Analisis Peran Persebaran Sumber Daya Alam Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa
PERSEBARAN MINYAK BUMI DI INDONESIA KEP. RIAU
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PERSEBARAN MINYAK BUMI DI INDONESIA KEP. RIAU
PERSEBARAN MINYAK BUMI DI INDONESIA
Daerah - Daerah Penghasil Minyak di Indonesia
Indonesia menduduki peringkat ke
25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar yaitu
sebesar 4.3 milyar barrel,
21 penghasil minyak mentah terbesar dunia sebesar 1
juta barrel/hari,
24 negara pengimpor minyak terbesar sebesar
370.000/hari
22 negara pengonsumsi minyak terbesar sebesar 1 juta
barrel/hari,
13 negara dengan cadangan gas alam terbesar sebesar
92.9 trillion cubic feet,
8 penghasil gas alam terbesar dunia sebesar 7.2 tcf,
18 negara pengonsumsi gas alam terbesar sebesar 3.8
bcf/hari,
2 negara pengekspor LNG terbesar sebesar 29.6 bcf,
Potensi ini terdapat di daerah-daerah sebagai
berikut:
Tambang minyak bumi terdapat di :
1. Papua
Terletak di:
F
o
r
b
i
g
g
e
r
p
i
c
t
u
r
e
c
o
p
y
p
a
s
Babo, Irian Jaya Barat. Propinsi dengan luas
daerah terbesar di Indonesia mempunyai luas daerah
410.660 km2. di Irian Jaya Barat menghasilkan
sebanyak 14.811 barrel per hari. Dengan rincian 6568
barrel kondensat + 8243 barrel minyak
mentah.Pertambangan perminyakan di Irian Jaya bagian
Barat dikelola oleh Pertamina, Petrochina dan
British Petroleum. ketiga perusahaan ini mengelola
Blok Tangguh, Salawati dan Kepala burung.
Papua – Sorong
Klamano
2. Jawa Tengah
Cepu (juga berbatasan dengan Jawa Timur)
Cilacap
3. Jawa Barat
Peureuk
Majalengka
4. Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur menjadi penghasil minyak
dan gas ketiga di Indonesia setelah Kalimantan Timur
dan Riau. "Dengan 31 blok WKP (wilayah kerja
pertambangan) berstatus eksploitasi. Antara lain:
Delta Sungai Berantas
Wonokromo (Jawa Timur) Jawa timur per harinya
sanggup menghasilkan 52.616 barrel per hari dengan
perincian 52.290 barrel minyak mentah ditambah
dengan 326 barrel kondensat. Propinsi padat ini
memiliki Blok Tuban, Kangean, Brantas, Cepu,
Madura Barat, Bawean, dan Gresik.
5. Laut Jawa
blok offshore ini terbentang dari Sumatera
bagian tenggara sampai ke daerah dekat Jawa barat.
berbagai blok yang ada di laut Jawa adalah blok
offshore sekitar Pulau Bawean, Gresik, dan pulau-
pulau kecil di wilayah Madura dan Blok Sumatra
Tenggara, kedua blok ini mampu menghasilkan produksi
sebesar 65.154 barrel per harinya. dengan rincian
62.130 barrel minyak mentah ditambah 3.024 barrel
kondensat. Perusahaan yang mengoperasikannya adalah
British Petroleum, Pertamina, CNOOC S.E.S. HESS,
TOTAL, KODECO Energy, ExxonMobil, Lapindo, Kangean
Energy, Pertamina, dan Petrochina.
6. Riau
Kepulauan Natuna sanggup menghasilkan 359.777
barrel minyak mentah dan 6.050 barrel kondensat
per harinya. artinya total produksi per hari
mencapai 365.827 barrel. ada 6 blok yang berada di
Riau, yaitu Rokan, Mountain Front Kuantan, Siak,
Selat Panjang, Coastal Plains, Pekanbaru dan Selat
Malaca. kesemuanya dioperasikan oleh Chevron,
Petrosea, Pertamina, Bumi Siak Pusako, Sarana
Pembangunan Riau, Premier Oil, Conoco Philips,
Star Energy.
dan Kondur Petroleum. Pada bulan november
2006, ladang minyak Duri (DSF) telah mencapai
produksi 2 milyar barrel sejak pertama kali
dioperasikan tahun 1958. Riau sendiri dengan blok
Rokannya saja mampu menghasilkan 340.206 barrel
per hari, lebih dari sepertiga total produksi
harian di indonesia. Selain Minyak Kepulauan Riau
juga mempunyai cadangan gas bumi terbesar di
Indonesia.
Sungai Paking
7. DI Aceh: Lhokseumawe
8. Sumatra Selatan
Plaju
Sungai Gerong. Blok perminyakan yang ada di
Sumatra Selatan antara lain adalah Rimau,
Lematang, Pendopo Raja dan Ogan Komering.
Keseluruhan blok ini dioperasikan oleh Pertamina,
Medco, Talisman, Golden spike, dan Conoco Philips.
Sumatera Selatan per harinya sanggup menghasilkan
30.718 barrel minyak mentah dan 10.339 barrel
kondensat. yang berarti totalnya sanggup
menghasilkan 41.057 barrel per hari
9. Kalimantan Timur
propinsi terluas kedua di indonesia setelah
irian jaya barat. ukurannya sama dengan satu
setengah kali pulau jawa dan madura. menurut
perhitungan luasnya adalah 245.237,80 km2.
kalimantan timur juga berbatasan langsung dengan
malaysia. perusahaan yang bekerja di kaltim adalah
Total, Chevron, Vico, dan Medco. sementara blok yang
dioperasikan bernama Sanga-sanga, Mamburungan,
Kutai, dan Mahakam. Produksi total per harinya bisa
mencapai 134.626 barrel. Dengan perincian sebagai
berikut, 60.331 barrel minyak mentah dan 74.295
barrel kondensat. Kaltim merupakan propinsi terbesar
penghasil kondensat di indonesia, dengan mahakam
bloknya. Total yang dioperasikan :
Pulau Bunyu,
Pulau Tarakan
Balikpapan
10. Kalimantan Tengah
Kembatin
11. Kalimantan Selatan
Tanjung,
12. Maluku
Pulau Seram
Pulau Tenggara
13. Jambi
Surolangun. setiap harinya mampu menghasilkan
19.506 barrel. Dengan perincian 8.847 barrel
kondensat dan 10659 barrel minyak mentah. Ladang
minyak ketujuh terbesar di Indonesia ini dikelola
oleh Petrochina, Pearl Oil, dan Conoco Philips.
mereka mengelola blok Jabung, Bangko, Tungkal, dan
Blok Jambi Selatan.
14. Sumatra Utara
Tanjungpura
Pangkalan Brandan
15. Sumatra Selatan
Plaju
Sungai Gerong.
POTENSI MIGAS KEPULAUAN RIAU
A. LATAR BELAKANG
Keberadaan sumber daya alam tidak selamanya
melimpah. Ada beberapa sumber daya alam yang
terbatas jumlahnya. Terkadang dalam proses
pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang
relatif lama dan tidak dapat ditunggu oleh tiga
atau empat generasi keturunan manusia. Indonesia
kaya sumber daya alam dan memiliki banyak barang
tambang baik logam maupun non logam. Oleh
karenanya posisi Indonesia sejak zaman kolonial
terus menjadi perebutan oleh para penjajah. Nilai
ekonomis yang dihasilkan dari barang tambang
tersebut ternyata mengundang niat penjajah untuk
menguasai wilayah Indonesia secara lebih leluasa.
Di zaman kolonial, Indonesia dipandang sebagai
wilayah yang kaya hasil bumi seperti rempah-rempah
dan hasil perkebunan lainnya. Namun, tidak bisa
dipungkiri bahwa Indonesia juga kaya akan sumber
daya alam berupa barang tambang yang jika diolah
akan mendatangkan keuntungan yang besar.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang
di Indonesia telah dimulai sejak masa kolonial
berkuasa. Sebagai negara terjajah tidak banyak
yang bisa dilakukan oleh rakyat Indonesia melihat
kekayaan alamnya dikuasai oleh bangsa asing.
Selama tiga setengah abad lamanya bangsa kita
merasakan pahitnya kehidupan bersama penjajah
Belanda, ditambah lagi dengan tiga setengah tahun
dijajah oleh Jepang. Rakyat diperas tenaganya
untuk mengerjakan proyek–proyek yang menguntungkan
penjajah dengan imbalan yang tidak sesuai bahkan
dipekerjakan tanpa imbalan
melalui romusha dan rodi. Kondisi itulah yang
kemudian mendorong aktivis pro kemerdekaan
berjuang untuk memerdekakan Indonesia.
Di masa kemerdekaan segala upaya untuk
meningkatkan pendapatan negara melalui sektor
pertambangan terus dilakukan pemerintah. Dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara dikemukakan bahwa
pembangunan pertambangan dalam Repelita V
diarahkan pada pemanfaatan sebesar mungkin
kekayaan tambang bagi pembangunan nasional dan
ditujukan untuk menyediakan bahan baku bagi
industri dalam negeri, meningkatkan ekspor dan
penerimaan negara serta memperluas kesempatan
berusaha dan lapangan kerja. Pembangunan
pertambangan terutama dilakukan dengan
penganekaragaman hasil tambang serta pengelolaan
usaha pertambangan secara efisien. Nah, untuk
mencapai tujuan tersebut upaya inventarisasi dan
pemetaan, eksplorasi serta eksploitasi perlu
dilanjutkan, ditingkatkan dan diperluas kekayaan
tambang dengan memanfaatkan teknologi yang tepat.
Selanjutnya juga ditetapkan bahwa untuk
dapat meningkatkan pemanfaatan bahan dan hasil
tambang, baik untuk ekspor maupun untuk kebutuhan
dalam negeri, perlu terus dilanjutkan dan
ditingkatkan produksi dan usaha pemasarannya
terutama ke luar negeri, serta usaha untuk
mengolah bahan-bahan tambang tersebut agar dapat
meningkatkan nilai tambah.
Barang tambang adalah sumber daya alam yang
dalam mengusahakannya memerlukan proses
penambangan yang meliputi kegiatan eksplorasi,
eksploitasi, dan ekstraksi.
Indonesia berada di sisi Barat dari apa yang
dinamakan “Pacific Ring of Fire” atau Cincin
Berapi Pasifik yang ditandai dengan kegiatan
vulkanik yang tinggi karena pergerakan lempeng-
lempeng bumi yang menimbulkan gejolak tektonik di
bawah permukaan bumi. Gejolak tektonik karena
pergerakan lempeng-lempeng bumi ini menyebabkan
bencana alam yang mengancam dalam bentuk letusan
gunung berapi yang dalam situasi tertentu dapat
memicu terjadinya tsunami seperti yang telah
terjadi di Indonesia dalam waktu beberapa tahun
belakangan ini. Di pihak lain, magma yang keluar
dari perut bumi di Cincin Berapi Pasifik
diperkirakan mengandung berbagai logam berharga,
terutama emas dan tembaga.
Sebagai bagian dari Cincin Berapi Pasifik,
Indonesia juga secara potensial memiliki kekayaan
alam berupa bahan tambang. Kawasan Timur Indonesia
(KTI) yang meliputi 68% dari wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau mencakup daerah
seluas hampir 1,3 juta kilometer persegi
diperkirakan menyimpan 81,2% cadangan bahan
tambang Indonesia (Koesnaryo di dalam PERHAPI,
2002: 1).
Negeri kita tercinta berada di dekat batas
lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis
batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen.
Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang
menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di
bagian timur, bertemu 3 lempeng tektonik
sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan
Indo-Australia. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, subduksi antara dua lempeng
menyebabkan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng
Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung
berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau
Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang
Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra
yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda). Lempeng
tektonik terus bergerak.
Bukan hanya itu, lempeng lempeng tektonik
tersebut membentuk cekungan cekungan yang nantinya
merupakan tempat minyak tersimpan. Diperkirakan
ada 50 cenkungan lebih yang ada di indonesia.
Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan dari
berbagai sumber, telah diketahui ada sekitar 60
basin yang diprediksi mengandung cebakan migas
yang cukup potensial. Diantaranya basin Sumatera
Utara, Sibolga, Sumatera Tengah, Bengkulu, Jawa
Barat Utara, Natuna Barat, Natuna Timur, Tarakan,
Sawu, Asem-Asem, Banda, dll.
Riau Sendiri termasuk cekungan Sumatera
Tengah. Riau terletak di sebelah timur sumatera.
Sedangkan Cekungan busur belakang di timur
Sumatera dan utara Jawa merupakan lapangan-
lapangan minyak paling poduktif. Pematangan minyak
sangat didukung oleh adanya heat flow dari proses
penurunan cekungan dan pembebanan. Proses itu
diperkuat oleh gaya-gaya kompresi telah menjadikan
berbagai batuan sedimen berumur Paleogen menjadi
perangkap struktur sebagai tempat akumulasi
hidrokarbon (Barber, 1985). Secara lebih rinci,
perkembangan sistem cekungan dan perangkap minyak
bumi yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh
tatanan struktur geologi lokal.
0
100,000,000,000
200,000,000,000
300,000,000,000
400,000,000,000
500,000,000,000
600,000,000,000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Minyak 83,959,194,450 223,318,673,124 211,751,346,081 362,451,566,588 333,028,334,946 343,268,798,282 Gas 78,589,831,144 241,128,718,283 218,262,312,053 386,292,407,838 254,370,471,932 540,442,950,383
Pene
rima
an (
Rupi
ah)
PENYALURAN DBH SDA MINYAK DAN GAS BUMI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Minyak Gas