PKL TPI ASMAUL
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PKL TPI ASMAUL
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Barru merupakan salah satu kabupaten yang
berada di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan, terletak
antara koordinat 4˚05’49”- 4˚47’35” lintang selatan dan 119
˚35’00”- 119 ˚49’16” bujur timur dengan luas wilayah 1174,72
km2 yang merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi
perikanan laut yang cukup besar dimana panjang garis panatai
di Kabupaten Barru sebesar 78 m. Kabupaten Barru memiliki
potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Garis
pantainya membentang di wilayah barat kabupaten, menghadap
ke selat makassar ( Badan Pusat Statistik Kabupaten
Barru,2011).
Sektor kelautan dan perikanan di kabupaten barru dapat
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini ditunjang dengan luas
wilayah penangkapan ikan laut yaitu sekitar 56.160 Ha dan
dengan adanya berbagai jenis alat penangkapan ikan yang
sangat berpotensi. Adapun unit penangkapan ikan di Kabupaten
Barru pada tahun 2011 yaitu 2.174 unit alat tangkap dan pada
tahun 2012 jumlah alat tangkap yaitu 2.183 unit alat tangkap
dan 2.171 unit alat tangkap pada tahun 2013 (DKP KAB. Barru,
2013).
2
Aktivitas penangkapan ikan pada dasarnya merupakan
rangkaian yang tidak semata-semata hanya membutuhkan
biaya/dana dan tenaga kerja, melainkan juga manajemen waktu
dari setiap aktivitas pada keseluruhan proses penangkapan.
Manajemen waktu penting dalam aktivitas penangkapan, karena
apabila terjadi keterlambatan pada salah satu aktivitas akan
menyebabkan aktivitas berikutnya mengalami keterlambatan.
Dampaknya waktu tiba di lokasi penangkapan juga terlambat,
sehingga dapat mempengaruhi jumlah hasil tangkapan. Hal
tersebut dapat terjadi karena setiap jenis ikan memiliki
perilaku makan yang berbeda dalam satu hari.
Trawl merupakan pukat kantong yang digunakan untuk
menangkap gerombolan ikan. Kedua sayapnya berguna untuk
menakut-nakuti atau menggiring ikan supaya masuk kedalam
kantong (Suhadja dan Syahrudidin 1999).
Penentuan daerah penangkapan dengan alat tangkap trawl
hampir sama dengan cantrang. Menurut Ayodhyoa (1981),
syarat-syarat fishing ground bagi bottom trawl antara lain adalah
sebagai berikut karena jaring ditarik pada dasar laut, maka
perlu jika dasar laut tersebut terdiri dari pasir ataupun
lumpur, tidak berbatu karang, tidak terdapat benda-benda
yang mungkin akan menyangkut ketika jaring ditarik misalnya
3
kapal yang tenggelam, bekas-bekas tiang dan sebagainya.
Dasar perairan mendatar, tidak terdapat perbedaan yang
sangat menyolok. Perairan mempunyai daya produktivitas yang
besar serta resources yang melimpah.
Manajemen artinya tata laksana atau seni pengaturan
dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan dan
pengawasan kegiatan untuk mencapai tujuan (Nelwan, 2010).
Manajemen waktu berfungsi untuk mengatur waktu yang
tersedia dalam suatu kegiatan agar dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin untuk kegiatan-kegiatan yang produktif.
Manajemen waktu yang baik adalah dengan membuat data
aktivitas atau pekerjaan dan menentukan skala prioritas dari
setiap aktivitas tersebut. Untuk menjaga keseimbangan dari
waktu, biaya dan tenaga yang dibutuhkan tersebut kegiatan
penjadwalan merupakan salah satu hal yang sangat penting,
terutama untuk mengatasi masalah keterbatasan (Djohar,
2000).
Menurut Nikijuluw et al. (2011) ada beberapa faktor
penyebab kegagalan diantaranya adalah metode penangkapan
yang masih konvensional, mengandalkan gejala alam, kurang
cermat dalam memperhitungkan keberhasilan yang sebenarnya
dapat diupayakan (termasuk dalam mengatur waktu). Disamping
4
itu dengan tingkat kepadatan tangkap yang semakin tinggi
maka resiko kegagalan akan semakin tinggi pula.
Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang memiliki
batas, sama halnya dengan sumberdaya ikan demersal, oleh
karena itu diperlukan pengelolaan yang tepat untuk dapat
memanfaatkan sumberdaya ikan tersebut untuk kurun waktu yang
cukup (Widodo, 1998).
Ikan menjadi tujuan usaha, khususnya di daerah tropis
mempunya jenis yang sangat banyak, sementara populasi
masing-masing jenis tidak terlalu besar (Najamuddin, 2004).
Untuk merebut bagian yang lebih besar dari ketersedian ikan
yang menjadi milik bersama, nelayan berusaha memaksimalkan
waktu penangkapannya menggunakan teknologi penangkapan yang
lebih efisien (Purwanto, 1990). Alat tangkap yang digunakan
untuk menangkap ikan juga bervariasi, didominasi oleh skala
usaha kecil dengan jangkauan yang sangat terbatas pada
daerah sekitar pantai. Hal ini yang juga merupakan masalah
penting adalah penggunaan alat penangkap ikan yang terlarang
seperti bahan peledak dan bahan kimia (Najamuddin, 2004).
B. Tujuan
Tujuan praktek kerja lapang (PKL) ini ialah :
5
1. Untuk mengetahui kebutuhan waktu dari setiap aktivitas
dalam proses pengoperasian trawl.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan setiap aktivitas
operasi penangkapan trawl, dan
3. Untuk mengetahui secara langsung teknik pengoperasian
alat tangkap trawl.
II. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Waktu Dan Tempat
6
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada alat
tangkap Trawl pada bulan Februari sampai Maret 2015 di desa
Pancana Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru Sulawesi
Selatan.
Gambar 1. Peta lokasi kegiatan praktik kerja lapangan
B. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang saya gunakan dilapangan pada
saat kerja lapangan dapat dilihat pada tabel berikut:
7
Tabel 1. alat dan bahan yang digunakan pada praktik kerja
lapangan
NO Alat Dan Bahan Fungsi1 Gps Untuk menentukan lokasi2 Trawl Alat tangkap ikan3 Camera Digital Untuk mendokumentasikan
kegiatan4 Alat Tulis Untuk mencatat data5 Kuisioner Sebagai tempat menulis data6 Laptop Untuk mengolah data
C. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam praktek ini adalah dengan
mengikuti operasi penangkapan Trawl di lapangan serta
pengambilan data dan informasi secara langsung di lapangan
dengan mengunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
D. Kegiatan Kerja
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama praktik kerja
lapangan perikanan tangkap trawl adalah sebagai berikut:
1. Melakukan wawancara kepada pemilik-pemilik alat tangkap
trawl tentang investasi, atau berapa biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian alat tangkap serta kebutuhan
yang digunakan melaut sampai beroperasi.
2. Mengikuti operasi penangkapan trawl di Kabupaten Barru
selama beberapa trip dengan menempuh perjalanan ± 1 jam
ke fishing ground dan kembali ke fishing base.
8
3. Dan mengikuti pemasaran hasil tangkapan di tempat
pelelangan ikan yang bertempat di fishing base.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sarana Penangkapan
1. Kapal Trawl
Kapal trawl yang digunakan dalam praktik kerja lapang di
desa Pancana Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru Sulawesi
Selatan terbuat dari kayu ulin. Bentuk kapal trawl yang
digunakan nelayan di desa Pancana sebagaimana terlihat pada
(Gambar 2).
Gambar 2. Kapal Trawl yang digunakan selama praktik kerja
lapang
Kapal trawl ini mempunyai panjang (L) 11 meter, lebar
(B) 1,75 meter dan dalamnya (D) 0,60 meter. Kapal trawl ini
dilengakapi dengan menggunakan 2 buah mesin induk merk
9
Motoyama 24 PK dengan bahan bakar solar, sedangkan untuk
mesin pembantu yaitu merek 24 PK campawang (Gambar 3). Kapal
trawl dilengkapi dengan palka yang diletakkan didepan ruang
kemudi, palka ini digunakan untuk menyimpan hasil tangkapan
dan es balok agar hasil tangkapan tidak busuk selama berada
dilaut.
Gambar 3. Mesin yang digunakan pada trawl di perairanBarru. a) Mesin
induk dan b) mesin pembantu.
2. Alat Tangkap Trawl
Alat tangkap trawl ini di operasikan nelayan Desa Pancana
terdiri dari beberapa bagian (Gambar 4) yaitu pertama Sayap
jaring (wing) terdiri dari sayap atas dan sayap bawah yang
berfungsi untuk mengiringi ikan kearah mulut jaring, Ukuran
panjang untuk sayap yaitu 10 meter serta sayap bawah 10
meter dan kedua Badan jaring, ukuran mata jaring berbeda
dengan bagian kantong yaitu 6 inchi (3cm),5 inchi (2,5cm),4
a b
10
inchi (2cm),3 inchi (1,5 cm),2 inchi (1cm), dan 1 inchi
(0.5cm) dimana Badan jaring berfungsi untuk menghubungkan
bagian sayap jaring dengan kantong. Kantong (cod end) pada
bagian ini berfungsi untuk menampung semua hasil tangkapan.
Ukuran mata jaring pada kantong yaitu 2 cm atu 1 inchi.
. Gambar 4. Alat tangkap trawl yang terletak di bagian
buritan kapal
Jaring (Gambar 4) ini termasuk dalam jaring dasar yang
dioperasikan untuk menangkap sumberdaya perikanan demersal.
Selain itu alat tangkap ini termasuk alat tangkap yang aktif
(Astanti, 2004). Bagian utama dari alat tangkap dogol ini
terdiri dari bagian badan dan kantong trawl yang digunakan
dalam praktek berukuran panjang total 11 meter.
Tali ris atas dan tali ris bawah dengan panjang 17 m
dan 18,5 m. Tali ris atas berada pada bibir atas mulut
jaring yang merupakan tempat untuk menggantungkan jaring
serta mengikat pelampung (Gambar 5 dan 6).
11
Gambar 5. Tali ris atas trawl di Kabupaten Barru
Gambar 6. Tali ris bawah trawl di kabupaten Barru
Tali penarik (warp) adalah tali penarik yang
dihubungkan dengan kapal. Panjang tali yang digunakan yaitu
200 meter yang terbuat dari bahan PE (polyetheline) pada gambar
7.
Gambar 7. Tali utama pada trawl
12
Pemberat yang digunakan rantai seberat 10 kg dan
dililit atau diikat sepanjang tali ris bawah diantara ikatan
rantai pemberat, dengan jarak 17 cm sedangkan pemberat yang
kedua seberat 50 gram panjang 4 mm lebar 2 mm pemberat
diikat sepanjang tali ris dengan demikian tali ris bawah
(ground rope) tetap di dasar pada saat jaring ditarik oleh
kapal (Gambar 8).
Gambar 8. Pemberat yang digunakan pada kapal trawl
Pelampung berfungsi sebagai pengangkat tali ris atas,
pada bagian jaring trawl dengan dimensi panjang 14 cm dan
lebar 9 cm dengan jarak antar pelampung 1,4 meter (Gambar
9).
13
Gambar 9. Pelampung trawl di Kabupaten Barru
Papan pembuka (otter board) adalah alat untuk membuka
mulut jaring secara horizontal dan menjaga keseimbangan
mulut agar tetap terbuka. Otter board terdiri dari dua papan
yang terbuat dari kayu ulin dengan frame yang terbuat dari
besi baja, ukuran panjang 1,20 meter dan lebar 55 cm. Papan
penyangga ini dipasang pada bagian kanan dan kiri jaring.
Otter board merupakan bagian dari trawl yang mengakibatkan
terbukanya jaring di dasar perairan saat operasi penangkapan
dilakukan (Gambar 10).
Gambar 10. Papan pembuka mulut jaring (otter board) trawl diKabupaten Barru
B. Daerah penangkapan
Daerah penangkapan (fishing ground) alat tangkap trawl yang
digunakan pada saat praktik kerja lapangan mulai dari fishing
base dengan posisi 040 32’21.167 LS dan 1190 35‘ 07‘’.040 BT
dan kemudian ke fishing ground selanjutnya dengan posisi 4° 30'
37.30" LS dan 119° 32' 42.75" BT. Nelayan Berangkat pada
14
saat menjelang subuh pada pukul 05.00 Wita dengan menempuh
perjalanan 1-2 jam tiba ke fishing ground.
Daerah penangkapan trawl yang dioperasikan oleh nelayan
di Kabupaten Barru Desa Pancana adalah di Perairan Barru
dengan fishing base pada dasarnya nelayan trawl bereoperasi
didaerah ini karena didukung oleh beberapa faktor antara
lain waktu tempuh dari pangkalan ke daerah penangkapan lebih
dekat, kedalaman perairan masih terjangkau dari jaring trawl.
Dari hasil pengambilan sampel substrat dasar perairan, maka
didapatkan bahwa pada semua daerah penangkapan trawl
(rengreng) mempunyai tipe dasar berlumpur (Anonim, 2011).
Selain itu prinsip penangkapan trawl menyapu dasar perairan
sangat cocok digunakan pada daerah penangkapan ini. Hal ini
ditunjang karena kondisi dasar perairan yang berlumpur
menyebabkan jaring terhindar dari kerusakan seperti jaring
sobek karena tersangkut karang, batu atau benda keras.
C. Operasi Penangkapan Pada Trawl
Aktivitas penangkapan ikan pada dasarnya merupakan
rangkaian yang tidak semata-mata hanya membutuhkan
biaya/dana dan tenaga kerja melainkan juga manajemen waktu
dari setiap aktivitas pada keseluruhan proses penangkapan.
Manajemen waktu penting dalam aktivitas penangkapan karena
15
apabila terjadi keterlambatan pada salah satu aktivitas
penangkapan karena akan menyebabkan aktivitas berikutnya
mengalami keterlambatan. Dampaknya waktu tiba di lokasi
penangkapan juga terlambat, sehingga dapat mempengaruhi
jumlah hasil tangkapan. Hal tersebut dapat terjadi karena
setiap jenis ikan memiliki perilaku makan yang berbeda dalam
satu hari. Proses operasi penangkapan dengan alat tangkap
trawl secara umum dapat dibagi yaitu:
Pertama tahap persiapan dengan beberapa aktivitas
pokok meliputi pengisian bahan bakar solar, pegisian es
sebagai pengawet mutu ikan serta bahan kebutuhan ransum
untuk konsumsi para nelayan selama di fishing ground.
Kedua tahap setting (penurunan jaring) dan tahap towing
(penarikan jaring) tahap ini nelayan melihat kondisi
perairan untuk pengoperasian jaring. Aktivitas pada tahap
ini mula-mula diturunkan bagian kantong jaring, badan dan
sayap jaring selama penurunan jaring, sedangkan towing
dimulai saat tali selambar seluruhnya diturunkan. Hingga
penanganan hasil tangkapan di atas kapal pasca tangkap.
Ketiga tahap pendaratan ikan hasil tangkapan. Pada
tahap ini aktivitas yang ada di dalamnya antara lain
membongkar dan menaikkan ikan hasil tangkapan dari dalam
16
palka kapal di pengumpul tempat dimana hasil tangkapan
dipasarkan serta membersihkan kembali jaring dan palka
kapal.
Berdasarkan hasil pengamatan kebutuhan waktu pada
operasi penangkapan trawl menujukkan terdapat beberapa
aktivitas dalam 1 trip pengkapan pada pagi hari hingga sore
hari dilakukan proses penangkapan ikan menggunakan trawl.
Terdapat perbedaan hasil tangkapan dan jenis tangkapan pada
waktu pagi hingga sore dibanding pada malam hari.
1. Persiapan
Operasi penangkapan dilakukan pada pagi hari. Nelayan
mulai mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti
bagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan
sayap jaring. Sebelum melakukan operasi penangkapan terlebih
dahulu dilakukan persiapan yang meliputi persipan konsumsi
dengan biaya yang dikeluarkan yaitu Rp.25.000 per orangan
dengan tenaga kerja 2 orang dan es sebagai penanganan ikan
di kapal dengan harga Rp. 10.000/setengah balok pengisian
bahan bakar solar digunakan sebanyak 25 L dengan harga
perliter 6900 dengan total Rp.172.500, persiapan alat
meliputi jaring, tali temali, pelampung digunakan sebanyak
15 buah harga perbuahnya Rp.8000 dan pemberat sebanyak 8
17
kg/20.000 serta penentuan daerah penangkapan. Pada tahap
tersebut aktivitas yang dilakukan merupakan aktivitas di
darat, dimana terdapat beberapa aktivitas pokok dengan total
durasi waktu yang dibutuhkan selama 5 menit. kebutuhan waktu
setiap aktivitas pada tahap persiapan sebagaimana
ditampilkan pada tabel.
Tabel 2. Kebutuhan waktu tahap persiapan operasi penangkapan
trawl di desa pancana kecamatan tanete rilau kabupaten barru
sulawesi selatan.
JenisAktivita
s
UraianKegiatan
WaktuYang
Dibutuhkan
(Menit)
JadwalKegiatan Tenaga
KerjaYang
Terlibat(Orang)
MulaiJam
Selesai Jam
(WITA) (WITA)
1Pengisianbahan bakar
solar5 05.00 05.05 2
2
Pengisian esdan
kebutuhanransum
8 05.05 05.13 2
Tabel menujukkan jenis kebutuhan waktu operasi
penangkapan trawl pada tahap persiapan. Berdasarkan kebutuhan
waktu aktivitas yang telah ditampilkan, dapat dijelaskan
bahwa pada tahapan persiapan, yang pertama dilakukan adalah
pengisian bahan bakar solar sekitar pukul 05.00 WITA dan
selesai pada pukul 05.05 WITA dengan durasi waktu selama 5
18
menit. Tenaga kerja yang dilibatkan dalam aktivitas tersebut
sebanyak 2 orang. Aktivitas selanjutnya adalah melakukan
pengisianbes dan kebutuhan ransum dengan total waktu yang
dibutuhkan sebanyak 8 menit. Penyelesaian aktivitas tersebut
melibatkan 2 orang tenaga kerja.
2. Teknik Penangkapan (Setting dan Towing)
a. Tahap Setting
Apabila keadaan cuaca dan laut dianggap memungkinkan
untuk operasi penangkapan dan semua persiapan didarat telah
dilakukan kapal diberangkatkan pada pukul 05.17 pagi ke
daerah penangkapan yang telah ditentukan menempuh 1-2 jam,
tiba di fishing ground pada pukul 06.18. Biasanya nelayan mulai
melakukan operasi penangkapan sekitar setibanya di fishing
ground. Setelah kapal tiba di fishing ground dan kondisi cuaca
memungkinkan untuk pengoperasian jaring, maka dilakukan
persiapan pengoperasian alat tangkap. Keadaan cuaca yang
dimaksud adalah sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih
dahulu diperhatikan arah mata angin dan arus. Kedua faktor
ini perlu diperhatikan karena arah angin akan mempengaruhi
pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan
bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus
19
menentang pergerakan ikan untuk mendapatkan luas area
penangkapan.
Penurunan jaring dilakukan saat kapal tiba didaerah
sasaran penurunan jaring trawl dilakukan dibagian buritan
kapal. Bagian yang mula-mula diturunkan adalah bagian
kantong jaring kemudian badan dan sayap jaring selama
penurunan jaring, kecepatan kapal dikurangi agar memudahkan
pengaturan jaring dan diturunkan tongkat sepasang agar
posisi jaring tegak. Setelah posisi jaring tetap, papan
penyangga diturunkan perlahan-lahan disusul dengan tali
selambar yang disesuaikan dengan kedalaman perairan, yang
menurut Ayodhyoa (1981) bahwa panjang tali penarik untuk
jaring yang dioperasikan di dasar perairan berkisra 3-4 kali
kedalaman perairan.
Gambar 11. Tahap Setting
20
Gambar 12. Penurunan jaring
b. Tahap Towing
Towing atau penarikan jaring dimulai saat tali selambar
seluruhnya telah diturunkan. Towing dibedakan dengan hauling
karena pada saat towing penarikan jaring dilakukan bersama-
sama dengan kapal yang sedang bergerak selama penarikan
jaring kecepatan kapal tetap yaitu 1-2 knot dilakukan selama
1-3 jam pada setiap daerah penangkapan.
Setelah kira-kira 1-3 jam dan diperkirakan hasil
tangkapan sudah banyak maka dilakukan persiapan untuk
menarik jaring ke atas kapal. Pada saat akan dilakukan
penarikan jaring kekapal mesin kapal dimatikan dan tali
selambar ditarik. Setiap trip biasanya dilakukan 1-3 kali
hauling.
21
Pengoperasian alat tangkap dilakukan pada siang hari,
dalam kondisi cuaca yang memungkinkan dan biasanya nelayan
melakukan penurunan jaring sebanyak 1-3 kali. Hasil
tangkapan yang diperoleh setiap hauling langsung disortir
diatas kapal.
Biasanya pada pengoperasian alat tangkap ini
menggunakan tenaga kerja 2 orang, 1 orang bertugas untuk
mengontrol kondisi mesin kapal. Pada saat jaring ditarik
keatas yang mulai dengan tali selambarnya maka nelayan
secara bersama-sama menarik alat tangkap keatas perahu.
Gambar 13. Tahap towing
22
Gambar 14. Hasil tangkap trawl
Tahap di atas pada teknik penangkapan trawl adalah tahap
setting dan towing. Pada tahap tersebut terdapat 21 jenis
aktivitas dengan total waktu 711 menit yang dimulai dengan
perjalanan menuju fishing ground dan fishing base dan berakhir
aktivitas perapian alat tangkap. Adapun kebutuhan waktu dari
setiap aktivitas yang terdapat didalamnya ditampilkan pada
tabel.
Tabel 3. Kebutuhan waktu tahap setting dan towing operasi
penangkapan trawl di desa Pancana Kecamatan Tanete Rilau
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan
Jenisaktivitas
Uraian kegiatan Waktuyangdibutuhkan(menit
)
Jadwalkegiatan
Tenaga
kerjayangterlibat
Mulai Selesaijam Jam
(WITA) (WITA
23
) (oran
3 Perjalanan menuju keFB 5 05.04 05.09 2
4 persiapan ke FG 8 05.09 05.17 2
5 Perjalanan menuju keFG 61 05.17 06.18 2
6 menentukan titikkoordinat FG 1 06.18 06.19 1
7 melihat kondisi FG 5 06.19 06.24 1
8 penurunan jaring(hauling 1) 4 06.24 06.28 2
9 penurunan tongkat 1 06.28 06.29 1
10penurunan papan bukaanmulut 1 06.29 06.30 2
11 penurunan taliselambar 7 06.30 06.37 2
12membersihkan tempatalat 2 06.37 06.39 2
13 Istirahat 161 06.39 09.20 2
14pengangkatan taliselambar 6 09.20 09.26 2
15 pengangkatan papanbukaan 1 09.26 09.27 2
16 pengangkatan tongkat 1 09.27 09.28 117 pengangkatan jaring 8 09.28 09.36 2
18penanganan diataskapal 9 09.36 09.45 2
19 penurunan jaring(hauling 2) 197 09.45 12.02 2
20 Makan siang 31 12.02 12.33 3
21penurunan jaring (hauling 3) 122 15.00 17.02 2
22 menuju kembali ke FB 63 17.02 18.03 1
23
Penanganan diatas kapal, pembersihan geladak kapal serta merapikan alat tangkap
17 18.03 18.20 2
Kebutuhan waktu aktivitas pada tabel menujukkan
kebutuhan waktu operasi penangkapan trawl pada tahap setting
24
dan towing, dimulai dengan perjalan menuju fishing base sampai
perapian alat tangkap. Kapal mulai bergerak menuju ke fishing
ground sekitar pukul 05.17 WITA. Dalam proses perjalanan
tersebu nahkoda kapal harus mengatur kecepatan kapal agar
tiba sekitar pukul 06.18 WITA. Lama waktu perjalanan untuk
sampai ke fishing ground yang dituju adalah sekitar 61 menit.
Sebelum kapal tiba di lokasi fishing ground, terdapat beberapa
aktivitas lain yang perlu dilakukan, yaitu pengisian bahan
bakar solar dan pengisian es dan kebutuhan ransum. Aktivitas
lain yang dilakukan adalah menuju ke kapal dengan berjalan
kaki sekitar 5 menit dilibatkan 2 orang nelayan. Sedangkan
persiapan bahan bakar solar serta pengisian es sekitar 13
menit dimana tenaga kerja dilibatkan 2 orang. Adapun
konsumsi yang disiapkan tidak selalu sama setiap paginya.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk tahap setting dan towing
adalah sekitar 359 menit dilakukan sekitar pukul 06.28 WITA
sampai pukul 17.02 WITA. Jumlah tenaga kerja yang terlibat
didalamnya adalah 2 orang. Setelah proses penangkapan
berakhir maka aktivitas selanjutnya adalah penanganan hasil
tangkapan di atas kapal. Aktivitas tersebut meliputi
pembersihan ikan dan kemudian memasukkannya ke dalam palka
yang telah berisi es dimana waktu yang dibutuhkan selama 9
25
menit yang dimulai sekitar pukul 09.36 WITA sampai pukul
09.45 WITA dan tenaga kerja yang dilibatkan sebanyak 2
orang. Setelah semua ikan telah dimasukkan ke dalam palka
selanjutnya palka dibersihkan.
3. Tahap pendaratan hasil tangkapan
Pendaratan hasil tangkapan bertempat di desa Pancana
Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.
Aktivitas pembongkaran dilakukan secara langsung begitu
kapal tiba di lokasi pendaratan ikan. Aktivitas pendaratan
ikan merupakan aktivitas pemindahan ikan dari palka trawl ke
pengumpul. Setelah hasil tangkapan selesai di sortir
selanjutnya dilakukan penimbangan. Ikan yang ditimbang
dicatat dalam buku pengumpul timbang sesuai dengan jumlah
dan berat ikan oleh nelayan.
4. Kebutuhan waktu pada tahap pendaratan ikan
Tahap terakhir operasi penangkapan trawl adalah
pendaratan ikan. Pada tahap tersebut 5 jenis kegiatan di
waktu normal dengan total waktu 284 menit yang dimulai
dengan perjalanan menuju lokasi pendaratan hingga aktivitas
26
pembersihan palka dan geladak kapal berakhir. Rangkaian
aktivitas tersebut sebagaimana ditampilkan pada tabel.
Tabel 4. Kebutuhan waktu tahap pendaratan ikan operasi
penangkapan trawl
Jenisaktivitas
Uraian kegiatan
Waktuyang
dibutuhkan
(menit)
Jadwalkegiatan
Tenaga
kerjayangterlibat(orang)
Mulai Selesaijam jam
(WITA) WITA
24 Perjalanan pulang 57 14.21 15.18 225 makan siang 23 11.00 11.23 2
26 istirahat dalamperjalanan 127 09.04 11.07 2
27
kapal merapat dipendaratan ikan,menaikkan ikan hasiltangkapan
44 15.18 16.02 2
28 pembersihan kembali palkadan geladak kapal 33 16.02 16.35 2
Ragam aktivitas pada tabel 4 menujukkan kebutuhan
waktu operasi penangkapan trawl pada tahap penadaratan ikan.
Aktivitas dimulai dengan perjalanan pulang menuju lokasi
pendaratan ikan. Lama waktu perjalanan untuk sampai ke
lokasi tujuan adalah 57 menit yang dimulai dari pukul 14.21
WITA dan tiba pada pukul 15.18 WITA.
27
D. Hasil Tangkapan Trawl
Jenis hasil tangkapan trawl yang tertangkap pada saat
praktik kerja lapang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 5. Hasil Tangkapan trawl desa Pancana Kabupaten Barru
No Nama Ikan Jenis Ikan
1Dayung-dayungTapi-tapi
Drepane punctata
2Peperek
Bete-beteGaza minuta
3Kakap merahBambangang
Lutjanus erytropterus
28
4SebelahLida
Psettodes erumei
5Bungo
Glossogobius giuris
6 Cepafishum cepasum
7Biji nangkaCiko-ciko
Upeneus moiluccensi
8Kepiting rajunganKepiting sojo
Portunus pelagicus
29
9SelangatGamasi
Dorosoma sp
10Udang putihDoang pute
P. semisulkatus
11Kakap putihKakap putihLates calcarifer
12
Kerapu bebekKerapu bebek
Chromileptes altivelis
Kecepatan tangkap trawl kg/jam. Selama praktek hasil
tangkapan yang diperoleh selama 10 trip pada trawl
berdasarkan 2 sampai 3 kali hauling penangkapan. Penangkapan
ini ±2 jam dari setiap hauling. Hasil tangkapan trawl yang
diperoleh jumlah total harga per tripnya, pertama ialah ikan
ciko-ciko,sebelah, bete-bete dan bungo sebesar Rp. 267,750
30
kedua kakap merah,sebelah,cepa,bete-bete dan bungo
Rp.398,800 ketiga ikan kakap merah,kepiting,tapi-tapi,
sebelah,cepa dan bete-bete sebesar Rp. 273.700 keempat ikan
cepa,tapi-tapi,bungo dan bete-bete sebesar Rp. 257,150
kelima ikan merah,cepa,bete-bete,kakap putih,tapi-
tapi,sebelah dan bungo sebesar Rp.512,500 ke enam ikan
bungo,kakap merah,cepa,bete-bete dan sebelah sebesar Rp.
823,000 ke tujuh ikan bete-bete,cepa,ciko-ciko dan bungo
sebesar Rp. 428,900 ke delapan ikan bete-
bete,sebelah,kepiting sebesar Rp. 153,000 ke sembilan ciko-
ciko,ikan merah,bungo,bete-bete dan kerapu sebesar Rp.
351,750 dan ke sepuluh ikan bungo,ikan merah,kakap putih dan
bete-bete sebesar Rp.732.000
E. Penanganan Hasil Tangkapan
Penanganan hasil tangkapan diatas kapal merupakan
bagian yang sangat penting untuk menghindari terjadinya
kebusukan ikan. Penanganan ikan diatas kapal dilakukan
dengan segera setelah penangkapan selesai untuk menghindari
ikan rusak dan mempertahankan mutu ikan sampai ketangan
konsumen.
Ikan hasil tangkapan setelah berada diatas kapal ikan
terlebih dahulu dibersihkan dengan air laut kemudian
31
memisahkan atau sortir dengan ikan yang rusak serta jenis
ikan. Kemudian ikan diturunkan kedalam palka yang telah
diberi es pada bagian dasarnya kemudian ikan diturunkann
kedalam palka setelah palka terisi setelah itu palka ditutup
dengan rapat supaya suhu yang berada diluar tidak masuk
kedalam palka.
F. Pemasaran Hasil Tangkapan
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang
perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan
menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut.Disamping
kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu mengkombinasikan
fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar
perusahaan berjalan dengan baik. Pemasaran adalah system
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Basu dan Hani 2004).
Pemasaran hasil tangkapan pada saat mengikuti kegiatan
praktik lapang ialah dengan membawa hasil tangkapan ke
pengumpul yang ada di Kabupaten barru desa pancana kemudian
ikan hasil tangkapan di ambil oleh pengecer serta di ke
32
perusahaan, pengumpul ikan ini langsung menimbang hasil
tangkapan setibanya di fishing base . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Gambar 15. Alur pemasaran hasil tangkapan
G. Aspek Finansial
1. Investasi
Investasi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan
satu kali untuk suatu proyek sampai proyek tersebut
beroperasi untuk menghasilkan benefit (Irham, 2009). Adapun
biaya investasi untuk usaha trawl dapat dilihat pada Tabel 6
dibawah ini:
Tabel 6. Investasi alat tangkap trawl
No Alat DanBahan
JumlahFisik
Biaya/Satuan(Rp)
JumlahBiaya(Rp)
UmurEkonomis(Tahun)
1 Kapal 1 25.000.000
25.000.000
4
2 Jaring 1 2.000.000 2.500.000 13 Pelampung 15 8000 120.000 54 Pemberat 8 kg 20.000 160.000 15 Mesin induk 1 6.500.000 6.500.000 46 Mesin 1 4.000.000 4.000.000 6
33
pembantuTotal biaya investasi 38.280.00
0
Investasi dari alat tangkap trawl Pada Tabel 6 diatas
menunjukkan bahwa investasi alat tangkap trawl sebesar Rp
38.280.000 sampai alat tangkap tersebut bisa beroperasi dan
menghasilkan hasil tangkapan.
2.Modal Kerja
Tabel 7. Modal kerja alat tangkap trawl didesa pancanakabupaten barruNo Komponen Biaya Satua
nJumlahFisik
Jumlah Biaya/Trip
1 Perawatan Kapal tahun 2 Kali 1.780.0002 Perawatan Mesin Bulan 2 Kali 900.0003 Perawatan Jaring Hari 1-2 Kali 10.0004 Upah Tenaga Kerja Bulan 1 Org ± 4.000.000
Total Biaya Tetap 6.690.000
Dalam melakukan usaha penangkapan ikan selain modal
kerja juga diperlukan biaya perawatan, biaya modal kerja
dan biaya tetap trawl pada Tabel 8 dibawah ini:
Tabel 8. Biaya modal kerja per trip
Jumlah Jumlah
34
No Komponen Biaya Satuan Biaya/Trip
1 Solar Liter 25 Liter 172.500
2 Es Balok Batang ½ Batang 12.500
3 Konsumsi 2 orang 48.000
Jumlah Biaya Per Trip 233.000
Dari Tabel 8 diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang
dikeluarkan dalam usah trawl terdiri dari biaya tetap (fixed
cost) dan biaya variable (variable cost). Biaya tetap meliputi biaya
perawatan kapal, perawatan mesin, perawatan jaring, dan upah
tenaga kerja. Sedangkan biaya variable meliputi biaya solar,
es balok dan konsumsi.
3. Biaya operasi
Biaya operasi pertrip dari usaha trawl adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha untuk menunjang
keberhasilan operasi penangkapan selama berada dilaut sampai
kembali ke fishing base. Adapun biaya pertrip usaha trawl ialah
sebanyak Rp 233.000/ trip.
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam satu
bulan baik itu proses perawatan kapal, jaring, mesin dan
upah tenaga kerja. Adapun hasil perhitungan yang saya
35
dapatkan dari hasil wawancara dari usaha trawl yang pada
saat praktik kerja lapangan ialah Rp 6.690.000/ bulan.
V. RANGKUMAN
36
Teknik pengoperasian trawl yang dioperasikan di
Kabupaten Barru Desa Pancana ini diawali dengan persiapan
didarat, kemudian dilanjutkan dengan proses setting alat
tangkap yang dioperasikan pada dasar perairan berlumpur
pasir, dimana proses setting diawali dengan penurunan
kantong jaring, pelampung, pemberat, tongkat, papan bukaan
mulut trawl serta tali 2 kemudian tali 1 selambar. Tahap
selanjutnya dilakukan penyapuan dasar laut sampai dengan ±2
jam.
Kebutuhan waktu pengoperasian trawl pada aktivitas
normal secara garis besar yaitu tahap persiapan selama ± 10
menit, tahap menuju ke fishing ground ± 90 menit, tahap
penangkapan selama ±120 menit dan tahap pendaratan ikan
serta pemasaran selama ± 80 menit selama, dalam 10 trip
penangkapan.
Aktivitas penangkapan pada operasi penangkapan trawl
merupakan aktivitas yang paling berhubungan dengan jumlah
hasil tangkapan karena antara lama waktu penarikan dengan
jumlah hasil tangkapan trawl.
Jenis hasil tangkapan trawl yang tertangkap pada saat
praktik kerja lapang selama 10 trip berdasarkan 2 sampai 3
hauling penangkapan ialah dayung-dayung (Drepane punctata),
37
peperek (Gaza minuta), kakap merah (Lutjanus erytropterus),
sebelah (Psettodes erumei), bungo, cepa, biji nangka (Upeneus
moiluccensi),,selangat (Dorosoma sp), udang putih
(P.semisulkatus). kakap putih (Lates calcarifer) dan kerapu bebek (
Chromileptes altivelis).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Barru. 2011.HTTP://barrukab.bps.go.id. Diakses pada tanggal 15 mddei2015
Dinas Kelautan Dan Perikanan Barru. 2013 Laporan StatistikPerikanan Kabupaten Barru. Sulawesi Selatan.
Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.2007, Laoran Statistik Perikanan Tangkap.
Djohar, S. 2000. Manajemen waktu. Diakses melaluihttp://www.ipb.ac.id/manajemen-waktu.pdf. Tanggalakses 11 juli 2015. Pukul 13.03 WITA. Makassar.
Najamuddin. 2004. Kajian Pemanfaatan Sumberdaya IkanLayang(Decapterus spp) berkelajutan di perairan selatmakassar.disertasi. program pasca sarjana.Universitas hasanuddin. Makassar.
Nelwan, A. 2010. Manajemen operasi penangkapan ikan. Materiperkuliahan semester akhir tahun ajaran 2010/2011.
38
Program studi pemanfaatan semberdaya perikanan.Jurusan perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nikijuluw, V., Basuno E, B. Dan Nurasa, C. 2001. Status danpotensi perikanan tuna dan cakalang di indonesia. PT.Pustaka Cidesindo. Jakarta.
Purwanto.1990. bioekonomi perubahan teknologi peangkapanikan. Majalah penelitian occana. Volume XV nomor 3.Puslitbang oceanologi. LIPI.JAKARTA
Suhaadja, D.Syahruddin, Q. 1999. Teori Penagkapan Ikan 2.Departemen pendidikan dan kebudayaan. Direktoratpendidikan menengah kejuruan. Jakarta
Widodo, J.1998. potensi dan penyebaran sumberdaya ikan lautdi perairan indonesia. Komisi nasional pengkajianstok sumberdaya ikan laut-LIPI. Institut pertanianbogor.
40
Lampiran 1. Jurnal kegiatan praktek kerja lapangan (PKL)
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan1. Senin/ 09 Februari
201515.00-17.00
Tata cara pengarahan PKL
2 Selasa/ 10februari 2015
15.00-16.30
Pemilihan judul
3. Kamis/ 12 februari2015
15.30-17.00
Penentuan lokasi
4. Jumat/13 februari2015
16.00-17.00
Penentuan judul
5. Senin/ 16 februari2015
09.00-14.00
Pengurusan surat izinPKL
14.00-16.00
Perjalanan menuju keBarru
16.00-19.00
Informasi alat tangkapdan daerah penangkapan
6. Selasa/17 februari2015
05.00-05.03
Pengisian BBM
05.03-05.04
Pengisian es
05.04-05.09
Menuju ke FB
05.09-05.16
Persiapan ke FG
05.16-05.17
Menuju ke FG
05.17-06.18
Tiba di FB
06.18-06.19
Menentuka titikkoordinat FB
06.19-06.24
Melihat kondisi FG
06.24-06.28
Penurunan jaring(hauling ke-1)
06.28-06.29
Penurunan tongkat
06.29-06.30
Penurunan papan bukaanmulut
06.30-06.37
Penurunan tali selambar
06.37-06.39
Membersihkan tempat alattangkap
06.39- Istirahat
41
09.2009.20-09.26
Pengangkatan taliselambar
09.26-09.27
Pengangkatan papanbukaan
09.27-09.28
Pengangkatan tongkat
09.28-09.36
Pengangkatan jaring
09.36-09.45
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
09.45-12.02
Penurunan jaring(hauling ke-2)
12.02-12.21
Penyortiran
12.21-12.29
Penanganan ikan
12.29-12.33
Menyimpan ikan di palka
12.33-14.03
Istirathat
14.03-14.12
Pengankatan jaring
14.12-14.21
Penyortiran
14.21-15.18
Kembali ke FB
15.18-15.35
Membersihkan kapal
15.35-15.41
Tiba di FB
15.41-16.06
Pemasaran ikan
7. Rabu /18 februari2015
05.07-05.09
Pengisian BBM
05.09-05.10
Pengisian es
05.10-05.16
Menuju ke FB
05.16-05.19
Pengangkat pemberatkapal
05.19-05.26
setting mesin
42
05.26-05.28
Menentukan titikkoordinat FB
05.28-08.27
Menuju ke FG
08.27-08.34
Memperbaiki jaring
08.34-08.37
Melihat kondisi FG
08.37-08.45
Penurunan jaring(hauling ke-1)
08.45-08.46
Penurunan tongkat
08.46-08.48
Penurunan papan bukaanmulut
08.48-08.57
Penurunan tali selambar
08.57-09.04
Membersihkan tempat alattangkap
09.04-11.07
Istirahat
11.07-11.18
Pengangkatan taliselambar
11.18-11.19
Pengangkatan papanbukaan
11.19-11.20
Pengangkatan tongkat
11.20-11.28
Pengangkatan jaring
11.28-11.34
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
11.34-11.57
Penyortiran
11.57-12.40
Kembali ke FB
12.40-12.58
Membersihkan jaring
12.58-13.10
Tiba di FB
13.10-13.34
Pemasaran
8 Kamis/19 februari2015
10.00.13.02
Wawancara
15.00.18. Melihat pemasaran ikan
43
009 Sabtu/ 21 februari
201505.13-05.14
Pengisian BBM
05.14-05.15
Pengisian es
05.15-05.21
Menuju ke FB
05.21-05.34
Persiapan ke FG
05.34-05.50
Menuju ke FG
05.50-06.52
Tiba di FB
06.52-06.54
Menentukan titikkoordinat FB
06.54-07.02
Melihat kondisi FG
07.02-07.05
Menentukan titikkoordinat FG
07.05-07.12
Penurunan jaring(hauling ke-1)
07.12-07.14
Penurunan tongkat
07.14-07.15
Penurunan papan bukaanmulut
07.15-07.23
Penurunan tali selambar
07.23-07.27
Membersihkan tempat alattangkap
07.27-07.54
Istirahat
07.54-09.54
Pengangkatan taliselambar
09.54-09.56
Pengangkatan papanbukaan
09.56-09.58
Pengangkatan tongkat
09.58-10.09
Pengangkatan jaring
10.09-10.38
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
10.38-10.49
Penurunan jaring(hauling ke-2)
44
10.49-11.02
Penyortiran
11.02-11.13
Penanganan ikan
11.12-11.34
Menyimpan ikan di palka
11.34-11.50
Istirathat
11.50-12.50
Pengankatan jaring
12.50-13.12
Penyortiran
13.12-14.14
Kembali ke FB
14.14-14.31
Membersihkan kapal
14.31-14.57
Membersihkan jaring
14.57-15.17
Tiba di FB
15.17-16.03
Pemasaran ikan
11 Minggu/ 22februari 2015
04.45-04.51
Pengisian BBM
04.51-04.53
Pengisian es
04.53-05.05
Menuju ke FB
05.05-05.11
Persiapan ke FG
05.11-05.14
Menuju ke FG
05.14-06.12
Tiba di FB
06.12-06.13
Menentuka titikkoordinat FB
06.13-06.15
Melihat kondisi FG
06.15-06.24
Penurunan jaring(hauling ke-1)
06.24-06.25
Penurunan tongkat
06.25-06.27
Penurunan papan bukaanmulut
45
06.27-06.34
Penurunan tali selambar
06.34-06.39
Membersihkan tempat alattangkap
06.39-07.15
Istirahat
07.15-08.21
Pengangkatan taliselambar
08.21-08.23
Pengangkatan papanbukaan
08.23-08.25
Pengangkatan tongkat
08.25-08.33
Pengangkatan jaring
08.33-09.02
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
09.02-09.09
Penurunan jaring(hauling ke-2)
09.09-09.54
Penyortiran
09.54-10.15
Penanganan ikan
10.15-10.27
Menyimpan ikan di palka
10.27-11.04
Istirathat
11.04-11.14
Pengangkatan jaring
11.14-11.56
Penyortiran
11.56-12.06
Penurunan jaring(hauling ke-3)
14.08-14.17
Pengangkatan jaring
14.17-14.57
Penyortiran
14.57-15.02
Kembali ke FB
15.02-15.25
Merapikan perlengkapan
15.25-16.05
Tiba di FB
16.05- Mencuci jaring
46
16.2216.22-17.07
Pemasaran ikan
12 Senin/ 23 februari2015
05.04-05.08
Pengisian BBM
05.08-05.09
Pengisian es
05.09-05.16
Menuju ke FB
05.16-05.18
Pengangkat pemberatkapal
05.18-05.25
setting mesin
05.25-05.26
Menentukan titikkoordinat FB
05.26-05.29
Menuju ke FG
05.29-05.58
Memperbaiki jaring
05.58-07.31
Tiba di FG
07.31-07.33
Melihat kondisi FG
07.33-07.41
Penurunan jaring(hauling ke-1)
07.41-07.42
Penurunan tongkat
07.42-07.43
Penurunan papan bukaanmulut
07.43-07.51
Penurunan tali selambar
07.51-08.07
Membersihkan tempat alattangkap
08.07-08.58
Istirahat
08.58-09.47
Pengangkatan taliselambar
09.47-09.48
Pengangkatan papanbukaan
09.48-09.49
Pengangkatan tongkat
09.49-10.02
Pengangkatan jaring
10.02- Membiarkan hasil
47
10.15 tangkapan mati secaraperlahan-lahan
10.15-10.30
Penyortiran
10.30-11.35
Kembali ke FB
11.35-11.47
Membersihkan jaring
11.47-11.53
Tiba di FB
11.53-13.09
Pemasaran
13 Selasa/ 24februari 2015
10.45-13.08
Wawancara
14 Rabu/ 25 februari2015
05.02-05.04
Pengisian BBM
05.04-05.05
Pengisian es
05.05-05.12
Menuju ke FB
05.12-05.22
Persiapan ke FG
05.22-05.25
Menuju ke FG
05.25-06.32
Tiba di FB
06.32-06.33
Menentukan titikkoordinat FB
06.33-06.40
Melihat kondisi FG
06.40-06.41
Menentukan titikkoordinat FG
06.41-06.48
Penurunan jaring(hauling ke-1)
06.48-06.49
Penurunan tongkat
06.49-06.50
Penurunan papan bukaanmulut
06.51-06.59
Penurunan tali selambar
06.59-07.10
Membersihkan tempat alattangkap
07.10-09.49
Istirahat
48
09.49-09.58
Pengangkatan taliselambar
09.58-10.00
Pengangkatan papanbukaan
10.00-10.11
Pengangkatan tongkat
10.11-10.18
Pengangkatan jaring
10.18-10.29
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
10.29-10.36
Penurunan jaring(hauling ke-2)
10.36-10.58
Penyortiran
10.58-11.10
Penanganan ikan
11.10-11.13
Menyimpan ikan di palka
11.13-12.38
Istirathat
12.38-12.48
Pengankatan jaring
12.48-13.04
Penyortiran
13.04-14.06
Kembali ke FB
14.06-14.11
Membersihkan kapal
14.11-14.21
Membersihkan jaring
14.21-14.27
Tiba di FB
14.27-15.09
Pemasaran ikan
15 Kamis/ 26 februari2015
04.20-04.23
Pengisian BBM
04.23-04.24
Pengisian es
04.24-04.31
Menuju ke FB
04.31-04.38
Persiapan ke FG
04.38- Menuju ke FG
49
04.4104.41-05.52
Tiba di FB
05.52-05.53
Menentukan titikkoordinat FB
05.53-06.04
Melihat kondisi FG
06.04-06.05
Menentukan titikkoordinat FG
06.05-06.13
Penurunan jaring(hauling ke-1)
06.13-06.14
Penurunan tongkat
06.14-06.15
Penurunan papan bukaanmulut
06.15-06.23
Penurunan tali selambar
06.23-06.30
Membersihkan tempat alattangkap
06.30-08.15
Istirahat
08.15-08.23
Pengangkatan taliselambar
08.23-08.24
Pengangkatan papanbukaan
08.24-08.25
Pengangkatan tongkat
08.25-08.32
Pengangkatan jaring
08.32-08.52
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
08.52-09.02
Penurunan jaring(hauling ke-2)
09.02-09.39
Penyortiran
09.39-09.58
Penanganan ikan
09.58-10.12
Menyimpan ikan di palka
10.12-11.03
Istirathat
11.03-11.13
Pengangkatan jaring
50
11.13-11.21
Penurunan jaring(hauling ke-3)
11.21-11.31
Penyortiran
11.31-13.23
Pengangkatan jaring
13.23-14.25
Kembali ke FB
14.25-14.40
Penyortiran
14.40-15.01
Membersihkan kapal
15.01-15.20
Membersihkan jaring
15.20-15.28
Tiba di FB
15.28-17.01
Pemasaran ikan
16 Sabtu/ 28 februari2015
05.51-05.56
Pengisian BBM
05.56-05.58
Pengisian es
05.58-06.06
Menuju ke FB
06.06-06.15
Persiapan ke FG
06.15-07.01
Menuju ke FG
07.01-07.05
Tiba di FB
07.05-07.06
Menentukan titikkoordinat FB
07.06-07.10
Melihat kondisi FG
07.10-07.11
Menentukan titikkoordinat FG
07.11-07.19
Penurunan jaring(hauling ke-1)
07.19-07.20
Penurunan tongkat
07.20-07.21
Penurunan papan bukaanmulut
07.21-07.31
Penurunan tali selambar
51
07.31-07.46
Membersihkan tempat alattangkap
07.46-08.58
Istirahat
09.20-09.28
Pengangkatan taliselambar
09.28-09.29
Pengangkatan papanbukaan
09.29-09.30
Pengangkatan tongkat
09.30-09.38
Pengangkatan jaring
09.38-09.49
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
09.49-09.53
Penurunan jaring(hauling ke-2)
09.53-10.08
Penyortiran
10.08-10.30
Penanganan ikan
10.30-10.35
Menyimpan ikan di palka
10.35-12.00
Istirathat
12.00-12.02
Pengankatan jaring
12.02-12.43
Penyortiran
12.43-13.51
Kembali ke FB
13.51-14.02
Membersihkan kapal
14.02-14.16
Membersihkan jaring
14.16-14.22
Tiba di FB
14.22-15.54
Pemasaran ikan
17 Minggu/ 01 maret2015
04.12-04.15
Pengisian BBM
04.15-04.18
Pengisian es
04.18- Menuju ke FB
52
04.2204.22-04.29
Persiapan ke FG
04.29-04.32
Menuju ke FG
04.32-05.34
Tiba di FB
05.34-05.36
Menentukan titikkoordinat FB
05.36-05.39
Melihat kondisi FG
05.39-05.41
Menentukan titikkoordinat FG
05.41-05.49
Penurunan jaring(hauling ke-1)
05.49-05.51
Penurunan tongkat
05.51-05.52
Penurunan papan bukaanmulut
05.52-06.01
Penurunan tali selambar
06.01-06.13
Membersihkan tempat alattangkap
06.13-08.50
Istirahat
08.50-08.59
Pengangkatan taliselambar
08.59-09.01
Pengangkatan papanbukaan
09.01-09.02
Pengangkatan tongkat
09.02-09.11
Pengangkatan jaring
09.11-09.23
Membiarkan hasiltangkapan mati secaraperlahan-lahan
09.23-09.31
Penurunan jaring(hauling ke-2)
09.31-09.56
Penyortiran
09.56-10.06
Penanganan ikan
10.06-10.11
Menyimpan ikan di palka
53
10.11-12.30
Istirathat
12.30-12.38
Pengangkatan jaring
12.38-12.54
Penyortiran
12-54-13.55
Kembali ke FB
13.55-14.05
Membersihkan kapal
14.05-14.20
Membersihkan jaring
14.20-14.27
Tiba di FB
14.27-15.09
Pemasaran ikan
Barru, Maret 2015Kepala laboratorium TPI
ALFA NELWANNIP. 1966011519950310052
Lampiran 2. Lokasi fishing ground dan hasil tangkapan per trippada alat tangkap trawl di desa Pancana KecamatanTanete Rilau Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.
TripLintang
SelatanBujur Timur
Harga Hasil
Tangkapan/tri
p
1 4° 30' 37.30" 119° 32'
42.75"
RP.267,750
2 4° 30' 28.02" 119° 33'
38.69"
Rp.398,800
3 4° 29' 42.73" 119° 34'
0.65"
Rp.273,700
54
4 4° 32' 43.11" 119° 33'
0.05"
Rp.257,150
5 4° 31' 5.29" 119° 33'
9.49"
Rp.512,500
6 4° 32' 2.34" 119° 33'
55.32" ‘’
Rp.823,000
7 4° 31' 27.76" 119° 32'
55.17"
Rp.428,900
8 4° 32' 39.10" 119° 33'
44.27"
Rp.153,000
9 4° 29' 1.00" 119° 34'
13.00"
Rp.351,750
10 4° 30' 0.31" 119° 33'
8.38"
Rp.732,000
56
Gambar 1. Menuju Ke Lokasi Fishing Ground
Gambar 2. Pencarian Lokasi Fishing Ground Di Desa Pancana
Kabupaten Barru
Gambar 3. Melaut bersama nelayan