bab II laporan pkl

24
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Kejaksaan Negeri Siantar sebagai bagian dari Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia dan Peraturan Jaksa Agung RI No PER- 009/J.A/01/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia merupakan Lembaga Pemerintah yang melaksanakan kekuasaan di bidang penuntutan dan tugas-tugas lain berdasarkan perundang-undangan serta turut menciptakan kondisi mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan di daerah untuk mewujudkan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, serta berkewajiban turut menjaga dan menegakkan kewibawaan Pemerintah dan Negara serta melindungi kepentingan masyarakat. Kejaksaan Negeri Siantar beralamatkan di Jalan Asahan Km 4. Daerah Simalungun mempunyai luas wilayah seluas 45.686,65 km atau 6,20% dari luas Provinsi Sumatera 7

Transcript of bab II laporan pkl

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Kejaksaan Negeri Siantar sebagai bagian dari

Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia dan Peraturan Jaksa Agung RI No PER-

009/J.A/01/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

merupakan Lembaga Pemerintah yang melaksanakan

kekuasaan di bidang penuntutan dan tugas-tugas lain

berdasarkan perundang-undangan serta turut menciptakan

kondisi mendukung dan mengamankan pelaksanaan

pembangunan di daerah untuk mewujudkan rakyat yang adil

dan makmur berdasarkan Pancasila, serta berkewajiban

turut menjaga dan menegakkan kewibawaan Pemerintah dan

Negara serta melindungi kepentingan masyarakat.

Kejaksaan Negeri Siantar beralamatkan di Jalan Asahan

Km 4. Daerah Simalungun mempunyai luas wilayah seluas

45.686,65 km atau 6,20% dari luas Provinsi Sumatera

7

8

Utara dengan luas penduduk kurang lebih 808.288 jiwa

yang tersebar dari 31 kecamatan dan 311 desa (nagori).

Bangunan Kejaksaan Negeri Siantar terdiri dari beberapa

ruagan, yaitu:

a. Ruang Kajari (Pimpinan)

b. Ruang Sekretariat

c. Ruang Intelijen

d. Ruang Fungsional yang termasuk dalam bidang

Intelijen

e. Ruang Datun ( Perdata dan Tata Usaha Negara )

f. Ruang Bendahara

g. Ruang Kepegawaian dan Perlengkapan

h. Ruang Kasubbagbin (Kepala Bagian Pembinaan)

i. Ruang Pidum (Pidana Umum)

j. Ruang Pidsus (Pidana Khusus)

k. Ruang Simkari (Sistem Informasi Manajemen Kejaksaan

Republik

Indonesia)

l. Ruang Arsip

m. Ruang Tahanan

9

Menurut sejarahnya, pergantian Pimpinan Kejaksaan

berdasarkan Surat Keputusan dari Kejaksaan Agung

(Kejagung) Republik Indonesia ada yang memiliki masa

jabatan 3 tahun, 2 tahun bahkan ada yang 1 tahun saja.

Pergantian kepimpinan Kejaksaan Negeri Siantar

yang penulis dapatkan datannya dari tahun 1980 yakni H.

Siahaan, SH, I Ketut Yona, SH, L.M.L Simanjuntak, SH,

Kardin Manik Ambarita, SH, Zulkarnain Firdaus, SH,

Borotan Butar Butar, SH, Palty Simanjuntak, SH,

Chairudin Sipahutar, SH, Hazairin Lubis, SH, Sukamto,

SH, MH, Try Subardiman, SH, M.Hum, Polin O Sitanggang,

SH, MH, MM ( sampai sekarang ).

Adapun Visi dan Misi dari Kejaksaan Negeri Siantar

adalah sebagai berikut:

2.1.1 Visi dan Misi

a. Visi

Dalam rangka penyelenggaraan fungsi serta

pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan Negeri Siantar

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku, dengan visi sebagai berikut:

10

“Mewujudkan Kejaksaan yang independen dengan posisi

sentral dalam penegakan hukum guna mewujudkan supremasi

hukum dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia”.

b. Misi

1. Mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai

falsafah hidup bangsa Indonesia terhadap usaha-usaha

yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum,

keadilan dan kebenaran berdasarkan hukum dan

mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan dan

kesusilaan serta wajib menggali nilai-nilai

kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam

masyarakat.

3. Terlibat sepenuhnya dalam proses mendukung dan

mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

4. Menjaga dan menegakkan kewibawaan Pemerintah dan

Negara.

5. Melindungi kepentingan rakyat melalui penegakan

hukum.

11

2.1.2 LOGO PERUSAHAAN

Gambar 2.1 Logo

Adapun arti dan makna dari logo Kejaksaan Negeri

Siantar yaitu sebagai berikut:

1. Bintang bersudut tiga

12

Bintang adalah salah satu benda atau ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa yang tinggi letaknya dan memancarkan

cahaya abadi. Sedangkan jumlah tiga buah merupakan

pantulan Trapsila Adhyaksa sebagai landasan kejiwaan

warga Adhyaksa yang harus dihayati dan diamalkan.

2. Pedang

Senjata pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk

membasmi kemungkaran/kebathilan dan kejahatan.

3. Timbangan

Timbangan adalah lambang kedudukan yang diperoleh

melalui keseimbangan antara suratan dan siratan rasa.

4. Padi dan Kapas

Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan

kemakmuran yang menjadi dambaan masyarakat.

5. Seloka “Satya Adi Wicaksana”

Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan

jiwa dan raihan cita-cita setiap warga Adhyaksa dan

mempunyai arti serta makna :

a. Satya : Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur

baik terhadap

13

buhan Yang Maha Esa terhadap diri pribadi

dan keluarga maupun kepada sesama manusia.

b. Adi : Kesempurnaan dalam bertugas dan yang

berunsur utama bertanggungjawab baik

terhadap TuhanYang Maha Esa terhadap

keluarga dan terhadap sesama manusia.

c. Wickasana : Bijaksana dalam tutur kata dan

tingkah laku khususnya dalam penerapan

kekuasaan dan kewenangan.

Adapun makna tata warna dari logo Kejaksaan Negeri

Siantar yaitu sebagai berikut:

a. Warna kuning : Diartikan luhur; keluhuran

makna yang dikandung dalam

gambar/lukisan keluhuran yang

dijadikan cita-cita.

b. Warna hijau : Diberi arti tekun; ketekunan

yang menjadi landasan

pengejaran/peraihan cita-cita.

2.1.3 Gambaran Umum Tenaga Kerja

Pengadaan karyawan pada Kejaksaan Negeri Siantar

ini meliputi berbagai tahapan ujian yang

14

diselenggarakan oleh pemerintah untuk penerimaan

pegawai di intansi-instansi negara termasuk Kejaksaan

Negeri Siantar.

Kejaksaan Negeri Siantar membagi aktivitas pegawainya

menurut struktur organisasi dan sesuai dengan jabatan-

jabatan yang di miliki para pegawai sebagai berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Pegawai Menurut Jabatannya

NO Jabatan Jumlah

1 Kajari 12 Kasubagbin 13 Kasi Intel 14 Kasi Pidum 15 Kasi Pidsus 16 Kasi Datun 17 Jaksa Fungsional 78 Kaur Keuangan 19 Kaur Kepegawaian 110 Kaur Perlengkapan 111 Kaur Tata Usaha 112 Staf Pembinaan 7

13 Penyiap Bahan Administrasi Penanganan Perkara 9

Tabel 2.2. Klasifikasi Pegawai Menurut Unit Kerja

NO Bidang Jumlah

1 Jabatan Struktural 62 Pembinaan 113 Intelijen 3

15

4 Perdata dan Tata Usaha Negara 15 Tindak Pidana Khusus 46 Tindak Pidana Umum 7

2.1.4 Gambaran Umum Pekerjaan yang Dilakukan

Kejaksaan Negeri Siantar memberikan pelayanan

terhadap masyarakat dalam hal melakukan penegakan

hukum. Dimana kejaksaan yang dapat menentukan apakah

suatu kasus dapat diajukan ke pengadilan atau tidak

berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara

Pidana. Kejaksaan Negeri Siantar juga melakukan putusan

pidana dimana seorang jaksa dapat menjadi jaksa

penuntut umum terhadap kasus maupun perkara-perkara

serta sebagai jaksa pengacara negara dan juga

melaksanakan putusan pengadilan.

2.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan wadah bagi

sekelompok orang yang bekerja dalam usaha untuk

mencapai suatu tujuan yang ditentukan. Struktur

organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang

jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas

wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan

16

kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur dimana

merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja

yang telah ditentukan. Struktur organisasi diharapkan

dapat memberi gambaran tentang pembagian tugas,

wewenang dan tnggung jawab serta hubungan antara bagian

berdasarkan susunan tingkat hierarki. Struktur

organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem yang

menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan

integrasi secara efisien dan efektif dari seluruh

kegiatan baik secara vertikal maupun horizontal.

Struktur organsasi yang dimaksud untuk membina

keharmonisan kerja, agar pekerjaan dapat dilaksanakan

secara teratur dan penuh tanggung jawab. Sehingga

rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan

yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang

maksimal.

Demikian halnya pada Kejaksaan Negeri Siantar,

dimana setiap atasan suatu bagian memiliki jumlah

bawahan tertentu yang masing-masing memberikan

pertanggungjawaban atas pelaksananya.

17

Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Siantar-

Kab.Simalungun

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

2.2.1 Tugas dan Fungsi Kejaksaan Negeri Siantar

18

Adapun uraian tugas para pegawai di kantor

Kejaksaan Negeri Siantar adalah sebagai berikut:

1. Bagian Pembinaan

Bagian pembinaan di Kejaksaan Negeri Siantar

dikepalai oleh seorang seksi yang disebut Kasubbagbin,

yang bernama Dostom Hutabarat, SH. SubBagian pembinaan

Kejaksaan Negeri Siantar mempunyai tugas melakukan

pembinaan atas manajemen dan pembangunan sarana dan

prasarana, pengelolaan ketatausahaan, kepegawaian,

keuangan, perlengkapan organisasi dan tata laksana

pengelolaan teknis atas milik negara menjadi tanggung

jawabnya serta pemberian dukungan pelayanan teknis dan

administrasi bagi seluruh satuan kerja dilingkungan

Kejaksaan Negeri Siantar dalam rangka memperlancar

pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugas, Subbagian pembinaan

menyelenggarakan fungsi :

19

1. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

serta membina

2. Kerjasama seluruh satuan kerja di lingkungan

Kejaksaan Negeri Siantar di bidang administrasi

3. Melakukan pembinaan organisasi dan tata laksana

urusan ketatausahaan dan mengelola keuangan,

kepegawaian, perlengkapan dan milik negara yang

menjadi tanggung jawabnya.

4. Melakukan pembinaan dan peningkatan kemampuan,

keterampilan dan integritas kepribadian aparat

Kejaksaan di daerah hukumnya.

Subbagian mempunyai beberapa bagian yaitu :

a. Kaur Kepegawaian

Kaur kepegawaian mempunyai tugas mengurus SK dan

menerima surat-surat yang datang dari Kejaksaan

Tinggi (Kejati), Kejaksaan Agung (Kejagung), ataupun

dari instansi lain serta mengatur urusan seluruh

pegawai.

b. Kaur Keuangan

Kaur keuangan mempunyai tugas mengkoordinasikan

masalah keuangan. Kaur keuangan dibagi menjadi 2

20

yaitu bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.

Bendahara pengeluaran mempunyai staf bendahara yang

terdiri dari 2 orang.

c. Kaur Perlengkapan

Kaur perlengkapan mempunyai tugas mengecek dan

mengurus seleuruh peralatan atau barang-barang yang

berada di kantor, seperti meja, kursi, pengadaan ATK

dan pemeliharaan kantor.

d. Kaut TU/Intrakrim

Kaur TU mempunyai tugas yaitu mengagendakan surat,

baik surat masuk maupun surat keluar. Merealisasikan

surat-surat sesuai bidang yang telah ditunjuk oleh

pimpinan. Menjadi notulen dalam rapat-rapat yang

diadakan di kantor. Dan juga bertugas membantu jaksa

untuk menyelesaikan administrasi perkara dan

merapikan register.

2. Bagian Intelijen

Bagian intelijen melakukan kegiatan intelijen

yustisial di bidang sosial, politik, ekonomi, keuangan,

pertahanan keamanan dan ketertiban untuk mendukung

kebijaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik

21

preventif maupun represif, melaksanakan dan turut

menyelenggarakan ketertiban dan ketentraman umum serta

pengamanan pembangunan nasional dan hasil-hasil

berdasarkan Peraturan Perundang Undangan dan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.

Fungsi dari bagian intelijen yaitu:

a. Perumusan kebijaksanaan teknis kegiatan intelijen

yustisial berupa pemberian bimbingan dan pembinaan

dalam bidang tugasnya.

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan

intelijen yustisial penyelidikan, pengamanan dan

penggalangan untuk mendukung kebijakan penegakan

hukum baik preventif maupun represif mengenai

masalah ideologi, politik, dan media massa.

c. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan

intelijen yustisial penyelidikan, pengamanan dan

penggalangan untuk mendukung kebijakan penegakan

hukum baik secara preventif maupun represif mengenai

masalah investasi, produksi, distribusi, keuangan,

perbankan, sumber daya manusia dan pertanahan,

22

penanggulangan tindak pidana ekonomi serta

pelanggaran zona ekonomi eksklusif.

d. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan

intelijen yustisial penyelidikan, pengamanan dan

penggalangan untuk mendukung kebijakan penegakan

hukum baik secara preventif maupun represif mengenai

masalah aliran kepercayaan, penyalahgunaan atau

penodaan agama, persatuan dan kesatuan bangsa,

lingkungan hidup serta penanggulangan tindak pidana

umum.

e. Pembinaan dan pelaksanaan kegiatan administrasi

intelijen, peningkatan kemampuan, keterampilan dan

integritas kepribadian aparat intelijen yustisial di

lingkungan Kejaksaan.

f. Pengendalian teknis pelaksanaan operasi intelijen

sesuai dengan tugas dan wewenang serta fungsi

Kejaksaan.

g. Pengamanan teknis di lingkungan Jaksa Agung Muda

Intelijen dan pemberian dukungan pengamanan teknis

terhadap pelaksanaan tugas sesuatu organisasi lain

di lingkungan Kejaksaan di bidang personil,

23

kegiatan, materiil, pemberitaan dan dokumen dengan

memperhatikan prinsip koordinasi.

3. Bagian Pidana Umum (Pidum)

Pidana umum dikepalai seorang kepala seksi (Kasi

Pidum) dimana mekanisme pelaksanaan kerja pada seksi

ini adalah mengenai perkara-perkara pidana dimana

prosesnya adalah perkara yang masuk dari kepolisian

baik itu dari polsek maupun polsek di Kabupaten

Simalungun hierarkinya adalah untuk tahap/proses

pertama adalah penerimaan SPDP (Surat Pemberitahuan

Dimulainya Penyedikan) dimana SPDP ini dikirim oleh

Polsek maupun Polres ke Kejaksaan yang di tunjukkan

langsung kepada Kejaksaan Negeri setelah SPDP tersebut

disposisi oleh Kajari baru SPDP itu diturunkan ke

Pidana Umum (PIDUM) oleh Kasi Pidum pada SPDP inilah

nantinya diketahui siapa Jaksa yang menangani perkara

tersebut dimana yang berwewenang untuk menunjuk adalah

Kajari setempat. Setelah SPDP kemudian ditindak lanjuti

Berita Acara Perkara (BAP). Setelah selesai berkas

perkara diteliti oleh Jaksa yang ditunjuk dan jaksa

menyatakan sikap apabila berkas perkara dinyatakan oleh

24

jaksa kemudian dikeluarkan P.21 (penyerahan tersangka

dan barang bukti) yang menyatakan bahwa perkara

tersebut wajib diserahkan ke Kejaksaan. Setelah

diserahkan tersangka dan barang bukti, jaksa

melimpahkan perkara tersebut ke Pengadilan Negeri

dikeluarkan surat penetapan hari sidang. Pada saat

inilah tersangka tersebut diputus dan mempunyai

kekuatan hukum tetap (INKRACH). Perlu diketahui bahwa

yang melaksanakan putusan adalah Jaksa Penuntut Umum.

4. Bagian Pidana Khusus (PIDSUS)

Pidana khusus dikepalai Kasi Pidsus. Tugas pokok

dan fungsinya adalah menangani perkara pidana khusus

yang mana adalah pidana dengan Undang-undang khusus di

luar KUHP. Terutama didalam bidang Tindak Pidana

Korupsi (TIPIKOR).

Pidana khusus juga mempunyai tugas yaitu penerimaan

laporan yang khususnya Tindak Pidana korupsi di

Kabupaten Simalungun, setelah diterima laporan tersebut

maka dilakukanlah Penyelidikan perkara Tipikor yang

dilaporkan, setelah terbukti akan adanya Tindak Pidana

Korupsi (Tipikor) maka dinaikkanlah tahapannya menjadi

25

tahap Penyidikan. Setelah setelah di tahap penyidikan

dan dikumpulkan bukti-bukti beserta saksi-saksi yang

bersangkutan maka berkas perkara pun siap untuk

dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Medan. Setelah

dilakukan pelimpahan maka dimulailah sidang penuntutan

yang dilakukan oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam

bidang tindak Pidana Khusus (Pidsus) hingga mencapai

pada keputusan hakim yang telah inkrach (mempunyai

kekuatan hukum tetap).

Mekanisme kerja bagian Pidsus adalah sebagai berikut:

a. Laporan (dari LSM, masyarakat, dan posisi)

b. Penyelidikan (form surat P.2)

c. Penyidikan (form surat P.8)

d. Tahap 2 : pelimpahan berkas ke tingkat penuntutan

(P.21)

e. Jalan sidang dan perpanjangan penahanan jika

dilakukan penahanan

f. Membuat surat panggilan saksi-saksi dan terdakwa

g. Pelaksanaan hasil putusan Pengadilan Negeri (PN),

PT, MA, TIPIKOR

h. Eksekusi terpidana

26

Dan pelaksanaan tahap demi tahap ada beberapa

prosedur administrasi yang harus dilengkapi untuk

kemudian dapat diberkaskan, yakni:

1. Membuat surat telaah.

2. Membuat surat perintah penyelidikan.

3. Membuat surat panggilan untuk permintaan keterangan

ditahap penyelidikan (P-4).

4. Membuat laporan penyelidikan (P-5).

5. Setelah masuk tahap penyedikan buatlah surat

panggilan berikutnya untuk permintaan keterangan

saksi dan tersangka yang telah ditetapkan (P-9).

6. Menyiapkan (BA-10), (BA-15), (BA-18), (P-16), (P-

21), (P-24), (P-29), (T-7) dan checklist untuk

melaksanakan pelimpahan berkas ke tahap 2 yang mana

akan digunakan untuk keperluan sidang nantinya.

7. Membuat P-37 dan P-38 untuk melakukan panggilan

terhadap saksi-saksi dan tersangka yang telah

ditetapkan untuk persidangan penuntutan.

8. Membuat surat tuntutan (P-42).

9. Dan setelah ditetapkan keputusan akan pidana yang

ditetapkan terhadap terdakwa maka segara melakukan

27

eksekusi dengan administrasi surat berupa (P-44),

(BA-21), (P-48), (BA-8), (D-3).

Dan selain hal-hal tersebut di atas Pidana Khusus

(Pidsus) juga harus membuat laporan langsung ke

Kejaksaan Tinggi SUMUT berupa laporan bulanan juga

mengisi buku-buku registrasi Pidsus yang diketahui oleh

Kepala Kejaksaan Negeri Siantar, diteliti Kasi Pidsus

dan diregister oleh pegawai khusus di Pidsus.

5. Perdata dan Tata Usaha Negara (PERDATUN)

Perdata dan tata usaha negara dikepalai oleh

seorang kepala seksi yang disebut Kasi Datun. Perdata

dan tata usaha negara adalah bidang yang menangani

permasalahan hukum perdata dan tata usaha negara.

Dalam melaksankan tugasnya, seksi perdata dan tata

usaha negara menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis dibidang

perdata dan tata usaha negara berupa pemberian

bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis.

28

b. Pengendalian kegiatan penegakan hukum, bantuan

pertimabangan dan mewakili kepentingan negara dan

pemerintah.

c. Pelaksanaan gugatan uang pengganti atas putusan

pengadilan, gugatan ganti kerugian dan tindakan hukum

lin terhadap perbuatan yang melawan hukum yang

merugikan keuangan negara.

d. Pemberian bantuan hukum terhadap masyarakat yang

menyangkut pemulihan dan perlindungan hak dengan

memperhatikan kepentingan hukum sepanjang negara atau

pemerintah tidak menjadi tergugat.

e. Pelaksanaan tindakan hukum di dalam maupun di luar

pengadilan mewakili kepentingan keperdataan dari

negara pemerintah dan masyarakat baik berdasarkan

jabatan maupun kuasa khusus.

f. Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi

terkait serta memberikan bimbingan dan petunjuk

teknis dalam penanganan masalah perdata dan tata

usaha negara di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang

bersangkutan.

29

g. Pemberian saran konsepsi tentang pendapat dan atau

pertimbangan hukum Jaksa Agung mengenai perkara

perdata dan tata usaha negara dan masalah hukum lain

dalam kebijakan penegakan hukum. Peningkatan

kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian

aparat tindak pidana khusus di daerah hukum Kejaksaan

Negeri yang bersangkutan.

2.3 Mekanisme Sistem yang sedang berjalan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis

selama melaksanakan kegiatan PKL dapat disimpulkan

bahwa mekanisme sistem yang sedang berjalan pada

Kejaksaan Negeri Siantar dibidang pendataan pegawai

dalam pengolahan data yang sudah menggunakan

komputerisasi. Dan sebagiannya lagi masih berupa

berkas-berkas yang disimpan pada dosir-dosir.

Adapun program yang digunakan dalam pengolahan data

yaitu :

1. Microsoft Word : digunakan untuk membuat laporan

data-data pegawai, membuat laporan-laporan kasus-

kasus dan perkara-perkara, membuat surat.

30

2. Microsoft Excel : digunakan untuk membuat tabel

pegawai, laporan bulanan penerimaan kas, laporan

mingguan kehadiran kepegawaian dan data-data absensi

kepegwaian.