MAKALAH INDUSTRI

41

Transcript of MAKALAH INDUSTRI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas limpahan rahmat serta karunia-Nya yang telah

diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelasaikan

penyusunan laporan hasil observasi yang berjudul

“Industri Konveksi DefraOi Cloth & Convection” dengan

lancar dan tepat waktu tanpa ada halangan apapun.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

ekonomi industri pada jurusan ekonomi pembangunan

Universitas Negeri Malang.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

pembuatan makalah ini yakni kepada :

1. Ibu Dian Rachmawati selaku Pembina mata kuliah

Ekonomi Industri.

2. Semua pihak yang telah membantu hingga terwujudnya

laporan hasil observasi ini.

Demikian penyusunan laporan hasil observasi ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini sangat jauh

dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat

kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua dan kami mengucapkan terima kasih.

i

September 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Cover............................................

Kata Pengantar................................... i

Daftar Isi....................................... ii

BAB I PROFIL INDUSTRI............................ 1

BAB II EKSISTENSI INDUSTRI

2.1...........................................Sejar

ah Terbentuknya............................. 3

2.2...........................................Kondi

si Ekonomi dan Geografis.................... 4

2.3...........................................Strat

egi Pengembangan Industri................... 7

BAB III ANALISIS INDUSTRI

3.1...........................................Struk

tur Pasar.................................. 8

3.2...........................................Peril

aku Industri............................... 9

3.3...........................................Kiner

ja Industri................................ 11

3.4...........................................Kebij

akan pendukung............................. 14

ii

3.5...........................................Kebij

akan rekomendasi........................... 15

BAB IV KESIMPULAN................................ 20

DAFTAR PUSTAKA...................................

LAMPIRAN.........................................

iii

BAB I

PROFIL INDUSTRI

Nama Industri : DefraOi Cloth & Convection

Nama Pemilik : Trenda

Alamat Industri : Jl. Budi Utomo Gg. 4 Mulyorejo,

Kota Malang

Tahun pendirian : 2011

Badan Hukum : Belum terdaftar

Visi dan Misi Perusahaan

Visi : - Menjadi industri besar yang dapat

bersaing dengan

industri lain.

Misi : - Kualitas yang terjamin dan harga

yang sangat terjangkau

bagi semua lapisan masyarakat

- Pelayanan yang

ramah dan memuaskan untuk konsumen

Struktur Organisasi : Industri konveksi “Defra Oi Cloth

& Convection” ini merupakan golongan

industri kecil, oleh karena itu dalam

industri ini tidak memiliki struktur

organisasi yang teratur pada setiap

1

bidangnya. Berikut adalah gambar

struktur organisasi pada industry

konveksi “DefraOi Cloth & Convection”.

Pemilik industry adalah pemimpin pada industry

konveksi “DefraOi Cloth & Convection”. Pemilik industry

merangkap berbagai bidang, yaitu pemasaran, keuangan,

pencari bahan baku, melayani customer, serta memimpin

bagian produksi.

Pada bagian jahit, tugas karyawan adalah memotong

dan menjahit kain yang kemudian akan dijadikan pakaian.

Pada bagian jahit ini hanya terdapat 1 pegawai ahli

Pada bagian sablon, tugas karyawan adalah mencetak

desain pada pakaian dengan teknik sablon. Desain yang

telah dibuat oleh pemilik industry atau oleh customer

selanjutnya akan dicetak oleh bagian sablon. Pada

bagian sablon terdapat 2 pegawai.

2

BAB II

EKSISTENSI INDUSTRI

2.1 Sejarah Terbentuknya

Pada tahun 2011, saat pemerintahan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dan Walikota Malang Peni Suparto,

industri konveksi Defra Oi Cloth & Convection ini

didirikan oleh Trenda, seorang mahasiswa aktif di

kampus STIKI. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun

tersebut mengalami perkembangan yang sangat baik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun

2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis

global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.

Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari

ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang

terjadi di zona Eropa.

Industri konveksi “DefraOi Cloth & Convection” ini

bergerak di bidang konveksi dan sablon. Hasil

produksinya berupa t-shirt, polo, jaket, dan semua

jenis konveksi kecuali celana jeans. Awal mula

terbentuknya usaha ini dimulai dari kegiatan PKM di

kampus STIKI di mana Trenda melaksanakan kuliahnya. Dia

menang dalam PKM digital printing. Kemudian dia bersama

dua orang temannya mendirikan usaha digital printing.

Setelah 6 bulan berjalan, salah satu dari temannya

keluar, dan tinggal Trenda bersama satu temannya.

3

Akhirnya Trenda keluar juga dan mendirikan sendiri

usahanya.

Awal mulanya Trenda hanya main lempar untuk usaha

ini. Bisa di bilang dia hanya sebagai distributor untuk

mecari order dan akhirnya dikerjakan oleh konveksi

lain. Dia mengumpulkan laba dari hasil orderan yang

diterimanya untuk membeli bahan-bahan untuk menyablon,

mesin jahit, dan bisa membangun tempat untuk usahanya.

Dia memulai usahanya ini dengan modal sebesar

Rp30.000.000,00. Setelah dia dapat membeli peralatan

sendiri, akhirnya Trenda bertekad menarik karyawan

untuk dipekerjakan dalam industrinya. Hingga saat ini

Trenda mempunyai tiga orang karyawan, 2 orang pada

bagian sablon dan 1 orang pada bagian jahit.

2.2 Kondisi Ekonomi dan Geografis

A. Kondisi Ekonomi

Pada tahun 2011 bila dilihat dari PDRB Kota

Malang, pertumbuhan ekonomi Kota Malang mengalami

peningkatan. Itu semua adalah hasil kerja keras

wali kota Malang sebelumnya yang berhasil

menaikkan pendapatan kota Malang hingga masuk 7,9

persen, dan di imbangi dengan angka kemisikinan

yang hanya 5,5 persen.

4

Khususnya untuk daerah Mulyorejo, jika

dilihat dari kodisi fisiknya pada tahun 2011

daerah tersebut telah mengalami perkembangan

pesat. Pada saat itu di daerah Mulyorejo telah

banyak didirikan usaha seperti pertokoan, salon,

bengkel, dan lain-lain di sepanjang jalan raya.

Dengan adanya industri-industri kecil seperti

industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection”

akan membantu peningkatan pertumbuhan pendapatan

daerah. Serta dapat membantu mengurangi jumlah

pengangguran di wilayah Mulyorejo dimana industry

konveksi ini didirikan. Dengan menurunnya tingkat

kemiskinan, maka usaha ini akan mudah untuk

memasuki pasar/menarik konsumen lebih banyak, hal

ini disebabkan karena pada saat itu pendapatan

penduduk mengalami peningkatan, sehingga

permintaan akan pakaian juga pasti meningkat.

Dalam data berikut terlihat bahwa pada tahun

2011, PDRB Kota Malang pada sector industry

pengolahan mengalami peningkatan. Terlihat bahwa

pada tahun 2011 sektor industry pengolahan semakin

banyak di Kota Malang.

5

Sumber Data: malangkota.bps.go.id (Badan Pusat Statistik Kota Malang)

Dalam kondisi perekonomian nasional juga

menunjukkan adanya perkembangan yang baik dari

tahun 2011 sampai 2013 seperti data Produk

Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto

Per Kapita dan Pendapatan Nasional Per Kapita,

2011-2013 berikut ini.

Sumber Data: BPS Republik Indonesia

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa

pendapatan masyarakat terus meningkat setiap tahunnya.

6

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa ketika

pendapatan meningkat, maka konsumsi juga akan

meningkat. Begitu juga seperti industry konveksi

“DefraOi Cloth & Convection” yang setiap tahunnya

mengalami peningkatan pendapatan yang disebabkan

karena meningkatnya jumlah pesanan dari konsumen.

B. Kondisi Geografis

Mulyorejo adalah sebuah kelurahan di wilayah

Kecamatan Sukun, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

Mulyorejo merupakan daerah yang mudah dijangkau,

karena Mulyorejo juga dilalui transportasi umum,

yaitu MM (Madyopuro-Mulyorejo), GML (Gadang-

Mulyorejo-Landungsari), serta GM (Gadang-

Mulyorejo). Sehingga akses untuk menuju ke

Mulyorejo mudah dilalui.

Pemilik industry konveksi “Defra Oi Cloth &

Convection” ini memutuskan untuk mendirikan usaha

di Mulyorejo disebabkan karena Mulyorejo memiliki

prospek yang bagus untuk mendirikan usaha. Hal itu

disebabkan karena Mulyorejo merupakan daerah

perbatasan antara Kota Malang dan Kabupaten

Malang.

Daerah perbatasan bukan berarti daerah

tersebut terisolir, bahkan sebaliknya, Mulyorejo

7

saat ini telah menjadi daerah yang berkembang

pesat pertumbuhan ekonominya. Sebagai daerah

perbatasan, mendirikan usaha di Mulyorejo memiliki

keuntungan yaitu sebuah industry dapat menarik

konsumen yang berasal dari Kota Malang dan

konsumen yang berasal dari Kabupaten Malang.

Sehingga pemilik usaha tidak berfokus pada

konsumen untuk wilayah kota saja, akan tetapi juga

untuk wilayah kabupaten. Dengan begitu industry

tersebut akan memilikilebih banyak pelanggan.

Karena adanya keunggulan tersebut, maka

banyak usaha-usaha maupun pertokoan yang tersebar

di Mulyorejo, baik yang menyediakan barang jadi,

setengah, jadi, maupun barang jadi. Sehingga

industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection”

tidak kesulitan dalam perolehan bahan baku. Bahan

baku industri konveksi Defra Oi Cloth & Convection

dibeli dari toko yang berada di wilayah Kota

Malang saja. Bahan baku tidak di beli dari satu

toko saja melainkan dari beberapa toko. Industri

konveksi Defra Oi Cloth & Convection tidak

mempunyai pemasok bahan baku yang tetap.

2.3 Strategi Pengembangan Industri

Strategi yang dilakukan untuk perkembangkan

industry oleh pemilik industri konveksi Defra Oi Cloth

& Convection adalah mengutamakan hasil produksinya

8

dengan memberikan pelayanan yang baik dengan harga yang

terjangka. Namun tidak mengabaikan mutu dan kualitas.

Selain itu, pemilik juga memberikan fee kepada customer

lama apabila dia membawa customer baru.

Pemilik melakukan strategi pemasaran produknya

melaui media sosial, seperti facebook, twitter, blackberry

messenger, dan lain-lain. Dengan berkembangnya teknologi

seperti ini produknya bisa cepat dikenal oleh

masyarakat. Apabila industri konveksi Defra Oi Cloth &

Convection telah dikenal oleh masyarakat luas, pemilik

akan memperbesar usahanya dengan membuka tempat usaha

baru (cabang) di kawasan lain, sehingga akan lebih

banyak menyerap tenaga kerja, serta dapat menambah

pendapatan industry tersebut. Pemilik akan memilih

lokasi yang lebih strategis untuk mendirikan tempat

usaha barunya dengan memilih lokasi yang dekat dengan

tenaga kerja seperti saat pemilik mendirikan industry

di daerah Mulyorejo, agar biaya yang dikeluarkan untuk

upah tenaga kerja sedikit, di samping itu juga memilih

dekat dengan bahan baku agar tidak menambah biaya

angkut.

9

BAB III

ANALISIS INDUSTRI

3.1 Struktur Pasar

Struktur pasar adalah bahasan yang penting untuk

mengetahui perilaku dan kinerja industry. Struktur

pasar menunjukkan atribut pasar yang mempengaruhi sifat

persaingan. Struktur pasar biasa dinyatakan dalam

ukuran distribusi perusahan pesaing. Elemen struktur

pasar adalah pangsa pasar (market share), konsentrasi

(concentration), dan hambatan (barrier).

Struktur industri merupakan bentuk atau tipe

keseluruhan pasar industry. Berikut adalah jenis-jenis

utama struktur pasar, yang dibedakan menurut jumlah

produsen, diferensiasi produk, derajat pengendalian

harga, dan metode pemasaran.

No

.Struktur

Jumlah

Produsen dan

Derajat

Diferensiasi

Produk

Derajat

Pengendali

an

Perusahaan

Terhadap

harga

Metode

Pemasaran

1. Monopoli Produsen

tunggal,

produk tanpa

barang

subtitusi yang

Sangat

besar

Melalui iklan

dan produk

jasa

8

dekat2. Persaingan Tidak sempurna

a.Oligopol

i

Jumlah

produsen

sedikit, hanya

sedikit

perbedaan

dalam produk,

atau tidak ada

sama sekali

Beberapa Iklan dan

persaingan

kualitas,pene

tapan harga

b.Persaing

an

Monopolist

ik (banyak

penjual

produk

berbeda)

Jumlah

produsen

banyak, banyak

produk yang

diferensiasi

(semu atau

riil)

Ada,

sedikit

Iklan dan

persaingan

kualitas,pene

tapan harga

3. Persaingan

sempurna

Jumlah

produsen

banyak, produk

identik

(homogen)

Tidak ada Pertukaran

pasar atau

lelang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik

industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection”,

terlihat bahwa industri ini termasuk dalam struktur

pasar persaingan monopolistik, yaitu di mana industri

konveksi di Kota Malang terdiri atas mayoritas

perusahaan-perusahaan yang relative kecil; jenis produk

9

sama, tetapi dengan bentuk berbeda; dan tidak adanya

halangan untuk keluar dan masuk industry, sehingga

menimbulkan persaingan yang sangat ketat di dalamnya.

Faktanya di Kota Malang telah banyak terdapat

industri konveksi yang bersaing dalam memproduksi

barang yang identik, seperti T-shirt, jaket, polo, dan

lain-lain. Sehingga untuk memasuki pasar akan sangat

susah karena adanya persaingan yang sangat ketat antar

industry. Dalam hal ini, untuk memperkenalkan usaha dan

produknya, maka pemilik industry harus pandai

memasarkan produknya. Jika pemilik tidak memiliki

strategi untuk memasarkan produk, maka industry yang ia

jalankan akan susah untuk berkembang karena banyak

industry lain yang memproduksi barang yang sejenis.

Untuk menyikapi persaingan ketat tersebut,

industri konveksi“Defra Oi Cloth & Convection” ini

berusaha untuk tetap menjaga kualitas produk agar

konsumen tidak kecewa dan tidak beralih ke perusahaan

lain, serta industry ini tetap mempertahankan harga

standar, dimana harga yang ditetapkan tidak lebih mahal

dari industry konveksi lainnya.

3.2 Perilaku Industri

Perilaku pasar menggambarkan tingkah laku dan

penerapan strategi yang dilakukan perusahaan untuk

menguasai pangsa pasar sebesar mungkin. Dalam analisis

10

perilaku pasar akan dibahas mengenai penerapan strategi

harga, strategi

produk dan promosi yang dilakukan.

Harga merupakan unsur yang dapat menghasilkan

pendapatan bagi suatu industri karena harga juga

merupakan unsur yang paling fleksibel, dimana harga

dapat berubah dengan cepat sehingga penting bagi suatu

industri dalam menetapkan harga dengan melihat kondisi

pasar yang ada. Pada industri konveksi ini, jenis pasar

yang terlihat adalah pasar persaingan monopolistik,

dimana adanya persaingan yang sangat ketat dengan

industri konveksi lain di Kota Malang.

Hal pertama yang diperkirakan dalam penentuan

harga dengan melihat biaya produksi yang dikeluarkan.

Hal ini bisa meliputi biaya input seperti bahan

baku, biaya teknologi, biaya pemasaran, dan biaya input

lainnya. Namun perlu

diperhatikan ketika terjadi kenaikan biaya input tidak

menutupi kemungkinan akan terjadi kenaikan biaya output

pula, selama biaya produksi masih dapat diatasi.

Pada industri konveksi “Defra Oi Cloth &

Convection” ini dalam menentukan harga produknya

didasarkan atas harga barang sejenis yang dihasilkan

oleh industri konveksi lain di sekitar Kota Malang.

Industri ini tidak mematok harga lebih murah atau lebih

mahal dari harga pasar umumnya. Namun, untuk menarik

para pembeli, pemilik industri ini memiliki strategi

11

dalam memasarkan produknya, dimana konsumen yang

memesan produk dalam jumlah banyak akan mendapatkan

potongan harga , dengan kata lain mendapatkan harga

yang lebih murah dibandingkan dengan konsumen yang

memesan dalam jumlah sedikit.

Meskipun industri ini memberikan harga yang

standar, namun indutri ini tetap menjaga kualitas

barangnya. Karena kualitas barang yang baik dengan

harga yang standar dapat menarik calon pembeli lain

berdasarkan informasi dari konsumen yang telah

mengetahui kualitas barangnya atau pernah memesan suatu

produk dari industri ini. Dengan kata lain, industri

ini akan dikenal oleh masyarakat melalui informasi dari

mulut ke mulut.

Untuk mengenalkan industri dan produknya, pemilik

pada industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection”

ini mempromosikan melalui media sosial, seperti BBM,

Facebook, Twitter, dan lain-lain. Hal demikian

dilakukan mengingat saat ini perkembangan teknologi di

Indonesia sudah modern. Berbagai kalangan telah

mengenal teknologi-teknologi canggih, sehingga dapat

dengan mudah memperoleh informasi. Selain itu, pemilik

usaha ini juga lebih mudah mempromosikan usaha dan

hasil produksinya ini tanpa biaya yang besar untuk

promosi, karena dengan media sosial ini pemilik tidak

perlu lagi memasarkan produknya melalui media cetak,

12

seperti brosur, spanduk, dan lain-lain, mengingat harga

untuk mencetaknya juga tidak murah.

Industry ini juga mempertahankan dalam hal

pelayanan terhadap konsumen. Apabila ada complain dari

konsumen, maka pemilik usaha ini dengan bijak

memperbaiki/mengganti produk yang tidak sesuai dengan

pesanan konsumen jika semua itu terjadi karena

kesalahan pihak pemilik dan bagian produksi. Akan

tetapi, jika kesalahan itu datang dari konsumen

sendiri, maka pemilik memberikan solusi perbaikan jika

memang masih dapat diperbaiki. Dengan begitu, hubungan

antara produsen dan konsumen akan tetap terjaga.

3.3 Kinerja Industri

Sejak industri konveksi “Defra Oi Cloth &

Convection” ini didirikan telah mengalami banyak

perkembangan. Awalnya pemilik industry ini hanya

menjadi seorang distributor, kemudian orderan tersebut

dialihkan kepada industry lain untuk dikerjakan.

Keuntungan dari kegiatan distribusi yang dijalankan

tersebut dikumpulkan dan dijadikan modal untuk membeli

peralatan agar dapat mengerjakan orderan itu sendiri

tanpa mengalihkan ke industry konveksi lain.

Dengan banyaknya modal yang telah terkumpul,

pemilik industry ini dapat membeli 3 mesin jahit serta

peralatan sablon dengan biaya ± Rp 30.000.000. Dengan

13

adanya peralatan tersebut, pemilik dapat mengerjakan

sendiri order dari customer. Berawal dari sinilah usaha

pemilik industry ini mulai berkembang hingga dapat

merekrut sejumlah 3 karyawan.

Berikut adalah grafik rata-rata laba tiap bulan

yang didapatkan oleh industry konveksi “DefraOi Cloth &

Convection”.

2011 2012 2013 2014

1500000 17500002500000

5000000

Grafik Rata-rata Pendapatan Tiap Bulan"DefraOi Cloth & Convection"

Series1 Series2

Pada tahun 2011, rata-rata laba tiap bulan yang

diperoleh “DefraOi Cloth & Convection” dari hasil

disribusi orderan adalah sebesar Rp1.500.000/bulan.

Kemudian pada tahun 2012, rata-rata laba tiap bulan

yang diperoleh “DefraOi Cloth & Convection” adalah

sebesar Rp1.750.000. Setalah pendapatan selama 2 tahun

terkumpul, kemudian pemilik usaha ini menggunakan

pendapatannya tersebut untuk membeli peralatan produksi

agar ia dapat memproduksi sendiri sehingga tidak lagi

melempar orderan pada konveksi lain.

14

Pada awal tahun 2013, “DefraOi Cloth & Convection”

telah dapat memproduksi sendiri orderan para costumer,

hingga pada tahun 2013 “DefraOi Cloth & Convection”

menarik sejumlah 3 karyawan. Rata-rata laba tiap bulan

yang diperoleh “DefraOi Cloth & Convection” dari hasil

produksinya adalah sebesar Rp2.500.000/bulan, sehingga

pada tahun 2013 (dalam waktu 1 tahun) industri ini

dapat mencapai BEP (modal kembali).

Pada tahun 2014, laba dari usaha yang dijalankan

ini, pemilik biasanya mendapatkan laba bersih sejumlah

± Rp 5.000.000 tiap bulan. Dengan jumlah pendapatan

sebesar itu, maka pemilik usaha akan mengumpulkan

penghasilannya untuk memperbesar usahanya.

Dengan didirikannya industri ini di daerah

Mulyorejo dapat membantu mengurangi pengangguran di

daerah sekitar. Karena pemilik pada industry ini

mempekerjakan warga sekitar. Dari karyawan yang

dipekerjakan tersebut, sebagian dari mereka adalah

orang-orang yang putus sekolah. Akan tetapi, pada saat

merekrut karyawan harus diadakan pelatihan terlebih

dahulu, hal ini disebabkan karena dalam proses produksi

ini khususnya pada bagian sablon, karyawan harus

menguasai teknik sablon, karena jika terjadi kesalahan

maka akan fatal akibatnya dan hal tersebut dapat

merugikan pemilik. Akan tetapi, pemilik usaha ini

15

merekrut seseorang yang sudah ahli untuk bagian

penjahitan.

Karyawan di industry konveksi “Defra Oi Cloth &

Convection” biasanya dapat menyelesaikan pesanan dalam

jumlah besar dalam waktu ± 1 minggu. Tetapi ketika

perjanjian dengan konsumen, pemilik usaha ini

memberikan jangka waktu untuk penyelesaian dalam waktu

3 minggu. Hal tersebut dilakukan karena tergantung

banyaknya pesanan yang harus dikerjakan. Maka pesanan-

pesanan yang diorder lebih awal harus diselesaikan

terlebih dahulu.

Dalam hal penggajian, pemilik usaha ini menerapkan

penggajian dengan sistem borongan, dimana pemilik usaha

ini memberikan upah sebesar Rp2.000/potong pakaian,

jadi besarnya upah yang diperoleh oleh karyawan

tergantung pada seberapa banyak ia dapat memproduksi

pakaian.

Berikut adalah tabel gaji untuk karyawan pada

industry konveksi “DefraOi Cloth & Convection”.

Bagian Sistem Penggajian Jumlah GajiBagian jahit Borongan Rp2.000/potong

pakaianBagian sablon Harian Rp25.000/hari

16

Menurut penjelasan pemilik industry konveksi

“Defra Oi Cloth & Convection” ini, hambatan yang

terjadi dalam proses bisnis yang dijalankannya adalah

masalah karyawan dan modal. Masalah karyawan sering

terjadi hambatan disebabkan karena karyawan yang

dipekerjakan belum professional, sehingga sering

terjadi kesalahan dalam proses produksi, oleh karena

itu karyawan masih harus dibimbing agar tidak terjadi

kesalahan yang fatal. Selain itu tidak adanya kontrak

kerja membuat karyawan sering tidak masuk bekerja, hal

itu mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat.

Selain masalah karyawan, masalah modal juga menjadi

hambatan bagi pemilik dalam proses pengembangan usaha

ini.

3.4 Kebijakan Pendukung

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8

Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Peindustrian dan

Perdagangan, menyebutkan bahwa usaha perindustrian dan

perdagangan sangat penting dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah guna peningkatan taraf hidup

dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam hal perizinan usaha perindustrian, pada

pasal 12 menyebutkan bahwa:

(1) Setiap pendirian Perusahaan Industri wajib

memiliki IUI, kecuali bagi Industri kecil.

17

(2) Industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), wajib memiliki TDI yang diperlakukan sama

dengan IUI.

(3) IUI/TDI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), diberikan sepanjang jenis industri

dinyatakan terbuka atau terbuka dengan persyaratan

untuk penanaman modal sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang

Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha

yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang

Penanaman Modal.

Kemudian pada pasal 17 menyebutkan bahwa:

(1) Industri Kecil yang wajib memiliki TDI

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2),

dengan nilai investasi Perusahaan seluruhnya

sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha.

(2) Industri Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya

sebagai berikut :

a. sampai dengan Rp. 5.000.000,00 (lima juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha, tidak wajib memiliki TDI, kecuali

perusahaan yang bersangkutan menghendaki TDI;

b. di atas Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah)

sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus

18

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha, wajib memiliki TDI.

c. Jenis industri dengan nilai investasi

perusahaan seluruhnya di atas Rp.

200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib

memiliki IUI.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8

Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Peindustrian dan

Perdagangan tersebut dapat disimpulkan bahwa industry

konveksi “DefraOi Cloth & Convection” adalah industry

kecil yang wajib memiliki TDI (Tanda Daftar Industri)

sesuai pasal 17 ayat (2) karena industry ini memiliki

nilai investasi perusahaan lebih dari Rp. 5.000.000.

3.5 Kebijakan Rekomendasi

Berdasarkan hasil wawancara pada industry konveksi

“DefraOi Cloth & Convection”, industry kecil seperti

industry tersebut mengalami hambatan dalam proses

usahanya, hambatan tersebut salah satunya adalah modal

untuk pengembangan usaha. Oleh karena itu, perlu

perhatian dari pemerintah daerah untuk memberikan

perhatian khusus pada industry kecil seperti industry

konveksi “DefraOi Cloth & Convection” ini untuk

memberikan pinjaman modal dan mempermudah proses

peminjamannya. Hal tersebut perlu dilakukan agar

industry kecil ini dapat berkembang dan dapat bersaing

19

secara nasional maupun internasional serta dapat

meningkatkan PDRB daerah tersebut.

20

BAB IV

PENUTUP

“DefraOi Cloth & Convection” merupakan industry

konveksi kecil di daerah Mulyorejo, Kota Malang.

Pemilik industry konveksi “Defra Oi Cloth & Convection”

ini memutuskan untuk mendirikan usaha di Mulyorejo

disebabkan karena Mulyorejo memiliki prospek yang bagus

untuk mendirikan usaha. Hal itu disebabkan karena

Mulyorejo merupakan daerah perbatasan antara Kota

Malang dan Kabupaten Malang.

Industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection”

ini termasuk dalam struktur pasar persaingan

monopolistik, yaitu di mana industri konveksi di Kota

Malang terdiri atas mayoritas perusahaan-perusahaan

yang relative kecil; jenis produk sama, tetapi dengan

bentuk berbeda; dan tidak adanya halangan untuk keluar

dan masuk industry, sehingga menimbulkan persaingan

yang sangat ketat di dalamnya.

Dalam menyikapi persaingan antar industry konveksi

di Kota Malang, industry ini memiliki strategi dalam

memperoleh konsumen, yaitu dari segi kualitas, harga

yang terjangkau, serta memberikan promo pada para

customer.

Menurut penjelasan pemilik industry konveksi

“Defra Oi Cloth & Convection” ini, hambatan terbesar

16

yang terjadi dalam proses bisnis yang dijalankannya

adalah masalah modal. Dengan terbatasnya modal,

industry ini sangat susah untuk mengembangkan usahanya.

17

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2014. Pendapatan

Domestik Regional Bruto Daerah ( Harga Konstant ). (online),

(malangkota.bps.go.id), diakses 1 Oktober 2014.

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Bruto Per Kapita,

Produk Nasional Bruto Per Kapita dan Pendapatan Nasional Per

Kapita 2011-2013. (online), (http://www.bps.go.id),

diakses 1 Oktober 2014.

Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kuncoro, Mudrajat.2007. Ekonomika Industri Indonesia.

Yogyakata: ANDI Yogyakarta

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah.

Jakarta: Bumi Aksara.

17

LAMPIRAN

Daftar pertanyaan wawancara pada industry konveksi

“DefraOi Cloth & Convection”

1. Industry anda bergerak di bidang apa?

2. Apa saja hasil produksi yang anda hasilkan dalam

industry ini?

3. Sejak kapan industry ini didirikan?

4. Bagaimana struktur kepemilikan dari industry ini?

5. Bagaimana awal mula terbentuknya industry ini

(company profile)?

6. Mengapa anda memilih daerah Mulyorejo sebagai

tempat industry anda?

7. Bagaimana kondisi industry anda yang ditempatkan

di daerah mulyorejo ini? Memiliki prospek yang

sangat bagus atau bagaimana?

8. Bagaimana strategi anda untuk mengembangkan

industry ini?

9. Apakah untuk kedepannya anda akan memperbesar

usaha ini dengan membuka cabang ataukah outlet

untuk memasarkan produk anda?

10. Menurut anda, bagaimana keadaan persaingan

antar perusahaan di wilayah industry anda sekarang

ini?

11. Bagaimana dengan ancaman dari perusahaan baru

yang masuk ke industry konveksi?

12. Bagaimana anda menyikapi hal tersebut?

18

13. Bagaimana cara anda menetapkan harga atas

produk yang anda hasilkan?

14. Bagaimana strategi anda untuk memasarkan

hasil produksi ini?

15. Sudah seberapa jauh kah industry anda ini

dikenal oleh masyarakat?

16. Bagaimana proses yang dilakukan perusahaan

anda dalam mendapatkan bahan baku untuk produksi?

17. Bagaimana dengan daya tawar menawar

perusahaan dengan supplier perusahaan?

18. Jika dengan pihak konsumen bagaimana?

19. Menurut anda, hambatan apa saja yang terjadi

dalam proses bisnis perusahaan anda?

20. Apa saja yang dilakukan perusahaan untuk

mengatasi hambatan tersebut?

21. Berapa lama pengerjaan untuk membuat 1

produk?

22. Dalam waktu sehari biasanya industry ini

dapat memproduksi berapa barang?

23. Apakah konsumen pernah mengeluh mengenai

pelayanan yang diberikan oleh perusahaan anda?

24. Apa yang anda lalukan jika ada seorang

konsumen yang mengeluh atas hasil produksi anda?

25. Berapa lama pengerjaan untuk membuat 1

produk?

26. Berapa modal awal yang anda keluarkan untuk

membangun industry ini?

19

27. Berapa besar harga peralatan/teknologi yang

anda gunakan dalam industry ini?

28. Menurut anda, pengeluaran/bulan untuk

operasional itu seberapa besar?

29. Dari sejumlah itu, yang paling besar

digunakan untu bagian apa?

30. Berapa pendapatan rata-rata yang diperoleh

selama 1 bulan?

31. Berapa jumlah karyawan yang anda pekerjakan

di industry ini?

32. Dalam masing-masing bagiannya, karyawan

disini menempati pada bagian apa saja?

33. Bagaimana cara anda merekrut karyawan untuk

bekerja di industry ini?

34. Berapa jumlah rata-rata per bulan yang anda

keluarkan untuk gaji karyawan?

20

Hasil wawancara pada industry konveksi “Defra Oi Cloth

& Convection”

Kendala yg dihadapi dalam menjalankan usaha ini ??

Kendala terbesar datang dari karyawan yg belum

profesional. Karena disamping tidak adanya kontrak

kerja, karyawan ini juga perlu perhatian khusus pada

saat kegiatan proses produksi agar tidak sampai terjadi

kesalahan yg fatal pada saat pengerjaan suatu produk.

Kendala juga datang dari kurangnya modal untuk

mengembangkan usaha.

Bagaimana anda menyikapi jika ada complain dari

pelanggan anda ???

Kami akan melihat dulu letak kesalahannya dimana, jika

kesalahan terjadi atau disebabkan oleh pihak produsen

maka ada dua opsi yg ditawarkan. Yakni jika kesalahan

tidak fatal akan dicoba untuk memperbaiki. Namun jika

kesalahan sudah fatal maka pihak produsen akan

mengganti dengan yg baru. Akan tetapi jika kesalahan

datang dari konsumen (baik desain gambar atau model)

maka kami akan memberi solusi untuk dilakukan

perbaikan.

Berapa lama proses produksi yg diperlukan untu

mengerjakan suatu order?

Dalam kondisi normal sebenarnnya suatu orderan itu bisa

selesai dalam waktu satu minggu. Namun kami biasanya

20

memberikan janji tiga minggu kepada konsumen dengan

perhitungan takut adanya hal-hal yg ditak bisa

dihindarkan terjadi ditengah proses produksi.

Modal awal darimana???

Pada awalnya bisa dibilang saya hanya sebagai makelar

saja. Saya mencari orderan dan kemudian saya lempar ke

konveksi lain. Dari keuntungan yg saya dapat itu

ditabung dan sampai kemudian saya bisa menyediakan

tempat sendiri sekaligus peralatan produksi seperti

saat ini.

Modal awal yg diperlukan jika ingin membuka usaha

konveksi??

Modal awal sekitar 30 juta (peralatanproduksi dan

tempat produksi)

Laba bersih per bulan???

Kurang lebih 4-5 juta per bulan

Sampai saat ini berapa karyawan??

2 orang pada bagian sablon dan 1 orang pada bagian

jahit. Untuk administrasinya sampai saat ini masih saya

pegang sendiri. Baik dari segi pembukuan, marketing,

dll. Karyawan saya rekrut dari warga sekitar.

Kebanyakan dari mereka yg putus sekolah. Yaa niat saya

juga untuk membantu mereka daripada cuman nganggur.

Akan tetapi pada saat perekrutan harus ada pelatihan

21

terlebih dulu. Karena bisa dibilang untuk proses sablon

sendiri cukup rumit. Dan untuk penjahitnya sendiri saya

merekrut karyawan yg memang sudah benar-benar ahli.

22

Dokumentasi kegiatan produksi pada industry konveksi

“DefraOi Cloth & Convection)

Proses Penjahitan Pakaian

Proses Sablon Pakaian

22

Peralatan produksi yang dimiliki oleh industry

konveksi “DefraOi Cloth & Convection”

23

24

BIODATA PENULIS

Nama : Ines Widya Anggraini

TTL : Malang, 24 Desember1993

Alamat : Jl. PanglimaSudirman No. 42

RT: 17 RW: 03 Pringu,

Bululawang, Malang

No. HP : 082234020400

Nama : Irvan Setiawan

TTL : Malang, 27 Agustus 1992

Alamat : Jl. KH. AbdulQodir Jaelani No. 16

RT: 04 RW: 07 kelurahan

Kedungkandang, Malang

No. HP : 081322553392

Nama : Oky Anmabi Khamarullah

TTL : Mojokerto, 27 Oktober1993

24

Alamat :Jatiwetan RT: 03RW: 02 Lengkong,

Mojoanyar, Mojokerto

No. HP : 085648233183

Nama : Oky Cahyaning RahayuSutoko

TTL : Malang, 22 Agustus 1994

Alamat : Jl. Simpang Putrayudha2 No. 35

RT.06 RW.13 KelurahanTanjung

Rejo, Kecamatan Sukun -Kota

Malang

No. HP : 082238425809

25