TERHUBUNG DALAM SEBUAH KESATUAN

10
TERHUBUNG DALAM SEBUAH KESATUAN 1. BAHWA SESUNGGUHNYA KEMERDEKAAN ITU IALAH HAK SEGALA BANGSA Apakah hari ini kemerdekaan tersebut telah dirasakan dan dilakukan oleh segenap bangsa terutama Bangsa Indonesia? Apabila pembuka Undang-Undang Dasar menyatakan kemerdekaan, namun hingga saat ini Bangsa Indonesia masih terjajah secara pola fikir. Pendapat ini terlihat dari fakta yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbanding terbalik dengan rumusan yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. Apakah kita keliru dan mudah bergembira karena euphoria atas Proklamasi Revolusi 1945? Karena dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Alinea Kedua menyebutkan “Mengantarkan Rakyat Indonesia KEDEPAN PINTU -GERBANG Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka, bersatu, dan berdaulat serta adil dan makmur”. Sebagian besar Masyarakat beranggapan kemerdekaan itu hanya status sebuah Negara yang memiliki pemerintahan mandiri. Lalu bagaimana dengan kelompok masyarakat yang sengaja membuang serta takut(karena tidak kenal) dengan keaslian bangsa-nya dan menjalankan kebiasaan, kebudayaan, serta ajaran yang bukan miliknya. Karena begitu pentingnya “merdeka”, akan membuat sebuah bangsa bersatu. Contoh sederhana kesatuan adalah akibat dari merdeka; ketika kamu dan saya merasa sama, kita akan bersatu sebagai saudara bukan karena kepentingan, karena bersatu sebagai saudara adalah kekuatan masyarakat yang paling kuat. Dasar kesatuan tidaklah saja menjadi sendi yang kuat untuk dukungan susunan ketatanegaraan, bahkan juga menjadi pendorong berisi daya penarik dalam pembinaan bangsa. Persatuan, kesatuan dan kemerdekaan adalah suatu Trilogi dalam Kemerdekaan dan Pembinaan Bangsa. 1 Berdaulat, Adil, dan Makmur itu buntut dari rentetan merdeka, dengan mengenal siapa yang seharusnya diper-tuan-kan. Kemerdekaan Persatuan Kesatuan Pendidikan Berdaulat&Makmur Pembinaan Bangsa Adil Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Alinea ke-dua, para perumus Undang-Undang Dasar Menjabarkan Norma Dasar yang kita miliki sendiri. Dari Pintu Gerbang kemerdekaan atau jembatan 1 Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 hlm 68

Transcript of TERHUBUNG DALAM SEBUAH KESATUAN

TERHUBUNG DALAM SEBUAH KESATUAN

1. BAHWA SESUNGGUHNYA KEMERDEKAAN ITU IALAH HAK SEGALA BANGSA

Apakah hari ini kemerdekaan tersebut telah dirasakan dan dilakukan oleh segenap bangsa

terutama Bangsa Indonesia? Apabila pembuka Undang-Undang Dasar menyatakan kemerdekaan,

namun hingga saat ini Bangsa Indonesia masih terjajah secara pola fikir. Pendapat ini terlihat dari

fakta yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbanding terbalik dengan rumusan yang

tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. Apakah kita keliru dan mudah bergembira

karena euphoria atas Proklamasi Revolusi 1945? Karena dalam pembukaan Undang-Undang

Dasar Alinea Kedua menyebutkan “Mengantarkan Rakyat Indonesia KEDEPAN PINTU-GERBANG

Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka, bersatu, dan berdaulat serta

adil dan makmur”.

Sebagian besar Masyarakat beranggapan kemerdekaan itu hanya status sebuah Negara yang

memiliki pemerintahan mandiri. Lalu bagaimana dengan kelompok masyarakat yang sengaja

membuang serta takut(karena tidak kenal) dengan keaslian bangsa-nya dan menjalankan

kebiasaan, kebudayaan, serta ajaran yang bukan miliknya. Karena begitu pentingnya “merdeka”,

akan membuat sebuah bangsa bersatu. Contoh sederhana kesatuan adalah akibat dari merdeka;

ketika kamu dan saya merasa sama, kita akan bersatu sebagai saudara bukan karena kepentingan,

karena bersatu sebagai saudara adalah kekuatan masyarakat yang paling kuat.

Dasar kesatuan tidaklah saja menjadi sendi yang kuat untuk dukungan susunan ketatanegaraan,

bahkan juga menjadi pendorong berisi daya penarik dalam pembinaan bangsa. Persatuan, kesatuan

dan kemerdekaan adalah suatu Trilogi dalam Kemerdekaan dan Pembinaan Bangsa.1 Berdaulat,

Adil, dan Makmur itu buntut dari rentetan merdeka, dengan mengenal siapa yang seharusnya

diper-tuan-kan.

Kemerdekaan

Persatuan Kesatuan

Pendidikan

Berdaulat&Makmur Pembinaan Bangsa Adil

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Alinea ke-dua, para perumus Undang-Undang Dasar

Menjabarkan Norma Dasar yang kita miliki sendiri. Dari Pintu Gerbang kemerdekaan atau jembatan

1 Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 hlm 68

emas itu, revolusi2 menimbulkan daya pembangunan membentuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia, berdasarkan ajaran Pancasila yang meliputi bentukan ke-Tatanegaraan yang

merdeka, berdaulat, dan bersatu serta meliputi susunan masyarakat adil dan makmur.3

Pada dasarnya Undang-Undang Dasar adalah Landasan Filosofi sebuah Negara dan menjadi

tolak ukur pembuatan kebijakan/kontrak masyarakat yang dibuat Pemerintah. Contoh sederhana,

ketika Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat membuat suatu rumusan kebijakan tidaklah

mungkin kebijakan yang mereka buat tidak menggunakan landasan sebagai tolak ukur untuk

mencapai tujuan, kemanfaatan dan kemaslahatan. Oleh sebab itu, untuk hal yang lebih substansial

haruslah dipahami secara hati-hati penafsiran dari Landasan tersebut oleh para pembuat kebijakan

di pusat ataupun di daerah.

4

2 Proklamasi Tahun 1945 menurut saya itu wujud pemberontakan, maka dari itu saya menyebutkan peristiwa itu dengan revolusi. 3 Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 hlm 34 4 http://kfk.kompas.com/image/preview/YXlhbS5qcGc%3D.jpg

2. PEMBAGIAN KEKUASAAN

5

Van Apeldorn dalam bukunya Inleiding tot de studie van het Netherland menyatakan bahwa perkataan sumber hukum dipakai dalam arti sejarah, kemasyarakatan, filasafat dan formil.6 Sumber hukum dalam arti formil adalah sumber hukum yang dikenal dari bentuknya, karena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati. Sedangkan sumber hukum materil yaitu sumber hukum yang menentukan isi hukum. Hukum dan kekuasaan memang dual hal yang identik, kekuatan tidak selalu, bahkan tidak bersumber pada kekuatan fisik. Kekuasaan sering bersumber pada wewenang formal (formal authority) yang memberikan wewenang atau kekuasaan kepada seseorang atau suatu pihak dalam suatu bidang tertentu. Dengan demikian bahwa kekuasaan itu bersumber pada ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur pemberian wewenang tersebut. Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman7.

Selanjutnya keberadaan sebuah negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: kepastian hukum, keberadaan wilayah, masyarakat, aparatur pemerintahan, serta pengakuan. Tanpa salah-satunya terpenuhi maka tidak layak disebut sebagai sebuah negara.

Maka demikian pula dengan kelahiran pemerintahan ditatar Sunda (Sundaland) (*berdasarkan catatan sejarah yang ada hingga saat ini) diawali dengan adanya sebuah Keratuan yang bernama “Salokanagara/ Salakanagara”. Tentu ‘kerajaan’ tersebut mustahil ada jika tidak diawali oleh adanya “nilai-nilai ajaran” yang menjadi sebuah peraturan/hukum. Itu sebabnya masyarakat kita mengenal istilah “Layang Saloka Domas” yang artinya :

- La = Hukum - Hyang = Leluhur - Sa = Esa / Tunggal / Satu - Loka = Tempat / Wilayah - Domas = Tidak Terhingga / invinity / 8 Arti keseluruhannya ialah : Kesatuan Wilayah Hukum Leluhur (yang) Tidak Terhingga.

5 http://www.maritimemysteries.org/sunda-shelf-archaeology-project.html 6 Hukum Tata Negara Indonesia Mohamad Kusnardi hlm 45

7 Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan kumpulan karya tulis Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, hal. 5 - 9

Adapun Saloka Nagara pada dasarnya merupakan wilayah kekuasaan hukum yang sangat

besar. Sa-Loka Naga-Ra (*Salaka Nagara ?) artinya adalah : – Sa = Esa / Tunggal / Satu – Loka = Tempat / Wilayah – Naga = *...lambang penguasa darat & laut (samudra). – Ra = Matahari Saloka Naga-Ra berarti : Kesatuan Wilayah Kekuasaan Darat & Laut (negeri) Matahari.8 Kesalah-kaprahan dalam mengartikan serta memahami Sunda sebagai ras / etnis yang ada

diwilayah sekecil Jawa-Barat telah berdampak kepada proses pengkerdilan Sunda itu sendiri. Bahkan pikukuh Sunda menjelaskan kelahiran Matahari hingga kelak menjadi landas-gagas pembentukan pola ketatanegaraan, kebangsaan, kemasyarakatan & kemanusiaan yang terangkum dalam satu-kesatuan (tidak terpisahkan).9

Dalam 2000 tahun ini, yang dikenal dalam buku-buku sejarah pendidikan (kurikulum, dengan

mata pelajaran P4) ada tiga bentuk pemerintahan yang berkuasa pada seluruh wilayah Indonesia10. Pemerintahan tersebut terbentuk oleh ajaran Pancasila, meliputi Kedatuan Sriwijaya yang terletak di selatan Sumatera.11 Sriwijaya bukanlah Religion State, melainkan suatu susunan ketatanegaraan menurut hukum-kebiasaan Manusia yang tinggal di wilayah Indonesia saat ini, seperti ditetapkan pada tulisan Telaga Batu di kota Palembang. Negara yang telah ada di Indonesia sebelum abad 16 lampau adalah Negara dalam bentuk sempurna, yang justru Negara modern saat ini mengadopsi sistem ke-Negaraan yang dipakai oleh Negara yang pernah berada di kawasan Indonesia. Dapat ditemui bahan-bahannya dalam karya seorang sarjana perancis bernama Prof.G. Coedes dalam bukunya Les Etats Hindouisesd’Indchine et d’Indonesie dan dalam buku De iure praede bernama Hugo Grotius. Selanjutnya Keprabuan Majapahit12 yang memiliki pusat pemerintahan di Tengah Pulau Jawa. Majapahit ini adalah kelanjutan proses kemunduran dari Pemerintahan yang berada di wilayah Sriwijaya sebelumnya. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan kesamaan rentetetan peristiwa, wilayah, kemiripan stuktur ke-Negaraan, dan Pasukan yang memaksa mundur kedua pemerintahan tersebut pada akhir cerita “hilang”. Tepat pada hilangnya runtuhnya sebuah Pemerintahan Besar di Indonesia, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada tahun 1602, yang berada dibawah perintah Keratuan Britania Raya melakukan ekspansi perdagangan ke wilayah Indonesia. Seperti perusahaan pada umumnya VOC merupakan sebuah persekutuan dagang atau saat ini dikenal dengan Company/ Compagnie/ Perusahaan yang melakukan pelebaran area/ ekspansi, dan tindakan tersebut merupakan hal yang wajar pada sebuah Perusahaan. Oleh sebab itu VOC sebagai perusahaan hanyalah melakukan ekspansi perdagangan. Kemudian yang terakhir adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang membentuk pemerintahan di wilayah Indonesia.

Pancasila sebagai ajaran hidup bangsa Indonesia yang kemudian menjadi falsafah Negara merupakan sumber hukum dalam arti materil yang tidak saja menjiwai bahkan harus dilaksanakan

8 Lucky Hendrawan, Lucky Hendrawan, SUNDA - (Pikukuh Kenegaraan, Kebangsaan, Kemasyarakatan, & Kemanusiaan) https://www.facebook.com/notes/lq-hendrawan/sunda-pikukuh-kenegaraan-kebangsaan-kemasyarakatan-kemanusiaan/138730766256854 dikutip pada tanggal 25 September 2014 pukul 13:27 9 Ibid. 10 Indonesia bagian wilayah dari Nusantara, dengan begitu Indonesia bukanlah keseluruhan Nusantara. Karena sesungguhnya apa yang dikenal dengan Asia Tenggara saat ini beberapa waktu yang lampau terdapat didalam suatu pemerintahan yang sama. 11 Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 hlm 55 12 Ibid.

oleh setiap peraturan hukum.13 Kemudian Kita bertanya, apakah hubungan dengan ajaran Pancasila pada pembentukan ketiga Pemerintahan yang berkuasa di wilayah Indonesia. Buku-buku sarjana Eropa biasanya menyatakan dasar Negara itu ialah:

NEGARA

BANGSA

PEMERINTAH DAERAH

KEMAKMURAN RAKYAT/GLORY/GLORIE/KEJAYAAN

Pada prinsipnya pembentukan suatu Negara ialah bertujuan untuk sebuah Kejayaan/Glory/ Glorie/Liberty/Kedigwijayaan/Kemakmuran bagi Bangsanya. Dalam Konstitusi 1945 disebutkan bahwa tujuan didirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Kesejahteraan, Kebahagian, Perdamaian, dan Kemerdekaan atau secara Ringkas ingin Menjalankan Kejayaan Pancasila.

Sebelum kita lebih lanjut pada tahapan pancasila, alangkah baiknya kita membongkar peristiwa ketika Ir. Soekarno diberi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Gajah Mada, maka waktu itu Soekarno mengatakan, “Jangan Dikatakan saya ini pembentuk ajaran PANCASILA, saya hanya seorang PENGGALI daripada ajaran PANCASILA14. Dalam ceritanya, Ir. Soekarno beberapa tahun di Bandung sempat belajar arsitek di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Oleh sebab itu Beliau banyak menggali diri yang berlanjut menggali filsafah ke-Negaraan di Pa-Ra-Hyangan.

Kemudian Sastra Masyarakat pada Tatar Jawa Barat, dan Umumnya Indonesia banya berbentuk metafora yang begitu kaya dan terbilang rumit terminologi, makna dan maksud dari sastra yang dimiliki bangsa ini. Pada Sastra Modernisme metode yang dilakukan melalui cara Semiotika dengan empat lapisan (Icon, Index, Symbol, dan Code). Sedangkan dalam membongkar sastra yang dimiliki bangsa ini metode yang dilakukan melalui Sapta Panta yang meliputi, Sandi (code), Silib (allude), Sindir (allusion), Simbul (symbol, icon, heraldic), Siloka (aphorisma), Sunyata (occurrence). Maka dari itu banyak terjadi kesalah kaprahan arti serta tujuan dari sastra yang akhirnya tertinggal menjadi cerita dan dongeng masyarakat. Pasti kita bertanya apa maksud sedikit cerita Soekarno dan perbandingan metode diatas. Pada usia anak-anak, orang tua kita senang berdongeng pada anak.

Seperti dalam kisah Sang Guru Hyang, diceriterakan bahwa Dayang Sumbi pada akhirnya kawin (bersanding) dengan Situmang, yaitu seekor anjing yang membantu membawakan gulungan benang yang terjatuh ketika Dayang Sumbi sedang menenun, perkawinan mereka menghasilkan sosok Sangkuriang (Sang Guru Hyang).15

13 Hukum Tata Negara Indonesia Mohamad Kusnardi hlm 46 14 Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 hlm 72 15

Lucky Hendrawan, SUNDA - (Pikukuh Kenegaraan, Kebangsaan, Kemasyarakatan, & Kemanusiaan) https://www.facebook.com/notes/lq-hendrawan/sunda-pikukuh-kenegaraan-kebangsaan-kemasyarakatan-kemanusiaan/138730766256854 dikutip pada tanggal 25 September 2014 pukul 13:27

‘Sangkuriang’ atau sebut saja Sang Guru Hyang yang ini maknanya adalah kelahiran Negeri Matahari (Dirgantara) sebagai pusat Keratuan / Keraton Dunia, atau kelahiran pola ketata-negaraan yang pertama di dunia yang ditandai oleh Gunung Sunda Purba atau Gn. Matahari / Gn. Batara Guru. Saat ini tersisa sebagai Gn. Tingkeban Pa-Ra-Hu, dan sekarang kita menyebutnya sebagai Gn. Tangkuban Parahu.

Setelah keberadaan wilayah beserta penduduknya, bentuk kemasyarakatan diawali dengan adanya Tata/Aturan/Hukum yang berupa Tri Su La Naga-Ra (Tiga Kesejatian Hukum pada sebuah Negara), atau dalam silib & siloka SITUMANG yaitu terdiri dari :

- Rasi/Datu berkedudukan sebagai pengelola kebajikan, wilayahnya disebut “Karesian/ Kadatuan atau Kedaton”.

- Ratu berkedudukan sebagai pengelola kebijakan, wilayahnya disebut Keratuan/Keraton. - Rama berkedudukan sebagai pembentuk kebijakan dan kebajikan, wilayahnya

disebut “karamat” atau sering disebut sebagai “kabuyutan” atau wilayah para leluhur/luhur/ gunung = (tanah suci).

- Hyang merupakan sumber ajaran kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut Pa-Ra-Hyang.

Adapun sosok binatang “anjing” merupakan metafora atau perumpamaan dari watak

“kesetiaan”. Simbolisasi tersebut tentu sangat sesuai dengan kenyataan yang berlaku dan layak dipergunakan sebagai pola tanda seperti halnya Sang Hyang Gana (Ganesha) yang mempergunakan siloka “gajah”, ataupun konsep pemerintahan yang dilambangkan dalam bentuk “harimau” (mang/hitam – ang/merah – ung/putih = maung).

Namun saya tidak akan mempermasalahkan kesalahan kurikulum pendidikan yang diberikan

kepada putera puteri pewaris bangsa yang besar ini. Kesalahan kurikulum ini menyebabkan akibat yang fatal pada bangsa ini. Penggalian Nilai-Nilai Pancasila pada dasarnya merupakan penggalina terhadap nilai-nilai yang tumbuh dan lahir pada kebiasaan dan kebudayaan bangsa.

Dalam kebudayaan Yunani istilah konstitusi berkaitan erat dengan ucapan “Resblica Constituere”, dari ucapan tersebut lahirlah semboyan dengan bunyi “Prinsep Legibus Solutus est, salusl publica suprema Lex”, yang artinya Rajalah yang berhak menentukan struktur daripada Negara.16 Kekuasaan Raja memiliki keterkaitan deng Keratuan dalam sastra Sangkuriang/Sang Guru Hyang dimana Ratu berkedudukan sebagai pengelola kebijakan maka Ratu harus menentukan struktur yang mampu untuk menjalankan kebijakan tersebut. Pengertian demikian sangat BERBEDA dengan konsep Monarchi/Dictator, pengelola kebijakan begitu Absolute sifatnya.

Ajaran Trias Politica besar sekali pengaruhnya kepada segala konstitusi-konstitusi kebangsaan

yang disusun dalam abad XVII-XX, baik di benua Amerika, maupun Afro-Asia. Namun tidak demikian dalam Undang-Undang Dasar 1945 tidaklah mengenal ajaran-ajaran Trias Politica. Tetapi Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas melakasanakan dasar Trias Politica, yaitu membagi-bagi pekerjaanpemerintahan atau perlengkapan Negara atas pelaksaan dasar pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan dengan tujuan kelancaran pekerjaan dan untuk perlindungan warga Negara.

Pembagian kekuasaan pada prinsipnya untuk mencegah perpecahan dalam masyarakat dan untuk menjamin kesatuan tindakan dalam Negara Kesatuan yang tidak mengenal pemusatan kekuasaan dalam satu kekuasaan, melainkan mewujudkan kesatuan dan persatuan dalam sebuah Negara Kesatuan/ESA, dan tanpa terbagi-bagi dalam jiwa dan tujuan tindakan dalam membela

16 Hukum Tata Negara Indonesia Mohamad Kusnardi hlm 62

kemerdekaan.17 Pembagian kekuasaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pembagian kekuasaan vertikal dimana kekuasaan dibagi berdasarkan wilayahnya, contohnya pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah, sedangkan pembagian kekuasaan secara horizontal kekuasaan dibagi berdasarkan fungsi tertentu contohnya adanya sebuah badan legislatif, eksekutif dan yudikatif di sebuah Negara.18 Selanjutnya Pemerintahan dapat dijalankan dengan sistem dan nama berbeda, ada sistem semi presidensil, kuasi-presidensil, semi-presidensil, hibrida, parlementer, atau semi parlementer.

3. KESATUAN SEBAGAI NUSANTARA Wadah yang bulat serta beraneka ragam dan kelak disebut planet bumi/earth yang selalu

menaungi kita dalam pelukan lembut Ibu Pertiwi/ Mother Earth, adalah sebuah kesatuan yang terhubung. Kesatuan yang luas tersebut tidaklah terbagi atau terpecah-pecah, namun masing-masing kita menjalankan sistem dan kebiasaan yang memang menjadi miliknya. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berada dalam bagian Nusantara ini sudah sepantasnya menjalankan apa yang sudah menjadi miliknya. Sudahlah cukup untuk mencaplok serta mencoba-coba yang bukan miliknya.

Namun untuk dapat menggunakan sesuatu yang memang menjadi milik kita ini tidaklah mudah

dan langsung disisipkan saat ini. Keinginan untuk menjadikan apa yang memang milik kita itu bukanlah untuk kita saat ini. Diperkuat lagi dengan pola fikir yang telah melekat seperti virus Influenza yang memang tidak pernah akan hilang dari tubuh manusia.

19

17 Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 hlm 64 18 Jimmly asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II, (Jakarta: Penerbit Mahkamah Konstitusi, 2006 hal. 14-15. 19 https://www.facebook.com/saungmaca.ambuseba?fref=ts Mengutip gambar dari kegiatan “ka ulinan Tradisi leluhur”, dikutippada tanggal 26-09-2014 pukul13:00

20 21 Maka dari itu untuk dapat mencapai tujuan yang agung tersebut yang dapat dilakukan saat ini

ialah mengembangkan, mendidik serta mewariskan ilmu berharga yang nilainya berguna bagi bangsanya, secara tepat dan sepantasnya pada generasi selanjutnya. Dalam era Paten/Copyright, Bangsa yang maju dan dihargai ialah bangsa yang mampu menciptakan inovasi yang memang miliknya sendiri, agar dapat menjadi bangsa yang berdaulat, di Tanah nya sendiri.

22 23

20 https://www.facebook.com/saungmaca.ambuseba?fref=ts Mengutip gambar dari kegiatan “ka ulinan Tradisi leluhur”, dikutippada tanggal 26-09-2014 pukul13:00 21 https://www.facebook.com/bumidega401sundaacademy?fref=ts Mengutip gambar dari kegiatan kelas kreatif anak setiap selasa sore, dikutip pada tanggal 26-09-2014 pukul 13:00 22 https://www.facebook.com/saungmaca.ambuseba?fref=ts Mengutip gambar dari kegiatan Saung Maca Ambu dalam Mobil Pintar Tunas Bangsa Kab. Bandung. 23 https://www.facebook.com/bumidega401sundaacademy?fref=ts Mengutip gambar dari kegiatan kelas kreatif anak setiap selasa sore, dikutip pada tanggal 26-09-2014 pukul 13:00

Juga berhentilah untuk saling curiga terhadap Saudara. Karena yang sepatutnya ditakuti oleh tiap pribadi ialah dirinya sendiri. Cukuplah konflik itu datang dari mereka yang ingin merebut status kita sebagai LANDLORD. Tanah yang memberikan kita kehidupan lah yang menjadi TANAH SUCI untuk kita. Mereka pun mengakui Tanah Air mereka sebagai Tanah Suci, lalu mengapa kita tidak demikian juga.

24 25 Tidaklah perlu bagi manusia di Tanah ini untuk menyaring air laut menjadi air untuk diminum,

tidaklah perlu bagi manusia di Tanah ini merubah gandum untuk kita makan, tidak lah perlu menambahkan hormon kesuburan hewan karena sayur mayur dan ikan begitu berlimpah, tidaklah perlu terlalu sering membuka lahan baru untuk kepentingan ladang karena sawah dan perkebunan kita sudah begitu luas, tidaklah perlu memuat waduk atau bendungan untuk keperluan air minum karena mata air dimana-mana siang dan malam yang selalu sama.

26 27

24 http://cdn-media.viva.co.id/thumbs2/2010/08/31/95263_anggota-fpi_663_382.jpg 25 http://cdn-media.viva.co.id/thumbs2/2010/08/31/95265_aksi-anarkis-fpi_663_382.jpg

28 29

Namun sebagian dari seluruhnya hanyalah tinggal sebuah cerita yang akan dipermalukan oleh generasi mendatang karena manusia yang hidup hari ini lah yang membuat hal tersebut hanyalah menjadi sebuah cerita. Seperti Paper ini yang hanya sebuah cerita yang tidak pernah ada.

30 31

The religion of the future will be a cosmic religion. It should transcend personal god and avoid dogma and theology - Albert Eisntein

26 http://3.bp.blogspot.com/-Hivj4UGc_Ak/UZcz4N2-SII/AAAAAAAAE-s/qlSBNCbHB_g/s640/ubud+1.jpg 27 http://mnurmusa.files.wordpress.com/2014/04/air-terjun-62.jpg 28 http://1.bp.blogspot.com/-CKeNonBOveM/UJr2WgiAI4I/AAAAAAAAACo/8R3mmaYDdkM/s1600/buah-dan-sayur-segar.jpg 29 http://www.anneahira.com/images/nelayan.jpg 30

http://3.bp.blogspot.com/-PYc2Caydk38/UAVP1jg5ddI/AAAAAAAAAZQ/ZWZPBywfqdE/s1600/limbah+ke+sungai.jpg 31 http://lh3.ggpht.com/-LOVeEV7vpxk/UjffgQ9Oz1I/AAAAAAAABBU/R4apvLkxzRc/s640/asap_pabrik754081_.jpg