof. DR. Haruo Tahara. 2000. Pompa dan

Kompressor. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Marine Auxilary Machine

Marine Propultion Project

Sutrisno, N.A. 1995. Sistim Dan Perlengkapan Kapal. Jakarta : PT

Pamator Pressindo

Taggart, Robert. 1980. Ship Design and Ship Construction. New York :

The Society of Naval Architects and Marine Engineers One

World Trade Center.

ELECTRIC INSTALATION PROJECT118

ELECTRIC INSTALATION PROJECT119