LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

51
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker adalah penyakit dimana sel-sel ganas beranak-pinak berupa keturunan yang bersifat ganas pula (Karsono, 2007).Salah satu kanker yang perlu diwaspadai adalah kanker payudara. Kanker ini menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita Indonesia (Asrul, 2003). Menurut Noorwati, dokter spesialis hematologi dan onkologi medik dari FK UI, pada tahun 2005 tercatat ada 502.000 orang meninggal akibat kanker payudara di dunia. Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh sebesar 1 cm (Asrul, 2003), sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran limfe ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas. Kanker payudara banyak dijumpai di Indonesia khususnya pada wanita, merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker mulut rahim. Insiden kanker payudara kira-kira sebanyak 18 per 100.000 penduduk wanita, dengan insiden seluruh kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk. Pria juga mungkin mendapat

description

neoplasma

Transcript of LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Page 1: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

BAB I

PENDAHULUAN 

A. LATAR BELAKANG

Kanker adalah penyakit dimana sel-sel ganas beranak-pinak berupa

keturunan yang bersifat ganas pula (Karsono, 2007).Salah satu kanker yang perlu

diwaspadai adalah kanker payudara. Kanker ini menduduki peringkat kedua

setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita Indonesia

(Asrul, 2003). Menurut Noorwati, dokter spesialis hematologi dan onkologi medik

dari FK UI, pada tahun 2005 tercatat ada 502.000 orang meninggal akibat kanker

payudara di dunia.

Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh sebesar 1 cm (Asrul, 2003),

sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini

dapat menyebar melalui aliran limfe ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu

berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam

tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi

tumor ganas.

Kanker payudara banyak dijumpai di Indonesia khususnya pada wanita,

merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker mulut rahim. Insiden kanker

payudara kira-kira sebanyak 18 per 100.000 penduduk wanita, dengan insiden

seluruh kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk. Pria juga

mungkin mendapat kanker payudara, dengan kemungkinan 1:100 dari wanita

(Haryana dan Soesatyo, 1993).

Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 1:

Seorang wanita 45 tahun, seorang pekerja di perusahaan batik, dirujuk

ke dokter ahli bedah dengan benjolan di payudara kirinya. Benjolan ini

baru dirasakan 6 bulan terakhir,makin bertambah besar dan kadang-

kadang disertai nyeri.

        Saat penderita di SMA pernah mengalami operasi tumor payudara

kanan

yang dinyatakan jinak. Setelah operasi penderita disarankan oleh dokter

untuk melakukan SADARI secara rutin. Terdapat riwayat keluarga, Ibu

Page 2: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

dan kakak penderita meninggal dengan tumor payudara. Suami

penderita adalah perokok berat.

        Pemeriksaan dokter didapati: benjolan pada mammae sinistra

kuadran lateral atas terdapat perubahan gambaran sebagian kulit seperti

kulit jeruk, retraksi puting susu dan teraba benjolan berdiameter lebih

kurang 1,5 cm, solid, terfiksir dan tidak berbatas jelas dengan jaringan

sekitarnya. Bekas operasi pada mammae kanan tidak tampak jelas. Pada

pemeriksaan aksila kiri dan kanan tidak didapati kelainan.Dilakukan

beberapa pemeriksaan penunjang sebelum tindakan mastektomi kiri.

Selanjutnya jaringan hasil operasi dikirim ke Laboratorium Patologi

Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi rutin dan

immunohistokimia untuk mendapatkan diagnosa pasti.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apakah definisi dan pengertian neoplasma?

b. Apa saja faktor risiko dan predisposisi terjadinya carcinoma?

c. Bagaimanakah patogenesis terjadinya carcinoma?

d. Bagaimanakah klasifikasi neoplasma?

e. Bagaimanakah anatomi, histologi, dan fisiologi mammae?

f. Bagaimana diagnosis carcinoma mammae?

g. Apa saja gejala dan tanda neoplasma

h. Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan?

i. Bagaimana cara pencegahan neoplasma?

j. Apa saja perbedaan dari tumor jinak dan ganas?

k. Bagaimana klasifikasi stadium kanker?

l. Bagaimanakah penatalaksanaan yang tepat untuk carcinoma mammae?

C. TUJUAN PENULISAN

a. Mengetahui definisi dan pengertian neoplasma.

b. Mengetahui berbagai faktor risiko dan predisposisi terjadinya

carcinoma.

Page 3: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

c. Mengetahui patogenesis terjadinya carcinoma.

d. Mengetahui klasifikasi neoplasma.

e. Mengetahui anatomi, histologi, dan fisiologi mammae.

f. Mengetahui diagnosis carcinoma mammae.

g. Mengetahui gejala dan tanda neoplasma.

h. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis

neoplasma.

i. Mengetahui cara-cara pencegahan neoplasma.

j. Mengetahui perbedaan tumor jinak dan ganas.

k. Mengetahui klasifikasi stadium kanker.

l. Mengetahui penatalaksanaan yang tepat untuk carcinoma mammae

D. HIPOTESIS

Pasien dalam kasus diatas menderita carcinoma mammae.

E. MANFAAT PENULISAN

Mahasiswa mampu:

Menjelaskan definisi dan epidemiologi neoplasma

Menjelaskan macam faktor dan risiko penyebab neoplasma

Menjelaskan gejala dan tanda (lokal symptom, systemic symptom, and

metastatic symptom)

Menjelaskan macam-macam proses dan diagnosis neoplasma

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. NEOPLASMA

Neoplasma secara harfiah berarti “ Pertumbuhan Baru “. Suatu

neoplasma, sesuai definisi Willis, adalah masa abnormal jaringan yang

Page 4: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan

jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu

perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang asal neoplasma adalah

hilangnya responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang normal. Sel

neoplastik disebut mengalami transformasi karena terus membelah diri,

tampaknya tidak peduli terhadap pengaruh regulatorik yang mengendalikan

pertumbuhan sel normal. Selain itu , neoplasma beperilaku seperti parasit dan

bersaing dengan sel dan jaringan normal untuk memenuhi kebutuhan

metaboliknya (Kumar dkk, 2007).

Pembahasan mengenai definisi neoplasma dimulai dari istilah tumor.

Tumor adalah pembengkakan yang merupakan salah satu tanda kardinal

peradangan (Dorland, 2010). Tumor dapat digolongkan dalam dua kelompok

besar, yaitu tumor yang bersifat non neoplastik dan tumor yang bersifat

neoplastik. Terdapat beberapa mekanisme yang dapat menimbulkan tumor baik itu

yang bersifat neoplastik maupun non-neoplastik, antara lain; adaptasi sel dan

regenerasi sel. Regenerasi sel dapat menjadi penyebab timbulnya tumor yang

bersifat non-neoplastik. Sedangkan mekanisme adaptasi sel dapat menimbulkan

tumor non-neoplastik maupun tumor bersifat neoplastik, tegantung pada sifat dari

adaptasi itu sendiri, reversibel atau irrreversibel (Widjono, 2008).

Mekanisme adaptasi yang dapat menimbulkan tumor adalah hiperplasia,

metaplasia, dan hipertrofi. Apabila ketiga mekanisme ini terjadi dalam tahap

reversibel maka tumor yang terbentuk bersifat non-neoplastik. Namun apabila

mekanisme adaptasi yang terjadi bersifat irreversibel, kemungkinan besar tumor

yang akan terbentuk akan bersifat neoplastik. Hal ini berkaitan erat dengan ada

tidaknya mutasi yang terjadi saat proses adaptasi berlangsung (Widjono, 2008).

Setiap perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar sel, maka akan

terjadi proses penyesuaian baik itu melalui degenerasi ataupun adaptasi.

Perubahan lingkungan yang terjadi dapat menimbulkan berbagai macam pengaruh

pada sel. Salah satu pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya mutasi

DNA. Ketika terjadi mutasi, maka baik itu proses degenerasi ataupun adaptasi sel

akan mengalami kegagalan dalam mencegah terjadinya kerusakan pada sel.

Page 5: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Sehingga ketika perbaikan itu gagal maka timbullah mekanisme yang tidak

terkontrol yang disebut neoplasma (Kumar dkk, 2007).

B. Klasifikasi Tumor

Berdasarkan karakteristik tumor dan pengaruh serta ancamannya terhadap tubuh,

tumor dibagi menjadi dua jenis yaitu tumor jinak(benigna) dan ganas(maligna)

Tumor Jinak Tumor GanasDiferensiasi tumor Baik/matur Tidak baik/imaturPembelahan inti Tidak ada/sedikit Banyak/sering patologisPola pertumbuhan Eksofitik, ekspansif Infiltratif (invasif)Hubungan dengan jaringan sekitar

Mendesak Merusak

Kapsul Sering ada Tidak adaBatas Jelas Tidak jelasLaju pertumbuhan Relatif lambat CepatPerubahan sekunder Jarang berdarah,jarang

nekrosis, dapat terjadi kalsifikasi/ kistik

Berdarah, nekrosis, ulserasi

Metastasis Tidak ada SeringPengaruh bagi tubuh Relatif kecil Relatif besar, bahkan

fatal

    Klasifikasi neoplasma umumnya dipakai berdasarkan gambaran histologik.

Untuk tumor jinak dinamai dengan menambahkan akhiran –oma pada nama sel

tempat tumor itu berasal. Tumor ganas dinamai seperti tumor jinak dengan

tambahan dibelakangnya. Tumor ganas yang berasal dari jaringan mesenchym

disebut sarcoma. Misalnya, tumor ganas jaringan ikat disebut fibro-sarcoma.

Tumor ganas yang berasal dari ketiga lapis benih disebut carcinoma. Tumor ganas

yang membentuk kelenjar seperti yang terlihat pada gambaran mikroskopik

disebut adenocarcinoma dan pembagian lebih lanjut berdasarkan asal alat

tubuhnya.

C. Zat Karsinogenik

Page 6: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Karsinogen adalah zat, radionuklida atau radiasi, yang merupakan agen langsung

terlibat dalam menyebabkan kanker. Hal ini mungkin karena kemampuan untuk

merusak genom atau ke gangguan proses metabolisme seluler. zat radioaktif

Beberapa dianggap karsinogen, tetapi aktivitas karsinogenik mereka disebabkan

radiasi, misalnya untuk sinar gamma dan partikel alpha, yang mereka

memancarkan. Contoh umum karsinogen yang terhirup asbes, dioxin tertentu, dan

asap tembakau. Kanker adalah penyakit di mana sel-sel yang rusak tidak

mengalami kematian sel terprogram. Karsinogen dapat meningkatkan risiko

kanker dengan mengubah metabolisme seluler atau merusak DNA langsung di

dalam sel, yang mengganggu proses biologi, dan mendorong pembagian, ganas

yang tidak terkendali, pada akhirnya mengarah pada pembentukan tumor.

Biasanya kerusakan DNA, jika terlalu berat untuk memperbaiki, menyebabkan

kematian sel terprogram, tetapi jika jalur kematian sel diprogram rusak, maka sel

tidak dapat mencegah diri dari menjadi sel kanker.

Ada banyak karsinogen alami. Aflatoksin B1, yang diproduksi oleh jamur

Aspergillus flavus yang tumbuh pada biji-bijian yang disimpan, kacang-kacangan

dan mentega kacang, adalah sebuah contoh dari karsinogen mikroba kuat, yang

terjadi secara alamiah. virus tertentu seperti Hepatitis B dan virus papiloma

manusia telah ditemukan untuk menyebabkan kanker pada manusia. Yang pertama

terbukti dapat menyebabkan kanker pada hewan adalah virus sarkoma Rous,

ditemukan pada tahun 1910 oleh Peyton Rous.

Dioxin dan senyawa dioxin-seperti, benzene, kepone, EDB, asbes, dan batuan

limbah penambangan minyak shale semuanya telah diklasifikasikan sebagai

karsinogenik [1] Sejauh kembali sebagai tahun 1930-an, asap industri dan asap

tembakau diidentifikasi sebagai sumber. puluhan karsinogen, termasuk benzo [a]

pyrene, nitrosamine tembakau-spesifik seperti nitrosonornicotine, dan aldehida

reaktif seperti formaldehida-yang juga merupakan bahaya dalam pembalseman

dan membuat plastik. Vinil klorida, dari mana PVC dibuat, adalah karsinogen dan

dengan demikian bahaya dalam produksi PVC.

Page 7: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Co-karsinogen adalah bahan kimia yang belum tentu menyebabkan kanker pada

mereka sendiri, tapi mempromosikan kegiatan karsinogen lainnya dalam

menyebabkan kanker.

Setelah karsinogen memasuki tubuh, tubuh membuat suatu usaha untuk

menghilangkan melalui proses yang disebut biotransformasi. Tujuan dari reaksi

ini adalah membuat karsinogen lebih larut dalam air sehingga dapat dihilangkan

dari tubuh. Tetapi reaksi ini juga dapat mengkonversi karsinogen kurang beracun

menjadi karsinogen lebih beracun.

DNA nukleofilik, elektrofil karbon sehingga larut adalah karsinogenik, karena

DNA menyerang mereka. Sebagai contoh, beberapa alkena yang toxicated oleh

enzim manusia untuk menghasilkan epoksida elektrofilik. DNA serangan

epoksida, dan terikat permanen untuk itu. Ini adalah mekanisme balik

carcinogenity dari benzo [a] pyrene dalam asap tembakau, aromatik lainnya,

aflatoksin dan gas mustard.

Radiasi

CERCLA mengidentifikasi semua radionuklida sebagai karsinogen, meskipun

sifat radiasi yang dipancarkan (alfa, beta, gamma, atau neutron dan kekuatan

radioaktif), kapasitas konsekuen untuk menimbulkan ionisasi pada jaringan, dan

besarnya paparan radiasi, menentukan potensi bahaya. Karsinogenik radiasi

tergantung dari jenis radiasi, jenis paparan, dan penetrasi. Sebagai contoh, radiasi

alpha mempunyai penetrasi yang rendah dan bukan merupakan bahaya luar tubuh,

tetapi emitter bersifat karsinogenik ketika terhirup atau tertelan.

Sebagai contoh, Thorotrast, sebuah (kebetulan-radioaktif) suspensi sebelumnya

digunakan sebagai media kontras di diagnosa x-ray, merupakan karsinogen

manusia kuat dikenal karena retensi di dalam berbagai organ dan emisi gigih

Page 8: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

partikel alpha. Marie Curie, salah satu pelopor radioaktivitas, meninggal karena

kanker yang disebabkan oleh paparan radiasi selama percobaan nya.

Tidak semua jenis radiasi elektromagnetik sebenarnya karsinogenik. Rendah

energi gelombang pada spektrum elektromagnetik pada umumnya tidak, termasuk

gelombang radio, radiasi microwave, radiasi infra merah dan cahaya tampak.

Lebih tinggi energi radiasi, termasuk radiasi ultraviolet (hadir di sinar matahari),

x-ray, dan radiasi gamma, umumnya karsinogenik, jika diterima dalam dosis yang

cukup.

Memasak makanan pada suhu tinggi, misalnya memanggang atau memanggang

daging, dapat mengarah pada pembentukan jumlah menit karsinogen kuat banyak

yang sebanding dengan yang ditemukan dalam asap rokok (misalnya, benzo [a]

pyrene). Charring makanan pirolisis menyerupai kokas dan tembakau, dan

menghasilkan karsinogen serupa. Ada beberapa produk pirolisis karsinogenik,

seperti hidrokarbon aromatik polynuclear, yang dikonversi oleh enzim manusia

menjadi epoksida, yang menempel permanen pada DNA. Pra-memasak daging

dalam microwave oven selama 2-3 menit sebelum memanggang mempersingkat

waktu pada wajan panas, dan menghapus amina heterosiklik (HCA) prekursor,

yang dapat membantu meminimalkan pembentukan karsinogen ini. [6]

Laporan dari Food Standards Agency telah menemukan bahwa akrilamida hewan

yang dihasilkan karsinogen dalam makanan karbohidrat goreng atau panas (seperti

kentang goreng dan keripik kentang). [7] Studi yang dilakukan di FDA dan badan

pengatur Eropa untuk menilai potensi risiko untuk manusia.

Pada rokok, asap tembakau mengandung senyawa kimia lebih dari 4000, banyak

yang bersifat karsinogenik atau beracun. Salah satunya adalah senyawa

dipasarkan sebagai racun tikus.

Gangguan sirkadian "shift yang melibatkan gangguan sirkadian" telah terdaftar,

Page 9: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

pada tahun 2007, sebagai karsinogen kemungkinan oleh Organisasi Kesehatan

Dunia Internasional Badan Penelitian Kanker. (IARC Siaran Pers No 180).

Beberapa studi telah mendokumentasikan hubungan antara kerja malam shift dan

peningkatan insiden kanker payudara. Gangguan sirkadian oleh paparan cahaya di

malam hari menekan produksi hormon melatonin yang menyebabkan penurunan

pertahanan imun selular dan pengawasan yang diperlukan untuk perlindungan dari

pengembangan kanker. Melatonin juga tampaknya memiliki efek perlindungan

langsung melawan kanker, mungkin sebagian karena sifat antioksidan yang kuat.

Mekanisme carcinogenicity

Karsinogen dapat diklasifikasikan sebagai genotoksik atau nongenotoxic.

Genotoxins menyebabkan kerusakan genetik ireversibel atau mutasi dengan

mengikat DNA. Genotoxins termasuk agen kimia seperti N-methylurea nitroso-N-

(NMU) atau agen non-kimia seperti sinar ultraviolet dan radiasi pengion. Virus

tertentu juga dapat bertindak sebagai karsinogen dengan berinteraksi dengan

DNA.

Nongenotoxins tidak langsung mempengaruhi DNA namun bertindak dengan cara

lain untuk meningkatkan pertumbuhan. Ini termasuk hormon dan beberapa

senyawa organik.

Menurut Robbins (2002) hal.220-226, teridentifikasi tiga golongan agen

karsinogenik (karsinogen): 

Karsinogen kimiawi. Sebagian karsinogenik kimiawi bekerj secara

langsung dan tidak memerlukan transformasi kimiawi untuk

menyebabkan karsinogensis, tetapi sebagian besar bekerja secara tidak

langsung dan aktif hanya setelah perubahan metabolik (pro-

karsinogen). Contoh: Obat-obatan (siklofosfamid, klorambusil)

Karsinogn Radiasi. Dari manapun sumbernya (berkas UV sinar

matahari, sinar X, fisi nuklir, radionuklida) sudah dibuktikan

merupakan karsinogen.

Page 10: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Karsinogen mikroba. Banyak virus DNA dan RNA terbukti bersifat

onkogenik pada beragam hewan namun hanya beberapa virus yang

menyebabkan kanker pada manusia. Contoh: Human papiloma virus

(virus DNA) dan Virus Leukemia Sel-T Manusia tipe 1 (virus RNA).

D. Karsinogenesis

Pada dasarnya proses pertumbuhan kanker dibagi dalam tiga step dasar, yaitu :

Inisiasi

Pada step ini hanya bisa dilihat patologisnya dari segi molekuler karena

dari segi seluler masih terlihat normal dan seragam dengan sel-sel normal.

Selain itu belum ditemukan gejala klinis pada penderita.

Promosi

Pada step ini sudah bisa terlihat gejala patologis sel dari segi molekuler

dan seluler. Inti sudah terlihat hiperkromatin, ukuran selnya sudah tidak

tampak seragam dengan sel-sel disekitarnya.

Progresif

Pada step ini sudah tampak gejala klinis pada penderita. Sel-sel kanker

sudah mengalami mutasi lanjutan sehingga pertumbuhan proliferasi sel

semakin tak terkendali lagi. Dan pada step ini sudah mengarah pada

keganasan yang bisa menyebabkan metastase atau bahkan kematian.

Sebagian besar kanker mempunyai enam tanda atau sifat utama dalam

perkembangannya, yaitu :

1. Menghasilkan sendiri sinyal pertumbuhan

Kanker tidak dipengaruhi oleh growth hormone (hormon pertumbuhan)

yang dihasilkan oleh tubuh karena sel-sel kanker memiliki sifat

autoendokrin dimana dia bisa menciptakan hormon sendiri yang dapat

memacu pertumbuhannya sendiri.

2. Insensitivitas terhadap sinyal anti pertumbuhan

Pertumbuhan sel kanker ini akan terus berjalan walaupun ada sinyal anti

pertumbuhan. Pertumbuhannya benar-benar sudah tidak bisa dikontol lagi.

Page 11: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

3. Menghindar dari apoptosis

Mutasi yang terjadi pada pertumbuhan sel kanker ini menyebabkan gen-

gen penyadi gen supresor tumor menjadi inaktif, termasuk gen penyandi

apoptosis juga menjadi inaktif.

4. Kemampuan replikasi tanpa batas

Mutasi yang terjadi pada pertumbuhan kanker itu juga berdampak pada

inaktifasi gen-gen pengendali proliferasi sel. Hal ini menyebabkan

terjadinya replikasi yang tanpa batas pada penderita kanker.

5. Angiogenesis berkelanjutan

Sel kanker memiliki kemampuan angiogenesis, yaitu kemampuan untuk

membuat aliran suplai darah sendiri untuk menunjang hidup sel –sel

kanker itu sendiri.

6. Invasi jaringan dan metastasis

Pertumbuhan sel kanker yang sudah memasuki tahap lanjut akan

mengarah pada keganasan yang ditandai dengan adanya metastasis dan

invasi ke jaringan sekitar yang normal.

E. Gejala dan Tanda Neoplasma

Manifestasi klinis menurut lokasi dan sifat tumor yang diderita mempunyai

manifestasi klinis yang beraneka macam,rangkumannya sebagai berikut:

1. Manifestasi setempat

Benjolan (tumor): keluhan utama yang sering dikemukakan pasien,

sering kali pasien merasakan benjolan dibagian tertentu tubuhnya

maka datang berobat. Benjolan dapat timbul di segala bagian tubuh,

yang lokasinya dekat atau di permukaan seperti kulit, jaringan lunak,

mamae, skrotum, anggota badan, rongga mulut, hidung, anus, rektum

bagian bawah dapat diraba; kadang kala di rahang bawah,

supraklavikula, ketiak, lipat paha teraba pembesaran kelenjar limfe

metastatik; tumor organ dalam yang besar juga teraba.

Gejala obstruksi akibat tumor:kebanyakan terjadi pada saluran

pernapasan, pencernaan, misal kanker laring, kanker pangkal lidah

Page 12: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

menimbulkan kesulitan bernapas; kanker esofagus menimbulkan rasa

terganjal sewaktu menelan.

Gejala desakan akibat tumor: tumor mediastinum seperti limfoma,

timoma,-teratoma atau kanker metastatik mediastinum bila mendesak

vena kava timbul udem di kepala, wajah, leher, dada atas, vena dinding

toraks melebar sulit bernapas,sianosis, dan gejala lain.

Destruksi struktur dan fungsi organ tempat tumor berada:

osteosarkoma merusak tulang, mempengaruhi fungsi persendian di

dekatnya bahkan sampai fraktur, hingga fungsi tungkai tersebut hilang.

Nyeri: Pada awalnya tumor biasanya tidak nyeri, namun tumor pada

saraf atau mendesak saraf di dekatnya, atau bila tumor di dalam organ

padat dan tulang rangka tumbuh terlalu cepat menyebabkan kapsul

organ atau periosteum teregang, timbul nyeri tumpul atau nyeri samar,

tumor mengobstruksi organ berlumen seperti saluran gastro intestinal,

urinaria,timbul nyeri bahkan nyeri hebat

Sekret patologis: tumor di rongga mulut, hidung, nasofaring, saluran

pencernaan, pernapasan, urinaria, reproduktif, dan lain-lain.Bila terjadi

ulserasi ke dalam lumen atau komplikasi infeksi, sering timbul sekret

sanguineus, purulen, musinosa atau nekrotik mengalir ke luar lumen

rongga.

Ulserasi: tumor yang timbul di kulit, mukosa, rongga mulut,

nasofaring, saluran pernapasan, pencernaan, serviks uteri, vagina,

vulva dan lain-lain, mudah mengalami ulserasi dan infeksi

ikutan,timbul sekret berbau amis atau hemoragik.

2. Manifestasi sitemik

Tumor stadium awal tidak menunjukkan gejala sistemik yang jelas, dengan

berkembangnya tumor dapat timbul gejala berikut ini:

Demam: sering terjadi pada limfoma maligna, karsinoma hati, paru,

osteosarkoma, karsinoma gaster, kolon, pankreas, dan kanker stadium

Page 13: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

lanjut.Mekanisme terjadinya demam tumor adalah: sel tumor, leukosit

dan sel normal dalam tubuh lainnya menghasilkan ‘pirogen endogen’

yang mempengaruhi hipotalamus, timbul disregulasi temperatur tubuh;

terjadinya perdarahan, nekrosis dalam tumor, timbul zat toksik

menyebabkan tubuh bereaksi alergik terhadap protein asing;

komplikasi infeksi; jarang terjadi metastasis ke pusat regulasi

temperatur otak.

Penurunan berat badan, anemia, astenia progresif: merupakan gejala

yang umum pada kanker stadium lanjut.

Ikterus: bila keluhan utama pasien adalah ikterus, pertama-tama harus

dipikirkan kemungkinan tumor di kapsul pankreas, segmen bawah

duktus koledokus. Hepatoma primer, kanker metastatik ke hati

mendesak duktus hepatikus di porta hati, juga dapat timbul ikterus.

3. Sindrom paraneoplastik

Manifestasi klinis tumor ganas mengakibatkan zat aktif biologis abnormal

yang dihasilkan tumor juga dapat timbul manifestasi klinis sistemik, yang

disebut sindrom paraneoplastik, atau ‘efek jauh; tumor. Sindrom ini

muncul sebelum muncul gejala setempat tumor.Sindrom paraneoplastik

meliputi: manifestasi kulit dan jaringan seperti pruritus dan

dermstomiositis,osteoatropati hipertrofik pulminal, manifestasi klinis saraf

seperti polimiositis, manifestasi kardiovaskular seperti endokarditis,

manifestasi endokrin dan metabolik, contohnya Cushing syndrome dan

yang terakhir manifestasi hematologik seperti polistemia,anemia kronis,

purpura fibrinoltik.

F. Diagnosis Banding Ca Mammae

Diagnosis Banding Carcinoma Mammae

    Berikut adalah beberapa penyakit tumor pada payudara yang bukan

merupakan pertumbuhan abnormal (bukanneoplasma):

Page 14: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

1. Peradangan (Mastitis)

Biasanya menimbulkan nyeri spontan dan nyeri tekan di bagian yang

terkena. Contoh peradangan payudara adalah Mastitis dan nekrosis lemak

traumatik. Peradangan tersebut dapat terjadi akibat proses infeksi maupun

bukan infeksi (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson, 2006).

2. Galactocele.

Adalah dilatasi kistik suatu duktus yang tersumbat yang terbentuk selama

masa laktasi. Selain menyebabkan "benjolan" yang nyeri, kista mungkin

pecah sehingga memicu reaksi peradangan lokal (Kumar dkk, 2007).

3. Perubahan Fibrokistik (Mammary dysplasia)

Adalah kelainan akibat dari peningkatan dan distorsi perubahan siklik

payudara yang terjadi secara normal selama daur haid. Perubahan

fibrokistik dibagi menjadi perubahan nonproliferatif dan perubahan

proliferatif (Kumar dkk, 2007).

4. Fibroadenomamammae (FAM)

Adalah tumor jinak tersering pada payudara dan umumnya menyerang

para remaja dan wanita dengan usia <30 tahun. Berbatas tegas, konsistensi

padat kenyal, muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah

digerakkan, dan diameter 1-10 cm (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson,

2006).

5. Tumor Filoides

Diperkirakan berasal dari stroma intralobulus, jarang dari fibroadenoma

yang sudah ada. Tumor ini mungkin kecil (diameter 3 hingga 4 cm), tetapi

sebagian besar tumbuh hingga berukuran besar atau massif sehingga

payudara membesar. Sebagian besar tumor ini tetap lokalisata dan

disembuhkan dengan eksisi (Kumar dkk, 2007).

6. Papiloma Intraduktus

Adalah pertumbuhan tumor neoplastik di dalam suatu duktus. Gejala klinis

Page 15: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

berupa : (1) keluarnya discharge serosa atau berdarah dari puting

payudara; (2) adanya tumor subareola kecil, atau (3) retraksi putting

payudara (jarang terjadi) (Kumar et al, 2007).

Page 16: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc
Page 17: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

BAB III

PEMBAHASAN

A. Anatomi Kelenjar Mammae

Kelenjar mammae terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral

antara sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai

ke iga keenam atau ketujuh. Strukturnya tersusun atas 1) Parenkim epitel 2)

Lemak, pembuluh darah, saraf, dan kelenjar getah bening 3) Otot dan Fascia

(Guyton & Hall, 2007). Kelenjar mammae dewasa adalah kelenjar tubuloalveolar

kompleks yang terdiri atas kurang lebih 20 lobi. Semua lobi berhubungan dengan

duktus laktiferus yang bermuara di putting susu. Lobi dipisahkan oleh sekat-sekat

jaringan ikat dan jaringan lemak (Eroschenko, 2003). Jaringan ikat memisahkan

payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus anterior.

Bentuk kelenjar mammae cembung ke depan dengan puting di tengahnya

yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari

daerah berwarna coklat yang disebut areola. Dekat dasar puting terdapat kelenjar

sebaseus yaitu kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting

tetap lemas (Pearce, 2006). Mammae juga dibungkus oleh fasiapektoralis

superficial dimana permukaan dan posteriornya dihubungkan oleh ligamentum

Cooper yang berfungsi sebagai penyangga.

B. Molekuler Karsinoma Mammae

Kemajuan luar biasa dalam bidang genetika molekuler membuka

pengetahuan para ahli mengenai factor genetika penyebab timbulnya kanker.

Secara spesifik, telah diketahui beberapa factor onkogenik diantaranya adalah

mutasi gen BRCA1 pada lokus kromosom 17q dan BRCA2 pada lokus

kromosom 13q sebagai penyebab timbulnya kanker payudara herediter.

Gen BRCA1 merupakan gen supresor tumor yang berperan penting pada

regulasi pertumbuhan sel epitel payudar adan proses DNA repair. Mutasi pada

gen ini dideskripsikan sebagai delesi pada basa adenine dan guanin

(185delAG). Wanita yang membawa mutasi gen ini memiliki kemungkinan

Page 18: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

87% terkena kanker payudara dan 44% risiko terkena kanker ovarium. Gen

BRCA2 merupakan gen rentan mutasi dengan delesi pada basatimin (617delT).

Penelitian menyatakan bahwa 35% keluarga berisiko tinggi kanker payudara

pasti memiliki mutasi gen ini.

Disamping kedua gen tersebut, terdapat penanda molekuler lain yang

berperan dalam kasus kanker payudara. Observasi alterasi molekuler pada

protein reseptor erbB-2 [HER-2/neu] dan p53 memberi gambaran positif

mengenai keterlibatan keduanya dalam insiden kanker payudara. Penelitian

menemukan adanya mutasi over ekspresi protein erbB-2 dan akumulasi p53

pada penderita kanker payudara invasif.

Gen erbB-2 mengkode protein transmembran. Secara normal, DNA

mengkodekan dua kopi protein erbB-2 pada lokus kromosom 17. Over

ekspresi/amplifikasi dari erbB-2 merupakan proses yang kompleks. Alterasi

pada erbB-2 biasanya memiliki prognosis buruk pada pasien kanker payudara

meskipun tanpa metastase ke kelenjar getah bening.

Gen p53 merupakan gen supresor tumor. Mutasi pada gen ini umumnya

disebabkan oleh akumulasi protein. Pada kanker payudara, mutasi timbul pada

kluster di ekson 5 sampai 9. Bukti terakhir menyatakan adanya hubungan

antara BRCA-1 dan p53 pada kanker payudara herediter. Namun, penelitian

mengenai sekuens genetic masih terus dilakukan untuk mengetahui

keterlibatan lanjutan dari gen p53 (Thor & Moore, 2000).

C. Epidemiologi dan Faktor Risiko Kanker Payudara

Selama 25 tahun terakhir, angka kejadian kanker payudara meningkat

secara global, dengan angka tertinggi di negara – negara Barat. Hal ini

menjadi “tren” akibat dari perubahan seperti pola reproduksi, penurunan

aktivitas, perubahan pola makan. Di tahun 2008, American Cancer Society

(ACS) mencatat sedikitnya 1,4 juta kasus baru kanker payudara invasif di

seluruh dunia.

Seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita

Page 19: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

setelah kanker kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini

lebih dari dua kali lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan

sekitar tiga kali lipat dari kanker paru-paru. Kematian di dunia adalah 25%

lebih besar daripada kanker paru-paru pada wanita.

Dalam dua belas wilayah dunia, tingkat kejadian tahunan usia-standar per

100.000 perempuan adalah sebagai berikut: di Asia Timur, 18; Selatan Asia

Tengah, 22; sub-Sahara Afrika, 22; Selatan-Asia Timur, 26; Afrika Utara dan

Barat asia, 28; Selatan dan Amerika Tengah, 42; Eropa Timur, 49; Eropa

Selatan, 56; Eropa Utara, 73; Oseania, 74; Eropa Barat, 78, dan di Amerika

Utara, 90.

Walaupun angka kejadian kanker payudara meningkat secara global,

tetapi angka kematiawn akibat kanker payudara menurun, terutama pada

negara – negara industri. Namun demikian, sebuah penelitian AS yang

dilakukan pada tahun 2005 oleh Masyarakat Penelitian Kesehatan Perempuan

menunjukkan bahwa kanker payudara masih penyakit yang paling ditakuti,

meskipun penyakit jantung adalah penyebab jauh lebih umum kematian di

kalangan perempuan. Banyak dokter mengatakan bahwa wanita membesar-

besarkan risiko kanker payudara.

Seperti negara-negara berkembang tumbuh dan mengadopsi budaya

Barat mereka juga menumpuk penyakit yang lebih yang timbul dari budaya

Barat dan kebiasaan nya (lemak / asupan alkohol, merokok, paparan

kontrasepsi oral, perubahan pola melahirkan dan menyusui, paritas rendah).

Sebagai contoh, Amerika Selatan telah dikembangkan sehingga memiliki

jumlah kanker payudara.

Faktor risiko kanker payudara :

1. Genetik

Kanker payudara merupakan kanker familial. Mutasi pada gen p53

menyebabkan fungsi sebagai gen penekan tumor mengalami gangguan

Page 20: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

sehingga sel terus berproliferasi. Selain itu mutasi pada gen BRCA1 dan

BRCA2 juga menyebabkan terjadinya kanker payudara. Seseorang akan

memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara apabila pada anggota

keluarganya ada yang menderita kanker payudara atau kanker ovarium.

2. Hormonal

Laktasi atau menyusui dan penggunaan alat kontrasepsi oral merupakan

contoh faktor hormonal yang mempengaruhi perkembangan proliferasi sel.

Segera setelah proses melahirkan kadar hormon estrogen dan hormon

progesteron yang tinggi selama masa kehamilan akan menurun dengan

tajam. Kadar hormon estrogen dan hormon progesteron akan tetap rendah

selama masa menyusui. Menurunnya kadar hormon estrogen dan hormon

progesteron dalam darah selama menyusui akan mengurangi pengaruh

hormon tersebut terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan

payudara. Berlebihnya proliferasi bila diikuti dengan hilangnya kontrol atas

proliferasi sel dan pengaturan kematian sel yang sudah terprogram

(apoptosis). Hilangnya fungsi kematian sel yang terprogram (apoptosis) ini

akan menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan sel akibat

adanya kerusakan pada DNA, sehingga sel-sel abnormal akan berproliferasi

secara terus menerus tanpa dapat dikendalikan.

3. Riwayat kanker payudara/ neoplasma pada payudara.

Wanita dengan riwayat kanker payudara sebelumnya kemungkinan besar

akan mendapatkan kanker payudara pada sisi yang lain, hal ini terjadi

karena payudara merupakan organ berpasangan yang dilihat dari suatu

sistem dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama.

4. Umur

Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko paling kuat untuk

kanker payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita

muda,secara umum merupakan penyakit penuaan. Seorang wanita berusia

30-an risikonya kira-kira 1 dalam 250, sedangkan untuk wanita pada usia 70-

Page 21: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

an nya,adalah sekitar 1 dari 30

Sebagian besar kanker payudara yang didiagnosis adalah setelah menopause

dan sekitar 75% dari kasus kanker payudara terjadi setelah 50 tahun.

5. Ras

Walaupun secara kesuluruhan insiden kanker payudara rendah pada wanita

Afrikan dan Amerika, tetapi pada kelompok ini ditemukanpada stadium yang

lanjut sehingga angka mortalitas lebih tinggi dibandingkan dengan wanita

kulit putih. Pada wanita kulit hitam yang menderita kanker payudara umumya

dengan nuclear high-grade lebih sering tanpa reseptor hormonal dan terjadi

mutasi sporadik p53. Faktor sosial yang berpengaruh seperti keterlambatan

pemeriksaan ke pusat pelayanan kesehatan dan sedikitnya penggunaan

mammografi juga memegang peran peting.

6. Zat Kimia

Aromatik amine, benzene, jelaga batubara, anthracene, creosota, asbestos,

zat – zat yang terkandung dalam rokok (nitrosamin, hidrokarbon) dianggap

sebagai zat kimia yang bersifat karsinogenik.

7. Faktor lingkungan dan gaya hidup

Pengaruh lingkungan diduga karena beberapa faktor antara lain : diet tinggi

lemak, alkohol, kecanduan minum kopi, paparan sinar X dan infeksi virus. Hal

tersebut mungkin mempengaruhi onkogen dan gen supresi tumor pada

kanker payudara.

D. Patofisiologi Kanker Payudara pada Skenario

Usia 45 tahun, semakin bertambahnya usia berarti semakin berkurangnya

imunitas pasien. Penurunan imunitas pasien dalam mencegah munculnya

neoplasma menjadi salah salah faktor. Selain itu dengan berjalannnya waktu

berarti semakin lama pasien terkena zat-zat karsinogen, baik karsinogen

eksogen maupun karsinogen endogen yang berasal dari dalam tubuh pasien

seperti estrogen. Pasien yang bekerja di perusahaan batik ini kemungkinan

Page 22: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

sering kontak dengan bahan pewarna kimia, yang salah satunya berbahan

senyawa aromatic amin, yang mempunyai sifat karsinogenik.

Benjolan di payudara kiri, dirasakan 6 bulan terakhir bertambah besar

dan kadang-kadang disertai nyeri. Hal ini dipengaruhi oleh semakin

banyaknya paparan terhadap hormon maupun karsinogen. Nyeri timbul akibat

mammae yang dipersarafi berbagai saraf tersebut tertekan oleh massa tumor.

Pasien pernah mengalami tumor payudara kanan yang muncul pada saat

pubertas. Menurut ciri-cirinya, tumor tersebut bukanlah tumor ganas.

Terdapat riwayat keluarga, Ibu dan kakak penderita meninggal dengan tumor

payudara. Hal ini lebih menguatkan predisposisi herediter terjadinya

carcinoma mammae, yang terkait dengan gen BRCA1 dan BRCA2 di

kromosom 17 yang juga mempengaruhi kanker prostat dan endometrium.

Mutasi pada gen ini diturunkan pada garis matternal dan patternal dengan pola

autosom dominan. Riwayat keluarga yang pernah menderita carcinoma

mammae juga meningkatkan resiko terjadinya sebanyak 3x lipat. Suami

penderita adalah perokok berat. Senyawa polisiklik aromatic hidrokarbon

yang terkandung dalam asap rokok juga merupakan salah satu karsinogen

kimiawi, walaupun karsinogen ini lebih sering terkait pada kanker paru.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan pada mammae sinistra

kuadran lateral atas. Berdasarkan data statistik, carcinoma mammae lebih

sering terdapat pada kuadran lateral atas. Gambaran sebagian kulit seperti kulit

jeruk, hal ini disebabkan oleh karena adanya metastasis pada kelenjar limfe

yang menyebabkan limfedema lokal. Pada kasus ini, kulit mengalami

penebalan di sekitar folikel rambut, suatu keadaan yang dikenal sebagai peau

d’orange (kulit jeruk).

Retraksi puting susu, gambaran ini mencakup kecenderungan untuk melekat

ke otot pektoralis atau fasia dalam dinding dada sehingga terjadi fiksasi lesi,

serta melekat ke kulit di atasnya, yang menyebabkan retraksi dan cekungan

kulit atau puting payudara.

Teraba benjolan sebesar telur ayam, solid, terfiksir dan tidak berbatas

jelas dengan jaringan sekitarnya. Hal ini menunjukkan ciri-ciri dari tumor

Page 23: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

ganas. Tumor ganas tidak berbatas tegas karena tidak memiliki kapsul,

sehingga tidak mudah dipisahkan dengan jaringan sekitarnya. Pada

pemeriksaan aksila kanan dan kiri tidak didapati kelainan. Kemungkinan pada

saat dipalpasi, sel lanker belum bermetastasis ke jaringan sekitarnya.

Metastasis ke kelenjar getah bening ditemukan pada sekitar 40% kanker yang

bermanifestasi sebagai massa yang dapat dipalpasi, tetapi kurang dari 15%

kasus yang ditemukan dengan mammografi. Lesi yang terletak di tengah atau

kuadran luar biasanya mula-mula menyebar ke kelenjar aksila.

E. Klasifikasi dan Pembagian Stadium Kanker Payudara

Klasifikasi Ca Mammae

A. Non Invasif

Karsinoma duktus in situ (DCIS ; karsinoma intraduktus)

Karsinoma lobulus in situ (LCIS)

Invasif/ Infiltratif

Karsinoma duktus invasif

Karsinoma lobulus invasif

Karsinoma medularis

Karsinoma koloid

Karsinoma tubulus

Tipe lain

Stadium Kanker Payudara menurut American Joint Committee on Cancer

Staging of Breast Carcinoma, dibagi menjadi :

Stadium 0

DCIS (termasuk penyakit Paget pada puting payudara) dan LCIS

Stadium I

Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening

negatif

Stadium IIA

Page 24: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar

getah bening, atau karsinoma invasif dengan ukuran lebih dari 2 cm, tetapi kurang

dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif

Stadium IIB

Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm

dengan disertai metastasis ke kelenjar getah bening

Stadium IIIA

Karsinoma invasif dengan ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening

terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang meluas di antara kelenjar getah bening

atau menginvasi ke dalam struktur lain) atau karsinoma berukuran garis tengah

lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah benin non terfiksasi

Stadium IIIB

Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang

menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus satelit, atau setiap karsinoma dengan

metastasis ke kelenjar getah bening mamaria interna ipsilateral

Stadium IV

Merupakan ca mamma yang telah bermetastasis ke tempat yang jauh seperti paru,

tulang, dan hati.

F. Pemeriksaan Penunjang

Dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara,

mammografi,dan aspirasi dan jarum halus (FNAB) untuk menunjang diagnosis.

Untuk menentukan metastasis dapat dilakukan foto toraks, bone survey, USG

abdomen/hepar.

Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kistik.

Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai

jaringan lemak yang dominanserta jaringan fibroglandulair yang relative lebih

sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan

sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (stelata), adanya

perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya

mikrokalsifikasi, adanya spikulae, dan distorsi pada struktur arsitektur payudara.

Page 25: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi,

perubahan posisi papilla dan areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah

tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak

dibelakang mamma, dan adanya metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas).

Pemeriksaan gabungan USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnosis

lebih tinggi.

Diagnosis pasti bisa ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis yang

dilakukan dengan:

1. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit

jaringan sehat di sekitarnya bila tumor < 5 cm.

2. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit

jaringan sehat, dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau lebih

besar dari 5 cm

G. Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan

meliputi pembedahan,kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru

adalah terapi antibodi monoklonal. Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan

kanker atau membatasi penyebaran penyakit serta menghilangkan gejala-

gejalanya. Keberagaman jenis kanker payudara mengharuskan dilakukannya

diagnostik yang rinci sebelummemutuskan jenis terapi yang akan dipakai,

sehingga pilihannya bersifat individual.

Terapi Sistemik Primer (Neo-adjuvant Therapy)

Pemilihan terapi sistemik primer dapat dilakukan sebelum operasi pengambilan

tumor, hal ini bergantungpada jenis, penyebaran dan ukuran tumor pada saat

diagnostik awal. Terapi ini bertujuan untuk mengurangiukuran tumor sehingga

memungkinkan untuk dilakukannya operasi sekaligus mempertahankan bentuk

payudara. Hal ini juga memberikan informasi berharga tentang sensitifitas tumor

terhadap obat yangdigunakan. Informasi ini akan menentukan terapi yang tepat

untuk mengatasi tumor yang tertinggal setelahoperasi.

Pembedahan

Page 26: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan

yang dilakukan padapasien kanker payudara tergantung pada stadium penyakit,

jenis tumor, umur dan kondisi umum pasien.Ahli bedah dapat mengangkat tumor

(lumpectomy), mengangkat sebagian payudara dan berkelenjar getahbening atau

pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan

hidup,pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan (adjuvan) seperti

radiasi, hormon atau kemoterapi.

Terapi Radiasi Adjuvan

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel

kanker yang tidakterangkat saat pembedahan. Ini dilakukan pada pasien yang

telah menjalani operasi untuk tumor yangterlokalisasi pada suatu area. Efek

samping pada kulit berupa: gatal, kemerahan, kulit kering dan kelelahan.

Terapi Hormonal

Beberapa tumor payudara mengekspresikan banyak reseptor estrogen (RE) pada

permukaan selnya. Padajenis tumor ini, hormon estrogen wanita menunjang

pertumbuhan tumor yang berikatan dengan RE danmengatur siklus pertumbuhan

sel. Kanker payudara yang bergantung pada estrogen disebut RE-positif.Terapi

hormonal seperti tamoxifen atau penghambat aromatase, menghambat efek

pertumbuhan estrogendan dapat digunakan sebagai terapi ajuvan setelah operasi

atau pada kanker payudara stadium lanjut(metastatik).

Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada stadium awal ataupun stadium lanjut

penyakit (tidak dapat lagidilakukan pembedahan, stadium lanjut yang terlokalisasi

atau metastatik). Obat kemoterapi bisa digunakansecara tunggal atau

dikombinasikan untuk terapi kanker payudara yaitu:

Anthraycline contoh: doxorubicin, epirubicin

Taxane contoh: paclitaxel, docetaxel

Fluoropyrimidine contoh: capecitabine, 5-fluorouracil (5 – fu)

Alkylating agent contoh: cyclophosphamide

Terapi Imunologik

Sekitar 20-30% tumor payudara menunjukkan overekspresi atau amplifikasi gen

Page 27: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

secara berlebihan. Untukpasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara

khusus dirancang untuk menyerang HER2.Trastuzumab dapat menghambat

pertumbuhan tumor dan mematikan sel tumor. Pasien sebaiknya jugamenjalani tes

HER2 untuk mendapatkan manfaat terapi dengan trastuzumab yang merupakan

satu-satunyaterapi imunologik untuk terapi kanker payudara.

Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit

Sekitar 50% pasien kanker payudara dapat sembuh, baik dengan terapi awal

ataupun tambahan terapi ajuvan.Bagi 50% lainnya, yaitu pasien yang mengalami

metastatik, pilihan terapi lebih ditujukan untukmeningkatkan angka harapan

hidup. Diantara banyak obat kanker yang diteliti, hanya sedikit yang efektifpada

kasus pasien kanker payudara metastatik, diantaranya trastuzumab dan

capecitabine.Fokus terapi pada kanker stadium akhir adalah memperpanjang

harapan hidup tanpa mengurangi kualitashidup pasien. Pada pasien kanker

payudara dengan HER2-positif, trastuzumab diberikan sebagai terapi linipertama

untuk kanker payudara metastatik dengan kombinasi obat kemoterapi lainnya

(contoh: docetaxelatau paclitaxel) juga pada lini kedua ataupun pada lini ketiga

sebagai terapi tunggal.

1. Kanker payudara stadium 0

Dilakukan : BCS ( Breast Conserving Surgery)

Terapi definitive pada T0 tergantungpadapemeriksaanblok paraffin,

lokasididasarkanhasilpemeriksaan imaging

2. Kanker payudara stadium dini /operable

Dilakukan : BCS (mastektomiradikal/mastektomiradikalmodifikasi)

Terapiadjuvant :radiasi, kemoterapi, hormonal terapi

Terapi adjuvant:

a. Radiasi

Pada dasarnya diberikan radiasi lokoregional (payudara dan aksila

beserta supraklavikula), kecuali:

Pada keadaan T0, maka tidak dilakukan radiasi KGB aksila

supraklavikula

Pada keadaan tumor dimedial/sentral diberikan tambahan

Page 28: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

radiasi pada mamaria intern. Dosis lokoregional profilaksis

adalah 50Gy

b. Kemoterapi

Kombinasi CAF, CEF, CMF, AC

Kemoterapi adjuvant: 6 siklus

Kemoterapipaliatif : 3 siklus

Kemoterapi neoadjuvant: 3 siklus praterapi primer ditambah 3

siklus pascaterapi primer

Kombinasi CAF

Dosis C : Cyclophosfamide 500 mg/m2 hari1

A : Adriamycin = Doxorubin 50 mg/M2 hari 1

F : 5 Fluoro Uracil 500 mg/m 2 hari 1

Interval : 3 minggu

Kombinasi CEF

Dosis C : Cyclophosfamide 500mg/m2 hari 1

E : Epirubicin 50 mg /m2 hari 1

F : 5 Fluoro Uracil 500mg/M2 hari 1

Interval : 3 minggu

Kombinasi CMF

Dosis C : Cyclophosfamide 100 mg/m2 hari 1 s/d 14

M : Metotrexate 40mg/m2 IV hari 1 & 8

F : % Fluoro Uracil 500 mg /m2 IV hari 1 & 8

Interval : 4 minggu

Kombinasi AC

Dosis A : Adriamycin

C : Cyclophosfamide

Optional :

Kombinasi Taxan + Doxorubycin

c. Hormonal Terapi

Macam terapi hormonal

Page 29: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

1. Additive : pemberian tamoxifen

2. Ablative : bilateral oophorectomi (ovarektomi bilateral)

Dasar pemberian :

1. Pemberian reseptor ER+ PR +; ER+ PR - ; ER – PR +

2. Status hormonal

Additive : apabila ER- PR + ER+ PR- (menopause tanpa

pemeriksaan ER & PR) ER – PR +

Ablasi : apabila, tanpa pemeriksaan reseptor, premenopause,

menopause 1-5 tahun dengan efek estrogen (+), perjalanan

penyakit slow growing & intermediated growing.

3. Kanker payudara lokal lanjut

Operable Locally advanced

Simple mastektomi/MRM + radiasi kuratif + kemoterapi

adjuvant + hormonalterapi

Inoperable Locally advanced

Radiasi kuratif + kemoterapi + hormonal terapi

Radiasi + operasi + kemoterapi + hormonal terapi

Kemoterapineoadjuvant + operasi + kemoterapi + radiasi +

hormonal terapi

4. Kanker Payudara Lanjut Metastase Jauh

Prinsip :

o Sifat terapi paliatif

o Terapi sistemik merupakan terapi primer ( kemoterapi dan hormonal)

terapi)

o Terapi lokoregional ( radiasi &bedah)

Setelah operasi, penanganan selanjutnya disebut adjuvant therapy yang

terdiri dari terapi radiasi, chemotherapy dan hormone terapi. Yang

tujuannya adalah untuk membunuh sel kanker yang mungkin masih

tertinggal pada saat operasi.

Page 30: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

Tahap pertama dalam terapi adalah biopsi massa payudara yang

mencurigakan. Biopsi eksisi payudara sebagai tindakan ambulans dapat diterima.

Tetapi bagi ahli bedah yang tak berpengalaman dengan teknik ini, biopsi eksisi di

bawah anastesi lokaldapat sulit dilakuakn. Lesi bias lebih profunda dalam

payudara daripada yang mula-mula diantisipasi dan perdarahan dapat

menyusahkan. Masektomi dirancang harus dilengkapi setelah konfirmasi patologi

keganasan.

Masektomi cepat dianjurkan, karena yang diciptakan oleh biopsi bias

dipotong di seluruh bidang jaringan dan menghasilkan area eksosis besar dalam

payudara. Area ekimosis ini mungkin mengandung sel kanker viable yang

dilepaskan ke dalam luka selama biopsi terbuka atau jarum. Batas yang tak tegas

dari adenokarsinoma menginfiltrasi membuat lesi ini lebih mungkin diinsisi

selama tindakan biopsi, khusunya jika ahli bedah pengoperasi menggunakan

anastesi lokal.

Bila sel ganas dilepaskan ke dalam tempat biopsi, maka ia bias ditahan lokal

untuk masa yang singkat. Bila terlewatkan beberapa hari antara biopsi insisi dan

masektomi, maka area di bawah kulit payudara yang mengandung daerah

ekimosis dan mungkin sel kanker yang variable, bias membesar. Area ekimotik ini

menunjukkan migrasi eritrosit dari tempat biopsi dan secara hipotesis, sel kanker

bias bermigrasi pada jarak yang sama. Area ekimosis ini bias telah sembuh secara

klinik sewaktu keadaan ini dievaluasi oleh ahli bedah untuk tindakan definitive.

Sehingga, sewaktu flap payudara dievaluasi, maka area kulit dan jaringan subkutis

yang mungkin mengandung sel kanker mungkin tidak dibuang secara keseluruhan

bersama bahan contoh masektomi dan kanker dinding dada bisa kambuh.

H. Metastasis Tumor Ganas Kelenjar Mammae

Istilah metastasis menunjukkan terbentuknya implan sekunder yang

terpisah dari tumor primer, mungkin di jaringan yang jauh (Kumar et al,

2011). Kejadian tersebut merupakan salah satu tanda utama tumor ganas,

Page 31: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

sebab tumor jinak tidak mengadakan metastasis. Proses metastasis ini

terutama melalui aliran lymphe dan pembuluh darah, namun demikian dapat

juga melalui rongga dalam tubuh misalnya rongga abdomen dan melalui

cairan tubuh misalnya liquor cerebrospinalis. Penyebaran limfatik biasanya

khas untuk karsinoma, sedangkan rute hematogen lebih disenangi oleh

sarkoma. Namun, banyak hubungan antara sistem limfatik dan vaskular

sehingga semua bentuk kanker dapat menyebar melalui salah satu atau dua

sistem.

Kemampuan metastasis ini disebabkan karena kemampuan sel kanker

untuk melakukan invasi ke dalam jaringan sekitarnya dan seterusnya ke

pembuluh darah atau pembuluh lymphe. Proses terjadinya metastasis terutama

disebabkan oleh perubahan sifat sel ganas.  Sifat sel ganas  itu  antara

lain  perubahan biokimia permukaan sel,  pertambahan motilitas, kemampuan

mengeluarkan zat  litik, dapat membentuk pembuluh darah baru

(angiogenesis), berkurangnya adhesi sel tumor satu dengan lainnya dan

hilangnya daya pertumbuhan bersama antara sesama sel tumor dan sel normal

diantaranya.

Karsinoma payudara biasanya timbul di kuadran luar atas dan pertama kali

menyebar ke kelenjar aksila. Lesi medial mungkin mengalirkan limfenya

melalui melalui dinding dada ke kelenjar di sepanjang arteria mammaria

interna. Selanjutnya, karsinoma dapat menyebar ke kelenjar supraklavikula

dan infraklavikula (Kumar et al, 2011).

I. Pencegahan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko

terkena kanker, diantaranya:

1. Menghindari mengonsumsi bahan-bahan karsinogenik semaksimal mungkin.

Misalnya dengan tidak merokok dan tidak makan makanan yang banyak

mengandung bahan pengawet.

2. Melakukan usaha penemuan kanker tingkat dini, seperti:

Pemeriksaan sitologis serviks (PAPTES) rutin tahunan pada wanita berusia

Page 32: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

lebih dari 35 tahun.

Pemeriksaan sigmoideskopi rutin setiap 3 – 5 tahun pada wanita usia 50

tahun atau lebih untuk menemukan lesi pada rektum.

Melakukan SADARI (memeriksa payudara sendiri)rutin bulanan untuk

menemukan benjolan kecil pada payudara sendiri.

Pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala.

Agar selalu memperhatikan “waspada kanker”.

Page 33: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Neoplasma adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang otonom dan

merugikan.

Faktor-faktor risiko yang terdapat dalam kasus adalah suami perokok

berat, dan bahan pewarna kimia industri batik.

Faktor predisposisi dalam kasus adalah riwayat keluarga yang

menderita kanker payudara dan penderita yang sebelumnya pada

waktu SMA pernah menjalani operasi tumor payudara

Wanita dalam skenario mengidap kanker payudara stadium I

B. Saran

Sebaiknya pasien menjalani pemeriksaan penunjang sebelum

melaksanakan tindakan mastektomi

Mastektomi perlu dilakukan untuk mencegah metastasis lebih lanjut

Suami pasien hendaknya disarankan untuk berhenti merokok

Untuk orang yang memiliki faktor predisposisi tertentu terhadap

kanker hendaknya dapat menjaga kesehatan dengan melakukan pola

hidup yang sehat.

Page 34: LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2.doc

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W. A. Newman, 2010. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31.

Jakarta: EGC.

Kumar et al. 2007.Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1.Jakarta :

EGC.

Price, Sylvia A. Wilson, Loraine M. 2006. PatofisiologiKlinis Proses-

Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6.Jakarta : EGC.

Thor, Ann , Moore, Dan H. 2000. Prognostic and Predictive Markers in

Breast Cancer.In : Glenn D. Steele Jr., Theodore L. Phillips, Bruce A. Chabner

(eds). Atlas of Clinical Oncology: Breast Cancer. London : B.C. Decker Inc,

pp:119-122.

Widjono, Y.W. 2008. Kuliah Neoplasma. Surakarta : UNS.