Isi SEJARAH

156
Naskah Sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 1

Transcript of Isi SEJARAH

Naskah Sejarah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar

nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi lulusan,

standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap

satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran

dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 1

Naskah Sejarah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013

tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman Umum

Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat

diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang

dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya

diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan

cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus.

Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian

hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan

pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang

tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik

yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8

November 2013 menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015

seluruh SMA sejumlah 12.633 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di

kelas X dan kelas XI. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam

merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik, serta melakukan

penilaiain autentik, Pemerintah telah melatih guru inti dan guru

sasaran, serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku teks untuk

peserta didik.

Direktorat Pembinaan SMA dalam menyiapkan kemampuan guru terutama

merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta merancang

dan melakukan penilaian autentik, perlu penjabaran operasional dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah

pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 2

Naskah Sejarah

berdasarkan silabus dan buku (buku guru dan buku siswa). Oleh karena

itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara

individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan

pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan

dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata

pelajaran Sejarah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini

bertujuan:

1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi

inti dan kompetensi dasar.

2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari

silabus.

4. Mengembangkan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan

saintifik berdasarkan kegiatan pembelajaran dari silabus.

5. Merancang penilaian autentik.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1.Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik

2.Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran

Sejarah

3.Penilaian Autentik dalam pembelajaran Sejarah

4.Penjelasan tentang Analisis Kompetensi

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 3

Naskah Sejarah

5.Contoh Hasil analisis kompetensi

6.Contoh RPP

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang

Implementasi Kurikulum

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang

Silabus

10. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indoinesia Nomor

156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 4

Naskah Sejarah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 5

Naskah Sejarah

BAB II

PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Prinsip Pembelajaran dan Penilaian

Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan

memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran

yang harus dicapai, dan Standar Isi memberikan kerangka konseptual

tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang dikembangkan dari

tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar

Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan

domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki

karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran. Sikap

diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui

aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui

aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta. Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus

merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan

menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang

mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan

penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual,

baik individual maupun kelompok. Pendidik disarankan untuk

menggunakan menggunakan model pembelajaran antara lain model

inkuiri, discovery, problem, dan projek.

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan

paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 6

Naskah Sejarah

mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi

belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual

menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan

ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran

berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran

terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal

menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

(7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8)

peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)

dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang

mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai

pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan

nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),

membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan

kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di

sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan

prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta

didik, dan dimana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan

individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. (1)

Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak

dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. (2) Terpadu, berarti

penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan

kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. (3) Ekonomis, berarti

penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,

dan pelaporannya. (4) Transparan, berarti prosedur penilaian,

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 7

Naskah Sejarah

kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses

oleh semua pihak. (5) Akuntabel, berarti penilaian dapat

dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal

untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. (6) Edukatif, berarti

mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

B. Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Sejarah

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode

ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of

inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).

Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja

diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi

yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan

sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai

muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting.

Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan

proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses

sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan

proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer,

1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari

pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek

belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses

pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan

mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik

diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 8

Naskah Sejarah

materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana

dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan

ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk

menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai

baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran

diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan

pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan

nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan

struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa

belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.

Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada

kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan

yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-

prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi

berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988).

Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek

belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari

berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator

dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi

pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada

hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools)

yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah.

Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan

kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 9

Naskah Sejarah

Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian

(penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of

inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat

diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran

yang spesifik.

Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau

fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan

menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode

ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka,

(3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara

sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme

untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada

suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah

sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada

struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-langkah

pokok:

1. Mengamati

2. Menanya

3. Mengumpulkan Informasi

4. Mengasosiasi

5. Mengomunikasikan

Gambar 2.1. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 10

Mengomunikasikan

Naskah Sejarah

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai

kegiatan belajar Ekonomi sebagai berikut:

1. Mengamati

Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat

dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup

mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau

menyimak. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi

peserta didik untuk secara luas dan bervariasi melakukan

pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan

membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan

pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,

mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Kegiatan

mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu,

seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang

dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran

sejarah, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai

berikut, contoh:

Kegiatan kemasyarakatan dalam upacara grebeg besar yang

bersifat Islam.

interaksi masyarakat pantai dalam sejarah pelayaran dan

perdagangan di Bandar Jakarta

Situs sejarah Sangiran

Pada pembelajaran di kelas, kegiatan mengamati dapat dilakukan

melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,

gambar, grafik, bagan, sedangkan kegiatan pengamatan yang

dilakukan di luar kelas dengan melakukan kunjungan ke objek/situs

sejarah dan atau kegiatan yang memiliki nilai historis.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 11

Naskah Sejarah

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.

Menentukan objek apa yang akan diobservasi

Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu

diobservasi, baik primer maupun sekunder

Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang

akan diobservasi

Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil

observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape

recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam

melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala

rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan

berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat

berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau

faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat

untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan

anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan

guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh

subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa

berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau

merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek

atau objek yang diobservasi.

2. Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari

apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 12

Naskah Sejarah

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan

faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kegiatan

menanya dapat mengembangkan kompetensi kreativitas, rasa ingin

tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran

kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan

pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang

konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,

konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang

bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih

menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru

untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta

didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan

kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya

dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih

dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.

Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang

lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai

yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai

sumber yang beragam. Jika peserta didik merasa kesulitan

mengemukakan pikiran dan gagasannya, guru dapat mengajukan

pertanyaan yang dapat menjadi inspirasi bagi peserta didik.

Pertanyaan guru dimaksudkan untuk membimbing dan memandu peserta

didik agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Misalnya:

Apakah seni bangun candi merupakan budaya asli Indonesia atau

merupakan pengaruh dari budaya di luar Indonesia?. Mengapa

Kerajaan Sriwijaya dikatakan sebagai kerajaan laut terbesar di

Indonesia bahkan di Asia Tenggara? Setelah kegiatan pengamatan,

diupayakan yang aktif bertanya bukan guru, tetapi peserta didik

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 13

Naskah Sejarah

karena membiasakan kegiatan bertanya adalah menanamkan sikap

ingin tahu yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan. Yang harus

dipahami bahwa tahap menanya menitikberatkan pada bagaimana siswa

mengartikulasikan pertanyaan-pertanyaan sebagai dasar untuk

menggali pengetahuan dan memperoleh ketrampilan sesuai kompetensi

yang ingin dicapai. Berikut manfaat / fungsi bertanya:

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta

didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,

serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik

simpulan.

Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima

pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta

mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

Membiasakan peserta didik berpikir spontan, cepat, dan sigap

dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan

berempati satu sama lain.

3. Mengumpulkan data (mengeksplorasi)

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 14

Naskah Sejarah

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang

digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang

menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang

berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru

pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat

peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara

mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk

menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.

Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada

bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan

interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu

materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada

keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau

menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik

menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan

belajar. Peta konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas

kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan

adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,

interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat

penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang

berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas

sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.

Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang

menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu

belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar

autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa

pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar

dari pada pada materi pelajaran.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 15

Naskah Sejarah

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses

belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik

menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman

belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk

memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran

masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan

pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi

melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog.

Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran

informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif,

mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam

bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang

dimiliki.

Pelaksanaan kegiatan mengumpulkan data (eksplorasi) pada mata

pelajaran ilmu Sejaah dapat dilakukan melalui kerja sama dalam

kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam

menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah

dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang

dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.

Melalui kegiatan mengumpulkan data (eksplorasi) peserta didik dapat

mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu

sejarah, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada.

Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk

memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.

4. Mengasosiasi/Menalar/Mengolah Informasi

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari

hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan

informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan

dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 16

Naskah Sejarah

mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang

berbeda sampai kepada yang bertentangan. Informasi tersebut

menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi

untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi

lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan

mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Kegiatan

ini dapat mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat

aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan

berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Mengasosiasi adalah proses berpikir yang logis dan sistematis

atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh

simpulan berupa pengetahuan Mengasosiasi sering juga disebut

menalar. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski

penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Penalaran

adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta

empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,

meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

a. Cara menalar

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar,

yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran

induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari

fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang

bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak

berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik

simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang

bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola

penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja

menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 17

Naskah Sejarah

terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-

bagiannya yang khusus.

Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial,

silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran

deduktif terdapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan.

Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik

dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik

dari dua premis.

Contoh:

Penalaran Induktif

Di Bali terjadi perang Puputan, di Sumatera terjadi perang

Padri dan di Jawa terjadi perang Diponegoro yang kesemuanya

melawan penjajah Belanda, maka dari fakta tersebut dapat

disimpulkan bangsa Indonesia menentang penjajahan Belanda.

Penalaran Deduktif

Kerajaan Kediri adalah kerajaan yang sangat maju di bidang

sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya hasil sastra zaman

Kediri seperti Bharatayuda karangan mpu Sedah dan Mpu Panuluh,

Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa, Hariwangsa karangan mpu

Panuluh, dan Smaradhahana karangan Mpu Dharmaja.

b. Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali

menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki

persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya

menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran

dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial

yang mempunyai kesamaan atau persamaan.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 18

Naskah Sejarah

Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu

sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta

didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri atas dua

jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua

analogi itu dijelaskan berikut ini.

Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada

dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau

fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena

atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala

kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang

sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat

diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat

pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan

Contoh:

Ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pusat dalam bidang

ekonomi melahirkan pemberontakan PRRI. Demikian juga,

ketidakpuasan daerah dalam bidang politik dan ekonomi

menyebabkan pemberontakan Permesta. Ketidakpuasan daerah

terhadap kebijakan pusat dapat melahirkan pemberontakan

daerah..

Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk

menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang

belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah

dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-

ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat

diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah

diketahui secara nyata dan dipercayai.

Contoh:

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 19

Naskah Sejarah

Keberhasilan pendidikan di Jepang pada masa Restorasi Meiji

disebabkan kesungguhan dan sinergisitas antara pemerintah,

masyarakat, dan dukungan orang tua. Seperti halnya

keberhasilan sekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling

menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta

didik, dan seluruh stake holder sekolah.

c. Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan

antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses

pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar

peserta didik. Di sinilah esensi bahwa guru dan peserta didik

dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,

khususnya hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang

lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau

beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu

atau beberapa fakta tersebut.

Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran

induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat.

Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis.

Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat,

hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu,

kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.

Contoh:

Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang

melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang

Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 20

Naskah Sejarah

Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab,

hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu,

selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya.

Contoh

Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan setelah masuknya

Islam. Hal ini dapat dilihat dari fakta adanya kemunduran

ekonomi dan perdagangan, banyaknya daerah yang melepaskan

diri dari kekuasaan pusat.

Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan

sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan

serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab,

sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi

penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.

Contoh :

Peristiwa pertemuan Saigon melahirkan peristiwa

Rengasdengklok. Peristiwa Rengasdengklok menyebabkan

lahirnya aktivitas menyiapkan proklamasi. Proklamsi

Kmerdekaan RI menyebabkan adanya upaya membentuk badan-

badan kelengkapan Negara.

5. Mengomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa

yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,

mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan

di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta

didik atau kelompok. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana

untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan,

tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini

dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 21

Naskah Sejarah

keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui

presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.

C. Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Sejarah

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran

Sejarah sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan

peserta didik, antara lain Discovery Based Learning, Project Based Learning,

Problem Based Learning, dan Inquairy Social.

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta

didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang

diharapkan. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai

berikut.

a. Menciptakan stimulus

Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat

peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau

fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau

menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana

hingga kompleks atau fenomena yang menimbulkan kontroversi.

Disamping itu, guru menyiapkan instruksi-instruksi yang jelas

untuk penugasan dalam setiap tahapan. Selain itu, pendidik

dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar

lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi

interaksi belajar yang dapat membantu peserta didik dalam

mengeksplorasi bahan. Ketika memberikan stimulus, guru dapat

menggunakan teknik bertanya, dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik

pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 22

Naskah Sejarah

demikian, peserta didik terlibat secara aktif dalam

bereksplorasi

b. Menyiapkan pernyataan masalah

Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan

bahan pelajaran. Kemudian peserta memilih salah satu masalah

dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat.

c. Mengumpulkan data/mencoba

Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk

membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut.

Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

(collecting) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,

mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji

coba dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara

aktif menemukan pengetahuan baru yang berhubungan dengan

permasalahan yang dihadapi.

d. Mengolah Data

Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan

informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara,

observasi, dan metode lainnya, lalu ditafsirkan. Semua

informasi yang telah dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan

diklasifikasikan.

e. Memverifikasi data

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara

cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas

pernyataan masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar

akan berjalan dengan baik dan kreatif. Berdasarkan hasil

pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan

terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 23

Naskah Sejarah

apakah terbukti atau tidak.

f. Menarik kesimpulan

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses

menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum

dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,

dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil

verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari

generalisasi. Setelah menarik kesimpulan, peserta didik harus

memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya

penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau

prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang,

serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari

pengalaman-pengalaman itu.

Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung

untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:

a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang

lebih baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi

peserta didik yang kurang terampil, akan mengalami kesulitan

dalam mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang

tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan

frustrasi;

b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan

dalam membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah

lainnya;

c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman;

d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan

pembelajaran.

Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:

a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 24

Naskah Sejarah

penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang

tergantung bagaimana cara belajarnya;

b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan

karena pemerolehannya bersifat pribadi;

c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya

rasa penyelidikan dan berhasil;

d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai

dengan dengan keecepatannya sendiri;

e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya

dengan melibatkan akal dan motivasinya;

f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena

memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;

g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah

pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan

kegiatannya;

h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif,

dalam merumuskan hipotesis;

i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;

j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar

dari berbagai jenis sumber belajar.

2. Model Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya

sebagai berikut:

a. Menentukan pertanyaan mendasar.

Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat

memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 25

Naskah Sejarah

aktivitas dengan cara mengambil topik yang sesuai dengan

realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi

mendalam. Guru diharapkan dapat mengangkat topik yang relevan

untuk para peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal semester agar

dapat merancang kegiatan selanjutnya.

b. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan

peserta didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan

merasa “memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari

aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam

menjawab pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek

yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk

membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal

aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini

antara lain:

1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,

2. membuat deadline penyelesaian proyek,

3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,

4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang

tidak berhubungan dengan proyek, dan

5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)

tentang pemilihan suatu cara.

d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta

didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan

cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan

kata lain, pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 26

Naskah Sejarah

didik beraktivitas. Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah

proses monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas peserta

didik.

e. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur

ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan

membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya.

f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan

refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah

dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu

maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan

proyek. guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam

rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,

sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan baru (new inquiry)

untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap awal

pembelajaran.

Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan persyaratan

untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:

a.peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah

sehingga proyek tidak memakan waktu terlalu lama;

b.dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan

belajar di laboratorium;

c.pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;

d.perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari

kegiatan proyek.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 27

Naskah Sejarah

Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara

lain:

a.meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.

b.mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;

c.mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah

dan berpikir kritis;

d.mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan

pengelolaan sumber daya;

e.memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu

serta sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas;

f.melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil

informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan

kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

g.membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik

maupun guru menikmati proses pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada

masalah.

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran

dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based

Learning, tahapan ini sangat penting karena guru harus

menjelaskan dengan rinci apa yang akan dilakukan oleh peserta

didik dan juga oleh pendidik serta menjelaskan bagaimana guru

akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk

memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti

pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 28

Naskah Sejarah

dilakukan dalam proses ini, yaitu:

1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah

penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,

2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai

jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau

kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali

bertentangan,

3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk

mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan

bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun

peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau

dengan temannya, dan

4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk

menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada

penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, model

Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar

berkolaborasi. Dalam memecahkan suatu masalah sangat

membutuhkan kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu,

pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk

kelompok-kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan

memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan

peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan

dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen,

pentingnya interaksi antaranggota, komunikasi yang efektif,

adanya tutor sebaya, dan sebagainya.

Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-

masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 29

Naskah Sejarah

selama pembelajaran. Setelah peserta didik diorientasikan pada

suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan

peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,

tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi

guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta

didik terlibat aktif dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan

hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian

terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, serta memamerkannya.

Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap

aktivitas peserta didik selama penyelesaian proyek. Pengawasan

dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap

proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi

aktivitas peserta didik. Untuk mempermudah proses monitoring,

guru membuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan

aktivitas yang penting.

c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap situasi

permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda,

namun pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni

pengumpulan data dan eksperimen, perumusan hipotesis dan

penjelasan, dan pemecahan masalah. Pengumpulan data dan

eksperimen merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap

ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai

mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan.

Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup

informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.

Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 30

Naskah Sejarah

pertanyaan tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan

untuk pemecahan masalah. Setelah peserta didik mengumpulkan

cukup data dan menentukan permasalahan tentang fenomena yang

mereka selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis,

penjelasan, dan pemecahan masalah.

Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik

untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka. Guru

juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik

berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka

buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil

karya) dan pameran. Artifak bisa berbentuk laporan tertulis,

video, tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang

diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi

masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian

multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi

oleh tingkat berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya,

peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik berperan

sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam

pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya,

Guru lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat

menjadi “penilai” atau pemberi umpan balik.

e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning. Fase

ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dan

keterampilan penyelidikan serta pola pikir yang mereka

gunakan. Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 31

Naskah Sejarah

merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan

selama proses kegiatan belajarnya.

4. Model Pembelajaran Inkuiri Sosial (Social Inquairy)

Menurut Bruce Joyce, inkuiri sosial merupakan strategi

pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep

masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi

bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota

masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas

kehidupan masyarakat. Wina Sanjaya (2007)  tahapan proses

pembelajaran inkuiri sosial dapat dilaksanakan dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi

Guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses

pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk

berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan

langkah yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran inkuiri

sosial sangat tergantung pada kamauan siswa untuk beraktivitas

menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa ke-

mauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan

berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan

dalam tahapam orientasi ini adalah: (a)  menjelaskan topik,

tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh

siswa.; (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini

dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap

langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan

merumuskan kesimpulan; dan (c) menjelaskan pentingnya topik

dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka

memberikan motivasi belajar siswa.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 32

Naskah Sejarah

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir  meme-

cahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan

masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada

jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang

tepat. Poses mencarl jawaban itulah yang sangat penting dalam

strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa

akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir. Beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya:

(a)  masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. (b)

masalah yang dikaji adaIah masalah yang mengandung teka-teki

yang jawabannya pasti. dan (c) konsep-konsep dalam masalah

adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terilebih dahulu

oleh siswa.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu

diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru

untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada

setiap anak adalah (dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang

dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara

atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban

dan suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai

hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki

landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang

dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan

berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 33

Naskah Sejarah

kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.

Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan

akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam

strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan

proses mental yang sangat penting dalam pengembangan

intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan

motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan

ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh

sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa

untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

e. Menguji Hipotesis

Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan

data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan

data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari

tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping

itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan

berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan

bukan banya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus

didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya

dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena

banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang

dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 34

Naskah Sejarah

dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat

sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang

relevan.

D. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan

peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh.

Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)

tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar

peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional

(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari

pembelajaran.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan

ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan

Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan

hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka

mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba, menalar, membangun

jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus

pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta

didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode

untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki

ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan

tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.

Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 35

Naskah Sejarah

seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi

utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip

sebagai berikut;

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses

pembelajaran (apart of,not apart from instruction),

2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world

problems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),

3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria

yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,

4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari

tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk

merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau

pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat

digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

1. Penilaian Sikap

Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian

diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik

dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian

diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau

skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada

jurnal berupa catatan pendidik.

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang

berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di

luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 36

Naskah Sejarah

kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan

perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek

tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:

a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,

jelas dan komunikatif.

f. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan

sikap peserta didik

g. Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

peserta didik.

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya

dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan

berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri dilakukan oleh

peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian. Teknik

penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.

Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua,

peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga,

mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku

jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antarteman adalah penilaian yang dilakukan terhadap

sikap seorang peserta didik oleh seorang peserta didik lainnya

dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan

bentuk penilaian untuk melatih peserta didik menjadi pembelajar

yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang

akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 37

Naskah Sejarah

a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta

didik

b. Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana

c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan

oleh peserta didik

e. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi

munculnya penafsiran makna ganda/berbeda

f. Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang

nyata atau sebenarnya

g. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid)

h. Memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan

penguasaan satu kompetensi peserta didik

i. Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

j. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level

terendah sampai kemampuan tertinggi.

Penilaian sikap pada pembelajaran sejarah mencakup kompetensi inti 1

(sikap spiritual), kompetensi inti 2 (sikap social), kompetensi dasar

sikap spiritual dan kompetensi dasar sikap social. Contoh kompetensi

inti dan kompetensi dasar sikap spiritual dan sosial sebagai berikut:

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Prilaku1.Menghayati

dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1Menghayati proses kelahiran manusia Indonesia dengan rasa bersyukur

Menghayati, dan

Mengamalkan

Bersyukur Teladan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 38

Naskah Sejarah

1.2Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.

2.Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif danproaktif dan menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atasberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagaihasil budaya zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.

Menunjukkan

Menghayati, dan

Mengamalkan

Tanggungjawab

Peduli Cinta damai

Responsive

Proaktif Jujur

2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya

2.3 Berlaku jujurdan bertanggungjawab dalam mengerjakantugas-tugas dari pembelajaran sejarah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 39

Naskah Sejarah

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2. Penilaian Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes

lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan

ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan

uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Tes uraian

mampu memberikan multi jawaban yang memiliki nilai kebenaran yang

sama. Tes uraian menuntut peserta didik mampu mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi, atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis

semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur

hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau

kompleks. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen

penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Penilaian pengetahuan dilakukan oleh guru secara berkelanjutan,

ulangan harian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran,

ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada kelas XI

(tingkat 5) dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh

Pemerintah, ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas XII

(tingkat 6) yang dilakukan melalui UN dan Ujian Sekolah.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban

secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan

tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

Kriteria Tes lisan adalah sbb:

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 40

Naskah Sejarah

a. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada

taraf pengetahuan yang hendak dinilai.

b. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

c. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam

mengkontruksi jawabannya sendiri.

d. Pertanyaan disusun dari pertanyaan yang sederhana ke

pertanyaan yang komplek.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu

atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria

penugasan adalah sbb:

a. Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

b. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

c. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau

merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

d. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta

didik.

e. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

f. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun

tugas diberikan secara kelompok.

g. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap

anggota.

h. Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar

belakang sosial ekonomi).

i. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan

secara jelas.

j. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

Penilaian pengetahuan pada pembelajaran sejarah mencakup

kompetensi inti 3 (pengetahuan), kompetensi dasar pengetahuan.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 41

Naskah Sejarah

Contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar pengetahuan sebagai

berikut:

Kompetensi Inti KompetensiDasar Kompetensi Materi Pokok

3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkanlangkah-langkah penelitianSejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah

Memahami Menerapkan Menganalis

is

Langkah penelitian sejarah

4. Penilaian Ketrampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian

kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan

tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang

digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

dilengkapi rubrik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut

respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau

perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tes Praktik

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 42

Naskah Sejarah

diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus

memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid).

b. Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati

(observasi).

d. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

e. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

f. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi

kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis

maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek dilakukan

oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.

Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan

oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dalam

penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan

perhatian khusus dari guru, yaitu:

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna

atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dibutuhkan oleh peserta didik.

Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang

dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan

produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus

dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 43

Naskah Sejarah

penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan

laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek,

skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan

dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan

penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan

untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan

analitik.  Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas

kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara

analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk

menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk

pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang

dihasilkan.

Penilaian ketrampilan juga dapat dilakukan melalui penilaian

portofolio. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan

dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam

bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk

mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas

peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat

berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta

didik terhadap lingkungannya. Penilaian portofolio merupakan

penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan

dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian

portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara

perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan

refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa

dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 44

Naskah Sejarah

tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran

yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi

lain yang relevan dengan keterampilan yang dituntut oleh topik

atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah

kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada

satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan

oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan

atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, kumpulan hasil

karya mereka dalam menyusun makalah sejarah yang menggambarkan

perkembangan kemampuannya untuk menyusun karya ilmiah secara

benar. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik

dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

seperti berikut ini.

Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis

portofolio yang akan dibuat.

Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di

bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria

tertentu.

Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama

dokumen portofolio yang dihasilkan.

Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

Penilaian ketrampilan pada pembelajaran sejarah mencakup

kompetensi inti 4 (ketrampilan), dan kompetensi dasar 4

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 45

Naskah Sejarah

(ketrampilan). Contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar

ketrampilan sebagai berikut:

Kompetensi Inti KompetensiDasar Kompetensi Konten

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret danranah abstrak terkait dengan pengembangan dariyang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampumenggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian

Mencoba, Mengolah, Menalar,

dan Menyajikan

P enelitiansejarah secara sederhana

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi

yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti

dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi

guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada

ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 46

Naskah Sejarah

penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian

yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama

pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.

Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang

dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.

Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam

rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013

untuk tingkat SMA sebagai berikut.

Tabel 3.1.

Standar Kompetensi Lulusan

Dimensi Kualifikasi KemampuanSikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,percaya diri, dan bertanggung jawab dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif dalam ilmupengetahuan, teknologi, seni, dan budayadengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabserta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampila

n

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektifdan kreatif dalam ranah abstrak dan konkretsebagai pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu

tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan

tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang

relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai

berikut. 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 47

Naskah Sejarah

Tabel 3.2.

Rumusan Standar Kompetensi Inti Kelas X

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

SikapSpiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agamayang dianutnya

SikapSosial

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan proaktif dan menunjukkan sikapsebagai bagian dari solusi atas berbagaipermasalahan dalam berinteraksi secaraefektif dengan lingkungan sosial dan alamserta dalam menempatkan diri sebagaicerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadaban terkait penyebab fenomena dankejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifiksesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah

Keterampilan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait denganpengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secaraefektif dan kreatif, serta mampumenggunakan metoda sesuai dengan kaidahkeilmuan

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku guru danbuku siswa);

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat

digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 48

Naskah Sejarah

Gambar 1. Kajian Silabus

Penjelasan Gambar 1;

1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD

sebagai berikut;

a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan

keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik melalui

kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan

pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada

peserta didik.

b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religius dan sikap

sosial yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak

pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman

belajar tidak langsung (indirect teaching)

c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil

pembelajaran secara utuh atau teerpadu.

2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus

b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki

perbedaan dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn

peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai karakteristik materi

pemeblajaran)

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 49

Naskah Sejarah

3. Pengembangan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3.

Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah

tercantum dalam silabus sesuai dengan karakteristik peserta

didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi

pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam

kompetensi inti ketiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi

pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi dengan

kompetensi inti keempat (keterampilan).

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.

Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan

karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari

suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat

kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai

berikut:

a. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam

rangka menjabarkan KI-1;

b. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam

rangka menjabarkan KI-2;

c. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam

rangka menjabarkan KI-3; dan

d. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam

rangka menjabarkan KI-4.

Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat

diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata

pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Dalam penyusunan indikator pencapaian kompetensi perlu

diperhatikan hal-hal berikut ini:

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 50

Naskah Sejarah

a. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang

terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat

kompetensi dan konten (pengetahuan dan keterampilan);

b. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti,

kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan

penilaian dalam silabus;

c. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat

kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar

maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke

tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian

kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung

sekolah dan lingkungannya;

d. Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan;

e. Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan

mengkreasi;

f. Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah

mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta, dan

g. Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai

kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi

lulusan.

Contoh pengembangan indikator pencapaian kompetensi mata

pelajaran sejarah.

a. Kompetensi Spiritual

Kompetensi IntiKompetensi

Dasar

Indikator PencapaianKompetensi

1. Menghayati dan mengamalkan

1.1 Menghayatiproses kelahiran

Bersyukur dalam rangka proses kelahiran manusia

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 51

Naskah Sejarah

ajaran agamayang dianutnya

manusia Indonesia dengan rasa bersyukur

Indonesia Menampilkan keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya

1.2 Menghayatiketeladanan para pemimpindalam mengamalkan ajaran agamanya.

b. Kompetensi Sosial

Kompetensi IntiKompetensi

Dasar

Indikator Pencapaian

Kompetensi1.Menghayati,

mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif danproaktif dan menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atasberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budayazaman praaksara, Hindu-Buddhadan Islam.

Menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah,

Menunjukkan perilaku peduli terhadap berbagai hasil budaya,

Menunjukkan perilaku cinta damai dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya,

Menunjukkan perilaku responsif dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya

Menunjukkan perilaku pro aktif dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya,

Menunjukkan perilaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari

2.2 Meneladanisikap dan tindakan cinta damai,responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkunganny

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 52

Naskah Sejarah

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

a pembelajaran sejarah

2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaransejarah

c. Kompetensi Pengetahuan

Kompetensi Inti KompetensiDasar

IndikatorPencapaianKompetensi

3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,budaya, dan humaniora denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

3.7 Menganalisisketerkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah

Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam penelitian sejarah

Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam penelitian sejarah

Menganalisis datadan fakta sejarahdari kegiatan heuristik

Menganalisis validitas dan relaibilitas datadan fakta sejarahdari kegiatanverifikasi

Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam penelitian

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 53

Naskah Sejarah

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

sejarah Menganalisis prinsip objektivitas yangsubjektif dalam interprestasi terhadap fakta sejarah.

Menyimpulkan berbagai langkah penelitian sejarah

d. Kompetensi Ketrampilan

Kompetensi IntiKompetensi

Dasar

IndikatorPencapaianKompetensi

4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanyadalam bentuklaporan penelitian

Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.

Menerapkan langkah heuristikdalam penelitian sesuai dengan topic yang dipilih.

Melakukan langkahverifikasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristik.

Melakukan interpretasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan verifikasi.

Menuliskan hasil penelitian sejarah dalam

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 54

Naskah Sejarah

bentuk laporan.

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam

empat kategori, yaitu:

a. Fakta, merupakan kejadian atau peristiwa yang dapat

dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati atau

materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama

orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau

komponen suatu benda dan lain sebagainya.

Contoh:

Kegiatan meneliti sejarah

Berbagai jenis laporan penelitian sejarah

b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau

dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara

fakta-fakta yang saling berhubungan. Materi konsep berupa

pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi.

Contoh:

Heuristik

Verifikasi

Interpretasi

Historiografi

c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara

konsep-konsep yang berkaitan atau lebih dikenal berupa

dalil, rumus, postulat, adagium dan paradigma, hukum, teori

dan azas.

Contoh:

Objektifitas penulisan sejarah

Penentuan Topik Penelitian

Penentuan Data dan fakta sejarah

Realibilitas dan Validitas data dan fakta sejarah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 55

Naskah Sejarah

d. Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan

sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural

merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.

Contoh:

Tahapan-tahapan Penelitian Sejarah

Penyajian Hasil Penelitian

4. Pengembangan kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan

kegiatan pembelajaran yang sudah tercantum di silabus sesuai

dengan hasil kajian terhadap materi pembelajaran dikaitkan

dengan hasil kajian terhadap KI-2 dan KI-2. Kegiatan

pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu:

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan. (Seperti yang telah diuraikan dalam BAB II).

a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan

memaksimalkan panca indra dengan cara melihat, mendengar,

membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah

materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa

dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta

langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.

Contoh:

KegiatanPembelajaran(Silabus)

Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)

Membaca buku tekstentang langkah-langkah penelitianSejarah.

Guru menyajikan tayangan audio visual tentang kegiatan penelitiansejarah.

mengamati tayangan audio visual, mencatat hal-hal yang menarik dari

tayangan, mencatat hal-hal yang belum jelas

dalam bentuk pertanyaan mencari dan membaca yang berkaitan

konsep-konsep penelitian sejarah.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 56

Naskah Sejarah

b. Menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang

tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang

bersifat hipotetik)

Contoh:

KegiatanPembelajaran(Silabus)

Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)

Menanya untukmendapatkanpemahaman lebihmendalam tentanglangkah-langkahpenelitian Sejarah.

Guru mengarahkan siswa untukmenanya

Membuat pertanyaan tentang langkah-langkah penelitian sejarah

Mengemukakan pertanyaan tentanglangkah-langkah penelitian sejarah

c. Mengumpulkan data adalah melakukan eksperimen, membaca

sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, dan

aktivitas wawancara dengan nara sumber

Contoh:

KegiatanPembelajaran(Silabus)

Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)

Mengumpulkan dataterkait tentanglangkah-langkahpenelitian sejarahmelalui bacaan danreferensi lain yangtersedia.

Membaca dari referensi lain tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah

Membuat rangkuman tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah

Membuat peta konsep tentang tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah

d. Mengasosiasi adalah mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 57

Naskah Sejarah

informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah

keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi

yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang

bertentangan

Contoh:

KegiatanPembelajaran(Silabus)

Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)

Menganalisisbeberapa tulisandan referensimengenai langkah-langkah penelitiansejarah.

Membentuk kelompok diskusi masing-masing maksimal 5 orang dengan ditunjuk ketua dan sekretarisnya.

Masing-masing kelompok bekerja untuk melakukan analisis dan mengasosiasi konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah dari berbagai sumber.

Secara kelompok mencari,mendalami, dan berdiskusi tentangkonsep, prinsip, dan prosedurpenelitian sejarah.

e. Mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,

tertulis, atau media lainnya

Contoh:

Kegiatan Pembelajaran(Silabus)

Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)

Menyajikan laporanhasil penelitiansejarah secarasederhana dalambentuk tulisanmengenai salah satuperistiwa sejarahbaik nasional maupunlokal (dalam bentuktugas semester).

Membuat bahan presentasi atau laporan tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah

Mempresentasikan konsep, prinsip,dan prosedur penelitian sejarah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 58

Naskah Sejarah

5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

Mengembangkan penilaian autentik yang mencakup kompetensi

sikap, pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan kompetensi

dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan

penilaian.

a. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial

IndikatorPencapaianKompetensi

Indikator Soal TeknikPenilaian

Bersyukur dalam rangka proses kelahiran manusia Indonesia

Menampilkan keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaranagamanya

Menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah,

Menunjukkan perilaku peduli terhadap berbagai hasil budaya,

Menunjukkan perilaku cinta damai dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya,

Menunjukkan perilaku responsifdalam mengatasi

Siswa dapat bersyukur dalam rangka proses kelahiran manusia Indonesia dengan sungguh-sungguh

Siswa dapat menampilkanketeladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya dengan konsisten

Siswa dapat menunjukkanperilaku tanggung jawabdalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah dengan semangat,

Siswa dapat menunjukkanperilaku peduli terhadap berbagai hasilbudaya dengan sepenuh hati,

Siswa dapat menunjukkanperilaku cinta damai dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya dengan sepenuh hati,

Siswa dapat menunjukkan

Observasi

Penilaian diri

Penilaian antarteman

Jurnal

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 59

Naskah Sejarah

masalah sosial danlingkungannya

Menunjukkan perilaku pro aktifdalam mengatasi masalah sosial danlingkungannya,

Menunjukkanperilaku jujurdalam mengerjakantugas-tugas daripembelajaransejarah

perilaku responsif dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya dengan tepat

Siswa dapat menunjukkanperilaku pro aktif dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya dengan cepat,

Siswa dapat menunjukkanperilaku jujur dalammengerjakan tugas-tugasdari pembelajaransejarah dengan kontinu

b. Kompetensi Pengetahuan

IndikatorPencapaianKompetensi

Indikator Soal TeknikPenilaian

Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam penelitian sejarah

Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam penelitian sejarah

Menganalisis datadan fakta sejarahdari kegiatan heuristik

Menganalisis validitas dan relaibilitas datadan fakta sejarahdari kegiatanverifikasi

Siswa dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam penelitian sejarah dengan benar

Siswa dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam penelitian sejarah dengan benar

Siswa dapat menganalisis data dan fakta sejarah dari kegiatan heuristik dengan tepat

Siswa dapat menganalisis validitas dan relaibilitas data dan fakta sejarah dari kegiatanverifikasi dengan tepat

Testertulis

Penugasan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 60

Naskah Sejarah

Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam penelitian sejarah

Menganalisis prinsip objektivitas yangsubjektif dalam interprestasi terhadap fakta sejarah.

Menyimpulkanberbagai langkahpenelitiansejarah

Siswa dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam penelitian sejarah dngan benar

Siswa dapat menganalisis prinsip objektivitas yang subjektif dalam interprestasi terhadap fakta sejarah dengan tepat.

Siswa dapatmenyimpulkan berbagailangkah penelitiansejarah dengan tepat

c. Kompetensi Ketrampilan

IndikatorPencapaianKompetensi

Indikator Soal TeknikPenilaian

Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.

Menerapkan langkah heuristikdalam penelitian sesuai dengan topic yang dipilih.

Melakukan langkahverifikasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristik.

Melakukan interpretasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh

Siswa dapat menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya dengan benar.

Siswa dapat menerapkan langkah heuristik dalampenelitian sesuai dengan topic yang dipilih dengan tepat.

Siswa dapat melakukan langkah verifikasi terhadap data dan faktasejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristikdengan teliti.

Siswa dapat melakukan interpretasi terhadap data dan fakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan verifikasi dengan tepat.

Siswa dapat menuliskan

TesPraktik

Projek Portofolio

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 61

Naskah Sejarah

dari kegiatan verifikasi.

Menuliskan hasilpenelitiansejarah dalambentuk laporan.

hasil penelitiansejarah dalam bentuklaporan dengan benar.

Catatan:

Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan

penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 62

Naskah Sejarah

BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar,

artinya semakin efektif kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar

semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektif kegiatan

pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu

proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta

didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan

psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang

dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan pembelajaran dan

langkah-langkah pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta

didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu

melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau

menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam

kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru

dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis kompetensi.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi

selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam

kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan

pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun

pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak

terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang

menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 berupa kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan.. Keduanya, dikembangkan

secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 63

Naskah Sejarah

untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi

sikap religius dan sikap sosial.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara

individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Selanjutnya

mengembangkan alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan

penilaian autentik.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 64

Naskah Sejarah

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning,Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives.New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: HarvardUniversity Press.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, andEpistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through thepolitics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RITahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi LulusanPendidikan Dasar dan Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar danMenengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasardan Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian PendidikanDasar dan Menengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan StrukturKurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar NegaraRI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic CompetencyFrameworks: a Brief Historical Overview. Education Research andPerspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 65

Naskah Sejarah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 66

Naskah Sejarah

Lampiran 1:

Contoh Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : XProgram Peminatan : Ilmu Ilmu SosialKompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian darisolusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelajaran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n3.1 Menganal

Manusiadan

Fakta-

Mengamati1. Membaca

1. sikap positif

ObservasiKeg.1

1.Menjelaskan Tes :

1. Unjuk kerja

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 67

Naskah Sejarah

isis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu

3.2 Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan

3.3 Menganalisis keterkaitan peristiw

Sejarah Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu

Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan

Kehidupan manusia masakini merupakan

Kejadianyang memperlihatkan adanya hubungansebab akibat- Aktivitas manusia dari waktu kewaktu dari berbagaiwilayah di Indonesia-

Konsep- Waktu- perubahan-

buku teks tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan,dan pengaruhnya terhadapkehidupan manusia dimasa kini

2. Melihat video/film

Yang berhubungan

dengan fenomena

alam tentang sebab

(individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

2 sikap ilmiah pada saat berdiskusi

3. perilakudan sikap menghargai, dan peduli kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab

Diskusi aspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objektif2.Kritis

Keg.2Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- menghargai

unsur sejarah ruang danwaktu

2.Menjelaskan

peran manusia

dalam sejarah

3.Menjelaskan tentang teori tantangandan jawaban dan teorikausalitas

4. Menjelaskan tentang konsep perubahan

UH uraian.

UTS PG dan Uraian

Membuat tulisan tentang peristiwa sejarah yang memilikialur sebab dan akibat

2.Mempresentasi

kan hasil tulisannya tentangperistiwa sejarahyang

Hasil tulisan:- sistematika penulisan- pemahaman- bahasa(instrument : rubrik/Performance :Presentasi hasiltulisan :- cara ber berkomunikas- sistematika

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 68

Naskah Sejarah

a sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini

akibatdari perubahan dimasa lalu

keberlanjutanPrinsip:- teori

tantangan dan jawaban

- teori kausalitas

- prinsip “ change and continuity”

Prosedur-

dan akibat terjadinyasuatu peristiwa

Menanya:1. Melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkanklarifikasidan pendalaman pemahaman tentang unsur sejarah yaitu manusia, ruang dan waktu

2. Melalui kegiatan dialog interaktif membahas

dan berkesinambungan

5. Menjelaskan tentang teori causalitas dan challengeand repon

6. Menguraikan pandangantiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani

memiliki alur sebab dan akibat

penyampaian- tampilan presentasi

4.1 Menyajikan hasil kajian tentangkonsep manusiahidup dalam ruang dan waktu, dalam berbagai bentuk komunik

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 69

Naskah Sejarah

asi.

4.2 Menyajikan hasil telaah tentangkonsep bahwa manusiahidup dalam perubahan dan keberlanjutan,dalam berbagai bentuk komunikasi.

4.3 Membuat tulisantentanghasil kajian

tentang teori causalitas,challenge and respon,dan padangan tiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani

Mengeksplorasikan:

1. Melakukankajian pustaka tentang teori teoricausalitas,challenge and respon,dan padangan tiga dimensi

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 70

Naskah Sejarah

mengenai keterkaitan kehidupan masalalu untuk kehidupan masakini.

sejarah menurut (Ruslan abdul Gani )dari sumber tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung.

2. Mengumpulkan data ataucontoh contoh peristiwa sejarah yang berkesinambungan pengaruhnyaterhadap kehidupan manusia di masa kini, dari sumber

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 71

Naskah Sejarah

tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung.

Mengasosiasikan:

Menganalisis informasiyang didapat dari berbagai sumber mengenai keterkaitanantara aktivitas manusia yang terbatas dalam ruangdan waktu dalam kesinambungan dan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 72

Naskah Sejarah

perubahan, serta pengaruhnyaterhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teoriyang telah dipelajari

Mengomunikasika

Membuat hasil kajiandalam bentuktulisan mengenai keterkaitan antara aktivitas manusia yangterbatas dalam ruang dan waktu yang ber kesinambunga

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 73

Naskah Sejarah

n dan terus berubah, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teori yang telah diplajari

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelajaran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n3.4 Meng

analisis ilmu sejarah

SejarahsebagaiIlmu

Fakta-- - Cerita atau tayanganperistiwa yang bersifatmitos

MengamatiMembacabuku tentang sejarah sebagai ilmu.

Menanya:

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

ObservasiKeg.1 Diskusiaspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objekti

1.Menjelaskan tentang karakteristik sejarah

2. Membedaka

TesUH uraian.

1. Membuat tulisan tentang perbedaan antaraantara sejarah,

Unjuk kerjaHasil tulisan:- sistematika penulisa

4.4 Menyajikan hasil telaah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 74

Naskah Sejarah

tentangperistiwa sebagaikarya sejarah, mitos, dan fiksi dalam bentuk tulisan.

Cerita atau tayangantentang peristiwa yang benar-benar terjadi.

Konsep-Sejarahsebagai peritiwa-Sejarahsebagai Ilmu- Sejarah sebagai seni

Prinsip- Objektivitas

Menanya melalui kegiatan diskusi tentang karakterstik sejaran

Menanya melalui kegiatan diskusi tentang karakteristik ilmu

Menanya melalui kegiatan diskusi tentang perbedaansejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni

Menanya melalui kegiatan

2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan mengerjakan tugas

3. perilakudan sikap menghargai, jujur,teliti, disiplindan tanggungjawab

f2.Kritis

Keg.2Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- menghargai

n antara antara sejarah dengan mitos, legenda

3.Menjelaskan tentang karakteristik ilmu

4. Menjelaskan sejarah sebagai peristiwa

5. Menjelaskan sejarah sebagai seni

6. Menjelask

UTS : PG dan uraian

mitos dan fiksi disertaicontoh peritiwa/cerita sejarah

2.Mempresentasi

kan hasil tulisantentangsejarah, mitosdan fiksi disertai contoh peritiwa

n- pemahaman- bahasa(instrument : rubrik/Performance :Presentasi hasiltulisan :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- tampilan presenta

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 75

Naskah Sejarah

dalam sejarah- Occuracy dalam penulisan sejarah

- Syaratsejarah Sebagai ilmu - Ciri sejarah sebagai seni- Ciri sejarah Sebagai peristiw

diskusi tentang perbedaansejarah dengan mitos danfiksi

Mengeksplorasikan: Mengumpul

kan informasidan data terkait dengan pertanyaan mengenai sejarah sebagai ilmu, dari sumber tertulis dan atau internet,serta sumber

an sejarah sebagai ilmu

7. Membedakan antara sejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni

si

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 76

Naskah Sejarah

a

ProsedurCara menentukan kisah yang merupakan peristiwa sejarah

lainnya.

Mengasosiasikan: Menganali

sis informasidan data yang didapat mengenai sejarah sebagai ilmu.

Mengomunikasikan: Membuat

hasil penelaahan dalam bentuk tulisan mengenai sejarah sebagai ilmu.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 77

Naskah Sejarah

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelajaran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n3.5 Meng

analisis cara berpikir sejarahdalam mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah.

Berpikir Sejarah Diakronik

Sinkronik

Kausalita

Interpretasi

Periodesasi

Fakta-tayanganvideo tentang peristiwa Sejarah tertentu- tayanganvideo tentang bukti-bukti sejarah tertentu

Konsep :- Diakronik

-

Mengamati: Membaca

buku tekstentang paham paham sejarah

Membaca buku tentang cara menganalisa peristiwasejarah

Menanya: Menanya

melalui kegiatan diskusi tentang pengertian cara berpikir

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

2. sikap ilmiah pada saat berdiskusi dan mengerjakan tugas

3 perilakudan sikap menghargai,

ObservasiKeg.1 DiskusiAspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objektif2.Kritis

Keg.2Presentasi hasil diskusiAspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli

1.Menjelaskan pengertian sinkronikdan diakronik

2.Membedakan cara berpikir sinkronikdan diakronik

3. Menjelaskan tentang pengertian kausalitadan contoh penerapan

TesUH uraian.

UTS PG dan uraian

1. 1.Mengklasifikasi tulisan sejarah yang ditulis oleh tokoh tokot sejarah dengan berdasarcara pikir sejarah (masing masing kelompok10 peristiwa) disertaialasan

Unjuk kerjaPresetasi hasil kajian- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- tampilan presentasi- pemahaman

4.5 Menerapkan cara berfikir sejarahdalam mengkaj 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 78

Naskah Sejarah

i peristiwa-peristiwa yangdipelajarinya,dalam berbagai bentuk presentasi.

Sinkronik

- Kausalitas

- Interpretasi

- periodesasi

- kronologi

Prinsip :

- kaidahinterpratasi secara benar

Prosedur:

- Menganalisis

Peristiw

diakronikdan diakroniksinkronik,

Menanya melalui kegiatan diskusi tentang pengertiankausalita

Menanya tantang pengertian interpretasi dan kaidah interpretsi yangbenar

Menanya tentang pengertian periodesasi dan

kejujuran, teliti ,disiplindan tanggungjawab

- kerjasama- menghargai-teliti

Keg .3Mengerjakan tugas kelompok.Aspek yang dinilai :- kerjasama- peduli- teliti

nya

4. Menjelaskan tentang pengertian interpretasi dan syarat melakukaninterpretasi yang benar

5. Membedakan kronologidan periodesasi dan penerapannya dalampenulisansejarah

6. Memberi

2.Membuatdan

mempresenta

sikan hasil kajian terhadapperistiwa sejarah dengan cara piker sejarah

terhadap materiyangdipresentasikan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 79

Naskah Sejarah

a Sejarah

- Membuat

tayangan

presentasi

- s

kronologidalamsejarah

Menanya tentang contoh-contoh penerapankonsep konsep dalam tulisan tulisan sejarah

Mengeksplorasikan: Mengumpul

kan data mengenai pengertian berpikir sejarah diakronik, sinkronik,

contoh karya karya sejarah yang ditulis dengan prinsip sinkronik, diakronik, causalita, interpratsi, periodesasi dan kronologi

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 80

Naskah Sejarah

kausalita, interpretasi dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalamtulisan, buku teksatau sumber lainnya dari sumber tertulis dan atau internet,serta sumber lainnya.

Mengasosiasikan: Melatih

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 81

Naskah Sejarah

cara berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan menetapkan periodesasi sejarah melalui kajian terhadap beberapa peristiwasejarah dari sumber seperti buku, jurnal atau sumber lainnya.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 82

Naskah Sejarah

Mengomunikasikan: Membuat

hasil kajian dalam berbagai bentuk presentasi, mengenai penerapankemampuancara berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan membuat periodsasi sejarah, menyajika

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 83

Naskah Sejarah

nya dalamberbagai bentuk presentasi.

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelajaran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n3.6 Meng

analisis berbagai bentuk/jenis sumber Sejarah

Sumber Sejarah Penge

rtian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalamilmu sejar

Fakta-candi-kitab kuno-naskah kuno- tokoh sejarah- kaset rekaman dll

Konsep1. sumber

MengamatiMengamati:• Membaca buku teks dan sumber lain mengenai pengertian,sifat, jenis, dankedudukan sumber dalam ilmusejarah

Membaca buku atau literatur

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi

2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan mengerjakan tugas

ObservasiKeg.1 DiskusiAspek yang dinilai Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis

Keg.2 mengerjakan tugas . Aspek

1.Menjelaskan pengertian sumber sejarah

2.Membedakan sumberprimer, sumber sekunder dan sumber tersier

3.Menjelaskan validitas

TestUH uraian.

US PG danuraian

1. Mengklasifikasi sumber sejarah berdasarjenis dan sifatnmya

2.Membuatdanmempresentasikanhasil

Unjuk KerjaPresetasi hasil kajian- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian

4.6 Menyajikan hasil analisi

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 84

Naskah Sejarah

s jenissumber,peran sumber dan keterkaitannyadengan kejadian sejarah, dalamberbagai bentuk presentasi.

ah sejarah2. Fakta Sejarah3. Artifak4. Sosiofact4. Mentifact

Prinsip1. validitas

2. reliabilitas

3. Kredibilitas

Prosedur:Menentuk

tentang penelitianpenelitiansejarah untuk mendapatkan pemahaman tentang bukti sejarah

Menanya:• Menanya melalui kegiatan diskusi pengertian,sifat, jenis, sumber sejarah

Menanya dalam kegiatan diskusi tentang

3. perilakudan sikap disiplin, tanggungjawab dan teliti dalam menjalankan tugas

yang dinilai 11.Kejujuran2.Tanggung jawab3. disiplin

, reliabilitasdan kredibilitas sumber sejarah

4. menganalisis kedudukansumber sejarah

5.Menganalisis alasan keterpakaian sebuah suber sejarah hasil penelitian

kajian terhadapperistiwa sejarah yang dilengkapi oleh sumber sejarah

- tampilan presentasi- pemahaman terhadap materiyangdipresentasikan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 85

Naskah Sejarah

an sumber sejarah yang akan dipakai

kedudukan sumber dalam ilmu sejarah

Menanya dalam diskusi apakriteria yang dipakai untuk menentukan sebuah benda dapatdipakai sebagai sumber sejarah

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkan data berdasarkanbacaan ataureferensi yang

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 86

Naskah Sejarah

tersedia terkait tentang pengertian,sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah, melalui bacaan dan sumber lainyang mendukung.

Mengumpulkan foto fototentang sumber sejarah sebuah peristiwa

Mencarisumber sejarah untuk peristiwa yang

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 87

Naskah Sejarah

sederhana yang dikatahui peserta didik

Mengasosiasikan:

Menganalisis untuk menentukan keterkaitanantara pengertian,sifat, jenis, dankedudukan sumber dalam ilmusejarah

Menghubungkan beberbagi alasan mengapa sebuah benda bisa

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 88

Naskah Sejarah

menjadi sumber sejarah

Mengomunikasikan:• Membuat sebuah tulisan tentang sebuah peristiwa sejarah yang diketahui dengan sumber sejarahnya dan alasan mengapa benda tersebut dapat dipakai sebagai sumber sejarah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 89

Naskah Sejarah

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelaja

ran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarahterhadap berbagai peristiwaSejarah

Penelitian danPenulisan Sejarahlangkahpenelitian sejarah(bertanya, menentukan danmencarisumber,kritik sumber,validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi

Fakta- proses kegiatan meneliti- contoh laporan penelitian sejarahKonsep1. Heuristik2. Verifikasi3. Interpretasi4. HistoriografiPrinsip1. Objektifitas penulis

Mengamati1. Membacabuku tentang langkah-langkah/prosedur penelitian.

2. Melihat video

bertemapenelitian

3. Menyimakcontoh laporan singkat hasil penelitiansejarah

Menanya1. Menanya melalui

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi

kelompok2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian

3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan

ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan tahapan,topik dan sumber sejarah penelitian, aspek: Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. Kerjasama

Keg.2 Presentas

1.Menjelaskan Langkah-langkah penelitian sejarah

2.Membedakan sumberprimer, sumber sekunder dan sumber tersier

3.Menjelaskan validitas, realibilitas dan kesahihandata sejarah

4. Menafsirk

TesUH uraian.UTS PG dan uraian

1.Menyajidan mengolahdata penelitian

2. Membuatlaporantertulis tentanghasil penelitian

3.Mempresentasikan hasil

penelitia

Proyek penilitian:1.penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- interpretasi Data(instrument rubric)

2.laporan hasil

4.7Melakukan penelitian sejarahsecara sederhanadan menyajika

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 90

Naskah Sejarah

nya dalambentuk laporan penelitian

dan penulisan)

an sejarah

2. Penentuan Topik Penelitian

3.Penentuan Datadan fakta sejarah

4. Penentuan Validitas dan Reliabilitas data dan fakta sejarah

Prosedur1. Tahapan-

kegiatan diskusi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang langkah-langkah penelitianSejarah

2. Diskusi kelas menentukantopik penelitian

3. Diskusi kelas caramenentukansumber sejarah yang benar

Mencoba/Mengeksplorasi1.

kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab

i hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun

an data yang telah teruji kebenarannya

5.Membuat laporan hasil penelitian

6.Mempresentasikan hasil penelitian

n penelitian :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup

Presentasi hasilpenelitian :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 91

Naskah Sejarah

tahapanPenelitian Sejarah

2. Penyajian Hasil Penelitian

Mengumpulkan data terkait dengan topik penelitiansejarah melalui bacaan danreferensi lain yang tersedia

2. Melakukan wawancara terhadap sumber sejarah

Mengasosiasi1.Mengklasifikasikan data yang diperoleh sehubungan dengan topik penelitian

2.Menguji data-data

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 92

Naskah Sejarah

melalui kritik intern dankritik ekstern

3. Manafsirkan hasil penelitiansementara

Mengomunikasikan1.Membuat laporan hasil penelitian

2. Menyajikan laporan hasil penelitian sejarah secara sederhana dalam bentuk tulisan mengenai

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 93

Naskah Sejarah

salah satu peristiwa sejarah baik nasional maupun lokal

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelaja

ran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n3.8. Menganalisis keterkaitan perbedaanciri-ciridari historiografi tradisional, kolonial dan modern

Historiografi Historiografi tradisional

Historiografi kolonial

Historiografi modern

Fakta1Buku/naskah historiografi tradisional, nasional,kolonial

Konsep1. Historiografi2. Istana

Mengamati1. Membaca buku teks tentang pengertian historiografi dan persamaan serta perbedaan antara historiografi tradisional, kolonial,dan modern

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian

ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan perbedaanantara historiografi tradisional, kolonial dan modern aspek: Sikap

1.Menjelaskan perkembangan historiografi di Indonesia

2.Membedakan historiografi tradisional, kolonial dan modern

TesUH uraian.UTS PG dan uraian

1.Menyajidan mengolahdata penelitian

2. Membuat laporan tertulistentang hasil peneliti

Unjuk kerja:penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- Kesesuaian

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 94

Naskah Sejarah

sentries3. epigrafi4. numismatik5. filologiPrinsip1. Objektifitas penulisan sejarah

2. Tradisilisan

3.Data dan fakta sejarah

Prosedur:Cara menentukan :1. Historig

2.Melihat tayangan dari powerpoint tentang materi historiografi

3.Menyimak contoh tulisan yang merupakan bentuk historiografi tradisional

Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkanklarifikasidan

3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab

Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2 Presentasi hasil penulisanaspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun

3.Menjelaskan ciri-ciri historiografi tradisional, kolonial dan modern

4.Membuat laporan hasil penulisantentang historiografi tradisional, kolonial dan modern

5.Mempresentasikan hasil penulisansejarah yang termasuk

an3.Mempresentasikan hasilpenelitian

data

2.laporan hasil penelitian :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup

Presentasi hasilpenelitian :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan

4.8 Menyajikan hasil mengklasifikasi ciri-cirihistoriografi tradisional, kolonial dan modern dari sumber yang ditentukan guru, dalam berbagai bentuk presentasi.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 95

Naskah Sejarah

rafi Tradisional

2. Historiografi Kolonial

3. Historiografi Modern

pendalaman pemahaman tentang pengertian historiografi dan ciripembeda antara historiografi tradisional, kolonial,dan modern

2. Diskusi kelas ciridan tujuandari berbagai perkembangan historiografi di Indonesia

Mencoba/Mengeksplorasi1.

historiografi tradisional, kolonila atau modern

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 96

Naskah Sejarah

Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaanmengenai pengertianhistoriografi, ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern, melalui bacaan dansumber-sumber lain yang mendukung.

2. Mengumpulkan beberapa

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 97

Naskah Sejarah

tulisan sejarah dari berbagai sumber baik buku maupun referensi lain yang tersedia

3. Melakukanpenelitiansejarah secara singkat dengan merujuk salah satuciri dari perkembangan historiografi di Indonesia

Mengasosiasi1. Menganalisis

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 98

Naskah Sejarah

informasi yang didapat melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya dengan melakukan pengelompokan jenis historiografi berdasarkanciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial,dan modern

2. Mengklasifikasikan tulisan sejarah yang

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 99

Naskah Sejarah

diperoleh berkaitan dengan cirihistoriografi

3 .Menguji tulisan-tulisan sejarah sesuai klasifikasi ciri historiografi

Mengomunikasikan1.Membuat laporan hasil penelitianperkembangan historiografi di Indonesia

2. Menyajikan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 100

Naskah Sejarah

hasil penelitiandalam bentuk tulisan berupa klasifikasi jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelaja

ran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 101

Naskah Sejarah

3.9.M enganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya

Manusia Purba Indonesiadan Dunia

Manusiapurba Indonesia

Manusiapurba Asia

Manusiapurba Afrika

Manusiapurba Eropa

Fakta1.Situs prasejarah (Sangiran, Trinil).Konsep1. Megantropus2. Pithecantropus3. Homo

Prinsip1. Evolusi

.

ProsedurCara menganalisis hubunganantara manusia purba

Mengamati1. Membaca

buku teks tentang keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya

2. Melihatvideo bertema kehidupanmanusia purba

3. Menyimak penayanganpower point tentang

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian

3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian,

ObservasiKeg.1 Diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya

Sikap

1.Menjelaskan jenis-jenis manusia purba yang ditemukandi Indonesia

2.Menjelaskan jenis-jenis manusia purba yang ditemukandi Asia, Afrika dan Eropa

3.Membandingkan jenis manusia purba yang di temukan di Indonesiadengan

TesUH uraian.UTS PG dan uraian

1.Menyajikan dan mengolahdata hasil analiasis dari jenis manusia purba dari Indonesia , asia, Afrika dan Eropa

2. Membuat laporan tertulistentang hasil analisis

Unjuk kerja:penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- kesesuaian data

2.laporan hasil analisis:- sistematika Pendahuluan, isi, penutup

4.9 Menyajikan hasilanalisismengenaiketerkaitan antara Manusia Purba

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 102

Naskah Sejarah

Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, dalam berbagaibentuk presentasi

Indonesia dan Manusia Purba dunia

perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia

Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalamanpemahaman tentang keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern

disiplindan tanggungjawab

Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2 Presentasi hasil analisi aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun

Asia, Afrika dan Eropa

4.Membuat laporan hasil analisis tentang manusia purba di Indonesia, Asia, Afrika dan Eropa

6.Mempresentasikan hasil analisis tentang manusia purba di Indonesia, Asia, Afrika dan Eropa

dari jenis manusia purba dari Indonesia , Asia, Afrika dan Eropa

3.Mempresentasikan hasil analisisdari jenis manusia purba dari Indonesia , Asia, Afrika dan

Presentasi hasilanalisis:- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 103

Naskah Sejarah

secara fisik dan budaya

2. Diskusi kelas membandingkan manusia purba Indonesia dengan manusia purba dariNegara lain

Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaanmengenai keterkaita

Eropa

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 104

Naskah Sejarah

n manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, melalui bacaan, gambar-gambar danfosil-fosil yangada di museum terdekat.

Mengasosiasi1. Menganalisis informasi-informasi yang didapat

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 105

Naskah Sejarah

untuk melakukan pengelompokan jenis-jenis manusia purba Indonesia dan Dunia ke dalam kelompok antropologi fisik dan kelompok budaya dandalam garis waktu

Mengomunikasikan1. Menyajikanhasil analisis berbentuk tulisan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 106

Naskah Sejarah

tentang manusia purba Indonesia dan Dunia dalam garis waktu dan hubungannya dengan manusia modern Asia, Afrika, dan Eropa

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelaja

ran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n3.10. Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesi

KehidupanManusia PraaksaraIndonesia Kehidupan awal manusiaIndones

Fakta1.Tayangan kehidupanekonomi, social, dan budaya masyaraka

Mengamati1. Membaca buku teks atau menyaksikanvideo dan/atau mengamati situs-situs

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

2. sikap

ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan tahapan perkembangan kebudayaa

1.Menjelaskan tahapan perkembangan kebudayaan masa pra aksara di

TesUH uraian.UTS PG

1.Menyajidan mengolahdata penelitian/anali

Unjuk kerjapenyajian dan pengolahan data :

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 107

Naskah Sejarah

a di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi,dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini

ia di bidang kepercayaan, sosial,budaya,ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masakini

Hubungan kebudayaan Hoa-bin, Bacson,Dongsondan Sahuynhpada masyara

t saat ini2.Tayangan hasil budaya masyarakat Indonesiapada masapraaksara4. Tayangan kebudayaan Bacson,Dongson, Hoabihn, dan Sahuynh.

Konsep1.Kepercayaan2.Sosial3.Ekonomi4. Kebudayaa

peninggalanzaman praaksara terdekat mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan di Asia serta unsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini

ilmiah pada saat melaksanakan penelitian

3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab

n masa pra aksara diIndonesia. Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. Kerjasama

Keg.2 Presentasi hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab

Indonesia2. Membedakan kehidupanawal manusia dibidang kepercayaan, sosial, budaya dan teknologi

3. Menjelaskan Animisme,dinamismedan totemisme

4. Menjelaskan Nomaden dan sedenter

5.Menjelaskan food

sis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi,sosial, dan budaya

2. Membuat laporan tertulistentang

- ketepatan Data- kesesuaian data

2.laporan hasil analisis:- sistematika Pendahuluan, isi, penutup

Presentasi hasilanalisis:- cara ber berkomunikas

4.10. Menarik berbagaikesimpulan dari hasil evaluasiterhadapperkembangan teknologi pada

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 108

Naskah Sejarah

zaman kehidupan praaksara terhadapkehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan

kat awal diIndonesia.

n5. TeknologiPrinsip1. pola pemukiman tradisional

2. Pola tradisilisan

Prosedur1. Masa berburudan meramu makanan

2. Masa berburudan meramu makanantingkatlanjut

3. Masa bercoco

2.Melihat video kehidupan masa berburu danmeramu makanan

3.Menyimak gambar-gambar hasil peninggalan dari masa berburu samapai masa bercocok tanam tingkat lanjut

Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk

3. Santun gatheringdan food producing

hasil penelitian/ analisistentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi,sosial, dan budaya

3.Mempres

- sistematika penyampaian- wawasan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 109

Naskah Sejarah

k tanam4. Masa bercocok tanamtingkatlanjut/masa perundagian

mendapatkanklarifikasidan pendalaman mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan

entasikan hasil penelitian/analisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi,sosial, dan budaya

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 110

Naskah Sejarah

manusia masa kini

2. Diskusi kelas caramenentukantahapan perkembangan kebudayaanpra aksaradi Indonesia

Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 111

Naskah Sejarah

praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber terkait.

2. Mengumpulkan data

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 112

Naskah Sejarah

terkait perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia

Mengasosiasi1. Menganalisis informasidan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun darisumber-sumber terkait mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 113

Naskah Sejarah

bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini.

2. Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari perkembangan kebudayaanmasa pra

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 114

Naskah Sejarah

aksara di Indonesia

Mengomunikasikan

1 Menyajikanhasil analisis dalam bentuk tulisan berupa kesimpulan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 115

Naskah Sejarah

dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini

Kompetensi Dasar

MateriPokok

MateriPembelaja

ran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia

n4.11. Menganalisis keterkaitan peradabanawal dunia danIndonesiaserta keterkaitannya dengan

PeradabanAwal Indonesiadan Dunia Kehidupan Awal Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi,

Fakta1.1.peradaban kuno Cina2.peradaban kuno Indus3. peradaban kuno

4. peradab

Mengamati1 Membaca buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, danAmerika) dalam

1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

2. sikap ilmiah pada saat melaksan

ObservasiKeg.1 Diskusi mengklasifikasi dari perkembangan peradabanawal Indonesiadan dunia(Asia,

1.Menjelaskan peradabanawal masyarakat Indonesiadalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercaya

TesUH uraian.UTS PG dan uraian

1.Menyajidan mengolahdata penelitian/analisis

2. Membuat laporan

Unjuk kerja:penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 116

Naskah Sejarah

manusia masa kinidalam cara berhubungan denganlingkungan, hukum,kepercayaan, pemerintahan dan sosial

kepercayaan, pemerintahan primus inter pares, pertanian dan ukuran

Peradaban awal Asia (Cina, Indus, Mesopotamia) dalam pencapaian ilmu,teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

ankuno Mesir

5. Peradaban kunoYunani

6.Peradaban kunoRomawi

.7. Perdaban kuno AmerikaLatin

Konsep1. Ilmu2. Teknologi3. Kepercayaan4. Pemerintahan5. PertanianPrinsip1.

pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya

2.Melihat video bertema hasil kebudayaankuno dari Asia, Afrika, Eropa dan Amerika

3.Menyimak gambar-gambar hasil kebudayaankuno dari Asia,

akan penelitian

3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab

Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya, aspek: Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2

an, pemerintahan, pertanian, dan budaya

2. Menjelaskan peradabanawal di Asia (Cina, Mesopotamia dan Indus) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

tertulistentang hasil penelitian/analisis

3.Mempresentasikan hasil penelitian/analisis

- kesesuaian data

2.laporan hasil analisis:- sistematika Pendahuluan, isi, penutup

Presentasi hasilanalisis:- cara ber berkomunikas- sistematika penyampa

4.11. Menyajikan hasil analisis peradabanawal dunia danIndonesiaserta keterkaitannya dengan manusia masa kini

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 117

Naskah Sejarah

dalam cara berhubungan denganlingkungan, hukum,kepercayaan, pemerintahan, dan sosial, dalam berbagai bentuk presentasi.

Peradaban awal Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

Peradaban awal Eropa (Yunani,Romawi, Pulau Kreta) dalam pencapaian ilmu, teknolog

Tumbuhnya sistem kepercayaan 2.Tumbuhnya kehidupan ekonomidan sosial

3. Tumbuhnya sistem pemerintahan

Prosedur1. Masa peradaban awaldi Asia

2. Masa peradaban awaldi Afrika

Afrika, Eropa dan Amerika

Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk klarifikasi dan pengetahuan yang lebih mendalam serta aspek lainyang terdapat di buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika,

Presentasi hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun

3.Menjelaskan peradabanawal masyarakat di Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

4. Menjelaskan peradabanawal masyarakat di

ian- wawasan

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 118

Naskah Sejarah

i, kepercayaan, pemerintahan, dan budaya

Peradaban awal Amerika (Inca, Maya, Aztec) dalam pencapaian ilmu,teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

3. Masa peradaban awaldi Eropa

4. Masa peradaban awaldi Amerika

Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya

2. Diskusi kelas menentukantopik penelitian

Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan

Eropa (Romawi, Yunani dan PulauKreta) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

5.Menjelaskan peradabanawal masyarakat di Amerika (Maya, Astec danInka) dalam

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 119

Naskah Sejarah

mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya, melalui bacaan dansumber-sumber lain yang terkait

2. Mengumpulkan data

pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 120

Naskah Sejarah

terkait dengan topik penelitiansejarah melalui bacaan danreferensi lain yang tersedia

3. Melakukanwawancara terhadap sumber sejarah

Mengasosiasi1. Menganalisis informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun dari

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 121

Naskah Sejarah

sumber-sumber lain yang terkait mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya

2. Mengklasifikasikan data yang diperoleh

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 122

Naskah Sejarah

sehubungandengan topik penelitian/analisis

Mengomunikasikan1.Membuat laporan hasil penelitian/analisis

2. Menyajikanhasil analisis dalam berbagai bentuk presentasimengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika,

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 123

Naskah Sejarah

Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 124

Naskah Sejarah

Lampiran 2:

Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X/Gasal

Peminatan : Ilmu-Ilmu Sosial

Materi Pokok : Penelitian dan Penulisan Sejarah: Langkah

penelitian sejarah

(bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik

sumber, validasi

informasi, interpretasi, rekonstruksi dan

penulisan)

Alokasi Waktu : 8 x 3 JP

A. Kompetensi Inti

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 125

Naskah Sejarah

responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran

agamanya.

2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas

dari pembelajaran sejarah

3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah

penelitian Sejarah

terhadap berbagai peristiwa Sejarah

Indikator:

3.7.1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam

penelitian sejarah

3.7.2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam

penelitian sejarah

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 126

Naskah Sejarah

3.7.3. Menganalisis data dan fakta sejarah dari kegiatan

heuristik

3.7.4. Menganalisis validitas dan relaibilitas data dan fakta

sejarah dari kegiatanverifikasi

3.7.5. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam

penelitian sejarah

3.7.6. Menganalisis prinsip objektivitas yang subjektif dalam

interprestasi terhadap fakta sejarah.

3.7.7. Menyimpulkan berbagai langkah penelitian sejarah

4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya

dalam bentuk laporan penelitian

Indikator:

4.7.1. Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.

4.7.2. Menerapkan langkah heuristik dalam penelitian sesuai

dengan topic yang dipilih.

4.7.3. Melakukan langkah verifikasi terhadap data dan fakta

sejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristik.

4.7.4. Melakukan interpretasi terhadap data dan fakta sejarah

yang diperoleh dari kegiatan verifikasi.

4.7.5. Menuliskan hasil penelitian sejarah dalam bentuk laporan.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui sintaks inkuiri:

penyajian fenomena, observasi, rumusan masalah, menyusun hipotesis,

mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun kesimpulan, peserta

didik dapat:

3.7.1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam

penelitian sejarah

3.7.2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam

penelitian sejarah 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 127

Naskah Sejarah

3.7.3. Menganalisis data dan fakta sejarah dari kegiatan heuristik

3.7.4. Menganalisis validitas dan relaibilitas data dan fakta sejarah

dari kegiatan verifikasi

3.7.5. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam

penelitian sejarah

3.7.6. Menganalisis prinsip objektivitas yang subjektif dalam

interprestasi terhadap fakta

sejarah.

3.7.7. Menyimpulkan berbagai langkah penelitian sejarah

4.7.1. Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.

4.7.2. Menerapkan langkah heuristic dalam penelitian sesuai dengan

topic yang dipilih.

4.7.3. Melakukan langkah verifikasi terhadap data dan fakta sejarah

yang diperoleh dari

kegiatan heuristik.

4.7.4. Melakukan interpretasi terhadap data dan fakta sejarah yang

diperoleh dari kegiatan

verifikasi.

4.7.5. Menuliskan hasil penelitian sejarah dalam bentuk laporan.

1.2.1. Menunjukkan sikap keteladan keberagamaan dari pemimpin yang

diteliti.

2.3.1. Menunjukkan sikap jujur dan bertanggungjawab dalam melaksanakan

tugas penelitian.

D. Materi Pembelajaran

Fakta

4. Kegiatan meneliti sejarah

5. Berbagai jenis laporan penelitian sejarah

Konsep

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 128

Naskah Sejarah

1. Heuristik

2. Verifikasi

3. Interpretasi

4. Historiografi

Prinsip

1. Objektifitas penulisan sejarah

2. Penentuan Topik Penelitian

3.Penentuan Data dan fakta sejarah

4. Realibilitas dan Validitas data dan fakta sejarah

Prosedural

1. Tahapan-tahapan Penelitian Sejarah

2. Penyajian Hasil Penelitian

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar

1. Media : Video Kegiatan Penelitian

2. Alat : LCD Proyektor

3. Sumber Belajar :

Abdullah, Taufik, et.al. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah.

Jakarta: PT Ichtiar baru van Hoeve.

Buku Pegangan Kurikulum 2013

Buku sumber Sejarah SMA X Peminatan sejarah

Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009.

SejarahNasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.

Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kertagama dan Tafsir Sejarahnya.

Jakarta: Bhratara.

Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2.

Yogyakarta:Kanisius.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 129

Naskah Sejarah

Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam

- Mempersilahkan berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

Motivasi

- Melakukan interaksi tentang pentingnya

belajar sejarah.

- Melakukan tanya jawab tentang kejadian-

kejadian di sekitar berkaitan dengan

penelitian, misalnya kegiata aparat

penegak hukum mencari bukti dan

pelaksanaan sidang pengadilan tertentu.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

Apersepsi :

- Tanya jawab tentang materi KD yang lalu

tentang sumber sejarah (3.6/4.6).

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik dalam 8

pertemuan, apa yang menjadi aspek penilaian.

15 menit

Kegiatan Inti

Mengamati

105 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 130

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

Guru menyajikan tayangan audio visual tentang

kegiatan penelitian sejarah.

Peserta didik mengamati tayangan audio visual,

mencatat hal-hal yang menarik dari tayangan,

mencatat hal-hal yang belum jelas dalam bentuk

pertanyaan

Setelah selesai melihat tayangan, guru

menanyakan hal-hal yang ada di tayangan audio

visual, siswa mengungkapkan hal-hal yang

dicatat, mengungkapkan apa yang menjadi

masalah bagi dirinya.

Guru memperdalam kegiatan pengamatan dengan

memperlihatkan berbagai macam buku-buku

sejarah dan siswa untuk mengamati dilanjutkan

dengan tanya jawab.

Guru meminta siswa mencari dan membaca yang

berkaitan konsep-konsep penelitian sejarah.

Menanya

Dari hasil pengamatan dan proses membaca, guru

mengarahkan siswa untuk menanya tentang hal-

hal yang harus dilakukan dalam pembelajaran

penelitian sejarah, seperti bagaimana

melaksanakan heuristic, verifikasi,

interpretasi, dan historiografi.

Mengeksplorasi

Berdasarkan hasil proses menanya siswa, guru

membentuk kelompok diskusi masing-masing

maksimal 5 orang dengan ditunjuk ketua dan

sekretarisnya.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 131

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

Masing-masing kelompok-kelompok bekerja untuk

melakukan eksplorasi konsep, prinsip, dan

prosedur penelitian sejarah.

Secara secara kelompok mencari, mendalami, dan

berdiskusi tentang topik.Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang tugas di luar

kegiatan pembelajaran untuk memperdalam

capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan

pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam

15 menit

Pertemuan kedua

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam dan mempersilahkan siswa

berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 132

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

Motivasi

- Menanyakan tentang apa yang telah

dilakukan selama 1 minggu yang lalu

beserta pengalamannya.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu

kedua

Apersepsi :

- Mengkaitkan dengan apa yang telah

diperolehnya minggu yang lalu untuk

mengantarkan penguasaan konsep peneloitian

sejarah.

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik.

Kegiatan Inti

Mengeksplorasi

Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang telah diperolehnya dari hasil eksplorasi.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari

hasil eksplorasi.

Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman

baru dari diskusi tersebut.

Mengeksplorasi/Mencoba

Guru mengarahkan siswa untuk melakukan

kegiatan penelitian sederhana di lingkungan

sekolah.

105 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 133

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

Kelompok menginplementasikan konsep penelitian

yang diperolehnya dimulai dengan heuristic.

Kelompok melakukan kegiatan penelitian.Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang tugas di luar

kegiatan pembelajaran untuk memperdalam

capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan

pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam

15 menit

Pertemuan ketiga

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam dan mempersilahkan siswa

berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

Motivasi

- Menanyakan tentang apa yang telah

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 134

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

dilakukan selama 1 minggu yang lalu

beserta pengalamannya.

Apersepsi :

- Mengkaitkan dengan apa yang telah

diperolehnya minggu yang lalu untuk

mengantarkan penguasaan konsep penelitian

sejarah.

Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu

ketiga.

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti

Mengeksplorasi / Mencoba

Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang telah diperolehnya dari hasil melakukan

penelitian sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari

hasil mencoba.

Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman

baru dari diskusi tersebut.

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melanjutkan kegiatan heuristic.

105 menit

Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 135

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang tugas di luar

kegiatan pembelajaran untuk memperdalam

capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan

pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam

Pertemuan ke-4

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam dan mempersilahkan siswa

berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

Motivasi

- Menanyakan tentang apa yang telah

dilakukan selama 1 minggu yang lalu

beserta pengalamannya.

Apersepsi :

- Mengkaitkan dengan apa yang telah

diperolehnya minggu yang lalu untuk

mengantarkan penguasaan konsep penelitian

sejarah.

Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 136

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

keempat.

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti

Mengeksplorasi / Mencoba

Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang telah diperolehnya dari hasil melakukan

penelitian sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari

hasil mencoba.

Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman

baru dari diskusi tersebut.

Menalar/Mengasosiasi

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melanjutkan kegiatan menalar untuk melakukan

aktivitas verifikasi terhadap kesahihan

sumber.

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melanjutkan kegiatan menalar untuk melakukan

aktivitas penentuan data dan fakta sejarah

dari sumber-sumber sejarah yang diperolehnya.

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melanjutkan kegiatan menalar untuk melakukan

aktivitas verifikasi kesahihan data dan fakta

sejarah dari sumber-sumber sejarah yang

ditentukannya.

105 menit

Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 137

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang tugas di luar

kegiatan pembelajaran untuk memperdalam

capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan

pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam

Pertemuan ke-5

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam dan mempersilahkan siswa

berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

Motivasi

- Menanyakan tentang apa yang telah

dilakukan selama 1 minggu yang lalu

beserta pengalamannya.

Apersepsi :

- Mengkaitkan dengan apa yang telah

diperolehnya minggu yang lalu untuk

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 138

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

mengantarkan penguasaan konsep penelitian

sejarah.

Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu

kelima.

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti

Mengeksplorasi / MencobaMenalar/Mengasosiasi

Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang telah diperolehnya dari hasil melakukan

penelitian sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari

hasil mencoba.

Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman

baru dari diskusi tersebut.

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melanjutkan kegiatan menginterpretasikan data

dan fakta sejarah yang telah diuji

kesahihahnnya.

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melanjutkan kegiatan merangkai fakta-fakta

yang telah diinterpretasikan menjadi laporan

penelitian sejarah.

105 menit

Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 139

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang tugas di luar

kegiatan pembelajaran untuk memperdalam

capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan

pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam

Pertemuan ke-6

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam dan mempersilahkan siswa

berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

Motivasi

- Menanyakan tentang apa yang telah

dilakukan selama 1 minggu yang lalu

beserta pengalamannya.

Apersepsi :

- Mengkaitkan dengan apa yang telah

diperolehnya minggu yang lalu untuk

mengantarkan penguasaan konsep penelitian

sejarah.

Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 140

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

keenam.

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti

Mengeksplorasi / MencobaMenalar/Mengasosiasi

Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang telah diperolehnya dari hasil melakukan

penelitian sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari

hasil mencoba.

Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman

baru dari diskusi tersebut.

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melanjutkan kegiatan merangkai fakta-fakta

yang telah diinterpretasikan menjadi laporan

penelitian sejarah.

105 menit

Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang tugas di luar

kegiatan pembelajaran untuk memperdalam

capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan

pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

15 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 141

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

salam

Pertemuan ke-7

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam dan mempersilahkan siswa

berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

Motivasi

- Menanyakan tentang apa yang telah

dilakukan selama 1 minggu yang lalu

beserta pengalamannya.

Apersepsi :

- Mengkaitkan dengan apa yang telah

diperolehnya minggu yang lalu untuk

mengantarkan penguasaan konsep penelitian

sejarah.

Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu

ketujuh.

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik.

15 menit

Kegiatan Inti

Mengomunikasikan

Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang telah diperolehnya dari hasil melakukan

105 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 142

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

penelitian sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari

hasil mencoba.

Guru menentukan tata cara diskusi.

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melaporkan hasil penelitian (diperkirakan 3

kelompok)

Guru dan kelompok membahas dan memberi umpan

balik atas diskusi laporan penelitiannya.Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang tugas di luar

kegiatan pembelajaran untuk memperdalam

capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan

pertemuan berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam

15 menit

Pertemuan ke-8

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 143

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

Orientasi :

- Memberi salam dan mempersilahkan siswa

berdoa

- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa

dalam belajar

- Mengecek kehadiran

Motivasi

- Menanyakan tentang apa yang telah

dilakukan selama 1 minggu yang lalu

beserta pengalamannya.

Apersepsi :

- Mengkaitkan dengan apa yang telah

diperolehnya minggu yang lalu untuk

mengantarkan penguasaan konsep penelitian

sejarah.

Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu

kedelapan.

Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan peserta didik.

15 menit

Kegiatan Inti

Mengomunikasikan

Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang telah diperolehnya dari hasil diskusi

sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari

hasil mencoba.

105 menit

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 144

Naskah Sejarah

Rincian Kegiatan Waktu

Guru memberi kesempatan kelompok untuk

melaporkan hasil penelitian (diperkirakan 3

kelompok)

Guru dan kelompok membahas dan memberi umpan

balik atas diskusi laporan penelitiannya.

Penutup

Guru bersama-sama dengan peserta didik

melakukan refleksi untuk membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran dengan menanya atau

bertanya.

Guru memberikan arahan tentang ulangan harian

minggu berikutnya.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam

15 menit

H. Penilaian

1. Jenis dan Teknik Penilaian

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Jenis dan teknik

penilaian yang digunakan adalah tes dan non tes:

a. Pengamatan (Penilaian Sikap)

b. Tes Tertulis (Penilaian Pengetahuan)

c. Unjuk Kerja (Penilaian Ketrampilan)

d. Penilaian Produk

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

a. Lembar Pengamatan Sikap

b. Tes Uraian

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 145

Naskah Sejarah

c. Lembar Pengamatan Diskusi

d. Lembar Penilaian Produk

(Instrumen Penilaian Terlampir)

3. Rubrik Penilaian (Terlampir)

………..,……………….

Mengetahui Kepala SMA .... Guru Mata Pelajaran

Sejarah

..................................

…….....................................

NIP. NIP.

Catatan Kepala Sekolah

......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 146

Naskah Sejarah

......................................................................

......................................................................

................................................

Lampiran 1.

a. Lembar Observasi sikap

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Program : X/IPS

Kompetensi : KD 1.2 dan 2.3

No Nama

Peserta

Didik

Aspek Sikap Skor

Sikap

Predikat

Sikap*Releg

ius

Tanggu

ng

Jawab

Jujur

1. M. Farid 3 3 2 3 B

2.

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 147

Naskah Sejarah

ds

t

Catatan : *Predikat sikap diperoleh bukan dari rata-rata skor sikap,

tetapi diambil dari skor yang sering muncul.

Keterangan:

Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 4.

1 = kurang konsisten

2 = mulai konsisten

3 = konsisten

4 = selalu konsisten

Kriteria Nilai :Skala

NilaiPredikat

4 A

3 B

2 C

1 D

Lampiran 2:

Instrumen Penilaian Unjuk Kerja Presentasi

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Program : X/IPS 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 148

Naskah Sejarah

Kompetensi : KD 3.7 dan 4.7

Contoh lembar penilaian kinerja presentasi

NO NAMA SISWAASPEK YANG DINILAI

Score

TotalPengorganisa

sian

Pengetahu

an

Tampila

n

Mekanis

asi

Kontak

mata

Nila

i=

∑ Skor

perolehan X 4Skor Maksimal

Rubrik penilaian presentasi hasil diskusi kelompok

Aspek 1 2 3 4

Pengorga-nisasian Peserta tidak

bisa memahami

presentasi

karena

informasi tidak

disampaikan

secara runtut.

Peserta

mengalami

kesulitan

memahami

presentasi

karena

penyampaian

ide melompat-

Informasi

disampaikan

dengan urutan

logis yang

dapat diikuti

oleh peserta.

Informasi

disampaikan

dengan urutan

logis dan

menarik,

sehingga

sangat mudah

dipahami oleh 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 149

Naskah Sejarah

lompat. peserta.

Pengetahuan Siswa tidak

memahami

informasi dan

tidak dapat

menjawab

pertanyaan

tentang hal

dipresentasikan

.

Siswa tidak

menguasai

informasi dan

hanya mampu

menajwab

pertanyaan

sederhana.

Siswa

menjawab

dengan mudah

pertanyaan

tetapi tidak

mampu

mengulas

lebih jauh.

Siswa

menunjukkan

pengetahuan

mendalam dan

mampu

menjawab

pertanyaan

dengan ulasan

dan

penjelasan

lebih lanjut.

Tampilan Siswa belum

menggunakan

prinsip DKV

yang mendukung

presentasinya

Siswa

menggunakan

prinsip DKV

tidak pada

setiap slide

presentasinya

.

Siswa

menggunakan

prinsip DKV

pada setiap

slide

presentasi.

Siswa

menampilkan

presentasi

yang didukung

prinsip DKV

sehingga

sangat jelas

Mekanisasi Siswa

menampilkan

lebih dari tiga

kesalahan ejaan

dan kesalahan

tatabahasa.

Presentasi

memuat tiga

kesalahan

ejaan dan

kesalahan

tatabahasa.

Presentasi

memuat dua

kesalahan

ejaan dan

kesalahan

tatabahasa.

Presentasi

tidak memuat

kesalahan

ejaan dan

kesalahan

tatabahasa.

Kontak Mata Siswa hanya 

membaca laporan

dan tidak ada

Siswa kadang-

kadang

menggunakan

Siswa

mempertahanka

n kontak

Siswa

mempertahanka

n kontak mata

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 150

Naskah Sejarah

kontak mata

dengan peserta.

kontak mata,

tetapi masih

lebih banyak

membaca slide

presentasi

mata, namum

masih sebatas

menghafal isi

slide

presentasi

dengan

peserta dan

mengembangkan

isi slide

presentasi

dengan bahasa

yang baik

Lampiran 3:

Instrumen Penilaian Produk

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Peminatan : X/Ilmu Sosial

Materi Pokok : Penelitian sejarah dan penulisan sejarah

NO NAMA

SISWA

ASPEK YANG DINILAI Score

TotalPersiap

an

Pengumpul

an data

Penguji

an Data

Penafsir

an data

Penulisan

laporan1

2

3

4

5

6

Nila

i=

∑ Skor

perolehan

X 4

Skor

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 151

Naskah Sejarah

Maksimal

Rubrik Penilaian Tugas kelompok laporan penelitian

AspekKriteria dan Skor

4 3 2 1

Persiapan Jika memuat

tujuan,

topik,

alasan,

tempat

penelitian,

daftar

pertanyaan

dengan

lengkap.

Jika memuat

tujuan,

topik,

alasan,

tempat

penelitian,

daftar

pertanyaan

kurang

lengkap

(lebih 50%

krang dr

100%)

Jika memuat

tujuan, topik,

alasan, tempat

penelitian,

daftar

pertanyaan

tidak lengkap.

(kurang dari

50 %)

Jika tidak

memuat

tujuan,

topik,

alasan,

tempat

penelitian,

daftar

pertanyaan

sangat tidak

lengkap

(kurang dari

50 %)

PengumpulanData

(Heuristik)

Jika daftar

sumber

sejarah

yang dicari

semua

diperoleh

dan daftar

pertanyaaan

semua

terjawab

Jika daftar

sumber

sejarah

sebagian

besar

diperoleh dan

daftar

pertanyaaan

sebagian

besar

Jika daftar

sumber sejarah

hanya sebagian

kecil yang

diperoleh dan

daftar

pertanyaaan

sebagian besar

terjawab

Jika daftar

sumber

sejarah hanya

sebagian

kecil yang

diperoleh dan

daftar

pertanyaaan

hanya

sebagian

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 152

Naskah Sejarah

terjawab kecil yang

terjawab

Pengujian data

(kritik)

Jika data

yang

diperoleh

semua diuji

secara

intern dan

ekstern

Jika data

yang

diperoleh

sebagian

besar diuji

secara intern

dan ekstern

Jika data yang

diperoleh

hanya sebagian

kecil yang

diuji secara

itern dan

ekstern

Jika data

yang

diperoleh

langsung

dipakai tanpa

diuji

Penafsiran data

(interpratsi)

Jika

penafsiran

dilakukan

terhadap

semua data

baik yang

tersurat dan

tersirat

Jika

penafsiran

dilakukan

terhadap

sebagian

besar data

baik yang

tersurat dan

tersirat

Jika

penafsiran

dilakukan

terhadap

sebagian kecil

data yang

tersurat dan

tersirat

Jika

penafsiran

dilakukan

terhadap

sebagian

kecil data

yang tersurat

dan tidak

dilakukan

terhadap data

yang

tersirat

Penulisan

laporan

Jika

sistematika

penulisan

benar,

memuat

simpulan ,

dan bahasa

komunikatif.

Jika

sistematika

penulisan

benar,

memuatsimpula

n , namum

bahasa kurang

komunikatif.

Jika penulisan

sistematis,

tapi bahasa

kurang

komunikatif,

dan tidak

memuat

simpulan

Jika

penulisan

kurang

sistematis,

bahasa kurang

komunikatif,t

idak memuat

simpulan .

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 153

Naskah Sejarah

Lampiran 4:

Instrumen Tes Tertulis Bentuk Uraian

1. Salah satu situs sejarah peninggalan kebudayaan Agama Buddha

adalah Candi Borobudur di Kabupaten Magelang. Penelitian terhadap

hasil budaya tersebut telah banyak dilakukan oleh para ahli dari

berbagai sudut pandang keilmuannya. Seandanya Saudara berada di

dekat situs sejarah tersebut dan diminta untuk melakukan

penelitian sederhana, jelaskan langkah-langkah apakah yang

Saudara akan lakukan untuk memperoleh berbagai sumber sejarah

untuk mendukung penelitian Saudara!

2. Dalam sebuah penelitian sejarah diperlukan berbagai sumber

sejarah untuk mendukung keakuratan laporan penelitian sejarah.

Jika Saudara telah melakukan berbagai kegiatan pencarian sumber

(heuiristik) dan memperoleh bermacam-macam sumber sejarah,

jelaskan langkah-langkah yang akan Saudara lakukan untuk

memastikan bahwa sumber sejarah yang Saudara peroleh dapat

digunakan sebagai sumber menyusun laporan secara akurat!

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 154

Naskah Sejarah

3. Berdasarkan sumber-sumber yang sejarah yang sudah saudara temukan

pada kegiatan penelitian yang lalu, jelaskan hal-hal sebagai

berikut:

a. Tentukan data-data sejarah yang ada pada sumber sejarah

tersebut!

b. Buatlah kesimpulan tentang fakta-fakta berdasarkan data-data

yang Saudara peroleh!

c. Bagaimanakah saudara dapat memastikan bahwa data dan fakta

yang Saudara peroleh memiliki keakuratan yang tinggi?

4. Data dan Fakta Sejarah tidak memiliki makna yang berarti jika

tidak dilakukan interprestasi. Pada penelitian yang telah saudara

lakukan, jelaskan hal-hal sebagai berikut:

a. Bagaimanakan Saudara melakukan interprestasi terhadap data dan

fakta sejarah yang sudah saudara tentukan?

b. Mengapa peristiwa yang sama memiliki penafsiran yang berbeda

antara satu peneliti dengan peneliti lainnya?

5. Dalam berbagai peristiwa diperoleh laporan atau tulisan para ahli

sejarah yang berbeda, misalnya peristiwa G 30 S/PKI dan

Supersemar. Perbedaan ini menimbulkan kesan bahwa ilmu sejarah

memiliki banyak kebenaran dan ilmu sejarah bukan ilmu yang

objektif tetapi bersifat subjektif. Terhadap kasus atau

permasalahan ini, bagaimana Saudara menjelaskan tentang ilmu

sejarah?

6. Untuk membangun sejarah sebuah ilmu membutuhkan perjuangan yang

sangat panjang. Salah satu cara yang dilakukan para ahli adalah

membangun metode sejarah. Laporan penelitian sejarah merupakan

hasil akhir dari kerja metode sejarah.

a. Jelaskan pendapat Saudara, apakah seorang peneliti sejarah

harus mengikuti tahap-tahap penelitian sejarah secara runtut?

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 155

Naskah Sejarah

b. Bagaimanakah langkah metode sejarah yang Saudara lakukan dalam

melakukan kegiatan penelitian yang sudah dilakukan?

2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 156