Analisis Peran Persebaran Sumber Daya Alam Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, suku bangsa, ras, agama dan budaya sehingga menghasilkan kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang beragam disetiap daerah. Hal tersebut dapat memicu pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa. Meski banyak perpecahan akibat keragaman kelompok sosial, namun tidak dapat dipungkiri bahwa persebaran potensi sumber daya alam di Indonesia tidak merata. Oleh karena itu, harus terjalin hubungan kerjasama dalam masyarakat tanpa mengedepankan perbedaan untuk saling memenuhi kebutuhannya. Hal ini membuktikan bahwa persebaran sumber daya alam memiliki peran dalam menyatukan bangsa Indonesia. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana persebaran SDA di Indonesia ? 1

Transcript of Analisis Peran Persebaran Sumber Daya Alam Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan masyarakat

yang terdiri dari berbagai golongan, suku bangsa,

ras, agama dan budaya sehingga menghasilkan kelompok

sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang

beragam disetiap daerah. Hal tersebut dapat memicu

pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Meski banyak perpecahan akibat keragaman

kelompok sosial, namun tidak dapat dipungkiri bahwa

persebaran potensi sumber daya alam di Indonesia

tidak merata. Oleh karena itu, harus terjalin

hubungan kerjasama dalam masyarakat tanpa

mengedepankan perbedaan untuk saling memenuhi

kebutuhannya.

Hal ini membuktikan bahwa persebaran sumber

daya alam memiliki peran dalam menyatukan bangsa

Indonesia.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana persebaran SDA di Indonesia ?

1

b. Bagaimana kondisi sosial masyarakat di Indonesia

dalam kaitannya dengan persatuan dan kesatuan

bangsa ?

c. Bagaimana peran persebaran SDA di Indonesia dalam

mempersatukan bangsa Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui persebaran sumber daya alam di

Indonesia.

b. Mengetahui kondisi sosial masyarakat di Indonesia

dalam kaitannya dengan persatuan dan kesatuan

bangsa.

c. Mengetahui peran persebaran SDA di Indonesia

dalam mempersatukan bangsa Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

a. Masyarakat dapat membuka diri untuk mejalin

hubungan antar kelompok sosial tanpa memandang

perbedaan.

2

b. Menyadarkan masyarakat bahwa tidak dapat

dipungkiri sesama manusia akan saling membutuhkan

meskipun berbeda latar belakang.

c. Menumbuhkan rasa sebangsa dan setanah air dalam

masyarakat.

d. Mendorong masyarakat untuk menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa.

3

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu

yang muncul secara alami dan dapat digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya (Barrow M.,

2010).

Sumber daya alam digolongkan menjadi sumber

daya alam hayati atau biotik dan sumber daya alam

non hayati atau abiotik. Sumber daya alam hayati

adalah sumber daya alam yang dihasilkan dari makhluk

hidup yaitu tumbuhan dan hewan. Contohnya adalah

hasil pertanian, perkebunan, peternakan, pertambakan

dan perikanan. Dan sumber daya alam non hayati

merupakan sumber daya alam yang tidak berasal dari

makhluk hidup seperti minyak bumi, gas alam,

berbagai jenis logam, air dan tanah.

Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan

populasi manusia, serta revolusi industri telah

membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya

alam. Akibatnya, persediaan sumber daya alam terus

berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad

belakangan ini. (Wikipedia, 2013)

4

Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk

menunjang kebutuhan manusia, akan tetapi

keberadaannya tidak tersebar merata. Beberapa negara

yang memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati

yang berlimpah adalah Indonesia, Brazil, Kongo,

Sierra Leone, Maroko, dan negara-negara di Timur

Tengah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur

Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar

sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri

memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah

dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber

daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan

perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.

(Wikipedia, 2013)

B. Kelompok Sosial

Kelompok Sosial adalah kumpulan individu yang

memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga

mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa

memiliki (Kun Maryati, 2007)

C. Integrasi Nasional

Integrasi Nasional yaitu usaha dan proses

mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada

5

suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan

keselarasan secara nasional (Putri Windu, 2012)

D. Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang

disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli

sehingga membentuk kebudayaan baru. Proses asimilasi

itu ditandai oleh pengembangan sikap-sikap yang

sama, yang walaupun terkadang bersifat emosional,

bertujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling

sedikit untuk mencapai integrasi dalam organisasi

dan tindakan. Secara matematis proses asimilasi

dapat ditulis : Aa + Bb + Cc = Dd yang berarti bahwa

kelompok etnik A, B, dan C karena faktor-faktor

pendorong asimilasi terpenuhi, mengalami peleburan

unsur-unsur kebudayaan kelompok etnik a + b + c

menghasilkan kebudayaan baru d, yang sebelumnya

tidak ada dalam kebudayaan A, B, maupun D. (Ardi

Harmanu, 2009)

E. Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang

timbul manakala suatu kelompok manusia dengan

kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari

suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat

laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya

6

sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan

kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya

rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa

Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa

Jawa. (Wikipedia, 2013)

7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Persebaran Sumber Daya Alam Di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan

kekayaan sumber daya alam terbesar di dunia, baik

itu sumber daya alam hayati maupun non hayati. Hal

ini disebabkan bentuk fisik Indonesia yang berupa

kepulauan, letak geografis yang strategis serta

sejarah geologis Indonesia.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di

dunia dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 dan dua

per tiga wilayahnya merupakan lautan. Dengan luasnya

wilayah laut tersebut, tentu Indonesia memiliki

potensi sumber daya yang semakin besar. Selain

mengandung minyak, gas, mineral dan energi laut non-

konvesional. Laut juga menghasilkan ikan yang

potensi lestarinya diperkirakan sebesar 6,4 juta ton

per tahun.

Kekayaan sumber daya alam di Indonesia tidak

hanya berasal dari sumber daya laut saja. Sumber

daya alam di Indonesia juga meliputi sumber daya

persawahan, perladangan, tegalan, perkebunan, hutan

serta pertenakan. Dikarenakan letak geografis

Indonesia yang sangat strategis, Indonesia memiliki

8

kondisi iklim serta kondisi lahan yang mendukung

sumber daya alam tersebut.

Semua kekayaan sumber daya alam yang ada di

Indonesia tentu tidak tersebar secara merata.

Persebaran sumber daya alam hayati berupa fauna

dapat dijelaskan dengan Garis Wallace-Weber. Garis

Wallace-Weber adalah sebuah garis hipotetis yang

memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan

Australia. Bagian barat dari garis ini berhubungan

dengan spesies Asia contohnya adalah Harimau, Gajah

dan Kera. Di timur kebanyakan berhubungan dengan

spesies Australia contohnya adalah Kangguru, Burung

Merak dan Maleo. Diantara kedua garis tersebut

terdapat satwa tipe peralihan seperti Anoa,

Orangutan dan Komodo.

Untuk persebaran sumber daya hayati berupa

flora, dapat dijelaskan menurut letak geografis.

Menurut letak geografis, persebaran flora dapat

dikelompokkan menjadi 3 yaitu, Indonesia bagian

Timur, Tengah dan Barat. Di Indonesia bagian timur,

terdapat flora yang khas yaitu, Eucalyptus, Matoa

dan hutan bakau. Di Indonesia bagian tengah terdapat

Eboni, Kayu Besi, Akasia dan Sagu. Di Indonesia

Bagian Barat terdapat Pinus, Ramin, Kemper dan

Mahoni.

9

Kemudian persebaran sumber daya non hayati

berupa hasil tambang di Indonesia adalah sebagai

berikut :

1. Minyak Bumi

a. Pulau Jawa : Cepu, Cirebon, dan Wonokromo

b. Pulau Sumatra : Palembang (Sungai Gerong dan

Sungai Plaju) dan Jambi (Dumai)

c. Pulau Kalimantan : Pulau Tarakan, Pulau Bunyu,

Kutai dan Balikpapan

d. Pulai Irian : Sorong

2. Batu Bara

a. Ombilin dekat Sawahlunto (Sumatera Barat)

b. Bukit asam dekat Tanjung Enim (Palembang)

c. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Pulau

Laut/Sebuku)

d. Jambi, Riau, Aceh dan Papua (Irian Jaya)

3. Tanah Liat

Banyak terdapat di dataran rendah Pulau Jawa

dan Sumatra.

4. Kaolin

Banyak terdapat di daerah sekitar pegunungan

di Sumatera.

5. Gamping (Batu Kapur)

Banyak terdapat di Pegunungan Seribu dan

Pegunungan Kendeng.

10

6. Pasir Kuarsa

Banyak terdapat di Banda Aceh, Bagka,

Belitung, dan Bengkulu.

7. Pasir Besi

Banyak terdapat di Pantai Cilacap, Jawa

Tengah.

8. Marmer/Batu Pualam

Banyak terdapat di Trenggalek, Jawa Timur

dan daerah Bayat, Jawa Tengah.

9. Bauksit

Banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.

10. Timah

Banyak terdapat di Pulau Bangka, Belitung

dan Singkep.

11. Nikel

Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau

Towuti, dan di Kolaka (Sulawesi Selatan).

12. Tembaga

Terdapat di Tirtomoyo dan Wonogiri (Jawa

Tengah), Muara Sipeng (Sulawesi) dan Tembagapura

(Papua/Irian Jaya).

13. Emas dan Perak

a. Tembagapura di Papua (Irian Jaya)

b. Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat

c. Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat

11

d. Simau di Bengkulu

e. Logos di Riau

f. Meulaboh di Nanggroe Aceh Darussalam

14. Belerang

Terdapat di kawasan Gunung Talaga Bodas

(Garut) dan di kawah gunung berapi, seperti Dieng

(Jawa Tengah).

15. Mangaan

Terdapat di Kliripan (DIY), Pulau Doi

(Halmahera), dan Karang Nunggal (sebelah selatan

Tasikmalaya).

16. Fosfat

Terdapat di Cirebon, Gunung Ijen, dan

Banyumas.

17. Mika

Terdapat Pulau Peleng, Kepulauan Banggai di Sulawesi.

18. Tras

Terdapat di Pegunungan Muri, Jawa Tengah.

19. Intan

Terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan.

20. Asbes

Terdapat di Halmahera, Maluku dan diolah di

Gresik, Jawa Timur.

21. Grafit

12

Terdapat di Payakumbuh dan sekitar Danau

Singkarak, Sumatera Barat.

22. Wolfram

Terdapat di Pulau Singkep (Kepulauan Riau)

23. Platina

Terdapat di Pegunungan Verbeek, Kalimantan.(sumber: Geografi untuk SMA kelas XI oleh K. Wardiyatmoko dgn

penambahan seperlunya)

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa

Indonesia memiliki persebaran sumber daya alam yang

tidak merata. Hal ini sesuai dengan prinsip ilmu

Geografi bahwa semua fenomena dibumi ini terjadi

secara tidak merata sehingga menghasilkan bentuk

muka bumi yang berbeda-beda pula.

B. Kondisi Sosial Masyarakat di Indonesia Dalam

Kaitannya Dengan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Indonesia merupakan negara yang luas dengan

belasan ribu pulau dan penduduk yang banyak. Oleh

karena itu, masyarakat Indonesia terdiri atas

beragam golongan, suku bangsa, ras dan agama.

Terdapat 5 agama yang dianut oleh masyarakat

Indonesia dan terdapat 4 golongan yang mendiami

Indonesia. Golongan tersebut yaitu golongan Papua

Melanesoid, golongan Negroid, golongan Weddoid, dan

13

golongan Melayu Mongoloid yang merupakan golongan

terbesar. Keempat golongan tersebut meliputi kurang

lebih 8 ras dan terbagi menjadi lebih dari 300 suku

bangsa.

Dengan adanya keragaman kelompok sosial

tersebut dapat berdampak positif, karena akan

menghasilkan warisan budaya yang beragam disetiap

daerah. Namun dapat juga berdampak negatif, yaitu

tingginya tingkat diferensiasi sosial. Diferensiasi

sosial sangat berpotensi merusak persatuan dan

kesatuan bangsa. Dikarenakan hal tersebut merupakan

akar dari primordialisme, etnosentrisme, politik

aliran serta proses konsolidasi.

Primordialisme adalah pandangan atau paham yang

menunjukan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang

sejak semula melekat pada diri individu, seperti

suku, bangsa, ras dan agama. Primordialisme

merupakan faktor yang sangat penting untuk

memperkuat ikatan suatu kelompok kebudayaan. Dapat

berdampak negatif karena dapat menghambat asimilasi

dan integrasi, mengurangi objektivitas IPTEK serta

dapat mengakibatkan adanya diskriminasi.

Etnosentrime merupakan sikap yang lahir dari

adanya primordialisme. Yaitu sikap yang menggunakan

14

pandangan dan cara hidup dari sudut pandangnya

sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain. Dan

sangat cenderung menganggap cara hidupnya adalah

yang paling baik.

Contoh perilaku sosial primordial adalah

membentuk partai politik berdasarkan paham,

ideologi, atau keterikatan pada faktor-faktor

seperti suku bangsa, agama, dan ras. Memberikan

prioritas atau perlakuan istimewa kepada orang-orang

yang berasal dari daerah, suku bangsa, agama, atau

ras tertentu. Kemudian contoh perilaku etnosentris

adalah menganggap bahwa hanya pendapat kelompok

sendirilah yang benar dan menolak pendapat dari luar

kelompoknya.

Kedua sikap tersebut sangatlah disayangkan

apabila melekat pada masyarakat Indonesia. Karena

sifat yang seperti demikian ini dapat menimbulkan

perpecahan pada bangsa Indonesia yang sejatinya

telah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dampak negatif yang lebih luas dari sikap tersebut

adalah terhambatnya proses intregasi nasional. Bila

suatu kelompok sosial menganggap kelompok sosial

lain lebih rendah, maka akan menimbulkan konflik

yang bisa menjerumus kedalam kasus SARA dan bukan

15

tidak mungkin keadaan seperti ini juga dapat

menimbulkan pertikaian.

Pertikaian akibat primordialitas dan

etnosentrisme masih dapat kita jumpai sampai saat

ini. Biasanya terjadi pada antar suku di daerah yang

relatif tertinggal. Contohnya adalah perang antar

suku di Wamena pada tanggal 30 Mei 2013 antara Suku

Elekma Atas dan Suku Elekma Bawah yang memakan 3

orang korban. Penyebabnya diduga merupakan persoalan

lama yang masih terus dibawa. Kemudian ada juga

perang antar penduduk asli Lampung dengan suku Jawa

pada bulan Desember 2010 yang berawal dari pencurian

ayam. Dan karena tingkat rasa kesukuan yang tinggi

ini mengakibatkan penyelesaian masalah melibatkan

banyak orang dari suku masing-masing dan perpecahan

menjadi semakin luas.

Contoh dari akibat primordialisme dan

etnosentrisme yang cukup besar di Indonesia adalah

pertikaian antara Suku Madura dengan Suku Dayak yang

terjadi pada tahun 1996. Banyak terjadi perbedaan

pemahaman antara suku Dayak dengan Suku Madura yang

kemudian menjadi inti dari pertikaian tersebut.

Seperti perbedaan budaya yang menjadi alasan

mendasar ketika perang antar suku terjadi.

Masalahnya sangat sederhana, tetapi ketika sudah

16

berkaitan dengan kebudayaan, maka hal tersebut juga

berkaitan dengan kebiasaan.

Contohnya permasalahan senjata tajam. Bagi suku

Dayak, senjata tajam sangat dilarang keras dibawa

ketempat umum. Orang yang membawa senjata tajam

kerumah orang lain, walaupun bermaksud bertamu,

dianggap sebagai ancaman atau ajakan berduel. Lain

halnya dengan budaya suku Madura yang biasa

menyelipkan senjata tajam kemana-mana dan dianggap

biasa ditanah kelahirannya.

Adapula adat suku Dayak membolehkan pinjam

meminjam tanah tanpa pamrih. Hanya dengan

kepercayaan lisan, orang Madura diperbolehkan

menggarap tanah orang Dayak. Namun, persoalan timbul

saat tanah tersebut diminta kembali. Seringkali

orang Madura menolak mengembalikan tanah pinjaman

tersebut dengan alasan merekalah yang telah

menggarap selama ini. Dalam hukum adat Dayak, hal

ini disebut balang semaya (ingkar janji) yang harus

dibalas dengan kekerasan.

Perang antar suku Dayak dan Madura pun tidak

dapat dihindarkan lagi. Yang paling bahaya, dalam

tradisi masyarakat Dayak, ikrar perdamaian harus

bersifat abadi. Pelanggaran akan dianggap sebagai

pelecehan adat sekaligus pernyataan permusuhan.

17

Sementara orang Madura telah beberapa kali melanggar

ikrar perdamaian.

Demikian hanyalah sedikit contoh dari

pertikaian antar suku yang terjadi di Indonesia. Hal

ini menjadi suatu yang wajar di Indonesia mengingat

banyaknya suku yang mendiami Indonesia dan masih

banyak yang relatif tertinggal oleh perkembangan

jaman.

C. Peran Persebaran SDA di Indonesia Dalam

Mempersatukan Bangsa Indonesia

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa

Indonesia memiliki persebaran sumber daya alam yang

tidak merata baik itu sumber daya alam hayati maupun

hasil tambang. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan

sumber daya alam tertentu di suatu wilayah.

Kelangkaan adalah kondisi dimana kita tidak

mempunyai sumber daya yang cukup untuk memenuhi atau

memuaskan semua kebutuhan kita.

Contohnya pada akhir Desember 2012 hingga awal

Januari 2013 Sumatra Barat mengalami kekurang

pasokan beras. Akibatnya, Badan Urusan Logistik

(Bulog) Divisi Regional Sumatra Barat harus

mendatangkan beras dari daerah Jawa Timur dan

Sulawesi Selatan sebanyak 12.000 ton. Bahkan stok

beras sebanyak 14.000 ton yang tersimpan di gudang

18

Bulog Sumatra Barat pada saat itu berasal dari Jawa

Tengah yang masuk pada awal Desember 2012.

Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa

akibat persebaran sumber daya alam yang tidak merata

akan menimbulkan saling ketergantungan antar wilayah

untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. Tentu hal

ini memiliki dampak positif, karena dapat membuka

interaksi antar wilayah yang berbeda latar belakang

baik suku bangsa, ras dan sebagainya. Dan hal

tersebut dapat menimbulkan rasa keterikatan sebagai

saudara sebangsa dan setanah air.

Selain itu, akan terjalin hubungan yang positif

dimana mereka harus menghilangkan ego karena

perbedaan latar belakang mereka. Dengan demikian

akan menyebabkan berkurangnya primordialisme dan

etnosentrisme. Ketika primordialisme dan

etnosentrisme terkikis, maka semakin eratlah

persatuan dan kesatuan bangsa.

Sekarang kita bayangkan jika sumber daya alam

merata di setiap wilayah. Maka masing-masing

kelompok akan merasa bahwa mereka tidak saling

membutuhkan satu sama lain. Ini dapat mengakibatkan

minimnya komunikasi sebagai satu bangsa. Satu

kelompok dengan kelompok lain tidak akan mau saling

mengenal dan ego karena perbedaan latar belakang

akan mengakibatkan perpecahan bangsa.

19

Dampak lain dari tidak meratanya sumber daya

alam adalah munculnya budaya merantau. Jika kita

lihat realita saat ini, banyak sumber daya alam di

daerah tertentu yang di kelola oleh orang yang tidak

berasal dari daerah itu sendiri. Seperti pengelolaan

barang tambang di Papua oleh PT. Freeport Indonesia.

Dikutip dari tabloidjubi.com, bahwa dari 11.000

karyawan hanya 20% karyawan PT. Freeport yang

merupakan orang asli Papua dan 80% nya merupakan

orang non-Papua. Hal ini dikerenakan orang asli

Papua dianggap masih belum berkembang dan tidak

mampu untuk bekerja.

Demikian merupakan sebagian dari jumlah

perantau di Papua. Dengan banyaknyak perantau yang

berdatangan ke Papua dapat berakibat adanya

akulturasi budaya maupun asimilasi. Adanya

akulturasi maupun asimilasi budaya ini memiliki

dampak yang positif bagi persatuan dan kesatuan

bangsa. Karena tentu primordialisme dan

etnosentrisme akan terkikis sehingga timbul

kerukunan dalam masyarakat Indonesia. Dari uraian

diatas dapat kita lihat bahwa persebaran SDA yang

tidak merata memiliki banyak dampak yang positif

bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

20

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan maka dapat di simpulkan

bahwa :

1. Persebaran sumber daya alam di Indonesia tidak

merata

2. Kondisi sosial masyarakat di Indonesia sangat

mudah terpecah belah karena keragaman golongan,

suku bangsa, ras dan agama

3. Persebaran sumber daya alam berperan besar dalam

mempersatukan bangsa Indonesia, karena :

a. Adanya saling ketergantungan antara individu

maupun kelompok sosial.

b. Dapat mengikis primordialisme dan

etnosentrisme.

c. Munculnya budaya merantau sehingga menimbulkan

akulturasi budaya maupun asimilasi.

B. Saran

1. Dalam pembahasan mengenai kondisi sosial

masyarakat, dalam memaparkan konflik akibat

primordialisme dan etnosentrisme hendaknya tidak

hanya memberikan pertikaian antar suku tetapi

21

juga konflik akibat perbedaan keyakinan dan lain

sebagainya.

22

DAFTAR PUSTAKA

Tika. (dkk.). (2006). Geografi SMA/MA Kelas XI. Jakarta:

Bumi Aksara.

Wardiyatmoko. (2006). Geografi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI.

Jakarta: Erlangga.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. (2007). Sosiologi untuk

SMA dan MA Kelas XI Standar Isi 2006. Jakarta: Esis

Wikipedia. (2013). Sumber Daya Alam. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam

pada tanggal 21 September

Wikipedia. (2013). Geografi Indonesia. Diakses dari

http://ms.m.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia

pada tanggal 22 September 2013.

Cijolang. (2012). Jenis-Jenis Sumber Daya Alam. Diakses darihttp://ajatcoolsudrajat.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-sumber-daya-alam_1605.html pada tanggal21 September 2013.

Anomim. (2010). Sumber Daya Alam. Diakses darihttp://www.indonesia.go.id/in/potensi-daerah/sumber-daya-alam pada tanggal 21 September 2013.

23

Zon. (2012). Bulog Sumbar Tambah Pasokan Beras. Diakses dari

http://m.antarsumbar.com/?dt=1&id=262396 pada

tanggal 21 September 2013.

Kwan, Sendria. (2012). Primordialisme Suku dan Agama

(Sosialisme) – pengertian, alasan, jenis. Diakses dari

http://sendria.blogspot.com/2012/10/primordialism

e-suku-dan-agama-sosialisme.html?m=1 pada tanggal

21 September 2013.

Dina, Hany. (2013). Primordialisme Melahirkan Etnosentrisme.

Diakses dari

http://hanydina.blogspot.com/2013/02/primordialis

me-melahirkan-etnosentrisme.html?m=1 pada tanggal

21 September 2013.

Wulansari, Nureka. (2012). Tugas Sekolah. Diakses dari

http://nurekaw.blogspot.com/2012/05/masyarakat-

multikultural-masyarakat.html?m=1 pada tanggal 21

September 2013.

Arnaz, Farouk. (2013). Perang Antar Suku Pecah di Wamena, Tiga

Orang Tewas. Diakses dari http://m.berita

satu.com/nusantara/116801-perang-antar-suku-

pecah-di-wamena-tiga-orang-tewas.html pada

tanggal 22 September 2013.

24

Suyatno, Primadhani Dyah Larasati. (2011). Golongan Ras

yang Ada di Indonesia. Diakses dari

http://primadhanidls.blog.com/2011/05/07/golongan

-ras-yang-ada-di-indonesia/ pada tanggal 21

September 2013.

Herydotus. (2012). Ras Manusia di Indonesia. Diakses dari

http://herydotus.wordpress.com/2012/03/01/ras -

manusia-di-indonesia/ pada tanggal 21 September

2013.

Olivia, Virgi. (2012). Suku Bangsa Indonesia. Diakses dari

http://virgiolivia.blogspot.com/ pada tanggal 21

September 2013.

Saragih, Azhar. (2013). Masyarakat Multikultural di Indonesia.,

pengertian, karakteristik, ciri, dan faktor penyebab. Diakses

dari

http://khairulazharsaragih.blogspot.com/2013/01/m

asyarakat-multikultural-di-Indonesia.html?m=1

pada tanggal 21 September 2013.

Me. (2011). Primordialisme, Dalam Masyarakat Multikultural.

Diakses dari

http://catatansmaku.blogspot.com/2011/08/primordi

25

alisme-dalam-masyarakat.html?m=1 pada tanggal 21

September 2013.

Suprapto, Hadi dan Arie Dwi Budiawati. (2013). Ini

Wilayah Penghasil Beras Terbesar 2012. Diakses dari

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/379317-ini-

wilayah-penghasil-beras-terbesar-2012 pada

tanggal 21 September 2013.

Wikipedia. (2013). Kelangkaan. Diakses dari

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelangkaan pada

tanggal 21 September 2013.

Lestari, Putri Windu. (2012). Integrasi Nasional. Diakses

dari http://putri

windu.wordpress.com/2012/04/29/integrasi-

nasional/ pada tanggal 22 September 2013.

Mambor, Victor. (2010). Suara Tongoi di Nemangkawi. Diakses

dari http://tabloid judi.com/z/index.php/2012-10-

23-00-07-55/jubi-utama/9344-suara-tongoi-di-

nemakawi pada tanggal 23 September 2013.

Wikipedia. (2013). Akulturasi. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi pada

tanggal 24 September 2013.

26

Harmanu, Ardi. (2009). Asimilasi. Diakses dari

http://asimilasi-sosiologi.blogspot.com/2009/11/a

similasi-adalah-pembauran-dua.html pada tanggal

24 September 2013.

Suprapto, Hadi dan Iwan Kurniawan (2013). 5 Provinsi

Penghasil Beras Terbanyak. Diakses dari

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/332635-

lima-provinsi-penghasil-beras-tertinggi pada

tanggal 21 September 2013.

27