Laporan PKL pemeliharaan tanaman karet

42
laporan PKL pemeliharaan tanaman karet PEMELIHARAAN TANAMAN KARET (Havea brasiliensis Muell arg) DI PTP NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN BLIMBING KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : GALIH PURWANTO 1007060411 LAPORAN PRATEK KERJA LAPANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Pada Program Strata Satu Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEKALONGAN PEKALONGAN 2013 PEMELIHARAAN TANAMAN KARET (Havea brasiliensis Muell arg) DI PTP NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN BLIMBING

Transcript of Laporan PKL pemeliharaan tanaman karet

laporan PKL pemeliharaan tanaman karet

PEMELIHARAAN TANAMAN KARET (Havea brasiliensis Muell arg) DI PTP NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN BLIMBING

KECAMATAN KARANGANYARKABUPATEN PEKALONGAN

Oleh :GALIH PURWANTO1007060411

LAPORAN  PRATEK KERJA LAPANGANDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu PersyaratanPada Program Strata Satu Fakultas Pertanian

Universitas Pekalongan

 

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PEKALONGAN

PEKALONGAN2013

PEMELIHARAAN TANAMAN KARET (Haveabrasiliensis Muell arg)

 DI PTP NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN BLIMBING

KECAMATAN KARANGANYARKABUPATEN PEKALONGAN

Oleh :GALIH PURWANTO1007060411

Laporan  Praktek Kerja Lapangantelah disetujui dan disahkantanggal :.....................

Mengetahui,

 

     

KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dankarunia-nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan PraktekKerja Lapangan yang berjudul “Pemeliharaan Tanaman Karet di PTPNusantara IX (Persero) Kebun Blimbing Kecamatan Karanganyar KabupatenPekalongan”

 Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini,penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan,karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Olehkarena itu pada kesempatan ini, penulis mengucap terima kasihkepada :

1.      Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan, yangtelah berkenan memberikan ijin untuk melaksanakan PraktekKerja Lapangan.

2.      Ir. Pudjiati Syarif., MP selaku dosen pembimbing PraktekKerja Lapangan.

3.      Direksi PTP Nusantara IX (Persero) yang telah memberikanijin kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangandi Kebun Blimbing.

4.      Administratur PTP Nusantara IX (Persero) Kebun BlimbingAfdeling Buwaran yang telah memberikan tempat dan waktu untukpenulis melakukan Praktek Kerja Lapangan.

5.      Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian UniversitasPekalongan.

6.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporanPraktek Kerja Lapangan ini.

Demikian laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun,semoga dapat bermanfaat. Kritik dan saran sangat kami harapkandemi perbaikan penulisan berikutnya.

                                                                        Pekalongan,    Mei 2013

                                                                                       Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL........................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ... iiKATA PENGANTAR...................................................................................... iiiDAFTAR ISI ..................................................................................................... ivDAFTAR TABEL..........................................................................................     vDAFTAR LAMPIRAN..................................................................................    viBAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang................................................................................................ 1

1.2  Perumusan masalah.........................................................................................2

1.3  Tujuan praktek kerja lapangan........................................................................ 2

1.4  Manfaat Praktek Kerja Lapangan................................................................... 3BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Klasifikasi Tanaman Karet.............................................................................. 42.2 Morfologi Tanaman Karet.............................................................................. 4

2.3 Syarat Tumbuh................................................................................................ 62.4 Pemeliharaan Tanaman Karet......................................................................... 8BAB III METODE PRAKTEK KERJA3.1 Tempat dan waktu Praktek Kerja Lapangan................................................ 193.2 Metode Praktek Kerja Lapangan.................................................................. 193.3 Kegiatan Yang Dilaksanakan....................................................................... 193.4 Jadwal Kegiatan........................................................................................... 203.5 Daftar Pertanyaan.......................................................................................   20BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN4.1 Keadaan Umum ........................................................................................... 214.2 Keadaan Tanaman........................................................................................ 224.3 Pemeliharaan Tanaman Karet....................................................................... 23  BAB V PEMBAHASANBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan ................................................................................................396.2 Saran...........................................................................................................39DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 40

LAMPIRAN .................................................................................................. 41

DAFTAR TABEL

No.                                                            Uraian                                                   Hal.

1.      Jadwal Kegiatan Prraktek Kerja Lapangan ......................................... 20

2.      Sejarah Singkat PTPN IX (Persero) Kebun Blimbing ......................... 21

3.      Tipe Iklim menurut Schmidt-Ferguson, Jenis Tanah dan Kesuburan... 22

4.      Luas Petanaman Karet Berdasar Komposisi Umur.............................. 22

5.      Komposisi Klon Karet PTPN IX (Persero) Kebun Buwaran............... 23

6.      Standar Perkembangan Lilit Batang Pada Tiap TBM.......................... 29

7.      Daftar Hama Tanaman Karet PTPN IX (Persero) Kebun Blimbing / Buwaran         30

8.      Sifat-Sifat Klon Yang Peka Dan Tahan Terhadap Penyakit Embun Tepung 32

DAFTAR LAMPIRAN

No.                                                            Uraian                                                   Hal.

1.      Foto kegiatan Praktek Kerja Lapangan................................................ 41

2.      Peta Tahun Tanam PTP Nusantara IX (PERSERO) Kebun Blimbing. 44

3.      Ikhtisar Keadaan Kebun Entres PTP Nusantara IX (PERSERO) Kebun Blimbing  45

4.      Proyeksi tata guna kulit SS TAPPING PANEL.................................. 46

5.      Surat Keterangan Telah Selesai Praktek Kerja Lapangan..................... 47

BAB IPENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang        Sejarah karet (Hevea brasiliensis Muell arg) bermula ketika

Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1476.Saat itu, Columbus tercengang melihat orang – orang Indianbermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapatmemantul bila dijatuhkan ke tanah. Bola tersebut terbuat daricampuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatubahan (lateks) kemudian dipanaskan diatas unggun dandibulatkan seperti bola. Pada tahun 1731, para ilmuwan mulaitertarik untuk menyelidiki bahan tersebut. Seorang ahli dariPerancis bernama fresnau melaporkan bahwa banyak tanaman yangdapat menghasilkan lateks atau karet, diantaranya dari

jenis Hevea brasiliensis yang tumbuh di hutan Amazon di Brazil.Saat ini tanaman tersebut menjadi tanaman penghasil karetutama, dan sudah dibudidayakan di Asia Tenggara yang menjadipenghasil karet utama di dunia saat ini.        Perhatian terhadap karet bertambah meningkat setelah

PRIESTLY, seorang ahli fisika/kimia Inggris, pada tahun 1770menemukan bahwa karet dapat digunakan untuk menghapus tulisandari grafit, sehingga orang Inggris menunjuki karet dengansebutan “rubber”.        Perkembangan karet dan  industri karet dewasa ini

luar biasa. Masyarakat modern sekalipun tidak dapat berjalantanpa karet. Komoditi ini ditemukan oleh orang Eropa pada abadke-19 industri karet mulai menggunakan cara manufaktural(lewat pabrik) dan peralatan yang sederhana. Industri karetini merupakan salah satu industri paling rumit atau canggihdalam  abad modern dan merupakan suatu bagian yang diperlukanmasyarakat.        Komoditi karet akan tetap memegang peranan penting

bagi sosial ekonomi Negara Indonesia, karena porsi kuantumproduksi yang besar dan selalu meningkat dengan sekitar 4 – 5% per tahun. Perkebunan karet dalam bentuk karet rakyat yangbaik juga dapat merupakan andalan bagi peningkatan pendapatanper kapita, mengurangi kesenjangan ekonomi pengusaha danpemberian lapangan kerja bagi petani pekebun.        Tanaman karet merupakan tanaman daerah beriklim

tropis. Daerah yang cocok untuk ditanami karet ialah pada zonaantara 15o LS dan 15o LU. Bila ditanam di luar daerah tersebutmaka pertumbuhannya agak lambat sehingga produksinya pun akanrendah. Tanaman karet tumbuh optimal di dataran rendah, yaknipada ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Makin tinggiletak atau tempat, maka pertumbuhannya akan semakin lambat,dan latek yang dihasilkan akan lebih rendah. Ketinggian yangmencapai 600 meter di atas permukaan laut kurang baik untuktanaman karet.        Tanaman karet dapat tumbuh diberbagai jenis tanah,

baik pada tanah-tanah vulkanis muda ataupun vulkanis tua,alluvial dan bahkan tanah gambut. Tanah-tanah vulkanis umumnyamemiliki sifat-sifat fisik yang cukup baik, terutama dari segistruktur, tekstur, solum, keadaan air tanah, aerasi dandrainase, akan tetapi sifat-sifat kimianya umumnya kurang baikkarena kandungan haranya rendah. Sedangkan tanah alluvialumumnya cukup subur,  tetapi sifat fisiknya terutama drainase

dan aerasinya kurang baik. Pembuatan saluran drainase akanmenolong memperbaiki keadaan tanah ini.

1.2        Perumusan MasalahBerdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan permasalahansebagai berikut :

1.2.1 Kurangnya pengetahuan tentang pemeliharaan menjadikan kurangoptimalnya hasil lateks dari tanaman karet.

1.2.2  Tanaman karet akan berproduksi dengan optimal apabilamendapatkan     pemeliharaan yang baik.

1.3   Tujuan Praktek Kerja LapanganTujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1.3.1    Untuk mengetahui proses pemeliharaan tanaman karet yangbaik.

1.3.2   Untuk mengetahui masalah–masalah yang ada dalam prosespemeliharaan  tanaman karet.

1.4   Manfaat Praktek Kerja LapanganManfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1.4.1  Memperoleh informasi tentang pemeliharaan tanaman karetyang belum  menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudahmenghasilkan (TM).

1.4.2   Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan teknologitentang cara  pemeliharaan  tanaman karet.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

                                 2.1  Klasifikasi Tanaman Karet

Menurut Setiawan dan Andoko (2005), klasifikasi tanamankaret (Hevea brasiliensis Muell arg) adalah sebagai berikut :

Divisi         : SpermatophytaSubdivisi   : AngiospermaeKelas         : DicotyledonaeOrdo          : EuphorbialesFamily       : EuphorbiaceaeGenus        : Hevea

         Spesies      : Hevea brasiliensis Muell argTanaman karet berupa pohon yang tingginya dapat mencapai

25 meter. Sistem perakaran padat/kompak, akar tunggangnyadapat menghunjam tanah hingga kedalaman 1-2 meter, sedangkanakar lateralnya dapat menyebar sejauh 10 meter.

Umumnya batang karet tumbuh lurus ke atas dengan percabangan dibagian atas. Di batang inilah terkandung getahyang lebih terkenal dengan nama lateks (Setiawan & Andoko,2005)

2.2  Morfologi Tanaman Karet2.2.1    Benih

Tanaman karet diperbanyak secara generatif (dengan biji)dan vegetatif (menggunakan klon). Benih karet menghasilkandaun yang berturut - turut, salah satu yang lebih rendah jatuhsesuai umur mereka dan akar utama akan bertambah panjang.Sistem percabangan tergantung pada klon karet yang berbeda.Biasanya tanaman karet mudah roboh karena angin.2.2.2    Batang

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi danberbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 25 meter.Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabanganyang tinggi pada bagian atas.

Di beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuhtanaman agak miring ke arah timur. Batang tanaman inimengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.        2.2.3    Daun

Daun karet berselang-seling, tangkai daunnya panjang danterdiri atas 3 anak daun yang licin berkilat, tipis, berwarnahijau, panjang 3,5 - 30 cm. Helaian anak daun bertangkaipendek dan berbentuk lonjong-oblong, pangkal sempit dantegang, ujung runcing, sisi atas daun hijau tua dan sisi bawahagak cerah, panjangnya 5 - 35 cm dan lebar 2,5 - 12,5 cm.

Daun karet terdiri atas tangkai utama sepanjang 3 – 20 cmdan tangkai anak daun sepanjang 3 – 10 cm dengan kelenjar diujungnya. Setiap daun karet biasanya terdiri dari tiga anakdaun yang berbentuk elips memanjang dengan ujung runcing. Daunkaret ini berwarna hijau san menjadi kuning atau merahmenjelang rontok. Seperti kebanyakan tanaman tropis, daun –daun karet akan rontok pada puncak musim kemarau untukmengurangi penguapan tanaman (Setiawan & Andoko, 2005)2.2.4    Buah

Pohon karet mulai menghasilkan buah pada usia ± 4 tahun.Setiap buah terdiri atas tiga atau empat biji, yang jatuh ketanah ketika buah matang dan pecah. Setiap tanaman karetmenghasilkan 800 biji (1,3 kg) dua kali setahun.

Buah karet dengan diameter 3 – 5 cm, terbentuk daripenyerbukan bunga karet dan memiliki pembagian ruang yangjelas. Masing-masing ruang berbentuk setengah bola. Jumlahruang biasanya tiga, kadang-kadang sampai enam ruang. Setiapruang terbentuk setengah bola. Bila buah sudah masak, makaakan pecah dengan sendirinya menurut ruang-ruangannya dansetiap pecahan akan tumbuh menjadi individu baru jika jatuhketempat yang tepat.2.2.5    Bunga

Bunga majemuk ini terdapat pada ujung ranting yangberdaun. Tiap-tiap karangan bunga bercabang-cabang. Bungabetina tumbuh pada ujung cabang, sedangkan bunga jantanterdapat pada seluruh bagian karangan bunga. Jumlah bungajantan jauh lebih banyak daripada bunga betina. Bungaberbentuk “lonceng” berwarna kuning. Ukuran bunga betina lebih

besar daripada bunga jantan. Apabila bunga betina terbuka,putik dengan tiga tangkai putik akan tampak. Bunga jantan bilatelah matang akan mengeluarkan tepung sari yang berwarnakuning. Bunga karet mempunyai bau dan warna yang menarikdengan tepung sari dan putik yang agak lengket.

Bunga karet terdiri atas bunga jantan dan bunga. Pangkaltenda bunga berbentuk lonceng. Pada ujungnya terdapat limatajuk yang sempit. Panjang tenda 4 - 8 mm. Bunga betinaberambut vilt (keriting). Ukurannya lebih besar sedikitdaripada bunga jantan dan mengandung bakal buah yang beruangtiga. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk jugaberjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benangsari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagidalam 2 karangan, tersusun satu lebih tinggi daripada yanglain. Paling ujung adalah suatu bakal buah yang tidak tumbuhsempurna.

2.3      Syarat Tumbuh2.3.1     Iklim

      Tanaman karet tumbuh baik di dataran rendah. Yang idealadalah pada   tinggi 0 - 200 m dari permukaan laut. Penyebaranperkebunan karet di Indonesia terbanyak adalah hingga tinggi400 m dari permukaan laut. Tanaman karet tumbuh baik di daerahyang mempunyai curah hujan 2000 - 4000 mm per tahun. Tanamankaret dapat tumbuh pada suhu diantara 25°  hingga 35°  C. Suhuterbaik adalah rata-rata 28°  C.     Kelembaban nisbi (RH) yang sesuai untuk tanaman karetadalah rata-rata berkisar diantara 75 - 90 %. Angin yangbertiup kencang dapat mengakibatkan patah batang, cabang atautumbang. Lama penyinaran dan intensitas cahaya matahari sangatmenentukan produktivitas tanaman. Di daerah yang kurang hujanyang menjadi faktor pembatas adalah kurangnya air, sebaliknyadi daerah yang terlalu banyak hujan, cahaya matahari menjadipembatas.      Daerah tropis yang baik ditanami karet mencakup luasanantara 15°  Lintang Utara sampai 10°  Lintang Selatan.Walaupun daerah itu panas, namun tetap menyimpan kelembabanyang cukup. Suhu harian yang diinginkan tanaman karet rata-rata 25° - 30° C. Dalam sehari tanaman karet membutuhkan sinarmatahari dengan intensitas yang cukup, paling tinggi antara 5– 7 jam.      Curah hujan tahunan yang cocok untuk pertumbuhan tanamankaret tidak kurang dari 2000 mm. Optimal antara 2000 – 4000

mm/tahun, yakni pada ketinggian sampai 200 m di atas permukaanlaut. Untuk pertumbuhan karet yang baik memerlukan suhu antara25° - 35°  C, dengan suhu optimal rata-rata 28°  C.      Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Anginyang kencang pada musim-musim tertentu dapat mengakibatkankerusakan pada tanaman karet yang berasal dari klon - klonyang peka terhadap angin kencang.

2.3.2     Tanah      Hasil karet yang maksimal akan di dapat pada tanah-tanahyang subur. Selain jenis podsolik merah kuning, tanah latosoldan alluvial juga bisa dikembangkan untuk penanaman karet.      Karet menyukai tanah yang mudah ditembus air. Tanah yangderajat keasamannya mendekati normal cocok untuk ditanamikaret. Derajat keasaman yang paling cocok adalah 5 - 6. Batastoleransi pH tanah bagi tanaman karet adalah 4 – 8.      Tanaman karet bukanlah tanaman manja, dapat tumbuh padatanah-tanah yang mempunyai sifat fisik baik, atau sifatfisiknya dapat diperbaiki.      Tanah yang dikehendaki adalah bersolum dalam, jeluklapisan dalam lebih dari 1 m, permukaan air tanah rendah,yaitu + 1 m. Sangat toleran terhadap keasaman tanah, dapattumbuh pada pH 3,8 hingga 8,0 tetapi pada pH yang lebih tinggisangat menekan pertumbuhan.      Karet menghendaki tanah dengan kedalaman, kegemburan dankemampuan menahan air yang baik serta tidak memiliki lapisanpadas di sekitar lapisan top soil. Nilai pH tanah yang idealberkisar antara 5 – 6.

2.4     Pemeliharaan Tanaman Karet (Hevea Brassiliensis Muell Arg.)2.4.1        Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

a.       Penyulaman          Tidak semua bibit karet yang ditanam dilahan dapathidup. Persentase kematian bibit yang dapat ditolerir dalambudidaya karet adalah sebesar 5%. Karenanya, diperlukanpenyulaman untuk mengganti bibit yang mati tersebut. Kegiatanpenyulaman dilakukan saat tanaman berumur 1 – 2 tahun karenasaat itu sudah ada kepastian tanaman yang hidup dan yang mati,dan menggunakan bibit stum tiggi berumur 1 – 2 tahun agartanaman dapatseragam.          Sebelum penyulaman dilakukan perlu diketahuipenyebab kematian bibit. Jika disebabkan oleh bakteri ataujamur, tanah harus diberi fungisida. Pelaksanaan penyulamandilaksanakan pagi hari pukul 06.00 – 09.00 atau sore hari

pukul 15.00 – 17.00, saat cuaca tidak terlalu panas agarmengurangi resiko kematian.

b.      Penyiangan          Penyiangan dalam budidaya karet bertujuanmembebaskan tanaman karet dari gangguan gulma yang tumbuh dilahan. Oleh karena itu, kegiatan pnyiangan sebenarnya bisadilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan gulma sudahmulai mengganggu perkembangan tanaman karet. Pada umumnyapenyiangan dilakukan 3 kali dalam setahun untuk menghemattenaga dan biaya (Setiawan dan Andoko, 2005).                    Ada dua cara penyiangan, yaitu dengan cara manualdan kimiawi. Secara manual adalah menggunakan alat penyiangan,seperti cangkul atau parang. Sedangkan cara kimiawi denganmenyemprotkan herbisida atau bahan kimia pemberantas gulma,gunakan herbisida yang sesuai dengan jenis gulma yang akandikendalikan agar hasilnya efektif. Disamping itu, harusdiperhatikan dosis dan frekuensi penyemprotan agar tidakterjadi pemborosan.

c.       Pemupukan          Pemupukan dilakukan untuk memacu pertumbuhan tanamanmuda dan mempercepat matang sadap, sehingga panen sadap dapatdilakukan secepatnya, kegiatan pemupukan dilakukan dengan duacara, yaitu manual circle dan chemical strip weeding.          Pada cara pertama atau manual circle, lubang dibuatmelingkari tanaman dengan jarak disesuaikan dengan umurtanaman. Hal ini disebabkan karena perakaran tanaman semakinberambah  luas seiring bertambahnya umurnya. Untuk tanamanberumur 3 – 5 bulan, lubang melingkari tanaman dengan jarak 20– 30 cm, 6 – 10 bulan dengan jarak 20 – 45 cm, 11 – 20 bulandengan jarak 40 – 60 cm, dan lebih dari 48 bulan dengan jarak50 – 120 cm. lubang dibuat dengan kedalaman 5 – 10, kemudianpupuk ditaburkan ke dalamnya dan ditutup dengan tanah.          Pada cara kedua atau chemical strip weeding, pupukdiletakkan pada jarak 1 – 1,5 meter dari barisan tanaman.Caranya sama, yaitu tanah digali sedalam 5 – 10 cm, kemudianpupuk dimasukkan ke dalamnya dan ditutup dengan tanah.          Pemupukan tanaman karet sebaiknya tidak dilakukanpada pertengahan musim hujan, karena pupuk mudah tercuci airhujan. Idealnya, pemupukan dilakukan pada pergantian musimhujan ke musim kemarau. Sementara itu, jenis pupuk yangdigunakan tergantung pada jenis tanahnya.

d.      Seleksi dan Penjarangan

          Idealnya dalam suatu areal perkebunan karet terdiriatas tanaman yang seluruhnya dalam keadaan sehat dan baik,terutama menjelang penyadapan. Oleh karena itu, tanaman yangsakit harus ditebang dan dibongkar sampai akar – akarnya agarpenyakit tersebut tidak menyebar ke tanaman yang sehat.          Dengan asumsi yang hidup 95%, maka dari476 benih yang ditanam dalam satu hektar akan terdapat 452pohon menjelang penyadapan. Jika dari 452 pohon tersebut 5%diantaranya sakit, akan tersisa 425 tanaman sehat, dari 425tanaman sehat akan dapat disadap 400 pohon.

e.       Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah          Fungsi tanaman penutup tanah adalah untuk menahanerosi, dan mempercepat matang sadap, tanaman penutup tanahharus dipelihara dengan pemupukan dan pemangkasan, pupuk yangdigunakan sebaiknya kompos yang telah matang dengan dosis 4 –5 ton/hektar. Cara pemberiannya dengan ditaburkan ke sela –sela tanaman.          Jika pertumbuhan tanaman penutup tanah terlalu pesatperlu dikendalikan dengan cara pemangkasan. Alat yang dipakaiuntuk pemangkasan cukup parang atau sabit.

2.4.2        Pemeliharaan Tanaman Masa Produksi (TM)           Setelah menginjak umur lima tahun atau mulaidisadap, tanaman karet sering disebut dengan komposisi II.Pemeliharaan tanaman selama masa produksi dimaksudkan agarkondisi tanaman dalam keadaan baik, produksi tetap, bahkanmeningkat sesuai dengan umur tanaman, dan masa produktifnyasemakin panjang. Tanpa perawatan yang baik, kondisi tanamanmungkin akan semakin memburuk, produktivitasnya menurun, danmasa produktifnya singkat. Pemeliharaan tanaman pada masaproduksi ini hanya meliputi penyiangan, pemupukan danperemajaan.

a.       Penyiangan         Penyiangan lahan karet pada masa produksi bertujuansama dengan penyiangan pada masa sebelum produksi, yaitumengendalikan perumbuhan  gulma agar tidak mengganggu tanamanutama. Penyiangan biasa dilakukan secara manual, kimiawi, ataugabungan dari keduanya.         Cara manual atau mekanis adalah pemberantasan gulmamenggunakan peralatan, seperti cangkul parang atau sabit.Pemberantasan gulma secara manual hanya memungkinkan jikaareal perkebunan karet tidak terlalu luas.

         Jika areal karet sangat luas pemberantasan gulma yangpaling efektif adalah secara kimiawi menggunakan herbisidaatau bahan kimia pemberantas gulma, baik kontak maupunsistemik. Herbisida kontak memberantas gulma dengan carakontak langsung dengan gulmanya. Sedangkan herbisida sistemikmemberantas gulma dengan cara zat aktifnya terserap ke dalamgulma. Penggunaan herbisida harus bijaksana, artinya, harussesuai dengan dosis dan frekuensi yang telah ditetapkan.

b.      Pemupukan         Dalam budidaya karet, pemupukan dilakukan sejak tanamsampai tanaman tidak berproduksi lagi. Tanpa pemupukanproduksi karet tidak akan maksimal. Jika pada masa sebelumdisadap semua tanaman karet harus dipupuk, pada masa setelahsadap pemupukan harus dilakukan secara selektif, artinya hanyatanaman yang produksi lateksnya bagus saja yang dipupuk.Langkah ini untuk menghindari pemborosan.         Cara pemupukan tanaman karet sama dengan masa sebelumproduksi, yaitu pupuk dimasukkan kedalam lubang yang digalimelingkar dengan jarak 1 – 1,5 meter dari pohon. Dapat jugapupuk dimasukkan ke dalam alur berbentuk garis dengan jarak1,5 meter dari pohon. Sebelum pemupukan dilakukan pastikantanah sudah bebas dari gulma.         Jika pada sebelum produksi dilakukan pemupukan sekalidalam setahun, sedangkan pemupukan tanaman karet pada masaproduksi dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu padapergantian musim. Dosis pupuk disesuaikan dengan jenis tanahtempat karet dibudidayakan.         Penggunaan pupuk tunggal memberikan kesan tidakpraktis karena harus mencampurkan  paling tidak tiga jenispupuk. Sekarang di pasaran banyak pupuk majemuk lengkap yanglebih praktis.

c.       Peremajaan         Setelah bertahun – tahun disadap lateksnya, tanamankaret akan memasuki fase menua yang ditandai dengan menurunnyaproduksi lateks. Bila terus dipelihara dan disadap hasillateks yang diperoleh tidak akan menguntungkan secara ekonomi,sehingga perlu dilakukan peremajaan. Kegiatan peremajaan karetdimulai dengan pembongkaran pohon – pohon tua.

2.4.3        Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Penting pada TanamanKaret Beserta Pengendaliannya         Sebagaimana halnya tanaman perkebunan lainnya,tanaman karet tak luput dari hama dan penyakit. Gangguan hama

dan penyaki ini harus ditangani dengan baik agar tanamantumbuh subur dan produktivitasnya optimal.Hama yang menyerang tanaman karet pada fase penanaman hinggaproduksi diantaranya:

a.   RayapRayap yang menjadi hama tanaman karet, terutama

spesies Microtermes inspiratusdan Captotermes curvignathus. Rayaptersebut menggerogoti bibit karet yang baru ditanam di lahan,dari ujung stum sampai perakaran, sehingga menimbulkankerusakan yang sangat berat.

1)      Cara pengendaliannya dapat dengan kultur teknis, mekanisdan kimiawi. Secara kultur teknis ujung stum sampai sedikitdiatas  mata dibungkus plastik agar rayap tidak memakannya.

2)      Secara mekanis dengan menancapkan umpan berupa 2 – 3batang singkong dengan jarak 20 – 30 cm dari bibit, sehinggarayap lebih suka memakan umpan tersebut daripada karet.

3)      Secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkaninsektisida pembasmi rayap

b.    KutuKutu tanaman yang menjadi hama bagi tanaman karet

adalah Saissetia nigru, Laccifer greeni chamberlis, Laccifer virgata, Ferrisianavirgata dan Planococcus citri yang masing- masing memiliki ciri yangberbeda.

Jika intensitas serangan kutu belum begitu parahpengendalian bisa dilakukan secara mekanis, yakni mengambilkutu – kutu tersebut menggunakan pinset dan membakarnya. Namunjika intensitas serangannya sudah parah , pengendaliannya secara kimiawi dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisidakhusus seperti pada seissetia nigru pemberantasannyamenggunakan Albolineum (2%), Laccifer greeni chamberlispemberantasanmenggunakan kimiawi (Anthio 3 EC=0,15%+SurfaktanCitrowett=0,025%, Albolineum 2%, Formalin 0,5%), dan lainsebagainya.

c.    TungauTungau menghisap cairan tanaman menggunakan alat penusuk

yang ada dikepalanya, akibatnya daun yang terserang berbentukabnormal dan kerdil. Lama kelamaan daun itu menguning danakhirnya gugur.

Pengendaliannya juga dapat dilakukan secara mekanis dankimiawi. Secara mekanis adalah dengan mengambil tungau dankemudian membunuhnya. Sementara itu, secara kimiawi dengan

menyemprotkan insektisida yang diformulasikan khusus untuktungau.

d.    Babi hutanBabi hutan (Sus verrucosus) adalah hama bagi hampir semua

tanaman perkebunan termasuk karet terutama yang ditanam dekathutan. Babi hutan mencari makan malam hari dengan caramendongkel tanaman karet yang masih muda menggunakanmoncongnya, setelah pohon karet rebah babi hutan memakandaunnya sampai tandas, bahkan mengerat kulit pohonnya.              Beberapa pengendaliannya, sebagai berikut

1)      Menakut – nakutiBabi hutan sangat takut dengan bunyi – bunyian yang

bising. Karenanya pada malam hari disarankan membunyikankentongan atau kaleng di areal perkebunan, sehingga babi hutanmerasa takut datang ke tempat tersebut. Selain itu dengan caramenggantungkan daging babi hutan yang telah tertangkap diareal perkebunan karet akan membuat babi hutan takut datangketempat tersebut.

2)      Menangkap babi hutanAda beberapa cara menangkapnya. Paling popular dan

sekaligus dapat menjadi kegiatan olahraga adalah memburunyadengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Selain itudapat juga menggunakan umpan dan lubang jebakan dengankedalaman  1,5 meter.

3)      MeracuniAda dua macam racun yang digunakan untuk meracuni babi

hutan, yaitu dengan cara tradisional dan kimia. Racuntradisional menggunakan kulit kerang halus, air perasan akartuba, dan ubi parut. Sedangkan racun kimiayang dapat digunakan antara lain zinkfosfide dan insektisidatemik 10 G.

          Penyakit adalah gangguan yang terus menerus padatanaman yang disebabkan oleh patogen, virus, bakteri dan jasadrenik lain.Beberapa penyakit yang cukup merugikan antara lain:

a.      Penyakit Embun Tepung           Penyakit ini umumnya menyerang daun muda. Penyakitini disebabkan oleh cendawan Oidium haveae, sehingga seringdisebut penyakit oidium.. gejalanya dapat diketahui dari

berubahnya warna daun menjadi hitam, lemas, keriput, danberlendir. Dibagian bawah permukaan daun terdapatbercak – bercak bundar berwarna putih seperti tepung halusyang merupakan kumpulan hifa dan spora jamur.Upaya yang dilakukan untuk mengobatinya antara lain;

1)      Tidak menanam klon – klon yang peka terhadap penyakit ini2)      Melakukan pengurangan daun, guna menumbuhkan daun lebih

awal, sehingga saat serangan itu datang, daun – daun sudahcukup tua.

3)      Menyemprotkan fungisida saat 10% tanaman dikebunmembentuk daun baru.

b.      Penyakit Daun Colletotrichum            Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotriumgloeosporodies dengan gejala berupa daun muda tampak lemas,berwarna hitam, keriput, bagian ujung mati, menggulung, danakhirnya berguguran.Penyebaran penyakit ini melalui spora yang diterbangkan olehangin dan/atau hujan. Penyebaran spora ini umumnya terjadipada malam hari terutama saat turun hujan.Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagaiberikut;

1)      Tidak menanam klon yang peka terhadap penyakit ini.2)      Mempercepat pembentukan daun – daun muda dengan pemupukan

intensif, dimulai dari munculnya kuncup sampai daun menjadihijau.

c.       Penyakit Jamur Upas.Penyakit jamur upas disebabkan oleh cendawan Corticium

Salmonicolor yang memiliki empat tingkat perkembangan, tahappertama adalah terbentuknya lapisan tipis berwarna putihdipermukaan kulit, selanjutnya akan berkembang membentuksekumpulan benang jamur, pada tahap ketiga terbentuk lapisankerak berwarna merah muda, tahap terakhir adalah terbentuknyalapisan tebal berwarna merah tua.

Penyakit jamur upas menyerang percabangan atau batangtanaman, sehingga cabang dan tajuk mudah patah. Penyakit inilebih banyakmenyerang tanaman muda berumur 3 – 7 tahun.Pemicunya adalah kelembaban yang tinggi.Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1)      Tidak menanam klon – klon yang peka terhadap jamur upas.

2)      Jika tanaman karet ditanam di daerah curah hujan tinggisebaiknya jarak tanam dibuat lebih renggang.

Sementara itu, pengendaliannya dapat dilakukan dengan carasebagai berikut.

1)      Melumaskan fungisida di bagian yang terserang hingga 30cm ke atas dan bawahnya.

2)      Jika percabangan sudah terkena serangan lanjut, kulityang busuk harus dikupas dan kulit batang yang tersisadilumasi Calixin MR dengan dosis yang sesuai.

3)      Cabang – cabang yang mati dipotong dan dibakar, bekaspotongan diolesi izal 5%, pemotongan sebaiknya dilakukan padamusim kemarau saat jamur tidak aktif.

d.      Penyakit Bidang SadapanAda beberapa penyakit bidang sadapan, yaitu;

1)      Kangker Garis          Cendawan penyebab penyakit tersebutadalah Phytophthora palmivora. Inveksi cendawan ini menyebabkankerusakan berupa benjolan di bekas bidang sadap lama, sehinggamempersulit penyadapan berikutnya.Usaha untuk pencegahannya adalah sebagai berikut.

·         Tidak menanam klon yang peka terhadap penyakit inidi wilayah beriklim basah.

·         Jarak tanam jangan terlalu rapat agar tidak menciptakankelembaban yang tinggi.

·         Penyadapan jangan terlalu dalam dan tidak terlalu dekatdengan tanah.Pengendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

·         Mengoleskan fungisida yang sesuai pada atas dan bawahalur sadap segera setelah  dilakukan penyadapan atau palingbaik setelah pemungutan lateks yang belum membeku, setelah ituditutup dengan Secony CP 2295 A.

·         Bagian yang terinfeksi sudah membusuk harus dikorekseperlunya untuk selanjutnya dilumasi fungisida sepertidijelaskan di atas.

2)      Mouldy Rot           Penyebab penyakit ini adalah cendawan Ceraticytisfimbriata dengan benang – benang hifa yang membentuk lapisanberwarna kelabu dibagian yang terserang.           Pengendaliannya dengan mengoleskan fungisida 5 cmdi atas irisan sadap, sehari setelah penyadapan dan getahbelum dilepaskan. Jika serangannya berat, pengolesan dilakukan

satu minggu sekali, namun jika serangannya ringan, pengolesandilakukan dua kali seminggu.

3)      Brown Blast          Penyakit ini tidak disebabkan terinfeksi olehmikroorganisme, tapi karena penyadapan yang terlalu sering.Upaya pengendaliannya bisa dilakukan dengan;

·         Jangan melakukan penyadapan terlalu sering, dandianjurkan mengurangi bahan perangsang lateks.

·         Tanaman yang kulitnya tidak dapat disadap lagisebaiknya tidak disadap, atau diistirahatkan sampai sembuh.

e.       Penyakit Akar putihDisebut dengan penyakit akar putih karena di akar tanaman

yang terserang terlihat miselia jamur berbentuk beningberwarna putih menempel kuat dan sulit dilepaskan akar tanamanyang terinfeksi  akan menjadi lunak, membusuk, dan berwarnacoklat. Cendawan penyebab penyakit akar putih iniadalah Rigidoporus lignosus  yang membentuk badan buah seperti topidi akar.Upaya pencegahannya dengan cara berikut;

1)      Membersihkan sisa – sisa tunggul dan akar tanaman lama diareal perkebunan yang mungkin menjadi penyebab penyakit akarputih.

2)      Menanam tanaman penutup tanah yang tepat,terutama family kacang - kacangan.

3)      Hanya menanam bibit karet yang bebas dari penyakit akarputih.

4)      Bila areal penanaman merupakan bekas perkebeunan karetyang pernah terserang penyakit ini, tanaman baru harusdilindungi dengan belerang.Adapun pengendalian pada tanaman karet yang sudah terkenapenyakit akar putih adalah sebagai berikut

1)      Mengobati tanaman muda yang menunjukkan gejala penyakittersebut, dengan cara mengerok miselia jamur yang menempellalu diolesi ter, selanjutnya keseluruhan akar yang lukadiolesi Izal 5 persen.

2)      Membongkar tanaman sakit yang sudah parah, ditandaidengan gugurnya daun dan membusuknya akar tunggang. Jika akandisulam, bibit yang digunakan harus berupa stum yang tinggidan disekitar bibit kembali ditaburi serbuk belerang sebanyak100 gram (Setiawan dan Andoko, 2005)

BAB IIIMETODE PRAKTEK KERJA

3.1        Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan         Praktek kerja lapangan ini telah dilaksanakan di PTPNusantara IX (Persero) Kebun Blimbing Kecamatan KaranganyarKabupaten Pekalongan, selama satu bulan mulai bulan April– Mei 2013.

3.2    Metode Praktek Kerja LapanganMetode yang digunakan dalam praktek kerja lapangan ini

antara lain sebagai berikut :3.2.1        Observasi, yaitu dengan mengadakan peninjauan ke

lapangan dengan cara melihat langsung pelaksanaan kegiatanproses pemeliharaan tanaman karet.

3.2.2        Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan langsungkepada petugas yang bersangkutan di lapangan.

3.2.3        Pustaka, yaitu mempelajari atau  belajar dari berbagailiteratur atau catatan yang ada di instansi yang bersangkutanmaupun dari luar sebagai pelengkap.

3.3    Kegiatan yang dilaksanakanDalam praktek kerja lapangan dilaksanakan kegiatan sebagai

berikut :

3.3.1        Mengikuti dan mencatat kegiatan - kegiatan yang dilakukandi lapangan.

3.3.2        Melihat sistem kerja proses pemeliharaan tanaman karet.3.3.3        Melihat dan mencatat fasilitas yang ada, macam

kegiatan, bagaimana pelaksanaan dilapangan pada prosespemeliharaan tanaman karet.

3.4       Jadwal KegiatanTabel 1. Jadwal kegiatan praktek kerja lapangan (April - Mei2013)

NO KEGIATAN MINGGUI II III IV

1 Pengenalan danPendahuluan.

2 Pengumpulan data danmelihat langsung dilapangan. Mencatatkeadaan yang ada diKebun tersebut.

3 Kegiatan pemeliharaantanaman karet

4 Penyusunan data hasilpraktek kerja lapangandan pembuatan laporan.

3.5        Daftar Pertanyaan3.5.1        Keadaan umum Perkebunan Karet PTP Nusantara IX Kebun

Belimbing, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan.3.5.3       Pemeliharaan.

3.5.4   Kegiatan pemeliharaan tanaman karet.3.5.5   Kendala yang dihadapi pada proses pemeliharaan tanaman

karet.

                    

BAB IVHASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1  Keadaan UmumSEJARAH SINGKAT PTPN. IX (PERSERO) KEBUN BLIMBING.Kebun Blimbing terdiri atas :

a.       Kebun Blimbing.b.      Kebun Warangan.c.       Kebun Prumpang.d.      Kebun Sidoguno.e.       Kebun Buwaran.f.       Kebun Kalilanang.

Tabel 2. Sejarah Singkat PTPN. IX (Persero) Kebun Blimbing.No.

Tahun Uraian – Sejarah

1 1927-1945

Kebun Buwaran masih satu kebun denganKebun Blimbing (GRO) Gouverment RubberOnderneming Buwaran / Blimbing KantorPusat di Jakarta.

2 1946-1955

Kebun Buwaran / Blimbing menjadi PPN.Kantor Administratur berada di Buwaran

3 1956-1963

Kebun Buwaran berdiri sendiri, dan KebunBlimbing Bergabung dengan Kebun Subah.

4 1963-1968

Kebun Buwaran bergabung dengan Prumpang,Kebun Blimbing bergabung dengan Doro.Sejak lahirnya PPN Karet XIII, merupakandua Pimpinan Kebun yang berdiri sendiri-

sendiri.5 1968-

1972Dengan PP. 14/1968 tentang pendirian PNP.XVIII dan per 1 Mei 1968 Kebun Blimbingbertambah dengan Kebun Kalilanang (EX.PERA IV).

6 1972 Dengan PP. 23 Th. 1972 (LN. No. 31 Th.1972) PNP. XVIII berubah menjadi PTP.XVIII (Persero)

7 1975-1994

Kebun Buwaran/Prumpang dan KebunBlimbing/Doro bergabung menjadi satudengan nama Kebun Blimbing, BerkedudukanAdministratur di Blimbing. Sedang KebunDoro bergabung dengan Kebun Jolotigo.

8 1995 Kebun Blimbing bergabung dengan KebunJolotigo, Berkantor Administratur diKebun Blimbing.

9 11-3-1996

Melalui restrukturisasi Perkebunan-Perkebunan Negara yang tertuang dalamPeraturan Pemerintah No. 14 Th.1996 tgl.15 Februari 1996, Maka pengelolaan kebunBlimbing/Jolotigo semua dibawah naunganPTP XVIII, diubah menjadi PTPN IX(Persero) yang berkedudukan kantordireksi di Surakarta.Anggotanya meliputi Kebun-Kebun Ex. PTPXVIII dan Ex. PTP XV – XVI dengan AkteNotaris Harun Kamil SHNamun pada tahun 1997 kantor direksidipindah ke Semarang lagi.

10 01-7-1999

Sesuai SK. Direksi No. :PTPN.IX.0/SK/149/1999.Sm. tanggal 1 Juli1999 tentang Penyempurnaan baganOrganisasi maka per 1 Juli 1999 KebunJolotigo dipisahkan dari kebun Blimbing.

4.1.1   Letak Geografi, Topografi dan IklimTabel 3. Tipe iklim  menurut Schmidt-Ferguson, jenis tanah dan

kesuburan PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Subah / Kedondong.

No Afdeling

TypeIkl

TinggiTempat

Topografi JenisTanah

Kesuburan

im

1.2.3.4.5.6.

Blimbing

Warangan

Prumpang

Sidoguno

BuwaranKalilanang

BAAABB

+150 m/dp

l+

339 m/dpl

+ 418 m/dpl+ 339 m/dpl

+300 m/dp

l+

110 m/dpl

Bergelombang

Bergelombang

Bergelombang

Bergelombang

Bergelombang

Bergelombang

Latosol

Latosol

Latosol

Latosol

Latosol

Latosol

SedangSedangSedangSedangSedangSedang

4.1.2   Luas Areal Luas Areal PTP Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman TahunanKebun Blimbing / Buwaranberdasarkan komposisi umur tanamannyaseluas ± 2.198,54 Ha yang digunakan khusus untuk tanamankaret.

4.2  Keadaan TanamanTabel 4. Luas pertanaman karet berdasarkan komposisi umur PTP

Nusantara IX (Persero) Kebun Blimbing / Buwaran

No.Uraian

Karet

%

Urut

%standar

tTingkatUmur (Th)

Luas(Ha)

1 TTI 3 0 161,02 72 TBM 15 1 -5 686,5 31

3Remaja 15 6 -10 219,08 10

4Taruna 15 11 - 15 627,9 29

5Dewasa 15 16 - 20 290,8 13

6 Madya 15 21 - 25 100,3 57 Tua 15 26 - 30 112,94 5

8 Tua Renta 7 ≥ 31 -

9 Tua Bangka - - -

100 -2.198,5

4 100

Tabel 5. Komposisi Klon Karet PTP Nusantara IX (Persero) KebunBlimbing / Buwaran

No. Klon TM TBM1 GT. 1 596,32 63,72 LCB 479 30,9 -3 LCB 1320 37,54 -4 PB 260 - 0,225 PR 228 59,29 -6 PR 225 34,55 -7 PR 300 111,18 -8 PR 303 7,19 -9 BPM.1 34,6 43510 BPM 24 223,81 128,511 RRIC 100 9,0212 RRIC 101 2,1O 0,2113 RRIM 712 213,54 49,82

1.351,02 686,5

4.3  Pemeliharaan Tanaman Karet4.3.1    Pemeliharaan Tanaman Karet Belum Menghasilkan TBM

a.    PenyulamanMenyulam adalah mengganti tanaman yang mati atau

pertumbuhannya tidak normal dengan bibit yang baru. Untukmengatasi kemungkinan tersebut, bibit yang akan ditanamhendaknya diperiksa dengan sebaik-baiknya sampai umur mencapaitiga tahun.

Kematian dalam penaman karet batas maksimum yang bisaditolelir adalah 5%, tanaman yang mati harus segera disulamagar jumlah populasi tanaman tidak berkurang. Bibit yangdigunakan dalam penyulaman tergantung pada umur tanaman yangperlu disulam. Bibit sulaman pada umur 0 – 1 tahun setelah

tanam dapat menggunakan bibit polybag. Sedangkan untuk yangberumur 2 – 3 tahun dapat menggunakan bibit stum tinggi yangumurnya sama dengan tanaman yang akan disulam.

Sebelum penyulaman dilakukan perlu diketahui penyebabkematian bibit. Jika disebabkan oleh bakteri atau jamur, tanahharus diberi fungisida. Pelaksanaan penyulaman dailaksanakanpagi hari pukul 06.00 – 09.00 atau sore hari pukul 15.00 –17.00, saat cuaca tidak terlalu panas agar mengurangi resikokematian

b.   Penunasan/wiwil. Untuk memperoleh tanaman yang baik dengan batang yang

lurus dan mulus maka dilakukan penunasan atau wiwil. Tanamanyang berumur 1 sampai 2 tahun umumnya keluar tunas yang tidakbaik dan tidak diinginkan. Tunas-tunas yang perlu diwiwilsampai dengan ketinggian tertentu (2,50 m – 2,75 m). Dalampelaksanaan wiwilan sebaiknya dengan menggunakan pisau yangtajam dan diiriskan sampai kepangkal tunas. Rotasi wiwilandilakukan 7 – 10 hari sekali terutama pada tahun tanampertama. Pelaksanaan wiwilan tidak boleh sampai terlambat,karena akan mempengaruhi pertumbuhan.

c.    Perangsangan Percabangan.Cepat atau tidaknya tanaman karet dalam membentuk percabangantergantung dari jenis klon. Secara alami tanaman karet akanmembentuk percabangan pada ketinggian 4 – 5 meter daripertautan okulasi. Tanaman karet yang ada pada afdelingBuwaran mampu membentuk percabangan lebih awal mempunyaipermukaan daun. Beberapa cara perangsangan percabangan yangdilakukan pada afdeling Buwaran antara lain ;

1.      Cara Voolding (penyanggulan)Cara penyanggulan ini bisa dilakukan dengan dua cara:

a.       Melipat daun dari payung teratas sehingga menutupi tunaspucuk atau titik tumbuh.

b.      Menutupi tunas pucuk dengan tiga helai daun atau lebih,lalu didekatkan dengan karet gelang. Setelah empat minggukaret gelang tersebut dilepas. Pada sistem ini membentukpercabangan yang lebih kuat terhadap angin dari pada yangdipotong. Namun cara ini jarang dilaksanakan karena kurangpraktis dan ekonomis.

2.      Cara PengeratanPengeratan dilakukan dengan cara mengerat batang tanamandengan alat berbentuk V, sehinga translokasi asimilat dariatas ke bawah terhambat. Cara pengeratan lebih berhasil

dilakukan pada jaringan tanaman yang berwarna coklat dengankedalaman keratin antara 2,1 mm – 2,5 mm. Pengaruh dari caraini ialah dapat terjadi penunasan daun sebelum waktunya

3.      Cara pemotongan pucukCara pemotongan pucuk ini yang paling sering dilaksanakan diafdeling Buwaran, karena termasuk cara atau pelaksanaan yangmudah dan praktis. Meskipun dengan cara ini tanaman akanmengalami stres, namun setelah masa stres terlampauipertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Cara pemotongan iniadalah sebagai berikut;

a.       Memotong pucuk diatas payung terakhir dengan menyisakan3 – 5 mata dari ketinggian yang dikehendaki antara 2,5 m –2,75 m, dengan cara menggunakan pisau/sabit yang tajam dandiberi tangkai.

b.      Jangan memotong pada pertengahan payung atupunpertengahan antar payung.

d.   Pembuatan dan Pemeliharaan Teras, Gondang gandungdan Rorak.

Pada pemeliharaan teras ditunjukkan pada teras yang rusakatau longsor, untuk memudahkan penyadapan nantinya terasindifidu secara betahap dibuat bersambung dengan tetapmemperhatikan kemiringan tanah dan yang perlu mendapatkanperhatian adalah jangan sampai akar menyembul ke permukaantanah.

Pembuatan gondang-gandung pertama kali saat tanaman sudahberumur 1 tahun setelah tanam, 30 cm dari pohon, karenamerupakan bibir lubang saat tanam. Pembuatan godang-gandungini berfungsi untuk menampung pupuk organik, memekarkan akardan mengemburkan tanah sehingga tanaman karet dapat tumbuhdengan baik. Ukuran gondang-gandung adalah panjang 1 meter,lebar 0,4 meter, dan kedalaman 0,6 meter.

Pembuatan dan pemeliharaan rorak dibuat diantara barisantanaman pokok tegak lurus dengan kemiringan tanah yangberfungsi untuk menampung aliran permukaan yang mengangkut airdan tanah. Dengan ukuran lebar 50 – 60 cm, kedalaman 60 cm danpanjang200 cm

e.    Pengendalian GulmaGulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak

dikehendaki karena akan menyaingi tanaman pokok dalammemperoleh unsur hara, udara dan cahaya matahari. Sebagaitanaman inang hama penyakit, dapat menciptakan lingkungan yanglembab sehingga cocok untuk berkembang biaknya hama dan

penyakit. Gulma yang ada pada afdeling Buwaran adalah tanamanalang-alang (Imperata cylindrica L.), sembung rambat (Micaniamicranta),rumput paitan (Paspalum konjugatum Berg),kriyuh (Chromolaena odorata), dan lain sebagainya. Pengendaliangulma ini dapat dilakukan dengan:

1.      Cara manual, yaitu dengan menggunakan tenaga manusia,dalam hal ini dibagi lagi menjadi dua berdasarkan alat yangdipakai, yaitu dengan teknis (sabit) dan mekanis (mesinpemotong). Biasanya digunakan pada tanaman belum menghasilkan,karena pada masa itu gulma tumbuh dengan baik.

2.      Cara Kimiawi, yaitu dengan menggunakan obat-obatan bahankimia. Biasanya digunakan pada tanaman menghasilkan, karenapertumbuhan gulma sudah tidak terlalu pesat. Pada AfdelingBuwaran biasanya menggunakan 2 jenis alat sprayer, yaitu

-          Sprayer Pakabag, dengan takaran posat 70 cc, tuformin25 cc, dan air 15 liter, lama penyemprotan ± 20 menit.

-          Sprayer Mikron, dengan takaran posat 200 cc, tuformin50 cc, dan air 5 liter, lama penyemprotan ± 45 menit.Namun yang paling dianjurkan untuk digunakan yaitu dengansprayer Mikron, karena lebih efisien dalam penggunaan air.

3.      Cara biologis, yaitu dengan menggunakan tanaman penutuptanah, di kebun kebun Blimbing menggunakan tanaman mukuna(mucuna bracteata)  untuk menutupi tanah, sehingga gulma tidakdapat tumbuh, namun dalam penggunaan sistem ini harusdilakukan pengendalian, agar tanaman makuna tidak merambatpada tanaman karet.

4.      Cara terpadu, yaitu penggabungan dari ketiga caratersebut.

f.     Persiapan pemupukanDilaksanakan menjelang pemupukan, yaitu membersihkan jalur

tanaman untuk persiapan pemupukan dengan tujuan agar pupukyang diberi kepada tanaman tidak terjadi persaingan dengangulma yang bisa kita laksanakan dengan cara kimiawi denganmenggunakan pakabag sprayer atau micron herbi atau secaramanual agar pada saat pemupukan, areal dalam kondisi bersih.Untuk itu pembersihan jalur harus diatur menyesuaikan waktupemupukan.

g.    PemupukanBerdasarkan cara pembuatannya pupuk dibedakan menjadi dua,yaitu;

-          Pupuk buatan (An Organik)Contoh : Urea, TSP, KCL, Rock Phosphate.

-          Pupuk Alam (Organik)Contoh : Pupuk Kandang, Kompos, Pupuk Hijau, dllCara pemberian pupuk :

-          Disebar (broadcasting)Cara ini biasanya dilakukan dengan pupuk dasar pada lahanpersemaian dan pada lubang tanam.

-          Cara dibenam (placement)Cara ini bisa dilakukan pada lahan persemaian, TBM maupun TM.

-          Cara lewat daunCara ini biasa dilakukan dipersemaian, diareal lapangan maupundalam polybag dengan menggunakan Bayfolan konsentrasi 2 – 5cc/liter, interval 2 bulan sekali, bergantian dengan pupuklewat tanah. Alat yang  digunakan untuk menyemprot adalahpakabag/tangki guling.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan :-          Tepat waktu.

Pupuk diberikan pada saat tanaman membutuhkan dan saatperkembangan. Waktu pemupukan akhir musim penghujan Januari –April dan awal musim penghujan September – Desember, apabulahujan sudah mencapai 100 mm.

-          Tepat dosisPemberian dosis pada tanaman sesuai dengan kebutuhan yangtelah direkomendasikan oleh balit.

-          Tepat sasaran.Lokasi pemberian pupuk, pada tanaman belum menghasilkandiberikan pada lingkaran dengan cara membenam disekitar pohonuntuk memperbaiki struktur tanah perlu diberikan ekstra pupukkandang.

h.   Pengukuran Lilit BatangPengukuran lilit batang pada TBM dimaksudkan untuk

mengetahui pertumbuhan danperkembangan pada TBM I sampai dengan TBM III yang dilakukan pada triwulan dengan maksud agarbisa diketahui lebih dini apabila perkembangan lilit batangnyaterlambat. Adapun cara pengukuran lilit batang sebagai berikut:

-          Pada TBM I dan II dilakukan dengan pengukuran secara sampling, dengan diagonal pq.

-          Pada TBM III dan seterusnya dilakukan dengan pengukuran secara individual.

-          Data lilit batang disajikan dalam bentuk rerata dan standar nilai deviasi.

Sebelum dilakukan pengukuran lilit batang langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:

-          Menentukan blok yang akan diukur.-          Menentukan jalur larikan pohon.-          Menentukan pohon contoh pengukuran ilit batang dengan

syarat pohon tersebut harus benar-benar bisa mewakili daerah sekitarnya.

-          Selanjutnya pohon tersebut merupakan pohon yang permanen yang harus diukir lilit batangnya.

-          Apabila pohon contoh mati maka tidak perlu digantikan dengan pohon disekitarnya.

-          Pengukuran lilit batang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan ketinggian 100 cm dari permukaan tanah. Untuk pengukuran homogenitas dengan heterogenitas digunakan nilai simpangan baku (standar deviasi) sebagai tolak ukur.

Tabel 6. Standart perkembangan lilit batang pada tiap TBM

TBMStandar Lilit

BatangI 8II 18III 30IV 40V 48

4.3.2    Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)a.      Pemeliharaan jalan dan jembatan

Pemeliharaan jalan utama, jalan produksi dan jembatansangat diperlukan dan sangat diperhatikan agar tidakmengganggu dan memperlancar pengangkutan hasil lateks olehtruk pengangkut tateks serta umtuk mempermudah pengontrolan.

b.      Pemeliharaan saluran air, teras, dan rorak.Guna mecegah kemunduran kesuburan tanah akibat erosi,

disamping untuk pemberian pupuk, perlu pemeliharaan saluranair, teras dan rorak secara berkala.Ukuran rorak : Lebar               :  50 – 60 cm                        Dalam              :  60 – 80 cm                        Panjamg          : melihat kebutuhanpembuatan rorak

Pembuatan rorak berlawanan dengan kemiringan tanah danterletak diantara jalur tanaman karet. Letak rorak antara 1dengan yang lainnya dibuat menyilang.

c.       Pengendalian gulma

Pengendalian pada Tanaman Menghasilkan prinsipnya samadengan Tanaman Belum Menghasilkan. Perbedaannya hanyapercepatan pertumbuhan gulma pada TM tidak secepat pada TBM.Hal tersebut disebabkan karena TM telah ternaungi oleh tanamanpokok, sehingga pertumbuhan gulma tehambat.

d.      Penjarangan PohonPedoman pelaksanaan penjarangan

1.       Penjarangan tidak menimbulkan areal terbuka dalam satublok (hiaten)

2.      Penjarangan hanya dilakukan terhadap pohon yang tetapkerdil, pohon yang terserang KAS total, dan pohon yang rusakkarena serangan angin/tumbang.

3.      Penjarangan dilakukan secara bertahap dan tetap menjagajumlah pohon pertahun tanam, per Ha pohon yang disadapberkomposisi

a.    Remaja            (  6-10 th)        : 500-550 pohonb.    Taruna (11-15 th)        : 450-500 pohonc.    Dewasa (16-23 th)       : 350-400 pohond.   Madya (24-25 th)        : 300-350 pohon

4.3.3    Pengendalian Hama dan Penyakita.      Hama Tanaman Karet

Tabel 7. Daftar hama tanaman karet pada PTP Nusantara IX Persero Kebun Blimbing Afdeling Buwaran.

No.

Jenis Hama

Penyerangan Gejala Pemberantasan

1 Ulat Tanah

Menyerang TBMI

Tanaman menjadi layu, berwarna kuning bahkan mati.

Dilakukan secara kimiawi dengan penyemprotan Furadan3 G

2 Rayap Menyerang TBM Tanaman akan layu dan batangterlihar lapuk.

Ditabur Basudin 10G dengan dosis 10-50 g/pohon.

3 Belalang Menyerang tanaman muda

Pemberantasan

dengan memakan daun terutama padamusim kemarau

_ menggunakan Dictophos dan Methonyl

4 Kutu Lak(Laccifer greeni Chamberlis)

Menghisap cairan jaringan tanaman karetsehingga ranting lemahmengugurkan daun, menghambat fotosintesis

Daun menggugurkan diri dari batang atau ranting.

menggunakan insektisida Albocinium2% dan formalin 0,15% ditambah Surfaktan Cicroet 0,025%

b.      Penyakit Tanaman KaretBeberapa penyakit penting pada tanaman karet dapat

digolongkan menjadi penyakit akar, penyakit cabang/batang, penyakit bidang sadap dan penyakit daun.

Pemberantasan hama dan penyakit merupakan baguan yangpenting dari rangkaian usaha pemeliharaan tanaman karet,keteledoran dari penanganan hama dan penyakit dapatmenyebabkan kerugian yang besar yaitu terhambatnya pertumbuhantanaman muda, turunnya produksi dan bahkan dapat menyebabkankematian tanaman.

1.      Embun Tepung (Powdery mildew, meeldauw)a.       Penyebabnya adalah cendawan Oidium heveae.

Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada daun-daun baru yangtumbuh stelah mengalami perangsangan (gugur daun) pada musimkemarau dan juga karangan-karangan bunga karet, apabila adakabut basah atau embun yang membasahi bagian tanaman tersebut.Serangan penyakit ini dapat menurunkan hasil lateks.

b.      Faktor yang mempengaruhi§  Ketinggian di atas permukaan laut, makin tinggi letak kebun,

kepekaan pohon terhadap penyakit ini makin bertambah.§  Kondisi lingkungan, yatu cahaya, suhu, kelembaban nisbi, angin

dan lain-lain.§  Sifat peranggasan masing-masing klon:

-          Klon yang meranggas awal, biasanya tidak begitu beratmengalami serangan cendawan embun tepung.

-          Klon yang meranggas tidak teratur/tidak serentak danberlangsung lama, dapay dijangkiti penyakit embun tepung dalamwaktu yang lama.

§  Sifat klon terhadap penyakit embun tepung, seperti tercantumdibawah.

Tabel 8. Sifat-sifat klon yang peka dan tahan terhadap penyakit embun tepung.

Sifat KlonPeka PD 5, Tjir 16, AV 49, AV 352,

RRIM 501, PB 5/63, RRIM 628,RRIM 701

Lebihtahan

LCB 870, PB 86, GT 1, PR 101,dan LCB 1320

Gejala  : Menyerang daun muda terutama setelah gugur daunmenyebabkan daun bintik bintik putih apabila serangan hebatsemua permukaan daun tertutup lapisan putih daun lemas tepidaun kering setelah beberapa hari daun akan rontok dampak dariserangan penyakit embun tepung menyebabkan pembentukan daunmenurun.

2.      Jamur upasDisebabkan oleh jamur Cortisium solmonicolor

a.       Gejala Penyakit-          Timbul pada batang atau cabang dan berkembang dari

pangkal cabang.-          Serangan awal adanya benang-benang halus.-          Jamur membentuk kerak berwarna merah jambu.b.      Faktor yang mempengaruhi-          Penyakit jamur upas dijumpai pada klon-klon yang

bertajuk ringan-          Musim penghujan-          Kerentanan klon karet juga mempengaruhi perkembangan

penyakitc.       Pengendalian.

Bagian yang terserang diolesi dengan Bordeaux dengan interval7-10 hari, jumlah aplikasi 6 kali. Pada waktu pengolesan tidakdidahului dengan pengerokan. Pengolesan dilakukan pada bagianatas dan bawah ± 30 cm. Penyembuhan dilakukan pada saat jamurmenyerupai jaring laba-laba, apabila sudah terlalu lama makan

akan berwarna seperti salmon (salmonicolor) pada stadia inisudah tidak dapat diobati lagi.

d.      Pembuatan Bordeaux.Bahan:

-          Kapur tohor.-          Terusi.-          Air.-          Bak plastik.

cara pembuatan :-          Siapkan setengah kilogram terusi yang sudah

dihaluskan.-          Setengah kilogram kapur tohor terusi dicampur dengan

air secukupnya, merupakan campuran satu.-          Kapur tohor dicampur dengan air secukupnya merupakan,

merupakan campuran kedua.-          Sel;anjutnya campuran satu dan campuran dua dimasukkan

kedalam tempat khusus bak plastik keduanya diaduk hinggamenjadi pasta.

3.      Jamur Akar Putih / JAP ( White root)Disebabkan oleh cendawan Rigidoporus lignosus. Penyakit ini

merupakan salah satu gangguan terpenting bagi tanaman karetremaja pada periode sebelum disadap. Serangan biasanya mulaitampak pada pertanaman menjelang umur dua tahun sejakpertanaman, dan sering terjangkit sampai umur 4-5 tahun. Makintua tanaman umumnya makin tahan terhadap penyakit ini.

a.       Gejala serangan-          Tingkat permulaan.1)      Daun-daun menjadi kusam dan agak menggulung ke atas.

Tanda-tanda khas ini bisa tampak jelas bila pengamatan kitamembelakangi matahari.

2)      Akar-akar lateral dan sebagian akar tunggang serta leherakar masih terserang ringan. Pada perlukaan akar baru tampakterdapat benang-benang cendawan (rhizomorfa) berwarna putihkekuning-kuningan.

-          Tingkat kritis.1)      Daun-daun layu dan menguning.2)      Benang-benang cendawan sudah mulai menembus kulit akar

yang mengakibatkan pembusukan pada kulit akar.3)      Kadang-kadang phon masih bisa diselamatkan dengan usaha-

usaha pengobatan yang intensif-          Tingkat lanjut

1)      Daun-daun mengering dan tetap menggantung pada pohon,demikian pula ranting-ranting dan cabang-cabang mulaimengering. Daun-daun kemudian berguguran dan tanaman padaakhirnya mati.

2)      Pada pohon karet yang terserang perakarannya sudah busukdan mati. Pohon yang demikian harus di bongkar untuk mencegahpenularan.

b.      Pengendalian dan pemberantasan-          Pengendalian1)      Sewaktu melaksanakan pembongkaran kebun tua pada saat

pembukaan ulang, sisa-sisa kayu harus dibuang dan dimusnahkanuntuk menghindari sumber infeksi cendawan akar putih bagitanaman peremajaan.

2)      Penanaman tanaman penutup tanah jenis leguminosaebiasanya mampu menekan penlaran cendawan akar putih. Menurutpenelitian, pnanaman penutup tanah T. diversifolia atau C.caeruleum dua tahun lebih dini dari hari penanaman karet dapatmenekan serangan penyakit akar putih.

3)      Mengontrol perakaran pohon-pohon disekitar sumberpenyakit cendawan akar putih.

-          Pemberantasan.1)      Tanah disekitar leher akar, akar tunggang dan sebagian

akar lateral digali. Panggilan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Benang-benang cendawan yang tumbuh pada permukaan akardikerok sepanjang bagian akar yang terserang, sedangkan akarakar-akar yang membusuk dipotong dan mengikut sertakansebagian akar yang masih sehat. Lumasi akar yang terserangdengan lumpur belerang atau belerang cirrus.

4.      Penyakit Kanker Garisa.       Disebabkan oleh jamur Phitopthora palmivorab.      Gejala penyakit

Pada bidang sadap dekat irisan sadapan terjadi garis-garisvertical yang  berwarna hitam.

c.       Faktor yang mempengaruhiPergantian musim basah ke kering, atau sebaliknya akanmempercpat perkembangan penyakit ini.

d.      Pengendalian penyakitBagian yang sakit yang erkena diolesi dengan fumgisidadifoltan 4 F dengan konsentrasi 2 % interval 1-2 kali perbulan.

5.      Kering Alur Sadap (KAS)Disebabkan karena terlalu banyak disadap / over tapping

Gejala penyakita.       Gejala awal yang dapat dilihat secara visual yaitu tidak

mengalirkan lateks pada alur sadap.b.      Kulit bagian dalam berwarna coklat.c.       Terjadi kelainan bentuk pada batang, benjolan-benjolan

timbul pada batang karena terbentuk kambium sekunder.Faktor yang mempengaruhi

Penyadapan yang terlalu berat (over tapping) akanmengakibatkan tibulnya penyakit ini.

Pengendalian penyakita.       Mencari batas bagian yang terkena KAS dengan yang masih

normal dengan cara menusuk kulit bidang sadap kearah vertikaldengan jarak 5 cm.

b.      Kemudian dibuat alur isolasi sebagai pembatas antara yangsakit KAS dengan kulit yang normal dengan mempergunakan pisausadap sampai kedalaman 1 mm dari kambium.

c.       Kerok bagian yang terkena secara manual menggunakan alatpengerok dengan kedalaman 3-4 mm dari kambium.

d.      Setelah dikerok dilap menggunakan lap steril dan kemudiandisemprot menggunakan insektisida, penyemprotan dilakukan padahari pertama, hari ke 7 dan hari ke 14 setelah dikerok.

e.       Pada H+1 diolesi dengan obat noBB dengan dosis 40-50ml/pohon/aplikasi. Aplikasi dilakukan 3 kali

-          Aplikasi pertama : dilakukan setelah dikerok H+1.-          Aplikasi kedua : dilakukan satu bulan setelah aplikasi

pertama-          Aplikasi ketiga : dilakukan satu bulan setelah

dilakukan satu bulan setelah aplikasi kedua.f.       Pada saat pengobatan noBB kulit yang sehat dihentikan

sadapannya, stelah 3 bulan baru boleh dilakukan penyadapanpada bidang sebaliknya yang tidak mengalami kering alur sadap.

g.      Bagian yang terserang akan sembuh kembali dan bisadisadap setelah 12 bulan dengan syarat sebagai berikut :

-          Ketebalan kulit sudah mencapai 7 mm.-          Apabila ditusukpermukaannya sudah mengeluarkan lateks.

BAB VPEMBAHASAN

Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluasdi dunia. Tanaman karet adalah salah satu komoditi perkebunan

yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa nonmigas bagi Indonesia, sehingga tanaman karet memiliki prospekyang sangat baik untuk dikembangkan.

Sayangnya setelah kemerdekaan produksi karet indonesiajustru merosot, oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitasusahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidangteknologi budidayanya. Pemeliharaan yang umum dilakukan padaperkebunan tanaman karet meliputipemupukan, perangsanganlateks dan pengendalian/pemberantasan hama & penyakit tanaman.

Ketinggian tempat di perkebunan PTPN IX Kebun BlimbingAfdeling Buwaran ini adalah lebih dari 300 meter dpl, danjenis tanahnya secara umum adalah latosol, pada kondisi initanaman karet dapat memproduksi karet dengan kualitas dankuantitas cukup baik, tentunya dengan pemeliharaan tanamanyang baik. Secara umum pemeliharaan tanaman karet diperkebunan PTPN IX kebun Blimbing Afdeling Buwaran sudah cukupbaik, banyak penanganan untuk setiap masalah-masalah yangdihadapi

Pemeliharaan tanaman karet belum menghasilkan (TBM) sudahdilakukan antara lain dengan melakukan penyulaman untukmenggantikan tanaman-tanaman yang mati agar penggunaan lahanlebih optimal, penunasan/wiwil dilakukan agar tidak ada tunasliar dan nantinya tercipta bidang sadap yang baik,perangsangan percabangan, pembuatan dan pemeliharaan gondang-gandung, teras dan rorak, pengendalian gulma dengan caramekanik dan non mekanik, pemupukan agar mendapatkan tanamanyang baik dan nantinya dapat menghasilkan lateks yang optimal,dan yang terakhir yaitu pengukuran lilit batang.

Pemeliharaan tanaman karet yang sudah menghasilkan (TM)yang telah dilakukan antara lain pemeliharaan saluran air,gondang-gandung dan teras, pengendalian gulma denganpenyemprotan obat kimia dan menggunakan alat babat, danpenjarangan pohon.

Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet di PTPNIX Kebun Blimbing Afdeling Buwaran ini adalah: embun tepung,jamur upas, Jamur Akar Putih (JAP), Kanker Garis dan KeringAlur Sadap (KAS). Pencegahannya dengan menanam klon yangsesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan tanamansecara teratur.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1  KesimpulanPemeliharaan tanaman karet di PTP Nusantara IX (Persero)

Kebun Blimbing Afdeling Buwaran sudah dilakukan dengan baik.Pemeliharaan karet dilakukan secara intensif dan efisien agartidak menimbulkan kerugian ekonomis sehingga dapat memproduksilateks secara optimal.

Hama yang menyerang tanaman karet yang ditemui di KebunBlimbing Afdeling Buwaran antara lain ulat tanah, rayap,belalang dan kutu lak. Sedangkan penyakit-penyakit yangditemui antara lain penyakit Embun Tepung, Jamur upas, JamurAkar Putih (JAP), Kanker Garis dan Kering Alur Sadap (KAS).

Namun dengan penanganan yang intensif dan efektif semuapermasalahan dapat terselesaikan dengan baik, sehinggaproduksi lateks dapat optimal, secara kualitas dan kuantitas.

6.2  Saran

Dalam upaya pencapaian target produksi hendaknya dilakukansebelum masa gugur daun dengan pengawasan karet terhadap mutusadap, waktu menyadap, penggunaan stimulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Panduan Dalam Budidaya Karet. Kebun Getas. Salatiga

Setiawan D. H. dan Andoko A. 2005. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet. PTAgro Media Pustaka. Solo

Setyamidjaja Djoehana. 1993. Karet, Budidaya dan Pengolahan.Kanisus. Yogyakarta

Woelan, et all. Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara. 1999. Pdf,di aksestanggal 31 maret 2013.

PTP Nusantara IX (Persero), 2010. Profil Kebun Blimbing, Karanganyar,Pekalongan

PTP Nusantara IX (Persero), 2000. Vademicum Budidaa Karet, Mugas Dalam (atas), Semarang

Lampiran 1. Foto Kegiatan Praktek Kerja Lapangan