AGRO INDUSTRI
Transcript of AGRO INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi di Asia khususnya di Indonesia,
terutama di kota-kota besar terjadi adanya perubahan gaya
hidup yang menjurus ke arah barat yang berakibat pada pola
makan dan hidup masyarakat yang kurang baik yaitu: makanan
tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol. Makanan yang
banyak di gemari ini akan berdampak terhadap meningkatnya
risiko berbagai penyakit metabolik. Beberapa jenis penyakit
yang masuk dalam kelompok penyakit metabolik seperti Diabetes
Melitus (DM), jantung koroner, hipertensi, hiperlipidemia, dan
sebagainya (Sudoyo dkk., 2007).
Di antara penyakit metabolik, DM adalah salah satu
diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya
di masa datang. Hal ini diduga karena perubahan pola makan
masyarakat yang lebih banyak mengonsumsi makanan yang
mengandung protein, lemak, gula, garam, dan mengandung sedikit
serat (Suyono, 2006). International Diabetes Federation (IDF)
menyatakan bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia yang
berumur 20-79 tahun menderita DM. Sedangkan Indonesia
merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes
melitus tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia
dan Mexico. DM menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab
kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan
4 % meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada tahun 2030
Tenaga Penyuluh Lapangan 1
diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia.
Sedangkan untuk di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan
memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa
(DepKes RI, 2012).
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon
insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari
produksi insulin (WHO, 2011). Diabetes juga disebut diabetes
melitus adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami kesulitan
mengelola tingkat gula (glukosa) dalam darah. Penyebab ini
karena gula darah terlalu tinggi. Diabetes dapat menyebabkan
masalah kesehatan serius yang disebabkan oleh gula darah
tinggi (hiperglikemia) seperti pengerasan hati, penyakit hati,
kebutaan, penyakit ginjal, peningkatan infeksi dan sebagainya
(Hopkins, 2012). Pada diabetes, kadar kolesterol plasma
biasanya meningkat, dan ini memegang peranan dalam mempercepat
terjadinya penyakit aterosklerosis vaskuler yang merupakan
komplikasi utama jangka panjang diabetes pada manusia. Pada
diabetes berat, sintesis kolesterol menurun dan meningkatkan
defisiensi protein yang melemahkan badan sehingga dapat
mengakibatkan kematian (Ganong, 2003). Diabetes Mellitus
diterapi dengan pemberian obat-obat oral antidiabetik (OAD),
atau dengan suntikan insulin bersama dengan pengaturan makan
dan latihan jasmani (gaya hidup sehat) (PERKENI, 2011). Obat
antidiabetes oral kebanyakan memberikan efek samping yang
tidak diinginkan, sehingga para ahli mengembangkan sistem
pengobatan tradisional untuk diabetes mellitus yang relatif
aman (Agoes, 1991).
Tenaga Penyuluh Lapangan 2
Obat tradisional memiliki beragam kelebihan yaitu mudah
diperoleh, harga murah, bahkan umumnya gratis karena dapat
ditanam sendiri dan efek samping yang relatif kecil. Secara
tradisional, banyak tanaman yang berkhasiat menurunkan kadar
gula darah, tetapi penggunaan tanaman obat tersebut kadang
hanya berdasarkan pengalaman atau secara empiris saja, belum
didukung oleh adanya penelitian untuk uji klinis dan
farmakologinya. Salah satu tanaman obat yang berkhasiat untuk
menurunkan kadar glukosa darah adalah tanaman jengkol. Menurut
penelitian Elysa (2011), ekstrak biji jengkol mempunyai efek
untuk menurunkan kadar glukosa darah. Selain itu, jengkol
mempunyai efek sebagai antioksidan karena kandungan senyawa
kimia yang dimiliki pada biji, kulit batang, dan daun jengkol
adalah saponin, flavonoid, dan tanin (Hutapea, 1994).
Antioksidan dapat menurunkan kolesterol total yang
berpotensi menyumbat pembuluh darah. Antioksidan akan mencegah
kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah (Sargowo,2005).
Antioksidan tesebut bisa didapat dari flavonoid yang
terkandung di dalam biji jengkol. Berdasarkan hal tersebut,
maka peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian mengenai
pengaruh pemberian ekstrak biji jengkol (Pithecellobium lobatum
Benth.) terhadap kadar kolestrol total dalam darah yang
diakibatkan oleh penyakit diabetes pada tikus.
1.2. Rumusan Masalah
1. Senyawa apa saja yang terkandung dalam jengkol
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi setelah adanya
senyawa pengikat
Tenaga Penyuluh Lapangan 3
3. Untuk mengetahui cara pencegahan dampak negative dari
mengkonsumsi jengkol
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui senyawa yang berbahaya dalam jengkolat
2. Untuk mengetahui senyawa yang mampu mengikat as.jengkolat
3. Untuk mengetahui manfaat dan dampak negatif dari jengkol
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Jengkol
Jengkol (Archidendron pauciflorum, sinonim: A. jiringa,
Pithecellobium jiringa, dan P. lobatum) adalah tumbuhan khas
di wilayah Asia Tenggara. Bijinya digemari di Malaysia,
Thailand, dan Indonesia sebagai bahan pangan. Jengkol termasuk
suku polong-polongan (Fabaceae. Buahnya berupa polong dan
bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung
tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat
mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urin
setelah diolah dan diproses oleh pencernaan, terutama bila
dimakan segar sebagai lalap. Jengkol diketahui dapat mencegah
diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan
jantung. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan
menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam
konservasi air di suatu tempat. Bijinya dalam keadaan matang
keras, namun berubah menjadi lunak dan empuk setelah direbus
atau sedikit liat setelah digoreng. Tekstur inilah yang
membuatnya disukai, walaupun beberapa orang juga menyukai
konsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih
Tenaga Penyuluh Lapangan 4
keras dan pahit. Kulit biji memiliki getah berwarna keunguan
yang meninggalkan jejak yang sulit dihapus dari pakaian.
Semakin tua,warna biji akan mengarah ke warna kuning dan
akhirnya merah atau coklat setelah benar-benar matang.
Aromanya agak menyerupai petai tetapi lebih lemah. Namun
demikian setelah dikonsumsi, badan akan mengeluarkan bau
menyengat melalui urin, feses. dan keringat, yang dipercaya
lebih mengganggu dibanding mengkonsumsi petai.
2.2. Tanaman Jengkol
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Pithecollobium
Spesies: Pithecollobium lobatum Benth
2.3. Manfaat Jengkol Bagi Kesehatan
Protein yang terkandung dalam makanan berbau khas ini
ternyata cukup tinggi yaitu 23,3g dari 100g bahan. Nilai
protein nabati ini lebih tinggi dari makanan lain seperti
kedelai dan kacang hijau. Protein akan mengganti sel-sel yang
sudah usang di tubuh kita, membentuk jaringan baru, berperan
dalam sistem hormon, membentuk kecerdasan, dan lain-lain.
Tenaga Penyuluh Lapangan 5
Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari konsumsi
makanan tinggi protein. Jadi, jengkol perlu diperhitungkan.
Zat besi
Zat besi tentu sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dalam
pembentukan hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dan
karbondioksida. Oleh sebab itu, mineral ini sangat penting
dalam pernafasan sel tubuh. Jika anda kekurangan zat besi,
maka pengangkut oksigen akan berkurang sehingga tubuh menjadi
lemas, lesu, pucat, dan lemah. Coba bayangkan jika anda tidak
bernafas selama 10 menit, pasti akan lemas dan sedikit megap-
megap. Seperti itu juga gambaran pernafasan sel kita yang
kekurangan oksigen. Jengkol mengandung 4,7g zat besi per 100g
bahan. Jadi, makan jengkol bisa membuat hidup anda lebih
bergairah.
Kalsium
Kadar kalsium dalam jengkol adalah 140mg/100g bahan.
Kalsium akan menjaga tulang anda dari pengeroposan. Makanan
ini juga baik dikonsumsi ibu hamil dan menyusui yang
membutuhkan kalsium dalam jumlah besar.
Fosfor
Fungsi fosfor hampir sama dengan kalsium yaitu menjaga
kesehatan tulang dan gigi. Jumlah fosfor dalam jengkol sekitar
166,7mg/ 100g bahan. Mari kita cegah gigi berlubang dan
pengeroposan tulang dengan konsumsi jengkol.
Vitamin
Tenaga Penyuluh Lapangan 6
Vitaman yang bisa ditemukan dalam makanan berwarna
kecoklatan ini antara lain vitamin A, B1, B2, dan C. Kandungan
vitamin A pada jengkol sekitar 658mg/100g bahan. Vitamin A
akan membantu menjaga kesehatan mata. Vitamin B2 akan membantu
penyerapan protein, sedangkan vitamin B1menjaga kepekaan
syaraf. Jengkol mengandung 80mg vitamin C tiap 100
gramnya. Vitamin C adalah antioksidan yang akan melawan
radikal bebas dalam tubuh sekaligus penangkal virus dan
bakteri. Selain itu vitamin C juga berperan dalam penyerapan
zat besi. Jadi mengonsumsi jengkol bisa mengoptimalkan kadar
hemoglodin darah karena mengandung zat besi sekaligus vitamin
C.
Jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat
diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol
diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang
tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu
tempat.
Pemanfaatan
Biji jengkol biasa dimakan segar ataupun diolah (biasanya
disemur, dan dikenal oleh orang Sunda sebagai ati maung atau
“hati macan”). Bijinya lunak dan empuk. Tekstur inilah yang
membuatnya disukai. Aromanya agak menyerupai petai tetapi
lebih lemah. Namun demikian tidak demikian bila sudah dibuang
dari urin.
Selain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi
keripik seperti halnya emping dari melinjo, dengan cara
ditumbuk/digencet hingga pipih, dikeringkan dan digoreng
dengan minyak panas.
Tenaga Penyuluh Lapangan 7
2.4. Kandungan Zat Gizi Jengkol
adalah makanan yang di anggap bau dan makanan kurang
gaul. Jengkol selain sangat kaya akan vitamin C, ternyata
kandungan proteinnya lebih tinggi dari tempe. Jengkol
diperlukan buat orang yang mengalami anemia. Bagi sebagian
besar orang, makan jengkol mungkin merupakan sesuatu hal yang
memalukan. Makanan yang satu ini memang sangat kontroversial.
Meskipun tanpa bau saat memakannya, orang-orang di sekeliling
sudah terlebih dahulu menutup hidung. Tanaman jengkol sudah
sejak lama ditanam di Indonesia. Tanaman ini juga banyak
ditemukan di Malaysia dan Thailand. Namun, asal-usul tanaman
jengkol tidak diketahui dengan pasti.
Di Sumatera, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, tanaman jengkol
banyak ditanam di kebun atau pekarangan secara sederhana. Buah
jengkol berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit. Warna
buahnya lembayung tua. Setelah tua, bentuk polong buahnya
menjadi cembung dan di Jengkol tempat yang mengandung biji
ukurannya membesar. Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna
cokelat mengilap. Biji ini merupakan bagian tanaman yang
paling penting dan paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan
makanan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
obat-obatan.
Kandungan Zat Gizi
Secara lengkap kandungan gizi biji jengkol dapat dilihat
pada tabel.
Tenaga Penyuluh Lapangan 8
Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan
imunitas tubuh. Vitamin C juga banyak hubungannya dengan
berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim
yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti.
Di antara peran vitamin Cadalah: (1) oksidasi fenilalanin
menjadi tirosin, (2) reduksi ion ferri menjadi ferro dalam
saluran pencernaan, sehingga besi lebih mudah untuk diserap,
(3) melepaskan besi dari transferrin dalam plasma agar dapat
bergabung ke dalam ferritin (simpanan besi) jaringan, (4)
pengubahan asam folat menjadi bentuk yang aktif, yaitu asam
folinat, serta (5) berperan dalam pembentukan hormon steroid
dari kolesterol.
2.5. Tinggi Kalsium
Tenaga Penyuluh Lapangan 9
Komposisi Gizi per 100 gram Biji Jengkol
Zat Gizi Kadar
Energi (kkal) 133
Protein (g) 23,3
Karbohidrat (g) 20,7
Vitamin A (SI) 240
Vitamin B (mg) 0,7
Vitamin C (mg) 80
Fosfor (mg) 166,7
Kalsium (mg) 140
Besi (mg) 4,7
Air (g) 49,5
Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 g
per 100 g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang
selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya
18,3 g per 100 g. Selain untuk membantu pertumbuhan dan
pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon,
dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat
pembangun.
Protein juga memberikan efek menenangkan otak. Protein
membantu otak bekerja dengan cepat dalam menerima pesan. Bagi
anak-anak, protein sangat berperan untuk perkembangan tubuh
dan sel otaknya. Pada orang dewasa, apabila terjadi luka memar
dan sebagainya, protein dapat membangun kembali sel-sel yang
rusak.
Jengkol cukup kaya akan zat best, yaitu 4,7 g per 100 g.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala
orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah
kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan
mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap
infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku
seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah
sulit menelan.
Remaja, wanita hamil, ibu menyusui, orang dewasa, dan
vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami
kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, besi sebagian terletak
dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang
mengandung inti sebuah atom besi.
Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena
tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium
Tenaga Penyuluh Lapangan 10
pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu
pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis
dalam tubuh.
2.6.Jengkol Yang Berbahaya
Bahwa jengkol menghasilkan aroma yang luar biasa, sudah
bukan barang baru lagi. Tetapi ternyata mudharat jengkol tidak
berhenti pada sebatas bau saja. Kandungan asam jengkolatnya
juga berpeluang menyebabkan penyumbatan saluran air seni.
Peringatan bagi para penggemar jengkol. Dalam satu banyolan,
orang menanyakan bagaimana caranya menghilangkan bau mulut
sehabis makan pete. Bukan dengan gosok gigi, atau penyegar
mulut, tetapi dengan makan jengkol. Alasannya, bau pete akan
hilang, kalah oleh bau jengkol. Itu sekedar gambaran,
bagaimana bau jengkol yang sangat tajam, bahkan mampu
mengalahkan pete yang sudah bau.
Tetapi di kalangan masyarakat, khususnya orang sunda,
jengkol merupakan makanan populer yang banyak penggemarnya.
Saya sendiri heran, dari segi apa mereka menyukai makanan yang
satu ini. Kebetulan memang saya kurang suka jengkol. Tetapi
bagi yang suka, konon, jengkol itu nikmat. Ditambah dengan
aromanya yang khas, jengkol dianggap mampu mendatangkan selera
makan, sehingga makan tanpa jengjol ibarat saur tak bergaram.
Bau itu tidak hanya berhenti di mulut saja. Beberapa saat
setelah makan, maka air seninya juga akan mencerminkan aroma
jengkol, bahkan lebih gawat lagi. Maka di daerah perkampungan
yang rakyatnya sangat gemar makan jengkol akan mudah dikenali
Tenaga Penyuluh Lapangan 11
dari bau selokannya. Bau selokan dari penggemar jengkol itu
sangat tajam dan khas, menusuk hidung dan rasanya tidak enak.
Zat Berbahaya dalam Jengkol :
1.AsamJengkolat
Asam jengkolat merupakan salah satu komponen yang
terdapat pada biji jengkol. Strukturnya mirip dengan asam
amino (pembentuk protein), tetapi tidak dapat dicerna. Oleh
karena itu tidak dapat memberikan manfaat apa-apa pada tubuh.
Bahkan pada berbagai buku kimia pangan, asam jengkolat
dianggap sebagai salah satu racun yang dapat mengganggu tubuh
manusia. Kandungan asam jengkolat pada biji jengkol
bervariasi, tergantung pada varietas dan umur biji jengkol.
Jumlahnya antara 1 – 2 % dari berat biji jengkol. Tetapi yang
jelas asam jengkolat ini dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan. Penyebabknya adalah terbentuknya kristal asam
jengkolat yang akan dapat menyumbat saluran air seni. Jika
kristal yang terbentuk tersebut semakin banyak, maka kelama-
lamaan dapat menimbulkan gangguan pada saat mengeluarkan air
seni. Bahkan jika terbentuknya infeksi yang dapat menimbukan
gangguan-gangguan lebih lanjut.. Asam jengkolat mempunyai
struktur molekul yang menyerupai asam amino sistein yang
mengandung unsur sulfur, sehingga ikut berpartisipasi dalam
pembentukan bau. Molekul itu terdapat dalam bentuk bebas dan
sukar larut ke dalam air. Karena itu dalam jumlah tertentu
asam jengkolat dapat membentuk kristal.
Tenaga Penyuluh Lapangan 12
2. Asam Amino
Asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol.
membuat bau busuk yang sangat mengganggu Asam amino itu
didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S).
Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang
lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai
komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur
tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu
adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.
Bau Menusuk
Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang
terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi
oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika
terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih
kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen
flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. SAlah
satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang
terkenal sangat bau. Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu
sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang
tidak ikut makan. Kalau yang makan, meskipun bau, setidak-
tidaknya sudah menikmati kelezatan jengkol. Tetapi bagi orang
lain yang tidak ikut merasakan, tetapi cuma kebagian baunya,
akan merasa sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang
Tenaga Penyuluh Lapangan 13
dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan
kurang sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan
mengganggu ketenangan orang lain.
2.7. Keracunan
Toksisitas asam jengkolat pada manusia muncul dari
kurangnya kelarutan di bawah kondisi asam setelah konsumsi
biji jengkol. Pengendapan asam amino ini menjadi kristal yang
menyebabkan iritasi mekanis dari tubula renal dan saluran
kencing, yang menimbulkan gejala-gejala seperti perut tidak
tenang, loin pains, kolik yang parah, pusing, muntah-muntah,
disuria, hematuria kasar, dan oliguria, yang terjadi 2 sampai
6 jam setelah makan biji jengkol. Analisis urin dari pasien
menyatakan eritrosit, sel-sel epitel, protein, dan kristal
serupa-jarum dari asam jengkolat. Urolithiasis juga dapat
terjadi, dengan asam jengkolat seperti nukleus. Pada anak-anak
muda asam jengkolat juga telah dilaporkan yang menimbulkan
rasa sakit pembengkakan genitalia.
Pengobatan untuk keracunan ini memerlukan hidrasi untuk
mengalirkan dan alkalinisasi urin oleh natrium bikarbonat.
Lebih lanjut, keracunan ini dapat dicegah ketika mengonsumsi
biji jengkol dengan merebusnya sebelum dimakan, karena dengan
perebusan dapat menghilangkan asam jengkolat dari bijinya.
Jadi makan biji jengkol mentah, meskipun asyik, tak perlu
dilakukan, karena berbahaya bagi kesehatan ginjal dan saluran
kencing
2.8. Penemuan dan Sintesis
Tenaga Penyuluh Lapangan 14
Asam jengkolat pertama kali diisolasi oleh Van Veen dan
Hyman dari urin orang yang berasal dari Jawa yang suka makan
biji jengkol dan menderita keracunan ini. Mereka kemudian
berhasil mengisolasi kristal asam jengkolat dari biji jengkol
yang diolah dengan Ba(OH)2pada 30°C untuk jangka waktu yang
diperpanjang. Asam jengkolat kemudian dilaporkan terdapat
sebanyak-banyaknya 20 gram dalam setiap kilogram biji jengkol
kering, dan hal ini juga telah dilaporkan terdapat pada
tingkat yang lebih kecil dalam biji tanaman leguminosa lainnya
seperti Leucaena esculenta (2,2 gr/kg) dan Pithecolobium
ondulatum (2,8 gr/kg). Du Vigneaud dan Patterson menyusun untuk
mensintesis asam jengkolat melalui kondensasi metilen klorida
dengan 2 mol L-sistein dalam larutan ammonia dan menunjukkan
bahwa senyawa sintetik mereka identik dengan asam jengkolat
yang terjadi secara alami. Kemudian, Armstrong dan du Vigneaud
menyiapkan asam jengkolat melalui kombinasi langsung 1 mol
formaldehida dengan 2 mol L-sistein dalam larutan asam kuat.
Tenaga Penyuluh Lapangan 15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Asam Jengkolat
Asam jengkolat atau jengkolic acid (S,S’-methylenebicysteine)
merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang
mengandung unsur sulfur. Adanya unsur sulfur ini menyebabkan
asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap.
Gambar 2. Struktur asam jengkolat
Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol bervariasi,
tergantung varietas dan usia bijinya. Biji jengkol muda
mengandung asam jengkolat relatif lebih sedikit daripada biji
Tenaga Penyuluh Lapangan 16
yang sudah tua. Pada biji jengkol tua terkandung asam
jengkolat 1-2% dari berat bijinya. Sebutir biji jengkol mentah
dengan berat 15 gram dapat mengandung sekitar 0,15 – 0,30 gram
asam jengkolat.
Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang
diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya keracunan
jengkol karena asam jengkolat yang terkandung dalam biji
jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. Keracunan
jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat
dalam suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang
sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa.
Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing
(tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang
parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu,
asam jengkolat dikatakan bersifat nefrotoksik atau toksik
terhadap ginjal.
Kandungan asam jengkolat pada biji jengkol bervariasi,
tergantung pada varietas dan umur biji jengkol. Jumlahnya
antara 1 – 2 % dari berat biji jengkol. Tetapi yang jelas asam
jengkolat ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Penyebabknya adalah terbentuknya kristal asam jengkolat yang
akan dapat menyumbat saluran air seni. Jika kristal yang
terbentuk tersebut semakin banyak, maka kelama-lamaan dapat
menimbulkan gangguan pada saat mengeluarkan air seni. Bahkan
jika terbentuknya infeksi yang dapat menimbukan gangguan-
gangguan lebih lanjut.
Tenaga Penyuluh Lapangan 17
Asam jengkolat mempunyai struktur molekul yang menyerupai
asam amino sistein yang mengandung unsur sulfur, sehingga ikut
berpartisipasi dalam pembentukan bau. Molekul itu terdapat
dalam bentuk bebas dan sukar larut ke dalam air. Karena itu
dalam jumlah tertentu asam jengkolat dapat membentuk kristal.
Dalam kenyataannya memang tidak semua pemakan jengkol
secara otomatis menderita penyakiut saluran air seni sebagai
akibat dari asam jengkolat. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama, jumlah minimal asam jengkolat yang dapat
menyebabkan gangguan. Kalau makan jengkolnya tidak terlalu
banyak, memang gangguan tersebut masih belum kelihatan. Kedua
adalah disebabkan karena daya tahan dari tubuh manusia. Secara
alami, tubuh melakukan reaksiterhadap gangguan-gangguan yang
muncul dari luar. Dalam hal asam jengkolat, pH atau keasaman
urin manusia berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, ada yang
netral. Pada urin yang relatif netral, gangguan itu lebih
kecil resikonya. Sedangkan pada urin yang lebih asam,
pembentukan kristal itu relatif lebih cepat. Bahkan pada urin
yang asam, ada kemungkinan terjadi pembentukan kristal pada
ginjal manusia. Pada kondisi demikian akibat-akibat yang akan
ditimbulkan lebih gawat lagi.
Oleh karena itu menyukai sauatu makanan sebenarnya boleh-
boleh saja. Akan tetapi pada batas-batas kewajaran, jangan
berlebih-lebihan. Sebab makanan halal yang dikonsumsi secara
berlebih-lebihan dapat menjadi makruh atau bahkan haram,
karena dapat mendatangkan akibat-akibat serius pada kesehatan
manusia. Apalagi jika tubuh sudah mengalami gangguan tertentu,
Tenaga Penyuluh Lapangan 18
maka jika memang dilrang makan suatu makanan, sebaiknya
ditinggalkan. Seperti halnya makan makanan berlemak tinggi
pada penderita gangguan kolesterol. Nah, dalam hal jengkol,
sebaiknya memang kita lebih berhati-hati. Sebab kalau sudah
terjadi gangguan kesehatan, biayanya akan lebih tinggi lagi.
Apalagi pada masa krisis seperti ini. Pencegahan jauh lebih
baik daripada pengobatan.
3.2. Bahaya Keracunan Asam Jengkolat
Nama Pithecellobium jiringa, Pithecellobium lobatum atau Archidendron
jiringa mungkin terdengar kurang akrab di telinga kita, tetapi
jika disebutkan nama ‘jengkol’, sebagian besar masyarakat
Indonesia tentu mengenalnya. Jengkol merupakan tanaman yang
seringkali dimanfaatkan bijinya untuk dikonsumsi. Walaupun
mempunyai aroma yang kurang sedap, jengkol banyak digemari
tidak hanya oleh masyarakat Indonesia, namun juga oleh
sebagian masyarakat di Malaysia, Thailand, dan juga Filipina.
Di Indonesia, jengkol dikenal dengan banyak nama antara lain
jengkol (Jawa), jaring (Sumatera), kicaang (Sunda), blandingan
(Bali), jering atau jiring (Melayu), jaawi (Lampung), dan lubi
(Sulawesi).
Biji jengkol biasanya diolah dan dikonsumsi dalam bentuk
emping, semur, sambal goreng, rendang, urap atau lalapan
mentah. Selain bijinya yang dimanfaatkan sebagai bahan
makanan, jengkol juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan.
Kulit batang tanaman jengkol secara tradisional digunakan
untuk mengobati sakit gigi, sedangkan daunnya digunakan untuk
mengobati luka dan kudis. Selain itu, jengkol juga digunakan
pada penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi.
Tenaga Penyuluh Lapangan 19
3.3. Gejala Keracunan Asam Jengkolat Seseorang yang mengkonsumsi jengkol umumnya akan
menghasilkan bau jengkol pada napas, mulut, dan urinnya.
Keluhan gejala akibat keracunan umumnya timbul 5 – 12 jam
setelah seseorang mengkonsumsi jengkol. Gejala yang timbul
dapat berupa nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah,
serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan
berkemih), dan hematuria (darah di dalam urin). Adanya darah
dalam urin disebabkan oleh adanya luka pada lambung, saluran
kemih, bahkan ginjal akibat terkena kristal asam jengkolat
yang tajam.
Jika berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang
ditandai dengan fase oliguri-anuria (pengeluaran urin yang
sangat sedikit hingga tidak dapat keluar), yang kemudian
diikuti dengan fase poliuria (volume urin yang sangat besar
dalam periode tertentu).
Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop di laboratorium, dapat
ditemukan hablur asam jengkolat berupa jarum runcing yang
kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.
3.4. Keracunan Asam Jengkolat
Keracunan asam jengkolat ringan (nyeri pinggang dan nyeri
pada perut) umumnya dapat diobati dengan minum air yang banyak
serta pemberian natrium bikarbonat 2 gram sebanyak 4 kali
sehari secara oral hingga gejala hilang (asimptomatis).
Sedangkan bila terjadi gejala keracunan berat (oliguria,
hematuria, anuria atau tidak dapat minum), maka penderita
perlu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Tenaga Penyuluh Lapangan 20
Tindakan yang dilakukan di rumah sakit berupa:
a. Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support).
b. Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena
kondisi pasien dapat memburuk secara tiba-tiba dan berat.
c. Pemberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan
untuk mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
d. Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk
mengeluarkan kristal asam jengkolat.
e. Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium
bikarbonat melalui infus dengan dosis yang disesuaikan hasil
analisis gas darah.
3.5. Pencegahan Keracunan Asam Jengkolat
Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengkonsumsi
jengkol, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 4
a. Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong
(sebelum makan) dan/atau jangan disertai makanan/ minuman
lain yang besifat asam.
b. Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah.
Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi
agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol
Tenaga Penyuluh Lapangan 21
mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol
yang sudah dimasak.
c. Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum
dimasak agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.
d. Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama
bagi individu yang mengalami gangguan ginjal.
3.6. Mengurangi Asam Jengkolat
Bila Anda penggemar fanatik jengkol, Anda tidak perlu
khawatir terhadap dampak negatif dari asam jengkolat. Ada
beberapa cara untuk menurunkan kadar asam jengkolat, antara
lain dibuat jengkol sepi atau rebus jengkol dalam larutan yang
mengandung abu gosok (bass).
Jengkol sepi adalah jengkol yang telah dikecambahkan,
yaitu dibuat dengan cara memendam biji jengkol dalam tanah
pada kedalaman sekitar 10 cm dan disiram dengan air setiap
hari selama 14 hari, supaya berkecambah. Pengolahan jengkol
menjadi emping juga dapat menjadi pilihan. Emping jengkol
sangat terkenal di Jawa Barat. Pada dasarnya prinsip
pembuatannya sama dengan emping melinjo, yaitu daging buah
dipipihkan di alas batu, kemudian diangkat dan dijemur hingga
kering. Emping matang dibuat dengan cara menggorengnya dalam
minyak panas.
Proses pemasakan ataupun perebusan dapat juga menjadi
pilihan. Namun, proses pemanasan harus dilakukan secara
sempurna, sehingga dapat mereduksi asam jengkolat secara
signifikan. Biasanya proses perebusan berlangsung 6-7 jam
sambil setiap kali dibuang buih-buihnya.
Tenaga Penyuluh Lapangan 22
Meskipun belum memiliki bukti ilmiah, dalam proses
pemasakan biji jengkol sebaiknya dibubuhkan daun melinjo.
Konon, menurut resep pengobatan tradisional di beberapa
daerah, daun melinjo sangat ampuh untuk menetralkan racun asam
jengkol yang bersarang di tubuh. Biasanya jengkol dimasak
untuk dibuat rendang maupun semur.
Konsumsi jengkol bukanlah sesuatu hal yang memalukan.
Kandungan gizi yang tinggi merupakan salah satu potensi
jengkol yang belum dimanfaatkan secara optimal. Meskipun
demikian, konsumsi jengkol sebaiknya tidak berlebihan
khususnya bagi mereka yang mengalami gangguan ginjal.
Cara Hilangkan Bau
Bau jengkol mungkin hanya bisa disaingi oleh bau petai.
Tidak seperti durian yang mengeluarkan aroma saat dikonsumsi,
bau jengkol baru terasa beberapa saat setelah mengosumsinya.
Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu cukup mengganggu
terutama bagi orang lain yang tidak ikut mengosumsi.
Bagi yang memakannya, meskipun bau setidak-tidaknya sudah
menikmati kelezatan jengkol. Bagi orang lain yang tidak ikut
merasakan, tetapi cuma kebagian baunya, tentu akan terasa
sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang
dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol buang air kecil dan
kurang sempurna membilasnya bau tidak sedapnya akan menyebar
kemana-mana, sehingga mengganggu kenyamanan orang lain.
Penyebab bau tak sedap itu sebaenarnya adalah asam-asam
amino yang terkandung dalam biji jengkol. Asam amino
Tenaga Penyuluh Lapangan 23
didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur sulfur
(belerang). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi
komponen yang lebih kecil, asam amino akan menghasilkan
berbagai komponen aroma yang sangat bau akibat pengaruh sulfur
tersebut.
Bau jengkol dapat dikurangi melalui proses perendaman dan
perebusan. Dengan, demikian kedua proses tersebut selain
bermanfaat untuk melunakkan biji jengkol, juga berperan dalam
mengurani bau tak sedap.
Jengkol umumny dihidangkan dengan cara disemur setelah
dibelah menjadi dua bagian dan ditumbuk-tumbuk hingga lebih
pipih. Walaupun saat dikonsumsi tidak berbau, aromanya akan
muncul lagi saat buang air seni.
Bau jengkol memang menjadi ciri khas. Konsumsi jengkol
sebaiknya memperhatikan tempat dan situasi. Selain itu,
setelah mengosumsi jengkol hendaknya tidak membuang air seni
di sembarang tempat.
Bisa Keracunan
Konsumsi jengkol berlebihan dapat menyebabkan keracunan.
Gejala keracunan jengkol adalah nyeri pada perut dan kadang-
kadang muntah, serangan kolik dan nyeri waktu buang air kecil,
urin berdarah, pengeluaran urin sedikit dan terdapat titik-
titik putih seperti tepung, bahkan urin tidak bisa keluar sama
sekali.
Keluhan pada umumnya timbul dalam waktu 5-12 jam setelah
mengosumsi jengkol. Keluhan yang tercepat adalah 2 jam dan
Tenaga Penyuluh Lapangan 24
yang terlambat adalah 36 jam sesudah konsumsi biji jengkol.
Hal itu terjadi karena kandungan asam jengkolat didalamnya.
Asam jengkolat merupakan salah satu komponen yang
terdapat pada biji jengkol.Kandungan asam jengkolat pada biji
jengkol bervariasi, tergantung pada varietas dan umur biji
jengkol.
Yang jelas, asam jengkolat dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan. Penyebabnya adalah terbentuknya kristal asam
jengkolat yang akan dapat menyumbat saluran air seni. Jika
kristal yang terbentuk semakin banyak, lama-kelamaan dapat
menimbulkan gangguan pada saat mengeluarkan air seni. Bahkan,
jika terbentuk infeksi, akan menimbulkan gangguan yang lebih
parah.
Dalam jumlah tertentu, asam jengkolat dapat membentuk
kristal. Kristal tersebut dapat menyumbat dan bahkan
menimbulkan luka pada saluran kencing, sehingga kencing
menjadi tersendat-sendat dan kadang-kadang menimbulkan
pendarahan.
Jika keracunan jengkol, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengosumsi air putih yang banyak supaya kadar
asam jengkolat lebih encer, sehingga lebih mudah dibuang
melalui urin. Jika keracunan bersifat kronis, dapat diatasi
dengan memberikan tablet natrium bikarbonat sebanyak 4×2 gram
perhari. obat penghilang rasa nyeri, ataupun pemberian injeksi
natrium bikarbonat oleh dokter.
Penanganan keracunan jengkol harus diantisipasi dengan
segera karena jika keadaan semakin parah, akan menyebabkan
kematian.
Tenaga Penyuluh Lapangan 25
3.7. Kandungan Nutrisi dalam Biji Jengkol
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam biji jengkol
terkandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh antara lain
karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium,
dan besi. Kadar protein dalam biji jengkol (23,3 gram per 100
gram bahan) melebihi kadar protein dalam tempe (18,3 gram per
100 gram bahan) sehingga jengkol dapat menjadi sumber protein
nabati. Namun, selain kandungan nutrisi tersebut terdapat
kandungan senyawa dalam jengkol yang berisiko dapat
menimbulkan keracunan yaitu asam jengkolat.
3.8. Perhitungan
Reaksi :
C17H14N2O4S2 + O2 60 % C17H12N2O5S2 +H2O
Keterangan :
Berat Bahan : 0,2 kg = 200 gram
Dik :
Kadar asam jengkolat (C17H14N2O4S2) = 200 gr
BA C : 12
BA H : 1
BA N : 14
BA O : 16
BA S : 32
Tenaga Penyuluh Lapangan 26
BM C17H14N2O4S2 = 374
BM O2 = 32
BM C17H12N2O5S2 = 388
BM H2O = 18
Dit :
Mol sampel, mol pereaktan, dan neraca bahan?
Jawab :
1. Molsampel (gr/BM)
a. MolC17H14N2O4S2mula–mula=200kmol374
¿0,5347kmol
b. MolC17H12N2O5S2yangbereaksi=60 %x 200kmol388
¿0,3092kmol
c. MolC17H14N2O4S2sisa=40 %x 200kmol374
¿0,21kmol
2. MolPereaktan (gr/BM)
a. MolO2mula–mula=200kmol
32
¿6,25kmol
Tenaga Penyuluh Lapangan 27
b. MolH2Oyangbereaksi=60 %x 200kmol18
¿6,67kmol
c. MolO2sisa=15% x200kmol32
¿2,5kmol
3. C17H12N2O5S2 yang terbentuk (kmol)
Na2C2O4yangterbentuk=400388
x60%
¿0,6185kmol
4. H2O yang terbentuk (kmol)
H2Oyangterbentuk=40018
x40%
¿8,8889kmol
5. NeracaBahan
Masuk KeluarSenyawa BM Mol Bera
t
Senyawa BM Mol Bera
tC17H14N2O4S2 374 0,53
47
200 C17H12N2O5S2 388 0,30
92
120
Tenaga Penyuluh Lapangan 28
O2 32 6,25 200 H2O 18 6,67 120C17H14N2O4S2 347 0,21 80O2 32 2,5 80
Jumlah 400 Jumlah 400
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah
“Meminimalisir Kadar Asam Jengkolat Pada Biji Tanaman
Jengkol” adalah:
Tenaga Penyuluh Lapangan 29
1. Zat yang berbahaya dalam biji jengkol adalah Asam
Jengkolat dan Asam Amino.
2. Untuk Mengurangi atau meminimalisir kadar zat Asam
Jengkolat dapat dilakukan dengan Oksigen (O2).
3. Kadar protein dalam biji jengkol (23,3 gram per 100 gram
bahan) melebihi kadar protein dalam tempe (18,3 gram per 100
gram bahan) sehingga jengkol dapat menjadi sumber protein
nabati. Namun, selain kandungan nutrisi tersebut terdapat
kandungan senyawa dalam jengkol yang berisiko dapat
menimbulkan keracunan yaitu asam jengkolat.
4. Jumlah berat bahan yang masuk sama dengan jumlah berat
bahan yeng keluar yaitu 400 gr.
Tenaga Penyuluh Lapangan 30