pemberdayaan perempuan melalui pelatihan menyulam

56
1 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MENYULAM PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) ANEKA SULAM KELURAHAN GUNUNG SULAH KECAMATAN WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Dakwah Oleh INDAH MAULIDA NPM: 1641020129 Jurusan: Pengembangan Masyarakat Islam FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H / 2020 M

Transcript of pemberdayaan perempuan melalui pelatihan menyulam

1

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MENYULAM

PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) ANEKA SULAM

KELURAHAN GUNUNG SULAH KECAMATAN WAY HALIM

KOTA BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1

dalam Ilmu Dakwah

Oleh

INDAH MAULIDA

NPM: 1641020129

Jurusan: Pengembangan Masyarakat Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H / 2020 M

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MENYULAM

PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) ANEKA SULAM

KELURAHAN GUNUNG SULAH KECAMATAN WAY HALIM

KOTA BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Dakwah

Oleh

INDAH MAULIDA

NPM: 1641020129

Jurusan: Pengembangan Masyarakat Islam

Pembimbing I : Dr. Faizal, S.Ag, M. Ag

Pembimbing II : H. Zamhariri, S.Ag, M.Sos.I

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H /2020 M

ABSTRAK

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MENYULAM

PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) ANEKA SULAM

KELURAHAN GUNUNG SULAH, KECAMATAN

WAY HALIM, KOTA BANDAR LAMPUNG

OLEH :

INDAH MAULIDA

NPM : 1641020129

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan proses dan hasil

Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam di Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way

Halim, Kota Bandar Lampung. Banyak perempuan yang tidak berdaya untuk

dapat mendukung kemajuan dirinya sendiri. Keterbatasan peran perempuan ini

juga disebabkan karena kurangnya kemampuan perempuan dalam pendidikan,

sosial dan ekonomi. Kekurangan yang mereka miliki menyebabkan mereka tidak

bisa berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan pihak luar untuk dapat

menyadarkan dan mengajarkan mereka untuk dapat membuat mereka berdaya dan

keluar dari keterbatasannya. Mereka memerlukan pendampingan secara bersama

sama melalui kelompok salah satunya melalui Kelompok Usaha Bersama.

Kelompok Usaha Bersama adalah kelompok usaha binaan Departemen Sosial

yang dibentuk dari beberapa keluarga Binaan Sosial untuk melaksanakan kegiatan

Usaha Ekonomi Produktif dan Usaha Kesejahteraan Sosial dalam rangka

meningkatkan kemandirian untuk mewujudkan kesejahteraan sosial anggotanya.

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Proses dan Hasil

Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam di Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Aneka Sulam. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan

(Field Research), Penelitian ini bersifat kualitatif. Sumber data dalam penelitian

ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis

dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pemilihan partisipan (sample) bersumber

dari jumlah keseluruhan parisipan (populasi) berjumlah 11 orang terdiri dari 1

pendamping dan 10 anggota KUBE. Hasil dari penelitan ini menyatakan bahwa

KUBE Aneka Sulam telah menjalankan proses pelatihan yang memberdayakan,

kepada anggota KUBE Aneka Sulam melalui pelatihan menyulam dan

memberikan hasil yang baik dengan menciptakan perempuan yang memiliki

keahlian menyulam yang mampu menciptakan karya sendiri sehingga mampu

menambah pendapatan dan mampu membantu meningkatkan perekonomian

keluarga.

Kata Kunci : Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam Pada

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan

cinta kasih, perhatian serta memberi motivasi selama penulis menuntut ilmu.

1. Ayahandaku Amirudin dan Ibundaku Rosana, tercinta yang telah

membesarkanku dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan keikhlasan,

yang tak henti-hentinya mendoakanku. Terimakasih untuk semua

pengorbanan yang telah Ayah dan Ibu berikan demi kesuksesanku, semoga

skripsi ini menjadi salah satu hadiah indah untuk Ayah dan Ibu. Semoga

apa yang telah Ayah dan Ibu lakukan akan diberikan balasan Surga oleh

Allah SWT, Aamiin..

2. Kakakku Ida Lestari, Adikku Akbar Nur Ramadhan dan Adikku Kayla

Amira Zahra serta Seluruh Keluarga Besar Alm. Bapak Hasan dan Alm.

Bapak Ali Raye yang telah membantu dan memberikan dukungan.

3. Kepada Dosen Pembimbingku Bapak Dr. Faizal S.Ag, M.Ag dan Bapak

H. Zamhariri S.Ag, M.Sos.I yang telah membimbingku serta mengarahkan

dalam menyelesaikan skripsi ini dan Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen

yang telah mengajariku ilmu yang bermanfaat.

4. Sahabat-Sahabatku Mila Wahyuni, Andra Lita Utari, Decin, ARSA,

Teman-Teman PMI A dan Teman-Teman Jurusan PMI Angkatan 2016

yang telah berjuang bersama dan saling mendoakan.

5. Masku Heru Widianto yang telah membantu dalam proses penelitian dan

selalu mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

MOTTO

س ه م نف أ ما ب غ ا رو ىم حتى ق ي غ ر ما ب ن لل ي ال

إ.....

Artinya :

“....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Qs. Ar-Ra’d (13):11)

RIWAYAT HIDUP

Indah Maulida, dilahirkan di Bandar lampung 6 Juli 1998. Indah Maulida

adalah putri ke-2 dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Amirudin dan Ibu

Rosana. Pendidikan dimulai dari SDN 1 Ketepang Bandar Lampung dan selesai

pada tahun 2010, SMPN 11 Bandar Lampung seelesai pada tahun 2013, SMAN 6

Bandar Lampung selesai pada tahun 2016. Kemudian Pada tahun 2016

melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Islam Negeri

(UIN) Raden Intan Lampung.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Islam Negeri (UIN)

Raden Intan Lampung Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Bandar Lampung 25 Juni 2020

Yang Membuat,

Indah Maulida

KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah, yang berhak dipuji karena nikmat yang

begitu besar telah diberikan kepada kita semua. Tidak ada sedikit perjuangan pun

yang luput dari pengawasan-Nya, karena Dia-lah yang mengatur jiwa-jiwa kita.

Semoga keberkahan senantiasa tercurahkan kepada kita semua. Sholawat dan

salam selalu kita sanjungkan kepada sang tauladan sejati, pembawa risalah yaitu

Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Semoga kelak kita semua diberikan

syafaatnya dihari kiamat.

Adapun tujuan penulis skripsi ini adalah bentuk Tri Darma Perguruan

Tinggi dibidang penelitian untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1)

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung dan

Alhamdulilah telah menyelesaikannya dengan ketentuan yang ada.

Penulis menyadari bahwa dalam upaya penyelesaian penulisan skripsi ini,

tidak terlepas dari bantuan dan dukungan yang diberikan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H, Khomsarial Romli, M.Si selaku Dekan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. H. Mawardi J, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam serta Bapak H. Zamhariri, S.Ag, M.Sos.I, selaku

seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Raden Intan Lampung.

3. Bapak Faizal, S.Ag, M.Ag selaku Pembimbing I dan Bapak H. Zamhariri,

S.Ag, M.Sos.I, selaku Pembimbing II yang telah sabar memberikan

bantuan, Pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Pegawai Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Raden Intan Lampung.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu dan arahan pada penulis.

6. Pihak perpustakaan pusat dan juga perpusatakaan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan buku buku referensi.

7. Warga di Kelurahan Gunung Sulah, Pendamping KUBE, dan tim KUBE

Aneka Sulam yang telah bersedia memberikan informasi sehingga skripsi

ini terselesaikan.

Akhirnya ungkapan Do’a terucap dengan ikhlas, dan mudah-

mudahan seluruh jasa baik moral maupun material berbagai pihak, dinilai

baik dan membuahkan pahala disisi Allah SWT.

Bandar Lampung, 25 Juni 2020

Penulis

Indah Maulida

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... v

PPENGESAHAN............................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. PenegasanJudul .............................................................................. 1

B. AlasanMemilihJudul ...................................................................... 5

C. LatarBelakang ................................................................................ 5

D. Fokus Penelitian ............................................................................. 12

E. Rumusan Masalah .......................................................................... 13

F. Tujuan Penelitian ........................................................................... 13

G. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 14

H. Metode Penelitian ........................................................................... 14

BAB II PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PELATIHAN

A. Konsep Pemberdayaan Perempuan ............................................. 22

1. Pengertian Pemberdayaan Perempuan ..................................... 22

2. Tujuan Pemberdayaan Perempuan ........................................... 24

3. Tahap-Tahap Pemberdayaan Perempuan ................................. 25

4. Proses Pemberdayaan Perempuan ............................................ 27

5. Interaksi Unsur-Unsur yang mempengaruhi Keberhasilan

Pemberdayaan Perempuan ....................................................... 29

B. PELATIHAN ................................................................................. 30

1. Pengertian Pelatihan Menyulam .............................................. 30

2. Tujuan Pelatihan Menyulam .................................................... 31

3. Proses Pelatihan dalam Pengembangan SDM.......................... 32

C. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ............................................ 34

1. Fungsi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ............................ 34

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 37

BAB III PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN

MENYULAM PADA KUBE ANEKA SULAM

A. Profil KUBE Aneka Sulam .......................................................... 40

1. Sejarah KUBE Aneka Sulam ................................................... 40

2. Pokok Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ...... 41

3. Dasar Pemikiran KUBE Aneka Sulam .................................... 42

4. Maksud, Tujuan, dan Sasaran KUBE Aneka Sulam ................ 43

5. Pengorganisasian KUBE Aneka Sulam ................................... 45

6. Dasar Hukum KUBE Aneka Sulam ......................................... 46

B. Proses dan Hasil Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan

Menyulam pada KUBE Aneka Sulam ....................................... 47

1. Proses Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Menyulam

pada KUBE Aneka Sulam ........................................................ 47

2. Hasil Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Menyulam

pada KUBE Aneka Sulam ........................................................ 53

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI

PELATIHAN MENYULAM PADA KUBE ANEKA SULAM

A. Proses Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Menyulam

pada KUBE Aneka Sulam ............................................................ 56

B. Hasil Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Menyulam

pada KUBE Aneka Sulam ............................................................ 60

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 63

B. Saran.............................................................................................. 66

C. Penutup ......................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xvi

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ xix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kewilayahan Kelurahan Gunung Sulah ............................. 40

2. Tabel 2 Hasil Produksi Anggota KUBE Aneka Sulam ................... 55

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Pedoman Observasi

3. Surat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

4. Surat Keputusan Judul Skripsi

5. Surat Keterangan Penelitian dari Kelurahan Gunung Sulah

6. Kartu Hadir Munaqosa

7. Kartu Konsultasi

8. Foto Kegiatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul adalah hal yang penting dari sebuah karya ilmiah, judul akan

menunjukan gambaran mengenai seluruh isi skripsi. Untuk mencegah kesalahan

dalam memahami judul skripsi ini, penulis akanmenguraikan beberapa istilah

penting yang terdapat dalam skripsi yang berjudul“Pemberdayaan Perempuan

melalui pelatihan menyulam Pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka

Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar

Lampung.”

Berikut ini beberapa istilah yang terkandung dalam judul. Pemberdayaan

secara etimologis berawal dari kata dasar “Daya” yang artinya kekuatan atau

kemampuan.1Pemberdayaan (empowerment), berasal dari kata power yaitu

kekuasaan atau keberdayaan. Pemberdayaan menunju kepada kemampuan

individu, terutama pada kelompok lemah dan rentan hingga mereka mempunyai

kemampuan atau kekuatan dalam: a.mencukupi kebutuhan pokoknya hingga

memiliki kebebasan, dalam artian tidak hanya bebas berpendapat, namun juga

bebas dari kekurangan pangan, bebas dari kebodohan, bebas dari rasa sakit, b.

menjangkau sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat

meningkatkannya pendapatannya dan mendapatkan barang dan jasa yang mereka

1 Ambar Tegu Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, (Yogyakarta :

Gava Media, 2017),h. 77

butuhkan, dan c. Ikut berpartisipasi pada proses pembangunan dan ikut andil

dengan keputusan yang akan mempengaruhi mereka.2

Ginanjar Kartasasmita menyatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya

membangun daya dengan cara memotivasi, mendorong dan membuat bangkit

kesadaran tentang potensi yang akan dimiliki serta berusaha

untukmengembangkan dengan memperkuat bakat atau potensi yang dimiliki oleh

masyarakat.3 Pemberdayaan menurut Person menekankan pada orang yang

mendapatkan pengetahuan, keterampilan serta kekuasaan yang cukup untuk

mampu mempengaruhi kehidupan untuk dirinya dan kehidupan orang lain yang

menjadi perhatiannya. 4Pemberdayaan menurut penulis adalah upaya pemberian

kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri

masyarakat dalam menentukan masa depan mereka sendiri.

Menurut Prijono dan Pranaka Pemberdayaan Perempuan adalah suatu

proses kesadaran dan pembentukan kapasitas terhadap partisipasi yang lebih

besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar dan

tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar

antara perempuan dan laki-laki.5 Pemberdayaan Perempuan menurut penulis

adalah serangkaian usaha yang dilakukan untuk menjadikan perempuan menuju

ke keadaan yang lebih baik dan lebih berdaya untuk mampu mengolah dan

mengembangkan potensi yang dimiliki. Pemberdayaan perempuan dalam skripsi

2Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), h. 57-58 3Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyar: Memadukan Pertumbuhan Dan

Pemerataan, (Jakarta: PT Pustaka Cidesindo, 1996), h. 145 4Oos M, Nawas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, (Bandung: Alfabeta, 2013),h.49

5Prijon dan Pranaka, Pemberdayaan:konsep,kebijakan dan implementasi, (Jakarta : CSIS,

1996).

ini adalah upaya para perempuan yang berada di KUBE Aneka Sulam untuk

meningkatkanpengetahuan dan keterampilan yangdilakukan dengan pelatihan

menyulam.

Pemberdayaan perempuan juga dilakukan sebagai upaya untuk

memperoleh kontrol dan akses terhadap dirinya dan kehidupan sekelilingnya

sehingga perempuan mampu meningkatkan rasa percaya diri untuk dapat berperan

dan berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang ada, sehingga dapat

membangun konsep diri dan kemampuan keterampilan bagi perempuan di

kelompok Aneka Sulam.

Pelatihan adalah suatu proses melatih atau perkerjaan untuk menyiapkan

peserta pelatihan untuk mengambil tindakan tertentu dan membantu peserta untuk

memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengetahuan dan

keterampilan, proses pelatihan juga harus bersifat menyeluruh.6Menyulam

merupakan suatu keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengembangkan

kreativitas untuk membuat media kerajinan yang berbentuk gambar-gambar atau

pola-pola yang terdapat pada kain sebagai suatu penghias dan memberikan

keindahan diantara sisi kain, menyulam adalah suatu kegiatan yang

menguntungkan dan menyenangkan.7

Pelatihan menyulam menurut penulis adalah kegiatan yang dibuat untuk

mengembangkan kemampuan manusia melalui berbagai rangkaian kegiatan

penelitian dan pengkajian juga suatu proses belajar yang terencana tentang

keterampilan menyulam. Pelatihan Menyulam dalam skripsi ini adalah kegiatan

6Hasan Basri dan Rusdiana, Managemen Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2015),h. 28 7Ida Yuliati, Panduan Lengkap Sulam, (Jakarta: Tiara Aksa, 2011),h. 10

untuk meningkatkan keahlian anggota KUBE Aneka Sulam mengenai

keterampilan menyulam.Ini dilakukan melalui beberbagai upaya untuk membantu

mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan agar dapat

melaksanakan tugas, baik untuksekarang maupun di masa depan. Berati bahwa

pelatihan menyulam ini dapat menjadi sarana yang berguna untuk memperbaiki

masalah kemampuan kerjaorganisasi, seperti efesiensi, evektifitas serta

produktivitas.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah bentuk suatu kelompok yang

anggotanya terdiri dari 7 sampai 15 orang dan maksimal mencapai 100

orang.8Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam adalah suatu kelompok

menyulam yang terletak di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim,

Kota Bandar Lampung Kelompok ini terdiri dari kumpulan ibu ibu yang dilatih

untuk mandiri dengan pelatihan menyulam.

Berdasarkan pengertian istilah-istilah diatas, maka yang penulis maksud

mengenai Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam Pada

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah

Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung adalah suatu usahaPelatihan

Menyulam yang dilakukan di KUBE Aneka SulamKelurahan Gunung Sulah

Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampungdalam upaya Pemberdayaan

Perempuan guna menciptakan perempuan yang berdaya dengan memiliki keahlian

menyulam dan mempunyai kretifitas sehingga perempuan menjadi lebih produktif

dan mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

8Joyakin Tampubolon, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendekatan Kelompok : Kasus

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Pendekatan Kelompok Usaha Bersama, (Bogor:

Disertasi Institut Pertanian, 2006)

B. Alasan Memilih Judul

1. Perempuan sebagai salah satu elemen masyarakat yang mempunyai

peranan cukup signifikan dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.

Namun kenyataannya, masih banyak perempuan belum menyadari potensi

dan peluang yang dimilikinya. Oleh karena itu pelatihan diperlukan untuk

menjadikan perempuan berdaya yang memiliki keahlian sehingga dapat

berguna untuk dirinya dan juga orang lain.

2. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) ANEKA SULAM ini sebagai wadah

pemberdayaan bagi perempuan di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan

Way Halim Kota Bandar Lampung. Dengan memberikan pengetahuan

tentang berbagai jenis sulaman dan pelatihan mengenai cara menyulam

dengan baik agar dapat menjadi perempuan cerdas, perempuan terampil

dan perempuan berdaya.

3. Penelitian ini dapat dilakukan mengingat tersedianya data, tempat yang

strategis, dan sarana penelitian yang tersedia.

C. Latar BelakangMasalah

Perempuan Indonesia mempunyai potensi untuk mendukung kemajuan

bangsa Indonesia kedepan. Namun saat ini perempuan di indonesia masih identik

dengan perkerjaan domestik di dalam rumah. Peran perempuan yaitu sebagai

seorang istri dan ibu rumah tangga yang berkewajiban terhadap semua kegiatan

rumah tangganya.9Aktivitas perempuan utamanya adalah memelihara rumah

9Suwarno, Teori Sosiologi (Bandar Lampung: Unila Press, 2012), h.141

tangganya, membuat bahagia suaminya, dan menciptakan keluarga yang penuh

cinta, tentram, dan damai.10

Keterbatasan peran perempuan ini juga disebabkan karena kurangnya

kemampuan perempuan dalam pendidikan, sosial dan ekonomi. Kebutuhan yang

semakin meningkat apabila tidak disesuaikan dengan peningkatan pendapatan

maka akan mengakibatkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok

sehingga dapat mengakibatkan munculnya masalah ekonomi, dan menjadi

penyebab kemiskinan. Kemiskinan merupakan problema kemanusiaan yang

menghambat kesejahteraan dan peradaban.11

Kemiskinan hadir akibat adanya

perbedaan kemampuan, kesempatan dan sumberdaya yang dimiliki.12

Perempuan dalam perspektif sosial tidak memiliki batasan dalam

melakukan kegiatan, karena perempuan dapat ikut berperan aktif dalam kehidupan

bermasyarakat. Keberadaan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat sudah

diakui bahwa keberadaanya sama penting dengan laki-laki dan mempunyai hak

yang sama. Namun kurangnya pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki kaum

perempuan seringkali menyebabkan perempuan menjadi kurang berdaya sehingga

tidak mampu mengolah dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Perempuan

sesungguhnya berpotensi untuk produktif dan berpotensi untuk memproduksi

sesuatu yang bernilai ekonomis sehingga dapat berdampak meningkatkan

perekonomian keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.

10

Mia Siti Aminah, Muslimah Karier, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Gratama, 2010), h.57 11

Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, (Bandung: Alfabeta,

2009),h.14 12

Indra Maipita, Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan, (Yogyakarta: UPP

STIM YKPN, 2014), h.1

Keterlibatan perempuan dalam ekonomi sudah seharusnya dapat

diperhitungkan dengan meningkatkan kemampuan dan memberikan wewenang

kepada perempuan untuk lebih berdaya. Dengan kata lain perempuan

membutuhkan kemampuan untuk dapat mengaktualisasikan kewenangan yang

dimiliki.13

Dalam Islam perempuan juga memiliki hak atas harta kekayaannya sendiri

dan mempunyai bagian dari yang telah mereka usahakan, artinya perempuan juga

diperbolehkan untuk berusaha membantu perekonomian keluarga dengan

melakukan berbagai usaha yang positif dan tidak melupakan perannya di dalam

keluarga yaitu sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu. sehingga perempuan

bisa memiliki pendapatan dari hasil usahanya dan pendapatannya dapat digunakan

untuk membantu perekonomian keluarga.

Sepertidalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat32 :

Artinya : dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan

Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena)

bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan

bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan

mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui segala sesuatu.

Islam sebenarnya memberi jaminan penuh terhadap wanita dalam

kepemilikan harta dan perkerjaan, juga memperbolehkan perempuan dapat

berkarya asalkan perkerjaanya baik dan tidak melupakan kewajiban dan tugas

tugas wajib yang dimiliki sebagai seorang perempuan.

13

Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2015), h.12

Perempuan-perempuan yang tidak mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang cukup untuk mengembangkan dirinya memerlukan bantuan

dari pihak lain untuk membantu mengarahkan dan membantu mengembangkan

kemampuan yang dimiliki. Pihak yang mampu membantu kegiatan program

pemberdayaan adalah lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang memiliki fungsi

untuk membantu perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan dari awal

mengumpulkan masyarakat, menyusun rencana, melaksanakan pelatihan,

penguatan kapasitas, dan mengembangkan secara partisipatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Meguan Sari pada Tahun 2018 dapat

penulis simpulkan bahwa pengembangan merupakan desain guna pengembangan

skill atau potensi masyarakat, agar mampu memberikan perubahan bagi

masyarakat baik sosial maupun ekonomi. Pada dasarnya KUBE adalah wadah

kelompok atau organisai masyarakat, guna dapat meningkatkan ekonomi,

kesejahteraan sosial. Masyarakat yang mulanya tidak mempunyai keterampilan

dan pengetahuan setelah diberikan keterampilan dengan belajar sambil berkerja

atau magang, masyarakat yang telah magang di KUBE ini tetap diberi pembinaan

untuk tindak lanjutnya dan dibantu dalam menjual hasil yang telah dibuat oleh

masyarakat.14

14

Meguan Sari, Pengembangan Life Skill Oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Usaha

Jaya Desa Kagungan Ratu Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, (Lampung : Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan,

2018)

Penelitian yang dilakukan oleh Husnul Fadli pada Tahun 2019

mengatakan bahwa Pemberdayaan yang memiliki titik fokus kaum Perempuan

dengan usaha kelompok mandiri pembuat tas tali packing yang di naungi lembaga

sosial Usaha Kelompok Mandiri menekankan bahwasanya orang mendapatkan

pengetahuan, keterampilan, dan kekuasaan yang cukup. Yang akhirnya hasil dari

keseluruhan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan bekerjasama tersebut

menjadi modal untuk memecahkan masalah terutama dapat mencukupi kebutuhan

dalam kehidupanrumah tangga.15

Berdasarkan beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang telah penulis

paparkan maka penelitian ini memiliki beberapa kesamaan penelitian diantaranya

adalah semuanya melaksanakan penelitian dengan menekankan pemberdayaan

untuk kaum perempuan melalui pelatihan dengan upaya untuk memperbaiki hidup

agar para perempuan memiliki kehidupan yang lebih baik dan sejahtera guna

dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

Beberapa penelitian yang sudah dilaksanakan untuk memberdayakan para

perempuan bisa menjadi acuan dan gambaran untuk memberdayakan masyarakat.

Namun belum terdapat yang secara khusus membahas tentang pemberdayaan

perempuan melalui pelatihan menyulam. Yang manjadi pembeda penelitian ini

dengan penelitian yang terdahulu adalah objek penelitiannya. Didalam penelitian

ini penulis menjadikan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam

15

Husnul Fadli, Pemberdayaan Perempuan Melalui Usaha Kelompok Mandiri Pengrajin

Tas Tali Packing Kampung Suka Karya Kelurahan Way Gubak Kecamatan Sukabumi Kota

Bandar Lampung, (Lampung : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2019)

Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung sebagai

objek penelitiannya.

Berbagai program sudah dilakukan untuk memberdayakan kaum

perempuan. Salah satu lembaga yang berfungsi untuk memberdayakan

masyarakat adalah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam yang

menjadi wadah bagi para perempuan kurang mampu di Kelurahan Gunung Sulah,

Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung untuk mengembangkan dirinya

dengan dilatih juga diberikan pengetahuan mengenai keterampilan menyulam,

Sehingga mampu meningkatkan keterampilan, pengetahuan serta dapat membantu

meningkatkan perekonomian keluarga.

Sebagai Perempuan yang tidak mampu untuk berdaya sebagian besar

termasuk kedalam kategori keluarga kurang mampu seperti yang terjadi pada

beberapa perempuan yang berada di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way

Halim, Kota Bandar Lampung.Perempuan yang termasuk kedalam keluarga

kurang mampu ini dikumpulkan dalam suatu kelompok yang bernama Kelompok

Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam, kelompok ini terdiri dari 10 orang

anggota. Para kaum perempuan ini tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan

untuk dapat mengembangkan dirinya bereberapa diantaranya berprofesi sebagai

tukang cuci baju keliling. Didalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka

Sulam ini para perempuan dilatih oleh pihak yang terkait mengenai keterampilan

membuat aneka sulaman yang dapat mereka kerjakan untuk lebih produktif. Hasil

kerajinannya pun bisa dijual untuk mendapatkan manfaat ekonomis sehingga

mampu menambah perekonomian keluarga dan dapat mengentaskan kemiskinan.

KUBE merupakan kelompok usaha binaan Departemen Sosial yang

dibentuk dari beberapa keluarga binaan dalam rangka menciptakan kemandirian

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial anggotanya dan memberikan

manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Setiap KUBE memiliki program kerja dan

perannya untuk meningkatkan kemandirian anggotanya. Pembinaan ini berupa

meningkatkan skill atau potensi yang ada pada anggota KUBE. Potensi yang ada

ini berupa pemanfaatan atau pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Keterlibatan dan keikutsertaan anggota akan membantu tercapainya tujuan KUBE.

Pelatihan akan berjalan dengan baik apabila anggota KUBE saling berkerja sama

dan mendukung satu sama lain.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung

Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu

KUBE yang berhasil melakukan upaya Pemberdayaan Perempuan Melalui

Pelatihan Menyulam. Pelatihan menyulam yang dilakukan pada Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Aneka Sulam ini mampu menciptakan hasil perempuan yang

memiliki keahlian menyulam dan mampu menciptakan karya berupa sarung

bantal kursi, tote bag dan juga dompet tapis yang pemasarannya hingga ke seluruh

Provinsi Lampung. Sehingga dapat menambah penghasilan dan membantu

meningkatkan perekonomian keluarga.

Kegiatan pelatihan menyulam ini diikuti oleh seluruh Anggota KUBE

aneka sulam. Saat ini angggotanya sudah memiliki keahlian menyulam dan

mampu membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

Berdasarkan latar belakang yang ada diatas maka penulis tertarik untuk

mengali lebih dalam lagi mengenai “Bagaimana Proses dan Bagimana Hasil

Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam di Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way

Halim, Kota Bandar Lampung?” Pertanyaan tersebut membuat penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul Skripsi Pemberdayaan Perempuan

melalui pelatihan menyulam Pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka

Sulam Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Way Halim Kota Bandar

Lampung.

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini fokus dari penelitian ini dilakukan supaya masalah

dapat difokuskan terlebih dahulu agar tidak terjadi perluasan permasalahan yang

tidak sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini.Maka fokus penilitian ini adalah

proses pemberdayaan perempuan melalui pelatihan menyulam dan hasil pelatihan

menyulam bagi para perempuan pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka

Sulam yang berada di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota

Bandar Lampung.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana Proses Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam di

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah,

Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung?

2. Bagaimana Hasil Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam di

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah,

Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung?

F. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian terhadap suatu permasalahan yang dilakukan tentunya

memiliki tujuan, adapun tujuan penelitian ini adallah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan prosesPemberdayaan Perempuan melalui pelatihan

menyulam di Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan

Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mendeskripsikan hasilPemberdayaan Perempuan melalui pelatihan

menyulam di Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan

Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung.

G. Keguanaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan secara teoritis penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu

memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahuan tentang

Pemberdayaan Perempuan melalui pelatihan menyulam di Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way

Halim, Kota Bandar Lampung.

2. Kegunaan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan

kepada kelompok masyarakat lain, tentang Bagaimana Pemberdayaan

Perempuan melalui pelatihan menyulam khususnya pada Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way

Halim, Kota Bandar Lampung.

H. Metode Penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian sehinggamendapatkan data dan

informasi yang akurat, maka dalam tulisan ini akan menjelaskan metode

penelitian yang digunakn:

1. Pendekatan dan Prosedur Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Kulaitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digambarkan melalui

kata-kata dan kalimat yang dipisah berdasarkan kategori-kategori untuk

memperoleh sebuah kesimpulan. Kualitatif lebih mengutamakan cara kerja

dengan penjabaran hasil penelitian yangdidasarkan penilaian terhadap data-

data yang didapatkan.16

Selain itu penelitian kualitatif merupakan penelitian

dengan menggunakan latar alami yang dimaksudkan untuk menafsirkan

fenomena-fenomena yang ada dan yang telah dilakukan dengan jalanan yang

melibatkan berbagai metode-metode yang ada.17

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan (Field

Research), adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis dan dengan

mendalam, dengan mengangkat data-data dilapangan, sehingga peneliti perlu

untuk terjun langsung kelapangandalam penelitian ini untuk mengumpulkan

data dan fakta dilapangaan yang terjadi secara langsung.18

Didalam penelitian

ini peneliti melakukan observasi, mengumpulkan data dengan melihat

dokumen dokumen yang tersedia dan bertanya langsung kepada pendamping,

ketua, sekertaris, bendahara dan anggota KUBE Aneka Sulam dengan datang

langsung ke lokasi penelitian yang berada di Kelurahan Gunung Sulah,

Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif ini mengenai situasi

dan kejadian, sifat populasi keseluruhan atau daerah-daerah tertentu dengan

mencari informasi-informasi fakta, keadaan sesungguhnya, dan membuat

evaluasi sehingga dapat diperoleh gambaran dengan jelas.19

16

Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),h.19 17

Sanapiah Faisal, Format Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2010) h. 29 18

Cholid Narbuko dan Abu Achmad, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara,

20017), h. 41 19

Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Research, (Bandung, Tarsito, 1995), h.98

Metode deskriptif merupakan metode dalam meneliti status kelompok

manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran dan peristiwa yang terjadi saat ini.

Tujuannya adalah untuk membuat sebuah diskripsi, lukisan atau gambaran

secara sistematis, faktual juga akurat mengenai fakta, sifat serta hubunngan

antar fenomena yang sedang diselidiki.

Didalam penelitian ini, penulis mengemukakakan serta menggambarkan

secara yang sesungguhnya terjadi mengenai Pemberdayaan Perempuan

melalui pelatihan menyulam Pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka

Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar

Lampung.

3. Tempat dan Partisipan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way

Halim, Kota Bandar Lampung. Penelitian ini juga melibatkan ibu Tutik

selaku Pendamping KUBE Aneka Sulam.

Partisipan adalah orang-orang yang bisa memberikan informasi-

informasi yang dibutuhkan.20

Pemilihan partisipan (sample) bersumber dari

jumlah keseluruhan partisipan (populasi). Dalam penelitian ini dengan

mengambil jumlah keseluruhan yang telibat dalam pelatihan menyulam pada

KUBE Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota

Bandar Lampung. Jumlah Partisipan pada penelitian ini total keseluruhan

sebanyak11 orang, terdiri dari 1 pendamping, 3 pengurus dan 7 anggota

20

Muh. Nasir, Metode Penelitian, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005) h. 54.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah,

Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data atau Verifikasi Data adalah satu langkah

penting didalam sebuah penelitian. Dilakukan agar data dan informasi yang

didapat sesuai dan juga relevan, metode yang dilakukan sebagai berikut:

a) Metode Observasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi pada

tahap pertama. Metode Observasi merupakan metode yang digunakan

untuk melakukan pencatatan secara sistematis dan pengamatan terhadap

gejala atau fenomena yang diteliti.21

Pada penelitian ini peneliti

menggunakan observasi nonpartisipan, yaitu metode ini menggunakan

unsur partisipasi yang tidak terlibat di dalamnya. Peneliti hanya

mengamati proses kegiatan pelatihan menyulam dan tidak mengambil

bagian dari kegiatan yang terselenggara. Metode ini peneliti gunakan

untuk melakukan pengamatan kepada anggota KUBE Aneka Sulam,untuk

memperoleh data tentang proses pelatihan berlangsung pada Bersama

(KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim,

Kota Bandar Lampung.

21

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D(Bandung:Alfabeta,2002)

Cet ke 17, h.98

b) Metode Interview (wawancara)

Metode interview adalah cara pengumpulan data-data dengan

Tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematik dan dilandaskan

oleh tujuan penelitian.22

Metode wawancara digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan data-data tentang hal yang tidak bisa dilihat secara langsung

tentang pengalaman, perasaan dan pendapat anggota KUBE Aneka Sulam.

Peneliti berwawancara menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin

dengan pendamping, para pengurus dan anggota Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan

Way Halim, Kota Bandar Lampung.

c) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara yang digunakanpada

pencarian data-data berupa hal-hal seperti catatan, transkip, buku, majalah,

surat kabar dan lain sebagainya.23

Metode dokumentasi ini adalah satu

teknik mengumpulkan data secara tidak langsung yang ditujukan kepada

subyek penelitian. Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mencari

informasi lebih lanjut mengenai pembukuan berupa jurnal, transkip, buku,

surat kabar, catatan, dan proposal maupun dokumen-dokumen yang

dimiliki oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Aneka Sulam Kelurahan

Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung.

22

Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 66 23Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,2002) Cet ke

17 Hlm 189

5. Analisis Data

Analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan transkripsi

wawancara, catatan dilapangan dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman tentang materi tersebut dan

untuk membuat peneliti menyajikan data yang sudah ditemukan oleh

peneliti kepada orang lain.24

Analisis data juga berarti proses menyusun

dan mencari data dengan sistematis yang didapatberdasarkan hasil

wawancara berupa informasi dan keterangan keterangan, catatan lapangan

mengenai hal yang sesungguhnya terjadi dilapangan, dan file dokumentasi,

dengan cara mengorgansasikan data keadaan kategori, lalu menjabarkan ke

dalam unit unit, melakukan penyusunan, disusun ke dalam pola, memilih

mana yang terpenting dan yang akan dipelajari dan membuat sebuah

kesimpulan sehingga akan mudah dipahami oleh diri sendiri juga orang

lain.

Penulis pada penelitian ini menggunakan analisisa kualitatif yaitu

penggambaran melalui kata kata atau kalimat yang dipisahberdasarkan

kategori guna menghasilkan kesimpulan. Kualitatif lebih mengutamakan

cara kerjanya dengan penjabaran hasil yang diteliti dengan penilaian

penilaian terhadap data-data yang didapat.

Maksud dari analisa kualitatif adalah untuk menganalisis data-data

yang telah diperoleh dengan dideskripsikan atau digambarkan melalui

kata-kata atau kalimat, sehingga dapat didapat kesimpulan sebagai

24

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Analisis Data), (Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2010), h. 85

jawaban dari masalahyang terdapat pada Kelompok Usaha Bersama

(KUBE) Aneka Sulam Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim,

Kota Bandar Lampung.Analisis data dapat dilakukan dalam 3 cara :

1) Reduksi Data

Reduksi data adalah bentuk analisis data yang

menggolongkan, mengarahkan, menajamkan, dan memasukan hal-hal

yang diperlukan dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian

rupa hingga kesimpulan kesimpulan akhirnyanya dapat ditarik dan

dapat diverifikasi. Data yang telah diperoleh di lapangan kemudian

disusun dalam bentuk uraian-uraian yang lengkap dan banyak

kemudian dirangkum lalu dipilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang ada kaitan dengan masalah. Reduksi

data mampu membantu peneliti untuk memberikan arahan mengenai

aspek-aspek yang dibutuhkan.

2) Penyajian Data

Analisis ini dilakukan dikarenakan data yang telah

terkumpul sangat banyak. Data yang banyak apabila tertumpuk dan

tidak disajikan dengan baik akan menciptakan kesulitan dalam

menggambarkan rincian penelitian secara menyeluruh juga akan

mempersulit pengambilan kesimpulan. Penyajian data adalah hal

penting dalam suatu penelitian agar mudah dipahami dan dapat

dianalisis sesuai dengan tujuan-tujuan yang diinginkan. Data yang

disajikan juga harus sederhana dan juga harus jelas agar mudah

untuk dibaca dan dimengerti.

3) Kesimpulan dan Verifikasi

Data-data yang telah terkumpul dan sudah dipola kemudian

disusun secara sistematis dan difokuskan . Kemudian berdasarkan

data itu disimpulkan sehingga kesimpulan data bisa ditemukan.

Namun, kesimpulan yang diperoleh itu baru bersifat sementara

serta masih bersifat umum. Agar kesimpulan diperoleh secara

lebih dalam maka dibutuhkan data baru dan dicari data lain yang

baru, data ini berfungsi untuk melakukan pengujian terhadap

kesimpulan yang telah diperoleh. Kesimpulan kesimpulan juga di

verifikasi selama penelitian berlangsung.

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian menggunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan

data. Pengujian kredibilitas yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap

perolehan data yang ditemukan di lapangan dapat mengikuti langkah-

langkah yang telah diuraikan sebelumnya.25

Uji kredibilitas data dilakukan dengan menggunakan triangulasi

sumber. Triangulasi sumber merupakan cara menguji keabsahan data

yang dilakukan dengan mengecek data yang telah didapat melalui

beberapa sumber-sumber. Triangulasi sumber akan dilakukan pada

fasilitator KUBE Aneka Sulam dan anggota KUBE Aneka Sulam.

25

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 14

BAB II

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN

A. Konsep Pemberdayaan Perempuan

1. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment”, yang

secara harfiah dapat diartikan sebagai “pemberkuasaan”, dalam arti

pemberian atau peningkatan “kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang

lemah atau tidak beruntung (disadvantaged).26

Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya”

yang berarti kekuatan atau kemampuan. Maka pemberdayaan dapat

dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk

memperoleh daya/ kekuatan/ kemampuan dan atau proses pemberian daya/

kekuatan/ kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang

kurang atau belum berdaya.27

Pengertian proses dalam pemberdayaan menunjuk pada

serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan secara

kronologis sistematis yang mencerminkan pentahapan upaya mengubah

masyarakat yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan. Proses

akan merujuk pada suatu tindakan nyata yang dilakukan secara bertahap

untuk mengubah kondisi masyarakat yang lemah baik pengetahuan,

26

Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Model dan Strategi

Pembangunan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008),h.96 27

Ambar Teguh Sulistuyani, Kemitraan dan model model pemberdayaan, (Yogyakarta:

Penerbit Gava Media, 2017),h. 77

tingkah laku maupun keterampilan menuju pada penguasaan pengetahuan,

sikap-prilaku sadar dan kecakapan-keterampilan yang baik.

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimiliki sertaberupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan harus

menghantarkan pada proses kemandirian.Ditengah kehidupan sosial,

pencapaian kesetaraan penghormatan akan harkat dan martabat perempuan

masih belum menunjukan kemajuan yang signifikan.28

Oleh karena itu

perempuan membutuhkan pendidikan.

Meraih pendidikan juga merupakan hal yang penting bagi kaum

perempuan, karena kesempatan memperoleh pendidikan diberikan kepada

seluruh penduduk baik penduduk perempuan maupun laki-laki, agar kelak

pembangunan dapat dilaksanakan oleh penduduk dengan kualitas

pendidikan yang lebih baik tanpa membedakan jenis kelamin.29

Pemberdayaan perempuan perlu dilakukan untuk meningkatkan

kualitas hidup dan kesejahteraan bagi kaum perempuan. Kaum perempuan

yang dianggap lemah bisa lebih berdaya dan dapat diperhitungkan untuk

membantu meningkatkan ekonomi dirinya sendiri dan keluarga.

Pemberdayaan perempuan harus dimulai dari pengembangan diri

perempuan tersebut dengan mengembangkan potensi potensi yang ada

pada perempuan. Pengembangan potensi akan tercipta jika perempuan

28

Rhomany Sihite, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan Suatu Tinjauan Berwawasan

Gender, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007),h.178 29

Profil Perempuan Indonesia 2018, (kerjasama kementrian pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak dengan badan statistik) diakses 1 desember 2019 pukul 13.55

tersebut menyadari ketidakmampuan atau ketidakberdayaan sekaligus

disertai dengan kesadaran akan perlunya memperoleh daya dan

kemampuan tersebut. Sehingga mengusahakan untuk mencari, melakukan,

menciptakan situasi atau meminta kepada pihak lain untuk memberikan

daya, kekuatan dan kemampuan untuk dapat berdaya dan menciptakan

kemandirian.

Dengan demikian pemberdayaan perempuan merupakan upaya

memperbaiki status dan peran perempuan dalam kehidupannya dengan

membantu perempuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dan potensi yang dimiliki untuk menciptakan keberdayaan dan

kemandirian.

2. Tujuan Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencangkup berbagai

tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang

lebih baik.30

Tujuan pemberdayaan perempuan tidak dilepaskan dari tujuan

umum pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Tujuan pengembangan

masyarakat adalah Pemberdayaan (empowertment) masyarakat dan

peningkatan kualitas hidup manusia atau peningkatkan harkat dan

martabat manusia. Pemberdayaan berarti mengembangkan kekuatan atau

30

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 44

kemampuan (daya), potensi, sumber daya manusia agar mampu membela

dirinya sendiri.31

Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk perbaikan mutu

hidup perempuan baik secara fisik, mental, ekonomi, maupun sosial

budaya. Pemberdayaan perempuan juga bertujuan untuk menciptakan

kemandirian pada perempuan, memperbaiki kesejahteraan perempuan

dalam memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup

untuk memerdekakan perempuan dari segala bentuk penindasan, dan

menjamin keamanan kaum perempuan.

3. Tahap-Tahap Pemberdayaan Perempuan

Tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses belajar dalam rangka

pemberdayaan masyarakat menurut Ambar T. Sulistyani meliputi :

a) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar

dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan.

Pada tahap ini pihak pemberdaya/aktor/pelaku pemberdayaan berusaha

menciptakan prakondisi, supaya dapar memfasilitasi berlangsungnya

proses pemberdayaan yang efektif. Sentuhan penyadaran akan lebih

membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat

itu, dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka

31

Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat, (Yogyakarta: Penerbit TERAS,

2009), h. 5

tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan

yang lebih baik.

b) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan

keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam

pembangunan. Proses transformasi pengetahuan dan kecakapan

keterampilan dapat berlangsung dengan baik, penuh semangat, dan

berjalan efektif jika tahap pertama telah terkondisi. Masyarakat akan

menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan kecakapan

keterampilan yang relevan dengan tuntutan kebutuhan. Pada tahap ini

masyarakat dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang

rendah yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek pembangunan saja,

belum mampu menjadi subyek dalam pembangunan.

c) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk

mengantarkan pada kemandirian. Tahap ini merupakan tahap

pengayaan atau peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan

keterampilan yang diperlukan supaya mereka dapat membentuk

kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh

kemampuan masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan

kreasikreasi dan melakukan inovasi- inovasi dalam lingkungannya.

Apabila masyarakat dapat melakukan tahap ini, maka masyarakat

dapat secara mandiri melakukan pembangunan.32

4. Proses Pemberdayaan Perempuan

Hakikat pemberdayaan perempuan sama halnya seperti hakikat

pemberdayaan masyarakat yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat dalam meningkatkanm taraf hidupnya. Dalam

proses tersebut masyarakat bersama-sama melakukan hal-hal berikut:

a. Mengindentifikasi dan mengkaji potensi wilayah permasalahannya,

Kegiatan ini dimaksud agar masyarakat mampu dan percaya diri

dalam mengindentifikasi serta menganalisa keadaannya, baik potensi

maupun permasalahannya.Pada tahapan ini diharapkan dapat diperoleh

gambaran mengenai aspek social, ekonomi dan kelembagaan.

b. Menyusun rencana kegiatan kelompok, berdasarkan hasil kajian,

meliputi:

1) Memprioritaskan dan menganalisa masalah masalah

2) Indentifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan

masalah.

3) Indentifikasi alternatif pemecahan masalah yang terbaik.

4) Pengembangan renacana kegiatan serta pengorganisasian

pelaksananya

32

Tahap peningkatan kemampuan intelektual (On-line) tersedia di

https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-pemberdayaan-perempuan-menurut-para-ahli-dan-contoh-

tesis-pemberdayaan-perempuan (1 Desember 2019)

c. Menerapkan rencana kegiatan kelompok

Rencana yang telah disusun bersama dengan dukungan fasilitasi

dan pendamping selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan yang

konkrit dengan tetap memperhatikan realisasi dan rencana awal.Termasuk

dalam kegiatan ini adalah pemantauan pelaksanaan dan kemajuan kegiatan

menjadi perhatian semua pihak, selain itu juga dilakukan perbaikan jika

diperlukan.

d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara terus menerus secara

partisipatif

Ini dilakukan secara mendalam pada semua tahapan pemberdayaan

masyarakat agar prosesnya berjalan dengan tujuannya. Ini adalah suatu

prosesnya penilaian, pengkajian dan pemantauan kegiatan, baik prosesnya

maupun hasil dan dampaknya agar dapat disusun proses perhatian kalau

diperlukan.

e. Pemandirian Masyarakat

Berpegang pada prinsip pemberdayaan masyarakat yang bertujuan

untuk memandirikan masyarakat dan meningkatkan taraf hidupnya., maka

arah pemandirian masyarakat agar benar-benar mampu mengelola sendiri

kegiatannya.

5. Interaksi Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Keberhasilan

Pemberdayaan Perempuan

Menurut Aida Vitayala S. Hubeis, Keberhasilan pemberdayaan

perempuan tergantung pada interaksi beberapa unsur yaitu sebagai berikut:

a) Motivasi perempuan untuk memberdayakan diri: hal ini memerlukan

bantuan sarana dan prasarana (manusia, kelembagaan, tatanan) yang

mampu memotivasi perempuan untuk memberdayakan diri, baik untuk

kepentingan pribadi maupun untuk keluarga.

b) Program-program tepat guna dan berdaya guna yang memiliki nilai

tambah ekonomi bagi pemberdayaan perempuan: berarti kepedulian

kalangan perguruan tinggi, swasta, dan LSM selain pemerintah

merupakan elemen penting yang perlu dimantapkan dalam bentuk

tatanan mekanisme kelembagaan pemberdayaan sumber daya

perempuan secara terstruktur.

c) Dukungan berdedikasi dari seluruh aparat terlibat: dalam hal ini,

pelibatan perempuan untuk pemberdayaan sumberdaya perempuan

perlu dibuat secara spesifik menurut segmen sasaran khalayak,

menurut status dan segmen ekonomi.

d) Peran aktif masyarakat: dalam hal ini, kesamaan pemahaman akan

makna pemberdayaan perempuan merupakan prasyarat tercapainya

hasil optimal penanggulangan kemiskinan melalui peran wanita.33

33

Aida Vitayala S. Hubies, Pemberdayaan Perempuan Dari Masa Ke Masa, (Bogor: IPB

Press, 2010), h. 119-120

B. Pelatihan yang Memberdayakan

1. Pengertian Pelatihan Menyulam

Pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut

proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar

sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan

dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori.

Arti lain Pelatihan adalah bimbingan yang diberikan oleh instruktur

untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui penyelesaian

dan tugas latihan. Beberapa pelatihan keterampilan bisa diajarkan dan

dipelajari oleh kaum perempuan.

Salah satu keterampilan yang cukup banyak dilakukan oleh kaum

perempuan adalah keterampilan menyulam. Sulaman dapat diaplikasikan

pada berbagai macam benda, seperti bahan pakaian, tas, jilbab, mukena,

taplak meja, bantal kursi, dan hiasan dinding.

Sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan

lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman

atau bordir dapat menggunakan bahanbahan seperti potongan logam,

mutiara, manikmanik, bulu burung, dan payet. Di antara jenis tusukan

yang umum dikenal dalam menyulam adalah tusuk rantai, tusuk jelujur,

tusuk kelim, dan tusuk silang. Selain dijahit dengan tangan, sulaman

dibuat dengan mesin jahit dan mesin jahit bordir computer.

Pelatihan Menyulam adalah bimbingan yang diberikan mengenai

pembuatan tusuk tusuk dasar dalam menyulam, menambah wawasan para

perempuan mengenai seluk beluk menyulam khususnya pengetahuan dan

wawasan mengenai alat dan bahan untuk menyulam, menentukan jenis

kain yang cocok untuk dihiasi sulaman, menentukan motif sulaman yang

baik, menentukan dan memilih jarum serta benang untuk menyulam.

2. Tujuan Pelatihan Menyulam :

Tujuan pelatihan Menyulam sebagai berikut :

a) Menambah wawasan tentang keterampilan menyulam.

b) Mengetahui jenis-jenis keterampilan menyulam.

c) Meningkatkan keterampilan menyulam pada perempuan.

d) Meningkatkan produktivitas untuk menambah ekonomi keluarga.

e) Membantu mengembangkan ketrampilan para perempuan, agar dapat

bekerja lebih efektif dan efisien.

f) Membantu mengembangkan wawasan pengetahuan para perempuan

agar mereka dapat bekerja lebih baik.

g) Membantu para perempuan untuk menciptakan kerjasama yang lebih

baik dengan sesama.Kerjasama timbul Karena Orientasi orang

perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya.34

h) Menjunjung nilai keadilan. Sudah tentu dalam membangun relasi

antar anggota kelompok perlu mengedepankan asas kesetaraan.35

34

Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Pembangunan, (Bandung: Pustaka Setia,

2016),h.151 35

Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.93

3. Proses Pelatihan dalam Pengembangan SDM

Dalam pemberdayaan yang terpenting adalah proses yang

dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia itu

sendiri. Karena mereka akan mampu berubah hanya jika seseorang berfikir

tentang bagaimana meningkatkan situasi sekarang ke arah yang lebih baik

dan hendak melaksanakan tugas-tugas yang dihadapinya dengan cara yang

lebih baik maka orang itu barulah bisa disebut memiliki kebutuhan

berprestasi yang amat kuat.36

Proses pelatihan terdiri dari lima langkah. Lima langkah proses

pelatihan dalam pengembangan yaitu langkah analisis kebutuhan, langkah

merencanakan instruksi, langkah validasi, langkah menerapkan program

itu dan langkah evaluasi serta tindak lanjut.37

Langkah analisa kebutuhan yaitu mengetahui keterampilan kerja

spesifik yang dibutuhkan, menganalisis keterampilan dan kebutuhan calon

yang akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur

serta tujuan prestasi. Analisa sumber-sumber pemenuhan kebutuhan

perekonomian nasional terhadap terhadap tenaga kerja memungkinkan

untuk menilai peranan sumber-sumber tertentu, memberikan perhatian

terhadap pengkombinasiannya yang rasional di dalam periode perencanaan

dan menentukan besar peningkatannya menurut sumber-sumber tertentu.38

36

Suwarsono dan Alvin Y.SO, Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia, 2006), h.27 37

Garry Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Indeks, 2003), h.281 38

Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro, (Jakarta:

Bumi Aksara 2009), h.25

Langkah kedua yaitu merencanakan instruksi, untuk memutuskan,

menyusun dan menghasilkan isi program pelatihan termasuk buku kerja,

latihan dan aktivitas.

Langkah ketiga yaitu validasi dimana orang-orang yang terlibat

membuat sebuah program pelatihan dengan menyajikannya kepada

beberapa pemirsa yang dapat mewakili.

Langkah keempat yaitu menerapkan program yang telah disepakati

dengan melatih seperti yang telah ditargetkan.Sebelum melakukan

pelatihan diperlukan pemberian motivasi. Motivasi mempersoalkan

bagaimana caranya mengerahkan daya dan potensi yang dimiliki anggota

pelatihan agar mau bekerja sama secara produktif sehingga bisa berhasil

mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

G.R Terry mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang

terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk

melakukan tindakan tindakan.39

Dalam memberikan motivasi pemberi

motivasi harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan anggota

pelatihan. Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan,

kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari, bisa

berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohani. Langkah

kelima adalah langkah evaluasi dan tindak lanjut, untuk menilai

keberhasilan atau kegagalan program ini.

39

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara

2002), h.146

C. Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

1. Fungsi Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan kelompok keluarga

miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam

melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga.40

Kelompok usaha bersama adalah kelompok usaha binaan

Departemen Sosial yang dibentuk dari beberapa keluarga Binaan Sosial

(KBS) untuk melaksanakan kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan

Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) dalam rangka angka kemandirian

usaha meningkatkan kesejahteraan social anggotanya dan memberikan

manfaat bagi masyarakat sekitarnya.Kelompok terdiri dari sukarelawan-

sukarelawan yang aktif.41

KUBE juga perlu memiliki 4 bidang tugas dan fungsi yang

disingkat 4P, yaitu pemungkinan (enabling) atau fasilitasi, penguatan

(empeworing), perlindungan (protecting), pendukungan (supporting).

Pemungkinan (Enabling) atau Fasilitasi yakni fungsi yang

berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat.

Tugas pekerja sosial yang berkaitan dengan fungsi ini dengan melakukan

mediasi dan negosiasi membangun konsesus bersama, serta melakukan

manajemen sumber. Pekerja sosial ini yang terpanggil untuk mampu

40

Pengertian KUBE (On-line) tersedia dihttps://kemsos.go.id/kube(1 Desember 2019)

41Frans Wiryanto Jomo, Membangun Masyarakat, (Bandung: Penerbit Alumni, 1986), h.

37

memobilisasi dan mengkoordinasi sumber-sumber tersebut agar dapat

dijangkau masyarakat. Sumber ini juga yang digunakan pekerja sosial

dalam proses pemecahan masalah. Sumber dapat berupa sumber personal

(pengetahuan, motivasi, pengalaman hidup), sumber inter personal (sistem

pendukung yang lahir baik dari jaringan pertolongan alamiah maupun

interaksi formal dengan orang lain), sumber sosial (respon yang

mendukung kesejahteraan pada masyarakat).

Penguatan (Empeworing) yakni berkaitan dengan pendidikan dan

pelatihan guna memperkuat kapasitas masyarakat (capacity building).

Pendamping yang berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan

positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman serta

bertukar gagasan dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang

didampinginya. Membangkit kan kesadaran masyarakat, menyampaikan

informasi, melakukan konfrontasi, penyelnggarakan pekatihan bagi

masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan fungsi

penguatan.

Perlindungan (Protecting) yakni berkaitan antara pendamping

dengan lembaga eksternal atas nama dan kepentingan dari masyarakat

dampingannya. Pekerja sosial dapat bertugas mencari sumber-sumber,

melakukan pembelaan, mnggunakan media, meningkat kan hubungan

masyarakat dan membangun jaringan kerja. Fungsi perlindungan juga

menyangkut tugas pekerja sosial sebagai konsulan orang yang bisa diajak

berkonsultasi dalam proses pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini

sebagai proses untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai

pilihan-pilihan dan mengindentifikasi prosedur-prosedur bagi tindakan

yang diperlukan. Perlindungan (Protecting) yang dilakukan sebagai bagian

dari kerja sama saling melengkapi antara sistem klien dan pekerja sosial

dalam proses pemecahan masalah dalam perlindungan sosial.

Pendukungan (Supporting) yakni fungsi yang mengacu pada

aplikasi keterampilan yang bersifat praktis yang dapat mendukung

terjadinya terjadinya perubahan positif pada masyarakat. Pendamping

disini tidak hanya dituntut untuk mampu menjadi manajer perubahan yang

mengorganisasi kelompok melainkan mampu melaksanakan tugas-tugas

teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar seperti melakukan

analisis sosial mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi,

bernegosiasi, berkomunikasi, mencari serta mengatur sumber dana. Fungsi

Pendukungan yang diambil dari sudut pandang definisi ini sangat fital

dalam suatu lembaga. Hal ini dilakukan untuk pencapaian tujuan sesuai

rencana yang sudah direncanakan lembaga. Jadi Pendukungan

(Supporting) yang di lakukan mengacu pada saat proses. Dengan

pendukungan diharapkan juga agar mampu mendukung terjadinya

perubahan positif pada masyarakat dengan semua unsur yang membuat

kehidupan mandiri dan sejahtera.

D. Tinjauan Pustaka

Pembahasan tentang pemberdayaan yang sudah ada dari peneliti-

peneliti terdahulu. Setelah penulis mencari beberapa literatur yang

berkaitan dengan skripsi ini, akhirnya penulis menemukan literatur dalam

bentuk skripsi dan karya ilmiah, sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Iin Khairunnisa, dalam sebuah jurnal

yang berjudul Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Daerah, jurnal

ini dihasilkan oleh STKIP PGRI Sukabumi. Didalam jurnal ini

membahas tentang peran pemerintah daerah untuk meningkatkan

kemampuan perempuan dengan melakukan kegiatan pemberdayaan

perempuan di bidang ekonomi dengan cara memberikan pelatihan

kepada para perempuan mengenai keterampilan menjahit, mengenai

usaha mikro dan juga memberikan pelatihan kepemimpinan

perempuan.42

2. Pengembangan Life Skill Oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Usaha Jaya Desa Kagungan Ratu Negeri Katon Kabupaten

Pesawaran disusun oleh Meguan Sari (1441020182). S1

Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung pada Tahun 2018 hasil penelitian penulis

mengatakan bahwa pengembangan adalah suatu desain untuk

mengembangkan potensi atau skill yang ada di masyarakat, sehingga

42

Iin Khoirunnusa, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Daerah, Jurnal Ilmiah Ilmu

Ekonomi, Vol, VI No.11, Oktober 2017

dapat memberikan perubahan terhadap masyarakat baik dalam segi

ekonomi maupun sosial. Pada dasarnya kelompok Usaha Bersama

(KUBE) merupakan suatu wadah organisasi atau kelompok yang

dibentuk oleh masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan social, ekonomi dalam kebersamaan sebagai sarana

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Masyarakat yang

awalnya tidak memiliki skill (keterampilan) dan pengetahuan luas

ketika sudah diberi keterampilan dengan magang atau belajar sambil

bekerja masyarakat yang telah selesai magang di Kelompok Usaha

Bersama ini tetap diberikan binaan untuk tidak tindak lanjutnya dan

di bantu dalam memasarkan hasil yang dibuat oleh masyarakat.43

3. Pemberdayaan Perempuan Melalui Usaha Kelompok Mandiri

Pengrajin Tas Tali Packing Kampung Suka Karya Kelurahan Way

Gubak Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung disusun oleh

Husnul Fadli (1541020027). S1 Pengembangan Masyarakat Islam,

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung pada Tahun 2019.

Hasil penelitian penulis mengatakan bahwa Pemberdayaan yang titik

fokusnya Perempuan melalui usaha kelompok mandiri pengrajin tas

tali packing yang di naungi lembaga sosial Usaha Kelompok Mandiri

itu sangat menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,

pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

43

Meguan Sari, Pengembangan Life Skill Oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Usaha

Jaya Desa Kagungan Ratu Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, (Lampung : Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan,

2018)

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Dan pada akhirnya Akumulasi dari pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan bekerjasama tersebut merupakan modalitas bagi

kemampuan untuk memecahkan masalah terutama membantu

mencukupi kebutuhan dalam berumah tangga.44

44

Husnul Fadli, Pemberdayaan Perempuan Melalui Usaha Kelompok Mandiri Pengrajin

Tas Tali Packing Kampung Suka Karya Kelurahan Way Gubak Kecamatan Sukabumi Kota

Bandar Lampung, (Lampung : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2019)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta: Bumi

Aksara, 2012

Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Model

dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan, Bandung: Humaniora, 2008

Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Pembangunan, Bandung: Pustaka

Setia, 2016

Agus Sjafari, Kemiskinan dan Pemberdayaan kelompok, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2014

Aida Vitayala S. Hubies, Pemberdayaan Perempuan Dari Masa Ke Masa,

Bogor: IPB Press, 2010

Ambar Tegu Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan,

Yogyakarta : Gava Media, 2017

Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta:

Penerbit TERAS, 2009

Cholid Narbuko dan Abu Achmad, Metodologi Penelitian Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2017

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:

PT Refika Aditama, 2005

Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Bandung:

Alfabeta, 2009

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012

Frans Wiryanto Jomo, Membangun Masyarakat, Bandung: Penerbit

Alumni, 1986

Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyar: Memadukan

Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta: PT Pustaka Cidesindo, 1996

Hasan Basri dan Rusdiana, Managemen Pendidikan dan Pelatihan,

Bandung: CV Pustaka Setia, 2015

Ida Yuliati, Panduan Lengkap Sulam, Jakarta: Tiara Aksa, 2011

Indra Maipita, Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan,

Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008

Maria Etty, Perempuan, memutus mata rantai Asimetri, Jakarta: PT

Grasindo, 2004

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Ekonisia,2005

Mia Siti Aminah, Muslimah Karier, Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Gratama, 2010

Muh Nasir, Metodologi Penelitian,Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005

Oos M, Nawas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, Bandung:

Alfabeta,

2013

Rhomany Sihite, Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan Suatu Tinjauan

Berwawasan Gender, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2010

Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2015

Sondang P.Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, Jakarta: Bumi

Aksara, 2012

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta,

2002

Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Reaserch, Bandung: Tarsito, 1995

Suwarno, Teori Sosiologi, Bandar Lampung: Unila Press, 2012

Suwarsono dan Alvin Y.SO, Perubahan Sosial dan Pembangunan,

Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006

Syahrial Syarbaini dan Fatkhuri, Teori Sosiologi Suatu Pengantar, Bogor:

Ghalia Indonesia, 2016

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Perspektif Kebijakan Publik, Bandung: ALFABETA, 2017

On-line Informatika Via Internet

Iin Khoirunnusa, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Daerah, Jurnal

Ilmiah Ilmu Ekonomi, Vol, VI No.11, Oktober 2017

Tahap peningkatan kemampuan intelektual (On-line) tersedia di

https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-pemberdayaan-perempuan-menurut-para-

ahli-dan-contoh-tesis-pemberdayaan-perempuan (1 Desember 2019)

Pengertian KUBE (On-line) tersedia di https://kemsos.go.id/kube (1

Desember 2019)

KUBE (On-line) tersesia di http://dprd-prov.go.id/post/detail/peningkatan-

kesejahteraan-masyarakat-melalui-kube.html (1 Desember 2019)

Profil Perempuan Indonesia 2018, (kerjasama kementrian pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak dengan badan statistik) diakses 1 desember

2019 pukul 13.55

Joyakin Tampubolon, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendekatan

Kelompok : Kasus Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Pendekatan

Kelompok Usaha Bersama, (Bogor: Disertasi Institut Pertanian, 2006)

Skripsi Terdahulu

Meguan Sari, Pengembangan Life Skill Oleh Kelompok Usaha Bersama

(KUBE) Usaha Jaya Desa Kagungan Ratu Negeri Katon Kabupaten Pesawaran,

(Lampung : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2018)

Husnul Fadli, Pemberdayaan Perempuan Melalui Usaha Kelompok Mandiri

Pengrajin Tas Tali Packing Kampung Suka Karya Kelurahan Way Gubak

Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung, (Lampung : Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Raden Intan, 2019)

Arifiartiningsih, Pemberdayaan Mantan Buruh Migran Perempuan (BMP)

Di Desa Lipursari Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo,(Yogyakarta :

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga, 2015)