MATERI PKL

40
MATERI YANG AKAN DISAMPAIKAN PADA PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI RA. LARASATI SEI. TABUK KABUPATEN BANJAR 1. Pada Pertemuan Pertama Materi yang akan dibahas yaitu mengenai : a. Undang- Undang yang Berkaitan Dengan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Pelaksanaan PKL di Raudhatul Athfal ( RA ) Larasati kami mengadakan Sosialisasi Undang-Undang yang berhubungan dengan Pendidikan Anak Usia Dini, diantaranya ; Dalam Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 B Ayat 2 dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. 1

Transcript of MATERI PKL

MATERI YANG AKAN DISAMPAIKAN PADA PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI

RA. LARASATI SEI. TABUK KABUPATEN BANJAR

1. Pada Pertemuan Pertama Materi yang akan dibahas yaitu

mengenai :

a. Undang- Undang yang Berkaitan Dengan Pendidikan Anak

Usia Dini

Dalam Pelaksanaan PKL di Raudhatul Athfal ( RA )

Larasati kami mengadakan Sosialisasi Undang-Undang

yang berhubungan dengan Pendidikan Anak Usia Dini,

diantaranya ;

Dalam Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28

B Ayat 2 dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak

atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang

serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi”.

Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Pasal 9

Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa

“Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan

pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya

dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan

bakatnya”.

1

Landasan hukum Undang-Undang RI No. 20 Tahun “

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan

sebelum jenjang dikdas melalui : Jalur Pendidikan

Formal Jalur Pendidikan Non Formal dan/ Jalur

Pendidikan Informal bentuk : Taman Kanak-kanak

(TK), Raudhatul Athfal (RA), Bentuk lain yang

sederajat, Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan

Anak (TPA), Bentuk lain yang sederajat Pendidikan

Keluarga atau Pendidikan yang diselenggarakan

oleh lingkungan.

Dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003- pasal 1

Ayat 14 : Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) adalah “ Suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan

usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 1

“Taman Kanak-kanak (TK) menyelenggarakan

2

pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan

prestasi diri sesuai dengan tahap perkembangan

peserta didik. Raudhatul Athfal (RA)

menyelenggarakan pendidikan kegamaan islam yang

menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan

kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

diri seperti pada Taman Kanak-kanak.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2010

pasal 61 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan

pendidikan, fungsi dan tujuan PAUD. Pendidikan

Anak Usia Dini berfungsi membina, menumbuhkan,

dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini

secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan

kemampuan dasar sesuai dengan tahap

perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk

memasuki pendidikan selanjutnya.

Butir 2 menjelaskan Pendidikan Anak Usia Dini

bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa,

berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat,

3

berilmu, cakap, kritis, cakap, kritis, kreatif,

inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.

Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 “ Standar

PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu : (1)

Standar Tingkat Pencapai Perkembangan; (2)

Standar Pendidik dan tenaga Kependidikan; (3)

Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4)

Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan

pembiayaan.

b. Administrasi PAUD

Di kutip dari Modul Pengelolaan Penyelenggaraan

Kelompok Bermain tahun 2010, pengertian administrasi

adalah “Keseluruhan pencatatan secara tertulis dan

penyusunan secara sistematis keterangan dengan tujuan

agar dengan mudah dapat memperoleh iktisarnya secara

menyeluruh”. Dengan kata lain administrasi merupakan

rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah,

menggadakan, mengirim dan menyimpan keterangan-

keterangan yang diperlukan.

4

Suatu kegiatan bersama / ketatausahaan bersama baru

dapat dikatakan kegiatan administrasi apabila telah

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Adanya proses kegiatan kerjasama,

b. Dilakukan oleh dua orang atau lebih (sekelompok

orang),

c. Adanya sumber daya (manusia dan non manusia) untuk

didayagunakan dan ditata atau diatur,

d. Adanya penataan atau pengaturan kegiatan dalam

kerjasama dengan menggunakan metode, alat dan teknik

tertentu dalam rangka efektifitas dan efesiensi

kegiatan (siapa melakukan, apa dan bagaimana),

e. Adanya tujuan yang akan dicapai dari kerjasama

tersebut.

Agar penyelenggaraan PAUD tertata dengan baik serta

dapat berkembang sesuai dengan rencana lembaga, maka

diperlukan pengadministrasian semua kegiatan yang

berkaitan dengan penyelenggaraan PAUD itu sendiri.

Kegiatan administrasi penyelenggaraan PAUD meliputi :

1. Data anak dan perkembangannya

5

Pengelola perlu mengidentifikasikan pengelolaan

anak didik secara terstruktur, mulai dari

penerimaan anak didik hingga kelulusan. Di PAUD

pengelolaan anak didik yang perlu dilakukan antara

lain :

a. Pengelolaan penerimaan siswa baru,

b. Pengelolaan pendataan siswa,

c. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler,

d. Pengelolaan kelulusan siswa.

2. Data lembaga

a. Data lembaga meliputi :

Surat Akte Notaris tentang tanah dan

bangunan,

IMB,

Surat-surat pajak lembaga (NPWP),

Akte Pendirian Yayasan,

Data kepegawaian,

Struktur organisasi lembaga dan ikatan

orang tua peserta didik,

Company profile lembaga (visi, misi dan

tujuan lembaga),

6

Dokumen izin operasional / pendirian,

Program kerja lembaga, terdiri dari

program kerja tahunan, semester, bulanan

dan harian.

3. Data administrasi lembaga meliputi :

Buku tamu khusus yang berkaitan dengan pembinaan

lembaga,

Buku tamu umum yang berkaitan dengan

kunjungan masyarakat atau lembaga,

Buku piket,

Buku agenda surat masuk,

Buku agenda surat keluar,

Buku ekspedisi,

Bundel arsip surat masuk,

Bundel arsip surat keluar,

Bundel surat keputusan,

Dokumen tata tertib sekolah dan pegawai,

Buku absen pendidik dan tenaga

kependidikan,

Papan data atau grafik perkembangan

lembaga,

7

Buku notulen rapat lembaga dan kedinasan,

Dokumen standar operasional prosedur

(SOP),

Pembagian tugas mengajar yang dituangkan

dalam surat keputusan pengelola tentang

tugas mengajar dalam satu tahun ajaran.

4. Data administrasi bidang kurikulum meliputi :

Perangkat kurikulum PAUD,

Kalender pendidikan,

Jadwal kegiatan belajar,

Buku pengecekan administrasi pendidik

(Silabus, RKM, RKH),

Buku laporan perkembangan anak,

Program pelaksanaan supervisi,

Bundel arsip / catatan pelaksanaan

supervisi,

Buku catatan alat pembelajaran (indoor dan

outdoor),

Buku catatan prestasi bidang akademik,

Buku anekdot,

Buku mutasi,

8

Buku catatan siswa tamat PAUD,

Perencanaan program pembelajaran tahunan,

semester, mingguan dan harian,

Bundel arsip fotocopy SKTB (Surat

Keputusan Tuntas Belajar).

5. Data administrasi bidang kesiswaan meliputi :

Buku pendaftaran peserta didik baru,

Buku penerimaan peserta didik baru,

Buku induk siswa,

Buku catatan data pribadi anak,

Buku catatan perkembangan anak (DDTK),

Buku laporan perkembangan anak,

Buku mutasi siswa,

Bundel arsip formulir pendaftaran,

Buku catatan kegiatan kesiswaan kegiatan

lomba.

6. Data administrasi bidang ketenagaan meliputi :

Bundel arsip kepegawaian,

Buku induk pegawai,

Arsip surat keputusan pembagian tugas

mengajar pendidik,

9

Arsip surat keputusan pembagian tugas

tambahan pendidik,

Buku catatan penilaian pegawai (DP3),

Buku tata tertib pegawai,

Buku cuti pegawai,

Buku prestasi pendidik.

7. Data administrasi sarana dan prasarana meliputi :

Dokumen surat tanah / surat perjanjian hak

pakai,

Dokumen PBB (Pajak Bumi dan Bangunan),

Buku catatan investaris bangunan / ruang

yang dimiliki lembaga,

Buku catatan investaris peralatan sekolah,

peralatan kantor, TV, radio, tape, DVD,

computer, kamera dll,

Buku catatan alat pembelaran / media

belajar,

Buku catatan / buku induk perpustakaan

lembaga.

8. Data administrasi bidang pengelolaan keuangan

lembaga meliputi :

10

Arsip RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Sekolah),

Buku catatan penerimaan keuangan harian,

Buku kas umum,

Bundel bukti transaksi penggunaan keuangan

sekolah,

Arsip laporan pertanggungjawaban keuangan

sekolah,

Buku catatan pemberian bantuan beasiswa

bagi anak yang tidak mampu.

9. Data administrasi bidang humas meliputi :

Buku penghubung komunikasi antara guru dan

orang tua peserta didik,

Buku notulen rapat dengan orang tua,

Buku catatan saran masukan dari orang tua,

Arsip program kerjasama dengan lembaga

pihak lain untuk kunjungan sekolah,

Buku catatan kerjasama dengan lembaga

pihak lain.

10. Data administrasi bidang lingkungan meliputi :

Program penataan lingungan,

11

Slogan / rambu ketertiban lingkungan,

Program dan pengelolaan UKS.

11. Administrasi keuangan dan program, meliputi :

Buku pembiayaan yang berisi keterangan

uang masuk dan uang keluar.

2. Pada Pertemuan Kedua Materi yang akan dibahas yaitu

mengenai :

a. Model-Model Pembelajaran PAUD

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau

yang lain.

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat

dilaksanakan di PAUD, diantaranya :

1. Number Head Together (NHT)

a. Pengertian

Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen

(Trianto,2007:62) yaitu “Untuk melibatkan lebih

banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup

12

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Model Number heads together adalah bagian dari model

pembelajaran kooperatif struktural, yang

menekankan pada struktur-struktur khusus yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Rahayu (2006) Number Heads Together adalah

suatu model pembelajaran yang lebih mengedapankan

kepada aktivitas anak dalam mencari, mengolah dan

melaporkan informasi dari berbagai sumber yang

akhirnya dipresentasikan di depan kelas.

b. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe

NHT sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam

Tryana (2008) bahwa model NHT yaitu

Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Mengembangkan sikap positif siswa.

Mengembangkan sikap kepemimpin siswa.

Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

Meningkatkan rasa percaya diri siswa.

Mengembangkan rasa saling memiliki.

13

Mengembangkan keterampilan untuk masa depan

2. Kelemahan model NHT yaitu

Pengkondisian siswa kurang.

 Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang

banyak karena membutuhkan waktu yang lama.

 Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh

guru. Karena kemungkinan waktu yang terbatas.

c. Langkah-Langkah Model Number Head Together

Berikut adalah langkah-langkah metode

pembelajaran Number Heads Together :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 4 – 5 siswa kemudian dalam setiap

kelompok mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing

kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan

memastikan tiap anggota kelompok dapat

mengerjakan/mengetahui jawabannya.

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan

nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama

mereka.

14

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru

menunjuk nomor yang lain.

6. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran.

2. Card Sort

a. Pengertian

Menurut Melvin L. Silberman ( 2009: 157), Model

Card Sort atau memilih dan memilah kartu,

merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa

digunakan untuk mengajarkan konsep,

penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek,

atau mengulangi informasi. Gerakan fisik

yang diutamakan dapat membantu untuk

member energi kepada kelas yang telah

letih. Selanjutnya Melvin L. Silberman

(2009: 157), memaparkan prosedur pelaksanaan

Model Card Sort ini sebagai berikut:

1. Berilah masing – masing peserta

didik kartu indeks yang berisi informasi

atau contoh dengan satu atau lebih

kategori.

15

2. Mintalah peserta didik untuk berusaha

mencari temannya di ruang kelas dan

menemukan orang yang miliki kartu dengan

kategori sama. c. Biarkan peserta didik

dengan kartu kategorinya yang sama

menyajikan sendiri pada orang lain.

3. Selagi masing – masing kategori

dipresentasikan, buatlah beberapa poin

mengajar yang anda rasa penting.

Pengertian Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu

strategi/model yang digunakan pendidik dengan

maksud mengajak peserta didik untuk menemukan

konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang

dibahas dalam pembelajaran.

Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan

kartu. Card Sort yakni strategi pembelajaran

berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk

seperti kartu yang berisi informasi atau materi

pelajaran. Pembelajaran aktif model Card Sort

merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan

siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa

16

diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang

materi yang akan dibahas, kemudian siswa

mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang

dimilikinya. Setelah itu siswa  mendiskusikan dan

mempresentasikan hasil diskusi tentang materi

dari kategori  kelompoknya. Di sini pendidik

lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan

menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi

yang belum dimengerti siswa setelah presentasi

selesai.

Model Card Sort, dengan menggunakan media kartu

dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa

dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi

mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan

Model Card Sort, guru hanya berperan sebagai

fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam

pembelajaran, sementara siswa belajar secara

aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru. Card

Sort yaitu motivasi dari guru bagi kartu kosong

secara acak; guru mencari kata kunci di papan

siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan

17

temannya; diskusi kelompok berdasarkan temanya;

menyusun kartu di papan dan masing-masing

kelompok mempresentasikan hasilnya .

b. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dan kelemahan metode Card Sort menurut

Wahyuni (2011:14).

1. Kelebihan

a. Guru mudah menguasai kelas

b. Mudah dilaksanakan

c. Mudah mengorganisir kelas

d. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya

banyak

e. Mudah menyiapkannya

f. Guru mudah menerangkan dengan baik

g. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya

banyak

h. Guru mudah menerangkan dengan baik

i. Siswa lebih mudah mengerti tentang materi

yang diajarkan daripada dengan menggunakan

metode ceramah.

j. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran

18

k. Sosialisasi antara siswa lebih terbangun

yakni antara siswa denga siswa lebih

akrab.

2. Kelemahan

a. Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan

perhatian murid, terutama apabila terjadi

jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya,

padahal bukan sasaran (tujuan) yang

diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan

dari pokok persoalan semula.

b. Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak

keseluruhan siswa dapat diperhatikan

dengan baik

c. Banyak menyita waktu terutama menyiapkan

model pembelajaran aktif tipe pemilahan

kartu

c. Langkah-Langkah

Maka secara umum dapat disimpulkan langkah-

langkah strategi pembelajaran Card Sort yang akan

diterapkan di TK adalah sebagai berikut :

19

1. Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran

yang digunakan sesuai tema

2. Guru menjelaskan tentang aturan permainan,

yaitu mengklasifikasikan kartu yang berisi

informasi sesuai kelompok/ciri tertentu

3. Guru mempersiapkan kartu yang di acak terlebih

dahulu yang siap untuk dibagikan kepada anak

4. Guru memberikan kartu yang berisi informasi

secara acak kepada setiap anak dan pastikan

masing-masing anak mendapatkan kartu tersebut.

5. Guru memberi waktu kepada setiap anak untuk

mengelompokkan kartu sesuai dengan kelompoknya

6. Masing-masing siswa mencari kartu yang memiliki

kategori yang sama sekaligus

mengklasifikasinnya sesuai dengan kelompoknya

atau ciri-cirinya

7. Setiap anak yang dapat mengelompokkan kartu

sesuai dengan kelompoknya. Akan

mempresentasikan hasil dari kerjanya dalam

mengelompokkan kartu

20

8. Setelah kegiatan berlangsung. Maka kegiatan di

roling kembali agar setiap anak mendapatkan

kesempatan untukmendapatkan kartu yang berbeda

9. Menyimpulkan hasil kegiatan yang dilakukan

dalam menggelompokkan kartu sesuai dengan

kelompoknya atau cirinya.

3. Snowball Throwing

a. Pengertian

Snowball secara etimologi berarti bola salju,

sedangkan throwing artinya melempar. Snowball

Throwing secara keseluruhan dapat diartikan

melempar bola salju. Dalam pembelajaran

Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas

yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa

kemudiandilempar kepada temannya sendiri untuk

dijawab. Menurut Bayor (2010), Snowball

Throwing merupakan salah satu model

pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam

pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran

guru di sini hanya sebagaipemberi arahan awal

21

mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya

penertiban terhadap jalannyapembelajaran.

Menurut Saminanto (2010:37) “Metode

Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga

metode pembelajaran gelundungan bola salju”.

Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk

lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain

dalam bentuk bola salju yang terbuat dari

kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada

temannya dalam satu kelompok.

Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran

efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO,

yakni: belajar mengetahui (learning to know),

belajar bekerja (learning to do), belajar hidup

bersama (learning to live together), dan

belajar menjadi diri sendiri (learning to

be) (Depdiknas, 2001:5).

Snowball throwing adalah suatu metode

pembelajaran yang diawali dengan pembentukan

kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk

mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing

22

siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti

bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa

lain yang masing-masing siswa menjawab

pertanyaan dari bola yang diperoleh. (Arahman,

2010: 3).

Metode Snowball Throwing merupakan salah satu

model pembelajaran kooperatif. Metode

pembelajaran tersebut mengandung unsur-unsur

pembelajaran kooperatif. Snowball artinya bola

salju sedangkan throwing artinya

melempar. Snowball Throwing dapat diartikan

sebagai metode pembelajaran yang menggunakan

bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat

berbentuk bola kemudian dilemparkan secara

bergiliran di antara sesama anggota kelompok.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan snowball throwing yaitu metode

pembelajaran yang didalam terdapat unsur-unsur

pembelajaran kooperatif sebagai upaya dalam

rangka mengarahkan perhatian siswa terhadap

materi yang disampaikan oleh guru.

23

b. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan

Kelebihan pembelajaran dengan

metode Snowball Throwing sebagai berikut:

Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan

pertanyaan dengan bersumber pada materi

yang diajarkan serta saling memberikan

pengetahuan.

Siswa lebih memahami dan mengerti secara

mendalam tentang materi pelajaran yang

dipelajari. Hal ini disebabkan karena

siswa mendapat penjelasan dari teman

sebaya yang secara khusus disiapkan oleh

guru serta mengerahkan penglihatan,

pendengaran, menulis dan berbicara

mengenai materi yang didiskusikan dalam

kelompok.

Dapat membangkitkan keberanian siswa

dalam mengemukakan pertanyaan kepada

teman lain maupun guru.

24

Melatih siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh temannya dengan baik.

Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan

sesuai dengan topik yang sedang

dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam

bertanya kepada teman maupun guru.

Siswa akan lebih mengerti makna

kerjasama dalam menemukan pemecahan

suatu masalah.

Siswa akan memahami makna tanggung

jawab.

Siswa akan lebih bisa menerima keragaman

atau heterogenitas suku, sosial, budaya,

bakat dan intelegensia.

Siswa akan terus termotivasi untuk

meningkatkan kemampuannya.

2. Kekurangan

Sangat  bergantung  pada kemampuan

siswa  dalam memahami materi sehingga

apa yang dikuasai siswa hanya sedikit.

25

Hal ini dapat dilihat dari soal yang

dibuat siswa biasanya hanya seputar

materi yang sudah dijelaskan atau

seperti contoh soal yang telah

diberikan.

Ketua kelompok yang  tidak  mampu

menjelaskan  dengan  baik  tentu menjadi

penghambat bagi anggota lain untuk

memahami  materi sehingga diperlukan

waktu yang  tidak  sedikit  untuk siswa

mendiskusikan materi pelajaran.

Tidak ada kuis individu maupun

penghargaan kelompok sehingga siswa saat

berkelompok kurang  termotivasi untuk

bekerja sama. tapi tdk menutup

kemungkinan bagi guru untuk menambahkan

pemberiaan kuis individu dan penghargaan

kelompok.

Memerlukan waktu yang panjang.

Murid yang nakal cenderung untuk berbuat

onar.

26

Kelas sering kali gaduh karena kelompok

dibuat oleh murid.

c. Langkah-Langkah.

Menurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto

(2010:37), langkah-langkah pembelajaran metode

snowball throwing adalah:

1.  Guru menyampaikan materi yang akan

disajikan.

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan

memanggil masing-masing ketua kelompok untuk

memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke

kelompoknya masing-masing, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya.

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu

lembar kertas, untuk menuliskan satu

pertanyaan apa saja yang menyangkut materi

yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

27

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan

tersebut dibuat seperti bola dan dilempar

dari satu siswa ke siswa yang lain.

6. Siswa yang mendapat lemparan bola diberikan

kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang

tertulis dalam kertas yang berbentuk bola

tersebut.

7. Evaluasi.

8. Penutup.

4. Course Review Horay (CRH)

a. Pengertian

Model Course Review Horay (CRH) juga merupakan

salah satu model pembelajaran kooperatif yang

bersifat menyenangkan dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkompetisi secara

positif dalam pembelajaran, selain itu juga

dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis

siswa, serta membantu siswa untuk mengingat

konsep yang dipelajari secara mudah. Model

pembelajaran CRH ini juga merupakan suatau

28

model pembelajaran yang dapat digunakan guru

untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam

kelas dengan lebih menyenangkan, sehingga siswa

merasa lebih tertarik. Karena dalam model

pembelajarn CRH ini, apabila siswa dapat

menjawab secara benar maka siswa tersebut

diwajibkan meneriakan kata “hore” ataupun yel-

yel yang disukai dan telah disepakati oleh

kelompok maupun individu siswa itu sendiri.

Model pembelajaran CRH juga merupakan suatu

model pembelajaran dengan pengujian pemahaman

siswa menggunakan soal dimana jawaban soal

dituliskan pada kartu atau kotak yang telah

dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok

yang mendapatkan jawaban atau tanda dari

jawaban yang benar terlebih dahulu harus

berteriak ‘horay’ atau menyanyikan yel-yel

kelompoknya.

b. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan

29

Kelebihan model pembelajaran Course

Review Horay (CRH)

Pembelajaran lebih menarik;

Artinya, dengan menggunakan model

pembelajaran CRH siswa akan lebih

bersemangat dalam menerima materi yang

akan disampaikan oleh guru karena banyak

diselingi dengan games ataupun simulasi

lainnya.  

Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam

situasi pembelajaran;

Artinya, siswa diajak ikut serta dalam

melakukan suatu games atau simulasi yang

diberikan guru kepada peserta didiknya

yang berkaitan dengan materi yang akan

disampaikan guru.

Pembelajaran tidak monoton karena

diselingi dengan hiburan atau game, dengan

begitu siswa tidak akan merasakan jenuh

yang bisa menjadikannya tidak

30

berkonsentrasi terhadap apa yang

dijelaskan oleh guru.

Siswa lebih semangat belajar karena

suasana belajar lebih menyenangkan;

Artinya, kebanyakan dari siswa mudah

merasakan jenuh apabila metode yang

digunakan oleh guru adalah metode ceramah.

Oleh karena itu, dengan menggunakan model

pembelajaran course review horay (CRH)

mampu membangkitkan semangat belajar

terutama anak Sekolah Dasar yang notabene

masih ingin bermain-main.

Adanya komunikasi dua arah;

Artinya, siswa dengan guru akan mampu

berkomunikasi dengan baik, dapat melatih

siswa agar dapat berbicara secara kritis,

kreatif dan inofatif. Sehingga tidak akan

menutup kemungkinan bahwa akan semakin

banyak terjadi interaksi diantara guru dan

siswa.

c. Langkah-Langkah

31

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin

dicapai

Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh

membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan

dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan

selera masing-masing siswa

Guru membaca soal secara acak dan siswa

menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya

disebutkan guru dan langsung didiskusikan,

kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan

diisi tanda silang (x)

Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal

atau horisontal, atau diagonal harus

berteriak horay … atau yel-yel lainnya

Nilai siswa dihitung dari jawaban benar

jumlah horay yang diperoleh

Penutup

2. Kekurangan

32

Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai

disamakan;

Artinya, guru hanya akan menilai kelompok

yang banyak mengatakan horey. Oleh karena

itu, nilai yang diberikan guru dalam satu

kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan

mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.

Adanya peluang untuk berlaku curang.

Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol

siswanya dengan baik apakah ia menyontek

ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-

kelompok yang menjawab horey, sehingga

peluang adanya kecurangan sangat besar.

b. Media Pembelajaran PAUD

A. Telur Pecah

33

Pengertian

Media telur pecah merupakan alat permainan edukatif

yang terbuat dari kertas karton/manila yang dibentuk

lingkaran, yang kemudian dibuat pola zig-zag dan

digunting menjadi 2 bagian.

Media telur pecah berguna untuk melatih perkembangan

kognitif anak yaitu dalam mengenal gambar dengan

kata, perkembangan bahasa yaitu dalam mengenal huruf,

serta perkembangan fisik motorik dan sosial emosional

anak dalam bekerja sama antar anak.

Bahan dan Cara Membuat

1. Kertas karton/manila putih

2. Kemudian dibentuk lingkaran dan bagian

tengahnya dibuat pola zig-zag

3. Kemudian kertas digunting menurut polanya.

4. Pada perbagian diberi gambar yang ditempelkan

sedangkan potongan yang lain diberi

tulisan/keterangan dari kata bendanya.

5. Bagian telur atas diberi gambar sesuai tema

yang diterapkan misalnya gambar kucing.

6. Sedangkan bagian telur bawah diberi kata yang

menunjukkan gambar pada bagian telur atas.

Cara Menerapkan

34

1. Anak dibagi menjadi 4 kelompok setiap kelompok

bersi 4- 5 anak.

2. Pada setiap kelompok mendapatkan media telur

pecah bagian atas, dan kelompok lain

mendapatkan bagian lainnya.

3. Guru meminta anak untuk menghubungkan setiap

bagian telur pecah tersebut menjadi satu telur

utuh sesuai dengan gambar dan kata yang

terdapat pada bagian telur masing-masing.

B. Kotak Alfabeth

Pengertian

Kotak alfabeth merupakan alat permainan edukatif yang

menggunakan kotak sebagai tempat menyimapn huruf

alfabeth. Kotak alfabeth dapat mengembangkan berbagai

macam aspek perkembangan anak yaitu kognitif dan

bahasa, karena pada kotak alfabeth ini terdapat

berbagai macam abzad dari a sampai dengan z dimana

35

pada abzad tersebut anak dapat membentuk berbagai

kata.

Bahan dan Cara Membuat

1. Kardus bekas. bisa dari kardus odol,kardus

obat,dll.

2. Siapkan kardus-kardus tersebut, kemudian pada

bagian luar kardus diberi tulisan huruf/angka.

3. Setelah itu siapkan juga potongan kertas kecil yang

diberi tulisan huruf/angka . Usahakan potongan

kertasnya lebih kecil dari kardus sehingga bisa

dimasukkan ke dalamnya.

Cara Menerapkan

1. Anak dibagi memnjadi beberapa kelompok.

2. Setiap kelompok diberi kotak alfabeth dari berbagai

huruf/ angka.

3. Guru meminta setiap kelompok merangkai kata dari

hruf-huruf yang terdapat didalam kotak alfabeth

tersebut.

4. Bagi setiap kelompok yang mampu merangkai kata dari

huruf-huruf dikotak alfabeth diberikan penghargaan

berupa pujian dll.

C. Pancing Ikan

Pengertian

36

Pancing ikan merupakan salah satu alat

permainan edukatif yang dapat digunakan

sebagai media pembelajaran. Pancing ikan

sangat berguna untuk mengembangkan berbagai

perkembangan anak, eperti kognitif, fisik

motorik serta sosial anak, karena melalui

pancing ikan anak dapat mengenal warna,

bentuk dan ukuran serta kerjasama antar

kelompok.

Bahan dan Cara Membuat

1. Kayu untuk alat pancing

2. Tali/ benang

3. Magnet / Besi Berani /Perekat

4. Stapler dan Isinya

5. Kertas Kado

6. Gambar ikan

7. Lem

8. Gunting

Cara Menerapkan

37

1. Anak dibagi menjadi beberapa kelompok,

setiap kelompok diarahkan cara main dengan

media pancing ikan ini.

2. Setiap kelompok diberi satu alat pancing,

kemudian anak diminta untuk memancing ikan

sesuai dengan bentuk, ukuran serta warna

nya dan kemudian setiap ikan diletakkan

ditempat yang berbeda sesuai denagn

bentuk, ukuran dan warna.

3. Bagi setiap kelompok yang sudah selesai,

diberi penghargaan berupa pujian atau

simbol.

D. Jahit pola

Pengertian

Jahit pola merupakan alat permainan edukatif

yang dapat mengembangkan kreativitas anak dalam

bidang motorik, kognitif serta sosial anak,

karena jahit pola anak beronsentrasi untuk

memasukkan benang ke dalam lubang-lubang yang

sesuai pola, kemuian anak juga menggerakkan

tangannya untuk menjahit setiap pola.

38

Bahan dan Cara Membuat

1. Kardus ukuran 30 cm diberi gambar/pola yang

sesuai dengan tema.

2. Setiap sisi dari gambar pada kardus diberi

lubang.

3. Lem yang digunakan untuk merekat gambar pada

kardus.

4. Benang yang digunakan untuk menjahit pola.

Cara Menerapkan

1. Setiap anak diberi pola jahit yang telah

dibuat guru.

2. Kemudian guru mendemonstrasikan kepada anak

cara menjahit pada setiap pola.

3. Anak mempraktekkan menjahit pola tersebut

yang dimulai dari memasukkan benang ke

setiap lubang pada pola sampai selesai.

3. Pada Pertemuan Ketiga Materi yang akan dibahas yaitu

mengenai :

A. Implementasi Model Pembelajaran

Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai bagaimana

implementasi model pembelajaran pada anak.

39

B. Implementasi Media Pembelajaran

Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai bagaimana

implementasi media pembelajaran dalam kegiatan

pembelajaran disekolah.

C. Penyerahan Media Pembelajran Sebagai Kenang

Kenangan Untuk Sekolah

Pada pertemuan ini akan diserahkan kenang-kenangan

dari mahasiswa kepada pihaksekolah berupa media

pembelajaran dll.

40