MAKALAH MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of MAKALAH MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH
MAKALAH
MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas fiqh 2
Dosen pengampu Drs. Mubasirun, M.Ag.
Disusun oleh :
Nama : Kholid Anwar
NIM : 111-13-023
JURUSAN/PRODI : TARBIYAH/PAI
SI-PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Bab I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya setiap manusia dalam aktifitasnya baik yang
bersifat duniawi maupun ukhrowi tidak lepas daripada tujuan
dari apa yang akan ia peroleh selepas aktifitas tersebut,
dengan berbagai macam perbedaan sudut pandang manusia itu
sendiri terhadap esensi dari apa yang hendak ia peroleh, maka
tidak jarang dan sangat tidak menutup kemungkinan sekali
proses untuk menuju pada tujuannya pun berwarna-warni.
Salah satu contoh dalam aktifitas sosial-ekonomi, banyak
dari manusia sendiri yang terjebak dalam hal ini, yang mana
mereka lebih mengedepankan pada pemenenuhan hak pribadi dan
mengabaikan hak-hak orang lain baik hak itu berupa individu
ataupun masyarakat umum. Akan tetapi Islam sebuah agama
rahmatan lil-alamin yang mengatur seluruh tatanan kehidupan
manusia, sehingga norma-norma yang diberlakukan islam dapat
memberikan solusi sebuah keadilan dan kejujuran dalam hal
pencapaian manusia pada tujuan daripada aktifitasnya itu,
sehingga tidak akan terjadi ketimpangan sosial diantara
mereka.
Salah satu cara untuk mencapai sebuah keadilan dan
kejujuran adalah dengan adanya kerja sama antara pemilik modal
dan seseorang yang sering disebut dengan bagi hasil, yangmana
dilandasi pula oleh rasa tolong menolong. Sebab ada orang yang
mempunyai modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam
menjalankan roda perusahaan.
Namun ada pula mereka yang lebih memilih menjalankan usaha
dengan cara bersekutu dengan orang lain yang memiliki tujuan
atau usaha yang sama. Dengan cara ini, mereka semua yang
mengikatkan diri berhak bertindak hukum terhadap harta itu,
dan berhak mendapatkan keuntungan sesuai dengan persetujuan
yang disepakati.
Dengan demikian, dalam makalah ini akan dibahas tentang
Musyarakah (syirkah) dan Mudharabah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Musyarakah
1.PengertianSecara etimologi, asy-syirkah berarti percampuran, yaitu
percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit
dibedakan . Asy-syirkah termasuk salah satu bentuk kerja sama
dagang dengan rukun dan syarat tertentu, yang dalam hukum
positif disebut dengan perserikatan dagang.
Secara terminologi, ada beberapa definisi asy-syirkah yang
dikemukakan oleh para ulama fiqh.
Pertama dikemukakan oleh ulama Malikiyah. Menurut mereka,
asy-syirkah adalah :
ى م�ال ل�هما سهما ف� ف� ى أل�صرف�� ل�هما م�ع أ� ن�� أ� ذ� ن� ف�“Suatu keizinan untuk bertindak secara hukum bagi dua orang yang
bekerjasama terhadap harta mereka.”
Kedua, definisi yang dikemukakan oleh ulama Syafi’iyah dan
Hanabilah. Menurut mereka, asy-syirkah adalah :
وع ي� هة$ أل�ش! ا� ك�ث!ر ع�لى ج�' ن� ف�� ي� ن� ى� لإ� ث�1 ي� ى ش�! و ت$ أل�حق$ ف� ي' ث�!“Hak bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka
sepakati.”
Pada dasarnya definisi – definisi yang dikemukakan para
ulama fiqh di atas hanya berbeda secara redaksionalnya saja,
sedangkan esensi yang terkandung di dalamnya adalah sama,
yaitu ikatan kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih
dalam perdagangan. Dengan adanya akad syirkah yang disepakati
kedua belah pihak, semua pihak yang mengikatkan diri berhak
bertindak hukum terhadap harta serikat itu, dan berhak
mendapatkan keuntungan sesuai dengan persetujuan yang
disepakati.
2.Hukum Syirkah dan Dasar HukumnyaAkad syirkah diperbolehkan menurut ulama’ fiqh berdasarkan
firman Allah dalam Q.S An-Nisa : 12
... لث! ى أل�ن! ر ك�ا ء ف� هم ش! ...ف��…maka mereka berserikat dalam sepertiga harta…
Hadist qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
و ذأوذ ة. أب�' ن� أح�ده�ما ص�اح�ب' خ� ن�� م�ال�م ي�� كي� ري�� ال�ث! أل�ش! ا ي�! عالى: أي�� ول أل�لة ن�$ ق$ ن��
Artinya : “Allah berfirman," Aku Pihak ketiga dari dua
orang yang berserikat, selama mereka saling tidak khianat,
jika salah seorangnya berkhianat, niscaya Aku keluar dari
perserikatan itu". HR. Abu Daud.
Atas dasar ayat diataslah para ulama fiqh menyatakan bahwa
akad syirkah memiliki landasan yang kuat dalam islam.”
3.Macam - macam syirkah
Syirkah ada dua jenis:
a. Syirkah Amlaak (Hak Milik)
Yaitu penguasaan harta secara kolektif, berupa bangunan,
barang bergerak atau barang berharga. Yaitu perserikatan dua
orang atau lebih yang dimiliki melalui transaksi jual beli,
hadiah, warisan atau yang lainnya. Dalam bentuk syirkah seperti
ini kedua belah pihak tidak berhak mengusik bagian rekan
kongsinya, ia tidak boleh menggunakannya tanpa seizin
rekannya.
Syirkah Al-Amlak terbagi 2, yaitu :
a. Syirkah Ikhtiar
Yaitu perserikatan yang muncul akibat tindakan hukum
orang yang berserikat. contoh : dua orang yang bekerja
sama secara sukarela untuk mengelola sebuah warnet, dengan
perhitungan laba dibagi dua setelah dikurangi modal.
b. Syirkah Jabr
Yaitu perserikatan yang muncul secara paksa, bukan
atas keinginan orang yang berserikat.
Contoh : dua orang yang bekerja sama namun salah satu
pihak karena tidak memiliki modal, dia menawarkan jasa
untuk menjaga saja warnet tersebut, sehingga dia hanya
memperoleh laba 10% dari keuntungan.
b. Syirkah Uquud (Transaksional/kontrak)
Yaitu akad kerja sama antara dua orang yang bersekutu
dalam modal dan keuntungan, misalnya, dalam transaksi jual
beli atau lainnya. Dalam syirkah seperti ini, pihak-pihak yang
berkongsi berhak menggunakan barang syirkah dengan kuasa masing-
masing. Dalam hal ini, seseorang bertindak sebagai pemilik
barang, jika yang digunakan adalah miliknya. Dan sebagai
wakil, jika barang yang dipergunakan adalah milik rekannya.
Macam-Macam Syirkah Uquud (Transaksional/kontrak):
Menurut para ulama fikih, di dalam Islam terdapat lima
macam syarikah: yaitu:
1. Syirkah Al- Inan
Yaitu perserikatan dalam modal (harta), dalam suatu
perdagangan yang dilakukan dua orang atau lebih dan
keuntungan dibagi bersama.
Contoh : A dan B insinyur teknik sipil. A dan B sepakat
menjalankan bisnis properti dengan membangun dan
menjualbelikan rumah. Masing-masing memberikan konstribusi
modal sebesar Rp 500 juta dan keduanya sama-sama bekerja
dalam syirkah tersebut
2. Syirkah Al-Abdan/’Amal
Yaitu perserikatan yang dilaksanakan oleh dua pihak
untuk menerima suatu pekerjaan.
Contoh : A dan B. keduanya adalah nelayan, bersepakat
melaut bersama untuk mencari ikan. Mereka sepakat pula,
jika memperoleh ikan dan dijual, hasilnya akan dibagi
dengan ketentuan: A mendapatkan sebesar 60% dan B sebesar
40%.
Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau
keahlian
3. Syirkah Al-Mudharabah
Yaitu Persetujuan antara pemilik modal dan seorang
pekerja untuk mengelola uang pemilik modal dalam
perdagangan tertentu,yang keuntungannya dibagi sesuai
dengan kesepakatan bersama, dan kerugian yang diderita
menjadi tanggungan pemililk modal saja.
Contoh : A sebagai pemodal (shahib al-mal/rabb al-mal)
memberikan modalnya sebesar Rp 10 juta kepada B yang
bertindak sebagai pengelola modal (‘amil/mudharib) dalam
usaha perdagangan umum (misal, usaha toko kelontong).
4. Syirkah Al-Wujuh,
Yaitu Perserikatan yang dilakukan dua orang atau lebih
yang tidak punya modal sama sekali,dan mereka melakukan
suatu pembelian dengan kredit serta menjualnya dengan
harga kontan,sedangkan keuntungan yang diperoleh dibagi
bersama.
Contoh : A dan B adalah tokoh yang dipercaya pedagang.
Lalu A dan B ber-syirkah wujuh, dengan cara membeli barang
dari seorang pedagang (misalnya C) secara kredit. A dan B
bersepakat, masing-masing memiliki 50% dari barang yang
dibeli. Lalu keduanya menjual barang tersebut dan
keuntungannya dibagi dua, sedangkan harga pokoknya
dikembalikan kepada C (pedagang). Hal ini dapat
berlangsung karena adanya unsur kepercayaan dari si
penyedia modal (pedagang)
5. Syirkah Al-Mufawadhah.
Adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang
menggabungkan semua jenis syirkah di atas (syirkah inan,
‘abdan, mudharabah, dan wujuh.
Contoh : A adalah pemodal, berkonstribusi modal kepada B
dan C, dua insinyur teknik sipil, yang sebelumnya sepakat,
bahwa masing-masing berkonstribusi kerja. Kemudian B dan C
juga sepakat untuk berkonstribusi modal, untuk membeli
barang secara kredit atas dasar kepercayaan pedagang (D)
kepada mereka.
Menurut ulama Hanabilah, yang sah hanya empat macam,
yaitu: syirkah inan, abdan, mudharabah, dan wujuh. Menurut
ulama Malikiyah, yang sah hanya tiga macam, yaitu: syirkah
inan, abdan, dan mudharabah. Menurut ulama Syafi’iyah dan
Zhahiriyah, yang sah hanya syirkah inan dan mudharabah.
Sedangkan menurut Hanafiyah semua bentuk syirkah boleh/sah
bila memenuhi syarat-syaratnya yang telah ditetapkan.
4. Syarat - Syarat Syirkah
a. Objek usaha yang dilakukan mubah. Tidak boleh ikut dalam
syirkah yang usahanya haram, seperti: menjual khamar, film
porno dan lain-lain
b. Setiap orang yang ikut dalam Syirkah tahu jumlah saham
masing-masing. Tidak boleh mendirikan Syarikah dimana
jumlah saham setiap anggota yang ikut tidak diketahui
c. Pembagian laba untuk setiap anggota harus jelas
d. Bagian laba untuk setiap anggota tidak tertentu, akan
tetapi harus dengan rasio. Dan tidak boleh salah seorang
menentukan jumlah tertentu, seperti: untukmu Rp.1 Juta
dari laba dan sisanya untukku, atau untukmu 1/3 laba +
Rp.1juta atau untukmu laba bulan ini dan untukku laba
bulan depan. Hikmah larangan penentuan bagian laba, karena
merugikan salah satu pihak, apabila ditentukan 1 juta
rupiah kemungkinan laba yang didapat tidak lebih dari itu
maka yang mendapat laba hanya satu pihak dan kemungkinan
laba yang didapat sangat besar sehingga yang bagiannya
hanya Rp. 1 juta dirugikan
5. Rukun – Rukun Musyarakah
Menurut mayoritas ulama fikih, bahwa rukun syirkah itu ada
3 (tiga), yaitu:
a. Akad (ijab-kabul), disebut juga shighat;
b. Dua pihak yang berakad (al-‘aqidani), syaratnya harus
memiliki kecakapan melakukan tasharruf (pengelolaan harta).
c. Obyek akad, disebut juga al-ma’qud ‘alaihi, yang mencakup
pekerjaan (al-amal) dan atau modal (al-mal).
Syarat sah akad ada 2 (dua) yaitu:
a. Obyek akadnya berupa tasharruf, yaitu aktivitas pengelolaan
harta dengan melakukan akad-akad, misalnya akad jual-beli.
b. Obyek akadnya dapat diwakilkan (wakalah), agar keuntungan
syirkah menjadi hak bersama di antara para syarîk (mitra
usaha).
6. Hal – Hal Yang Membatalkan Syirkah
a. Pembatalan dari salah seorang yang bersekutu
b. Meninggalnya salah seorang syarik
c. Salah seorang syarik murtad atau membelot ketika perang
d. Gila
7. Hikmah Musyarakah
Terciptanya kekuatan dan kemajuan khususnya di bidang
ekonomi
Pemikiran untuk kemajuan perusahaan bias lebih mantap
karena hasil pemikiran dari banyak orang
Semakin terjalinnya rasa persaudaraan dan brasa
solidaritas untuk kemajuan bersama
Jika usahanya berkembang dengan baik berarti jangkauan
operasionalnya semakin meluas maka membutuhkan tenaga
kerja yang banyak.
B.Mudharabah
1.Pengertian
Salah satu bentuk kerja sama antara pemilik modal dengan
seseorang, yang pakar dalam berdagang, di dalam fiqih islam
disebut dengan mudharobah, yang oleh ulama fiqh Hijaz
menyebutnya dengan qiradh.
Secara terminologi, para ulama fiqih mendefinisikan
mudharobah atau qiradh dengan:
ث$ر ك�ا ح م�ش! كو ن� أل�ر ي�' ة و ي�� ب� ر ف�� ج' bت لى أل�عا م�ل م�ا لإ ث�� �ع أ ل�ما ل�كf أ د ف�� ن ي�� أ�“Pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja (pedagang) untuk
diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan
dibagi menurut kesepakatan bersama.”
Dengan kata lain, mudharabah berarti : suatu bentuk kerja
sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul
amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan kerja
sama dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik modal
dan keahlian dari pengelola.
Dengan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan apabila
terjadi kerugian dalam perdagangan tersebut, maka kerugiannya
ditanggung oleh pemilik modal. Dikarenakan yang diserahkan
kepada pekerja berupa sebuah modal, bukan manfaat seperti
penyewaan mobil.
2.Hukum Mudharabah dan Dasar Hukumnya
Hukum mudharabah adalah boleh (mubah), seperti dalam
firman Allah dalam Q.S Al-Hadid ayat 11 :
م �lري ر ك� ج�' ةن لةن ولةن أ� عف� ض� ي� ا ف�� شن� ا ح� $رص�� ق� هلل� ق$رض� أ� ي� ن�� د� ل�� أ أ� ن� ذ� ١١م��Artinya : “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan)
pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang
banyak.”
Hadis nabi S.A.W :
ل ع ألى أح��' ي� ب� هن� أل�� ي� لإت! ف�� لم ي�! ة وس��� لى أل�ل�ة ع�لب�� ول أل�ل��ة ص��� ال رس��� ال: ف��$ ة ف��$ ب� ث�� ب' ع�ن� أ ع�ن� ص�ال�ح ب�'ن� ص�هي�
ع ي� ب$ لإل�لب� ي� ر ل�لب� عث� اأس�! ر� ي�' لإط ألث' ة$ وأح�� ارض� وأل�مق$“Dari Shahih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang
di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
3.Jenis – Jenis Mudharabah
Mudharabah ada dua jenis, yaitu :
a. Mudharabah Muthlaqah (Mudharabah secara mutlak/bebas).
Maksudnya adalah bentuk kerja sama antara pemilik modal
dan pengelola modalyang cakupannya sangat luas dan tidak
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah
bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salafus sholih seringkali
dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu)
dari pemilik modal kepada pengelola modal yang memberi
kekuasaan sangat besar.
b. Mudharabah Muqayyadah (Mudharabah terikat).
Jenis ini adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah.
Yakni pengelola modal dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu atau tempat usaha.
Perbedaan antara keduanya terletak pada pembatasan
penggunaan modal sesuai dengan kehendak pemilik modal.
4. Syarat Mudharabah
Ada beberapa syarat mudarabah yaitu :
1. Barang modal yang diserahkan pemilik modal berbentuk uang
tunai, selain uang tunai tidak diperbolehkan.
2. Yang melakukan akad mudarabah mampu menyerahkan /
mengembalikan
3. Prosentase pembagian hasil keuntungan antara pemilik modal
dan pengelola jelas
4. Pemilik modal melafalkan ijab, misal aku serahkan modal
ini padamu untuk usaha, bila mendapat untuk, laba dibagi
dua dengan prosentase yang disepakati.
5. Pengelola bersedia mengelola modal dari pemilik modal]
6. Mudarabah berlaku sesama muslim, boleh dengan non muslim
dengan syarat modal dari orang non muslim dan yang
mengelola orang muslim
7. Pengelola tidak boleh melakukan mudarabah dengan pihak
lain kecuali diizinkan pemilik modal
8. Keuntungan tidak dibagi selama akad masih berlangsung,
kecuali bila kedua pihak sepakat melakukan pembagian
keuntungan
5.Rukun Mudharabah
Menurut Imam Syafi’i, rukun mudarabah ada 6 yaitu :
a. Pemilik modal yang menyerahkan barangnya untuk modal usaha
b. Pengelola barang yang diterima dari pemilik barang
c. Akad mudharabah antara pemilik dan pengelola barang
d. Harta pokok atau modal
e. Pekerjaan pengelolaan harta sehingga menghasilkan
keuntungan
f. Keuntungan
6.Pembatalan Mudharabah
Akad mudharabah menjadi batal apabila ada perkara-perkara
sebagai berikut:
a) Tidak terpenuhinya salah satu atau beberapa syarat
Mudharabah .
b) Pengelola dengan sengaja meninggalkan tugasnya sebagai
pengelola modal atau pengelola modal berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan tujuan akad.
c) Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia atau
salah seorang pemilik modal meninggal dunia, mudharabah
menjadi batal.
7. Hikmah MudharabahMudharabah memiliki manfaat kepada pemilik maupun
pengelola modal. Untuk pemilik modal sendiri ia mendapatkan
manfaat berupa pengalaman dari orang yang ia berikan modal,
sedangkan untuk pengelola, ia mendapatkan manfaat berupa harta
yang dapat ia kelola.
Bab III
KESIMPULAN
Asy-syirkah berarti percampuran, yaitu percampuran antara
sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan . Asy-
syirkah termasuk salah satu bentuk kerja sama dagang dengan
rukun dan syarat tertentu, yang dalam hukum positif disebut
dengan perserikatan dagang.
Syirkah ada 2 jenis yaitu :
1. Syirkah amlaak
Syirkah ini terbagi menjadi 2 :
a. Syirkah ikhtiar
b. Syirkah jabr
2. Syirkah uquud
Syirkah uquud terbagi menjadi 5 macam, yaitu :
a. Syirkah inan
b. syirkah abdan
c. Syirkah mudhorobah
d. Syirkah wujuh,dan
e. Syirkah mufawadhoh
Sedangkan mudharabah berarti : suatu bentuk kerja sama
antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal)
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian di awal.
Hukum mudharabah adalah boleh (mubah), seperti dalam
firman Allah dalam Q.S Al-Hadid ayat 11 dan Hadis nabi S.A.W :
“Dari Shahih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang
di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
Mudharabah ada 2 jenis, yaitu Mudharabah Muthlaqah dan
Mudharabah Muqayyadah
DAFTAR PUSTAKA
Syafei, Rachmat. 2006. Fiqih Muammalah. Bandung: Pustaka
Setia.
Hasan, Ali. 2004. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Umari , Barmawi drs. H. 1986.ilmu Fiqih Ibadah Muammalah
Munakahat.Solo:CV. Ramadhan