DAFTAR ISI

22
DAFTAR ISI Deskripsi Modul......................................................................................................................... 230 Tujuan Pembelajaran Khusus.................................................................................................... 230 Pendahuluan.............................................................................................................................. 231 Tinjauan dari Sudut Pandang Peraturan Perundangan...................................................233 Tinjauan dari Sudut Pelayanan Publik (Customer Service).............................................234 Tinjauan dari Kepentingan Perubahan Kelembagaan Lembaga Pelayanan Publik Menjadi Badan Layanan Umum.........................................235 Langkah-langkah Penyusunan SPM.....................................................................................236 Contoh Kasus.............................................................................................................................238 Penutup....................................................................................................................................... 240 Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 241 Lembar Latihan......................................................................................................................... 242

Transcript of DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Deskripsi Modul.........................................................................................................................230Tujuan Pembelajaran Khusus....................................................................................................230

Pendahuluan..............................................................................................................................231

Tinjauan dari Sudut Pandang Peraturan Perundangan...................................................233

Tinjauan dari Sudut Pelayanan Publik (Customer Service).............................................234

Tinjauan dari Kepentingan Perubahan KelembagaanLembaga Pelayanan Publik Menjadi Badan Layanan Umum.........................................235

Langkah-langkah Penyusunan SPM.....................................................................................236

Contoh Kasus.............................................................................................................................238

Penutup.......................................................................................................................................240

Daftar Pustaka..........................................................................................................................241

Lembar Latihan.........................................................................................................................242

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Deskripsi modul:

Modul ini diawali dengan pembahasan tentangpengertian dan manfaat Standar Pelayanan Minimal (SPM)untuk meningkatkan kinerja lembaga pelayanan publik,yaitu menunjukkan akuntabilitas sebagai badan layananumum, menunjukkan kepedulian pada kebutuhan dan harapanpelanggan, dan memenuhi persyaratan perundahangan yangberlaku melalui kejelasan jenis dan indikator pelayananyang disediakan. Selanjutnya diuraikan tentang langkah-langkah penyusunan SPM, yang meliputi lima langkahutama, yaitu: menyiapkan lingkungan kerja yang menyadaripentingnya melakukan pengukuran kinerja, menyusun jenispelayanan dan indikator kinerja, melaksanakanpengukuran dengan indikator dan melakukan perbaikan,mengkaji ulang indikator, dan monitoring terhadapkinerja pelayanan dengan menggunakan indikator yangada. Pembahasan tentang pengertian, manfaat dan langkahpenyusunan SPM dilanjutkan dengan diskusi kelompokuntuk menyusun indikator kinerja lembaga pelayananpublik dan diakhiri dengan penyusunan rencana kerjauntuk mencapai target dari tiap indikator yang disusun.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai membahas modul SPM, diharapkan linatih mampu:

1. Menjelaskan pengertian standar dan standar pelayanan minimal (SPM)

2. Menjelaskan manfaat standar dan standar pelayanan minimal (SPM)

3. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan SPM4. Menyusun SPM untuk unit kerja masing-masing5. Menyusun rencana tindak lanjut perbaikan untuk

mencapai SPM yang dimaksud

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang selaludihadapkan pada aturan, norma, standar, ukuran yangharus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukurantersebut dapat ditetakan secara individual, kelompok,masyarakat, ataupun pemerintah yang mengatur sikap hidupdan tindakan dalam memenuhi kebutuhan individu dankehidupan bermasyarakat.

Demikian juga dalam penyelenggaraan pelayanan yangmenyangkut masyarakat umum sebagai pelayanan publiktidak luput dari norma, aturan, standar, dan ukuranyang harus dipenuhi agar dapat menjalankan pelayanansecara akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan danberkinerja tinggi.

Pencapaian kinerja pelayanan public sering kaliterkendala akibat adanya variasi dalam penyelenggaraanatau proses pelayanan. Salah satu upaya untukmengurangi variasi proses tersebut adalah denganmelakukan standarisasi. Proses standarisasi meliputipenyusunan, penerapan, monitoring, pengendalian, danevaluasi dan revisi standar (PP 102/2000).

Dijumpai berbagai pengertian standar, antara lain:standar adalah tingkat keprimaan, dan digunakan sebagaidasar perbandingan (Oxford dictionary), standar adalahrentang variasi yang dapat diterima dari suatu normaatau kriteria (Donabedian), standar adalah pernyataantertulis tentang harapan spesifik (Katz dan Green),standar adalah ukuran yang ditetapkan dan disepakatibersama, merupakan tingkat kinerja yang diharapkan(Meissenheimer), standar adalah patok duga pencapaian(benchmarking) yang didasarkan pada tingkat keprimaanyang diinginkan, standar dapat dijadikan model untukdicontoh dan digunakan sebagai dasar kajibanding (WHO)

Peraturan Pemerintah No.102/2000 dijelaskan bahwastandar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yangdibakukan termasuk tata cara dan metoda yang disusun

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait denganmemperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan,kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untukmemperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, sedangkandalam UU No 23/1992 pasal 53 ayat 2 disebutkan bahwastandar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagaipetunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.

Adanya standar dalam pelayanan publik akanmemberikan manfaat antara lain: mengurangi variasiproses, memenuhi persyaratan profesi, dan dasar untukmengukur mutu (Schroeder, 1994), adanya standarakan

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

menjamin keselamatan pasien dan petugas penyediapelayanan kesehatan (Moss & Barrach, 2002, Reason,2002). Dengan dikuranginya variasi dalam pelayanan, akanmeningkatkan konsistensi pelayanan publik, mengurangiterjadinya kesalahan, meningkatkan efisiensi dalampelayanan, dan memudahkan petugas dalam memberikanpelayanan.

Disamping adanya manfaat dengan ditetapkannyastandar dalam pelayanan, penerapan standar jugamemiliki keterbatasan, antara lain: konsistensi danterbatasnya variasi dalam pelayanan kadang-kadangmengorbankan kebutuhan spesifik klien, standar disusuntidak didasarkan oleh evidens, atau disusun denganinterpertasi yang salah terhadap evidens dapat jugamerugikan klien, diterapkannya standar kadang-kadangmengabaikan kompleksitas pelayanan maupun variabilitasyang dimiliki oleh klien, penilaian yang tidak adilterhadap mutu pelayanan dapat terjadi akibat menggunakanstandar yang tidak tepat, demikian juga dapat terjadiketidak- cocokan standar yang dikeluarkan oleh berbagailembaga.

Dikenal ada tiga jenis standar (Donabedian),yaitu: standar struktur, yaitu sumberdaya: manusia,uang, material, peralatan, mesin, standar proses yangmerupakan tahapan kegiatan yang dilakukan dalampelayanan, dan standar hasil yang merupakan hasil-hasil(outcome) yang diharapkan, sedangkan Burill danLedolter membedakan standar menjadi dua, yaitu:standar eksternal merupakan standar yang disusun olehpihak di luar organisasi pelayanan, dan standarinternal yang disusun sendiri oleh organisasi pelayanandengan dasar evidens, referensi, dan kondisiorganisasi). Dikenal juga adanya standar minimal(minimal standard), merupakan standar yang tidak dapatditawar, pencapaian kinerja pelayanan tidak boleh beradadi bawah standar tersebut, standar optimal (optimalstandard) merupakan tingkat terbaik yang dapat dicapai,dan standar yang dapat dicapai (achievable standard),tingkat kinerja yang dapat dicapai oleh top quartile daripelayanan (MuirGray, 2001).

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Proses penyusunan standar. Proses penyusunanstandar meliputi empat langkah utama, yaitu: menentukankebutuhan dan lingkup standar, menyusun standar,menerapkan standar, evaluasi dan pembaharuan (updating)standar.

Latar belakang adanya standar pelayanan minimalpelayanan publik dapat ditinjau secara garis besar daritiga sudut pandang, yaitu: peraturan perundangan,pelayanan publik yang harus dapat memuaskan pelanggan(kepentingan pelanggan), dan perubahan kelembagaanorganisasi layanan masyarakat (misalnya rumahsakit)menjadi badan layanan umum (kepentingan organisasi)

Standar pelayanan minimal tersebut merupakan janjidari satuan kerja dalam menyediakan pelayanan wajibkepada masyarakat yang dilayani. Standar pelayananminimal dari seluruh SKPD dan satuan kerja yang

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

memberikan pelayanan publik menjadi tolok ukur yangdisusun sejalan dengan rencana pembangunan jangkamenengah daerah (RPJMD) dan rencana stratejik daerahyang merupakan janji kinerja pemerintah daerah terhadapmasyarakat yang ada di wilayah kerja. Tiap-tiap satuankerja perlu menyusun rencana stratejik dan rencanabisnis agar dapat mencapai standar pelayanan minimalyang dijanjikan, yang kemudian dijabarkan dalam rencanabisnis anggaran dan rencana kerja SKPD/Satuan kerja.

Pemerintah Daerah berdasarkan standar pelayananminimal yang ada wajib mengupayakan sumber daya danfasilitasi proses pelayanan satuan kerja agar standarpelayanan minimal yang dijanjikan dapat dipenuhi.Tergantung pada kondisi daerah, dengan ditetapkannyastandar pelayanan minimal baik oleh daerah maupun pusat,pemerintah pusat maupun provinsi wajib juga untukmenyediakan sumber daya dan fasilitasi terhadap daerah-daerah yang kurang mampu untuk mencapai standarpelayanan minimal yang ditetapkan.

Berdasarkan standar pelayanan minimal yang telahdisusun tiap satuan kerja dan unit-unit kerja wajibmenyusun strandar teknis yang akan menjadi acuanlangkah-langkah untuk mencapai standar pelayanan minimaltersebut, demikian juga perlu disusun lebih lanjutprosedur kerja maupun instruksi kerja sesuai kebutuhan.Prosedur kerja merupakan tahapan kegiatan yangmelibatkan berbagai unit kerja, sedangkanpedoman/instruksi kerja merupakan tahapan kegiatan yangdilakukan hanya oleh satu unit kerja.

Tinjauan dari sudut pandang peraturan perundangan

Reformasi menghendaki diselenggarakannyapemerintahan yang amanah (good governance), yang antaralain mensyaratkan akuntabilitas, transparan, penegakanhukum, keterbukaan, dan profesional. Sejalan denganreformasi dilakukan desentralisasi di Indonesia yangdiawali dengan adanya undang-undang dan peraturan yangmengatur tentang otonomi daerah (UU No 22/1999, UU

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

32/2004, UU No 33/2004 dan Perpu No 3/2005, PP 8/2003pengganti PP 84/2000), PP 38/2007 dan PP 41/2007 yangmenetapkan adanya pembagian kewenangan pusat dankewenangan wajib yang harus dilaksanakan di daerah.Untuk menjamin akuntabilitas penyelenggaraan kewenanganwajib dengan memperhatikan UU No22/1999 dan PP 84/1999di daerah perlu disusun standar pelayanan minimal.Departemen Dalama Negeri telah menyusun petunjukteknis penyusunan dan penetapan standar pelayananminimal (Permendagri No 6/2007) yang menjadi acuanbagi SKPD dalam menyusun standar pelayanan minimal.Sebagai contoh dalam pelayanan kesehatan, diterbitkanKepMenKes 1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang PedomanPenetapan Standar Pelayanan Minimal DalamBidang Kesehatan di Kabupaten/Kota,

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

sedangkan untuk rumahsakit agar memudahkan melaksanakanketentuan tentang pedoman penyusunan standar pelayananminimal ruamh sakit yang wajib dilaksanakan di daerah,ditetapkan keputusan menteri kesehatan tentang pedomanpenyusunan standar pelayanan minimal rumah sakit yangwajib dilaksanakan di daerah dengan KepMenKes No228/MenKes/SK/III/2002.

Diktum keempat dari Instruksi Preseiden No 5/2004tentang percepatan pemberantasan korupsi menyebutkan:meningkatkan kualitas pelayanan publik baik dalambentuk jasa ataupun perinjinan melalui transparansi danstandardisasi pelayanan yang meliputi persyaratan-persyaratan, target waktu penyelesaian, dan tarif biayayang harus dibayar oleh masyarakat untuk mendapatkanpelayanan sesuai peraturan perundangan dan menghapuskanpungutan-pungutan liar.

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan AparaturNegara No Kep/28/M.PAN/2004 tentang Petunjuk TeknisTransparansi & Akuntabilitas Dalam PenyelenggaraanPelayanan Publik disebutkan perlu adanya standarpelayanan publik: Setiap unit pelayanan instansipemerintah wajib menyusun standar pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas kewenangannya dandipublikasikan kepada masyarakat sebagai jaminankepastian bagi penerima pelayanan.

Tinjauan dari sudut pandang pelayanan publik(customer service)

Pelanggan adalah fokus pelayanan publik. Dua halutama yang perlu diperhatikan dalam memberikanpelayanan kepada pelanggan adalah kepuasan dan adanyajaminan keamanan. Pelayanan kepada masyarakat dituntutuntuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan dandijamin aman. Kepuasan merupakan respon pelangganterhadap dipenuhi kebutuhan dan harapannya, merupakanpenilaian pelanggan terhadap produk dan pelayanan, yangmerupakan cerminan tingkat kenikmatan yang didapatkan

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

berkait dengan pemenuhan kebutuhan dan harapan, termasukdi dalamnya tingkat pemenuhan yang kurang, atau tingkatpemenuhan yang melebihi kebutuhan dan harapan.

Setiap pelanggan mempunyai standar pembanding untukmenilai kinerja pelayanan yang ia terima. Hasilpenilaian tersebut memberikan persepsi apakah kebutuhandan harapan dipenuhi atau tidak, yang akanmenghasilkan kepuasan atau ketidak puasan. Ungkapandari rasa kepuasan atau ketidak puasan dapat berupatindakan untuk membeli kembali, memberikan pujian,mengajukan komplain, atau akan menceritakan apa yangdialami kepada orang lain.

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Kepuasan pelanggan terbentuk dari penilaianpelanggan terhadap mutu, kinerja hasil (luaran klinis),dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan dengan manfaatyang diperoleh dari produk atau pelayanan yangditerima. Dengan demikian kepuasan terjadi karenapenilaian terhadap manfaat, kepuasan terhadapkenikmatan yang diperoleh, dan kepuasan karena mendapatlebih dari yang dibutuhkan atau diharapkan.Memperhatikan aspek kepuasan pelanggan, perlu adanyaindikator penilaian yang dapat digunakan untuk menilaimutu, kinerja hasil (luaran klinis), bahkan ukuranyang mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperolehpelanggan terhadap jasa yang mereka beli.

Disamping pelayanan yang berkualitas, pelayananpublik juga dituntut untuk memberikan pelayanan yangaman (safety), sehingga tidak terjadi sesuatu tindakanyang membahayakan maupun mencederai pelanggan, olehkarena itu perlu disusun sistem manajemen untuk mencegahterjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yangmeliputi: identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasirisiko, penanganan risiko, monitoring yangberkesinambungan, dan komunikasi 1). Untuk melakukanmonitoring yang berkesinambungan diperlukan adanyaindikator (tolok ukur) dan target (threshold) yangharus dicapai atau dipenuhi.

Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaanpelanggan dan menjamin keamanan pasien dapat dilakukandengan standardisasi pelayanan. Bagaimana penerapanstandar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjaminkepuasan pelanggan dan keamanan pasien harus dapatditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran(indikator) dan target pencapaian untuk tiap indikatorperlu disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagaiacuan.

Tinjauan dari kepentingan perubahan kelembagaan lembaga pelayanan publik menjadi badan layanan umum

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Peraturan Pemerintah No 23/2005 tentangPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum menyebutkantiga jenis bidang-bidang kegiatan pemerintahan yanglayak menerapkan Badan Layanan Umum (BLU): a. instansiyang memberikan layanan barang/jasa (termasuk rumahsakit dan perguruan tinggi, lembaga litbang), instansiyang berfungsi mengelola kawasan (otorita, kawasanekonomi terpadu), dan instansi yang berfungsi mengeloladana-dana khusus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

BLU tersebut dibentuk dengan tujuan untukmeningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangkamemajukan kesejahteraan umum, fleksibilitas dalampengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi danproduktivitas, serta penerapan praktek bisnis yangsehat, dengan karakteristik: menghasilkan barang/jasayang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik, tidakbertujuan mencari keuntungan (laba), dikelola secara

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas alakorporasi, rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawabandikonsolidasikan pada instansi induk, pendapatn dansumbangan dapat digunakan langsung, pegawai dapatterdiri dari PNS dan Non-PNS, dan bukan sebagai subjekpajak (Pasal 1 butir 23 UU No 1 tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara).

BLU pusat secara teknis dibina oleh menteri yangbertanggung jawab atas bidang pemerintahan yangbersangkutan, tetapi secara keuangan dilakukan olehmenteri keuangan. Dengan demikian BLU harus dapatmenunjukkan akuntabilitas baik secara teknis maupunkeuangan, terhadap pemerintah dan terhadap masyarakat(publik) yang dilayani. Pengukuran akuntabilitastentunya dapat dilakukan jika tersedia indikator dantarget pencapaian kinerja yang dapat diterima olehpemerintah dan masyarakat dengan optimalisasi danpengembangan sumber daya dan prosedur pelayanan yangada.

Langkah-langkah penyusunan SPM:

Adapun langkah-langkah penyusunan SPM adalah sebagaiberikut:

Menciptakan lingkungan yang menyadari perlunya mengukur kinerja:

o Memahami konteks/latar belakang penyusunanindikator (apa yang ingin dikerjakan,mengapa, bagaimana, sebaik apa, dan problemapa yang mungkin dijumpai)

o Kejelasan tujuan penyusunan indikatoro Identifikasi pendukung dan

penghambat dan bagaimana mengatasinyao Membentuk tim penyusuno Pelajari sistem mutu yang adao Tentukan sumber informasi yang dibutuhkan

untuk menyusun indikatoro Workshop untuk mendapat dukungan dari pihak

terkait

Penyusunan indikator:

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

o Review indikator-indikator yang ada dari literatur maupun dari Departemen teknis

o Review indikator-indikator yang selama ini digunakan

o Identifikasi unit-unit terkaito Identifikasi indikator-indikator yang dapat

dimonitoro Susun indikatoro Tetapkan metoda pengumpulan data dan sumber

informasio Tentukan metoda analisiso Sosialisasio Tetapkan cara pelaporan indicator

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Penerapan indikator:o Monitor proses pengumpulan datao Monitor analisis terhadap indikator dan

pelaporannyao Monitor penggunaan hasil analisis indicatoro Penggunaan indicator sebagai dasar untuk

melakukan perbaikan kinerja pelayanano Penyusunan standar teknis (standar operasional

prosedur, prosedur kerja, instruksi kerja,panduan kerja) yang menjadi acuan untukmencapai SPM yang telah disusun.

o Hitung biaya implementasi

Review:o Kaji ulang terhadap indikator, cara

pengumpulan data, analisis dan hasil analisis,pemanfaatan indikator untuk perbaikan, tindaklanjut perbaikan

o Perbaikan/penambahan/pengurangan indicator

Evaluasi dan ongoing monitoring:

Sejauh mana proses pengumpulan dan analisisdata untuk tiap indicator dilakukan

Sejauh mana indicator tersebut digunakanuntuk melakukan monitoring dan evaluasikinerja

Sejauh mana SPM yang disusun digunakan untukmelakukan perbaikan kinerja

Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih indikator: Diwajibkan/dipersyaratkan oleh peraturan perundangan Dipersyaratkan oleh pemilik (pertanggung jawaban)

sebagai bentuk akuntabilitas Ketersediaan data High risk, high cost, high volume, problem prone Konsensus Dipersyaratkan oleh customer

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun indikator:

Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari tiap-tiap indikator, mengapa indikator tersebut pentingdan dapat menunjukkan tingkat kinerja

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

organisasi/bagian/unit kerja Kejelasan terminologi yang digunakan Kapan pengumpulan data (kapan indikator harus di

update), kapan harus dianalisis, cara analisis, daninterpertasinya

Numerator dan denominator Threshold (target) Dari mana data diperoleh (sistem informasi

untuk mendukung perolehan data)

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Cara menetapkan threshold (target pencapaian) menurutKatz dan Green :

Sentinel event (kejadian luar biasa, a serious,undesirable, and often avoidable process oroutcome) indicator: target = 0, misalnyapembedahan pada sisi yang salah

Rate based indicator:o Kumpulkan data untuk periode waktu tertentuo Hitung mean dan standard deviasio Tetapkan simpangan yang bisa diterimao Ingat rate-based indicator tidak pernah 100 %

Rujukan (referensi) sebagai konsensus nasionalatau konsensus profesi

Jika rate based indicator belum dapat ditentukan,dapat ditetapkan threshold secara konsensus padatahun pertama.

Adakalanya threshold tidak dapat ditetapkan,penilaian terhadap indikator berdasarkan trend naikatau turun.

Contoh kasus:

Pada Dinas yang mengatur regulasi perijinanindustri kecil telah dilakukan studi tentangalur proses pengajuan perijinan yang telahmemenuhi kelengkapan berkas dan persyaratanteknis. Dari alur tersebut maka dapatdisimpulkan bahwa proses penyelesaian perijinandapat dilakukan paling cepat 3 hari dan palinglambat 5 hari

Susun Indikator dan standar minimal untukpelayanan perijinan industri kecil tersebut.

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Format SPM:

Format SPM (Permendagri 6/2007)

No JenisPelayanan Dasar

Standar Pelayanan Minimal

Batas waktu Pencapaian

Satker/lembag

apenangg

Keteranga n

Indikator Nilai

Format Indikator Standar Pelayanan Minimal Contoh 1

Indikator

Dimensi mutu

Tujuan indikator

Rationale

Definisi terminologiyang digunakanFrekuensi updating indikatorPeriode dilakukan analisis

Numerator

Denominator

Threshold

Sumber data numerator dan denominator

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Contoh 2

Format SPMNo Jenis

PelayanIndikator

Rasionaslisasi

Numerator Denominator

Target Pencapai

Target

Dimensi mutu

Keterangan/ rujukan

Penutup

Standar pelayanan minimal yang mempunyai dua elemenpokok, yaitu indikator kinerja dan target (threshold)yang harus dicapai perlu disusun dalam penyelenggaraanpelayanan publik dengan tiga alasan, yaitu:a. peraturanperundang menghendaki demi menjamin akuntabilitaspelayanan publik, b. pelanggan sebagai fokus pelayananmembutuhkan dan menghendaki pelayanan yang berkualitas,memuaskan, dan dapat dijamin memberikan keamanan, danc. untuk menjadi badan layanan umum, lembaga pelayananpublik harus dapat menunjukkan akuntabilitas kinerjanyadengan ditetapkannya indikator dan target pencapaiantiap indikator kinerja.

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Daftar Pustaka:Peraturan perundangan:

1. UU No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah2. UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah3. UU No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah4. UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara5. PP No 84/2000 tentang Pedoman Organisasi PerangkatDaerah

6. PP No 8/2003 tentang Pedoman Organisasi PerangkatDaerah

7. PP No 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum

8. PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.9.PP No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal10. Perpu No 3/2005: Perubahan atas Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah11. Permendagri No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.12.KepMenKes No. 1747/MenKes-Kesos/SK XII/2000 tentangPedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan di Kabupaten/Kota13. KepMenKes No. 228/MenKes/SK/III/202 tentang:Pedoman Penyusunan Standar pelayanan Minimal RumahSakit Yang Wajib Dilaksanakan di Daerah

Kepustakaan:

ACHS, Clinical Indicator Summary Guide, ACHS Australia 2004 Donabedian, A (1982)., The Criteria and Standards of Quality, Health

Administration Press, Ann Arbor, MichiganHunter Area Health Service Clinical Governance Unit, Adverse Event Management Program

Overview, August 2003Katz, J.M., Green, E (1997)., Managing Quality: A Guide

to System-wide Performance Management in Health Care, Mosby-Year Book, St

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Louis, Missouri.Oliver, R., Satisfaction: a Behavioral Perspective on theCustomer, Boston: McGraw-Hill, 1997WHO (1993), Division of Strengthening of Health Service District health System, The Contemporary use of Standards in Health Care, WHO

Modul Standar Pelayanan Minimal

2MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN – BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

L E M B A R LATIHAN

Penugasan 1:Diskusikan jenis-jenis pelayanan wajib minimal yang harus

disediakan oleh suatu lembaga pelayanan publik.No Jenis

pelayananIndikator

Standar Batas

waktu

pencapai

Keterangan

Penugasan 2:Lakukan identifikasi indikator-indikator yang

dapat digunakan untuk menunjukkan akuntabilitas tiap-tiap pelayanan wajib minimal tersebut

Penugasan 3:Lengkapi indikator-indikator tersebut sesuai dengan

format yang telah ditetapkan

Penugasan 4:Presentasi hasil diskusi

Penugasan 5:Revisi indikator dan kesepakatan indikator yang akan digunakan