MATERI PKL
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of MATERI PKL
MATERI YANG AKAN DISAMPAIKAN PADA PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI
RA. LARASATI SEI. TABUK KABUPATEN BANJAR
1. Pada Pertemuan Pertama Materi yang akan dibahas yaitu
mengenai :
a. Undang- Undang yang Berkaitan Dengan Pendidikan Anak
Usia Dini
Dalam Pelaksanaan PKL di Raudhatul Athfal ( RA )
Larasati kami mengadakan Sosialisasi Undang-Undang
yang berhubungan dengan Pendidikan Anak Usia Dini,
diantaranya ;
Dalam Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28
B Ayat 2 dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”.
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Pasal 9
Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa
“Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya”.
1
Landasan hukum Undang-Undang RI No. 20 Tahun “
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan
sebelum jenjang dikdas melalui : Jalur Pendidikan
Formal Jalur Pendidikan Non Formal dan/ Jalur
Pendidikan Informal bentuk : Taman Kanak-kanak
(TK), Raudhatul Athfal (RA), Bentuk lain yang
sederajat, Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan
Anak (TPA), Bentuk lain yang sederajat Pendidikan
Keluarga atau Pendidikan yang diselenggarakan
oleh lingkungan.
Dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003- pasal 1
Ayat 14 : Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah “ Suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 1
“Taman Kanak-kanak (TK) menyelenggarakan
2
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan
prestasi diri sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Raudhatul Athfal (RA)
menyelenggarakan pendidikan kegamaan islam yang
menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
diri seperti pada Taman Kanak-kanak.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2010
pasal 61 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan, fungsi dan tujuan PAUD. Pendidikan
Anak Usia Dini berfungsi membina, menumbuhkan,
dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini
secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan
kemampuan dasar sesuai dengan tahap
perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk
memasuki pendidikan selanjutnya.
Butir 2 menjelaskan Pendidikan Anak Usia Dini
bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa,
berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat,
3
berilmu, cakap, kritis, cakap, kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 “ Standar
PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu : (1)
Standar Tingkat Pencapai Perkembangan; (2)
Standar Pendidik dan tenaga Kependidikan; (3)
Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4)
Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.
b. Administrasi PAUD
Di kutip dari Modul Pengelolaan Penyelenggaraan
Kelompok Bermain tahun 2010, pengertian administrasi
adalah “Keseluruhan pencatatan secara tertulis dan
penyusunan secara sistematis keterangan dengan tujuan
agar dengan mudah dapat memperoleh iktisarnya secara
menyeluruh”. Dengan kata lain administrasi merupakan
rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah,
menggadakan, mengirim dan menyimpan keterangan-
keterangan yang diperlukan.
4
Suatu kegiatan bersama / ketatausahaan bersama baru
dapat dikatakan kegiatan administrasi apabila telah
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Adanya proses kegiatan kerjasama,
b. Dilakukan oleh dua orang atau lebih (sekelompok
orang),
c. Adanya sumber daya (manusia dan non manusia) untuk
didayagunakan dan ditata atau diatur,
d. Adanya penataan atau pengaturan kegiatan dalam
kerjasama dengan menggunakan metode, alat dan teknik
tertentu dalam rangka efektifitas dan efesiensi
kegiatan (siapa melakukan, apa dan bagaimana),
e. Adanya tujuan yang akan dicapai dari kerjasama
tersebut.
Agar penyelenggaraan PAUD tertata dengan baik serta
dapat berkembang sesuai dengan rencana lembaga, maka
diperlukan pengadministrasian semua kegiatan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan PAUD itu sendiri.
Kegiatan administrasi penyelenggaraan PAUD meliputi :
1. Data anak dan perkembangannya
5
Pengelola perlu mengidentifikasikan pengelolaan
anak didik secara terstruktur, mulai dari
penerimaan anak didik hingga kelulusan. Di PAUD
pengelolaan anak didik yang perlu dilakukan antara
lain :
a. Pengelolaan penerimaan siswa baru,
b. Pengelolaan pendataan siswa,
c. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler,
d. Pengelolaan kelulusan siswa.
2. Data lembaga
a. Data lembaga meliputi :
Surat Akte Notaris tentang tanah dan
bangunan,
IMB,
Surat-surat pajak lembaga (NPWP),
Akte Pendirian Yayasan,
Data kepegawaian,
Struktur organisasi lembaga dan ikatan
orang tua peserta didik,
Company profile lembaga (visi, misi dan
tujuan lembaga),
6
Dokumen izin operasional / pendirian,
Program kerja lembaga, terdiri dari
program kerja tahunan, semester, bulanan
dan harian.
3. Data administrasi lembaga meliputi :
Buku tamu khusus yang berkaitan dengan pembinaan
lembaga,
Buku tamu umum yang berkaitan dengan
kunjungan masyarakat atau lembaga,
Buku piket,
Buku agenda surat masuk,
Buku agenda surat keluar,
Buku ekspedisi,
Bundel arsip surat masuk,
Bundel arsip surat keluar,
Bundel surat keputusan,
Dokumen tata tertib sekolah dan pegawai,
Buku absen pendidik dan tenaga
kependidikan,
Papan data atau grafik perkembangan
lembaga,
7
Buku notulen rapat lembaga dan kedinasan,
Dokumen standar operasional prosedur
(SOP),
Pembagian tugas mengajar yang dituangkan
dalam surat keputusan pengelola tentang
tugas mengajar dalam satu tahun ajaran.
4. Data administrasi bidang kurikulum meliputi :
Perangkat kurikulum PAUD,
Kalender pendidikan,
Jadwal kegiatan belajar,
Buku pengecekan administrasi pendidik
(Silabus, RKM, RKH),
Buku laporan perkembangan anak,
Program pelaksanaan supervisi,
Bundel arsip / catatan pelaksanaan
supervisi,
Buku catatan alat pembelajaran (indoor dan
outdoor),
Buku catatan prestasi bidang akademik,
Buku anekdot,
Buku mutasi,
8
Buku catatan siswa tamat PAUD,
Perencanaan program pembelajaran tahunan,
semester, mingguan dan harian,
Bundel arsip fotocopy SKTB (Surat
Keputusan Tuntas Belajar).
5. Data administrasi bidang kesiswaan meliputi :
Buku pendaftaran peserta didik baru,
Buku penerimaan peserta didik baru,
Buku induk siswa,
Buku catatan data pribadi anak,
Buku catatan perkembangan anak (DDTK),
Buku laporan perkembangan anak,
Buku mutasi siswa,
Bundel arsip formulir pendaftaran,
Buku catatan kegiatan kesiswaan kegiatan
lomba.
6. Data administrasi bidang ketenagaan meliputi :
Bundel arsip kepegawaian,
Buku induk pegawai,
Arsip surat keputusan pembagian tugas
mengajar pendidik,
9
Arsip surat keputusan pembagian tugas
tambahan pendidik,
Buku catatan penilaian pegawai (DP3),
Buku tata tertib pegawai,
Buku cuti pegawai,
Buku prestasi pendidik.
7. Data administrasi sarana dan prasarana meliputi :
Dokumen surat tanah / surat perjanjian hak
pakai,
Dokumen PBB (Pajak Bumi dan Bangunan),
Buku catatan investaris bangunan / ruang
yang dimiliki lembaga,
Buku catatan investaris peralatan sekolah,
peralatan kantor, TV, radio, tape, DVD,
computer, kamera dll,
Buku catatan alat pembelaran / media
belajar,
Buku catatan / buku induk perpustakaan
lembaga.
8. Data administrasi bidang pengelolaan keuangan
lembaga meliputi :
10
Arsip RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah),
Buku catatan penerimaan keuangan harian,
Buku kas umum,
Bundel bukti transaksi penggunaan keuangan
sekolah,
Arsip laporan pertanggungjawaban keuangan
sekolah,
Buku catatan pemberian bantuan beasiswa
bagi anak yang tidak mampu.
9. Data administrasi bidang humas meliputi :
Buku penghubung komunikasi antara guru dan
orang tua peserta didik,
Buku notulen rapat dengan orang tua,
Buku catatan saran masukan dari orang tua,
Arsip program kerjasama dengan lembaga
pihak lain untuk kunjungan sekolah,
Buku catatan kerjasama dengan lembaga
pihak lain.
10. Data administrasi bidang lingkungan meliputi :
Program penataan lingungan,
11
Slogan / rambu ketertiban lingkungan,
Program dan pengelolaan UKS.
11. Administrasi keuangan dan program, meliputi :
Buku pembiayaan yang berisi keterangan
uang masuk dan uang keluar.
2. Pada Pertemuan Kedua Materi yang akan dibahas yaitu
mengenai :
a. Model-Model Pembelajaran PAUD
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau
yang lain.
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat
dilaksanakan di PAUD, diantaranya :
1. Number Head Together (NHT)
a. Pengertian
Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen
(Trianto,2007:62) yaitu “Untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
12
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Model Number heads together adalah bagian dari model
pembelajaran kooperatif struktural, yang
menekankan pada struktur-struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Rahayu (2006) Number Heads Together adalah
suatu model pembelajaran yang lebih mengedapankan
kepada aktivitas anak dalam mencari, mengolah dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang
akhirnya dipresentasikan di depan kelas.
b. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe
NHT sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam
Tryana (2008) bahwa model NHT yaitu
Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Mengembangkan sikap positif siswa.
Mengembangkan sikap kepemimpin siswa.
Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
Meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Mengembangkan rasa saling memiliki.
13
Mengembangkan keterampilan untuk masa depan
2. Kelemahan model NHT yaitu
Pengkondisian siswa kurang.
Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang
banyak karena membutuhkan waktu yang lama.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh
guru. Karena kemungkinan waktu yang terbatas.
c. Langkah-Langkah Model Number Head Together
Berikut adalah langkah-langkah metode
pembelajaran Number Heads Together :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4 – 5 siswa kemudian dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawabannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama
mereka.
14
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain.
6. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran.
2. Card Sort
a. Pengertian
Menurut Melvin L. Silberman ( 2009: 157), Model
Card Sort atau memilih dan memilah kartu,
merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep,
penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek,
atau mengulangi informasi. Gerakan fisik
yang diutamakan dapat membantu untuk
member energi kepada kelas yang telah
letih. Selanjutnya Melvin L. Silberman
(2009: 157), memaparkan prosedur pelaksanaan
Model Card Sort ini sebagai berikut:
1. Berilah masing – masing peserta
didik kartu indeks yang berisi informasi
atau contoh dengan satu atau lebih
kategori.
15
2. Mintalah peserta didik untuk berusaha
mencari temannya di ruang kelas dan
menemukan orang yang miliki kartu dengan
kategori sama. c. Biarkan peserta didik
dengan kartu kategorinya yang sama
menyajikan sendiri pada orang lain.
3. Selagi masing – masing kategori
dipresentasikan, buatlah beberapa poin
mengajar yang anda rasa penting.
Pengertian Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu
strategi/model yang digunakan pendidik dengan
maksud mengajak peserta didik untuk menemukan
konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang
dibahas dalam pembelajaran.
Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan
kartu. Card Sort yakni strategi pembelajaran
berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk
seperti kartu yang berisi informasi atau materi
pelajaran. Pembelajaran aktif model Card Sort
merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan
siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa
16
diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang
materi yang akan dibahas, kemudian siswa
mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang
dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan
mempresentasikan hasil diskusi tentang materi
dari kategori kelompoknya. Di sini pendidik
lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan
menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi
yang belum dimengerti siswa setelah presentasi
selesai.
Model Card Sort, dengan menggunakan media kartu
dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa
dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi
mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan
Model Card Sort, guru hanya berperan sebagai
fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam
pembelajaran, sementara siswa belajar secara
aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru. Card
Sort yaitu motivasi dari guru bagi kartu kosong
secara acak; guru mencari kata kunci di papan
siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan
17
temannya; diskusi kelompok berdasarkan temanya;
menyusun kartu di papan dan masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya .
b. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan kelemahan metode Card Sort menurut
Wahyuni (2011:14).
1. Kelebihan
a. Guru mudah menguasai kelas
b. Mudah dilaksanakan
c. Mudah mengorganisir kelas
d. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya
banyak
e. Mudah menyiapkannya
f. Guru mudah menerangkan dengan baik
g. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya
banyak
h. Guru mudah menerangkan dengan baik
i. Siswa lebih mudah mengerti tentang materi
yang diajarkan daripada dengan menggunakan
metode ceramah.
j. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran
18
k. Sosialisasi antara siswa lebih terbangun
yakni antara siswa denga siswa lebih
akrab.
2. Kelemahan
a. Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan
perhatian murid, terutama apabila terjadi
jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya,
padahal bukan sasaran (tujuan) yang
diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan
dari pokok persoalan semula.
b. Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak
keseluruhan siswa dapat diperhatikan
dengan baik
c. Banyak menyita waktu terutama menyiapkan
model pembelajaran aktif tipe pemilahan
kartu
c. Langkah-Langkah
Maka secara umum dapat disimpulkan langkah-
langkah strategi pembelajaran Card Sort yang akan
diterapkan di TK adalah sebagai berikut :
19
1. Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran
yang digunakan sesuai tema
2. Guru menjelaskan tentang aturan permainan,
yaitu mengklasifikasikan kartu yang berisi
informasi sesuai kelompok/ciri tertentu
3. Guru mempersiapkan kartu yang di acak terlebih
dahulu yang siap untuk dibagikan kepada anak
4. Guru memberikan kartu yang berisi informasi
secara acak kepada setiap anak dan pastikan
masing-masing anak mendapatkan kartu tersebut.
5. Guru memberi waktu kepada setiap anak untuk
mengelompokkan kartu sesuai dengan kelompoknya
6. Masing-masing siswa mencari kartu yang memiliki
kategori yang sama sekaligus
mengklasifikasinnya sesuai dengan kelompoknya
atau ciri-cirinya
7. Setiap anak yang dapat mengelompokkan kartu
sesuai dengan kelompoknya. Akan
mempresentasikan hasil dari kerjanya dalam
mengelompokkan kartu
20
8. Setelah kegiatan berlangsung. Maka kegiatan di
roling kembali agar setiap anak mendapatkan
kesempatan untukmendapatkan kartu yang berbeda
9. Menyimpulkan hasil kegiatan yang dilakukan
dalam menggelompokkan kartu sesuai dengan
kelompoknya atau cirinya.
3. Snowball Throwing
a. Pengertian
Snowball secara etimologi berarti bola salju,
sedangkan throwing artinya melempar. Snowball
Throwing secara keseluruhan dapat diartikan
melempar bola salju. Dalam pembelajaran
Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas
yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa
kemudiandilempar kepada temannya sendiri untuk
dijawab. Menurut Bayor (2010), Snowball
Throwing merupakan salah satu model
pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam
pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran
guru di sini hanya sebagaipemberi arahan awal
21
mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya
penertiban terhadap jalannyapembelajaran.
Menurut Saminanto (2010:37) “Metode
Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga
metode pembelajaran gelundungan bola salju”.
Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk
lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain
dalam bentuk bola salju yang terbuat dari
kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya dalam satu kelompok.
Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran
efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO,
yakni: belajar mengetahui (learning to know),
belajar bekerja (learning to do), belajar hidup
bersama (learning to live together), dan
belajar menjadi diri sendiri (learning to
be) (Depdiknas, 2001:5).
Snowball throwing adalah suatu metode
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan
kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk
mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing
22
siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti
bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa
lain yang masing-masing siswa menjawab
pertanyaan dari bola yang diperoleh. (Arahman,
2010: 3).
Metode Snowball Throwing merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif. Metode
pembelajaran tersebut mengandung unsur-unsur
pembelajaran kooperatif. Snowball artinya bola
salju sedangkan throwing artinya
melempar. Snowball Throwing dapat diartikan
sebagai metode pembelajaran yang menggunakan
bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat
berbentuk bola kemudian dilemparkan secara
bergiliran di antara sesama anggota kelompok.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan snowball throwing yaitu metode
pembelajaran yang didalam terdapat unsur-unsur
pembelajaran kooperatif sebagai upaya dalam
rangka mengarahkan perhatian siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru.
23
b. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Kelebihan pembelajaran dengan
metode Snowball Throwing sebagai berikut:
Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan
pertanyaan dengan bersumber pada materi
yang diajarkan serta saling memberikan
pengetahuan.
Siswa lebih memahami dan mengerti secara
mendalam tentang materi pelajaran yang
dipelajari. Hal ini disebabkan karena
siswa mendapat penjelasan dari teman
sebaya yang secara khusus disiapkan oleh
guru serta mengerahkan penglihatan,
pendengaran, menulis dan berbicara
mengenai materi yang didiskusikan dalam
kelompok.
Dapat membangkitkan keberanian siswa
dalam mengemukakan pertanyaan kepada
teman lain maupun guru.
24
Melatih siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh temannya dengan baik.
Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan
sesuai dengan topik yang sedang
dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam
bertanya kepada teman maupun guru.
Siswa akan lebih mengerti makna
kerjasama dalam menemukan pemecahan
suatu masalah.
Siswa akan memahami makna tanggung
jawab.
Siswa akan lebih bisa menerima keragaman
atau heterogenitas suku, sosial, budaya,
bakat dan intelegensia.
Siswa akan terus termotivasi untuk
meningkatkan kemampuannya.
2. Kekurangan
Sangat bergantung pada kemampuan
siswa dalam memahami materi sehingga
apa yang dikuasai siswa hanya sedikit.
25
Hal ini dapat dilihat dari soal yang
dibuat siswa biasanya hanya seputar
materi yang sudah dijelaskan atau
seperti contoh soal yang telah
diberikan.
Ketua kelompok yang tidak mampu
menjelaskan dengan baik tentu menjadi
penghambat bagi anggota lain untuk
memahami materi sehingga diperlukan
waktu yang tidak sedikit untuk siswa
mendiskusikan materi pelajaran.
Tidak ada kuis individu maupun
penghargaan kelompok sehingga siswa saat
berkelompok kurang termotivasi untuk
bekerja sama. tapi tdk menutup
kemungkinan bagi guru untuk menambahkan
pemberiaan kuis individu dan penghargaan
kelompok.
Memerlukan waktu yang panjang.
Murid yang nakal cenderung untuk berbuat
onar.
26
Kelas sering kali gaduh karena kelompok
dibuat oleh murid.
c. Langkah-Langkah.
Menurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto
(2010:37), langkah-langkah pembelajaran metode
snowball throwing adalah:
1. Guru menyampaikan materi yang akan
disajikan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan
memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu
lembar kertas, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
27
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan
tersebut dibuat seperti bola dan dilempar
dari satu siswa ke siswa yang lain.
6. Siswa yang mendapat lemparan bola diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas yang berbentuk bola
tersebut.
7. Evaluasi.
8. Penutup.
4. Course Review Horay (CRH)
a. Pengertian
Model Course Review Horay (CRH) juga merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif yang
bersifat menyenangkan dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkompetisi secara
positif dalam pembelajaran, selain itu juga
dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa, serta membantu siswa untuk mengingat
konsep yang dipelajari secara mudah. Model
pembelajaran CRH ini juga merupakan suatau
28
model pembelajaran yang dapat digunakan guru
untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam
kelas dengan lebih menyenangkan, sehingga siswa
merasa lebih tertarik. Karena dalam model
pembelajarn CRH ini, apabila siswa dapat
menjawab secara benar maka siswa tersebut
diwajibkan meneriakan kata “hore” ataupun yel-
yel yang disukai dan telah disepakati oleh
kelompok maupun individu siswa itu sendiri.
Model pembelajaran CRH juga merupakan suatu
model pembelajaran dengan pengujian pemahaman
siswa menggunakan soal dimana jawaban soal
dituliskan pada kartu atau kotak yang telah
dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok
yang mendapatkan jawaban atau tanda dari
jawaban yang benar terlebih dahulu harus
berteriak ‘horay’ atau menyanyikan yel-yel
kelompoknya.
b. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
29
Kelebihan model pembelajaran Course
Review Horay (CRH)
Pembelajaran lebih menarik;
Artinya, dengan menggunakan model
pembelajaran CRH siswa akan lebih
bersemangat dalam menerima materi yang
akan disampaikan oleh guru karena banyak
diselingi dengan games ataupun simulasi
lainnya.
Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam
situasi pembelajaran;
Artinya, siswa diajak ikut serta dalam
melakukan suatu games atau simulasi yang
diberikan guru kepada peserta didiknya
yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan guru.
Pembelajaran tidak monoton karena
diselingi dengan hiburan atau game, dengan
begitu siswa tidak akan merasakan jenuh
yang bisa menjadikannya tidak
30
berkonsentrasi terhadap apa yang
dijelaskan oleh guru.
Siswa lebih semangat belajar karena
suasana belajar lebih menyenangkan;
Artinya, kebanyakan dari siswa mudah
merasakan jenuh apabila metode yang
digunakan oleh guru adalah metode ceramah.
Oleh karena itu, dengan menggunakan model
pembelajaran course review horay (CRH)
mampu membangkitkan semangat belajar
terutama anak Sekolah Dasar yang notabene
masih ingin bermain-main.
Adanya komunikasi dua arah;
Artinya, siswa dengan guru akan mampu
berkomunikasi dengan baik, dapat melatih
siswa agar dapat berbicara secara kritis,
kreatif dan inofatif. Sehingga tidak akan
menutup kemungkinan bahwa akan semakin
banyak terjadi interaksi diantara guru dan
siswa.
c. Langkah-Langkah
31
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh
membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan
dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan
selera masing-masing siswa
Guru membaca soal secara acak dan siswa
menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya
disebutkan guru dan langsung didiskusikan,
kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan
diisi tanda silang (x)
Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal
atau horisontal, atau diagonal harus
berteriak horay … atau yel-yel lainnya
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar
jumlah horay yang diperoleh
Penutup
2. Kekurangan
32
Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai
disamakan;
Artinya, guru hanya akan menilai kelompok
yang banyak mengatakan horey. Oleh karena
itu, nilai yang diberikan guru dalam satu
kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan
mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.
Adanya peluang untuk berlaku curang.
Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol
siswanya dengan baik apakah ia menyontek
ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-
kelompok yang menjawab horey, sehingga
peluang adanya kecurangan sangat besar.
b. Media Pembelajaran PAUD
A. Telur Pecah
33
Pengertian
Media telur pecah merupakan alat permainan edukatif
yang terbuat dari kertas karton/manila yang dibentuk
lingkaran, yang kemudian dibuat pola zig-zag dan
digunting menjadi 2 bagian.
Media telur pecah berguna untuk melatih perkembangan
kognitif anak yaitu dalam mengenal gambar dengan
kata, perkembangan bahasa yaitu dalam mengenal huruf,
serta perkembangan fisik motorik dan sosial emosional
anak dalam bekerja sama antar anak.
Bahan dan Cara Membuat
1. Kertas karton/manila putih
2. Kemudian dibentuk lingkaran dan bagian
tengahnya dibuat pola zig-zag
3. Kemudian kertas digunting menurut polanya.
4. Pada perbagian diberi gambar yang ditempelkan
sedangkan potongan yang lain diberi
tulisan/keterangan dari kata bendanya.
5. Bagian telur atas diberi gambar sesuai tema
yang diterapkan misalnya gambar kucing.
6. Sedangkan bagian telur bawah diberi kata yang
menunjukkan gambar pada bagian telur atas.
Cara Menerapkan
34
1. Anak dibagi menjadi 4 kelompok setiap kelompok
bersi 4- 5 anak.
2. Pada setiap kelompok mendapatkan media telur
pecah bagian atas, dan kelompok lain
mendapatkan bagian lainnya.
3. Guru meminta anak untuk menghubungkan setiap
bagian telur pecah tersebut menjadi satu telur
utuh sesuai dengan gambar dan kata yang
terdapat pada bagian telur masing-masing.
B. Kotak Alfabeth
Pengertian
Kotak alfabeth merupakan alat permainan edukatif yang
menggunakan kotak sebagai tempat menyimapn huruf
alfabeth. Kotak alfabeth dapat mengembangkan berbagai
macam aspek perkembangan anak yaitu kognitif dan
bahasa, karena pada kotak alfabeth ini terdapat
berbagai macam abzad dari a sampai dengan z dimana
35
pada abzad tersebut anak dapat membentuk berbagai
kata.
Bahan dan Cara Membuat
1. Kardus bekas. bisa dari kardus odol,kardus
obat,dll.
2. Siapkan kardus-kardus tersebut, kemudian pada
bagian luar kardus diberi tulisan huruf/angka.
3. Setelah itu siapkan juga potongan kertas kecil yang
diberi tulisan huruf/angka . Usahakan potongan
kertasnya lebih kecil dari kardus sehingga bisa
dimasukkan ke dalamnya.
Cara Menerapkan
1. Anak dibagi memnjadi beberapa kelompok.
2. Setiap kelompok diberi kotak alfabeth dari berbagai
huruf/ angka.
3. Guru meminta setiap kelompok merangkai kata dari
hruf-huruf yang terdapat didalam kotak alfabeth
tersebut.
4. Bagi setiap kelompok yang mampu merangkai kata dari
huruf-huruf dikotak alfabeth diberikan penghargaan
berupa pujian dll.
C. Pancing Ikan
Pengertian
36
Pancing ikan merupakan salah satu alat
permainan edukatif yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran. Pancing ikan
sangat berguna untuk mengembangkan berbagai
perkembangan anak, eperti kognitif, fisik
motorik serta sosial anak, karena melalui
pancing ikan anak dapat mengenal warna,
bentuk dan ukuran serta kerjasama antar
kelompok.
Bahan dan Cara Membuat
1. Kayu untuk alat pancing
2. Tali/ benang
3. Magnet / Besi Berani /Perekat
4. Stapler dan Isinya
5. Kertas Kado
6. Gambar ikan
7. Lem
8. Gunting
Cara Menerapkan
37
1. Anak dibagi menjadi beberapa kelompok,
setiap kelompok diarahkan cara main dengan
media pancing ikan ini.
2. Setiap kelompok diberi satu alat pancing,
kemudian anak diminta untuk memancing ikan
sesuai dengan bentuk, ukuran serta warna
nya dan kemudian setiap ikan diletakkan
ditempat yang berbeda sesuai denagn
bentuk, ukuran dan warna.
3. Bagi setiap kelompok yang sudah selesai,
diberi penghargaan berupa pujian atau
simbol.
D. Jahit pola
Pengertian
Jahit pola merupakan alat permainan edukatif
yang dapat mengembangkan kreativitas anak dalam
bidang motorik, kognitif serta sosial anak,
karena jahit pola anak beronsentrasi untuk
memasukkan benang ke dalam lubang-lubang yang
sesuai pola, kemuian anak juga menggerakkan
tangannya untuk menjahit setiap pola.
38
Bahan dan Cara Membuat
1. Kardus ukuran 30 cm diberi gambar/pola yang
sesuai dengan tema.
2. Setiap sisi dari gambar pada kardus diberi
lubang.
3. Lem yang digunakan untuk merekat gambar pada
kardus.
4. Benang yang digunakan untuk menjahit pola.
Cara Menerapkan
1. Setiap anak diberi pola jahit yang telah
dibuat guru.
2. Kemudian guru mendemonstrasikan kepada anak
cara menjahit pada setiap pola.
3. Anak mempraktekkan menjahit pola tersebut
yang dimulai dari memasukkan benang ke
setiap lubang pada pola sampai selesai.
3. Pada Pertemuan Ketiga Materi yang akan dibahas yaitu
mengenai :
A. Implementasi Model Pembelajaran
Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai bagaimana
implementasi model pembelajaran pada anak.
39
B. Implementasi Media Pembelajaran
Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai bagaimana
implementasi media pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran disekolah.
C. Penyerahan Media Pembelajran Sebagai Kenang
Kenangan Untuk Sekolah
Pada pertemuan ini akan diserahkan kenang-kenangan
dari mahasiswa kepada pihaksekolah berupa media
pembelajaran dll.
40