Makalah pelumasan BBP
-
Upload
kompasiana -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Makalah pelumasan BBP
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang masih memberikan
kita kesehatan, baik sehat iman, sehat islam dan sehat jasmani
sehingga kita masih bisa menjalankan aktifitas seperti biasanya.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini dan kami ucapkan terima kasih
kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Bahan Bakar & pelumas saya
yaitu Dr. Hj. Zulfiati, M.pd yang telah membimbing kami dalam hal
mata kuliah ini. Tidak sedikit halangan yang datang dalam
pembuatan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mencoba membahas tentang oli
pelumas YAMALUBE POWER MATIC 10 W 40.Dengan penulisan makalah ini
diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi semua pihak
yang terkait baik itu dosen atau staff pengajar, mahasiswa
ataupun pada bagian-bagian staff-staff administrasi terkait.
Sehingga dapat meningkatkan semangat untuk belajar dan meraih
prestasi yang terbaik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama bagi seluruh lingkungan di Universitas Negeri
Jakarta.
1
Jakarta, 20 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................... 1
Daftar Isi........................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................ 4
1.2 Pokok Permasalahan............................ 4
1.3 Pembatasan masalah............................ 4
1.4 Maksud dan Tujuan............................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Minyak Bumi........................... 6
2
2.2 Definisi Pelumas.............................. 6
2.3 Klasifikasi Pelumas........................... 6
2.3.1 Tugas Pokok Pelumas......................... 7
2.3.2 Tugas Tambahan Pelumas...................... 7
2.3.3 Jenis-jenis pelumas......................... 7
2.3.4. Hal hal yang perlu diperhatikan pada
pelumas........................... 6
2.3.5. Istilah-istilah pada minyak
pelumas.... ....................................... 7
2.4 Sistem
pelumasan.............................................................
.............. 12
BAB III YAMALUBE POWER MATIC 10W-40
3.1 Penjelasan.................................... 13
3.2 Bahan Dasar................................... 13
3.3 Keunggulan ................................... 13
3.4 Penggunaan yang Disarankan.................... 14
3
3.5 Aditif Minyak pelumas......................... 14
3.6 Manfaat dan Peruntukan Produk................. 17
3.7 Jenis Zat Aditif……………………………………………………. 18
3.8 Perawatan Minyak Pelumas…………………………………………. 19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................... 21
4.2
Saran.................................................................
.............................. 21
Daftar
Pustaka...............................................................
....................... 22
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia industri juga menuntut pasar untuk
mengembangkan produksi oli pelumas yang berkualitas demi
terciptanya hubungan yang relevan.Hal tersebut dilakukan
untuk menjaga kualitas mesin agar tetap dalam kondisi
prima pada saat digunakan serta menunjang kualitas dan
kuantitas barang yang dihasilkan. Disamping itu pemilihan
bahan pelumas yang tetap dapat mengurangi biaya perawatan
baik dikarenakan mesin rusak atau pun karena penggantian
bahan pelumas yang tidak sesuai standart.
1.2 Pokok PermasalahanBegitu banyak masalah yang terjadi dalam proses
perawatan . Masalah efisiensi penggunaan oli atau bahan
pelumas menjadi harga mutlak untuk diperhitungkan dalam
proses ini. Banyak pemilihan oli pelumas yang tidak
sesuai standart penggunaan mesin yang dapat memperparah
5
kerusakan mesin itu sendiri. Baik itu komposisinya maupun
tujuan penggunaan pelumas tersebut.
Oleh karena itu,untuk mengurangi biaya perawat mesin
kita dituntut untuk mengetahui pemilihan bahan pelumas
yang tepat sesuai penggunaan,komposisi,zat adiktif yang
terkandung dalam pelumas tersebut sehingga dapat menjaga
mesin kondisi yang prima dan berumur lama.
1.3 Pembatasan MasalahDalam penyusunan makalah ini dilakukan pembatasan
masalah untuk mempersempit ruang lingkup serta
memperjelas masalah agar tidak menyimpang dari masalah
sebenarnya.Oleh sebab itu dalam makalah ini penulis akan
membahas tentang kandungan yang terdapat pada oli serta
zat-zar adiktif yang digunakan
1.4 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui standart penggantian bahan pelumas.
2. Mengetahui zat-zat adiktif yang terkandung dalam bahan
pelumas.
3. Mengetahui standart penggunaan pelumas.
4. Mengetahui macam-macam bahan pelumas.
5. Mengetahui bahan dasar pembuatan pelumas.
6
2.1 Sejarah Minyak Bumi
Minyak telah dikenal dan digunakan untuk keperluan sehari
hari sejak zaman kuno,menurut para sejarawan mulai digunakan
sejak zaman Herodotus. Pada saat itu minyak belum digunakan
sebagai bahan bakar melainkan masih sebagai obat gosok. Minyak
diperoleh dari sumur sumur minyak alami,belum melalui pengeboran.
Pada awalnya minyak digunakan sebagai bahan bakar untuk
penerangan menggantikan kayu dan batu bara,namun dengan
perkembangan dunia otomotif yang pesat minyak digunakan sebagai
bahan bakar utama untuk menggerakan mobil,kereta,pesawat dan juga
digunakan untuk menghasilkan listrik dan untuk pelumasan mesin
motor itu sendiri.
2.2 Definisi Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang
diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya
gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas
terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu
penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai
pada mesin pembakaran dalam.
2.3 Klasifikasi Pelumas
8
Pelumas pada dasarnya berbentuk cair meskipun ada juga yang
berbentuk padat yaitu gemuk.Salah satu contoh yang merupakan
pelumas cair adalah oli. Pelumas mengandung lapisan lapisan halus
yang berfungsi mencegah terjadinya benturan antara logam dengan
logam komponen mesin sekecil mungkin, mencegah goresan dan
keausan, serta untuk meredam getaran. Sehingga cocok untuk bahan
pelumas mesin,agar mesin dapat bekerja mulus dan bebas gangguan.
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak,
akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu
akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari
pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel
disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan
yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang
usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian
logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi
perlindungan ekstra.
2.3.1. Tugas pokok pelumas
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah
mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak
langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam
lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi,
permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang
diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan
oleh gesekan akan berkurang.
9
2.3.2. Tugas tambahan pelumas
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai
penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran
tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat
dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi
sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan
temperatur atau suhu mesin.
Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas
berkurang, maka maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas
yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu terus bertambah.
Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut akan terjadi kemacetan
yang secara otomatis mesin akan berhenti secara mendadak. Oleh
karena itu, mesin mesin dengan kecepatan tinggi digunakan pelumas
yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu yang
tinggi pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan
pelumasan dengan baik.
2.3.3. Jenis jenis pelumas
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak
pelumas dapat dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar
(base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.
1. Dilihat dari bentuk fisiknya :
Minyak pelumas
Gemuk pelumas
10
Cairan pelumas
2. Dilihat dari bahan dasarnya :
Pelumas dari bahan nabati
Pelumas dari bahan hewani
Pelumas sintetis
3. Dilihat dari penggunaannya :
Pelumas kendaraan
Pelumas industry
Pelumas perkapalan
Pelumas penerbangan
4. Dilihat dari pengaturannya :
Pelumas kendaraan bermotor :
a. Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel
b. Minyak pelumas untuk transmisi 3. Automatic transmission fluid
& hydraulic fluid
Pelumas motor diesel untuk industri :
a. Motor diesel berputar cepat
b. Motor diesel berputar sedang
c. Motor diesel berputar lambat
Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
11
a. Untuk kendaraan bermotor
b. Untuk perahu motor
c. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput )
Pelumas khusus
Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat
spesifik untuk setiap jenis, di antaranya adalah untuk senjata
api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas anti
karat, dan lain-lain.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam
sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas
penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas
yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini
untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang
dapat berakibat fatal.
2.3.4. Hal hal yang perlu diperhatikan pada pelumas
a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan
bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis
pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini
sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing
bagian dalam jangka waktu tertentu.
12
b. Bahan bakar yang digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan
untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan
untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada
ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat
mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya
dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada :
Data teknis dari mesin
Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi
Pengalaman dari para teknisi
c. Perkembangan teknis pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada
dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin,
pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ).
Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada
intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri
dari 3 faktor :
Bahan dasar ( based oil ).
Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas.
Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam
bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan
tertentu.
13
Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang
dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak
dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk
kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam
waktu lama.
2.3.5. Istilah-istilah pada minyak pelumas
Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas sering
dianggap remeh, padahal dengan mengatahui istilah-istilah yang
ada pada pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya atau
tepat tidaknya penggunaan suatu pelumas :
1. Viscosity
Kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran
kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir.
Pada temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah akan
cepat mengalir dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi.
Biasanya untuk kondisi operasi yang ringan, pelumas dengan
viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan, sedangkan pada
kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan
viscosity tinggi
2. Viscosity Index (Indeks viskositas)
Merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu pelumas
ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu
14
pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan
minyak pelumas meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas
biasa dapat memiliki VI sekitar 100, sedang yang premium dapat
mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250.
3. Flash point
Titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur
kerja suatu pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan
dikeluarkan uap air yang cukup untuk membentuk campuran yang
mudah terbakar dengan udara.
4. Fire point
Menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan
terus menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik.
5. Pour point
Merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan
berhenti mengalir dengan leluasa.
6. Cloud point
Keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang
larut di dalam minyak pelumas akan mulai membeku..
7. Aniline point
Merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai
sifat-sifatnya dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai
15
seal dan slang. Hal ini ditetapkan sebagai temperatur dimana
volume yang sama atau seimbang dari minyak pelumas adan aniline
dapat dicampur
8. Neutralisation Number or Acidity
Merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan untuk
menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka
akan semakin banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru tidak
mengandung asam bebas dan acidity numbernya dapat kurang atau
sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas bekas, akan mengandung acidity
number yang lebih tinggi.
9. Ash
Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash)
atau abu sulfat. Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian
suatu pelumas. (dari berbagai sumber : by
irf/lumasmultisarana/2010)
2.4 Sistem Pelumasan
1. Sistem Terbuka
16
Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak pelumas barukepada permukaan yang bergerak, dan pelumas yang telah digunakandibuang.
1.1 Pelumasan dengan Tangan
Pelumasan dengan tangan adalah sistem pelumasan terbuka yangpaling sederhana dan tertua. Pelumasan dengan tangan mempunyaipenggunaan yang terbatas pada unit pembangkit dan metode iniuntuk kebanyakan penggunaan telah diganti karena adanya hal-halyang tidak menguntungkan tersebut. Kekurangan dalam sistempelumasan dengan tangan adalah, kita sulit mengontrol pemasukanpelumas, yang memungkinkan adanya kelebihan asupan sehingga dapatmenimbulkan kebocoran. Begitu pula ketika peralatan mengalamikekurangan pelumas, kita sulit mengetahuinya, sehingga dapatmenimbulkan keausan.
1.2 Continous Lubrication
Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit pembangkit untukmengurangi kebutuhan akan pelumasan dengan tangan. Peralatantersebut akan mensuplai sejumlah pelumas secara kontinue padabagian-bagian peralatan yang bergerak.
2. Sistem Tertutup
Sistem pelumasan tertutup menggunakan pelumasan yang samasecara berulang-ulang. Dua jenis sistem pelumasan tertutup,yaitu:
Nonforcedlubrication (Pelumasan tanpa tekanan) Forced Lubrication (Pelumasan dengan tekanan)
17
BAB III
YAMALUBE POWER MATIC 10 W 40
3.1 Penjelasan
Yamalube adalah oli berstandar kualitas dari
Yamaha Motor Co Japan dengan berstandar API servise
SL yang memiliki tingkat viskositas yang sesuai
untuk sepeda motor Yamaha. Dan mampu membuat
tarikan motor lebih ringan sehingga performa lebih
maksimal.
3.2 Bahan dasar
Yamalube Power Matic 10 W 40 adalah oli
berkualitas tinggi yang ditujukan untuk melindungi
elemen mesin terhadap perubahan suhu udara segala
musim. Biasanya oli kelas ini juga cukup memenuhi
19
kategori untuk standarisasi SJ atau SH dari API,
atau ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline
Engine Oils Test.
3.3 Keuntungan
Adapun keuntungan dari Yamalube Power Matic adalah
:
a. Mengurangi tingkat gesekan
b. Meningkatkan performa mesin
c. Memberikan perlindungan terhadap pembentukan
endapan dan mempunyai ketahanan terhadap
degradasi serta mempunyai karakteristik tingkat
penguapan yang sangat kecil sehingga konsumsi
pelumasnya lebih hemat.
d. Tidak mudah teroksidasi dan terdegredasi oleh
radiasi panas dari mesin.
e. Menjaga kebersihan mesin, serta mencegah
terbentuknya deposit pada piston.
f. Melindungi mesin dari korosi dan menjaga komponen
mesin dari keausan.
20
3.4 Aditif Minyak PelumasAditif adalah bahan bahan kimia tertentu yang
ditambahkan kedalam pelumas yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas dari pelumas itu sendiri.Zat
aditif ini akan membentuk lapisan film pada dinding
silinder yang akan melindumgi mesin pada saat
start.Penambahan aditif ke dalam minyak pelumas
disesuaikan dengan kondisi, temperature dan kerja
dri mesin itu sendiri,
Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas
akan bereaksi debgan minyak pelumas tersebut,jadi
hal ini bukan perkara mudah dan tidak begitu saja
mencampur aditif tanpa disesuaikan dengan jenis
pelumas yang digunakan.Salah satu jenis aditif
pelumas yang ada di pasaran adalah Lupromax EA
Engine Oil Additive.
3.5 Penggunaan yang disarankanPelumas YAMALUBE POWER MATIC 10W-40 ini
direkomendasikan untuk digunakan pada mesin
kendaraan yamaha dengan bahan bakar bensin.
Kendaraan-kendaraan terbaru masa kini dengan multi
katup yang dilengkapi sistem DOHC atau Twin Cam
21
merupakan pengguna yang sesuai. Oli ini juga dapat
digunakan pada mesin matic injection digunakan pada
kendaraan bensin yang mensyaratkan API Service SH
dan sebelumnya.
Spesifikasi Yamalube Power Matic :
Type 4TViscosity 10W-40Grade SLVolume 0,8 LiterJaso MBHet Rp 32.000
Bermacam Istilah Dalam Penggunaan Oli antara lain :
a. Viscosity Breakdown (Kerusakan viskositas)
Pada bahasan sebelumya kita telah menbahas semakin
tinggi viskositas bahan dasar oli, semakain baik oli
melawan gesekan. Kerusakan viskositas adalah kondisi
dimana rantai hidrokarbon pada oli terpecah, sehingga
menurunkan kemampuan oli untuk menahan gesekan. Jika
kerusakan viskositas terjadi terlalu jauh, maka
simpelnya oli tidak akan dapat melindungi gesekan
permukaan mesin lagi ( bayangkan gesekan logam dengan
22
logam ). Kerusakan viskositas adalah salah satu dari
tiga alasan utama mengapa kita harus mengganti oli
mesin kendaraan kita (dua alasan lainnya adalah
menyingkirkan partikel atau kontaminan yang mungkin
disebabkan oleh gesekan permukaan, dan oksidasi
endapan.
Kerusakan viskositas disebabkan oleh tenaga
gunting ( shear force ), tekanan kimiawi ( chemical
exposure ) serta tekanan suhu. Sebagai perbandingan
pada mesin mobil, mesin motor bergerak lebih cepat
dibandingkan mesin mobil maka kerusakan viskositas
lebih cepat terjadi. Dan tekanan suhu sebagai salah
satu penyebab kerusakan viskositas lebih banyak terjadi
pada mesin motor berpendingin udara dan oli
dibandingkan motor berpendingin air ( dan lebih jauh
lagi apabila dibandingkan dengan mesin mobil ). Jadi
oli motor dirancang dengan peningkatan tingkatan
kerusakan viskositas ini.
Pada oli multi-bobot, kerusakan viskositas
menyebabkan nomer kedua menjadi menurun lebih cepat
sepanjang waktu dibandingkan pada kondisi awal, karena
panjang polimer menurun dengan mudah ( awalnya 10w40
akan menjadi 10w35, lalu menjadi 10w30 sampai pada
akhirnya mencapai bobot dasar 10w, efektifnya 10w10 ).
Gantilah oli sebelum oli rusak sama sekali.
23
b. Shear Forces (Tenaga Gunting)
Oli mesin beroperasi dalam lingkungan yang sangat
ekstrem, dengan perubahan besar dalam suhu, derajat
kimiawi yang berbeda, dan tenaga mekanik yang berlaku
padanya. Salah satu tenaga adalah tenaga gunting, atau
tenaga yang merusak molekul asli dari oli secara
mekanik. Ketika piston secara tiba-tiba berubah arah
dan bergerak, oli yang berada di bawah ring piston
mengalami tenaga gunting. Oli juga mendapatkan tenaga
gunting ketika oli terjepit pada dua sisi gir yang
bergerak satu sama lain. Pada sepeda motor yang
menggunakan kopling basah, tenaga gunting juga terjadi
ketika kopling digunakan, oli pada permukaan plat
kopling terpotong oleh dua permukaan yang menutup satu
sama lain. Selain itu juga, molekul oli juga dapat
terpecah akibat gelombang tekanan ledakan pembakaran.
Akibatnya kualitas oli menurun mengikuti waktu
pemakaian mesin.
c. Chemical Exposure (Paparan Kimia)
Pada sebuah mesin, berbagai macam kondisi yang
berbeda dimana terjadi reaksi kimiawi oli mesin dengan
yang lain, zat kimia yang tak diinginkan. Yang paling
jelas adalah uap bensin pada ruang pembakaran, beberapa
dari uap tersebut bergerak pada dinding lapisan oli
karena gelombang tekanan detonasi. Sejak bensin
24
diformulasikan dengan berbagai macam zat kimia, seperti
sulphur, MTBE, oxygenators, dll, beberapa dari zat
kimia tersebut juga mendapatkan tekanan kedalam oli
pada ujung gelombang pembakaran. Bahan kimia ini
bersatu dengan oli yang melindungi piston dan terus
menerus terjadi selama mesin berjalan.Beberapa zat
kimia berubah komposisinya karena mendapatkan panas dan
tekanan dari ledakan, sehingga bercampur dengan
kandungan hidrokarbon pada oli, hasilnya adalah
sulphuric acid dari sulphur pada bensin dan bercampur
dengan oksigen yang terkandung dalam udara atau oli
( ini akan memutuskan rantai hidrokarbon ). Jadi
spesifikasi oli setelah digunakan pun akan berubah
karena proses tersebut di atas.
d. Oksidasi
Oli mesin dapat terikat dengan oksigen yang
terkandung dalam udara, proses ini disebut oksidasi,
yang hasilnya pada oli yang kental berubah menjadi
endapan yang kental dan lengket dan tidak dapat
melumasi secara baik atau akan sulit bagi pompa oli
untuk memompanya.Interaksi oksidasi juga menghilangkan
elektron selama proses, seperti pada proses pengelasan.
Pada dasarnya ini terjadi pada kandungan paraffin pada
oli, oleh karena itu mengapa oli dino ( mineral )
cenderung menciptakan endapan dibanding oli sintetik
25
(oli sintetik hanya memiliki sedikit sekali bahkan
tidak sama sekali memiliki kandungan paraffin) Proses
oksidasi juga terakselerasi dengan baik karena
peningkatan suhu. karena suhu tinggi membantu
memfasilitasi oksidasi oli ). Endapan yang terjadi akan
membantu penurunan viskositas ( diterangkan pada bagian
berikutnya ), pada kenyataannya endapan oli menutupi
logam dan menurunkan pelumasan oli pada lapisan logam
yang sesungguhnya serta endapan tersebut menghalangi
aliran oli.Jadi akibat proses oksidasi ini kualitas oli
dilihat dari viskositasnya akan menurun serta endapan (
kerak ) yang dihasilkan menutup aliran oli yang
seharusnya mengalir pada seluruh bagian mesin.
3.6 Manfaat dan Peruntukan produkManfaat dari penggunaan Yamalube Power Matic antara
lain :
a. Meningkatkan tenaga dan akselerasi pada mesin
kendaraan.
b. Mengurangi tingkat kerusakan mesin akibat
gesekan.
c. Menurunkan emisi gas buang.
d. Mampu memperpanjang umur pakai oli pada kendaraan
hingga 10.000 km.
26
3.7 Jenis Zat AditifBeberapa jenis zat aditif yang digunakan sebagai
campuran minyak pelumas antara lain:
a. Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang
berfungsi mengurangi timbulnya deposit di ruang
bakar maupun pada bagian mesin yang lain.Minyak
pelumas dengan campuran zat ini diperuntukan
untuk mesin yang bekerja pada suhu tinggi.Jenis
deterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat
dan fenat.
b. Dispersan
Adalah aditif yang cocok digunakan untuk
kendaraan pribadi karena aditif ini bekerja pada
temperature rendah dan berfungsi menghalangi
terbentuknya deposit pada ruang mesin.
c. Anti Oksidan
Aditif ini diberikan untuk melindungi minyak
pelumas dari terjadinya reaksi oksidasi yang
dapat menurunkan viskositas dari minyak
pelumas.Bahan kimia yang termasuk jenis ini
adalah sulfide, fosfit, disulfide, selenida dan
zink difiofosfat.
27
d. Pelindung Korosi
Aditif ini berfungsi melindungi bahan bahan non
logam dalam mesin terkena korosi, seperti
bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi
asam dari minyak pelumas,
e. Pour Point Depresant
Adalah aditif yang berfungsi untuk meningkatkan
kerja pelumas pada suhu rendah.
3.8 Perawatan Minyak PelumasPelumas yang digunakan pada suatu mesin memiliki
umur pakai,bila pelumas telah melewati umur pakai
maka sebaiknya pelumas diganti.Hal ini untuk
menjaga peforma mesin tetap optimal dan menjaga
umur pakai mesin menjadi lebih awet.
Sepeda motor rata rata mengganti pelumas pada
jarak 3000 km sedangkan mobil pada jarak 5000km.Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa sepeda
motor melakukan pergantian pelumas lebih cepat.
Faktor faktor tersebut antara lain:
a. Kerja Mesin
Walaupun fungsi oli pada mesin sama yaitu
melumasi dan melindungi mesin dari karat dan
kotoran,tetapi pada mesin sepeda motor kerja
28
dari oli lebih berat karena harus melumasi
camshaft, katup pada kepala silinder, piston
dan dinding silinder selain itu masih harus
melumasi transmisi dan kopling.
Sedangkan pada mesin mobil oli hanya melumasi
komponen komponen mesin,sedangkan transmisi
terpisah dari mesin.
b. Putaran Mesin
Mesin sepeda motor bekerja pada putaran lebih
tinggi dari pada mesin mobil,baik dalam kondisi
stasioner maupun saat dikebut.Pada mesin mobil
1.300 cc putaran stasionernya 900 rpm,sedangkan
mesin sepeda motor 110 cc putaran stasionernya
1.200 rpm.
c. Sistem Pendingin
Pendinginan mesin juga mempengaruhi umur
pakai dari oli.pada mobil pendingin yang
dipakai adalah cairan ( coolant ) ditambah
kipas dan radiator sehingga mesin lebih cepat
dingin,Sedangkan pada sepeda motor pendinginan
lebih mengandalkan udara sekitar walaupun pada
29
jenis tertentu telah dilengkapi dengan
radiator.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat menarik kesimpulan antara
lain :
Yamalube Power Matic adalah kinerja premium SAE 10W-40 oli
mesin yang memanfaatkan Molekuler Unik Tarik (UMA) untuk
membentuk suatu permukaan pelumas pada bagian-bagian mesin
melindungi komponen penting saat start up dan pemanasan tidak
seperti minyak lainnya. Penggunaan aditif yang tepat dan sesuai dengan pelumas yang
digunakan akan mampu melindungi dan meningkatkan kerja mesin.
Yamalube Power Matic adalah inovasi unik dalam teknologi
pelumasan, dikembangkan sebagai hasil penelitian ilmiah yang
luas untuk mengidentifikasi cara menawarkan perlindungan mesin
total selama tiga tahap dari siklus drive - start-up,
pemanasan dan operasi normal.
30
4.2 Saran
Akhir dari laporan ini penulis ingin menyampaikan beberapa
saran bagi
pembaca serta pengguna kendaraan bermotor, tentang pelumas :
1. Pergunakanlah pelumas yang sesuai dengan tipe mesin kendaraan
anda untuk mendapatkan kerja mesin yang sempurna.
2. Jangan sampai terlambat dalam melakukan pergantian pelumas
pada suatu mesin hal ini berguna untuk menjaga kondisi mesin
selalu prima.
DAFTAR PUSTAKA
http//:wwwgoogle.com/produkdata/Yamalube
http//:www.wikipedia.com
http//:www.google.com/YamalubeIndonesia
31