Tutorial Skenario b

26
Skenario B Blok 28 Tahun 2014 Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS. Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman. Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannnya. Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. “ Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter ?” mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang berobat. Sebagai salah satu seorang dokter praktek umum yang telah mandapat pelatihan tentang prinsip-prinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer yang telah dikontrak oleh BPJS, anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi penatalaksanaan

description

Skenario B Blok 28 Tahun 2014Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS.Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman. Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannnya.Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. “ Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter ?” mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang berobat.Sebagai salah satu seorang dokter praktek umum yang telah mandapat pelatihan tentang prinsip-prinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer yang telah dikontrak oleh BPJS, anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi penatalaksanaan pasien yang telah dilakukan dr, Gudman dalam menangani pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap dan benar semua prinsip-prinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer.I. Klarifikasi IstilahNo. Istilah Pengertian1. Dokter Praktek Umum Dokter yang memiliki kemampuan mengobati berbagai penyakit dan melakukan praktik medis umum.2. BPJS Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi rakyat Indonesia.3. Darah Tinggi Peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg4. Gastritis Kondsi medis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung5. Dokter Keluarga Dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan menjalankan promosi, pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta sekitarnya.6. Dokter Layanan Primer Dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga, dia tidak hanya memandang penderita hanya sebagai individu yg sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.II. Identifikasi Masalah1. Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS.2. Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman. Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannnya.3. Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. “ Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter ?” mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang berobat.

Transcript of Tutorial Skenario b

Skenario B Blok 28 Tahun 2014Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS.Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman. Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannnya.Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter ? mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang berobat.Sebagai salah satu seorang dokter praktek umum yang telah mandapat pelatihan tentang prinsip-prinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer yang telah dikontrak oleh BPJS, anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi penatalaksanaan pasien yang telah dilakukan dr, Gudman dalam menangani pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap dan benar semua prinsip-prinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer.

I. Klarifikasi IstilahNo.IstilahPengertian

1.Dokter Praktek UmumDokter yang memiliki kemampuan mengobati berbagai penyakit dan melakukan praktik medis umum.

2.BPJSBadan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi rakyat Indonesia.

3.Darah TinggiPeningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg

4.GastritisKondsi medis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung

5.Dokter KeluargaDokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan menjalankan promosi, pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta sekitarnya.

6.Dokter Layanan PrimerDokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga, dia tidak hanya memandang penderita hanya sebagai individu yg sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

II. Identifikasi Masalah1. Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS.2. Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman. Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannnya.3. Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter ? mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang berobat.

III. Analisis Masalah1. Dr. Gudman merupakan dokter umum ytang bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak BPJS.a. Apa saja tugas dari Dokter Keluarga?Karakteristik Dokter Keluarga menurut IDI (1982)a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakatb. Pelayanan menyeluruh dan maksimalc. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatand. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinyae. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

Tugas Dokter Keluarga, meliputi :1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dansakit,4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,6. Menangani penyakit akut dan kronik,7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,10.Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,11.Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,12.Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,13.Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

DOKTER PRAKTEK UMUMDOKTER KELUARGA

Cakupan PelayananTerbatasLebih Luas

Sifat PelayananSesuai KeluhanMenyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan

Cara PelayananKasus per kasus dengan pengamatan sesaatKasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat

Jenis PelayananLebih kuratif hanya untuk penyakit tertentuLebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluargaKurang dipertimbangkanLebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan pencegahanTidak jadi perhatianJadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasienDokter pasienDokter pasien teman sejawat dan konsultan

Awal pelayananSecara individualSecara individual sebag ai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

b. Apa perbedaan antara Dokter Umum, Dokter Keluarga dan Dokter Layanan Primer?

c. Bagaimana cara dokter umum agar dapat bekerja sama dengan BPJS?

BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 71 TAHUN 2013TENTANGPELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB IIPENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATANPasal 2(1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dan Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.(2) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:a. puskesmas atau yang setara;b. praktik dokter;c. praktik dokter gigi;d. Klinik pratama atau yang setara; dane. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara

Pasal 3(1) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif.(2) Pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib membangun jejaring dengan sarana penunjang.(4) Dalam hal diperlukan pelayanan penunjang selain pelayanan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diperoleh melalui rujukan ke fasilitas penunjang lain.BAB IIIKERJA SAMA FASILITAS KESEHATAN DENGAN BPJS KESEHATANBagian KesatuUmumPasal 4 (1) Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengadakan kerja sama dengan BPJS Kesehatan. (2) Kerja sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui perjanjian kerja sama. (3) Perjanjian kerja sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan dilakukan antara pimpinan atau pemilik Fasilitas Kesehatan yang berwenang dengan BPJS Kesehatan.(4) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali atas kesepakatan bersama.

Pasal 5(1) Untuk dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan.(2) Selain ketentuan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan dalam melakukan kerja sama dengan Fasilitas Kesehatan juga harus mempertimbangkan kecukupan antara jumlah Fasilitas Kesehatan dengan jumlah Peserta yang harus dilayani.Bagian KeduaPersyaratan, Seleksi dan KredensialingPasal 6(1) Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama terdiri atas:a. untuk praktik dokter atau dokter gigi harus memiliki:1. Surat Ijin Praktik;2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);3. perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya; dan4. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.b. untuk Puskesmas atau yang setara harus memiliki:1. Surat Ijin Operasional;2. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;3. perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan4. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.c. untuk Klinik Pratama atau yang setara harus memiliki:1. Surat Ijin Operasional;2. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;3. Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik menyelenggarakan pelayanan kefarmasian;4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;5. perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas Kesehatan tingkat pertama juga harus telah terakreditasi.Pasal 8(1) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan penetapan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik bidan dan/atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.Manajemen Pembiayaan Klinik DogaKeuangan dalam praktik DOGA tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi. Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaanfee for service.

Berdasarkan bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pembiayaan klinik dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, danout of pocket.Model pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan.Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu diperlukan tersedianya dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagai sarana dan prasarana medis dan non medis yang diperlukan (investment cost), tetapi juga untuk membiayai pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan (operational cost) Seyogiyanyalah semua dana yang diperlukan ini dapat dibiayai oleh pasien dan atau keluarga yang memanfaatkan jasa pelayanan dokter keluarga. Masalah kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah tanggung jawab masing-masing orang atau keluarga yang bersangkutan. Untuk dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluarga bersedia membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.

2. Hari ini dia kembali dikunjungi oleh pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali pak Kasti datang berobat ke dokter Gudman. Kalau bukan darah tingginya yang kumat maka gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akkhir ini pak Kasti makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannnya.a. Apakah dr.Gudman telah melakukan prinsip-prinsip Dokter Keluarga dengan baik?

Dokter keluarga memiliki 5 prinsip yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004):a.Care Provider(Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai.Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkanb.Comunicator(Penghubung atau Penyampai Pesan)Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiriserta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnyac.Decision Maker(Pembuat Keputusan)Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika,cost effectivenessuntuk kepentingan pasien sepenuhnyadan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatikd.ManagerYang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksanae.Community Leader(Pemimpin Masyarakat)Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakatdan menjadi panutan masyarakatSelain prinsip, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :a.Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakitb.Melayani individu dan keluarganyac.Membina dan mengikut sertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakitd.Menangani penyakit akut dan kronike.Merujuk ke dokter spesialis

Kewajiban dokter keluarga :a.Menjunjung tinggi profesionalismeb.Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktekc.Bekerja dalam tim kesehatand.Menjadi sumber daya kesehatane.Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer

dr. Gudman belum memenuhi prinsip-prinsip dokter keluarga dengan lengkap, ia belum menerapkan prinsip comunicator dengan baik, belum membuat pak Kasti memelihara kesehatannya sendiriserta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pak Kasti sehingga pak Kasti sangat bergantung kepada dokter dan dr. Gudman juga tetap memberikan obat yang sama meskipun penyakit pak Kasti semakin berat. b. Apa yang harusnya dilakukan oleh dr.Gudman kepada Pak Kasti? (mengenai penyakit maupun pengobatan)Seharusnya dr.Gudman dapat menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan.

3. Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep terseebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut dokter? mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya datang berobat.a. Sebagai dokter yg telah mendapatkan pelatihan kedokteran keluarga, Apa yang perlu dilakukan dr.Gudman kepada istri Pak Kasti?Meminta istri pak Kasti untuk memeriksakan diri ke dr. Gudman, kemudian memberikan tindakan kuratif, promotif, preventif dan rehabilitatif yang tepat pada istri pak Kasti.

b. Apa saja upaya promotif dan preventif yang perlu dilakukan kepada masyarakat yg bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan?Menganjurkan masyarakat untuk melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat dengan melakukan berbagai penyuluhan untuk mencegah angka kesakitan yang meningkat di masyarakat.

4. Apa saja prinsip-prinsip Dokter Layanan Primer?Dengan mengacu pada Deklarasi Alma Ata dan konsep PHC dari WHO (1978), definisi pelayanan primer dari Institute of Medicine (1996), definisi disiplin ilmu GP/F dari WONCA Europe (2011), UU Dikdok 2013, dan konsensus yang melatarbelakanganinya; maka yang dimaksud dengan DLP adalah dokter masa depan (saat ini belum ada) yang disiapkan untuk menjadi fondasi sistem pelayanan kesehatan di era JKN. DLP didefinisikan sebagai berikut:Dokter Layanan Primeradalah dokterspesialis di bidang generalis yang secara konsistenmenerapkanprinsip-prinsip IlmuKedokteranKeluarga, ditunjang dengan Ilmu Kedokteran KomunitasdanIlmuKesehatanMasyarakatyang mampu memimpin maupun menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer.Penjelasan setelah definisi DLP diperlukan mengenai:1. Spesialis di bidang Generalis:Dokter yang menempuh pendidikan lanjutan dengan kualifikasi sama dengan dokter spesialis untuk menangani masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat, dengan tidak memandang usia, jenis kelamin, keluhan dan penyakit.2. Prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga:Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada pelayanan kontak pertama yang komprehensif dan sinambung, dengan memperhatikan bahwa setiap individu itu unik dan spesifik, mempertimbangkan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual tanpa memandang usia, jenis kelamin dan penyakit, melayani individu dalam konteks keluarga, komunitas, dan masyarakat.3. Ilmu Kedokteran Komunitas:Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada pelayanan individu dalam komunitasnya yang spesifik (kedokteran kerja, kedokteran olah raga, kedokteran kelautan, kedokteran hiperbarik, kedokteran perusahaan, dan semacamnya)4. Ilmu Kesehatan Masyarakat:Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada kesehatan populasi melalui upaya prevensi dan promosi5. Ilmu Kedokteran Keluarga mewarnai sebagian besar dari kompetensi Dokter Layanan Primer mencakup kurang-lebih 80% dari area kompetensi DLP. Sedangkan Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat menunjang kurang-lebih 20% dari area kompetensi DLP.Secara lebih spesifik, definisi DLP di atas mengandung makna berikut ini:DLP adalah dokter yang pertama kali dikunjungi individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan, dan yang bertanggung jawab penyediaan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan (sinambung) pada kliennya tanpa dibatasi usia, jenis kelamin, dan penyakitDLP melayani setiap individu dalam konteks keluarga, komunitas, dan budaya kliennya, dan selalu menghormati otonomi kliennya.DLP memiliki tanggung jawab profesional pada komunitas yang ia layani.DLP mengintegrasikan, psikologis, faktor sosial, budaya dan eksistensial fisik kliennya dengan memanfaatkan pengetahuan dan kepercayaan yang dibangun melalui kontak berulang dengan klinnya.DLP melaksanakan peran profesionalnya melalui promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan pelayanan paliatif, serta promosi pemberdayaan dan manajemen diri klien, yang ia lakukan sendiri atau melalui pihak lain sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, dan bila diperlukan membantu kliennya mengakses layanan iniDLP bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara keterampilan, keseimbangan pribadi dan nilai-nilai profesi sebagai dasar dalam memberikan pelayanan efektif dan menjaga keselamatan kliennya.DLP bertanggung jawab memantau terus menerus, memelihara, dan meningkatkan pelayanan, keselamatan dan kepuasan kliennya.DLP peduli terhadap masalah kesehatan nasional, dan mengakui memiliki tanggung jawab profesional untuk berpartisipasi aktif melaksanakan program yang menjadi prioritas nasional dan melaksanakan advokasi untuk mendukung pencapaian program nasional.DLP Memahami cara pendekatan individu, keluarga dan komunitas dan masyarakat, sesuai kawasan perkotaanDLP Memahami cara pendekatan individu, keluarga dan komunitas, dan masyarakat sesuai kawasan pedesaanDLP Memahami cara pendekatan individu, keluarga dan komunitas, dan masyarakat sesuai kawasan DTPK dan Suku Terasing

5. Apakah semua prinsip Dokter Layanan Primer telah dilakukan dr.Gudman dengan lengkap dan benar?Belum.

6. Bagaimana kriteria merujuk pasien pada kasus ini?a.Anamnesisb.Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangc.Penegakkan diagnosis dan diagnosis bandingd.Prognosise.Konselingmembantu pasien (dan keluarga) untuk menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk pasien sendiri.f.Konsultasijika diperlukan, dokter keluarga dapat melakukan konsultasi ke dokter lain (dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan) yang dianggap lebih berpengalaman.g.Rujukanh.Tindak lanjuti.Tindakanj.Pengobatan rasionalk.Pembinaan keluargadilakukan bila dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan lebih baik jika adanya partisipasi keluarga.

7. Bagaimana cara merujuk pasien yang benar?Tata cara rujukan (Anies, 2006): Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi dan rujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka, seperti dokter ahli tertentu. Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang memuat informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan yang dilakukan oleh dokter keluarga. Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkap mungkin. Tujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan diagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat pengobatan atau yang lainnya. Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajib memberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya, harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih seuai. Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

Pembagian wewenang & tanggung jawab:1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderitasepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.

8. Apa saja kompetensi dokter keluarga?Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah (Danasari, 2008) :a.Keterampilan komunikasi efektifb.Keterampilan klinik dasarc.Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluargad.Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primere.Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasif.Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayatg.Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

Hipotesis : dr.Gudman seorang dokter praktek umum belum memenuhi prinsip- prinsip Dokter Keluarga dan Dokter Layanan Primer.

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu.SemarangAzwar, Azrul. 1995.Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga.IDI : JakartaAzwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004.A Primer OnFamily Medicine Practice. Singapore International Foundation : SingaporeDanakusuma, Muhyidin. 1996.Pengantar Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas.IDI : JakartaDanasari. 2008.Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : JakartaEva Irene Yu-Maglonzo, MD., 2001, Family Medicine, Counseling, and the Biopsychosocial Approach, Counseling for The Family Medicine Specialist, University of The Philippines.Oryzati Hilman dkk., 2002, Panduan Praktikum Kedokteran Keluarga, Ed.1, Laboratorium Kedokteran Keluarga, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.Qomariah. 2000.Sekilas Kedokteran Keluarga.FK-Yarsi : JakartaWidyastuti Wibisana dkk., 2000, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), Departemen Kesehatan RI, Jakarta.World Health Organization, 1978, Primary Health Care, Report of the International conference on Primary health Care, 6-12 September 1978, Alma Ata, USSR, Geneva: WHO.