Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

49
Latar Belakang asyarakat perikanan pada kenyataannya termasuk masyarakat miskin diantara kelompok masyarakat lainnya. Hal ini terjadi karena komunitas masyarakat perikananter utama yang tinggal di wilayah pesisir masih dianggap sebagai komunitas marginal yang tidak mendapat perhatian sepenuhnya, termasuk diantaranya akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan usaha masyarakat perikanan seperti nelayan tradisional dan juga UMKM sektor Kelautan dan perikanan digolongkan dalam usaha mikro dan kecil yang beresiko tinggi sehingga sulit terjangkau oleh fasilitas permodalan baik dari lembaga perbankan maupun lembaga pendanaan lainnya. Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014 Page 1 BAB I PENDAHULUAN

Transcript of Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Latar Belakang

asyarakat perikanan pada kenyataannya

termasuk masyarakat miskin diantara kelompok masyarakat

lainnya. Hal ini terjadi karena komunitas

masyarakat perikananter utama yang tinggal di wilayah

pesisir masih dianggap sebagai komunitas marginal yang

tidak mendapat perhatian sepenuhnya, termasuk

diantaranya akses terhadap permodalan. Hal ini

disebabkan usaha masyarakat perikanan seperti nelayan

tradisional dan juga UMKM sektor Kelautan dan perikanan

digolongkan dalam usaha mikro dan kecil yang beresiko

tinggi sehingga sulit terjangkau oleh fasilitas

permodalan baik dari lembaga perbankan maupun lembaga

pendanaan lainnya.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 1

BAB IPENDAHULUAN

Kebijakan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha melalui Kegiatan

Dekonsentrasi TA 2014 difokuskan pada pencapaian

Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014, Indikator

Kinerja Utama (IKU), Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

dan upaya mendukung pelaksanaan industrialisasi

kelautan dan perikanan, Minapolitan, serta Peningkatan

Kehidupan Nelayan (PKN).

Seperti yang telah tercantum dalam dokumen Renstra

2010 – 2014, Indikator Kinerja Utama dan Indikator

Kinerja Kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha (PMPPU) adalah

meningkatkan keberdayaan dan kemandirian pelaku usaha

skala mikro, beroperasinya sarana usaha mikro,

terbangunnya unit pengolah garam serta pencapaian

produksi garam di kawasan pesisir dan pulau - pulau

kecil.

Kondisi masyarakat pesisir sejauh ini dianggap

sebagai bagian dari kelompok masyarakat termiskin.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 2

Untuk itu program pemberdayaan masyarakat pesisir

merupakan keharusan bagi pembangunan sumberdaya pesisir

secara komprehensif. Salah satu gagasan untuk proses

pemberdayaan tersebut adalah melalui pengembangan

sumberdaya manusia yang pada gilirannya mampu mengelola

sumberdaya lingkungan pesisir yang mereka geluti selama

ini. Meskipun beragam proses dan program dalam

pemberdayaan masyarakat pesisir, namun pengembangan

sumberdaya manusia menjadi salah satu pendekatan yang

strategis.

Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di

dunia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km

(terpanjang kedua setelah Kanada), Indonesia, sebagian

besar wilayahnya merupakan wilayah pesisir (Coastal

Zone). Namun sayang, adanya wilayah pesisir tersebut

terdapat banyak masyarakat miskin yang sebagian besar

bekerja sebagai nelayan. Masyarakat pesisir sendiri

bukan hanya nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan,

pengolah ikan, bahkan pedagang ikan. Namun secara

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 3

empiris di kalangan masyarakat pesisir itu sendiri,

pelaku ekonomi di subsistem produksi primer-nelayan dan

pembudidaya ikan seringkali menemui sejumlah masalah,

misalnya ketidak adilan harga, keterbatasan teknologi

dan modal, terbatasnya SDM, terbatasnya akses

sumberdaya, dan lemahnya organisasi.

Diantara kategori pekerjaan yang terkait dengan

kemiskinan, nelayan kerap kali disebut-disebut sebagai

masyarakat termiskin dari kelompok masyarakat lainnya

(the poorest of the poor). Berdasarkan data World Bank

mengenai kemiskinan, disebutkan bahwa sebanyak 108,78

juta orang atau 49% dari total penduduk Indonesia dalam

kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Selain itu,

menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008

disebutkan pula bahwa penduduk miskin di Indonesia

mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47% diantaranya adalah

masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan.

Dapat diketahui dari ringkasan di atas bahwa

kehidupan nelayan di Indonesia masih belum dapat

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 4

dikatakan makmur. Nelayan dan komunitas masyarakat

pesisir, pada umumnya adalah bagian dari kelompok

masyarakat miskin yang berada pada level paling bawah

dan kerapkali menjadi korban pertama yang paling

menderita akibat ketidakberdayaan dan kerentanannya.

Beberapa kajian yang telah dilakukan menemukan bahwa

para nelayan bukan saja sehari-hari harus berhadapan

dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim

paceklik ikan yang panjang, tetapi lebih dari itu

mereka juga sering harus berhadapan dengan berbagai

tekanan dan bentuk eksploitasi yang muncul bersamaan

dengan berkembangnya proses modernisasi. Ironi sekali

ketika kita mengetahui sebagian besar wilayah Indonesia

yang berupa perairan dimana memiliki kekayaan sumber

daya alam dan nelayan sebagai salah satu mata

pencaharian vital yang seharusnya dapat memanfaatkan

hasil laut untuk kesejahteraan hidupnya dan masyarakat

lain justru keadaannya terpuruk.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 5

Kemiskinan yang terjadi pada nelayan merupakan

salah satu sumber ancaman potensial bagi kelestarian

sumberdaya pesisir dan lautan. Berbagai macam sebab,

salah satunya yakni desakan ekonomi dan tuntutan hidup

memuntut masyarakat untuk meperoleh pendapatan melalui

usaha ekstraksi sumber daya perairan dan kelautan

dengan menghalalkan segala cara tanpa mempedulikan

akibatnya.

Salah satu mandat penting dalam pemberdayaan warga

negara, termasuk masyarakat pesisir agar memiliki peran

partisipasi yang berarti dalam proses bernegara dan

bermasyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan yang

relevan dan menjawab kebutuhan mereka menuju

pemberdayaan untuk kemandirian. Untuk itu perlu disusun

kurikulum berbasis kebutuhan yang menjadi model dan

membuka peluang pengembangan, modifikasi dan

implementasinya di tingkat lapangan.

Masyarakat pesisir memiliki karakteristik yang

beragam. Masyarakat pesisir yang terdiri dari nelayan,

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 6

pembudidaya ikan, pengolah dan pedagang hasil laut,

merupakan segmen anak bangsa yang umumnya masih

tergolong miskin. Meskipun secara umum biasanya mereka

memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dengan

beragam tingkat teknologi yang digunakan, namun

sesungguhnya aspek ekonomi produktif yang terjadi tidak

sederhana. Ini terjadi karena interaksi ekonomi juga

dipengaruhi oleh ikatan sosial dan sebaliknya.

Pemberdayaan berbasis ekonomi masyarakat pesisir juga

tidak bisa lepas dari peran kelompok perempuan.

Kesejahteraan mereka memerlukan program terobosan

baru yang dapat meningkatkan akses mereka terhadap

modal, manajemen dan teknologi serta dapat

mentransformasikan struktur dan kultur masyarakat

pesisir dan nelayan secara berkelanjutan. Citra

kemiskinan nelayan sesungguhnya suatu ironi, mengingat

Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas. Di

dalam wilayah laut juga terdapat berbagai sumberdaya

yang memiliki potensi ekonomi tinggi yang semestinya

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 7

dapat dimanfaatkan untuk menjamin kesejateraan

nelayan dan keluarganya.

Memberdayakan masyarakat pesisir berarti

menciptakan peluang bagi masyarakat pesisir untuk

menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan

kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian

permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti

memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya,

karena didalam habitat pesisir terdapat banyak kelompok

kehidupan masayarakat diantaranya:

a) Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok

masyarakat pesisir yang mata pencaharian utamanya

adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok ini dibagi

lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap

modern dan nelayan tangkap tradisional. Keduanya

kelompok ini dapat dibedakan dari jenis

kapal/peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah

tangkapannya.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 8

b) Masyarakat nelayan pengumpul/bakul, adalah kelompok

masyarakt pesisir yang bekerja disekitar tempat

pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka akan

mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui

pelelangan maupun dari sisa ikan yang tidak

terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat

sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal.

Umumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok

masyarakat pesisir perempuan.

c) Masayarakat nelayan buruh, adalah kelompok

masyarakat nelayan yang paling banyak dijumpai dalam

kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat

terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu

kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau

peralatan yang memadai untuk usaha produktif.

Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah kapal

(ABK) pada kapal-kapal juragan dengan penghasilan

yang minim.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 9

d) Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan

pengolah, dan kelompok masyarakat nelayan buruh.

Setiap kelompok masyarakat tersebut haruslah

mendapat penanganan dan perlakuan khusus sesuai dengan

kelompok, usaha, dan aktivitas ekonomi mereka.

Pemberdayaan masyarakat tangkap minsalnya, mereka

membutukan sarana penangkapan dan kepastian wilayah

tangkap. Berbeda dengan kelompok masyarakat tambak,

yang mereka butuhkan adalah modal kerja dan modal

investasi, begitu juga untuk kelompok masyarakat

pengolah dan buruh. Kebutuhan setiap kelompok yang

berbeda tersebut, menunjukkan keanekaragaman pola

pemberdayaan yang akan diterapkan untuk setiap kelompok

tersebut.

Dengan demikian program pemberdayaan untuk

masyarakat pesisir haruslah dirancang dengan sedemikian

rupa dengan tidak menyamaratakan antara satu kelompk

dengan kelompok lainnya apalagi antara satu daerah

dengan daerah pesisir lainnya. Pemberdayaan masyarakat

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 10

pesisir haruslah bersifat bottom up dan open menu, namun

yang terpenting adalah pemberdayaan itu sendiri yang

harus langsung menyentuh kelompok masyarakat sasaran.

Kebijakan pembangunan kelautan, selama ini,

cendrung lebih mengarah kepada kebijakan

“produktivitas” dengan memaksimalkan hasil eksploitasi

sumber daya laut tanpa ada kebijakan memadai yang

mengendalikannya. Akibat dari kebijakan tersebut telah

mengakibatkan beberapa kecendrungan yang tidak

menguntungkan dalam aspek kehidupan, seperti:

a) Aspek Ekologi, overfishing penggunaan sarana dan

prasarana penangkapan ikan telah cendrung merusak

ekologi laut dan pantai (trawl, bom, potas, pukat

harimau, dll) akibatnya menyempitnya wilayah dan

sumber daya tangkapan, sehingga sering menimbulkan

konflik secara terbuka baik bersifat vertikal dan

horisontal (antara sesama nelayan, nelayan dengan

masyarakat sekitar dan antara nelayan dengan

pemerintah).

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 11

b) Aspek Sosial Ekonomi, akibat kesenjangan penggunaan

teknologi antara pengusaha besar dan nelayan

tradisional telah menimbulkan kesenjangan dan

kemiskinan bagi nelayan tradisional. Akibat dari

kesenjangan tersebut menyebabkan sebagian besar

nelayan tradisional mengubah profesinya menjadi

buruh nelayan pada pengusaha perikanan besar.

c) Aspek Sosio Kultural, dengan adanya kesenjangan dan

kemiskinan tersebut menyebabkan ketergantungan

antara masyarakat nelayan kecil/ tradisional

terhadap pemodal besar/modern, antara nelayan dan

pedagang, antara pherphery terdapat center, antara

masyarakat dengan pemerintah. Hal ini menimbulkan

penguatan terhadap adanya komunitas juragan dan

buruh nelayan

Arah modernisasi di sektor perikanan yang

dilakukan selama ini, hanya memberi keuntungan kepada

sekelompok kecil yang punya kemampuan ekonomi dan

politis, sehingga diperlukan alternatif paradigma dan

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 12

strategis pembangunan yang holistik dan terintegrasi

serta dapat menjaga keseimbangan antara kegiatan

produksi, pengelolahan dan distribusi.

Oleh sebab itu pelaksanaan kegiatan Evaluasi

Program Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha (PMPPU) ini mutlak diperlukan.

Adapun lingkup kegiatan ini diantaranya adalah:

1. Pendampingan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha, meliputi :

a. Peningkatan kapasitas masyarakat pesisir

b. Fasilitasi akses kemitraan untuk menuju usaha

pesisir yang mandiri

2. Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha

Kegiatan dekonsenterasi ini dilaksanakan secara

simultan dengan lingkup kegiatan yang mendukung hasil

capaian (output) kegiatan pelaksanaan kegiatan

dekonsenterasi tahun sebelumnya dalam mendukung

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 13

capaian perencanaan Renstra 2015-2020 Ditjen KP3K

umumnya dan Dit PMPPU khususnya.

Setelah dilaksanakannya Kegiatan Pertemuan

Fasilitasi Pendampingan/Bimbingan Teknis dan Kemitraan

program Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Kecil dan

Pengembangan Usaha pada bulan April 2014 maka perlu

dilaksanakan evaluasi.

Berdasarkan berbagai latar belakang yang

dijabarkan di atas maka pelru diadakan suatu Pertemuan

Evaluasi Program Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2014.

Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 sebagaimana

diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

pulau Kecil.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 14

2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan.

3. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Kep. 27/MEN/SJ/2012, Tentang Pedoman Umum Kredit

Usaha Rakyat Sektor Kelautan dan Perikanan.

Tujuan

Adapun tujuan diadakannya Pertemuan Evaluasi

Program Direktorat PMPPU Tahun Anggaran 2014 adalah

sebagai berikut:

1.Melakukan pendampingan kegiatan usaha masyarakat

pesisir melalui peningkatan potensi sumberdaya

manusia dan kapasitas usaha masyarakat pesisir

serta memfasilitasi akses kemitraan usaha

masyarakat pesisir.

2.Melakukan Evaluasi sistemis pada kegiatan usaha

pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan

usaha yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 15

Sasaran

Adapun sasaran pelaksanaan Pertemuan Evaluasi

Program Direktorat PMPPU Tahun Anggaran 2014 adalah

kelompok usaha masyarakat pesisir yang merupakan binaan

Direktorat PMPPU dengan pilihan yang tersedia sesuai

data perkembangan. Sasaran dimaksud diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Kelompok Koperasi/LEPP-M3 (LKM, SwamitraMina,

Grameen Bank, Kedai Pesisir, SPDN, Klinik

Bisnis);

b. Kelompok Regenerasi Nelayan dan Implementasi

TTG

c. Kelompok P3MP, Fasiptek

d. Kelompok Perempuan Pesisir.

e. Kelompok CCD-IFAD

f. Kelompok PUGAR

Manfaat

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 16

Kegiatan Pertemuan Evaluasi Program Direktorat

PMPPU Tahun Anggaran 2014 yang dilaksanakan

diantaranya memiliki manfaat sebagai berikut:

1.Untuk melakukan pendampingan kegiatan usaha

masyarakat pesisir melalui peningkatan potensi

sumberdaya manusia dan kapasitas usaha masyarakat

pesisir serta memfasilitasi akses kemitraan usaha

masyarakat pesisir dengan harapan output yaitu

terlaksananya pemetaan potensi, peningkatan

kapasitas SDM/SDA usaha mikro kelompok masyarakat

program Dit. PMPPU serta terfasilitasinya akses

kemitraan usaha masyarakat pesisir.

2.Agar terlaksananya evaluasi kegiatan usaha

masyarakat pesisir yang mencerminkan kemandirian

dan keberdayaan masyarakat pesisir.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 17

Dasar Kegiatan

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 18

BAB IIPENYELENGGARAAN

ntuk melaksanakan kegiatan Fasilitasi

Pertemuan Evaluasi Program Direktorat Pemberdayaan

Masyaraat Pesisir dan Pengembangan Usaha pada

Tahun Anggaran 2014 ini maka diperlukan suatu dasar

yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya.

Adapun Dasar Pelaksanan tersebut adalah:

1. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Tahun Anggaran 2014 Nomor : 032.07.3.099041/2014

Tanggal 05 Desember 2013.

2.Surat Keputusan penunjukan Panitia, Moderator,

Narasumber dan peserta pada Kegiatan Kegiatan

Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Direktorat

Jendral KP3K T.A. 2013 No:

Kpts.523/KP-APBN/2014/217 Tanggal 18 November

2014.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 19

Pelaksanaan Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha pada Tahun Anggaran 2014 di

selenggarakan pada:

Hari : Selasa - Rabu

Tanggal : 25 – 26 April 2014

Tempat : Hotel New Hollywood - Pekanbaru.

Jalan Kuantan Pekanbaru

Peserta dan Narasumber

Peserta Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha pada Tahun Anggaran 2014 ini terdiri

dari 35 orang yang berasal dari 7 (tujuh)

Kabupaten/Kota yang memiliki kawasan pesisir dan pulau-

pulau kecil yang ada di Provinsi Riau. Keseluruhan

peserta tersebut merupakan peserta dari Dinas Perikanan

dan Kelautan Kabupaten/Kota pesisir se-Provinsi Riau

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 20

dan dari pelaku usaha ataupun dari koperasi yang dapat

dirinci sebagai berikut:

1. Kabupaten Pelalawan sebanyak 5 (lima) orang;

2. Kabupaten Siak sebanyak 5 (lima) orang:

3. Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 5 (lima)

orang;

4. Kota Dumai sebanyak 5 (lima) orang;

5. Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 5 (lima)

orang;

6. Kabupaten Bengkalis sebanyak 5 (lima) orang;

7. Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 5 (lima) orang.

Sedangkan Narasumber Fasilitasi Pertemuan Evaluasi

Program Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha pada Tahun Anggaran 2014 terdiri

dari Narasumber Pusat dan Narasumber Daerah yang

terdiri dari:

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 21

1. Narasumber Pusat dari Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

sebanyak 1 (satu) orang;

2. Narasumber Daerah dari sektor perbankan

sebanyak 1 (satu) orang;

3. Narasumber Daerah dari Dinas Koperasi sebanyak

1 (satu) orang.

Pembiayaan

Seluruh biaya yang diperlukan guna terlaksananya

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

pada Tahun Anggaran 2014 pada DIPA Satker Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau (07).

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 22

EGIATAN

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 23

BAB IIIHASIL KEGIATAN

Pengertian Umum

egiatan Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Pesisir (PEMP) pada awalnya diinisiasi

untuk memberdayakan masyarakat pesisir sekaligus

mengatasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak

(BBM) terhadap perekonomian masyarakat pesisir,

yang difokuskan pada penguatan permodalan melalui

Dana Ekonomi Produktif (DEP). Pengelolaan DEP

dilakukan oleh Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir

Mikro Mitra Mina (LEPP-M3) yang sejatinya dibentuk

sebagai cikal bakal holding company milik masyarakat

pesisir.

Kegiatan yang dimulai sejak tahun 2001 ini,

secara terus menerus mengalami penyempurnaan

seiring dengan hasil evaluasi dan masukan dari

berbagai pihak baik dari masyarakat, LSM, maupun

instansi-instansi terkait lainnya. Sampai dengan

tahun 2007 program ini telah menjangkau 289

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 24

kabupaten/kota dan pada tahun 2008 ini telah

mencapai seluruh kabupaten/kota berpesisir di

seluruh Indonesia yaitu sebanyak 293. Khusus untuk

tahun 2008 program PEMP diarahkan dalam bentuk

pemberian Bantuan Sosial Mikro (BSM) yang diberikan

langsung kepada masyarakat pesisir sesuai dengan

mekanisme yang ditetapkan.

Pembentukan kelembagaan dan perubahan sistem

melalui periodisasi kegiatan PEMP semata-mata

dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pesisir secara menyeluruh dan terencana

sesuai dengan prinsip pemberdayaan yaitu helping the

poor to help themselves.

Periodisasi kegiatan PEMP disampaikan sebagai

berikut :

Periode Inisiasi (2001-2003)

Berdirinya LEPP M3 sebagai bentuk kemauan

masyarakat untuk secara berkelompok & mandiri

mengelola SDKPFasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014

Page 25

Periode Institusionalisasi (2004-2006)

LEPP M3 berbadan hukum koperasi dengan kinerja

kelembagaan & usaha

lebih profesional berwatak gotong royong

Periode Diversifikasi Usaha (2007-2009)

Berkembangnya unit-unit usaha yang bernaung di

bawah koperasi LEPP M3, seperti SPDN, Kedai

Pesisir, dan Klinik Bisnis.

Dari sisi infrastruktur, selama berlangsungnya

kegiatan PEMP, di beberapa daerah telah terbentuk

Kedai pesisir, Solar Packed Dealer untuk Nelayan

(SPDN), dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) serta

didukung kegiatan pemberdayaan lainnya, seperti :

Regenerasi nelayan

Implementasi Teknologi Tepat Guna

Pemberdayaan perempuan pesisir

Pusat pemberdayaan dan pelayanan masyarakat

pesisir (P3MP)

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 26

Fasilitasi informasi tentang IPTEK Bagi Masyarakat

Pesisir (Fas-IPTEK)

Seiring berjalannya waktu, program PEMP

digantikan oleh Program Pemberdayaan Nasional

Masyarakat Pesisir Mandiri Kelautan dan Perikanan

(PNPM-KP) sejak tahun 2009 dengan memfokuskan pada

industrialisasi budidaya perikanan, dan merupakan

integrasi program pemberdayaan pada masing-masing

eselon satu di lingkup Kementerian Kelautan dan

Perikanan dalam wadah PNPM Kelautan dan Perikanan

yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Direktur

Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

sampai tahun 2010. Setelah program berjalan dengan

baik dan tercapainya tujuan dan output PNPM Mandiri

KP, maka dibawah Program PNPM, Kementerian Kelautan

dan Perikanan melalui Dit. PMPPU - Ditjen KP3K, di

amanahkan melalui salahsatu program peningkatan

kesejahteraan nelayan, yaitu Program Pemberdayaan

Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan output pencapaian

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 27

peningkatan kesejahteraan dan kemandirian kelompok

usaha mikro dalam konteks pemberdayaan masayarakat

pesisir. Program lainnya yang juga menjadi

prioritas Direktorat PMPPU melalui PHLN adalah

Proyek Coastal Community Development (CCD) IFAD,

dengan sasaran untuk memberdayakan serta

kemandirian kelompok masyarakat pesisir.

Mengingat sangat berartinya kegiatan

Direktorat PMPPU dalam mewujudkan cita–cita

mensejahterakan masyarakat pesisir melalui

pemberdayaan, maka penyusunan data dan

inventarisasi perkembangan data PMPPU dan PNPM

Mandiri-KP, PUGAR dan CCD-IFAD ( yang dilakukan

pada tahun 2013) yang memuat perkembangan unit

usaha maupun kelompok usaha hasil kegiatan PMPPU

melalui kegiatan “Inventarisasi Perkembangan Data

Program Pasca PMPPU” diharapkan menjadi bahan acuan

sekaligus merupakan tolak ukur untuk melakukan

kegiatan “Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 28

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha pada Tahun Anggaran 2014” dalam

mendukung terwujudkan masyarakat pesisir yang

sejahtera dan mandiri di masa datang.

Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan acara ini diawali dengan acara

pembukaan oleh Kepala Bidang Kelautan dan

Pengawasan dari Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Riau. Pembukaan tersebut sekaligus memuat

materi yang disampaikan terkait tema kegiatan

tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat

pesisir dan bagaimana pemerintah daerah menjadi

fasilitator untuk membantu mengembangkan usaha

mereka.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan

penyampaian materi dari narasumber yang bernaung

di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau tentang

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 29

penjelasan tata cara pendirian koperasi

berdasarkan peraturan yang baru yaitu Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.

Bimbingan Teknis ini kemudian disusul secara

berturut-turut dari narasumber Pusat dan Daerah,

yaitu dari narasumber perbankan yaitu berasal dari

Bank Riau Kepri dengan materi yang berkaitan

dengan skema kredit ketahanan pangan dan energy

yang berlaku di bank yang bersangkutan.

Penyampaian materi terkait perbankan ini tidak

berbeda jauh dari penyampaian materi dari Bank

Rakyat Indonesia.

Berlangsunnya acara kemudian disusul dengan

penyampaian materi dari Kementerian Kelautan dan

Perikanan yang menjelaskan tentang Kebijakan

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha, kemudian dari narasumber

Universitas Riau dan pelaku usaha yang memberikan

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 30

motivasi dan inspirasi terkait usaha yang

dikelolanya.

Ringkasan Materi

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesisir (PEMP) merupakan program pemberdayaan

masyarakat pesisir di seluruh wilayah Indonesia

yang diinisiasi oleh masing-masing Dinas Kelautan

dan Perikanan (DKP) di daerah. Program yang mulai

dilaksanakan tahun 2001 ini dilatarbelakangi

oleh kondisi masyarakat pesisir yang miskin dan

tidak mempunyai kesempatan untuk mendapatkan akses

permodalan untuk usaha mereka. PEMP yang

dituangkan kedalam Pedoman Umum PEMP 2006

merupakan penjabaran dari Pasal 60 (1a) dan 62

Undang-Undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

oleh Menteri Kelautan dan Perikanan harus

bersifat lebih operasional. Pelaksanaan Pedoman

Umum PEMP 2006 yang ditetapkan melalui surat

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 31

keputusan Menteri No.Kep.18/Men/2004 dan

selanjutnya dengan Keputusan Dirjen KP3K

No.SK/07/KP3K/1/2006 tgl 26 Januari 2006 tentang

Pedoman Umum Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesisir Tahun Anggaran 2006 disebut juga sebagai

kebijakan PEMP.

Program PEMP secara umum bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir

melalui pengembangan kultur kewirausahaan,

penguatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/Usaha

Simpan Pinjam (USP).

Konsepsi pemberdayaan seharusnya mencakup hal-

hal sebagai berikut:

- Pemberdayaan adalah suatu cara agar rakyat,

komunitas dan organisasi diarahkan agar mampu

menguasai (berkuasa atas) kehidupannya.

- Pemberdayaan adalah sebuah proses agar orang

menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam

berbagai bidang pengontrolan atas dan mempengaruhi

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 32

terhadap kejadian serta lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya.

- Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang,

khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk:

a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif

yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan

jasa yang mereka perlukan;

b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan

keputusan yang mempengaruhi mereka.

Untuk lebih mengoptimalkan pemberdayaan maka

perlu diketahui kondisi masyarakat pesisir yang

ada di Indonesia. Oleh sebab itu dibuatlah suatu

Klaster Program Pro-Rakyat dalam rangka

pengentasan kemiskinan. Gambaran terkait hal

tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 33

PROGRAM PRO RAKYAT

2

3

4

1PERLINDUNGAN SOSIAL(Bantuan Langsung Masyarakat)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT(PNPM Mandiri KP)

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO(KUR dan KKPE)

PEMERINTAH MEMBANTU “SEBAGIAN” UNTUK MEMPERTAHANKAN DAYA BELI MASYARAKATFasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 34

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 35

KLASTER PROGRAM PRO-RAKYATDALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN

Adapun issue Pembangunan Pesisir dan PPK yan harus

ditinjau untuk menjadi peluang bagi pengembangan

pemberdayaan masyarakat pesisir diantaranya adalah:

Paradoks sumberdaya yang kaya, justru sebagian

masyarakatnya hidup dibawah garis kemiskinan

Degradasi sumberdaya kelautan terus menerus

Konflik pemanfaatan sumberdaya

Bencana alam dan dampak pemanasan global

Diperlukan pengembangan usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 36

Biaya produksiBeban hidupBiaya rumah tangga

TURUNKAN

Volume usahaNilai produksiPendapatan

NAIKKAN Saving

InvestasiMandiriMASYARAKAT PESISIR

SEJAHTERA

Untuk melihat bagaimana skema pemberdayaan

masyarakat pesisir dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 37

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa

volume usaha dari masyarakat pesisir harus

ditingkatkan. Oleh sebab itu Kegiatan Fasilitasi

Pertemuan Pendampingan/Bimbingan Teknis dan Kemitraan

Program Dit. PMPPU yang ditaja oleh Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Riau ini menghadirkan pihak

perbankan. Kehadiran pihak perbankan ini diharapkan

dapat membuka akses masyarakat terhadap modal sehingga

dapat menunjang peningkatan volume usaha.

Sebagai Bank Pembangunan Daerah, Bank Riau Kepri

menyajikan skema kredit yang dapat diakses oleh

masyarakat pesisir. Adapun jenis kredit yang dimaksud

adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE).

KKPE adalah kredit investasi dan atau modal kerja

yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan

Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan

Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati. Jenis usaha yang

dibiayai oleh kredit ini diantaranya adalah:

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 38

• Pengembangan tanaman pangan berupa : padi, jagung,

kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, kedele serta

kacang tanah

• Peternakan

• Pengembangan tanaman Hortikultura berupa : cabe,

bawang daun, tomat, wortel, terung, bawang merah,

kubis, buncis, sawi dan kentang, komoditi

hortikultura lainnya adalah buah-buahan

diantaranya adalah sawo, alpokat, durian, rambutan

dan pisang

• Pengembangan perkebunan

• Pengadaan pangan berupa: gabah, jagung, kedelai,

dan perikanan

• Penangkapan dan pembudidayaan Ikan

• Pengadaan /peremajaan peralatan, mesin, dan sarana

lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan

usaha sebagaimana tersebut di atas.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 39

Berdasarkan hal diatas dapat diketahui bahwa KKPE

dari Bank Riau Kepri ini dapat membiayai pengadaan

pangan berupa produk perikanan dan penangkapan dan

pembudidayaan ikan. Artinya, masyarakat pesisir dapat

memiliki kesempatan untuk mengembangkan usahanya dengan

bantuan modal berupa kredit dari bank tersebut.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.Persyaratan Akses KKPE Bank Riau Kepri

Dibidang Penangkapan Ikan

No Persyaratan Kelompok/Koperasi

Perorangan

1 Memiliki identitas diri(KTP) √ √

2 Merupakan anggota KUB √ -

3 Nelayan yang mendaratkan danmenjual hasil tangkapanmelalui pangkalan pendaratanikan

√ √

4 Memiliki usaha penangkapan √ √

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 40

dengan menggunakan kapalberukuran kurang dari 30(tiga puluh) gross tonnage(GT) dengan alat penangkapikan yang sesuai denganketentuan yang berlaku

5 Bersedia mentaati pedomanpelaksanaan dan mematuhiketentuan-ketentuan sebagaipeserta KKP-E

√ √

Sumber: Bank Riau Kepri

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui

bahwa syarat-syarat yang diharuskan oleh pihak

perbankan cukup mudah untuk dipenuhi oleh nelayan.

Terutama jika nelayan mengajukan bantuan dari

perbankan secara bersama-sama dengan membentuk

kelompok usaha. Syarat di atas relative sama

dengan yang disyaratkan untuk pembudidaya ikan.

Syarat ini dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah

ini.

Tabel 2.Persyaratan Akses KKPE Bank Riau Kepri

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 41

Dibidang Pembudidayaan Ikan

No Persyaratan Kelompok/Koperasi

Perorangan

1 Memiliki identitas diri(KTP) √ √

2 Merupakan anggotaPokdakan √ -

3 Memiliki lahan usaha,yang dibuktikan denganbukti kepemilikan atauperjanjian sewa lahanatau surat kuasa daripemilik yang diketahuioleh kepala desasetempat

√ √

Sumber: Bank Riau Kepri

Berdasarkan kedua tabel di atas dapat diketahui

bahwa kesempatan akses permodalan dapat diperoleh

masyarakat secara perorangan maupun telah terbentuk

dalam suatu kelompok dan atau koperasi.

Namun demikian, pembentukan kelompok usaha ataupun

koperasi lebih dianjurkan karena membangun usaha secara

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 42

bersama-sama akan memberikan efek peningkatan

kesejahteraan yang lebih luas jika dibandingkan

melakukan usaha secara perseorangan.

Oleh sebab itu, disarankan kepada pihak Dinas

Perikanan dan Kelautan dari Kabupaten/Kota untuk

menjadi fasilitator dan motivator di daerahnya masing-

masing untuk membentuk koperasi.

Untuk membentuk suatu koperasi maka perlu

pemahaman yang benar tentang pendirian koperasi

tersebut. adapun dasar hokum pendirian koperasi adalah

sebagai berikut:

1. UU No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian;

2. PP RI No.4 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Dan

Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan

Perubahan Anggaran Dasar Koperasi;

3. Permen Koperasi dan UKM No.01/Per/M.Kukm/1/2006

Ttg Petunjuk Pembentukan Pengesahan Akta

Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar

Koperasi;

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 43

4. Kepmen Koperasi dan UKM

No.19/Kep/M.Kukm/Iii/2000 Tentang Pedoman

Kelembagaan Dan Usaha Koperasi;

5. Kepmen Koperasi Dan Ukmri No.123/Kep/M.Kukm/

X/2004 Tentang Penyelenggaraan Tuga Akta

Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan

Pembubaran Koperasi pada Provinsi dan Kab/Kota;

6. Kepmen Koperasi dan UKM RI

No.98/Kep/M.Kukm/Ix/2004 Tentang Notaris

Sebagai Pembuata Akta Koperasi

7. Keputusan Gubernur Riau Nomor : Kpts.34/I/2005

tentang Penugasan Kepala Dinas Koperasi dan UKM

Provinsi Riau untuk mengesahkan Akta pendirian,

perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran

Koperasi di Provinsi Riau.

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 44

Kesimpulan

egiatan Evaluasi Program Dit.PMPPU

dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 45

BAB IVPENUTUP

pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat pesisir dalam

pengembangan pemberdayaan masyarakat pesisir menuju

kesejahteraan yang lebih baik.

Kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada peserta

tentang latar belakang dilaksanakan kegiatan yaitu

komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan

dengan memberdayakan masyarakat pesisir. Untuk

melaksanakan hal tersebut maka digulirkan suatu program

PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) sejak

tahun 2001 yang berlanjut hingga saat ini.

Program pemberdayaan tersebut mendorong masyarakat

untuk membentuk suatu kelompok usaha dan atau koperasi

sehingga percepatan terhadap peningkatan volume usaha

rakyat cepat terealisasi.

Dalam kegiatan ini diundang berbagai narasumber

dari Pusat dan Daerah yang masing-masing menjelaskan

tentang bagaimana mengakses modal dari perbankan,

bagaimana mendirikan koperasi dan memberikan ispirasi

dengan menyajikan suatu bentuk usaha rakyat yang telah

memberikan hasil.

Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari

dengan dihadiri oleh 35 orang peserta dari 7 (tujuh)

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 46

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten/Kota di Provinsi

Riau, dari pelaku usaha dan termasuk masyarakat pesisir

yang memiliki komitmen untuk mendirikan usaha.

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan

tersebut maka dalam laporan ini disimpulkan bahwa

peningkatan pemahaman dan pengetahuan peserta tercapai.

Hal ini diharapkan dapat membangun semangat dan

motivasi bagi peserta untuk mengimplementasikan

pengetahuan yang telah diperoleh selama acara

berlangsung.

Rekomendasi

Diharapkan setiap peserta yang hadir pada acara

Fasilitasi Pertemuan Pendampingan/Bimbingan Teknis dan

kemitraan Program Dit.PMPPU Tahun 2014 dapat

menyampaikan pengetahuan yang diperoleh pada daerahnya

masing-masing, selain itu direkomendasikan untuk

membentuk suatu koperasi atau kelompok usaha sehingga

tujuan dari pelaksanaan acara tercapai.

DAFTAR ISI

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 47

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………. i

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………….. 1

1.2. Dasar Hukum…………………………………………………… 11

1.3. Tujuan..…………………………………………………………… 12

1.4. Sasaran ………………………………………………………….. 12

1.5. Manfaat…………………………………………………………… 13

BAB II PENYELENGGARAAN……………………………………… 15

2.1. Dasar Kegiatan………………………………………………….. 15

2.2. Waktu dan Tempat…………………………………………….. 16

2.3. Peserta dan Narasumber…………………………………….. 16

2.4. Pembiayaan……………………………………………………… 17

BAB III HASIL KEGIATAN………………………………………… 19

2.1. Pengertian Umum……………………………………………… 19

2.2. Pelaksanaan

Kegiatan...........................................

.......

23

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 48

2.3. Ringkasan

Materi.............................................

............

24

BAB IV

PENUTUP...............................................

.............

35

1.1. Kesimpulan………………………………………………………. 35

1.2. Rekomendasi……………………………………………………. 36

LAMPIRAN..............................................

..........................

38

Fasilitasi Pertemuan Evaluasi Program Direktorat PMPPU Tahun 2014Page 49