Laporan PKL To Lon Sum

55
KATA PENGANTAR Alhamdulillah penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini dengan baik. Tujuan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk memenuhi kurikulum semester VII (tujuh) untuk jurusan Tekinik Informatika STMIK Potensi Utama Medan, yang wajib dilaksanakan dan sebagai salah satu persyaratan untuk menyusun Skripsi. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan secara aktual (langsung) di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Selama proses menyusun laporan ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan maupun bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: i

Transcript of Laporan PKL To Lon Sum

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan

kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan dan

menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini dengan baik.

Tujuan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah

untuk memenuhi kurikulum semester VII (tujuh) untuk jurusan

Tekinik Informatika STMIK Potensi Utama Medan, yang wajib

dilaksanakan dan sebagai salah satu persyaratan untuk

menyusun Skripsi. Laporan ini disusun berdasarkan hasil

pengamatan secara aktual (langsung) di PT. PP. London

Sumatra Indonesia Tbk.

Selama proses menyusun laporan ini penulis telah banyak

mendapatkan bimbingan maupun bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

i

1. Ibu Fitriana Harahap, S.Kom, selaku Pembimbing sekaligus

Seketaris Pogram Studi Teknik Informatika STMIK Potensi

Utama yang telah memberi arahan dan masukan yang berguna

bagi penulis tentang bagaimana cara penulisan laporan yang

baik.

2. Bapak Bob Subhan Riza, ST, selaku Ketua Yayasan Potensi

Utama Medan.

3. Ibu Rika Rosnelly, SH, M.Kom, selaku Ketua STMIK Potensi

Utama Medan.

4. Ibu Lili Tanti, M.Kom, selaku Wakil Ketua I STMIK

Potensi Utama Medan.

5. Bapak Budi Triandi , M.Kom Selaku Ketua Prodi Teknik

Informatika STMIK Potensi Utama Medan.

6. Kepada Ibu Hamimah, selaku pembimbing lapangan yang

telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis dalam

menyusun laporan ini.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua, kakak dan abang yang

telah membimbing dan memberikan dorongan serta bantuan baik

do’a maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan ini.

ii

8. Kepada teman-teman saya Joinnes Sahala Sihotang, Chandra

Manurung, Mulyadi Rahmansyah, Muhammad Muslim, Syafrizal,

anwar Siddiq Angkat dan Kak Mei yang telah memberikan

bantuan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini.

9. Kepada Seluruh teman-teman TI-D Pagi stambuk 2010 di STMIK

POTENSI UTAMA.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa

masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan laporan ini agar lebih bermanfaat bagi penulis

dan bagi kita semua.

Medan, 24 Februari 2014

Penulis

Masriyanto

iii

1010000294

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................... i

DAFTAR ISI ..................................... iii

DAFTAR GAMBAR .................................... v

BAB I. .................................PENDAHULUAN 1

I.1. Latar Belakang Peraktek Kerja Lapangan. 1

I.2. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan... 2

I.2.1. Identifikasi Masalah ............. 3

I.2.2. Rumusan Masalah .................. 3

I.2.3. Batasan Masalah .................. 4

I.3. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan 4

I.3.1. Tujuan............................ 4

I.3.2. Manfaat........................... 4

I.4. Metode Pengumpulan Data ............... 5

I.5. Lokasi Pelaksanaan PKL ................ 6

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................. 7

iv

II.1. Sejarah Singkat Perusahaan ........... 7

II.1.1 Jenis Usaha ................. 9

II.1.2 Kinerja Usaha Terkini ...... 10

II.2. Struktur Organisasi ................. 15

II.3. Bidang Kerja ........................ 18

II.4. Mekanisme Sistem yang Berjalan....... 20

BAB III. ANALISA DAN PEMBAHASAN ................. 22

III.1. Analisa Masalah .................... 22

III.1.1. Analisa Input ................ 22

III.1.2. Analisa Proses ............... 23

III.1.3. Analisa Output ............... 25

III.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan ...... 25

III.3. Strategi Pemecahan Masalah ......... 26

III.4. Perancangan ........................ 26

III.4.1. Konteks Diagram ............. 26

III.4.2. Data Flow Diagram (DFD) ..... 28

v

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................... 31

IV.1. Kesimpulan .......................... 31

IV.2. Saran ............................... 32

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. ......................................Struktur

Organisasi................................. 17

Gambar III.1........................................Flow Of

Document Proses Absensi Pegawai..................... 24

Gambar III.2. ......................................Diagram

Konteks .........................................27

Gambar III.3. ......................................Data

Flow Diagram (DFD) Level 1.......................... 29

vi

ANALISIS SISTEM INFORMASI DATA ABSENSI PEGAWAI PADA

PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA TBK

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

vii

Oleh:

MASRIYANTONIM.1010000294

JENJANG PENDIDIKAN STRATA IPROGRAM STUDI TEKNK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTERSTMIK POTENSI UTAMA

MEDAN2014

viii

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Perkembangan teknologi sangat dianjurkan terutama di

bidang teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari tahun ke

tahun terus meningkat. Banyaknya permintaan dari pengguna

jasa terhadap telekomunikasi mendorong para pembuat teknologi

berlomba-lomba menciptakan teknologi terbaru yang memiliki

kualitas yang baik dan handal. Teknologi telekomunikasi

merupakan teknologi dalam transmisi data yang sedang

berkembang sangat pesat hampir di seluruh belahan dunia.

Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Strata I Teknik Informatika Komputer

di STMIK POTENSI UTAMA. Melalui praktek kerja lapangan ini

mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara

berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah

pengetahuaan mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa

ix

disiplin dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang

ditugaskan kepadanya. Oleh karena itu semua teori-teori yang

dipelajari dari berbagai mata kuliah di jurusan Teknik

Informatika pada STMIK POTENSI UTAMA dapat secara langsung

dipraktekkan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk terutama

yang berhubungan dengan komputer. Maka mahasiswa diharuskan

menjalani praktek kerja lapangan di instansi pemerintah atau

perusahaan swasta sebagai salah satu syarat yang harus

dipenuhi sebelum menyelesaikan studinya. Dalam rangka itulah

maka STMIK POTENSI UTAMA mewajibkan mahasiswanya

untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.

Sistem adalah kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen

atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling

berinteraksi, saling tergantung satu sama lain. Manfaat

Sistem yaitu untuk menyatukan atau menginteraksi semua unsur

yang ada dalam ruang lingkup, dimana komponen-komponen

tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Komponen atau sub

sistem harus saling berinteraksi dan saling berhubungan untuk

membentuk satu kesatuan sehingga sasaran dan tujuan dari

sistem tersebut dapat tercapai. Maka penulis menganggap

2

x

penting untuk mengambil judul  laporan Praktek Kerja Lapangan

( PKL ) yaitu “Analisis Sistem Informasi Data Absensi Pegawai

pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk “.

I.2. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Adapun ruang lingkup Analisis sistem informasi data

absensi pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk,

antara lain :

1. Menjelaskan karakteristik Analisis sistem informasi data

absensi pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

2. Menjelaskan data-data pegawai pada PT. PP. London Sumatra

Indonesia Tbk.

3. Sumber data yang digunakan berdasarkan sistem informasi

absensi pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

I.2.1. Identifikasi Masalah

3

xi

Adapun Identifikasi Masalah yang ditemukan penulis selama

melakukan riset di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

adalah sebagai berikut:

1. Sistem absensi pegawai tidak tetap (sistem kontrak) masih

bersifat manual, sedangkan bagi pegawai tetap menggunakan

fingerprint dalam absensinya. Sehingga sistem informasi

yang berjalan tidak efektif dan efesien karena tidak

seragamnya penggunaan sistem fingerprint pada setiap

pegawai di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

2. Penyimpanan laporan data-data absensi pegawai tidak

terorganisir dengan baik karena ketidaksamaan dalam sistem

absensinya.

3. Perhitungan jam kerja pegawai kurang akurat, karena masih

menggunakan sistem absensi yang tidak sama pada setiap

pegawai sehingga banyak data yang hilang dan tidak sesuai.

I.2.2. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan Praktek Lapangan kerja ini, penulis

mencoba mencakup permasalahan yang ada dalam perusahaan

seperti:

xii

1. Bagaimana merancang sistem informasi absensi pegawai

secara efesien dan akurat dalam pengolahan datanya?

2. Bagaimana penyimpanan laporan data-data absensi pegawai?

3. Bagaimana perhitungan jam kerja di PT. PP. London Sumatra

Indonesia Tbk?

I.2.3. Batasan Masalah

Bertolak dari rumusan masalah di atas maka penulis dapat

menyimpulkan beberapa batasan-batasan masalah diantaranya:

1. Sistem informasi absensi ini hanya untuk pegawai PT. PP.

London Sumatra Indonesia Tbk.

2. Mengubah sistem absensi pegawai dari manual menjadi sistem

fingerprint.

3. Input data absensi menggunakan fingerprint.

I.3. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan

I.3.1. Tujuan

4

xiii

Adapun tujuan PKL yang dilaksanakan oleh Mahasiswa STMIK

Potensi Utama Medan, adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui sistem yang sedang berjalan mengenai sistem

absensi pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

b. Menganalisis sebuah sistem informasi absensi pegawai pada

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk dengan sistem

fingerprint.

c. Untuk mengetahui bagaimana sebuah program database dapat

membantu penyimpanan dan penyampaian informasi tentang

data absensi pegawai dengan cepat dan akurat.

I.3.2. Manfaat

Selain mempunyai tujuan-tujuan, praktek kerja lapangan

juga mempunyai manfaat-manfaat yang berguna bagi mahasiswa,

antara lain :

a. Dapat memahami dan mengetahui secara langsung proses dan

prosedur kerja sistem absensi pegawai yang menggunakan

sistem fingerprint.

b. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam

mengatasi permasalahan yang ada.

5

xiv

I.4. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik penggumpulan data yang penulis gunakan

untuk mengumpulkan data dan fakta dilapangan antara lain

adalah :

1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu metode penelitian

yang dilakukan dengan peninjauan langsung ke lokasi

penelitian melalui langkah-langkah berikut :

a. Metode pengamatan (observation research) yaitu saya

mengadakan pengamatan langsung pada PT. PP. London

Sumatra Indonesia Tbk. Metode ini dilakukan untuk

mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang

sangat penting yang dapat membantu langkah selanjutnya

dalam rangka pembangunan sistem informasi. Hasil

pengamatan yang saya dapat yaitu ketidaksamaan dalam

sistem absensi pada pegawai tetap dan pegawai tidak

tetap di perusahaan tersebut.

b. Metode wawancara (interview research), wawancara ini

dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi langsung

dengan orang-orang yang mempunyai peranan penting di

perusahaan tersebut yaitu: Pegawai, Kepala Departemen IT

xv

dan bagian HRD (Human Resource Development) yang

memberikan informasi yang berhubungan dengan sistem

absensi pegawai. Saya melakukan wawancara kepada Bapak

Razali sebagai salah satu pegawai di Departemen IT.

Adapun pertanyaan saya pada saat wawancara, yaitu:

1) Bagaimana sistem absensi pegawai yang sedang

berjalan di perusahaan ini?

2) Apakah semua pegawai di perusahaan ini sudah

menggunakan sistem absensi yang sama?

3) Apakah ada perbedaan sistem absensi pada pegawai

tetap dan pegawai tidak tetap diperusahaan ini?

2. Penelitian pustaka (library research), sebuah metode penelitian

berdasarkan kepustakaan yang dilakukan penulis dengan cara

membaca buku literatur yang berhubungan dengan Analisa

Sistem. Penulis melampirkan buku yaitu (Tata Sutabri, S.

Kom., MM “Analisa Sistem Informasi”, Andi).

I.5. Waktu dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Adapun pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini

berlangsung selama empat minggu, dimulai tanggal 16 September

6

xvi

s/d 16 Oktober 2013, Praktek Kerja Lapangan (PKL)

dilaksanakan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Praktek

Kerja Lapangan ini dilakukan sebagaimana para staf/pegawai

masuk kerja yaitu dari pagi pukul 08.00 Wib sampai dengan

pukul 16.30 Wib.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II.1. Sejarah Singkat Perusahaan

xvii

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang berkantor

di jalan Jenderal Ahmad Yani NO. 2 Medan-Sumatera Utara pada

tahun 1904, berdasarkan Akta Notaris Raden Kadirman No. 93

tanggal 18 Desember 1963. Akta pendirian ini disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan

No.J.A5/ 121/ 20 Tanggal 14 September 1963, tambahan No. 531.

Perusahaan ini mengelola bermacam-macam usaha antara lain:

1. Industri dan Bahan kimia

2. Perkebunan

3. Pauls (yang terdiri dari bermacam-macam dagang)

4. Perdagangan umum Internasional.

Semua usaha di atas tersebar di seluruh dunia tetapi

untuk di Indonesia perusahaan ini hanya bergerak di bidang

perkebunan saja. Harrison dan Crosfield mulai beroperasi di

Indonesia sejak tahun 1906 dan perkebunan ini pada mulanya

merupakan bekas hak konsesi berdasarkan perjanjian antara

Zelf B Elstuut dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd,

yang disahkan residen Sumatera Timur.

xviii

Untuk memperluas usahanya pada tahun 1962 sampai 1963

perusahaan ini menggabungkan diri dengan perusahaan

perkebunan di Sumatera Utara. Dengan demikian penggabungan

kedua perusahaan ini terbentuk PT. PP. London Sumatra

Indonesia Tbk. Pada masa konfrontasi dengan Malaysia, terjadi

konflik antara pemerintah Inggris dengan Indonesia yang

menyebabkan kaum buruh perkebunan dan pemerintah Republik

Indonesia berinisiatif mengambil alih kepengurusan

perusahaanuntuk meneruskan aktivitas yang terkendala.

Selanjutnya pada tahun 1964 kepengurusan ini diserahkan

kepada badan pengawas pemerintah daerah. Tetapi dalam tahun

tersebut terjadi lagi perubahan berdasarkan ketetapan

Presiden No.6 tahun 1964 diadakan perjanjian ini mulai

berlaku tanggal 20 Maret 1968.

Isi perjanjian tersebut adalah:

1. Pengambilan hak milik kepada Harrison dan Crosfield Ltd

di Sumatera Utara.

2. Kerjasama di bidang perkebunan karet, kelapa sawit,

proyek pertanian lainnya dan proyek bahan pangan.

Perjanjian berdasarkan:

78

xix

1. Instruksi Presidium Kabinet No.28/ U/ IN/ 12/ 1966,

tanggal 12 Desember 1966 dan semua peraturan lain yang

berhubungan dengan pengendalian perusahaan-perusahaan

asing.

2. Undang-undang No. 1 Tahun 1967 mengenai Penanaman Modal

Asing Indonesia.

Anggaran Dasar Perseroan mengalami beberapa kali

perubahan. Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 25 Juli

1967, sehubungan dengan perubahan Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan surat keputusan No.C2-6275. HT. 01. 04 tahun

1997. Sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perseroan

sebagaimana diatur oleh Undang-Undang No.1/ 1995, perubahan

nama perusahaan menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

Serta perubahan tempat kedudukan perusahaan menjadi di

Jakarta.

Perusahaan ini mengelola hak tanah perkebunan yang

disebut Hak Guna Usaha (HGU), berlaku selama 30 tahun dengan

obsi pembaharuan. Semua Hak Guna Usaha berakhir tahun 1998.

Pada tanggal 31 Desember 1997 perusahaan telah memperoleh

9

xx

kembali perpanjangan Hak Guna Usaha selama 25 tahun hingga

tahun 2003.

II.1.1. Jenis Usaha

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. (PT. LONSUM)

merupakan salah satu perkebunan yang masih membudidayakan

tanaman karet selain kelapa sawit, kakao, teh, kopi dan

sebagai produsen benih kelapa sawit dan kakao. Operasional

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. bergerak dalam bidang

perkebunan yang terdiri dari: Perkebunan kepala sawit,

Perkebunan Karet, Perkebunan Coklat, Perkebunan Kopi,

Perkebunan Kelapa, dan Perkebunan Teh.

Perkebunan-perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan ini

tersebar diberbagai daerah-daerah yaitu:

1. Daerah Langkat (Kebun Turangie, Kebun Namu Tongan, Kebun

Pulau Rambong, Kebun Bungara).

2. Daerah Serdang (Kebun Bagerpang, Kebun Sei. Merah).

3. Daerah Rampah (Kebun Rambong Sialang, Kebun Sei. Bulan,

Kebun Bah Bulian).

xxi

4. Daerah Asahan, Kebun Gunung Melayu).

5. Daerah Pulau Jawa (Kebun Kertasari, Kebun Baambessie).

6. Daerah Sulawesi (Kebun Balambessie, Kebun Palang Isang).

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. juga melakukan

pengelolahan yang dilakukan dibeberapa pabrik yang terdapat

ditiap-tiap daerah. Hal ini bertujuan untuk mencapai

effisiensi kerja yang menghemat biaya angkutan. Hasil

perkebunan dan pengolahan dari pabrik-pabrik yang akan dijual

keluar negri maupun dalam negri terdiri dari: minyak kelapa

sawit, biji kelapa sawit, coklat, kopra dan teh.

II.1.2. Kinerja Usaha Terkini

1. Produksi

Tingkat rata-rata rendemen CPO Lonsum pada tahun 2008,

merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Kegiatan

operasional Lonsum mencakup pengelolaan perkebunan dari tahap

pengembangan hingga tahap produksi; pengoperasian pabrik

pengolahan minyak sawit dan produk turunan sawit, karet

remah, biji kakao, kopi dan teh, engineering dan sistem

pengelolaan proyek maupun pengendalian seluruh kegiatan

10

xxii

perkebunan dan pabrik pengolahan, termasuk prasarana

pendukungnya seperti jalan, perumahan dan sarana umum di

sekitar perkebunan. Selain itu, Lonsum juga mengoperasikan

fasilitas penelitian dan pengembangan yang berkonsentrasi

pada kegiatan pembibitan dan persemaian, proteksi tanaman,

serta pengendalian dampak lingkungan dan pencapaian proses

pengembangan yang berkelanjutan.

a) Lahan perkebunan

Sejak tahun 2008 Lonsum telah mulai mengelola kembali

lahan-lahan perkebunan sawit dan karet yang sempat

terabaikan. Lonsum memiliki dan mengoperasikan areal

perkebunan seluas 65.578 hektar yang tersebar di

berbagai penjuru nusantara, dan kini tengah mengupayakan

pengembangan perkebunan plasma seluas 31.553 hektar,

yang hasilnya akan diolah di pabrik Lonsum sesuai dengan

perjanjian kontrak.

Perkebunan kelapa sawit merupakan lahan usaha Lonsum

terbesar, dengan luas areal 41.870 hektar di Sumatera

Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Perkebunan

karet meliputi lahan seluas lebih dari 17.600 hektar

11

xxiii

terutama terletak di Sumatera Utara, Sumatera Selatan

dan Sulawesi Selatan. Perkebunan kakao mencakup areal

seluas kurang lebih 4.400 hektar dari lahan yang

ditanami, dan perkebunan teh seluas hampir 600 hektar di

dataran tinggi Jawa Barat yang subur

Lebih dari 85% keseluruhan areal perkebunan karet,

kakao dan teh berada pada tahap menghasilkan. Sementara

27.359 hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara

merupakan kebun produktif dengan prasarana yang sudah

tertata rapi. Sisanya seluas 9.277 hektar sebagian besar

merupakan perkebunan kelapa sawit yang baru mulai matang

dalam berbagai tahap pengembangan di Sumatera Selatan

dan Kalimantan Timur.

Langkah konkrit ke arah sasaran tersebut di atas

adalah membagi perkebunan Lonsum menjadi beberapa

Strategic Business Unit (SBU) dan menempatkan seorang

General Manager (GM) yang bertanggung jawab atas sasaran

kinerja masing-masing SBU. Pada tahun 2008, Perseroan

menambah empat GM yang ditunjuk berdasarkan proses

seleksi yang ketat, sehingga jumlah keseluruhan GM

xxiv

menjadi sepuluh pada akhir tahun tersebut. Salah seorang

GM juga memiliki tanggung jawab fungsional guna

mengelola kebun sawit plasma Perseroan yang luas di

Sumatera Selatan. Prioritas utama dalam waktu dekat

adalah memecahkan berbagai masalah pertanahan yang

diwarisi. Sebuah studi dilakukan sejak akhir tahun guna

mengupayakan terobosan dalam skema usaha plasma agar

b) Pengiriman Tepat Waktu

Salah satu tujuan utama pendekatan baru ini adalah

untuk menyatukan berbagai elemen dalam sistem

transportasi dan penyimpanan ke dalam landasan terpadu

menyeluruh. Dengan landasan semacam ini tidak hanya akan

meningkatkan efektivitas dalam pengiriman komoditas

Lonsum, namun juga dalam pengiriman serta penyimpanan

pupuk, peralatan dan suku cadang pabrik, bahan bakar

solar, dan segala yang dibutuhkan oleh perkebunan.

2. Pemasaran

Selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais

di Palembang menjadi awal upaya Lonsum mengalihkan basis

12

xxv

penjualan CPO dari ex-pabrik menjadi ex-tangki timbun, yang

lebih menguntungkan. Komoditas yang dipasarkan Lonsum

merupakan hasil dari perkebunan yang dikelolanya sendiri,

yaitu produk.

3. Penjualan

Keunggulan Lonsum dalam hal mutu dan penyediaan produk

memungkinkan Perseroan memperoleh pembiayaan penjualan yang

menguntungkan dengan jaminan piutang Perseroan.

a) Kantor Pemasaran Singapura

Di tahun 2008 Lonsum mengkoordinasikan seluruh kegiatan

pemasaran dan penjualannya melalui kantor Singapura,

mengerahkan segenap daya untuk mengembangkan pangsanya

di pasar internasional. Lonsum tengah membangun kembali

reputasinya sebagai pemasok andal produk kelapa sawit,

karet, kakao dan teh, terutama melayani pembeli dari

kalangan industri seperti pialang komoditas global,

perusahaan pengolah makanan dan sebagainya.

b) Penjualan CPO

13

xxvi

Pada tahun 2008 Lonsum berhasil melakukan diversifikasi

pemasaran CPO sehingga mampu meningkatkan jumlah

pelanggan. Perkembangan ini berawal dari selesainya

pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di

Palembang, yang merupakan langkah awal upaya Lonsum

mengalihkan metode penjualan CPO di Sumatera Selatan

dari ex-pabrik ke ex-tangki timbun. Hasilnya, kami mampu

menambah jumlah pelanggan secara signifikan serta

menikmati keuntungan dari perolehan harga pasar CPO yang

berlaku.

c) Penjualan Komoditas Lainnya

Penjualan karet, kakao dan teh di sepanjang tahun 2008

menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan meskipun

masing-masing komoditas ini memiliki prospek yang

berbeda. Permintaan akan produk karet alam sedikit

menurun akibat lesunya pasar otomotif di Cina, yang

merupakan pasar karet alam terbesar di dunia. Sementara

melonjaknya harga minyak bumi belakangan ini, tidak

mempengaruhi stabilitas harga karet alam, berbeda dengan

harga karet sintetis yang terbawa naik. Bumi belakangan

xxvii

ini, tidak mempengaruhi stabilitas harga karet alam,

berbeda dengan harga karet sintetis yang terbawa naik.

4. Penanganan Logistik

Pengelolaan informasi dan peningkatan sisi keamanan akan

menjadi salah satu fitur utama penanganan logistik dan

transportasi terpadu.Pengelolaan logistik yang baik dan

benar, terutama dalam hal penanganan dan pengiriman tandan

buah segar kelapa sawit (TBS) dari perkebunan ke pabrik

pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun,

sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang

sampai ke tangan pelanggan.

Mutu CPO sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam

lemak bebas (FFA), di mana kadar FFA akan meningkat apabila

TBS tidak ditangani secara benar, atau terlambat waktu

pengirimannya ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari

pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi biaya

operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan.

Mutu CPO sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam

lemak bebas (FFA), di mana kadar FFA akan meningkat apabila

14

xxviii

TBS tidak ditangani secara benar, atau terlambat waktu

pengirimannya ke pabrik.

Untuk itu, Lonsum berencana untuk merombak pengelolaan

logistiknya melalui pengembangan sistem terpadu yang

memungkinkan Perseroan untuk melakukan pengiriman tepat

waktu, hemat biaya, namun tetap aman.

Pada tahun 2008, Lonsum diuntungkan oleh perubahan

penyerahan CPO dari ex-pabrik ke ex-tangki timbun, dengan

berkurangnya rata-rata stok CPO di pabrik. Hal ini dapat

menekan biaya penyimpanan selain juga risiko penurunan mutu

CPO.Upaya penanganan dan pengelolaan transportasi maupun

logistik terpadu akan meningkatkan keunggulan Lonsum dengan

semakin pendeknya jalur distribusi sebagaimana telah

diupayakan untuk produk CPO. Inisiatif ini akan mulai

dijalankan pada tahun 2008 di mana Lonsum akan menggunakan

pendekatan yang sama sekali baru dalam menangani transportasi

maupun logistik dengan berbagai keunggulan strategis.

Sebagai langkah awal, Lonsum akan melakukan investasi

pada pengadaan armada truk maupun tongkang, yang sepenuhnya

akan dikendalikan oleh Perseroan. Armada pengangkutan Lonsum

xxix

akan dilengkapi dengan sistem navigasi satelit (GPS) agar

mobilitas masing-masing kendaraan dapat dipantau setiap saat.

Peningkatan pengelolaan sistem informasi dan pengamanan akan

menjadi salah satu fitur utama dalam penanganan logistik dan

transportasi terpadu, dan merupakan suatu prioritas Rencana

cetak biru bagi pengembangan teknologi informasi Lonsum yang

baru juga telah mencakup sistem informasi manajemen yang

menunjang kegiatan logistik terpadu.

5. Kinerja Saham LSIP & Perkebunan di BEJ

LSIP kembali terpilih menjadi salah satu saham pilihan

yang membentuk indeks harga saham LQ45 BEJ. Biro Direksi

Lonsum mengelola komunikasi internal maupun eskternal

Perseroan.

Kebijakan dan prosedur tata kelola perusahaan di

lingkungan Lonsum diterapkan serta dipantau oleh Biro Direksi

di bawah kendali langsung Presiden Direktur. Selain aspek

tata kelola, Direktorat tersebut juga mengawasi empat

departemen lainnya, yaitu Departemen Komunikasi Perusahaan,

15

xxx

Hubungan Investor, Sekretaris Perusahaan dan Hukum, serta

Hubungan Pemerintahan dan Kemasyarakatan.

II.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting

dalam suatu organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur

organisasi diantaranya adalah untuk pembagian wewenang,

menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem

komunikasi. Dengan demikian, kegiatan yang dalam suatu

perusahaan disusun teratur sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu

perusahaan selalu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

Untuk menetapkan suatu struktur organisasi harus dillihat

sesuai perusahaan dan lingkup kebutuhan perusahaan yang

menggunakannya. Struktur organisasi sangat berpengaruh dalam

mencapai tujuan perusahaan. Jika struktur organisasi dapat

dibentuk dengan tepat dapat mendukung pencapaian tujuan

usaha. Tetapi jika sebaliknya maka akan terjadi

ketidakteraturan Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan

16

xxxi

kegiatan kantor dan usaha sehingga akan sangat berpengaruh

pada hasil usaha.

Adapun struktur organisasi yang akan digunakan pada PT.

PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah struktur organisasi garis

yang pelimpah wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari

pimpinan tertinggi kepada para bagian atau departemen di

bawahnya dan kemudian dilanjutkan kepada unit bawah

departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur

organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat

diperoleh keuntungan sebagai berikut:

1. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam

perusahaan.

2. Mendapat ketegasan fungsi dan tanggunng jawab dari

masing-masing karyawan.

3. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.

4. Terhindarnya konflik dalam pelaksanaan proses kegiatan

kerja.

Adapun strukutur organisasi pada perusahaan PT. PP.

London Sumatra Indonesia Tbk dapat di lihat pada gambar II.1.

xxxii

STRU

KTUR

ORG

ANISAS

I PT

. PP.

LOND

ON SUMAT

RA INDONES

IA Tbk

Gambar II.1.

Struktur

Organi

sasi

Sum

ber :

PT.

PP.

Lond

on S

umat

ra In

done

sia T

bk

17

xxxiii

II.3. Bidang Kerja

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian atau

departemen pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk dapat

diketahui sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

a) Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan atau

program kerja yang diajukan Presiden Direktur.

b) Menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Presiden

Direktur dalam menggunakan cadangan dana menurut cara

yang terbaik.

c) Mengawasi jalannya perseroan.

2. Presiden Direktur

a) Membuat perencanaan kerja.

b) Menyusun kebijaksanaan dan strategi perusahaan.

3. Direktur Produksi

a) Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan dan

pengaturan bidang produksi, baik kualitas maupun

kuantitas.

b) Membawahi semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian

produksi.

1

xxxiv

4. Direktur Keuangan

a) Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.

b) Mengontrol pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian

keuangan.

5. Direktur Tanaman

a) Mengadakan pengawasan kepada inspektur lapangan terhadap

kepincangan yang terjadi dan dilakukan oleh staff dalam

menjalankan tugas.

b) Mengadakan pengawasan data dari perkebunan.

6. Direktur Manajemen

a) Mengadakan perencanaan tenaga kerja, pendidikan,

kenaikan pangkat, pemberhentian staff dan karyawan.

b) Mengurus segala urusan kesekretariatan.

c) Bertindak sebagai Publik Relation perusahaan.

7. Estate Departement

a) Membuat laporan tahunan, bulanan dan laporan rutin.

b) Mengatur peredaran uang tunai.

c) Mengatur pemakaian modal.

8. Training Sector

a) Melaksanakan training untuk para staff dan karyawan.

19

xxxv

b) Menyusun perencanaan kebutuhan training.

9. Enginering Departement

a) Pembelian barang untuk pabrik.

b) Pemeliharaan mesin-mesin.

c) Membuat peta lokasi pabrik dan kebun.

10. Internal Audit

a) Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh aktivitas

perusahaan.

b) Bertanggung jawab penuh kepada direktur utama

perusahaan.

II.4. Mekanisme Sistem Yang Sedang Berlangsung

Adapun mekanisme sistem absensi pegawai yang sedang

berlangsung pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk yaitu

dengan menggunakan sistem fingerprint. Pertama kali untuk

menggunakan mesin fingerprint untuk mengisi absensi pegawai,

maka seorang pegawai harus melakukan registrasi atau

20

xxxvi

penginputan data pribadi pegawai berupa nomor ID, nama,

jabatan, bagian departemen dan scanning sidik jari pegawai,

hal ini digunakan untuk mendapatkan contoh sidik jari yang

kemudian dijadikan template sidik jari kemudian di simpan

dalam database yang tersimpan dalam chip penyimpanan.

Kemudian mesin akan mengidentifikasi sidik jari pada saat

jari ditempelkan pada sensor fingerprint. Mesin akan

mengidentifikasi pola jari yang berupa guratan untuk

dijadikan rumus template kemudian dibandingkan dengan data

yang sudah disimpan pada databese oleh chip pemroses. Selama

verifikasi, template yang tersimpan dibandingkan dengan sidik

jari pegawai yang sedang melakukan scanning untuk konfirmasi

identitas pegawai. Pegawai dapat diverifikasi pada alat

absensi yang sudah mempunyai template sidik jari.

Setelah pegawai melakukan verifikasi dan mendapatkan

hasil, selanjutnya diberikan sinyal pada display apabila

scanning sidik jari pegawai sesuai dengan sidik jari yang

tersimpan pada mesin fingerprint maka sistem akan membaca

data pegawai yang tersimpan pada database mesin kemudian

ditampilkan pada layar berupa nama dan nomor id . Kemudian

xxxvii

mesin akan mencatat jam, tanggal, id pegawai, dan nomor mesin

yang digunakan pegawai untuk melakukan scanning sidik jari

dan menyimpan data absensi tersebut berupa file. Data yang

dihasilkan dari mesin absensi sidik jari berupa record chek

in dan chek out atau log transaksi. Data record akan

dikalkulasi oleh aplikasi yang berisi parameter-parameter

yang telah disesuaikan dengan jadwal kerja pada PT. PP.

London Sumatra Indonesia Tbk. Hasil data absensi pada

akhirnya akan menghasilkan data laporan dari record masuk,

pulang, terlambat, pulang capat sampai total jam kerja sesuai

kebutuhan perusahaan.

21

xxxviii

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

III.1. Analisa Masalah

Laporan ini merupakan hasil dari pengamatan tentang

masalah yang selama ini terjadi saat melakukan kegiatan PKL

di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Dalam hal ini

penulis akan mengemukakan beberapa teori yang berkaitan

dengan masalah yang akan di bahas. Teori yang akan di

kemukakan merupakan dasar untuk meneliti masalah yang akan di

xxxix

hadapi pada saat melakukan kegiatan PKL di PT. PP. London

Sumatara Indonesia, Tbk.

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. merupakan salah

satu perusahaan yang bergerak dalam bidang Agro Bisnis. Dalam

kegiatannyaPT. PP. London Sumatra Indonesia sudah menggunakan

alat FingerPrint dalam sistem absensi pegawainya. Dalam

kegiatan tersebut penulis menemukan masalah pada alat

FingerPrint di perusahaan tersebut, yaitu hasil scanning alat

FingerPrint sangat tergantung daripada kualitas sidik jari.

Untuk itu penulis akan menganalisa dan mencari solusi

masalah absensi dengan menggunakan mesin FingerPrint di PT.

PP. London Sumatra Indonesia, Tbk.

III.1.1. Analisa Input

Untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan maka

perlu di lakukan proses analisa terhadap suatu data menjadi

sumber informasi pada pengolahan data absensi pegawai pada

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. dengan menggunkan

mesin sidik jari (fingerprint).

xl

III.1.2. Analisa Proses

Berikut adalah Flow Of Document absensi pegawai di PT. PP.

London Sumatra Indonesia, Tbk.

22

23

xli

Pegawai Adm.Personalia Penggajian HRD 24

xlii

Gambar : III.1. FOD Proses Absensi Pegawai

Input DataPegawai

DataPegawai

Absensi

RegistrasiI/O PegawaiUntuk Sidik

DataAbsensi

DataAbsen

ID Pegawaidan Sidik

Jari

CetakLaporan

LaporanAbsensi

Lap. AbsYang belum

Lap.Absensi

Yang Sudah

Laporan2

Lap.Absensi

Yang Belum

VerifikasiData

Absensi

xliii

III.1.2. Analisa Output

Data output adalah merupakan data yang berbentuk file

atau dokumen adminstrasi yang di akses melalui alat

FingerPrint.

III.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan

Sistem absensi FingerPrint yang sedang berjalan di PT.

PP. London Sumatra Indonesia Tbk. saat ini mempunyai beberapa

kelebihan dan kekurangan, yaitu :

1. Kelebihan Sistem

Adapun kelebihan di dalam penggunaan sistem absensi

FingerPrint di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk,

yaitu:

1. Dengan menggunakan mesin absensi sidik jari

(FingerPrint) akan membuat karyawan lebih menghargai

waktu dan datang tepat waktu.

2. Ruangan kantor seperti ruangan arsip atau ruangan

lainnya akan aman karena hanya orang yang memiliki

akses yang bisa masuk.

25

xliv

3. Data absensi tersimpan dan tersusun denga rapi

sehingga mudah bagi direktur dan HRD untuk

mengaksesnya.

2. Kekurangan Sistem

Sensor sidik jari tidak dapat mengenali jari yang basah,

maka untuk pegawai yang tangan sering berkeringat akan

sedikit kesulitan saat melakukan absensi pada mesin

FingerPrint.

III.3. Strategi Pemecahan Masalah

Adapun strategi pemecahan masalah dari sistem absensi

sidik jari atau FingerPrint yang ada di PT. PP. London

Sumatra Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut :

a. Petugas teknisi hendaknya mengecek sistem absensi

FingerPrint secara berkala baik terhadap pengkabelan

maupun programnya untuk mencegah timbulnya permasalahan

yang ada di FingerPrint tersebut.

2

xlv

b. Setiap permasalahn yang timbul di FingerPrint hendaknya

agar langsung di konsultasikan ke teknisi agar dapat

penanganan yang cepat dan tepat guna kelancafran proses

absensi di perusahaan tersebut.

c. Penempatan mesin sidik jari atau FingerPrint harus

diperhatikan karena LCD dan sensor mesin FingerPrint

sangat sensitif dengan keadaan yang berudara lembab,

berair dan hindari kontak langsung denga sorotan cahaya

yang berintensitas tinggi seperti cahaya matahri atau

lampu.

III.4. Perancangan

Dalam perancangan prosedur bertujuan untuk memberikan

gambaran yang akan dibangun, serta memberikan gambaran

bagaimana sistem ini bekerja dengan kata lain perancangan

dapat didefinisikan sebagai gambaran/ pembuatan sketsa dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang

berfungsi di dalam perancangan penyusun mengambarkan urutan

langkah-langkah dan tahapan-tahapan untuk menyelesaikan suatu

masalah dengan logis, sederhana dan jelas.

xlvi

III.4.1. Konteks Diagram

Diagram konteks (Contex Diagram) merupakan bagian dari DFD

yang berfungsi untuk memetakan model lingkungan yang

direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili

keseluruhan sistem. Diagram kontek ialah diagram yang

dipergunakan untuk menggambarkan hubungan antar file-file

yang dipergunakan dalam sistem.

Penyimpanan data (Data Store) yang digunakan secara

bersamaan antara sistem dengan terminator. Data ini dapat

dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau

sebaliknya dibuat lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal

ini berarti pembuatan sistem data store dalam diagram konteks

dibenarkan dengan syarat simbol tersebut merupakan bagian

dari lingkungan diluar sistem.

Adapun diagram konteks sistem absensi pegawai dapat

dilihat pada gambar III.4

Pegawai

o

ANALISA SISTEM INFORMASIABSENSI

HRD

ID, nama, jabatan, departement,

Laporan absensi

27

xlvii

Gambar III.2. Diagram Konteks Analisa Sistem Informasi

Absensi

Pegawai pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

Keterangan Konteks Diagram :

1. Karyawan

Melakukan pengaksesan ID, nama, jabatan, departemen, dan

sidik jari ke sistem.

2. Human Resoutce Departemen (HRD)

Membuat laporan absensi pegawai untuk di ACC.

3. Penggajian

Menerima laporan absensi pegawai yang sudah di ACC.

Laporan absensiyang sudah di

Laporan absensi yang

Penggajian

28

xlviii

III.4.2. DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram adalah representasi grafik dari sebuah

sistem, yang menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem,

aliran-aliran data diantara komponen tersebut serta asal

tujuan dan penyimpanan dari data tersebut.

Adapun Data Flow Diagram (DFD) Level 0 yang berjalan pada

Sistem Analisa Absensi adalah sebgaia berikut:

ID, nama, jabatan,departe-ment,

Data Pegaw1.1

Memasukkan DataAbsensi Pegawai

D1 PegawaiPegawai

29

xlix

Gambar III.3. DFD Level 1 Analisa Sistem Absensi Pegawai

D2 Absensi

D3 Verifikasidata

Data

Data

Data Absensi yang

VerifikasiData

Laporan Absensi

Laporan Absensi yang

Verifika-si Data

Data Absen

1.2

MelakukanInput

1.3

Verifikasi DataAbsensi

1.4

Cetak Laporan

HRD

Penggajian

l

Adapun uraian dari DFD (Data Flow Diagram) Level 1 diatas

adalah sebagai berikut:

1. Pegawai melakukan registrasi atau pendaftaran sidik jari

ke bagian Adm.Personalia untuk menindaklanjuti proses

pengabsenan dan menghasilkan data pegawai.

2. Pegawai yang telah melakukan registrasi dapat melakukan

pengabsenan ke mesin sidik jari dan menghasilkan data

absensi.

3. Data absensi akan diverifikasi oleh HRD dan menghasilkan

verifikasi data pegawai.

4. Data absensi yang telah selesai di verifikasi akan di

cetak oleh bagina Adm.Personalia dalam dua rangkap yang

diserahkan penggajian dan Human Resource Departement

(HRD) untuk di ACC.

5. Human Resource Departement (HRD) akan menerima laporan

absensi untuk di ACC dan menyerahkan laporan absensi

tersebut ke penggajian.

6. Penggajian akan menerima laporan absensi yang sudah di

ACC oleh Human Resource Departement (HRD).

30

li

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah di jelaskan pada

bab-bab sebelumnya dapat di tarik kesimpulan dari uraian yang

telah di jelaskan sebelumnya di antaranya sebagai berikut:

1. Dengan bantuan perangkat lunak program aplikasi,

informasi yang dibutuhkan oleh bagian SDM umumnya dan

bagian absensi (Adm.Personalia) khususnya dapat

lii

diperoleh dengan cepat, tepat dan mudah sehingga

efesiensi waktu dan efektifitas kerja dapat terjaga.

2. Sistem informasi absensi dan proses-proses di dalamnya

yang telah terkomputerisasi dapat membantu perusahaan

dalam melakukan proses pengabsenan dalam kinerjanya

sesuai dengan harapan perusahaan.

3. Proses absensi dengan menggunakan alat fingerprint ini

dapat memberikan informasi absensi lebih akurat.

4. Pembuatan penyusunan berupa laporan dapat dilakukan

dengan mudah dan cepat.

IV.2. Saran 31

32

liii

Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. PP.

London Sumatra Indonesia Tbk. dan melihat adanya kelebihan

dan kekurangan pada berbagai sudut pandang, maka penulis

menyarankan agar:

1. Perlu peningkatan dalam hal pemahaman cara kerja mesin

fingerprint bagi semua pegawai yang bekerja di PT. PP.

London Sumatra Indonesia Tbk.

2. Pemeliharaan dan pengembangan sistem harus terus

dilakukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan informasi

di dalam perusahaan dan perkembangan teknologi informasi

(TI), sehingga dapat mencapai hasil yang lebih optimal

pada saat ini maupun masa yang akan datang.

3. Di harapkan memakai sistem fingerprint dalam pengabsenan

seluruh pegawai di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

liv

DAFTAR PUSTAKA

Jogianto H.M, 1989, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan

Terstruktur, edisi kedua, Yogyakarta.

John Burch, 1986, Information System Theory and Practice, edisi

keempat, New york.

Witarto, 2004, Memahami Teknik Infomatika, Cetakan Pertama,

Informatika Bandung.

lv