ASKEP REMATIK PADA LANSIA

23
ASKEP REMATIK PADA LANSIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kondisi yang disertai nyeri dan kaku pada muskulosketal sering dinamakan rematik. Kondisi ini banyak terjadi pada lansia. Namun pada umumnya masyarakat belum mengerti tentang pengertian, tanda gejala, penyebab serta penanganan rematik. Maka sudah menjadi tugas kita untuk memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat. Satuan acara pembelajaran ini disusun sebagai pedoman dalam memberikan pendidikan kesehatan sehingga hasilnya ias seperti yang kita harapkan. 1.2 Tujuan 1. Tujuan Intruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasien lansia dapat mengenal dan mengetahui tentang rematik 2. Tujuan Intruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan di harapkan pasien lansia dapat : Menjelaskan tentang pengertian rematik Menjelaskan tanda dan gejala rematik Mengetahui penyebab rematik dan proses terjadinya rematik Menjelaskan tentang pencegahan rematik Menjelaskan perawatan dan pengobatan rematik BAB 2 KONSEP DASAR TEORI 2.1 KONSEP DASAR LANSIA 2.1.1 Pengertian Lansia Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun (Potter, 2005). Proses menua

Transcript of ASKEP REMATIK PADA LANSIA

ASKEP REMATIK PADA LANSIABAB 1

PENDAHULUAN1.1  Latar Belakang

Setiap kondisi yang disertai nyeri dan kaku padamuskulosketal sering dinamakan rematik. Kondisi ini banyakterjadi pada lansia. Namun pada umumnya masyarakat belummengerti tentang pengertian, tanda gejala, penyebab sertapenanganan rematik. Maka sudah menjadi tugas kita untukmemberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat.

Satuan acara pembelajaran ini disusun sebagai pedomandalam memberikan pendidikan kesehatan sehingga hasilnya iasseperti yang kita harapkan.

1.2  Tujuan1. Tujuan Intruksional UmumSetelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasienlansia dapat mengenal dan mengetahui tentang rematik2. Tujuan Intruksional KhususSetelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuandi harapkan pasien lansia dapat :

 Menjelaskan tentang pengertian rematik Menjelaskan tanda dan gejala rematik Mengetahui penyebab rematik dan proses terjadinya rematik Menjelaskan tentang pencegahan rematik Menjelaskan perawatan dan pengobatan rematik

BAB 2KONSEP DASAR TEORI

2.1  KONSEP DASAR LANSIA2.1.1        Pengertian Lansia

Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun,biasanya antara usia 65-75 tahun (Potter, 2005). Proses menua

merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai darisuatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaankehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berartiseseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).

Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapatdihindari, berjalan secara terus-manerus, dan berkesinambungan(Depkes RI, 2001). Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008),Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan padadaur kehidupan manusia sedangkan menurut pasal 1 ayat (2),(3), (4) UU No.13 Tahun 1998 Tentang Kesehatan dikatakan bahwausia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebihdari 60 tahun (Maryam, 2008). Penuaan adalah normal, denganperubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan danterjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahapperkembangan kronologis tertentu (Stanley, 2006).

2.1.2        Karakteristik LansiaMenurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), lansia memilikikarakteristik sebagai berikut:

1.      Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2)UU No. 13 tentang kesehatan).

2.      Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehatsampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual,serta dari kondisi adaftif hingga kondisi maladaptif.

3.      Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008).

2.1.3        Klasifikasi LansiaKlasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.

1.      Pralansia (prasenilis)Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2.      LansiaSeseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3.      Lansia Resiko TinggiSeseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yangberusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (DepkesRI, 2003).

4.      Lansia Potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatanyang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).

5.      Lansia Tidak PotensialLansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnyabergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).

2.1.4        Tipe LansiaDi zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukanbermacam-macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:

1.      Tipe arif bijaksanaLanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikandiri dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahanzaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

2.      Tipe mandiriLanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengankegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan temanpergaulan, serta memenuhi undangan.

3.      Tipe tidak puasLanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin,menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangankecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangankekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar,mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.

4.      Tipe pasrahLanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”),mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa sajadilakukan.

5.      Tipe bingungLansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkandiri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho,2008).

2.1.5        Tugas Perkembangan LansiaMenurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau

menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjutdipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya.Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :

1.      Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.

2.      Mempersiapkan diri untuk pensiun.3.      Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.4.      Mempersiapkan kehidupan baru.5.      Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat

secara santai.6.      Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan

(Maryam, 2008).

2.2  KONSEP DASAR REUMATIK2.2.1        Pengertian

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronikdan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yangmenyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke,2001 : 1248).

Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur darikanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkatdengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemikkronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikandengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarahpada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut(Susan Martin Tucker, 1998).

Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yangterutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnyaditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunanmobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman,2000).

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronikdengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkanseluruh organ tubuh (Arif Mansjour,2001)

2.2.2        EtiologiEtiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun

ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan denganpenyakit ini, antara lain;

1.      Usia lebih dari 40 tahun

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktorpenuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwaosteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulangrawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan padaosteoartritis.

2.      Jenis kelamin wanita lebih seringWanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi.Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha,pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara padalaki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelahmenopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanitadaripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal padapatogenesis osteoartritis.

3.      Suku bangsaNampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masingsuku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan polahidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital danpertumbuhan tulang.

4.      GenetikHal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produkkompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4dengan AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resikorelative 4 : 1 untuk menderita penyakit ini.

5.      Kegemukan dan penyakit metabolikBerat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnyaresiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupunpria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan denganoateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan,tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atausternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yangberperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapatfaktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitantersebut.

6.      Cedera sendi, pekerjaan dan olahragaPekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terusmenerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis

tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yangberkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

7.      Kelainan pertumbuhanKelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkandengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.

8.      Kepadatan tulangTingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resikotimbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulangyang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturanbeban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulangrawan sendi menjadi lebih mudah robek.

2.2.3        Jenis ReumatikMenurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:

1.      Reumatik Sendi (Artikuler)Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama

reumatik sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapamacam yang paling sering ditemukan yaitu:

2.      Artritis ReumatoidMerupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan

menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatansendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan kronisdipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yangterkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapapersendian sekaligus.Peradangan terjadi akibat prosessinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yangmengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang disekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yangsifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi).Penyebab ArtritisRematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakankarena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belumterbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisamempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus ArtritisRematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yangberat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri,kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi, hancurnyaperusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis

membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebalsehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkankematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granularyang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendisehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukanjaringan parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendidan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainanbentuk).

3.      OsteoatritisAdalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan

penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainanbiologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Prosespenyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), danakhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulangsubkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, sertajaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadiumlanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai denganadanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam padapermukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui denganpasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungandengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jeniskelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukandan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.

4.      Atritis GoutPenyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat

darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakityang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan,gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit initimbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat.Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yangmemicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit goutprimer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Didugaberkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonalyang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkanmeningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkankarena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit

gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnyaproduksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanandengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satusenyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam intidari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsurpembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisakarena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia),obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebablainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit(psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderitadiabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapatkadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yangmeninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkanasam urat juga ikut meninggi.

5.      Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai

jaringan lunak di luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebutjuga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenisreumatik yang sering ditemukan yaitu:

a.       FibrosisMerupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batangtubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan olehperempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.

b.      Tendonitis dan tenosivitisTendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkannyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalahperadangan pada sarung pembungkus tendon.

c.       EntesopatiAdalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang.Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebutentesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakanlengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.

d.      Bursitis

Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatantendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisadisebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.

e.       Back PainPenyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan prosesdegenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia danpekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salahsewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisaakibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik danfraktur.

f.       Nyeri pinggangKelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernahmengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah(lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkaidan kaki.

g.      Frozen shoulder syndromeDitandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian dipangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagiandepan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkatkeatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahumenjadi terbatas.

2.2.4        Manifestasi klinisGejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada

sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbulsecara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbulrasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatanpada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendidn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaransendi dan krepitasi.

      Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjoldan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanyasinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasahangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;

1.      Nyeri sendiKeluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambahdengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeriyang lebih dibandingkan gerakan yang lain.

2.      Hambatan gerakan sendiGangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

3.      Kaku pagiPada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelahimmobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangundari tidur.

4.      KrepitasiRasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yangsakit.

5.      Pembesaran sendi (deformitas)Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lututatau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahanmembesar.

6.      Perubahan gaya berjalanHampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit,lutut atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguanberjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancamanyang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

2.2.5        PatofisiologiInflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti

edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasiselular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadimenebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutupyang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria.Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguanpada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkatketidakmampuan sendi.  Bila kerusakan kartilago sangat luasmaka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringanfibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilagodan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisamenimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasidari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosissetempat.

Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang.Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanyaserangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari seranganpertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain.terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguanrhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

2.2.6        Pathway

2.2.7        Pemeriksaan penunjang1.      Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan

pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulangyang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasikista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

2.      Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium

3.      Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yangmenunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi

4.      Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yanglebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warnakuning (respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen(C3 dan C4).

5.      Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasidan perkembangan panas.

6.      Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine NeedleAspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karenamengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairansendi yang normal.

7.      Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapatpoli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendiproksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutanatau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen

2.2.8        Penatalaksanaan1.      Medikamentosa

Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanyabersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan,tidak mampu menghentikan proses patologis

2.      Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yangberlebihan pada sendi yang sakit.

3.      Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri4.      Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera5.      Dukungan psikososial6.      Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta

program latihan yang tepat7.      Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi

timbulnya keluhan8.      Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat

saat nyeri9.      Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin10.  Diet rendah purin:

Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukanasam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk danmempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang bolehdan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:

2.2.9       Komplikasi1.      Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti

adanya prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutannodule.

2.      Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasijaringan otot.

3.      Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.

Golonganbahanmakanan

Makanan yang bolehdiberikan

Makanan yang tidakboleh diberikan

KarbohidratProtein hewani

Protein nabati

Lemak

Sayuran

Buah-buahan

Minuman

Bumbu, dll

SemuaDaging atau ayam, ikan tongkol, bandeng 50 gr/hari,telur, susu, keju

Kacang-kacangan kering 25 gr atau tahu, tempe, oncomMinyak dalam jumlahterbatas.Semua sayuran sekehendak kecuali:asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr sehariSemua macam buah

Teh, kopi, minuman yangmengandung sodaSemua macam bumbu

–Sardin, kerang, jantung, hati, usus, limpa, paru-paru, otak, ekstrakdaging/ kaldu, bebek, angsa, burung.–

Asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr sehari

-

Alkohol

Ragi

Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yangdisebabkan oleh adanya darah yang membeku.

4.      Terjadi splenomegali.Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesarkemampuannya untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darahputih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpansel-sel darah akan meningkat.

2.3  KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMATOID ATRITIS2.3.1        Pengkajian

1.      BiodataNama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan,penanggung jawab.Data dasar pengkajian pasien tergantung padwakeparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata,jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akutatau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritislainnya.

2.      Riwayat Kesehatana.       Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada

tungkai.b.      Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum

pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

3.      Pemeriksaan fisika.       Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi

(bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit,dan pembengkakan.

b.      Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendisinovial

1)        Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)2)        Catat bila ada krepitasi3)        Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan4)        Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara

bilateralc.       Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurangd.      Ukur kekuatan otot

e.       Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainyaf.       Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari4.      Aktivitas/istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburukdengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanyaterjadi bilateral dan simetris.Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktusenggang, pekerjaan, keletihan.Tanda : MalaiseKeterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/kelaianan pada sendi.

5.      KardiovaskulerGejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucatintermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelumwarna kembali normal).

6.      Integritas egoGejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial,pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi(misalnya ketergantungan pada orang lain).

7.      Makanan/ cairanGejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsimakanan/ cairan adekuat: mual, anoreksiaKesulitan untuk mengunyah

Tanda : Penurunan berat badan\Kekeringan pada membran mukosa.

8.      HygieneGejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitasperawatan pribadi. Ketergantungan

9.      NeurosensoriGejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnyasensasi pada jari tangan.Gejala : Pembengkakan sendi simetris

10.  Nyeri/ kenyamananGejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai olehpembengkakan jaringan lunak pada sendi).

11.  KeamananGejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit,ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan menetap Kekeringan padamata dan membran mukosa.

12.  Interaksi socialGejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ oranglain; perubahan peran; isolasi.

13.  Riwayat Psiko SosialPasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukuptinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas padasendi-sendi karena ia merasakan adanya kelemahan-kelemahanpada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadiberubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsepdiri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

2.3.2        Diagnosa keperawatan1.      Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera;

distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi,destruksi sendi.

2.      Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitasskeletal. Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas,penurunan kekuatan otot.

3.      Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peranberhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakantugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas

4.      Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakanmuskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri padawaktu bergerak, depresi.

2.3.3        Intervensi keperawatan1.      Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera;

distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi,destruksi sendi.Kriteria Hasil:

a.       Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,b.      Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan

berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.c.       Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,

d.      Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburanke dalam program kontrol nyeri.

Intervensi Rasionala.     Kaji nyeri, catat

lokasi dan intensitas(skala 0-10). Catatfaktor-faktoryangmempercepat dantanda-tanda rasasakit non verbal

b.     Berikan matras/kasur keras, bantalkecil,. Tinggikanlinen tempat tidursesuai kebutuhan

c.     Tempatkan/ pantaupenggunaan bantal,karung pasir,gulungan trokhanter,bebat, brace.

d.    Dorong untuk seringmengubah posisi,.Bantu untuk bergerakdi tempat tidur,sokong sendi yangsakit di atas danbawah, hindarigerakan yangmenyentak

e.     Anjurkan pasienuntuk mandi airhangat atau mandipancuran pada waktubangun dan/atau pada

a.     Membantu dalammenentukan kebutuhanmanajemen nyeri dankeefektifan program

b.     Matras yang lembut/empuk, bantal yangbesar akan mencegahpemeliharaankesejajaran tubuhyang tepat,menempatkan stresspada sendi yangsakit. Peninggianlinen tempat tidurmenurunkan tekananpada sendi yangterinflamasi/nyeri

c.     Mengistirahatkansendi-sendi yangsakit danmempertahankan posisinetral. Penggunaanbrace dapatmenurunkan nyeri dandapat mengurangikerusakan pada sendi

d.    Mencegah terjadinyakelelahan umum dankekakuan sendi.Menstabilkan sendi,mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi

e.     Panas meningkatkanrelaksasi otot, danmobilitas, menurunkanrasa sakit dan

waktu tidur. Sediakanwaslap hangat untukmengompres sendi-sendi yang sakitbeberapa kali sehari.Pantau suhu airkompres, air mandi,dan sebagainya.

melepaskan kekakuandi pagi hari.Sensitivitas padapanas dapatdihilangkan dan lukadermal dapatdisembuhkan

2.      Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: DeformitasskeletalNyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunankekuatan otot.Kriteria Hasil :

a.       Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktur.

b.      Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsidari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.

c.       Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkanmelakukan aktivitas

Intervensi Rasionala.    Evaluasi/lanjutkan pemantauantingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi

b.    Pertahankanistirahat tirahbaring/ duduk jikadiperlukan jadwalaktivitas untukmemberikan periodeistirahat yang terusmenerus dan tidurmalam hari yang tidakterganggu

c.    Bantu denganrentang gerakaktif/pasif,demikiqan jugalatihan resistif dan

a.    Tingkat aktivitas/latihan tergantungdari perkembangan/resolusi dari peosesinflamasi

b.    Istirahat sistemikdianjurkan selamaeksaserbasi akut danseluruh fase penyakityang penting untukmencegah kelelahanmempertahankankekuatan

c.    Mempertahankan/meningkatkan fungsisendi, kekuatan ototdan stamina umum.Catatan : latihan

isometris jikamemungkinkan

d.   Ubah posisi dengansering dengan jumlahpersonel cukup.Demonstrasikan/ bantutehnik pemindahan danpenggunaan bantuanmobilitas,

e.    Posisikan denganbantal, kantungpasir, gulungantrokanter, bebat,brace

tidak adekuatmenimbulkan kekakuansendi, karenanyaaktivitas yangberlebihan dapatmerusak sendi

d.   Menghilangkantekanan pada jaringandan meningkatkansirkulasi.Memepermudahperawatan diri dankemandirian pasien.Tehnik pemindahanyang tepat dapatmencegah robekanabrasi kulit

e.    Meningkatkanstabilitas(mengurangi resikocidera) danmemerptahankan posisisendi yang diperlukandan kesejajarantubuh, mengurangikontraktor

3.      Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peranberhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakantugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas.Kriteria Hasil :

a.       Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuanuntuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dankemungkinan keterbatasan.

b.      Menyusun rencana realistis untuk masa depan.Intervensi Rasional

a.    Dorong pengungkapanmengenai masalahtentang prosespenyakit, harapan masa

a.     Berikan kesempatanuntukmengidentifikasirasa takut/

depan

b.    Diskusikan artidari kehilangan/perubahan padapasien/orang terdekat.Memastikan bagaimanapandangaqn pribadipasien dalammemfungsikan gayahidup sehari-hari,termasuk aspek-aspekseksual.

c.    Diskusikan persepsipasienmengenaibagaimana orangterdekat menerimaketerbatasan.

d.   Akui dan terimaperasaan berduka,bermusuhan,ketergantungan

e.    Perhatikan perilakumenarik diri,penggunaan menyangkalatau terlalumemperhatikanperubahan

f.     Susun batasan padaperilaku mal adaptif.Bantu pasien untukmengidentifikasiperilaku positif yangdapat membantu koping.

kesalahan konsep danmenghadapinya secaralangsung

b.     Mengidentifikasibagaimana penyakitmempengaruhipersepsi diri daninteraksi denganorang lain akanmenentukan kebutuhanterhadap intervensi/konseling lebihlanjut

c.     Isyarat verbal/nonverbal orangterdekat dapatmempunyai pengaruhmayor pada bagaimanapasien memandangdirinya sendiri

d.    Nyeri konstan akanmelelahkan, danperasaan marah danbermusuhan umumterjadi

e.     Dapat menunjukkanemosional ataupunmetode kopingmaladaptive,membutuhkanintervensi lebihlanjut

f.      Membantu pasienuntuk mempertahankankontrol diri, yangdapat meningkatkanperasaan harga diri

4.      Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakanmuskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri padawaktu bergerak, depresi.

Kriteria Hasil :a.       Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang

konsisten dengan kemampuan individual.b.      Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk

memenuhi kebutuhan perawatan diri.c.       Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang

dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.Intervensi Rasional

a.    Diskusikan tingkatfungsi umum (0-4)sebelum timbul awitan/eksaserbasi penyakitdan potensialperubahan yangsekarang diantisipasi

b.    Pertahankanmobilitas, kontrolterhadap nyeri danprogram latihan

c.    Kaji hambatanterhadap partisipasidalam perawatan diri.Identifikasi /rencanauntuk modifikasilingkungan

d.   Kolaborasi: Konsuldengan ahli terapiokupasi.

e.    Kolaborasi: Aturevaluasi kesehatan dirumah sebelumpemulangan denganevaluasi setelahnya.

a.    Mungkin dapatmelanjutkanaktivitas umumdengan melakukanadaptasi yangdiperlukan padaketerbatasan saatini

b.    Mendukungkemandirianfisik/emosional

c.    Menyiapkan untukmeningkatkankemandirian, yangakan meningkatkanharga diri

d.   Berguna untukmenentukan alatbantu untuk memenuhikebutuhanindividual. Mis;memasang kancing,menggunakan alatbantu memakaisepatu,menggantungkanpegangan untuk mandipancuran

e.    Mengidentifikasimasalah-masalah yangmungkin dihadapikarena tingkat

kemampuan aktual

2.3.4        ImplementasiImplementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan/

melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan dengantujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Nursalam,2008).

2.3.5        EvaluasiEvaluasi merupakan langkah terakhir dari proses

keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh manatujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalammelakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dankemampuan dalam memahami respon terhadap intervensikeperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuanyang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakankeperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi initerdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan denganmengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilaidari respon klien disebut evaluasi proses, dan kegiatanmelakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkandisebut sebagai evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Ma’rifatul.  Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. GarahaIlmu. Yogyakarta. 2011

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika.Jakarta. 2010

Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi.Salemba Medika. Jakarta. 2011

Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; NetyJuniarti, Sari Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, MonicaEster. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006

Tamher, S. Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan AsuhanKeperawatan. Salemba Medika. Jakarta. 2011