ASKEP BBLR

36
Asuhan Keperawatan Anak dengan Kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) I. KONSEP DASAR TEORI A. Definisi Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004). Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003). Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005). B. Etiologi Terjadinya lahir prematur/BBLR pada bayi disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya: 1. Faktor Ibu a) Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan

Transcript of ASKEP BBLR

Asuhan Keperawatan Anak dengan Kasus Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR)

I. KONSEP DASAR TEORI

A. Definisi

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada saat

lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami

kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang dari yang

diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak,

2004).

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi

yang lahir dengan berat badan kurang atau sama

dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).

Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi

(neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan

kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram

(Hidayat, 2005).

B. Etiologi

Terjadinya lahir prematur/BBLR pada bayi

disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya:

1. Faktor  Ibu

a) Penyakit  yang  berhubungan langsung dengan 

kehamilan

b) Usia

c) Keadaan  Sosial  Ekonomi 

d) Faktor  lain

2. Faktor  Janin

3. Faktor  Uterus  dan  Plasenta

Menurut Winkjosastro (2006), faktor-faktor yang

dapat menyebabkan  terjadinya BBLR, yaitu antara

lain:

a) Faktor Ibu

1. Hipertensi

2. Perokok

3. Gizi buruk

4. Riwayat kelahiran Prematur sebelumnya

5. Pendarahan antepartum

6. Malnutrisi

7. Hidraminon

8. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari

35 tahun

9. Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat

10. Infeksi dan trauma

b) Faktor Janin

1. Kehamilan ganda

2. Kelainan kromosom

3. Cacat bawaan

4. Infeksi dalam kandungan

5. Hidramnion

6. Ketuban pecah dini

c) Keadaan sosial ekonomi yang rendah

d) Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan,

merokok

C. Klasifikasi

1. Klasifikasi berdasarkan berat badan:

a) Bayi berat badan sangat rendah,yaitu bayi

yang lahir dengan berat badan kurang dari 1000

gram.

b) Bayi berat badan lahir sangat rendah ,yaitu

bayi yang lahir dengan berat badan kurang

1.500 gram

c) Bayi berat badan lahir cukup rendah ,yaitu

bayi yang lahir dengan berat badan 1501-2500

gram

2. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan :

a) Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan

umur kehamilan belum mencapai 37 minggu

b) Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 38-42 minggu.

c) Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu.

3. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat

badan :

a) Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/small-

for-gestational-age (SGA) adalah Bayi yang lahir

dengan keterlambatan pertumbuhan intra uteri

dengan berat badan terletak dibawah persentil

ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri.

b) Bayi sesuai dengan masa kehamilan

(SMK)/appropriate-for-gestational-age (AGA). Bayi yang

lahir dengan berat badan sesuai dengan berat

badan untuk masa kehamilan,yaitu berat badan

terletak antara persentil ke-10 dan ke-90

dalam grafik pertumbuhan intra –uterin.

c) Bayi besar untuk masa kehamilan/large-for-

gestational-age (LGA). Bayi yang lahir dengan

berat badan lebih untuk usia kehamilan dengan

berat badan terletak diatas persentil ke-90

dalam grafik pertumbuhan intra-uteri.

Berdasarkan pengelompokan tersebut di atas,

BBLR dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Bayi Prematur

Adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang

dari 37 minggu dengan berat badan sama dengan

atau kurang dari 2.500 gram.

Tanda-tanda Bayi Premature :

a) Panjang badan kurang dari atau sama dengan 46

cm

b) Panjangnya kuku belum melewati ujung jari

c) Lingkar kepala kurang dari atau sama dengan

33 cm

d) Lingkar dada kurang dari atau sama dengan 30

cm

e) Rambut lanugo masih banyak

f) Jaringan subkutan tipis atau kurang

g) Tulang rawan daun telinga belum sempurna

pertumbuhannya

h) Tumit mengkilap,telapak kaki halus

i) Pada wanita labia mayora belum menutupi labia

minora, pada bayi  laki-laki testis belum

turun.

Penyebab kelahiran Prematur :

a. Faktor Ibu

1)Toksemia gravidarum,yaitu preeklamsi dan

eklamsi

2)Kelainan bentuk uterus (uterus bikornis,

inkompeten serviks)

3)Tumor (mioma uteri,kistoma)

b. Faktor Janin

1)Kehamilan ganda

2)Hidramnion

3)Ketuban pecah dini

4)Infeksi (rubeolla, sifillis,toksoplasmosis

5)Insufisiensi plasenta

c. Faktor Plasenta

1)Plasenta previa

2)Solusio plasenta

Penyulit yang dapat terjadi :

a) Hipotermi

b) Sindrom gawat nafas

c) Hipoglikemia

d) Perdarahan intra cranial

e) Rentan terhadap infeksi

f) Hiperbilirubinemia

g) Kerusakan integritas kulit

b. Bayi Dismatur

Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan

berat badan kurang dari berat badan yang

seharusnya untuk masa kehamilan.yaitu berat badan

di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan

intra uteri, biasa disebut dengan bayi kecil

untuk masa kehamilan (KMK : kecil masa kehamilan,

/AGA).

Tanda-tanda Bayi Dismatur :

a) Panjang badan lebih dari 45 cm, berat badan

lebih dari 2.500 gram

b) Kulit kering dan keriput

c) Rambut panjang dan banyak

Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Pertumbuhan

Intra Uterin Meliputi:

a) Faktor Janin : Infeksi kronis, Kelalinan

congenital

b) Faktor Plasenta : Berat plasenta kurang,

Plasentitis vilus, Infark tumor.

c) Faktor Ibu : Pre eklamsi, Hypertensi,

Kelainan pembuluh darah.

Stadium Bayi Dismatur :

a) Stadium pertama:  Bayi tampak kurus dan lebih

panjang, Kering seperti perkamen,tetapi beklum

terdapat noda  mekonium.

b) Stadium kedua: Bayi tampak kurus dan lebih

panjang, Kering seperti perkamen,tetapi beklum

terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit

plasenta dan umbilicus.

c) Stadium ketiga: Bayi tampak kurus dan lebih

panjang, Kering seperti perkamen,tetapi beklum

terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit

plasenta dan umbilicus, Kulit, kuku , tali

pusat berwarna kuning

Masalah yang Dapat Terjadi:

a) Syndrom aspirasi mekonium

b) Hipoglikemia simtomatik

c) Penyakit membran hialin

d) Hiperbilirubinemia

D. Manifestasi Klinik

Tanda dangejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) antara lain :

1. Berat Badan Kurang dari 2.500  gram, panjang

badan kurang  dari 45 cm,lingkar

kepalakurang dari 33 cm, lingkar dada kurang 

dari  30  cm.

2. Masa  gestasi  kurang dari  37  minggu.

3. Kepala  lebih  besar  dari  badan.

4. Lanugo banyak  terutama  pada  dahi,  pelipis, 

telinga  dan  lengan

5. Lemak  sub kutan  kurang.

6. Ubun – ubun  dan  sutura  melebar

7. Genitalia  belum  sempurna,  labia  minora 

belum  tertutup  oleh  labia mayora  (pada 

wanita) dan testis (pada pria)

8. Pembuluh  darah  kulit  banyak  terlihat, 

peristaltik  usus  dapat  terlihat.

9. Rambut  halus  dan  tipis.

10. Banyak  tidur  dan  tangis  lemah.

11. Kulit tampak  mengkilat  dan  licin

12. Pergerakan  kurang  dan  lemah.

13. Refleks  tonus  leher  lemah,  refleks  isap 

kurang,  refleks  menelan kurang dan  refleks 

batuk  masih  lemah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam BBLR adalah:

a) Suhu Tubuh

Pusat pengatur napas badan masih belum

sempurna

Luas badan bayi relatif besar sehingga

penguapannya bertambah

Otot bayi masih lemah

Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga

cepat kehilangan panas badan

Kemampuan metabolisme panas masih rendah,

sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah

perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak

kehilangan panas badan dan dapat

dipertahankan.

b) Pernapasan

Fungsi pengaturan pernapasan belum sempurna

Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga

perkembangannya tidak sempurna

Otot pernapasan dan tulang iga lemah

Dapat disertai penyakit : penyakit hialin

membrane, mudah infeksi paru-paru dan gagal

pernapasan.

c) Alat pencernaan makanan

Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan

makanan dengan lemah / kurang baik

Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum

sempurna , sehingga pengosongan lambung

berkurang

Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan

dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.

d) Hepar yang belum matang (immatur)

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan

bilirubin, sehingga mudah terjadi

hyperbilirubinemia (kuning) samai ikterus

e) Ginjal masih belum matang

Kemampuan mengatur pembuangan sisa

metabolisme dan air masih belum sempurna

sehingga mudah terjadi oedema.

f) Perdarahan dalam otak

Pembuluh darah bayi BBLR masih rapuh dan

mudah pecah

Sering mengalami gangguan pernapasan,

sehingga memudahkan terjadinya perdarahan

dalam otak

Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan

menyebabkan kematian bayi

Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga

mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis.

E. Patofisiologi 

Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir semua

lemak, glikogen, dan mineral, seperti zat besi,

kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu

terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm

mempunyai peningkatan potensi terhadap

hipoglikemia, rikets dan anemia. Meningkatnya kkal

untuk bertumbuh. BBLR memerlukan sekitar 120 kkal/

kg/hari, dibandingkan neonatus aterm sekitar 108

kkal/kg/hari.

Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran

pencernaan. Koordinasi antara isap dan menelan,

dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi

pneumonia, belum berkembang dengan baik sampai

kehamilan 32-42 minggu. Penundaan pengosongan

lambung dan buruknya motilitas usus sering terjadi

pada bayi preterm. Kurangnya kemampuan untuk

mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih

sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan

untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak ,

dibandingkan bayi aterm. Produksi amilase pankreas

dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam

pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun.

Kadar laktase juga rendah sampai sekitar kehamilan

34 minggu. Paru-paru yang belum matang dengan

peningkatan kerja bernafas dan kebutuhan kalori

yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan

mengganggu makanan secara oral.

Potensial untuk kehilangan panas akibat luasnya

permukaan tubuh dibandingkan dengan berat badan,

dan sedikitnya lemak pada jaringan bawah kulit

memberikan insulasi. Kehilangan panas ini

meningkatkan keperluan kalori. (Moore, 1997)

F. PATHWAY

G. Komplikasi

Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila

BBLR tidak ditangani secepatnya menurut Mitayani,

2009 yaitu:

1) Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan

bernapas pada bayi)

2) Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-

laki

3) Penyakit membran hialin: disebabkan karena

surfaktan paru belum sempurna/ cukup, sehingga

olveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan

inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam

alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga

negatif yang tinggi untuk yang berikutnya

4) Asfiksia neonetorum

5) Hiperbilirubinemia

Bayi dismatur sering mendapatkan

hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan

karena gangguan pertumbuhan hati.

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil

meningkat sampai 23.000-24.000/mm3,  hari pertama

setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).

2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan

sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia,

penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic

prenatal/perinatal).

3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih

rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis

berlebihan ).

4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama

kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-

5 hari.

5. Destrosix : tetes glukosa pertama  selama 4-6

jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50

mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.

6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) :

biasanya dalam batas normal pada awalnya.

7. Pemeriksaan Analisa gas darah.

I. Penatalaksanaan

A. Medis

a) Intubasi

Dilakukan pada bayi prematur dengan berat

badan lahir rendah yang mengalami pernafasan

periodik yang berat serta mengalami serangan

apnea yang menetap.

b) Oksigen tambahan

Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk

mengatasi hipoksemia, dalam pemberian oksigen

tambahan harus dilakukan secara hati-hati

karena tekanan oksigen yang tinggi di dalam

arteri bayi prematur merupakan faktor penting

dalam menyebabkan retinopati prematuritas.

B. Keperawatan

Dengan memperhatikan gambaran klinis diatas

dan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada

bayi BBLR, maka perawatan dan pengawasan bayi

BBLR ditujukan pada pengaturan panas badan,

menghindari infeksi, pemberian makanan bayi dan

pernapasan.

Karena belum sempurnanya kerja alat-alat

tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan

perkembangan serta penyesuaian diri dengan

lingkungan perlu diperhatikan :

a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/

BBLR.

Bayi prematuritas dengan cepat akan

kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi,

karena pusat pengaturan panas badan belum

berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah,

permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu

bayi prematuritas harus dirawat di dalam

inkubator sehingga panas badannya mendekati

dalam rahim. Dengan pengaturan suhu pada bayi

dengan berat badan di bawah 2 kilogram dengan

suhu inkubator 35°C, bayi dengan berat badan

2-2,5 kilogram dengan suhu inkubator 34°C,

suhu inkubator diturunkan 1°C setiap minggu

sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu

lingkungan kurang lebih 24-27°C.

b. Makanan bayi premature

Alat pencernaan bayi prematur masih belum

sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan

belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5

gram/kgBB dan kalori 110 kal/kgBB, sehingga

pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian

minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan

didahului dengan mengisap cairan lambung.

Refleks mengisap masih lemah, sehingga

pemberian minum sebaiknya sedikit demi

sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih

sering.

ASI merupakan makanan yang paling utama,

sehingga ASI lah yang paling dahulu

diberikan. Bila faktor mengisapnya kurang

maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan

sendok perlahan-lahan atau dengan memasang

sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang

diberikan sekitar 50-60 cc/kgBB/hari dan

terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200

cc/kgBB/hari.

Rumus Gizi Seimbang:

c. Menghindari infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena

infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih

lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan

pembentukan antibody belum sempurna. Oleh

karena itu, upaya preventifsudah dilakukan sejak

pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi

persalinan prematuritas (BBLR). Dengan

demikian perawatan dan pengawasan bayi

prematuritas sebaiknya secara khusus dan

terisolasi dengan baik.

d. Pernapasan

Bayi prematur mungkin menderita penyakit

membran hialin. Pada penyakit ini tanda-

tanda gawat pernapasan sealu ada dalam 4 jam

bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap

dalam inkubator dada abdomen harus

dipaparkan untuk mengobserfasi usaha

pernapasan.

e. Hipoglikemi

Mungkin paling timbul pada bayi prematur

yang sakit bayi berberat badan lahir rendah,

harus diantisipasi sebelum gejala timbul

dengan pemeriksaan gula darah secara teratur.

J. Pencegahan

Menurut Manuaba (2006), dengan mengetahui

berbagai faktor penyebab berat badan lahir rendah

dapat dipertimbangkan langkah pencegahan dengan

cara:

1. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan

teratur.

2. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang

dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan

preterm

3. Memberi nasehat tentang :

a) Gizi saat hamil

b) Meningkatkan pengertian keluarga berencana

internal

c) Memperhatikan tentang berbagai kelainan yang

timbul dan segera melakukan konsultasi.

d) Menganjurkan untuk pemeriksaan tambahan

sehingga secara dini penyakit ibu dapat

diketahui dan diawasi/diobati

Menurut Erlina (2008), pada kasus Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) Mencegah/preventif adalah

langkah yang penting. Dan hal-hal yang dapat

dilakukan diantaranya:

1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara

berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan

dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang

diduga berisiko, terutama faktor risiko yang

mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat

dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi

pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda

bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama

kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatanya

dan janin dalam kandunganya dengan baik.

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinanya

pada kurun waktu reproduksi sehat (20-34 tahun).

4. Perlu dukungan sektor lain yang terikat untuk

turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu

dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat

meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan

antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

a. Biodata :

Usia kehamilan biasanya antara 24 sampai 37

minggu

b. Keluhan utama :

Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi

kedinginan atau suhu tubuh rendah.

c. Riwayat kesehatan

a) Riwayat penyakit sekarang :

Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24

sampai 37 minggu, berat badan lahir kurang

atau sama dengan 2500 gram.

b) Riwayat penyakit dahulu :

Ibu memiliki riwayat kelahiran premature,

kehamilan ganda, hidramnion, ibu mengalami

hyperemesis gravidarum saat hamil.

c) Riwayat penyakit keluarga :

Adanya penyakit tertentu yang menyertai

kehamilan seperti DM, TB Paru, tumor

kandungan, kista, hipertensi.

d. Pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual (Calista

Roy)

a. Respirasi:respirasi dangkal, tidak teratur,

dan pernapasan diafragmatik intermiten atau

periodik (40 – 60 kali/menit), Pernapsan

cuping hidung, retraksi suprasternal atau

substernal, derajat sianosis yang mungkin

ada. Adanya bunyi ampela pada auskultasi,

menandakan sindrom distres pernapasan (RDS)

b. Nutrisi: reflek menghisap lemah, volume

lambung kurang, daya absorbs kurang atau

lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu.

c. Aktivitas/Istirahat: status sadar, bayi

tampak semi koma saat tidur malam, meringis,

gerakan kaki dan tangan lemah, tidur sehari

rata-rata 20 jam.

d. Proteksi/Perlindungan:bayi prematuritas

mudah sekali terkena infeksi, karena daya

tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan

leukosit masih kurang, dan pembentukan

antibody belum sempurna.

e. Fungsi syaraf/neurologis: sutura tengkorak

dan fontanel tampak melebar, penonjolan

karena ketidakadekuatan pertumbuhan mungkin

terlihat Kepala kecil dengan dahi menonjol,

batang hidung cekung, hidung pendek mencuat,

bibir atas tipis, dan dagu maju, tonus otot

dapat tampak kencang dengan fleksi

ekstremitas bawah dan atas serta

keterbatasan gerak, Pelebaran tampilan mata.

f. Pengaturan suhu tubuh:Bayi prematuritas

(BBRL) dengan cepat akan kehilangan panas

badan dan menjadi hipotermi (Suhu < 36,5oC),

karena pusat pengaturan panas badan belum

berfungsi dengan baik, metabolismenya

rendah, permukaan badan relatif luas,

sehingga perlu perawatan inkubator.

g. Eliminasi : BAB yang pertama kali keluar

adalah meconium, produksi urine rendah.

h. The sense / perasaan : bayi akan menangis

jika ada rangsangan nyeri.

i. Fungsi endokrin :biasanya system endokrin

pada bayi baru lahir sudah cukup berkembang,

namun fungsinya masih imatur, misalnya lobus

posterior kelenjar hipofise menghasilkan

hormone anti diuretic (ADH), atau

vasopressin dalam jumlah terbatas, yang

menghambat diuresis. Inilah yang menyebabkan

bayi sangat rentan terhadap dehidrasi.

e. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : sedang

b. TTV : RR :40 - 60

x/menit.

N : 140 – 150 x/menit,

TD : 80/46 mmHg

S : <36,5 -37,5 oC

c. Apgar score :

Sistem penilaian ini untuk mengevaluasi

status kardiopulmonal dan persarafan

bayi.Penilaian dilakukan 1 menit setelah

lahir dengan penilaian 7-10 (baik), 4-6

(asfiksia ringan hingga sedang), dan 0-3

(asfiksia berat) dan diulang setiap 5 meint

hingga bayi dalam keadaan stabil.

Tanda 0 1 2Frekwensijantung

Tidakada

< 100 > 100

Usahabernapas

Tidakada

Lambat Menangiskuat

Tonusotot

Lumpuh Ekstremitasfleksisedikit

Gerakankatif

Refleks

Tidakbereaksi

Gerakansedikit

Reaksimelawan

Warnakulit

Seluruhtubuhbiruataupucat

Tubuhkemeraha,ekstremitasbiru

Seluruhtubuhkemerahan

d.Antropometri :

BB :< 2500 gram

PB :<46 cm

LIKA :<33 cm

LD :<30 cm

f. Pemeriksaan Fisik

Head To Toe:

1) Kepala: kemungkinan ditemukan caput

succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun

besar cekung atau cembung kemungkinan adanya

peningkatan tekanan intrakranial.

2) Mata: warna conjunctiva anemis atau tidak

anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna

sklera tidak kuning, pupil menunjukkan

refleksi terhadap cahaya.

3) yyyuwHidung: terdapat pernafasan cuping

hidung dan terdapat penumpukan lendir.

4) Mulut: bibir berwarna pucat ataupun merah,

ada lendir atau tidak.

5) Telinga: perhatikan kebersihannya dan adanya

kelainan

6) Leher: perhatikan kebersihannya karena leher

nenoatus pendek

7) Thorax: bentuk simetris, terdapat tarikan

intercostal, perhatikan suara wheezing dan

ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih dari

100 kali per menit.

8) Abdomen: bentuk silindris, hepar bayi

terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaaepada

garis papila mamae, lien tidak teraba, perut

buncit berarti adanya asites atau tumor,

perut cekung adanya hernia diafragma, bising

usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa

kelahiran bayi, sering terdapat retensi

karena GI Tract belum sempurna.

9) Umbilikus: tali pusat layu, perhatikan ada

pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda

infeksi pada tali pusat.

10) Genitalia: pada neonatus aterm testis

harus turun, lihat adakah kelainan letak

muara uretra pada neonatus laki – laki,

neonatus perempuan lihat labia mayor dan

labia minor,labia minora mungkin lebih besar

dari labia mayora dengan klitoris menonjol,

adanya sekresi mukus keputihan, kadang

perdarahan.

11) Kulit: Warna kulit tubuh merah,

sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada

bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.

12) Anus: perhatiakan adanya darah dalam

tinja, frekuensi buang air besar serta warna

dari faeses.

13) Ekstremitas: warna biru, gerakan lemah,

akral dingin, perhatikan adanya patah tulang

atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan

jari-jari tangan serta jumlahnya.

14) Refleks: pada neonatus preterm post

asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.

Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai

keadaan susunan syaraf pusat atau adanya

patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter

Patricia A, 1996 : 109-356).

Refleks berkedip dijumpai namun belum

sempurna,bayi menunjukkan refleks menggenggam

namun belum sempurna,bayi memberikan respon

ekstensi dan fleksi lengan yang belum

sempurna, bayi memperlihatkan respon

menghisap yang belum sempurna.

g. Pemeriksaan penunjang:

a. Jumblah sel darah putih : 18.000/mm3,

netrofil meningkat sampai 23.000/mm3, hari

pertama setelah lahir (menurun bila ada

sepsis).

b. Hematocrit : 43% - 61 % (peningkatan sampai

65% atau lebih menandakan polisitemia,

penurunan kadar menunjukan anemia atau

hemoragic prenatal/perinatal).

c. Haemoglobin : 15-20 gr/dL (kadar lebih rendah

berhubungan dengan anemia atau haemolisis

berlebihan).

d. Bilirubin total : 6 mg/dL pada hari pertama

kehidupan, 8 mg/dL 1-2 hari, dan 12 mg/dL

pada 3-5 hari.

e. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6

jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50

mg/dL meningkat 60-70 mg/dL pada hari ke 3.

f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya

dalam batas normal pada awalnya.

g. Pemeriksaan gas darah.

2.2 Diagnosa Keperawatan

1) Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem

1. DS: -

DO :- Pernafasandangkal, tidakteratur, danpernapasandiafragmatikintermiten atauperiodik (40 –60 kali/menit),

- Pernapsan cupinghidung, retraksisuprasternalatau substernal,juga derajatsianosis yangmungkin ada.

- Adanya bunyiampela padaauskultasi,menandakansindrom distrespernapasan(RDS).

Etiologi (Faktor Ibu,Faktor Janin,

FaktorPlasenta)

BBLR

Prematuritas

Fungsi organ-organ belumbaik (paru-

paru)

Pertumbuhandinding dada

belum sempurnaVaskuler paru

imatur

Regulasipernafasan

Pernafasanperiodik

Pola napas

tidak efektif

Pernafasan biot2. DS: -

DO :- Suhu < 36,5oC- Perawataninkubator

Etiologi (Faktor Ibu,Faktor Janin,

FaktorPlasenta)

BBLR

Permukaan tubuhrelatif lebih

luas.Jaringan lemaksub kutan lebih

tipis.

Pemaparandengan suhu

luar

Kehilanganpanas melalui

kulit

Hipotermi

3. DS: -DO: - BB < 2500 gram- Suhu < 36,5oC- Leukositmeningkat

Etiologi (Faktor Ibu,Faktor Janin,

FaktorPlasenta)

BBLR

Prematuritas

Penurunan daya

tahan

Resiko

Infeksi

4. DS :-

DO:

Etiologi (Faktor Ibu,Faktor Janin,

Resiko

ketidakseimba

- BB < 2500 gram- Kulit kering

pecah-pecah danterkelupas dantidak adanyajaringansubkutan

- Penurunan massaotot, khususnyapada pipi,bokong, danpaha

- Terpasang OGTdan infus

FaktorPlasenta)

BBLR

Prematuritas

Fungsi organ-organ belumbaik (otak)

Imaturitas

sentrum-sentrumvital

Regulasi

pernafasan

Reflek menelanbelum sempurna

ngan nutrisi

(kurang dari

kebutuhan

tubuh)

2) Rumusan diagnosa berdasarkan prioritas masalah

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

imaturitas paru dan neuromuscular.

2. Hipotermiberhubungan dengan kontrol suhu yang

imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan

imunologis yang kurang.

4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi (kurang dari

kebutuhan tubuh)kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

nutrisi karena imaturitas.

2.3 Rencana Asuhan Keperawatan

No Dx.Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Tidak efektifnya pola nafas b/d imaturitas pusat pernafasan, keterbatasanperkembangan  otot,  penurunan energi/ kelelahan, ketidakseimbangan metabolik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proseskeperawatan diharapkan pola nafas efektif. Dengan kriteria hasil:

a) RR 30-60 x/mnt

b) Sianosis (-)

c) Sesak (-)

d) Ronchi (-)

e) Whezing (-)

1.Kaji frekuensi pernafasan dan pola pernafasan.

2.Berikan posisi kepala sedikit ekstensi.

3.Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.

4.Pertahankan suhutubuh optimal.

5.Berikan oksigen sesuai advis dokter.

2. Hipotermib/dimaturitas control dan pengatur suhu dan berkurangnyalemak subcutan didalam tubuh.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proseskeperawatan diharapkan suhu tubuh kembali normal. Dengan kriteria hasil :

1. Observasi tanda-tanda vital.

2. Tempatkan bayi pada inkubator.

3. Ganti pakaian setiap basah

Kolaborasi:1. Kolaborasi

pemberian D-10 Wdan ekspander volumesecara intra

Suhu 36-37 C.Kulit hangat.Sianosis (-)Ekstremitas hangat

vena bila diperlukan.

2. Berikan obat-obatan  sesuai indikasi fenobarbital, natrium bikarbonat.

3. Resiko tinggi infeksi b/d respon imun imatur

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proseskeperawatan diharapkan infeksi tidakterjadi. Dengan kriteria hasil :Suhu 36-37 CTidak ada tanda-tanda infeksiLeukosit 5.000–10.000

Mandiri :1. Tingkatkan cara-

cara  mencuci tangan pada staf, orang tua dan pekerja lain.

2. Pantau pengunjung akan adanya lesi kulit.

3. Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi, misalnya: suhu, letargi atau perubahan perilaku. 

4. Lakukan perawatan tali pusat sesuai kit.

5. Berikan ASI untuk pemberian makan bila tersedia.

Kolaborasi:Berikan antibiotika sesuaiindikasi.

4. Resiko Setelah Mandiri :

ketidakseimbangan nutrisi (kurang darikebutuhan tubuh) b/d ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna)

dilakukan tindakan keperawatan selama proseskeperawatan diharapkan nutrisi terpenuhi. Dengan kriteria hasil :Reflek hisap dan menelan baikMuntah (-)Kembung(-)BAB lancarBerat badan meningkat 15 gr/hrTurgor elastis.

1. Timbang berat badan bayi saat menerima  di ruangan perawatan dan setelah itu setiap hari.

2. Auskultasi bising usus, perhatikanadanya distensi abdomen, dan perilaku menghisap.

3. Lakukan pemberian makan oral awal dengan5-15 ml air steril, kemudiandextrose dan airsesuai protokol rumah sakit.

Kolaborasi :Berikan glukosa dengan segera peroral atau intravena bila kadar dextrostik kurang dari 45 mg/dl.

2.4Implementasi

Menurut Nursalam (2001) pelaksanaan

keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan

untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al,

1996). Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana

tindakan disusun dan ditujukan kepada nursing

orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang

diharapkan dengan harapan  untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan

klien mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi

koping.

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan

dengan rencana tindakan keperawatan. Dalam

melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan

BBLR yang harus diperhatikan adalah timbang berat

badan setiap hari dan observasi tanda-tanda vital,

memberikan minum, rawat klien dalam inkubator,

berikan posisi semi fowler dan kolaborasi

pemberian oksigen tambahan.

2.5Evaluasi

Menurut Nursalam (2001) evaluasi adalah

tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa

keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya

sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi

memungkinkan perawat untuk memonitor”kealpaan”

yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,

perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Adapun evaluasi yang diharapkan pada bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah

oksigenisasi klien kembali adekuat, klien dapat

mempertahankan suhu tubuh yang stabil, klien tidak

mengalami infeksi, kebutuhan nutrisi klien kembali

terpenuhi, kebutuhan cairan klien kembali

seimbang, integritas kulit klien tetap utuh, klien

tidak mengalami cidera, klien mencapai pertumbuhan

dan perkembangan yang normal, keluarga klien

menunjukkan perilaku kedekatan yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak Irene. M. (2004).BukuAjar Keperawatan Maternitas.

Jakarta: EGC

Doenges, M.E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.

Jakarta: EGC

K, Deswani. (2012).Panduan Praktik Klinis dan Laboratotium

Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Mitayani.(2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta:

Salemba Medika.

Sowden Betz Cicilia. (2002). Keperawatan

Pediatric. Jakarta: EGC.

http://deshowmustgoon.blogspot.com/2012/05/asuhan-

keperawatan-bayi-berat.html.