Laporan PKL Pajak Manado
-
Upload
bogoragriculturaluniversity -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Laporan PKL Pajak Manado
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek kerja lapangan (PKL),merupakan suatu sarana bagi
mahasiswa, untuk mendapatkan pengalaman dan bagaimana gambaran
dari keadaan dunia kerja yang sebenarnya.Melalui sarana ini
mahasiswa diharapkan mampu untuk menerapkan disiplin ilmu yang
telah di pelajari di bangku kuliah.Praktek kerja lapangan bukan
saja hanya tempat untuk magang ,tetapi merupakan suatu sarana
yang pada akhirnya memberikan tantagan tersendiri bagi
mahasiswa.Karena disini mahasiswa bukan saja hanya dituntut untuk
mengaplikasikan teori yang diperoleh dibangku kuliah, tapi juga
bagaimana mengatasi permasalahan pada dunia kerja,yang acap kali
tidak sebidang dengan disiplin ilmu yang digeluti.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama kota Manado merupakan tempat
dimana penulis melaksanakan kegiatan PKL. Kantor Pelayanan Pajak
Pratama ini sendiri merupakan unit kerja dari Direktorat Jendral
Pajak yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat baik yang
telah terdaftar sebagai Wajib pajak maupun tidak.
Pajak penduduk merupakan suatu kewajiban bagi setiap warga negara
Indonesia,terlebih khusus warga Negara yang telah memiliki
penghasilan tetap.Hal ini telah diatur dalam UUD Negara,dalam hal
ini pemerintah.
Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang
dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
2
Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang
telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau
terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam pelaksanaan PKL ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana melayani dan membuat NPWP baru untuk orang pribadi
dan badan
2. Mengetahui cara perekaman PPh Pasal 23 yang baik dan
benar,dengan menggunakan aplikasi database yang telah ada,
dalam hal ini dibuat oleh Direktur Jendral Pajak.
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan dari laporan
ini adalah:
1. Memahami struktur kerja di bidang Ekstensifikasi,
Pelayanan, Pengawasan dan Konsultasi dan bidang Pengolahan
Data dan Informasi.
2. Mendeskripsikan jumlah penerimaan pajak potongan PPh Pasal
23 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado pada Tahun 2012.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Manado.
3
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado merupakan Instansi
Vertikal dibawah Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP)
Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara yang bernaung
dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tugas pokok
dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado adalah melaksnaakan
tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak dalam menghimpun penerimaan
Negara dari sector Perpajakan.
Kantor Pelayanan Pajak berdiri pada tahun 1959, merupakan
pemecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Makassar, dimana pada waktu
itu menggunakan istilah Kantor Inspeksi Keuangan. Untuk daerah
Sulawesi Utara meliputi Sulut dan Sulteng yang dalam perkembangan
selanjutnya pada tahun 1969 diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak
dengan wilayah kerja meliputi Sulut dan Sulteng.
Dengan demikian berkembangnya potensi perekonomian Sulawesi
pada umumnya, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah pada khususnya,
pada tahun 1979 Kantor Inspeksi Pajak Manado oleh Kantor Pusat
dibagi menjadi dua yaitu kantor Inspeksi Pajak Manado dan kantor
Inspeksi Pajak Palu.
Pada tahun 1989 pemerintahan menetapkan penggantian nama
Kantor Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan
demikian berubah pula nama Kantor Inspeksi Pajak Manado menjadi
Kantor Pelayanan Pajak Manado. Kemudian dengan adanya
pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah wajib pajak yang
potensial di wilayah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah maka pada
tahun 1989 dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Manado, Kantor
Pelayanan Pajak Gorontalo, Kantor Pelayanan Pajak Palu dan Kantor
4
Pelayanan Pajak Luwuk. Kemudian pada tanggal 1 Desember 2008 pada
saat pemberlakuan modernisasi perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak
Manado diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado yang
merupakan gabungan dari 3 kantor pajak yakni Kantor Pelayanan
Pajak Manado, kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, serta
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Manado. Wilayah kerja
KPP Pratama Manado meliputi Kota Manado dan Kota Tomohon.
2.1.1 Struktur Organisasi
Pembagian Seksi dan Jabatan Fungsional pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama adalah sebagai berikut : Subbagian Umum, Seksi
Pelayanan, Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi
Ekstensifikasi, Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Ada 3 Seksi
Kepala Kantor
SeksiPengolohanData danInformasi
SubBagianUmum
SeksiPengawasan
danKonsultasiI, II, III
KelompokFungsional
SeksiPelayanan
SeksiEkstensifika
si
SeksiPenagihan Seksi
Pemeriksaandan
Kepatuhaninternal
5
Pengawasan dan Konsultasi), Seksi Penagihan, Seksi Pemeriksaan,
Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak, dan Kelompok Jabatan
Fungsional Penilai.
Deskripsi Kerja Pada Masing – Masing Bidang
a) Seksi Pelayanan
Tugas Pokok dari Seksi Pelayanan adalah :
Memberikan Pelayanan Kepada Wajib Pajak berupa :
Pelayanan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Pelayanan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pelayanan Penyampaian SPT Tahunan
Pelayanan Penyampaian SPT Masa PPN dan PPnBM, dan PPh
b) Seksi PDI (Pengolahan Data dan Informasi)
Tugas dari Seksi PDI adalah mengolah data dan informasi
dari berbagai sumber;
Melakukan Perekaman SPT Tahunan yang telah diterima
dari Wajib Pajak melalui Seksi Pelayanan
Melakukan Perekaman SPT Masa
c) Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :
Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Rumah Tangga
d) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Melakukan Pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam rangka
mengamnakna penerimaan negara
6
e) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
Melakukan Pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam rangka
mengamnakna penerimaan negara
f) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
Melakukan Pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam rangka
mengamnakna penerimaan negara
g) Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
Melakukan tugas tugas pemeriksaan atas dokumen
perpajakan
h) Seksi Penagihan
Melakukan kegiatan administrasi penagihan
Melakukan tindakan penagihan aktif seperti penyampaian
Surat Paksa, Penyitaan, Pemblokiran Rekening, dan
tindakan lain sesuai ketentuan perundangan.
i) Seksi Ekstensifikasi
Menghimpun Penerimaan Negara melalui kegiatan
ekstensifikasi perpajakan
2.1.2 Wilayah Kerja KPP Pratama Manado
Untuk Kota Manado sendiri
terdiri dari 9 Kecamatan
yaitu:
1. Kecamatan Malalayang
2. Kecamatan Sario
3. Kecamatan Wenang
4. Kecamatan Mapanget
5. Kecamatan Singkil
6. Kecamatan Wanea
7. Kecamatan Tikala
7
8. Kecamatan Tuminting
9. Kecamatan Bunaken
Untuk Kota Tomohon terdiri
dari 5 Kecamatan yaitu:
1. Kecamatan Tomohon Utara
2. Kecamatan Tomohon Tengah
3. Kecamatan Tomohon Selatan
4. Kecamatan Tomohon Timur
5. Kecamatan Tomohon Barat
2.2 Definisi Pajak
Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak"
yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran
masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang
langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran
rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra
prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian
dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment.
8
Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., &
Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari
sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran
hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung
dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-
tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya
sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman
ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua
situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu
dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang
dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam
penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan
masyarakat.
Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut
Soemitro merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya
undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara
untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara,
negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut
harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari
pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut
harus berdsarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian
hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib
pajak sebagai pembayar pajak.
9
Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana
telah disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.3 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah
nomor yang diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya.
2.3.1 Pendaftaran Untuk Mendapatkan NPWP
Berdasarkan sistem self assessment setiap Wajib Pajak wajib
mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui
Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak, untuk diberikan NPWP.
Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin
yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah
berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis
berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai
tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib
10
mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas, bila sampai dengan suatu bulan memperoleh
penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri paling
lambat pada akhir bulan berikutnya.
Wajib Pajak Orang Pribadi lainnya yang memerlukan NPWP dapat
mengajukan permohonan untuk memperoleh NPWP.
2.3.2 Fungsi NPWP
Sarana dalam administrasi perpajakan.
Tanda pengenal diri atau Identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.
Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan
administrasi perpajakan.
2.4 Jenis - Jenis Potongan Pajak (PPh)
PPh Pemotongan dan Pemungutan adalah salah satu bentuk teknik
pengumpulan pajak yang mempercayakan pemungutan pajak kepada
pihak ketiga. Pajak Penghasilan yang dipotong atau dipungut pada
hakikatnya adalah pembayaran dimuka. Jumlah pajak yang dipotong
atau dipungut ini nantinya akan menjadi pengurang pajak atau
kredit pajak di SPT Tahunan Wajib Pajak.
11
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh
pihak ketiga sehubungan dengan penghasilan yang diterima oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan (seperti gaji yang
diterima oleh pegawai dipotong oleh perusahaan dimana dia
bekerja).
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh
pihak ketiga sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan
barang, impor barang dan kegiatan usaha di bidang-bidang
tertentu (seperti penyerahan barang oleh rekanan kepada
bendaharawan pemerintah).
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh
pihak ketiga sehubungan dengan penghasilan tertentu seperti :
deviden, bunga, royalty, sewa, dan jasa yang diterima oleh WP
badan dalam negeri, dan BUT.
PPh Pasal 26
12
PPh Pasal 26 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh
pihak ke-3 sehubungan denan penghasilan yang diterima oleh WP
luar negeri.
PPh Pasal 15
Pajak Penghasilan yang dikenakan Atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Tertentu, yaitu :
Perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional,
Perusahaan pelayaran dalam negeri, Perusahaan penerbangan
dalam negeri, Perusahaan asuransi luar negeri, Perusahaan
pengeboran minyak, gas dan panas bumi, Perusahaan dagang
asing, dan Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk
bangun-guna-serah atau BOT (‘BUILD, OPERATE, AND TRANSFER’).
III. PELAKSANAAN PKL
3.1 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan oleh penulis
berlangsung dari tanggal 19 Juni - 2 Agustus 2013. Pelaksanaan
PKL dimulai dari hari senin sampai jumat, dengan jam kerja
dimulai pukul 07.30 – 17.00 WITA.
Kegiatan yang dilakukan selama PKL, yaitu :
1. Menulis akta IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) di seksi
ekstensi.
13
Mencatat kembali akta IMB ke dalam buku agenda pajak
Tahunan dari Tahun 2006 – 2012, yang memiliki luas
bangunan ≥200,00m2.
2. Menulis surat masuk dan keluar, di seksi Waskon 1 (Pengawasan
dan Konsultasi 1).
Mencatat surat masuk yang di terima, kedalam buku agenda
surat masuk KPP Pratama Manado sebagai tanda bukti bahwa
surat yang dikirim ke KPP Pratama Manado telah di terima
dan di tanda tangani oleh kepala seksi / orang yang
bersangkutan.
Sebelum surat keluar di kirim kepada orang yang
bersangkutan, mahasiswa PKL bertugas untuk mencatat surat
keluar ke dalam buku agenda surat keluar untuk di
arsipkan, dan memberikan cap kantor pada setiap surat
keluar.
3. Melayani wajib pajak dalam pembuatan NPWP.
Dalam hal pembuatan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
mahasiswa PKL harus teliti dalam memberitahukan syarat /
ketentuan apa saja yang harus di lengkapi oleh WP (Wajip
Pajak), agar tidak akan terjadi kesalahan dalam mengisi
formulir NPWP.
Syarat yang harus dilengkapi oleh WP untuk membuat NPWP
adalah :
a) Pendaftaran NPWP untuk OP (Orang Pribadi) :
Fotocopy KTP terbaru.
14
Jika domisili, bisa membawa Surat Keterangan
bekerja di Tempat calon WP bekerja.
b) Pendaftaran NPWP untuk Badan :
Fotocopy KTP pimpinan.
Fotocopy NPWP pimpinan.
Akte perusahaan.
Surat keterangan dari Lurah setempat.
Denah lokasi perusahaan / usaha.
4. Perekaman PPh pasal 23 di bagian seksi PDI.
Perekaman data PPh 23 di lakukan dengan cara menginput
Nomor NPWP, Tanggal dan Tahun potongan pajak dari WP yang
akan direkam / input datanya, kemudian setelah muncul
Nomor NPWP lalu cocokan dengan Nomor NPWP yang akan
dirikam datanya. Setelah Nomor NPWP telah cocok lalu
dilanjutkan dengan menginput data yang tertera dalam
berkas Induk dan bukti potongnya.
Dalam menginput data PPh 23 di KPP Pratama Manado tidak
terlalu susah, ini disebabkan telah disediakan software
khusus untuk melakukan perekaman data dan apabila terjadi
kesulitan / kendala, dalam menginput data pegawai yang ada
siap untuk membantu.
3.2 Kegiatan PKL
Hari / Tgl KEGIATAN
19-Jun-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)20-Jun-13 Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
15
Bangunan)
21-Jun-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
24-Jun-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
25-Jun-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
26-Jun-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
27-Jun-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
28-Jun-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
01-Jul-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
02-Jul-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
03-Jul-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
04-Jul-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)
05-Jul-13Mencatat IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan)08-Jul-13 Membuat kartu NPWP OP/Badan09-Jul-13 Membuat kartu NPWP OP/Badan10-Jul-13 Membuat kartu NPWP OP/Badan11-Jul-13 Membuat kartu NPWP OP/Badan12-Jul-13 Membuat kartu NPWP OP/Badan15-Jul-13 Mencatat Surat masuk dan keluar16-Jul-13 Mencatat Surat masuk dan keluar17-Jul-13 Mencatat Surat masuk dan keluar18-Jul-13 Mencatat Surat masuk dan keluar19-Jul-13 Mencatat Surat masuk dan keluar22-Jul-13 Merekam data PPh 2323-Jul-13 Merekam data PPh 2324-Jul-13 Merekam data PPh 23
16
25-Jul-13 Merekam data PPh 2326-Jul-13 Merekam data PPh 2329-Jul-13 Merekam data PPh 2330-Jul-13 Merekam data PPh 2331-Jul-13 Merekam data PPh 2301-Agust-
13 Merekam data PPh 2302-Agust-
13 Merekam data PPh 23
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah jenis pajak yang
dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan
jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong
oleh PPh Pasal 21. Perekaman yang dilakukan akan mendapatkan
hasil Belance (B) atau Unbalance (UB) dibagian pengawasan ini
sering terjadi karena WP sering salah mengisi data pada formulir
induk dan bukti potongnya.
IV. HASIL PELAKSANAAN
Setelah melaksanakan PKL, penulis dapat mengetahui dan
mengerti bagaimana cara perekaman PPh 23 masa dan tahunan menurut
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), baik NPWP Pribadi maupun Badan,
dalam ukuran masa (bulan) dan tahunan.
Berikut adalah hal-hal yang bisa penulis dapatkan serta standard-
standard pengisian atau perekaman PPh 23 masa dan tahunan dari
wajib pajak yang benar selama melakukan PKL di KPP – Pratama
Manado.
17
4.1 PPH Pasal 23
PPh Pasal 23 adalah jenis kredit pajak ke tiga. Masih banyak
lagi jenis kredit pajak tetapi PPh Pasal 23 adalah yang paling
banyak mengalami perubahan tarif dan jenis-jenis penghasilan.
Penyebabnya adalah kewenangan yang diberikan UU PPh 1984
kepada Direktur Jenderal Pajak di Pasal 23 ayat (2) UU PPh 1984,
yaitu “Besarnya perkiraan penghasilan neto dan jenis jasa lain
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak”.
Jenis jasa lain, penghasilan itulah yang sering berubah-ubah,
kadang ditambah, kadang dikurangi. Bagi Wajib Pajak (WP) sendiri
seharusnya tidak menjadi masalah apakah penghasilan yang dia
terima dipotong PPh Pasal 23 atau tidak. Hanya saja, kebanyakan
Wajib Pajak tidak mengetahui jika PPh Pasal 23 yang dipotong oleh
fihak lain itu dapat dikreditkan di SPT PPh Tahunan.
Jika kita tahu sedikit saja tentang tax planning maka pemotongan
PPh Pasal 23 itu bisa menguntungkan.
4.2 Jenis Potongan Tarif Efektif PPH Pasal 23
Jenis penghasilan apa sajakah yang dipotong PPh Pasal 23 ?
Berikut adalah perincian jenis pajak dan tarif efektif PPh Pasal
Pasal 23 :
a. Deviden, tarif PPh Pasal 23 sebesar 15% dari penghasilan
kotor.
18
b. Bunga, tarif PPh Pasal 23 sebesar 15% dari penghasilan kotor.
c. Royalti, tarif PPh Pasal 23 sebesar 15% dari penghasilan
kotor.
d. Hadiah dan penghargaan, tarif PPh Pasal 23 sebesar 15% dari
penghasilan kotor.
e. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi, jumlahnya
melebihi Rp.240.000 per bulan, tarif PPh Pasal 23 sebesar 15%
dari penghasilan kotor (bruto).
4.3 Jenis Potongan Lain dari PPH Pasal 23
Berikut ini adalah kelompok penghasilan lain yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak No. PER-70/PJ./2007 tanggal 9 April
2007.
1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa tanah dan ataubangunan;
2. Jasa teknik,
3. Jasa manajemen,
4. Jasa konsultan,
5. Jasa penilai (appraisal);
6. Jasa aktuaris;
7. Jasa akuntansi, pembukuan, dan asestasi laporan keuangan;
8. Jasa perancang (design);
9. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;
10. Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
11. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
selain migas;
19
12. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
13. Jasa penebangan hutan;
14. Jasa pengolahan limbah;
15. Jasa penyedia tenaga kerja outsourcing services;
16. Jasa perantara dan/atau keagenan;
17. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali
yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
18. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuai ayng dilakukan
oleh KSEI;
19. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
20. Jasa mixing film;
21. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
22. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi;
23. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, perawatan,
listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kable, alat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan selain yang dilakukan
oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi
dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi;
24. Jasa maklon;
25. Jasa penyelidikan dan keamanan;
20
26. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
27. Jasa pengepakan;
28. Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa,
media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi;
29. Jasa pembasmian hama;
30. Jasa kebersihan atau cleaning service;
31. Jasa catering atau tata boga
4.4 Pengecualian Pemotongan dari PPH Pasal 23.
[a.] Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank [lembaga
keuangan];
[b.] Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa
guna usaha dengan hak opsi [berfungsi lembaga keuangan];
[c.] Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f
[karena bukan objek PPh] dan dividen yang diterima oleh orang
pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) [karena
sudah final];
[d.] Bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf I [karena bukan objek PPh];
[e.] Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggotanya;
[f.] Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha
atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman
dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan [berfungsi lembaga keuangan].
4.5 Data KPP Pratama Manado OP (Orang Pribadi) Tahun 2012.
21
Bulan Jumlah PenerimaanJanuari 4.364.133.591Februari 2.416.452.856Maret 4.163.629.454April 4.947.877.856Mei 3.281.978.982Juni 3.629.770.296Juli 4.893.163.222Agustus 3.431.016.171September 4.835.027.476Oktober 3.093.061.462November 5.899.380.004Desember 20.218.259.515Total Penerimaan 65.173.750.885
0
5,000,000,000
10,000,000,000
15,000,000,000
20,000,000,000
25,000,000,000Data Tahun 2012 OP
Jumlah Penerimaan
Gambar 1. Grafik Data Tahun 2012
Dari data PPh yang diperoleh terlihat bahwa jumlah penerimaan
yang paling sedikit terjadi pada bulan Februari dimana jumlah
penerimaan yang di terima oleh KPP Pratama Manado hanya sebesar
Rp. 2.416.452.856 (Dua millyard empat ratus enambelas juta, empat
22
ratus lima puluh dua ribu delapan ratus lima puluh enam rupiah),
sedangkan jumlah terbesar yang di terima oleh KPP Pratama Manado
terajadi pada bulan Desember yaitu sebesar Rp. 20.218.259.515
(Dua puluh millyard dua ratus delapan belas juta, dua ratus lima
puluh sembilan lima ratus lima belas ribu rupiah). Sehingga dari
data yang diperoleh pada Tahun 2012 total penerimaan yang di
terima oleh KPP Pratama Manado adalah sebesar Rp. 65.173.750.885,
data yang diperoleh adalah data real pada Tahun 2012.
4.5.1 Data Kota Tomohon dan Manado OP Tahun 2012
Bulan Kota Grand TotalManado Tomohon
Januari 3.980.
247.983 383.885.608 4.364.133.591
Februari 2.311.
050.284 105.402.572 2.416.452.856
Maret 4.041.
967.236 121.662.218 4.163.629.454
April 4.834.
604.273 113.273.583 4.947.877.856
Mei 3.196.
447.949 85.531.033 3.281.978.982
Juni 3.501.
662.255 128.108.041 3.629.770.296
Juli 4.742.
036.706 151.126.516 4.893.163.222
Agustus 3.238.
255.442 192.760.729 3.431.016.171
September 4.730.
663.107 104.364.369 4.835.027.476
Oktober 2.925.
974.487 167.086.975 3.093.061.462
November 5.765.
063.628 134.316.376 5.899.380.004
Desember 19.475.0 743.227.368
23
32.147 20.218.259.515Grand Total
62.743.005.497
2.430.745.388
65.173.750.885
Januari
Maret
Mei
Juli
September
November
- 5,000,000,000 10,000,000,000 15,000,000,000 20,000,000,000 25,000,000,000
Kota Manado
Manado
Gambar 2. Grafik Penerimaan di Kota Manado
Dari Gambar 2, dan data tabel diatas dapat dilihat bahwa
penerimaan dikota manado yang paling sedikit terjadi pada bulan
Februari dan penerimaan yang paling banyak terjadi di bulan
Desember. Data yang di peroleh adalah data wajib pajak OP (Orang
Pribadi) pada Tahun 2012, dan dari data ini juga dapat dilihatGrand Total yang di peroleh untuk kota manado sebesar
Rp.62.743.005.497.
24
Januari
FebruariMaretApril
MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0100,000,000200,000,000300,000,000400,000,000500,000,000600,000,000700,000,000800,000,000
Kota Tomohon
Tomohon
Gambar 3. Grafik Penerimaan di Kota Tomohon
Dari data diatas dapat dilihat bahwa, terjadi perbandingan
yang cukup besar yang terjadi antara kota Manado dan kota
Tomohon. Dimana jumlah penerimaan terbesar dari kota Manado
adalah sebesar Rp.19.475.032.147 sedangkan jumlah penerimaan dari
kota Tomohon sebesar Rp.743.227.368.
25
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari laporan ini, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Setelah melaksanakan PKL, penulis dapat memahami
bagaimana struktur kerja yang ada pada bidang :
Ekstensifikasi, Pelayanan, Pengawasan dan Konsultasi, dan
Pengolahan Data dan Informasi.
2. a). Dari data PPh yang diperoleh pada Tahun 2012,
khususnya pada bulan desember untuk kota Tomohon dan
Manado terjadi peningkatan penerimaan yang sangat besar.
b). Dan dari data yang ada juga sangat terlihat bahwa
jumlah penerimaan yang diperoleh dari kota Manado lebih
besar dari jumlah penerimaan kota Tomohon.
5.2 Saran
Untuk lebih mempermudah sebaiknya bukti potong yang
disertakan dalam PPh 23 harus lebih jelas lagi, dalam hal
penulisan jumlah uang yang di setor ke Bank.
Sebaiknya setiap data yang akan direkam / diolah dapat di
susun secara rapih sesuai dengan tanggal atau jenis –
26
jenis potongan pajak yang ada, agar lebih mempermudah
untuk mencari dan dapat mengurangi kesalahan.
Sebelum melakukan kegiatan PKL sebaiknya mahasiswa /
pelajar, mempelajari segala hal yang ada di tempat PKL,
agar lebih mempermudah untuk menyesuaikan diri.
DAFTAR PUSTAKA
http://taxmania128.blogspot.com/2012/06/pengertian-pph-pemotongan-dan.html
http://blogpajak.com/pengertian-pph-pasal-15/
kelastambahan.wordpress.com/tag/pengertian-pajak-menurut-prof-dr-p-j-a-adriani/
pustaka-virtual.blogspot.com/2012/11/pengertian-pajak-ahli-undang-undang.html
29
Gambar 2. Contoh software yang di gunaka
Untuk perekaman data PPh 23
Lampiran kegiatan (3). Gambar NPWP Bandan dan Orang Pribadi :
Gambar 1. NPWP Badan. Gambar 2. NPWP OP (Orang Pribadi).