Laporan Tutorial 4 Skenario A

26
Tutorial 4 Blok 16 FK UMP 2.3.6Sintesis 1. a. Apa penyebab keluhan yang diderita oleh Ny. Tuse? Jawab: Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin Faktor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya Pada Ny. Tuse penyebab utama depresinya adalah kematian suaminya akibat ditabrak mobil dan juga diperberat oleh faktor ekonominya. b. Adakah hubungan gejala Ny. Tuse dengan kematian suaminya 5 bulan yang lalu? Jawab: Ada. Kematian suaminya akibat ditabrak mobil 5 bulan yang lalu merupakan stressor yang menyebabkan perasaan sedih dan gelisah sehingga membuat Ny. Tuse depresi dan mengakibatkan timbulnya gejala-gejala pada Ny. Tuse sekarang. Skenario A “Ny. Tuse” Page 1

Transcript of Laporan Tutorial 4 Skenario A

Page 1: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

2.3.6 Sintesis

1. a. Apa penyebab keluhan yang diderita oleh Ny. Tuse?

Jawab:

• Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak

terutama serotonin

• Faktor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku

terhadap suatu situasi sosial

• Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan

pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

Pada Ny. Tuse penyebab utama depresinya adalah kematian suaminya akibat ditabrak

mobil dan juga diperberat oleh faktor ekonominya.

b. Adakah hubungan gejala Ny. Tuse dengan kematian suaminya 5 bulan yang

lalu?

Jawab:

Ada. Kematian suaminya akibat ditabrak mobil 5 bulan yang lalu merupakan

stressor yang menyebabkan perasaan sedih dan gelisah sehingga membuat Ny.

Tuse depresi dan mengakibatkan timbulnya gejala-gejala pada Ny. Tuse sekarang.

Skenario A “Ny. Tuse” Page 1

Page 2: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Skenario A “Ny. Tuse” Page 2

Terjadi kegagalan :Depresi

Gejala berupa sedih, gelisah, dan pusing

Suami meninggalAnak ada 3, kerja

buruh, gaji pas-pasan

stress

Response terhadap stress

Respon emosi Respon psikologis

Takut cemas

Berlebihan menjadi anxietas (stressor)

Gejala somatic berupa keterjagaan autonomik

Aktivasi Saraf-saraf autonom vegetative

Respon psikologis

Simpatis parasimpatis

Hiperaktivitasn.vagus

Hipersekresi hclMotilitas & tinus otot meningkat

iritasi pada lambung

Nyeri ulu hati

Korteks serebri

hipotalamus

PusingPalpitasiBerkeringat

Sudah ke beberapa dokter dan hasil pemeriksaan

normal tapi keluhan ny.tuse tidak hilang

Tapi ia sangat meyakini ia memiliki

penyakit [hipokondriasis (-)]

anxietas (stressor) terutama apabila

ada recall memory

Berfungsi untuk mengurangi dampak pengulangan

traumatic (represi)

Terjadi kegagalan :Depresi

Gejala berupa sedih, gelisah, dan pusing

Page 3: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

a. Bagaimana dampak merasa sedih dengan gelisah selama 5 bulan terakhir?

Jawab :

Masalah tidur. Kebanyakan orang dengan depresi merasa kesulitan untuk tidur.

Mereka akan bangun sangat pagi atau sulit tidur di malam hari. Lainnya, tidur

lebih banyak dari yang biasanya. 

Perubahan nafsu makan atau berat tubuh. Beberapa orang yang

mengalami depresi kehilangan nafsu makan dan kehilangan berat tubuhnya.

Sebagian lainnya, mereka memiliki rasa ingin makan satu jenis makanan yang

amat sangat, seperti karbohidrat, dan mengalami kenaikan berat badan.

bila turun sampai ke tahap SUISIDAL, ingin bunuh diri.

c. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan Ny. Tuse?

Jawab:

Tidak ada hubungan.

Hanya berdasarkan epidemiologi yang diketahui bahwa wanita yang lebih rentan

mengalami faktor stress, karena perasaan wanita lebih halus dan sensitive.

d. Bagaimana hubungan keluhan Ny. Tuse dengan faktor psikologisnya?

Jawab:

Skenario A “Ny. Tuse” Page 3

Suami Ny. Tuse meninggal ditabrak mobil Faktor ekonomi

Stress Psikis

Pertahanan Terhadap Stress

Gagal

Depresi

Katekolamin ↑ , Kortisol ↓

Recall Memory

Gelisah

Diteruskan melalui korteks serebri

Page 4: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

e. Mengapa keluhan yang dirasakan itu adalah perih ulu hati, mual, pusing,

sedih, gelisah, dan takut naik mobil?

Jawab:

Respons fisiologis yang berhubungan dengan stres menyebabkan atau

mengeksaserbasi gejala-gejala kondisi medis umum.

• Gangguan mental mempengaruhi kondisi medis (seperti gangguan depresif

berat memperiambat  pemulihan dan infark miokardium)

• Gejala psikologis mempengaruhi kondisi medis (misalnya gejala depresif

memperlambat pemulihan dan pembedahan; kecemasan mengeksaserbasi

asthma)

Skenario A “Ny. Tuse” Page 4

Rasa Tidak Nyaman di region epigastrium

Perasaan perih di ulu hati

Takut naik MobilKe system limbik terintegrasi (limbik adalah pusat emosi, sedih dan gelisah)

Rangsang Hipothalamus

Aktifkan Autonom

Simpatis

Pusing

Parasimpatis

Keluar Neurotransmiter

Pengaruh ke Gastroentistinal

Sekresi Asam Lambung (HCL)

Peristaltik Lambung

Perasaan Mual

Iritasi lambung

Page 5: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

• Sifat kepribadlan atau gaya menghadapi masalah mempengaruhi kondisi

medis (misalnya penyangkaian psikologis terhadap pembedahan pada seorang

pasien kanker, perilaku bermusuhan dan tertekan menyebabkan penyakit

kandiovaskular)

• Perilaku kesehatan maladaptif mempengaruhi kondisi medis (misalnya

tidak olahraga, seks yang tidak aman, makan benlebihan).

• Respon fisiologis yang berhubungan dengan stres mempengaruhi kondisi

medis umum (misalnya eksaserbasi ulkus, mual muntah, hipertensi,

aritmia,sakit kepala, atau tension headache yang berhubungan dengan stres).

Faktor psikologis lain yang tidak ditentukan mempengaruhi kondisi medis (misalnya

faktor interpersonal, kultural, atau religius)

I.   GANGGUAN GASTROINTESTINAL

a. Ulkus Peptikum

o Merupakan ulserasi pada membran mukosa lambung atau duodenum, berbatas

jelas, menemus ke mukosa muskularis dan terjadi di daerah yang terkena asam

lambung dan pepsin.

o Etiologi

Teori spesifik

o Alexander menghipotesiskan bahwa frustasi kronis dari kebutuhan

ketergantungan yang kuat menyebabkan konflik bawah sadar yang spesifik.

o Konflik bawah sadar tersebut menyinggung ketergantungan kuat akan

keinginan reseptif-oral untuk disayangi dan dicintai, menyebabkan rasa lapar

dan kemarahan bawah sadar yang regresif dan kronis.

o Reaksi dimanifestasikan secara psikologis oleh hiperaktivitas vagal

persisten yang menyebabkan hipersekresi asam lambung, yang terutama

jelas pada orang yang memiliki predisposisi genetik. Pembentukan ulkus dapat

terjadi.

o Faktor genetik dan kerusakan atau penyakit organ yang telah ada sebelumnya

(contohnya gastritis)adalah penyebab yang penting.

o Terapi

o Psikoterapi diarahkan pada konflik ketergantungan pasien.

Skenario A “Ny. Tuse” Page 5

Page 6: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

o Biofeedback dan terapi relaksasi berguna.

o Terapi medis dengan cimetidine (Tagamet), ranitidine (Zantac), sucralfate

(Carafate), atau famotidine (Pepcid), serta pengendalian diet diindikasikan

dalam penatalaksanaan ulkus. Obat antimikrobial pada ulkus akibat H. Pylon.

b. Kolitis Ulseratif

o Penyakit ulseratif inflamatoris kronis pada kolon, biasanya disertai diare

berdarah. Insidensi familial dan faktor genetik penting.

o Tipe kepribadian: sifat kepribadian kompulsif yang menonjol. Pasien adalah

seorang yang pembersih, tertib, rapi, tepat waktu, hiperintelektual, malumalu,

dan terinhibisi dalam mengungkapkan kemarahan.

o Etiologi

Teori spesifik:

o Alexander menggambarkan kumpulan konflik spesifik pada kolitis ulseratif

yaitu ketidakmampuan untuk memenuhi suatu kewajiban (biasanya tidak patuh)

sampai kepada inti ketergantungan. Ketergantungan yang mengalami frustasi

menstimulasi perasaan agresif-oral, menyebabkan rasa bersalah dan kecemasan.

Menghasilkan pemulihan melalui diare.

o Terapi

o Psikoterapi yang tidak konfrontatif dan suportif diindikasikan pada kolitis

ulseratif.

o Terapi medis seperti obat antikolinergik dan antidiare.

c. Obesitas

o Akumulasi lemak berlebihan; berat badan melebihi 20 % berat badan

seharusnya.

o Pertimbangan psikosomatik

o Terdapat predisposisi genetik dan faktor perkembangan awal ditemukan pada

obesitas masa anak-anak.

o Faktor psikologis penting pada obesitas hiperfagik (makan berlebihan),

khususnya pada makan pesta pora.

o Faktor psikodinamika yang diajukan antara lain fiksasi oral, regresi oral, dan

Skenario A “Ny. Tuse” Page 6

Page 7: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

penilaian berlebihan terhadap makanan.

o Pasien memiliki riwayat penghindaran terhadap citra tubuh dan kebiasaan awal

yang buruk dalam asupan makanan.

o Terapi

o Dikendalikan melalui pembatasan diet dan penurunan asupan kalori.

o Dukungan emosional dan modifikasi perilaku membantu mengatasi kecemasan

dan depresi yang berhubungan dengan makan berlebihan dan diet.

d. Anoreksia Nervosa

Perilaku yang diarahkan untuk:

o Menghilangkan berat badan.

o Pola aneh dalam menangani makanan.

o Penurunan berat badan.

o Rasa takut yang kuat terhadap kenaikan berat badan.

o Gangguan citra tubuh.

o Amenore pada wanita.

II.  GANGGUAN KARDIOVASKULAR

2. a. Mengapa Ny. Tuse masih merasakan gejala yang dideritanya padahal semua

dokter mendiagnosis dirinya normal?

Jawab:

Karena dokter yang memeriksa Ny. Tuse hanya memberikan obat-obatan simptomatik

tanpa mengobati causanya (depresi).

Hal ini menunjukkan bahwa ny.Tuse mengalami suatu gangguan somatoform, yaitu

suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual,

dan pusing), dimana gangguan somatoform ini mencerminkan penilaian klinisi bahwa

faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi

gejala. yang mengakibatkan ny.tuse merasakan gejala-gejala tersebut padahal

sebetulnya secara fisik ia tidak mengalami gangguan.

b. Sebagai dokter umum, saat mendapatkan pasien seperti kasus Ny. Tuse,

tindakan lanjutan apa yang sebaiknya kita lakukan?

Skenario A “Ny. Tuse” Page 7

Page 8: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Jawab:

Dokter utama harus melihat pasien selama kunjungan yang terjadwal teratur,

biasanya dengan interval 1 bulan. Kunjungan ini harus relatif singkat walaupun

pemeriksaan fisik parsial harus dilakukan untuk memberikan respon terhadap

keluhan somatic baru. Prosedur laboratorium dan diagnostic tambahan umumnya

harus dihindari. Ketika diagnosis gangguan somatisasi telah ditegakkan, dokter

yang merawat harus mendengarkan keluhan somatic sebagai ekspresi emosi,

bukan sebagai keluhan medis. Meskipun demikian, pasien dengan gangguan

somatisasi juga dapat memiliki penyakit fisik yang sesungguhnya; oleh sebab itu,

dokter harus selalu menilai gejala mana yang harus diperiksa dan sampai seberapa

jauh. Strategi jangka panjang yang beralasan untuk dokter ditempat pelayanan

primer yang merawat pasien dengan gangguan somatisasi adalah meningkatkan

kesadaran pasien akan kemungkinan bahwa factor psikologis terlibat dalam gejala

sampai pasien mampu menemui klinisi kesehatan jiwa.

3. a. Gangguan apa saja yang memiliki gejala mendengar suara-suara dan

gangguan apa saja yang tidak memiliki gejala tersebut?

Jawab:

Mendengar suara-suara

• Schizophrenia

• Gangguan kepribadian paranoid

• Gangguan kepribadian schizoid

Tidak mendengar suara-suara

• Gangguan somatoform

• Gangguan waham

b. Jenis gangguan apa yang memiliki kriteria seperti Ny. Tuse?

Jawab:

Klasifikasi menurut PPDGJ III:

• F45.0 Gangguan Somatisasi

• F45.1 Gangguan Somatoform Tak Terinci

• F45.2 Gangguan Hipokondriasis

Skenario A “Ny. Tuse” Page 8

Page 9: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

• F45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform

• F45.4 Gangguan Nyeri Somatoform Menetap

• F45.8 Gangguan Somatoform Lainnya

• F45.9 Gangguan Somatoform YTT

Menurut DSM-IV dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu:

• Gangguan Somatisasi

• Gangguan Somatoform Tak Terinci

• Gangguan Hipokondriasis

• Disfungsi Otonomik Somatoform

• Gangguan Nyeri Somatoform Menetap

• Gangguan Konversi

• Gangguan Dismorfik Tubuh

4. Adakah hubungan faktor ekonomi Ny. Tuse dengan keluhan yang dialaminya?

Jawab:

Ada. Faktor ekonomi semakin memperberat beban psikis pada Ny. Tuse, sehingga

menyebabkan gangguan depresinya semakin berat, yang menimbulkan sugesti pada

Ny.Tuse kalau seandainya ia naik mobil, lalu kecelakanan seperti suaminya dan

meninggal bagaimana keadaan anak-anaknya.

5. Diagnosis banding

Jawab:

Gangguan anxietas

Anxietas atau kecemasan sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan

bingung, was-was, bimbang dan sebagainya

Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik,

dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal.

Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya

tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan

anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan

menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya

kecemasannya dapat berkurang.

Skenario A “Ny. Tuse” Page 9

Page 10: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Anxietas dapat bersifat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang

mendadak dan cepat menghilang.

Gejala Umum Anxietas

Gejala psikologik:

Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut ”gila”, takut

kehilangan kontrol dan sebagainya.

Gejala fisik:

Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot,

mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-

lain.

 

Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas;

rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yang

menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa

kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus

menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan beret; kadang- kadang ada

gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan

yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan anxietas

kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan

saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan

biasanya dirasakan cukup gawa

Gangguan depresi

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:

Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak

terutama serotonin

Faktor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran

perilaku terhadap suatu situasi sosial

Skenario A “Ny. Tuse” Page 10

Page 11: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup,

kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari

lainnya

Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan

sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas

sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.

Gangguan somatoform

Skenario A “Ny. Tuse” Page 11

Page 12: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Skenario A “Ny. Tuse” Page 12

Page 13: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Skenario A “Ny. Tuse” Page 13

Page 14: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

6. Penegakkan diagnosis

Jawab:

Evaluasi multiaksial:

Multiaksial diagnosis

Aksis I : Gangguan klinis

Aksis II : Gangguan kepribadian

Aksis III : Kondisi medik umum

Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan

Aksis V : Penilaian fungsi secara global

Pada kasus Ny. Tuse:

• Aksis I : F 40 – F 48 Gangguan somatoform; F 45

• Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis

• Aksis III : Tidak ada diagnosis

• Aksis IV : Masalah psikososial dengan lingkungan lain

• Aksis V : 70 – 61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik

7. Diagnosis kerja

Jawab:

Gangguan somatoform, depresi, dan anxietas.

8. Epidemiologi

Jawab:

1,5 – 3,5% dari pasien pelayanan primer.

9. Etiologi

Jawab:

Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang

mempunyai tujuan tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam

transmisi gangguan ini. Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan

Skenario A “Ny. Tuse” Page 14

Page 15: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

metabolisme (hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer non

dominan (Kapita Selekta, 2001).

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut

(Nevid, dkk, 2005):

Faktor-faktor Biologis

Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada

gangguan somatisasi).

Faktor Lingkungan Sosial

Sosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti “peran

sakit” yang dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.

Faktor Perilaku

Pada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:

- Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari

situasi yang tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan

sekunder).

- Adanya perhatian untuk menampilkan “peran sakit”

- Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau

gangguan dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan

yang diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan

atau kerusakan fisik yang dipersepsikan.

Faktor Emosi dan Kognitif

Pada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab

ganda yang terlibat adalah sebagai berikut:

- Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simtom fisik sebagai tanda

dari adanya penyakit serius (hipokondriasis).

- Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari impuls-

impuls yang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simtom fisik

(gangguan konversi).

- Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin

merupakan suatu strategis elf-handicaping (hipokondriasis)

10. Patogenesis

Jawab:

Skenario A “Ny. Tuse” Page 15

Page 16: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

11. Tatalaksana

Jawab:

Terapi psikososial

• Dokter harus dapat menjawab pertanyaan pasien dan mengurangi ketakutan

pasien terhadap penyakit-penyakit tertentu. Psikoterapi diharapkan dapat

mendukung secara sosial dan mengurangi kecemasan. Terapi tidak hanya

ditujukan kepada pasien, tapi juga keluarganya

• Menganjurkan kebiasaan hidup sehat seperti makan, tidur, olahraga, dan

menjalankan hobi secara teratur.

• Psikoterapi dimulai dengan menciptakan hubungan yang baik natara dokter-

pasien, memberi kesempatan mengutarakan konfliknya, mengutarakan isi hatinya.

• Melakukan reedukasi yaitu meluruskan pendapat-pendapat pasien yang salah atau

kurang tepat dan memberi keyakinan, pengertian tentang sebab-sebab

penyakitnya. Serta re-edukasi pada suami untuk mensupport penyembuhan.

• Menekankan kembali komitmen agama dan pengamalannya.

• Memperbaiki kondisi sosial ekonomi, kesulitan rumah tangga, dan pekerjaan.

• Bila perlu, berikan psikoterapi kepada lngkungan pasien.

Medikamentosa

• Anti depresan : Amitriptyline 75 – 150 mg/h

• Antiemetic : Metocopramide, Ondascentron, Domperidone

• Pusing : Asam mefenamat

• Nyeri ulu hati : Antacid

Skenario A “Ny. Tuse” Page 16

Page 17: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

12. Komplikasi

Jawab:

Gangguan depresi berat

Nyeri ulu hati bisa menjadi ulkus peptikum

Schizophrenia

13. Prognosis

Jawab:

Dubia ad bonam.

14. Preventif dan promotif

Jawab:

Berpikir positif

Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT

15. Kompetensi dokter umum

Jawab:

3A

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan

laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi

pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

16. Pandangan Islam

Jawab:

Penderita somatoform diwarnai oleh perasaan waswas ada yang tidak beres dalam

dirinya, tidak percaya dirinya diberi nikmat kesehatan dari Allah SWT.

Pemulihan dengan merujuk pada Q.S An Nas:1 – 6 secara tegas mengisyaratkan

bahwa manusia hendaknya berhati-hati dengan waswas karena itu adalah bisikan jin

atau pengaruh orang lain terhadapnya.

Skenario A “Ny. Tuse” Page 17

Page 18: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Sikap terbaik yang harus ditunjukkan muslim adalah dengan berbaik sangka kepada

Allah “Aku senantiasa berada di samping hambaKu yang berbaik sangka dan aku

tetap bersamanya selama ia ingat kepadaKu” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kerangka konsep

Ny.tuse 40 thn

Skenario A “Ny. Tuse” Page 18

Frustasi/depresi akibat kebutuhan dan

ketergantungan yang kuat

Menyebabkan konflik dibawah sadar yang

spesifik

Aktivasi system saraf otonom yang regresif

dan kronis

Saraf simpatis Saraf Parasimpatis

Iritasi lambung

Pusing Hiperaktivitas vagal

Hipersekresi HCl lambung

Nyeri ulu hati, mual

Faktor induksi

Faktor genetik

Page 19: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

Skenario A “Ny. Tuse” Page 19

Page 20: Laporan Tutorial 4 Skenario A

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

DAFTAR PUSTAKA

Maslim Rusdi dr,Sp.KJ. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2001. Hal. 70.

Maslim Rusdi dr, Sp.KJ. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2007. Hal. 23.

Saddock Virgina A & Saddock Benjamin J. Kaplan & Saddock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2004. Hal. 268 – 273.

Skenario A “Ny. Tuse” Page 20