hubungan pemberdayaan lansia melalui intervensi
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of hubungan pemberdayaan lansia melalui intervensi
i
HUBUNGAN PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI INTERVENSI
SENAM LANSIA : PENDEKATAN STUDI LITERATUR REVIEW
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Gelar Sarjana Keperawatan Jurusan Keperawatan Pada
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
Oleh :
ISRAWATI
70300117036
PRODI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Israwati
NIM : 70300117036
Tempat/Tanggal lahir : Jeneponto, 02 September 1999
Jurusan : Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Alamat : Jeneponto
Judul : Hubungan Pemberdayaan Lansia Melalui Intervensi Senam Lansia: Pendekatan Studi Literatur
Menyatakan dengan sesungguhnya dengan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikasi, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, 17 Agustus 2021
Penyusun
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat hidayah serta
inayah-nya, sehingga penulis dapat mengerjakan proposal ini yang berjudul “
Hubungan Pemberdayaan Lansia Melalui Intervensi Senam Lansia :
Literature Review” Shalawat, salam, dan berkah semoga selalu dicurahkan
kepada nabi-Nya, rasul-Nya, kekasih-Nya, dan cahaya-Nya, Muhammad Saw,
beserta seluruh keluarganya, keturunannya, sahabat-sahabatnya, juga kepada aulia
Allah, syuhada, shiddiqiin, orang-orang saleh, dan para pengikutnya, dari
golongan mu’minin dan mu’minat, muslimin dan muslimat hingga akhir zaman
perkasa.
Tujuan dari proposal ini, untuk memenuhi persyaratan penyelesaian
pendidikan pada program strata satu (S1) jurusan Keperawatan pada Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa sebagai hamba Allah, mengingat keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis, kata sempurna sangat jauh dari penyusunan
proposal penelitian ini. Berbagai hambatan, tantangan, keterbatasan dan
kekurangan yang hadir dakam penyelesaian proposal penelitian ini merupakan
refleksi dari ketidak sempurnaan penulis sebagai manusia. Oleh karena itu,
berbagai saran dan kritikan yang dapat mebangun karya tulis ilmiah selanjutnya
sangat penulis harapkan.
Dalam pembuatan proposal penelitian ini. Penulis banyak menerima
sumbangsi moril, saran-saran, bimbingan dan dorongan serta arahan dari berbagai
iv
pihak. Tidak ada kata lain selain terima kasih yang sebesar-besarnya yang dapat
penulis sampaikan untuk segala dukungan, perhatian, apresiasi, senyuman,
kehangatan, persahabatan, obrolan-obrolan yang menyenangkan sekaligus
menenangkan, pesan-pesan dan harapan dari orang-orang yang selama ini turut
andil membantu penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. Terlebih
karena atas izin Allah SWT dan terhadap kedua orang tua yang tercinta, terkasih
dan tersayang Ayahanda Agus Salim dan Ibu Nuraeni atas kasih saying,
bimbingan, serta motivasi ddan restu, terus mengiringi perjalan hidup penulis
hingga sampai sekarang. Untuk segenap keluarga besar yang terkhusus kepada
saudara kandung Siti Hijrah dan Irma Nurmala yang telah membantu membiayai
dan memberikan kasih syang, arahan, serta nasehatnya dalam menghadapi
tantangan dan rintangan selam dalam menyelesaikan studi, penulis selalu merasa
bahwa hal-hal yang tidak sekalipun akan berhasil dilalui, sehingga mengantarkan
penulis untuk dapat menyelesaikan amanah akademik dan dapat meraih gelar
Sarjana Keperawatan.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, tak lupa pula penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang terhingga dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Prof Dr. Hamdan Juhannis MA. PhD, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar
beserta seluruh staf dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu di kampus peradaban ini.
2. Dr. dr. Syatirah Jalaludin, Sp.,A., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan dan para Wakil Dekan, serta seluruh Staf Akademik yang
v
telah membantu, mengatur, dan mengurus administrasi selama penulis
menempuh Pendidikan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar.
3. Dr. Muhammad Anwar Hafid, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan dan Hasnah S.Sit., S.Kep., Ns., M.Kes selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan beserta seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat dan seluruh Staf Jurusan Keperawatan yang telah banyak
membantu dalam proses administrasi serta memberikan bantuan dalam proses
pengurusan dalam rangka penyusunan proposal penelitian.
4. Eny Sutria, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing I dan Dr. Patima, S.Kep.,
Ns., M.Kep selaku pembimbing II yang ikhlas dan sabar meluangkan waktu
kepada peneliti untuk mengarahkan dan memberikan bimbingan, saran,
informasi dan motivasi selama proses bimbingan penyusunan proposal ini
selesai, sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini, yakni seminar proposal.
5. Rasdiyanah, S.Kep.,Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Penguji I dan Dr. H.
Muhammad Irham, S.Th.I.,M.Th.I selaku Penguji II yang sabar dan ikhlas
meluangkan waktu dan pikiran, memberikan saran, kritik, arahan dan
tanggapan demi kesempurnaan proposal ini.
6. Teman-teman se-angkatan Program Studi Keperawatan Angkatan 2017 dan
terkhususnya Kelas Keperawatan A atas kebersamaannya bergandengan
tangan saling merangkul satu sama lain, baik suka maupun duka dalam proses
menggapai cita.
vi
7. Kepada sahabat-sahabat dari SMA yang telah memberikan dorongan dan
semangat ( Nurul Andini, Desi Silawati Putri, Ari Wahni dan Nila Alfaeni)
dan terimakasih pula kepada teman seperjuangan mulai dari maba sampai
menjadi mahasiswa tingkat akhir (Hesti Wulandari, Mifta Nursani, Mia
Maulidya, Nurhidaya, Gita Lestari, Arianti) yang selalu menjadi best partner
selama kuliah sampai sekarang, memberikan motivasi, menasehati, siap
membantu penulis dalam keadaan apapun untuk menyelesaikan proses
penelitian.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal
penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Kepada semua pihak penulis sadar bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas
kontribusinya baik berupa saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan proposal ini. Akhirnya kepada Allah swt jugalah memohon doa
dan harapan dan berharap semoga ilmu yang diperoleh dan titipkan dapat
bermanfaat dan berguna bagi orang lain serta menjadi salah satu bentuk
pengabdian dimasyarakat nantinya
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Samata, 20 April 2021
Israwati
70300117036
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix DAFTAR BAGAN ................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi ABSTRAK ............................................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ xi
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7 E. Kajian Pustaka ............................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 15 A. Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia ........................................................... 15 B. Tinjauan Umum Tentang Pemberdayaan ...................................................... 18 C. Tinjauan Umum Tentang Senam Lansia ....................................................... 25 D. Kerangka Teori ............................................................................................ 40 E. Kerangka Konsep ......................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 43 A. Desain Penelitian .......................................................................................... 43 B. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 43 C. Analisis Data ................................................................................................ 45 D. Rekomendasi ................................................................................................ 45 E. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas .............................................................. 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 48 A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 48 B. Pembahasan ................................................................................................. 54
viii
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 69 D. Implikasi Penelitian ...................................................................................... 60
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 72 A. Kesimpulan .................................................................................................. 72 B. Saran ............................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 73 LAMPIRAN ........................................................................................................... 77
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kajian Pustaka...............................................................................................8
Tabel 3.1 Strategi PICOST…………………......………………………………....…44
Tabel 4.1 Hasil pencarian Studi Literatur………..………………………………......48
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka te………………………………………………………………39
Bagan 2.2 Kerangka konsep…………………...…………………………………….41
Bagan 3.1 Hasil pencarian literatu…………………………………………………..46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Sectional Qualitative
Research……………………………………………………………………………...78
Lampiran II Daftar Periksa Penilai Kritis JBI untuk Quasi Experimental…………...79
Lampiran III Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Studi Kontrol Kasus………………………………………………………………………………….80
Lampiran I Hasil Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Sectional Qualitative
Research……………...……………………………………………………………….81
Lampiran II Daftar Periksa Penilai Kritis JBI untuk Quasi Experimental………..….82
Lampiran III Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Studi Kontrol Kasus……….83
xii
ABSTRAK
Nama : Israwati NIM : 70300117036 Judul` : Hubungan Pemberdayaan Lansia Melalui Intervensi Senam Lansia Pendahuluan: Peningkatan jumlah populasi lansia berisiko terjadi beberapa masalah kesehatan baik masalah fisik, mental, sosial, dan kejadian berbagai penyakit degenerative, maka dari itu perlunya lansia memperdayakan dengan salah satu intervensi non-farmakologis melalui senam lansia, senam lansia dapat meningkatkan kualitas fisiknya menjadi lansia yang produktif, aktif, dan mandiri di usia senjanya. Tujuan: Penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pemberdayaan lansia melalui intervensi senam lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan literature review dengan menggunakan kata kunci “Pemberdayaan Lansia dan Senam Lansia”. Adapun jumlah artikel yang ditelaah berjumlah 7 artikel. Pengumpulan artiekel menggunakan database scholar, portal garuda, Pubmed, sinci dirct. Hasil: Pemberdayaan lansia melalui intervensi senam dapat mengatasi permasalahan kondisi fisik lansia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Bentuk wujud dari upaya tersebut akan bermakna dan bermanfaat bagi diri lansia dan keluarga, apabila kondisi fisik lansia terjaga, oleh karena itu lansia akan memiliki kemandirian dan produktif, yang tidak hanya dalam aspek fisik saja, melainkan menyangkut aspek psikis, sosial dan ekonomi, sehingga ketergantungan kepada keluarga menjadi berkurang. Program pemberdayaan lansia lansia diantaranya Day care, Kreasi seni/ senam yoga, dan Dukungan sebaya/ Posyandu lansia suatu wadah untuk dapat membantu para lansia untuk meningkatkatkan taraf kesehatanya terutama dalam aspek fisik. Senam lansia ini dapat dilakukan setiap hari atau 1-4 dalam seminggu. Kesimpulan: Dari penelitian ini dari 7 artikel yang ditelaah dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan erat antara hubungan pemberdayaan lansia terhadap peningkatan kualitas kesehatan lansia melalui senam yang dapat dilihat dari perubahan, peningkatan, dan pengaruh setelah melakukan senam. Saran: Diharapkan pemberdayaan lansia dengan melalui intervensi senam lansia ini agar dapat diupayakan mengingat bahwa peningkatan jumlah lansia yang semakin meningkat dan dapat dilakukan rutin setiap hari.
Kata Kunci: Pemberdayaan Lansia, Senam Lansia
xiii
ABSTRACT
Name : Israwati NIM : 70300117036 Title` : Relationship of Elderly Empowerment through Elderly Gymnastics Intervention
Introduction: An increase in the number of the elderly population is at risk of several health problems, both physical, mental, social, and the incidence of various degenerative diseases, therefore it is necessary for the elderly to use one of the non-pharmacological interventions through elderly exercise, elderly exercise can improve their physical quality to become elderly productive, active, and independent in their old age. Objective: This study was to identify the relationship between empowerment of the elderly through the intervention of elderly gymnastics. Methods: This study uses a literature review approach using the keywords "Empowerment of the Elderly and Elderly Gymnastics". The number of articles reviewed amounted to 7 articles. The collection of articles used the scholar database, the garuda portal, Pubmed, sinci dirct. Results: Empowerment of the elderly through exercise intervention can overcome the problems of the physical condition of the elderly in improving their quality of life. The form of these efforts will be meaningful and beneficial for the elderly and their families, if the physical condition of the elderly is maintained, therefore the elderly will have independence and be productive, which is not only in the physical aspect, but involves psychological, social and economic aspects, so that dependence to the family is reduced. Empowerment programs for the elderly include day care, artistic creations/yoga gymnastics, and peer support/posyandu for the elderly, a place to be able to help the elderly to improve their health levels, especially in the physical aspect. Conclusion: From this study, from 7 articles reviewed with research results that there is a close relationship between the relationship of empowering the elderly to improving the health quality of the elderly through exercise which can be seen from the changes, improvements, and effects after doing exercise. Suggestion: It is hoped that the empowerment of the elderly through this elderly exercise intervention can be pursued considering that the increasing number of elderly people is increasing and can be done routinely every day.
Keywords: Elderly Empowerment, Elderly Gymnastics
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses bertambahnya usia mulai dari lahir hingga tua merupakan proses
alamiah yang mesti terjadi dan tidak dapat dihalang-halangi dengan cara apa
pun. Sebagai manusia harus saling memahami dari masing-masing tahap
perkembangan (Supriadi, 2015). Menua menjadi tua metupakan suatu proses
yang secara perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk memperbaiki diri.
(Kusumawardani dan Andanawarih, 2018).
Lansia adalah salah satu bagian dari proses tumbuh kembang manusia,
lansia dapat didefinisikan menurut dari ciri sosial masyarakat, dimana saat
orang yang sudah lanjut usia mempunyai ciri-ciri rambut beruban, kerutan
kulit, dan hilangnya gigi (Kusumawardani dan Andanawarih 2018). Sedangkan
menurut (Naftali, Ranimpi, and Anwar 2017) lansia atau menua merupakan
tahap proses paling akhir berdasarkan daur kehidupan seorang manusia.
Menurut perkiraan WHO, populasi lansia terus meningkat.
Diperkirakan pada tahun 2015, proporsi penduduk berusia 60 tahun ke atas
meningkat 12% menjadi 22% pada tahun 2050. Di kawasan Asia Tenggara
pada tahun 2050 populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 140 juta jiwa
diperkirakan usia harapan hidup akan menjadi >75 tahun. (Soni Hendra
Sitindion, 2018).
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada dasarnya berdampak
positif bagi pembangunan. Pembangunan telah meningkatkan standar hidup
2
masyarakat, mengurangi angka kematian dan meningkatkan Usia Harapan
Hidup (UHH). Namun, disisi lain, pembangunan berdampak negatif secara
tidak langsung melalui perubahan nilai-nilai keluarga yang berdampak buruk
pada kesejahteraan lansia. (Kementerian Kesehatan RI 2017)
Di Indonesia sendiri perkembangan jumlah penduduk lansia pada tahun
2019 terdapat 9,60% atau sebanyak 25.66 juta jiwa lansia di Indonesia. Pada
tahun 2021 jumlah penduduk di Indonesia akan mengalami peningkatan yang
sebelumnya 9,60% akan mencapai 10% pada tahun 2021. (Kemensos, 2019)
Banyaknya jumlah lansia diIndonesia dimasa datang memberikan
dampak positif dan negatif. Apabila penduduk lanjut usia dalam keadaan sehat,
aktif dan produktif berdampak positif. Sebaliknya apabila lansia mengalami
gangguan kesehatan mengakibatkan peningkatan biaya pelayanan kesehatan,
penurunan kesehatan, peningkatan kecacatan, kurangnya dukungan sosial, dan
lingkungan tidak ramah terhadap lingkungan. populasi lansia. (Kementerian
Kesehatan RI 2017)
Seiring bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia, maka prediksi
berbagai masalah berkaitan lanjut usia memerlukan perhatian semua pihak.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lanjut usia, pekerjaan harus
dilakukan secara terstruktur dan lintas sektoral. Misi ingin diwujudkan ialah
mewujudkan masyarakat lanjut usia sehat, mandiri, aktif dan produktif.
(Kemenkes, 2014)
Seperti yang tertuang dalam Q.S Ar-Rum ayat 54
3
م ك ق ل خ ذي ال عد ۞ ا ب ن ل م ع ج م ث ة و ق عف عد ض ب ن ل م ع ج م عف ث ض ن ة م و ق
ة شیب ا و عف ض یر د ق ال یم ل ع ال ھو و ء شا ا ی م ق ل خ یTerjemahnya:
“Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa”.
Kata lemah yang pertama berarti masa ketika masih berupa nutfah.
Kata lemah yang kedua berarti masa kanak-kanak. Adapun kata kuat berarti
masa muda. (Terjemah Kemenag, 2019)
Dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat ini memulai dengan
menyebut nama wujud yang terangung dan yang khusus bagi-Nya serta yang
mencakup segala sifat-Nya yakni: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari
keadaan lemah, yakni setetes sperma yang bertemu dengan indung telur. Lalu
tahap demi tahap meningkat dan meningkat hingga kemudian setelah melalui
tahap bayi, kanak-kanak dan remaja, Dia menjadikan kamu sesudah keadaan
lemah memiliki kekuatan sehingga kamu menjadi dewasa dan sempurna umur.
Ini pun berlangsung cukup lama kemudian setelah melalui belasan tahun dan
melewati usia kematangan , Dia menjadikan kamu sesudah mengandung
kekuatan itu menderita kelemahan kembali dengan hilangnya sekian banyak
potensi, dan tumbuhnya uban di kepala kamu. Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki sesuai hikma kebijaksanaan-Nya dan Dialah Yang Maha
Mengetahui Lagi Maha Kuasa. (M. Quraish Shihab, 2002)
Ayat di atas menggambarkan pertumbuhan fisik, meskipun kelemahan
dan kelebihan berkaitan mentalitas seseorang. Ada kekurangan manusia
4
menghadapi sekian banyak godaan, juga tantangan yang menjadikan
semangatnya menurun. Di lain sisi ada kelebihan yang dianugerahkan Allah
berupa kekuatan jiwa menghadapi tantangan. Tentu saja kekuatan dan
kelemahan fisik maupun mental seseorang berbeda kadarnya antara satu
pribadi dengan pribadi yang lain, dan atas dasar itulah agaknya sehinggakata-
kata dhu’f/ kelemahan dan kata quwwah/ kekuatan ditampilkan dalam bentuk
indefinit.
Hidup produktif menjadi hal penting penting dalam kehidupan setiap
orang. Menurut ( Suharja, 2013 dalam Adu 2019) Lanjut usia suatu keharusan
untuk menjaga kebugaran jasmani agar kinerja tidak menurun dan
produktifitas yang dapar diperoleh dari kegiatan aktifitas fisik. Dalam
menganalisis keadaan lansia dari sudut pandang kesehatan, kualitas
pruduktivitas lansia menurun lantaran terjadi proses penuaan (aging) dalam
artian sebagian besar sistem organ mengalami kehilangan atau penurunan
fungsi 1% setiap tahun, dimulai dalam usia 30 tahun, hal ini merupakan
penyebab masalah kesehatan banyak bermunculan pada kaum lansia, sehingga
keadaan ini yang menjadi salah satu penyebab menurunnya produktivitas
lansia. (Defri Mulyana, Juhrodin 2019)
Menurut teori Virga Henderson, teori memandang bahwa manusia
membutuhkan bantuan untuk mencapai kesehatan, bebas, dan kematian damai
serta meraih kemandirian. Berfokus pada model keperawatan ini pada klien
yang terhubung dengan kehidupan secara individual selama dalam tahap
5
kehidupan, dari tahap ketergantungan hingga kemandirian sesuai usia, situasi
dan lingkungan.(Risnah, 2021)
Pemberdayaan lanjut usia memang sangat dibituhkan, Dikarenakan
lansia merupakan salah satu kelompok tertinggal harus diberdayakan dengan
berbagai potensi yang dimiliki. Pemberdayaan adalah upaya untuk memberikan
daya atau kekuatan agar lansia memiliki kemandirian khususnya dalam aspek
fisik, dengan cara meningkatkatkan kebugaran jasmani. Berpegang pada
prinsip pemberdayaan lansia, bertujuan agar lansia meningkatkan taraf
hidupnya secara mandiri. Arah kemandirian lansia ialah membantu masyarakat
mempersiapkan diri agar benar-benar bisa mengatasi masalahnya sendiri sesuai
kebutuhannya sendiri..Oleh karena itu pemberdayaan salah satunya perlu
menumbuhkan semangat lansia, mengetahui lebih awal penyakit yang diderita,
menurunkan angka kesakitan, dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dan dukungan jaringan, yang artinya dalam pemberdayaan lansia upaya
pelayanan dan pembinaan dengan melakukan senam setiap hari agar tetap fit.
Sehingga perlunya dilakukan pemberdayaan melalui senam agar dapat
meningkatkan taraf hidup lensia lebih produktif. (Adu, 2019)
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada lansia
adalah dengan senam lansia, karena manfaat senam lansia bagi kesehatan
adalah sebagai upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Manfaat
tersebut dapat dilihat secara fisik, psikis dan sosial. Manfaat fisik senam lansia
dapat menstabilkan tekanan darah, meningkatkan ketahanan tubuh, dan
6
menjaga berat badan ideal, menguatkan tulang dan otot, meningkatkan
kelunturan tubuh dan meningkatkan kebugaran. (Darsini, 2017)
Dari beberapa penelitian yang dilakukan mengenai pemberdayaan
lansia khususnya pada masalah fisiologis bahwa faktor utama yang
mempengaruhi kondisi kesehatan lansia yaitu kondisi fisik yang semakin
menurun atau kurangnya aktivitas sehingga lansia menganggap dirinya tidak
bisa melakukan aktivitas seperti sebelumnya, hal ini yang membuat lansia tidak
percaya diri, cemas dan depresi terhadap penyakit yang dialiminya. Lansia juga
membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang- orang sekitarnya agar
mereka juga bisa melakukan aktivitas seperti orang dewasa pada umumnya
maka lansia harus di perdayakan agar memiliki kemandirian dengan
memberikan intervensi senam. Melihat bahwa yang akan dijadikan subjek
penelitian berdasarkan paparan di atas adalah lansia yang merupakan kelompok
rentan dimana pada kondisi pandemi Covid-19 pada saat ini yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan penelitian lapangan atau secara langsung,
maka penting dan menjadi hal urgent bagi peneliti dengan pendekatan Studi
Literature mengenai disiplin ilmu Keperawatan Gerontik dengan judul
“Pemberdayaan Lansia Produktif Melalui Intervensi Senam Lansia.
B. Rumusan Masalah
Lansia merupakan proses penuaan yang menimbulkan dari berbagai
masalah kesehatan. Baik kesehatan fisik, mental maupun sosial. Secara umum,
masalah kesehatan fisik seseorang akan mengalami penurunan ketika
memasuki lanjut usia. Salah satu cara upaya yang dilakukan agar lansia tetap
7
sehat secara fisik di masa tuanya yaitu dilakukan pemberdayaan kepada lansia
dengan salah satu intervensi non-farmakologis sebagai terapi latihan senam
yang dapat diberikan kepada lansia yaitu melalui terapi senam lansia.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana hubungan pemberdayaan lansia melalui intervensi senam lansia ?
C. Tujuan Penelitian
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pemberdayaan
lansia melalui intervensi senam lansia
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk
menambah wawasan institusi dan mahasiswa keperawatan sebagi sumber
ilmu dan informasi terkait pemberdayaan lansia melalui intervensi senam
lansia.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah wawasan serta
memberikan referensi dan acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian topik serupa dimasa akan datang.
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
masyarakat terutama pada lansia agar dapat menambah pengetahuan dan
dapat digunakan bagi lansia dalam meningkatkan kesehatan fisiknya.
8
E. Kajian Pustaka
Tabel 1. Kajian Pustaka
No Nama Peneliti (Tahun)
Judul Peneltian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dengan Riset
1. Margaritha Adu Pemberdayaan Lansia pada Program Senam Produktif
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil dari penelitian ini untuk memberdayakan lansia dengan program senam untuk lebih produktif dan mandiri, dukungan keluarga, dukungan emosional, dan dukungan jaringan yang di lihat dari aktifnya dalam perubahan ekonomi, sosial, dan budaya.
Pada peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
2. Siti Sarah Bintang, Novi Wulandari Tinambunan, Sabirin Berampu, Miftahul Zannah, Isidorus
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot dan Kecepatan Berjalan Pada Lansia
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan eksperimental dengan pendekatan quasi eksperimen. Desain penelitian “Pre test - Post test With One Group
Hasil peneltian ini bahwa Ada pengaruh Pemberian Senam Lansia Terhadap Peningkatan Kebugaran dan Fleksibilitas serta Kecepatan Lansia
Pada peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data
9
Jehaman Design”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik Purposive Sampling
tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
3. Sonya Nelson, Arif Fadli Muchlis,Hadi Pery Fajri
Pelatihan Senam Lansia dan Penyuluhan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
Metode pendekatan yang ditawarkan dalam pemecahan mitra yaitu, 1. Perencanaan
a. Identifikasi kebutuhan
b. Identifikasi potensi dan kelemahan
c. Permasalahan yang ada
2. Menentukan jalan keluar dari kegiatan yang dilakukan
3. Pengorganisasian kegiatan
4. Kemudian diskusi langsung terhadap lansia dan masyarakat
1. Meningkatnya pengetahuan lansia mengenai kesehatan dalam menerapkan pola hidup sehat.
2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam membuat kerajinan tangan.
3. Meningkatnya derajat kesehatan lansia
Peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
4. Fitria Saftarina, Fairuz Rabbaniyah
Hubungan Senam Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi
Desain penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode yang digunakan adalah cross sectional
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar lansia yang mendertita hipertensi memiliki
Peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan
10
dengan sampel menggunakan sampel total dan di dapatkan 58 orang responden penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi chi square.
kualitas hidup yang sangat baik, lalu sebagian besar lansia di klinik HC UMMI Kedaton melakukan senam lansia, dan sebagian besar lansia yang menderita hipertensi adalah lansia yang berjenis kelamin perempuan serta terdapat hubungan yang signifikan (p=0,000) antara senam lansia terhadap kualitas hidup lansia yang menderita hipertensi.
literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
5. Faridah
Upaya Peningkatan Kesehatan Lanjut Usia Melalui Program Pelatihan Senam Lansia Bugar
Metode pelaksanaan yang dilakukan dengan cara pemeriksaan pernafasan dan nadi sebelum dan setelah melakukan aktivitas dengan mencatat identitasnya (nama, umur, jenis kelamin), untuk mengetahui kemampuan aktivitas lansia. Setelah itu memberikan penyuluhan dan mempraktekkan senam lansia aktif dan pasif pada lansia di
Hasil kegiatan ini adalah Pemeriksaan pernafasan dan nadi sebelum dan sesudah melakukan aktivitas jalan santai 15 menit didapatkan 10 orang (30,3%) memiliki pernafasan normal , sedangkan pemeriksaan nadi sebanyak 9 orang ( 30%) memiliki nadi normal. Pemeriksaan pernafasan dan nadi setelah melakukan aktivitas didapatkan
Peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan
11
PSTW Budi Luhur Jambi hasil perhitungan pernafasan sebanyak 4 orang (13,3%) memiliki pernafasan normal , sedangkan pemeriksaan nadi sebanyak 5 orang ( 17%) memiliki nadi normal. Berkurangnya kemampuan fisik lansia disebabkan kemunduran fungsi organ jantung dan paru-parunya, sebaiknya aktivitas fisik disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan fisik lanjut usia.
penelitian secara langsung.
6. Moh Wildan, Lulut Sasmito, Riza Umami
Pemberdayaan Lansia Melalui Senam Lansia Dan Medical Chekup
Metode yang digunakan yaitu skrening status kesehatan lansia, penyuluhan, dialog atau Tanya jawab tentang kesehatan lansia dan melakukan kegiatan pemberdayaan lansia
Terdapat peningkatan pengetahuan lansia tentang pola hidup sehat antara sebelum dan sesudah mengikuti penyuluhan dan terdapat penurunan rata-rata hasil pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah, urid acid dan cholesterol setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan dengan senam lansia secara rutin.
Peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan
12
penelitian secara langsung.
7. Defri Mulyana, Juhrodin, Dwi Yulia N M
Pemberdayaan Lansia Produktif, Aktif, dan Sehat, Program Peningkatan Kualitas Hiudp Lansia Melalui Pelatihan Senam Yoga
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persiapan dan metode kegiatan ibBM. Terdapat beberapa metode Pada metode kegiatan ibBM yaitu, diskusi dan penentu jenis kegiatan, pada penentu jenis kegiatan terdapat senam Yoga lansia dan penyuluhan kesehatan lansia
Hasil kegiatan bahwa melalui senam yoga masyarakat lansia dapat meningkatkan fungsi tubuh dan otak para lansia dan dapat pula mencegah , mengontrol penyakit serta keadaan emosional pada lansia seperti penyakit sendi atau tekanan darah tinggi.
Peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
8. Yeni Andriani, Vita Raraningrum, Reni Suslistyowati
Pemberdayaan Lansia Produktif, Aktif, Sehat Melalui Promosi Kesehatan dan Pemanfaatan Tanaman
Metode yang diguanakan ceramah yang disertai dengan media leaflet.
Hasil dari penelitian ini bahwa promosi kesehatan berupa pemberian pendidikan kesehatan efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan lansia dan senam lansia efektif untuk meningkatkan keaktifan fisik serta pemanfaatan tanaman obat keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan dan usia
Pada peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga
13
harapan hidup tidak dilakukan penelitian secara langsung.
9. Reda Alfiani Lukman, Arif Pristianto, Suparno
Penyuluhan Tentang Senam Lansia Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Lansia
Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan kesehatan dan melakukan senam lansia
Hasil dari kegiatan dapat dilihat dari terlaksan anya kegiatan senam secara rutin dan menurunnya gangguan tidur pada lansia.
Peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
10. Darsini dan M Zainul Arifin
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemandirian Activity Daily Living (ADL)
Jenis penelitan ini quasy eksperimrntal dengan desain pra experimental one group pra-post design
Hasil dari penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi senam lansia terhadap kemandirian Activity Daily Living (ADL) sebelum dan sesuadah diberikan intervensi senam lansia
Peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna
14
Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
11. Rahmawati, La Ode Alifarki, Haryati, La Rangki, dan Sukarni
Peningkatan Kemampuan Berkemih Melalui Senam Kagel Bagi Lansia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penyuluhan kesehatan, melakukan pelatihan dan demonstrasi senam kagel dan melatih kader kesehatan
Hasil dari kegiatan tersebut bahwa lansia yang melakukan senam secara rutinmengalami peningkatan kemampuan buang air kecil dan terjadinya penurunan kelaurnya air seni secara spontan tanpa disadari
Pada peneletian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi literature. Pencairan literature menggunakan database google scholar, portal garuda dan pubmed. Semua data tersebut diseleksi kerelavannya berdasarkan pada instrument Guideline review dari Joanna Briggs Institut sehingga tidak dilakukan penelitian secara langsung.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Senam Lansia
1. Pengertian Senam Lansia
Senam lansia suatu rangkaian gerak nada yang teratur, terarah dan
tersusun yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang
berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap
kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran dalam
tubuh.(Cut Rahmiati dan Tjut Irma Zurijah 2020) sedangkan menurut (Farid
Fatkhurroji dan Siti Munawaroh 2018) senam lansia merupakan olahraga
yang paling sederhana dalam membantu membantu lansia agar tetap sehat dan
segar ialah berolahraga secara rutin meningkatkan kebugaran jasmaninya.
2. Manfaat Senam Lansia
Menurut (Muhammadun, 2010 dalam (Destiara,2013) senam lansia
memiliki manfaat yaitu:
a. Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani yang baik
b. Postur benar dan kesalahan gerakan
c. Memperlambat proses degenarasi disebabkan oleh perubahan usia
d. Membangun kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan dan keseimbangan,
daya tahan, kelenturan dan kecepatan)
16
e. Membentuk berbagai sikap mental (membangun keberanian, rasa percaya
diri dan kemampuan kerjasama)
f. Memberikan rangsangan pada syaraf rapuh terutama pada lansia
g. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
masyarakat.
3. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Senam Lansia
Saat berolahraga, pastikan lansia merasa nyaman dan sehat. Sebelum
mulai berolahraga, pastikan memeriksa detak jantung. Secara umum, denyut
jantung lansia berada pada kisaran 60-100 denyut per menit. (Muhammad
Zubaili, Afrida jayanti, Alfatur, Rahmi 2019).
4. Gerakan Senam Lansia
Gerakan senam lansia menurut (Nasa dkk, 2017 dalam (Bintang et al.
2020) terdapat tiga gerakan dalam senam lansia yaitu;
a. Pemanasan (Warming up)
Latihan umum melibatkan otot dan persendian harus dilakukan hati-
hati. Pemanasan dilakukan selama 8-15 menit. Pemanasan dilakukan untuk
mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh proses metabolisme
meningkat.
b. Latihan inti
Gersenam dilakukan secara berurutan dan diiringi musik sesuai
gerakannya. Bentuk latihan tergantung pada faktor fisik. Latihan inti
dilakukan selama 20-30 menit.
17
c. Pendinginan (Cooling down)
Pendinginan dilakukan secara aktif, yang berarti latihan inti
diperlukan gerakan umum setelah latihan inti sampai suhu tubuh kembali
normal, dimanifestasikan oleh pemulihan denyut nadi dan berhentinya
keringat. Dinginkan selama 8-15 menit. Seperti yang tertuang dalam (HR.
An-Nasai) sebagai berikut:
ء كل شي یس ل ن م ر ك هللا ذ و ھ ، ف ب ع ل یكون ال ة بع ر : أ عبة ال م ل ج ، الر تھ أ ر یب ام د تأ و ل ج ، الر ھ س ر ي ف ش م و ل ج ، بین الر ین ض ر غ م ال ل تع و ل ج الر ة رواه النسائي. السباح
Artinya: “Segala sesuatu yang tidak mengandung dzikirullah padanya maka itu adalah kesia-siaan dan main-main kecuali empat perkara yaitu, senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengerjakan renang.” (Abu ‘Abd al-Rahman al-Nasa’I)
B. Tinjauan Umum Tentang Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Istilah pemberdayaan (empower) menurut Merram Webster (Murniati,
2008: 47) mengandung dua arti. Definisi pertama ialah to give power or
outhority to, dan yang kedua adalah to give ability to or enable. Dalam
pengertian pertama, pemberdayaan didefinisikan sebagai pemberi kekuasaan,
mengalihkan kekuatan, atau menghasilkan kekuatan, atau memberikan
otoritas kepada orang lain. Sedangkan definisi yang kedua ialah,
pemberdayaan didefinisikan sebagai usaha untuk memberi kemampuan,
kekuatan atau keberdayaan. (Murniati A.R 2008)
18
Pemberdayaan ialah sebuah konsep lahir bagian pemikiran dan
pengembangan budaya masyarakat. (Purbantara and Mujianto 2019).
Pemberdayaan ialah proses mendorong manusia lebih mandiri dan
menunjukkan kemampuannya berkreasi, berinovasi, dan menunjukkan
kemampuannya berdampak pada pencapaian tujuan hidup. (Puspitasari and
Arsiyah 2015)
2. Pemberdayaan Lansia
Pemberdayaan merupakan upaya memberikan kekuatan kekuatan agar
lansia memiliki kemandirian khususnya dalam aspek fisik, maka perlu
diperdayakan fisiknya dengan melalui cara meningkatkatkan kebugaran
jasmani.(Sasmito et al. 2019) Menurut Kartasasmita, 1996, pemberdayaan
ialah upaya membangun daya mendorong, memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran dan potensi, serta berusaha mengembangkan daya (Puspitasari and
Arsiyah 2015)
Mengingat lansia merupakan salah satu kelompok rentan terhadap
berbagai ancaman, maka sangat diperlukan pemberdayaan lansia.
Pemberdayaan lansia ialah melakukan segala upaya meningkatkan
kemampuan fisik, mental, spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan,
sehingga lansia siap diberdayakan sesuai kemampuannya. Pemberdayaan
lansia dilakukan secara langsung dilingkungan masyarakat keluarga. (Suyanto
2017)
19
Melalui program-program pemberdayaan seringkali dijadikan strategi
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga
mampu memecahkan masalah dihadapinya. Kondisi lansia memburuk
berdampak besar pada keadaan dan gaya berpikir lansia itu sendiri, misalnya
dalam hal tubuh lemahhnya kondisi kesehatan dan daya ingat berkurang yang
biasa disebut istilah “kepikunan”. Oleh karena itu keterbatasan lansia dalam
meningkatkan kebutuhan dasarnya, mereka menjadi rentan setiap saat.
Dijelaskan dalam Q.S Al-Hajj ayat 5:
م فة ث ط ن ن م م اب ث تر ن م م ك ن ق ل ا خ ان عث ف ب ال ن یب م ر في م ت ن ك ان اس ا الن یھ ا ی ن م
ن ل ی نب قة ل ل خ م غیر قة و ل خ غة م ض م ن م م قة ث ل ع ل ى اج ال ء ا نشا م ام ح ر فى اال ر نق و م ك
د یر ن م م ك ن م ى و ف یتو ن م م ك ن م و م شدك ا ا غو تبل ل م ث ال ف ط م ك ج ر نخ م ى ث م س م ل ذ ى ار ال
شیـ م ل ع عد ب ن م م ل ع ی كیال ل ر م ع ال ا ء ا م ا ال یھ ل نا ع ل ز ن ا ا اذ ف دة ھام ض ر ى اال تر و
یج ھ ب ج و ز ل ك ن م تت ب ن ا و ت ب ر و ت تز اھ
Terjemahnya:
“Wahai manusia, jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, sesungguhnya Kami telah menciptakan (orang tua) kamu (Nabi Adam) dari tanah, kemudian (kamu sebagai keturunannya Kami ciptakan) dari setetes mani, lalu segumpal darah, lalu segumpal daging, baik kejadiannya sempurna maupun tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu (tanda kekuasaan Kami dalam penciptaan). Kami tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian, Kami mengeluarkanmu sebagai bayi, lalu (Kami memeliharamu) hingga kamu mencapai usia dewasa. Di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) yang dikembalikan ke umur yang sangat tua sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya (pikun). Kamu lihat bumi itu kering. Jika Kami turunkan air (hujan) di atasnya, ia pun hidup dan menjadi subur serta menumbuhkan berbagai jenis (tetumbuhan) yang indah.”(Terjemah Kemenag 2019)
20
Tafsiran ayat:
Dalam atafsir Al-Misbah menjelaskan ayat di atas bahwa proses
kejadian manusia hingga kelahirannya tidak dapat terlihat dengan
pandangan mata. Dari sini, ayat di atas memberikan contoh lain yang
sedikit banyak dapat mereka saksikan dengan pandangan mata bahwa:
Dan di samping apa yang Kami kemukakan di atas, engkau juga, yakni
setiap orang di antara kamu, dapat terus menerus melihat bumi ini kering
kerontang gersang dan mati, maka apabila telah Kami turunkan air di
atasnya maka engkau melihat tanda-tanda kehidupan padanya, yakni dia
bergerak dan mengembang permukaannya, meninggi akibat air dan udara
yang menyela-nyelanya dan akhirnya menumbuhkan berbagai jenis
tambuhan yang indah, memukau dan membuat senang siapa saja yang
melihatnya.
Ayat mengatakan, seluruh umat manusia, jika Anda memiliki
pertanyaan tentang keniscayaan hari kebangkitan dan kemampuan kita
membangkitkan orang setelah mereka meninggalkan dunia , maka mohon
pertimbangkan penjelasan kami. Sesungguhnya kamu tidak pernah ada
pada pentas wujud ini, dan kemudian kami menggunakan kekuatan kami
membuat kamu, orang tuamu Adam, tanah, dan kemudian kamu, anak dan
cucu, kami jadikan setetes mani muhfah, dan kemudian kami bertemu
indung telur Tetesan mani selanjutnya menjadi alaqah, yaitu sesuatu
menempel pada dinding rahim, kemudian alaqah mengalami proses
21
didalam rahim ibu mengubahnya menjadi mudghah, yaitu berupa
potongan-potongan kecil daging, sebesar dikunyah; sebagian orang
Peristiwa umat sempurna, sehingga berlangsung terus sampai lahir
manusia sempurna, dan ada sebagian orang peristiwanya tidak sempurna.
Kami mengusulkan proses menjelaskan kepada Anda kemampuan kami
menciptakan ketiadaan, kematian ke kehidupan, dan bukti kemampuan
kami membangkitkan Anda setelah kematian. Perpindahan tanah mati ke
nuthfah hingga akhirnya menjadi bayi sehat tidak diragukan lagi
merupbukti peralihan mati ke hidup. (M. Quraish Shihab, 2002)
3. Program Pemberdayaan Lansia
a. Day Care
Program pelayanan harian atau day care merupakan model
program pelayanan sosial yang bersifat sementara yang diberikan kepada
lanjut usia dan dapat menjalankan pemenuhan kebutuhan pada lanjut usia.
Dilakukan di dalam maupun di luar pelayanan sosial dalam waktu yang
tertentu maksimal 8 jam. (Kemensos, 2018)
Berbagai aspek pelayanan yang dapat diberikandalam program day
care servive pelayanan tersebut tidak lain adalah untuk memenuhi
kesejahteraan sosial lanjut usia yang salah satu pelayanan pada pelayanan
fisik. Pelayanan fisik ini merupakan pelayanan yang dapat diberikan untuk
menjaga kondisi fisik lanjut usia agar tetap terjaga kesehatannya. Program
22
yang diberikan meliputi senam sehat lanju usia dan senam otak. (Abdul
Asis, 2017)
b. Kreasi seni/ Senam yoga
Penurunan fungsi kongnitif dapat dihambat dengan melakukan
tindakan preventif. Salah satu upaya untuk pencegahan yang dapat
dilakukan lansia yaitu dengan melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik
merupakan gerakan tubuh oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya yang
menyebabkan peningkatan energi. Salah satu kegiatan olahraga yang bisa
dilakukan oleh lansia yaitu senam yoga. Latihan yoga dianggap dipercaya
mampu menyegarkan, menyejukkan pikiran, tubuh, dan jiwa serta dapat
mengatasi kelainan fisik dan mental. Latihan yoga dapat merangsang
sekresi endofrin. Peningkatan endofrin telah terbukti berhubungan erat
dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu
makan, kemampuan seksual, tekanan darah, dan pernafasan. (Agnesia,
Pangemanan, and Polii 2021)
c. Dukungan sebaya/ Posyandu lansia
Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan bagi para lanjut usia
yang menitiberatkan pada pelayanan promotif, prevenitif, kuratif, dan
rehabilitatif. Pada kegiatan Posyandu lansia bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan lansia memiliki kegiataan pemeriksaan tensi. Kegiatan senam
otak dan menyanyi bersama bertujuan untuk menyokong kebutuhan
23
aktualisasi diri karena lansia dapat terhibur dengan senam otak yang
disertai dengan musik. (Ilyas, 2017)
Melalui kegiatan posyandu lansia kebutuhan dihargai dan sosial
didaatkan dari keikutsertaan. Lansia merasa dihargai karena masih ada
yang memperhatikannya, dan lansia juga bisa bersosialisasi dengan teman
sebaya serta dapat berkerjasama antar sesaa kelompok lansia. (Adu, 2019)
4. Teori keperawatan Virginia Henderson
Virga Henderson memandang pasien individu membutuhkan bantuan
mencapai kebebasan dan integritas fisik dan mental. penurunan kekuatan fisik
dan kemampuan pasien dalam situasi kritis, perawat memainkan peran agen
dan berusaha memenuhi kebutuhan pasien. Dalam hal ini, perawat berfungsi
“menyelesaikannya”. Setelah keadaan darurat berlalu, pasien berada dalam
fase pemulihan. Tugas perawat ialah membantu pasien memperoleh
kemandirian. Kemandirian relative tidak bergantung pada orang lain,
meskipun demi tercapainya kesehatan pasien, perawat bekerja keras
mengandalkan satu sama lain. Perawat dan pasien bekerjasama sebagai mitra
mengembangkan rencana perawatan pasien. Meski ada diagnosis berbeda,
setiap pasien memiliki kebutuhan dasar harus dipenuhi. Namun, kebutuhan
dasar disesuaikan kondisi patologis dan faktor lain, seperti usia, kepribadian,
status emosional, status sosial budaya, dan kemampuan fisik dan intelektual.
(Risnah, 2021)
24
C. TINJAUAN UMUM TENTANG LANJUT USIA
1. Pengertian Lanjut Usia
Usia tua merupakan tahap akhir dalam kehidupan manusia yang telah
memasuki usia lanjut dimana ia telah melewati tahap perkembangan
sebelumnya. (Supriadi, 2015) Lanjut usia adalah seseorang yang dalam fase
yang mengalami perubahan sistem biologisnya berdasarkan struktur maupun
fungsi sehingga berpengaruh pada derajat kesehatannya. (Adu 2019)
Menurut world health organization (WHO) lanjut usia adalah
kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1998, definisi lanjut usia merupakan seseorang
yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Usia lanjut menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tahap masa tua dalam perkembangan
individu dengan batasan usia 60 tahun ke atas. Berdasarkan pengertian lansia
secara umum menurut (Effendi dan Makhfudi, 2009) yaitu seseorang
dikatakan lansia apabila usianya 65 tahun keatas. (Puspitasari and Arsiyah
2015)
2. Batasan Umur Lanjut Usia
a. WHO (1999) menjelaskan keterbatasan lansia adalah sebagai berikut:
1) Usia lanjut 60-74 tahun
2) Usia Tua (old): 75-90 tahun, dan
3) Usia lebih tua adalah usia > 90 tahun.
25
b. Depertemen Kesehatan RI (2005) menjelaskan bahwa lansia dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Usia tua prasenilis, 45-59 tahun
2) Usia tua, yaitu usia 60 tahun ke atas
3) Lansia yang resiko tinggi, yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun
ke atas dengan gangguan kesehatan.(Kholifah 2016)
3. Teori Proses Penuaan
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, diantaranya
teori biologis. Teori psikologis, teori sosial dan teori spiritual.
a. Teori biologis
1) Teori genetik
Teori genetik menunjukkan bahwa sistem genetik melekat
pada manusia dan hewan mengatur proses penuaan sepanjang hidup
mereka. Setiap spesies memiliki jam gen jam biologisnya sendiri
didalam nukleus, dan setiap spesies memiliki batas usia berbeda.
Batasan berputar menurut salinan tertentu. Jika jam berhenti berputar,
ia mati.
2) Wear and tear theory
Seperti yang ditunjukkan oleh hipotesis "pemakaian dan
perusakan" (mileage hypotesis) dinyatakan bahwa siklus pendewasaan
yang terjadi karena pengerahan tenaga yang berlebihan dan stres
26
membuat sel tubuh menjadi terkuras dan tidak layak untuk bekerja.
Interaksi yang matang adalah siklus fisiologis.
3) Teori nutrisi
Hipotesis nutrisi menyatakan bahwa interaksi pematangan dan
sifat siklus pematangan mempengaruhi penerimaan sehat individu
selama hidupnya. Penerimaan nutrisi yang baik pada setiap tahap
kemajuan akan membantu dalam bekerja pada sifat kesejahteraan
seseorang. Semakin lama seseorang memakan makanan bergizi dalam
harapan hidupnya, semakin dia akan hidup dengan kuat.
4) Hipotesis perubahan somatik
Seperti yang ditunjukkan oleh hipotesis ini, pematangan terjadi
karena transformasi substansial karena dampak alam yang tidak
ramah. Sebuah kesalahan terjadi selama waktu yang dihabiskan untuk
merekam DNA dan RNA dan selama waktu yang dihabiskan untuk
interpretasi protein/senyawa RNA. Minimal ada penurunan kerja
organ atau perbedaan sel biasa menjadi sel kanker atau penyakit.
5) Teori stres
Teori stres mengungkapkan bahwa proses penuaan terjadi
sebagai akibat dari sel-sel yang biasanya digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidak dapat menjaga kestabilan lingkungan internal, tenaga
berlebih, dan sel yang menyebabkan sel menjadi lelah karena habis
digunakan.
27
6) Teori imunologi Sloco
Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif seiring
bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat
menyebabkan kerusakan organ.
7) Teori radikal bebas
Radikal bebas terbentuk di alam, tidak stabil pada radikal
bebas sehingga terjadi oksidasi oksigen pada bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel tidak dapat
beregenerasi.
8) Teori rantai silang
Pada teori cross-linked ini bahwa reaksi kimia dari sel-sel tua
dan kuat terutama jaringan kolagen. Kombinasi ini mengakibatkan
penurunan elastisitas, penurunan, dan fungsi sel.
b. Teori psikologis
1) Teori kebutuhan dasar manusia
Menurut hierarki kebutuhan dasar manusia Maslow, setiap
orang memiliki kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan. Dalam
memenuhi kebutuhannya, setiap orang memiliki prioritasnya masing-
masing. Ketika kebutuhan dibagian bawah piramida terpenuhi,
individu berusaha memenuhi kebutuhan dibagian atas piramida.
Kebutuhan piramida tertinggi ialah realisasi diri. Ketika individu
28
melalui proses penuaan, mereka berusaha memenuhi kebutuhan
piramida tertinggi, yaitu aktualisasi diri.
2) Teori individualisme Jung
Menurut teori, kepribadian seseorang tidak hanya berorientasi
pada dunia luar, tetapi pada pengalaman pribadi. Keseimbangan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menjaga kesehatan
mental. Menurut teori, jika seseorang melihat kedalam dan
menghargai dirinya sendiri pada kehilangan keterbatasan fisiknya,
maka proses penuaan dikatakan berhasil.
3) Teori pusat kehidupan manusia
Teori menitikberatkan pada penentuan dan pencapaian tujuan
hidup seseorang menurut lima tahap perkembangan, yaitu:
a. Masa kecil; tidak ada tujuan hidup realistis
b. Remaja dan kaum muda; mulai memiliki konsep konkrit tentang
tujuan hidup
c. Setengah baya; mulai memiliki tujuan hidup lebih spesifik dan
berusaha keras mencapainya
d. Paruh baya; meninjau dan mengevaluasi tujuan dicapai
e. Lansia; sudah saatnya berhenti berusaha mencapai tujuan hidup.
29
c. Teori sosiologi
1) Teori interaksi sosial (social exchange theory)
Menurut teori, kekuasaan dan gengsi lansia menurun, sehingga
interaksi sosial berkurang, dan tersisa ialah harga diri dan kemampuan
mematuhi perintah.
2) Teori penarikan diri (disengagement theory)
Kemiskinan lansia dan penurunan kondisi kesehatan
menyebabkan mereka perlahan menarik diri dari pergaulan disekitar
mereka. Orang tua menderita kerugian ganda, termasuk:
a. Peran hilang
b. Hambatan kontak sosial
c. Kurangnya komitmen
3) Teori aktivitas
Teori menyatakan bahwa penuaan berhasil tergantung pada
kepuasan lansia dalam melakukan aktivitas, dan mempertahankan
aktivitas lebih penting pada jumlah dan aktivitas dilakukan.
Para lansia sendiri memiliki anggapan bahwa proses menua
ialah perjuangan tetap awet muda dan berusaha mempertahankan
perilaku kaum muda.
4) Teori kontinuitas (continuity theory)
Menurut teori, setiap orang menjadi tua, tetapi kepribadian
dasar dan pola perilaku individu tidak berubah. Pengalaman hidup
30
seseorang sebelumnya ialah gambaran dirinya setelah menjadi orang
tua.
5) Teori subkualitas
Menurut teori, lansia dianggap bagian subkultur. Dalam antropologi,
lansia memiliki norma dan standar budaya tersendiri. Standar dan
norma budaya mencakup perilaku, kepercayaan, dan harapan
membedorang tua kelompok lain
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penuaan
Penuaan terjadi baik secara fisiologis maupun patologis. Penuaan
terjadi berdasarkan usia kronologis. Faktor-faktor mempengaruhinya ialah
faktor keturunan hereditas, nutrisi makanan, status kesehatan, pengalaman
hidup, lingkungan dan tekanan.
a. Keturunan Genetika
Kematian sel merupakan keseluruhan proses kehidupan dan
berkaitan peran penting DNA dalam mekanisme pengadilan fungsi sel.
Secara genetik, wanita memutuskan memiliki sepasang kromosom X
membawa unsur kehidupan, sehingga wanita bisa hidup lebih lama dari
pria.
b. Nutrisi/Makanan
Berlebihan dapat mengganggu keseimbangan respon imun.
31
c. Status kesehatan
Penyakit selalu berkaitan proses penuaan sebenarnya bukan
disebabkan oleh proses penuaan sendiri, melainkan oleh faktor eksternal
berbahaya dan bertahan lama.
d. Pengalaman hidup
Paparan sinar matahari: Kulit tidak terlindungi rentan terhadap
bintik-bintik, kerutan, dan kulit kusam.
1) Kurang olahraga: Olahraga membantu memperkuat otot dan
melancarkan peredaran darah.
2) Minum alkohol: Alkohol memperluas pembuluh darah kecil dikulit,
menyebabkan peningkatan aliran darah didekat permukaan kulit.
3) Lingkungan hidup
Proses penuaan biologis terjadi secara alami dan tidak dapat
dihindari, tetapi harus dijaga dalam keadaan sehat.
4) Stres
Stres kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, pekerjaan
masyarakat tercermin dalam bentuk gaya hidup mempengaruhi proses
penuaan..(Siyoto 2016)
5. Perubahan yang terjadi pada lansia
Seiring bertambahnya usia terjadi proses penuaan degeneratif,
berdampak pada perubahan manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi
perilaku kognitif, emosional, sosial dan seksual. (Zedadra et al. 2019)
32
a. Perubahan fisik
1) Sistem Indera
Sistem pendengaran: hilangnya kemampuan pendengaran
(kekuatan) telinga bagian dalam, terutama nada nada tinggi, suara
tidak jelas, dan kata-kata tidak dipahami, 50% terjadi pada orang
berusia diatas 60 tahun.
2) Sistem Integumen
Pada orang tua, kulit menjadi atrofi, kendur, kurangnya
elastisitas, kekeringan dan kerutan. Kulit menjadi dehidrasi,
menyebabkan penipisan dan jerawat. Kulit kering disebabkan oleh
atrofi kelenjar sebaceous dan kelenjar keringat, dan pigmen coklat
muncul dikulit, disebut bintik-bintik hati.
3) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal lansia: jaringan ikat
(kolagen dan elastin), tulang rawan, tulang, otot dan sendi. penopang
utama kulit, tendon, tulang, tulang rawan dan jaringan ikat, kolagen
mengalami perubahan peregangan tidak teratur. Tulang rawan: Jaringan
tulang rawan pada sendi menjadi lunak dan terjadi granulasi, sehingga
permukaan sendi menjadi rata. Kapasitas regeneratif tulang rawan
berkurang, dan degradasi terjadi cenderung berlanjut, sehingga tulang
rawan pada sendi menjadi rentan terhadap gesekan. Tulang: Penurunan
kepadatan tulang setelah pengamatan merupakan bagian penuaan
33
fisiologis, menyebabkan osteoporosis, pada gilirannya menyebabkan
rasa sakit, kelainan bentuk dan patah tulang. Otot: Perubahan struktur
otot sangat berbeda ketika penuaan, jumlah dan ukuran serat otot
berkurang, dan peningkatan jaringan ikat dan jaringan adiposa pada
otot berdampak negatif. Sendi Pada usia lanjut, jaringan ikat disekitar
persendian seperti tendon, ligamen dan fasia menua dan menjadi
elastis.
4) Sistem kardiovaskular
Perubahan sistem kardiovaskular pada lanjut usia ialah
peningkatan kualitas jantung, dan hipertrofi ventrikel kiri mengurangi
ekspansi jantung, hal terjadi perubahan jaringan ikat. Perubahan
disebabkan oleh akumulasi lipofuscin, klasifikasi SA node, dan
transformasi jaringan konduktif menjadi jaringan ikat.
5) Sistem pernapasan
Selama proses penuaan, jaringan ikat paru-paru berubah,
volume total paru-paru tetap tidak berubah, tetapi kapasitas cadangan
paru-paru meningkat mengkompensasi peningkatan ruang paru-paru,
dan udara mengalir ke paru-paru berkurang. Perubahan pada otot,
tulang rawan, dan persendian menyebabkan gangguan pernapasan dan
berkurangnya peregangan otot.
34
6) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi
akibat kehilangan gigi dan penurunan fungsi, penurunan rasa lapar,
penurunan rasa lapar (sensitivitas terhadap rasa lapar), penurunan hati
dan penurunan ruang penyimpanan, serta penurunan aliran darah.
7) Sistem kemih
Perubahan signifikan pada sistem kemih. Banyak fungsi
berkurang, seperti kecepatan filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh
ginjal.
8) Sistem saraf
Sistem saraf lansia mengalami perubahan anatomi dan atrofi
progresif. Koordinasi dan aktivitas sehari-hari lansia menurun.
9) Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi ditandai atrofi ovarium dan
uterus. Terjadi penyusutan payudara. Pria tetap bisa memproduksi
sperma, meski melewatinya secara bertahap.
b. Perubahan Kognitif
1) Memori
2) IQ
3) Belajar
4) Pemahaman
5) Pemecahan Masalah
35
6) Keputusan
7) Kebijaksanaan
8) Kinerja
9) Motivasi
c. Perubahan mental
Faktor-faktor mempengaruhi perubahan psikologis:
1) pertama ialah perubahan-perubahan pada tubuh, khususnya organ-
organ indera.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) keturunan
5) Lingkungan
6) Kebutaan dan tuli
7) Kehilangan posisi menyebabkan gangguan konsep diri.
8) Urutan kehilangan, yaitu hilangnya hubungan teman dan keluarga.
9) Hilangnya kekuatan dan kekuatan fisik, perubahan citra diri dan
konsep diri.
d. Perubahan Spiritual Agama kepercayaan
Semakin lebih menyatu ke dalam hidup mereka. Lansia menjadi
semakin dewasa dalam kehidupan beragama, dilihat pemikiran dan
perilakunya sehari-hari.
36
e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi ketika pasangan teman dekat meninggal, terutama ketika
kesehatan lansia menurun, seperti menderita penyakit fisik yang serius,
gangguan gerak sensorik, terutama gangguan pendengaran.
2) Dukacita (Bereavement)
Kematian pasangan, teman dekat, dan bahkan hewan peliharaan
menghancurkan pertahanan rapuh orang tua. menyebabkan masalah fisik
dan kesehatan.
3) Depresi
Kesedihan terus-menerus menghasilkan rasa hampa, diikuti oleh
dorongan menangis, berlanjut sampai episode depresi. Stres lingkungan
dan penurunan kemampuan beradaptasi menyebabkan depresi.
4) Gangguan kecemasan
Dibagi ke dalam kategori : fobia, gangguan panik, gangguan
kecemasan umum, gangguan pasca-stres dan gangguan obsesif-
kompulsif. Gangguan merupakan kelanjutan masa muda dan terkait
gejala sekunder penyakit fisik, depresi, efek samping obat, obat
gangguan.
5) Parafrenia
Suatu jenis skizofrenia pikun, digambarkan oleh mimpi
(keraguan), orang tua sering merasa bahwa tetangga mereka
37
mengambil barang-barang mereka ingin membunuh mereka. Biasanya
terjadi pada orang tua tidak berhubungan dengan/terbatas pelatihan
sosial menarik diri pelatihan sosial.
Kondisi Diogenes Masalah orang tua menunjukkan perilaku
destruktif. Rumah kamar kotor dan berbau tidak sedap, orang tua
bermain-main kotoran dan kencing mereka dan sering kali tidak
sengaja menumpuk barang-barang. Bahkan setelah dibersihkan, situasi
saat terjadi lagi. (Kholifah 2016; Sataloff, Johns, and Kost n.d.)
6. Masalah lanjut usia
Masalah Lanjut Usia Departemen Sosial Republik Indonesia
(Indarwati & Tri, 2014) megemukakan bahwa masalah yang sering dihadapi
oleh kelompok lansia antara lain meliputi:
a. Kurangnya keluarga, kerabat dan masyarakat sekitar memberikan bantuan
perumahan dan kehidupan layak
b. Hubungan antara lansia dan anggota keluarga lokal selama menginap
c. Keluarga tidak memiliki kemampuan finansial/ekonomi menjamin
kehidupan layak
d. Kebutuhan hidup tidak dipenuhi
e. Perbedaan nilai antara orang tua dan generasi muda menimbulkan
kecemasan antara orang tua dan orang muda
f. Keluarga kurang memiliki kesempatan memberikan pelayanan kepada
lansia.
38
7. Kondisi fisik
Beberapa kondisi fisik yang umum terjadi pada lansia menurut (Afrizal, 2018)
a. Kurang beradaptasi dengan lingkungan sekitar
b. Merasa kurang percaya diri
c. Keterbatasan aktivitas dengan menurunnya kekuatan fisik
d. Berbagai penyakit menyerang
e. Selalu dibayangi dengan kematian
f. Kehilangan semangat hidup
39
D. Kerangka Teori
\
Batasan umur lanjut usia menurut WHO:
1. Lanjut Usia (elderly) antara usia 60-70 tahun
2. Usia tua (old) usia 70-90 tahun 3. Usia sangat tua (every old) usia > 90
tahun
Batasan umur lanjut usia menurut Depertemen Kesehatan:
1. Usia lanjut presenilis usia 45-59 tahun
2. Usia lanjut yaitu umur 60 tahun ke atas
3. Usia lanjut berisiko yaitu usia 70 tahun/60 tahun ke atas
Perubahan yang terjadi pada lanjut usia (Azizah dan Lilik M, 2011)
1. Perubahan fisik 2. Perubahan kongnitif 3. Perubahan mental 4. Perubahan spiritual
Masalah Lanjut Usia Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia: 1. Keluarga tidak memiliki kemampuan finansial
untuk menjamin kehidupan layak 2. Hubungan antara lansia dengan lansia lainnya
sulit 3. Perbedaan nilai antara lansia dan generasi muda
menimbulkan kecemasan pada lansia 4. Kebutuhan hidup tidak dipenuhi
Kondisi fisik yang terjadi pada lansiamenurut (Afrizal, 2018)
a. Kurang beradaptasi dengan lingkungan sekitar
b. Merasa kurang percaya diri c. Keterbatasan aktivitas dengan
menurunnya kekuatan fisik d. Berbagai penyakit menyerang e. Selalu dibayangi dengan
kematian f. Kehilangan semangat hidup
Program Pemberdayaan Lansia
1. Day care (Kemensos, 2018)
2. Kreasi seni (Moerdisuroso, Oetopo, and Yufiarti, 2019)
3. Hubungan sebaya (Ilyas, 2017)
Manfaat Senam Lansia Menurut
1. Menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani baik 2. Mampu memperbaiki postur dan kesalahan gerakan 3. Membentuk sikap dan tindakan 4. Memperlambat proses degradasi akibat perubahan usia 5. Bentuk kondisi fisik 6. Membentuk berbagai pola pikir 7. Memberikan stimulasi untuk saraf lemah 8. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap
kesehatan diri sendiri dan masyarakat
40
E. Kerangka konsep
Seiring bertambahnya usia akan semakin pula berbagai permasalahan
yang akan didapatakan. Pada usia lanjut akan mengalami perubahan dan
penurunan fungsi organ, hal ini menyebabkaan lansia mengalami penurunan
fisik yang mengakibatkan keterbatasan bergerak dan beraktivitas. Dalam
permasalahan keterbatasan fisik yang semakin menurun diperlukan
ketersediaan waktu untuk mencegah dan mengatasi permasalahan pada usia
lanjut dengan mengikuti kegiatan program pembinaan di balai sosial seperti
salah satunya di Posyandu Lansia.
Program pemberdayaan lansia diharapkan mampu membantu
pengupayaan taraf hidup lansia semakin meningkat, mandiri dan produktif di
usia senjanya. Melalui program ini dapat memenuhi kebutuhan lansia, baik
kebutuhan jasmani, spiritual, dan sosial.
Penjelasan diatas dapat digambarkan dengan bagan untuk
mempermudah pemahaman dalam pembinaan lanjut usia melalui program
pemberdayaan lansia secara global.
41
Keterangan:
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
Kondisi fisik lanjut usia
Masalah yang dialami lanjut usia
Senam Lansia
Lansia Produktif
Program Pemberdayaan Lansia
1. Day care (Kemensos, 2018) 2. Kreasi seni (Moerdisuroso,
Oetopo, and Yufiarti, 2019) 3. Hubungan sebaya (Ilyas, 2017)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ialah pedoman prosedur dan teknik dalam perencanaan
penelitian, digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menghasilakan
model penelitian sebagai strategi. (S. Siyoto 2015)
Penelitian ini merupakan jenis penelitian menggunakan desain deskriptif
naratif dengan pendekatan literature review. Literature review adalah uraian
tentang teori, temuan dan artikel penelitian lainnya yang di peroleh dari bahan
referensi yang dijadiakan landasan kegiatan penelitian. (Nursalam 2020)
B. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan desain Literatur review dan berdasarkan
pada instrumen penilaian Guideline review dari Joanna Briggs Institute. Pencarian
literature melalui beberapa situs/data base yaitu : PubMed, Science Direct, Google
Scholar, Portal Garuda, dengan pertanyaan penelitian terstruktur menggunakan
metode elektronik PICO (Patient, In tervention, Comparison, and Outcome)
dengan keyword atau kata kunci : empowerment Elderly and Gymnastics. Adapun
PICO dalam artikel ini sebagai berikut:
43
Tabel 2. Strategi PICO
P Lanjut Usia
I Senam Lansia
C Tidak ada Pembanding
O Pemberdayaan Lansia Pertanyaan penelitian dirumuskan melalui strategi PICO adalah sebagai
berikut : Bagaimana strategi pemberdayaan pada lansia yang melakukan senam
lansia? Pemilihan literatur peneliti memiliki kriteria inklusi dan ekslusi :
1. Kriteria Inklusi:
a. Artikel yang terbit dalam kurun waktu 2016-2021
b. Artikel full text yang sesuai dengan topik penelitian
c. Penelitian yang menggunakan subjek manusia
d. Fokus pada artikel tentang pemberdayaan dan senam lansia
e. Kualitas penilaian artikel > 50%
f. Menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
2. Kriteria Ekslusi:
a. Artikel yang tidak terakreditasi nasional dan internasional
b. Artiekel dalam bentuk skripsi, tesis dan tidak terpublikasi
c. Artikel tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian
d. Artikel yang dibawah tahun 2016
Adapun cara penilaian kualitas artikel yaitu dengan cara
menyaring masing-masing artikel penelitian yang masuk dalam kriteria
44
inklusi setelah itu disesuaikan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
pada instrumen penilaian kritis yang sesuai dengan desain penilitian lalu
diberikan checklist pada kolom “ya” atau “tidak” atau “tidak jelas” atau
“tidak dapat dijelaskan”. Kemudian dilakukan perhitungan skor dari
setiap pertanyaan, lalu dijumlahkan total skor setiap artikel. Adapun
artikel yang akan di review harus memenuhi kriteria yang nilainya 100%
- 80% (kualitas baik) dan 79% - 50% (kualitas cukup), sedangkan artikel
yang yang nilainya di bawah 50% tidak dapat digunakan karena tidak
memenuhi kriteria (Adref et al., 2019).
C. Analisis Data
Setelah mengumpulan data dan informasi, semua data dan informasi
tersebut diseleksi kerelevanan menggunakan instrumen Guideline review dari
Joanna Briggs Institute dengan masalah yang dikaji. Untuk memunculkan
pertanyaan yang akan dibahas maka data terkumpul di analisis secara deskriptif
untuk diolah dan menginterprestasikan data yang telah diperoleh sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan sebenarnya pada objek yang
dikaji.
D. Rekomendasi
Setelah proses analisis data, penulis memberikan alternatif model
pemecahan masalah ide kreatif metode memecahkan masalah diangkat dalam
artikel, kemudian merangkumnya menjadi hasil pembahasan dan kesimpulan.
Kemudian memberikan saran atas hasil pemecahan masalah, menjadikannya
45
adopsi pengetahuan, dan menggunakannya dasar pemikiran mencegah masalah
telah dirumuskan.
Didapatkan hasil pemecahan masalah bahwa, pemberdayaan lansia
berkaitan dengan pemberian intervensi senam lansia karena dilahat dari pengaruh,
peningkatan dan perubahan setelah dilakukan intevensi senam lansia melalui
pemberdayaan lansia.
E. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
Sebanyak 1.389 artikel teridentifikasi empat pencarian database Google
Scholar, Portal Garuda, PubMed, dan Science Direct, disaring sesuai batas
publikasi 5 tahun terakhir (2016-2022). Namun setelah dilakukan screening,
ditemukan 1373 artikel tidak sesuai subjek literatur, dan 16 artikel sisanya serupa
subjek penelitian. Kemudian menyaring berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
mengevaluasi kelayakan artikel. Kemudian 16 artikel dieklusi karena 5 artikel
tidak sesuai pertanyaan penelitian literatur, dan diperoleh 11 artikel topik
penelitian yang serupa. Diantara 11 artikel, beberapa artikel dieklusi karena artikel
dibawah tahun 2016,berupa skripsi, tidak diterpublikasi dan tidak full text atau
masih dalam bentuk manuskrip. Sehingga terdapat 7 artikel memenuhi kriteria
inklusi.
Flow diagram pencarian literatur dari empat database, yaitu Google
scholar, Portal garuda, PubMed dan Science Direct dapat di lihat sebagai berikut:
46
Google Scholar Portal Garuda PubMed Science Direct 1330 4 1 54
Identification
Screening
Eligliblity
Artikel yang terkupul
n : 1389
Kriteria ekslusi : Artikel yang tidak sesuai dengan topik literatur (n:1373)
Hasil identification n : 16
Kriteria ekslusi : Artikel yang tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian atau tujuan literature (n:5)
Sesuai dengan topik literatur n :11
Kriteria ekslusi : Artikel yang dibawah tahun 2016 dalam bentuk skripsi, tesis, tidak terpublikasi dan tidak dalam bentuk full text ( n:4)
Jumlah artikel yang terinklusi n : 7
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan jumlah artikel yang ditelaah diambil empat database Google
Scholar, Garuda Portal, PubMed dan Science Direct, ditemukan sebanyak 1.389
artikel, dan 1.382 artikel ditemukan tidak memenuhi tujuan penelitian literatur.
Penelitian mengidentifikasi 7 artikel memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
48
No. Peneliti Volume Judul penelitian Tujuan Metode Sampel Hasil penelitian Database 1. Moh
Wildan, Lulut Sasmito, Riza Umami
Jurnal idaman, Volume 3 No. 1,April 2019:22-31
Pemberdayaan Lansia Melalui Senam Lansia Dan Medical Chekup
Untuk melakukan usaha pemberdayaan lansia melalui senam lansia dan medical chek up
Metode yang digunakan yaitu skrening status kesehatan lansia, penyuluhan, dialog atau Tanya jawab tentang kesehatan lansia dan melakukan kegiatan pemberdayaan lansia
Dalam kegiatann ini menggunakan sampel sebanyak 50 orang
Terdapat peningkatan pengetahuan lansia tentang pola hidup sehat antara sebelum dan setelah diberikan intervensi dan terdapat penurunan rata-rata hasil pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah, urid acid dan cholesterol setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan dengan senam lansia secara rutin.
Google scholar https://scholar.google.com/
2. Margaritha Adu
DIKLUS: Jurnal Penelitian Luar Sekolah Nomor 1 (Volume 3), Maret 2019-30
Pemberdayaan Lansia pada Program Senam Produktif
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui lebih awal program senam lansia dalam pelayanan dan pembinaan kesehatan lansia
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Terdapat 20 sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Hasil dari penelitian ini bahwa lansia lebih produktif dan mandiri terhadap program pemberdayaan lansia dengan melakukan senam dengan dukungan keluarga, dukungan emosional dan pengargaan yang dilihat dari aktifnya dalam perubahan ekonomi,sosial, dan budaya.
Portal Garuda https://garuda.ristekbrin.go.id/
3. Defri Mulyana, Juhrodin, Dwi Yulia N M
Jurnal Pengabdian Siliwangi Volume 5, Nomor 1,
Pemberdayaan Lansia Produktif, Aktif, dan Sehat, Program Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persiapan dan metode kegiatan ibBM.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini seluruh lansia yang ada
Hasil kegiatan bahwa melalui senam yoga masyarakat lansia dapat meningkatkan fungsi tubuh dan otak
Google Scholar https://scholar.google.com/
49
Tahun 2019. P-ISSN 2477-6629, E-ISSN 2615-4773
Pelatihan Senam Yoga
hidup lansia melalui promosi kesehatan dalam meningkatkan produktivitas lansia
Terdapat beberapa metode Pada metode kegiatan ibBM yaitu, diskusi dan penentu jenis kegiatan, pada penentu jenis kegiatan terdapat senam Yoga lansia dan penyuluhan kesehatan lansia
di desa tersebut para lansia dan dapat pula mencegah , mengontrol penyakit serta keadaan emosional pada lansia seperti penyakit sendi atau tekanan darah tinggi.
4. Yeni Andriani, Vita Raraningrum, Reni Suslistyowati
Warta pengabdian, Volume 13, Issue 1 (2019), pp. 43-48 doi: 10.19184/ wrtp.vl3il.9837
Pemberdayaan Lansia Produktif, Aktif, Sehat Melalui Promosi Kesehatan dan Pemanfaatan Tanaman Obat
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penguatan pada program posyandu lansia dengan memberikan pendidikan kesehatan, mengajari senam lansia dan membudidayakan serta memanfaatkan tanaman obat.
Metode yang diguanakan ceramah yang disertai dengan media leaflet
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan seluruh lansia yang ada di desa tersebut dan minimal diikuti 35 orang orang
Hasil dari penelitian ini bahwa promosi kesehatan berupa pemberian pendidikan kesehatan efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan lansia dan senam lansia dapat meningkatkan keaktifan fisik serta pemanfaatan tanaman obat keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan dan usia harapan hidup lansia
Google Scholar https://scholar.google.com/
5. Siti Sarah Bintang, Novi Wulandari
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot dan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
Hasil peneltian ini bahwa Ada pengaruh Pemberian Senam Lansia Terhadap
Google Scholar https://scholar.google
50
Tinambunan, Sabirin Berampu, Miftahul Zannah, Isidorus
(JKF), e-ISSN 2655-0830 Vol.3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
Kecepatan Berjalan Pada Lansia
pengaruh senam lansia terhadap tingkat kebugaran jasmani dari fleksibilitas otot serta kecepatan berjalan pada lansia.
eksperimental dengan pendekatan quasi eksperimen. Desain penelitian “Pre test - Post test With One Group Design”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik Purposive Sampling
penelitian ini adalah menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu keseluruhan lansia yang mengikuti senam di Desa Sionom Hudon Selatan, sebanyak 12 orang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: bersedia menjadi responden penelitian, Lansia yang mengikuti senam lansia di Desa Sionom Hudon Selatan, usia 60 - 70 tahun, tanda-tanda vital dalam keadaan normal, kooperatif. Kriteria eksklusi yaitu: Lansia yang
Peningkatan Kebugaran dan Fleksibilitas serta Kecepatan Lansia
.com/
51
mengalami penyakit infeksi, penyakit berat yang dilarang dokter untuk melakukan latihan, responden yang sedang atau dalam 6 bulan terakhir mengalami cedera pada ekstremitas bagian bawah seperti fraktur atau gangguan neurologi.
6. Reda Alfiani Lukman, Arif Pristianto, Suparno
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Volume 4 No.1 Oktober 2020: Hal:61-66. ISSN CETAK : 2715-8187, ISSN ONLINE :2614-
Penyuluhan Tentang Senam Lansia Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Lansia
Tujuan dari penelitian ini agar lansia mengetahui pentingnya menjaga kualitaas kesehatan bagi lansia dengan rutin melakukan senam lansia, sehingga lansia dapat
Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan kesehatan dan melakukan senam lansia
Penelitian ini menggunakan sampel penelitian sebanyak 12 orang yang memenuhi kriteria inklusi denagn usia 60-70 tahun.
Hasil dari penelitian ini bahwa terjadinya penurunan gangguan tidur pada lansia setalah di berikan intervensi senam
Google Scholar https://scholar.google.com/
52
7106 beraktifitas secara optimal
7. Abdurrasyid, Claudia Seipattiratu, Astrid Viona Pesireron, dkk
Jurnal Abdimas Volume 7 Nomor 1, September 2020
Pemberdayaan masyarakat dalam mengetahui terjadinya neuropati purifier melalui senam kaki pada lansia
Tujuan dari penelitian ini agar lansia dapat memahami dan melakukan secara mandiri dalam mempraktekkan kembali senam kaki yang telah dilakukan oleh perawat.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa senam kaki dapat menurunkan terjadinya kerusakan saraf perifer pada lansia yang menderita neuropati perifer
Sampel yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini sebanyak 40 orang lansia.
Hasil kegiatan yang telah dilakukan bawa senam kaki dapat menurunkan terjadinya kerusakan saraf perifer pada lansia yang menderia penyakit neuropati perifer.
Google Scholar https://scholar.google.com/
53
Beberapa hasil analisis tabel literatur dari telaah ke-7 artikel yang didapatkan
dari database didapatkan menunjukkan hubungan pemberdayaan lansia melalui
intervensi senam. Dari 7 jurnal yang di review desain penelitian menggunakan
pendekatan quasi-eksperimen dan sectional qualitative research dan jurnal yang di
review menggunakan sampel lansia dengan besar sampel yang bervariasi dengan
menggunakan sampel dengan usia yaitu usia pertengahan (middle ege) 45-59 tahun,
lanjut usia (eledery) 60-74 tahun, dan lanjut usia tua (old) 75-90 tahun. Berdasarkan
hasil analisis 7 artikel, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dari 7 jurnal di atas didapatkan bahwa intervensi senam lansia dilakukan pada
usia 45-9- tahun dengan durasi pemberian 30-60 menit dan minimal dilakukan setiap
hari atau 1-4 kali dalam seminggu. Metode yang digunakan dengan melakukan
teknik pemanasan sebelum melakukan latihan inti, dan setelah dilakuna latihan inti
dilanjutkan dengan pendinginan.
B. Pembahasan
Senam lansia merupakan salah satu tindakan non farmakologis dan salah
satu jenis olahraga sederhana yang mudah dilakukan yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan fisik pada lansia. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Wildan, 2019) yang berjudul “Pemberdayaan Lansia
Melalui Senam Lansia Dan Medical Chekup Di Lingkungan Patrang Kecematan
Patrang Kabupaten Jember.” Di laksanakan Patrang Kecematan Patrang
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu skrening
status kesehatan lansia, penyuluhan, dialog atau Tanya jawab tentang kesehatan
54
lansia dan melakukan kegiatan pemberdayaan lansia. Dalam kegiatan ini
menggunakan sampel sebanyak 50 orang. Pengambilan data melalui wawancara
dan tanya jawab.
Hasil penelitian mengemukakan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
setelah diberikan intervensi dan terdapat penurunan tekanan darah, glukosa darah,
urid acid dan cholesterol. Pengaruh senam lansia dapat menurunkan tekanan
darah, glukosa darah, urid acid dan cholesterol karena senam lansia memiliki
prinsip gerakan-gerakan khusus yang dapat disesuaikan dengan kondisi lansia.
Saat melakukan senam secara rutin dan teratur akan dapat menurungkan angka
kesakitan. Maka dari permasalahan tersebut yang cenderung mengalami angka
kesakitan dialami oleh lansia mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya usia, kondisi ini akan menjadi beban baik bagi keluarga, masyarakat
maupun pemerintah yang dan menjadi beban dalam pembangunan. Terdapat
permasalahan yang lain bagi lansia secara individu dimana lansia malas untuk
melakukan aktifitias fisik dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Dari
permasalahan tersebut upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada pada lansia dalam meningkatkan kesehatannya dengan melakukan
senam lansia.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Widayati and
Darungan, 2018) yang bejudul “Pemberdayaan Lansia Dalam Mencegah Stroke
Dengan Metode Health Promotion, Demonstrasi Dan Kemitraan.” Metode yang
dilakukan dalam bentuk pengabdian, pelatihan, pemberdayaan, dan
55
kemitraan.kegiatan ini dilakukan di Dusun Rejosari, Desa Darungan, Kecematan
Pare. Kabupaten Kediri. Pengambilan sampel adalah kader lansia dan anggota
Posyandu lansia yang berjumlah 41 orang. Hasil kegiatan mengemukakan bahwa
penyuluhan dan senam lansia lebih efektif untuk pencegahan dini terhadap resiko
stroke.
Sejalan dengan penelitian (Abdul Asis, 2017) dengan judul “ Efektivitas
Program Day Care service Terhadap Pelayanan Sosial Lanjut Usia Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.” Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. Metode penelitian menggunakan teknik
penelitian dan pengumpulan kualitatif, dengan teknnik pengumpulan
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pencatatan, serta menggunakan
sampel seluruh lansia ada dipanti asuhan.. Hasil penelitian mengemukakan bahwa
berbagai kebijakan yang diberikan pemerintah untuk mengatasi permasalahan
lanjut usia diantaranya program pelayanan day care. Berbagai program pelayanan
day care yang bertujuan membentu dan memenuhi kesejahteraan kaum lansia,
termasuk pada pelayanan fisik yang diberikan untuk menjaga kondisi fisik lanjut
usia agar tetap terjaga kesehatannya. Program yang diberikan meliputi senam sehat
dan senam otak.
Penelitian yang dilakukan (Adu, 2019) yang berjudul “Pemberdayaan
Lansia Pada Program Senam Produktif Dusun Sidoluhur, Kecematan Golden,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.” Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrument penelitian ini adalah peneliti
56
sendiri. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Terdapat 20 sampel yang digunakan dalam penelitian ini dan dilaksanakan di
halaman kolam ikan Dusun Sidoluhur, Godean, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam meberdayakan lansia dengan
program senam lansia lebih produktif, dan mandiri dengan dukungan keluarga,
dukungan emosional, dan dukungan jaringan yang dilihat dari aktifnya dalam
perubahan ekonomi, sosial, dan budaya. Lansia memiliki kebiasaan bekerja di
usianya yang sudah lanjut namun masalah kualitas fisik lansia terbengkala. Hal ini
dapat diperoleh dari dari dukungan keluarga, dukungan emosional, dan dukungan
jaringan berpegang erat dalam mendorong semangat lansia dalam melakukan
perubahan. Dalam dukungan keluarga, lansia yang bekerja maka keluarga lansia
memiliki pendapatan yang cukup, ini akan mengurangi beban bagi keluarga.
Dengan dukungan emosional dan jaringan atau dengan teman dekatnya dapat
membantu lansia untuk mengurangi stress yang dialami, karena lansia telah
menceritakan keluh kesah dan mengutarakan isi hatinya dan dapat memecahkan
masalahnya.
Tujuan utama dari pemberdayaan ialah memperkuat kekuasaan
masyarakat, khususnya pada kelompok lemah yang memeliki ketidakberdayaan,
baik dari karena kondisi internal maupun pada kondisi eksternal. Salah satu yang
menjdai solusi atau program pagi lansia adalah melakukan senam. Pada
pemberdayaan melalui intervensi senam dapat memberikan dampak yang baik
57
bagi kesehatan untuk dapat produktif dan mandiri. Manfaat olahraga terdapat
kesejahteraan psikologis, peningkatan konsep diri, harga diri, dan kepercayaan
diri. Lansia yang memiliki kebugaran tinggi memiliki konsep diri yang baik dari
kepribadian, sosialisasi, keluarga, dan citra tubuh. Terdapat perubahan yang terjadi
setelah mengikuti kegitan pemberdayaan lansia dengan program senam, ansia
lebih produktif dan mandiri.
Penelitian yang dilakukan oleh (Defri Mulyana, Juhrodin 2019) dengan
judul “Pemberdayan Lansia Produktif, Aktif, Dan Sehat, Program Peningkatan
Kualitas Hidup Lansia Melalui Pelatihan Senam Yoga di Dusun Sindang Kalongan
dan Dusun Lengkongsari Kec. Sukamantri Kab. Ciamis.” Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu persiapan dan metode kegiatan ibBM. Terdapat
beberapa metode Pada metode kegiatan ibBM yaitu, diskusi dan penentu jenis
kegiatan, pada penentu jenis kegiatan terdapat senam Yoga lansia dan penyuluhan
kesehatan lansia Sampel yang digunakan dalam kegiatan ini ialah seluruh lansia
yang di Desa tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Dusun Sindang
Kalangon dan Dusun Lengkogsari Desa Sindang Kecematan Sukamantri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam yoga meningkatkan fungsi
tubuh dan otak lansia, serta mencegah dan mengontrol penyakit dan kondisi
emosional lansia, seperti penyakit sendi tekanan darah tinggi. Kurangnya
homeostasis menyebabkan penurunan kekuatan tubuh, sendi dan otot, serta
kesehatan saraf dan kelenjar tidak terkontrol. Selain hal tersebut lansia memiliki
kemampuan peningkatan daya ingat buruk dan berisiko pikun dan juga dalam
58
kehidupan sosial tidak mengontrol tingkat emosi karena tingkat emosi sangat
sensitif. Saat melakukan senam yoga, memberikan dua disiplin latihan, yaitu gerak
dan statis. Latihan olahraga membantu memperkuat fisik, meredahkan kekakuan
sendi dan otot, serta mengontrol kesehatan saraf dan kelenjar tubuh. Latihan
olahraga membantu menyeimbangkan energi dan kenyamanan tubuh dalam
kehidupan sehari-hari.Dalam permasalahan tersebut perlunya meningkatkan
kualitas hidup lansia dengan melakukan pelatihan senam yoga agar lansia lebih
produktif.
Dalam kegiatan yang dilakukan terdapat banyak masalah yang dialami oleh
lansia, permasalahan utama yang banyak dialami terutama dalam masalah fisik
yang salah satunya adalah keseimbangan dinamis. Dengan menurunnya
keseimbangan dinamis akan berkurangnya kekuatan fisik, kekuatan sendi, dan oto,
serta tidak terkontrolnya kesehatan saraf dan kelenjar tubuh. Untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada kaum lansia dengan memberikan pelatihan senam
yoga bagi lansia. Senam yoga bermanfaat meningkatkan fisik, menghilangankan
kekakuan sendi dan otot, serta mengontrol kesehatan saraf dan kelenjar tubuh.
Dengan banyak bergerak dapat membantu keseimbangan energy dan kenyamanan
tubuh.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Kurniati, 2018) yang berjudul
“Pengaruh Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di
Keluruahan Kampong Jawa Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku KTA Tahun
2017.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif,
59
menggunakan desain quasi eksperiment dengan rancangan penelitian one group
pretest post test design dan tidak memiliki kelompok kontrol. Penelitian ini
dilakukan di Kelurahan Kampung Jawa di Wilayah Puskesmas Tanjung Paku.
Pupulasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi. Teknik pengambilan
data menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian mengemukakan bahwa terdapat perubahan penurunan
secara signifikan pada tekanan darah lansia dari sebelum dan sesudah diberikan
latihan yoga. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang di kemukakan oleh (Afrizal,
2018) bahwa dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun kurangnya
kemampuan menghasilkan pekerjaan yang produktif. Berhubungan dengan
kesehatan fisik yang semakin menurun akan rentan pula terhadap berbagai
penyakit akan dialami.
Penelitian yang dilakukan oleh (Andriani, Raraningrum, and Sulistyowati,
2019) yang berjudul “Pemberdayan Lansia Produktif, Aktif, Sehat Melalui
Promosi Kesehatan dan Pemanfaatan Tanaman Obat di Desa Bimiharjo
Kecematan Glenmore Kabupaten Bayuwangi.” Metode yang diguanakan ceramah
yang disertai dengan media leaflet yang dilaksanakan di Puskesmas. Dalam
penelitian ini sampel yang digunakan seluruh lansia yang ada di desa tersebut dan
minimal diikuti 35 orang orang. Hasil penelitian mengemukakan bahwa senam lansia dapat meningkatkan
keaktifan fisik. Salah satu usha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
keaktifan fisik lansia yaitu mengajari atau melakukan senam lansia. Karena
60
kualiatas kesehatan menurun atau kualitas produktivitas lansia yang menurun
disebabkan di antara kurangnya pengetahuan, kurangnya terpapar informasi dan
kurangnya aktifitas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakuan (Moerdisuroso, Oetopo,
and Yufiarti, 2019) yang berjudul “Pemberdayaan Lansia Melalui Kreasi Seni”
bahwa tujuan dari program pelatihan kreasi seni adalah solusi dalam mengatasi
permasalahan pemberdayaan lanju usia. Kegiatan berseni rupaa bagi lanjut usia
tidak hanya menekankan pada keindahan karya di peroleh, tetapi lebih pada
menumbuhkan rasa senang, percaya diri (self confidence) dan rasa mandiri (self
dependent). Kegiatan berkesnirupaan juga dapat menjadi suatu pendekatan untuk
aktivitas yang menyenangkan, bebas berekpresi, bahkan dapat meningkatkan
produktivitas atas hasil dari karyanya dan meningkatkan semangat hidup serta
kualitas hidup bagi lansia. Melalui program pemberdayaan kegiatan kreasi seni
dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruang, dan menekuni kegamaran (hobby)
keterampilan, kegiatan keagaan, dan berolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh (Bintang, 2020) yang berjudul “Pengaruh
Senam Lansia Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot dan Kecepatan Berjalan
Pada Lansia di Desa Sionom Hudon Selatan Tahun 2020.” Metode yang di
gunakan dalam penelitian ini menggunakan eksperimental dengan pendekatan quasi eksperimen. Desain penelitian Pre test - Post test With One Group Design.”
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu keseluruhan lansia yang mengikuti
61
senam di Desa Sionom Hudon Selatan, sebanyak 12 orang yang memenuhi kriteria
inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian senam lansia berpengaruh
terhadap peningkatan kebugaran jasmani, kelenturan dan kecepatan lansia. Hal
disebabkan oleh rentang gerak disekitar sendi.R entang gerak disekitar sendi
dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ukuran dan bentuk, kemampuan
peregangan tendon, kondisi ligamen, mekanika sendi normal, mobilitas jaringan
lunak, dan ekstensi otot. Intensitas senam dan jalan kaki pada lansia meningkatkan
kecepatan dan usaha relatif mewujudkan konsep kesehatan sosial. Kurangnya
latihan fisik mempengaruhi kualitas kesehatan. Dampak tersebut akan membebani
kesehatan fisik, sosial dan mental lansia. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh
latihan senam lansia terhadap kelenturan otot pada lansia telah menunjukkan hasil
signifikan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Shirkant, 2016) yaitu melalui
latihan senam meningkatkan kelenturan dan kekuatan. Hal disebabkan oleh
rentang gerak disekitar sendi. Rentang gerak disekitar sendi dipengaruhi oleh
banyak faktor, termasuk ukuran dan bentuk, kemampuan peregangan tendon,
kondisi ligamen, mekanika sendi normal, mobilitas jaringan lunak, dan ekstensi
otot. Efek kurang aktivitas mempengaruhi penimbunan lemak tubuh dan pada
akhirnya membatasi kelenturan. Latihan sedang seperti senam lansia sangat
mempengaruhi tingkat kelenturan melalui senam efektif lansia. Senam lansia
62
sangat penting keseimbangan antara kekuatan dan kelenturan penting mengurangi
risiko cedera, sakit dan jatuh pada lansia (Mahulkar, 2017) Penelitian yang dilakukan (Reda Alfiani Lukmana dkk, 2020) dengan judul
“Penyuluhan Tentang Senam Lansia Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada
Lansia Posyandu Sehati Desa Pauh Menang.” Kegiatan yang dilakukan berupa
penyuluhan kesehatan dan melakukan senam lansia. Penelitian ini menggunakan
sampel penelitian sebanyak 12 orang yang memenuhi kriteria inklusi denagn usia
60-70 tahun.
Hasil penelitian mengemukakan bahwa terjadinya penurunan gangguan
tidur pada lansia setelah diberikan intervensi senam. Seiring bertambahnya usia
akan mengalami perubahan fisik. Perubahan fisik yang dapat terlihat dari
menurunnya kemampuan mudah lupa, keterbatasan bergerak, dan mudah lelah.
Penurunan tersebut berpengaruh terhadap kualitas tidur lansia. Salah satu cara
penanganan yang dapat diberikan dengan pengobatan non-farmakologi.
Pengobatan non-farmakologi selain bermanfaat untuk kesehatan juga secara umum
dan mudah diakses dan mudah dilakukan oleh sebagian besar oleh kaum lansia
yaitu dengan melakukan senam aerobik.
Penyebab perubahan dari sistem biologis berdasarkan struktur maupun
fungsi sehingga berpengaruh pada derajat kesehatan dengan berirignya usia akan
mengalami perubahan fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Penyebab tersebut dapat
mengganggu kualitas tidur. Tingkat kemampuan fisik yang mengalami penurunan
sangat berpengaruh pada kualitas tidur lansia. Salah satu cara usaha untuk menjaga
63
kesehatan lansia yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur adalah
pengobatan non farmakologi dengan melakukan senam aerobik. Dengan
melakukan senam dapat menurunkan gangguan tidur pada lansia yang dapat
diketahui dari pemeriksaan tekanan darah dan pengisian kuisioner PSQI bahwa
terjadi peningkatan kualitas tidur lanjut usia.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Nurdianningrum and Purwoko,
2016) dengan judul “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada
Lansia.” Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional
analitik yang dilakukan di RW II Nangka, Kelurahan Lamperkidul, Kecematan
Semarang Selatan, Kota Semarang, Sampel penelitian ini menggunakan 36
anggota kelompok lanjut usia, dan distribusi data diuji normalitasnya dengan uji
Saphiro-Wilk dengan uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kualitas tidur pada
kelompok lansia yang rutin mengikuti senam lansia secara signifikan lebih baik
dibandingkan dengan kelompok yang tidak rutin melakukan senam lansia. Dari
hasil penelitian menyatakan bahwa adanya pengaruh senam lansia setelah
dilakukan intervensi yang dapat dilihat dari peningkatan kualitas tidur lansia
dengan lansia yang tidak rutin melakukan senam lansia.
Penelitian yang dilakukan (Ilyas, 2017) yang berjudul “Peran Posyandu
Lansia Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Lanjut Usia Di Posyandu Lansia
Sejahtera Kelurahan Pasirmuncang” upaya penanganan masalah kondisi
kemampuan lanjut usia untuk beraktivitas yang semakin menurun dengan
64
memperdayakan lansia melalui program Posyandu Lansia. Posyandu lansia
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lansia dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Kegiatan Posyandu Lansia diantaranya ialah senam. Kegiatan senam yang disertai
dengan irama musik bertujuan untuk menyokong kebutuhan aktualisasi diri karena
lansia dapat terhibur. Dengan mengikuti program kegiatan Posyandu Lansia, lansia
dapat merasakan dihargai karena merasa masih ada yang memperhatikannya dan
lansia juga bisa lebih bersosialisasi dengan teman sebayanya. Penelitian yang dilakukan (Abdurrasyid et al, 2020) dengan judul
“Pemberdayan Masyarakat Dalam Mencegah Terjadinya Neorapati Purifier
Melalui Senam Kaki Lansia Tahun 2020.” Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan
dengan cara intervensi langsung pada lansia berupa penyuluhan kesehatan dengan
metode ceramah dan demonstrasi kegiatan senam kaki. Kegiatan tersebut
dilakukan selama 30 menit di Posko Kesehatan. Sampel yang digunakan dalam
pengabdian masyarakat ini sebanyak 40 orang lansia. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa senam kaki dapat menurunkan
terjadinya kurasakan saraf perifer pada lansia yang menderita penyakit neuropati
perifer. Tindakan pengobatan neuropati perifer diberikan untuk memperbaiki
gejala, nyeri dan memperlambat perkembangan neuropati. Penanganan utama
neuropati perifer yaitu melalui aktivitas fisik dengan senam kaki. Senam kaki
dapat membantu klien klien untuk memperbaiki masalah sirkulasi aliran darah
kaki. Senam kakimerupakan latihan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
laku dan membantu melancarkan peredaran darah dibagian kaki.
65
Senam kaki dapat menurunkan terjadinya kerusakan perifer yang
menderita Neuropati Perifer pada lansia. Senam kaki memberikan dampak positif
terhadap sirkulasi darah kebagian kaki dengan mengurangi edema dan tanda-tanda
luka yang tidak terlihat. Pernyataan ini sesuai dengan (Sunaryo, 2014) yang
menyatakan senam kaki diabetik memberikan dampak yang positif terhadap
sirkulasi darah pada lansia yang menderita diabetes meletus. Senam kaki selain
bermanfaat meningkatkan sirkulasi darah dapat juga memperkuat otot-otot kecil
dan mengatasi maupun mencegah kelainan bentuk kaki penderita Diabetes Miletus
senam ini juga meningkatkan kekuatan otot betis dan paha yang dapat
mempertahankan pergerakan sendri secara normal. Pada saat otot-otot bergerak
aktif akan berpengaruh pada perubahan kadar gula darah yang dapat
meningkatkatkan kontraksi sehingga permeabilitas membran sel terhadap
pemecahan glukosa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Oktarina,
Mawarti, and Rizona, 2018) yang berjudul “Pemberdayaan Kader Kesehatan
Melalui Pelatihan Senam Kaki Dan Masase Kaki Diabetes Sebagai Upaya
Pencegahan Komplikasi Kaki Diabetes Di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota
Jambi.” Metode yang digunakan berupa penyuluhan , demonstrasi, evaluasi, dan
pemeriksaan gula darah. Sampel yang digunakan adalah kader dan penderita
diabetes mellitus yang berjumlah 45 orang. Dilaksanakan di Puskesmas Simpang
IV Sipin. Hasil kegitatan mengemukakan bahwa lansia tertaik pada pelatihan
66
senam kaki dan masase kaki diabetes millitus karena terdapat perubahan setelah
dilakukan demonstrasi pelatihan senam kaki.
Kondisi yang dialami pada saat usia lanjut dimana kemampuan dan daya
tahan tubuh undividu semakin menurun. Ditambah lagi dengan adanya berbagai
penyakit degeneratif yang akan semakin muncul seperti contohnya penyakit
rematik, jantung, hipertensi, osteoporosis dan diabetes militus. Hal ini
menyebabkan lansia mengalami keterbatasan beraktifitas, dari keterbatasan
bergerak tersebut lansia tidak dapat hidup secara mandiri dan hidup produktif.
Disisi lain lansia tidak dapat membantu perekonomian keluarga dan akan menjadi
beban bagi keluarga serta kebutuhan-kubutuhan lansia tidak dapat terpenuhi
dengan baik. Dalam mengatasi permasalahan kondisi fisik lansia dalam meningkatkan
kualitas hidupnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu melalui senam
lansia, dari ke 7 jurnal yang ditelaah senam lansia ini dapat dilakukan setiap hari
atau 1-4 kali seminggu. Bentuk wujud dari upaya tersebut akan bermakna dan
bermanfaat bagi diri lansia dan keluarga, apabila kondisi fisik lansia terjaga, maka
lansia akan memiliki kemandirian dan produktif, yang tidak hanya dalam aspek
fisik saja, melainkan menyangkut aspek psikis, sosial dan ekonomi, sehingga
ketergantungan kepada keluarga menjadi berkurang. Diantara senam lansia yang
dapat dilakukan dan yang paling efektif dilakukan yaitu senam kaki pada lansia.
Senam kaki ini dapat mencegah terjadinya neuropati untuk memperkuat otot-otot
67
dan memperlancar sirkulasi aliran darah ke bagian ekstremitas hingga ke perifer
dan dapat mempertahankan sendi secara normal. . Salah satu konsep utama Teori Henderson pada kesehatan bahwa sehat
ialah kualitas hidup yang mendasari seseorang dapat berfungsi pada kemanusiaan.
Diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan, untuk mencapai kondisi sehat.
Dengan memberdayakan lansia melalui intervensi senam yang dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia maka dapat memandirikan lansia melakukan
aktivitas-aktivitasnya dalam sehari-hari tanpa ketergantungan pada orang
disekitarnya dan lansia lebih produktif. Keterkaitan antara Q.S Al-Hajj ayat 5 dengan penelitian ini ialah, ayat ini
menjelaskan tentang fase-fase pertumbuhan dan perkembangan manusia, fase-fase
yang dilalui manusia dalam proses penciptaan sebagai makhluk yang mulai dari
lahir hingga menjadi tua renta. Oleh sebabnya penelitian ini membahas tentang
peningkatan kualitas kesehatan lansia dengan cara melakukan senam lansia karena
semakin bertambahnya usia maka semakin menurun daya ingatnya yang biasa
disebut kepikunan. Pemberian intervensi senam tersebut merupakan salah satu
yang dapat meminimalisir atau mencegah kepikunan.
Keterkaitan Q.S Ar-Rum ayat 54 menjelaskan keadaan manusia pada tahap
paling dini dari kehudupannya, sampai ke tahap akhir. Pertumbuhan fisik, kendati
kelemahan dan kekuatan berkaitan dengan mental seseorang. Ada kelemahan
manusia dalam menghadapi sekian banyak godaan, dan tantangan yang
menjadikan semangat perlahan-lahan menurun. Ayat di atas juga menguraikan
68
tentang tahap-tahap hidup manusia secara umum, bukan yang dialami oleh setiap
manusia, karena di antara setiap manusia ada yang meninggal dunia pada tahap
awal hidupnya, ada juga saat puncak kekuatannya. Namun jika tahap puncak telah
dilaluinya maka pasti akan mengalami tahap kelemahan kembali. Apapun yang
dialami manusia, semua kembali kepada Allah Swt. Dimana ayat dengan
penelitian ini mengacu pada faktor usia yang apabila seiringnya usia bertambah
akan semakin lemah pula daya kekuatan seseorang. Oleh karena itu, pada
penelitian ini membahas tentang senam lansia. Senam lansia ini dapat mencegah
berbagai penyakit dan dapat meningkatkan kekuatan fisik.
Keterakaitan H.R An-Nasai dengan penelitan bahwa berenang adalah
gerakan sewaktu bergerak di udara. Berenang biasanya dilakukan tanpa
menggunakan perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk
rekreasi atau olahraga. Berenang disini bukan hanya tekstualnya saja, tetapi secara
secara kontekstual berenang berarti “bergerak”salah satu kunci agar tetap hidup
adalah terus bergerak. Seperti dalam hal berkuda biasanya dilakukan saat rekreasi,
latihan seni atau budaya dan olahraga. Olahraga menunggangi kuda merupakan
latihan bergerak cepat. Banyak bergerak dapat meningkatkan kekuatan fisik dan
memperlampat degenerasi. Kemudian dalam memanah suatu kegiatan
menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Memanah digunakan
untuk berburu dan berkembang menjadi senjata dalam pertempuran dan kemudian
sebagai olahraga ketepatan. Memanah yang dimaksud adalah “mempunyai dan
mengenai target” hal tersebut merupakan tujuan utama yang harus dicapai dalam
69
memanah, seperti halnya dalam tujuan pemberdayaan lansia melalui senam yaitu
meningkatkan kualitas fisik lansia agar lansia semakin mandiri dan produktif.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan serta keterbatasan di
dalamnya, diantaranya keterbatasan dalam penelitian pustaka ini adalah artikel
yang dijadikan sebagai referensi yang memenuhi syarat dari kriteria inklusi dan
ekslusi masih kurang, terbatasnya sumber database yang berindeks baik nasional
dan internasional juga masih kurang
D. Implikasi Penelitian
Implikasi dari hasil penelitian ini yang telah diperoleh dapat dimanfaatkan
dalam berbagai bidang, diantaranya:
1. Pelayanan keperawatan
Pada penelitian ini bagi pelayanan keperawatan dimasyarakat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada lansia yaitu dengan memberdayakan
lansia, memperdayakan lansia dengan cara melakukan senam dapat
memberikan manfaat diantaranya meningkatnya kualitas fisik. Dengan adanya
kegiatan ini lansia dapat menyampaikan seluruh fikiran, perasaan dan masalah
yang sedang dialaminya sehingga mereka akan mendapatkan penguatan serta
motivasi jika, kualitas fisik lansia meningkat lansia lebih bisa mandiri,
produktif dan aktif dalam kesehariannya.
70
2. Bagi pendidikan
Pnenelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam ilmu pengetahuan,
khususnya terkait dalam ilmu keperawatan di departeman keperawatan
komunitas keluarga dan gerontik, komunitas, dan keluarga, serta dapat
dijadikan sebagai bahan bagi peneliti selanjutnya.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis Literatur Review atau lazim juga disebut dengan Studi
Literatur dari 7 artikel yang telah dianalisis dan yang telah dilakukan oleh penulis
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang erat antara pemberdayaan
lansia terhadap peningkatan kualitas kesehatan lansia melalui senam.
Pemberdayaan melalui intervensi senam sangat dibutuhkan dalam mengatasi
permasalahan yang dialami oleh lansia. Dengan pemberdayaan dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia khususnya pada kondisi kesehatan fisik lansia.
B. Saran
1. Bagi perkembangan penelitian
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan
mampu menambah pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan
pemberdayaan lansia melalui intervensi senam lansia dan diharapkan
pemberdayaan lansia dengan melalui intervensi senam lansia ini agar dapat
diupayakan mengingat bahwa peningkatan jumlah lansia yang semakin
meningkat dan dapat dilakukan rutin setiap hari.
72
2. Bagi masyarakat atau lanjut usia
Bagi lansia yang telah memasuki masa penuaan dapat melakukan
pengupayaan atau pencegahan dengan melakukan senam secara rutin untuk
meningkatkan kualitas kesehatan di usia lanjut.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Asis. 2017. “Efektivitas Program Day Care Servive Terhadap Pelayanan Sosial Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa.” Keperawatan UIN Alauddin Makassar.
Abdurrasyid et al. 2020. “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mencegah Terjadinya Neuropati Perifier Melalui Senam Kaki Pada Lansia Tahun 2020.” Digilib.Esaunggul.Ac.Id 7(1). https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-17563-11_0348.pdf.
Abu ‘Abd al-Rahman al-Nasa’I, al-Sunan al-Kubra, jilid 8 (Cet.I; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 2001), h. 176
Adu, Margaritha. 2019. “Pemberdayaan Lansia Pada Program Senam Produktif Dusun Sidoluhur, Kecamatan Godean, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Adref, F., Syahrul, S., & Saleh, A. (2019). Intervensi Untuk Meningkatan Status Nutrisi Pasien Hemodialisa: Systematic Review. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(2), 40–46.
Afrizal, Afrizal. 2018. “Permasalahan Yang Dialami Lansia Dalam Menyesuaikan Diri Terhadap Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangannya.” Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam 2(2): 91.
Alquranul Karim. Departemen Agama RI. Jakarta : DarusSunnah, 2019.
Agnesia, Auditya, Damajanty H C Pangemanan, and Hedison Polii. 2021. “Pengaruh Senam Yoga Terhadap Kualitas Tidur Dan Fungsi Kognitif Pada Lansia.” 9(2): 192–200.
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 3(1): 30–36.
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS Sulawesi Selatan. Proyeksi penduduk kelompok umur 2019-2018. Badan Pusat Statistik. 2020
Bintang, Siti Sarah, Novi Wulandari Tinambunan, Miftahul Zannah, and Isidorus Jehaman. 2020. “Otot Dan Kecepatan Berjalan Pada Lansia di Desa Sionom Hudon Selatan Tahun 2020 Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Jl . Sudirman No . 38 Lubuk Pakam Kab . Deli Serdang Giving Elderly Gymnastics Against Improvement of Fitness and Flexibility and of Ex.” 3(1).
Cut Rahmiati, and Tjut Irma Zurijah. 2020. “Pengaruh Senam Lansia Terhadap
74
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi.” Penjaskesrek Journal 7(1): 15–28.
Darsini, M Zainul arifin. 2017. “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemandirian Activity Daily Living (ADL) Pada Lansia.” jurnal keperawatan.
Defri Mulyana, Juhrodin, Dwi Yulia N M. 2019. “Pemberdayaan Lansia Produktif, Aktif, Dan Sehat, Program Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Pelatihan Senam Yoga Di Dusun Sindang Kalangon Dan Dusun Lengkongsari Kec. Sukamantri Kab. Ciamis.” Jurnal Pengabdian Siliwangi Volume 5 , Nomor 1 , Tahun 2019 P-ISSN 2477-6629 5(2477–6629): 16–18.
Destiara. 2013. “Hubungan Pengetahuan Dan Riwayat Hipertensi.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.
Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. deepublish.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2019. “Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah.”
Dr.Risna, S.KM., S.Kep., Ns., M.Kes. 2021. Falsafah Dan Keperawatan Dalam Integrasi Keilmuan.
Farid Fatkhurroji, Siti Munawaroh, Cholik Harun Rosjidi. 2018. “Hubungan Senam Lansia Dengan Kualitas Tidur Lansia.” Health Sciences Journal 2 (1), 1–1.
Indarwati, & Tri, J. R. (2014). Peranan Pekerja Sosial Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (Lansia) Di Unit Rehabilitasi Sosial Purbo Yuwono Brebes. Journal of Non Formal Education and Community Empowerment, 2(3), 23–28.
Ilyas, Azizah Nurul Karohmah. 2017. “Peran Posyandu Lansia Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Sejahtera Kelurahan Pasirmuncang.” Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus) 2(2).
Kemenkes RI. 2019. “Policy Paper Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju Lanjut Usia Aktif (Active Ageing).” Analisis Determinan Kesehatan: 1–38. www.padk.kemkes.go.id.
Kemenkes RI. 2016. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ISSN 2442-7659.
Kemenkes RI. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
Kemensos. 2018. Integrasi Layanan Rehabilitasi Sosial.
75
Kementerian Kesehatan RI. 2017. “Situasi Lansia Di Indonesia Tahun 2017: Gambar Struktur Umur Penduduk Indonesia Tahun 2017.” Pusat Data dan Informasi: 1--9.
Kholifah, Siti Nur. 2016. Keperawatan Gerontik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kusumawardani, Dian, and Putri Andanawarih. 2018. “Peran Posyandu Lansia Terhadap Kesehatan Lansia Di Perumahan Bina Griya Indah Kota Pekalongan.” Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal 7(1): 273–77.
M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al-Mishbah.
Muhammad Zubaili, Afrida jayanti, Alfatur, Rahmi, Wildan Akbar. 2019. ASMARA Ayo Sehat Bersama Para Lansia. Bandung: Syiah Kuala Universty Pres.
Murniati A.R. 2008. Manajemen Stratejik: Peran Kepala Sekolah Dalam Pemberdayaan. Bndung: Citapustaka Media Perintis.
Naftali, Ananda Ruth, Yulius Yusak Ranimpi, and M. Aziz Anwar. 2017. “Kesehatan Spiritual Dan Kesiapan Lansia Dalam Menghadapi Kematian.” Buletin Psikologi 25(2): 124–35.Pada, Kecemasan, Pasien Pre, Operasi Di, and Rsud Kota. “Jurnal Keperawatan.” : 40–46.
Nuraisyah, F., Nurfita, D., & Ariyanto, M. E. (2017). Efektifitas Pemberdayaan Lansia Untuk. Jurnal Pemberdayaan, 1(2), 301–306.
Nurdianningrum, B., and Y. Purwoko. 2016. “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia.” Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro) 5(4): 587–98.
Nursalam et al. 2020. Pedoman Penyusunan Skripsi - Literature Review Dan Tesis - Systematic Review.
Oktarina, Yosi, Indah Mawarti, and Firnaliza Rizona. 2018. “Pemberdayaan Kader Kesehatan Melalui Pelatihan Senam Kaki Dan Masase Kaki Diabetes Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kaki Diabetes Di Puskesmas Simpang Iv Sipin Kota Jambi.” Medic 1(1): 32–38.
Pelatihan, Program, Senam Lansia, Bugar Slb, and Analisis Situasi. “Usaha Pemberdayaan Lansia Secara Fisik Melalui Program Pelatihan Senam Lansia Bugar (SLB) Oleh: A. Erlina Listyarini FIP Universitas Negeri Yogyakarta.”
Purbantara, Arif, and Mujianto. 2019. “Modul Pemberdayaan Masyarakat.” : 2–7.
Puspitasari, Ramadhani Bondan, and Arsiyah Arsiyah. 2015. “Peran Pemerintah
76
Dalam Pemberdayaan Lanjut Usia Di Kabupaten Sidoarjo.” JKMP (Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik) 3(2): 199.
Reda Alfiani Lukmana, Arif Pristianto, Suparno. 2020. “Pentuluhan Tentang Senam Lansia Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Lansia Posyandu Sehati Pauh Menang.” pengabdian masyarakat multidisiplin 4 No 1.
Puspitawati, Heren. 2018. No TitleEkologi Keluarga Konsep Dan Lingkungan Keluarga. Jakarta: IPB Press.
Sasmito, Lulut, Riza Umami, Poltekkes Kemenkes, and Malang Indonesia. 2019. “Medical Chekup Di Lingkungan Perumnas Patrang.” 3(1): 22–31.
Sataloff, Robert T, Michael M Johns, and Karen M Kost. “Keperawatan Gerontik.”
Siyoto, Abdul Muhith dan Sandu. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Siyoto, Sandu. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. ed. Ayup. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Supriadi, S.Ag., M.Pd. 2015. “Lanjut Usia Dan Permasalahannya.” Jurnal PPKn & Hukum 10(2): 84–94.
Suyanto, Febriyati Dan. 2017. “Pemberdayaan Lansia Melalui Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia (Bkl) Mugi Waras Di Kabupaten Sleman.” Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan 1(1): 207.
Soni Hendra Sitindion, Rian Yuliana. 2018. “Pengaruh Senam Lansia Dengan Kualitas Hidup Di Lembaga Kesejahteraan Lansia.” jurnal keperawatan Vol.8 No.1.
Widayati, Dhina, and Desa Darungan. 2018. “Pemberdayaan Lansia Dalam Pencegahan Stroke Dengan Metode Health Promotion , Demonstrasi Dan.” : 71–75.
Yenni Ferawati Sitanggang dkk. 2021. “Keperawatan Gerontik.” In , 145.
Zedadra, Ouarda et al. 2019. “Title.” Sustainability (Switzerland) 11(1): 1–14._Sistem_Pembetungan_Terpusat_Strategi_Melestari.
78
Lampiran I
Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Sectional Qualitative Research
Peninjau : Tanggal :
Penulis : Tahun :
Catat Nomor :
Penilaian keseluruhan : Termasuk Mengecualikan Cari info lebih lanjut
Komentar termasuk alasan pengecualian
NO PERTANYAAN YA TDK TDK JELAS
TDK DAPAT DIJELASKAN
1 Apakah Kesesuaian antara perspektif filosofi yang dikemukakan dan metodologi penelitian?
2 Apakah kesusaian antara metodologi penelitian dan pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian?
3 Apakah ada kesesusian antara metodologi penelitian dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data?
4 Apakah kesesuaian antara metodologi penelitian dengan refresentasi dan analisis data?
5 Apakah ada kesesuaian anatara metodologi penelitian dan interfrestasi hasil?
6 Adakah pertanyaan yang menempatkan penelitian antara budaya atau teoritis?
7 Apakah pengaruh penelitian terhadap penelitian, dan sebaliknya, di bahas?
8 Apakah partisipan dan suara mereka, cukup terwakili?
9. Apakah penelitian tersebut etis menurut kriteria saat ini atau, untuk penelitian terbaru, dan adakah bukti persetujuan etis oleh badan yang sesuai?
10 Apakah kesimpulan yang ditarik dalam laporan penelitian mengalir dari analisis, atau interprestasi data?
79
Lampiran II
Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Studi Quasi-Experimental
Peninjau : Tanggal :
Penulis : Tahun :
Catat Nomor :
Penilaian keseluruhan : Termasuk Mengecualikan Cari info lebih lanjut
Komentar termasuk alasan pengecualian
NO PERTANYAAN YA TDK TDK JELAS
TDK DAPAT DIJELASKAN
1 Apakah jenis dalam penelitian apa penyebab dan apa efeknya (yaitu tidak ada kebingungan tentang variabel mana yang lebih dulu)?
2 Apakah peserta yang termasuk dalam perbandingan serupa?
3 Apakah para peserta dimasukkan dalam perbandingan yang menerima pengobatan/perawatan yang serupa, selain paparan atau intervensi yang diteliti?
4 Apakah ada kelompok kontrol?
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari hasil sebelum dan sesudah intervensi/pengumpulan/
6 Adakah tindak lanjut lengkap dan jika tidak, apakah perbedaan antara kelompok dalam hal tindak lanjut mereka di jelaskan dan di analisis secara memadai?
7 Apakah hasi dari peserta termasuk dalam setiap perbandingan yang diukur dengan cara yang sama ?
8 Apakah hasil di ukur dengan cara yang andal?
9. Apakah penggunaan statistik yang benar?
80
Lampiran III
Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Studi Kontrol Kasus
Peninjau : Tanggal :
Penulis : Tahun :
Catat Nomor :
Penilaian keseluruhan : Termasuk Mengecualikan Cari info lebih lanjut
Komentar termasuk alasan pengecualian
Lampiran Hasil Penelitian
PERTANYAAN YA TDK TDK
JELAS TDK DAPAT
DIJELASKAN 1 Apakah kelompok kontrol yang dipilih
sesuai kasus dan berdasarkan karakterisitik yang telah ditentukan ?
2 Apakah peserta (kelompok) kasus dan kontrol memenuhi syarat dalam studi kasus ?
3 Apakah kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi kasus dan kontrol sesuai ?
4 Apakah metode yang digunakan jelas digambarkan, apakah validitas dan realibilitasnya jelas ?
5 Apakah kelompok kasus dan kontrol diukur dengan cara yang sama?
6 Apakah faktor perancu diidentifikasi?
7 Apakah strategi untuk menghadapi faktor perancu dijelaskan?
8 Apakah hasil dinilai dalam standar valid untuk case dan kontrol?
9 Apakah periode percobaan dilakukan dalam waktu yang lama atau dalam waktu yang singkat?
10 Apakah analisis statistik yang digunakan sesuai?
81
Lampiran 1
Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Sectional Qualitative Research
Peninjau : Tanggal :
Penulis : Tahun :
Catat Nomor :
No. Pertanyaan Jurnal (1) (3) (4) (5) (6)
1. Apakah kesesuain antara perspektif filisofi yang dikemukakan dan metode penelitian?
√ √ √ √ √
2. Apakah kesesuaian antara metodologi penelitian dan pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian?
√ √ - √ -
3. Apakah ada kesesuaian antara metodologi penelitian dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data?
√ √ - - √
4. Apakah kesesuain antara metodologi penelitian dengan refresentasi dan analisis data?
√ √ - - √
5. Apakah ada kesesuaian antara metodologi penelitian dan interfrestasi hasil?
√ √ √ √ √
6. Apakah pertanyaan yang menempatkan penelitian antara budaya dan teoritis?
- - - - -
7. Apakah pengaruh penelitian terhadap penelitian, dan sebaliknya, di bahasa?
√ √ √ √ √
8. Apakah partisipan dan suara mereka, cukup terwakili?
√ √ √ √ √
9. Apakah penelitian tersebut etis menurut kriteria saat ini atau, untuk penelitian terbaru, dan adakah bukti persetujuan etis oleh badan yang sesuai?
√ √ √ √ √
10. Apakah kesimpulan yang ditarik dalam laporan penelitian mengalir dari analisis, atau interprestasi data?
√ √ √ √ √
Penilaian keseluruhan : Termasuk Mengecualikan Cari info lebih lanjut
Komentar termasuk alasan pengecualian
82
Lampiran II Daftar Periksa Penilaian Kritis JBI untuk Studi Quasi-Experimental
Peninjau : Tanggal :
Penulis : Tahun :
Catat Nomor :
No. Pertanyaan Jurnal Jurnal 2 7
1. Apakah jenis dalam penelitian apa penyebab dan apa efeknya (yaitu tidak ada kebingungan tentang variabel mana yang lebih dulu)?
√ √
2. Apakah peserta yang termasuk dalam perbandingan serupa?
√ √
3. Apakah para peserta dimasukkan dalam perbandingan yang menerima pengobatan/perawatan yang serupa, selain paparan atau intervensi yang diteliti?
√ √
4. Apakah ada kelompok kontrol? - - 5. Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi/pengumpulan?
√ √
6. Adakah tindak lanjut lengkap dan jika tidak, apakah perbedaan antara kelompok dalam hal tindak lanjut mereka di jelaskan dan di analisis secara memadai?
- -
7. Apakah hasi dari peserta termasuk dalam setiap perbandingan yang diukur dengan cara yang sama ?
√ √
8. Apakah hasil di ukur dengan cara yang andal?
√ √
9. Apakah penggunaan statistik yang benar?
√ √
Penilaian keseluruhan : Termasuk Mengecualikan Cari info lebih lanjut
Komentar termasuk alasan pengecualian
85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Israwati, lahir di Jeneponto pada tanggal 02 September 1999.
Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari
pasangan bapak Agus Salim dan ibu Nuraeni. Penulis mulai
mengikuti Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2006 di SD
83 Parappa dan selesai pada tahun 2011, kemudian melanjutkan Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Model Jeneponto dan lulus pada tahun
2014, kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3
Model Jeneponto dan lulus pada tahun 2017. Setelah itu melanjutkan pendidikan
di Perguruan Tinggi di salah satu Universitas di Makassar yaitu Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, penulis mengambil pendidikan Strata (S1) Program
Studi Keperawatan yang Alhamdulillah dengan usaha dan do’a tahun ini
mengantarkan penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata satu (S1).