Askep Trauma Telinga

21
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA TELINGA Disusun oleh: Yosi Oktarina

Transcript of Askep Trauma Telinga

ASUHAN KEPERAWATANTRAUMA TELINGA

Disusun oleh: Yosi Oktarina

Trauma liang telinga umumnya disebabkan oleh kesalahan sewaktu membersihkan telinga dengan cotton bud atau alat pembersih telinga lainnya.

Trauma pada membran timpani disebabkan oleh tamparan, ledakan (barotrauma), menyelam yang terlalu dalam, luka bakar ataupun tertusuk. Akibatnya timbul gangguan pendengaran berupa tuli konduktif karena robeknya membran timpani atau terganggunya rangkaian tulang pendengaran, yang terkadang disertai tinitus.

DEFINISI

Trauma tulang temporal dan fraktur basis kranium yang terbanyak adalah dari jenis fraktur yang mempunyai garis fraktur longitudinal. Fraktur jenis ini mengenai liang telinga, membran timpani, telinga tengah, tuba eustachius dan foramen laserum.Gejalanya berupa perdarahan pada liang telinga, tuli konduktif, keluarnya cairan serebrospinal dan paresis saraf fasial.

Jeniis fraktur garis fraktur transversal. Biasanya memberikan gejala yang lebih berat. Dapat ditemukan hemotimpanum, keluarnya cairan serebro spinal dari hidung, tuli sensorineural dan sering ditemukan paresis saraf fasialis. 

DEFINISI

ETIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS

Trauma Liang Telinga

Trauma Membran Timpani

Fraktur Tempora

l

2.5 Pemeriksaan Fisik dan Diagnosis

 Pemeriksaan dengan OtoskopikMekanisme :- Bersihkan serumen - Lihat kanalis dan membran timpaniInterpretasi :- Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi- Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang.- Kemungkinan gendang mengalami robekan.     b. Pemeriksaan Ketajaman Test penyaringan sederhana1. Lepaskan semua alat bantu dengar2. Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga3. Berdirilah dengan jarak 30 cm4. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)5. Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam

Cont’d… Uji Ketajaman Dengan Garpu Tala Uji weber1. Menguji hantaran tulang (tuli konduksi)2. Pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan3. Letakan tangkai garpu tala pada puncak kepala pasien.4. Tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi yang paling keras.

Pasien diistirahatkan duduk atau berbaringAtasi keadaan kritis ( tranfusi, oksigen, dan sebagainya )

Bersihkan luka dari kotoran dan dilakukan debridement,lalu hentikan perdarahan

Pasang tampon steril yang dibasahi antiseptik atau salep antibiotik.

Periksa tanda-tanda vitalPemeriksaan otoskopi secara steril dan dengan penerangan yang baik, bila mungkin dengan bantuan mikroskop bedah atau loup untuk mengetahui lokasi lesi.

Pemeriksaan radiology bila ada tanda fraktur tulang temporal. Bila mungkin langsung dengan pemeriksaan CT scan.

 

Continue.... PENATALAKSANAAN

MEDIS

KOMPLIKASI

Akibat Trauma telinga yaitu akan terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut (cauliflower ear).(Helmi Sosialisman dkk,2004)  

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Trauma Telinga

PENGKAJIANKeluhan utamaBiasanya klien mengeluh adanya nyeri, apalagi jika daun telinga disentuh. Didalam telinga terasa penuh karena adanya penumpukan serumen atau disertai pembengkakan.Terjadi gangguan pendengaran dan kadang-kadang disertai demam.Telinga juga terasa gatal.

Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan sekarang: Waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan segera yang diberikan setelah kejadian

Riwayat Kesehatan Masa. LaluTanyakan pada klien dan keluarganya:

Apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti ini?Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi,kejang?

Apakah klien sering mengorek-ngorek telinga dengan benda asing yangdapat mengakibatkan lesi (luka)?

Bagaima klien mengobati luka tersebut pada telinga? Apakah pernah menggunakan obat tetes telinga atau salep?

Apakah pernah keluar cairan dari dalam telinga?Bagaimana karakteristik dari cairannya (warna, bentuk, dan bau)

Biodata

Pemeriksaan Fisika. InspeksiInspeksi keadaan umum telinga, pembengkakan pada MAE (meatusauditorius eksterna) perhatikan adanya cairan atau bau, warna kulit telinga,penumpukan serumen, tonjolan yang nyeri dan berbentuk halus, serta adanya   peradangan.b. Palpasi, Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeridari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksternasirkumskripta (furunkel).

DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri b/d trauma dan proses inflamasi Gangguan persepsi sensori: pendengaran b/d adanya benjolan atau furunkel

Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kesukaran memahami orang lain (kurangnya pendengaran).

Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya.

Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, sekunder terhadap tanda-tanda infeksi.

INTERVENSINyeri b/d trauma dan proses inflamasi

Kaji tingkat nyeri klienLakukan pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati.

Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya.

Berikan kompres hangat pada daerah nyeriKolaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotik.

Gangguan persepsi sensori: pendengaran b/d adanya benjolan atau furunkelMasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang telinga.

Berikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari.

Lakukan irigasi telinga dan keluarkan serumen atau secret.

Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan nanahnya.

Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kesukaran memahami orang lain (kurangnya pendengaran)Kaji kemampuan mendengar klien.Identifikasi metode alternatif dan efektif untuk berkomunikasi

Usahakan saat berbicara selalu berhadapan dengan klien.

Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya.Kaji status psikologis dan emosionalAnjurkan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.

Gunakan terminologi positif, hindari penggunaan istilah yang menandakan abnormalitas prosedur atau proses.

Berikan kesempatan pada klien untuk memberi masukan pada proses pengambilan keputusan.

Anjurkan penggunaan/kontinuitas teknik pernapasan dan latihan relaksasi.

Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, sekunder terhadap tanda-tanda infeksi.Dorong individu atau keluarga untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pandangan, pemikiran, dan perasaan seseorang.

Dorong individu atau keluarga untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosa kesehatan.

Berikan informasi yang akurat kepada klien dan keluarga dan perkuat informasi yang sudah ada.

Perjelas berbagai kesalahan konsep individu mengenai diri, perawatan, atau pemberi perawatan.

  

 

DAFTAR PUSTAKA

TERIMAKASIH.....