Laporan Tutorial 4 Skenario B

56
Tutorial 4 Blok 16 FK UMP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok ke-16 pada semester 5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Ny.AB, 30 tahun, masuk ke RSJ karena mengganggu ketentraman keluarga dan pernah mencoba untuk bunuh diri (Tentamen suicidum). Ny. AB tampak selalu bersedih dan menangis tanpa sebab. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol dan kadang mengomentari dirinya, padahal orangnya tidak ada. Kemudian suara ini makin mengganggu dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang sulit atau bahkan tak kuasa untuk menolaknya. Terakhir suara tersebut memaksanya untuk melukai dirinya sendiri. Pada kepribadian premorbid mengarah ke skizoid dan pada umur 20 tahun menjadi makin nyata menjadi makin meresahkan keluarga. Menurut keluarga tak ada stresor yang memicu perubahan prilaku ini. Pada auto anamnesis tampak pasien terlihat diam dan tak banyak bergerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja, tak begitu jelas dan kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas terlihat dan tak ada gejala ambivalensi Skenario A “Ny. Tuse” Page 1

description

tutorial

Transcript of Laporan Tutorial 4 Skenario B

Tutorial 4 Blok 16 FK UMP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBlok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok ke-16 pada semester 5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.Ny.AB, 30 tahun, masuk ke RSJ karena mengganggu ketentraman keluarga dan pernah mencoba untuk bunuh diri (Tentamen suicidum). Ny. AB tampak selalu bersedih dan menangis tanpa sebab. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol dan kadang mengomentari dirinya, padahal orangnya tidak ada. Kemudian suara ini makin mengganggu dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang sulit atau bahkan tak kuasa untuk menolaknya. Terakhir suara tersebut memaksanya untuk melukai dirinya sendiri.Pada kepribadian premorbid mengarah ke skizoid dan pada umur 20 tahun menjadi makin nyata menjadi makin meresahkan keluarga. Menurut keluarga tak ada stresor yang memicu perubahan prilaku ini. Pada auto anamnesis tampak pasien terlihat diam dan tak banyak bergerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja, tak begitu jelas dan kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas terlihat dan tak ada gejala ambivalensi pada saat pemeriksaan. GAF scale sekitar 20-11 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh diri menurun sampai 10-0).

1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data TutorialLaporan Tutorial 4Skenario BTutor

: dr. Rizal Ambiar Sp.THTModerator

: Alham WahyudinSekretaris meja: Nenden AndiniSekretaris Papan: Indah SeptianaWaktu

: Selasa, 25 Januari 2011 Kamis, 27 Januari 2011Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam

2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman

3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat

4.Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan2.2 Skenario BNy.AB, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ (RSEB) Palembang karena mengganggu ketentraman keluarga dan pernah mencoba untuk bunuh diri (Tentamen suicidum). Ny. AB tampak selalu bersedih dan menangis tanpa sebab. Keluarganya menyatakan bahwa mulai terdapat perubahan prilaku sejak 2 tahun yang lalu, ditandai dengan secara berangsur-angsur menarik diri dari pergaulan dan lebih suka mengurung diri di dalam kamar sepanjang hari.

Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol dan kadang mengomentari dirinya, padahal orangnya tidak ada. Kemudian suara ini makin mengganggu dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang sulit atau bahkan tak kuasa untuk menolaknya. Terakhir suara tersebut memaksanya untuk melukai dirinya sendiri.

Pada kepribadian premorbid mengarah ke skizoid dan pada umur 20 tahun menjadi makin nyata menjadi makin meresahkan keluarga. Ia makin mengisolasi diri dan tak ada interaksi sosial sama sekali. Dalam 1 tahun terakhir kemunduran makin hebat, kurang bisa mengurus diri dan tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari sebagi ibu rumah tangga, bicaranya terbatas, kalimat yang diucapkan kacau dan susah dimengerti.

Menurut keluarga tak ada stresor yang memicu perubahan prilaku ini. Pada auto anamnesis tampak pasien terlihat diam dan tak banyak bergerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja, tak begitu jelas dan kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas terlihat dan tak ada gejala ambivalensi pada saat pemeriksaan.

Informasi tambahan.

Terdapat riwayat perkawinan yang baik, tak ada riwayat skizofrenia atau gangguan afektif dalam keluarga dan taraf kecerdasan normal, tak ada stresor dalam 1 tahun terakhir. GAF scale sekitar 20-11 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh diri menurun sampai 10-0).

Pemeriksaan fisik tak ada kelainan2.3 SEVEN JAM STEP2.3.1 Klarifikasi Istilah1. Tentamen suicidumPercobaan bunuh diri.2. Waham

suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru berdasarkan kesimpulan yang keliru tentang realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensia dan budaya pasien; dan tidak dapat dikoreksi dengan penalaran atau fakta.3. Kepribadian premorbid

Kepribadian sebelum berkembangnya penyakit jiwa.

4. SkizoidKepribadian dengan pola prilaku berupa pelepasan diri dari hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi.5. AutismeKeadaan yang didominasi terhadap pikiran atau prilaku yang bersifat subjektif yang tidak dapat dikoreksi oleh informasi dunia luar.

6. Ambivalensi

Eksistensi simultan dari sikap emosional yang bertentangan terhadap suatu tujuan, objek, atau orang.

7. Mengisolasi diri

Kecenderungan untuk tidak bersosialisasi dan kurang tertarik dengan objek manusia8. Skizofrenia

Gangguan mental yang ditandai oleh kekacauan dalam bentuk dan isi pikiran dalam mood, perasaan dirinya dan hubungannya dengan dunia luar dan dalam tingkah laku.9. Halusinasi akustik

Suara halusinasi yang berkomentar terus-menerus tentang pasien, yang berpengaruh terhadap prilaku pasian 10. GAF scaleGlobal Assessment of Functioning (G.A.F) adalah skala penentuan dalam menilai derajat kemampuan seseorang (overall level)11. Gangguan afektif

Gangguan jiwa dengan kelainan pada bidang afektif dengan atau tanpa ciri psikotik, tidak ada tanda skizofrenia dan secara periodik bisa kambuh

12. Inkoheren Inkoheren adalah aliran asosiasi terputus-putus, tidak ada hubungan satu sama lainnya. Inkoheren merupakan salah satu gangguan bentuk pikir.2.3.2 Identifikasi Masalah1. Ny.AB, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke RSJ karena mengganggu ketentraman keluarga, pernah mencoba untuk bunuh diri (Tentamen suicidum), tampak selalu bersedih dan menangis tanpa sebab. 2. Keluarganya menyatakan bahwa mulai terdapat perubahan prilaku sejak 2 tahun yang lalu, ditandai dengan secara berangsur-angsur menarik diri dari pergaulan dan lebih suka mengurung diri di dalam kamar sepanjang hari.3. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol dan kadang mengomentari dirinya, padahal orangnya tidak ada. Kemudian suara ini makin mengganggu dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang sulit atau bahkan tak kuasa untuk menolaknya. Terakhir suara tersebut memaksanya untuk melukai dirinya sendiri.4. Pada kepribadian premorbid mengarah ke skizoid dan pada umur 20 tahun menjadi makin nyata menjadi makin meresahkan keluarga, ia makin mengisolasi diri dan tak ada interaksi sosial sama sekali. 5. Dalam 1 tahun terakhir kemunduran makin hebat, kurang bisa mengurus diri dan tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari sebagi ibu rumah tangga, bicaranya terbatas, kalimat yang diucapkan kacau dan susah dimengerti.6. Pada auto anamnesis tampak pasien terlihat diam dan tak banyak bergerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja, tak begitu jelas dan kadang menolak untuk bicara sama sekali. 7. Tanda-tanda autisme jelas terlihat dan tak ada gejala ambivalensi pada saat pemeriksaan.8. GAF scale sekitar 20-11 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh diri menurun sampai 10-0).

2.3.3 Analisis Masalah1. a. apa yang dimakud dengan tentamen suicidum? (penyebnya)

b. faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bunuh diri?

c. Bagaimana hubungan bersedih dan menangis tanpa sebab dengan tentamen suicidum pada Ny.AB?

d. apa hubungan jenis kelamin, usia dengan tentamen suicidum pada Ny. AB ?

2. Apa penyebab Ny. AB menarik diri dari pergaulan dan mengurung diri kamar sepanjang hari?

3. a. Apa itu waham dan jenis-jenisnya? (pada kasus jenis waham yang mana)

b. apa yang dimaksud dengan halusinasi ?

c. hal apa yang mendasari Ny.Ab mengalami waham dan halusinasi?4.a. Apa karakteristik dari gangguan kepribadian skizoid?

b. etiologi dari gangguan kepribaadian skizoid?

c. apa dampak dari skizoid yang tidak ditangani selama 10 tahun?5.a. apa penyebab gejala 1 tahun terakhir?

b. hubungan semua gejala pada NY.Ab6. Apa penyebab pasien diam, sedikit berbicara, kadang menangis dan sulit menjawab pertanyaan?7. a. Apa saja tanda-tanda autisme?

b. apa saja tanda-tanda ambivalensi?

c. adakah hubungan gejala autisme dengan kepribadian skizoid?8.a. apa yang dimaksud GAF scale dan cara pemeriksaannya?

b. bagaimana interpretasi GAF scale?9. bagaimana diagnosis sementara?

10. bagaimana diagnosis banding?

11. bagaimana penegakan diagnosis?

12. bagaimana diagnosis kerja?

13. bagaimana etiologi dan epidemiologi?

14. bagaimana patogenesis?

15. bagaimana penatalaksanaan?

16. bagaimana promotif dan preventif?

17 . bagaimana komplikasinya?18. bagaimana prognosisnya?19. bagaimana kompetensi dokter umum?20. bagaimana pandangan islamnya?2.3.4 Kerangka Konsep dan Hipotesis

Hipotesis

Ny Ab mengalami tentanum suicidum karena skizofrenia.2.3.5 Learning Issue

Pokok BahasanWhat I KnowWhat I Dont Know (Learning Issue)What I Have to ProveHow I Will Learn

Gangguan kepribadian skizoid, skizofrenia dan autisme.Ny Ab 30 tahun mencoba untuk bunuh dri,mengganggu ketentraman keluarga, selalu merasa sedih, sering mendengar suara-suara yang memerintahkan untuk menyakiti dirinya sendiri. Kepribadian premorbid mengarah ke skizoid.1. Gangguan kepribadian skizoid2. Kepribadian predormal3. Skizofrenia 4. GAF sclae5. Level of Competencies6. Pandangan IslamNy Ab mengalami tentanum suicidum karena skizofrenia Text Book, Pakar, Lain (internet)

2.3.6 Sintesis1. a. Apa yang dimaksud tentamen suicidum?Jawab:

Kematian yang ditimbulkan diri sendiri dan disengaja.Merupakan cara keluar dari masalah/krisis yang hampir selalu menyebabkan penderitaan yang kuat. Berhubungan dengan kebutuhan yang dihalangi/tidak terpenuhi, perasaan keputusasaan dan ketidakberdayaan, konflik ambivalen antara keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat ditanggung.Etiologinya:1. Faktor sosial

Teori Durkheim Bunuh diri egoistik : individu itu tidak mampu berinteraksi dengan masnyarakat. Bunuh diri altruistik : individu tersebut terkait pada tuntutan tradisi khusus. Misalnya tradisi puputan di Bali. Bunuh diri anomik : terdapat gangguan keseimbangan integrasi individu dan masyarakat. Contohnya resiko lebih tinggi pada orang yang bercerai2. Faktor psikologis Teori FreudBunuh diri: cermin agresi yang dibelokkan ke dalam terhadap objek cinta yang terproyeksi dan ditangkap secara ambivalensi. Teori MenningerTiga komponen pada orang yang melakukan bunnuh diri:

Keinginan untuk membunuh Keinginan untuk dibunuh Keinginan untuk mati3. Faktor Fisiologis Genetika Resiko bunuh diri untuk sanak saudara derajat pertama dari pasien psikiatri 8x lebih tinggi daripada sanak saudara dari kontrol.

Neurokimiawi Defisiensi serotonin ( penurunan 5-HIAA (5-Hydroxyindo-leacetic acid) dalam LCS. Perubahan aktivitas monoamin oksidase trombosit (enzim terendah di dalam trombosit 8x resiko bunuh diri lebih besar).b. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bunuh diri?Jawab:

Keadaan yang menyebabkan seseorang bunuh diri: depresi gangguan bipolar skizofrenia stress pasca trauma penyalahgunaan NAFZA gangguan pola makan depresi post portus mutilasi diric. Bagaimana hubungan bersedih dan menangis tanpa sebab dengan tentamen suicidum pada Ny.AB?Jawab:

Bersedih dan menangis merupakan tanda dari gangguan emosi yaitu depresi yang merupakan faktor seseorang untuk bunuh diri.d. Apa hubungan jenis kelamin, usia dengan tentamen suicidum pada Ny. AB ?

Jawab: Prevalensi antara wanita dan laki-laki yang melakukan bunuh diri pada kasus skizofrenia sama besar tapi pada laki-laki lebih awal ditemukan. Sedangkan untuk hubungan usia, usia muda banyak ditemukan kasus bunuh diri dan mencapai puncaknya pada saat di perguruan tinggi.2. Apa penyebab Ny. AB menarik diri dari pergaulan dan mengurung diri kamar sepanjang hari sejak 2 tahun yang lalu?

Jawab:

Hal ini disebabkan karena Ny Ab mengalami progresivitas dari gangguan jiwa yang dialaminya, di mana menarik diri dan mengurung diri merupakan gejala negative dari skizofrenia atau pada kasus NY Ab merupakan awal memasuki gejala psikotik setelah masa predormalnya.3. a. Apa itu waham dan jenis-jenisnya? (pada kasus jenis waham yang mana)Jawab:

Gangguan waham adalah satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejala-gejala waham. Waham pada gangguan waham bisa berbentuk: kebesaran, penganiayaan, cemburu, somatic, atau campuran.Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsure-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham. Waham dapat berbentuk:

a. Waham yang sistematikYaitu waham yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu yang kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi sistematik. Walaupun unsure-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuen

b. Waham yang non sistematikWaham yang bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral tertentu

c. Waham kebesaran (delusi megaloman)Waham yang ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada individu bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya)

d. Waham kehinaan (delusi nihilistic)Waham yang hendak meyakinkan orang tentang sifat hina dina, rendah, miskin, hampa, sia-sia dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana sama sekali bertentangan dengan kenyataan

e. Waham tuduhan diriKeyakinan berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya adalah kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau menjalani hukuman mati sekalipun

f. Waham kejaran (delution of persecution)Waham individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang bermaksud berbuat jahat kepadanya

g. Waham sindiran

Waham bahwa individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya. Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari hubungan antara dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud menuduh atau menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya.

h. Waham pengendalian

perasaan palsu bahwa pikiran, kemauan, atau perasaan pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar.

Sedangkan pada pasien Ny Ab kemungkinan besar mengalami waham pengendalian.

Ada beberapa tambahan jenis-jenis gangguan waham:a. Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang terkenal (bintang film, pejabat)b. Kebesaran (megalomania): punya kelebihan, kekuatan, kekuasaan; penemuan penting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi)c. Cemburu: paranoia, lebih sering pada laki-lakid. Penganiayaan: paling sering; pemarah, benci, menyakitie. Somatik: dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik; sering infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia (bentuk tidak serasi pada hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina, dsb)b. apa yang dimaksud dengan halusinasi ?Jawab:

Halusinasi adalah pengalaman indera dimana tidak terdapat stimulasi terhadap reseptor-reseptor. Hallucination, yaitu subyek merasakan adanya sesuatu yang menstimulasi indera dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif. Misalnya, merasakan adanya ular yang merayap pada kuduknya atau badannya, dan sebagainya.

Macam-macam halusinasi

1. Auditory Hallucination, yaitu subyek mendengar sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera dengarnya. Misalnya subyek merasa mendengar suara Tuhan, suara ghoib, dan sebagainya.

Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku penderita.

Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara)

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

2. Visual Hallucination, yaitu subyek mendengar sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera penglihatannya. Misalnya melihat nabi, melihat, bidadari, dan sebagainya.

3. Olfactory Hallucination, yaitu subyek mencium sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera penciumannya. Misalnya mencium gas beracun, yang disemprotkan ke kamarnya, dan sebagainya.

4. Gustatory Hallucination, yaitu subyek mengecap sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera pengecapnya. Misalnya, merasakan adanya racun pada makanan yang dimakannya atau minuman yang diminumnya, dan sebagainya. 4. a. Apa karakteristik dari gangguan kepribadian skizoid?Jawab:

Sifat-sifatnya ialah pemalu, suka menyendiri, perasa, pendiam, menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain. Individu ini menunjukkan respon yang terbatas terhadap isyarat atau rangsangan social. Ciri utama cara menyesuaikan dan membela dirinya ialah menarik diri, mengasingkan diri, dan sering aneh (eksentrik). Terdapat juga cara pemikiran otistik, melamun berlebihan, dan ketidakmampuan menyatakan rasa permusuhan. (W.F. Maramis)

Menurut PPDGJ-III, jika ditemukan tiga dari beberapa gejala di bawah ini maka diagnosis gangguan kepribadian schizoid dapat ditegakkan:

Sedikit (bila ada) aktifitas yang memberikan kesenangan

Emosi dingin, afek mendatar atau tidak peduli (detachment)

Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau kemarahan terhadap orang lain

Tampak nyata ketidakpedulian baik terhadap pujian maupun kecaman

Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain (perhitungkan usia penderita)

Hampir selalu memilih aktivitas aktivitas yang dilakukan sendiri

Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan

Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya satu)

b. Apa etiologi dari gangguan kepribadian skizoid?Jawab:

Gangguan kepribadian dapat terjadi karena proses pematangan kepribadian yang belum sempurna. Pematangan kepribadian dipengaruhi oleh factor keturunan, factor badaniah, psikologik dan social, terutama pada masa kanak-kanak. Sebab musabab gangguan kepribadian dapat dicari pada factor-faktor ini. Kepribadian diri berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi factor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan yang lainnya didapat (acquired) pada masa kehidupan selanjutnya.

Menurut Kurt Schneider, gangguan kepribadian ini terjadi secara konstitusional (bukan diperoleh karena penyakit) dan sifat-sifat kepribadian yang abnormal itu berbeda dari yang normal hanya secara kwantitatif (bukan kwalitatif seperti pada psikosa).c. apa dampak dari skizoid yang tidak ditangani selama 10 tahun?Jawab :

Dampak dari skizoid yang tidak ditangani akan mengakibatkan pola fikir menjadi pasif terhadap lingkungan luar sehingga dia semakin sulit untuk berinteraksi dengan dunia luar yang lama kelamaan akan menjadi skizofrenia.

Dan bagi orang terdekat pasien seperti keluarga, kurangnya kasih sayang dan kehangatan dalam berkomunikasi menjadi bentuk tersering yang dirasakan orang-orang terdekat pasien.5. a. apa penyebab gejala 1 tahun terakhir?Jawab:

Gejala 1 tahun yang lalu merupakan progresivitas dari gejala-gejala sebelumnya, di mana 1 tahun terakhir telah terjadi gejala positif atau psokitik (kehilangan realitas). Gejala positif pada Ny AB antara lain, waham dan halusinasi.b. Bagaimana hubungan semua gejala pada NY.Ab?Jawab:

6. Apa penyebab pasien diam, sedikit berbicara, kadang menangis dan sulit menjawab pertanyaan?Jawab : Merupakan adanya gejala negatif yaitu penumpulan afek, dan miskin bicara.7. a. Apa saja tanda-tanda autisme?Jawab:

Autisme pada pasien dengan skizofrenia adalah keadaan di mana pasien tidak mampu lagi melihat realita yang ada, atau tidak mampu bersosialisasi lagi.Tanda-tanda autisme :

Tidak suka bersosialisasi Tingkat konsentrasi amat pendek

Tidak ada respon bila dipanggil namanya, tampak seperti tuli

Tidak ada kontak mata

Tak peduli pada barang atau orang lain disekitarnya

Kerap menyerang secara fisik tanpa alasan Terus-menerus mengulang suatu gerakan yang aneh, misalnya mengepakkan tangan atau menggguncangkan sesuatu

Kerap marah hebat tanpa sebab yang jelas

Sangat peka terhadap suara bising;

a. apa saja tanda-tanda ambivalensi?Jawab:Secara fitrah manusia memiliki ambivalensi kejiwaan, rasa takut di salah satu sudut jiwanya dan rasa harap di sudut jiwa yang lain. Namun, ada beda dalam mengendalikan ambivalensi jiwa tersebut. Ada yang terlihat bisa mengendalikannya secara baik dan ada pula yang mudah terpengaruh emosi. Ambivalensi kejiwaan mencirikan tingkat mental seseorang, andaikan seseorang memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu, maka akan mudah sekali menjadi cemas, panik atau paranoid. Atau seseorang yang memiliki rasa harapan yang terlalu tinggi, tidak berpijak pada realitas , bisa mengakibatkan ambisius yang berlebihan ataupun bisa menjadi orang yang berhayal tinggi/panjang angan-angan.

b. adakah hubungan antara skizoid dengan skizofrenia ?Jawab : pasien dengan skizofrenia biasanya memiliki kepribadian premorbid skizoid, di mana skizoid adalah kepribadian yang cenderung menyendiri (mengisolasi diri pada ny.AB). Sehingga orang dengan skizoid rentan depresi karena tidak dapat mengunkapkan kesedihannya, didahului dulu dengan masa predormal dan berkembang menjadi phase psikotik.8.a. apa yang dimaksud GAF scale dan cara pemeriksaannya?

Jawab:

Global Assessment of Functioning (G.A.F) adalah skala penentuan dalam menilai derajat kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara luas. Dengan skala GAF ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan psikologik. Maka dengan skala itu kita dapat mengetahui: 1) angka tertinggi yang dapat dicapai oleh seseorang penderita dalam waktu tertentu dan 2) angka terendah dari seseorang yang tidak mempunyai disfungsi (angka normal terendah). Dengan rumusan tertentu kita dapat menghitung disfungsi seseorang dengan gangguan skizofrenia dalam skala numerik.

c. bagaimana interpretasi GAF scale?Jawab:

Penilaianfungsiglobal(GlobalAssessmentofFunctioningGAF)dilaporkanpadaaksis IV. GAF mengkuantitatifkan penilaian klinisi terhadap level fungsi pasienkeseluruhan. SkalaGAFmelakukanpenilaianhanyapadafungsi psikologi, sosial danpekerjaan.Skalanyaadalahantara1100,yaitu:

1. Skala 1 20

Menggambarkan pasien berbahaya dan dapat menimbulkanancamanbagi diri sendiri atau orang lain termasuk perawatan dini yang buruk dan gangguan dalam komunikasi. Pasientersebutperlumendapatkan perawatandirumahsakit.

2. Skala2140 Menggambarkanpasiendengankemampuanmenilairealitayangterganggu sangat berat akibat waham dan halusinasi

(21 30) ataumenunjukkanhendayaberat dalambeberapaareaseperti pekerjaan,sekolah,keluarga,ataugangguandayanilai,pikiranataumood

(31_40).Pasientersebutperlumendapatsupervisidansistemyangmendukunguntukdapatmenjalankanfungsinya.Pasienharusdirawatdirumahsakit.

3. Skala41-60

Menggambarkan pasien yang mempunyai gejala non psikotik yang serius yang mempengaruhi manajemen waktu, seperti ritual obsesional, yang menggambarkan yang ngarah pada prilaku penghindaran berat sertaseranganpanic, danhendayapadafungsisosial,pekerjaandansekolah.Pasiensepertiinibiasanyamembutuhkanperawatanfarmakoterapidanpsikoterapirawatjalan.4. Skala6180

Menggambarkanpasienyangmempunyaigejalayangringan(61 70) atau sementara (71 80) yangmenyebabkan kesulitan dalam fungsi sosial, pekerjaan dan sosial. Pasieninimembutuhkankonselingdanpsikoterapisecararutin.

5. Skala81100

Menggambarkanseseorangyangmempunyaifungsiyangbaikdalamsemuaarea dengan level minat danaktivitassosial yangefektif. Tidakmembutuhkankonseling.

9. Apa diagnosis sementara?Jawab:

Skizofrenia 10. Apa diagnosis bandingnya?Jawab:

11. Bagaimana penegakan diagnosis?

Jawab:Pedoman Diagnostik PPDGJ-lll (Kriteria Umum Skizofrenia)

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya duagejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

1.- thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinyasama, namun kualitasnya berbeda ; atau

-thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dariluar dirinya (withdrawal); dan

-thought broadcasting= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;

2. delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, ataupenginderaan khusus);

delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat;

3.Halusinasi auditorik:

Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau

Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.

Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

1. Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

2. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

3. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

4. gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

13. Apa diagnosis kerja?Jawab:

Skizofrenia yang tak tergolongkan13. etiologi dan epidemiologi?

Jawab:

EPIDEMIOLOGI :Schizophrenia dialami kira-kira 1% pada populasi dunia (0,85%). Ditemukan merata pada seluruh tingkat social dan geograpi. Namun lebih sering pada daerah perkotaan dan pada golongan social ekonomi lemah.

PopulasiPrevalensi

Populasi Umum

Pasien schizophrenia tak kembar

Pasien dengan salah satu ortu penderita

Kembar dizigotik yang menderita

Pasien dengan kedua ortu penderita

Pasien kembar monozigotik yang menderita1%

8%

12%

12%

40%

47%

ETIOLOGI :Tidak diketahui secara pasti. Diperkirakan gangguan nueurodevelopment dan nuerodegeratif.

Psychoanalityc :

Classical theory : Konflik psikolog secara aktif atau tersirat antara kontrol terhadap harapan dan perlawanan, realita, dan kesadaran.

Skizofrenia dianggap sebagai bentuk maladaptive (gangguan penyesuaian) dari sejak kecil dari orang-orang yang sekitar nya. Pola asuh pasien skizofren dianggap bersifat double blind. Maksudnya, terjadi konflik pada anak akibat sikap atau permintaan orang tua yang bertentangan. Di satu sisi seorang anak dilarang melakukan suatu hal tapi di lain waktu anak tersebut diminta melakukan perbuatan itu. Bentuk asuhan yang salah itu antara lain: terlalu keras, terlalu lemah, terlalu memanjakan, selalu ragu, tak berkeputusan, ditolak, terlalu melindungi.Yang paling buruk adalah ibu yang bersikap halus tetapi sekaligus menguasi dengan ketat dengan selubung pengorbanan diri yang besar terhadap anak itu. Namun umumnya, orang tua pasien skizofrenia bersifat schism (retak), atau skewed (menjulur). Schizm maksudnya pola keluarga yang terbagi menjadi dua blok. Sehingga anak mendapatkan kemenangan dari satu blok. Sementara skewed merupakan pola keluarga yang didominasi oleh salah satu anggota keluarga. Anggota keluarga yang lain membantu dominasi tersebut, sehingga terbentuk suatu pola pseudomtuality (gotong royong palsu).

FATOR RISIKO:1.Genetik, kromosom 6, 4, 8,15, 22. Linkage yang terkait 1q, 5q, 6q, 6p, 8p, 10p, 13q,15q, 22q.

2.Masalah saat kehamilan dan proses kelahiran, seperti: influenza epidemic, kelaparan, rhesus incompatibility

3.Penyalahgunaan obat (tembakau. amphetamine, cocaine, dan alkohol, (note : nicotine as a self medication cause nicotine activation dopamine receptor, so it can decrease concentration of antipsycotics althougt it can improve caognitif impairment and parkinsonism.

4.Imunovirologi, ensepalitis akut diperkirakan menyebabkan schizphrenia.

14. Bagaimana patogenesis?Banyak hipotesis yang menerangkan tentang bagaiman terjadinya skizofrenia :

1. Gentika

Pada tahun 1930-an ditemukan bahwa seseorang kemungkinan mengalami skizofrenia adalah jika anggota keluargaa ada yang menderita skizofrenia dan skizofrenia terjadi berhubungan dengan dekatnya hubungan presaudaraan.Identifikasi silsilah besar pada orang dengan skizofrenia ,lebih dari setengah kromosom telah dihubungkan dalam berbagai laporan. Lengan panjanng kromosom 5, 11, 18, lengan pendek kromosom 19, dan kromosom X adalah yang paling sering dilaporkan.

2. Factor psikososial

a. Teori psikososial, terlepas dari penyebab-penyebab skizofrenia, tidak dapat dipungkiri bahwa skizofrenia mempengaruhi pasien individual dengan masing-masing susunan psikologis yang unik.

b. Teori psikoanalitis, gejala skizofrenia mempunyai arti simbolik bagi pasien itu sendiri. Skizofrenia disebabkan oleh kesulitan interpersonal awal, khususnya yang berhubungan dengan pola pengasuhan anak yang salah dan terlalu mencemaskan.c. Teori Psokidonamika, pasien skizofrenia sulit untuk memusatkan dan menyaring stimuli pada satu data pada satu waktu. 3. Teori social, bahwa stress sekarang dianggaap merupakan factor utama dalam menentukan onset dan keparahan penyakit.15. Bagaimana penatalaksanaan?

Jawab: TERAPI BIOLOGIS

a. Penggunaan Obat AntipsikosisObat-obatan antipsikosis yang dapat meredakan gejala-gejala schizophrenia adalah chlorpromazine (thorazine) dan fluphenazine decanoate (prolixin). Kedua obat tersebut termasuk kelompok obat phenothiazines, reserpine (serpasil), dan haloperidol (haldol). Obat ini disebut obet penenang utama. Obat tersebut dapat menimbulkan rasa kantuk dan kelesuan, tetapi tidak mengakibatkan tidur yang lelap, sekalipun dalam dosis yang sangat tinggi (orang tersebut dapat dengan mudah terbangun). Obat ini tampaknya mengakibatkan sikap acuh pada stimulus. luar. Obat ini cukup tepat bagi penderita schizophrenia yang tampaknya tidak dapat menyaring stimulus yang tidak relevan). Bukti menunjukkan bahwa obat antipsikotik ini bekerja pada bagian batang otak, yaitu sistem retikulernya, yang selalu mengendalikan masukan berita dari alat indera pada cortex cerebral. Obat-obatan ini tampaknyamengurangi masukan sensorik pada sistem retikuler, sehingga informasi tidak mencapai cortex cerebral. Obat antipsikotik telah terbukti efektif untuk meredakan gejala schizophrenia, memperpendek jangka waktu pasien di rumah sakit, dan mencegah kambuhnya penyakit. Namun, obat-obatan tersebut bukan untuk penyembuhan menyeluruh. Kebanyakan pasien harus melanjutkannya dengan perbaikan dosis pengobatan agardapat berfungsi di luar rumah sakit. Di samping itu, efek penggunaan obat-obatan antipsikotik tersebut memiliki dampak sampingan yang kurang menyenangkan, yaitu mulut kering, pendangan mengabur, sulit berkonsentrasi, sehingga banyak orang menghentikan pengobatan mereka. Selain itu juga terdapat dampak sampingan yang lebih serius dalam beberapa hal, misalnya tekanan darah rendah dan gangguan otot yang menyebabkann gerakan mulut dan dagu yang tidak disengaja (Atkinson, et al., 1991).

b. Terapi ElektrokonvulsifTerapi Elektrokonvulsif disingkat ECT juga dikenal sebagai terapi elektroshock. Namun terapi ini tidak membuahkan hasil yang bermanfaat. Sebelum prosedur ECT yang lebih manusiawi dikembangkan, ECT merupakan pengalaman yang sangat menakutkan pasien. Pasien seringkali tidak bangun lagi setelah aliran listrik dialirkan ke tubuhnya dan mengakibatkan ketidaksadaran sementara, serta seringkali menderita kerancuan pikiran dan hilangnya ingatan setelah itu. Adakalanya, intensitas kekejangan otot yang menyertai serangan otak mengakibatkan berbagai cacat fisik. Namun, sekarang ECT sudah tidak begitu menyakitkan. Pasien diberi obat bius ringan dan kemudian disuntik dengan penenang otot. Aliran listrik yang sangat lemah dialirkan ke otak melalui kedua pelipisatau pada pelipis yang mengandung belahan otak yang tidak dominan.

Hanya aliran ringan yang dibutuhkan untuk menghasilkan serangan otak yang diberikan, karena serangan itu sendiri yang bersifat terapis, bukan aliran listriknya. Penenang otot mencegah terjadinya kekejangan otot tubuh dan kemungkinan luka. Pasien bangun beberapa menit dan tidak ingat apa-apa tentang pengobatan yang dilakukan. Kerancuan pikiran dan hilang ingatan tidak terjadi, terutama bila aliran listrik hanya diberikan kepada belahan otak yang tidak dominant (nondominan hemisphere). Empat sampai enam kali pengobatan semacam ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu. Akan tetapi, ECT ini tidak cukup berhasil untuk penyembuhan schizophrenia, namun lebih efektif untuk penyembuhan penderita depresi tertentu (Atkinson, et al.,1991).

PSIKOTERAPIa. Terapi Psikoanalisa.Terapi Psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud. Tujuan psikoanalisis adalah menyadarkan individu akan konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang digunakannya untuk mengendalikan kecemasannya . Hal yang paling penting pada terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh penderita. Metode terapi ini dilakukan pada saat penderita schizophrenia sedang tidak kambuh. Macam terapi psikoanalisa yang dapat dilakukan, adalah Asosiasi Bebas.

Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannya tanpa penyuntingan atau penyensoran (Akinson, 1991). Pada teknik ini, penderita disupport untuk bisa berada dalam kondisi relaks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan sudah berada dalam keadaan relaks, maka pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal.

Pada saat penderita tidur di sofa dan disuruh menyebutkan segala macam pikiran dan perasaan yang ada di benaknya dan penderita mengalami blocking, maka hal itu merupakan manifestasi dari keadaan over-repressi. Hal yang direpress biasanya berupa dorongan vital seperti sexual dan agresi. Repressi terhadap dorongan agresi menyangkut figur otorotas yang selalu diwakili oleh father dan mother figure. Repressi anger dan hostile merupakan salah satu bentuk intrapsikis yang biasa menyebabkan blocking pada individu.

Akibat dari blocking tersebut, maka integrasi kepribadian menjadi tidak baik, karena ada tekanan ego yang sangat besar. Menurut Freud, apabila terjadi blocking dalam proses asosiasi bebas, maka penderita akan melakukan analisa. Hasil dari analisanya dapat menimbulkan insight pada penderita. Analisa pada waktu terjadi blocking bertujuan agar penderita mampu menempatkan konfliknya lebih proporsional, sehingga penderita mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan penderita lebih toleran terhadap konflik yang dialaminya. Seperti yang telah diungkapkan terdahulu bahwa penderita diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan segala traumatic events dan keinginan-keinginan yang direpressnya. Waktu ini disebut dengan moment chatarsis. Disini penderita diberi kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ia rasakan , sehingga terjadi redusir terhadap pelibatan emosi dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Dalam teknik asosiasi bebas ini, juga terdapat proses transference, yaitu suatu keadaan dimana pasien menempatkan therapist sebagai figur substitusi dari figur yang sebenarnya menimbulkan masalah bagi penderita. Terdapat 2 macam transference, yaitu

1. transference positif, yaitu apabila therapist menggantikan figur yang disukai oleh penderita,

2. transference negatif, yaitu therapist menggantikan figur yang dibenci oleh penderita (Fakultas Psikologi UNPAD, 1992).

b. Terapi Perilaku (Behavioristik)Pada dasarnya, terapi perilaku menekankan prinsip pengkondisian klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan perilaku nyata. Para terpist mencoba menentukan stimulus yang mengawali respon malasuai dan kondisi lingkungan yang menguatkan atau mempertahankan perilaku itu (Ullaman dan Krasner, 1969; Lazarus, 1971 dalam Atkinson, 1991).

Ternyata, terdapat hasil yang cukup baik, terutama untuk kasus-kasus baru, dengan menggunakan cognitif - behavior therapy tersebut. Rupanya ada gelombang besar optimisme akan kesembuhan schizophrenia di dunia dengan terapi yang lebih komprehensif ini. Selain itu, secara umum terapi ini juga bermaksud secara langsung membentuk dan mengembangkan perilaku penderita schizophrenia yang lebih sesuai, sebagai persiapan penderita untuk kembali berperan dalam masyarakat. Paul dan Lentz (Rathus,et al., 1991; Davison, et al., 1994) menggunakan dua bentuk program psikososial untuk meningkatkan fungsi kemandirian.

Social Learning Program.

Social learning program menolong penderita schizophrenia untuk mempelajari perilaku-perilaku yang sesuai. Program ini menggunakan token economy, yakni suatu cara untuk menguatkan perilaku dengan memberikan tanda tertentu (token) bila penderita berhasil melakukan suatu perilaku tertentu. Tanda tersebut dapat ditukar dengan hadiah (reward), seperti makanan atau hak-hak tertentu Program lainnya adalah millieu program atau therapeutic community. Dalam program ini, penderita dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu. Mereka dianjurkan meluangkan waktu untuk bersama-sama dan saling membantu dalam penyesuaian perilaku serta membicarakan masalah-masalah bersama dengan pendamping. Terapi ini berusaha memasukkan penderita schizophrenia dalam proses perkembangan untuk mempersiapkan mereka dalam peran sosial yang bertanggung jawab dengan melibatkan seluruh penderitan dan staf pembimbing. Dalam penelitian, social learning program mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan dalam rumah sakit jiwa dan millieu program. Social Skills Training.

Terapi ini melatih penderita mengenai ketrampilan atau keahlian sosial, seperti kemampuan percakapan, yang dapat membantu dalam beradaptasi dengan masyarakat (Rathus, et al., 1991; Davisoan, et al., 1994; Sue, et al., 1986). Social Skills Training menggunakan latihan bermain sandiwara. Para penderita diberi tugas untuk bermain peran dalam situasi-situasi tertentu agar mereka dapat menerapkannya dalam situasi yang sebenarnya. Bentuk terapi seperti ini sering digunakan dalam panti-panti rehabilitasin psikososial untuk membantu penderita agar bisa kembali berperan dalam masyarakat. Mereka dibantu dan didukung untuk melaksanakan tugas-tugas harian seperti memasak, berbelanja, ataupun utnuk berkomunikasi, bersahabat, dan sebagainya. Meskipun terapi ini cukup berhasil, namun tetap ada persoalan bagaimana mempertahankan perilaku bila suatu program telah selesai, dan bagaimana dengan situasi-situasi yang tidak diajarkan secara langsung.

c. Terapi Humanistik Terapi Kelompok.

Banyak masalah emosional menyangkut kesulitan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, yang dapat menyebabkan seseorang berusaha menghindari relasinya dengan orang lain, mengisolasi diri, sehingga menyebabkan pola penyelesaian masalah yang dilakukannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan dunia empiris. Dalam menagani kasus tersebut, terapi kelompok akan sangat bermanfaat bagi proses penyembuhan klien, khususnya klien schizophrenia. Terapi kelompok ini termasuk salah satu jenis terapi humanistik. Pada terapi ini, beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi dan terapist berperan sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Di antara peserta terapi tersebut saling memberikan feedback tentang pikiran dan perasaan yang dialami oleh mereka. Klien dihadapkan pada setting sosial yang mengajaknya untuk berkomunikasi, sehingga terapi ini dapat memperkaya pengalaman mereka dalam kemampuan berkomunikasi. Di rumah sakit jiwa, terapi ini sering dilakukan. Melalui terapi kelompok ini iklim interpersonal relationship yang konkrit akan tercipta, sehingga klien selalu diajak untuk berpikir secara realistis dan menilai pikiran dan perasaannya yang tidak realistis.

Terapi Keluarga.

Terapi keluarga ini merupakan suatu bentuk khusus dari terapi kelompok. Kelompoknya terdiri atas suami istri atau orang tua serta anaknya yang bertemu dengan satu atau dua terapist. Terapi ini digunakan untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal bersama keluarganya. Ungkapan-ungkapan emosi dalam keluarga yang bias mengakibatkan penyakit penderita kambuh kembali diusahakan kembali. Keluarga diberi informasi tentang cara-cara untuk mengekspresikan perasaan-perasaan, baik yang positif maupun yang negatif secara konstruktif dan jelas, dan untuk memecahkan setiap persoalan secara bersama-sama. Keluarga diberi pengetahuan tentang keadaan penderita dan cara-cara untuk menghadapinya. Keluarga juga diberi penjelasan tentang cara untuk mendampingi, mengajari, dan melatih penderita dengan sikap penuh penghargaan. Perlakuan-perlakuan dan pengungkapan emosi anggota keluarga diatu dan disusun sedemikian rupa serta dievaluasi. Dari beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh Fallon (Davison, et al., 1994; Rathus, et al., 1991) ternyata campur tangan keluarga sangan membantu dalam proses penyembuhan, atau sekurang-kurangnya mencegah kambuhnya penyakit penderita, dibandingkan dengan terapi-terapi secara individual.

16. Bagaimana promotif dan preventif?

Jawab:Terdapat tiga bentuk pencegahan primer skizofrenia. Pertama, pencegahan universal, ditujukan kepada populasi umum agar tidak terjadi faktor risiko. Caranya adalah mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan. Kedua, pencegahan selektif, ditujukan kepada kelompok yang mempunyai risiko tinggi dengan cara, orang tua menciptakan keluarga yang harmonis, hangat, dan stabil. Ketiga, pencegahan terindikasi, yaitu mencegah mereka yang baru memperlihatkan tanda-tanda fase prodromal tidak menjadi skizofrenia yang nyata, dengan cara memberikan obat antipsikotik dan suasana keluarga yang kondusif.

17 . komplikasi

Jawab:

Komplikasi yang terdapat pada skizofrenia, meliputi :

Pikiran dan perilaku bunuh diri

Perilaku yang merusak diri

Malnutrisi

Kebersihan yang buruk

Depresi

Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan atau resep obat

Kemiskinan

Gelandangan

Penahanan

Konflik keluarga

Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah

Menjadi korban atau pelaku kejahatan kekerasan

18. Bagaimana prognosisnya?

Jawab:

Sejumlah studi menunjukkan bahwa selama periode 5 sampai 10 tahun setelah rawaat inap psikiatri yang pertama untuk skizofrenia, hanya sekitar 10 sampai 20 persen pasien yang dapat dideskripsikan memiliki hasil akhir yang baik. Lebih dari 50 persen pasien dapat digambarkan memiliki hasil akhir yang buruk, dengan rawat inap yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood mayor, dan percobaan bunuh diri. Meski terdapat gambaran yang kelam, skizofrenia tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang memburuk dan sejumlah faktor dikaitkan dengan prognosis yang baik.

Angka yang dilaporkan berkisar dari 10 sampai 60 persen, dan taksiran yang masuk akal adalah bahwa 20 sampai 30 persen dari semua pasien skizofrenik mampu menjalani kehidupan yang kurang lebih normal. Sekitar 20 sampai 30 persen pasien terus mengalami gejala sedang, dan 40 sampai 60 persen pasien tetap mengalami hendaya secara signifikan akibat gangguan tersebut selama hidup mereka. Pasien skizofrenia memang memiliki prognosis ebih buruk dibanding pasien dengan gangguan mood, meski 20 sampai 25 persen pasien gangguan mood juga mengalami gangguan yang parah pada tindak lanjut jangka panjang.19. Berapa kompetensi dokter umumnya?

Jawab:

3B. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaanlaboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapipendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).20. Bagaimana Pandangan Islamny?

Jawab:

Firman Allah yang memuat kata syifa :

) :57(

Artinya : Wahai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh untuk penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (percaya dan yakin). (QS. Yunus : 57)

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan al-Quran dan as-Sunnah Nabi SAW.

An-Nisaa berkata: "Dan janganlah kamu bunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (4:29) Larangan terhadap bunuh diri juga dicatat dalam kenyataan-kenyataan hadis.

Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda: Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, H.l dan Saddock B.J. 1993. Comprehensive Textbook of Psychiatry vol.2 6th edition. USA: Williams and Wilikins Baltimore.Maslim Rusdi dr,Sp.KJ. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Hal. 70Maslim Rusdi dr, Sp.KJ. 2007. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Hal. 23Saddock Virgina A & Saddock Benjamin J. 2004. Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed.2. Jakarta: EGC. Hal. 268 273 Wiguna, Imade (editor). 1997. Sinopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

American Psychiatric Association, Diagnostic Creteria, DSM -IV - TR, 2005 : 209 -223Tim Editor FK UI. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.IV. Jakarta: EGC. Hal. 905

skizofrenia

Pemeriksaan tembahan:

Autoanamnesis (+)

Ambivalensi (-)

GAF Scale (20-11)

Umur 20 th ( premorbid skizoid

Umur 28 th ( mengisolasi diri

Umur 29 th ( waham dan halusinasi

Inkoheren asosiasi

Umur 30 th ( tentamen suicidum

Gangguan mood

Riwayat penyakit

Ny.AB

Gangguan di daerah mesolimbik

Muncul gejala

Waham & halusinasi

Tidak kuasa untuk menolak

Tentamen suicidum

Gangguan di daerah mesokortikal

Muncul gejala

Tidak tertarik dengan orang lain

Tidak bisa bersosialisasi

Menarik diri dari lingkungan

Isolasi diri dalam kamar

Tidak bisa mengurus diri dan rumah tangga

Sebagian memori hilang di jalur aktivitas penyampaian memori hilang/terputus

Bicara terbata-bata

Bicara tidak jelas

Etiologi

Mood ( depresi

Proses fikir

Isi fikiran

Sulit untuk menjawab pertanyaan dan menjawab hanya sepatah 2 patah kata

Waham dikendalikan

Throught insertion

Merasa ada suara yang memaksa untuk melukai diri sendiri

Bunuh diri (tentanum suicidum)

Bersedih dan menangis tanpa sebab

Arus fikiran

Break (terputus-putus)

Mengisolasi diri

Halusinasi pendengaran berupa perintah

Menarik diri

inkoherensia

Gangguan emosi

Punya sifat

Faktor biologi

Faktor lingkungan

Faktor psikososial

persepsi

skizofrenia

Premorbid (skizoid

Skenario A Ny. TusePage 39