askep disfungsi hipofise

29
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR HIPOFISIS Oleh : Kelompok 6

Transcript of askep disfungsi hipofise

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR HIPOFISIS

Oleh : Kelompok 6

ANATOMIS

Terletak di bawah hipotalamus Terdiri dari hipofisis anterior dan hipofisis posterior

HIPOFISIS ANTERIOR: memproduksi growth hormone (GH), adreno corticotrophic hormon (ACTH), thyroid stimulating hormone, (TSH), follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), prolaktin, thyrotropin releasing hormone

HIPOFISIS POSTERIOR: mengahsilkan anti diuretic hormone (ADH), oksitosisin

KELENJAR HIPOFISIS

Merupakan bagian otak terletak di bawah hipotalamus.

Kerja hipofisis dipengaruhi oleh hipotalamus

Hipotalamus dan hipofisis dihubungkan oleh sistem portal hipotalamo-hipofisis.

Melalui sistem tersebut releasing hormon dari hipotalamus mencapai hipofisis, shg hipofisis mudah melepaskan hormon-hormon.

A. HIPOFISE ANTERIOR

a. GH (Growth Hormon) / Somatotropik

Fungsi Utama : pertumbuhan tulang bertambah panjang

Pengaruhnya dr bayi s.d. pubertas Defisiensi GH sblm pubertas : Gygantisme

Defisiensi GH setelah pubertas: Akromegali

Sekresi me pd keadaan stres, hyperglikemia dan tidur

b. TSH ( Tiroid Stimulating Hormon)Jaringan sasarannya : tiroid Fungsi : merangsang pembentukan kelenjar gondok & kontrol produksi dan sekresi T3 & T 4

c. ACTH (Adeno CorticoTropic Hormon)Mengontrol adrenal & merangsang pertumbuhan

Jaringan sasaran : korteks adrenalMengatur produksi kortisol

d. Prolaktin / Mammotropik Hormon Sasaran : kelenjar mammae Fungsi : merangsang kelenjar mammae dan sekresi ASI

Jaringan sasaran yg lain : Ovarium untuk memelihara corpus luteum dan sekresi progesteron

Hipersekresi : Wanita : amenore Laki2 : Gynecomastia

e. Gonadotropin Hormon FSH : Follicle Stimulating Hormon - sasaran : ovarium dan testis - fungsi : merangsang perkembangan organ sex primer : wanita : folikel pd ovarium pria : spermatogenesis/merangsang testis menghasilkan sperma

LH : Luteinizing Hormon - sasaran : ovarium dan testis - pd wanita : estrogen merangsang ovulasi & pe’bentuk’ progesteron - pd laki-laki : merangsang testis menghasilkan testoteron.

B. HIPOFISIS POSTERIOR (BELAKANG)/NEUROHYPOFISE Menghasilkan :1) Oksitosin - Jaringan sasaran : Uterus dan glandula mammae - Uterus : merangsang kontraksi uterus saat persalinan

Glandula mammae : ejeksi ASI

2) ADH ( vasopresin ) - Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah

- Jaringan sasaran : ginjal di bagian distal, tubulus dan duktus seminiferus

- ADH meningkat vasokontriksi arteri peningkatan tekanan darah.

KELAINAN KELENJAR HIPOFISIS HYPERPITUITARISM HYPOPITUITARISM

HIPERPITUITARISM Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih.

Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih hormone - hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone- hormone hipofise anterior (Izzha, 2012).

ETIOLOGIHiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab mencakup :

1.  Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau prolakter.

2. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada. (Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC)

PATOFISIOLOGI Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama hiperpituitarisme. Penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.

Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH, ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-, LH- atau FSH- sangat jarang terjadi.

FUNCTIONING TUMOR YANG SERING DI TEMUKAN PADA HIPOFISIS ANTERIOR ADALAH:

1. Prolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.

Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas

2. Somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )Misalnya saja pada klien prepubertas, dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar ( misal; kardiomegali). Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia.

3. Corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )

Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s.

TANDA DAN GEJALAA. Prolaktema 1. Amenorhoe2. Galaktorhoe tanpa adanya riwayat kehamilan3. Inferbility

B. Hipersekresi Somatotropin1). Gigantismea. Pada laki-laki alat gentalia besar tapi kurang berfungsib. Penderita akan sangat besar karena tulang-tulang menjadi panjang

2). Akromegalia. Penebalan jaringan pengikat di bibir dan hidungb. Os mandibulae bertambah besar dan panjangc. Tulang-tulang tangan dan kaki bertambah besard. Pada wanita amenorhoe, pada laki-laki alat genetalia membesar

4. Hipersekresi ACTH (Penyakit Cushing)

AKROMEGALI PADA ORANG DEWASA

Gigantisme pada anak

MANIFESTASI KLINIS 1.    Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang, kardiomegali)

2.    Impotensi3.    Visus berkurang4.    Nyeri kepala dan somnolent5.    Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas (ketidaksuburan)

6.    Libido seksual menurun7.    Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39)

8.   Tumor yang besar dan mengenai hipotalamus: suhu tubuh, nafsu makan dan tidur bisa terganggu, serta tampak keseimbangan emosi

9.    Gangguan penglihatan sampai kebutaan total

 

PENATALAKSANAANA Terapi dikenal 2 macam terapi, yaitu:

1). Terapi pembedahan(Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial)Hipofisektomi adalah tindakan pengangkatan adenoma hipofise melalui pembedahan. prosedur operasi tersebut mencakup tindakan tranpenoidal hiposektomi dengan narkose. Insisi pada lapisan dalam bibir atas masuk ke sella tursika melalui sinus spenoidalis. Yang kedua adalah tranfrontal kraniotomi yaitu dengan membuka rongga kranium melalui tulang frontal.

2). Terapi radiasiB. Pemberian Obat

KOMPLIKASI

1. Gangguan hipotalamus.2. Penyakit organ ’target’ seperti gagal tiroid primer, penyakit addison atau gagal gonadal primer.

3. Penyebab sindrom chusing lain termasuk tumor adrenal, sindrome ACTH ektopik.

4. Diabetes insipidus psikogenik atau nefrogenik.

5. Syndrom parkinson 

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Kadar prolaktin serum b. CT – Scan / MRI.c. Pengukuran lapang pandang.d. Pemeriksaan hormon.e. Angiografi.f. Tes toleransi glukosa.g. Tes supresi dengan dexamethason.

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERPITUITARY

A. Pengkajiana.    Kaji riwayat penyakit, manifestasi klinis tumor hipofise baik dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH yang mulai dirasakan.

b.    Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.

c.    Pemeriksaan fisik mencakup :1)   Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, dagu menjorok ke depan.2)   Amati adanya kesulitan mengunyah dan gigi yang tidak tumbuh dengan baik.3)   Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus. 4)   Suara membesar karena hipertropi laring. 5)   Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali. 6)   Disfagia akibat lidah membesar. 7)   Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar.

B. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.b. Perubahan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.c.  Disfungsi seksual b.d penurunan libido, infertilitas, dan impotent.d. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.e.Takut yang berhubungan dengan ancaman kematian akibat tumor otak

C. INTERVENSI KEPERAWATANa. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.

I : Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan.R : Agar perawat mengetahui apa yang dirasakan klien.

I : Kaji skala nyeriR : Untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan menentukan intervensi selanjutnya.

I : Berikan tehnik relaksasi dan distraksiR : Pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri.

I : Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.R : Pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri.

b. Perubahan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.Mandiri :

I : Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan.R : Untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubungan perubahan tubuhnya.

I : Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi – segi positif yang dapat dikembangkan oleh klien. R : Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.

I : Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang dengan pengobatan.R : Agar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan.

c. Disfungsi seksual b.d penurunan libido, infertilitas, dan impotent.Mandiri :

I : Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi seksualnya.R : Agar perawat dapat mengetahui masalah seksual klien dan lebih terbuka kepada perawat.

I : Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya. R : Agar klien mendapat hasil mufakat bersama pasangannya.

d. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus.

I : Dorong klien agar mau melakukan pemeriksaan lapang pandang.R : Agar perawat mengetahui jarak lapang klien.

I : Anjurkan keluarga untuk selalu menemani pasienR : Keluarga dapat mengawasi pasien agar tidak terjadi cidera

yang diinginkan

e. Takut yang berhubungan dengan ancaman kematian akibat tumor otak

I : Observasi tanda dan gejala kecemasan dan ketakutan, catat ekspresi verbal maupun nonverbal.R: Pemeriksaan tersebut ditujukan agar perawat dapat memberikan rasa nyaman kepada pasien

I: Gali perasaan, anjurkan klien untuk mendiskusikan ketakutan, diagnosa penyakit dan terapi yang diberikanR: Agar pasien dapat mendapatkan terapi yang optimal.

I: Jelaskan secara sederhana tentang hal yang ditanyakan klienR: Bahasa yang sederhana dapat mempermudah pemahaman pasien

I: Bantu klien untuk mengatasi kecemasan.R: Agar pasien tidak merasa alternative cara untuk mengatasi kecemasan seperti bimbingan imagenery, teknik relaksasi.

: Untuk menciptakan kenyamanan dan ketenangan pasien

Terima kasih