Proposal PKL I
Transcript of Proposal PKL I
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian hingga saat ini menjadi
komponen yang sangat strategis dari upaya pembangunan
nasional karena sifatnya yang multidimensi. Pembangunan
pertanian juga harus dapat memadukan secara optimal
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan, sumber
daya manusia dan sumber daya teknologi.
Selain itu, pembangunan pertanian haruslah selaras
dengan arah kebijakan pembangunan nasional. Membangun
pertanian tidak cukup hanya dengan pembangunan fisik
semata, tetapi lebih merupakan suatu rekayasa sosial
(social engineering), dimana petani, masyarakat dan seluruh
stakeholders pembangunan pertanian merupakan fokus
perhatian dalam proses perekayasaan tersebut (Suswono,
2012).
2
Sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian
dalam program “Swasembada Pangan Padi, Jagung dan
Kedelai” maka program tersebut diharapkan dapat dicapai
pada tahun 2017. Untuk mewujudkan program tersebut,
perlu percepatan program pada setiap tahunnya. Pada
tahun 2015, produksi padi ditargetkan 73,4 juta ton,
jagung 20 juta ton dan kedelai 1,2 juta ton.
Program swasembada padi, jagung dan kedelai
ditempuh melalui program ekstensifikasi (perluasan
areal tanam) dan intensifikasi (peningkatan
produktivitas dan peningkatan intensitas pertanaman)
dengan kegiatan antara lain : (1) Rehabilitasi Jaringan
Irigasi Tersier (RJIT) untuk menjamin ketersediaan air
yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman padi, jagung
dan kedelai yang optimal, (2) Penyediaan alat dan mesin
pertanian berupa traktor roda dua, alat tanam (rice
transplanter) dan pompa air untuk menjamin pengolahan
lahan, penanaman dan pengairan yang serentak dalam
3
areal yang luas, (3) Penyediaan dan penggunaan benih
unggul, untuk menjamin peningkatan produktivitas lahan
dan produksi, (4) Penyediaan dan penggunaan pupuk
berimbang untuk menjamin pertumbuhan tanaman padi,
jagung dan kedelai yang optimal, (5) Pengaturan musim
tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM),
untuk menjamin pertumbuhan tanaman padi, jagung dan
kedelai yang optimal, serta untuk mengantisipasi
dampakperubahan iklim yang menyebabkan gagal panen, (6)
Pelaksanaan Program Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (GPPTT).
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai
penyelenggara pendidikan tinggi keahlian di lingkungan
Kementerian Pertanian bertujuan menghasilkan penyuluh
pertanian/calon penyuluh pertanian yang akan bermitra
dengan petani dan memiliki kualitas dan kompetensi
sebagai penyuluh ahli. Dengan tujuan pendidikan
tersebut, maka proses pendidikan dirancang sedemikian
4
rupa sehingga dapat membantu mensukseskan program
Swasembada PJK 2017.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I merupakan
kegiatan yang dilaksanakan secara mandiri oleh
mahasiswa. Mereka harus mampu mengidentifikasi potensi
wilayah tingkat desa dan melaksanakan tugas sebagai
Penyuluh Pertanian pada situasi nyata di tengah
masyarakat pedesaan dan mampu melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian.
Kabupaten Barru adalah salah satu Daerah Tingkat
II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota
kabupaten ini terletak di Kota Barru. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 1.174,72 km² dan berpenduduk
sebanyak 159.235 jiwa (2006). Melihat potensi yang ada
di Kabupaten Barru maka pemilihan lokasi tersebut
sebagai lokasi Praktik Kerja Lapang (PKL) I sangatlah
cocok sebagai salah satu kabupaten pendukung dalam
mesukseskan program Swasembada PJK 2017.
5
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL I, yaitu
mahasiswa :
1. Mampu menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis
wilayah desa
2. Mampu membuat peta usahatani desa
3. Mampu menentukan komoditas agribisnis unggulan yang
bersifat
spesifik lokasi
4. Mampu menyusun program pertanian tingkat desa
5. Mampu menetapkan materi penyuluhan pertanian
berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
yang ada
6. Mampu menyusun materi penyuluhan dalam bentuk
sinopsis dan media penyuluhan pertanian
7. Mampu menetapkan dan menggunakan metode penyuluhan
pertanian
8. Mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian
C. Manfaat
6
Adapun manfaat dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) I adalah:
1. Dapat meminimalisir setiap permasalahan di lapangan
dengan mengenal kondisi-kondisi yang dihadapi oleh
sasaran.
2. Membantu pemerintah mensukseskan Program Swasembada
Padi, Jagung dan Kedelai
3. Menciptakan kerjasama yang baik dan saling
menguntungkan dibidang pemberdayaan sumber daya
manusia (SDM) pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
7
A. Identifikasi Potensi Wilayah
1. Pengertian identifikasi potensi wilayah
Identifikasi potensi wilayah adalah kegiatan
penggalian data dan informasi baik data sekunder maupun
data primer yag dilakukan secara partisipatif (BPK
Lenteng Sumenep, 2011).
2. Sumber identifikasi potensi wilayah
a. Data primer diperoleh di lapangan, baik dari petani
maupun masyarakat yang terkait
b. Data sekunder diperoleh dari monografi desa,
kecamatan atau BPP dan sumber-sumber lain yang
relevan (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
3. Manfaat identifikasi potensi wilayah
a. Tersedianya data dan informasi yang memberikan
gambaran akurat mengenai potensi wilayah
b. Tersedianya data dan informasi yang kelak diperlukan
dalam proses pengambilan keputusan, baik bagi
8
pengembangan usaha tani maupun perancangan kegiatan
penyuluhan pertanian (BPK Lenteng Sumenep, 2011).
B. Aspek Penyuluhan Pertanian
1. Pengertian penyuluhan pertanian
Menurut Undang-Undang SP3K No. 16. Tahun. 2006,
Penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
2. Tujuan penyuluhan pertanian
9
Tujuan penyuluhan pertanian adalah upaya perbaikan
pada mutu hidup manusia, baik secara fisik, mental,
ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan pemahaman
tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarahkan pada
terwujudnya perbaikan teknis bertani, perbaikan usaha
tani dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakat
(Mardikanto, 2009).
3. Sasaran penyuluhan pertanian
Sasaran penyuluhan pertanian adalah orang yang
paling berhak mendapatkan manfaat penyuluhan yaitu
sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama
penyuluhan pertanian meliputi petani, pekebun,
peternak, baik individu maupun kelompok, dan pelaku
usaha lainnya. Sedangkan sasaran antara yaitu pemangku
kepentingan lainnya yang meliputi pemerhati pertanian,
perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh
masyarakat (Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006).
4. Metode penyuluhan pertanian
10
Metode penyuluhan pertanian adalah cara
penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian
oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung
agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi
baru (Erwin, 2012). Berdasarkan jumlah sasaran dan
proses adopsi maka metode penyuluhan pertanian dapat
dibedakan menjadi tiga metode pendekatan, yaitu :
a. Metode pendekatan perorangan
Metode ini hanya dapat dilakukan atas dasar
hubungan langsung penyuluh dengan sasaran melalui
korespondensi, kunjungan rumah dan hubungan telepon.
b. Metode pendekatan kelompok
Melalui metode ini petani diajak, dibimbing dan
diarahkan secara produktif atas kerjasama. Dalam
pendekatan kelompok, metode yang dapat digunakan adalah
diskusi kelompok, temu-temu, demonstrasi, karyawisata
dan kursus tani.
11
c. Metode pendekatan massal
Metode ini dilakukan untuk menyadarkan dan
menimbulkan minat sasaran melalui siaran radio,
pertemuan, pemutaran film dan media cetak.
5. Media penyuluhan pertanian
Media penyuluhan merupakan alat bantu yang
diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar
proses mengajar selama kegiatan penyuluhan
dilaksanakan. Alat ini diperlukan untuk membantu
penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik
dalam menentukan materi penyuluhan atau menerangkan
inovasi yang disuluhkan. Tentang hal ini, alat bantu
penyuluhan terdiri dari kurikulum, lembar persiapan
penyuluhan, papan tulis atau papan penempel, alat
tulis, proyektor, dan perlengkapan ruangan (Mardikanto,
2009).
12
6. Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan
memperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumber daya
pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan
mengandung unsur pengembangan sumber daya manusia dan
peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi, manajemen, ekonomi, hukum dan
pelestarian lingkungan (Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2006).
C. Metodeologi PRA (Participatory Rural Appraisal)
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah suatu
metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan
peningkatan partisipasi masyarakat yang tekanannya pada
keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan
pembangunan.
13
Tujuan utama PRA yaitu untuk menjaring
rencana/program pembangunan pedesaan yang memenuhi
persyaratan. Syaratnya adalah diterima oleh masyarakat
setempat, secara ekonomi menguntungkan, dan berdampak
positif bagi lingkungan. Secara prinsip, metode ini
dapat membantub dalam menggerakkan sumberdaya alam dan
manusia untuk memahami masalah, mempertimbangkan
program yang telah sukses, menganalisis kapasitas
kelembagaan lokal, menilai kelembagaan modern yang
telah diintrodusir dan membuat rencana/program spesifik
yang operasional secara sistematis (Moehar D., dkk,
2006).
Tahapan yang akan ditempuh dalam pelaksanaan PRA
diawali dengan pembentukan tim pelaksanaan, kemudian
desk study, penetapan strategi pengumpulan data,
pengumpulan data dan penertapan kesepakatan bersama,
penyusunan rencana kerja yang dituangkan dalam laporan
hasil PRA. Pemahaman metode dan pelaksanaan PRA
14
dipertajam melalui data berupa instrumen PRA yang
memuat peta agroekosistem :
1. Transek desa dan peta dasar desa
Transek desa dan peta dasar desa dilakukan untuk
mengidentifikasi topografi, jenis tanah, vegetasi, tata
guna lahan dan informasi mengenai gambaran umum kondisi
desa.
2. Pola tanam
Pola tanam disusun berdasarkan hasil wawancara
dengan petani, penyuluhan dan kepala desa. Jadwal tanam
disusun untuk musim hujan (MH), musim kemarau I (MK I)
dan musim kemarau (MK II). Informasi yang dikumpulkan
dari petani meliputi varietas tanaman yang ditranam
pada setiap musim, hasil panen dan masalah yang
dihadapi.
3. Aliran sumberdaya (resource flow)
15
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumberdaya
dan usaha yang ada di desa yang dapat dijual untuk
mendapatkan income untuk desa (aliran uang masuk). Pada
prinsipnya diagram ini harus mampu menunjukkan input-
output desa.
4. Topografi/peta hidrologi dan peta tanah
Peta ini dibuat berdasarkan pengamatan atau
observasi dilapangan, diskusi dengan petani dan
bedasarkan informasi yang ada.
5. Peta sumberdaya dan sosial ekonomi
Peta ini juga dibuat dari hasil observasi selama
transek dan wawancara dengan petani. Data yang diamati
adalah batas desa, karakteristik fisik desa, lokasi
perumahan dan kondisi sosial ekonomi petani.
6. Peta jenis usaha
Peta ini dibuat dari hasil pengamatan dilapangan
selama transek. Dan kemudian diinformasikan bersama
16
petani. Data yang dikumpulkan adalah jenis-jenis usaha
sektor pertanian, jasa dan industri pertanian.
7. Analisis kemajuan (trend analisis)
Analisis kemajuan ini dibuat untuk mengetahui
perkembangan sejarah desa. Informasi yang dikumpulkan
adalah sejarah mulai terbentuknyadesa, sistem pertanian
(rotasi tanaman, pola tanam, varietas tanaman, sarana
irigasi dan mekanisasi). Data ini dikumpulkan dari
catatan sejarah desa, wawancara dengan petani tua atau
tokoh-tokoh yang ada dalam masyarakat. Setelah
data/informasi ditabulasi kemudian dikonfirmasikan
kepada petani dan diskusi kelompok.
8. Venn diagram
Venn diagram ini dibuat bersama masyarakat untuk
menggambarkan keterkaitan dan keterlibatan (peranan)
berbagai lembaga pemerintah dan lembaga Swadaya
Masyarakat terhadap desa yang dikaji. Data yang
dikumpulkan adalah jenis lembaga atau instansi yang ada
didesa dan sekitar wilayah desa.
17
D. Agribisnis
Menurut Permentan Nomor 01 tahun 2014, agribisnis
adalah rangkaian usaha pertanian yang terdiri dari 4
(empat) subsistem yaitu :
1. Subsistem hulu
Subsistem hulu adalah kegiatan ekonomi
yangmenghasilkan sarana produksi (input).
2. Subsistem pertanian primer
Subsistem pertanian primer adalah kegiatan ekonomi
yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan
subsistem hulu.
3. Susbsistem agribisnis hilir
Subsistem agribisnis hilir adalah suatu subsistem
yang mengolah dan memasarkan komoditas pertanian.
4. Subsistem penunjang
18
Subsistem penunjang adalah kegiatan yang
menyediakan jasa penunjang antara laian permodalan,
teknologi, dan lain-lain.
E. Kegiatan Penyuluhan
a. Penyusunan RKTP
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP)
adalah suatu rencana tertulis yang dibuat oleh penyuluh
pertanian untuk suatu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk kegiatan penyuluhan pertanian. Rencana Kerja
Tahunan Penyuluh Pertanian merupakan salah satu tugas
pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang harus dibuat
seorang penyuluh 2 kali dalam setahun atau paling
kurang sekali setahun. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian yang dibuat oleh seorang penyuluh pertanian
juga dapat membuat kegiatan dalam programa penyuluhan
Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BPPK) dan
programa penyuluhan kabupaten/kota, apabila ada
kegiatan dari kedua program tersebut yang di alokasikan
sesuai Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian yang
19
bersangkutan.
Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 16 tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikatan dan
Kehutanan (SPPPK) maka Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan
penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang strategis
dan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap
peningkatan produktifitas komoditas unggulan daerah dan
pendapatan petani ( Deptan, 2009 ).
b. Penyusunan LPM
LPM atau Lembar Persiapan Menyuluh adalah rencana
suatu desain kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan
untuk setiap kali sesi pertemuan. Adapun tujuan
penyusunan LPM yaitu (1) Agar memudahkan penyuluh dalam
penyampaian materi; (2) Agar penyuluhan dapat berjalan
lancar sesuai skenario waktu yang telah ditetapkan; (3)
Memudahkan dalam melakukan evaluasi baik pre-test
maupun post-test; (4) Memudahkan penyuluh dalam
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada
20
kegiatan penyuluhan; (5) Sebagai salah satu bukti
pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
Sinopsis materi penyuluhan adalah ringkasan dari
materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam
pelaksanaan penyuluhan. Sinopsis materi penyuluhan
berisi :
a. Judul: ditulis dengan menggunakan kalimat singkat
dan mudah dipahami yang menggambarkan inti dari
materi.
b. Bagian awal: bagian ini berisi ringkasan latar
belakang masalah “mengapa” sasaran perlu mengetahui
materi tersebut.
c. Bagian utama: bagian utama berisi ringkasan gambaran
isi materi “siapa, apa, mengapa, kapan, dimana,
bagaimana” menerapkan atau melaksanakan isi materi
tersebut.
d. Bagian akhir: bagian ini berisi ringkasan implikasi
(disugestikan) materi tersebut.
21
Tujuan dibuatnya sinopsis materi penyuluhan adalah
: (a) Untuk memberikan gambaran tentang masalah yang
akan dibahas dan bagaimana memecahkan masalah tersebut;
(b) Agar materi dapat disampaikan secara runtut;(c)
Bagi orang lain yang berkepentingan membacanya dapat
mengetahui inti dari materi yang disampaikan; (d)
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
III. METODE PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) I bertempat di
Kelurahan Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan dan akan dilaksanakan
selama 6 (enam) minggu dari tanggal 1 April sampai
dengan 14 Mei 2015.
B. Materi Kegiatan
Materi kegiatan yang akan dilaksanakan pada
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I meliputi:
22
1. Menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis
wilayah desa
2. Membuat peta usahatani desa
3. Menentukan komoditas agribisnis unggulan yang
bersifat
spesifik lokasi
4. Menyusun program pertanian tingkat desa
5. Menetapkan materi penyuluhan pertanian berdasarkan
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang ada
6. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk sinopsis dan
media penyuluhan pertanian
7. Menetapkan dan menggunakan metode penyuluhan
pertanian
8. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I
yang akan dilaksanakan di Kelurahan Lipu’kasi,
24
Daftar Pustaka
BPK Lenteng Sumenep, 2011 tentang Pengertian, Sumber Dan
Manfaat Identifikasi Potensi Wilayah. BPK Lenteng, Sumenep.
Erwin. 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian.
Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level
Supervisor. Bapeltan, Jambi.
Fuad Lukman. 2014. Konsep Umum Penyuluhan Pertanian.
http://kantinkuning.blogspot.com/2013/04/konsep-
umum-Penyuluhan-pertanian.html. Diakses pada
tanggal 08 Maret 2015.
Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT
Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press).
Surakarta.
Moehar D. dkk. 2006. PRA (Participatory Rular Apraisal) Pendekatan
Efektivitas Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif dalam
25
Upaya Percepatan Pembangunan Pertanian. Bumi Aksara,
Jakarta.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273 Tahun 2007/Kpts/OT.160/4/2007
tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Departemen
Pertanian, Jakarta.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
01/Permentan/OT.140/I/2014 tentang Pedoman Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan Tahun Anggaran 2014. Jakarta.
Reijntjes, C.B. Haverkort dan A.W. Baryer, 1999.
Pertanian Masa Depan. Kanisus, Yogyakarta
Sarti Patontongan. 2014. Praktik Kerja Lapangan (PKL) I.
Proposal. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
Gowa.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian,
Jakarta.
27
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) I di Kelurahan Lipu’kasi, Kecamatan
Taneterilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan
No UraianKegiatan
WaktuPelaksanaan
(bulan, minggu)APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Menerapkan potensi dan
permasalahan
agribisnis wilayah
28
desa.2 Membuat peta usahatani
3
Menetukan komoditas
agribisnis unggulan
yang bersifat spesifik
lokasi
4Menyusun programa
pertanian tingkat desa
5
Menerapkan materi
penyuluhan pertanian
berdasarkan rencana
kerja tahunan penyuluh
(RKTP) yang ada
6
Menyusun materi
penyuluhan dalam
bentuk synopsis dan
membuat media
penyuluhan pertanian
7
Menerapkan dan
menggunakan metode
penyuluhan pertanian
8Melaksanakan
penyuluhan pertanian.