analisis persebaran pedagang kaki lima (pkl) tentang

96
ANALISIS PERSEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TENTANG PERATURAN WILAYAH KOTA JAMBI NO.12 TAHUN 2016 BERBASIS GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) DI KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syariah Oleh: RINISA RAHMAWATI NIM. 105180073 Pembimbing: Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag Imam Arifa’illah Syaiful Huda, M.Sc PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2022

Transcript of analisis persebaran pedagang kaki lima (pkl) tentang

ANALISIS PERSEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TENTANG

PERATURAN WILAYAH KOTA JAMBI NO.12 TAHUN 2016 BERBASIS

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) DI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Syariah

Oleh:

RINISA RAHMAWATI

NIM. 105180073

Pembimbing:

Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag

Imam Arifa’illah Syaiful Huda, M.Sc

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2022

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rinisa Rahmawati

NIM : 105180073

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Syariah

Alamat : Lorong Langgar Amanah, Rt. 12 No. 77 Kelurahan Simpang IV

Sipin Kecamatan Telanaipura Kota Jambi 36124

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: “ANALISIS

PERSEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TENTANG PERATURAN

WILAYAH KOTA JAMBI NO.12 TAHUN 2016 BERBASIS GEOGRAPHIC

INFORMATION SYSTEM (GIS) DI KOTA JAMBI” adalah hasil karya saya

pribadi yang tidak mengandung plagiarism dan tidak berisi materi yang

dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang disebutkan sumbernya

sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.

Apabila pernyataan ini tidak benar, maka penulis siap mempertanggung jawabkannya

sesuai dengan hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya dapatkan dari skripsi ini.

Jambi, Oktober 2021

Yang Menyatakan,

Rinisa Rahmawati

NIM. 105180073

iii

Pembimbing I : Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag

Pembimbing II : Imam Arifa’illah Syaiful Huda, M.Sc

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi Jl.Jambi – Muara

Buliah KM. 16 Simp. Sei Duren Jaluko Kab. Muaro Jambi

31326 Telp. (0741) 582021

Jambi, Oktober 2021

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di –

Jambi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum, wr.wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari Rinisa

Rahmawati dengan NIM: 105180073 yang berjudul “ANALISIS PERSEBARAN

PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TENTANG PERATURAN WILAYAH

KOTA JAMBI NO.12 TAHUN 2016 BERBASIS GEOGRAPHIC

INFORMATION SYSTEM (GIS) DI KOTA JAMBI” disetujui dan dapat diajukan

untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat mendapatkan gelar sarjana

Strata Satu (SI) dalam program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan

Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualaikum wr.wb

Pembimbing I Pembimbing II

Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag Imam Arifa’illah Syaiful Huda, M.Sc

NIP. 19741023 200312 1 003 NIP. 19930215 201903 1 013

iv

Sekretaris Sidang

Drs. A. Asnawi US

NIP. 196311111 992201 1 001

Jambi, Februari 2022

Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Dekan Fakultas Syariah

Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H

NIP. 19720102 200003 1 005

PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Nomor : B- / / / /2022

Skripsi/ Tugas Akhir dengan Judul : “Analisis Persebaran Pedagang Kaki Lima

(PKL) Tentang Peraturan Wilayah Kota Jambi

No. 12 Tahun 2016 Berbasis Geographic

Information System (GIS) Di Kota Jambi”

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Nama : Rinisa Rahmawati

NIM : 105180073

Telah dimunaqasyahkan pada : 03 Februari 2022

Nilai Munaqasyah : 83,01 (A)

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

TIM MUNAQASAH : Ketua Sidang

Dr. H. Husin Bafadhal, Lc., M.A

NIP. 19711014 200312 1 003

Penguji I Penguji II

Pahmi, S.Ag., M.SI Ahmad Syukron Prasaja, S.Si., M.Sc

NIP. 19700909 199703 1 002 NIP. 19900227 201903 1 013

Pembimbing I Pembimbing II

Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag Imam Arifa’illah Syaiful Huda, M.Sc

NIP. 19741023 200312 1 003 NIP. 19930215 201903 1 013

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS SYARIAH

Jln. Raya Jambi-Muara Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi. 36363

Telp/Fax (0741) 583183-584118 website: iainjambi.ac.id

v

MOTO

Artinya: “ Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya

bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah

Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”. (QS. Ar-Ra’d (13) :

11)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Allhamdulillahirobil’Alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan banyak kenikmatan, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : Analisis

Persebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) Tentang Peraturan Wilayah Kota

Jambi No.12 Tahun 2016 Berbasis Geographic Information System( GIS) Di

Kota Jambi

Kemudian tidak lupa pula penulis haturkan Shalawat beserta salam kepada

Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam

yang terang benerang yang seperti kita rasakan dan kita nikmati pada saat sekarang

ini, terang bukan lampu yang menyinari dan bukan pula karena bulan dan matahari,

akan tetapi terangnya karena ilmu pengetahuan serta keimanannya.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka menyelesaikan

Studi Strata Satu (SI) pada Fakultas Syariah UIN STS Jambi. Terwujudnya skripsi ini

tentunya usaha penulis yang tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari orang-

orang yang sangat dicintainya dan berpengaruh dalam hidupnya. Untuk itu penulis

merasa sangat perlu menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Bapak Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A. Ph. D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

vii

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., MH Selaku Dekan Fakultas Syariah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Agus Salim, M.A., M.IR., Ph. D Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kelembagaan, Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., MH Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Keuangan dan Perencanaan, dan Bapak Dr. H. Ishaq,

SH., M. Hum Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

dilingkungan di Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Si., MSHS, Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Bapak Yudi

Armansyah, M. Hum Sekteraris Jurusan Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag selaku Pembimbing I dan Bapak

Imam Arifa’illah Syaiful Huda, M.Sc selaku Pembimbing II yang tidak

pernah bosan memberikan arahan, bimbingan dan dukungan pada saat

bimbingan skripsi.

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen terdekat saya yaitu Ibu Siti Mahmuda, S.Pd

dan Ibu Rini Sofia beserta karyawan lingkungan Fakultas Syariah yang

memberikan pelayanan dan arahan dalam pelayanan terkait dengan

perkuliahan.

7. Bapak Isnen dan Ibu Jusmaini selaku kedua orang tua penulis yang

memberikan motivasi, semangat dan doa yang tak henti-hentinya, serta Ryana

Istimaningsih Rahayu, S.Pd selaku Kakak Pertama penulis yang memberikan

viii

dorongan dan motivasi semangat penulis dalam penulisan skripsi, serta

keluarga besar penulis yang sangat memberikan semangat pada penulis.

8. Yogi Rahmadani pacar penulis yang memberikan semangat dan rela

mendengarkan keluh kesah penulis yang mampu memecahkan masalah, serta

sahabat-sahabat yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendoakan.

9. Teman-teman seperjuangan khususnya Jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan

2018 Keluarga Ilmu Pemerintahan C yang sama-sama ingin menyelesaikan

perkuliahan Strata Satu (SI).

10. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini baik secara langsung

ataupun tidak langsung.

Di samping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini mash jauh dari

kesempurnaan. Oleh karenanya, diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran dari perbaikan ini. Kepada Allah swt kita

memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafaannya. Semoga

amal kebaikan kita dinilai seimbang oleh Allah swt.

Wassalamualaikum wr.wb

Jambi, Oktober 2021

Penulis

Rinisa Rahmawati

NIM: 105180073

ix

PERSEMBAHAN

حيم حمن الره الره بسم للاه

Syukur Alhamdulillah Kepada Allah SWT, karya tulis ini merupakan wujud

upaya kecil yang memberikan harapan untuk mendapatkan rahmat, hidayah dan

ridho-nya. Bergetar hebat kulangkahkan kaki ini demi meraih kesuksesan dan cita-

cita yang didambakan tentunya dengan bantuan-bantuan yang memberikan motivasi

dan dorongan.

Skripsi ini kupersembahkan kepada ayahanda tercinta Isnen dan Ibunda tercinta

Jusmaini dengan penuh rasa hormat, cinta dan do’a restu yang telah membesarkanku

dan mendidikku dengan penuh rasa sabar selama ini serta memberikan semangat

juang tanpa kenal lelah untuk kemajuan dalam skripsi ini baik secara moril maupun

materil. Serta Kakakku tercinta Ryana Istimaningsih Rahayu, S.Pd yang selalu

mendorong dan memberikan semangat kepada adik nya agar mampu menyelesaikan

tanggung jawabnya serta Adik saya Revani Nasywa Novitri yang tak hentinya

mendoakan kesuksesan dan kelancaran dalam penulisan skripsi ini serta keluarga

besarku yang tak mampu kusebutkan satu persatu.

Kepada partnerku Yogi Rahmadani sebagai seorang yang mengerti keadaan

dan mampu memberikan arahan yang mendidik untuk kelanjutan penulisan skripsi

ini, dan sahabat-sahabatku Mesi Novita Sari, Febriyanti, Aprilia Isdayanti, Leoni

Sartiwi, Hilma Anita Fitri, Shakila Ramadania, Febiola Mayang Sari, Syahril, Febri

Solistyo, Ahmad Marzuki Rangkuti, serta Nusyahrani Fahmin sahabat kecilku

sekaligus tetangga terdekatku dan semua teman-teman yang tak mampu kusebutkan

x

satu persatu, yang selalu mendukung dan menguatkanku sehingga mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari dan diberikan

kemudahan dalam segala hal.

Aamiinn….

xi

ABSTRAK

Rinisa Rahmawati, NIM: 105180073 “Analisis Persebaran Pedagang Kaki

Lima(PKL) Tentang Peraturan Wilayah Kota Jambi No.12 Tahun 2016 Berbasis

Geographic Information System (GIS) Di Kota Jambi”

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Pedagang

Kaki Lima (PKL) Berdagang di pusat perdagangan dan perkantoran serta objek

wisata di Kota Jambi, dan analisis persebaran pedagang kaki lima (PKL) di masing-

masing zona kawasan pusat perdagangan dan perkantoran serta objek wisata di Kota

Jambi berbasis Geographic Information System (GIS). Skripsi ini menggunakan

penelitian Kualitatif Deskriptif dengan jenis penelitian Studi Kasus dengan

pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari

penelitian yang dilakukan penulis, diperoleh hasil kesimpulan yaitu, Pertama Faktor

keterbatasan ekonomi, sewa pasar yang tinggi, kurangnya pendidikan dan modal

usaha, kurangnya lapangan pekerjaan serta keterbatasan usia dan kemampuan yang

terbatas; dan Kedua Analisis persebaran pedagang kaki lima di masing-masing zona

kawasan pusat perdagangan dan perkantoran serta objek wisata di kota jambi yaitu di

kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi, Danau Sipin Kota Jambi, dan Tugu Keris

Siginjai Kota Baru Kota Jambi dipadati oleh pedagang kaki lima. Padatnya pedagang

kaki lima tersebut memberikan dampak bagi Tata Kota yang tidak tertata dengan

baik, serta timbulnya polusi udara dan kemacetan di beberapa kawasan akibat

kegiatan berdagang pedagang kaki lima tersebut. Berdasarkan persebaran tersebut,

didapati beberapa pedagang kaki lima yang berpindah dari satu tempat ketempat yang

lain sesuai kondisi dan keramaian disuatu tempat tersebut.

Kata Kunci: Faktor Yang Mempegaruhi Pedagang Kaki Lima, Analisis Persebaran

Pedagang Kaki Lima ( PKL) Berbasis Geographic Information System( GIS)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………………......... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………………...... iii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….. iv

MOTO………………………………………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. vii

PERSEMBAHAN……………………………………………………………………… ix

ABSTRAK……………………………………………………………………………...

xii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... xiii

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………….... xv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….. xvi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… .. xvii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 6

C. Batasan Masalah……………………………………………………………….... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………………………….. 7

E. Tinjauan Pustaka………………………………………………………………… 9

F. Metode Penelitian……………………………………………………………….. 12

1. Tempat dan Lokasi Penelitian. ………………………………………………... 13

2. Pendekatan Penelitian………………………………………………………… 14

3. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian………………………………………. 15

a. Jenis Data………………………………………………………………………. 15

b. Sumber Data………………………………………………………………….... 16

4. Unit Analisis…………………………………………………………………. 18

5. Instrumen Pengumpulan Data……………………………………………….. 18

a. Observasi………………………………………………………………………. 18

b. Wawancara……………………………………………………………………… 19

c. Dokumentasi…………………………………………………………………… 19

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………………………………………… 20

a. Pengumpulan Data…………………………………………………………… 20

xiii

b. Analisis Data…………………………………………………………………. 21

c. Reduksi Data…………………………………………………………………. 21

d. Penyajian Data……………………………………………………………….. 21

e. Kesimpulan/Verifikasi……………………………………………………….. 21

f. Laporan………………………………………………………………………. 22

G. Sistematika Pembahasan…………………………………………………………….. 24

BAB II KERANGKA TEORI ………………………………………………………… 25

1. Analisis……………………………………………………………………….. 25

2. Eksistensi Pedagang Kaki Lima (PKL) ………………………………………. 26

a. Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL) ……………………………………… 26

b. Sejarah Pedagang Kaki Lima (PKL) …………………………………………. 27

c. Kriteria Pedagang Kaki Lima (PKL) …………………………………………. 27

d. Mekanisme Pedagang Kaki Lima (PKL) …………………………………….. 28

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima……………………. 28

f. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima……………………………………………….. 29

g. Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) ………………………………….. 30

h. Manfaat Pedagang Kaki Lima (PKL) ……………………………………….. 31

i. Dampak Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) ………………………….. 31

3. Geographis Information System (GIS)/ Sistem Informasi Geografis (SIG)…. 32

a. Sejarah Geographis Information System (GIS)………………………………. 32

b. Pengertian Geographic Information System (GIS)………………………….... 33

c. Komponen GIS/SIG….………………………………………………………. 33

d. Manfaat GIS/SIG…………………………………………………………….. 34

e. Cara Kerja Geographic Information System (GIS) …………………………. 35

A. Kerangka Pikir………………………………………………………………….. 36

B. Kerangka Operasional…………………………………………………………… 38

BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN……………………. 39

A. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ………………………………………. 39

1. Sejarah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) …………………………… 39

2. Visi dan Misi………………………………………………………………… 40

xiv

3. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)………………. 40

B. Kantor Gubernur Kota Jambi…………………………………………………. 41

C. Danau Sipin Kota Jambi……………………………………………………….. 41

D. Tugu Keris Sigijai Kota Baru Kota Jambi........................................................... 42

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN…………………………….. 43

A. Faktor yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima Berdagang di Pusat Perdagangan

dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi…………………………………. 43

1. Keterbatasan Ekonomi……………………………………………………….. 43

2. Kurangnya Pendidikan dan Modal Usaha……………………………………. 45

3. Kurangnya Lapangan Pekerjaan……………………………………………… 46

4. Keterbatasan Usia…………………………………………………………….. 47

5. Sewa Pasar Yang Mahal……………………………………………………… 48

B. Analisis Persebaran Pedagang Kaki Lima di Masing-masing Zona Kawasan Pusat

Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi Berbasis Geographic

Information System (GIS)…………………………………………………………….. 50

1. Kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai Zona (A)……………………. 50

2. Kawasan Danau Sipin Kota Jambi sebagai Zona (B)…………………………. 53

3. Kawasan Tugu Keris Siginjai Kota Baru Kota Jambi sebagai Zona (C)……… 57

BAB V PENUTUP………………………………………………………………….…… 62

A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 62

B. Saran-Saran……………………………………………………………………….. 60

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… xviii

A. Literatur………………………………………………………………………….. xviii

B. Undang-undang…………………………………………………………………... xix

C. Lain-lain…………………………………………………………………………. xix

DAFTAR INFORMAN……………………………………………………………….. xxi

DOKUMENTASI……………………………………………………………………… xxiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………………. xxxiii

xv

DAFTAR SINGKATAN

SATPOL PP : Satuan Polisi Pamong Praja

PKL : Pedagang Kaki Lima

GIS : Geographis Information System

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir…………………………………………………. 36

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi……… 40

Gambar 2.1 Peta Hasil Zona A (Kantor Gubernur Kota Jambi………………… 53

Gambar 2.2 Peta Hasil Zona B (Danau Sipin Telanaipura Kota Jambi)………... 56

Gambar 2.3 Peta Hasil Zona C (Tugu Keris Siginjai Kota Jambi)……………… 59

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data diperoleh ……………………………………………………….. 17

Tabel 2.1 Matrik Kesimpulan Hasil Wawancara……………………………….. 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota ialah tempat penduduk ataupun pusat aktivitas penduduk untuk

melaksanakan kegiatan serta kehidupannya selaku masyarakat Negara yang sudah

diatur dalam Peraturan Perundang- undangan yang mempunyai batasan daerah serta

peraturan yang berlaku yang senantiasa tumbuh dengan bersamaan berjalannya

maupun berkembang-nya era. Perkotaan mempunyai kemampuan selaku pusat dari

pelayanan jasa, industri, serta perdagangan yang menarik penduduk buat menetap

serta mencari kesempatan memenuhi kebutuhan hidup, tetapi berkembangnya

perkotaan pula tidak di imbangi dengan penyediaan lapangan kerja.1

Minimnya lapangan pekerjaan serta sewa pasar tradisional yang sangat besar

membuat penduduk mencari jalan alternatif untuk terus melanjutkan hidupnya yang

sesuai dengan kebutuha-nya, yang salah satunya dengan memilih bekerja di sektor

informal, ialah selaku Pedagang Kaki Lima ( PKL). Pedagang Kaki Lima merupakan

orang dagang di sektor informal yang berdagang memakai gerobak serta terletak di

banyak tempat di pinggir jalur perkotaan. Keberadaan PKL kerap ditemui di pinggir

jalan utama di bahu jalur ataupun pinggir jalur dan trotoar yang sebagai fasilitas

umum yang bukan digunakan sebagai tempat berdagang. Keberadaan PKL sering

berhubungan dengan kesan yang kotor, kumuh, menimbulkan polusi udara serta tidak

tertib di daerah perkotaan. Tetapi demikian, keberadaan PKL ini menjadi salah satu

1 Iman Lubis dan Mohammad Safi’i, Smart Economi Kota Tangerang Selatan,

(Tanggerang Selatan: PT. Karya Abadi Mitra Indo, 2018), hlm. 24.

2

kebutuhan warga paling utama kelas dasar yang membutuhkan PKL tersebut untuk

penuhi kebutuhannya yang terjangkau.2

Penyebaran pedagang kaki lima ( PKL) terjadi karena mereka menginginkan

pendapatan mereka mejadi lebih normal serta bisa penuhi kebutuhan materialnya

tanpa wajib membayar uang sewa tempat di pasar tradisional. Ini ialah suatu tuntutan

pasar yang memerlukan jasa PKL tersebut selaku proses terbentuknya kelompok

berdaya beli rendah yang saling menguntungkan satu sama lainya. Tipe usaha ini

mempunyai akibat positif yang menguntungkan untuk pemerintah dalam

menyediakan lapangan pekerjaan, namun penempatan berdagang mereka belum di

optimalkan secara ketatanan serta ketentraman lingkungan.3

Ada kasus terkait dengan perbedaan antara ketentuan pada Pasal 29 Peraturan

Wilayah Kota Jambi No 12 Tahun 2016 Tentang Penyusunan serta Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima (PKL) yaitu ada harapan pedagang kaki lima (PKL) untuk

menempati tempat ataupun lapak yang pemerintah wilayah bagikan supaya

terciptanya area yang bersih serta tertib. Tetapi pada realitas yang terdapat di

lapangan, masih banyak PKL yang berjualan di atas trotoar ataupun pinggir jalur dan

bahu jalur serta sarana universal selaku tempat dagang yang dicoba pedagang kaki

lima (PKL) di Kota Jambi.

2 David Cardona, Strategi Komunikasi Pembangunan Dalam Penataan Pedagang,

(Surabaya: Scapindo Media Pustaka, 2020), hlm. 36.

3 Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional: Potret Ekonomi Rakyat Kecil,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm. 5.

3

Pemerintah Kota Jambi serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota

Jambi sudah berupaya untuk memberdayakan serta menata PKL yang terdapat dalam

Peraturan Wilayah No 12 Tahun 2016 Tentang Penyusunan serta Pemberdayaan

Pedang Kaki Lima (PKL) yang realitanya masih banyak yang tidak menaati serta

tidak melakukan ketentuan yang telah diatur dan tidak melaksanakan aktivitas

ataupun berdagang diatas Trotoar serta Bahu Jalur selaku sarana universal serta

selaku wujud bersihnya area trotoar serta bahu jalur tersebut.4

Wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah Beberapa Pusat Perdagangan

dan Perkantoran Kota Jambi yatu Kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai

Zona (A), Kawasan Objek Wisata di Danau Sipin telanaipura sebagai Zona (B), dan

Kawasan objek wisata sekaligus pusat perkantoran dan perdagangan yaitu Tugu Keris

Siginjai sebagai Zona (C). Penyebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan ini

sangat padat, sehingga kawasan ini dipadati dengan PKL yang berjualan di atas

trotoar, pinggir jalur serta bahu jalur yang tidak tertata dengan baik.

Pedagang Kaki Lima (PKL) terutama di Kota Jambi berdasarkan data yang

diperoleh penulis dari tahun 2016-2018 mengalami peningkatan. Ditahun 2016

jumlah keseluruhan PKL di Kota Jambi masih berjumlah 2.964 PKL. Sedangkan

pada Tahun 2018, jumlah PKL sebanyak 5.225 PKL sesuai data yan dimiliki oleh

Satpol PP Kota Jambi. Jumlah PKL terutama di Kawasan Pusat Perdagangan dan

Perkotaan dan Objek Wisata seperti Tugu Keris Siginjai mengalami peningkatan

4 Diakses dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49935 pada tanggal 31 Maret

2021 pukul 15.48 wib

4

pertahunnya, di tahun 2016 data yang diperoleh berjumlah 31 PKL, sedangkan di

tahun 2017 terdapat 57 PKL dan di tahun 2018 terdata berjunlah 70 PKL. 5

Penyebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan ini menimbulkan

permasalahan aktivitas kegiatan jual beli, sebab PKL berdagang pada wilayah

ataupun tempat yang tidak dibolehkan, pandangan hukum islam terkait berdagang

ialah lega atau sah, tetapi mencuat kasus sebab dalam praktiknya, PKL yang

berdagang di posisi tempat yang dilarang hendak memunculkan mudarat untuk

pengguna jalur, torotar serta kemaslahatan masyarakat sekitar. Dan aktivitas ini pula

melanggar kaidah hukum dengan tidak menjajaki ketentuan yang berlaku serta

pastinya terdapat sanksi, dosa serta mengambil hak orang lain.

Akibat dari permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Jambi dan Satuan Polisi

Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jambi mengambil tindakan untuk memberikan

perigatan kepada PKL yang berdagang tidak sesuai dari aturan yang berlaku atau

tempat yang dilarang seperti berjualan di atas trotoar, bahu jalan, dan juga pinggir

jalan. Namun, dengan adanya peringatan saja tidak cukup maka Pemerintah Kota

Jambi dan Satpol PP Kota Jambi memberikan peringatan dengan cara lain yaitu

dengan menggusur atau menepikan barang dagangan PKL dengan ara paksa.

Tindakan ini telah dilakukan Pemerintah Kota Jambi dan Satpol PP di salah satu

pusat perdagangan di Kota Jambi yaitu Kawasan Ancol atau Gentala Arasyi Kota

5 Diakses dari http://keckotabaru.jambikota.go.id diakses pada tanggal 17 April 2021

pukul 08.53 WIB

5

Jambi, Kawasan Jalan Utama menuju Kantor Gubernur Kota Jambi, serta Tugu Keris

Siginjai Kota Jambi.

Salah satu upaya untuk melihat penyebaran PKL yang terdapat bisa dilihat serta

di akses lewat pemetaan daerah berbentuk GIS (Gographic Information System) yang

salah satunya selaku kemajuan dari teknologi yang menciptakan data tingkatan mutu

area bersumber pada peta. Kemajuan teknologi data bisa memudahkan akses dalam

memastikan keadaan serta mutu area perkotaan selaku acuan dalam perencanaan

berikutnya. Ini menjadi dorongan untuk pemerintah untuk mengakses bermacam

wilayah penyebaran PKL yang sangat padat.6

Keberadaan PKL di sebagian zona yang terdapat di Kota Jambi sangat

manjamur serta penataannya kurang tertata dengan baik. Penyebaran PKL pula sangat

luas sehingga susah di jangkau buat mengenali keberadaan PKL tersebut. Luasnya

Kawasan Sebagian Zona tersebut membuat PKL menyebar begitu sigap sehingga

susah buat di telusuri langaung oleh Pemerintah serta pula Aparatur Negeri yang

berwenang.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis tertarik melakukan

penelitian di Kawasan Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di

Kota Jambi, tentang “Analisis Persebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) Tentang

Peraturan Wilayah Kota Jambi No.12 Tahun 2016 Berbasis GIS di Kota

Jambi”. Dengan fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui letak atau lokasi

6 Wayan Preana, 2020, “Pemetaan Pola Sebaran Sekolah Dasar Berbasis Sistem

Informasi Geografis (GIS) di Kecamatan Nusa Penida, Jurnal ENMAP Volume. 1 No. 1

6

penyebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di atas trotoar, pinngir jalan

atau bahu jalan dan menggunakan fasilitas umum sebagai kepentingan pribadi mereka

berdasarkan pemetaan berbasis GIS di Beberapa Pusat Perdagangan dan Perkantoran

serta Objek Wisata Kota Jambi yaitu Kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai

Zona (A), Kawasan Objek Wisata di Danau Sipin Telanaipura Kota Jambi sebagai

Zona (B), dan Kawasan Objek Wisata sekaligus Pusat Perdagangan dan Perkantoran

yaitu Tugu Keris Siginjai Kota Jambi sebagai Zona (C).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan sebelumnya, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima Berdagang di Pusat

Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi?

2. Bagaimana Analisis Persebaran Pedagang Kaki Lima di Masing-masing Zona

Kawasan Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi

Berbasis Geographic Information System (GIS)?

C. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi perluasan pada pokok pembahasan dalam penulisan skripsi

ini, maka penulis akan membatasi penelitian yang mendalam pada hal-hal yang

berkaitan dengan Analisis Berbasis GIS, maka untuk mempermudah penelitian ini,

penulis akan membatasi masalah dengan membahas Analisis Persebaran Pedagang

Kaki Lima Di Atas Trotoar Berbasis GIS. Subjek penelitian ini adalah Pedagang

Kaki Lima di Beberapa Zona tersebut yaitu:

7

1. Lingkungan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai Lintas Pengendara

sekaligus Pusat Perkantoran.

2. Lingkungan danau Sipin Kota Jambi sebagai Objek Wisata dan Pusat

Perdagangan karena adanya fasilitas umum atau bahu jalan dan jalan menuju

Danau Sipin itu sendiri.

3. Bundaran Tugu Keris Siginjai Kota Baru sebagai tempat hiburan bagi

pengunjung atau wisatawan.

4. Di Jalan Zainir Haviz, Jalan Kyai Haji Agus Salim, dan trotoar di Kawasan

Tugu Keris Siginjai Kota Baru sebagai pusat tempat berdagangnya PKL di

Kawasan tersebut.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah di rumuskan, maka dalam penelitian

ini diharapkan dapat menjelaskan beberapa tujuan penelitian, yaitu:

1. Tujuan Penelitian

Penulisan ini pada hakekatnya adalah memberikan informasi atau

gambaran yang jelas terhadap analisis persebaran pedagang kaki lima berbasis

GIS melalui analisa dan telaah data dan informasi yang diperoleh di lapangan,

adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima

Berdagang di Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota

Jambi.

8

b. Untuk Mengetahui Persebaran Pedagang Kaki Lima di Masing-masing

Kawasan Pusat Perdagangan dan Perkantoran Serta Objek Wisata Di Kota

Jambi Berbasis Geographic Information System.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Secara Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat bagi Masyarakat dan Dinas

Perindustrian dan Pedagangan dalam mengelola lingkungan Kota.

b. Kegunaan Secara Praktis

1) Bagi peneliti, hasil penulisan ini dapat memberikan tambahan wawasan

dan pengetahuan tentang persebaran PKL di perkotaan yang mengganggu

fasilitas umum untuk segera di berikan arahan, keputusan atau kebijakan

serta diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan penulis dalam

aplikasi dan teori sebuah analisis. Sehinga menjadi bekal kelak saat

penulis terjun kedunia kerja dan sebagai syarat untuk menyelesaikan

program studi Strata Satu (SI) pada jurusan Ilmu Pemerintahan UIN STS

Jambi.

2) Bagi Instansi, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

perimbnagan keputusan terkait topic penelitian penulis dan merupakan

sumbangan pemikiran bagi kampus Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi sebagai wujud terimakasi penulis atas ilmu yang

selama ini berikan saat menjalani pendidikan sarjana.

9

3) Bagi Fakultas, hasil penelitian ini diharapkan bagi Fakultas Syariah bisa

menambah perbendaharaan referensi kepustakaan bagi mahasiswa yang

mengkaji tentang analisis berbasis GIS.

E. Tinjauan Pustaka

Pembahasan ataupun studi yang membahas tentang analisis sebarang Pedagang

Kaki Lima berbasis GIS telah ditemukan buku-buku, jurnal dan skripsi yang

membahas tentang Analisis tersebut dengan terfokus terhadap pembahasan

penelitiannya misalnya:

Pertama, skripsi penelitian yang dilakukan oleh Fretty Aigawati Sianturi,

Michael M. Rengkung dan Ricky S.M Lakat (Universitas Sam Ratulangi Manado,

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur). Dengan judul

Analisis Sebarak Sektor Informal di Kota Manado. Pedagang Kaki Lima di Manado

memiliki permasalahan yang sangat kental yang dilihat berdasarkan data, bahwa

sebanyak 4.046 PKL yang berdagang di Kota Manado. Hal ini terjadi karena tidak

teraturnya dan aturan yang ada tidak jelas. Sehingga, penyebaran PKL yang ada tidak

dapat dikendalikan dengan optimal yang telah tersebar luas di pusat-pusat pelayanan

kota, yaitu Taman Kesatuan Bangsa, Pasar Pinasungkulan, Central Buessine District,

kampus UNSRAT, dan RS. Advent. Untuk mengetahui sebaran PKL, penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode Analisis

datany ada dua yaitu analisis spasial (SIG) dan analisis likert. Analisis spasial

dilakukan untuk melihat sebaran PKl yang diteliti dan dihasilkan atau dibuktikan

berupa peta. Sedangkan analisis likert untuk melihat faktor penyebab sebaran PKL

10

dengan responden berjumlah 100 di kawasan yang berbeda-beda dengan memperoleh

hasil yang berbeda pula. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis buat

yaitu berfokus pada analisis persebaran pedagang kaki lima berbasis GIS dengan

menggunakan metode yang sama yaitu metode penelitian kualitatif.7

Kedua, skripsi penelitian yang dilakukan oleh Muh. Masrdianshar Nasta, Mukti

Ali, Abdul Rachman Rasyid (Universitas Hasanddin, Fakultas Teknik, Jurusan

Perencanaan Wilayah dan Kota). Dengan judul Analisis Faktor Pemilihan Usaha

Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima. Lokasi yang diminati adalah berada di sepanjang

anjungan Toraja-mandar yang memang menjadi pusat lokasi perdagangan. PKL

menyediakan makanan berupa pisang epe’ sebagai makanan khas Makasar, Souvenir

dan oleh-oleh degangan baju dan aksesoris. Dan untuk mengetahui tempat atau lokasi

yang strategis, penelitian ini menggunakan Arcgis sebagai bahan tunjuk data yang

diperoleh. Hasil akhir yang peneliti lakukan terletak pada Fasilitas atau jalan umum

sebagai tempat pedagang kaki lima berjualan. Penelitian ini membahas tentang

analisis faktor pemilihan usaha dan tentunya berbeda dengan penelitian yang penulis

buat.8

Ketiga, skripsi penelitian yang dilakukan oleh Siti Rohaya (Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

7 Fretty Aigawati Sianturi, dkk, 2019, “Analisis Sebaran Sektor Informal di Kota

Manado”, Jurnal Spasial Vol.6 No.1 ISSN 2442-3262 Hlm. 159-168

8 Skripsi Muh. Mardiyanshar Nasta, Mukti Ali dan Abdul Rachman Rasyid, 2017,

Analisis Faktor Pemilihan Usaha Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Pantai

Losari), hlm. 96.

11

Ilmu Pengetahuan Sosial). Dengan judul Sebaran Spasial Lokasi Pedagang Kuliner di

Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Persebaran kuliner di Kecamatan Bogor

Tengah membentuk mengikuti jalan utama dan jalan penghubung ke jalan utama

yang dilihat di peta. Jenis kuliner yang di jual di Kecamatan Bogor tersebut beragam,

ada bubur ayam, ayam bakar dan nasi, bakpau, bakso, asinan, cilok, es kelapa murni,

dan masih banyak lagi. Tentunya memiliki perbedaan antara kedua penelitian ini,

yaitu terkait dengan analisis persebaran pedagang kaki lima berbasis GIS di Kota

Jambi yang tidak memfokuskan kategori makanan, tetapi lebih melihat persebarannya

menggunakan GIS.

Keempat, skripsi penelitian yang dilakukan oleh Seli Pitriani (Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Kota Jambi, Fakultas Syariah Jurusan Ilmu

Pemerintahan). Judul yang digunakan adalah Strategi Pemerintah dalam Penertiban

dan Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Talang Banjar Kota Jambi Provinsi

Jambi. Presepsi Pedagang Kaki Lima terhadap penertiban dan penataan yang

dilakukan sudah benar dan bagus, namun ada pernyataan dari beberapa yang

mengatakan tidak bagus karena penggusuran yang dilakukan tidak adil dan tidak

merata serta tidak semua pedagang kaki lima yang ditertibkan. Penelitian ini sangat

berbeda, penelitian penulis membahas tentang Analisis Persebaran Pedagang Kaki

Lima berbasis GIS dengan memfokuskan persebarannya. Sedangkan penelitian ini

membahas stategi pemeritah untuk penertiban dan penataan pedagang kaki lima.9

9 Skripsi Seli Pitriani, Strategi Pemerintah Dalam Penertiban dan Penataan Pedagang

Kaki Lima (PKL) (Studi di Pasar Talang Banjar Kota Jambi Provinsi Jambi)

12

Kelima, skripsi penelitian yang dilakukan oleh Alifa Rachma Lestari

(Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Kota Jambi, Fakultas Syariah

Jurusan Ilmu Pemerintah). Judul yang digunakan adalah Analisis Perubahan

Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 menjadi Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2016 tentang Peadagang Kaki Lima di Kota Jambi. Perubahan

Peraturan terjadi karena kegiatan Pedagang Kaki Lima di Kota Jambi tidak sesuai

dengan yang ada di Kota Jambi, serta Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 aturan

dan sanksinya tidak memberi efek jera terhadap pedagang kaki lima. Perubahan

penerapan peraturan yang telah dilakukan oleh Satpol PP telah cukup efektif jika

dibandingkan dngan penerpan yang sebelumnya yaitu Peraturan Daerah Nomor 05

tahun 2006. Tentunya terdapat persamaan dari kedua penelitian ini yaitu terkait

dengan pedagang kaki lima namun berbeda dengan pembahasannya. Penelitian yang

dilakukan pada saat ini adalah analisis persebaran pedagang kaki lima dengan

memfokuskan persebaran pedagang kaki lima di berbagai Zona Pusat Perdagangan

dan Perkantoran dan Objek Wisata Di Kota Jambi.10

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah metode atau cara yang digunakan selama kegiatan

penelitian.11

10 Skripsi Alifia Rachma Lestari, 2019, Analisis Perubahan Penerapan Peraturan Daerah

Nomor 05 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pedagang

Kaki Lima Di Kota Jambi.

11

Sofyan A.P. Kau, Metode Penelitian Hukum Islam Penuntun Praktis untk Penulisan

Skripsi dan Tesis, ( Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013), hlm.154.

13

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian “Analisis Persebaran

Pedagang Kaki Lima dengan lokasi penelitian yaitu di Beberapa Pusat Perdagangan

dan Perkantoran serta Objek Wisata Kota Jambi yaitu Kawasan Kantor Gubernur

Kota Jambi sebagai Zona (A), Kawasan Objek Wisata di Danau Sipin Telanaipura

sebagai Zona (B), dan Kawasan Objek Wisata sekaligus Pusat Perkantoran dan

Perdagangan yaitu Tugu Keris Siginjai sebagai Zona (C) ” adalah metode kualitatif.

Metode kualitatif adalah suatu proses penelitian atau pemahaman yang berdasarkan

pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia untuk

menarik kesimpulan dan pemecahan masalah terkait gejala empirik.12

1. Tempat dan Lokasi Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kantor Gubernur Kota

Jambi, Danau Sipin Kota Jambi dan Kawasan Tugu Keris Siginjai Kecamatan

Kota Baru Kota Jambi. Waktu penelitian dimulai setelah dikeluarkannya surat

izin riset untuk melanjutkan proses penelitian. Dengan jam operasional yaitu dari

pukul 07.30 WIB s/d 18.00 WIB setiap hari. Tempat dan waktu penelitian dapat

dirincikan sebagai berikut:

a. Lingkungan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai Lintas Pengendara

sekaligus Pusat Perkantoran pada Hari Senin-Jumat dari Pukul 07.00 WIB

hingga 18.00 WIB.

12 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2001), hlm.56.

14

b. Lingkungan Danau Sipin Kota Jambi sebagai Objek Wisata dan Pusat

Perdagangan karena adanya fasilitas umum atau bahu jalan dan jalan menuju

Danau Sipin itu sendiri pada Hari Senin-Minggu dari Pukul 07.00 WIB

hingga 18.00 WIB.

c. Bundaran Tugu Keris Siginjai Kota Baru sebagai pusat hiburan bagi

pengunjung atau wisatawan pada Hari Senin-Kamis dari Pukul 07.00 WIB

hingga 18.00 WIB.

d. Di Jalan Zainir Haviz, Jalan Kyai Haji Agus Salim, dan Trotoar di Kawasan

Tugu Keris Siginjai Kota Baru sebagai Pusat tempat berdagangnya PKL di

Kawasan tersebut pada Hari Senin-Kamis dari Pukul 07.00 WIB hingga 18.00

WIB.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan Studi Kasus dengan metode

penelitian kualitatif. Teknik deskriptif digunakan untuk memperoleh data yang

terbaru. Menurut Danzin dan Lincoln dalam Sudaryono menegaskan bahwa:

Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang

mendasar melalui pengalaman tangan pertama dari peneliti yang langsung

berproses dan melebur menjadi satu bagian yang tidak terpisah dengan

subjek dan latar yang akan diteliti berupa laporan penelitian mengambil

makna dari lingkungan sekitar dan bagaimana makna-makna tersebut

mempengaruhi perilaku subjek sendiri.13

Dan Menurut Muri Yusuf terhadap penelitian studi kasus yang menegaskan

bahwa:

13 Sudaryono, Metodologi Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan Mix Method, (Depok:

PT Grafindo Persada, 2018), hlm. 118

15

Penelitian Studi Kasus adalah suatu proses pengumpulan data dan

informasi secara mendalam, mendetail, intensif, holistic, dan sistematis

tentang orang, kejadian, latar social, atau kelompok menggunakan berbagai

metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami secara

efektif bagaimana orang, social setting, itu beroperasi atau berfungsi sesuai

dengan konteksnya.14

Dari kutipan di atas dapat diartikan bahwa penelitian kualitatif mengarah

pada pengetahuan objek yang diteliti dengan mengutamakan penjelasan berupa

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dalam metode pendekatan studi

kasus ini penulis mengumpulkan data berupa gambar dengan di berdasarkan data

dan kejadian yang nyata yang diperoleh pada saat melaksanakan survey atau turun

langsung ke lapangan untuk melihat keadaan yang sebenarnya.15

3. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

Jenis penelitian dapat ditentukan oleh bentuk penelitian yang akan

dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

metode kualitatif. Jenis penelitian ini yaitu hukum empiris dan metode penelitian

dapat dilakukan dengan memperoleh langsung data dari lapangan dengan

melakukan observasi dan wawancara.

a. Jenis Data

Penelitian secara umum memiliki dua jenis data, yaitu data primer dan

data sekunder. Berikut jenis data penelitian dalam sebuah penelitian yaitu:

1). Data Primer

14 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan

Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 339.

15

Ibid, hlm. 43.

16

Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan langsung

dari lapangan dengan melakukan observasi dan wawancara langsung dengan

Pedagang Kaki Lima di Kawasan Zona Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta

Objek Wisata di Kota Jambi.

2). Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk-

bentuk dokumen. Sumber yang didapatkan dari referensi-referensi buku, internet,

dan hasil penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh oeleh peneliti

dengan cara membaca, melihat, menyaksikan dan mendengarkan.16

3). Data Tersier

Data tersier adalah bahan-bahan yang memberi penjelasan terhadap data

sebelumnya yaitu data primer dan data sekunder. Sebagai data tersier dalam

penelitian ini, terdapat Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Ensiklopedia.17

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek data yang diperoleh.

Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah orang atau narasumber atau

responden yang diwawancarai yang bukan hanya sebagai narasumber biasa, tetapi

juga sebagai pemilik informasi.

16 Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-1, (Jakarta: Gaung Persada, 2009),

hlm. 119.

17

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 105

17

Dalam penelitian ini dapat disajikan table data yang diperoleh seperti berikut:

No. Data Bahan Data Yang di Cari Sumber yang di

peroleh

1. Primer Bahan

Sekunder Data Sebaran Pedagang

Kaki Lima (PKL) di

Masing-masing Jalur

Utama Kantor Gubernur

Kota Jambi, Danau Sipin

Kota Jambi, dan Tugu

Keris Siginjai Kota

Jambi.

Faktor yang

Mempengaruhi

Pedagang Kaki Lima

(PKL) untuk berdagang.

Analisis Persebaran

Pedagang Kaki Lima Di

Kawasan Pusat

Perdagangan dan

Perkotaan Serta Objek

WIsata Di Kota Jambi

Berbasis Geographic

Information System

Wawancara

dan

Kuesioner

Observasi

Survey

Lokasi PKL

2. Sekunder Bahan

Primer

Bahan

Tersier

Dokumen Resmi

Peraturan Pemerintah

Aparatur Pemerintah/

Satpol PP

PKL yang berdagang

Ensiklopedia, Kamus

dan Indekumulatif

Web

Pemerintah

Kota Jambi

JDIH BPK-

RI

Satpol PP

3. Tersier Kamus Besar Bahasa

Indonesia

Ensiklopedia

Penelitian

Terdahulu

atau

Sebelumnya

.

Gambar Tabel 1.1 Data diperoleh

18

4. Unit Analisis

Unit analisis merupakan satuan yang sangat penting.Unit analisis berguna

untuk menentukan informasi yang kita dapat dari pemberi informasi atau orang

yang kita wawancarai. Salah satu nya yaitu dengan menggunakan Teknik non

sampling random. Peneliti yang menentukan siapa saja yang ingin di wawancarai

dengan tujuan menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Pemberi

informasi merupakan kunci utama untuk memecahkan masalah. Dan untuk

jumlah yang ingin diwawancarai tentunya sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Informan yang dipilih untuk penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima yang

berada di Kawasan Zona Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata

di Kota Jambi.

5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian.18

Instrumen pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam melakukan penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam observasi ini, penulis sebagai participant observation. Melalui

observasi tersebut, maka penulis mengadakan pengamatan terhadap

18 Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan wawancara, (Jawa Timur:

Bayumedia Publishing, 2004), hlm. 1.

19

Pedagang Kaki Lima di Kawasan Zona Pusat Perdagangan dan Perkantoran

serta Objek Wisata di Kota Jambi. Dengan adanya penelitian di lapangan

diharapkan dapat mendapatkan data secara langsung dan informasi yang

lebih mendalam.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk memberikan informasi atau bertukar informasi

dan ide dengan tanya jawab, sehingga mendapatkan makna dalam suatu

pembicaraan atau topik tertentu. Wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview)

di mana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Untuk memperoleh data yang akurat, maka peneliti melakukan

wawancara dengan Beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) Kawasan Zona

Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi. Alat-

alat yang digunakan penulis dalam wawancara ini adalah buku catatan,

ARCGIS Survey 123, dan kamera karena penulis menggunakan wawancara

catatan lapangan.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi

atau kepustakaan untuk memperkuat kebenaran data yang akan di analisis.

Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari

20

beberapa dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti memo, buku, surat

kabar, majalah dan lain-lainnya.19

Metode dokumen ini digunakan untuk

memperoleh data-data yang mampu melengkapi serta memperkuat

penelitian. Dokumentasi di dalam skripsi ini, penulis mengumpulkan data

mengenai kegiatan pedagang kaki lima, faktor yang mempengaruhi

pedagang kaki lima, serta bukti-bukti yang terdapat di Kawasan Zona Pusat

Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam

data sehingga dapat dikembangkan dan dievaluasi. Data sementara yang

dihasilkan sesuai dengan keberadaan pedagang kaki lima yang berada di beberapa

zona tersebut.20

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan

metode induktif yakni analisis yang dimulai dari pengumpulan data, analisis data,

reduksi data, penyajian data, 21

a. Pengumpulan Data

19 Suharsimi, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), hlm 240.

20

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan “Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan

R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 203.

21

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.

221.

21

Pengumpulan data adalah mengumpulkan data yang diperoleh di

lapangan tempat penelitian baik berupa catatan, gambar, foto dan dokumentasi

lainnya yang kemudian diperiksa dan diurutkan.

b. Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan sejak pengumpulan data

terkumpul dengan data yang sesuai secara keseluruhan dan dikerjakan secara

lebih terfokus setelah data yang dikumpul dapat memadai atau sepenuhnya

cukup. Dalam hal ini, analisis data bekerja dengan mengatur, mengurutkan,

memberi kode, mengelompokkan serta mengkatagorikan.22

c. Reduksi Data

Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau

laporan yang terperinci, dalam hal ini reduksi data diartikan sebagai proses

pemilihan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang diperoleh dari

data lapangan, reduksi dan dilakukan secara terus menerus selama proses

penelitian berlangsung.

d. Penyajian Data

Penyajain data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari

reduksi data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan

mudah di pahami.

e. Kesimpulan/Verifikasi

22 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2015), hlm. 2.

22

Kesimpulan merupakan suatu fungsi yang sangat sederhana terkait

dengan pembahasan atau penelitian dalam bentuk kata-kata inti dalam sebuah

pernyataan dengan fakta-fakta yang ada. Kesimpulan merupakan pernyataan

yang signifikan terkait dengan pembahasan yang ada. Kesimpulan juga

sebagian akhir dari sebuah penelitian atau pembahasan yang dipaparkan oleeh

penulis atau peneliti.

f. Laporan

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

membuat laporan terkait dengan penelitian yang akan dibahas dengan

pembahasan yaitu Penyebaran Pedagang Kaki Lima yang berdagang di trotoar

dan bahu jalan yang mengganngu kenyamanan masyarakat umum yang

menyebabkan banyak timbulnya permasalahan, seperti polusi udara,

kemacetan, keramaian, kepadatan dan Tata Kota yang kumuh dan kotor.

Data Rumusan Masalah 1 terkait dengan faktor yang mempengaruhi

pedagang kaki lima untuk berdagang adalah kurangnya kapangan pekerjaan, tidak

meratanya atau pertumbuhan ekonomi yang rendah, biaya hidup yang cukup

mahal dan tuntutan keperluan atau kepentingan yang mendesak. Pedagang Kaki

Lima juga mengambil kesempatan untuk tidak membayar uang sewa Bangunan

atau Pajak Bangunan tempat mereka berdagang, namun lebih memilih untuk

berpindah tempat atau nomaden dalam berdagang agar memiliki keuntungan dan

pendapatan yang lebih tanpa harus dibagi dengan cicilan kios yang terbilang

cukup mahal. Dengan begitu banyaknya pedagang kaki lima memberikan

23

pengaruh terhadap keindahan kota. Seperti pada Zona (A) yaitu Jalur Utama

menuju Kantor Gubernur Kota Jambi di jalur kiri yang dipenuhi dengan pedagang

kaki lima yang berjualan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Zona (B) yaitu

Danau Sipin Telanaipura Kota Jambi sebagai Objek Wisata Kota Jambi yang

menjadi salah satu tempat pedagang kaki lima berjualan. Objek Wisata ini

dipadati pedagang kaki lima dengan kisaran 50% pedagang kaki lima berjenis

kelamin laki-laki dan 50% pedagang kaki lima berjenis kelamin perempuan.

Data yang di hasilkan dari Rumusan Masalah 2 terkait dengan Analisis

Persebaran Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pusat Perdagangan dan Perkantoran

seperti Kantor Gubernur Kota Jambi, serta Objek Wisata seperti Danau Sipin

Kota Jambi dan Tugu Keris Siginjai Kota Jambi yaitu pedagang kaki lima yang

berjualan di kawasan tersebut tidak menetap dan memiliki berbagai macam

barang dagangan yang mereka jual. Dengan menggunakan aplikasi pemetaan

seperti GIS maka akan mempermudah untuk menelusuri tempat-tempat yang

digunakan oleh pedagang kaki lima untuk berjualan seperti di atas trotoar, bahu

jalan dan fasilitas umum. Berdasarkan observasi terkait dengan persebaran

pedagang kaki lima di Zona penelitian, terdapat sekitar 60% Pedagang kaki lima

yang berjenis kelamin laki-laki dan 40% pedagang kaki lima berjenis kelamin

perempuan. Jenis barang yang dijual berupa makanan ringan dengan kisaran

jumlah 40% seperti (bakso bakar, batagor, bakso tusuk, gulali, sosis goreng, telor

gulung dan lainnya), minuman dengan kisaran jumlah40% seperti (air mineral, es

teh, pos ice, fanta, coca-cola, es tebu, dan lainnya), mainan dengan jumlah kisaran

24

20% seperti ( balon, mobil-mobilan, boneka berbie dan lainnya). Jumlah

pedagang yang di dominasikan oleh pedagang kaki lima berjenis kelamin laki-laki

dengan kisaran 70% dan 30% pedagang kaki lima berjenis kelamin perempuan.

H. Sistematika Pembahasan

BAB I, Bab pertama merupakan penjelasan yang mendasar mencakup Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II mencakup Kerangka Pikir, Penjelasan Penyebaran Pedagang Kaki Lima

di Kawasan Zona Pusat Perdagangan, Perkantoran dan objek Wisata di Kota Jambi,

dan Kerangka Teori.

BAB III, Bab ketiga mencakup Gambaran Umum Wilayah Kajian Penelitian

yaitu, Kantor Satpol PP, Kawasan kantor Gubernur Kota Jambi, Danau Sipin Kota

Jambi dan Tugu Keris Siginjai Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.

BAB IV, Bab keempat menerangkan inti analisa skripsi yaitu, Analisis

Persebaran Pedagang Kaki Lima Berbasis GIS dengan tujuan untuk melihat sejauh

mana sebaran PKL tersebut.

BAB V, Bab kelima diakhiri dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dokumentasi dan

curriculum vitae atau daftar riwayat hidup.

25

BAB II

KERANGKA TEORI

1. Analisis

Analisis dalam pengertian ahli Gorys Keraf sebagai sebuah proses

untuk memecahkan sesuatu kedalam bagian-bagian yang saling berkaitan

satu sama lain. Analisis juga sebagai kegiatan yang dilakukan sesorang

untuk mengamati, memperhatikan, memecahkan permasalahan yang ada

atau mencari jalan keluar dalam sebuah permasalahan dan perselisihan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Analisis adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa atau kejadian, karangan, perbuatan

dan sebagainya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis

juga dapat diartikan sebagai penguraian suatu pokok permasalahan dalam

suatu peristiwa untuk memperoleh pemahaman yang sesungguhnya.23

Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani Kuno yaitu analusis

yang berarti melepaskan. Analusis terbentuk dari dua kata yaitu ana

berarti kembali,dan luein berarti melepas, yang dapat disimpulkan

kembali melepas atau menguraikan. Kata analusis ini diserap ke dalam

bahasa Inggris yaitu analysis, yang kemudian diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi analisis.24

23 Di akses https://kbbi.web.id/analisis.html pada 21 Juli 2021 pukul 2.11 wib

24

Di akses https://zonareferensi.com pada 22 Juli 2021 pukul 11.00 wib

Teori Analisis dalam persebaran sebagai cara mengetahui

permasalahan yang terjadi terkait dengan penyebaran atau sebaran serta

tersebarnya suatu objek atau peristiwa yang akan di bahas agar

mendapatkan titik terang sesuai dengan yang diinginkan serta

memecahkan permasalahan yang ada dalam peristiwa tersebut.

2. Eksistensi Pedagang Kaki Lima (PKL)

a. Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah manusia yang bekerja

dengan mata pencaharian berdagang yang dikenal berdagang

menggunakan tenda dan gerobak. Istilah PKL terdapat banyak jenis

dan macamnya, seperti pedagang dengan gerobak beroda, pedagang

yang memilkul, pedagang yang gerobak gendong, pedagang dengan

gerobak yang berada di trotoar jalan.25

Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah manusia yang berdagang

dalam sektor informal dengan menggunakan gerobak atau etalase serta

pondok kecil atau dagangan keliling yang lebih memilih tempat

berjualan dikeramaian, seperti taman bermain, pasar, pemberhentian

angkutan umum, pinggir sekolahan, acara pernikahan pinggir jalan,

dan masih banyak lagi tempat keramaian yang dapat dikunjungi.

Mereka berjualan dengan mengandalkan kemampuan yang

dimilikinya, baik secara financial dan juga bidang kerja yang

25 Gilang Permadi, Pedagang Kaki Lima, (Jakarta : Yudhistira, 2007) , hlm. 5-7.

dimilikinya, seperti berjualan makan ringan, makanan berat, mainan

anak-anak, perabotan dan sebagainya.26

b. Sejarah Pedagang Kaki Lima (PKL)

Kehadiran Pedagang Kaki Lima (PKL) yang awalnya berasal

dari para pedagang yang menggunakan gerobak dorong yang

memiliki tiga roda. Istilah pedagang kaki lima berasal dari jaman

pemerintahan Rafles, Gubernur Jendral Stanford Rafles pemerintahan

Kolonial Belanda, yaitu dari kata “five feet” yang berarti jalur pejalan

kaki dipinggir jalan selebar 5 (lima) kaki. Ruang tersebut digunakan

untuk kegiatan berjualan pedagang kecil sehingga disebut dengan

pedagang kaki lima.27

c. Kriteria Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang Kaki Lima umumnya menempati tempat-tempat

yang memberikan peluang untuk mendapatkan sebuah keuntungan

dan menjamin adanya pembeli, misalnya seperi pusat kota, tempat

keramaian, dan tempat-tempat yang berpotensi seperti objek wisata,

pusat perdagangan dan pusat perkantoran. Pedagang Kaki Lima

memiliki kriteria sebagai salah satu pedagang sektor informal dengan

gaya berdagang menggunakan gerobak, berjualan keliling,

26 Dorris Yadewi, dkk, Memilih Menjadi Pedagang Kaki Lima, (Sumatra Barat :

Pustaka Galeri Mandiri, 2020), hlm. 10

27

Saputa, Rholen Bayu, 2014, Profil Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berjualan di

Badan Jalan ( studi di jalan teratai dan jalan seroja kecamatan senapelan), Jom FISIP. Vol. 1,

No.2, hlm. 4.

menggunakan kios sewa, tenda dan etalase kecil serta jualan

gendongan dengan barang dagangan yang beragam jenis, seperti,

rokok, pakaian, aksesoris wanita, mainan, minuman dingin, makanan

ringan serta makanan berat dan sebagainya.28

d. Mekanisme Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah semua pedagangyang

berjualan di emperan toko atau trotoar yang memakai alat lapak

maupun yang memakai gerobak atau pikulan. Pedagang Kaki Lima

(PKL) yang berdagang menggunakan lapak menyebar di atas trotoar

atau pinggir jalan sebagai tempat mereka berdagang dengan berteriak

memaerkan barang dagangannya agar meneraik pembeli. Berbeda

dengan pedagang kaki lima yang berjualan keliling atau

menggunakan gerobak, mereka berjualan dengan berpindah tempat

dalam waktu yang sangat cepat dengan menyesuaikan keadaan atau

situasi yang ada.29

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima

Kurangnya lapangan pekerjaan dan krisis ekonomi yang

pernah terjadi di tahun 1998 merupakan salah satu permasalahan bagi

masyarakat yang mengakibatkan masyarakat banyak berstatus

28 Handoko Tanuwijaya, Bisnis Pedagang Kaki Lima, (Yogyakata, PT. Pustaka Pelajar,

2011), hlm. 15.

29

Dwi Kartika, Herlinda, Aimie Sulaiman, dan Putra Pratama Saputra, (2021),

Mekanisme Survival Pedagang Kaki Lima pada Masa Pandemi Covid-19 di Pasar Tren Kota

Pangkalpinang. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), Volume 1, Nomor 9, hlm 1.103.

pengangguran. Tingkat angka pengangguran semakin lama semakin

meningkat serta keterbatasan modal untuk membuka usaha atau

lapangan kerja bagi masyarakat yang termasuk dalam golongan

ekonomi lemah. Terlebih lagi dengan pertumbuhan perekonomian

yang semakin turun membuat masyarakat memilih untuk berdagang

dengan sebutan Pedagang Kaki Lima (PKL) semampu keadaan

mereka. Tuntutan keadaan membuat masyarakat tidak memiliki

kesempatan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam

segala bidang. Peluang juga merupakan factor yang mempengaruhi

adanya pedagang kaki lima, karna memiliki kesempatan tanpa harus

mengeluarkan modal yang cukup besar untuk menyediakan atau

meyewa tempat atau tidak memerlukan pekerja lain dan tidak berbagi

untung dengan siapapun.30

f. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima (PKL) memiliki ciri yang khusus dalam

berdagang berbeda dengan pedagang yang berjualan dikios atau

gedung yang mereka sewa. PKL berdagang menggunakan gerobak,

mobil, sepeda motor, sepeda, dan gerobak gendong serta yang

lainnya. PKL yang berada di Kawasan Tugu Keris Siginjai memiliki

usia yang cukup tinggi, seperti 35-45 tahun ke atas bahkan yang

30 Handoko Tanuwijaya, Bisnis Pedagang Kaki Lima, (Yogyakata, PT. Pustaka Pelajar,

2011), hlm. 15.

sudah tua sekali dengan jenis kelamin yang berbeda-beda, ada yang

laki-laki dan juga perempuan. 31

PKL berdagang tidak menetap dan juga yang mereka jual tidak

hanya satu jenis saja, namun banyak ditemukan berbagai macam jenis

dagangan, seperti makanan, minuman, peralatan rumah, mainan anak-

anak, aksesoris, bunga atau kembang, baju-baju, peralatan kecantikan

dan sebagainya. Modal yang digunakan dari uang mereka sendiri

dengan kisaran 2-3 juta dan lebih untuk modal awal mereka.

g. Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang Kaki Lima (PKL) memiliki karakteristik pribadi

wirausaha yang mampu menangkap dan mencari peluang usaha,

ketekunan yang kuat, rasa percaya diri dan kreatif serta inovatif dan

memiliki manfaat yang sangat besar terhadap potensi yang

dimilikinya seperti PKL menyimpan potensi pariwisata dan memiliki

unsur budaya serta eksistensinya dengan karakteristik umumnya

yaitu:

1). Aktivitas usaha yang sederhana tanpa ada pembagian kerjasama

yang rumit.

2). Pendapatan yang kecil dengan modal usaha dan modal kerja yang

kecil.

31 Menuk, Christina Sri Handayani, 2013, Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) di

Sentra PKL Surabaya, Jurnal Majalah Ekonomi ISSN 1411-9501: Vol.XVII No.2 187-195.

3). Kegiatan atau aktivitas yang tidak memiliki surat atau keterangan

izin usaha.32

h. Manfaat Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang Kaki Lima (PKL) memiliki manfaat tentunya di

kalangan masyarakat rendah untuk memenuhi kebutuhan pangan

mereka karena dengan harga yang sangat terjangkau dan juga

menguntungkan.Keberadaan PKL juga memberikan atau menciptakan

lapangan pekerjaan baru bagi kalangan masyarakat yang tidak bekerja

dengan memanfaatkan keahlian mereka masing-masing guna

menyambung hidup mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.33

i. Dampak Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL)

Keberadaan PKL menjadi salah satu masalah yang tidak pernah

usai, PKL menjadi salah satu topik hangat dengan berbagai

masalahnya, yaitu seperti keberadaannya yang mengganggu

masyarakat umum karna berjualan atau menawarkan barang dan

jasanya di tempat atau fasilitas umum dan pengguna jalan kaki,

keberadaan PKL juga menyebabkan pinggir kota menjadi kumuh

dengan sampah yang tidak dapat diminimalisir karna kebanyakan PKL

sudah berdagang tidak bertanggung jawab dengan lingkungan yang

32 Saputa, Rholen Bayu, 2014, Profil Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berjualan di

Badan Jalan ( studi di jalan teratai dan jalan seroja kecamatan senapelan), Jom FISIP. Vol. 1,

No.2, hlm. 5.

33

Menuk, Christina Sri Handayani, 2013, Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) di

Sentra PKL Surabaya, Jurnal Majalah Ekonomi ISSN 1411-9501: Vol.XVII No.2 187-195.

digunakan, seperti timbulnya sampah dan kotoran yang dihasilkan dari

PKL tersebut.34

3. Geographis Information System (GIS)/ Sistem Informasi Geografis

(SIG)

a. Sejarah Geographis Information System (GIS)

Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam

bidang teknologi terutama computer. Selama perang dunia kedua

pemrosesan data mengalami kemajuaan yang pesat terutama untuk

memenuhi kebutuhan militer dalam memprediksi trayektori balistik.

Pada awal tahun 1960-an perkembangan ilmu computer semakin pesar

dan siap digunakan untuk bidang lain di luar militer. GIS dengan

gvSIG. CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari

perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang

susun (overlay), perhitungan, pendigitalan atau pemindaian (digitizing/

scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di

atas benua Amerika, memasukkan garis sebagai arc yang memiliki

topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas

34 Iswan Kaputra, dkk, Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia Merangkai Sejarah

politik dan Pemerintahan Indonesia ( Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013), hlm.

213.

terpisah. Pengembangnya seorang geographer bernama Roger

Tomlinson kemudian disebut “Bapak SIG”.35

b. Pengertian GIS (Geographic Information System)

SIG (System Information Geography) atau GIS (Geographic

Information System) adalah suatu sistem informasi berbasis data

dengan memiliki kemampuan yang khusus untuk memperoleh data

berdasarkan ruang operasi kerja. GIS merupakan sistem computer

untuk mendesain, menyimpan, menganalisis, memanipulasi, mengatur

data, dan menampilkan keluaran informasi georgrafis.36

GIS adalah sejenis perangkat lunak yang lebih menekankan

pada geografi yang berfungsi untuk penyimpanan data, pemasukan,

memanipulasi, menampilkan letak sesuatu secara georgrafis dengan

lengkap. Data yang diperoleh berupa informasi yang berhubungan

dengan permukaan bumi secara keseluruhan.37

c. Komponen GIS/SIG

SIG atau GIS terdiri dari 4 komponen yaitu perangkat keras,

perangkat lunak, data dan informasi geografi, serta manajemen.

Keempat komponen ini memiliki kegunaan yang berbeda-beda.

35 G. Manjela Eko dkk, Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tingkat

Dasar (Bogor, Tropenbos International Indonesia Programme, 2010), hlm 1-2

36

Anong Widhi Nirwansyah, Dasar Sistem Informasi Geografi dan Aplikasinya

Menggunakan ARCGIS 9.3, (Yogyakarta, Deepublish, 2016), hlm. 2-6.

37

G. Manjela Eko dkk, Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tingkat

Dasar (Bogor, Tropenbos International Indonesia Programme, 2010), hlm. 1-2.

Perangkat keras seperti computer, mouse, monitor, dan sebagainya.

Sedangkan perangkat lunak seperti penyimpanan data dan program-

program tersendiri. Data dan informasi berguna seperti menyimpan

dan mengumpulkan data atau informasi yang telah diperoleh.

Manajemen sebagai penggerak atau orang yang memiliki keahlian

dalam bidang ini.38

d. Manfaat GIS/SIG

Manfaat SIG/GIS adalah sebagai alat untuk memasukkan dan

mengumpulkan data, mengintegrasikan data, memeriksa dan

menganalisis data, mengelola dan menampilkan, mengolah serta

memanipulasi dan mengeluarkan data geografis berupa data geografis

spasial dan data geografis atribut.39

SIG/GIS juga dapat mengetahui dari segala bidang, seperti

bidang inventarisasi sumber daya alam untuk melihat persebaran

sumber daya alam dan kawasan lahan yang terdapat dalam data

kekayaan sumber daya alam. Bidang perencanaan pembangunan yang

mampu melihat perencanaan atau penataan ruang dengan melihat

banyak sudut, baik secara fisik, social, ekonomi, dan kependudukan.

Bidang social untuk mrngrtahui potensi dan persebaran penduduk, luas

38 Anong Widhi Nirwansyah, Dasar Sistem Informasi Geografi dan Aplikasinya

Menggunakan ARCGIS 9.3, (Yogyakarta, Deepublish, 2016), hlm. 12-14.

39

Try Astuti, Buku Pedomam Umum Pelajar Geografi Rangkuman Inti Sari Geografi

Lengkap SMA Kelas 1,2,3 ,(Jakarta: Vicosta Publishing, 2015), hlm. 62.

lahan serta lingkungan, pendataan jaringan transportasi, pendataan

pusat-pusat pembangunan dan pendataan pengembangan pemukiman

penduduk, seolah, industry dan lain sebagainya.

e. Cara Kerja Geographic Information System (GIS)

Geographic Information System mempresentasikan suatu

model “real world” (dunia nyata) di atas layer monitor computer

sebagaimana lembaran-lembaran peta dapat mempresentasikan dunia

nyata di atas kertas. Walaupun demikian, GIS memiliki kekuatan

lebih dan daya fleksibelitas dari pada lembaran-lembaran peta kertas.

Peta merupakan salah satu bentuk reperesentasi grafis memiliki dunia

nyata objek-objek yang dipresentasikan di atas peta disebut sebagai

unsur-unsur peta atau map feature (sebagai contoh adalah sungai,

jalan, gunung, bangunan, dan lain-lain) karena peta

mengorganisasikan unsur-unsurnya berdasarkan lokasi masing-

masiing, maka peta sangat baik di dalam memperlihatkan hubungan

atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. Sebagai ilustrasi,

berikut adalah contoh-contoh hubungan tersebut seperti, suatu gedung

terletak di dalam wilayah kecamatan tertentu, jembatan melitas di atas

suatu sungai, atau bangunan kuno bersebelahan dengan taman.40

40 Dikutip dari http://repository.unpas.ac.id/564/2/BAB%20II.pdf pada tanggal 14

Oktober 2021 Pukul 14.31 wib.

36

A. Kerangka Pikir

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun

2016 tentang Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima (PKL)

Faktor Yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima

Gambar 1.1 Skema Kerangka Berfikir

Sebaran Pedagang

Kaki Lima

Kurangnya

Lapangan Pekerjaan

Tingginya Angka

Pengangguran

Biaya Sewa

Pasar

1. Kondisi Masing- Masing Zona

2. Kemacetan dan Tidak Taat Aturan

3. Kepadatan dan Tata Kota Tidak Beraturan

4. Ribut dan Ricuh

Berbasis Geographic Information

System (GIS)

Pedagang Kaki Lima

37

Penelitian ini didasarkan dengan pemikiran dan masalah-masalah yang ada di

lapangan. Agar permasalahan ini dapat diselesaikan, maka terdapat teori berupa

konsep, definisi dan juga proposi yang telah disusun secara kolektif dan sistematis.

Penulis menggunakan teori ini sebagai bahan kajian untuk menjelaskan atau

menguraikan teori-teori yang relevan, tepat dan akurat dengan variabel yang penulis

teliti. Berikut landasan teori yang dapat diuraikan penulis:

Kawasan Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata yang saat ini

menjadi pusat perhatian masyarakat Kota Jambi ataupun Luar Kota untuk berkunjung

dan menikmati keindahan yang telah di buat oleh Pemerintah Kota sebagai Objek

Wisata dan Pertumbuhan Ekonomi yang sangat diminati banyak kalangan, namun juga

dipenuhi dengan penyebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) dengan latar belakang yang

berbeda-beda yang berdagang di kawasan tersebut namun tidak tertib aturan, sehingga

kawasan dipenuhi dengan gerobak dagang di pinggir jalan atau bahu jalan dan diatas

trotoar yang tentunya mengganggu aktivitas masyarakat karna terhalang oleh gerobak-

gerobak PKL atau barang-barang PKL tersebut.

Berdasarkan pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh besar

dari sebaran PKL tersebut yang berada di Beberapa Zona Pusat Perdagangan dan

Perkantoran serta Objek Wisata. Namun dengan kata lain, keberadaan dan ketertiban

Pedagang Kaki Lima (PKL) akan merubah suasana dan kenyamanan di Beberapa Zona

Pusat perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata tersebut sesuai dengan yang

diharapkan.

38

B. Kerangka Operasional

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian

pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai

Zona (A), Kawasan Objek Wisata di Danau Sipin Telanaipura sebagai Zona (B), dan

Kawasan objek wisata sekaligus pusat perkantoran dan perdagangan yaitu Tugu Keris

Siginjai sebagai Zona (C) Kota Jambi untuk melihat seberapa jauh penyebaran yang

terjadi dengan mengikuti aturan pemerintah untuk taat kepada aturan tentang

pemberdayaan PKL agar terciptanya ketertiban lingkungan dan rapinya tatanan kota

sehingga aktifitas yang dijalankan diluar ruangan dapat terlaksana dengan baik.

39

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

A. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

1. Sejarah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Satuan Polisi Pamong Praja yang disingkat Satpol PP ialah fitur wilayah

dalam memelihara ketentraman serta kedisiplinan universal dan menegakkan

Peraturan Wilayah. Satuan Polisi Pamong Pamong Praja ataupun Satpol PP

merupakan bagian dari fitur wilayah dalam penegakkan Perda serta

penyelenggaraan kedisiplinan universal serta ketentraman warga. Bersumber

pada Undang- undang No 6 Tahun 1986, luas daerah administratif pemerintah

Kota Jambi merupakan± 205. 38 km2, secara geomorfologis kota ini terletak di

bagian barat cekungan Sumatera bagian selatan yang diucap sub- cekungan

Jambi, yang ialah dataran rendah di Sumatera bagian timur. Satuan Polisi

Pamong Praja ataupun Satpol PP bersumber pada Peraturan Wilayah bertugas

menyelenggarakan penegakkan Peraturan Wilayah serta Peraturan Walikota,

penyelenggaraan kedisiplinan universal, ketentraman warga dan proteksi warga.

Tugas tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, efisien,

efektif, serta akuntabel.41

41

Dikutip dari Website resmi Satpol PP , https://satpolpp.jambikota.go.id/gambaran-

umum , pada pukul 16.28 wib pada tanggal 03 November 2021

40

2. Visi dan Misi

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi mempunyai visi ialah

Terwujudnya Penyelenggaraan Ketentraman serta Kedisiplinan Warga Dan

Penegakan Regulasi Wilayah. Untuk menggapai visi tersebut, ada misi yang

sudah diresmikan ialah tingkatkan peran serta kapasitas kelembagaan satuan

polisi pamong praja yang mandiri, berwibawa, bersih, professional, serta

bertaqwa. Tingkatkan penyelenggaraan pengawasan, pengecekan, serta

penyidikan pelanggaran penerapan peraturan wilayah dan penegakkan regulasi

wilayah Kota Jambi dan tingkatkan system penyelenggaraan ketentraman serta

kedisiplinan universal dan proteksi warga.

3. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

KASUBAG KEUANGAN

KEPALA SATUAN

MUSTARI AFFANDI, AP., ME

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

SEKTERATIS

Drs. JOYO PRAYITNO

ALWIR, SE

KASUBAG UMUM

SEPRIANTO, SE

KASUBAG PROGRAM

R. MAIREZA SUDINO,

JABATAN

FUNGSIONAL

TERTENTU KEPALA SEKSI OPERASIONAL

DAN PENGENDALIAN

AGUS PRIBADI, SE

KEPALA SEKSI

KETERTIBAN UMUM

ZULKIFLI

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi

41

B. Kantor Gubernur Kota Jambi

Kantor Gubernur Kota Jambi yang berada di Jln. Ahmad Yani No. 1

Telanaipura, Jambi 36128 adalah Kantor Pemerintahan Daerah di Jambi. Daerah

Kantor Gubernur Kota Jambi merupakan salah satu kawasan pusat perkantoran yang

berada di Telanaipura yang tertata dengan sangat rapi. Di depan Kantor Gubernur

terdapat air mancur dan patung Sulthan Thaha. Beliau adalah sultan terakhir

kesultanan Jambi yang dianugerahi gelar pahlawan nasional karena keberaniannya

berperang melawan penjajah Belanda.

C. Danau Sipin Kota Jambi

Danau Sipin merupakan suatu danau alami serta tidak asing lagi untuk warga

atau masyarakat umum kota Jambi. Danau sipin ataupun yang biasa diucap oleh

warga jambi dengan nama“ solok sipin”( Solok= Danau) mempunyai panorama alam

yang sangat eksotis, semilir angin sejuk yang berhembus sanggup menghanyutkan

para wisatawan, banyak yang tiba ke Danau Sipin ini sebab suasananya sejuk serta

aman. Di tengah- tengah danau Sipin terdapat sebagian keramba ikan yang memang

terencana di buat oleh para nelayan ikan, serta ada suatu rumah panggung yang

digunakan selaku tempat peristirahatan para nelayan ikan tersebut, ikan- ikan yang

dibudidayakan juga beragam, seluruhnya berjenis ikan air tawar semacam mujahir,

nila mas serta lain lain.

Danau ini sangat ramai di kunjung bila menjelang sore hari sudah tiba, banyak

warga kota jambi yang ramai– ramai berkunjung untuk menikmati semilir angin sore.

42

Mereka menunggu panorama alam panorama matahari terbenam“ sunset”. Tempat ini

sangat ramai dipenuhi wisatawan pada saat jam sudah menujukkan pukul 16: 30 Wib,

jalur di sekitaran Danau Sipin sangat ramai sampai menimbulkan kemacetan. Perihal

itu umumnya senantiasa terjadi pada hari kerja, lebih parah lagi bila hari libur,

Wisatawan memenuhi kawasan ini serta wilayah sekitaran objek wisata Danau Sipin

mulai ramai semenjak jam 14: 30 Wib.42

D. Tugu Keris Siginjai Kota Baru Kota Jambi

Tugu Keris Siginjai ialah sesuatu tugu maupun monumen yang yakni ikon dari

Kota Jambi. Bentuknya menyerupai keris siginjai yakni keris kerajaan Jambi. Tugu

ini memiliki besar dekat 9 meter dan besar keseluruhannya dekat 28 meter. Letaknya

cocok terletak dipusat perkantoran Wali Kota Jambi, Kota Baru. Tugu ini memiliki 9

struktur besi pipa galvanis berbentuk spiral yang silih merangkai membentuk satu

kesatuan dan terdapat patung angsa. Mengenai ini melambangkan luas wilayah

Kerajaan Jambi dahulu meliputi 9 lurah yang dialiri oleh kanak- kanak sungai.

Tugu keris siginjai diresmikan oleh Wali Kota Jambi, Syarif Fasha bersamaan

pada 31 Desember 2017 maupun pada tahun baru 2018. Dikala saat sebelum

direnovasi menjadi tugu keris siginjai, tugu ini ialah tugu jam maupun dikenal pula

dengan tugu monas, karena bentuknya menyerupai monas yang terletak di Jakarta.43

42

Dikutip dari https://wisatasumatera.com/danau-sipin-jambi/ pada pukul 21:30 wib

pada tanggal 03 November 2021 43

Dikutip dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tugu_Keris_Siginjai pada pukul 22:26

wib pada tanggal 03 November 2021

43

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima Berdagang di Pusat

Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi

1. Keterbatasan Ekonomi

Kebutuhan hidup yang semakin sulit dengan keterbatasan ekonomi membuat

masyarakat mencari pemasukan yang memberikan peluang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan memilih berdagang sabagai pedagang kaki lima.

Keterbatasan ekonomi memberikan dampak yang begitu buruk bagi masyarakat

apalagi yang ada saat ini semua kebutuhan pokok melambung naik dari harga yang

sebelumnya. karena yang terlihat olehnya, dengan menjadi seorang pedagang, maka

akan memberikan peluang untuk dirinya sendiri agar mampu memenuhi kebutuhan

hidup dengan pendapatan sehari-hari walaupun masih tidak mencukupi namun

setidaknya mereka mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Sebagaimana dapat

dilihat dari hasil wawancara bersama Ibu Susan yang berusia 39 Tahun dengan

memilih berdagang Makanan Cemilan Telor Congkel sebagai berikut:

Untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan banyak keterbatasan yang saya

miliki tentunya tidak mudah, peluang lain telah dicoba namun tidak ada

perkembangan, saya pernah membuka jualan Geprek namun tidak berkembang,

dengan begitu saya memutuskan untuk mencoba menjual telor congkel yang

tidak terlalu banyak bahan dan modal yang tidak begitu mahal, yang

Alhamdulillah memberikan saya kebutuhan hidup saya menjadi lebih baik lagi

dan memberikan saya penghasilan perhari ya walaupun tidak banyak tetapi

selalu ada terus setiap hari agar mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarga

44

saya.44

Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa keterbatasan ekonomi

memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan manusia dan bangsa sehingga

membuat banyaknya manusia yang menjadi korban akibat ekonomi yang tidak stabil

dan membuat tingkat grafik pengnggungan menjadi lebih tinggi, dengan begitu solusi

untuk mencegah tinggingnya angka pengangguran, ciptakan lapangan pekerjaan dan

memberikan banyak manusia peluang untuk memenuhi kebutuhannya dengan kerja

sesuai bidangnya masing-masing.

Sama halnya dengan hasil wawancara penulis bersama Ibu Rosmida yang

berusia 34 Tahun sebagai pedagang kaki lima yang berjualan Minuman atau Pop Ice

sebagai berikut:

Sebagai pedagang kaki lima bukanlah kemauan, tetapi satu jalan alternative

atau jalan yang cepat untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini. Dengan

modal yang kecil atau seadanya dan tidak susah untuk mencari tempat atau

sewa tempat dagang kami mampu menghidupi keluarga walaupun dengan

seadanya dan serba kekurangan. Biaya hidup yang serba mahal dan ekonomi

yang sulit yang membuat saya memilih berdagang sebagai pedagang kaki lima. 45

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan ekonomi

menjadi keterbatasan mereka untuk mencoba menggali kemampuannya untuk bekerja

yang tidak di imbangi dengan ketersedianya lapangan pekerjaan, sehingga menjadi

pedagang kaki lima sebagai pilihan yang tepat, di karenakan memberikan penghsilan

44

Wawancara bersama Ibu Susan sebagai Peadagang Kaki Lima yang berjualan di

Tugu Keris Siginjai Kota Jambi, 29 Oktober 2021

45

Wawancara bersmaa Ibu Rosmida sebagai Pedagang Kaki Lima yang berjualan di

Danau Sipin Kota Jambi, 30 Oktober 2021

45

perhari yang memang tidak menentu tetapi memberikan efek yang baik bagi

pedagang kaki lima tersebut.

2. Kurangnya Pendidikan dan Modal Usaha

Tak hanya keterbatasan ekonomi, kurangnya pendidikan serta keterbatasan

modal juga menjadi faktor besar yang mempengaruhi pedagang kaki lima untuk

berdagang, dengan keterbatasan ilmu yang mereka punya tidak memberikan mereka

kesempatan untuk memilih pekerjaan yang semestinya, dengan mengandalkan

kemampuan yang mereka punya dan kesempatan yang ada serta tempat yang

memadai, mereka memilih berdagang menjadi pedagang kaki lima agar tidak

membuka usaha dengan modal yang besar dan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara Ibu Ines yang berusia 37

Tahun dengan memilih berdagang Sate Padang Di Tugu Keris Siginjai sebagai

berikut:

Menjadi pedagang kaki lima membuat saya mampu menumbuhkan

perekonomian keluarga saya yang harus tercukupi, dan Alhamdulillah

tercukupi walaupun dengan keterbatasan saya, saya hanya pedagang kaki lima

yang tidak memiliki banyak keuntungan tetapi sangat ingin sekali membuka

peluang usaha baru namun terkendala oleh kemampuan dan ketersediaan

modal yang saya punya.46

Hasil dari wawancara di atas diketahu bahwa keterbatasan kemampuan dan

keterbatasan modal juga menjadi penyebab atau faktor yang mempengaruhi pedagang

kaki lima untuk memilih berdagang dengan mdal dan kemampuan yang dimiliki

tanpa harus memberikan uang sewa toko atau kios sehingga keuntungan yang mereka

46

Wawancara bersama Ibu Ines Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai, 29

Oktober 2021

46

punya akan digunakan untuk kepentingan mereka yang lain. Seperti hasil wawancara

penulis bersama Ibu Ani yang berusia 28 Tahun yang berdagan Makanan Cemilan

atau Sosis Goreng sebagai berikut:

Modal yang digunakan tidak terlalu banyak dan harga yang mampu di

jangkau sehingga memberikan kesempatan kepada saya untuk berjualan

sebagai pedagang disini dengan mengharapkan dari keuntungan sehari-hari

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Memilih tempat disini karena tidak perlu

mengeluarkan modal yang besar untuk mencari tempat dan disini merupakan

tempat banyaknya perkumpulan masyarakat dan tempat wisata yang banyak

dikunjungi, yang memberikan kesempatan yang besar untuk mendapatkan

keuntungan dari konsumen atau pengunjung di kawasan ini.47

3. Kurangnya Lapangan Pekerjaan

Kurang tersedianya lapangan pekerjaan juga menjadi faktor yang

mempengaruhi masyarakat untuk memilih berdagang sebagai pedagang kaki lima.

Dengan berdagang dan membuka usaha sendiri walaupun dalam sektor informal,

mereka mampu membiayai kehidupan mereka sendiri. Kurangnya lapangan pekerjaan

sangat mengkhawatirkan banyak kalangan masyarakat, baik orang muda dan orang

dewasa yang sangat membutuhkan biaya untuk memenuhi kwbutuhan hidup. Tingkat

angka pengangguran yang tinggi membuat pertumbuhan perekonomian Indonesia

menjadi tidak stabil. Seperti hasil wawancara penulis kepada saudari Anggun yang

baru saja tamat Sekolah Menengah Atas sebagai berikut:

Menjaga dagangan milik tante saya, karna mau kerja tapi tidak diberi

kesempatan untuk bekerja dan sudah mencari tapi tidak ada rezeki, lalu

memutuskan untuk menjaga dagangan es campur kekinian ini.48

47

Wawancara bersama Ibu Ani Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai Kota

Jambi, 29 Oktober 2021

48

Wawancara bersama Saudari Anggun Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai

Kota Jambi, 29 Oktober 2021

47

Hasil dari wawancara diatas dapat diketahui lapangan pekerjaan menjadi

tombak bagi masyarakat untuk bekerja agar tidak enjadi pengangguran dan mampu

mengembangkan potensi sesuai bidang-bidangnya dengan arahan yang baik serta

diberikan fasilitas yang mencukupi agar berkurangnya angka grafik peningkatan

pengangguran baik di Kota Jambi, Provinsi Jambi dan seluruh Indonesia. Seperti

hasil wawancara bersama Bapak Dodi yang berusia 36 Tahun dengan barang

dagangannya Minuman Es Kekinian, sebagai berikut:

Masa sulit saat ini akibat Covid-19 membuat saya kehilangan pekerjaan saya

sebelumnya sebagai salah satu pelayan di café-café kecil, dan membuat saya

memiih berdagang dengan mencari keuntungan perhari di tempat yang ramai

dan banyak konsumen . Sebenarnya saya menginginkan untuk membuka

peluang usaha, toko baju atau pakaian.49

4. Keterbatasan Usia

Pedagang kaki lima dengan sebarannya yang begitu luas, namun pada

kenyataannya di dominan kana tau lebih banyakan seorang bapak atau ibu yang sudah

cukup tua untuk berjualan, dengan rentang umur 45 tahun ke atas yang seharusnya

tidak melakukan perdagangan, karena keterbatasan umur dan juga kondisi kesehatan

yang sangat rentan dengan penyakit. Seperti hasil wawancara bersama Ibu Maimunah

yang berusia 57 Tahun sebagai pedagang kaki lima yang berjualan Pop Ice, dan

Bapak Ismail yang berusia 76 Tahun sebagai pedagang kaki lima yang berjualan

minuman botol atau air mineral dan lainnya, sebagai berikut:

Saya pindahan dari Palembang dan umur saya sudah tua dan harus menghidupi

ketiga cucu saya yang tinggal bersama saya dan suami saya yang juga sebagai

49

Wawancara bersama Bapak Dodi Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi,

29 Oktober 2021

48

pedagang kaki lima di sini, suami saya sudah berumur 76 Tahun, dulu saya dan

suami saya bekerja sebagai buruh karet atau memanen karet orang lalu

diberikan upah, saya pernah jualan di rumah saya pada sore hari, jualan

gorengan namun kami harus pindah dan mencari nafkah di sini. Dengan umur

saya dan suami saya saat ini, tidak ada peluang usaha yang saya dapatkan dan se

usia kami tidak bisa untuk bekerja yang berat” karna tenaga dan kesehatan saya

yang sudah tidak kuat lagi.50

Hasil wawancara di atas, bahwa peluang kerja di umur 45 Tahun ke atas tidak

mudah ditemukan selain menjadi buruh atau pedagang kaki lima atau pekerjaan yang

lainnya. Memilih pedagang kaki lima karena tidak harus mengeluarkan tenaga yang

begitu berat, dan memberikan keuntungan dengan modal yang sedikit. Usia juga

berdampak bagi kesehatan yang sudah rentan terkena penyakit.

5. Sewa Pasar Yang Mahal

Sebagai pedagang kaki lima yang dengan modal dan pedapatan yang tidak

stabil, kebutuhan yang tidak menentu dan biaya hidup yang tinggi membuat pedagang

kaki lima tersebut tidak mudah untuk menyisihkan beberapa keuntungan untuk

membayar uang sewa kios atau tempat dengan harga yang cukup tinggi atau mahal

yang ditempati pedagang tersebut. Sehingga pedagang kak lima tersebut memilih

untuk tidak menyewa tempat agar tidak perlumenyisihkan pendapatan mereka demi

membayar uang sewa. Karena tidak semua pedagang kaki lima yang mampu

membayar uang sewa dengan jumlah yang besar. Seperti hasil wawancara bersama

beberapa pedagang kaki lima di setiap kawasan yang menjadi lokasi penelitian ini

50

Wawancara Bersama Ibu Miamunah dan Bapak Ismail Pedagang Kaki Lima di

Kawasan Danau Sipin Kota Jambi, 30 Oktober 2021

49

yaitu Ibu Susan, Ibu Rosmida, Anggun, Ibu Ines, Bapak Dodi, Ibu Maimunah dan

Bapak Ismail dan pedagang lainnya yang mengatakan:

Membayar uang harian saja udah sangat berat apalagi harus membayar tiap

bulan atau tahun yang sangat mahal. Karena dihitung dari tergantung apa yang

dijual dan berapa keuntungan yang diperoleh, kalau saya dapet kecil mereka

nggak mau tau, taunya patokan pendapatan tiap hari yang saya dapatkan

kurang lebih Rp. 100.000.00-, yang harus saya sisihkan untuk membayar uang

sewa toko atau kios jika saya menyewanya. Dan saya harus membayar uang

sewa tersebut, dan fasilitas yang diberikaan tidak sebagus yang sekarang, dan

tentunya jika sewa pasar yang sekarang tentunya pajak yang akan dibayar

semakin tinggi, dan kami tidak memiliki cukup uang untuk membayar.

Palingan dengan PKL hanya dipungut uang sewa secukupnya atau seiklasnya

yang dipunguti oleh oknum yang bertugas ada yang bilang dinas disperindag

dan ada yang bilang anggota satpol pp.51

Hasil wawancara di atas, biaya atau harga sewa yang cukup tinggi bagi mereka

membuat mereka tidak ingin untuk menerima fasilitas yang seharusnya mereka

gunakan sesuai dengan peraturan yang ada. Harga yang dipunguti oleh beberapa

oknum dengan kisaran Rp. 2.500-, per/hari dan ada juga dengan kisaran harga Rp.

5.000-, per/hari. Dengan begitu, mereka lebih memilih berdagang di tempat-tempat

yang memiliki potensi banyak menerima keuntungan dan sedikit pengeluaran. Seperti

tempat mereka berdagang sekarang dengan pendapatan yang cukup besar untuk

menyambung kebutuhan hidup mereka tanpa harus menyisihkan uang dengan jumlah

yang besar untuk membayar uang sewa pasar atau tempat yang mereka gunakan

untuk berdagang tersebut.

51

Wawancara Bersama Para Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Zona (A) (B) (C), 30 Oktober

2021

50

B. Analisis Persebaran Pedagang Kaki Lima di Masing-masing Zona Kawasan

Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata di Kota Jambi

Berbasis Geographic Information System (GIS)

1. Kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai Zona (A)

Kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi sebagai salah satu Pusat Perdagangan

dan Perkantoran yang ada di Kota Jambi. Kawasan ini berpotensi menciptakan

peluang besar bagi masyarakat lebih tepatnya bagi pedagang kaki lima yang ingin

mencari nafkah dan mencukupi biaya hidupnya dengan memilih berdagang di

keramaian sebagai pedagang kaki lima. Kawasan ini dipenuhi dengan Perkantoran

dari Simpang 4 (Empat) Lampu Merah Bank Indonesia (BI) hingga belakang Kantor

Gubernur itu sendiri yang banyak di tempati pedagang kaki lima yang berjualan.

Beragam macam dagangan yang mereka jual seperti rujak, sate padang, siomay dan

batagor, es tebu, mie ayam, gulali, mainan anak-anak, bakso, dan gerobak kedai kecil

yang berisi minuman serta makanan ringan berupa snack dan lainnya. Pedagang kaki

lima yang berjualan disini sebagian besar berdagang berpindah tempat, namun ada

yang menetap untuk setiap harinya. Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa

pedagang kaki lima yaitu Saudari Jumiah Lestari yang berusia 19 Tahun dengan

barang dagangan makanan cemilan berupa siomay dan batagor, sebagai berikut:

Izin dari Kantor Lurah yang memberikan kami kesempatan untuk membuka

usaha disini dengan keterbatasan yang kami punya, biasanya ayah dan ibu

yang berjualan, namun di saat saya sedang libur kuliah, saya yang

menggantikan kedua orang tua saya. Kami berdagang tidak menetap dengan

artian berpindah tempat, mengikuti keadaan yang ada, seperti jika hari biasa

51

kami tepat di Taman Anggrek, namun kalau minggu pagi kami di depan

gerbang besar Kantor Gubernur.52

Hasil wawancara di atas dapat diketahui pedagang kaki lima yang berjualan

ada yang tidak menetap atau berpindah tempat dalam berdagang dengan

menyesuaikan keadaan atau situasi yang terjadi dengan atas izin yang telah diberikan

hingga mampu melakukan kegiatan berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kegiatan berdagang ini dilakukan setiap hari dengan menyesuaikan kebebsan dari

pedagang itu sendiri.

Sama halnya dengan hasil wawancara bersama Bapak Tamjis yang berusia 39

Tahun dengan barang dagangannya Mie Ayam, sebagai berikut:

Kemampuan memasak yang saya punya sebagai alasan kuat saya memilih

berdagang menjadi pedagang kaki lima. Memilih berjualan disini karena

tempat ini cukup ramai baik dari pegawai kantor yang ada di kawasan ini, dan

pengendara motor dan pengendara mobil yang melewati jalan ini serta

masyarakat yang sedang bermain di area tersebut. Saya berdagang berpindah-

pindah tempat, karna ingin mendapatkan penghasilan atau pembeli yang lebih

banyak dan memiliki keinginan untuk membuka peluang yang lebih besar dari

pada usaha ini jika diberikan kesempatan dan memiliki modal yang cukup atau

lebih.53

Hasil wawancara di atas dapat diketahui ketika memiliki kemampuan adalah

kesempatan atau peluang untuk mencari atau membuka usaha sesuai dengan

kemampuan yang kita punya dan dikembangkan dengan sedikit demi sedikit agar

terciptanya keinginan untuk membuka peluang usaha yang lebih besar dengan adanya

kemampuan dan modal karena telah di dorong oleh tempat yang nyaman dan cukup

52

Wawancara bersama Saudari Jumiah Lestari Pedagang Kaki Lima di Kantor

Gubernur Kota Jambi, 30 Oktober 2021

53

Wawancara bersama Bapak Tamjis Pedagang Kaki Lima di Kantor Gubernur Kota

Jambi, 30 Oktober 2021

52

ramai. Seperti hasil wawancara bersama Bapak Alan yang berusia 36 tahun dengan

barang dagangan Minuman atau Es Tebu, sebagai berikut:

Memilih pekerjaan yang sesuai dengan adalah pekerjaan yang sangat nyaman

seperti yang saya lakukan pada saat ini. Untuk membiayai anak sekolah dan

kebutuhan hidup, saya memilih memenuhi kebutuhan tersebut dengan

berjualan es tebu di sini dengan menetap karena tempatnya memadai walaupun

saya tidak ada izin, karna tempat yang ramai ini memberikan kecukupan bagi

keluarga kecil saya untuk memenuhi biaya sekolah dan biaya sehari-hari.54

Hasil wawancara di atas dapat diketahui mencari pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan yang kita punya adalah hal yang sulit namun jika mendapatkannya

menjadi sebuah kenyamanan yang dirasakan. Permasalahan ini menyebabkan

banyaknya pedagang kaki lima berdagang di kawasan ini dengan melihat keramaian

tempat dan juga peluang yang besar untuk mendapatkan keuntungan. Seperti hasil

wawancara bersama Bapak Jasmeri yang berusia 43 Tahun dengan barang

dagangannya Minuman Es Tebu, seperti berikut:

Agar bisa terus mendapatkan uang setiap harinya saya memilih menjadi

pedagang kaki lima yang berjualan es tebu, yang mana es ini banyak diminati

dan saya sudah berjualan dalam jangka waktu 4 tahun dan menetap sebagai

pedagang kaki lima disini dengan tujuan mebdapatkan penghasilan yang terus

menerus ada di setiap hari.55

Hasil wawancara di atas dapat diketahui keadaan Kawasan Kantor Gubernur

Kota Jambi ini menjadi salah satu alasan bagi pedagang kaki lima memilih untuk

berdagang karena sebagai tempat yang selalu ramai dan memberikan banyak peluang

untuk mendapatkan konsumen atau pembeli. Sehingga mereka tertarik dan merasa

54

Wawancara bersama Bapak Alan Pedagang Kaki Lima di Kantor Gubernur Kota

Jambi, 30 Oktober 2021

55

Wawancara bersama Bapak Jasmeri Pedagang Kaki Lima di Kantor Gubernur Kota

Jambi, 30 Oktoer 2021

53

nyaman walau ada beberapa yang tidak memiliki izin untuk berdagang, dan tidak

selalu di pungut uang sewa. Mereka menjadikan peluang yang ada dengan letak yang

dipinggir kota menjadi alasan sebagai mata pencarian mereka untuk berdagang agar

memiliki pekerjaan yang cocok dengan kemampuan dan keterbatasan yang mereka

punya. Kawasan ini juga tidak terlalu diperhatikan sehingga timbulnya pedagang kaki

lima tidak dapat dihindari lagi. Kawasa ini hanya boleh dipadati pedagang aki lima

ketika diadakannya acara atau Car Free Day (CFD) seperti yang ada di beberapa

kawasan pusat perdagangan dan perkantoran serta objek wisata di Kota Jambi.

Gambar 2.1 Hasil Peta Zona A (Kantor Gubernur)

2. Kawasan Danau Sipin Kota Jambi sebagai Zona (B)

Danau Sipin Kota Jambi merupakan salah satu objek wisata yang sudah lama

namun di kembangkan menjadi tempat wisata yang digemari masyarakat Kota Jambi

dengan fasilitas yang saat ini sangat nyaman dan adanya taman-taman kecil serta

wahana bebek-bebekan yang tentunya menarik pengunjung untuk berkunjung dan

54

menikmati tempat dan suasana di setiap harinya. Sebagai objek wisata atau tempat

berkunjung, pedagang kaki lima banyak bermunculan terlebih lagi yang tentunya

masyarakat asli daerah itu yang memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan untuk

masyarakat umum namun dijadikan tempat untuk mencari uang atau nafkah dengan

cara berdagang tanpa harus berkeliling atau menyewa tempat. Seperti hasil

wawancara saya bersama Ibu Hasanah yang berusia 40 Tahun dengan barang

dagangnya yaitu Minuman dan Makanan yaitu Pop Ice dan Bakso Bakar, sebagai

berikut:

Saat ini Danau Sipin telah ramai dikunjungi dari kalangan muda hingga tua

untuk menikmati indahnya pemandangan baik siang ataupun sore hari. Ini

memberikan kami peluang untuk berdagang dengan mengharapkan keuntungan

dari hasil dagang tersebut. Saat ini telah ramai pedagang yang bejualan disini,

mulai dari di Jembatan Cinta, Tempat Panjat Tebing, dan Area Kupu-kupu.

Saat ini kondisi tempat kami berdagang sangat nyaman karna kami berdagang

di pinggir danau dan di tempat jalannya masyarakat atau pengunjung Danau

Sipin ini.56

Hasil wawancara di atas dapat diketahui kondisi Danau Sipin saat ini sangat

menarik pengunjung dan menarik peluang usaha bagi pedagang kaki lima untuk

berjualan dengan memanfaatkan keramaian dan beberapa tempat kunjungan yang

ada, baik di Jembatan Cinta, Tempat Panjat Tebing dan Area Kupu-kupu yang ada di

Danau Sipin. Keramaian pengunjung memberikan kesempatan besar bagi pedagang

untuk menunjukkan barang dagangannya yang beragam dan cocok untuk di santap

saat bersantai dan menikmati pemandangan. Seperti hasil wawancara bersama Ibu

56

Wawancara bersama Ibu Hasanah Pedagang Kaki Lima di Danau Sipin Kota Jambi,

30 Oktober 2021

55

Mega Lestari yang berusia 33 Tahun yang menjual Makanan Cemilan atau Sosis

Goreng, sebagai berikut:

Sejak awal mula Covid-19 dan mulai di tetapkannya PPKM, saya harus

membantu kondisi keuangan di keluarga saya untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga. Dengan kondisi yang saat ini, kebutuhan pokok yang harus saya

penuhi saya dapatkan dengan menjadi pedagang kaki lima di sini, karena tempat

yang saya gunakan untuk berdagang sangat dipadati oleh masyarakat dan

pengunjung untuk menikmati keindahan yang ada.57

Hasil wawancara di atas dapat diketahui dengan melihat perkembangan yang

dimiliki Danau Sipin yang saat ini sangat ramai di kunjungi dengan fasilitas yang ada,

wahana bermain dan beraneka ragam jajanan atau makanan yang dapat dijangkau

dengan harga yang cukup murah. Seperti wawancara bersama Ibu Desi yang berusia

31 Tahun dengan menjual dagangan berupa Minuman dan Hot Pangsit, sebagai

berikut:

Menjadi pedagang kaki lima di kawasan Danau Sipin yang dekat dengan

rumah dan sebagai tempat wisata sangat memberikan pemasukan yang baik

sehingga mampu menambah perekonomian keluarga saya ataupunpara

pedagang lainnya yang berdagang di kawasan ini. Tentunya sangat

menguntungkan sekali, namun memang benar izin yang kami dapatkan hanya

sebatas izin pada ketua juru parkir tanpa ada izin resmi. Namun dengan

begitu, kebutuhan hidup kami tercukupi dengan baik.58

Hasil wawancara di atas dapat diketahui banyak masyarakat yang memilih

keadaan sebagai alasan untuk tidak mencoba atau memberanikan diri megambil

resiko yang lebih besar untuk melanjutkan hidup, tanpa melihat potensi yang masih

dimiliki dan hanya terfokus pada satu pandangan dengan melihat situasi yang ada

57

Wawancara bersama Ibu Mega Lestari Pedagang Kaki Lima di Danau Sipin Kota

Jambi, 30 Oktober 2021

58

Wawancara bersama Ibu Desi Pedagang Kaki Lima di Danau Sipin Kota Jambi, 30

Oktober 2021

56

tanpa membandingkan kedepannya demi kelangsungan hidup dan pertumbuhan

ekonomi untuk keluarga sendiri. Namun dengan demikian, keterbatasan kemampuan

yang mereka punya juga sebagai alasan untuk mengambil jalan yang lebih mudah

tanpa harus memaksakan. Dengan potensi yang dimiliki tersebut Danau Sipin Kota

Jambi ini memberikan kesempatan bagi pedagang kaki lima untuk mempromosikan

barang dagangan mereka di jalan atau fasilitas masyarakat umum yang ada, sehingga

jalur yang seharusnya di lewati masyarakat umum atau wisatawan tehalang dengan

banyaknya peduagang kaki lima yang mengambul tempat untuk berdagang dengan

alasan sebagai pusat wisata yang salah satunya ada di Kota Jambi yang saat ini sangat

ramai di kunjungi karena adanya wahana air yang dapat disewa dengan murah dan

nyaman digunakan. Tentunya ini sebagai daya tarik masyarakat untuk mengunjugi

dan mencoba wahana tersebut, begitu pula dengan banyaknya masyarakat yang

mengunjungi wisata ini, semakin banyak juga pedagang kaki lima yang mencari

keuntungan dengan melihat keadaan dan situasi yang ada.

Gambar 2.2 Hasil Peta Zona B (Danau Sipin Telanaipura Kota Jambi)

57

3. Kawasan Tugu Keris Siginjai Kota Baru Kota Jambi sebagai Zona (C)

Salah satu Pusat Perdagangan dan Perkantoran serta Objek Wisata yang ada di

Kota Jambi adalah Tugu Keris Siginjai yang saat ini menjadi icon Kota Jambi yang

sangat ramai dikunjungi karena keunikannya serta memberikan daya tarik

pengungjung untuk terus menikmati bentuk dan suasana di Tugu Keris Siginjai ini.

Sebagai icon wisata sekaligus pusat perdagangan dan perkantoran tentunya

memberikan kesempatan masyarakat untuk mengembangkan kemampuannya dari

segi sektor informal atau berdagang sebagai pedagang kaki lima yang tidak memiliki

pekerjaan atau pengangguran. Dengan perkembangan yang ada di Tugu Keris

Siginjai, membuat banyaknya pedagang kaki lima yang membuka usahanya demi

memenuhi kebutuhan hidup dengan memanfaatkan keramaian dari icon wisata ini.

Seperti hasil wawancara bersama Bapak Sandra yang berumur 28 Tahun dengan

barang dagangnya Makanan Cemilan atau Sosis dan Telor Gulung, sebagai berikut:

Keterbatasan modal dan kemampuan salah satu faktor saya menjadi penjual

sosis goreng dan telor gulung untuk memenuhi kebutuhan hidup selama 1

tahun ini. Tidak menetap disini saja, terkadang saya berpindah tempat jika

tempat yang ini sepi saya pindah ke depan di tempat keramaian.59

Sama halnya dengan hasil wawancara bersama Ibu Nayla yang berusia 24

Tahun yang berjualan Sekuteng, Bandrek, dan Teh Telor, sebagai berikut:

Memenuhi kebutuhan hidup yang semakin lama semakin sulit membuat saya

ingin mendirikan usaha sendiri agar tidak bergantung pada orang sehingga

memiliki kesempatan untuk kapan saja akan jualan atau tidak jualan. Tentunya

saya memiliki keiginan membuka peluang usaha yang lebih besar, namun

59

Wawancara bersama Bapak Sandra Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai, 29

Oktober 2021

58

terkendala oleh biaya atau dana, karena saat ini saya yang membiayai

kebutuhan hidup keluarga saya.60

Hasil wawancara di atas diketahui dengan keterbatasan ekonomi dan

kemampuan mereka sehingga memilih menjadi pedagang kaki lima yang sudah

sangat banyak dijumpai dimana-mana terlebih lagi di kawasan Tugu Keris Siginjai ini

sehingga banyak dampak yang di timbulkan. Apalagi dengan berpindah-pindah

tempat, pedagang kaki lima terlihat memadati setiap pinggir jalan di kawasan Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota Jambi. Seperti hasil wawancara bersama Ibu Rita yang

berusia 36 tahun yang berdagang Tekwan, sebagai berikut:

Berdagang di kawasan Tugu Keris Siginjai dan berkeliling di kawasan ini

memberikan saya kesepatan untuk mendapatkan pelanggan yang sedikit

menjadi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi walapun biasanya

keuntungan selalu menutupi biaya hidup. Selama bertahun-tahun bejualan dan

memiliki pelanggan, saya tidak bisa membuat peluang usaha karena tidak

memiliki cukup modal dan keberanian. Jika saya berjualan sebagai pedagang

kaki lima, saya bebas untuk mengelilingi mana saja daerah yang ramai untuk

mencari pelanggan.61

Kawasan Tugu Keris Siginjai Kota Baru Kota Jambi menjadi salah satu wisata

yang paling sering dikunjungi, terlebih lagi jika ada acara dan Car Free Day (CFD)

kawasan ini dipadati oleh pedagang kaki lima dan juga pengunjung. Kawasan ini

memiliki juru bersih atau petugas kebersihan, sehingga sudah terjaga kebersihannya,

walaupun masih terjadi kemacetan dan polusi udara akibat keberadaan pedagang kaki

lima tersebut.

60

Wawancara bersama Ibu Nayla Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai Kota

Baru Kota Jambi, 29 Oktober 2021

61

Wawancara bersama Ibu Rita Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai Kota

Baru Kota Jambi, 29 Oktober 2021

59

Berdasarkan penelitian diatas, dapat diketahui proses tersebarnya pedagang

kaki lima di setiap daerah tidak menentu yang telah sesuai dari hasil yang diperoleh

penulis. Tersebarnya atau penyebaran pedagang kaki lima dalam setiap daerah diluar

kuasa atau kendali pemerintah daerah setempat, namun pemerintah dapat

menanggulangi penyebaran tersebut dengan memberikan aturan-aturan di setiap

kebijakan yang dikeluarkan oleh Walikota dalam memandang segala aspek dengan

ketentuan yang berlaku, seperti saat masa pandemi ini, pedagang kaki lima di setiap

daerah pernah di larang atau tidak dipebolehkan untuk berjualan, namun demi

kelangungan hidup mereka, mereka masih ada yang nekat untuk tetap terus berusaha

atau berdagang. Dengan adanya ketentuan yang berlaku, para pedagang yang nekat

berjualan akan di berikan peringatan dan jika masih berdagang maka barang

dagangan pedagang tersebut diamankan atau digusur dan harus membayar uang

denda sesuai dengan aturan yang berlaku dan uang denda tersebut dibayar langsung

Gambar 2.3 Hasil Peta Zona C (Tugu Keris Siginjai Kota Jambi)

60

ke rekening kas daerah. Di situasi saat ini tentunya Pemerintah Daerah setempat

memberikan mereka Bantuan Sosial terhadap para Pedagang Kaki Lima yang terkena

dampak wabah penyakit ini. Telah diberikan data yang dapat disajikan dalam bentuk

peta penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh penulis.

ZONA A (KANTOR GUBERNUR KOTA JAMBI)

No. NAMA

SURVEYOR

RINGKASAN TEMUAN

1. Jumiah

(Siomay)

Mendapatkan izin dari kantor

lurah untuk membantu orang

tua dengan berdagang di

umur yang sangat muda.

1. Memperoleh izin

berdagang dari kantor

lurah

2. Berpindah-pindah

2. Tamjis

(Mie Ayam)

Kemampuan memasak yang

saya punya dan peluang yang

besar dan ingin mendapatkan

pendapatan yang lebih dan

ingin membuka peluang

untuk mengembangkan

usaha.

1. Ramai pembeli

2. Berpindah-tempat

3. Mengembangkan usaha

yang lebih besar

3. Jasmeri

(Es Tebu)

Agar bisa terus mendapatkan

uang setiap harinya dan es

ini banyak diminati.

1. Peluang yang besar

2. Tidak diberikan izin

Kantor Lurah

3. Tidak selalu dipungut

uang sewa

ZONA B (DANAU SIPIN KOTA JAMBI)

No. NAMA

SURVEYOR

RINGKASAN TEMUAN

1. Hasanah

(Pop Ice dan

Bakso Bakar)

Danau Sipin telah ramai

dikunjungi dari kalangan

muda hingga tua untuk

menikmati indahnya

pemandangan baik siang

ataupun sore hari. Ini

memberikan kami peluang

untuk berdagang dengan

mengharapkan keuntungan

dari hasil dagang tersebut.

1. Berdagang di pinggir

dan di tempat jalan

pengunjung.

2. Area wisata yang

beragam

2. Desi

(Minuman dan

Hot Pangsit)

Menjadi pedagang kaki lima

di kawasan Danau Sipin

yang dekat dengan rumah,

namun memang benar izin

yang kami dapatkan hanya

1. Mendapatkan izin ketua

parkir sebagai

penanggung jawab

kawasan.

2. Keterbatasan

61

sebatas izin pada ketua juru

parkir tanpa ada izin resmi.

Namun dengan begitu,

kebutuhan hidup kami

tercukupi dengan baik.

kemampuan

3. Kawasan yang menajdi

day atarik pengunjung.

ZONA C (TUGU KERIS SIGINJAI KOTA JAMBI)

1. Sandra

(Cemilan Telor

Gulung)

Keterbatasan modal dan

kemampuan salah satu faktor

saya menjadi penjual sosis

goreng dan telor gulung

untuk memenuhi kebutuhan

hidup.

1. Tidak menetap

2. Mencari tempat ramai

2. Nayla

(Sekuteng,

Bandrek, Teh

Telor)

Memenuhi kebutuhan hidup

dan tidk ingin bergantung

sama orang tua.

1. Ingin membuka usaha

yang lebih besar

2. Keterbatasan ekonomi

3. Menetap

3. Rita

(Tekwan)

Berdagang di kawasan Tugu

Keris Siginjai dan berkeliling

di kawasan ini memberikan

saya kesepatan untuk

mendapatkan pelanggan

yang sedikit menjadi lebih

banyak untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi walapun

biasanya keuntungan selalu

menutupi biaya hidup.

1. Berkelilng

2. Tidak menetap

Gambar 2.1 Matrik Kesimpulan Hasil Wawancara

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis persebaran

pedagang kaki lima berbasis Geographic Information System (GIS) di Kota Jambi,

untuk itu secara khusus dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor yang mempengaruhi pedagang kaki lima berjualan di pusat

perdagangan dan perkotaan serta objek wisata di Kota Jambi yaitu dengan

segala keterbatasan ekonomi, kurangnya pendidikan dan modal usaha,

kurangnya lapangan pekerjaan serta keterbatasan usia dan kemampuan yang

terbatas.

2. Analisis persebaran pedagang kaki lima di masing-masing zona kawasan

pusat perdagangan dan perkantoran serta objek wisata di kota jambi yaitu di

kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi, Danau Sipin Kota Jambi, dan Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota jambi dipadati oleh pedagang kaki lima yang

memanfaat keramaian di masing-masing zoma untuk mencari keuntungan dari

hasil mereka berdagang. Padatnya pedagang kaki lima tersebut memberikan

dampak bagi Tata Kota menjadi sangat padat dan tidak tertata dengan baik,

serta timbulnya polusi udara dan kemacetan di beberapa kawasan akibat

kegiatan berdagang pedagang kaki lima tersebut.

60

61

63

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan perhatian dan arahan yang lebih serius lagi oleh Pemerintah Daerah

setempat, serta

2. Hendaknya menciptakan lapangan kerja baru yang memberikan peluang usaha

bagi masyarakat di setiap kalangan.

3. Hendaknya peraturan Pemerintah Daerah betul-betul diterapkan dalam menjaga

dan merawat Tata Kota baik di Kawasan Kantor Gubernur Kota Jambi, Danau

Sipin Kota Jambi serta Tugu Keris Siginjai Kota Jambi.

4. Masyarakat harusnya memiliki inovasi yang baru untuk memenuhi kebutuhan

hidup dengan membuka peluang usaha yang lebih besar dan berkembang.

xviii

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Qur’an dan Terjemahannya, Qur’an Tajwid, Jakarta: Magfirah Pustaka, 2008.

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan

Cetakan ke-4, ) Jakarta: Kencana, 2017.

Anong Widhi Nirwansyah, Dasar Sistem Informasi Geografi dan Aplikasinya

Menggunakan ARCGIS 9.3, Yogyakarta, Deepublish, 2016.

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2015.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2001.

David Cardona, Strategi Komunikasi Pembangunan Dalam Penataan Pedagang,

Surabaya: Scapindo Media Pustaka, 2020.

Dorris Yadewi, dkk, Memilih Menjadi Pedagang Kaki Lima, Sumatra Barat: Pustaka

Galeri Mandiri, 2020.

G. Manjela Eko dkk, Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tingkat

Dasar Bogor, Tropenbos International Indonesia Programme, 2010.

Gilang Permadi, Pedagang Kaki Lima, Jakarta: Yudhistira, 2007.

Handoko Tanuwijaya, Bisnis Pedagang Kaki Lima, (Yogyakata: PT. Pustaka Pelajar,

2011).

Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional: Potret Ekonomi Rakyat Kecil,

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan wawancara, Jawa Timur:

Bayumedia Publishing, 2004.

Iman Lubis dan Mohammad Safii, Smart Economi Kota Tangerang Selatan,

Tanggerang Selatan: PT. Karya Abadi Mitra Indo, 2018.

Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-1, Jakarta: Gaung Persada, 2009.

xix

Iswan Kaputra, dkk, Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia Merangkai Sejarah

politik dan Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2013.

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Refisi, Bandung: PT. Rosuda

Karya, 2006.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.

Sofyan A.P. Kau, Metode Penelitian Hukum Islam Penuntun Praktis untk Penulisan

Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D,Bandung: Alfabeta, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan “Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan

R&D”,Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharsimi, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,Bandung: Alfabeta,

2009.

B. Undang-undang

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL)

C. Lain-lain

Dwi Kartika, Herlinda, Aimie Sulaiman, dan Putra Pratama Saputra, Mekanisme

Survival Pedagang Kaki Lima pada Masa Pandemi Covid-19 di Pasar Tren

Kota Pangkalpinang. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), Volume 1,

Nomor 9, 2021.

Fretty Aigawati Sianturi, dkk, “Analisis Sebaran Sektor Informal di Kota Manado”,

Jurnal Spasial Vol.6 No.1 ISSN 2442-3262, 2019.

Menuk, Christina Sri Handayani, Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) di Sentra

PKL Surabaya, Jurnal Majalah Ekonomi ISSN 1411-9501: Vol.XVII No.2

187-195, 2013.

Saputa, Rholen Bayu, Profil Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berjualan di Badan

Jalan ( studi di jalan teratai dan jalan seroja kecamatan senapelan), Jom FISIP.

Vol. 1, No.2, 2014.

xx

Skripsi Alifia Rachma Lestari, 2019, Analisis Perubahan Penerapan Peraturan Daerah

Nomor 05 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016

Tentang Pedagang Kaki Lima Di Kota Jambi.

Skripsi Muh. Mardiyanshar Nasta, Mukti Ali dan Abdul Rachman Rasyid, 2017,

Analisis Faktor Pemilihan Usaha Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima (Studi

Kasus Pantai Losari).

Skripsi Seli Pitriani, Strategi Pemerintah Dalam Penertiban dan Penataan Pedagang

Kaki Lima (PKL) (Studi di Pasar Talang Banjar Kota Jambi Provinsi Jambi)

Tesis Ari Sulistyo Budi, 2006, Kajian Lokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan

Preferensi Pkl Serta Persepsi Masyarakat Sekitar Di Kota Pemalang

Try Astuti, Buku Pedomam Umum Pelajar Geografi Rangkuman Inti Sari Geografi

Lengkap SMA Kelas 1,2,3 ,Jakarta : Vicosta Publishing, 2015.

Wayan Preana, “Pemetaan Pola Sebaran Sekolah Dasar Berbasis Sistem Informasi

Geografis (GIS) di Kecamatan Nusa Penida, Jurnal ENMAP Volume. 1 No.

1, 2020.

http://keckotabaru.jambikota.go.id

https://kbbi.web.id/analisis.html

https://zonareferensi.com

https://satpolpp.jambikota.go.id/gambaran-umum

https://wisatasumatera.com/danau-sipin-jambi/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tugu_Keris_Siginjai

xxi

DAFTAR INFORMAN

NO. NAMA KETERANGAN

1. Bapak Mustari Affandi Kasatpol PP Kota Jambi

2. Bapak Agus Pribadi Kepala Seksi Operasional dan

Pengendalian

3. Ibu Susan Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

4. Ibu Rosmida Pedagang Kaki Lima di Danau

Sipin Kota Jambi

5. Ibu Ines Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

6. Ibu Ani Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

7. Anggun Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

8. Bapak Dodi Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

9. Ibu Maimunah Pedagang Kaki Lima di Danau

Sipin Kota Jambi

10. Bapak Ismail Pedagang Kaki Lima di Danau

Sipin Kota Jambi

11. Jumiah Lestari Pedagang Kaki Lima di Kantor

Gubernur Kota Jambi

12. Bapak Tamjis Pedagang Kaki Lima di Kantor

Gubernur Kota Jambi

13. Bapak Alan Pedagang Kaki Lima di Kantor

Gubernur Kota Jambi

14. Bapak Jasmeri Pedagang Kaki Lima di Kantor

Gubernur Kota Jambi

xxii

15. Ibu Hasanah Pedagang Kaki Lima di Danau

Sipin Kota Jambi

16. Ibu Mega Lestari Pedagang Kaki Lima di Danau

Sipin Kota Jambi

17. Ibu Desi Pedagang Kaki Lima di Danau

Sipin Kota Jambi

18. Bapak Sandra Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

19. Ibu Nayla Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

20. Ibu Rita Pedagang Kaki Lima di Tugu

Keris Siginjai Kota Baru Kota

Jambi

xxiii

DOKUMENTASI

Wawancara Bersama Bapak Mustari Affandi Kasatpol PP Kota Jambi

Wawancara Bersama Bapak Agus Pribadi Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian

xxiv

Wawancara Bersama Bapak Tamjis Pedagang Kaki Lima Di Kantor Gubernur Kota Jambi

Wawancara Bersama Ibu Ines Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

xxv

Wawancara Bersama Nayla Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

Wawancara Bersama Rita Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

xxvi

Wawancara Bersama Bapak Dodi Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

Wawancara Bersama Ibu Susan Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

xxvii

Wawancara Bersama Sandra Pedagang Kaki Lima di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

Wawancara Bersama Ibu Maimunah Pedagang Kaki Lima Di Danau Sipin Kota Jambi

xxviii

Wawancara Bersama Ibu Rosmida Pedagang Kaki Lima di Danau Sipin Kota Jambi

Wawancara Bersama Bapak Ismail Pedagang Kaki Lima Di Danau Sipin Kota Jambi

xxix

Wawancara Bersama Ibu Desi Pedagang Kaki Lima Di Danau Sipin Kota Jambi

Wawancara Bersama Ibu Hasanah Pedagang Kaki Lima Di Danau Sipin Kota Jambi

xxx

Wawancara Bersama Bapak Jasmeri Pedagang Kaki Lima Di Kantor Gubernur Kota Jambi

Wawancara Bersama Jumiah Lestari Pedagang Kaki Lima Di Kantor Gubernur Kota Jambi

xxxi

Wawancara Bersama Ibu Ani Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

Wawancara Bersama Bapak Alan Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

xxxii

Wawancara Bersama Mega Lestari Pedagang Kaki Lima Di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi

Wawancara Bersama Anggun Pedagang Kaki Lima Es Kekinian Di Tugu Keris Siginjai

xxxiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Informasi Diri

Nama : Rinisa Rahmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat & Tgl. Lahir : Jambi, 10 Maret 2000

NIM : 105180073

Alamat Sekarang : Lorong Langgar Amanah Rt. 12 No. 77

Kelurahan Simpang IV Sipin Kecamatan

Telanaipura Kota Jambi

No.Telp/HP : 085609650032

Email : [email protected]

Nama Ayah : Isnen

Nama Ibu : Jusmaini

B. Riwayat Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Tempat Tahun

1. SDN 113/IV Kota Jambi Kota Jambi 2006-2012

2. SMP IT AL-AZHAR Kota Jambi Kota Jambi 2012-2015

3. SMA N 11 Kota Jambi Kota Jambi 2015-2018

4. UIN STS Jambi Kota Jambi 2018-2022