DAFTAR ISI halaman
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of DAFTAR ISI halaman
DAFTAR ISI
halamanBAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................1
1.2 Rumusan Masalah..............................2
1.3 Batasan Masalah..............................2
1.4 Tujuan Penelitian............................2
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………...........3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Es Puter.....................................4
2.1.1 Pengertian Es Puter.....................4
2.1.2 Sejarah Es Puter........................4
2.1.3 Macam-macam Rasa Es Puter...............5
2.1.4 Kandungan Nutrisi Es Puter..............5
2.1.5 Bahan Penyusun Es Puter.................6
2.1.6 Proses Pembuatan Es Puter...............8
2.1.7 Mutu Es Puter...........................10
2.1.8 Manfaat Es Puter........................11
2.1.9 Teknik Penyimpanan Es Puter.............11
2.1.10 Peralatan Pengolahan Es Puter..........11
2.1.11 Resep Es Puter.........................15
2.2 Buah Naga....................................17
2.2.1 Pengertian Buah Naga....................17
2.2.2 Sejarah Buah Naga.......................17
2.2.3 Klasifikasi Buah Naga...................18
2.2.4 Varietas dan Jenis Tanaman Buah Naga....18
1
2.2.5 Manfaat Buah Naga.......................20
2.2.6 Kandungan Gizi Buah Naga................21
2.3 Buah Naga Berdaging Merah (Hylopcereus
Calcaratus)............................................22
2.3.1 Pengertian Buah Naga Merah (Hylopcereus
Calcaratus).....................................22
2.3.2 Kandungan Nutrisi Buah Naga Merah (Hylopcereus
Calcaratus)......................................22
2.3.3 Manfaat Buah Naga Merah (Hylopcereus
Calcaratus).....................................23
2.3.4 Hasil-hasil Olahan Buah Naga Merah......23
2.3.5 Cara Memilih Buah Naga yang Berkualitas
Baik..........................................24
2.4 Uji Organoleptik........................25
2.4.1 Pengertian Uji Organoleptik.............25
2.4.2 Panel...................................26
2.4.3 Seleksi Penelis.........................28
2.4.4 Uji Penerimaan..........................29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.............................32
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian..................32
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
.................................................32
3.3.1 Populasi................................32
3.3.2 Sampel..................................32
3.3.3 Teknik Sampling.........................33
3.4 Instrumen Penelitian.........................34
1
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................35
3.6 Teknik Analisis Data.........................36
3.7 Tahap Penelitian.............................36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Eksperimen.......................38
4.2 Bahan Yang Digunakan Dalam Eksperimen........38
4.3 Peralatan Yang Digunakan Dalam Eksperimen....40
4.4 Pelaksanaan Eksperiman Pertama...............43
4.5 Pelaksanaan Eksperiman Kedua.................45
4.6 Pelaksanaan Eksperiman Ketiga................46
4.7 Pembahasan Hasil Uji Organoleptik............48
4.8 Hasil Perolehan Jawaban Uji Organoleptik.....49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................53
5.2 Saran........................................54
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu Negara pertanian yang
cukup besar di kawasan Asia Tenggara. Hasil pertanian
yang dihasilkan juga sangat melimpah dan
bervariasi,seperti padi, sayuran, dan buah-buahan.
Salah satu yang banyak di budidayakan sekarang di
Indonesia adalah buah naga,buah ini berasal dari Negara
1
Meksiko tetapi sudah di kembangankan di seluruh dunia
termasuk Indonesia dan kita sangat mudah jumpai di
daerah Kalimantan Timur, terutama di kota Balikpapan.
Buah naga yang ditanam di Kaltim ternyata memiliki
sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh daerah
lain. Keunggulan tersebut diantaranya buah yang ditanam
oleh petani buah di Kaltim memiliki kandungan rasa yang
lebih manis, ukuran buah besar dan tidak tergantung
oleh musim. Buah naga ini juga dapat disimpan dlam
jangka waktu yang lebih lama dari buah naga dari
wilayah lain, karena petani buah naga dikawasan
Balikpapan menggunakan pupuk organik dalam proses
pembudidayaanya.
Buah naga dengan nama latin Hylocereus polyrhizus
sangat kaya akan gizi didalamnya, karena banyak
mengandung vitamin c, b1,b2, b3, serta mampu
menetralkan racun dalam tubuh seperti mercuri dan
arsenic yang berbahaya. Melihata kandungan gizi
didalamnya tumbuhan ini sangat cocok dikonsumsi dan
baik untuk kesehatan tubuh. Tetapi sebagai bahan
pangan, masyarakat tidak banyak mengetahui cara
pengolahannya. Pada umumnya hanya biasa di olah menjadi
jus, campuran cake, dan di makan isi buahnya begitu
saja.
Untuk anak-anak atau balita buah naga sangat baik
bagi proses pertumbuhan dan pencernaan karena kandungan
serat di dalamnya. Dan dengan mengkonsumsi buah naga
1
juga dapat membuat awet muda karena di dalamnya banyak
mengandung antioksida.
Untuk lebih mengenalkan buah naga di kalangan
masyarakat dan digemari oleh semua kalangan memvariasi
buah ini dengan dengan di olah menjadi es putar akan
sangant bermanfaat dan dikenal. Es putar merupakan
salah satu makanan
1
4
yang sangat popular di Indonesia apalagi iklim di
Balikpapan tropis. Es putar juga bisa di jadikan
hidangan penutup atau dessert.
Hidangan es puter sangat di gemari berbagai
kalangan , terutama anak-anak. Es puter juga sangat
baik untuk pertumbuhan anak-anak karena terbuat dari
santan yang kaya akan protein dan energy. Dengan
penambahan buah naga didalam pengolahan es putar dan
sangat baik untuk kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka penulis
akan meneliti “ Penggunaan buah naga(Hylocereus polyrhizus)
pada pembuatan es putar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
merumuskan masalah meliputi :
1. Apakah buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat
dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan es
putar ?
2. Bagaimana cara atau proses pembuatan es putar
yang diberi bahan tambahan buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus)?
3. Bagaimana kualitas (mutu hedonik) produk es
putar buah naga merah dari segi
rasa,aroma,warna,dan rekstur?
5
4
1.3 Batasan Masalah
Batasan penelitian antara lain :
1. Mengetahui atau membuktikan buah naga dapat
di jadikan bahan tambahan dalam pembuatan es
putar.
2. Cara pengolahan buah naga sebagai bahan
pembuatan es putar.
3. Untuk mengetahui kelayakan produk dari segi
rasa, aroma, warna, dan tekstur es putar buah
naga.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian antara lain :
1. Untuk mengetahui apakah buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) dapat diolah menjadi
sebuah inovasi dari pembuatan es putar.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan es putar
yang dalam pembuatannya diberikan bahan
tambahan buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus).Untuk mengetahui es puter buah naga
merah dari segi rasa, warna, tekstur dan aroma
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Penulis :
a. Dapat memberikan motivasi untuk lebih
mengetahui hasil yang diinginkan dari pembuatan
6
5
es puter dengan menggunakan buah naga merah
sebagai bahan tambahan.
b. Dapat memperoleh pengalaman dari proses
pengerjaan bahan pengganti hingga hasil yang
dicapai.
2. Bagi Akademik :
a. Memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
program pendidikan Diploma III Politeknik
Negeri Balikpapan.
b. Sebagai sumber referensi untuk menambah
pengetahuan resep pembuatan es puter dengan
buah naga merah sebagai bahan tambahan
khususnya dibidang akademik tata boga.
3. Bagi Masyarakat :
a. Untuk memberikan informasi dan pengetahuan
kepada masyarakat tentang buah naga merah yang
dapat dijadikan alternatif sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan es puter.
b. Masyarakat dapat mengetahui bahwa buah naga
merah mempunyai nilai daya guna yang tinggi.
BAB II
7
6
LANDASAN TEORI
2.1 Es Puter
2.1.1Pengertian Es Puter
Es puter adalah sebuah makan beku yang
merupakan makanan hidangan pencuci mulut dari
Indonesia serupa es krim berbahan dasar santan
sebagai pengganti susu. Es puter bertekstur kasar
dan dibekukan secara tradisional dengan sebuah
alat berbentuk tabung yang diputar-diputar di
dalam es batu dan garam.
Hidangan ini disebut es puter karena dalam
pembuatannya, adonan diputar-putar dalam alat
pembuat es hingga mengkristal. Sementara itu, nama
es dung dung diambil dari onomatope suara yang
keluar dari gong mini gantung yang biasanya
dipukul-pukul oleh penjual saat menjajakan esnya.
Es puter merupakan salah satu makan populer
di Indonesia. Hidangan ini bnyak digemari bnyak
kalangan, baik orang dewasa mauoun anak-anak.
Komposisi sederhana dan kaya rasa menjadikan es
ini bnyak di jajahkan semua kalangan terutama
kalangan menengah ke bawah.
Variasi pembuatan es putar sangat banyak.
Beberapa daerah di Indonesia memeiliki ciri khas
es puter dengan berbagai varian rasa mislanya
coklat, vanila atau berbagai macam buah yang
8
7
disesuaikan kegemaran masyarakat pada umumnya pada
daerah tersebut
2.1.2 Sejarah Es Puter
Es Puter merupakan alternatif pembuatan es
krim ditengah sulitnya bahan serta cara pembuatan
es krim yang merupakan barang mewah dari zaman
dahulu kala dan hanya dihidangkan untuk acara-
acara spesial. Sehinggga es puter juga dapat
disebut cara pembutan eskrim tradisional
Indonesia.
2
8
Pada awalnya es ini diciptakan atas dorongan
masyarakat yang ingin mencicipi es krim, namun tak
bisa menjangkau harganya. Susu yang mahal saat itu
diganti dengan santan. Penggantian bahan utama
inilah sebenarnya yang membuat rasa dari es ini
menjadi lebih gurih. Namun, tampilannya dibuat
sama persis seperti es krim.
Sejarah kemunculan es puter berawal dari
keterbatasan orang Indonesia untuk menikmati es
krim yang pada masa itu hanya bisa dinikmati oleh
kaum tertentu. Keinginan orang indonesia untuk
bisa menikmati es krim melahirkan modifikasi
pembuatan es krim dengan mengganti bahan utama
yaitu susu dengan santan kelapa. Dengan memadukan
santan kepala dengan buah-buahan lokal seperti
kelapa muda, nangka, atau durian terciptalah es
krim yang “lebih Indonesia” yang kita kenal dengan
sebutan es puter.
Kepopuleran es ini karena dahulu banyak
pedagang es puter keliling yang menawarkan
dagangannya ke sekitar Jawa. Kini penjual es tung-
tung dengan membawa gerobak kecil sudah jarang
ditemukan. Namun di pesta-pesta rakyat seperti
pernikahan atau arisan, es tung-tung terkadang
masih bisa ditemukan. Bahkan baru-baru ini,
pabrikan es krim sekelas Wall's pun melirik
varian-varian es puter dengan rasa lokal ini.
3
2.1.3 Macam-macam rasa Es puter
Di asia tenggara seperti Indonesia dan
Malaysia kita akan menemui es puter yang dibuat
tanpa mengunakan krim. Citarasa yag khas Indonesia
seperti Kopyor, Advocad, kacang hijau, durian,
kelapa muda, cokelat, lenci (leci), blewah,
kelengkeng, dan sirsat (sirsak).
2.1.4 Kandungan Nutrisi Es Puter
Es Puter merupakan es krim bercitarasa khas
Indonesia yang memiliki rasa gurih yang dihasilkan
dari bahan santan bukan dengan menggunakan susu
sebagai mana es krim. Pemanisnya berupa gula pasir
atau gula merah. Karasteristik Indonesia semak
terlihat dari ragam rasa es puter yang tersedia.
Adapun Kandungan Nutrisi es puter disajikan
pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Hasil Penelitian 100 gram Es Puter
4
2.1.5
Bahan
Penyusun Es Puter
Peyusun dari Es Puter ialah perpaduan Tepung
Kanji, Santan kelapa, Air putih , Gula pasir ,
Susu kental manis ,dan berbagai varian dan
campuran rasa. Fungsi bahan penyusun tersebut
adalah sebgai berikut :
a. Tepung Kanji (Maizena)
Tapioka, tepung singkong, tepung kanji (dalam
bahasa Jawa), atau aci (dalam bahasa Sunda)
adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar
Kandungan Jumlah
Energi 48 kal
Protein 0,2 gr
karbohidrat 10,16 gr
Lemak 1 gr
Kalsium 2 mg
Fosfor 3 mg
zat besi 0 mg
vitamin A 0 IU,
vitamin B1 0 mg
vitamin C 0 mg
5
ketela pohon atau dalam bahasa indonesia yaitu
singkong.Tapioka memiliki sifat-sifat yang
serupa dengan tepung sagu, sehingga penggunaan
keduanya dapat dipertukarkan.Tepung ini sering
digunakan untuk membuat makanan dan bahan
perekat. Banyak makanan tradisional yang
menggunakan tapioka sebagai bahan bakunya,
seperti bakso.
b. Santan kelapa
Santan atau santen adalah cairan berwarna
putih susu yang diperoleh dengan cara pemerasan
hasail parutan daging buah kelapa dengan atau
dengan menambahkan air.
c. Air Mineral
Air mineral adalah air yang mengandung
mineral atau bahan-bahan larut lain yang mengubah
rasa atau memberi nilai-nilai terapi. Banyak
kandungan Garam, sulfur, dan gas-gas yang larut
di dalam air ini. Air mineral biasanya masih
memiliki buih. Air mineral bersumber dari mata
air yang berada di alam.
f. Susu Kental Manis
Susu kental, atau lebih umum susu kental
manis, adalah susu sapi yang airnya dihilangkan
dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan susu
yang sangat manis rasanya dan dapat bertahan
selama satu tahun bila tidak dibuka. Susu kental
6
manis sering ditambahkan pada hidangan penutup,
seperti kue atau minuman es. Di Rusia, susu
kental manis dikenal sebagai "cгущёнка"
(sguschyonka).
e. Gula Pasir
Gula adalah satu istilah bagi sekelas
kristal karbohidrat yang boleh dimakan, terutama
sukrosa, laktosa, dan fruktosa dicirikan oleh
suatu rasa manis. Di dalam makanan, gula
kebanyakan dirujuk hampir-hampir ekslusif merujuk
kepada sukrosa, yang utamanya datang dari Gula
tebu dan gula bit. Gula lain digunakan di dalam
industri penyediaan makanan, tetapi ia biasanya
diketahui oleh nama-nama yang lebih spesifik
nama-nama glukosa, fruktosa atau gula buah, air
gula jagung fruktosa tinggi, dll.
f. Garam
Garam dapur adalah sejenis mineral yang
dapat membuat rasa asin. Biasanya garam dapur
yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida
(NaCl) yang dihasilkan oleh air laut.
g. Perwarna
Pewarna adalah bahan yang digunakan untuk
mengatur bau memperbaiki diskolarasi makanan
atau perubahan warna selama proses penyimpanan.
7
Berbagai warna lami tersedia dan digunakan untuk
melakukan fungsi-fungsi tersebut. Karaenoid
adalah jenis yang paling luas digunakan, diikuti
oleh pigmen bit merah dan karamel coklat. Jumlah
pewarna sintetik yang diizinkah adalah sedikit.
Warna kuning dan merah merupakan paling banyak
digunakan . Produk-produk makanan yang sering
diwarnai adalah permen (Confection), minuman ringan
desert powders , sereal, es krim dan produk-
produk susu.
h. Perasa (Essence)
Zat perasa adalah senyawa-senyawa yang
meningkatkan aroma dan komoditi makanan walaupun
zat ini sendiri dalam komuditi makanan, walaupun
zat ini sendiri dalam konsentrasi penggunaan
tidak memiliki bau atau rasa yang khusus . Efek
dari zat ini, tampak nyata pada kesan-kesan
seperti rasa, volume, body atau kesegaran/
freshness (khuusnya makanan-makanna yang diproses
menggunakan panas) drai aroma dan juga kecepatan
penerimaan aroma atau time factor protentiator.
2.1.6 Proses Pembuatan Es Puter
Menurut Aditya Chan (2008), tahapan ynag
dilakukan dalam pembuatan es putar adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan
8
Persiapan merupakan tahap awal dalam
pembuatan es putar. Tahap ini meliputi
pemilihan dan penimbangan bahan dengan
memperhatikan resep.
2. Pengocokan
Pada tahap ini, gula akan dikocok dengna
ballon wisk hingga gula larut dan berwarna
putih pucat.
3. Menambahkan rasa
Kocokan gula diberi pecita rasa berbentuk
bubuk sesuai dnegan yang diinginkan.
4. Pateurisasi
Bahan cair atau susu dan santan dimasak
hingga sushu mencapai 80’C untuk mematikan
bakteri.
4.Homogenisasi
Susu dan santan yang sudah di masak lalu
dicampurkan dengan gula, selanjutnya di aduk
hingga rata dan mengental.
5.Pendingin (cooling)
Adonan es puter yang sudah dimasak
dipindahkan ke dalam wadah bersih dan di
diamkan hinggga mendingin.
6.Penyimpanan dalam suhu rendah
9
Adonan yang sudah didinginkan lalu disimpan
dalam sushu rendah dalam kulkas hingga
mengental (selama minimun 4 jam atau maksimum
sehari semalam)
7.Flavoring II
Adonan es putar di beri pecita rasa berbentuk
cair sesuai apa yang diinginkan.
8.Pengadukan dengan alat es puter
Pengadukan dengan mesin es puter
manual( Mixing), adonan es puter di aduk
dengan ,menggunakan mesin es puter manual
hingga mengental dan mengeras. Proses ini
sekaligus untuk menambahkan uadar alam
adonan.
9.Pengemasan (packing)
Setelah mengental, adonan ditampung atau
dikemas dalam wadah es puter, box atau
kemasan.
10. Pengerasan
Es puter disimpan dalam frezeer (suhu -18˚C)
hingga menjadi lebih keras.
2.1.7 Mutu Es Puter
Es puter yang bermutu baik bisa dilihat dari 4
macam karakteritis yaitu;
10
a)Tekstur
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur es
puter adalah ukuran, bentuk dan distribusi dari
kristal es dan partikel lainnya yang membentuk body
es puter. Tekstur es puter yang disukai adalah
halus, ditunjukkan oleh kelembutan seperti beludru
dan tersa lembut dimulut. Tekstur yang lembut pada
es puter sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran,
pengolahan dan penyimpanan.
b)Rasa
Rasa sebagian besar bahan pangan biasanya tidak
stabil yaitu dapat mengalami perubahan selama
penanganan dan pengolahan, selian itu perubahan
tekstur dan viskositas bahan pangan dan pemberian
rasa. Cacat pada rasa dapat disebabkan oleh
penyimpanan produk-produk yang di gunaka.
c)Warna
Warna yang dihasilkan dari es puter biasa
disesuaikan dari campuran bahan yang digunakan mulai
dari perwarna, bahan seperti buah-buahan, coklat,
vanila dan lain sebagainya. Warna yang dihasilkan
dari es puter buah naga ini dapat dihasilkan dari
buah naga sendiri yang memiliki kandungan Lycopene
yaitu merupakan pigmen yang menyebabkan warna merah
pada buah naga merah. Pigmen ini berfungsi untuk
11
membantu pencegahan pembentukan kanker. Dimana
semakin banyak penggunaan buah naga merah, warna es
puter akan semakin kemerahan dengan warna putih
susu.
d)Aroma
Aroma yang muncul dari es puter biasa diperoleh
dari bahan utama es tersebut, tetapi aroma juga
biasa diperoleh dari penambahan ekstrak pada
campuran es puter. Jika kandungan santan pada es
puter lebih banyak dari bahan lainnya maka aroma
santan yang akan lebih menonjol, tetapi sebaliknya
jika bahan campuran yang lebih banyak dari santan
misal buah maka aroma buah tersebut yang akan lebih
menonjol.
2.1.8 Manfaat Es Puter
Kombinasi beberapa bahan pembuat es putar
dapat ditarik manfaat berdasarkan bahan-bahan yang
digunakan antara lain, Santan kelapa yang menjadi
bahan penggannti susu pada es krim ini memeiliki
peran penting sebagai bahan utama es puter. Dalam
pengaplikasinanya santan memiliki banyak manfaat
karena mengandung asam laurat, asam kaprat, dan
lipit antimikroba yang berfungsi sebagai anti
jamur, anti bakteri, dan anti virus. Dalam tubuh,
asam laurat dirubah menjadi monolaurin yang
12
diyakini efektif untuk melawan virus dan bakteri
penyebab herpes, influenza, bahkan HIV.Penelitian
terbaru telah mengungkapkan manfaat dari asam
lemak rantai medium untuk kesehatan jantung.
2.1.9 Teknik Penyimpanan Es puter
Teknik penyimpanan es puter yaitu dengan cara
penggunaan wadah yang tepat dalam penempatan es
putar setelah selesai proses pengolahan cari bahan
yang insulator panas, cara terbaik adalah
termos.maupun box plastik yang biasanya
menggunakan bahan stereofom,hal ini dilakukan
karena box tersebut memiliki susunana di dalamnya
agar es tersebut tidak meleleh dengan cepat.
Adapun alternatif dari box ini adalah dengan
menjadikan bagian dalam box plastik dapat dilapisi
dengan styrofoam.
2.1.10 Perlatan pengolahan Es Puter
Peralatan merupakan sarana pendukung guna
membantu kelancaran proses produksi, berikut
peralatan yang digunkan dalam proses pembuatan Es
puter :
a. Pisau
13
Pisau digunakan untuk memotong bahan.
Pisau yang digunkan sebaiknya terbuat dari
bahan dasar stenliss.
b. Talenan / Cuttting Board
Talenan digunakan sebagai alas untuk
memotong bahan yang diperlukan dalam proses
pembuatan Es puter
c. Timbangan
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Talenan/Cutting
14
Timbangan adalah alat penimbang berat
bahan-bahan yang akan dibutuhkan dalam proses
pembuatan Es puter.
d. Panci
Panci digunakan sebagai wadah yang
digunkan untuk merebus adonan es Puter yang
merupakan proses dalam pembuatan es puter.
e. Spatula
Spatula merupakan alat yang membantu
dalam pengadukan bumbu-bumbu dan bahan-bahan
dalam panci agar tercampur dengan rata.
f. Blender
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
15
Blender digunakan untuk menghaluskan
buah yang akan ditambahkan ke dalam es putar
sebagai perasa
g. Baskom plastik
Baskom plastik digunakan seagai wadah
atau tempat yang digunakan untuk mencampur
bahan-bahan es puter sebelum diolah.
h. Kompor
Kompor digunaka sebagai media masak pada
pengolahan Es Puter.
i. Bowl
Gambar 2.6
Gambar 2.7
16
Tempat untuk mempersiapkan semua bahan
sebelum diolah
j. Freezer
Tempat untuk membekukan es putar.
k. Alat pemutar
Alat yang digunanakan memutar dalm
proses pembuatan es puter
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10 Alat
17
2.1.11 Resep Es Puter
Resep dasar es putar ini penulis dapatkan dari
pemilik es puter jember. yang sudah melakukan usaha
pembuatan es putar di Balikpapan selama 10 tahun.
Berikut resep es putar yang akan penulis gunakan untuk
penelitian ini
Bahan-bahan :
1. 4 butir kelapa
2. 120 ml kaleng susu kental manis putih.
3. 2 kuning telur.
4. 50 gram maizena.
5. 500 gr gula.
6. Essence/aneka buah kemudian diblender.
7. 30 gr garam.
8. 2 gr vanili.
Bahan dalam memutar es :
9. ¾ balok es.
10. 3 kg garam kasar/krosok.
Cara pembuatan ;
1. Kupas kelapa hingga bersih kemudian parut,
kemudian peras dengan 2 liter air. Bila
18
Anda suka susu, cairkanlah buah kaleng
kental manis bersama 2 liter air.
2. Rebus santan bersama agar-agar bubuk, gula
psir dan juga garam.
3. Sebelum mendidih (15 menit sebelumnya)
masukkan juga tepung maizena yang telah
diaduk dengan air.
4. Setelah dirasa matang, matikan api kemudian
masukkan essence secukupnya.
Teknik memutar es puter :
1. Tuangkan adonan yang telah disaring kedalam
tabung dan adonan terlebih dahulu dalam keadaan
dingin dengan kedinginan minimal suhu kamar,
atau lebih baik apabila disimpan ke dalam lemari
es.
2. Letakkan tabung kedalam sebuah wadah besar
(minimal 2x lebih besar tabung).
3. Diantara tabung dan wadah, masukkan es batu
dengan ukuran kecil-kecil, usahakan jangan sampai
ada rongga udara.
4. Kemudian taburkan garam kasar/krosok kedalam
es batu.
5. Pemutaran es dapat dilakukan, sebaiknya
19
tabung dan wadah dalam keadaan tertutup agar uap
dingin tak terlalu banyak keluar.
6. Bila es batu didalamnya telah banyak yang
mencair, keluarkan sdikit demi sedikit, kemudian
tambahkan es batu dan garam kembali.
Berdasarkan resep dasar pembuatan resep es putar
di atas, penulis akan mengaplikasikannya dengan
menambah atau mengurai bahan sesuai rasa, tekstur,
warna, dan aroma yang ingin dicapai dalam
pembuatan es puter dengan variasi penambahan buah
naga merah sebagai bahan campuran.
2.2 Buah Naga
2.2.1 Pengertian Buah Naga
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari
beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan
Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan.
Buah yang memiliki rasa sedikit manis ini
ternyata adalah antioksidan yang sangat baik
sehingga bisa melindungi tubuh dari kanker dan
radikal bebas. Buah naga juga berkhasiat untuk
mengikat logam berat dan menetralkan racun dalam
tubuh.
2.2.2 Sejarah Buah Naga
20
Buah naga (Inggris: pitaya) merupakan buah
dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus
dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang
juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti
Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia.
Buah ini juga dapat ditemukan di Okinawa, Israel,
Australiautara dan Tiongkok selatan. Hylocereus
hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang
Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman
hias. Orang Vietnam dan orang Cina buahnya
dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini
selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga
berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah
buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga
yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di
kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh
budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga).
Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa
dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai
dragon fruit (buah naga).
2.2.3 Klasisifikasi Buah Naga
Dalam Ilmu tumbuhan, buah naga dihasilkan
dari tanaman jenis kaktus sehinga termasuk dalam
21
keluarga Cactaceae. Berikut klasifikasi buah
naga :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocerous sp
Gambar 2.11 Buah Naga
2.2.4 Varietas dan Jenis Tanaman Buah Naga
Menurut Sri Winarsih S Pd. buah naga yang kita
kenal di Indonesia ada empat jenis yaitu, buah naga
berdagin putih (Hydocereous Undatus), buah naga berdaging
merah (H. Polyrhizus), buah naga berdaging super merah (H.
Hydocereous ), dan bah naga berkulit kuning dan berdaging
putih (Selenicereus megalanthus). Dari ke empat jenis
tersebut yang paling bnyak dibudidayakan adalah buah
naga berdaging merah dan putih.
23
Gambar 2.5 Buah Naga Merah
Gambar 2.5 Buah Naga Putih
Gambar 2.5 Buah NagaPutih
Berkulit Kuning
No Varietas Gambar Ciri-ciri1 Buah Naga
berdaging
Putih
(Hydocereous
Undatus)
Daging buah berwarna
putih, rasa yang
kurang manis,
batangnya hijau
dengan tepian tidak
terlalu tajam,
panjang bungan 25-
30cm, warna bunga
putih bacteanya
berwarna hijau.2 Buah Naga
Berdaging
Merah
(Hydocereous
Polyrhizus)
daging buah berwarna
merah, rasanya lebih
manis dan berair.
Batangnya berlilin
duri sangat kecil,
panjang dunya kira-
kira 30 cm, dengan
daun pembalut besar,
bunga putih dengan
tepian ungu
3 Buah Naga
berdaging
Sangat Merah
(Hydocereous
Hydocereous)
4 Buah Naga
Berdaging
Putih dan
Berkulit
Kuning
(Selenicereus
megalanthus)
Kulit berwarn
akuning dan
berdaging putih,
dibudayakan
diketingggian 800 m
diatas laut. Batang
hijau ramping,
tepiannya tidak
tajam, bunga
berwarna putih
panjang bunga kita-
kira 30 cm, dengan
pelindung daun-dau
Gambar 2.14 BuahNaga
Gambar 2.12 BuahNaga
Gambar 2.13 BuahNaga Merah
Gambar 2.15 BuahNaga
putih berkulit
24
2.2.5 Manfaat Buah Naga
Buah naga merupakan buah yang cukup populer
di Indonesia dalam berbagai kalangan . Buah ini
biasa di konsumsi dalam bentuk buah segar,
sehingga kandungan air dalam buah sangat tinggi
dan dapat menghilangkan dahaga. Adapun dalam
pengolahnya buah naga sering disajikan dalam
bentuk minuman, makan manis, atau es.
Dibalik kesegaran dan kenikmatanya, buah naga
ternyata juga sangat memiliki banyak manfaat .
Sebuah sumber badan pertanian menyebutkan buah
naga dapat menurunkan kadar kolesterol,
menyeimbangkan kadar gula darah, mencegah kangker
usus, meningkatkan cara kerja otot, meningkatkan
ketajaman mata, dan menghaluskan kulit.
Banyak pakar yang sependapat dan meyakini,
buah naga kaya dengan vitamin dan mineral. Zat-zat
tersebut sangat membantu meningkatkan daya tahan
tubuh dan melancarkan metabolisme. Secara
keseluruhan buah ini sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh.
Fakta yang menakjubkan ialah berdasarkan
kajian terkini buah naga tidak hanya dimanfaatkan
buahnya saja. Bagian- bagian lain dari tanaman
buah naga juga dapat di manfaatkan.
Buah naga yang masang dapat langsug
dikonsumsi . Sedangkan buah naga yang belum masak
25
dapat dibuat sup. Bunga buah naga dapat juga
dikonsumsi yaitu dengan dijadikan sop buah,
digoreng, atau dapat di keringkan menjadi minuman
semacam teh.
Dahan atau cabang tanaman buah naga juga
dapat dimakan yaitu dijadikan salad, digoreng, dan
dijadikan sup. Makanan dari dahan tumbuhan buah
naga dipercaya dapat membuang racun dalam tubuh
dan dapat membersihkan pencernaan.
Di Amerika Selatan, dahan tanaman buah naga
dihancurkan untuk dijadikan makanan kambing atau
sapi. Pakan ternak dari dahan tersebut terbukti
mampu meningkatkan kadar susu dan kualitas daging
ternak.
2.2.6 Kandungan Gizi Buah Naga
Kandungan bauh naga yang diperoleh dari hasil
penelitian 100 gr buah naga merah adalah sebagai
berikut,
Tabel 2.4 Kandungan Nilai Gizi per 100 gr Buah Naga
26
Zat-zat di atas mempunyai fungsi antara lain
sebagai berikut.
1. Protein dari buah naga merah mampu melancarkan
metabolisme tubuh, dan menjaga kesehatan
jantung
2. Serat berfungsi mencegah kanker usus, penyakit
kencing manis, dan baik untuk diet.
Air 82,5-83 gProtein 0,159-0,229 gLemak 0,21-0,61 gSerat Kasar 0,7-0,9 gKaroten 0,005-0,012mgKalsium 6,3-8,8 mgFosfor 30,2-36,1 mgIron 0,55-0,65 mgVitamin B1 0,28-0,043 mgVitamin B2 0,043-0,045 mgVitamin B3 0,297- 0,43 mgVitamin C 8-9 mgThiamine 0,28-0,30 mgRiboflavin 0,043-0,044 mgNiacin 1,297-1,300 mgAbu 0,28 gLain-lain 0,54-0,68 g
27
3. Konten berfungsi menjaga kesehatan mata,
menguatkan otak dan mencegah penyakit.
4. Kalsium untuk menguatkan tulang.
5. Fosfor untuk pertumbuhan jaringan tubuh.
6. Zat besi untuk menambah darah.
7. Vitamin B1 untuk kestabilan suhu tubuh
8. Vitamin B2 untuk meningkatkan nafsau makan.
9. Vitamin B3 untuk menurunkan kadar kolesterol.
10. Vitamin C untuk menjaga kesehatan dan
kehalusan kulit.
2.3 Buah Naga Berdaging Merah (Hylopcereus Calcaratus)
2.3.1 Pengertian Buah Naga Berdaging
Merah(Hylopcereus Calcaratus)
Buah naga yang memiliki nama latin hylocereus
polyrhizus adalah buah yang tumbuh didaerah iklim
tropis, subtropos, hingga beriklim kering. Buah
ini berasal dari Amerika Tengah. Manfaat dari buah
naga ini sudah dikenal di penjuru dunia.
Buah yang memiliki rasa sedikit manis ini
ternyata adalah antioksidan yang sangat baik
sehingga bisa melindungi tubuh dari kanker dan
radikal bebas. Buah naga juga berkhasiat untuk
mengikat logam berat dan menetralkan racun dalam
tubuh.
28
2.3.2 Kandungan Buah Naga Berdaging Merah
(Hylopcereus Calcaratus)
Buah naga merah banyak mengandung antioksidan
yang baik untuk melindungi tubuh dari kanker dan
radikal bebas, selain itu juga mengandung vitamin
C yang sangat tinggi, oleh sebab itu buah naga
juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan
menyembuhkan luka/memar. Buah naga juga mengandung
vitamin B1 dan vitamin B2 yang bermanfaat untuk
meningkatkan nafsu makan dan memperlancar
metabolisme. Selain itu manfaat buah naga juga
dapat mengurangi kadar kolesterol karena buah ini
mengandung vitamin B3. Buah naga juga memiliki
manfaat untuk menyembuhkan penyakit batuk dan asma
hingga mengatasi tekanan darah tinggi.
Buah naga juga mengandung kalsium dan fosfor
yang berfungsi untuk memperkuat tulang, membentuk
jaringan dan membuat gigi menjadi lebih sehat.
Buah naga ini sangat baik bagi Anda yang ingin
menurunkan berat badan dan mengurangi kadar gula
dalam darah.
2.3.3 Manfaat Buah Naga Merah
Manfaat buah naga merah dikenal efektif untuk
menurunkan kadar glukosa darah. Buah ini memiliki
serat yang tinggi sehingga dapat mengurangi lemak
29
dan membantu proses pencernaan.Buah naga merah
juga mengandung karoten yang sangat baik untuk
mata.
Buah naga merah masih memiliki banyak manfaat
yaitu seperti menurunkan tekanan darah, mencegah
dan mengobati penyakit jantung. Hal ini disebabkan
karena buah naga mengandung lycopene. Selain itu
buah ini juga mengandung vitamin C, vitamin B1,
vitamin B2, vitamin B3, kalsium, fosfor, dan
protein yang baik untuk membantu pembentukan
jaringan.
Untuk mendapatkan manfaat buah naga merah
ini, Anda dapat membuat jus buah naga merah dan
mengkonsumsinya secara rutin. Setiap cangkir jus
buah naga merah memiliki kandungan sekitar
100kkal. Mengkonsumsi langsung tanpa diolah atau
variasi kuliner yang memudahkan masyarakat di
semua kalangan untuk mengkonsumsinya.
2.3.4 Hasil-hasil Oalahan Buah Naga Merah
Buah naga yang banyak memiliki manfaat bagi
kesehatan, mudah didapati di daerah tropis, serta
cita rasa yang diminati banyak kalangan menjadikan
buah naga banyak diolah menjadi berbagai olahan,
antara lain: selai buah naga merah, sup buah naga,
30
jelly buah naga merah, jus buah naga, atau sering
juga di padukan dalam campuran sup buah atau salad
buah. Kemudian variasi olahan buah naga ini akan
dikembangan lagi menjadi es puter buah naga merah.
2.3.5 Cara memilih buah naga yang berkualitas baik
Pemilihan buah naga yang tepat dapat
pempengaruhi pengolahan buah naga yang akan di
produksi, adapun cara atau tips memilih buah naga
adalah sebagai berikut :
1. Periksa kulit luar buah naga. Buah naga
memiliki warna pink yang cerah dan
mulus. Jika ada noda-noda kotor, memar, atau bekas
pisau, sebaiknya dihindari.
2. Carilah buah naga yang warnanya merata.
3. Sentuh batah buah naga. Batang yang empuk
menunjukkan bahwa buah naga tersebut sudah
matang.
4. Periksa juga daun atau kelopak yang menutupi
kulit buah naga.
5. Mereka pun harus berwarna cerah tanpa ada
warna kecoklatan pada ujung-ujungnya. Seperti
buah alpukat atau buah mangga, buah naga
yang sudah matang juga bisa diukur dari kekenyalan
dagingnya..
31
6. Tekan jari Anda ke dalam kulit buah naga,
jika terlampau keras berarti buah itu
belum matang.
7. Cium aroma buah naga. Jika Anda mencium aroma
tropis yang ringan artinya daging di dalam
kulit buah naga itu telah matang dan manis.
8. Tempatkan buah naga yang sudah Anda beli pada
suhu kamar untuk memastikan
kematangannya. Buah yang matang biasanya
berwarna merah muda/pink.
9. Setelah itu, Anda bisa menyimpan buah naga
yang sudah matang di dalam kulkas selama
lima hari.
2.4 Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indera atau uji
sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran
daya penerimaan terhadap produk menurut Wikipedia
(2013).
Pengujian organoleptik mempunyai peranan
penting dalam penerapan mutu. Pengujian
organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.
32
2.4.1 Pengertian Uji Organoleptik
Menurut Rifky Ari Funna (2013). Organoleptik
merupakan pengujian terhadap bahan makanan
berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan
suatu produk. Uji Organoleptik atau uji indera atau
uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting
dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat
memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan
kerusakan lainnya dari produk.
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam uji
organoleptik adalah adanya contoh (sampel), adanya
panelis, dan pernyataan respon yang jujur. Dalam
penilaian bahan pangan sifat yang menentukan
diterima atau tidak suatu produk adalah sifat
indrawi. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu
pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan
klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali
bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali
sifat indrawi produk tersebut.
Dalam Uji organoleptik harus dilakukan dengan
cermat karena memiliki kelebihan dan kelemahan. Uji
organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan
mutu produk karena berhubungan langsung dengan
selera konsumen.Selain itu, metode ini cukup mudah
33
dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan
pengamatannya juga cepat diperoleh. Dengan demikian,
uji organoleptik dapat membantu analisis usaha untuk
meningkatkan produksi atau pemasarannya. Uji
organoleptik juga memiliki kelemahan dan
keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak
dapat dideskripsikan.Manusia merupakan panelis yang
terkadang dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan
mental, sehingga panelis dapat menjadi jenuh dan
menurun kepekaannya. Selain itu dapat terjadi pula
salah komunikasi antara manajer dan panelis.
2.4.2 Panel
Untuk melaksanakan suatu penilaian organoleptik
diperlukan panel. Dalam penilaian mutu atau analisis
sifat-sifat sensorik suatu komoditi panel bertindak
sebagai instrumen atau alat. Alat ini terdiri dari
orang atau kelompok orang yang disebut panel yang
bertugas menilai sifat atau mutu benda berdasarkan
kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel
disebut panelis.
Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh
macam panel, yaitu panel perseorangan, panel
terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel
konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh
panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam
melakukan penilaian organoleptik.
34
1. Panel Pencicip Perseorangan
Penel pencicip perseorangan adalah orang yang
sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat
tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-
latihan yang sangat intensif. Panel perseorangan
sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan
bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-
metode analisis organoleptik dengan sangat baik.
Keuntungan menggunakan panelis ini adalah kepekaan
tinggi, bias dapat dihindari, penilaian efisien
dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan biasanya
digunakan untuk mendeteksi jangan yang tidak
terlalu banyak dan mengenali penyebabnya.
Keputusan sepenuhnya ada pada seorang.
2. Panel Pencicip Terbatas
Panel pencicip terbatas terdiri dari 3-5 orang
yang mempunyai kepekaan tinggi sehingga bisa lebih
di hindari. Panelis ini mengenal dengan baik
faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan
mengetahui cara pengolahan dan pengaruh bahan
baku. terhadap hasil akhir. Keputusan diambil
berdiskusi diantara anggota-anggotanya.
3. Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang
mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi
35
terlatih perlu didahului dengan seleksi dan
latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai
beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau
spesifik. Keputusan diambil setelah data
dianalisis secara bersama.
4. Panel Tak Terlatih
Panel tak terlatih terdiri dari 25 orang awam
yang dapat dipilih berdasarkan jenis suku-suku
bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel
tidak terlatih hanya diperbolehkan menilai alat
organoleptik yang sederhana seperti sifat
kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam .
untuk itu panel tidak terlatih biasanya dari
orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama
dengan panelis wanita.
5. Panel Agak Terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang
yang sebelumya dilatih untuk mengetahui sifat-
sifat tertentu. panel agak terlatih dapat
dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji
datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang
sangat menyimpang boleh tidak digunakan dalam
keputusannya.
6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang yang tergantung pada target pemasaran
komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat
36
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan
atau kelompok tertentu.
7. Panel Anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan
anak-anak berusia 3-10 tahun. Biasanya anak-anak
digunakan sebagai panelis dalam penilaian
produk-produk pangan yang disukai anak-anak
seperti permen, es krim dan sebagainya. Cara
penggunaan panelis anak-anak harus bertahap,
yaitu dengan pemberitahuan atau dengan bermain
bersama, kemudian dipanggil untuk diminta
responnya terhadap produk yang dinilai dengan
alat bantu gambar seperti boneka snoopy yang
sedang sedih, biasa atau tertawa.
2.4.3 Seleksi Panelis
Untuk mendapatkan panelis yang diinginkan,
khususnya jenis panel agak terlatih perlu dilakukan
tahap-tahap seleksi. Syarat umum untuk menjadi
panelis adalah mempunyai perhatian dan minat
terhadap pekerjaan ini, selain itu panelis harus
dapat menyadiakan waktu khusus untuk penilaian serta
mempunyai kepekaan yang dibutuhkan.
Pemilihan anggota panel perlu dilakukan untuk
suatu grup panelis yang baru atau unutk
mempertahankan anggota dalam grup tersebut. Tahap
tahap seleksi adalah sebagai berikut.
37
1. Wawancara
Wawancara dapat dilaksanakan dengan tanya
jawab atau kuesioner yang bertujuan untuk
mengetahui latar belakang calon termasuk
kondisi kesehatannya.
2. Tahap Penyaringan
Tahap ini perlu dilakukan untuk mengetahui
keseriusan, keterbukaan, kejujuran, dan rasa
percaya diri. Selain itu dapat dinilai pula
tingkat kesantaian, kepekaan umum dan khusus
serta pengetahuan umum calon panelis.
3. Tahap Pemilihan
Pada tahap ini dilakukan beberapa uji
sensorik untuk mengetahui kemampuan seseorang.
Dengan uji-uji ini diharapkan dapat terjaring
informasi mengenai kepekaan dan pengetahuan
mengenai komoditi bahan yang diujikan. Metoda
yang digunakan dalam pemilihan panelis ini
dapat berdasarkan intuisi dan rasional, namun
umumnya dilakukan uji keterandalan panelis
melalui analisis sekuensial dengan uji
pesangan, duo-trio dan uji segitiga atau dengan
uji rangsanganyang akan diterangkan lebih
lanjut.
4. Tahap Latihan
Latihan bertujuan untuk pengenalan lebih
lanjut sifat-sifat sensorik suatu komoditi dan
38
meningkatkan kepekaan serta konsistensi
penilaian. Sebelum tahap latihan dimulai,
panelis perlu diberikan instruksi yang jelas
mengenai uji yang akan dilakukan dan larangan
yang disyaratkan seperti larangan untuk
merokok, minum minuman keras, menggunakan
parfum dan lainnya. Lama dari intensitas
latihan sangat tergantung pada jenis analisis
dan jenis komoditi yang diuji.
5. Uji Kemampuan
Setelah mendapat latihan yang cukup baik,
panelis diuji kemampuannya terhadap baku atau
standar tertentu dan dilakukan berulang-
berulang sehingga kepekaan dan konsistensinya
bertambah baik. Setelah melewati kelima tahap
tersebut di atas maka panelis siap menjadi
anggota panelis terlatih.
2.4.4 Uji Penerimaan
Menurut soewarno (1985) kelompok uji peneriman
juga disebut acceplance test / prefence test. Uji penerimaan
menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau
kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang
menyenangi.
Uji penerimaan lebih subjektif daripada uji
pembeda. Karena sifatnya yang sangat subjektif itu
beberapa panelis yang ekstrim senang atau benci
39
terhadap suatu komoditi atau suatu bahan, tidak lagi
dapat digunakan untuk melakukan uji penerimaan.
Tetapi panelis ekstrim ini mungkin masih dapat
digunakan untuk menilai dengan uji pembeda.
Tujuan uji penerimaan adalah untuk mengetahui
apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu
dapat diterima oleh masyarakat. Karena itu,
tanggapan senang atau suka harus pula diperoleh dari
sekelompok orang yang dapat mewakili suatu populasi
masyarakat tertentu. Meskipun demikian dalam kondisi
tertentu uji penerimaan dari sejumlah panelis
terlatih dapat digunakan sebagai petunjuk atau
ramalan tanggapan penerimaan bagi panelis tak
terlatih dengan jumlah yang lebih besar.
Dalam interpretasi data, uji penerimaan perlu
membatasi diri. Uji penerimaan tidak dapt digunakan
meramalkan penerimaan dalam pemasaran. Jadi uji
penerimaan dari suatu komoditi dengan hasil uji yang
meyakinkan tidak menjamin bahwa komoditi itu dengn
sendirinya mudah dipasarkan. demikian pula uji
penerimaan yang dilakukan secara ekstensif atau
tersebar luas dibeberapa daerah tidak dapat
digunakan untuk mengganti usaha pemasaran. Dalam
kelompok uji peneriman ini termasuk uji kesukaan
(hedonik), uji mutu hedonik.
1. Uji Hedonik
40
Uji hedonik merupakan uji kesukaan terhadap
sampel yang diberikan kepada penelis. Dalam uji
hedonik panelis dimintakan tanggapan pribadinya
tentang kesukaan atau sebaliknya ketidak sukaan.
Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang,
suka, atau kebalikannya, mereka juga
mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat-
tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik.
Misalnya dalam hal ‘suka’, dapat mempunyai skala
hedonic seperti: amat sangat suka, sangat suka,
suka, agak suka. Dan begitu pul jika sebaliknya.
Dalam penganalisisan skala hedonik
ditransformasi menjadi skala numerik dengan
angka naik turun menurut tingkat kesukaan.
Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis
statistik. Dengan adanya skala hedonik ini
sebenarnya uji hedonik secara tidak langsung
juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan.
Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering
digunakan untuk menilai komoditi sejanis atau
produk pengembangan secara organoleptik. Jika
uji pembedaan banyak digunakan dalam program
pengembang hasil-hasil baru atau hasil bahan
mentah maka uji hedonik banyak digunakan untuk
menilai hasil akhir produksi.
2. Uji mutu hedonik
41
Berbeda dengan uji kesukaan uji mutu hedonik
tidak menyatakan suka atau tidak suka melainkan
menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan
baik – buruk ini disebut kesan mutu hedonik.
Karena itu beberapa ahli memasukkan uji mutu
hedonik kedalam uji hedonik. Kesan mutu hedonik
lebih spesifik dari pada sekedar kesan suka
atau tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat
umum, yaitu baik atau buruk dan bersifat
spesifik seperti empuk / keras untuk daging,
pulen – keras untuk nasi, renyah, liat untuk
mentimun. Rentangan skala hedonik berkisar dari
extrim baik sampai ke extrim jelek. Skala
hedonik pada uji mutu hedonik sesuai dengan
tingkat mutu hedonik. Jumlah tingkat skala juga
bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang
diinginkan dan sensitivitas antar skala. Skala
hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah
satu dan berarah dua. Seperti halnya pada uji
kesukaan pada uji mutu hedonik, data
penilaiaan dapat ditransformasi dalam skala
numerik dan selanjutnya dapat dianalisis
statistik untuk interprestasinya.
42
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
2 Jenis Penelitian
Jenis penilitian yang digunakan adalah jenis
penelitian eksperimen di bidang tata boga menurut
Sugiyono (2010), penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali.
43
3 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni
sampai bulan Agustus 2014. Tempat penelitian
dilaksanakan di rumah penulis beralamat di jalan
durian Rt.18 No.36, Gunung sari ilir.
3.3 Populasi, Sempel, dan teknik pengambilan sempel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh penulis untuk di pelajari dan
ditarik kesimpulannya menurut sugiyono (2010).
Poulasi dalam penulisan ini adalah tape buah naga
merah dan populasi dalam penilaian organoleptik
adalah mahasiswa/i politeknik negeri Balikpapan
jurusan tata boga tahun ajaran 2012/2013.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populsi tersebut
sugiyono (2012). Sampel yang digunakkan dalam
penelitian ini adalah buah naga merah sebanyak 3kg
dan sampel dalam penilaian organoleptik adalah 20
orang panelis yang agak terlatih.
3.3.3 Teknik Sampling
44
Buah naga yang penulis gunakan dibeli dari
pedagang buah di pasar sepinggan yang mana buah
naganya dipanen sendiri saat dibududayakan
menggunakan pupuk organik. Buah naga yang penulis
pilih adalah buah naga merah yang kulit buahnya
berwarna merah cerah merata dan mulus. Batang
buahnya pun empuk menandakan bahwa buahnya matang
sempurna. Warna daun dan kelopak yang menutupi
kulit buah berwarna cerah tanpa ada bercak
kecoklatan pada ujungnya yang menandakan buah
tidak rusak oleh hama. Tingkat kematangan buah
yang penulis pilih dalam keadaan kenyal yang
berarti buah sudah matang merata, aroma buah yang
penulis teliti beraroma sedap yang menandakan
daging buah terasa manis. Suhu penyimpanan pun
terjaga karena disimpan di suhu kamar jadi buah
tetap segar saat sampai di tangan penulis.
Untuk penelitian lanjutan teknik pengambilan
sampel yang dipakai adalah teknik quota sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang
harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari
populasi (khususnya yang tidak terhingga),
kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti
mengambil sampel secara acak asal memenuhi
persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut.
karena jumlah anggota populasi jelas hitunganny,
45
maka untuk representativitas, pengambilan sampel
biasanya menggunakan persentase.
Teknik pengambilan sampel untuk pengujian
organoleptik yang penulis gunakan, diambil dari
panelis agak terlatih. Panelis agak terlatih yaitu
panel yang berada antara panelis terlatih dan
panelis tidak terlatih, panelis dalam kategori ini
mengetahui sifat-sifat sensorik dari sampel yang
diuji karena memahami dan sekedar latihan.
Kelompok yang termasuk dalam kategori ini antara
lain mahasiswa dan staf peneliti, mereka dipilih
berdasarkan kepekaan dan keandalan penilaian.
Jumlah panelis agak terlatih jumlahnya diantara
panelis tidak terlatih dan panelis terlatih yaitu
berkisar antara 15 – 25 orang.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian untuk mengetahui daya
terim terhadap objek yang diteliti, yang meliputi
warna, aroma, rasa, dan tekstur adalah dengan
menggunakan lembar uji.
Tabel 3.1. Lembar uji mutu hedonik
NoKriteria
Yang DiujiSkala Hedonik
Skala
NumerikPenilaian
1 Warna
Sangat menarik
Cukup menarik
Tidak menarik
3
2
1
46
2 Aroma
Sangat sedap
Cukup sedap
Tidak sedap
3
2
1
3 Rasa
Sangat enak
Cukup enak
Tidak enak
3
2
1
4 Tekstur
Sangat lembut
Cukup lembut
Tidak lembut
3
2
1
Keterangan:
c. Warna:
Sangat menarik: warna buah naga dan es puter
kontras
Cukup menarik: warna buah naga dan es puter
berwarna cerah
Tidak menarik : warna es putar terlihat pucat
d. Aroma:
Sangat sedap: aroma buah naga dan santan sangat
menonjol
Cukup sedap: aroma buah naga dan santan agak
tercium.
Tidak sedap : aroma buah naga dan santan tidak
tercium
e. Rasa:
Sangat enak: sangat terasa buah naga dan santan
Cukup enak: kurang terasa buah naga dan santan
47
Tidak enak : tidak terasa buah naga dan santan
f. Tekstur:
Sangat lembut: tekstur buah naga dan es puter
sangat halus
Cukup lembut: tekstur buah naga dan es puter
berserat
Tidak lembut : tekstur buah naga dan es puterkasar
3.5 Teknik pengumpulan data
1. Studi Kepustakaan
Menurut Sangadji Alim (2013) sumber informasi
berupa bahan-bahan pustaka atau berbagai macam
bahan bacaan dalam perpustakaan yang menghimpun
informasi dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Informasi dapat berupa teori,
generalisasi maupun konsep yang dikemukakan
ahli pada sumber kepustakaan. Selanjutnya,
peneliti menganalisis dan menyintesis informasi
sehingga menunjang teori formal (teori yang
dirumuskan secara formal sebagai penelitian
terutama dalam perumusan hipotesis) yang
dirumuskan peneliti dan menjadi landasan
penelitian.
2. Eksperimen
48
Teknik pengumpulan data dengan melakukan
beberapa percobaan yang akan diteliti untuk
menjawab rumusan masalah.
3. Observasi
Penulis melakukan pengamatan di wilayah
Balikpapan untuk meninjau bahan baku agar mudah
diperoleh untuk proses pengolahan produk.
4. Dokumentasi
Menurut M.Iqbal Hasan (2002) teknik pengumpulan
data yang tidak langsung ditunjukan pada subjek
penelitian, namun melalui dokumen.
5. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2013) kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
6. Wawancara
Menurut Irawati Singarimbun (1989) wawancara
adalah teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis pengolahan data yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif
dan statistic sederhana. Metode deskriptif yaitu
49
penggambaran secara sistematis dan akurat mengenai
fakta dan sifat populasi daerah tertentu. Sedangkan
statistic sederhana yaitu menghitung presentase dari
jawaban hasil lembar uji mutu hedonik yang
disebarkan kepada panelis.
3.8 Tahapan Penelitian
Tahapan penilitian yang penulis lakukan dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan adalah penelitian yang
dilakukan pada saat pembuatan produk
penelitian atau dilakukan sebelum melakukan
uji organoleptik, mulai dari persiapan bahan
dan alat hingga proses pembuatan produk.
pemarutan
pencucian
Pemilihan
perebusan
UjiOrganolept
Analisa
Penyajian
50
b. Penelitian lanjutan
Penelitian lanjutan adalah penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan data dari uji
organoleptik dan analisis yang dilakukan
Penelitian ini dilakukan setelah penelitian
pendahuluan sudah terlaksana. Penelitian ini
meliputi penyebaran lembar
uji hedonik merekap data
uji organoleptik dan membuat grafik tingkat
kesukaan.
Pendinginan
pencampura
Pembekuan
pengadukan
Gambar 3.2 Alur
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Pendahuluan
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen yang penulis lakukan dimulai
dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2014. Sedangkan
lokasi pelaksanaannya dilaksanakan di rumah kediaman
penulis, di Jl. Durian,Rt.18, No.36, Kelurahan Gunung
Sari Ilir, Kecamatan Balikpapan Tengah.
4.2 Bahan Yang Digunakan Dalam Eksperimen
Berikut adalah bahan-bahan yang penulis gunakan
dalam melakukan eksperimen dalam penelitian ini,
yaitu :
b. Buah naga merah
Buah Naga Merah ini berfungsi sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan es puter sehingga
terjadi adanya penambahan variasi serta
kandungan yang ada di dalam es puter dan menjadi
52
ekstrak, dalam pembuatan ekstrak tersebut di
campur dengan creamer bubuk dan susu kental
manis.
b. Tepung Kanji (Maizena)
Tepung maizena digunakan sebagai pengental
dalam pembuatan adonan es puter. Penggunaan
tepung maizena ini, terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan sedikit air agar tidak terjadi
penggumpalan saat proses pembuatan adonan.
c.Cairan
Cairan yang digunakan adalah santan yang
merupakan bahan dasar pembuatan es puter
sehinggga menciptakan cita rasa gurih khas
Indonesia. Selain santan, air mineral dan susu
kental manis turut ditambahkan dalam pembuatan
es puter.
Gambar 4.2 Buah Naga
Gambar 4.2 Tepung
Gambar 4.2 santan, susu kental manis
53
d. Gula Pasir
pemanis yang penulis gunakan dalam pembuatan
es puter buah naga adalah gula pasir, yang bias
di dapatkan di pasar atau took-toko terdekat.
e. Garam
Garam digunakan sebagai penambah cita rasa.
Garam yang penulis gunakan adalah jenis garam
dapur biasa yang banyak sekali kita temukan
dipasaran
f. Creamer
Di gunakan untuk penambah cita rasa dalam
pembuata es putar buah naga merah, creamer yg
di gunakan penilis adalah creamer bubuk.
Gambar 4.2 Gula Pasir
Gambar 4.2
54
4.3 Peralatan Yang Digunakan Dalam Eksperimen
Peralatan yang penulis gunakan dalam penelitian
ini antara lain adalah :
j. Pisau
Dalam segala aktifitas memotong pada
penelitian ini, penulis menggunakan pisau
sebagai alat pemotongnya.
b. Talenan / Cuttting Board
Penulis menggunakan talenan sebagai alas
dalam pemotongan atau dalam melakukan proses
chopping pada penanganan buah naga merah, yang
digunakan untuk dihaluskan.
Gambar 4.3
Gambar 4.2 Creamer
55
c. Timbangan
Timbangan digunakan penulis sebagai alat untuk
mengukur jumlah atau berat bahan berjenis padat
yang akan penulis gunakan saat melakukan
penelitian. Timbangan yang penulis gunakan adalah
timbangan yang memiliki dasar ukuran gram.
d. Panci
Penulis menggunakan panci sebagai alat atau
wadah dalam pemasakan adonan di atas kompor, yaitu
pada saat perebusan santan, dan air hingga
mendidih , sampai proses berlangsungnya
pencampuran tepung maizena pada larutan santan.
Gambar 4.3 Talenan/Cutting
Gambar 4.3 Timbangan
Gambar 4.3
56
e. Spatula
Spatula digunakan dalam mengaduk adonan santan
saat pencampuran antara air yang telah mendidih
dengan tepung maizena saat berada di atas kompor.
f. Blender
Blender digunakan untuk menghaluskan buah
naga merah yang akan di campur ke dalam es puter.
g. Baskom plastik
Baskom plastik digunakan seagai wadah
atau tempat yang digunakan untuk mencampur
bahan-bahan es puter sebelum diolah.
h. Kompor
Gambar 4.3
Gambar 4.3 Blender
57
Penulis menggunakan kompor pada saat
proses pemasakan adonan es puter mulai
dari memasak larutan santan, hingga
pencampuran tepung terigu saat pemasakan
diatas kompor dengan api kecil.
i. Bowl
Bowl dipakai sebagai wadah saat
pencampuran antara bahan yang telah
dimasak di atas kompor.
j. Freezer
Tempat untuk membekukan es puter.
Gambar 4.3
Gambar 4.3
Gambar 4.3
58
k. Alat pemutar
Alat yang digunanakan memutar dalm
proses pembuatan es puter
4.4 Pelaksanaan Eksperimen Pertama
Pada eksperimen, penulis melakukan eksperimen
pertama pada tanggal 2 Agustus 2014 yaitu di rumah
kediaman penulis. Komposisi bahan yang penulis gunakan
pada eksperimen pertama adalah sebagai berikut :
Bahan
5. Kelapa 3 1/2 butir
6. Gula 300 gr
7. Susu kental manis 100 ml
8. Garam 50 gr
9. Maizena 30 gr
10. Buah naga 200 gr
11. Cream 300 gr
12. Susu kental manis 200 ml
Proses eksperimen pertama:
Gambar 4.3 Alat
59
1. Sebelum melakukan eksperimen, terlebih dahulu
penulis melakukan pemarutan buah kelapa yang akan
menghasilkan larutan santan sebagai bahan dasar es
puter.
2. Setelah selesai proses pemarutan buah kelapa ,
parutan kelapa diperas dengan menggunakan air
mineral 3 kali penyaringan dengan masing-masing
dilarutkan dengan 750 ml air mineral serta hasil
penyaringan dipisahkan dengan wadah yang berbeda.
3. Campur perasan pertama dan kedua, kemudian larutkan
gula serta garam.
4. Larutkan maizena, tapioka, dan telur kedalam perasan
ketiga, atau santan encer diatas api kecil hingga
mendidih dan mengental. Dinginkan.
5. Sembil menunggu larutan santan dan maizena
mengental, sediakan buah naga yang telah dibersihkan
dan dipotong kasar untuk kemudian diblender bersama
susu kental manis dan kreamer yang di jadikan
ekstrak buah nya.
6. Sedikan es batu dan garam pada wadah pendingin.
7. Setelah semua bahan siap digunakan serta dapat
dipastikan rebusan santan telah dingin, proses
selanjutnya adalah tahapan pencampuran semua bahan
yang belum dimasukkan. Proses ini melalui beberapa
tahapan.
11. Campur semua santan hasil perasan.
12. Aduk santan hingga merata
60
13. Masukkan wadah santan kedalam wadah pendingin
berisi es dan garam yang telah disiapkan
sebelumnya.
14. Putar wadah pendingin sampai bahan larutan 1/2
mengeras, kemudian tambahkan susu kental manis.
15. Putar kembali wadah pendingin sampai larutan
kembali mengeras.
16. Tambahkan ekstrak pada larutan.
17. Kembali putar wadah pendingin sampai semua
bahan dan pewarna tercampur rata hingga larutan
santan telah mengeras dan menjadi es puter.
Hasil eksperimen pertama :
Pada penelitian pertama ini penulis belum
mendapatkan hasil produk yang diinginkan. Hasilnya
adalah tekstur dari es puter lembut tapi rasa
santan lebih dominan dan agak asin, lalu susah
mengeras. Menurut analisis penulis hal ini
dimungkinkan karena pencampuran dan komposisi bahan
tidak sesuai yaitu kurangnya pengental dan terlalu
banyak garam.
4.4 Pelaksanaan Eksperimen Kedua
Pada eksperimen, penulis melakukan eksperimen
pertama pada tanggal 7 Agustus 2014 yaitu di rumah
kediaman penulis. Komposisi bahan yang penulis gunakan
pada eksperimen pertama adalah sebagai berikut :
61
Bahan
1. Kelapa 3 1/2 butir
2. Gula 400 gr
3. Susu kental manis 100 ml
4. Garam 40 gr
5. Maizena 50 gr
6. Buah naga 300 gr
7. Cream 150 gr
8. Susu kental manis 100 ml
Proses eksperimen kedua:
Pada eksperimen kedua ini cara pembuatannya masih
sama dengan eksperimen pertama tetapi yang berbeda
hanya pada penambahan dan pengurangan bahan.
Hasil eksperimen kedua :
Pada penelitian kedua ini penulis belum juga
mendapatkan hasil produk yang diinginkan. Hasilnya
adalah rasa dari buah naga kurang menonjol dan rasa
kurang manis. Menurut analisis penulis hal ini
dimungkinkan karena kurangnya penambahan buah naga
dan gula kedalam proses pembuatan es puter.
4.6 Pelaksanaan Eksperimen Ketiga
62
Pada eksperimen, penulis melakukan eksperimen
ketiga pada tanggal 16 Agustus 2014 yaitu di rumah
kediaman penulis. Komposisi bahan yang penulis gunakan
pada eksperimen pertama adalah sebagai berikut :
Bahan
2. Kelapa 3 1/2 butir
3. Gula 500 gr
4. Susu kental manis 125 ml
5. Garam 30 gr
6. Maizena 25 gr
7. Buah naga 750 gr
8. Cream 250 gr
9. Susu kental manis 230 ml
Proses eksperimen:
e) Sebelum melakukan eksperimen, terlebih dahulu
penulis melakukan pemarutan buah kelapa yang akan
menghasilkan larutan santan sebagai bahan dasar es
puter.
f) Setelah selesai proses pemarutan buah kelapa ,
parutan kelapa diperas dengan menggunakan air
mineral 3 kali penyaringan dengan masing-masing
dilarutkan dengan 750 ml air mineral serta hasil
penyaringan dipisahkan dengan wadah yang berbeda.
g) Campur perasan pertama dan kedua, kemudian larutkan
gula serta garam.
63
h) Larutkan maizena, tapioka, dan telur kedalam perasan
ketiga, atau santan encer diatas api kecil hingga
mendidih dan mengental. Dinginkan.
i) Sembil menunggu larutan santan dan maizena
mengental, sediakan buah naga yang telah dibersihkan
dan dipotong kasar untuk kemudian diblender bersama
susu kental manis dan kreamer yang di jadikan
ekstrak nya.
j) Sedikan es batu dan garam pada wadah pendingin.
k) Setelah semua bahan siap digunakan serta dapat
dipastikan rebusan santan telah dingin, proses
selanjutnya adalah tahapan pencampuran semua bahan
yang belum dimasukkan. Proses ini melalui beberapa
tahapan.
a. Campur semua santan hasil perasan.
b. Aduk santan hingga merata
c. Masukkan wadah santan kedalam wadah pendingin
berisi es dan garam yang telah disiapkan
sebelumnya.
d. Putar wadah pendingin sampai bahan larutan 1/2
mengeras, kemudian tambahkan susu kental manis.
e. Putar kembali wadah pendingin sampai larutan
kembali mengeras.
f. Tambahkan ekstrak pada larutan.
g. Kembali putar wadah pendingin sampai semua bahan
dan pewarna tercampur rata hingga larutan santan
telah mengeras dan menjadi es puter
64
Hasil eksperimen ketiga :
Pada penelitian ketiga ini penulis sudah mendapatkan
hasil produk yang diinginkan. Hasilnya adalah
tekstur dari es puter sudah lembut, rasa es puter
sudah enak, warna es puter menarik, dan aroma pada
es putar berbau buah naga.
Gambar 4.4 Pembuatan ekstrak buah naga untuk
campuran es putar
Gambar 4.5 Pencampuran ekstrak dalam es putar
65
Gambar 4.6 Es putar yang sudah tercampur
4.5 Pembahasan Hasil Uji Organoleptik
Tahap selanjutnya penulis mulai menyebarkan lembar
uji mutu hedonik dan menunjukkan contoh dari es puter
buah naga merah kepada responden yang tidak lain
mahasiswa tata boga angkatan 2010/2011 dan 2011/2012
yang berada di Politeknik Negeri Balikpapan dimulai
dari tanggal 4 Agustus 2014 dengan jumlah responden 20
orang. Responden diberikan tiga buah pertanyaan
mengenai rasa, warna, dan tekstur yang penulis buat.
Dalam membagikan lembar uji mutu hedonik kepada
responden, penulis menggunakan metode sensus, dimana
jumlah responden yang ada di dalam suatu populasi
dilibatkan semua dalam pengisian lembar uji mutu
hedonik.
Data hasil jawaban dari responden penulis olah
dengan menggunakan statistik ukuran pemusatan dan
statistik sederhana. Statistik ukuran pemusatan yang
penulis gunakan adalah modus. Modus merupakan teknik
penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang
sedang populer (yang sedang menjadi mode) atau nilai
66
yang sering muncul dalam kelompok tersebut menurut
Sugiyono (2010). Sedangkan untuk mengetahui besar
kecilnya jawaban yang diberikan responden dalam bentuk
persentase atau memprosentasekan nilai yang diperoleh
dari modus maka digunakan statistik sederhana seperti
yang dinyatakan oleh Sugiyono dengan rumus yang akan
digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
Frekuensi = frekuensi responden terhadap
jawaban yang dipilih.
Jumlah data = jumlah seluruh responden yang mengisi
questioner.
100% = bilangan tetap.
4.6 Hasil Perolehan Jawaban uji organoleptik
Berdasarkan hasil uji mutu hedonik sebanyak 20
responden, maka diperoleh hasil keseluruhan sebagai
berikut :
Persentase = Frekuensi : jumlahdata x 100%
67
Tabel 4.4 Jumlah Nilai Hasil Uji Hedonik Oleh Panelis
No
Respond
en
Warna Aroma Rasa TeksturSM CM TM SS CS TS SE CE TE SL CL TL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
68
Jumlah 15 5 0 3 15 2 10 8 2 11 9 0Persent
ase
75 25 0 15 75 10 50 40 10 55 45 0
Tabel 4.5 Jumlah Frekuensi Hasil Uji Mutu Hedonic
Terhadap Warna, Aroma, Tekstur, Rasa.
Skala
Penilaian
Warna Aroma Rasa TeksturF % F % F % F %
Sangat
Menarik
15 75 3 15 10 50 11 55
Cukup
Menarik
5 25 15 75 8 40 9 45
Tidak
Menarik
0 0 2 10 2 10 0 0
Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100
Berdasarkan tabel jawaban dari panelis
terhadap hasil penambahan buah naga pada pembuatan
es krim, data tersebut kemudian penulis olah dan
dianalisa untuk membuktikan tujuan dari penelitian
rekapitulasi panelis terhadap hasil yang diperoleh
sebagai berikut :
69
d. Penelitian Terhadap Warna
Berdasarkan hasil di atas dari 20 panelis, modus
nilai atau frekuensi yang paling banyak muncul di
setiap sampel sebanyak 15 panelis atau dengan
persentase 75% mengatakan warna pada es krim buah
naga ini sangat menarik. 15% mengatakan cukup
menarik dan tidak ada satupun yang mengatakan
tidak menarik.
e. Penilaian Terhadap Aroma
Berdasarkan hasil di atas dari 20 panelis, modus
nilai atau frekuensi paling banyak muncul yaitu
skala cukup menarik. Sebanyak 75% dari 20 panelis.
Lalu 15% atau 3 panelis mengatakan aroma es krim
buah naga ini sangat menarik, dan 10% atau 2
panelis menyatakan tidak menarik terhadap es puter
buah naga .
f. Penilaian Terhadap Rasa
Berdasarkan hasil di atas dari 20 panelis, modus
nilai atau frekuensi yang paling banyak muncul
adalah skala sangat menarik, dengan persentase
yaitu 50% atau sekitar 10 panelis . dan 40% atau
sebanyak 8 panelis mengatakan cukup menarik
terhadap rasa es krim buah naga. Dan juga 4
panelis mengatakan tidak menarik terhadap es krim
buah naga dengan persentase 10%
g. Penilaian terhadap tekstur
70
Berdasarkan hasil di atas dari 20 panelis, modus
nilai atau frekuensi yang paling banyak mucul
sebanyak 11 panelis dengan persentase 55%
mengatakan sangat menarik terahadap tekstur es
krim buah naga. Sedangkan 9 panelis atau sekitar
45% mengatakan agak menarik tekstur dari es krim
buah naga ini. Dan tidak ada satu orang pun
mengatakan tidak menarik terhadap tekstur es krim
buah naga.