Askep Seslulitis
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Askep Seslulitis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perluasan infeksi odontogenik atau infeksi yang mengenai
struktur gigi (pulpa danperiodontal) ke daerah periapikal,
selanjutnya menuju kavitas oral dengan menembus lapisan
kortikal vestibular dan periosteum dari tulang rahang.
Fenomena ini biasanya terjadi di sekitar gigi penyebab
infeksi, tetapi infeksi primer dapat meluas ke regio yang
lebih jauh, karena adanya perlekatan otot atau jaringan lunak
pada tulang rahang. Dalam hal ini, infeksi odontogenik dapat
menyebar ke bagian bukal, fasail, dan subkutaneus servikal
kemudian berkembangan menjadi selulitis fasial, yang akan
mengakibatkan kematian kematian jika tidak segera diberikan
perawatan yang adekuat (Berini, et al, 1999).
Selain itu infeksi odontogenik merupakan fokal infeksi
yang dapat memyebabkan Septicemboli, infeksi meluas melalui
pembuluh darah dan pembuluh limfe menyebabkan metastase
bakteri sekunder ke paru-paru, otak , hati, ginjal dan organ-
organ lainnya. (Berini, et al, 1999)
Karakter klinis dari selulitis adalah suatu proses
inflamasi yang disertai demam dan kondisi umum pasien yang
buruk, kelainan hematologik seperti peningkatan jumlah
leukosit dan laju endap darah. Penanggannya dengan pemberian
antibiotik dan tindakan drainase jika diperlukan.
1 | A s k e p S e l u l i t i s
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah Selulitis itu?
1.2.2 Bagaimanakah Klasifikasi Selulitis ?
1.2.3 Bagaimanakah Etiologi Selulitis ?
1.2.4 Bagaimanakah Manifestasi Klinik Selulitis ?
1.2.5 Bagaimanakah Patofisiologi Selulitis ?
1.2.6 Bagaimanakah Pathway Selulitis ?
1.2.7 Bagaimanakah Pemeriksaan Lab Selulitis ?
1.2.8 Bagaimanakah Penatalaksanaan Selulitis ?
1.2.9 Bagaimanakah Therapy Selulitis ?
1.2.10 Bagaimanakah Konsep Asuhan Keperawatan
Selulitis ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit selulitis
dan konsep asuhan keperawatannya
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui Definisi Selulitis
1.3.2.2 Mengetahui Klasifikasi Selulitis
1.3.2.3 Mengetahui Etiologi Selulitis
1.3.2.4 Mengetahui Manifestasi Klinik Selulitis
1.3.2.5 Mengetahui Patofisiologi Selulitis
1.3.2.6 Mengetahui Pathway Selulitis
1.3.2.7 Mengetahui Pemeriksaan Lab Selulitis
1.3.2.8 Mengetahui Penatalaksanaan Selulitis
1.3.2.9 Mengetahui Therapy Selulitis
2 | A s k e p S e l u l i t i s
1.3.2.10 Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan
Selulitis
1.4 Manfaat
Diharapkan makalah ini mampu memberi informasi kepada
pembaca tentang Selulitis beserta manifestasi klinis, terapi
dan konsep asuhan keperawatanya
1.5 Metode Pengumpulan data
5.1 Metode Kepustakaan
Yaitu dengan membaca buku-buku ilmiah dan sumber lain
yang berhubungan dengan judul asuhan keperawatan ini, seperti
Dongues Keperawatan.
5.2 Metode Interview (wawancara)
Yaitu dengan mengadakan wawancara langsung kepada klien
dan keluarga klien yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
ini.
5.3 Metode Pemeriksaan Fisik
Yaitu dengan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung
dengan teknik auskultasi, palpasi, dari ujung kepala sampai
ujung kaki secara menyeluruh.
5.4 Metode Observasi
3 | A s k e p S e l u l i t i s
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
yang dihadapi.
5.5 Metode Dokumentasi
Yaitu setiap hasil pemeriksaan atau tindakan yang
dilakukan pada klien selalu dilakukan pendokumentasian,
dengan cara pencatatan sebagai bahan pembuktian atas hasil
tindakan yang dilakukan.
1.6 Ruang Lingkup
Dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. “K” dengan kasus
Selulitis pada pre operasi, dan post operasi di instalasi
ruang rawat inap SungkaimRumah Sakit Umum Daerah Sekayu,
pengkajian dilakukan dari tanggal 23 November 2013 sampai
dengan tanggal 29 November 2013.
2.1 Pengorganisasian Seminar
Ketua : Jenwari
Wakil Ketua : Ardi Dwi Saputra
Sekretaris : Resa Mawar Ranti
Bendahara : Meisy Paberia
Moderator : Yuliah
Presentator : Patimah
Operator : Reza Kurniawan
Anggota :1. Rangga Saputra
2. Tri Rahmalia
4 | A s k e p S e l u l i t i s
3. Nur Annisa Al-Azim
4. Yulita Sasmita
5. Vivin Novita Sari
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
2.1 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU TAHUN 2013
2.1.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Sekayu
Seiring dengan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten
Musi Banyuasin tersebut, Pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2005, tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (BLU), Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu
mengalami perubahan status institusi dari Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Kabupaten Musi Banyuasin ke Badan
Layanan Umum Daerah Musi Banyuasin berdasarkan Surat
keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor : 451 Tahun 2008 pada
tanggal 31 Maret 2008, tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah Sekayu sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
mengubah status kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah memberi
5 | A s k e p S e l u l i t i s
kewenangan dalam pengelolaan keuangan dan tetap sebagai Badan
Layanan Umum nirlaba dan senantiasa berorientasi kepada
kepentingan masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatannya, BLUD
berfungsi social, professional dan etis dengan pengelolaan
yang ekonomis serta tidak semata-mata mencari keuntungan.
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam upaya menjadikan
pelayanan RSUD Sekayu sebagai Rumah Sakit Daerah yang
berstandar Internasional, merupakan rumah sakit rujukan dari
2 (dua) buah rumah sakit (RSUD Bayung Lincir dan RSUD Sungai
Lilin), 25 (dua puluh lima) unit Puskesmas, 103 (Seratus
tiga) Puskesmas Pembantu, 142 (Seratus empat puluh dua) Poli
Klinik Desa dan 22 (dua puluh dua) unit Puskesmas Keliling
serta sebagai lahan praktek bagi Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan Institusi Pendidikan
Kesehatan lain yang berada di Propinsi Sumatera Selatan.
Selain melayani masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin
dengan Jamkesmas Muba Semesta (bagi penduduk Muba), juga
melayani masyarakat luar kabupaten baik dengan Jamkessos
Sumsel Semesta, maupun Jamkesmas Nasional, sehingga RSUD
Sekayu mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang
pelayanan kesehatan di Kabupaten Muba dan sekitarnya, dengan
pelayanan unggulan di bidang Penyakit Dalam khususnya
Diabetes dan Klinik-klinik Rawat Jalan.
2.1.2 Visi RSUD Sekayu
6 | A s k e p S e l u l i t i s
“Mewujudkan Pelayanan Rumah sakit yang prima dalam
rangka mensukseskan PERMATA MUBA tahun 2017 menuju Rumah
Sakit Kelas Dunia (World Class Hospital)”
2.1.3 Misi RSUD Sekayu
1. Mengembangkan Education Medical Hospital
2. Menyelenggarakan Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak di Sumatera Selatan
2.1.4 BUDAYA RUMAH SAKIT
Memberikan pelayanan yang efektif, berkualitas
dikenal dengan PRIMA, yaitu:
P = Profesional, dalam melaksanakan tugasnya setiap
petugas RSUD Sekayu harus professional, tanpa
memandang pangkat, jabatan, strata ekonomi,
hubungan keluarga dan suku budaya melayani sama
kedudukannya sebagai makhluk Allah SWT yang
berorientasi hanya kepada kepuasan pelanggan.
R = Ramah, semua petugas rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kepada seluruh masyarakat harus bersikap
ramah tamah dengan menunjukkan wajah yang jernih
dan antusias.
I = Ikhlas, dalam melaksanakan tugasnya, seluruh
petugas rumah sakit harus dilandasi dengan rasa
keikhlasan, sehingga akan terpancarkan antusiasme
7 | A s k e p S e l u l i t i s
dalam bekerja dan menyadari bahwa bekerja adalah
salah satu ibadah.
M = Memuaskan, semua yang diberikan kepada pasien /
pelanggan (eksternal maupun internal) rumah sakit
diberikan seoptimal dan semaksimal mungkin dalam
rangka meningkatkan kepuasan pelanggan/masyarakat.
A = Andalan, Upaya meningkatkan mutu pelayanan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dilaksanakan secara
berkesinambungan sehingga pelayanan yang diberikan
dapat diandalkan dan dipercaya oleh seluruh
penduduk Musi Banyuasin.
2.1.5 MOTTO
F.A.C.E. with S.M.I.L.E
(Fast, Accurate, Caring, Efficient with Spirit, Moralities, Intelligent, Loyalties,
Excelent)
2.1.6 Maksud dan Tujuan Badan Layanan Umum
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
senantiasa berorientasi kepada kepentingan
masyarakat.
b. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas
Internasional sesuai standar dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Menghasilkan sumber daya manusia yang
profesional, berkualitas dan bermoral tinggi.
8 | A s k e p S e l u l i t i s
d. Menyelenggarakan kerjasama yang baik dengan
pihak terkait, baik internal maupun eksternal.
e. Meningkatkan fungsi sistem rujukan yang
responsif dan berkesinambungan
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu, yang terletak di jalan
Kolonel Wahid Udin Lingkungan I Kayuara, Sekayu (Sebelah RSUD
Sekayu gedung lama), mempunyai fasilitas untuk
menyelenggarakan berbagai jenis pelayanan spesialis dan sub
spesialis dan menjadi pusat rujukan di wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin dan sekitarnya. RSUD Sekayu terdiri dari gedung A,
B, C, D masing-masing 2 (dua) lantai, dengan uraian sebagai
berikut :
1. Gedung A
Poliklinik
Farmasi
IGD
Radiologi
Rehabilitasi Medik
Klinik Bungur (VCT)
Ruang Humas
ICU/ICCU/NICU
Kebidanan (VK dan Neonatus)
9 | A s k e p S e l u l i t i s
Ruang Rapat
staf
Aula
Ruang komite
Medik
Administrasi
Kantin
Kamar Bedah
Haemodialis
Rekam Medik
2. Gedung B
Ruang Perawatan Rawat Inap
Kelas III noninfeksi diberi nama Ruang Sungkai
Kelas III infeksi diberi nama Ruang Medang
Kelas II diberi nama Ruang Meranti (Bangsal Kebidanan
dan Neonatus)
Kelas I diberi nama Ruang Tembesu
Kelas VIP diberi nama Ruang Petanang
Ruang Bidang Keperawatan RSUD Sekayu
3. Gedung C
Ruang Gizi
Laundry
Mushollah
Bermain Anak (Penitipan Anak)
Ruang Makan Karyawan
Sekretariat Rumah Sakit Sayang Ibu Dan Bayi (RSSIB)
Ruang Tim Pengendali Asuransi dan Klaim (TPA)
Haemodialisa
4. Gedung D
IPSRS
Bengkel
Genset
Kamar Jenazah
Instalasi Gas Medis
10 | A s k e p S e l u l i t i s
Rumah sakit semakin memantapkan diri dengan melengkapi
fasilitas dan sarana penunjang dalam memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakat. Dengan kapasitas 159 tempat tidur.
Dengan perincian sebagai berikut :
NO. URAIAN JUMLAH
1Kelas utama VIP
(Tembesu)10
2 Kelas I (Petanang) 203 Kelas II (Meranti) 20
4Kelas II Bangsal
Kebidanan22
5Kelas III Noninfeksi
(Sungkai)40
6Kelas III Infeksi
(Medang)40
7 ICU 48 NICU 49 Neonatus 5
TOTAL165 Tempat
Tidur
2.2 ORGANISASI DAN TATA KERJA RSUD SEKAYU TAHUN 2013
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sekayu mengacu
pada Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dimana ada 1
(satu) Kepala Bagian dan 3 Kepala Bidang yang membantu
Direktur dalam menyelenggarakan operasional RSUD Sekayu ini.
Selain itu dibantu juga dengan Komite Medik dan Staf Medik
11 | A s k e p S e l u l i t i s
Fungsional. Setiap Bagian dan Bidang dibantu oleh 2 (dua)
orang pejabat structural. Adapun susunan organisasi RSUD
Sekayu pada tahun 2013, sebagai berikut :
1. Direktur RSUD Sekayu (Plt) : Dr.H.Azmi
Dariusmansyah
2. Kepala Bagian Tata Usaha : Hapzih,
SST,SKM, MM
Kasubbag Administrasi dan Umum : Hj.Solehatun
Robiah, SKM
Kasubbag Diklat dan Litbang : Fazilah,
SKM
Kasubbag Sarana dan Rekam Medik :
Yulrizal,SKM
3. Kepala Bidang Keperawatan : Yulisa Rabiati, SH,
M.Kes
Kepala Seksi Layanan Rawat :
Mursidah,Am.Keb
Kepala Seksi Adm Keperawatan :H.Asmapit,
S.Kep,SKM,M.Kes
4. Kepala Bidang Pelayanan : Dr.Ira Puspita
M
Kepala Seksi Pelayanan Medis : Zalmah, HY, SE
Kasi Penunjang Medis : H. Achmadi,
SKM, M.Si
5. Kepala Bidang Keuangan dan Program : Plh. Elliya,
SE
12 | A s k e p S e l u l i t i s
Kepala Seksi Keuangan & Program : Elliya,
SE
Kepala Seksi Akuntansi : Padul Arpa,
S.Sos, M.Si
6. Kepala Instalasi :
1) Instalasi Rawat Jalan : Dr. Tien
Suparmi
2) Instalasi Rawat Inap : Dr. Lita
Haryati
3) Instalasi Gawat Darurat : Dr. Ernaliya
4) Instalasi Bedah Sentral : Dr.Febriyanto
K ,Sp B
5) Instalasi ICU : Dr. Joko
6) Instalasi Farmasi : Dra. Hanifdar,
Apt
7) Instalasi Laboratorium : Dr. Asep
Zainuddin, SpPK
8) Instalasi Radiologi : Dr.Agus
Perwira,Sp.Rad
9) Instalasi Rehabilitasi Medik : Dr.
Jalalin,SpRM
10) Instalasi Gizi : Farida,
SKM
11) Instalasi Pemeliharaan Sarana RS :
Fauziah,SKM
12) Instalasi Ambulance :
M.Firanha,Amd
13 | A s k e p S e l u l i t i s
7. Kepala Ruang Perawatan Pasien
1. Kepala Ruang ICU : Sumartono, AmK
2. Kepala Ruang OK : Rohimi,SKM
3. Kepala Ruang IGD : Marni
Elyzah,Am.Kep
4. Kepala Ruang Sungkai : Ratna Dewinta,AmK
5. Kepala Ruang Medang : Farida Yazid,S.Kep
6. Kepala Ruang Meranti : Yulia
Sylvianti,Am.Kep
7. Kepala Ruang Petanang/Tembes5u : Irma
Subriani,Am.Kep
8. Kepala Ruang Zaal Kebidanan/Bayi :
Nirwana,Am.Kep
9. Kepala Ruang VK Kebidanan : Zuryati,
Am.Keb
10. Kepala Ruang NICU : Suaibatul
AM. Am.Kep
11. Karu Neonatus : Sri
Mulyani,Am.Keb
8. Kepala Ruang Penunjang Medis
1. Kepala Ruang Farmasi : Lukman
Afriadiansyah,Apt
2. Kepala Ruang Sanitasi :
Fauziah,Am.KL,SKM
3. Kepala Ruang IPSRS : Nirwan Gautama
14 | A s k e p S e l u l i t i s
4. Karu CSSD : Leni Marlina, SKM
5. Kepala Ruang Laboratorium : Edy
Sumantri,SKM
6.Kepala Ruang Radiologi : Nurhidayat
Arifianto,SKM
7. Kepala Ruang Rehabilitasi Medik : Sri
Suryani,Am.Ft
9. Supervisior RSUD Sekayu
a. Supervisor Administrasi
1) H.Asmafit,S.Kep,SKM,M.Kes
2) Taufik,S.Pd
3) Tendy Yosef,Am.Kep
4) Fadilawati,SE
5) Yulrizal,SKM
6) Irman Madani
b. Supervisor Administrasi
1) Yulia Sylvianti,Am.Kep
2) Suaibatul Aslamiah Mair,Am.Kep
3) Nirwana,Am.Kep
4) Sumartono,Am.Kep
5) R.A Nurhidaya Oktaria,Am.Keb,SKM
6) Marni Elyzah,Am.Kep
7) Bambang Suprianti.SKM
8) Rohimi,SKM
15 | A s k e p S e l u l i t i s
BAB III
KONSEP TEORI
3.1 Definisi
Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut
dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh
invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi
entri dan ini biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah
(Tucker, 1998 : 633).
Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga
melibatkan sebagian jaringan subkutan (mansjoer, 2000; 82).
Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam
bidang jaringan (Brunner dan Suddarth, 2000 : 496).
Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan
oleh bakteri stapilokokus aureus, streptokokus grup Adan
streptokokus piogenes.
3.2 Klasifikasi
Menurut Berini, et al (1999) selulitis dapat digolongkan
menjadi :
3.2.1 Selulitis Sirkumskripta Serous Akut
16 | A s k e p S e l u l i t i s
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu
atau dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi
bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan
spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia
yang terlibat.
3.2.2 Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta
serous akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung
suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan spasia yang
dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen,
mengindikasikan tubuh bertendensi membatasi penyebaran
infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol
infeksi.
3.2.1.1 Selulitis Difus Akut
Dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
3.2.1.1.1 Ludwig’s Angina
3.2.1.1.2 Selulitis yang berasal dari
inframylohyoid
3.2.1.1.3 Selulitis Senator’s Difus
Peripharingeal
3.2.1.1.4 Selulitis Fasialis Difus
3.2.1.1.5 Fascitis Necrotizing dan gambaran
atypical lainnya
17 | A s k e p S e l u l i t i s
3.2.1.2Selulitis Kronis
Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang
berjalan lambat karena terbatasnya virulensi bakteri yang
berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan
selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan
yang adekuat atau tanpa drainase.
3.2.1.3 Selulitis Difus yang Sering Dijumpai
Selulitis difus yang paling sering dijumpai
adalah Phlegmone / Angina Ludwig’s . Angina Ludwig’s
merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia
sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-
kadang sampai mengenai spasia pharingeal (Berini, Bresco &
Gray, 1999 ; Topazian, 2002).
Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali
bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/ unilateral
disebut Pseudophlegmon.
3.3 Etiologi
Etiologinya berasal dari bakteri Streptococcus
sp. Mikroorganisme lainnya negatif anaerob seperti Prevotella,
Porphyromona dan Fusobacterium (Berini, et al, 1999). Infeksi
odontogenik pada umumnya merupakan infeksi campuran dari
berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob
mempunyai fungsi yang sinergis (Peterson,2003).
18 | A s k e p S e l u l i t i s
Infeksi Primer selulitis dapat berupa perluasan
infeksi/abses periapikal, osteomyielitis dan perikoronitis
yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga rahang bawah,
ekstraksi gigi yang mengalami infeksi periapikal/perikoronal,
penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak steril,
infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound
maksila / mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta
infeksi sekunder dari oral malignancy.
Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher ( 1999;634 )
adalah bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan
stapilokokus aureus.
3.4 Manifestasi Klinik
Menurut Mansjoer (2000:82) manifestasi klinis selulitis
adalah Kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik
pada kedua ekstrimitas, kelainan kulit berupa infiltrat difus
subkutan, eritema local, nyeri yang cepat menyebar dan
infitratif ke jaringan dibawahnya, Bengkak, merah dan hangat
nyeri tekan, Supurasi dan lekositosis.
3.5 Patofisiologi
Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu :
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan
infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan,
penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah
gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing
19 | A s k e p S e l u l i t i s
manis yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis
eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada
kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan
kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan
bakterimia. Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering
disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau
staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait
berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit
ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala
sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi
diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah
stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran
bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan
pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal
dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi.
Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil
perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi
derajat rendah
3.6 Pathway
20 | A s k e p S e l u l i t i s
3.7 Pemeriksaan Laboratorium
3.7.1 Pemeriksaan darah, menunjukkan
peningkatan jumlah sel darah
putih, eosinofil dan peningkatan laju
sedimentasi eritrosit (Tucker, 1998:633).
3.7.2Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang
diaspirasi diperlukan, menunjukkan adanya
organisme campuran (Issebacher 1999:634)
3.7.3Rontgen Sinus-sinus para nasal (selulitis
perioribital).
21 | A s k e p S e l u l i t i s
3.8 Penatalaksananan
Rawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada
keadaan terbentuk abses. Pemberian antibiotik intravena
seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat atau tidak
digunakan, infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada
pasien diluar rumah sakit, analgesik, antipretik. Posisi dan
imobilisasi ekstrimitas, Bergantian kompres lembab hangat
( Long, 1996 : 670).
3.9 Therapi
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi
ke darah dan organ lainnya, yaitu :
a. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin
(misalnya cloxacillin).
b. Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral
(ditelan).
c. Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih
dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:
penderita berusia lanjut
selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh
lainnya
demam tinggi.
22 | A s k e p S e l u l i t i s
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai
dibiarkan dalam posisi terangkat dan dikompres dingin untuk
mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Terapi rawat jalan dengan injeksi ceftriakson (rocephin)
memberi perlindungan 24 jam dan dpt menjadi pilihan bagi
beberapa pasien selulitis.
3.10 Faktor Resiko Terjadinya Selulitis
1) Gigitan dan sengatan serangga, gigitan hewan,
gigitan manusia.
2) Luka di kulit
3) Riwayat penyakit pembuluh darah perifer,
diabetes
4) Baru menjalani prosedur jantung, paru-paru atau
gigi
5) Pemakaian obat imunosupresan atau kortikosteroid
BAB IV
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Konsep Pengkajian
4.1.1 Biodata
Berisikan nama,tempat tangal lahir,jenis
kelamin,umur,alamat,suku bangsa, dan penyakit ini dapat
23 | A s k e p S e l u l i t i s
menyerang segala usia namun lebih sering menyerang usia
lanjut.
4.1.2 Keluhan utama
Pasien merasakan demam,malaise,nyeri sendi dan
menggigil.
4.1.3 Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasakan badanya demam,malaise,disertai dengan
nyeri sendi dan menggigil dan terjadi pada area yang robek
pada kulit biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah
4.1.4 Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti
ini apakah pasien alkoholisme dan malnutrisi
4.1.5 Riwayat penyakit keluarga
Adakah keluarga yang mengalami sakit yang sama
sebelumnya,apakah keluarga ada riwayat penyakit DM, dan
malnutrisi
4.1.6 Kebiasaan sehari-hari
Biasanya selulitis ini timbul pada pasien yang higine
atau kebersihanya jelek
4.1.7 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :Cukup baik
Kesadaran : composmetis,lemah,pucat
24 | A s k e p S e l u l i t i s
TTV : biasanya meningkat karena
adanya proses
infeksi
Kepala : rambut bersih tidak ada luka
Mata : Konjungtiva anemis,sklera
tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip,hidung bersih
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Dada :
I : datar,simetris umumnya
tidak ada kelainan
Pa : ictus cordis tidak tampak
Pe : sonor tidak ada kelainan
A : tidak ada whezing ronchi
Abdomen :
I :supel datar tidak ada distensi
abdomen Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : tidak ada kelainan atau
tympani
A : bising usus normal atau tidak
ada kelainan
Ekstremitas bawah :tidak ada kelainan,tidak
ada oedem
Ekstremitas atas : tidak ada
kelainan ,tidak ada oedem
Genetalia : tidak ada kelainan
25 | A s k e p S e l u l i t i s
4.1.8 Pemeriksaan penunjang
4.1.8.1 Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan
jumlah sel darah putih,
eosinofil dan peningkatan laju sedimentasi
eritrosit (Tucker, 1998:633).
2) Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang
diaspirasi diperlukan,
menunjukkan adanya organisme campuran
(Issebacher 1999:634)
3) Rontgen Sinus-sinus para nasal (selulitis
perioribital)
4.2 Diagnosa keperawatan
4.2.1Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
inflamasi
jaringan.
4.2.2Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan turgor
sirkulasi dan edema.
4.2.3Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi
menyebabkan penatalaksanaan perawatan dirumah
4.2 Rencana keperawatan
26 | A s k e p S e l u l i t i s
4.3.1Gangguaan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
inflamasi jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan
selama 2x24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau
hilang.
Kriteria hasil :
a. pasien menampakkan ketenangan
b. ekspresi muka rileks
c. ketidaknyamanan dalam batas yang dapat
ditoleransi.
Intervensi :
1. Kaji intensitas nyeri menggunakan skala / peringkat
nyeri
R/ mengetahui berat nyeri yang dialami pasien.
2. Jelaskan pada pasien tentang sebab sebab timbulnya nyeri
R/ pemahaman pesien tentang penyebab nyeri yg terjadi
akan mengurangi ketegangan pasien.
3. Berikan anal gesik jika diperlukan, kaji keefektifan
R/ obat obatan analgesik dapat membantu mengurangi nyeri
pasien.
4. Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh
untuk menccegah penekanan dan kelelahan
R/ posisi yang nyaman akan membantu memberikan
kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.
5. Bantuan dan ajarkan penanganan terhadap nyeri,
penggunaan imajinasi, relaksasi dan distraksi
27 | A s k e p S e l u l i t i s
R/ teknik relaksasi dsan distraksi bisa mengurangi
rasanyeri yang dirasakan pasien.
4.3.2 Kerusakan ingritas kulit berhubungan dengan
perubahan turgor
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan
selama 2x24 jam
diharapkan menunjukkan regenerasi jaringan.
Kriteria hasil :
a. Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi
lanjut,
b. kulit bersih,
c. kering dan area sekitar bebas dari edema,
d. suhu normal.
Intervensi:
1. Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman warna cairan
R/ pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses
penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan
selanjutnya.
2. Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peningkatan
ekstremitas dan mobilitasasi
R/ sirkulasi yang lancar bisa mempercepat proses
penyembuhan luka.
3. Pertahankan teknik aseptic
R/ dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
4. Gunakan kompres dan balutan
28 | A s k e p S e l u l i t i s
R/ kompres dan balutan bisa mengurangi kontaminasi dari
luar.
5. Pantau suhu laporan, laoran dokter jika ada peningkatan
R/ indikasi dini terhadap komlikasi infeksi.
4.3.3 Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi Mengenai : penatalaksanaan
perawatan di rumah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan
selama 2x24 jam
diharapkan pasien mengerti tentang
perawatan dirumah
Kriteria hasil :
a.melaksanakan perawatan luka dengan benar
menggunakan: tindakan kewaspadaan aseptic yang
tepat.
b.Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang
diharapkan tanpa infeksi dan jadwal obat.
Intervensi:
1. Demonstasikan perawatan luka dan balutan, ubah prosedur,
tekankan pentingnya teknik aseptic
R/ agar keluarga dapat melkukan perawatan secara aseptik
di rumah sehingga luka bisa sembuh.
2. Dorong melakukan aktivitas untuk mentoleransi penggunaan
alat penyokong
R/ peningkatan perilaku yang adiktif pada pasien.
3. Jelaskan tanda-tanda dan gejala untuk dilaporkan ke
dokter
29 | A s k e p S e l u l i t i s
R/ deteksi dini terhadap kegawatan dan penanganan yang
sesuai.
4. Tekankan pentingnya diet nutrisi
R/ nutrisi yang adekuat mempercepat proses penyembuhan
luka.
4.4 Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana
tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat
bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan
rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga
dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal
yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan
dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan
bagaimana respon pasien.
4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses
keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil
yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan
tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan
sejauh mana tujuan tercapai :
1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam
waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.
30 | A s k e p S e l u l i t i s
2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi
tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali
menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan
pernyataan tujuan.
BAB V
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH SELULITIS PADA NY. “K” DI
KAMAR I INSTALASI RAWAT INAP KELAS III SUNGKAI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SEKAYU
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny “K”
Umur : 54 tahun
31 | A s k e p S e l u l i t i s
Suku : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Kawin
Alamat : Tanjung Agung Selatan
Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Ny. “S”
Umur : 31 tahun
Suku : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub.Dg. Klien : Anak
Alamat : Tanjung Agung Selatan
Tgl. Masuk RS : 21-11-2013
Tgl. Pengkajian : 23-11-2013
No. Register : 16.81.10
Ruangan : Kelas III Sungkai
Diagnosa Medis : Selulitis
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Klien mengeluh kaki kiri
bengkak.
32 | A s k e p S e l u l i t i s
2. Riwayat Perjalanan Penyakit : Sejak ± 7 hari
sebelum masuk Rumah Sakit klien sudah mengeluh
kakinya bengkak kemerahan dengan timbulnya benjolan
yang pecah mengeluarkan darah dan nanah, klien juga
merasakan nyeri pada kaki kirinya.
3. Riwayat penyakit sekarang : Klien melaksanakan
operasi tanggal 25 November 2013 pada pukul 18.00
WIB di antar oleh perawat ke Ruang Operasi dan
kembali ke Rawat Inap Sungkai pada pukul 19.30 WIB
di jemput oleh perawat Sungkai dalam keadaan belum
sadar penuh karena efek dari anastesi lokal yang
diberikan saat operasi berlangsung.
4. Riwayat kesehatan masa lalu : Klien mengalami
penyakit Asam urat sekitar ± 3 tahun yang lalu.
5. Riwayat kesehatan keluarga : Anggota keluarga
klien tidak ada yang mengalami sakit seperti yang
dialami klien
6. Genogram
Ket : = Klien
= Perempuan
= Laki - laki
33 | A s k e p S e l u l i t i s
= Tinggal Serumah
Penjelasan :
No Nama Umur Keterangan1 Tn “Y” 54 tahun Suami2 Ny “K” 60 tahun Klien
7. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Kebiasaan sebelum masuk
Rumah Sakit
Kebiasaan setelah masuk
Rumah SakitMakan : 3 kali sehari
Minum : 8 gelas /
hari
Nyeri ulu hati : Ada
Mual : Ada
Pantangan : Tidak ada
Diet : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
masalah
Makan : 3 kali sehari
Minum : 8 gelas /
hari
Nyeri ulu hati : Ada
Mual : Ada
Pantangan : Tidak ada
Diet : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
masalah
2. Pola eliminasi
Kebiasaan sebelum masuk
Rumah Sakit
Kebiasaan setelah masuk
Rumah SakitBAB : 1 x 1 hari
Warna : Coklat
kekuningan
BAB : 1 x 1 hari
Warna : Coklat
kekuningan
34 | A s k e p S e l u l i t i s
Konsistensi: Tidak ada
BAK : 4 x 1 hari
Warna : Kuning bening
Pemasangan kateter : Tidak
ada
Masalah : Tidak ada
masalah
Konsistensi : lembek
BAK : 3 x 1 hari ( +
600 cc )
Warna : Kuning
bening
Pemasangan kateter :
Tidak ada
Masalah : Tidak ada
masalah
3. Pola istirahat / tidur
Kebiasaan sebelum masuk
Rumah Sakit
Kebiasaan setelah masuk
Rumah SakitTidur siang : ± 2 jam
(13.00 WIB –
1
5.00 WIB)
Tidur malam : ± 7 jam
(21.00 WIB –
04.00 WIB)
Masalah : Tidak ada
masalah
Tidur siang : ± 3 jam
(12.00 WIB –
15.00 WIB)
Tidur malam : ± 9 jam
(20.00 WIB –
05.00 WIB)
Masalah : Tidak ada
masalah
4. Personal Hygine
35 | A s k e p S e l u l i t i s
Kebiasaan sebelum masuk
Rumah Sakit
Kebiasaan setelah masuk
Rumah SakitMandi : 2 x / hari
Pola sikat gigi : 3 x /
hari
Kebiasaan memotong kuku :
setiap minggu
Kebiasaan mencuci rambut :
2 x / hari
Kebiasaan mengganti pakaian
: 2 x / hari
Mandi: 2 x / hari (hanya
di lap)
Pola sikat gigi : 1
x / hari
Kebiasaan memotong kuku :
selama di rumah sakit
belum memotong kuku
Kebiasaan mencuci rambut :
2x/ hari
Kebiasaan mengganti
pakaian :2x / hari
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum: Composmentis
Tanda-tanda vital
No Tanggal/Jam Vital Sign GCS
1
2
Pre Operasi
23 Nov 2013 /
15.00 WIB
24 Nov 2013 /
12.00 WIB
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 92 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
15
15
36 | A s k e p S e l u l i t i s
3
4
25 Nov 2013 /
05.00 WIB
25 Nov 2013 /
12.00 WIB
TD : 90/50 mmHg
Nadi : 88 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 36,4 °C
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 91 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
15
1
2
3
4
5
Post Operasi
25 Nov 2013 /
19.30 WIB
26 Nov 2013 /
06.00 WIB
26 Nov 2013 /
12.00 WIB
26 Nov 2013 /
18.00 WIB
27 Nov 2013 /
06.00 WIB
TD : 80/50 mmHg
Nadi : 87 x/m
Pernapasan : 27 x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 90/50 mmHg
Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 93 x/m
Pernapasan : 26 x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 91 x/m
Pernapasan : 27 x/m
Suhu : 36,0°C
8
8
12
14
14
37 | A s k e p S e l u l i t i s
6
7
8
9
10
11
12
27 Nov 2013 /
12.00 WIB
27 Nov 2013 /
18.00 WIB
28 Nov 2013 /
06.00 WIB
28 Nov 2013 /
12.00 WIB
28 Nov 2013 /
18.00 WIB
29 Nov 2013 /
06.00 WIB
29 Nov 2013 /
12.00 WIB
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 94 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 93 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 36,5°C
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 89 x/m
Pernapasan : 23 x/m
Suhu : 36,0°C
TD : 90/80 mmHg
Nadi : 92 x/m
Pernapasan : 24
x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 91 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 36,7°C
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 85 x/m
Pernapasan : 22 x/m
Suhu : 36,0°C
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 24 x/m
14
15
15
15
15
15
15
38 | A s k e p S e l u l i t i s
13 29 Nov 2013 /
18.00 WIB
Suhu : 36,7°C
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 87 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 37,0°C
15
2. Kepala
Struktur : Simetris
Rambut : Hitam
Lain – lain : tidak ada masalah
Orientasi
Waktu : Baik, klien mengetahui hari dan
kapan ia di rawat di
rumah sakit
Tempat : baik, klien mengetahui ia tinggal
dimana dan berada
di mana sekarang
Tremor : Ada (pada daerah luka klien
sepanjang
tungkai kiri)
Tics : Tidak Ada
Kelumpuhan :Tidak Ada
Kejang : Tidak Ada
3. Pendengaran / Telinga
Struktur : Simetris
Fungsi Pendengaran : Mampu mendengar dengan
jelas
39 | A s k e p S e l u l i t i s
Alat Bantu Dengar : Tidak Ada
Serumen : Ada
Lain – lain : tidak ada masalah
4. Penglihatan
Schlera : Putih Jernih
Konjungtiva : Merah Muda
Visus : 6/6
Alat Bantu yang dipakai : Tidak ada
5. Penciuman / Hidung
Stuktur : Simetris
Fungsi Penciuman : Mampu membedakan bau-bauan
Secret hidung : Tidak Ada
6. Pengecapan / Mulut
Keadaan gigi : Tidak utuh
Keadaan Lidah : Kotor
Faring : tidak ada radang
Fungsi Pengecapan : Dapat membedakan rasa
manis, asam,
asin
Lain-lain : Tidak ada masalah
7. Tenggorokan/leher
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Radang Tenggorokan : Tidak Ada
Keadaan Jakun : Datar
Kesulitan Menelan : Tidak Ada
8. Dada
Struktur Dada : Simetris
40 | A s k e p S e l u l i t i s
Irama Pernapasan : Reguler
Bunyi nafas : Vesikuler (Tidak ada bunyi
tambahan dan
secret tidak ada)
Nyeri dada (Chest Pain) : Tidak Ada
Bunyi Jantung : BJ 1 & 2 (BJ 1 = Lup
(saat kontraksi) BJ
2= Dup (saat relaksasi))
Palpitasi : Tidak Ada
Edema : Ada
9. Abdomen
Inspeksi
Asites : Tidak Ada
Palpasi
Nyeri Tekan : Ada
Pembesaran hati : Tidak Ada
10. Kulit
Pre Operasi Post Operasi Inspeksi
Warna : Pucat
Kondisi Kulit : -
Nyeri : Ada
Palpasi
Inspeksi
Jenis Luka : Luka excisi
pembedahan
Lokasi luka : Kaki kiri/
sinistra bawah
Warna luka : Merah muda
Panjang luka : 23 cm
Kedalaman luka : Diantara
lapisan kulit epidermis
dan subkutis
41 | A s k e p S e l u l i t i s
Suhu : Normal
Turgor : Tidak elastis
Kelembaban : Kering
Nyeri : Ada
Palpasi
Suhu : Normal
Turgor : Tidak elastis
Kelembaban : Lembab
11. Genetalia dan Anus
Kebersihan : Bersih
Struktur : Simetris
Edema : Tidak ada
12. Ekstremitas
Ukuran : Atas : Simetris
Bawah: Simetris
Fraktur : Atas : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Hematoma : Atas : Tidak ada
Bawah : Ada
Anastesi/kebas: Atas : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Prostesi/alat bantu: Atas : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Persendian :
ROM : Atas : Aktif
Bawah : Pasif
Kekakuan : Atas : Tidak ada
42 | A s k e p S e l u l i t i s
Bawah : Ada
Luka : Ada di bagian kaki kiri / Sinistra
bawah
Nyeri : Ada
Skala nyeri : 8
Lokasi : Kaki kiri / sinistra bawah
Durasi : Sepanjang hari
Frekuensi: Hilang timbul
Postur : tidak ada masalah
Lordosis ( - )
Kyphosis ( - )
Scoliosis ( - )
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal : 22 November 2013
Parameter
Hasil
Pemeriksa
an
Nilai Normal Ket
Hematologi - CBC
(Perempuan dewasa)
Hematokrit 31 35-47 %
43 | A s k e p S e l u l i t i s
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
9,0
33100
225000
12,3-15,3
gr/dl
5500-10000/
mm3
150-450
ribu /mm3
Hematologi – hitung
jeni sel
Hitung jenis
leukosit basofil
Hitung jenis
leukosit eosingal
Hitung jenis
leukosit batang
Hitung jenis
leukosit segmen
Hitung jenis
leukosit limfosit
Hitung jenis
leukosit menosil
0
2
0
88
4
6
0-1
2-4 %
0-8 %
50-70%
25-40 %
2-8 %
Kimia klinik-faal
ginjal
Asam urat
perempuan : 60 th
Kimia klinik-gula
darah
Glukosa sewaktu
Kimia klinik-profil
2,2
101
270
97
25,7 mg/dl
≤ 200 mg/dl
≤ 200 mg/dl
≤ 200 mg/dl
44 | A s k e p S e l u l i t i s
lipid
Total kolesterol
Trigliserida
2. Pemeriksaan EKG :
(Terlampir)
E. PROGRAM PENGOBATAN
NoTanggal
PemberrianNama Obat
Dosis
Obat
Cara
Pemberia
n1 21 Nov 2013 Ceftriaxon
Ranitidin
Ketorolac
IVFD RL
2x1
amp/5ml
2x1ml/5mg
3x1ml/
30mg
Gtt 20
x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
2 22 Nov 2013 Cefepime
Ketorolac
Ranitidin
Ondansentron
2x1amp/
5ml
3x1ml/
30mg
Iv
Iv
Iv
Iv
45 | A s k e p S e l u l i t i s
Sucralfat
IVFD RL
2x1/5mg
2x1amp/
4mg
3x1stm
Gtt 20
x/m
oral
Iv
3 23 Nov 2013 Cefepime
Ketorolac
Ranitidin
Ondansentron
Sucralfat
IVFD RL
2x1amp/
5ml
3x1ml/
30mg
2x1/5mg
2x1amp/
4mg
3x1stm
Gtt 20
x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
oral
Iv
4 24 Nov 2013 Cefepime
Ketorolac
Ranitidin
Ondansentron
Secralfat
IVFD RL
2x1amp/
5ml
3x1ml/
30mg
2x1/5mg
2x1amp/
4mg
3x1stm
Gtt 20
x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
oral
Iv
Post
Operasi
keterolac
Cefipime
3x1amp/
30mg
Iv
Iv
46 | A s k e p S e l u l i t i s
25 Nov 2013 Ondonsentron
Ranitidin
Paracetamol
Cifo
Cefoferazon
IVFD RL
2x1amp/
5mg
2x1amp/
4mg
2x1/5mg
3x1/100mg
2x1amp/1g
Gtt 20
x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
26 Nov 2013 Cefipime(stop)
Ondonsentron(s
top)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazon
Sucralfat
dulcolax
IVFD RL
2x1amp/
5mg
2x1amp/
4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
2x1amp/1g
3x1stm
2x1
Gtt 20
x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
ORAL
Rektal
IV
27 Nov 2013 Cefipime(stop)
Ondonsentron(s
top)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazon
2x1amp/
5mg
2x1amp/
4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Oral
47 | A s k e p S e l u l i t i s
Sucralfat
dulcolax
IVFD RL
2x1amp/1g
3x1stm
2x1
Gtt 20x/m
Rektal
Iv
28 Nov 2013 Cefipime(IC)
Ondonsentron(s
top)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazon
Ketorolac
IVFD RL
2x1amp/
5mg
2x1amp/
4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
2x1amp/1g
3x1ml/
30mg
Gtt 20x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
29 Nov 2013 Cefipime(stop)
Ondonsentron(s
top)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazone
Metrodinazole
fls
Keterolac
Sucralfat
sirup
dulcolax
2x1amp/
5mg
2x1amp/
4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
2x1amp/1g
3x1 100ml
3x1ml/
30mg
3x1stm
2x1
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Oral
Supose
Iv
48 | A s k e p S e l u l i t i s
IVFD RL Gtt 20x/m
F. DATA PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan takut kehilangan kaki kirinya dengan
tingkat kecemasan ringan. Klien dan keluarga dapat menerima
keadaannya saat ini dan merasa yakin bahwa keadannya akan
kembali seperti semula.
G. DATA SPIRITUAL
Klien sebelum masuk rumah sakit suka beribadah (shalat
wajib), namun setelah
masuk rumah sakit klien tidak pernah menjalankan ibadah
seperti biasa melainkan klien hanya berdo’a saja.
H. DATA SOSIAL
Selama klien di rumah sakit dapat berinteraksi dengan
orang lain jika dimintai
pertanyaan.
I. RESUME KEPERAWATAN PRE OPERASI
Dari rangkaian data pengkajian di atas penulis menemukan
data-data :
Sejak 1 hari yang lalu klien masuk rumah sakit dengan keluhan
sepanjang kaki tungkai kiri klien merah-merah yang di sertai
bengkak juga benjolan yang berisikan nanah dan darah secara
tidak henti-henti, klien mempunyai riwayat penyakit asam urat
lebih kurang 3 tahun yang lalu hingga sekarang, sehingga
49 | A s k e p S e l u l i t i s
klien merasa badannya lemah dan kakinya terasa nyeri saat di
gerakkan.
Pada pemeriksaan penunjang di lakukan pemeriksaan darah
yang didapat hasil Hematokrit : 31, Hemoglobin : 9,0,
Leukosit : 33100, Trombosit : 225000, leukosit eosingal : 2,
leukosit segmen : 88, leukosit limfosit : 4, leukosit menosil
: 6, Asam urat perempuan : 2,2, Glukosa sewaktu : 101, Total
kolesterol : 270, Trigliserida 97, dan juga di lakukan
pemeriksaan EKG, tetapi tidak ditemukan adanya kelainan.
Klien di rencanakan untuk di operasi pada tanggal 25
November 2013, pukul 18.00 WIB. Klien mendapat program
pengobatan pre operasi antibiotika Ceftriaxon 2x1, Ranitidin
2x1, Keterolak 3x1, dan Ivfd Ringer Laktat gtt 20x/m.
J. RESUME KEPERAWATAN POST OPERASI
Klien keluar dari ruangan operasi pada tanggal 25
November 2013 pukul : 19.30 WIB. Dalam keadaan kesadaran
belum pulih seutuhnya masih dibawah pengaruh anastesi, di
tandai dengan : klien masih apatis, berprilaku selalu ingin
tidur (mengantuk), klien di lakukan operasi debridment +
drainase + excisi pada sepanjang tungkai kaki kiri klien dan
pada operasi tersebut klien diberikan penggunaan anastesi
total. Klien pun mulai sadar penuh pada keesokkan harinya
setelah operasi berlangsung tepatnya pukul 07.00 WIB.
Prilaku verbal :
- Klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi klien
50 | A s k e p S e l u l i t i s
- Klien menanyakan keutuhan kakinya setelah operasi
berlangsung
- Skala nyeri pada klien adalah 8
Prilaku non verbal :
- Raut wajah klien tampak meringis menahan nyeri lukanya
- Klien berprilaku distraksi ketika perawat berusaha untuk
menyentuh luka operasinya. Tanda-tanda vital : TD :
110/80, Pulse : 84 x/m, RR : 22 x/m, Temp : 37,0 ⁰C.
Program pengobatan post operasi : Cefepime 2x1,
Ranitidin 2x1, Ondonsentron 2x1, Paracetamol Cifo 3x1,
Cefoferazon 2x1
ANALISA DATA
PRE OPERASI
51 | A s k e p S e l u l i t i s
Nama Klien : Ny “K” No. Reg : 16.81.10
Umur : 54 tahun Diagnosa Medis : Salulitis
Ruang rawat : Sungkai Alamat : Tj.
Agung
No Data Etiologi Masalah1 DS :
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
luka di kaki bagian
kiri
DO :
Klien tampak
meringis
Klien tampak menahan
nyeri yang di
deritanya
TD
Temp
Pols
RR
Skala nyeri :8
Frekuensi :
Sepanjang hari
Durasi : Hilang
timbul
Lokasi : kaki kiri
Invasi bakteri
streptococcus
beta
haemolyticus
Peradangan
jaringan di
bawah kulit
(subkutis)
Mengiritasi
daerah sekitar
Merangsang
reseptor nyeri
dari sistem
saraf pusat
mengeluarkan
Nyeri
52 | A s k e p S e l u l i t i s
zat-zat
prostaglandin,
tradikinin, dan
histamin
nye
ri
2 DS :
Klien mengatakan ia
takut kehilangan
tungkai kaki kirinya
setelah operasi
berlangsung nanti
Klien juga
mengatakan ia tidak
pernah di operasi
sebelumnya, sehingga
klien mengatakan
benar-benar merasa
cemas untuk melewati
prosedur ini.
DO :
Klien tampak cemas
dan takut
Tingkat kecemasan
klien ringan
Pre operasi
selulitis
Informasi
inadekuat
Krisis situasi
dan kondisi
Ansiet
as
Ansietas
53 | A s k e p S e l u l i t i s
TD
Temp
Pols
RR
Pendidikan SD
Prioritas Masalah :
Nyeri
Ansietas
Diagnosa Keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan luka
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
prosedur operasi
54 | A s k e p S e l u l i t i s
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat
: Tj. Agung
Pre op 23 Nov 2013 – 25 Nov 2013
NODIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
55 | A s k e p S e l u l i t i s
1 Nyeri berhubungan
dengan luka di
tandai dengan :
DS :
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
luka infeksi
DO :
Skala nyeri 8
Klien tampak
meringis
Klien tampak
menahan nyeri yang
di deritanya
TD
Temp
Pols
Tupan :
Nyeri
berkurang/tidak
ada
Tupen :
Nyeri berkurang/
hilang setelah
dilakukan
tindakan dalam
waktu 2 x 24 jam
:
- Skala
nyeri
1(ringan
)
- Klien
tidak
lagi
merasa
1.Observasi tanda-tanda vital
2.Kaji skala nyeri, lokasi,
karakteristik beratnya
serta frekuensinya
3.Yakinkan klien bahwa
perawat mengetahui nyeri
yang di alami klien nyata
dan perawat akan
membantunya dalam
menghadapi nyeri tersebut
4.Ajarkan klien strategi
tambahan untuk meredakan
1. Untuk mengetahui
perkembangan secara
fisiologis peran tubuh
terhadap respon
kenormalan dan
abnormalan akibat luka
infeksi
2. Data ini membantu
mengevaluasi nyeri dan
peredaan nyeri serta
mengidentifikasi sumber-
sumber siklus nyeri
3. Secara psikis menguatkan
keyakinan klien bahwa
ada yang membantu dalam
mengahadapi nyerinya
tersebut
56 | A s k e p S e l u l i t i s
RR nyeri
- Klien
tampak
nyaman
- Klien
tampak
tenang
- TD :
120/80
mmHg
- Pulse :
80 x/m
- RR : 20
x/m
- Temp :
36,5 ⁰C
nyeri, management nyeri
5.Identifikasi dan dorong
klien untuk menggunakan
strategi yang menunjukkan
keberhasilan pada nyeri
sebelumnya
6.Kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya
4. Dengan strategi ini
sejalan dengan analgetik
dapat menghasilkan
peredaan yang lebih
efektif
5. Untuk melihat
perkembangan dari
keberhasilan tindakan
yang dilakukan dan
penggunaan strategi yang
familiar dan dapat di
terima oleh klien
6. Sarana terapi
mempercepat peredaan
nyeri pada klien
2. Ansietas
berhubungan dengan
Tupan :
Klien tidak lagi
1.Observasi tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui
perkembangan secara
57 | A s k e p S e l u l i t i s
kurang pengetahuan
tentang prosedur
operasi yang di
tandai dengan :
DS :
Klien selalu
menanyakan tentang
prosedur operasi
dan akibatnya
Klien takut
kehilangan tungkai
kaki kirinya
setelah operasi
berlangsung nanti
DO :
Klien tampak cemas
TD
Temp
Pols
mengalami
kecemasan
Tupen :
Dalam waktu 1 x
24 jam klien
mengetahui
tentang prosedur
operasi yang
akan di
laksanakan
dengan
kriteria :
- Raut
muka
klien
menjadi
cerah
- Klien
2.Kaji tingkat pengetahuan
klien tentang prosedur
operasi
3.Kaji tanda verbal dan non
verbal kecemasan klien
tentang prosedur operasi
4.Dukung secara spiritual dan
moral klien
5.Dampingi dan bantu klien
dalam persiapan operasi
sesuai dengan prosedur yang
akan di laksanakan pada
fisiologis peran tubuh
terhadap respon
kenormalan dan
abnormalan akibat luka
infeksi
2. Untuk mengetahui dan
mempermudah penjelasan
kepada klien tentang
prosedur operasi agar
mudah di pahami klien
3. Untuk mengetahui
perkembangan secara
fisiologis peran tubuh
terhadap respon
kecemasan secara
psikologis
4. Untuk menguatkan dan
memotivasi diri klien
5. Klien akan merasa ada
58 | A s k e p S e l u l i t i s
RR
Pendidikan SD
terlihat
tenang
- TD :
120/80
mmHg
- Pulse :
80 x/m
- RR : 20
x/m
- Temp :
36,5 ⁰C
klien perhatian secara fisik
dengan tindakan yang di
lakukan oleh perawat
CATATAN PERKEMBANGAN
59 | A s k e p S e l u l i t i s
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat
: Tj. Agung
Pre op 23 Nov 2013 – 25 Nov 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 23-11-
13
Nyeri berhubungan dengan
luka
05.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-tanda
vital pada klien
TD : 90/60 mmHg
Temp : 37 0C
Pols : 90 x/m
RR : 25 x/m
05.15 WIB
2. Mengkaji skala nyeri
skala nyeri 8,
05.30 WIB
23 Nov 2013 / jam 12.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri di
daerah luka
O : Raut muka klien tampak
meringis
Adanya luka di daerah kaki
kiri klien tepatnya di
sepanjang tungkai sampai
telapak kaki
Pada luka klien terdapat
gelembung yang berisi nanah
60 | A s k e p S e l u l i t i s
3. Memberi penjelasan secara
sederhana dan mudah di
mengerti tentang penyebab
nyeri yang di alami klien
dan perawat akan membantu
untuk mengatasi nyerinya
07.00 WIB
4. Mengajarkan dan memberi
contoh pada klien teknik
untuk mengatur nyeri yang
di rasakan klien dengan
mengatur posisi yang nyaman
dan melakukan teknik nafas
dalam yang menarik nafas
dari hidung lalu di
keluarkan melalui mulut
secara perlahan
07.30 WIB
5. Mengobservasi efek dari
dan darah
Kaki klien tampak merah dan
bengkak sepanjang tungkai
sampai telapak kaki kiri
klien
Klien berprilaku distraksi
saat lukanya akan
dibersihkan
Klien terlihat semakin
merasa nyeri saat di
pecahkan gelumbung pada kaki
kirinya yang berisi nanah
TD : 90/60 mmHg
Temp : 37OC
Pols : 90x/m
RR : 25x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
61 | A s k e p S e l u l i t i s
teknik mengatur nyeri yang
telah di lakukan, dan
memuji keberhasilan klien
terhadap teknik yang telah
di lakukan oleh klien yaitu
saat sakit datang klien
menarik nafas dan
mengeluarkannya secara
perlahan dari hidung.
15.00 WIB
6. Memberikan terapi analgetik
Injeksi Ketorolak 3 x 1
ampul iv
Shift sore 19.00 WIB
S : Klien mengatakan masih
nyeri di daerah lukanya
O : Klien masih tampak menahan
sakit karena nyeri pada
lukanya
Gelembung pada luka klien
tidak ada lagi
Nanah dan darah pada luka
klien berkurang
Kaki klien masih terlihat
tampak merah dan bengkak
TD : 120/80
mmHg
Temp : 36,5OC
Pols : 88x/m
Shift malam 23.00 WIB
S : Klien masih mengatakan
nyeri pada daerah lukanya
62 | A s k e p S e l u l i t i s
dan klien mengatakan ia
menggigil
O : Klien masih terlihat
menahan sakit pada
daerah lukanya
Kaki klien masih terlihat
bengkak dan merah
Luka klien tidak
mengeluarkan darah lagi
Nanah pada daerah luka
berkurang
TD : 130/80 mmHg
Temp : 35,5OC
Pols : 85x/m
RR : 24x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
63 | A s k e p S e l u l i t i s
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat
: Tj. agung
Pre op 22 Nov 2013 – 25 Nov 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 24-11-
13
Nyeri berhubungan dengan luka 05.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-
tanda vital pada klien
TD : 120/80 mmHg
Temp : 36,5OC
Pols : 86 x/m
RR : 22 x/m
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien masih mengatakan
nyeri pada daerah lukanya
O : Klien masih terlihat
menahan sakit pada daerah
lukanya saat dibersihkan
Kaki klien masih terlihat
64 | A s k e p S e l u l i t i s
05.30 WIB
2. Mengkaji skala nyeri
berat, skala nyeri 7,
rasa nyeri sedikit
berkurang, namun saat
menggerakkan kakinya
klien masih sulit
karena masih merasa
sakit pada sepanjang
tungkai kirinya.
07.30 WIB
3. Mengajarkan kembali
teknik relaksasi dengan
mengalihkan rasa nyeri
klien dengan sering-
sering mengajak
keluarga klien
bercerita mengenai apa
yang di harapkan klien
bengkak, merah dan basah
bernanah
Nanah pada luka klien tidak
henti-hentinya keluar dengan
sendirinya
TD : 120/80 mmHg
Temp : 36,5OC
Pols : 86 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Shift sore 19.00 WIB
S : Klien masih mengatakan
nyeri di daerah lukanya belum
berkurang
O : Klien masih terlihat
menahan sakit pada daerah
lukanya saat di gerakkan
65 | A s k e p S e l u l i t i s
atau juga hal lainnya
yang klien inginkan.
08.00 WIB
4. Mengobservasi efek dari
teknik mengatur nyeri
yang telah di lakukan,
dan memuji keberhasilan
klien terhadap teknik
yang telah di lakukan
oleh klien yaitu saat
sakit datang klien
menarik nafas dan
mengeluarkannya secara
perlahan dari hidung.
19.00 WIB
5. Memberikan terapi
analgetik Injeksi
Ketorolak 3 x 1 ampul
iv
Kaki klien masih terlihat
bengkak, merah dan basah
bernanah
Nanah pada luka klien tidak
henti-hentinya keluar dengan
sendirinya
TD : 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 84 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Shift malam 04.00 WIB
S : Klien masih mengatakan
nyeri di daerah lukanya belum
berkurang
O : Klien masih terlihat
menahan sakit pada daerah
66 | A s k e p S e l u l i t i s
lukanya saat di gerakkan
Kaki klien masih terlihat
bengkak, merah dan basah
bernanah
Nanah pada luka klien tidak
henti-hentinya keluar dengan
sendirinya
TD : 120/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
67 | A s k e p S e l u l i t i s
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat :
Tj. Agung
Pre op 23 Nov 2013 – 25 Nov 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 25-11-
13
Nyeri berhubungan dengan luka 05.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-
Shift pagi 10.00 WIB
S : Klien masih mengatakan
68 | A s k e p S e l u l i t i s
tanda vital pada klien
TD : 130/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
05.15 WIB
2. Mengkaji skala nyeri
berat, skala nyeri 7,
rasa nyeri sedikit
berkurang, namun saat
menggerakkan kakinya
klien masih sulit
karena masih merasa
sakit pada sepanjang
tungkai kirinya.
15.00 WIB
3. Memberikan terapi
analgetik Injeksi
Ketarolak 3 x 1 ampul
nyeri pada daerah lukanya
O : Klien masih terlihat
menahan sakit pada daerah
lukanya saat dibersihkan
Kaki klien masih terlihat
bengkak, merah dan basah
bernanah
Nanah pada luka klien tidak
henti-hentinya keluar dengan
sendirinya
TD : 130/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Shift sore 19.00 WIB
S : Klien masih mengatakan
69 | A s k e p S e l u l i t i s
2
25-11-
13
Ansietas berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang
prosedur operasi
iv
05.00 WIB
nyeri di daerah lukanya belum
berkurang
O : Klien masih terlihat
menahan sakit pada daerah
lukanya saat di gerakkan
untuk mengubah posisi di
tempat tidur
Kaki klien masih terlihat
bengkak, merah dan basah
bernanah
Nanah pada luka klien tidak
henti-hentinya keluar dengan
sendirinya
TD: 120/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
70 | A s k e p S e l u l i t i s
1. Mengobservasi tanda-
tanda vital pada klien
TD : 130/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
08.00 WIB
2. Mengkaji tingkat
pengetahuan klien
tentang prosedur
operasi dengan
pendidikan terakhir
klien adalah SD dan
klien belum pernah
melaksanakan tindakan
operasi sekecil apapun
sehingga klien benar-
benar tidak mengetahui
tentang prosedur dari
setelah operasi di laksanakan
Shift pagi 10.00 WIB
S : Klien masih cemas untuk
menghadapi operasi ini
O : Klien terlihat cemas dan
gelisah terlihat dari cara
klien yang banyak menanyakan
semua tentang prosedur
operasi yang akan ia hadapi
Klien sudah berpuasa untuk
persiapan operasi pukul 18.00
WIB
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,5OC
Pols : 83 x/m
RR : 26 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
71 | A s k e p S e l u l i t i s
operasi yang akan klien
hadapi
09.00 WIB
3. Mengkaji tanda verbal
dan non verbal
kecemasan klien tentang
prosedur operasi dengan
cara memberikan
penjelasan singkat,
sederhana dan jelas
pada klien yang
disertai contoh-contoh
masyarakat lain yang
telah berhasil dalam
melaksanakan operasinya
dengan baik.
17.30 WIB
4. Menganjurkan klien dan
keluarganya untuk
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien mengatakan sudah
tidak cemas lagi dan sudah
memahami prosedur operasi
yang akan ia hadapai sehingga
klien merasa sudah siap untuk
di operasi
O : Klien terlihat sudah
tenang
Klien tidak menanyakan lagi
tentang prosedur operasinya
karena ia telah memahami
Klien masih berpuasa
TD: 120/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 81 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi
72 | A s k e p S e l u l i t i s
banyak berdo’a dan
meminta pertolongan
kepada Tuhan Yang Maha
Esa juga meyakinkan
klien bahwa Allah pasti
mendengarkan setiap
do’anya. Yang pastinya
Allah lebih mengetahui
yang terbaik untuk
klien sehingga klien
lebih merasa yakin akan
tindakan yang di
hadapinya nanti
18.00 WIB
5. Klien dalam keadaan
berpuasa sebelum
tindakan operasi di
laksanakan, dan klien
di antar keruang
P : Intervensi di hentikan
Pukul 18.00 klien di antar
oleh perawat ke ruang
operasi, dan operasi
berlangsung.
73 | A s k e p S e l u l i t i s
operasi oleh perawat
serta di dampingi
sampai ke kamar
operasi, dengan
melibatkan juga
keluarga klien.
74 | A s k e p S e l u l i t i s
ANALISA DATA
POST OPERASI
Nama Klien : Ny “K” No. Reg : 16.81.10
Umur : 54 tahun Diagnosa Medis : Salulitis
Ruang rawat : Sungkai Alamat : Tj.
Agung
No Data Etiologi Masalah1
2
DS :
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
DO :
Skala nyeri 8
Raut wajah klien
tampak meringis
TD
Temp
Pols
RR
Durasi : Hilang
timbul
Frekuensi :
Sepanjang hari
DS :
Klien mengatakan
Luka operasi
Terputusnya
kontinuitas
jaringan
Peningkatan
sensasi saraf
Nyeri
Adanya
luka/gigitan di
kulit
Nyeri
Kerusakan
integritas
kulit
75 | A s k e p S e l u l i t i s
kakinya merah dan
bengkak
DO :
Kulit tampak merah
dan bengkak pada
area luka
Luka di kaki kiri
Kedalaman luka :
diantara lapisan
epidermis kulit dan
subkutis
Panjang luka : 23 cm
sepanjang tungkai
kiri
Luka
terkontaminasi
mikroorganisme
Mikroorgani
sme menginfeksi
lapisan kulit
Sistem imun
berespon dengan
meningkatnya
natibody
Reaksi
antigen dan
antibody
Cedera sel
Kerusakkan
inyegritas kulit
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan luka operasi
76 | A s k e p S e l u l i t i s
2. Kerusakan integritas kulit berhubyngan dengan luka
eksisi pembedahan
77 | A s k e p S e l u l i t i s
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj.
Agung
Post Operasi 25 November – 29 November 2013
NODIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Nyeri
berhubungan
dengan luka
operasi di
tandai dengan :
DS :
Klien mengatakan
Tupan :
Nyeri berkurang /
tidak ada selama
perawatan di
rumah sakit
Tupen :
1. Observasi tanda-tanda
vital
1. Untuk mengetahui
perkembangan secara
fisiologis peran
tubuh terhadap
respon kenormalan
dan abnormalan
akibat luka operasi
Askep Selulitis | 78
nyeri pada
daerah luka
operasi
DO :
Skala nyeri 8
Raut wajah klien
tampak meringis
TD
Temp
Pols
RR
Durasi : Hilang
timbul
Frekuensi :
Sepanjang hari
Nyeri berkurang/
hilang setelah
dilakukan
tindakan dalam
waktu 3 x 24
jam :
- Skala
nyeri 1
- Klien
tidak lagi
merasa
nyeri
- Klien
tampak
nyaman
- Klien
tampak
tenang
2. Kaji skala nyeri,
lokasi, karakteristik
beratnya serta
frekuensinya
3. Yakinkan klien bahwa
perawat mengetahui
nyeri yang di alami
klien nyata dan
perawat akan
membantunya dalam
menghadapi nyeri
tersebut
4. Ajarkan klien
strategi tambahan
untuk meredakan
nyeri, management
2. Data ini membantu
mengevaluasi nyeri
dan peredaan nyeri
serta
mengidentifikasi
sumber-sumber
siklus nyeri
3. Secara psikis
menguatkan
keyakinan klien
bahwa ada yang
membantu dalam
mengahadapi
nyerinya tersebut
4. Dengan strategi ini
sejalan dengan
Askep Selulitis | 79
- TD :
120/80
mmHg
- Pulse : 80
x/m
- RR : 20
x/m
- Temp :
36,5 ⁰C
- Analgetik
stop
nyeri
5. Identifikasi dan
dorong klien untuk
menggunakan strategi
yang menunjukkan
keberhasilan pada
nyeri sebelumnya
6. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya
dalam pemberian obat
injeksi ketorolac 3 x
1 ampul iv.
analgetik dapat
menghasilkan
peredaan yang lebih
efektif
5. Untuk melihat
perkembangan dari
keberhasilan
tindakan yang
dilakukan dan
penggunaan strategi
yang familiar dan
dapat di terima
oleh klien
6. Sarana terapi
mempercepat
peredaan nyeri pada
klien2 Kerusakan Tupan : 1. Observasi tanda- 1.Untuk mengetahui
Askep Selulitis | 80
integritas kulit
berhubungan
dengan luka
eksisi
pembedahan di
tandai dengan :
DS :
Klien mengatakan
kakinya merah
dan bengkak
DO :
Kulit tampak
merah dan
bengkak pada
area luka
Luka di kaki
kiri
Kedalaman luka :
Terbentuknya
jaringan baru
pada semua
jaringan yang
rusak / mati
setelah
perawatan.
Tupen :
Setelah di
lakukan perwatan
2 x 24 jam
mendapatkan
kriteria hasil :
- Menunjukka
n adanya
regenerasi
jaringan
tanda vital
2. Kaji ukuran
luka, warna
luka, kedalaman
luka, perhatikan
jaringan
nekrotik dan
kondisi sekitar
luka.
3. Berikan
perawatan luka
yang tepat dan
tindakan kontrol
infeksi.
4. Berkolaborasi
dengan tim medis
lainnya dalam
pemberian obat
perkembangan secara
fisiologis peran tubuh
terhadap respon
kenormalan dan
keabnormalan akibat luka
eksisi pembedahan
2. Memberikan informasi
dasar tentang penanaman
kulit pada area luka.
3. Menghindari adanya
kontaminasi pada area
luka eksisi tersebut.
4. Sarana terapi
mempercepat pergantian
jaringan kulit yang
baru.
Askep Selulitis | 81
diantara lapisan
epidermis kulit
dan subkutis
Panjang luka :
23 cm sepanjang
tungkai kiri
- Mencapai
waktu yang
tepat
untuk
penyembuha
n
- Membuat
kaki klien
bisa di
gerakkan
tanpa rasa
sakit lagi
analgetik
ketorolac 3 x 1
ampul iv.
CATATAN PERKEMBANGAN
Askep Selulitis | 82
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj.
Agung
Post Operasi 25 Nov – 29 Nov 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 25-
11-13
Nyeri berhubungan dengan
luka operasi
23.00 WIB
1.Mengobservasi tanda-
tanda vital pada
klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
05.00 WIB
2.Mengkaji skala nyeri
Shift sore 23.30 WIB
S : Klien belum sadar total
dan keluarga mengatakan
operasi telah di laksanakan
dengan lancar
O : Klien terlihat tampak
tidak sadar
Setelah operasi klien lebih
banyak tidur karena efek
dari anastesi yang
Askep Selulitis | 83
berat, skala nyeri
9, rasa nyeri
meningkat kaki kiri
klien post operasi
tidak mampu di
gerakkan sedikit
pun.
05.15 WIB
3.Memberi penjelasan
secara sederhana dan
mudah di mengerti
tentang penyebab
nyeri yang di alami
klien dan perawat
akan membantu untuk
mengatasi nyerinya
05.30 WIB
diberikan selama operasi
TD : 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Shift malam 08.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri
pada daerah lukanya yang
telah di operasi
O : Klien sudah sadar total
Raut muka klien tampak
meringis
Ada luka operasi di
sepanjang tungkai kiri
Askep Selulitis | 84
4.Mengajarkan kembali
pada klien teknik
untuk mengatur nyeri
yang di rasakan
klien dengan
mengatur posisi yang
nyaman dan melakukan
teknik nafas dalam
yang menarik nafas
dari hidung lalu di
keluarkan melalui
mulut secara
perlahan
06.00 WIB
5.Mengobservasi efek
dari teknik mengatur
nyeri yang telah di
lakukan, dan memuji
Luka klien tampak
mengeluarkan cairan yang
banyak terlihat dari perban
klien yang basah sampai
mengenai laken tempat tidur
klien
TD :
110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR : 22
x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 85
keberhasilan klien
terhadap teknik yang
telah di lakukan
oleh klien yaitu
saat sakit datang
klien menarik nafas
dari hidung dan
mengeluarkannya
secara perlahan dari
mulut.
07.00 WIB
6.Memberikan terapi
analgetik Injeksi
Ketorolak 3 x 1
ampul
Askep Selulitis | 86
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj.
Agung
Post Operasi 25 Nov – 29 Nov 2013
Askep Selulitis | 87
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 26-
11-13
Nyeri berhubungan dengan
luka operasi
10.00 WIB
1.Mengobservasi tanda-
tanda vital pada
klien
TD : 120/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
10.15 WIB
2.Mengkaji skala nyeri
berat, skala nyeri 8,
rasa nyeri masih
terasa pada kaki kiri
klien post operasi
masih tidak mampu di
gerakkan,
10.30 WIB
Shift pagi 13.00 WIB
S : Klien mengatakan
nyeri pada daerah luka
operasinya sedikit
berkurang
O : Meringis pada raut
muka klien sudah
berkurang
Luka operasi di sepanjang
tungkai kiri masih tampak
mengeluarkan cairan yang
terlihat dari perban
klien yang basah sampai
mengenai laken tempat
tidur klien
Saat luka di bersihkan,
luka terlihat berwarna
Askep Selulitis | 88
3.Mengobservasi efek
dari teknik mengatur
nyeri yang telah di
lakukan, dan memuji
keberhasilan klien
terhadap teknik yang
telah di lakukan oleh
klien yaitu saat
sakit datang klien
menarik nafas dari
hidung dan
mengeluarkannya
secara perlahan dari
mulut.
15.00 WIB
4.Memberikan terapi
analgetik Injeksi
Ketorolak 3 x 1 ampul
merah dan luka terlihat
luka sehat
Bengkak pada daerah luka
klien masih ada
TD : 120/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift sore 19.30 WIB
S : Klien mengatakan
nyeri pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
Askep Selulitis | 89
iv O : Meringis pada raut
muka klien sudah
berkurang
Luka operasi di sepanjang
tungkai kiri masih tampak
mengeluarkan cairan yang
terlihat dari perban
klien yang basah sampai
mengenai laken tempat
tidur klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Askep Selulitis | 90
Shift malam 08.00 WIB
S : Klien mengatakan
nyeri pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
O : Meringis pada raut
muka klien sudah tidak
nampak lagi
Luka operasi di sepanjang
tungkai kiri masih tampak
mengeluarkan cairan yang
terlihat dari perban
klien yang basah sampai
mengenai laken tempat
tidur klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Askep Selulitis | 91
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan2 26
Nov
2013
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan luka
eksisi pembedahan
10.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-
tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
10.45 WIB
2. Mengkaji ukuran luka,
dengan luka warna
merah muda pada
sepanjang tungkai
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya memerah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien masih
bash mengeluarkan cairan
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
TD :
Askep Selulitis | 92
kiri klien, luka
diantara lapisan
epidermis dan
subkutis, panjang
luka 23 cm, pada kaki
kiri klien juga
tampak bengkak.
11.00 WIB
3. Membersihkan area
luka klien dengan
cairan NaCl dan
mengganti perban
klien.
15.00
4. Memberikan terapi
obat untuk klien
dengan ketorolac 3 x
1 ampul iv.
110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR :
22 x/m
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift sore 19.30 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien masih
basah mengeluarkan cairan
terlihat dari perban
Askep Selulitis | 93
klien
Warna luka klien nampak
merah
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift malam 08.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya memerah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien masih
Askep Selulitis | 94
basah mengeluarkan cairan
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
Kaki kiri klien tidak
bisa di gerakkan
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
lanjutkan
Askep Selulitis | 95
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Askep Selulitis | 96
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj.
Agung
Post Operasi 25 November – 29 November 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 27-
11-13
Nyeri berhubungan dengan
luka operasi
05.00 WIB
1.Mengobservasi tanda-
tanda vital pada
klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
05.15 WIB
2.Mengkaji skala nyeri,
skala nyeri 7, rasa
nyeri sedikit
berkurang, namun kaki
kiri klien masih blm
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien mengatakan
nyeri pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
O : Kaki kiri klien sudah
bisa digerakkan sedikit
demi sedikit
Luka operasi klien juga
semakin nampak bersih dan
merah
Bengkak pada daerah
tungkai belum ada
perubahan
Askep Selulitis | 97
mampu di gerakkan
06.00 WIB
3.Mengobservasi efek
dari teknik mengatur
nyeri yang telah di
lakukan, dan memuji
keberhasilan klien
terhadap teknik yang
telah di lakukan oleh
klien yaitu saat
sakit datang klien
menarik nafas dari
hidung dan
mengeluarkannya
secara perlahan dari
mulut.
07.00 WIB
4.Memberikan terapi
Luka operasi di sepanjang
tungkai kiri masih tampak
mengeluarkan cairan yang
terlihat dari perban
klien yang basah sampai
mengenai laken tempat
tidur klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift sore 12.00 WIB
S : Klien mengatakan
Askep Selulitis | 98
analgetik Injeksi
Ketarolak 3 x 1 ampul
iv
nyeri pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
O : Kaki kiri klien sudah
bisa digerakkan sedikit
demi sedikit
Luka operasi di sepanjang
tungkai kiri masih tampak
mengeluarkan cairan yang
terlihat dari perban
klien yang basah sampai
mengenai laken tempat
tidur klien
Klien sudah bisa
berbaring dengan
menegakkan lutut kirinya
Klien terlihat lebih
sering duduk
Askep Selulitis | 99
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift malam 05.00 WIB
S : Klien mengatakan
nyeri pada daerah luka
operasinya semakin
berkurang
O : Kaki kiri klien sudah
bisa digerakkan sedikit
demi sedikit
Cairan yang keluar dari
Askep Selulitis | 100
luka klien sudah
berkurang terlihat dari
perban klien yang
basahnya sedikit
berkurang di bandingkan
sebelumnya
TD: 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan2 27
Nov
2013
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan luka
eksisi pembedahan
10.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-
tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya memerah
O : Kaki kiri klien
Askep Selulitis | 101
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
10.45 WIB
2. Mengkaji ukuran luka,
dengan luka warna
merah muda pada
sepanjang tungkai
kiri klien, luka
diantara lapisan
epidermis dan
subkutis, panjang
luka 23 cm, pada kaki
kiri klien juga
tampak bengkak.
11.00 WIB
3. Membersihkan area
luka klien dengan
tampak merah
Keadaan luka klien masih
bash mengeluarkan cairan
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
TD :
110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR :
22 x/m
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
lanjutkan
Askep Selulitis | 102
cairan NaCl dan
mengganti perban
klien.
15.00
4. Memberikan terapi
obat untuk klien
dengan ketorolac 3 x
1 ampul iv.
Shift sore 19.30 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien masih
basah mengeluarkan cairan
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
Askep Selulitis | 103
lanjutkan
Shift malam 08.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya memerah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien masih
basah mengeluarkan cairan
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
Kaki kiri klien tidak
bisa di gerakkan
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
Askep Selulitis | 104
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec :
16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis :
Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj.
Agung
Post Operasi 25 November – 29 November 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 28-
11-13
Nyeri berhubungan dengan
luka operasi
05.00 WIB
1.Mengobservasi tanda-
tanda vital pada
klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien mengatakan
nyeri pada daerah luka
operasinya tidak ada
lagi, namun cairan yang
keluar dari luka masih
ada meski sedikit
Askep Selulitis | 106
RR : 22 x/m
05.15 WIB
2.Mengkaji skala nyeri
hampir ringan, skala
nyeri 5, rasa nyeri
berkurang kaki kiri
klien post operasi
sudah mampu di
gerakkan sedikit demi
sedikit
07.00 WIB
3.Memberikan terapi
analgetik Injeksi
Ketorolak 3 x 1 ampul
iv
O : Kaki kiri klien sudah
bisa digerakkan sedikit
demi sedikit
Luka operasi klien juga
semakin nampak bersih dan
merah terlihat saat luka
klien di bersihkan
Bengkak pada daerah
tungkai belum ada
perubahan
Cairan pada luka klien
sudah semakin berkurang
terlihat dari perban
klien yang basahnya
semakin berkurang
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
Askep Selulitis | 107
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift sore 19.00 WIB
S : Klien mengatakan
klien merasa jauh lebih
segar dan kakinya tidak
nyeri lagi serta cairan
pada luka sepertinya akan
mendekati kering (sambil
menunjuk lukanya)
O : Kaki kiri klien sudah
bisa digerakkan sedikit
demi sedikit
Klien terlihat lebih
Askep Selulitis | 108
banyak duduk dengan raut
wajah yang jauh lebih
segar
Cairan pada luka klien
sudah semakin berkurang
terlihat dari perban
klien yang basahnya
semakin berkurang
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift malam 05.00 WIB
Askep Selulitis | 109
S : Klien mengatakan
cairan pada luka klien
tidak ada lagi dan nyeri
pada luka benar-benar
sudah hilang
O : Kaki kiri klien sudah
bisa digerakkan dengan
bebas
Klien terlihat lebih
banyak duduk dengan raut
wajah yang jauh lebih
segar
Cairan pada luka klien
sudah tidak nampak lagi
terlihat dari perban
klien yang tidak basah
lagi, perban klien
terlihat bersih tanpa
Askep Selulitis | 110
cairan
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan2 28
Nov
2013
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan luka
eksisi pembedahan
10.00 WIB
1.Mengobservasi tanda-
tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
10.45 WIB
2.Mengkaji ukuran luka,
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien
basahnya berkurang
terlihat dari perban
klien
Askep Selulitis | 111
dengan luka warna
merah muda pada
sepanjang tungkai
kiri klien, luka
diantara lapisan
epidermis dan
subkutis, panjang
luka 23 cm, pada kaki
kiri klien juga
tampak bengkak.
11.00 WIB
3.Membersihkan area
luka klien dengan
cairan NaCl dan
mengganti perban
klien.
15.00
4.Memberikan terapi
Warna luka klien nampak
merah
TD :
110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR :
22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift sore 19.30 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Askep Selulitis | 112
obat untuk klien
dengan analgetik
ketorolac 3 x 1 ampul
iv.
Keadaan luka klien
basahnya mulai berkurang
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift malam 08.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
Askep Selulitis | 113
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien
basahnya mulai berkurang
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
Kaki kiri klien tidak
bisa di gerakkan
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Askep Selulitis | 114
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. “K” No. Med Rec : 16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis : Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat :Tanjung agung
Post Operasi 25 November – 29 November 2013
Askep Selulitis | 115
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI1 29-
11-13
Nyeri berhubungan dengan
luka operasi
05.00 WIB
1.Mengobservasi tanda-
tanda vital pada
klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
05.30 WIB
2.Mengkaji skala nyeri
ringan, skala nyeri
2, rasa nyeri jauh
berkurang pada kaki
kiri klien post
operasi sudah bisa di
gerakkan dan di
tegakkan di atas
Shift pagi 10.00 WIB
S : Klien mengatakan
klien tidak ada keluhan
lagi dan klien ingin
segera pulang
O : Luka operasi klien
semakin nampak bersih dan
merah terlihat saat luka
klien di bersihkan
Bengkak pada daerah
tungkai sudah berkurang
Luka klien masih nampak
cairan sedikit
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR: 20 x/m
Askep Selulitis | 116
tempat tidur
07.00 WIB
3.Memberikan terapi
analgetik Injeksi
Ketorolak 3 x 1 ampul
Analgetik di hentikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di
hentikan
2 29
Nov
2013
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan luka
eksisi pembedahan
10.00 WIB
1.Mengobservasi tanda-
tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Shift pagi 12.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
Askep Selulitis | 117
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
10.45 WIB
2.Mengkaji ukuran luka,
dengan luka warna
merah muda pada
sepanjang tungkai
kiri klien, luka
diantara lapisan
epidermis dan
subkutis, panjang
luka 23 cm, pada kaki
kiri klien juga
tampak bengkak.
11.00 WIB
3.Membersihkan area
luka klien dengan
tampak merah
Keadaan luka klien
basahnya berkurang
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
Luka klien masih nampak
cairan sedikit
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Askep Selulitis | 118
cairan NaCl dan
mengganti perban
klien.
4.Memberikan terapi
obat untuk klien
dengan analgetik
ketorolac 3 x 1 ampul
iv.
Shift sore 19.30 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien
basahnya mulai berkurang
terlihat dari perban
klien
Warna luka klien nampak
merah
Luka klien masih nampak
cairan sedikit
TD :
110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR :
Askep Selulitis | 119
22 x/m
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
Shift malam 08.00 WIB
S : Klien mengatakan kaki
kirinya masih merah
O : Kaki kiri klien
tampak merah
Keadaan luka klien
basahnya semakin
berkurang terlihat dari
perban klien
Warna luka klien nampak
merah
Kaki kiri klien sudah
Askep Selulitis | 120
bisa di gerakkan
Klien lebih sering duduk
dan menegakkan kakinya
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di
hentikan
Askep Selulitis | 121
EVALUASI AKHIR
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI1
2
25 Nov
2013
(18.30
WIB)
25 Nov
2013
(18.30
WIB)
Pre Operasi
Nyeri berhubungan
dengan luka infeksi
terbuka
Ansietas berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang
prosedur operasi
Masalah teratasi
sebagian dan di
lanjutkan operasi
pada daerah luka
Masalah teratasi
Kecemasan pada raut
muka klien nampak
berkurang
Klien siap
menjalani operasi
Operasi selesai di
lakukan tanpa ada
masalah dengan
waktu ± 1 jam3 29 Nov
2013
(12.00
WIB)
Post Operasi
Nyeri berhubungan
dengan luka operasi
Masalah teratasi
Nyeri hilang
Ekspresi wajah
klien jauh lebih
tenang
Luka klien juga
nampak jauh lebih
bersih
Cairan pada luka
klien sudah tidak
Askep Selulitis | 123
4
29 Nov
2013
(12.00
WIB)
Kerusakan integritas
kulit berhubungan
dengan luka eksisi
ada lagi, luka
sudah kering
Analgetik di stop
Masalah teratasi
Cairan pad luka
tidak nampak lagi
Kulit sudah
berwarna merah muda
artinya mendekati
penumbuhan jaringan
baru mulai
terbentuk
Tidak nampak adanya
infeksi
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Selulitis merupakan suatu proses inflamasi yang mengenai
jaringan lunak terutama jaringan ikat longgar, sifatnya akut,
oedematus difus, meliputi ruang yang luas, indurasi tegas,
biasanya disertai kondisi sistemik yang buruk. Selulitis
dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera diberikan
perawatan yang adekuat dan sesegera mungkin.
Askep Selulitis | 124
Selulitis fasial yang paling sering dijumpai adalah
Angina Ludwig’s, selulitis bilateral yang mengenai 3 spasium
yaitu spasium submandibula, sublingual dan submental.
Penanganan selulitis hampir sama seperti penanganan infeksi
odontogenik lainnya yaitu menghilangkan causa, insisi
drainase, pemberian antibiotik dan perawatan suportif, tetapi
yang perlu diperhatikan adalah penangganan kedaruratan untuk
keadaan umum pasien yang buruk, seperti sulit bernafas, deman
tinggi, dan sebagainya
6.2 Saran
Pada makalah ini penulis menyarankan mahasiswa kesehatan
senantiasa menggunakan metode proses keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan Selulitis
pada Anak serta memberikan pendidikan kesehatan.
Askep Selulitis | 125
DAFTAR PUSTAKA
Peterson L J., et al. 2003. Contemporary Oral and
Maxillofascial Surgery. 4th ed.
Mosby. Saint Louis. Missouri
Arif, Mansjoer, dkk..2000. Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi 3, Medica.
Aesculpalus, FKUI, Jakarta
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial
Cellulitis. Volume 4,
(p337-50).
Brunner dan Suddarth.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia ; Jakarta.
Dimitroulis, G, 1997, A Synopsis of Minor Oral Surgery, Wright,
Oxford (71-81)
Falace, DA, 1995, Emergency Dental Care. A Lea & Febiger
Book. Baltimore (p
214-26)
Isselbacher. 1997, A Synopsis Of Minor Oral Surgery, Wright,
Oxford.
Long. 1995. Emergency Dental care A Lea dan Febiger Book.
Baltimore.
Mansjoer. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
System
Pencernaan. Selemba Medika ; Jakarta.
Askep Selulitis | 126
Milloro, M., 2004, Peterson’s of Principles Oral and Maxillofacial
Surgery, 2nd
edition, Canada: BC Decker Inc.
Neville, et al, 2004, Oral and Maxillofacial Pathology. WB
Saunders, Philadephia
Pedlar, et al, 2001, Oral Maxillofacial Surgery. WB Saunders,
Spanyotl (p90-100)
Tucker. 1988. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi
Keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.
Sumber :
Andy22061988.blogspot.com/2013/94/lp-teori-askep-selulitis-pedis.html.
Asuhankeperawatangastroenteritis.blogspot.com/2012/12/asuhan0keperawatan-
cellulitis-mari-konsul.html.
Askep Selulitis | 127