pemberdayaan masyarakat melalui industri kerajinan batok

66
SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI KERAJINAN BATOK KELAPA (Di Dusun Santan, Desa Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta) Disusun Oleh: ZUMROTUL KHASANAH NIM 17510033 PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2021

Transcript of pemberdayaan masyarakat melalui industri kerajinan batok

SKRIPSI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI KERAJINAN BATOK

KELAPA

(Di Dusun Santan, Desa Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Disusun Oleh:

ZUMROTUL KHASANAH NIM 17510033

PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2021

i

ii

iii

iv

MOTTO

“Pemenang dalam kehidupan selalu berfifikir aku dapat, aku akan, aku menang.

Sebaliknya pecundang memuaskan perhatian mereka pada apa yang seharusnya sudah

mereka lakukan atau apa yang tidak mereka lakukan”.

(Dennis Waitley)

“Untuk apa mengingat masa lalu, karena sesungguhnya masa lalu tidak akan pernah

datang lagi. Tidak usah memikirkan masa depan, karena masa depan belum tentu

datang, akan tetapi lakukan yang terbaik untuk hari ini dan jadikan hari ini

sebagai harimu”.

(Dr. Aidh Al-Qarni, MA)

“Rasa takut itu bukan senjata bagi penguasa dan mereka yang duduk di tahta”.

(Rahmad Erwanda)

“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa, selalu ada jalan bagi

mereka yang sering berusaha maka dari itu jangan berhenti ketika lelah

berhentilah ketika selesai, tak apa menderitalah sekarang dan hiduplah sebagai

juara nantinya”.

(Zumrotul Khasanah)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya. Akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan target. Skripsi ini

saya persembahkan kepada orang-orang yang selalu menyemangati dan memberikan

dukungan kepada saya dalam menyelesaikan pendidikan saya.

1. Untuk kedua orangtua saya, Bapak Sutarmanto dan Mama Mustomah yang selalu

memberikanku cinta, kasih dan motivasi yang tiada hentinya serta mendo’akan ku setiap

saat. Terimakasih Pa, Ma berkat usaha kerja keras kalian anakmu dapat menyelesaikan

pendidikan sesuai dengan target. Terimakasih untuk segala kerja keras kalian yang tak

pernah mengeluh sedikitpun dalam memberikan apapun yang terbaik untukku.

2. Untuk Adek kandungku tercinta Maddah Inas Atsilah dan Elvina Putri Arianti.

3. Terimakasih juga untuk Mbah, Lik Sukri, Lik Yajid, Lik Ari, Wa atin dan sanak

keluarga lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

4. Terimakasih untuk sepupu tersayang Nia, Keysan, Ivana, Ida, Arkan, Dila, dan Tati

5. Untuk Dosen Pembimbingku Ibu Dra. Widati, Lic.rer.reg yang selalu sabar

membimbing saya dari awal hingga akhir serta yang telah memberikan ilmunya kepada

saya.

6. Terimakasih atas dukungan, kebaikan, Perhatian, mendengarkan keluh kesahku, dan

menghiburku jon

7. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku yang telah menemani hari-hariku selama kurang

lebih empat tahun ini yang selalu menerima segala kurang dan lebihku serta

memberikanku semangat dan motivasinya yang selalu ada dalam keadaan suka maupun

vi

duka, Semoga perpisahan kita ini bukan akhir dari segalanya (Magdalena Asri

Almuhasari dan Siti Latifah)

8. Terimakasih teman seperjuanganku Pembangunan Sosial angkatan 2017 yang telah

memberikan warni warni dalam hidupku.

9. Kakak-kakak tingkat yang selalu memberikanku wejangan yang sangat bermanfaat

untukku dan yang sedia mendengarkan sambatanku serta memberikanku motivasi dan

semangat yang tiada hentinya terutama Mas Nanang.

10. Adik kelasku yang tiada hentinya bertanya “sampai mana skripsinya?”, “kapan

sidang?”, “kapan wisuda?” dan ini sudah terjawab hasilnya. Terkhusus Bagus angakatan

2018.

11. Teman-teman KKN/PKM yang telah memberikanku semangat dan pengalaman selama

50 hari. (Mba Santi, Dewi, Ka Berta dan Lathiefah Mahmudah).

12. Teman-teman tercintaku (Latifah, Lena, Deni, Widi, Yosep, Avril dan Tegar)

13. Teman sekaligus sahabat sejak SMA hingga saat ini yang selalu mengajakku untuk

holiday sekedar melepaskan rasa gabut dan stres (Umi, Rumi, Nazia, Ika).

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa” di Dusun Santan, Desa Guwosari,

Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dikemudian hari.

Dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Ibu Dra. Oktarina Albizzia, M.Si selaku Ketua Prodi Pembangunan Sosial.

3. Ibu Dra. Widati, Lic.rer.reg selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi.

4. Bapak Drs. AY Oelin Marliyantoro, M.Si selaku Dosen Penguji Samping I skripsi yang

telah memberika masukan yang sangat berguna untuk memperbaiki penyusunan skripsi

ini.

5. Ibu Dra. Anastasia Adiwirahayu, M.Si selaku Dosen Penguji II skripsi yang telah

memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki penyusunan skripsi

yang baik dan benar.

viii

6. Seluruh Dosen Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial yang telah memberikan ilmunya

selama mengenyam pendidikan.

7. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta yang selama ini telah memberikan ilmu kepada penyusun selama duduk

dibangku perkuliahan.

8. Seluruh Staf Pegawai Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta atas segala pelayanan yang telah diberikan selama ini guna menunjang

kegiatan perkuliahan.

9. Bapak Masduki Rahmad, S.IP selaku Kepala Desa Guwosari yang telah berkenan untuk

menerima saya dalam melakukan penelitian di Dusun Santan, Desa Guwosari,

Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul.

10. Bapak Mudakir selaku Dukuh Santan yang telah mengijinkan saya untuk melakukan

penelitian di Dusun Santan.

11. Seluruh Masyarakat Dusun Santan yang telah berkenan untuk menerima dan membantu

saya dalam melakukan penelitian.

12. Seluruh teman-teman perjuanganku di HMPS STPMD “APMD”

Semoga Allah SWT berkenan membalas semua jasa-jasa kebaikan yang telah diberikan

kepada saya, Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 9 Februari 2021

Penyusun

Zumrotul Khasanah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Salah satu upaya dalam mengurangi kesenjangan, dapat dilakukan melalui

program pembangunan daerah. Tujuan akhir program ini yaitu menghilangkan

kemiskinan dan menciptakan pemerataan laju pertumbuhan antar daerah, yang

disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Ruang lingkup pembangunan

daerah meliputi semua kegiatan pembangunan sektoral, regional dan khusus, yang

berlangsung didaerah, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Tujuannya

adalah menggalakkan prakarsa dan peran masyarakat, meningkatkan pendayagunaan

potensi daerah, meningkatkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah, serta

mempercepat pertumbuhan daerah yang masih tertinggal. (Gunawan Sumodiningrat,

1998: 24).

Pada dasarnya tujuan dari pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pemerintah telah memusatkan perhatiannya pada peningkatan lapangan

kerja dan kesempatan kerja dipedesaan sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah

masing-masing dalam pembangunan usaha rakyat. Adanya industri kecil di pedesaan

dipandang mampu meningkatkan produksi barang-barang serta dapat mengatasi

masalah kesempatan kerja yang semakin sempit di sektor pertanian.

2

Di Indonesia, ekonomi kreatif mulai diakui memiliki peran yang sangat strategis

dalam pembangunan ekonomi dan pembangunan bisnis. Dalam beberapa tahun terakhir

ini istilah ekonomi kreatif dan atau industri kreatif mulai marak dibicarakan. Terlebih

ketika presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan tentang pentingnya

pengembangan ekonomi kreatif baik masa depan ekonomi Indonesia. Implementasi

konsep ekonomi kreatif ke bentuk pengembangan industri kreatif adalah solusi cerdas

dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan pengembangan

bisnis diera persaingan global (Moelyono Mauled, 2010: 226-227).

Pembangunan sektor industri pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat. Pembangunan sektor industri

adalah kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan industri dengan memperbesar

nilai tambah dan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Industri kecil dan

kerajinan yang sebagian besar berada di pedesaan, juga telah mengambil tempat

penting dalam masalah kesempatan kerja dan tenaga kerja. Hal ini terbukti dari industri

kecil atau usaha kerajinan di pedesaan bersifat padat karya, yaitu yang membutuhkan

banyak tenaga baik dewasa maupun remaja yang memiliki keterampilan. Tenaga kerja

dalam proses produksi berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, ataupun

dari luar daerah. Dari hal ini, maka perlu adanya suatu strategi yang dapat

memberdayakan masyarakat yang berkelanjutan. Strategi merupakan upaya

menggerakkan sumber daya untuk mengembangkan potensi rakyat yang akan

meningkatkan produktivitas rakyat baik sumber daya manusia maupun sumber daya

3

alam yang ada disekitar (Mubyarto, 1996: 29).

Industri kerajinan batok kelapa berdasarkan kunjungan awal menurut bapak

Mudzakir (Dukuh Dusun Santan) memiliki prospek masa depan yang baik karena

pontensi alam yang melimpah dan mempunyai tujuan untuk membangun kemandirian

masyarakat. Dibukanya kesempatan kerja baru tersebut diharapkan terciptanya usaha

industrialisasi di suatu daerah. Dari berbagai industri kecil atau kerajinan yang ada,

mengenai limbah batok kelapa atau batok yang tidak mempunyai nilai tetapi masih

dapat dijadikan barang yang bermanfaat. Seperti contohnya diolah menjadi abu gosok

atau arang setelah melalui proses pembakaran. Selain itu, ternyata batok kelapa juga

dapat dijadikan sebagai barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomi yang lebih

tinggi. Berbagai barang kerajinan yang unik dan kreatif dapat dihasilkan dari batok

kelapa atau batok. Kreasi dari hasil kerajinan tempurung kelapa yang di daur ulang

menjadi sebuah kerajinan yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari seperti

misalnya sendok, garpu, mangkok, dan barang kerajinan lainnya.

Dusun Santan merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Guwosari

Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul. Dusun ini terkenal dengan daerahnya yang

menjadi sentra kerajinan batok kelapa. Penduduk di Dusun Santan berusaha

memanfaatkan limbah batok kelapa sebagai bahan baku kerajinan dan menjadikan

dusun sebagai Sentra kerajinan. Dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki

pekerja, mereka berusaha membuat inovasi- inovasi baru untuk menghasilkan

berbagai bentuk kerajinan yang unik dan diminati oleh konsumennya. Masyarakat

4

Dusun Santan sebelumnya bekerja sebagai petani, dan buruh. Dengan keterampilan

yang masyarakat miliki, mereka mempunyai kesempatan untuk mengasah

keterampilan mereka di bidang kerajinan khususnya kerajinan batok kelapa dalam

upaya meningkatkan pendapatan ekonomi.

Dusun Santan yang berarti dalam bahasa jawa “santen” yaitu perasan kelapa,

dinamakan santan karena pada masa itu di Dusun Santan banyak ditanami pohon

kelapa. melihat hal tersebut kemudian Bapak Subhan Nurtaufik mempunyai ide untuk

membuat kerajinan batok kelapa yang dinamai Cumplung Adji. Cumplung yang

berarti kelapa yang jatuh dari pohonnya yang sudah kering dan biasanya hanyut di

sungai, cumplung ini tidak ada manfaatnya karena kelapa nya tidak bisa diambil

untuk “santen”. Sedangkan Adji adalah mempunyai nilai guna atau dapat juga disebut

berharga. Maka dengan demikian usaha tersebut dinamai Cumplung Adji karena

sesuatu yang pada awalnya tidak ada manfaatnya sebenarnya dapat dijadikan sesuatu

yang berharga dan bernilai, bahkan dapat menghasilkan uang.

Adanya kerajinan tersebut, masyarakat Dusun Santan berupaya dalam merubah

pandangan orang mengenai limbah batok kelapa menjadi bentuk karya kerajinan yang

memiliki nilai ekonomi. Berbagai macam limbah batok dibuang dan tidak dipedulikan

seperti halnya limbah dari batok kelapa atau batok dibuang begitu saja setelah diambil

dagingnya. Limbah tidak selamanya hanya menjadi sampah. Dengan kreativitas yang

dimiliki masyarakat di Dusun Santan, limbah batok kelapa atau batok yang semula

hanya barang yang tidak bernilai dapat diubah menjadi „mesin penghasil uang‟.

5

Dengan adanya industri batok kelapa dalam mengembangkan potensi lokal dapat

menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat yang dulunya masih belum bekerja

atau bekerja hingga sekarang sebagian dari masyarakat menjadi pengrajin batok dan

yang dulunya bekerja di luar daerah hingga sekarang mereka memilih untuk menekuni

kerajinan batok kelapa dan akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, serta

manfaat lainnya dari pengembangan pembangunan desa dapat mengurangi

pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Masyarakat semakin terberdaya dengan adanya kerajinan batok kelapa ini karena

keterampilan semakin bagus dan pesanan semakin banyak. Hasil Produk dari

kerajinan batok kelapa masyarakat ini tersebar hingga di berbagai daerah ditanah air

seperti Jakarta, Surabaya, Batam dan Medan bahkan produk ini diekspor di berbagai

Negara di luar negeri seperti Jepang, USA dan negara-negara di Eropa. Namun tak

lepas dari beberapa hal tersebut untuk dapat mencapai tujuan pemberdayaan

masyarakat Dusun Santan terhadap peningkatan perekonomian tentu tidak semulus

seperti yang direncanakan, pasti ada kendala-kendala yang akan ditemui dalam

pemberdayaan. Adanya jaringan kerja sama yang dilakukan oleh pengrajin batok

kelapa terhadap instansi- instansi dan Pemerintah Kabupaten Bantul yang dapat

membantu mengembangkan usaha kerajinan batok kelapa.

Berdasarkan uraian diatas, maka menjadikan daya tarik bagi peneliti untuk melihat

lebih dalam lagi tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok

Kelapa di Dusun Santan Desa Guwosari Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul.

6

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Siapa yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat melalui industri kerajinan

batok kelapa?

2. Apa dan bagaimana peran mereka dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui

industri kerajinan batok kelapa?

3. Apa dan bagaimana strategi yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat

melalui industri kerajinan batok kelapa?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENDAHULUAN

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan permasalahan yang dipaparkan diatas, maka

penelitian ini bertujuan:

a. Mendeskripsikan tentang stakeholder yang terlibat dalam pemberdayaan

masyarakat melalui industri kerajinan batok kelapa.

b. Mendeskripsikan peran stakeholder dalam proses pemberdayaan

masyarakat melalui industri kerajinan batok kelapa.

c. Mendeskripsikan strategi yang dilakukan stakeholder dalam

pemberdayaan masyarakat melalui industri kerajinan batok kelapa.

7

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

1) Penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan untuk penulis dan pembaca terutama mengenai

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa.

2) Sebagai pembanding antara teori yang didapat dari bangku perkuliahan

dengan fakta yang ada dilapangan.

3) Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan di

bidang penelitian yang sejenis.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam mengaplikasikan

pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis.

2) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan umum tentang

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa Di

Dusun Santan Desa Guwosari Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul.

8

D. KERANGKA TEORI

Pemberdayaan masyarakat menekan bahwa masyarakat individu atau kelompok

memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk

mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses atau cara untuk meningkatkan taraf

hidup atau kualitas masyarakat. Melalui suatu kegiatan tertentu yaitu melakukan

kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM, yang disesuaikan dengan keadaan

dan karakteristik dimasyarakat itu sendiri. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat disini

adalah meningkatkan kemampuan masyarakat baik dalam arti pengetahuan,

keterampilan, maupun sikap untuk mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber yang

ada disesuaikan dengan keadaan dan karakteristik dimasyarakat itu sendiri untuk

mencapai kemandirian. Pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang memiliki

daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.

1. Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi (2007: 42) bahwa

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat,dengan

mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan

berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi Tindakan nyata. Sedangkan

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem

adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas

bersama (Koentjaraningrat, 2009: 115-118). Jadi Pemberdayaan masyarakat, secara

umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau

9

masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku

masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Dari definisi tersebut, tampak ada

tiga tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan

kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat dan mengorganisir diri

masyarakat. (http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/memahami-konsep-

pemberdayaan-masyarakat.html).

Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali

seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi,

kemampuan untuk mengelola kegiatan, dan masih banyak lagi sesuai dengan

kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Perilaku masyarakat

yang perlu diubah tentunya perilaku yang merugikan masyarakat atau yang

menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat

dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam

mengelola kegiatan atau program yang mereka kembangkan. Pemberdayaan muncul

karena adanya suatu kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah

mengakibatkan mereka tidak mampu dan tidak tahu. Ketidakmampuan dan

ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan produktivitas mereka rendah.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui pengembangan masyarakat, dan

pengorganisasian masyarakat, apa yang dikembangkan dari masyarakat yaitu

potensi dan sikap hidupnya. (http://digilib.uinsby.ac.id/11080/7/.Bab%204.pdf)

10

Pemberdayaan yang ada di Dusun Santan melalui pelatihan-pelatihan yang

diprogramkan oleh Pemerintah karena seseorang itu harus benar-benar tekun dalam

mengikuti pelatihan itu sehingga dapat terus mengembangkan kerajinan dan dapat

meningkatkan perekonomian dan pemerintah akan terus berusaha dalam

mengupayakan dengan dinas yang ada untuk pengadaan alat dan teknologi agar

pemberdayaan kerajinan batok kelapa dapat berjalan dengan lebih baik.

Menurut Soetomo (2011: 88) Proses pemberdayaan masyarakat adalah

pemberian kewenangan dan pengembangan kapasitas masyarakat. Kedua unsur

tersebut tidak dapat dipisahkan, oleh karena apabila masyarakat telah memperoleh

kewenangan tetapi tidak atau belum mempunyai kapasitas untuk menjalankan

kewenangan tersebut maka hasilnya juga tidak optimal. Masyarakat berada di posisi

marginal karena kurang memiliki kedua unsur tadi, kewenangan dan kapasitas.

Kondisi tersebut sering juga disebut masyarakat kurang berdaya atau powerless,

sehingga tidak mempunyai peluang untuk mengatur masa depannya sendiri. Hal

itulah yang dianggap sebagai penyebab utama kondisi kehidupannya tidak sejahtera.

Berdasarkan konsep pemberdayaan para ahli yang berbeda-beda pada intinya dapat

dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah sebuah upaya yang direncanakan untuk

melakukan perubahan pada masyarakat dari ketidakberdayaan menjadi berdaya

dengan menitikberatkan pada pembinaan atau pendampingan potensi dan

kemandirian masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk kehidupan

masa depan mereka.

11

Menurut Sumodiningrat (1998: 41) pemberdayaan tidak bersifat selamanya

melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri dan kemudian dilepas

untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jauh lagi. Dalam rangka menjaga

kemandirian tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan

secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi. Sebagaimana

disampaikan bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan

berlangsung secara bertahap. Tahap- tahap yang harus dilalui tersebut adalah

meliputi:

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli

sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan

keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar

sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan.

3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga

terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada

kemandirian.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan

pemberdayaan pada intinya ada tiga, yaitu pertama, penyadaran masyarakat yang

bertujuan mengkomunikasikan program kegiatan yang akan dilaksanakan serta

menumbuhkan keinginan atau kemauan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan,

biasanya penyadaran dilakukan dengan cara sosialisasi. Pada tahap ini pihak

12

memberdayakan/ actor/ pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi,

supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan masyarakat yang

efektif. Tahap kedua transformasi kemampuan yaitu proses mentransformasikan

pengetahuan dan kecakapan- keterampilan. Proses tersebut dapat berjalan dengan

baik, penuh semangat dan berjalan efektif jika tahap masyarakat dapat memberikan

peran partisipasi pada tingkat yang rendah dengan sekedar menjadi objek

pembangunan saja, belum menjadi subjek. Tahap ketiga, peningkatan intelektual

dan kecakapan keterampilan merupakan tahap yang dijelaskan agar masyarakat

dapat membentuk kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut ditandai oleh

kemampuan masyarakat di dalam membentuk inisiatif, kreasi-kreasi, dan melakukan

inovasi-inovasi di dalam lingkungannya. Apabila masyarakat telah mencapai tahap

ini maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan. Masyarakat

pada kondisi ini ditempatkan sebagai subjek pembangunan dan pemerintah hanya

menjadi fasilitator saja.

Strategi adalah suatu proses sekaligus produk yang penting, berkaitan dengan

pelaksanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk

memenangkan persaingan agar tercapainya tujuan. Menurut Sumodiningrat,

menyatakan bahwa strategi pemberdayaan pada dasarnya memiliki tiga arah yaitu:

Pertama, pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua, pemantapan otonomi

dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang

mengembangkan peran masyarakat. Ketiga, modernisasi melalui perubahan struktur

13

sosial ekonomi, budaya dan struktur politik yang bersumber pada partisipasi

masyarakat. (Totok Mardikanto dalam Sumodiningrat, 2010: 193-194.)

Membangun ekonomi rakyat harus berarti meningkatkan kemampuan rakyat

dengan cara mengembangkan dan memberdayakannya. Upaya menggerakkan

sumber daya untuk mengembangkan potensi rakyat ini akan meningkatkan

produktivitas rakyat baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada

disekitar. Pengembangan ekonomi rakyat dapat dilihat dari tiga sisi (Mubyarto,

1996: 28-29) yaitu:

1. Menciptakan keadaan yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.

2. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat untuk memanfaatkan

peluang- peluang ekonomi.

3. Mengembangkan ekonomi rakyat juga memiliki arti melindungi rakyat dan

mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang.

Untuk mencapai tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat, terdapat pilihan

kebijaksanaan yang dilaksanakan dalam beberapa langkah strategi seperti yang

dikemukakan oleh (Gunawan Sumodiningrat, 1998: 7-8) yaitu:

a. Memberikan peluang atau akses yang lebih besar pada akses produksi.

Sehingga, mampu meningkatkan produksi, pendapatan, dan menciptakan

tabungan yang dapat meningkatkan pemupukan modal secara

berkesinambungan.

14

b. Memperkuat potensi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat yang

dibantu dengan prasarana dan sarana penghubung yang mampu memperlancar

pemasaran produksi. Membangun kesetiakawanan dan rasa kesamaan sehingga

menciptakan rasa percaya diri dan harga diri dalam menghadapi kebutuhan

ekonomi serta meningkatkan kesadaran, kemauan dan tanggung jawab, bahwa

kemenangan dalam pergulatan perdagangan bebas tidak akan tercapai tanpa

adanya rasa kebersamaan dan kesatuan.

c. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam upaya meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Selain pengetahuan yang didapatkan dari

pendidikan dan pelatihan, kesehatan berperan besar dalam menentukan

produktivitas.

d. Kebijakan pengembangan industri harus mengarah pada penguatan industri

rakyat yang terkait dengan industri besar. Proses industrialisasi mengarah ke

daerah pedesaan dengan memanfaatkan potensi setempat yang umumnya argo

industri.

e. Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga kerja mandiri

sebagai cikal bakal lapisan wirausaha baru, yang berkembang menjadi

wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan saling menunjang.

f. Pemerataan pembangunan antar daerah, karena perekonomian yang tersebar di

seluruh penjuru tanah air.

15

Menggerakan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi

masyarakat, akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga SDA

maupun SDM yang ada di sekitar masyarakat dapat ditingkatkan produktivitasnya.

Strategi pemberdayaan berarti berupaya memberdayakan masyarakat dalam

meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan mengembangkan potensi, dengan kata

lain memberikan keterampilan dan pengetahuan tetapi tidak memberikan dana yang

dapat membuat masyarakat tidak dapat untuk mandiri atau tergantung kepada

pemerintah.

Kaitan Antara Pemberdayaan Dengan Industri

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa dilakukan

dengan kerja sama yang baik antara masyarakat setempat dengan peran banyak pihak.

Stakeholder yang terlibat baik antara pemerintah desa, pemerintah daerah, instansi., dan

tokoh masyarakat. Keberadaan industri ini telah berdampak terhadap kehidupan

masyarakat setempat terutama dalam segi sosial, ekonomi, dan budaya. Pemberdayaan

harus membangun industri, membangun ekonomi rakyat dan mencapai pemberdayaan.

(http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=36040)

2. Industri Kerajinan Batok Kelapa

Industri batok kelapa termasuk ke dalam industri kecil. Industri kecil merupakan

kelompok industri yang paling bertahan dalam menghadapi krisis perekonomian

Indonesia. Masalah yang sering dihadapi oleh industri kerajinan yaitu masalah kesulitan

pemasaran, keterbatasan finansial, kemampuan wirausaha, dan keterampilan dalam

16

desain kerajinan. Oleh karena itu perlu adanya lembaga yang nantinya akan membantu

industri kerajinan tetap bertahan dan mampu menghadapi permasalahan-permasalahan

yang muncul.

Berbagai jenis industri kecil yang ada salah satunya adalah industri kerajinan.

Banyak daerah di Indonesia yang berkembang perekonomiannya lewat industri

kerajinan. Konsep industri kerajinan merupakan aktivitas yang berbasis kreativitas yang

mana nantinya berpengaruh terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya

serta sektor industri kerajinan ini juga yang mampu menyerap tenaga kerja yang sangat

tinggi.

Komitmen pemerintah untuk selalu mengembangkan industri kecil dan menengah

diantaranya melalui pemberian kemudahan izin usaha dan pembinaan kepada industri

kecil, penyusunan kebijakan industri terkait dengan industri penunjang, pelatihan dan

bantuan permodalan, serta pengembangan sentra- sentra industri potensial. Namun

dalam industri kerajinan ini masih banyak permasalahan yang dihadapi.

Dalam membuat kerajinan tempurung kelapa ini pasti nya ada hambatan dari segi

peralatan, teknologi yang belum memadai untuk itu perlu bantuan dari Pemerintah

tetapi bagaimana juga masyarakat pengrajin Dusun Santan terus menekuni kerajinan

dan memperbaiki lewat kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga mempunyai

rasa antusias dalam mengembangkan produk sampai pada pemasaran nya sehingga

dengan mudah memajukan masyarakat.

17

Industri kecil juga sangat bermanfaat bagi penduduk terutama penduduk golongan

ekonomi lemah karena memberikan lapangan kerja pada penduduk pedesaan yang

umumnya tidak bekerja secara utuh dan memberikan tambahan pendapatan tidak saja

bagi pekerja atau kepentingan keluarga tetapi juga anggota keluarga lain, serta dalam

beberapa hal mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat dan

daerah sekitarnya secara lebih efisien dan lebih murah di banding industri besar.

Menurut Biro Pusat Statistik (2003) industri kecil adalah usaha rumah tangga yang

melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang belum jadi atau setengah

jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau yang kurang nilainya menjadi

barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual dengan jumlah pekerja

paling sedikit 5 orang dan yang paling banyak 19 orang termasuk pengusaha. Dengan

disadarinya peranan dan arti penting dari keberadaan „industri‟ kerajinan sebagai suatu

wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru serta upaya pelestarian hasil

budaya bangsa, maka celah-celah keberadaannya mulai tersimak dan menggugah tokoh-

tokoh masyarakat dari berbagai kalangan, utamanya mereka yang erat kaitannya dengan

seni budaya kerajinan itu sendiri, seperti para pencinta/peminat barang-barang seni dan

kerajinan, tokoh masyarakat dan para seniman serta para ahli yang menggeluti bidang

seni serta kerajinan. (http://e-journal.uajy.ac.id/.2601/3/2EP1633.pdf)

18

Macam-Macam Industri Kecil

1) Industri Kecil Tradisional

Lokasi didaerah- daerah perdesaan.

Mesin yang digunakan dan alat kelengkapan modal relatif sederhana.

Aksesnya untuk mencapai atau menjangkau pasar di luar lingkungannya yang

berdekatan terbatas.

Proses teknologi yang digunakan sederhana.

2) Industri Kecil Modern

Dilibatkan dalam sistem produksi besar dan menengah dengan sistem pemasaran

domestik dan ekspor.

Menggunakan teknologi proses madya (intermediate proses technology).

Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan lainnya.

Memiliki skala produksi yang sangat terbatas.

3) Industri Kerajinan Besar

Industri kerajinan besar ini juga meliputi berbagai industri kecil yang sangat

beragam mulai dari industri kecil yang menggunakan teknologi dalam proses madya

atau teknologi proses maju.

Selain mempunyai potensi untuk bisa menyediakan lapangan kerja dan kesempatan

untuk memperoleh pendapatan bagi kelompok berpendapatan rendah terutama di

daerah-daerah pedesaan. Industri kecil juga didorong dengan landasan dalam budaya.

(https://guruakuntansi.co.id/industri-kecil/)

19

Tempurung kelapa menurut Triono (2006: 74-83) adalah bagian dari buah kelapa

yang berupa endokarp, bersifat keras, dan diselimuti oleh sabut kelapa biasanya

tempurung kelapa digunakan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan briket.

Tempurung kelapa dalam penggunaan biasanya digunakan sebagai bahan pokok

pembuatan arang dan arang aktif. Hal tersebut dikarenakan tempurung kelapa

merupakan bahan yang dapat menghasilkan nilai kalor. Untuk proses pengujian nilai

kalor pada tempurung kelapa yaitu dengan menggunakan alat bomb kalorimeter, selain

memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, tempurung kelapa juga cukup baik untuk bahan

arang aktif. Tempurung kelapa memang sangat banyak manfaatnya apalagi peralatan

dalam rumah tangga misalnya mangkok, sendok, cangkir yang dapat memanfaatkan

hasil alam yang ada dan dapat menjadikan sebuah produk yang baik untuk dijual

menjadi barang yang memiliki nilai tinggi. Manfaat dari tempurung kelapa juga

mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pengrajin lebih meningkat, dari sisi

lingkungan juga bermanfaat dalam menjaga lingkungan sekitar. Tempurung kelapa ini

juga memiliki manfaat yang sangat baik bagi pengrajin yang di mana bisa

mengembangkan produk dan bisa memasarkannya di luar daerah bahkan keluar negeri

sesuai permintaan konsumen tentunya dengan mempromosikan atau mengikut sertakan

dalam kegiatan-kegiatan tertentu agar masyarakat dapat mengenal dan memiliki

produk-produk dari hasil kerajinan tempurung kelapa dan dapat mengurangi angka

pengangguran dan membantu pemerintah dalam memajukan pertumbuhan sektor

ekonomi masyarakat.

20

Dibawah ini adalah tahapan industri kerajinan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Bahan baku

Batok kelapa merupakan bahan baku dalam proses pembuatan kerajinan

yang diperoleh dari pohon kelapa. Bahan baku yang disiapkan adalah kepingan

batok kelapa yang diberi warna sesuai keinginan. Warna dasar yang biasa dipakai

adalah warna cokelat kehitaman yang dibuat dengan cara merendam kepingan

batok kelapa dengan oli kurang lebih 15 menit kemudian dijemur kurang lebih

selama 30 menit dibawah sinar matahari agar warna meresap ke dalam kepingan

batok kelapa. (Proses pemberdayaan adalah pembinaan dan penyediaan bahan

mentah dengan kerja sama antara pengrajin dan pemerintah desa).

b. Tenaga kerja

Tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, tenaga kerjanya

berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. (proses

pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah desa adalah dengan menyerap

tenaga kerja dari masyarakat setempat.

2. Produksi

Pembuatan produk mengenai hal pembagian pembuatan jenis produk, tidak

mengkhususkan pengrajin untuk membuat jenis produk tertentu jadi setiap pengrajin

bisa membuat produk yang berbeda-beda setiap harinya kecuali ada pesanan untuk

21

membuat produk tertentu dalam jumlah besar. Pembuatan produk dengan waktu yang

sedikit serta tingkat kesulitan yang rendah.

a. Keterampilan

Semakin lama seseorang menekuni pekerjaannya maka akan semakin

berpengalaman orang tersebut dalam bidang tersebut. (proses pemberdayaan nya

adalah dengan mengasah keterampilan yang dimiliki masyarakat oleh

pemerintah daerah, pemerintah desa dan pengelola).

b. Ilmu atau keahlian

Ilmu atau keahlian dari karyawan itu sangat penting karena berpengaruh

terhadap jumlah produksi kalau karyawan sudah mahir maka bisa membuat

kerajinan dengan cepat sehingga produksi meningkat (proses pemberdayaannya

adalah memberikan ilmu pemahaman tentang kerajinan dari pemerintah daerah

dan pemerintah desa).

3. Pemasaran

Adanya kemajuan teknologi dan informasi mempermudah untuk

memasarkan produk kerajinan batok kelapa ke semua daerah tanpa batas, kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi salah satu faktor pendukung yang sangat

penting karena dengan kemajuan teknologi dan informasi bisa digunakan untuk

mempromosikan produk kerajinan batok kelapa.

22

a. Pelatihan usaha

Melalui pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman terhadap konsep-konsep

kewirausahaan, dengan segala macam permasalahan yang ada didalamnya.

Tujuan dari pelatihan usaha adalah memberikan wawasan yang lebih

menyeluruh dan aktual, sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap

peserta, di samping diharapkan peserta memiliki pengetahuan teoritis. Dengan

melalui pelatihan seperti ini, peserta diharapkan dapat mencermati adanya kiat-

kiat tertentu, sehingga dapat dihindari sekecil mungkin adanya kegagalan

dalam mengembangkan wirausaha. (Proses pemberdayaannya adalah dengan

mengadakan pelatihan oleh pemerintah daerah).

b. Pendampingan

Pada tahap ini, yaitu ketika usaha itu dijalankan maka calon wiraswasta

akan di dampingi oleh tenaga pendamping yang profesional, yang berfungsi

sebagai pengarah maupun sekaligus pembimbing, sehingga kegiatan usaha

yang di gelutinya, benar-benar mampu berhasil dikuasai. (Proses

pemberdayaan nya adalah dengan melakukan pendampingan terhadap

masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah daerah).

23

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai

berikut.

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

a. Industri ekstraktif

b. Industri non ekstraktif

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tersier.

2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

a. Industri rumah tangga

b. Industri kecil

c. Industri sedang

d. Industri besar

3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

a. Industri primer

b. Industri sekunder

c. Industri tersier

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

a. Industri pertanian

b. Industri pertambangan

c. Industri jasa

5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri

yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

24

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry),

yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk,

terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang

pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu

industri yang didirikan dekat atau di tempat pengolahan.

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di

tempat tersedianya bahan baku.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),

yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas.

6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku

untuk kegiatan industri yang lain.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen.

7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat

produksi lainnya.

b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi.

25

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif. Menurut

Bodgan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong (2006: 4)

mendeskripsikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa data-data dan perilaku yang diamati. Menurut

mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik.

Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau

hubungan antara dua gejala atau lebih. Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian

yang ditunjukan untuk mendiskripsikan dan menganalisi fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Data

dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks

yang mendetail disertai catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis

dokumen.

2. Ruang lingkup penelitian

a. Objek Penelitian

Obyek merupakan apa yang hendak diselidiki didalam kegiatan penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi obyek adalah Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Kerajinan Batok Kelapa Di Dusun Santan, Desa Guwosari, Kapanewon Pajangan,

Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

26

b. Definisi Konseptual

Menurut Singarimbun dan Sofian (2008: 43) definisi konseptual adalah pemaknaan

dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan

konsep tersebut dilapangan. Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi

konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya

(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai kemampuan individu yang

bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun pemberdayaan masyarakat

yang bersangkutan sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif- alternatif

baru dalam pembangunan masyarakat (Mardikanto, 2014: 202).

Industri kerajinan

Industri kerajinan adalah suatu kegiatan pembentukan atau pengubahan

barang menjadi barang lain yang merupakan hasil kerja tangan sehingga

mempunyai nilai yang lebih tinggi, yang dilakukan oleh seseorang atau lebih

anggota rumah tangga sebagai penanggung jawab.

Batok Kelapa

Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang berupa endokarp,

bersifat keras, dan di selimuti oleh sabut kelapa biasanya tempurung kelapa

digunakan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan briket.

27

c. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Azwar (2013: 74) adalah suatu definisi mengenai

variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik- karakteristik variable tersebut

yang dapat diamati. Berdasarkan pengertian diatas, maka definisi operasional

mengenai Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kerajinan Batok Kelapa di Dusun

Santan adalah:

1. Stakeholder yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat melalui industri

kerajinan batok kelapa

2. Peran stakeholder dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui industri

kerajinan batok kelapa

3. Strategi yang dilakukan stakeholder dalam pemberdayaan masyarakat melalui

industri kerajinan batok kelapa

3. Subjek Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang kami ambil, maka yang menjadi subyek informan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. 2 orang Pemerintah Desa Guwosari

2. 6 orang Pengrajin di Dusun Santan

3. 1 orang Pengelola Kerajinan

4. 1 orang Dinas Pariwisata

5. 1 orang sebagai anggota perwakilan dari Masyarakat

28

4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut (Gulo, 2002: 110) Metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan

tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan

untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan

penelitian. Metode yang akan dilakukan dalam pengumpulan data ini yaitu :

a. Metode Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada masyarakat serta tokoh

masyarakat yaitu dukuh setempat. Metode yang kami laksanakan yaitu dengan

wawancara langsung untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi.

b. Metode Pengamatan /Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara melalui pengamatan secara langsung terhadap

keadaan lingkungan dan kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang, sehingga

dapat diketahui kondisi sebenarnya mengenai lingkungan serta kegiatan masyarakat

Dusun Santan.

c. Dokumentasi

Suatu pengumpulan data dengan cara melihat langsung sumber-sumber

Dokumen yang terkait. Dengan arti lain bahwa dokumentasi sebagai pengambilan

data melalui dokumen tertulis maupun elektronik digunakan sebagai mendukung

kelengkapan data yang lain.

29

5. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (2014: 246-253) Teknik Analisis Data dilakukan

secara Kualitatif dalam penelitian ini ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data,

dan kesimpulan atau verifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi

data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi

data.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama

peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak,

kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi

data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan pola nya. Dengan demikian data

yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencari nya apabila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan,

seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.

30

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan

dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena

itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang

dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus

dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan,

keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,

dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain

yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu,

wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data- data yang

memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga

memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data

kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan

dan bagan.

Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan

menggunakan tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data

31

tersebut, maka data terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami.

Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam

melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik,

matrik, network (jaringan kerja), dan chart.

c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil

tindakan.

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles

dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila

tidak ditemukan bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya.

32

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan diatas bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.

33

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

A. Sejarah Desa Guwosari

Desa Guwosari Merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Bantul yang

terletak di Kapanewon Pajangan. Desa Guwosari merupakan wilayah paling timur

di Kecamatan Pajangan, karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul

sebagai pusat kota, Desa guwosari termasuk desa yang telah berbudaya kota. Desa

Guwosari memiliki 4 mata air yang terletak di Dusun Watu gedug (1 mata air) 3

dari 4 mata air tersebut berada di situs peninggalan Pangeran Diponegoro. Di Desa

Guwosari dilalui oleh Sungai Bedog, sungai ini merupakan sumber air untuk

pengairan lahan pertanian di Desa Guwosari meskipun masih belum memberikan

pasokan irigasi yang memadai.

Desa Guwosari ini terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Selarong dengan

lurah pada waktu itu adalah Wonodiryo dan Kelurahan Iroyudan. Seiring dengan

perkembangan zaman dan menjelang detik-detik kemerdekaan RI terjadi integrasi

wilayah kelurahan yaitu antara kelurahan Selarong dengan Kelurahan Iroyudan

dengan penggagas integrasi ini adalah lurah Wonodiryo (lurah Selarong). Hasil

penggabungan ini terjadilah Desa Guwosari yang berarti “Guwo” adalah Goa yang

berada di Selarong sebagai tempat persembunyian Pangeran Diponegoro pada masa

penjajahan dahulu yang sekarang terkenal dengan Objek Wisata Goa Selarong dan

“Sari” adalah inti dari dua kelurahan jadi satu dengan lurah pertama yaitu bapak

34

Sukowardi dari Padukuhan Kembangputihan. Jadi icon desa Guwosari adalah Goa

Selarong yang terletak di Padukuhan Kembangputihan dari balai desa Guwosari

arah ke utara.

Dusun Santan adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Guwosari

Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul. Letaknya kurang lebih 6 km dari pusat

Kabupaten Bantul dan sekitar 25 km dari pusat Propinsi Yogyakarta. Memiliki luas

sekitar 14,2115 ha dengan penduduk yang berjumlah 532 jiwa, yang terdiri atas

laki-laki 266 orang dan perempuan 266 orang.

1. Keadaan Geografis

a. Luas Wilayah

Luas wilayah desa Guwosari adalah 830.011,00 Ha yang terdiri dari 15

padukuhan. Penggunaan lahan di Desa Guwosari terdiri dari sawah, tegalan, dan

pekarangan. Desa Guwosari berada pada formasi Yogyakarta dan formasi Sentolo.

Jenis tanah yang terdapat di Desa Guwosari antara lain: tanah regosol, tanah

grumusol dan tanah latosol.

b. Batas Wilayah

Letak dan batas wilayah merupakan unsur penting dalam penelitian

agar memudahkan peneliti dalam menganalisis antara objek dan pokok

permasalahan yang dibahas. Berikut batas wilayah Desa Guwosari secara

administratif.

35

1) Sebelah utara : Desa Bangunjiwo

2) Sebelah selatan : Desa Wijirejo

3) Sebelah timur : Desa Bantul

4) Sebelah barat : Desa Sendangsari

Gambar II.1

Peta Desa Guwosari

Sumber data internet map-bantul.jpg (799×655) (bp.blogspot.com)

c. Iklim

Kemiringan lahan di Desa Guwosari antara 2% sampai dengan 45%.

Suhu harian di Desa Guwosari adalah sekitar 20-33 ℃ dengan curah hujan

antara 200-3.000 mm.

36

d. Orbitasi

Berikut jarak Kantor Desa Guwosari dengan beberapa kantor

pemerintahan:

1) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 6,00 Km

2) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 3,00 Km

3) Jarak dari Kota/Ibukota Kabupaten : 3,00 Km

4) Jarak dari Ibukota Provinsi : 15,00 Km

2. Kondisi Topografis

Bentuk permukaan bumi Desa Guwosari memiliki ketinggian 25 m

sampai dengan 120 diatas permukaan laut (mdpl). Secara umum kondisi

topografi di Desa Guwosari terdiri dari daerah dataran yang terletak pada

bagian timur membujur ke utara dan daerah perbukitan yang terletak pada

bagian barat.

37

3. Keadaan Demografi

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Guwosari mencapai 13.215 Jiwa yang terbagi

dalam 4.460 KK. Berikut jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Diagram II. I

Jumlah Penduduk Desa Guwosari

Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020

Menurut data diatas jumlah penduduk perempuan di Desa Guwosari

berdasarkan jenis kelamin maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan

antara laki-laki dengan penduduk perempuan yaitu seimbang dengan

presentase penduduk laki-laki 50% dan perempuan sebesar 50%.

6.598; 50% 6.617; 50%

Laki-laki Perempuan

38

b. Jumlah Penduduk Menurut Usia

Pengelompokan penduduk berdasarkan usia di Desa Guwosari dilakukan

untuk mempermudah dalam menentukan sasaran pemberdayaan masyarakat.

Berikut jumlah penduduk berdasarkan usia.

Diagram II.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020

Menurut diagram diatas penduduk berusia 15-65 tahun lebih banyak

yaitu 9.249 jiwa sebanyak 70% jika dibandingkan penduduk berusia 65 tahun

ke atas yaitu sebanyak 1.072 jiwa atau sebanyak 8%. Data tersebut

menunjukkan bahwa Desa Guwosari memiliki penduduk yang berusia

produktif cukup banyak, hal ini adalah potensi yang dapat memajukan desa

jika dapat dimanfaatkan dengan baik.

22%

70%

8%

Usia 0-15 Usia 15-65 Usia 65 keatas

39

c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Masyarakat Desa Guwosari mempunyai pekerjaan yang beragam, mayoritas

penduduk bekerja dan memiliki pekerjaan buruh. Selain buruh masyarakat Desa

Guwosari ada yang bekerja sebagai buruh tani, buruh industri, pedagang, buruh

bangunan, pegawai negeri sipil, TNI/Polri, pensiunan dan lain-lain.

Diagram: II.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Sumber: Data Monografi Desa Guwosari 2020

Berdasarkan data diatas bahwa mata pencaharian masyarakat Desa

Guwosari beragam ada TNI berjumlah 65 orang dengan presentase 1%,

sedangkan yang menjadi PNS berjumlah 236 orang dengan presentase 2%,

penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani berjumlah 1.063 dengan

presentase 11%, sedangkan yang swasta berjumlah 1.346 orang dengan

1%

2% 14%

11%

7%

12%

9% 1% 3%

4% 0%

15%

21%

TNI PNS Swasta Petani Tukang

Pedagang Buruh Tani Pensiunan Peternak Pengrajin

Pekerja Seni Lain-lain Pengangguran

40

presentase 14%, kemudian yang bekerja sebagai tukang 632 orang dengan

presentase 7%, sedangkan yang menjadi pedagang mencapai 1.168 orang

dengan presentase 12%, yang menjadi buruh tani sebanyak 920 orang dengan

presentase 9%, sedangkan yang bekerja sebagai peternak 296 orang dengan

presentase 3%, penduduk yang menjadi pengrajin 358 orang dengan presentase

4%, pekerja seni sebanyak 17 orang dengan presentase 0%, penduduk yang

sudah pensiun ada 119 orang dengan presentase 1%, sedangkan yang

pengangguran mencapai 2.030 orang atau dengan presentase 21% dan lain-lain

1.503 orang dengan presentase 15%. Hal ini menunjukkan bahwa mata

pencaharian masyarakat Desa Guwosari adalah beragam.

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Seluruh penduduk Desa Guwosari mayoritas agama Islam, hal ini dapat

dilihat dari organisasi keagamaan yang ada seperti di Desa Guwosari antara lain

organisasi masyarakat Muhammadiyah dan organisasi Masyarakat Nahdlatul

Ulama, data tempat ibadah di Desa Guwosari dapat di lihat dari tabel berikut :

Tabel II.4

Jumlah Tempat Ibadah

No Tempat Ibadah Jumlah

1. Masjid 23

2. Mushola 28

Total 51

Sumber: Data Monografi Desa Guwosari 2020

41

4. Keadaan Sosial

Masalah keadaan sosial meliputi pelaksanaan hubungan dan kerukunan antara

sesama, sebagai salah satu kesatuan dalam kehidupan sosial yang selalu terbina

dengan baik. Kehidupan sosial masyarakat Desa Guwosari dalam sehari-harinya

selalu bersifat gotong royong dan tolong-menolong antara sesama. Misalnya saja

dalam suatu pelaksanaan tradisi, seperti perkawinan, khitanan, tingkeban, dan lain

semacamnya selalu menggunakan cara saling tolong menolong dan memberikan

sumbangan baik berupa materi maupun non materi yang juga dilakukan dengan tanpa

pamrih. Sementara tatanan masyarakat sudah mulai terjadi perkembangan dan

perubahan, itu semua disebabkan oleh perubahan jaman dengan pengaruh budaya

yang sangat spektakuler, mulai dari cara berfikir, berpakaian, pergaulan, dan

semacamnya. Salah satu pengaruh budaya tersebut dibawa oleh banyaknya anak

muda yang sudah banyak berpengalaman keluar masuk kota-kota besar yang kental

dengan semaraknya parade modernisasi yang kian melaju.

Keadaan sosial suatu wilayah dapat dilihat dari cara masyarakat saling

berinteraksi tetapi itu bukan sesuatu yang dapat dinilai atau diukur oleh peneliti,

maka kita dapat melihat keadaan sosial dari tingkat Pendidikan masyarakat desa.

Berikut diagram jumlah penduduk menurut tingkat Pendidikan.

42

a. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Diagram II.4

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat untuk wajib

belajar 12 tahun sudah ada tetapi untuk melanjutkannya ke jenjang sarjana masih

kurang, perlu adanya sosialisasi lanjutan tentang Pendidikan Tinggi. Tercatat

bahwa jumlah masyarakat yang menempuh Pendidikan di Taman Kanak-kanak

sebanyak 1.265 orang dengan presentase 12%, sedangkan yang menempuh

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 2.826 orang dengan presentase 26%,

kemudian yang menempuh Pendidikan ditingkat SLTP mencapai 2.181 orang

dengan presentase 20%, sedangkan yang berada ditingkat SLTA berjumlah 3.418

orang dengan presentase 32%, sedangkan yang mengenyam Pendidikan hingga

12%

26%

20%

32%

3% 6% 1%

Taman Kanak-kanak SD SMP SMA D1-D3 Sarjana Pascasarjana

43

tingkat D1-D3 sebanyak 358 orang dengan presentase 3%, sedangkan yang

Pendidikan hingga tingkat Sarjana sebanyak 682 orang dengan presentase 6%

dan yang Pascasarjana hanya 62 orang dengan presentase hanya 1%.

5. Keadaan Ekonomi

Masalah ekonomi merupakan masalah yang paling dominan dalam menunjang

ke arah kemajuan desa. Masyarakat Desa Guwosari mempunyai pekerjaan yang

beragam, mayoritas penduduk bekerja dan memiliki pekerjaan buruh. Selain buruh

masyarakat Desa Guwosari ada yang bekerja sebagai buruh tani, buruh industri,

pedagang, buruh bangunan, pegawai negeri sipil, TNI/Polri, pensiunan dan lain-lain.

44

6. Sarana dan prasarana

a. Prasarana Pendidikan

Diagram II.5

Prasarana Pendidikan

Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat diartikan bahwa Desa Guwosari

tersedia banyak prasarana Pendidikan dengan adanya play group,

didirikannya 10 TK, Gedung SD sebanyak 7 buah, Gedung SMA 1

buah, dan perpustakaan 1 buah. Berdasarkan tabel tersebut dapat

diketahui bahwa prasarana Desa Guwosari cukup memadai dalam

menunjang dan meningkatkan Pendidikan penduduk.

Ada

10

7

1 1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

playgroup TK SD SMA Perpustakaan

Desa

45

b. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Diagram II.6

Prasarana Kesehatan

Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Desa Guwosari tersedia

banyak prasarana keesehatan dengan didirikannya Puskesmas, 1 buah Poskesdes,

dan 19 buah Posyandu/ Polindes. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui juga

bahwa Prasarana keesehatan di tingkat Desa Guwosari cukup memadai untuk

melayani masyarakat.

Ada

1

19

0

5

10

15

20

25

30

35

Puskesmas Poskesdes Posyandu/ Polindes

46

c. Prasarana Umum

Tabel II.6

Prasarana Umum

No. Prasarana Jumlah

1. Olahraga 2

2. Kesenian/Budaya 30

3. Balai Pertemuan 3

4. Sumur Desa 2

Sumber: Data Monografi Desa Guwosari 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa prasarana umum yang ada di

Desa Guwosari berupa 3 balai pertemuan, sedangkan jumlah Gedung olahraga

sebanyak 2 buah, Gedung kesenian 30 buah dan sumur desa sebanyak 2 buah.

Prasarana umum dapat menunjang kegiatan sosial antar warga penyediaan

prasarana yang agar antar warga dapat saling berinteraksi ditempat ini dan akan

menciptakan kekompakan dan terbangun kerja sama.

47

7. Lembaga Pemerintah Desa/Kelurahan

a. Struktur Pemerintah Desa

Gambar II.2

Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020

48

b. Perangkat Pemerintah Desa

Tabel II.7

Perangkat Pemerintah Desa

N0. NAMA JABATAN

1. Masduki Rahmad, S.IP Lurah

2. Muhammad Faza Muzakki, S.E Carik

3. Muhamad Taufik Kasi Pemerintahan

4. Yudi Susanto Kaur Tata Usaha dan Umum

5. Arif Subawanto, A.Md Kasi Keuangan

6. Umarwanto Kasi Kesejahteraan

7. Hm. Nizar Ba Kasi Pelayananan

8. Miftakhul Khassanah,S.Hum Kasi Perencanaan

9. Dewi Iriani Rahmawati,S.Pd Staf

10. Jumari Staf

11. Sriyatun Staf

12. Asnawi Staf

13. Misbah, S.Ag Staf

14. H. M Juremi, S.Sos Bpd Dapil Kembangputihan Kentolan Lor

15. Fran Kurniawan Tenaga Honorer

16. Yuli Nuryati,S.Pd Tenaga Honorer

17. Novi Ermawati, SE Tenaga Honorer

18. Muhammad Didin Rusdan Tenaga Honorer

19. Sanja Anggraini Tenaga Honorer

20. Waziri Tenaga Honorer

Sumber: Profil Desa Guwosari 2020

49

8. Padukuhan Desa Guwosari

Desa Guwosari memiliki 15 (lima belas) Padukuhan. Adapun nama-nama

dukuh yang ada di Desa Guwosari beserta kepala dukuh nya dapat dilihat

pada table dibawah ini:

Tabel II.8

Nama-Nama Kepala Dukuh

NO. Nama Dukuh Padukuhan

1. Ahmad Khalim Dukuh Kentolan Lor

2. Sulisman Dukuh Kembangputihan

3. Muhammad Fatkhurrohman Dukuh Kentolan Kidul

4. Mangku Dukuh Pringgading

5. Sualip Dukuh Karangber

6. Sareh Supardi Dukuh Kalakijo

7. Anwar Aswahadi Dukuh Kedung

8. Ichwan Dukuh Bungsing

9. Muhzin Taukhid Dukuh Dukuh

10. Teguh Triyanto Dukuh Gandekan

11. Muhammad Hisyam Dukuh Iroyudan

12. Mudakir Dukuh Santan

13. Mistijan Dukuh Watugedug

14. Widayanto Dukuh Kembanggede

15. Imam Muttaqin Dukuh Kadisono

Sumber: Profil Desa Guwosari 2020

50

9. Lembaga Kemasyarakatan

a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)

b. Lembaga Adat

c. TP PKK

d. BUM Des

e. Karang Taruna

f. RT/RW

B. Sejarah Kerajinan Batok Kelapa

Berawal dari seorang pemuda lulusan SMA yang berani mengambil

resiko dengan membuat inovasi kerajinan dari batok kelapa beliau adalah

Bapak Subhan Nurtaufik. Pada tahun 1992 Bapak Subhan Nurtaufik pemilik

usaha kerajinan batok kelapa melihat banyaknya limbah dari pohon kelapa

yang sia-sia jika tidak dimanfaatkan. Sehingga beliau mencoba

memanfaatkan potensi lokal yang berada di Dusun Santan dengan motivasi

mengajak masyarakat Dusun Santan agar dapat memanfaatkan limbah

terutama batok kelapa yang hanya biasanya digunakan untuk “gegenen”

bahkan hanya dibuang, hingga menjadikan batok kelapa sebagai kerajinan

yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Dusun Santan.

Dusun Santan yang berarti dalam bahasa Jawa “santen” yaitu perasan

kelapa, dinamakan santan karena pada masa itu di Dusun Santan banyak

51

ditanami pohon kelapa, mempunyai ide untuk membuat kerajinan batok kelapa

yang dinamai Cumplung Adji. Cumplung yang berati kelapa yang jatuh dari

pohonnya yang sudah kering dan biasanya hanyut disungai, cumplung ini tidak

ada manfaatnya karena kelapa nya tidak bisa diambil untuk “santen”.

Sedangkan Adji mempunyai nilai guna atau dapat juga disebut berharga. Maka

demikian sesuatu yang pada awalnya tidak ada manfaatnya sebenarnya dapat

dijadikan sesuatu yang berharga dan bernilai, bahkan dapat menghasilkan uang.

Kemudian pada tahun 1993 sudah mulai dikenal Asia bahkan

menguasai Eropa mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.

Akhirnya pada tahun 1995 ekspor ke Hawai/ Kanada dan pada tahun 1998

kerajinan batok kelapa dikenal banyak orang bahkan bisa dikatakan booming

lewat nama Cumplung Adji. Pada tahun 2008 mendapat support dari

pemerintah adanya pendampingan dari pemerintah untuk mengembangkan

produksi. Penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya yang masih produktif

sekitar 60 orang dengan sistem Borongan. Dengan adanya pelatihan

mempermudah masyarakat untuk mencari pekerjaan yang biasanya menjadi

pekerja serabutan kini dapat mempunyai pekerjaan tetap dengan hasil yang

dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Tidak hanya itu bahkan mereka dapat

mengembangkan hasil olahan bumi menjadi keripik untuk dijadikan oleh-oleh

atau dapat disajikan ketika ada kunjungan.

52

Berbagai barang kerajinan yang unik dan kreatif dapat dihasilkan dari

batok kelapa atau batok. Kreasi dari hasil kerajinan tempurung kelapa yang di

daur ulang Kembali menjadi sebuah kerajinan yang dipergunakan untuk

keperluan sehari-hari seperti misalnya sendok, garpu, mangkok dan barang

kerajinan lainnya. Adanya kerajinan tersebut, masyarakat Dusun Santan

berupaya dalam merubah pandangan orang mengenai limbah batok kelapa

menjadi bentuk karya kerajinan yang memiliki nilai ekonomi. Berbagai macam

limbah batok dibuang dan tidak dipedulikan seperti halnya limbah dari batok

kelapa atau batok dibuang begitu saja setelah diambil dagingnya. Limbah tidak

selamanya hanya menjadi sampah. Dengan kreativitas yang dimiliki masyarakat

diDusun Santan, limbah batok kelapa atau batok yang semula hanya barang

yang tidak bernilai dapat diubah menjadi “mesin penghasil uang”. Dengan

adanya industri batok kelapa dalam mengembangkan potensi lokal dapat

menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat yang dulu nya bekerja di luar

daerah hingga sekarang mereka memilih untuk menekuni kerajinan batok

kelapa dan akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, serta manfaat

lainnya dari pengembangan pembangunan desa dapat mengurangi

pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Masyarakat semakin terberdaya dengan adanya kerajinan batok kelapa

ini karena keterampilan semakin bagus dan pesanan semakin banyak. Hasil

produk dari kerajinan batok kelapa masyarakat ini tersebar hingga di berbagai

daerah ditanah air seperti Jakarta, Surabaya, Batam, dan Medan bahkan produk

53

ini diekspor di berbagai negara diluar negeri seperti Jepang, USA, dan negara-

negara di Eropa lainnya.

C. Profil Industri Kerajinan Batok Kelapa di Desa Guwosari

Potensi yang dimiliki Dusun Santan adalah kerajinan batok kelapa.

Pada tahun 1992, salah satu rumah tangga memulai kerajinan dengan

menggunakan tempurung kelapa. Inovasi tersebut akhirnya memotivasi

warga lain dan sekarang telah berkembang menjadi 14 industri kerajinan

batok kelapa yang hingga kini masih terus berkembang. Tenaga kerja

menjadi salah satu faktor penting tanpa adanya tenaga kerja tidak akan ada

proses kerja. Tenaga kerja akan menentukan tercapainya tujuan, proses dan

keberhasilan usaha. Awal memulai usaha kerajinan batok kelapa Cumplung

Adji ini adalah dengan Penyerapan tenaga kerja dengan mengajak tetangga,

saudara dan pemuda pada akhirnya omset naik dan penyerapan tenaga kerja

dilakukan sebanyak-banyaknya dengan kategori usia yang masih produktif

sekitar 60 orang atau hampir satu kampung menjadi karyawan.

Produksi merupakan proses mengolah bahan baku menjadi barang

jadi atau proses mengubah input menjadi output. Macam-macam produksi

yang dijual ini diproduksi menggunakan alat-alat modern karena dengan alat

modern pekerjaan menjadi lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama.

Bahan baku dikerjakan di masing-masing rumah jika sudah menjadi barang

setengah jadi baru diberikan ke pengelola kerajinan batok kelapa. Cumplung

54

Adji adalah usaha yang bergerak di bidang kerajinan dari bahan limbah

batok kelapa. Produksi yang diterapkan oleh Cumplung Adji adalah produksi

berupa macam kerajinan dari batok kelapa. Cumplung Adji juga melayani

permintaan konsumen yang menginginkan produk kerajinan dengan bentuk

sesuai keinginan dari konsumen. Kerajinan batok kelapa meliputi sendok,

garpu, mangkok, hiasan bunga gantung, gantungan kunci, tas dan barang

kerajinan lainnya. Berbagai produk kerajinan tangan yang berbahan dasar

batok kelapa telah banyak diproduksi oleh mereka. Cumplung Adji memiliki

tempat produksi dan Gudang serta alat-alat berupa alat potong, amplas, lem,

cat pelitur, clear dan bahan-bahan tambahan lainnya untuk keperluan

pesanan konsumen.

Kerajinan batok kelapa ini melakukan promosi menggunakan

beberapa media sosial yaitu: Facebook, Instagram, Twitter dan lainnya.

Cumplung Adji juga mempromosikan dan menjual produk di beberapa

aplikasi jual beli online yaitu Lazada, Bukalapak, Tokopedia dan lain-lain.

Instagram dipilih karena dianggap sebagai media iklan yang cukup untuk

memasarkan produk. Instagram mengirim informasi lebih cepat sehingga

informasi yang disampaikan juga dapat diterima dengan cepat. Selain itu

Instagram memiliki banyak pengguna, mudah digunakan, biaya promosi

yang murah, dan memiliki koneksi dengan sosial media lain. Keunggulan

Instagram yang dapat terkoneksi dengan media sosial lain seperti Facebook,

Twiter, akan menjadi peluang Cumplung Adji untuk meningkatkan

55

penjualan karena mampu mencapai khalayak sasaran selengkap mungkin,

akan tetapi peluang tersebut tidak dimanfaatkan oleh Cumplung adji.

Seiring berjalan nya waktu, salah satu pengrajin yaitu UKM

Cumplung Aji melakukan terobosan ekspor ke berbagai negara yaitu Jepang,

Timur Tengah, Prancis, dan Malaysia. Perkembangan tersebut akhirnya

menyebar dan mengakibatkan banyaknya pembeli dari luar daerah maupun

luar negeri yang berdatangan ke Dusun Santan secara langsung. Kondisi

tersebut memunculkan ide dan gagasan untuk menjadikan Dusun Santan

sebagai Kampung Wisata berbasis kerajinan tempurung kelapa. Keinginan

tersebut pada akhirnya dapat terealisasi dengan diadakannya Soft Launching

pada tanggal 29 Mei 2010 oleh Pemda Kabupaten Bantul.

88

DAFTAR PUSTAKA

Azwar.Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. PT. Grasindo. Jakarta

Gunawan Sumodiningrat. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta: Jakarta

Lexy J. Moleong, 2006 Metodeogi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung

Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggungjawab Sosial

Korporasi). Alfabeta. Bandung

Miles, M.B, Huberman,A.M, dan Saldana J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods

Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohindi. UI-

Press

Moelyono Mauled. 2010. Menggerakan Ekonomi Kreatifantara Tuntutan Dan Kebutuhan.

Rajawali Pers. Jakarta

Mubyarto. 1996. Ekonomi Rakyat Dan Program IDT. Aditya Media. Yogyakarta

Race, D. and J. Millar. 2006. Training Manual: Social and Community Dimensions of

ACIAR Project. Australian Center for Inernational Agricultural Reserch – Institut for Land,

Water, and Society of Charles Sturt University. Australia

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta

Soekanto Soerjono. 2002. Teori Peranan. Bumi Aksara. Jakarta

Soetomo. 2011 Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

89

Triono, A. 2006. Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergajian Kayu Afrika

(Maesopsis emini Engl) dan Sengon (Paraserienthes falcatria) Dengan Penambahan

Tempurung Kelapa. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Zubaedi. 2007 Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam Perspektif Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat. AR Ruzz Media. Jakarta

map-bantul.jpg (799×655) (bp.blogspot.com)

http://digilib.uinsby.ac.id/11080/7/.Bab%204.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/.2601/3/2EP1633.pdf

http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id+36040

http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/memahami-konsep-

pemberdayaanmasyarakat.html

https://guruakuntansi.co.id/industri-kecil/