bab II laporan pkl
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of bab II laporan pkl
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Kejaksaan Negeri Siantar sebagai bagian dari
Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia dan Peraturan Jaksa Agung RI No PER-
009/J.A/01/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia
merupakan Lembaga Pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan di bidang penuntutan dan tugas-tugas lain
berdasarkan perundang-undangan serta turut menciptakan
kondisi mendukung dan mengamankan pelaksanaan
pembangunan di daerah untuk mewujudkan rakyat yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila, serta berkewajiban
turut menjaga dan menegakkan kewibawaan Pemerintah dan
Negara serta melindungi kepentingan masyarakat.
Kejaksaan Negeri Siantar beralamatkan di Jalan Asahan
Km 4. Daerah Simalungun mempunyai luas wilayah seluas
45.686,65 km atau 6,20% dari luas Provinsi Sumatera
7
8
Utara dengan luas penduduk kurang lebih 808.288 jiwa
yang tersebar dari 31 kecamatan dan 311 desa (nagori).
Bangunan Kejaksaan Negeri Siantar terdiri dari beberapa
ruagan, yaitu:
a. Ruang Kajari (Pimpinan)
b. Ruang Sekretariat
c. Ruang Intelijen
d. Ruang Fungsional yang termasuk dalam bidang
Intelijen
e. Ruang Datun ( Perdata dan Tata Usaha Negara )
f. Ruang Bendahara
g. Ruang Kepegawaian dan Perlengkapan
h. Ruang Kasubbagbin (Kepala Bagian Pembinaan)
i. Ruang Pidum (Pidana Umum)
j. Ruang Pidsus (Pidana Khusus)
k. Ruang Simkari (Sistem Informasi Manajemen Kejaksaan
Republik
Indonesia)
l. Ruang Arsip
m. Ruang Tahanan
9
Menurut sejarahnya, pergantian Pimpinan Kejaksaan
berdasarkan Surat Keputusan dari Kejaksaan Agung
(Kejagung) Republik Indonesia ada yang memiliki masa
jabatan 3 tahun, 2 tahun bahkan ada yang 1 tahun saja.
Pergantian kepimpinan Kejaksaan Negeri Siantar
yang penulis dapatkan datannya dari tahun 1980 yakni H.
Siahaan, SH, I Ketut Yona, SH, L.M.L Simanjuntak, SH,
Kardin Manik Ambarita, SH, Zulkarnain Firdaus, SH,
Borotan Butar Butar, SH, Palty Simanjuntak, SH,
Chairudin Sipahutar, SH, Hazairin Lubis, SH, Sukamto,
SH, MH, Try Subardiman, SH, M.Hum, Polin O Sitanggang,
SH, MH, MM ( sampai sekarang ).
Adapun Visi dan Misi dari Kejaksaan Negeri Siantar
adalah sebagai berikut:
2.1.1 Visi dan Misi
a. Visi
Dalam rangka penyelenggaraan fungsi serta
pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan Negeri Siantar
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, dengan visi sebagai berikut:
10
“Mewujudkan Kejaksaan yang independen dengan posisi
sentral dalam penegakan hukum guna mewujudkan supremasi
hukum dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia”.
b. Misi
1. Mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai
falsafah hidup bangsa Indonesia terhadap usaha-usaha
yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum,
keadilan dan kebenaran berdasarkan hukum dan
mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan dan
kesusilaan serta wajib menggali nilai-nilai
kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam
masyarakat.
3. Terlibat sepenuhnya dalam proses mendukung dan
mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
4. Menjaga dan menegakkan kewibawaan Pemerintah dan
Negara.
5. Melindungi kepentingan rakyat melalui penegakan
hukum.
11
2.1.2 LOGO PERUSAHAAN
Gambar 2.1 Logo
Adapun arti dan makna dari logo Kejaksaan Negeri
Siantar yaitu sebagai berikut:
1. Bintang bersudut tiga
12
Bintang adalah salah satu benda atau ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang tinggi letaknya dan memancarkan
cahaya abadi. Sedangkan jumlah tiga buah merupakan
pantulan Trapsila Adhyaksa sebagai landasan kejiwaan
warga Adhyaksa yang harus dihayati dan diamalkan.
2. Pedang
Senjata pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk
membasmi kemungkaran/kebathilan dan kejahatan.
3. Timbangan
Timbangan adalah lambang kedudukan yang diperoleh
melalui keseimbangan antara suratan dan siratan rasa.
4. Padi dan Kapas
Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan
kemakmuran yang menjadi dambaan masyarakat.
5. Seloka “Satya Adi Wicaksana”
Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan
jiwa dan raihan cita-cita setiap warga Adhyaksa dan
mempunyai arti serta makna :
a. Satya : Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur
baik terhadap
13
buhan Yang Maha Esa terhadap diri pribadi
dan keluarga maupun kepada sesama manusia.
b. Adi : Kesempurnaan dalam bertugas dan yang
berunsur utama bertanggungjawab baik
terhadap TuhanYang Maha Esa terhadap
keluarga dan terhadap sesama manusia.
c. Wickasana : Bijaksana dalam tutur kata dan
tingkah laku khususnya dalam penerapan
kekuasaan dan kewenangan.
Adapun makna tata warna dari logo Kejaksaan Negeri
Siantar yaitu sebagai berikut:
a. Warna kuning : Diartikan luhur; keluhuran
makna yang dikandung dalam
gambar/lukisan keluhuran yang
dijadikan cita-cita.
b. Warna hijau : Diberi arti tekun; ketekunan
yang menjadi landasan
pengejaran/peraihan cita-cita.
2.1.3 Gambaran Umum Tenaga Kerja
Pengadaan karyawan pada Kejaksaan Negeri Siantar
ini meliputi berbagai tahapan ujian yang
14
diselenggarakan oleh pemerintah untuk penerimaan
pegawai di intansi-instansi negara termasuk Kejaksaan
Negeri Siantar.
Kejaksaan Negeri Siantar membagi aktivitas pegawainya
menurut struktur organisasi dan sesuai dengan jabatan-
jabatan yang di miliki para pegawai sebagai berikut.
Tabel 2.1 Klasifikasi Pegawai Menurut Jabatannya
NO Jabatan Jumlah
1 Kajari 12 Kasubagbin 13 Kasi Intel 14 Kasi Pidum 15 Kasi Pidsus 16 Kasi Datun 17 Jaksa Fungsional 78 Kaur Keuangan 19 Kaur Kepegawaian 110 Kaur Perlengkapan 111 Kaur Tata Usaha 112 Staf Pembinaan 7
13 Penyiap Bahan Administrasi Penanganan Perkara 9
Tabel 2.2. Klasifikasi Pegawai Menurut Unit Kerja
NO Bidang Jumlah
1 Jabatan Struktural 62 Pembinaan 113 Intelijen 3
15
4 Perdata dan Tata Usaha Negara 15 Tindak Pidana Khusus 46 Tindak Pidana Umum 7
2.1.4 Gambaran Umum Pekerjaan yang Dilakukan
Kejaksaan Negeri Siantar memberikan pelayanan
terhadap masyarakat dalam hal melakukan penegakan
hukum. Dimana kejaksaan yang dapat menentukan apakah
suatu kasus dapat diajukan ke pengadilan atau tidak
berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara
Pidana. Kejaksaan Negeri Siantar juga melakukan putusan
pidana dimana seorang jaksa dapat menjadi jaksa
penuntut umum terhadap kasus maupun perkara-perkara
serta sebagai jaksa pengacara negara dan juga
melaksanakan putusan pengadilan.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan wadah bagi
sekelompok orang yang bekerja dalam usaha untuk
mencapai suatu tujuan yang ditentukan. Struktur
organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang
jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas
wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan
16
kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur dimana
merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja
yang telah ditentukan. Struktur organisasi diharapkan
dapat memberi gambaran tentang pembagian tugas,
wewenang dan tnggung jawab serta hubungan antara bagian
berdasarkan susunan tingkat hierarki. Struktur
organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem yang
menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan
integrasi secara efisien dan efektif dari seluruh
kegiatan baik secara vertikal maupun horizontal.
Struktur organsasi yang dimaksud untuk membina
keharmonisan kerja, agar pekerjaan dapat dilaksanakan
secara teratur dan penuh tanggung jawab. Sehingga
rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang
maksimal.
Demikian halnya pada Kejaksaan Negeri Siantar,
dimana setiap atasan suatu bagian memiliki jumlah
bawahan tertentu yang masing-masing memberikan
pertanggungjawaban atas pelaksananya.
17
Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Siantar-
Kab.Simalungun
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
2.2.1 Tugas dan Fungsi Kejaksaan Negeri Siantar
18
Adapun uraian tugas para pegawai di kantor
Kejaksaan Negeri Siantar adalah sebagai berikut:
1. Bagian Pembinaan
Bagian pembinaan di Kejaksaan Negeri Siantar
dikepalai oleh seorang seksi yang disebut Kasubbagbin,
yang bernama Dostom Hutabarat, SH. SubBagian pembinaan
Kejaksaan Negeri Siantar mempunyai tugas melakukan
pembinaan atas manajemen dan pembangunan sarana dan
prasarana, pengelolaan ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, perlengkapan organisasi dan tata laksana
pengelolaan teknis atas milik negara menjadi tanggung
jawabnya serta pemberian dukungan pelayanan teknis dan
administrasi bagi seluruh satuan kerja dilingkungan
Kejaksaan Negeri Siantar dalam rangka memperlancar
pelaksanaan tugas.
Dalam melaksanakan tugas, Subbagian pembinaan
menyelenggarakan fungsi :
19
1. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
serta membina
2. Kerjasama seluruh satuan kerja di lingkungan
Kejaksaan Negeri Siantar di bidang administrasi
3. Melakukan pembinaan organisasi dan tata laksana
urusan ketatausahaan dan mengelola keuangan,
kepegawaian, perlengkapan dan milik negara yang
menjadi tanggung jawabnya.
4. Melakukan pembinaan dan peningkatan kemampuan,
keterampilan dan integritas kepribadian aparat
Kejaksaan di daerah hukumnya.
Subbagian mempunyai beberapa bagian yaitu :
a. Kaur Kepegawaian
Kaur kepegawaian mempunyai tugas mengurus SK dan
menerima surat-surat yang datang dari Kejaksaan
Tinggi (Kejati), Kejaksaan Agung (Kejagung), ataupun
dari instansi lain serta mengatur urusan seluruh
pegawai.
b. Kaur Keuangan
Kaur keuangan mempunyai tugas mengkoordinasikan
masalah keuangan. Kaur keuangan dibagi menjadi 2
20
yaitu bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.
Bendahara pengeluaran mempunyai staf bendahara yang
terdiri dari 2 orang.
c. Kaur Perlengkapan
Kaur perlengkapan mempunyai tugas mengecek dan
mengurus seleuruh peralatan atau barang-barang yang
berada di kantor, seperti meja, kursi, pengadaan ATK
dan pemeliharaan kantor.
d. Kaut TU/Intrakrim
Kaur TU mempunyai tugas yaitu mengagendakan surat,
baik surat masuk maupun surat keluar. Merealisasikan
surat-surat sesuai bidang yang telah ditunjuk oleh
pimpinan. Menjadi notulen dalam rapat-rapat yang
diadakan di kantor. Dan juga bertugas membantu jaksa
untuk menyelesaikan administrasi perkara dan
merapikan register.
2. Bagian Intelijen
Bagian intelijen melakukan kegiatan intelijen
yustisial di bidang sosial, politik, ekonomi, keuangan,
pertahanan keamanan dan ketertiban untuk mendukung
kebijaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik
21
preventif maupun represif, melaksanakan dan turut
menyelenggarakan ketertiban dan ketentraman umum serta
pengamanan pembangunan nasional dan hasil-hasil
berdasarkan Peraturan Perundang Undangan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.
Fungsi dari bagian intelijen yaitu:
a. Perumusan kebijaksanaan teknis kegiatan intelijen
yustisial berupa pemberian bimbingan dan pembinaan
dalam bidang tugasnya.
b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
intelijen yustisial penyelidikan, pengamanan dan
penggalangan untuk mendukung kebijakan penegakan
hukum baik preventif maupun represif mengenai
masalah ideologi, politik, dan media massa.
c. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
intelijen yustisial penyelidikan, pengamanan dan
penggalangan untuk mendukung kebijakan penegakan
hukum baik secara preventif maupun represif mengenai
masalah investasi, produksi, distribusi, keuangan,
perbankan, sumber daya manusia dan pertanahan,
22
penanggulangan tindak pidana ekonomi serta
pelanggaran zona ekonomi eksklusif.
d. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
intelijen yustisial penyelidikan, pengamanan dan
penggalangan untuk mendukung kebijakan penegakan
hukum baik secara preventif maupun represif mengenai
masalah aliran kepercayaan, penyalahgunaan atau
penodaan agama, persatuan dan kesatuan bangsa,
lingkungan hidup serta penanggulangan tindak pidana
umum.
e. Pembinaan dan pelaksanaan kegiatan administrasi
intelijen, peningkatan kemampuan, keterampilan dan
integritas kepribadian aparat intelijen yustisial di
lingkungan Kejaksaan.
f. Pengendalian teknis pelaksanaan operasi intelijen
sesuai dengan tugas dan wewenang serta fungsi
Kejaksaan.
g. Pengamanan teknis di lingkungan Jaksa Agung Muda
Intelijen dan pemberian dukungan pengamanan teknis
terhadap pelaksanaan tugas sesuatu organisasi lain
di lingkungan Kejaksaan di bidang personil,
23
kegiatan, materiil, pemberitaan dan dokumen dengan
memperhatikan prinsip koordinasi.
3. Bagian Pidana Umum (Pidum)
Pidana umum dikepalai seorang kepala seksi (Kasi
Pidum) dimana mekanisme pelaksanaan kerja pada seksi
ini adalah mengenai perkara-perkara pidana dimana
prosesnya adalah perkara yang masuk dari kepolisian
baik itu dari polsek maupun polsek di Kabupaten
Simalungun hierarkinya adalah untuk tahap/proses
pertama adalah penerimaan SPDP (Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyedikan) dimana SPDP ini dikirim oleh
Polsek maupun Polres ke Kejaksaan yang di tunjukkan
langsung kepada Kejaksaan Negeri setelah SPDP tersebut
disposisi oleh Kajari baru SPDP itu diturunkan ke
Pidana Umum (PIDUM) oleh Kasi Pidum pada SPDP inilah
nantinya diketahui siapa Jaksa yang menangani perkara
tersebut dimana yang berwewenang untuk menunjuk adalah
Kajari setempat. Setelah SPDP kemudian ditindak lanjuti
Berita Acara Perkara (BAP). Setelah selesai berkas
perkara diteliti oleh Jaksa yang ditunjuk dan jaksa
menyatakan sikap apabila berkas perkara dinyatakan oleh
24
jaksa kemudian dikeluarkan P.21 (penyerahan tersangka
dan barang bukti) yang menyatakan bahwa perkara
tersebut wajib diserahkan ke Kejaksaan. Setelah
diserahkan tersangka dan barang bukti, jaksa
melimpahkan perkara tersebut ke Pengadilan Negeri
dikeluarkan surat penetapan hari sidang. Pada saat
inilah tersangka tersebut diputus dan mempunyai
kekuatan hukum tetap (INKRACH). Perlu diketahui bahwa
yang melaksanakan putusan adalah Jaksa Penuntut Umum.
4. Bagian Pidana Khusus (PIDSUS)
Pidana khusus dikepalai Kasi Pidsus. Tugas pokok
dan fungsinya adalah menangani perkara pidana khusus
yang mana adalah pidana dengan Undang-undang khusus di
luar KUHP. Terutama didalam bidang Tindak Pidana
Korupsi (TIPIKOR).
Pidana khusus juga mempunyai tugas yaitu penerimaan
laporan yang khususnya Tindak Pidana korupsi di
Kabupaten Simalungun, setelah diterima laporan tersebut
maka dilakukanlah Penyelidikan perkara Tipikor yang
dilaporkan, setelah terbukti akan adanya Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) maka dinaikkanlah tahapannya menjadi
25
tahap Penyidikan. Setelah setelah di tahap penyidikan
dan dikumpulkan bukti-bukti beserta saksi-saksi yang
bersangkutan maka berkas perkara pun siap untuk
dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Medan. Setelah
dilakukan pelimpahan maka dimulailah sidang penuntutan
yang dilakukan oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam
bidang tindak Pidana Khusus (Pidsus) hingga mencapai
pada keputusan hakim yang telah inkrach (mempunyai
kekuatan hukum tetap).
Mekanisme kerja bagian Pidsus adalah sebagai berikut:
a. Laporan (dari LSM, masyarakat, dan posisi)
b. Penyelidikan (form surat P.2)
c. Penyidikan (form surat P.8)
d. Tahap 2 : pelimpahan berkas ke tingkat penuntutan
(P.21)
e. Jalan sidang dan perpanjangan penahanan jika
dilakukan penahanan
f. Membuat surat panggilan saksi-saksi dan terdakwa
g. Pelaksanaan hasil putusan Pengadilan Negeri (PN),
PT, MA, TIPIKOR
h. Eksekusi terpidana
26
Dan pelaksanaan tahap demi tahap ada beberapa
prosedur administrasi yang harus dilengkapi untuk
kemudian dapat diberkaskan, yakni:
1. Membuat surat telaah.
2. Membuat surat perintah penyelidikan.
3. Membuat surat panggilan untuk permintaan keterangan
ditahap penyelidikan (P-4).
4. Membuat laporan penyelidikan (P-5).
5. Setelah masuk tahap penyedikan buatlah surat
panggilan berikutnya untuk permintaan keterangan
saksi dan tersangka yang telah ditetapkan (P-9).
6. Menyiapkan (BA-10), (BA-15), (BA-18), (P-16), (P-
21), (P-24), (P-29), (T-7) dan checklist untuk
melaksanakan pelimpahan berkas ke tahap 2 yang mana
akan digunakan untuk keperluan sidang nantinya.
7. Membuat P-37 dan P-38 untuk melakukan panggilan
terhadap saksi-saksi dan tersangka yang telah
ditetapkan untuk persidangan penuntutan.
8. Membuat surat tuntutan (P-42).
9. Dan setelah ditetapkan keputusan akan pidana yang
ditetapkan terhadap terdakwa maka segara melakukan
27
eksekusi dengan administrasi surat berupa (P-44),
(BA-21), (P-48), (BA-8), (D-3).
Dan selain hal-hal tersebut di atas Pidana Khusus
(Pidsus) juga harus membuat laporan langsung ke
Kejaksaan Tinggi SUMUT berupa laporan bulanan juga
mengisi buku-buku registrasi Pidsus yang diketahui oleh
Kepala Kejaksaan Negeri Siantar, diteliti Kasi Pidsus
dan diregister oleh pegawai khusus di Pidsus.
5. Perdata dan Tata Usaha Negara (PERDATUN)
Perdata dan tata usaha negara dikepalai oleh
seorang kepala seksi yang disebut Kasi Datun. Perdata
dan tata usaha negara adalah bidang yang menangani
permasalahan hukum perdata dan tata usaha negara.
Dalam melaksankan tugasnya, seksi perdata dan tata
usaha negara menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis dibidang
perdata dan tata usaha negara berupa pemberian
bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis.
28
b. Pengendalian kegiatan penegakan hukum, bantuan
pertimabangan dan mewakili kepentingan negara dan
pemerintah.
c. Pelaksanaan gugatan uang pengganti atas putusan
pengadilan, gugatan ganti kerugian dan tindakan hukum
lin terhadap perbuatan yang melawan hukum yang
merugikan keuangan negara.
d. Pemberian bantuan hukum terhadap masyarakat yang
menyangkut pemulihan dan perlindungan hak dengan
memperhatikan kepentingan hukum sepanjang negara atau
pemerintah tidak menjadi tergugat.
e. Pelaksanaan tindakan hukum di dalam maupun di luar
pengadilan mewakili kepentingan keperdataan dari
negara pemerintah dan masyarakat baik berdasarkan
jabatan maupun kuasa khusus.
f. Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi
terkait serta memberikan bimbingan dan petunjuk
teknis dalam penanganan masalah perdata dan tata
usaha negara di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang
bersangkutan.
29
g. Pemberian saran konsepsi tentang pendapat dan atau
pertimbangan hukum Jaksa Agung mengenai perkara
perdata dan tata usaha negara dan masalah hukum lain
dalam kebijakan penegakan hukum. Peningkatan
kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian
aparat tindak pidana khusus di daerah hukum Kejaksaan
Negeri yang bersangkutan.
2.3 Mekanisme Sistem yang sedang berjalan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis
selama melaksanakan kegiatan PKL dapat disimpulkan
bahwa mekanisme sistem yang sedang berjalan pada
Kejaksaan Negeri Siantar dibidang pendataan pegawai
dalam pengolahan data yang sudah menggunakan
komputerisasi. Dan sebagiannya lagi masih berupa
berkas-berkas yang disimpan pada dosir-dosir.
Adapun program yang digunakan dalam pengolahan data
yaitu :
1. Microsoft Word : digunakan untuk membuat laporan
data-data pegawai, membuat laporan-laporan kasus-
kasus dan perkara-perkara, membuat surat.