LAPORAN PKL

40
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Wortel merupakan salah satu komoditi sayuran yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, selain itu wortel memiliki gizi yang sangat baik dalam pemenuhan kebutuhan vitamin. Wortel memiliki kandungan vitamin A, dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A.Wortel merupakan bahan pangan bergizi tinggi dengan harga yang murah dan relatif mudah dijumpai. Namun kandungan gizi ini bertolak belakang dengan bahayanya kandungan kimia yang menempel pada wortel yang dipupuk dan diberi pestisida kimia. Tanaman yang dikelola dengan pemberian pupuk dan pestisida kimia akan menyebabkan terkonsumsinya residu kimia yang menepel pada sayuran tersebut. Meskipun kandungan residu pestisida pada sayur ini masih dalam ambang yang diperbolehkan, namun pengkonsumsian yang 1

Transcript of LAPORAN PKL

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Wortel merupakan salah satu komoditi sayuran yang

cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, selain itu

wortel memiliki gizi yang sangat baik dalam pemenuhan

kebutuhan vitamin. Wortel memiliki kandungan vitamin A,

dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I

vitamin A.Wortel merupakan bahan pangan bergizi tinggi

dengan harga yang murah dan relatif mudah dijumpai.

Namun kandungan gizi ini bertolak belakang dengan

bahayanya kandungan kimia yang menempel pada wortel

yang dipupuk dan diberi pestisida kimia.

Tanaman yang dikelola dengan pemberian pupuk dan

pestisida kimia akan menyebabkan terkonsumsinya residu

kimia yang menepel pada sayuran tersebut. Meskipun

kandungan residu pestisida pada sayur ini masih dalam

ambang yang diperbolehkan, namun pengkonsumsian yang

1

2

terus menerus akan mengakibatkan munculnya gangguan

kesehatan yang tidak diinginkan. Selain bahaya

pestisida yang menempel pada sayur tersebut, kegiatan

budidaya yang menggunakan pestida ini pun dapat

mencemari lingkungan, seperti pencemaran air,

pengurangan kualitas tanah, polusi udara. Berbeda

dengan sayuran organik yang dikelola dengan menggunakan

bahan-bahan alami yang tidak akan berbahaya bagi

kesehatan lingkungan dan manusia itu sendiri.

1.2Tujuan PKL

1.2.1 Tujuan Umum PKL

Adapaun tujuan umum yang diharapkan dari Praktek

Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :.

1. Memberikan pengalaman dan meningkatkan

keterampilan mahasiswa dalam operasionalisasi

teknologi pertanian diperusahaan, instansi

pemerintahan, atau usaha tani.

2

3

2. Meningkatkan pemahaman mahasiswa akan berbagai

ilmu dalam bidang pertanian dan menerapkannya

dilapangan.

1.2.2 Tujuan Khusus PKL

Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapangan (PKL)

ini ialah:

1. Memahami dan mengerti bagaimana cara budidaya

wortel khususnya varietas lokal yang dilakukan

di Pusat Pelatihan Pertanian Dan Pedesaan

Swadaya Jaya Alam Lestari.

2. Memahami teknologi yang di terapkan para

petani dan mampu memperbaiki permasalahan dan

meningkatkan hasil produksi petani terutama

pada sayuran wortel varietas lokal.

3

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Wortel Varietas Lokal

2.1.1 Sejarah Singkat

Wortel/carrots (Daucus carota L.) bukan tanaman

asli Indonesia, berasal dari negeri yang beriklim

sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur

Dekat dan Asia Tengah. Ditemukan tumbuh liar

sekitar 6.500 tahun yang lalu. Rintisan budidaya

wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut

Tengah, menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika,

Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang

telah terkenal daerah pertaniannya.

2.1.2 Sentra Penanaman

Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya

terkonsentrasi di Jawa Barat yaitu daerah Lembang

dan Cipanas. Namun dalamperkembangannya menyebar

luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan

4

5

Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian

produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991)

luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398

hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung,

Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian

Jaya.

2.1.3 Taksonomi Wortel Lokal

Dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-Divisi :Angiospermae

Klas : Dicotyledonae

Ordo : Umbelliferales

Famili : Umbelliferae (Apiaceae)

Genus : Daucus

Spesies : Daucus carrota L.

5

6

Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat

bentuk umbinya dapat dipilih menjadi 3 golongan,

yakni :

a) Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan

ujung yang tumpul.

b) Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang

dengan ujung runcing.

c) Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara

imperator dan chantenay.

2.1.4 Morfologi Wortel Varietas Lokal

Wortel merupakan tanaman budidaya yang sudah

di manfaatkan oleh manusia sejak dahulu. Selain di

kenal sebagai gudang vitamin A, wortel menjadi

bahan pelengkap makanan utama manusia dan juga

hewan ternak. Tanaman wortel terdiri dari daun dan

tangkai, batang dan akar. Dengan pertumbuhan yang

tegak keatas dari umbi sampai daun mencapai 30-50

cm, berbentuk silindris, dan berwarna orange

a. Daun

6

7

Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda

dua atau tiga, anak-anak daun berbentuk lanset

(garis-garis). Setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai

daun yang berukuran agak panjang. Tangkai daun

kaku dan tebal dengan permukaan yang halus,

sedangkan helaian daun lemas dan tipis..

b. Batang

Batang tanaman wortel sangat pendek sehingga

hampir tidak nampak, batang bulat, tidak berkayu,

agak keras, dan berdiameter kecil (sekitar 1-1,5

cm). Pada umumnya batang berwarna hijau tua.

Batang tanaman tidak bercabang, namun di tumbuhi

oleh tangkai daun yang berukuran panjang, sehingga

kelihatan seperti bercabang.

c. Bunga

Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung

tanaman, berbentuk payung berganda, dan berwarna

putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki

tangkai yang pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga

terletak pada bidang yang sama. Bunga wortel yang

7

8

telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah

dan biji-biji yang berukuran kecil dan berbulu

(Cahyono, 2002)

d. Akar

Tanaman wortel memiliki sistem perakaran

tunggang dan serabut. Dalam pertumbuhannya akar

tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan

fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan

makanan. Bentuk akar akan berubah menjadi besar

dan bulat memanjang, hingga mencapai diameter 6 cm

dan panjang sampai 30 cm, tergantung varietasnya.

Akar tunggang yang telah berubah bentuk dan fungsi

inilah yang sering di sebut atau di kenal sebagai

“Umbi Wortel”.

Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi Wortel Per 100G

Bahan.

Bahan penyusun Kandungan Gizi

Kalori (kal)

Karbohidrat (g)

42,00

9,30

0,30

8

9

Lemak (g)

Protein (g)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Vitamin A (SI)

Vitamin B (mg)

Vitamin C (mg)

Air (g)

Bagian yang dapat

dimakan(%)

1,20

39,00

37,00

0,80

12.000,00

0,06

6,00

88,20

88,00

Sumber :Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979

e. Umbi

Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim,

berbentuk semak yang dapat tumbuh sepanjang tahun, baik

pada musim hujan maupun kemarau. Batangnya pendek dan

berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat

dan memanjang. Warna umbi kuning kemerah-merahan,

mempunyai karoten A yang sangat tinggi, Umbi wortel

9

10

juga mengandung vitamin B, Vitamin C dan mineral

(setiawan, 1995).

Cahyono (2002) mengatakan bahwa pada awalnya hanya

dikenal beberapa varietas wortel, namun dengan

berkembangnya peradaban manusia dan teknologi, saat ini

telah ditemukan varietas-varietas baru yang lebih

unggul daripada generasi-generasi sebelumnya. Varietas-

varietas wortel terbagi menjadi tiga kelompok yang

didasarkan pada bentuk umbi, yaitu tipe Imperator,

Chantenay, dan Nantes Dari ketiga kelompok tersebut,

varietas yang termasuk ke dalam kelompok chantenay yang

dapat memberikan hasil (produksi) paling baik, sehingga

paling banyak dikembangkan.

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Wortel Varietas Lokal

Wortel merupakan tanaman dwimusim yang tumbuh

didaerah berhawa sejuk dengan ketinggian antara 1000-

2000 m dpl, dengan kisaran temperatur 120- 230 C, dan

dengan suhu optimum untuk tumbuh adalah 150-180 C.

Persyaratan kebutuhan tanah untuk budidaya wortel

10

11

adalah : kedalaman tanah minimum 30 cm dan optimum > 75

cm, struktur tanah berlempung sampai berpasir,

konsistensi gembur; permeabilitas sedang, drainase agak

cepat sampai sedang dan pH berkisar antara 5.2- 8.2.

Sedangkan untuk pH optimum berkisar antara 6.0-7.0.

BAB III

METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1Bahan Dan Alat

A. Bahan

Bahan yang digunakan selama Praktek Kerja

Lapangan telah di sediakan oleh Pusat Pelatihan

Pertanian Dan Pedesaan Swadaya selaku pengelola

budidaya dan pemasaran. Beberapa bahan yang di

gunakan pada kegiatan PKL antara lain sebagai

berikut: Benih wortel, Air

B. Alat

11

12

Beberapa macam alat yang di gunakan selama

praktek kerja lapangan (PKL) ini yaitu :

cangkul, ajir, selang, pipa, sprinkle, buku

bolpoin, handphone (kamera).

3.2Metode Praktik Kerja Lapangan

Metode yang di gunakan pada praktek kerja

lapangan ini di antaranya dengan observasi,

wawancara, praktek langsung dilapangan, dan

menggali data sekunder dari literatur.

3.2.1 Praktek Kerja Lapangan

Untuk mendapatkan data kami langsung melakukan

praktek langsung ke lapangan, di mulai dengan melakukan

pengolahan tanah, penanaman, penyiraman, pemanenan dan

pengolahan pasca panen.

3.2.2 Observasi

12

13

Observasi di lakukan dengan mengikuti langsung

kegiatan budidaya dan pengolahan pasca panen tanaman

Wortel di Pusat Pelatihan Pertanian Dan Pedesaan

Swadaya Jaya Alam Lestari. Observasi dilakukan bersama

bapak tohir selaku pembimbing lapangan dan para

petani .

3.2.3 Wawancara

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara

langsung kepada bapak Tohir, dan beberapa petani yang

bertugas di lapangan seputar budidaya wortel.

3.2.4 Study Literatur

Data sekunder di peroleh dari literatur berupa

pustaka, jurnal, buku, dan catatan-catatan yang terkait

dengan objek Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

13

14

BAB VI

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Gapoktan Jaya Alam Lestari ini berdiri tahun

2003, bergerak dibidang budidaya organic dan

perternakan. Pembuatan gapoktan ini berawal dari

kegiatan budidaya yang telah ada sejak tahun 2002.

Gapoktan ini berada di Desa Cisondari Kecamatan

Pasir Jambu Kabupaten Bandung.

Usaha budidaya organic ini dilakukan hanya

pada lahan kurang lebih 10 m2 ( 3 bedengan), belum

mempunyai pasar tetap sehingga pemasaran sulit,

dan akhirnya hanya dijual pada keluarga dan

kerabat. Dari waktu ke waktu pemasaran yang

14

15

berawal dijual pada keluarga dan kerabat ini

berkembang berkat informasi dari mulut kemulut.

Pada tahun awal-awal perkembangannya, produk

organic ini mulai dilirik dan diterima di super

market di daerah Jakarta dan bandung dengan label

“bukit organic”, hal ini didapatkan dengan

bermodalkan keercayaan karena pada saat itu belum

mempunyai sertifikasi organik dan kemudahan ini

dikarenakan sedikit nya persaingan pasar pada saat

itu.

Setelah permintaan pasar semakin banyak, maka

untuk menambah suplai produk yang akan dipasarkan

ke konsumen, dibuatlah label baru dari gapoktan

ini dengan nama “Cisondari Organik”. Selama usaha

ini berangsung pemegang produk ‘cisondari organik’

menjalankan usahanya dengan lebih termanage

dibandingkan dengan pemegang produk bukit organic,

sehingga usahanya lebih baik dan mendapatkan

tanggapan serius dari pemerintah sehingga didapat

sertifikat organic dari inofice secara resmi atas

15

16

nama jaya alam lestari, sehingga dengan adanya

sertifikat otganik ini permintaan semakin meluas

ke pasar swalayan didaerah priangan seperti yogya

di garut, tasik, ciamis, sumedang, bahakam

permintaan langsung dari pemerintahan daerah.

Saat ini gapoktan jaya alam lestari sudah

memiliki 15 ha lahan garapan yang 5ha diantaranya

merupakan lahan perhutani, dengan system bagi

hasil. Komoditi sayuran yang dibudidayakan

mencapai 30 jenis komoditi diantaranya Bayam

Hijua, Bayam Merah, Pakcoy, Selada Keriting Hijau,

Selada Keriting Merah, Shiomak, Head Lettuce,

Buncis, Wortel, Lobak, Keylan, dst.

4.2 Struktur Organisasi

16

17

Ketua : Bpk. H.Waryudin

Koordinator Lapangan : Bpk. Tohir

Bagian Budidaya dan Produksi : Bpk.

Hamid, Ibu Yeni

Bagian Pemasaran : Bpk. Asep

Bagian SDM dan Fasilitas : Bpk. Iyan

Sofiyan, Sobur

Bagian Administrasi dan Keuangan : Bpk. Budi,

Ibu Gina

4.3 Keadaan Umum Perusahaan

Pusat Pelatihan Pertanian Dan Pedesaan Swadaya

jaya alam lestari berada di kp. Gambung pangkalan

17

Ketua

Bagian Budidaya

dan Produksi

Bagian Pemasaran

BAGIAN SDM dan

Fasilitas

Bagian Administra

si dan Keuangan

Koordinator Lapangan

18

desa Cisondari, kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung

berada pada ketinggian 1400 m dpl, dengan suhu 20º-

28ºC.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya

jaya alam lestari ini bergerak dibidang pertanian

organic dengam luas lahan tanam 12 ha, dan

membudiayakan hamper 30 komoditi. Jaya Alam Lestari

ini telah berstatus Pusat Pelatihan Pertanian Dan

Pedesaan Swadaya dimana keberadaannya dibawah

bimbingan Departemen Pertanian sehingga jaya alam

lestari ini mudah mendapatkan bantuan dana untuk

fasilitas Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan

Swadaya. Selain berfokus pada budidaya organik,

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ini

juga memliki usaha pertenakan dengan hasil olahan

caramel susu sapi. Usaha caramel ini diketuai oleh

istri ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan

Swadaya jaya alam lestari.

18

19

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya

jaya alam lestari ini memiliki lahan garapan 15 ha

dengan 5 ha diantaranya merupakan lahan

perhutani,dengan system bagi hasil. Banyak pekerja di

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya jaya

alam lestari ini hingga 50 orang, diantaranya pekerja

lapangan yang mengurusi panen, menanam, olah tanah

dll. sebagian lagi pengurus pasca panen, pemasaran,

dll. Selain pekerja, orang-orang lain yang ikut

membantu dalam mengembangkan usaha ini adalah relasi-

relasi ketua kelompok dari Bank yaitu Bpk.Robi dan

Ibu Gina. Bpk Robi adalah orang yang bertugas dalam

mengatur keuangan Pusat Pelatihan Pertanian Dan

Pedesaan Swadaya Jaya Alam Lestari mulai dari

pemasaran, Faktur, hingga pengelolaan uang sbelum

diserahkan pada ketua kelompok sedangkan Ibu Gina

merupakan orang yang mengatur dalamm hal budidaya,

mulai dari pengaturan jarak tanam, hingga komoditi

apa yang akan ditanam dilahan.

19

20

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ini

didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

karena telah mendapat bantuan langsung baik itu dari

pemerintahan daerah maupun dari pemerintahan pusat

dari departemen pertanian. Beberapa fasilitas yang

telah tersedia seperti tempat pengkomposan

(penyimpanan limbah-limbah sayuran, penyimpanan

kotoran sapi, penyimpanan alat

pengomposan/penggilingan, dan penyimpanan traktor),

gudang benih, ruang pasca panen (tempat

penyortiran,pencucian, packing), dan dilengkapi

dengan lab.

BAB V

HASIL PKL DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil PKL

5.1.1 Pembibitan

20

21

Pada budidaya tanaman wortel ini benih yang

digunakan didapat sendiri dengan cara pembungaan

tanaman wortel. Proses pembungaan wortel ini

dengan cara menambah 3 bulan usia tanam wortel

dari masa panen, secara fisik benih sudah dapat

dipakai jika bunga telah berwarna gelap dan

kering. Pengambilan benih ini dilakukan dengan

manual, dengan cara dirontokan oleh tangan satu

per satu. Untuk benih yang akan disimpan benih

tersebut dijemur satu hingga dua hari agar benih

tahan lama. Tanaman wortel yang akan dibungakan

ini ditanam di awal musim panas, sehingga benih

sudah didapatkan sebelum musim hujan.

21

22

Gambar 1. Pembenihan Wortel (Sumber: Pengamatan

PKL)

Gambar 2. Fase Pembungaan-Benih (Sumber:

Pengamatan PKL)

5.1.2 Penanaman

Penanaman dilakukan pada bedengan 7,5m x 1,25m

dan tinggi 26 cm. benih ditabur pada bedengan yang

telah diberi alur dengan kedalaman alur kurang

lebih 5 cm dan jarak antar alur 25 cm. setelah

22

23

tanaman wortel telah cukup besar kurang lebih 4

minggu hst tanaman dapat dilakukan penjarangan,

sehingga jarak antar tanaman 6 cm.

Gambar 3. Penaburan Benih Wortel (Sumber

Pengamatan PKL)

5.1.3 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul,

dikarenakan lahan untuk menanam wortel ini

merupakan lahan yang telah digunakan penanaman

tanaman selada maka pembuatan beengan dilkukan

hanya sekedar perapihan saja, dengan ukuran 7,5m x

1,25m dan tinggi 26 cm.

Pada pengolahan tanah persiapan penanaman ini lahan

tidak diberikan pupuk dikarenakan lahan tersebut

merupakan lahan yang telah digunakan penanaman

23

24

selada yang awalnya telah diberikan pupuk sehingga

dirasa tanah memiliki kandungan hara yang cukup.

Gambar 4. Pengolahan Tanah (Sumber: Pengamatan PKL)

5.1.4 Pemeliharaan

a. Pengendalian hama dan penyakit

Di jaya alam lestari ini pengendalian hama

penyakit dilakukan dengan rotasi tanaman serta

pemnyemprotan petisida nabati seprti daun babi,

bawang merah,dll penggunaan pestisida ini

jarang dilakukan karena selama ini kerusakan

yang dialami tidak menyebabakan kerugian yang

berarti.

b. Penjarangan

Penjarangan dilakukan saat tanaman wortel cukup

besar ketika berusia 3-4 minggu hst,

24

25

penjaranagan ini penting dilkukan untuk

meguranginya persaingan.

c. Penyiraman

Gambar 5. Penyiraman (Sumber: Pengamatan PKL)

Pada awal penanam penyiraman dilakukan dua

hari sekali hingga tanaman beumur 10 hari,

kemudian berikut nya penyiraman cukup dilakukan

dua kali seminggu jika tidak ada hujan.

5.1.5 Panen

Pemanenan tanaman wortel lokal ini dapat dilakukan

pada usia 100 hari atau hingga 115 hari, secara

fisik tanaman wortel yang siap panen ditunjukan

dengan layu nya beberapa daun wortel tersebut.

25

26

Cara pemanenan wortel ini dengan mencabut daun

wortel tersebut.

Gambar 6. Wortel Siap Panen Gambar

7.Pemanenan Wortel

(Sumber:

Pengamatan PKL)

5.1.6 Pasca Panen

26

27

Setelah proses pemanenan, wortel tersebut

dipisahkan dari daun dan menyisakan 1cm batang

daun, dan kemudian dicuci pada air mengalir secara

manual dengan menggosok-gosok badan wortel.

Kemudian ditimbang dan dikemas, harga rp.

13.000/kg.

Gambar 8. Pengeringan wortel

Gambar 9. Pengemasan

27

28

Gambar 10. Wortel Siap Dipasarkan

(Sumber : Pengamatan PKL)

5.2PEMBAHASAN

5.2.1 Pembibitan

Benih wortel yang digunakan di Jaya Alam

Lestari ini merupakan benih yang dihasilkan

sendiri, selain untuk mengurangi biaya yang

dikeluarkan dengan menghasilkan bibit sendiri ini

juga dapat mempertahankan kualiatas wortel yang

benar- benar organik. Namun di jaya alam lestari

ini tidak adanya seleksi, benih diambil dari

wortel yang sengaja dibungakan tanpa mengetahui

28

29

kualitas dari tanaman wortel sendiri, sehingga

kualitas wortel tidak jauh lebih baik.

Tanaman wortel yang akan menjadi tanaman induk

benih sebaiknya ditanam diawal musim kemarau

sehingga pada saat pemanenan benih dapat dilakukan

sebelum musim hujan. Jika pembungaan masih

berlangsung saat musim hujan maka benih akan

jarang dan dimungkinkan busuk.

Persyaratan Benih

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber

benih yang menjadi bibit harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Tanaman tumbuh subur dan kuat.

b. Bebas hama dan penyakit/sehat.

c. Bentuknya seragam.

d. Dari jenis yang berumur pendek.

e. Berproduksi tinggi

Penyiapan benih

29

30

Wortel di perbanyak secara generatif dengan

biji-bijinya. Biji (benih) wortel dapat di

beli di toko-toko saran produksi pertanian

terdekat, tetapi dapat pula membenihkan

sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel

lokal dan non hibrida.

Para petani disentra produksi sayuran sudah

umum mempraktekan pembenihan (pembijian)

wortel lokal dengan tahap-tahap pekerjaan

sebagai berikut :

1. Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup

tua (± 3 bulan), tumbuhnya subur dan

sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel

pilihan tadi, kemudian amati umbinya Umbi

wortel yang baik dan sehat jadikan pohon

induk, bentuk normal (tidak cacat), warna

kulit mengkilap kuning/jingga dan halus.

2. Potong ujung umbi wortel maksimal

sepertiga bagian, pangkas pula tangkai

30

31

daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang

lekat pada umbi.

3. Siapkan lahan untuk kebun pembibitan

wortel dapat bentuk bedengan-bedengan

yang di olah secara sempurna (di pupuk

kandang optimal).

4. Buat lubang tanam dengan alat bantu

cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm

x 40-60 cm.

5. Tanam umbi wortel pada lubang tanam,

padatkan tanahnya perlahan-lahan hingga

menutup bagian leher batang.

6. Buat alur-alur dangkal disepanjang

barisan tanaman (umbi) wortel sejauh ± 5

cm dari batang (dalam bentuk lubang pupuk

oleh tugal).

7. Lakukakan pemberian pupuk buatan berupa

campuran ZA+SP+KCL (1:2:2) sebanyak 10

gr/tanaman, kemudian pupuk tersebut

segera di tutup dengan tanah tipis .

31

32

8. Pelihara kebun bibit wortel selama ± 3

bulan hingga menghasilkan tangkai buah

dan biji dalam jumlah banyak.

9. Petik tangkai buah wortel yang sudah tua

(kering), lalu jemur hingga kering untuk

di ambil biji-bijinya.

Tata cara penyiapan benih wortel

Dalam penyiapan benih wortel ada beberapa

hal yang perlu di perhatikan untuk

keberhasilan perkecambahan yang baik, yaitu

dengan cara sebagai berikut:

a. Pilih benih wortel yang baik, yakni

berasal dari varietas unggul, murni, dan

daya kecambahnya tinggi (lebih dari

90%).

b. Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua

belah telapak tangan agar di antara

32

33

benih satu sama lain tidak berlekatan.

c. Rendam benih wortel dalam air dingin

selama 12-24 jam atau dalam air hangat

suam-suam kuku (60 derajat C) selama 15

menit. Tujuan dari perendaman benih

adalah mempercepat proses

perkecambahannya.

d. Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah,

misal tampah hingga menjadi cukup

kering. Benih wortel sudah siap ditanam

(disebar) di lahan kebun.

Namun persiapan benih ini tidak dilakukan

di jaya alam lestari benih yang telah

dirontokan dibunga dapat lansung disebar,

atau dijemur terlebih dahulu beberapa hari

dengn tujuan agar di dapat benih yang tahan

lama bertahan lama saat penyimpanan untuk

persediaan. Sehingga perkencambahan sedikit

lambat.

33

34

5.2.2 Pengolahan Tanah

Struktur tanah di Pusat Pelatihan Pertanian dan

Pedesaan Swadaya jaya alam lestari memiliki tanah

yang gembur dan subur selain itu tanah yang

digunakan untuk penanaman wortel tersebut juga

merupakan tanah yang telah digunakan penanaman

sayur yang lainnya seperti brokoli, selada dll.

Sehingga penggemburan tanah ini mudah dilakukan

dengan mencangkul tanah yang sedikit padat dan

merapihkan bedengan.

Dijaya alam lestari ini khusus untuk tanaman

wortel lahan yang akan digunakan tidak menggunakan

pupuk dasar ataupun pupuk susulan, dikarenakan

pupuk dirasa cukup karena sebelum digunakan untuk

penanaman wortel lahan tersebut digunakan penanaman

tanaman brokoli yang diawal pemakaian nya diberi

pupuk dasar kotoran sapi, dan sisa-sisa daun

brokoli yang dibuang dirasa cukup sebagai bahan

organic penyubur tanah.

34

35

5.2.3 Cara Penanaman

Penanaman dilakukan pada bedengan 7,5m x 1,25m

dan tinggi 26 cm. benih ditabur pada bedengan yang

telah diberi alur dengan kedalaman alur kurang

lebih 5 cm dan jarak antar alur 25 cm. setelah

tanaman wortel telah cukup besar kurang lebih 4

minggu hst tanaman dapat dilakukan penjarangan,

sehingga jarak antar tanaman 6 cm.

5.2.4 Pemeliharaan

Pengendalian opt

Hama yang menyerang wortel ini adalah jenis

ulat jengkal, kupu-kupu putih dan ulat bulu.

Sejauh saya amati serangan hama ataupun hama

yan menyerang bagian umbi tidak saya temukan.

Sehingga kerusakan yang dialami umbi wortel

ini tidak begitu terlihat karena ada faktor

hama, in sebab nya penggunaan pestisida nabati

35

36

seperti dari tanaman daun babi, bawang merah

jarang digunakan.

Penyiraman

Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman

wortel memerlukan air yang memadai, sehingga

perlu di siram (diairi) secara kontinue 1-2

kali sehari, terutama pada musim kemarau. Bila

tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka

pengairan dapat di kurangi. Hal penting yang

harus diperhatikan adalah agar tanah tidak

kekeringan.

Konsumsi air pada tanaman wortel relatif

rendah dibandingkan tanaman yang lain. Tanah

yang lewat basah akan mengakibatkan akar yang

terbentuk akan cacat (Williams et al., 1993).

Penyiraman adalah suatu proses pemberian

air terhadap tanaman agar tanah disekitar

perakaran tanaman tetap lembab dan untuk

mempermudah dalam penyerapan unsur hara.

36

37

Penjarangan

Penjarangan pada wortel ini dilakukan

diusia yang cukup besar, pada usia 4 minggu

hst. Penjarangan ini penting dilakukan untuk

mengurangi persaingan hara, air, cahaya

matahari dan oksigen sehingga tanaman bisa

tumbuh dengan baik.

5.2.5 Panen

Pemanenan wortel dilakukan setelah usia wortel 3

bulan hst, tergantung varietas. Pada varietas

wortel lokal ini ideal dipanen 100-115 hari.

Pemanenan wortel ini tidak boleh terlalu tua,

karena umbi wortel akan mengkayu dan jika

dikonsumsi tidak enak.

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman

wortel dari daun sehingga umbi akan terangkat.

Dikarenakan tanah pada lahan jaya alam lestari ini

gembur tidak perlu digemburkan kembali.

37

38

5.2.6 Pasca Panen

Pasca penen merupakan proses setelah pemanenan

dilakukan bertujuan dapat meningkat kan nilai

ekonomis wortel. Proses pasca panen wortel ini

dilakukan pemotongan daun dan disisakan 1cm batang

daun. Kemudian pencucian dilakukan dengan

menggosok-gosok wortel tersebut dengan dialiri

air.dikemas per 0,50 kg.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Wortel yang ditanam di Pusat Pelatihan Pertanian

dan Pedesaan Swadaya jaya alam lestari ini

merupakan wortel lokal. Wortel ini merupakan

38

39

tanaman dwimusim yang tumbuh didaerah sejuk. Sangat

diminati masyarakat umum serta memilki banyak

sekali kandungan vitamin A, hingga mencapai 12.000

S.I vitamin A dalam setiap 100 gram bahannya.

Wortel lokal organic yang diatanam di Pusat

Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya alam jaya

letasri ini dijual diberbagai Yogya daerah dijawa

barat, komoditi wortel ini merupakan komoditi sayur

di jaya alam lestari yang paling banyak dan selalu

diminta setiap hari oleh pasar, sehingga dipanen

setiap hari.

6.2 Saran

1. Untuk peningkatan kualitas wortel ini

ditekankan harus melakukan seleksi induk

tanaman untuk pembenihan.

2. Penggemburan tanah merupakan hal yang sangat

penting, karena tanah yang padat menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan umbi sehingga akan

39

40

menyebabkan bentuk umbi yang tidak lurus dan

harga ekonomi nya menurun.

3. Diperlukan perawatan yang baik, pemenuhan

kebetuhan air, unsur hara untuk kebershasilan

wortel.

DAFTAR PUSTAKA

Rukmana, Rahmat. Bertanam wortel. Yogyakarta :

Kanisius, 1995.

Setiawan, A.I. 1995. Sayuran Dataran Tinggi : Budidayadan Pengaturan Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.159 hal.

Winda Yuliati, 2009, Pengusahaan Sayuran Organik Wortel(Daucus Carota L.) dan Petsai (Brassica ChinensisL.) diYayasan Bina Sarana Bakti, IPB, Hal.18.

Williams, C.N., J.O. Uzo, and W.T.H.Peregrine. 1993.Produksi Sayuran Di Daerah Tropika. Terjemahandari : Vegetable Production in the Tropics.Penerjemah : W.J.A. Payne. Penerbit Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta. 374 hal.

40